Artikel HAM

3
TUGAS PKN TENTANG HAM DI INDONESIA 12 Desember 2009 PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA DALAM KERANGKA HAM INTERNASIONAL Oleh : Dede Gunawan (1100006) MAN INSAN CENDEKIA Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Indonesia merupakan negara yang sangat menghargai kebebasan. Juga, Indonesia sangat menghargai hak asasi manusia(HAM). Ini bisa dilihat dengan adanya TAP No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang peradilan HAM yang cukup memadai. Ini merupakan tonggak baru bagi sejarah HAM Indonesia.ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, karena baru Indonesia dan Afrika Selatan yang mempunyai undang undang peradilan HAM. Aplikasi dari undang undang ini adalah sudah mulai adanya penegakan HAM yang lebih baik, dengan ditandai dengan adanya komisi nasional HAM dan peradilan HAM nasional. Dengan adanya penegakan HAM yang lebih baik ini, membuat pandangan dunia terhadap Indonesia kian membaik. Tapi, meskipun penegakan HAM di Indonesia lebih baik, Indonesia tidak boleh senang dulu, karena masih ada setumpuk PR tentang penegakan HAM di Indonesia yang belum tuntas. Diantara PR itu adalah masalah kekerasan di Aceh, di Ambon, Palu, dan Irian Jaya tragedy Priok, kekerasan pembantaian ”dukun santet” di Banyuwangi, Ciamis, dan berbagai daerah lain, tragedi Mei di Jakarta, Solo, dan berbagai kota lain, tragedi Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996, penangkapan yang salah tangkap, serta rentetan kekerasan kerusuhan massa terekayasa di berbagai kota, yang bagaikan kisah bersambung

Transcript of Artikel HAM

Page 1: Artikel HAM

TUGAS PKN TENTANG HAM

DI INDONESIA 12 Desember 2009

PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA DALAM KERANGKA HAM INTERNASIONAL

Oleh : Dede Gunawan (1100006)MAN INSAN CENDEKIA

Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Indonesia merupakan negara yang sangat menghargai

kebebasan. Juga, Indonesia sangat menghargai hak asasi manusia(HAM). Ini bisa dilihat dengan adanya

TAP No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan UU

No. 26/2000 tentang peradilan HAM yang cukup memadai. Ini merupakan tonggak baru bagi sejarah

HAM Indonesia.ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, karena baru Indonesia dan Afrika

Selatan yang mempunyai undang undang peradilan HAM. Aplikasi dari undang undang ini adalah sudah

mulai adanya penegakan HAM yang lebih baik, dengan ditandai dengan adanya komisi nasional HAM

dan peradilan HAM nasional.

Dengan adanya penegakan HAM yang lebih baik ini, membuat pandangan dunia terhadap

Indonesia kian membaik. Tapi, meskipun penegakan HAM di Indonesia lebih baik, Indonesia tidak

boleh senang dulu, karena masih ada setumpuk PR tentang penegakan HAM di Indonesia yang belum

tuntas. Diantara

PR itu adalah masalah kekerasan di Aceh, di Ambon, Palu, dan Irian Jaya tragedy Priok,

kekerasan pembantaian ”dukun santet” di Banyuwangi, Ciamis, dan berbagai daerah lain, tragedi Mei di

Jakarta, Solo, dan berbagai kota lain, tragedi Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996, penangkapan yang salah

tangkap, serta rentetan kekerasan kerusuhan massa terekayasa di berbagai kota, yang bagaikan kisah

bersambung sepanjang tahun-tahun terakhir pemerintahan kedua: tragedi Trisakti, tragedy Semanggi,

kasus-kasus penghilangan warga negara secara paksa, dan sebagainya.

Pemerintah di negeri ini, harus lebih serius dalam menangani kasus HAM ini jika ingin lebih

dihargai dunia. Karena itu, pemerintah harus membuat aturan aturan yang lebih baik. Juga kejelasan

pelaksanaan aturan itu. Komnas HAM sebagai harus melakukan gebrakan diantaranya :

1. Komnas HAM mendesak pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi berbagai instrumen

internasional hak asasi manusia, dengan memberi prioritas pada Statuta Roma Mahkamah

Pidana Internasional (Rome Statute International Criminal Court), Protokol Opsional Konvensi

Anti Penyiksaan (Optional Protocol Convention Against Torture), Konvensi Internasional

tentang Penyandang Cacat, Konvensi Internasional tentang Pekerja HAM, Konvensi

Internasional Tentang Perlindungan Terhadap Semua Orang Dari Tindakan Penghilangan

Page 2: Artikel HAM

TUGAS PKN TENTANG HAM

DI INDONESIA 12 Desember 2009

Secara Paksa. Dalam rangka untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi para Tenaga

Kerja Indonesia, pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi juga Konvensi Internasional

Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya (International Convention on

the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families). Dalam

kontek ini hendaknya pemerintah segera mengeluarkan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia 2009 – 2014.

2. Perlu ditinjau kembali pendekatan hukum yang represif dalam penyelesaian konflik politik di

Papua yang diterapkan saat ini. Langkah yang dilakukan sekarang lebih banyak melahirkan

kekerasan dan jatuhnya korban. Komnas HAM mendesak perlunya dilakukan langkah-langkah

politik daripada hukum dalam penyelesaian konflik di Papua. Langkah dialog atau perundingan

sudah harus dipikirkan oleh pemerintah.

3. Penuntasan berbagai bentuk kasus pelanggaran hak asasi manusia merupakan kewajiban

pemerintah, oleh karena itu, Komnas HAM mendesak agar pemerintah secara berkala

menginformasikan kepada publik mengenai status perkembangan penyelesaian kasus-kasus

pelanggaran hak asasi manusia yang ditangani. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan

keyakinan kepada masyarakat tentang tidak adanya kemungkinan untuk menutupi keterlibatan

aparatur pemerintah serta menjamin tidak adanya praktik-praktik impunity bagi mereka yang

terlibat. Langkah ini juga menjadi penting dalam rangka terus membangun suatu kepercayaan

publik terhadap kesungguhan pemerintah untuk melindungi, menegakkan, memajukan dan

memenuhi hak asasi manusia.

Tapi, yang jelas penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya partisipasi dan dukungan

masyarakat kepada pemerintah, dan juga keseriusan pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu

merupakan hak dasar setiap orang.

Wassalam…