Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

16
1 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATERI BOLA BESAR MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE UNTUK KELAS XI SMAN 10 MALANG Heri Riki Rianto M.E Winarno Usman Wahyudi Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRACT: Knowledge curriculum students towards very less material ball. This was caused by the whole process of learning is done in the field and the lack of media used in learning in SMAN 10 Malang. The research objec- tive of this development is to develop learning materials using a large ball- based e-learning moodle for class XI SMAN 10 Malang. Model research and development used is research & Developmentdari Borg and Gall. The validi- ty of the test performed by two subject matter experts with an average per- centage score of 90,5% convenience and accuracy of 90,33%, 1 percentage learning experts with a score of 91,66% strategy and 85% accuracy, as well as one media expert with a percentage score of 95,76%. Product feasibility test conducted 2 trials, which test a small group and large group trial. From the test results on a small group of 15 students of SMAN 10 Malang ob- tained an average percentage score convenience 82%,88% clarity, and the attractiveness of 81%. From the test results on a group of 30 students of SMAN 10 Malang percentage score obtained an average of 88% easiness, clarity 87%,and attractiveness 87%. Keywords: development, e-learning, moodle, big ball material ABSTRAK: Pengetahuan siswa terhadap materi bola sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh seluruh proses pembelajaran dilakukan dilapangan dan kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran di SMAN 10 Ma- lang.Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan pem- belajaran materi bola besar menggunakan e-learning berbasis moodle untuk kelas XI SMAN 10 Malang. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah research & Development dari Borg and Gall.Uji kevalidan dilakukan oleh 2 ahli materi dengan skor persentase rata-rata kemudahan 90,5% dan ketepatan 90,33%, 1 ahli pembelajaran dengan skor persentase strategi 91,66% dan ketepatan 85%, serta 1 ahli media dengan skor persen- tase 95,76%. Uji kelayakan produk dilaksanakan 2 kali uji coba, yaitu uji co- ba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Dari hasil uji kelompok kecil pada 15 siswa dari SMAN 10 Malang diperoleh skor presentase rata-rata kemudahan 82%, kejelasan 88%, dan kemenarikan 81%. Dari hasil uji ke- lompok pada 30 siswa dari SMAN 10 Malang diperoleh skor presentase ra- ta-rata kemudahan 88%, kejelasan 87%, dan kemenarikan 87%. Kata kunci: pengembangan, e-learning, moodle, materi bola besar

Transcript of Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Page 1: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATERI BOLA BESAR MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE UNTUK

KELAS XI SMAN 10 MALANG

Heri Riki Rianto

M.E Winarno Usman Wahyudi

Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected]

ABSTRACT: Knowledge curriculum students towards very less material ball. This was caused by the whole process of learning is done in the field and the lack of media used in learning in SMAN 10 Malang. The research objec-tive of this development is to develop learning materials using a large ball-based e-learning moodle for class XI SMAN 10 Malang. Model research and development used is research & Developmentdari Borg and Gall. The validi-ty of the test performed by two subject matter experts with an average per-centage score of 90,5% convenience and accuracy of 90,33%, 1 percentage learning experts with a score of 91,66% strategy and 85% accuracy, as well as one media expert with a percentage score of 95,76%. Product feasibility test conducted 2 trials, which test a small group and large group trial. From the test results on a small group of 15 students of SMAN 10 Malang ob-tained an average percentage score convenience 82%,88% clarity, and the attractiveness of 81%. From the test results on a group of 30 students of SMAN 10 Malang percentage score obtained an average of 88% easiness, clarity 87%,and attractiveness 87%.

Keywords: development, e-learning, moodle, big ball material

ABSTRAK: Pengetahuan siswa terhadap materi bola sangat kurang. Hal

ini disebabkan oleh seluruh proses pembelajaran dilakukan dilapangan dan kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran di SMAN 10 Ma-lang.Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan pem-belajaran materi bola besar menggunakan e-learning berbasis moodle untuk kelas XI SMAN 10 Malang. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah research & Development dari Borg and Gall.Uji kevalidan dilakukan oleh 2 ahli materi dengan skor persentase rata-rata kemudahan 90,5% dan ketepatan 90,33%, 1 ahli pembelajaran dengan skor persentase strategi 91,66% dan ketepatan 85%, serta 1 ahli media dengan skor persen-tase 95,76%. Uji kelayakan produk dilaksanakan 2 kali uji coba, yaitu uji co-ba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Dari hasil uji kelompok kecil pada 15 siswa dari SMAN 10 Malang diperoleh skor presentase rata-rata kemudahan 82%, kejelasan 88%, dan kemenarikan 81%. Dari hasil uji ke-lompok pada 30 siswa dari SMAN 10 Malang diperoleh skor presentase ra-ta-rata kemudahan 88%, kejelasan 87%, dan kemenarikan 87%.

Kata kunci: pengembangan, e-learning, moodle, materi bola besar

Page 2: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

2PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional men-jelaskan mengenai pengertian pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan ter-encana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampi-lan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Undang-Undang RI No.20, 2003:2). Pada dasarnya di dalam pendidikan merupakan wujud belajar mengajar yang di dalam penyampaiannya menggunakan proses mengembangakan potensi peserta didik untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya.

Menurut Putrayasa (2012:22) “Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untukmembantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses pembelaja-ran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa”. “Pembelajaran merupakan sua-tu sistem yang bertujuan untuk memban-tu proses belajar siswa” (Delnitawati, 2012:3). Pembelajaran berupaya untuk mengubah masukan siswa yang belum terdidik menjadi terdidik, yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Mengajar juga termasuk proses pembelajaran, yang ditulis Baroroh (2004:2). “Mengajar, hal-hal apa saja yang harus dinilai dan apa itu pendekatan didalam pros-es pembelajaran dan lain-lain”. Proses pem-belajaran, Arifin (2012:7) “Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru untuk memberikan berbagai informa-si secara berkesinambungan dan menye-luruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik”. Harmalik (2011:57) menyimpilkan “Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Pengertian pembelajaran dapat disimpulkan pembelaja-ran adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan belajar dengan sistem yang ber-tujuan siswa yang belum terdidik menjadi terdidik.

Pada Kemdikbud (2012:3) menjelas-kan kurikulum yang digunakan adalah: Pros-es pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (at-titude), keterampilan (skill), dan penge-tahuan (knowledge). Dalam proses pembela-jaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah si-kap mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”, ranah keterampilan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”, ranah pengetahuan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai dasar dari proses pembelaja-ran.

Model pembelajran e-learning dengan segala keunggulan akan sangat membantu dunia pendidikan Indonesia. E-learning dapat menjadi alternatif cara meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dan melakukan upaya pemerataan diseluruh wilayah Indonesia (Darmawan, 2011: 12). Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran” (Sukayati, 2003:1). “Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan/pembelajaran apabila mereka (media tersebut) digunakan untuk menya-lurkan/menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran” (Dwiyogo, 2008:1).

Proses belajar mengajar yang pada hakikatnya juga merupakan proses komu-nikasi, informasi atau pesan yang dikomu-nikasikan adalah isi atau bahan ajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sumber informasi adalahguru, penulis buku atau tadul, perancang dan pembuat media pem-belajaran lainnya; sedangkan penerimaan informasi adalah siswa atau warga belajar. Pengertian media pembelajaran bervariasi. Ada ahli media yang membuat definisi yang mengacu hanya pada alat atau perangkat-keras, ada juga yang menonjolkan perangkat lunak (Suherman, 2009: 65). Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pem-belajaran adalah bahan/sumber, maupun metode/teknik yang digunakan membawa informasi sebagai penyalur pesan dalam

Page 3: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 3

kegiatan belajar-mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi antara guru dengan anak didik/warga dapat berlangsung secara tepat sesuai tujuan yang diinginkan. Media pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh terhadap peserta didik yang menerima informasi, materi, dan sumber. Beberapa manfaat dari media pembelajaran adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar (Suherman, 2009:69). Media pembelajaran dapat meningkatkan dan menimbulkan moti-vasi belajar, interaksi lebih antara siswa dan lingkungannya, dan siswa belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Menurut Dwiyogo (2008:2), manfaat dan fungsi media pembelajaran dalam dunia dikemukakan sebagai berikut: (1) media pembelajaran membangkitkan motifasi bela-jar peserta didik, (2) dengan menggunakan media pembelajaran anak didik dapat men-gulangi apa yang telah meraka pelajari, (3) media pembelajaran dapat merangsang anak didik untuk belajar dengan penuh se-mangat, (4) media pembelajaran berguna untuk menarik minat siswa terhadap materi pembeajaran yang diberikan, (5) media pembelajaran berguna dalam hal mening-katkan pengertian anak didik terhadap mate-ri pembelajran yang diberikan, dan (6) media pembelajaran mampu memberikan/ menyajikan data yang kuat dan terpercaya.

