ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen...

9
ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH Oleh : Wahyu Nuri Rahmawati NIM : C1G014032 Jurusan Akuntansi (Aj) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jendral Soedirman Jl. HR. Bunyamin 708, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. TAHUN 2014

Transcript of ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen...

Page 1: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

ARTIKEL

MANAGEMEN ASET DALAM PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN

DAN PENGANGGARAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

Oleh : Wahyu Nuri Rahmawati

NIM : C1G014032

Jurusan Akuntansi (Aj)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jendral Soedirman

Jl. HR. Bunyamin 708, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.

TAHUN 2014

Page 2: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu dilaksanaka

secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Undang-

Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dalam pasal 3

menyebutkan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan rasa kepatutan.

Dalam rangka pengelolaan dan pertanggungjawaban tersebut, maka

Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan dan pertanggungjawaban

Keuangan Negara. Ruang lingkup Perbendaharaan Negara disebutkan dalam

pasal 2 Undang-undang nomor 1 tahun 2004 meliputi : pelaksanaan pendapatan

dan belanja Negara, pelaksanaan pendapatan dan belanja Daerah, pelaksanaan

penerimaan dan pengeluaran negara, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran

Daerah, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang Negara/Daerah,

pengelolaan investasi dan Barang Milik Negara/Daerah, penyelenggaraan

akuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah,

penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD,

penyelesaian kerugian Negara/Daerah, pengelolaan badan layanan umum,

perumusan standar, kebijakan serta system dan prosedur yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.

Perkembangan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah semakin

komplek, maka agar optimal dalam pengelolaannya, pemerintah menetapkan

Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah, sebagai ganti Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2008

tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Berdasarkan pasal 3 ayat (1) PP No

27/2014 disebutkan Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan

berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi,

akuntabilitas dan kepastian nilai.

Ruang lingkup pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dalam ayat (2)

meliputi : perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,

pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, pembinaan pengawasan dan

pengendalian. Menteri keuangan selaku pengelola Barang Milik Negara

berwenang dan bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan, mengatur dan

menetapkan pedoman pengelolaan Barang Milik Negara, meneliti dan menyetujui

Page 3: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

rencana kebutuhan Barang Milik Negara. Sedangkan Gubernur /Bupati/Walikota

adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah.

Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan

Barang Milik Negara/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang

telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam

melakukan tindakan yang akan datang. Pasal 9 PP No 27/2014 menyebutkan

bahwa perencanaan kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah disusun dengan

memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi

Kementerian/Lembaga/Satuan kerja perangkat Daerah serta ketersediaan

Barang Milik Negara/Daerah yang ada. Perencanaan kebutuhan meliputi

perencanaan kebutuhan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan,

pemindahtanganan dan penghapusan Barang Milik Negara/Daerah.

Manajemen aset merupakan suatu proses yang sistematis dan terstruktur

yang mencakup seluruh siklus hidup aset. Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah atau dalam istilah lain manajemen aset termasuk didalamnya

perencanaan kebutuhannya adalah kegiatan pertama kali yang harus dilakukan

oleh pengelola barang, pengguna barang atau kuasa pengguna barang.

Perencanaan kebutuhan Barang Milik Negara Lebih lanjut tentang diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 150/PMK.06/2014 tentang

perencanaan kebutuhan Barang Milik Negara. Sedangkan untuk Barang Milik

Daerah lebih lanjut diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun

2007 tentang pedoman teknis pengelolaan Barang Milik Daerah.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai didalam penulisan artikel ini adalah :

1. Mengetahui tentang pengertian, siklus manajemen aset.

2. Mengetahui proses perencanaan kebutuhan dan penganggaran Barang Milik

Negara/Daerah.

3. Mengetahui keterkaitan manajemen aset terhadap proses perencanaan

kebutuhan dan penganggaran Barang Milik Negara/Daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Aset

Royal institution of Chartered Surveyors, (2008:5-6) mendefinisikan

manajemen aset adalah:

“Asset management is structured process that’s seeks to ensure best value for

money from property assets in serving the strategic needs of local authorities”.

Selain itu didefinisikan juga Andrew Howart, dari OGC National school of

Government adalah: “Asset management, in its wider sense, needs to be seen

as a contributor of the core business resource planning so as to ensure that the

phisycal asset base is aligned with organisational objectives”.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 pasal 3 (1) disebutkan :

“Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan asas

Page 4: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian

nilai”.

