Artikel Jurnal Ivon

download Artikel Jurnal Ivon

of 5

Transcript of Artikel Jurnal Ivon

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    1/8

     

    IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT BAKSO TUSUK DI

    SEKOLAH DASAR KOTA MANADO

     Ivone Cecilia Rompas*

    *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

    ABSTRAK

     Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di

     perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan diperkirakan akan terus meningkat, mengingat

    makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan

    adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang.

     Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan. Tujuan

     penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi zat rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk di Sekolah Dasar

     Manado.

     Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif observasional dengan desain studi cross-

     sectional. Sampel diambil secara purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak tujuh saus tomat. Identifikasi

    rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk diuji di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri(BARISTAN) Kota Manado dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Waktu dan tempat penelitian

    dilakukan selama bulan April-November 2014 di tujuh Sekolah Dasar Manado.

    Semua sampel yang diuji menunjukkan bahwa tidak terdapat zat pewarna rhodamin b dalam saus tomat

    bakso tusuk.

     Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa ketujuh sampel saos tomat

    bakso tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di sekolah dasar tidak terdapat zat pewarna rhodamin b

    melalui uji kualitatif di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan

    menggunakan Metode Kromatografi Kertas.

     Anak sekolah sebaiknya harus tahu memilih jajanan yang tidak mengandung rhodamin b, dan para

     pedagang juga sebaiknya selalu menjual makanan jajanan yang baik untuk dikonsumsi.

    Kata Kunci  : Saus Tomat, Rhodamin B, Kromatografi Kertas

    ABSTRACT

    Street food has became an unseparated part from the society life, both in urban or in rural. The consumtion of

     street food was estimated will continue to increase, considering the limited time for family members to cultivate

    their own food. The superiorities of street food are cheap and easy to get, also taste good and fit the tastes of

    most people. Although it has some superiorities but it also has risks to the health. The aim of this study is to

    determine the rhodamin b substance in the tomatoe sauce of meatball skewers at the Elementary School of

     Manado City.

    This study used observational descriptive research method with cross-sectional study design. The sample

    were taken by purposive sampling. The number of sample was seven tomatoe sauces. The identification of

    rhodamin b in the tomatoe sauces of meatball skewers was investigated in Laboratorium Balai Riset and

    Standarisasi Industri (BARISTAN) of Manado with the paper chromatography. The research time and placewere conducted during April-November 2014 at seven Elementary Schools of Manado.

     All of the samples which were tested showed that there was not Rhodamin B due substance in the tomatoe

     sauces of meatball skewers.

     Based on the research which has conducted, can be concluded that all of the seven samples of tomatoe sauces which are sold by the meatballs trader at the Elementary School, there is not any rhodamin b dye

     substance through the qualitative test in the BARISTAN of Manado City with using the paper.

    The school children should know to choose snacks that do not contain rhodamin b, and the traders should

    always sell good food to be consumed.

    Keywords :Tomatoe Sauce, Rhodamin B, Paper Chromatography

     

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    2/8

     

    PENDAHULUAN

    Makanan jajanan ( street food ) telah menjadi

     bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

    masyarakat, baik di perkotaan maupun di

     pedesaan. Konsumsi makanan jajanan

    diperkirakan akan terus meningkat, mengingat

    makin terbatasnya waktu anggota keluarga

    untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan

    makanan jajanan adalah murah dan mudah

    didapat, serta cita rasanya enak dan cocok

    dengan selera kebanyakan orang. Meskipun

    memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan

     jajanan juga berisiko terhadap kesehatan

    (Hidayati & Saparinto, 2006).

    Keberadaan bahan tambahan makanan

    adalah untuk membuat makanan tampak lebih

     berkualitas, lebih menarik serta rasa dan

    teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu

    ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun

    hasilnya memuaskan bagi konsumen dan

     produsen (Afrianti, 2013). Sering tidak kita

    sadari bahwa dalam makanan yang kita

    konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-

    zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai

     pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran

    lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap

    tubuh kita, sehingga kebanyakan kita akan

    mengetahui dampaknya dalam waktu yang

    lama (Eka, 2013).