Media pembelajaran dapat memper-jelas penyajian pesan dan informasi sehing-ga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Media pembelaja-ran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih lang-sung antara siswa dan lingkungannya (Su-herman, 2009:69).

E-Learning adalah proses pembelaja-ran (learning) menggunakan/ memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) sebagai tools yang dapat tersedia ka-panpun dan di manapun dibutuhkan, se-hingga dapat mengatasi kendala ruang dan waktu (Sutanta 2015:2). Menurut Riyanto, dkk (2006:6), “E-learning merupakan sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-learning ini dapat lebih merangsang siswa untuk mengekplorasi pengetahuan,

dibandingkan dengan hanya dibombardir doktrin ilmu pengetahuan”. Menurut Luck dan Peng (2010:91) “nilai ke teknologi yang ada di sekolah untuk mengubah terutama sistem pendidikan yang telah dihadapi bu-daya serba cepat”.

Darmawan (2011:11) menyimpulkan E-learning dalam kalangan umum adalah: “E-learning adalah produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikkan atau pembelajaran elektronik. Saat ini e-learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari kalangan akademik, professional, perusahaan maupun industri. E-learnig merupakan suatu model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet. Melalui internet proses belajar mengajar apat dilakukan tanpa adan-ya tatap muka antara pengajar dan peserta didik dan tidak lagi dibataasi oleh waktu dan tempat”.

Pengertian media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelaja-ran e-learning adalah suatu proses pembela-jaran menggunakan teknologi sebagai media penyampaian semua materi atau informasi yang cara penyampainya tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampu-an atau keterampilan belajar, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pem-belajaran. Batasan ini cukup luas dan men-dalam mencakup pengertian sumber, ling-kungan, manusia, dan metode yang di-manfaatkan untuk tujuan pembelajaran/ pelatihan. Pemanfaatan e-learning yang baik akan mendorong terciptanya lingkungan belajar yang berpusat pada siswa (student centered learning), karena e-learning menuntut peserta didik untuk belajar secara mandiri dan mengonstruksi ilmu penge-tahuannya sendiri (Ramdani dan Murdani, 2014: 396-397).

Observasi dilakukan selama Kajian Praktik Lapangan (KPL) oleh peneliti di SMAN 10 Malang, ditemukan tidak adanya pembelajaran teori saat pelajaran PJOK dan kurangnya pengetahuan siswa terhadap ma-teri yang disampaikan. Pada November 2015, peneliti menyebarkan angket mengenai pembelajarannya secara acak kepada 22 siswa kelas XI, ditemukan: (1) tidak adanya teori di ruangan saat pembela-

Page 4: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

4PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

jaran PJOK ditunjukan dengan hasil: 68,18% tidak pernah ada teori dalam ruangan, (2) media yang digunakan terbatas dengan hasil persentasi 54,55% 1-2 buku dan 22,73% tidak ada buku, (3) siswa mementingkan tu-gas tulis untuk meningkatkan pengetahuan siswa 54,55% sangat penting. Peneliti juga menyebarkan angket mengenai ketertarikan siswa terhadap materi PJOK pada 01 Feb-ruari 2016. Dari hasil angketyang disebarkan secara acak kepada siswa kelas XI terse-butmenunjukan ketertarikan siswa tehadap materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJOK) terdapat pada “menganalisis dan mengategorikan keterampilan gerak salah satu permainan bola besar serta menyusun rencana perbaikan” yang meliputi Permainan Sepakbola, Bolabasket, Bolavoli mem-peroleh persentase tertinggi yaitu 73%. Ana-lisis kebutuhan diatas juga diperkuat dengan hasil wawancara terbuka kepada guru Pen-didikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMAN 10 Malang, mengungkapkan (1) jarang memberikan pembelajaran teori di kelas, (2) media yang digunakan berupa bu-ku dan power point, (3) belum pernah menggunakan media yang berbasis web, (4) prasaranan yang ada di sekolahan sangat mencukupi ada 2 lab yang berisikan 35 komputer.

Hasil analisis kebutuhan ditemukan bahwa: (1) kurangnya pembelajaran materi dalam kelas, karena waktu yang digunakan lebih banyak dilapangan dari pada teori di kelas, sehingga siswa kurang menguasai materi, (2) kurangnya minat dan motivasi siswa, karena kurangnya pemberian tugas dari guru mengakibatkan siswa kurang ter-tarik mempelajari materi, (3) media yang digunakan terbatas. Dilihat dari minat siswa untuk membaca juga sangat tinggi, sehingga buku yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas sangat minim.Media yang digunakan sebatas buku dan arahan dari guru. Siswa yang lebih menyukai praktik akan lebih jenuh ketika pembelajaran yang diberikan sama seperti pembelajaran mata-pelajaran yang lain, (4) materi yang didapat siswa hanya pada saat teori di kelas, karena waktu yang digunakan lebih banyak di lapangan, sehingga pembelajaran yang didapat sebatas konvensional, yaitu dengan metode ceramah dimana didominasi oleh geru sebagai pusat pembelajarannya. Dilihat

dari sarana yang ada pada SMAN 10 sangat memadahi.

Pentingnya manfaat penerapan e-learning sebagai salah satu media interaktif pada saat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dil-akukan Iriana (2012:70) yang meneliti pengembangan media pembelajaran e-Learning berbasis moodle pada materi ling-karan. Berdasarkan penelitian yang dil-aksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gedeg, diperoleh persen-tase hasil uji coba terbatas adalah 86,8%. Sesuai dengan kelayakan, media pembelaja-ran e-Learning berbasis moodle dinilai san-gat layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil dari keseluruhan validasi yang telah dilakukan, rata-rata kelayakan media pem-belajaran ini adalah 79,5% dengan kriteria layak. Penelitian pengembangan mengenai media pembelajaran yang berbasis mobile learning juga dilakukan oleh Yuniarto (2015:45) yang meneliti pengembangan me-dia pembelajaran permainan futsal berbasis mobile learning untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Fakultas Ilmu Keo-lahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang Jurusan Ilmu Keolahragaan(IK), diperoleh persentase dari hasil uji coba kelompok kecil sebesar 85,28% dan media yang dibuat ma-suk dalam katagori baik, sedangakan uji ke-lompok besar sebesar 91,05% buku digital tentang teknik dasar dan peraturan per-mainan futsal dinyatakan layak. Pengem-bangan pembelajaran juga dilakukan Pradana (2011:39) dengan judul Pengem-bangan bahan ajar fisika berbasis masalah untuk menunjang pembelajaran fisika di SMA kelas XI semester I program SBI/R-SBI, memperoleh hasil keseluruhan kompo-nen yang diniliai, semua komponen dinya-takan layak karena memperoleh nilai >3.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti telah melakukan penelitian dan pengembangan tentang pembelajaran mate-ri bola besar yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle-Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang”. Tujuan penelitian dan pengembangan adalah mengembangkan media yang ada atau membuat produk baru sebagai media pen-yampaian materi maupun penyampaian in-

Page 5: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 5

formasi. Penelitian danpengembangan ini bertujuan mengembangkan media pembela-jaran bola besar berbasis moodle untuk siswa kelas XI di SMAN 10 Malang. METODE

