Artikel Basis Mice Lobby Negosiasi

23
Steven Wijaya 0102080017 NEGOSIASI Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan. Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas. Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja. Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau suami, anak, orang tua, bos kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari. Negosiasi dapat berupa apa saja – gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis mobil, biaya liburan keluarga, dan sebagainya. Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang lain memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan. Tetapi sekedar menginginkan tidak cukup. Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari 1

description

basis mice

Transcript of Artikel Basis Mice Lobby Negosiasi

Steven Wijaya 0102080017

Steven Wijaya 0102080017NEGOSIASITanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita.

Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas.

Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja.

Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau suami, anak, orang tua, bos kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari. Negosiasi dapat berupa apa saja gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis mobil, biaya liburan keluarga, dan sebagainya.

Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang lain memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan. Tetapi sekedar menginginkan tidak cukup. Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari pihak lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan atas sesuatu yang kita miliki. Sedangkan agar negosiasi dapat terjadi dengan sukses, kita harus juga bersiap untuk memberikan atau merelakan sesuatu yang bernilai yang dapat kita tukar dengan sesuatu yang kita inginkan tersebut.

Dalam buku Teach Yourself Negotiating, karangan Phil Baguley, dijelaskan tentang definisi NEGOSIASI yaitu suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu:

1. senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);4. hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi;6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.

Manajemen KonflikKarena setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya, penting sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau menyelesaikan konflik. Untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian konflik dipandang dari sudut menang kalah masing-masing pihak, ada empat kuadran manajemen konflik:

1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain.Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi konflik harus dapat segera diselesaikan.

2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak.

Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.

3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan.

Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama.

4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya.

Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh . Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.

Negosiasi dengan Hati Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif.Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD (yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi), HANDS (yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi).Jadi sebenarnya tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi. Justru kita perlu menggunakan ketiga komponen tersebut yaitu: karakter, metoda dan perilaku.Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan atau meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih informal dan relaks, di mana kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Langkah-langkah bernegosiasiPersiapanLangkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.

PembukaanMengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.

Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.

Memulai proses negosiasiLangkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;e. Sampaikan bahwa jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu if youll give us this, well give you that. Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.

Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual (Sellers Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyers Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyers Ideal Offer, Buyers Realistic Price dan Buyers Highest Price pada sisi pembeli dan Sellers Ideal Price, Sellers Realistic Price dan Sellers Lowest Price pada sisi pembeli.Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Sellers Realistic Price dan Buyers Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.

Membangun KesepakatanBabak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya.

Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.

Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.

Demikian sekilas mengenai negosiasi, yang tentunya masih banyak hal lain yang tidak bisa dikupas dalam artikel pendek. Yang penting bagi kita selaku praktisi Mandiri, kita harus tahu bahwa negosiasi bukan hal yang asing.

Setiap kita adalah negosiator dan kita melakukannya setiap hari setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan karakter (artinya menggunakan seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan penguasaan metoda atau pun teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan dalam membangun perilaku bernegosiasi yang baik dan benar.

Negosiasi

Meningkatkan kemampuan negosiasi.

Salah satu hal yang penting dalam bisnis adalah negosiasi. Bagaimana kita mendapatkan apa yang kita mau dengan seminim mungkin pengorbanan yang kita berikan. Negosiasi bisa juga diartikan tawar menawar. Ini ada sedikit tips yang selalu saya pergunakan saat negosiasi. Hasilnya, alhamdulillah saya mampu mendapatkan banyak hal yang saya mau. Tapi karena prinsip saya selalu win win solution jadi saya gak terlalu menekan angka pengeluaran. Bagi saya yang penting dua-duanya senang Dan saya harap setelah anda mengetahui jurus negosiasi ini, saya harap anda melakukannya untuk hal-hal yang baik. Saya akan sangat sedih jika kemampuan ini anda pergunakan untuk menipu orang lain.