    Beberapa jenis bahan makanan yang

    diuji Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan

    (BPOM) mengandung bahan berbahaya seperti

     pewarna tekstil, kertas, dan cat (rhodamin  b),

    methanyl yellow, dan amaranth. Pemakaian ini

    sangat berbahaya karena bisa memicu

    terjadinya kanker serta merusak ginjal dan hati

    yang disebabkan oleh bahan-bahan yang

    ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak

    seperti es sirup atau cendol, minuman ringan

    seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan

    saus sambal (Eka, 2013).

    Tabel.1 Daftar Beberapa Pewarna Sintetik

    Yang Mudah Larut dan Tidak Mudah

    Larut Dalam Air.

    Zat Pewarna

    SintetisWarna

    Mudah Larut atau

    Tidak Mudah

    Larut

    Rhodamin B Merah TidakMethanolYellow

    Kuning Tidak

    Malachite

    Green

    Hijau Tidak

    Sunset Yellow Kuning Ya

    Tatrazine Kuning Ya

    Brilliant Blue Biru Ya

    Carmoisine Merah Ya

    Erythrosine Merah Ya

    Fast Red E Merah Ya

    Amaranth Merah Ya

    Indigo

    Carmine

    Biru Ya

    Ponceau 4R Merah Ya

    Sumber: ( Buku ajar Rahasia Mengetahui

     Makanan Berbahaya Eka Reysa, 2013).

    Rhodamin B merupakan bahan

     pewarna sintetis dalam industri tekstil dan

    kertas, yang secara ilegal digunakan untuk

     pewarna makanan. Makanan yang

    menggunakan bahan ini bisa dikenali dari

    warna merah mencolok yang tidak wajar, 

     banyak terdapat titik-titik warna karena tidak

    homogen.

    Kasus-kasus keracunan pangan

    seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    3/8

     

     pangan diolah dengan prosedur pengolahan

    yang benar. Mutu dan keamanan pangan juga

    sangat penting dalam perdagangan. Keamanan

     pangan merupakan tanggung jawab bersama

    antara pemerintah, konsumen dan industri

     pangan (Kristiana, 2010).

    Berdasarkan hasil penelitian oleh

    Rohmah (2013) mengenai Kajian Keamanan

    Pangan Pentol Cilok di Desa Blawirejo

    Kecamatan Kedungpring Lamongan,

    menunjukkan bahwa semua sampel saus tomat

     pentol cilok (bakso tusuk) mengandung

    rhodamin b.

    Setelah dilakukan survei awal di

     beberapa Sekolah Dasar Kota Manado, maka

    yang dipilih ada tujuh Sekolah Dasar untuk

    dijadikan pengambilan sampel saus tomat

     bakso tusuk. Alasan dipilihnya Sekolah Dasar

    tersebut karena rata-rata pedagang yang

     berjualan saus tomat bakso tusuk lebih dari

    satu. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu

    untuk meneliti zat rhodamin b pada saus tomat

     bakso tusuk yang dijual oleh para pedagang

    yang berada di Sekolah Dasar Manado.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

    observasional dengan desain studi cross-

     sectional   untuk mengetahui ada tidaknya zat

    rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk yang

    di jual oleh pedagang di Sekolah Dasar yang

    ada di Kota Manado melalui uji laboratorium.

    Lokasi penelitian dilakukan pada tujuh

    Sekolah Dasar di Kota Manado dalam rentang

    waktu bulan April hingga November tahun

    2014.

    Sampel penelitian ini adalah saus

    tomat bakso tusuk yang dijual oleh pedagang

    di SD Frater Don Bosco, SD Katolik

    St.Theresia 02,10,dan 11, SD Negeri 126, SD

     Negeri 04 dan 05, SD Katolik St. Theresia, SD

    Tridharma, dan SD Muhammadiyah 1. Sampel

    diambil dengan cara purposive sampling dan

     jumlah seluruh sampel sebanyak tujuh saus

    tomat bakso tusuk.