Model penelitian dan pengembangan pada penelitian ini menggunakan model konseptual. Model konseptual adalah model penelitian dan pengembangan berdasarkan operasionalisasi teori atau prinsip-prinsip yang telah tervalidasi ke dalam langkah-langkah atau prosedur yang mengarah pada suatu produk sebagai wujud pemecahan masalah (Mukhadis, 1013:98). Merujuk model penelitian dan pengembangan terse-but, langakah-langkah yang digunakan mengacu pada model pengembangan re-search & Development (R & D) dari Borg and Gall (1983:775) langkah-langkah rancangan tersebut sebagai berikut: (1) penelitian dan mengumpulkan informasi, termasuk meninjau pengamatan sastra, ru-ang kelas, dan persiapan laporan keadaan seni, (2) perencanaan, termasuk mendefin-isikan keterampilan, menyatakan urutan ten-tu saja tujuan menentukan, dan pengujian kelayakan skala kecil, (3) mengembangkan bentuk awal dari produk termasuk persiapan bahan ajar, buku pegangan, dan perangkat evaluasi, (4) bidang awal pengujian, dil-akukan di 1-3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek. Wawancara, observasi data, dan kuesioner dikumpulkan dan diana-lisis, (5) revisi produk utama dari produk seperti yang disarankan oleh hasil lapangan uji pendahuluan, (6) bidang utama pen-gujian, dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subyek. Data kuanti-tatif pada mata pelajaran precourse dan kinerja postcourse dikumpulkan.Hasil dieval-uasi sehubungan dengan tujuan khusus dan dibandingkan dengan data kelompok kontrol, bila perlu (7) revisi produk operasional, revisi seperti yang disarankan oleh hasil lapangan test utama, (8) bidang operasional pen-gujian, dilakukan di 10 sampai 30 sekolah yang melibatkan 40-200 subjek.Wawancara, observasi dan kuesioner data yang dik-umpulkan dan dianalisis, (9) produk akhir revisi-revisi dari produk seperti yang dis-arankan oleh hasil lapangan test operasion-al, (10) Diseminasi dan implementasi

laporan produk di profesional.“Penelitian dan pengembangan tersebut bukan merupakan keharusan atau kewajiban untuk diikuti secara menyeluruh. Setiap pengembangan dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses pengembangan” (Ardhana, 2002:9).

Masing-masing tahap proses penelitian tersebut akan diuraikan untuk memperoleh produk media e-learning ber-basis moodle pada materi bola besar, antara lain: (1) Penelitian dan pengumpulan infor-masi awal atau melakukan analisis kebu-tuhan (need assessment) dengan observasi yang dilakukan selama mengikuti KPL di SMAN 10 Malang dan pengambilan data secara acak kepada siswa kelas XI menggunakan angket, (2) Perencanaan pengembangan dilakukan dengan menen-tukan tujuan, membatasi ruang lingkup, dan mempersiapkan rencana uji coba, (3) pengembangan produk persiapan rencana produk awal, alat evaluasi berupa evaluasi ahli menggunakan dua ahli isi materi, satu ahli di bidang pembelajaran, satu ahli media pembelajaran, dan hasil revisi rancangan produk awal berdasarkan evaluasi ahli, (4) persiapan uji coba kelompok kecil, menggunakan 15 subjek, (5) revisi produk pertama berdasarkan hasil uji coba ke-lompok kecil, (6) uji coba lapangan (ke-lompok besar) menggunakan 30 subjek, (7) revisi produk sesuai hasil uji coba kelompok besar, sebagai produk yang telat dievaluasi.

Peneliti tidak menggunakan sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dijelaskan Borg and Gall seutuhnya, karena penelitian dan pengembangan peneliti tidak sampai pada tahap: (1) uji lapangan yang melibatkan jumlah subjek dan wilayah yang lebih besar, (2) tidak melakukan uji efektifitas melalui penelitian eksperimental, dan (3) tid-ak sampai langkah disiminasi dan implemen-tasi yaitu melaporkan hasil dalam pertemuan ilmiah seperti seminar. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, dengan kata lain penelitian dan pengembangan menghasilkan prototipe produk berupa pem-belajaran bola besar menggunakan e-learning berbasis moodle sebagai sebagai produk yang teruji.

Desain uji coba pada penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap antara lain: (1)

Page 6: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

6PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

evaluasi ahli, peneliti melibatkan 4 orang ahli yang akan mengevaluasi hasil produk peneliti, meliputi: 2 ahli isi materi, 1 ahli da-lam bidang pembelajaran, dan 1 ahli bidang media pembelajaran. Evaluasi para ahli ini guna perbaikan terhadap produk yang akan dibuat oleh peneliti, (2) subjek coba (ke-lompok kecil) berjumlah subjek 15 peserta didik kelas XI SMAN 10 Malang dan uji (ke-lompok besar) dilakukan di SMAN 10 Ma-lang yang berjumlah 30 peserta didik.

Jenis data yang diperoleh bentuk da-ta kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif di-peroleh dari hasil tinjauan dari para ahli an-tara lain: ahli isi materi, ahli pembelajran, dan ahli media pembelajaran yang nantinya diubah dalam bentuk peryataan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari surve awal/analisis kebutuhan serta data hasil uji coba kelompok kecil dan kelompok besar. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan bentuk: (1) angket yang ditujukan kepada siswa kelas XI SMAN 10 Malang terhadap proses pembela-jaran PJOK. Angket digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Angket diberikan para 4 ahli: 2 ahli isi materi, 1 ahli pembelajaran, dan 1 ahli media pembelajaran. Angket diberikan sebelum diuji cobakan ke objek, kemudian diuji cobakan ke kelompok kecil dan uji ke-lompok besar dan diisi oleh siswa secara individu, (2) wawancara adalah penggalian sebuah informasi atau pernyataan dari seseorang yang diwawancari sesuai dengan pertanyaan yang dikemukakan oleh pewa-wancara, digunakan untuk menggali infor-masi tentang proses pembelajaran pada pendidik dan peserta didik, (3) dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto atau gambar kegiatan siswa dalam kegiatan pembelaja-ran. Hasil dokumentasi tersebut digunakan untuk melengkapi data hasil penelitian pengembangan yang telah dilaksanakan.

Teknik analisis data dalam pengem-bangan media pembelajaran e-learning ber-basis moodle ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif berupa persentase. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis pengumpulan data dari tinjauan para ahli yang didapat dari hasil evaluasi ahli isi materi, ahli pembelaja-ran, dan ahli media pembelajaran. Evaluasi ahli digunakan untuk memperbaiki kelayakan

media yang digunakan. Deskriptif kuantitatif bentuk persentase digunakan untuk analisis data dari surve awal/analisis kebutuhan, ke-lompok kecil dan kelompok besar.

Prosedur analisis menggunakan manual yang dihitung dengan penggolonmgan hasil persentase. Rumus untuk mengolah data berupa deskriptif per-sentase (Akbar & Sriw iyana, 2010: 213). Untuk mempermudah kesimpulan terhadap hasil analisis persen-tase tingkat kelayakan produk pengem-bangan e-learning berbasis moodel, maka ditetapkan kriteria penggolongan menurut Akbar & Sriwiyana (2010: 212). Tabel 1 Penggolongan persentase Hasil Pen-

golahan Data

Persentase Kuantitatif Keterangan

75,01 – 100%

50,01 – 75%

25,01 – 50%

0 – 25%

Sangat Val-

id

Cukup Valid

Kurang Val-

id

Tidak Valid

Dapat digunakan

tanpa revisi

Dapat digunakan

dengan revisi kecil

Kurang layak

digunakan, disarankan

tidak digunakan

Tidak dapat digunakan

(Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

HASIL

Hasil penelitian & pengembangan ini akan disajikan data yang diperoleh dari hasil analisis, validasi dari 2 ahli isi materi, 1 ahli pembelajaran, dan 1 ahli media, serta uji co-ba kelompok kecil dan besar.Pada tahap analisis kebutuhan, peneliti menggunakan pengumpulan data berupa observasi ter-hadap pendidik pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, angket pembelajaran dan keterampilanbagi peserta didik, sedangkan untuk validasi ahli dan uji coba kelompok, peneliti menggunakan pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk angket dengan rincian sebagai berikut: 2 orang ahli isi materi, 1 orang ahli pembelajaran pen-didikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan 1 orang ahli media. Pada tahap uji coba kelompok kecil melibatkan 15 peserta didik kelas XI IPA 4, dan pada uji coba kelompok besar melibatkan 30 peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 10 Malang.