Inilah jurus2 negosiasi ala Lutvi Avandi. Saya mendapatkannya dari berbagai buku dan seminar marketing. Dan ini beberapa yang sering saya pakai:

1. You are my KingAda satu kebutuhan pokok semua orang. Mereka ingin dihormati, dan diorangkan. Mereka haus akan pujian dan kebanggaan. Semiskin apapun mereka, mereka ingin diperlakukan bak raja. Maka, jurus pertama untuk negosiasi dengan siapapun bahkan dengan tukang becak adalah, You are my King.

Hormati dia, berikan respek anda secara tulus padanya. Kata-kata seperti, Wah, anda rajin sekali ya? atau Halo Bos, makin sukses aja nih kelihatannya. Atau bisa juga,Wah bapak ini layak jadi suami teladan, walaupun narik becak, tapi tetap semangat. Tapi ingat, anda harus lihat situasi. Cari yang benar2 keunggulannya. Jangan kelemahannya yang kemudian dibalik jadi pujian, itu justru akan dianggap penghinaan.

Misalnya ada orang bajunya kotor, jangan dibilang, Wah baju anda keren sekali, habis nyuci dimana tuh? Jadi tetap lihat situasi dan kondisi. Cari apapun yang bisa dipuji

2. You are the WinnerAturan kedua, semua orang selalu ingin menang. Bahkan seorang pemenangpun masih mencari orang2 yang lebih hebat darinya untuk dikalahkan. Semua orang ingin jadi nomor 1. Maka, saat anda bernegosiasi dengan seseorang jadikan diri anda selalu kalah Dahulukan kepentingannya.

Saat anda sudah memberi rasa menang sendirinya makanan lezat hingga dia kekenyangan, tak perlu basa basi anda sudah mendapatkan apa yang anda inginkan bahkan tanpa anda minta.. 3. Hindari PerdebatanIni ada kaitan dengan hukum sebelumnya. Jangan pernah berdebat walaupun anda benar-benar dalam posisi benar. Apalagi jika sama-sama meragukan.. hehehe.. Perdebatan hanya akan menambah musuh walaupun anda berhasil memenangkan pertempuran. Ingat hukum kedua, semua orang ingin merasa menang.

Biasanya saya menghindari perdebatan dengan mengatakan ini,Mungkin anda benar walaupun menurut saya ini dan itu. ya, mungkin saya yang salah.

Anehnya biasanya setelah ngomong gitu mereka malah setuju pendapat saya. hehehe.. Cuma seringkali mereka masih tetap teguh pada pendapatnya, tapi setidaknya perdebatan bisa dihentikan 4. Beri hadiahWoww.. ini adalah senjata mematikan saat negosiasi. Hanya orang2 yang punya pendirian kokoh yang mampu menahan serangan ini. Tapi biasanya ketika 3 langkah diatas sudah anda jalankan, akan sangat sulit bagi mereka untuk menolak hadiah.. Sebenarnya ada beberapa jurus lagi, tapi saya lupa. hehehe Apalagi biasanya cuma 4 itu aja yang saya kerjakan.

LOBBY

Lobby atau ada juga yang mendefinisikan diplomasi (dalam istilah politik) adalah salah satu cara dalam menyelesaikan sebuah konflik. Konflik yang di maksud di sini adalah konflik dalam batasan yang luas, yakni adanya dua hal atau lebih, baik personal maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan.

Apa yang harus diperhitungkan saat melobby?Yang harus diperhitungkan oleh seorang pelobby yang baik adalah :

1. Pelobby harus menetapkan tujuan berdasarkan kekuatan yang sungguhnya.

2. Pelobby harus dapat menilai tujuan dan kekuatan lawan dengan cermat

3. Pelobby harus menetapkan seberapa jauh tujuan yang berbeda itu bisa di cari titik komprominya

4. Pelobby harus menggunakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan

Hal-hal mendasar yang harus dipersiapkan sebelum melakukan lobby1. Pihak pelobby menyiapkan orang yang punya visi part of solution bukan orang yang jadi part of problem.