    Data yang dikumpulkan merupakan

    data primer, yaitu data yang didapat dari hasil

     pengujian di Laboratorium Balai Riset dan

    Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota

    Manado. Pengolahan data dilakukan secara

    manual dan disajikan dalam bentuk tabel dan

    narasi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Lokasi Penelitian yang digunakan adalah

    Sekolah Dasar Kota Manado. Sampel saus

    tomat bakso tusuk diambil dari tujuh pedagang

     bakso tusuk yang berjualan di tujuh Sekolah

    Dasar yang terletak di tiga kecamatan, yaitu:

    1. 

    Kecamatan Malalayang : SD Negeri 126

    dan SD Katolik St. Theresia.

    2. Kecamatan Wenang : SD Frater Don Bosco,

    SD Negeri 04 dan 05, SD Tridharma dan

    SD Muhammadiyah 1.

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    4/8

     

    3. Kecamatan Wanea : SD Katolik St.Theresia

    02, 10, dan 10.

    Tabel.2 Hasil Pemeriksaan Rhodamin B

    Dengan Uji Kualitatif Menggunakan

    Metode Kromatografi Kertas.Kode

    SampelHasil Keterangan

    A1 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    A2 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    A3 Negatif (-) Tidak menyerupaiwarna rhodamin b

    A4 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    A5 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    A6 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    A7 Negatif (-) Tidak menyerupai

    warna rhodamin b

    Berdasarkan Tabel.2 menunjukkan

     bahwa bahwa ketujuh sampel saus tomat bakso

    tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di

    masing-masing Sekolah Dasar hasilnya negatif

    semua, yang artinya tidak terdapat zat pewarna

    rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk.

    Jajanan Anak Sekolah

    Makanan jajanan adalah makanan dan

    minuman yang diolah oleh pengrajin makanan

    ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai

    makanan siap santap untuk dijual bagi umum

    selain yang disajikan jasa boga, rumah

    makan/restoran, dan hotel (Kemenkes RI,

    2003).

    Pedagang di SD Frater Don Bosco, SD

    Katolik St.Theresia 02,10,11, SD Negeri 126,

    SD Negeri 04 dan 05, SD Katolik St.Theresia,

    SD Tridharma, dan SD Muhammadiyah 01,

    menjual berbagai macam jajanan dengan

    tampilan warna yang terang untuk menarik

     perhatian anak-anak disekolah. Ada pedagang

    yang berjualan es, sirup, bakso tusuk dan

    saus/sambal, kerupuk dan berbagai macam

    makanan jajanan lainnya. Para pedagang di

    sekolah bukan saja laki-laki, tetapi ada juga

     pedagang perempuan. Waktu berjualan pun

     berbeda-beda, ada yang mulai dari pagi hari

    tetapi ada juga pedagang yang berjualan ketika

    waktu istirahat anak sekolah.

    Pada tahun 2006, BPOM melakukan

     pemeriksaan di beberapa daerah di Indonesia

    yaitu Bandar Lampung, Jakarta, Bandung,

    Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar,

    dan Mataram, menunjukkan juga bahwa masih

     banyak makanan jajanan yang mengandung zat

     berbahaya (Hidayati dkk, 2006). Dari

     penelitian tersebut, ternyata masih banyak

    makanan jajanan yang dijual oleh pedagang

    yang mengandung zat-zat berbahaya. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa selain murah dan

    mudah didapat, makanan jajanan juga

    mengandung zat-zat berbahaya yang dapat

    menyebabkan penyakit bagi manusia. 

    Zat Pewarna

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

    tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan

     pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan

     pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau

    diaplikasikan pada pangan, mampu memberi

    atau memperbaiki warna.

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    5/8

     

    Zat pewarna sintetis yang paling sering

    ditambahkan dalam makanan jajanan ialah

    methanyl yellow  dan rhodamin b.  Methanyl

     yellow  berbentuk serbuk berwarna kuning

    kecoklatan, sedangkan rhodamin b berbentuk

    serbuk kristal, tidak berbau dan berwarna

    merah keunguan (Yuliarti, 2007). Kedua zat

     pewarna tersebut merupakan zat pewarna yang

    dilarang oleh pemerintah untuk ditambahkan

    kedalam suatu makanan. 