Penelitian awal mengenai metode pembelajaran terhadap 22 peserta didik dan

Page 7: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 7

mengenai ketertarikan materi pendidikan jasamani olahraga dan kesehatan terhadap 17 peserta didik kelas XI SMA Negeri 10 Ma-lang. Dari hasil analisis kebutuhan awal ter-hadap peserta didik SMA Negeri 10 Malang diperoleh hasil: (1). kurangnya pembelajaran teori dalam kelas dengan hasil persentase 34%, (2). kelengkapan media atau buku yang digunakan dalam pembelajaran sangat minim dilihat dari hasil persentase angket mengenai kelengkapan buku dengan hasil 41%, dan pentingnya tugas sebagai media evaluasi pembelajaran memperoleh persen-tase 88%, (3). ketertarikan peserta didik ter-hadap materi olahraga dalam hal “menganalisis dan mengategorikan ket-erampilan gerak salah satu permainan bola besar serta menyusun rencana perbaikan” yang meliputi: permainan sepakbola, bo-labasket, bolavoli memperoleh persentase tertinggi yaitu 73%.

Evaluasi ahli pengembangan inidie-valuasi oleh 4 ahli yaitu: 2 orang ahli iai ma-teri, 1 orang ahli pembelajaran, 1 orang ahli media. Evaluasi para ahli ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kesesuaian produk yang dikembangkan dengan kebu-tuhan yang ada di lapangan.Hasil dari eval-uasi para ahli digunakan sebagai dasar da-lam melakukan revisi produk yang di-kembangkan.

Berikut validator yang mengevaluasi dari hasil produk pengembangan e-learning berbasisi moodle untuk SMAN 10 Malang: ahli isi materi 1 Drs. Eko Sudi Handoyo, M.Pd, ahli isi materi 2 Basuki Orbananto, S.Pd, ahli pembelajaran Dr. Eko Hariyanto, M.Pd, ahli media adalah Drs. Eka Pramono Adi, S.I.P, M.Si.

Uji validasi isi dilakukan pada tanggal 08 April 2016 diisi oleh Guru PJOK yang mengajar di SMAN 10 Malang yang berk-ompeten pada materi yang diterapkan di SMA. Ahli isi pada pengembangan media e-learning berbasis moodle ini ditunjukan pada dua is materi. Tujuan dari validasi isi ini ada-lah kelayakan materi yang disajikan di media sudah memenuhi kelayakan atau be-lum.Dengan menggunakan angket berisikan 45 pertanyaan dengan 2 variabel kemu-dahan dan ketepatan serta indikator per-mainan bola besar.Hasil analisis validasi ahli isi materi pada pengembangan media e-

learning berbasis moodlepada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 Hasil Analisis Data Ahli isi 1 Validasi Isi

Materi Pada Pengembangan Media E-Learning Berbasis Moodle.

No Komponen Kemudahan ketepatan

1 Sepakbola 28 (88%) 25 (89%) 2 Bolabasket 25 (89%) 25 (89%) 3 Bolavoli 30 (94%) 26 (93%)

Keterangan: 75,01% - 100% : Sangat valid 50,01% - 75% : Cukup valid 25,01% - 50% : Kurang valid 0% - 25% : Tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

Analisis data pada tabel 1, sudah dibagi ber-dasarkan variabel dengan S-Max: Sepakbo-la: Kemudahan 32 dan ketepatan 28, Bo-labasket: Kemudahan 28 dan ketepatan 28, Bola voli: Kemudahan 32 dan ketepatan 28. Isi dalam materi permainan bola besar san-gat layak untuk diberikan siswa sebagai sumber referensi siswa dalam pembelajaran materi permainan bola besar, dengan hasil: materi Sepak bola dengan kemudahan ma-teri 88% dan ketepatan materi 89%, materi Bolabasket dengan kemudahan materi 89% dan ketepatan 89%, materi Bolavoli dengan kemudahan materi 94% dan ketepatan 93%. Kritik dan saran yang diberikan tidak ada. Rekomendasi media e-learning berbasis moodle yang dikembangkan dinilai layak digunakan. Tabel 2 Hasil Analisis Data Ahli Isi 2 Validasi Isi

Materi Pada Pengembangan Media E-Learning Berbasis Moodle.

No Komponen Kemudahan ketepatan

1 Sepakbola 28 (88%) 24 (86%) 2 Bolabasket 27 (96%) 27 (96%) 3 Bolavoli 28 (88%) 25 (89%)

Keterangan: 75,01% - 100% : Sangat valid 50,01% - 75% : Cukup valid 25,01% - 50% : Kurang valid 0% - 25% : Tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

Analisis data pada tabel 2, sudah dibagi berdasarkan variabel dengan S-Max: Sepak bola: Kemudahan 32 dan ketepatan

Page 8: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

8PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

28, Bola basket: Kemudahan 28 dan ketepatan 28, Bola voli: Kemudahan 32 dan ketepatan 28. Isi dalam materi permainan bola besar sangat layak untuk diberikan siswa sebagai sumber referensi siswa dalam pembelajaran materi permainan bola besar, dengan hasil: materi Sepak bola dengan kemudahan materi 88% dan ketepatan ma-teri 86%, materi Bola basket dengan kemu-dahan materi 96% dan ketepatan 96%, ma-teri Bola voli dengan kemudahan materi 88% dan ketepatan 89%.Kritik dan saran yang diberikan tidak ada. Rekomendasi media e-learning berbasis moodle yang dikem-bangkan dinilai layak digunakan.

Uji validasi pembelajaran dilakukan pada tanggal 11 April 2016 diisi oleh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.Ahli pembelajaran ini ber-tujuan untuk menvalidasi dari kelayakan metode pembelajaran di dalam media e-learning berbasis moodle pada materi bola besar.Hasil analisis validasi ahli pembelaja-ran pada pengembangan media e-learning berbasis moodle dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil Analisis Data Validasi Ahli Pembela-jaran Pada Pengembangan Media E-Learning Berbasis Moodle.

No Komponen Strategi ketepatan

1 Sepakbola 11 (92%) 31 (86%) 2 Bolabasket 27 (100%) 30 (83%) 3 Bolavoli 10 (83%) 31 (86%)

Keterangan: 75,01% - 100% : Sangat valid 50,01% - 75% : Cukup valid 25,01% - 50% : Kurang valid 0% - 25% : Tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

Hasil analisis tabel 3, sudah dibagi berdasarkan variabel dengan S-Max: sepak bola: Strategi 12 dan ketepatan 36, bola basket: Strategi 12 dan ketepatan 36, bo-lavoli: Strategi 12 dan ketepatan 36. Ber-dasarkan tabel 3, isi dalam materi permainan bola besar sangat layak untuk diberikan siswa sebagai sumber referensi dalam pem-belajaran materi permainan bola besar, dengan hasil: sepak bola strategi pembelaja-ran 92% dan ketepatan pembelajaran 86%, bolabasket: strategi pembelajaran 100% dan ketepatan pembelajaran 83%, bola voli: strategi pembelajaran 83% dan ketepatan

pembelajaran 86%. Kritik dan saran yang diberikan: pemberian deskripsi pada teknik dasar permainan bola besar, untuk mem-permudah pembaca. Rekomendasi media e-learning berbasis moodle yang dikem-bangkan dinilai layak digunakan.