2. Pihak pelobby harus punya tujuan yang jelas, akurat dan ditopang dengan kekuatan yang memadai

3. Pihak pelobby harus memperhitungkan kondisi obyektif dan sudut pandang lawan

4. Pihak pelobby harus bersedia berkompromi dengan berbagai tingkatan target yang akan di raih

Bagaimana Lobby bisa dilakukan ?

Lobby bisa dilakukan kalau lawan kita kira-kira seimbang atau lebih kuat. Kalau seimbang bisa jadi sama-sama akan rugi (hancur) dan ini jelas tidak dikehendaki oleh kedua belah pihak. Sedangkan jika lawan lebih kuat maka di cari agar kita bisa mengurangi kekalahan atau mencari titik temu sehingga tidak jadi konflik.Apa yang dimaksud dengan teknik lobby?

Cara atau teknik lobby ada berbagai macam tergantung pada target yang ingin dicapai. Ada lobby dengan target menang (sehingga bisa jadi bohong atau bahkan licik), lobby dengan target win-win solution. Atau bisa juga dengan target agar tidak terlalu memalukan ketika akhirnya kalah.

Masing-masing cara/gaya melobby tergantung pada kondisi obyektif di lapangan serta tergantung pada pihak lain yang kita lobby. Dalam logika dawah kampus, lobby atau apa saja tetap harus dilakukan dengan cara yang maruf sekaligus dengan mauidhotil hasanah.

Mengapa harus dilakukan lobby?Lobby penting artinya untuk mengukur tingkat kekuatan internal, citra yang ditangkap publik serta kredibilitas dan akuntabilitas di hadapan pihak lain. Lobby juga diperlukan untuk memuluskan berbagai proses yang sedang dilakukan.

Bagaimana cara melakukan lobby?Lobby dilakukan bisa dengan berbagai cara, tergantung pada siapa dan dalam waktu seperti apa. Lobby bisa di mulai dengan teknik mengambil hati sampai dengan teknik menutup urat nadi.

Apa keuntungan lobby?Keuntungan lobby adalah mempercepat proses birokrasi, memperpendek waktu penyelesaian masalah serta mengurangi resiko kerugian yang akan di terima.

Mengapa kita butuh melakukan lobby?Hal ini penting untuk memperluas pencapaian target dan tujuan yang hendak dicapai, semakin bagus lobby yang kita lakukan, maka semakin cepat dan luas target dan tujuan bisa di raih.

LOBBYDiluar negosiasi, ada aktivitas lain dari kedua belah pihak untuk saling mempengaruhi. Tujuan aktivitas ini adalah agar satu pihak terpengaruh dan mau menerima apa yang menjadi keinginan pihak lain. Aktivitas ini dikenal dengan istilah lobbying. Lobbying merupakan bagian dari proses negosiasi yang tidak terpisahkan. Karena, untuk mencapai hasil kesepakatan dalam negosiasi, me-lobby ini ternyata lebih efektif.Secara umum, istilah lobi mempunyai dua pengertian, yaitu ruang tunggu di gedung atau umum, dan kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota perlemen. Jadi, istilah lobbying secara umum ialah suatu kegiatan dari anggota parlemen untuk mempengaruhi pembuat undang-undang. Dengan kata lain, lobbying yang dilakukan adalah merupaka suatu langkah awal dalam proses menuju negosiasi.Pengertian Lobi menurut kamus Webster, Lobby atau Lobbying berarti melakukan aktivitas yang bertujuan mempengaruhi pegawai umum dan khususnya anggota legislatif dalam pembuatan peraturan. Sedangkan Lobbyist ialah orang yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melobi ialah melakukan pendekatan secara tidak resmi, sedangkan pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang. Dalam tulisan ini istilah lobby atau Lobbying di Indonesia-kan menjadi Lobi, sedangkan istilah lobbyist di Indonesia-kan menjadi Pelobi, yaitu orang yang melakukan Lobi.DIPLOMASI