    Hasil penelitian ini menunjukkan

     bahwa saus tomat bakso tusuk yang dijual oleh

     pedagang di SD Frater Don Bosco, SD Katolik

    02,10,11, SD Negeri 126, SD Negeri 04 dan

    05, SD Katolik St.Theresia, SD Tridharma, dan

    SD Muhammadiyah 01, tidak mengandung zat

     pewarna yang dilarang oleh pemerintah.

    Berdasarkan wawancara langsung dengan para

     pedagang, pedagang membeli saus tomat di

    toko lalu ditambahkan dengan garam, vetsin,

     bawang merah, dan bawang putih kemudian

    dicampur dengan air masak, tetapi ada juga

     pedagang yang membuat/meracik sendiri saus

    tomat bakso tusuk.

    Penelitian yang dilakukan oleh Utami

    dan Suhendi (2009), menghasilkan 15 dari 41

     jajanan pasar yang dijual di Kecamatan

    Laweyan Kotamadya Surakarta positif

    mengandung rhodamin b. Hal ini disebabkan

    rendahnya pendidikan pedagang, karena

    sebagian pedagang tidak sekolah. Berbeda

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Soleh

    (2003), menunjukkan bahwa dari 25 sampel

    makanan dan minuman jajanan yang beredar di

    Kota Bandung tidak terdapat methanyl yellow.

    Makanan yang diberi zat pewarna ini, biasanya

     berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak

     pahit (Yuliarti, 2007).

    Rhodamin B

    Rhodamin b merupakan salah satu pewarna

    sintetis yang dilarang oleh pemerintah untuk

    ditambahkan kedalam suatu makanan. Pewarna

    ini sebenarnya adalah pewarna untuk kertas

    dan tekstil. Zat pewarna ini memiliki warna

    merah dan kebanyakan di tambahkan kedalam

    makanan dan minuman seperti es campur, es

    cincau, saus tomat bakso tusuk, terasi,

    kerupuk, kue dan makanan jajanan lainnya.

    Penelitian yang dilakukan oleh Astuti

    dkk, tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian

     besar sampel terasi (70%) mengandung

    rhodamin b. Penggunaan rhodamin b dalam

    terasi disebabkan oleh ketidakpahaman

     produsen terhadap bahaya zat pewarna

    tersebut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh

    Gresshma dan Paul (2012), menghasilkan

     bahwa dari 75 sampel jajanan yang diuji, 30

     positif mengandung rhodamin b. Namun,

     berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Pertiwi dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa

    dari sampel jajanan yang diuji tidak terdapat

    zat pewarna rhodamin b dalam jajanan anak

    sekolah. Penelitian tersebut sejalan dengan

    hasil penelitian ini, dimana ketujuh sampel

    saus tomat yang dijual oleh pedagang sekolah

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    6/8

     

    dasar yang dicurigai mengandung rhodamin b,

    setelah dilakukan uji menunjukkan hasil

    negatif atau tidak terdapat zat pewarna

    rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk.

    Zat pewarna sintetis yang paling sering

    ditambahkan ialah rhodamin b. Zat pewarna

    rhodamin b sangat berbahaya bagi kesehatan.

    Penggunaan rhodamin b pada makanan dalam

    waktu yang lama dapat mengakibatkan

    gangguan fungsi hati maupun kanker (Yuliarti,

    2007).

    Identifikasi Rhodamin B

    Ketujuh pedagang bakso tusuk yang berjualan

    di sekolah, peneliti melihat bahwa masing-

    masing pedagang yang berjualan menyajikan

    saus tomat berbeda-beda, ada yang berwarna

    merah mencolok dan ada juga yang

    menyajikan saus tomat bakso tusuk dengan

    warna merah pudar. Sampel yang dicurigai

    mengandung rhodamin b ialah pedagang yang

     berjualan saus tomat bakso tusuk di SD Negeri

    04 dan 05. Akan tetapi, kecurigaan terhadap

    sampel tersebut tidak terbukti mengandung

    rhodamin b setelah dilakukan uji di

    laboratorium.