Uji validasi media dilakukan pada tanggal 12 April 2016 diisi oleh Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang. Ahli media ini bertujuan untuk menvalidasi dari kelayakan media e-learning besbasis moo-dle yang dikembangkan. Hasil analisis data validasi ahli media pada pengembangan media e-learning berbasis moodle dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Analisis Data Validasi Ahli Media

Pada Pengembangan Media E-Learning Berbasisi Moodle.

No Variabel Skor Max

Skor Persentase

1 Halaman de-pan

12 12 100%

2 Logo Moodle 4 4 100% 3 Background 4 4 100% 4 Icon Home 8 8 100% 5 Kata Sambu-

tan 4 4 100% 6 Icon materi 12 12 100% 7 Gambar 20 20 100% 8 Video 20 18 90% 9 Iklan 6 8 75% 10 Profil 4 4 100% 11 Chat 16 16 100% 12 Bahasa 20 16 80% 13 Tampilan

Hiperlink 12 12 100%

Keterangan: 75,01% - 100% : Sangat valid 50,01% - 75% : Cukup valid 25,01% - 50% : Kurang valid 0% - 25% : Tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

Berdasarkan tabel 4, media e-learning berbasis moodle permainan bola besar sangat layak untuk di berikan siswa sebagai sumber reverensi dalam pembelaja-ran materi permainan bola besar, dengan hasil: halaman depan 100%, logo mooodle 100%, backround 100%, icon home 100%, kata sambutan 100%, icon materi 100%, gambar 100%, video 90%, iklan 75%, profil 100%, chat 100%, bahasa 80%, dan tampi-lan hiperlink 100%.Kritik dan saran yang

Page 9: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 9

diberikan: cukup bagus. Rekomendasi media e-learning berbasis moodle yang dikem-bangkan dinilai layak digunakan.

Selanjutnya akan menyajikan data hasil uji coba kelompok besar yang dil-akukan oleh 30 peserta didik kelas XI SMAN 10 Malang. Tujuan dari uji coba kelompok besar ini adalah untuk memperoleh saran tentang pengembangan pembelajaran materi bola besar menggunakan e-learning ber-basisi moodle untuk kelas XI SMAN 10 Ma-lang.

Uji coba kelompok besar dilakukan pada tanggal 25, 26 April 2016 pada siswa kelas XI IPA 3 berjumlah 30 siswa.Uji ke-lompok dilakukan di laboratorium komputer SMAN 10 Malang. Berdasarkan hasil keefek-tifan media yang digunakan, berikut hasil dari penyembaran angket dengan jumlah butir 36 pertanyaan yang didalamnya ter-dapat 3 variabel kemudahan, ketepatan, dan ketertarikan. Penyebaran dilakukan setelah penggunaan media selama 3 kali pertemuan dengan hasil pada tabel 5.

Tabel 5 Hasil Analisis Uji Coba Kelompok

Besar Penggunaan Media E-Learning Berbasis Moodle

No Variabel Skor

Max Skor Hasil

Persentase

1 Kemudahan 1800 1591 88% 2 Kejelasan 1320 1149 87% 3 Kemenarikan 1200 1200 87%

Keterangan: 75,01% - 100% : Sangat valid 50,01% - 75% : Cukup valid 25,01% - 50% : Kurang valid 0% - 25% : Tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 212)

Berdasarkan tabel 5, menunjukan hasil uji kelayakan kepada 30 peserta didik dengan hasil: kemudahan produk pengem-bangan 88%, kejelasan produk pengem-bangan 87%, dan kemenarikan media yang digunakan 87%. Dari hasil tersebut produk pengembangan layak digunakan sebagai sumber reverensi.

Bedasarkan hasil analisis data dari ahli dan uji coba kelompok kecil/kelompok besar, terhadap kekurangan dari media e-

learning berbasisi moodle pada materi bola besar, maka diperlukan revisi. Revisi produk dilakukan dengan tujuan menyempurnakan produk dan mendapatkan hasil produk yang benar-benar layak untuk media pembelaja-ran e-learning berbasisi moodle pada materi bola besar untuk kelas XI di SMAN 10 Ma-lang.

Revisi Produk dilakukan dari hasil evaluasi ahli dan uji kelompok besar: 1). ahli isi, media yang digunakan sudah cukup baik materi sudah baik. Hanya saja penyampaian materi kurang efektif, karena pembelajaran digunakan lebih banyak dilapangan dari pa-da di ruangan.Revisi: peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran toeri dilakukan sekali pertemuan, 2) ahli pembelajaran, deskripsi pada video pembelajaran teknik dasar per-mainan perlu sisajikan, untuk mempermudah pengguna mempelajarinya.Revisi: Peneliti melengkapi deskripsi pada teknik permainan bola besar pada tekniknya, karena video yang diambil hiperlink dari video orang dan berdubbling Inggris, 3) ahli media, pengem-bangan media pembelajaran berbasisi moo-dle ini sudah cukup baik. Untuk penggunaannya sudah tidak asing lagi untuk pelajar tingkat SMA/SMK sederajat.

Revisi dari uji kelompok antara lain: (1). jaringan yang digunakan lemah, sehing-ga pengguna yang akan menggunakan ter-ganggu, (2). cara pendaftarannya sulit, se-tiap siswa yang akan mendaftarkan diri se-bagai pengguna sering kali eror, karena ke-tentuan pengguna terlalu ribet, revisi: men-gurangi ketentuan pendaftaran, ketentuan yang sebelumnya adalah ketika menentukan password, melibatkan: huruf kapital, angka, dan simbol. Setelat revisi ketentuan pass-word: huruf kapital dan angka, (3). animasi yang digunakan terlalu banyak, sehingga aplikasi lemah dan sering kali halamannya rusak, revisi: mengurangi halaman yang tersedia di aplikasi. Penyebab aplikasi lemah atau rusak, akibat halaman iklan yang dise-diakan, dan webhosting yang digunakan rendah, 4).penggunaan kalimat dan tanda baca, banyak kalimat yang digunakan ku-rang dipahami siswa dan tanda baca yang digunakan seperti (spasi), revisi: memper-baiki kalimat yang digunakan pada deskripsi pembelajaran di pembelajaran teknik dasar permainan bola besar serta mengecek ulang

Page 10: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

10PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

materi yang disajikan dan memperbaiki tanda bacanya.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pengembangan ini mebahas bahan ajar permainan bola be-sar untuk kelas XI di SMAN 10 Malang. Da-lam media e-learning berbasis moodle inii terdapat materi ajar permainan bola besar yang terdiri dari: Permainan sepakbola, Permainan bolabasket, dan permainan bo-lavoli.

Penelitian dan pengembangan ini, menghasilkan produk bahan ajar berupa media e-learning berbasis moodle.Media yang dihasilkan berupa bahan ajar per-mainan bola besar untuk kelas XI di SMAN 10 Malang. Pengembangan media e-learning ini dikembangkan dengan model pengembangan yang mengacu pada rancangan penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (1985:775) dan menurut Ardhana (2002:9) memodifikasi model pengembangan menjadi lebih kecil, karena setiap pengembangan dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses pengem-bangan.

Penggunaan media yang dikem-bangkan ini berbasis moodle, penyajian ap-likasi bersifat online.Untuk bisa menggunakan aplikasi ini dapat mengunjun-gi laman www.pjok-learning.com. Setelah URL tersebut dimasukan pada browser kemudian akan muncul halaman login pada aplikasi moodle. Pada tampilan login ini siswa dapat mendaftarkan diri sebagai pengguna, untuk yang terdaftar bisa lang-sung memasukan user name dan password. Pada tampilan utaman (dasboard) akan muncul icon Materi, Forum, Quis, Chat se-bagai menu Utama. Pada tampilan dasboard juga terdapat link SMAN 10 Malang yang langsung menghubungkan ke profil sekolah SMAN 10 Malang.

Siswa yang akan menggunakan ap-likasi ini terlebih mendaftar diri sebagai pengguna, dengan mengklik sign up. Prosedur pendaftaran dengan mengisi na-ma, alamat, user name, email, dan pasword. Setelah terdaftar dengan verifikasi email, barulah siswa bisa mengakses dan menjela-jahi aplikasi moodle sebagai pengguna.Hak

dalam penggunaan aplikasi moodle ini bersi-fat terbatas, bisa mengoperasikan berdasar-kan hak yang ditentukan oleh admin.