Diplomasi berasal dari bahasa Yunani yaitu diploun yang berarti melipat. Menurut Nichoison, Pada masa kekaisaran Romawi semua paspor, yang melewati jalan milik negara dan surat-surat jalan dicetak pada piringan logam dobel, dilipat, dan dijahit jadi satu dalam cara yang khas. Surat jalan logam ini disebut diplomas. Selanjutnya kata ini berkembang dan mencakup pula dokumen-dokumen resmi yang bukan logam, khususnya yang memberikan hak istimewa tertentu atau menyangkut perjanjian dengan suku bangsa asing di luar bangsa Romawi. Karena perjanjian-perjanjian ini semakin menumpuk, arsip kekaisaran menjadi beban dengan dokumen-dokumen kecil yang tak terhitung jumlahnya yang dilipat dan diberikan dalam cara khusus.

Oleh karena itu dirasa perlu untuk mempekerjakan seseorang yang terlatih untuk mengindeks, menguraikan, memeliharanya. Menurut Earnest Satow, Burke memakai kata diplomasi untuk menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan perundingan di tahun 1796. Ia juga mengatakan lembaga diplomatik pada tahun yang sama. Contoh paling awal dari penggunaan kata jasa diplomatik yang menunjukkan cabang pelayanan Negara yang menyediakan personil-personil misi tetap di luar negeri dijumpai dalam Annual Register tahun 1737.

The Oxford English Dictionary memberi konotasi sebagai berikut, manajemen hubungan internasional melalui negosiasi; yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Menurut The Hambers Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah seni berunding, khususnya tentang perjanjian diantara negara-negara; keahlian politik. Disini, yang pertama menekankan pada kegiatannya, sedangkan yang kedua meletakkan penekanan pada seni berundingnya.

Menurut Sir Earnest Satow, dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice memberikan karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun tidak jelas dan kurang akurat. Ia mengatakan diplomasi adalah the application of intelligence and tact to conduct of official relation betweenthe government of independent states. (penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungna resmi antara pemerintah negara-negara berdaulat).

Harold Nicholson menganjurkan untuk menggunakan pengertian diplomasi dalam Kamus Inggris Oxford. Praktik diplomasi dapat dibentangkan sebagai penyelenggaraan bisnis internasional para diplomat atau seni yang diselenggarakan seorang diplomat. Diplomasi dikatakan seni, karena ia adalah usaha untuk membuat orang lain menerima jalan pikiran kita.

Menurut KM Panikkar dalam bukunya The Principal and Practice of Diplomacy mengatakan diplomasi dalam hubungannya dengan politik internasional, adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Menurut Svarlien telah mendefinisikan diplomasi sebagai seni dan ilmu perwakilan negara dan perundingan. Menurut Ivo D. Duchacek berpendapat diplomasi biasanya didefinisikan sebagai praktek pelaksanaan politik luar negeri suatu negara dengan cara negosiasi dengan negara lain.

Dari beberapa definisi tersebut, diplomasi ialah :1. Unsur pokok diplomasi adalah negosiasi.2. Negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara.3. Tindakan-tindakan diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai.4. Suatu teknik-teknik diplomasi yang sering dipakai untuk menyiapkan perang dan bukan untuk menghasilkan perdamaian.5. Diplomasi dihubungkan erat dengan tujua politik luar negeri.6. Diplomasi modern dihubungkan erat dengan system negara.7. Diplomasi tak bisa dipisahkan dari perwakilan negara.

Jadi, diplomasi, yang sangat erat dihubungkan dengan hubungan antar negara adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin dalam berhubungan dengan negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengijinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya.