Mardiasmo (2002:240) bahwa dalam melaksanakan pengelolaan kekayaan

Daerah harus memenuhi beberapa aspek sebagai berikut : a) Akuntabilitas

hukum; b) Akuntabilitas proses; c) Sumber Daya Manusia (SDM) yang

professional; d) Anggaran; e) Pengawasan.

Pengelolaan Barang Milik Daerah pada dasarnya berhubungan dengan

manajemen materi dan manajemen perlengkapan Daerah. Manajemen materi

menurut Serdamayanti (2000:169) adalah proses kegiatan perencanaan

kebutuhan pemilihan sumber, pembelian, pemindahan, penyimpanan dan

pengawasan materil/produksi dalam rangka meningkatkan keuntungan

perusahaan. Menurut Syamsi (1983:9) yang dimaksud dengan perlengkapan

Daerah adalah perlengkapan materil atau milik Pemerintah Daerah, sedangkan

menajemen perlengkapan Daerah atau pengelolaan perlengkapan Daerah

adalah segenap proses penyelenggaraan yang meliputi fungsi merencanakan,

mengatur melaksanakan dan mengontrol terhadap barang-barang milik

Pemerintah Daerah, sehingga tercapailah efisiensi di bidang perlengkapan

Daerah.

Siklus Manajemen Aset

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 pasal 3 (2) menyebutkan

siklus pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi : perencanaan

kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,

penghapusan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Barang Milik Negara/Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 pasal 1 (1) mendefinisikan

Barang Milik Negara adalah: “semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah, (2) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal

dari perolehan lainnya yang sah”.

Peraturan Menteri Keuangan nomor 150/PMK.06/2014 tentang perencanaan

kebutuhan Barang Milik Negara pasal 1 (1) “Barang Milik Negara yang

selanjutnya disingkat BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah”.

Berdasarkan lampiran Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan barang Daerah dijelaskan bahwa :

”Barang Daerah adalah semua kekayaan Daerah baik yang dimiliki maupun yang

dikuasai yang berwujud, baik yang bergerak maupaun tidak bergerak serta

bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai,

Page 5: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

dihitung, diukur, atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh- tumbuhan

kecuali uang dan surat berharga lainnya”.

Pejabat Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Pejabat pengelolaan Barang Milik Negara menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 Bab II pasal 4 (1) “ Menteri Keuangan selaku bendahara

umum negara adalah pengelola Barang Milik Negara, (3) Pengelola Barang Milik

Negara dapat mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang”.

Sedangkan disebutkan pengertian Pejabat Pengelolaan Barang Milik Daerah

dalam pasal 5 (1) “Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan

pengelolaan Barang Milik Daerah, (3) Sekretaris Daerah adalah pengelola

Barang Milik Daerah”.

Selain itu disebutkan tentang Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna

Barang Milik Negara/Daerah pada bagian kedua pasal 6 (1) “Menteri/Pimpinan

Lembaga selaku pimpinan Kementerian/Lembaga adalah Pengguna Barang Milik

Negara, 7 (1) Kepala Kantor dalam lingkungan Kementerian/Lembaga Kuasa

Pengguna Barang Milik Negara dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya, 8 (1)

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Pengguna Barang Milik Daerah”.

Kewenangan dan Tanggung Jawab

Kewenangan dan tanggung jawab Pengelola Barang Milik

Negara/Daerah, Pengguna Barang Milik Negara/Daerah, Kuasa Pengguna

Barang Milik Negara/Daerah disebutkan dalam Peraturan Menteri Keuangan

nomor 150/PMK.06/2014 sebagai berikut :

Kewenangan dan tanggung jawab Pengelola Barang adalah : Pasal 2 ayat (1)

“Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang berwenang dan bertanggung jawab

untuk: a) menelaah RKBMN; b) menandatangani Hasil Penelaahan RKBMN; c)

menyampaikan Hasil Penelaahan RKBMN kepada Pengguna Barang;

d)memproses atau tidak memproses Usulan Perubahan Hasil Penelaahan

RKBMN; e) menandatangani Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN; dan

f)menyampaikan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN kepada Pengguna

Barang; ayat (2) Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional Menteri

Keuangan selaku Pengelola Barang atas kewenangan dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud pada ayat (1); ayat (3) Dalam melaksanakan sebagian

kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur

Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat mendelegasikan kepada pejabat

structural di lingkungan Direktorat Jenderal”.