Sepak bola merupakan jenis olahraga permainan yang dimainkan oleh tim yang terdiri dari 11 pemain. Menurut Dietrich (1982:23), “Sepakbola merupakan olahraga yang rumit dan diperlukan keterampilan teknik, daya prestasi jasmani serta pengertian yang masak mengenai pola per-mainan. Olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang tim lawan”. “Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia mamainkan lebih dari 20 juta permainan sepakbola setiap tahunnya” (Luxbacher, 1998:8). Menurut Akturk dkk (2014:344) sepak bola profesional (sepak bola) adalah kontak olahraga, di mana pemain yang terkena tinggibeban kerja intensitas, seperti berlari, melompat dan mendarat dengan ser-ing tiba-tiba perubahan arah. Menurut Yunus (2013:2), “organisasi sepakbola bukan han-ya sekedar perkumpulan olahraga biasa, ia lahir ditengah tengah pergerakan bangasa Indonesia untuk mengusir penjajah saat itu-lah bermunculan perkumpiulan sepakbola di beberapa daerah yang didirikan oleh tokoh-tokoh perjuangan pergerakan bangsa Indo-nesia, yang kemudian menjadi satu wadah perkumpulan yang dinamakan PSSI”. Ber-dasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan permainan sepakbola adalah cabang permainan bola besar yang dimain-kan secara kelompok yang terdiri dari 11 pemain dengan penguasaan teknik per-mainannya. Permainan sepakbola dimainkan dengan menggunakan beberapa teknik an-taranya: Passing, dribbling, shooting head-ing. Passing merupakan teknik mengumpan bola dari pemain satu ke pemain lainnya. Teknik pasing digunakan sebagai teknik da-sar untuk mengumpan ke teman satu tim yang bertujuan untuk mengarahkan bola ke gawang lawan. Menurut Subardi dan Setya-wan (2007:13), “Kemampuan mengumpan merupakan keharusan bagi seorang pemain sepakbola.Mengumpan merupakan ket-erampilan paling penting untuk menguasai sepakbola.Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan tim menciptakan serangan”. Passing adalah seni memindahkan momen-

Page 11: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 11

tum bola dari satu pemain ke pemain lain (Mielke, 2007:19). DribblingMenurut Subardi dan Setyawan (2007:14), ”Menggiring bola adalah bagian bagian dari sepak bola yang mungkin paling digemari oleh para pemain. Pemain hendaknya menyadari bahwa menggiring bola adalah suatu keterampilan yang sangat menguras tenaga dan sering kali memperlambat tempo permainan”. Shooting adalah kemampuan menendang bola bertujuan untuk mencetak gol. Sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah melakukan shooting ke gawang. Seorang pemain harus menguasai ket-erampilan dasar menendang bola dan selan-jutnya mengembangkan sederet teknik yang memungkinkannya untuk melakukan shoot-ing lebih jauh dari gawang (Mielke, 2007:67).

Permainan bola basket adalah kegiatan kompetitif, mungkin sulit untuk memberikan pengalaman kompetitif secara merata khususnya bagi siswa yang kempu-annya kurang. Anak-anak dan remaja selalu ingin membandingkan siapa yang terbaik diantara mereka, tetapi dalam melakukann-ya diperlukan waktu dan latihan (Prusak, 2007:12). “Dalam perkembangan bolabas-ket melahirkan jenis atau sebutan, salah satunya adalah streetball. Olahraga ini merupakan untuk pemain basket yang bisa dimainkan di luar ruangan atau gym. Streetball berasal dari kata street basket-ball, apabila diterjemahkan dalan bahasa Indonesia mempunyai arti bolabasket jalan-an” (Hasan, 2007:12). Mengkategorikan dan menyusun pola gerak keterampilan beserta peraturannya salah satu permainan bola besar. Beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa antara lain: Dribbling atau menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesui dengan peraturan yang ada. Seseorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik dengan ber-jalan maupun berlari (Ahmadi, 2007:17). “Terbiasa dengan perasaan dan pengala-man pada basket, mungkin merupakan hal paling mendasar dari semua keterampilan dalam bola basket.Hal ini dapat di penuhi dengan memperbanyak menyentuh bolada-lam berbagai situasi dan kegiatan” (Prusak, 2007:25). Menurut Hasan (2007:52) Dribling merupakan teknik menggiring bola, tujuann-ya agar dapat mengontrol bola dengan baik

dan bola tidak mudah direbut oleh lawan. Jadi kesimpulan dribbling adalah dasar yang penting dalam memainkan permainan bolabasket, dibutuhkan keterampilan dalam membawa bola dengan berlari maupun jalan tanpa direbut dengan lawan bermain. Shooting adalah usaha memasukan bola kedalam keranjang diistilahkan menembak, dapat dikakukan menggunakan satu tan-gan, dua tangan, lay up (Ahmadi, 2007:18). Mempelajari shooting tidak semudah yang dibayangkan, seperti pernyataan oleh Prusak (2007:61) “tidak mudah bagi anak-anak untuk mempelajari keterampilan menembak. Banyak jenis tembakan (lay up, lempar bebas, dan seterusnya)”.Untuk dapat mencetak point, perlu menembak bo-la atau melakukan shooting ke ring. Teknik shooting ini membutuhkan kemampuan un-tuk memegang bola dengan benar dan melemparnya ke udara menuju ring sambil menghindari lawan. Sebuah tembakan yang tepat sangat membutuhkan akurasi lem-paran yang tepat, gerakan lengan dan kaki. Ada berbagai jenis trik shooting yangdibu-tuhkan untuk belajar, termasuk melakukan shooting sambil melompat, lay up dan berbagai trik lainnya. Passing atau men-goper bola adalah teknik lain dari olahraga bola basket. Permainan basket adalah olahraga yang menuntut kerjasama tim, yang akan melibatkan semua tim untuk membuka ruang bagi pemain penyerang agar dapat mencetak point. Passing berarti mengoper bola, operan bola merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan para pemain dapat melakukan gerkan mendekati ring basket untuk kemudian tembakan. Un-tuk dapat melakukan gerakan operan dengan baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik. Teknik dasar mengoper (Passing) dalam bolabas-ket sebagai berikut: Chest pass (operan setinggi dada), Overhead pass (operan atas kepala), Bounce pass (pantulkan ke lantai) (Ahmadi, 2007:13-15). Mempelajari cara mengumpan dengan baik adalah hal pent-ing, karena dapat menggerakan bola dengan cepat dengan mengompan dari pa-da mendrible (Hasan, 2007:81). Kemampu-an untuk mengoper bola ke teman satu tim akan memberikan kesempatan lebih besar untuk tim bermain dengan baik dan mence-

Page 12: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

12PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

tak point ke dalam ring tim lawan lebih ban-yak.