DiplomasiPengertian Diplomasi Diplomasi berasal dari bahasa Latin artinya sebuah surat yang berikan kepada utusan kerajaan dengan demikian yang memegang surat tersebut adalah yang berhak berbicara atas nama kerajaan dan diberikan hak-hak istimewa sebagaimana seorang utusan. Wujud surat tersebut berbentuk dua buah kepingan logam yang berbentuk setengah lingkaran yang bagian setengahnya diberi tali pengikat sehingga dua buah surat logam tersebut dapat terlipat dan apabila dibentang berbentuk lingkaran penuh. Surat-surat logam tersebut pada zaman kerajaan Romawi dibuat rangkap dua, yang pertama diberikan kepada negara-negara yang langsung dibwah kekuasaan Romawi atau negara yang mempunyai mitra dan hubungan langsung dengan Romawi, dan yang satunya lagi tersimpan sebagai arsip di Romawi. Sehingga jika ada hubungan kenegaraan Romawi dengan mudah dapat mengetahui rekan yang mana sebagai hunbungan diplomatik dan yang tidak ada hubungan diplomatik. Romawi dalam hal surat-menyurat diplomatik ini telaten dalam menyimpan dan administrasinya.Menurut Konvensi Wina yang dikutip oleh David Ziegler 1989, Seorang Diplomasi adalah sebagai utusan yang mewakili negaranya. Dalam arti perkataan dan perbuatannya serta segala keputusan yang ia ambil adalah mencerminkan negaranya. Artinya dengan kata lain dia sebagai seorang diplomat mengerti betul kepentingan negaranya, pemikiran pemimpinnya, dan selalu berhubungan langsung dengan negara asalnya.Selain itu Diplomat tersebut tidak saja melayani hubungan negara dan pemerintahan tetapi juga meluas sampai pada kelompok dan masyarakat tempat Diplomat itu berada atau diutus.

Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus.

Perkembangan Sejarah DiplomasiDiplomasi telah ada dan digunakan pada zaman sebelum masehi, Sejarah Diplomasi sangat panjang, biasanya diplomasi digunakan oleh negara-negara kota maupun kerajaan dalam mempertahankan atau memperebutkan wilayah dengan cara tanpa perang, mulai dari zaman atau peradaban mesir kuno, romawi, yunani maupun india kuno.Zaman, 3.500 SM, di Mesir diyakini sudah ada korespondensi diplomatik dengan ditemukannya letter from Amara yang berisi daftar barang-barang yang dikirimkan kepada seseorang yang diyakini sebagai pejabat. Hal ini menandakan bahwa praktek diplomasi sudah ada jauh sebelum jaman Yunani yang dijadikan akar peradaban Eropa. Diplomasi terus berkembang pesat sesuai dengan perkembangan Zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.Perkembangan yang jelas terlihat adalah, diplomasi pada masa atau zaman kuno digunakan sebagai media untuk berperang, sedangkan pada masa sekarang diplomasi dikenal dengan tindakan tanpa militerisme.