Kewenangan dan tanggung jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang pada bagian kedua Pasal 3 ayat (1) “Menteri/Pimpinan Lembaga

merupakan Pengguna Barang yang dalam menjalankan kewenangan dan

tanggung jawabnya secara fungsional dilaksanakan oleh: a) Sekretaris

Jenderal/Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama pada Kementerian/Lembaga,

Page 6: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

termasuk Kantor Menteri Koordinator/Kantor Menteri Negara; b) Jaksa Agung

Muda Pembinaan pada Kejaksaan Agung; c) Pimpinan

Kesekretariatan/Kepaniteraan pada Lembaga Tinggi Negara; ayat (2) Pengguna

Barang berwenang untuk: a) melakukan penelitian atas RKBMN yang

disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang; b) menyampaikan RKBMN kepada

Pengelola Barang; c) memberikan penjelasan, klarifikasi, dan/atau keterangan

lain yang diperlukan oleh Pengelola Barang terkait dengan RKBMN yang

diusulkan; d) menandatangani Hasil Penelaahan RKBMN; e) menandatangani

Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN; ayat (3) Pengguna Barang bertanggung

jawab atas: a) kebenaran dan kelengkapan dari usulan RKBMN yang

disampaikannya; b) kepatuhan terhadap penerapan ketentuan

PerencanaanKebutuhan BMN; ayat (4) Pengguna Barang dapat menunjuk

pejabat pada kantor pusat dan/atau pejabat di instansi vertikal untuk

melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dan ayat (3); ayat (5) Kuasa Pengguna Barang berwenang dan

bertanggung jawab mengajukan RKBMN untuk lingkungan kantor yang

dipimpinnya kepada Pengguna Barang”.

Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran BMN

Hani dan Handoko (dalam wahyuningrum, E. dkk, ) Perencanaan adalah

proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

George Terry (dalam wahyuningrum, E. dkk, ) berpendapat batasan lain

perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan

menggunakan dugaan mengenai masa yang akan dating, menggambarkan dan

merumuskan aktivitas yang diusulkan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

Menurut Louis A. Allen (dalam wahyuningrum, E. dkk, ) aktivitas dalam

perencanaan adalah sebagai berikut : 1) Prakiraan (forecasting); 2) Penetapan

tujuan (establishing objective); 3) Pemrograman (programming); 4) Penjadwalan

(Scheduling); 5) Penganggaran (budgeting); 6) Pengembangan prosedur

(developing procedure); 7) Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing

and interpreting policies).

PP No 27/2014 pasal 9 ayat (2) menyebutkan “ Perencanaan kebutuhan

meliputi perencanaan Pengadaan, Pemeliharaan, Pemanfaatan,

Pemindahtangan, Penghapusan BMN/D”. PMK No 150/PMK.06/2014

mendefinisikan perencanaan Kebutuhan BMN adalah “kegiatan merumuskan

rincian kebutuhan BMN untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah

lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan

tindakan yang akan datang”.

Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat RKBMN,

adalah dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 (satu) tahun. Hasil

Penelaahan RKBMN adalah dokumen penelaahan RKBMN antara Pengguna

Barang dan Pengelola Barang. Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN

adalah dokumen penelaahan RKBMN yang diusulkan untuk dilakukan

Page 7: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

perubahan. Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN adalah dokumen penelaahan

Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN antara Pengguna Barang dan

Pengelola Barang.

Ruang Lingkup Perencanaan Kebutuhan BMN

Ruang lingkup perencanaan kebutuhan BMN menurut Peraturan Menteri

Keuangan nomor 150/PMK.06/2014 adalah : Pasal 4 “Ruang lingkup

Perencanaan Kebutuhan BMN yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi:

a) perencanaan pengadaan BMN; b) perencanaan pemeliharaan BMN”.

Objek Perencanaan Kebutuhan BMN

Objek Perencanaan Kebutuhan BMN adalah : Pasal 5 “Objek Perencanaan

Kebutuhan BMN meliputi: a) tanah dan/atau bangunan; b) selain tanah dan/atau

bangunan”.

Prinsip Perencanaan Kebutuhan BMN

Prinsip Perencanaan Kebutuhan BMN adalah : Pasal 6 “RKBMN memuat

informasi berupa unit BMN yang direncanakan untuk dilakukan pengadaan

dan/atau pemeliharaan, Pasal 7 RKBMN disusun oleh Pengguna Barang dengan

berpedoman pada: a) Renstra-K/L; b) Standar Barang; dan c) Standar

Kebutuhan”.