Permainan bolavoli adalah salah satu cabang olahraga yang banyak ditemukan dilingkungan masyarakat, baik itu di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Bolavoli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua paling digemari di dunia, dengan pemain mencapai lebih dari 140 juta orang (Ahmadi, 2007:1). Tingkat kecintaan masyarakat pada permainan bola voli karena permainan ini cukup mudah un-tuk dimainkan dan pastinya menyehatkan. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua re-gu yang bertujuan untuk menjatuhkan bo-lavoli ke daerah lawan menggunakan tan-gan. Jumlah pemain dalam satu regu yakni terdiri atas enam orang adapun pembagi-annya akan dibahas di peraturan permainan bolavoli. Olahraga bolavoli dinaungi Federa-tion Internationale de Volleyball (FIVB) se-bagai induk organisasi internasional, se-dangkan di Indonesia di naungi oleh Per-satuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan keterampilan gerak, dirancang agar bola yang dimainkan dapat dilewatkan melalui atas jaring ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesu-litan dalam mengambil bola tanpa menga-baikan peraturan permainan (Ahmadi, 2007:13). Service dilakukan daribelakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan (Ahmadi, 2007: 20). Service merupakan teknik dasar yang dil-akukan di awal set serta setiap kali setelah lawan melakukan kesalahan. Menurut Yunus (1992:69) “pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan un-tuk memulai suatu pemainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat ini hanya sebagai permukaan permainan, teta-pi jika ditijau dari sudu taktik sudah merupa-kan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regi berhasil meraih keme-nangan”. Menurut Beutelstahl (2012:8), ser-vice berkembang menjadi suatu senjata yang ampuhuntuk menyerng. Service dapat digunakan menambah angka kemenangan, dengan cara service yang keras dan diara-hkan di wilayah lawan yang jauh dari jangkauan lawan.Passing atas merupakan unsur penting dalam permainan bolavoli. Menurut Durrwachter (1982:12), “Banyak

perincian yanag perlu diperhatikan, sebelum anak didik mampu melakukan proses gerak yang rumit itu sebaiknya dilatih dengan baik hingga akirnya anak didik dapat melakukan dengan benar”. Passing bawah merupakan teknik yang digunakan pemain pemula. “Tampak jelas adanya kecenderungan para pemula untuk melakukan pengoperan bola dengan sikap tangan di bawah (meraup)” (Durrwacher, 1982:52).

Dari beberapa teknik dasar bolavoli, smash adalah teknik yang paling digemari oleh pemain bola voli. Smash digunakan se-bagai serangan keras untuk memperoleh point. Menurut Durrwachter (1982:64), “Pukulan smash dimulia dengan rentangan tubuh diatas. Bahu lengan pemukul ditarik ke depat dan ke atas”. Pukulan keras atau smash, disebut juga spike, merupakan ben-tuk serangan yang paling banyak di-pergunakan dalam uapaya memperoleh nilai oleh suatu tim (Ahmadi, 2007: 31).Block merupakan teknik dasar yang digunakan se-bagai senjata untuk mematahkan serangan dari lawan berupa smash. Bola yang dismash tajam ke bawah hanya bisa di-tangkis dengan hasil baik oleh permain yang hebat. Menurut Durrwachter (1982: 74) regu yang baik tidak memberi kesempatan pada penyerang lawan untuk bisa”menembak dengan leluasa”, tetapi sudah menyusun benteng tangkisan didepan jaring dan kearah datangnya pukulan smash. Block umumnya dua pemain yang meloncat dekat dengan jaring (block ganda).

Materi dikemas berdasarkan konsep Kurikulum 2013 yang pelaksanakannya dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Penelitian ini mengem-bangakan pembelajaran yang menggunakan media, media digital dapat memfasilitasi cara baru berpikir tentang belajar yang mengakui dan memelihara individu bakat, keterampi-lan, dan kepentingan (John, 2012:2). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Pembelaja-ran menggunakan e-learning dapat mem-bantu masalah guru dalam penyempaian materi.Menurut Jurnal iNACOL (2013:1) ada sekitar 1.816.400 pendaftaran di program pendidikan jarak jauh di K-12 sekolah kabu-paten pada 2009-2010, hampir semua online.74% dari pendaftaran tersebut berada di sekolah tinggi. kursusonline dengan ting-

Page 13: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 13

kat tertinggi pendaftaran jatuh di bawah kat-egori kredit recovery 62%, dual pendaftaran 47%, dan penempatan maju 29%. Darrow, (2013:30) Internet dapat meningkatkan pengetahuan siswa, daripada transformasi pengajaran dan pembelajaran dan personal-isasi pendidikan masing-masing siswa.

Pentingnya penelitian pengembangan media pembelajaran terhadap siswa dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan Iriana (2012:70) yang men-eliti “pengembangan media pembelajarn e-Learning berbasis moodle pada materi ling-karan” memperoleh persentase hasil uji co-ba terbatas adalah 86,8%. Sesuai dengan kelayakan. Penelitian pengembangan mengenai media pembelajaran yang ber-basis mobile learning juga dilakukan oleh Yuniarto (2015:45) yang meneliti “pengem-bangan media pembelajaran permainan fut-sal berbasis mobile learning untuk maha-siswa jurusan ilmu keolahragaan” mem-peroleh hasil uji kelompok besar sebesar 91,05% buku digital tentang teknik dasar dan peraturan permainan futsal dinyatakan layak. Dari penelitian pengembangan di atas memperoleh hasil yang baik dan produk yang dihasilkan dapat membantu pembelaja-ran peserta didik. Pengembangan pembela-jaran juga dilakukan Pradana (2011:39) dengan judul Pengembangan bahan ajar fisika berbasis masalah untuk menunjang pembelajaran fisika di sma kelas xi semester i program sbi/r-sbi, memperoleh hasil kese-luruhan komponen yang diniliai, semua komponen dinyatakan layak karena mem-peroleh nilai >3.

Proses pembelajaran sangat berkai-tan erat dengan adanya media pembelaja-ran, salah satu dari media tersebut adalah moodle. Pengertian dari moodle sendiri di-jelaskan bahwa: Haskari (2012:3) menjelas-kan pengertian moodle sebagai beriku: “Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi memungkinkan siswa untuk masuk kedalam "ruang kelas" digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain”.

“Moodle mengatur semua informasi di kelas dalam sebuah blog.Blog dapat

dipindah, ditampilkan, dan disembunyikan disesuaikan dengan kebutuhan kelas” (Ad-itya, 2011:7). Menurut Surjono (2014:91) Sebagai Moodle standar tidak mempertim-bangkan individu peserta didik memperla-kukan semua peserta didik sama-sama, da-lam rangka untuk mengakomodasi gaya belajar peserta didik dari visual, pendengar-an atau kinestetik dan global atau sequen-tial. Kepanjangan dari moodle adalah Modu-lar Object Oriented Dynamic Learning Envi-ronment. Moodle adalah sebuah jalan menuju pendidikan tanpa batas. Sebuah pi-onir yang akan membangun kretivitas dan pemikiran (Ismanto, 2012: 415).

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan moodle adalah sebuah aplikasi pembelajaran yang berbasis internet yang dapat mengubah sebuah media pembelaja-ran ke dalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu. Moodle sendiri dirancang oleh seorang pendidik dan ilmu-wan komputer, dengan menganut fasilitas konstruksionis sosial bernama Martin Dougiamas.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan trend serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan teleedukasi semakin meningkat pu-la. E-learning sebagai salah satu bagian dari teledukasi memberikaan alternatifcara bela-jar baru. Murid dan guru tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama. Meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap berjalan dalam lingkungan virtual.Oleh kare-na itu e-learning sering disebut dengan Vir-tual Learning Environment (VLE).

Penelitian dan pengembangan ini te-lah divalidasi oleh 4 ahli pada bidangnnya, antara lain: 1) ahli isi materi, divalidasi oleh 2 guru PJOK di SMAN 10 Malang, 2) ahli Pembelajaran, divalidasi oleh dosen FIK UM yang ahli dalam bidang pembelajaran, 3) ahli media, divalidasi oleh dosen FIP UM yang juga ahli dalam bidang media pembelajaran. Hasil dari semua validator menunjukan bah-wa media e-learning berbasis moodle telah valid/ layak untuk digunakan.