    Metode yang sering digunakan untuk

    mengidentifikasi zat warna rhodamin b ialah

    metode kromatografi kertas dan kromatografi

    lapis tipis. Pada penelitian ini, identifikasi zat

    warna rhodamin b dilakukan uji kualitatif

    dengan menggunakan metode kromatografi

    kertas. Metode kromatografi dibedakan dalam

    3 jenis, yaitu metode kromatografi kertas,

    kromatografi lapis tipis, kromatografi cair

    kinerja tinggi, dan kromatografi gas (Gandjar

    dan Rohman, 2008).

    Identifikasi rhodamin b dalam saus

    tomat bakso tusuk dilakukan melalui metode

    kromatografi kertas karena di laboratorium

    tidak menyediakan metode kromatografi lain.

    Tidak terdapatnya rhodamin b dalam saus

    tomat bakso tusuk, karena pedagang hanya

    menggunakan singkong merah yang

    dihaluskan kemudian ditambahkan maizena

    sehingga menjadi kental.

    Penelitian Dalawir (2010) mengenai

    zat warna rhodamin b pada saus tomat,

    menggunakan metode yang sama dengan

     penelitian ini yaitu metode kromatografi

    kertas. Berbeda dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Julyana (2013), untuk

    mengidentifikasi zat warna pada saus tomat

    yang dijual di Pasar Tradisional di Kota

    Balikpapan, peneliti menggunakan metode

    kromatografi kertas lapis (KLT) dan hasil

    menunjukkan tidak mengandung zat pewarna

    rhodamin b. Penelitian serupa juga dilakukan

    oleh Sella (2013), peneliti menggunakan

    metode yang sama dilakukan oleh Julyana dan

    hasil juga menunjukkan negatif atau tidak

    mengandung bahan pewarna rhodamin b pada

    saus tomat yang dijual di Pasar Tradisional di

    Kota Blitar. Berdasarkan kedua penelitian yang

    dilakukan oleh Julyana (2013) dan Shella

    (2013), maka dapat dilihat bahwa tidak semua

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    7/8

     

    saus tomat yang dijual oleh pedagang

    mengandung zat warna rhodamin b.

    Warna yang sangat merah mencolok

     pada saus tomat dan makanan jajanan lain

    yang dijual oleh pedagang, itu berarti tidak

    semua mengandung zat pewarna berbahaya

    yang dilarang oleh pemerintah yaitu rhodamin

     b. Akan tetapi, walaupun tidak semua makanan

     jajanan dan saus tomat yang warnanya merah

    mencolok tidak mengandung rhodamin b,

    masyarakat lebih khususnya anak-anak yang

    sering jajan sembarangan perlu adanya sikap

    kehati-hatian dalam mengkonsumsi makanan

     jajanan yang dibeli.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

    ketujuh sampel saus tomat bakso tusuk yang

    dijual oleh pedagang bakso tusuk di Sekolah

    Dasar hasilnya negatif atau tidak terdapat zat

     pewarna rhodamin b melalui uji kualitatif di

    Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi

    Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan

    menggunakan Metode Kromatografi Kertas.

    SARAN

    1. Disarankan bagi pemerintah untuk selalu

    mengadakan pengawasan bagi setiap

     pedagang yang berjualan di sekolah-sekolah

    dasar.

    2. Kepada masyarakat terutama anak sekolah

    sebaiknya untuk tahu memilih jajanan yang

    tidak mengandung zat pewarna makanan

    yang dilarang untuk dikonsumsi seperti

    rhodamin b.

    3. Untuk pedagang kiranya selalu menjual

    makanan jajanan yang baik untuk

    dikonsumsi dan tidak ditambahkan zat-zat

     pewarna makanan yang dilarang

     pemerintah.