METODE PENULISAN

Metode penulisan artikel ini adalah menggunakan metode deskriptif,

dengan sumber datanya adalah data primer, serta teknik mengumpulkan

datannya adalah dengan studi pustaka.

PEMBAHASAN

Didalam modul prinsip-prinsip manajemen aset (2007:7) yang diterbitkan

Lembaga Administrasi Negara yang dimaksud optimalisasi aset merupakan

proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan

potensi, lokasi, nilai, jumlah atau volume, legal dan ekonomi yang dimiliki oleh

aset tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan penganggaran yang baik,

dengan berdasarkan asas efisiensi, maka akan menunjang penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal. Asas efisiensi yaitu bahwa

barang milik Negara/daerah diarahkan untuk digunakan sesuai batasan-batasan

standar kebutuhan yang diperlukan.

Perencanaan Kebutuhan BMN sebagai kegiatan merumuskan rincian

kebutuhan BMN untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu

dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan

yang akan datang, harus dilaksanakan secara terintegrasi antara pengelola

barang, pengguna barang/kuasa pengguna barang, dengan berpedoman pada

Page 8: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

Renstra-K/L, Standar Barang, dan Standar Kebutuhan, serta Penyusunan

RKBMN untuk pengadaan BMN memperhatikan ketersediaan BMN yang ada

pada Kementerian/Lembaga. Dalam proses penetapan Standar Barang dan

Standar Kebutuhan Pengelola Barang dapat berkoordinasi dengan instansi atau

dinas teknis terkait.

Koordinasi dengan instansi atau dinas teknis terkait dalam proses

penetapan Standar Barang dan Standar Kebutuhan merupakan hal penting

yang diperlukan oleh pengelola barang/Kuasa pengelola barang, agar output

yang dihasilkan tepat, efisien dan efektif serta berkesinambungan. Selain itu

diperlukan juga koordinasi tentang penentuan standar harga, dimana didalam

PMK No 150/PMK.06/2014 tidak disyaratkan, seperti dalam pasal 9 PP No

27/2014. Penentuan standar harga ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, tetapi di lingkungan pemerintahan daerah, standar harga

tidak relevan dengan kondisi sebenarnya di pasaran, maupun tidak baku atau

berbeda-beda disetiap daerah.

Ruang lingkup perencanaan kebutuhan BMN menurut Peraturan Menteri

Keuangan nomor 150/PMK.06/2014 meliputi perencanaan pengadaan BMN dan

perencanaan pemeliharaan BMN, sedangkan selain hal tersebut didalam

perencanaan kebutuhan dan penganggaran, dalam PP No 27/2014 pasal 9

terdapat perencanaan pemanfaatan BMN, perencanaan pemindahtanganan

BMN serta perencanaan penghapusan BMN. Padahal dalam manajemen

perencanaan kebutuhan dan anggaran harus dilaksanakan secara yang

terintegrasi berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi,

efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai, baik antara instansi terkait maupun

dengan kegiatan-kegiatan yang termasuk lingkup dari pengelolaan BMN itu

sendiri.

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen perencanaan kebutuhan aset dan penganggaran sebagai bagian

pertama dari pengelolaan BMN/D sangat penting didalam menunjang

kesuksesan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan. Manajemen yang

terintegrasi dan menyeluruh terhadap kegiatan-kegiatan terkait pengelolaan aset

diharapkan akan mampu mengoptimalkan peningkatan pendapatan pemerintah

maupun penurunan belanja disisi lainnya.

Rekomendasi

1. Landasan hukum atau aturan teknis seperti peraturan menteri keuangan,

yang mengatur tentang perencanaan pemanfaatan BMN, perencanaan

pemindahtanganan BMN serta perencanaan penghapusan BMN.

2. Peraturan perundang-undangan atau peraturan lainnya, yang mengatur

tentang Standar harga secara nasional dan local.

Page 9: ARTIKEL MANAGEMEN ASET DALAM PROSES · PDF fileakuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/Daerah, penyusunan laporan ... pemerintah menetapkan ... pejabat pada kantor

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2014 tentang Perencanaan

BMN

Wahyuningrum, E. dkk (2010). Analisis Optimalisasi Proses Perencanaan Aset

Daerah di Pemerintah Kota Salatiga. The Computer Journal.

. , 2008. Royal institution of Chartered Surveyors