Kelayakan pengembangan ini telah divalidasi oleh para ahli yang menunjukkan: 1) ahli isi materi pertama menyatakan

Page 14: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

14PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

pengembangan media e-learning berbasisi moodle sangat layak digunakan. Materi yang disajikan perlu dikembangkan, 2) ahli isi ma-teri kedua juga menyatakan sangat layak untuk digunakan hanya saja pemberian ma-teri kurang efektif karena pembelajarannya tidak menggunakan jam pelajaran sepe-nuhnya, 3) ahli pembelajaran hasil analisis angket menyatakan sangat layak digunakan tetapi perlu direvisi mengenai deskripsi pada video pembelajaran permainan bola besar, 4) dan ahli media hasil analisis angket menyatakan pengembangan media e-learning berbasisi moodle sangat layak digunakan. Penggunaan media yang ber-basisi internet sudah tidak asing lagi bagi kalangan sekolah menengah atas. Dari data di atas menunjukan media e-learning ber-basis moodle valid/sangat layak digunakan sebagai bahan ajar PJOK kelas XI di SMAN 10 Malang. PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang pengembangan pembela-jaran materi bola besar menggunakan e-learning berbasis moodle untuk kelas XI SMAN 10 Malang,bahwa produk pembelaja-ran menggunakan e-elarning berbasis moo-dle pada kelas XI SMAN10 Malang: (1) hasil pengembangan sudah divalidasi oleh ahli isi materi, ahli pembelajaran, dan ahli media. Menyatakan produk yang dikembangkan sangat mudah, menarik, dan layak untuk digunakan sebagai sumber referensi peserta didik di SMAN 10 Malang, (2) produk pengembangan e-learnig berbasis moodle layak digunakan dengan hasil uji kelayakan kepada 30 peserta didik. Dari hasil tersebut produk pengembangan pembelajaran materi bola besar mudah digunakan, jelas untuk dimengerti, dan menarik untuk dipelajari.

Saran

Produk pengembagan media e-learning berbasis moodle pada matei bola besar ini dapat digunakan disemua kelas sebagai media pembelajaran, untuk mening-katkan keterampilan maupun pengetahuan siswa terhadap materi permainan bola be-sar. Bagi peneliti lain, untuk pengembangkan

produk lebih lanjut, bisa menambahkan ma-teri-materi lain, menambah fitur-fitur di da-lamnya, dan juga menambah mata pelajaran lain, sehingga produk yang dihasilkan lebih komprehensif. Bahan ajar yang dikem-bangakan tidak fokus pada mata pelajaran PJOK, namun dapat dikembangkan dengan menambah mata pelajaran selain PJOK, se-hingga pemanfaatan media e-learning ini lebih bermanfaat sebagai sarana pembelaja-ran untuk guru maupun siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Aditya, S. A. 2011. Tutorial Moodle untuk Pengajar atau Guru. Surabaya: Tom Marcais.

Ahmadi, N. 2007.Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta: Era Pustaka Utama.

Ahmadi, N. 2007.Permainan Bola Basket. Solo: Era Inter Media

Akbar S dan Sriwiyana H. 2010.Pengambangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan So-sial. Yogyakarta: Cipta Media.

Akturk, dkk. 2014. Medical examinations in Dutch professional football (soccer): A qualitative study. International SportMed Journal, (Online), 15 (12): 344, (http://www.ismj.com), diakses Desember 2014.

Ardhana, W. 2002.Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pen-didikan dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Ja-karta: Direktorat Pendidikan Tinggi Is-lam.

Baroroh, R.U. 2004. Beberapa Konsep Da-sar Proses Belajar Mengajar dan Ap-likasinya dalam Pembelajaran Pen-didikan Agama Islam. Jurnal Pendidi-kan. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalija-ga.

Beutelstahl, D. 2012. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: CV. Pionir Jaya: Bandung.

Page 15: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

Heri Riki Rianto, Pengembangan Pembelajaran Materi Bola Besar Menggunakan E-learning Berbasis Moodle

Untuk Kelas XI SMAN 10 Malang| 15

Borg, W.R. &Gall, M.D. 1983.Educational ResearchAn Introduction. London: Longman Inc.

Darmawan, D. 2011. Teknologi Pembelaja-ran. Bandung: Mizan Media Utama

Darrow, dkk. 2015. A Roadmap for Imple-mentation of Blended Learning at the School Level A Case Study of the iLearnNYC Lab Schools. Jurnal In-ternasional, 1 (10): 30.

Delnitawati, S. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar Ter-hadap Hasil Belajar. Medan: Univer-sitas Muslim Nusantara.

Dietrich K. 1982. Sepak Bola Aturan dan Latihan. Jakarta: PT Gramedia.

Durrwachter G. 1982. Bola Volley Belajar dan Belatih sambil Bermain. Jakarta: PT Gramedia.

Dwiyogo, W. 2012.Aplikasi Teknologi Pem-belajaran Media Pembelajran Pen-jaskes dan Olahraga. Malang: Uni-versitas Negeri Malang.

Hasan, I. A. 2007. The Artof Indonesia Streetball. Bandung: Mizan Media Utama.

Haskari, F. A. 2012. Manual Penggunaan Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment). Pa-lembang: Universitas Sriwijaya.

iNACOL. 2013. Blended and Online Learning Symposium: The Premier K-12 Online and Blended Learning Con-ference. November 4-7, 2013. Palm Springs, CA

Iriana, N.P. 2012. Pengambangan Media Pembelajarn E-Learning Berbasis Moodle pada Materi Ling-karan.Skripsi. Malang: FMIPA UM.

Ismanto, H. 2012. Pembuatan Aplikasi Perkuliahan Jarak Jauh Berbasis Web Menggunakan Moodle pada Universitas Musamus Merauke. Ma-rauke: Feeds Teknologi.

John, D dan Catherine. 2012. Digital media and Learning, Macarthur Foundation. Chicago.1 (9): 2.

Luck, L dan Peng, C. 2010. Maximizing the usage of technology-enhanced teach-ing and learning of science and mathematics in English program in the Malaysian secondary schools system. Journal of Education.7 (9): 91.

Luxbacher, J. A. 1998. Sepak Bola. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mielke, D. 2007. Seri Dasar-dasar Olahraga Dasar-dasar Sepak bola. Jakarta: PT Intan Sejati.

Pradana, M, R. 2011. Pengembangan bahan ajar fisika berbasis masalah untuk menunjang pembelajaran fisika di sma kelas xi semester i program sbi/r-sbi. Skripsi. Malang: FMIPA UM.

Pribadi dan Katrin. 1996. Media Teknologi. Jakarta: Universitas terbuka

Prusak, K. A. 2007. Permainan Bola Basket 50 Kegiatan Membangun Keterampi-lan Bola Basket. Klaten: PT Intan Se-jati.

Putrayasa, I.B. 2013. Buku Ajar Landasan Pembelajaran. Bali: Undiksha Press.

Riyanto, dkk. 2006. E-learning sebagai mod-el proses pembelajaran berbasis teknologi informasi.Skripsi. Sema-rang: FMIPA UNDIP

Stalling W. 2002.Komunikasi Data dan Kom-puter Jaringan Komputer. Jakar-ta:Salemba Teknika.

Subardi, H. & Setyawan, A. 2007.Olahraga Kegemaranku Sepak Bola. Jakarta: PT Intan Pariwara.

Suherman, Y. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Bagi ABK.Makalah disampaiakn pada Diklat Profesi Guru PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi Makmur, Lembang Bandung.

Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Ma-tematika Sekolah Dasar. Pelatihan

Page 16: Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi moodle

16PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN, Volume ...... ,Nomor ............ , Tahun 2016 , 1-16

Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPG Matemat-ika.

Surjono, HD. 2014. The Evaluation of a Moodle Based Adaptive e-Learning System. International Journal of In-formation and Education Technology, Vol. 4, No. 1, February 2014

Suryabrata, S. 1991. Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutanta, E. 2015.Konsep dan Implementasi E-Learning (Studi Kasus Pengem-bangan E-Leearning di SMAN 1 Sen-tolo Yogyakarta). Yogyakarta: IST AKPRIND. 1 (7): 2. www.researchgate.net/publication/228343752. Juni 2015.

Umar, H. 2001. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Ten-tang Sistem Pendidikan Nasion-al.Jaringan Dokumentasi dan Infor-masi Hukum Badan Pemeriksa Keu-angan Republik Indonesia.(Online), (http://www.jdih.bpk.go.id), diakses 20 November 2015.

Yuniarto, A. 2015.Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Futsal Ber-basis Mobile Learning untuk Maha-siswa Jurusan Ilmu Keo-lahragaan.Skripsi. Malang: FIK UM.

Yunus, M. 2013. Dasar-dasar Permainan Sepakbola. Malang: Universitas Negeri Malang.