    4. Disarankan untuk dijadikan penelitian

    lanjutan pada sekolah-sekolah lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Afrianti, L., 2013. Teknologi Pengawetan

     Pangan. Bandung: Alfabeta.

    Astuti, R., Meikawati, W., & Sumarginingsih,

    S. 2010. Penggunaan Zat Warna Rhodamin

     B Pada Terasi Berdasarkan Pengetahuan

    & Sikap Produsen Terasi Di Desa Bonang

     Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang ,

    Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,

    (Online), 6 (2) :(http://jurnal.unimus.ac.id/

    index.php/jkmi/article/view/153/135),

    diakses pada 19 September 2014.

    Eka Reysa. 2013.  Rahasia Mengetahui

     Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media

    Publisher.

    Eka Reysa. 2013.  Rahasia Mengetahui

     Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media

    Publisher.

    Gandjar, I., Rohman, A. 2008.  Kimia Farmasi

     Analisis. Bandung: Pustaka Belajar.

    Gresshma, L., Paul, R. 2012. Qualitative and

    Quantitative Detection of Rhodamine B

    http://jurnal.unimus.ac.id/%20index.php/jkmi/article/view/153/135http://jurnal.unimus.ac.id/%20index.php/jkmi/article/view/153/135http://jurnal.unimus.ac.id/%20index.php/jkmi/article/view/153/135http://jurnal.unimus.ac.id/%20index.php/jkmi/article/view/153/135

  • 8/19/2019 Artikel Jurnal Ivon

    8/8

     

     Extracted from Different Food Items Using

    Visible Spectrophotometry. Journal of

    Forensic Sciences, (Online), 3(1): 36-40,

    (http://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.

    3No.1/Article6.pdf), diakses pada 6

    Oktober 2014.

    Hidayati, D., Saparinto, C. 2006.  Bahan

    Tambahan Pangan. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Julyana, T. S. 2013.  Analisis Pewarna

     Rhodamin B Dan Pengawet Natrium

     Benzoat Pada Saus Tomat X Dari Pasar

    Tradisional R Di Kota Balikpapan.  Jurnal

    Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,

    (Online), 2 (2): 1-11 (http://journal.

    ubaya.ac.id/index.php/calyptra/article/view

    File/465/1378), diakses pada 7 Oktober

    2014.

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor:

    942/Menkes/SK/VII/2003. Tentang

    Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi

    Makanan Jajanan.

    Kristiana, F. 2010.  Post Market Vigilance.

    Buletin Keamanan Pangan, (Online), 17(9):

    3-4, 12, (http://perpustakaan. pom.go.id/.../

    Buletin%20Keamanan%20Pangan/0110.pdf 

    ) , diakses pada 23 April 2014. 

    Rohmah, N. 2013.  Kajian Kemanan Pangan

     Pentol Cilok Di Desa Blawirejo Kecamatan

     Kedungpring Lamongan. Jurnal Tata Boga,

    (Online), 2 (1): 58-65, (http://ejournal.

    unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata

     boga/article/view/1139 ), diakses pada 5

    Oktober 2014. 

    Sella. 2013.  Analisis Pengawet Natrium

     Benzoat Dan Pewarna Rhodamin B Pada

    Saos Tomat J Dari Pasar Tradisional L

     Kota Blitar . Jurnal Ilmiah Mahasiswa

    Universitas Surabaya, (Online), 2 (2): 1-10,

    (https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus

    /article/viewFile/463/438 ) , diakses pada 2

    Oktober 2014. 

    Utami, W. & Suhendi, A. 2009.  Analisis

     Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan

     Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal

    Penelitian Sains & Teknologi, (Online), 10

    (2): 148-155, (http://publikasiilmiah.

    ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/442/

    6.%20WAHYU%20UTAMI%20c.pdf?sequ

    ence=1 ), diakses pada 28 September 2014. 

    Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya di Balik

     Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi.

    http://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.3No.1/Article6.pdfhttp://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.3No.1/Article6.pdfhttps://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/463/438https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/463/438https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/463/438https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/463/438https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/463/438http://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.3No.1/Article6.pdfhttp://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.3No.1/Article6.pdf