Bentuk-bentuk Diplomasi Ancient DiplomacyDiplomasi Kuno. Diplomasi yang dijalankan oleh negara-negara yang ada dan berdiri pada masa sebelum Masehi (BC/Before Christ, sebelum Kristus lahir) seperti misalnya India Kuno, China Kuno, dan Mesir Kuno. Sayangnya banyak informasi yang belum tergali dari praktek diplomasi pada jaman kuno ini. Diplomasi kuno umumnya mengambil bentuk diplomasi matrimonial (diplomasi melalui perkawinan) seperti dijalankan oleh Nabi Sulaiman yang menikahi Ratu Balqis, atau yang dilakukan oleh Ratu Cleopatra dari Mesir dengan menikahi Jenderal Romawi Anthony untuk mencegah Mesir diserang Roma. Dalam epos Mahabharata India Kuno misalnya ada cerita tentang Kresna Duta, sebuah epos tentang diutusnya Prabu Kresna dalam sebuah misi Pandawa meminta kembali negara yang dikuasai Kurawa. Kautilyapada abad ke-4 sebelum Masehi juga sudah menulis Arthasastra yang berisi tentang hubungan internasional dan diplomasi. Kita juga yakin bahwa di Cina tentunya sudah berkembang praktek diplomasi mengingat Cina juga mempunyai peradaban yang sangat tua, termasuk konsep the Middle Kingdom. Berkait dengan definisi modern tentang diplomasi, diplomasi kuno merupakan upaya untuk mengatur Aristocratic DiplomacySebuah pengertian bahwa diplomasi adalah dunianya kaum aristokrat alias kaum bangsawan. Salah satu sebabnya adalah pada masa lalu syarat untuk menjadi diplomat sangat berat dan umumnya susah dipenuhi oleh mereka yang non-bangsawan alias rakyat biasa. Misalnya syarat untuk mampu berunding, menguasai pengetahuan yang cukup tentang sejarah dan budaya bangsa lain, adalah syarat-syarat yang memerlukan kecakapan khusus dan atau pendidikan tinggi. Cashbox DiplomacyArti harfiahnya adalah diplomasi kotak uang. Dalam definisi KM Panikkar, diplomasi terutama digunakan untuk forwarding ones interest in relations to other states (mengedepankan kepentingan nasional sebuah negara dalam hubungan internasional). Dalam mengedepankan kepentingan nasionalnya, sebuah negara akan memilih cara-cara diplomatis lebih dulu, khususnya menjalankan pengaruh dengan berbagai sarana. Diplomasi lalu menjadi a means by which a state directly influences another. Sebagai sebuah sarana atau alat, maka diplomasi bisa memanfaatkan instrumen apa saja, apakah itu uang, minyak, bahkan sampai pada militer. Dengan menggunakan uang, minyak, atau apapun sebagai alat, sebuah negara bisa secara langsung mempengaruhi negara lain untuk menjalankan keinginannya. Amerika Serikat (AS) misalnya, terkenal sebagai negara yang menjalankan diplomasi dengan menggunakan uang dan dikenal dengan istilah dollar diplomacy. Coercive DiplomacyCara-cara paksaan yang dilakukan oleh satu negara A kepada negara B agar negara B tunduk pada apa yang diinginkan negara A. Cara-cara pemaksaan itu umumnya menggunakan sanksi perdagangan, embargo untuk bisnis atau investasi dengan jumlah tertentu, boikot, bahkan sampai pada larangan bepergian bagi pejabat tertentu,. Coercive diplomacy yang dilakukan Uni Soviet pada masa Perang Dingin lebih vulgar dalam hal unjuk kekuatan.

Bentuk-bentuk diplomasi lainnya Cultural Diplomacy PEMBAHASAN Sejarah perang dinginPerang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 19471991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut (Uni Soviet dan Amerika Serikat).

Perang Dingin disebabkan oleh Perbedaan Pandangan Ideologi tentang bagaimana cara membangun kembali Eropa, Asia dan Afrika pasca perang Dunia II. Perang Dingin semakin jelas terlihat pada saat Amerika membentuk Aliansi dengan Negara-Negara Eropa Barat, Timur Tengah dan Asia Tenggara, yang menyebabkan semakin Panasnya persaingan antar kedua negara adikuasa.

Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam.

Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991. Diplomasi pada saat perang dinginParadigma Perang Dingin 1949-1989 terbagi pada beberapa tahap perkembangan sesuai dengan realitas hubungan antar bangsa.secara politis Perang Dingin terbagi atas tahap 1947-1963 dengan beberapa puncak persitiwa seperti Blokade Berlin 1949, Perang Korea 1950-1953, Krisis Kuba 1962 dan Perjanjian Proliferasi Nuklir 1963.Selanjutnya selama Perang Vietnam 1965-1975, paradigma Perang Dingin terbatas pada persaingan berkelanjutan antara AS dan Uni Soviet di beberapa kawasan strategis dunia.

Salah satu yang terpenting, terjadi dalam Perang Arab-Israel 1967-1973. Perundingan senjata strategis yang mulai dirintis dan dikukuhkan melalui Perjanjian SALT I juga menjadi salah satu ciri periode ini.Selama kurun waktu yang panjang itulah isu-isu seperti pertentangan ideologis, perebutan wilayah pengaruh, pembentukan blok militer, politik bantuan ekonomi yang dilatarbelakangi kepentingan ideologis, spionasi militer dan pembangunan kekuatan nuklir menjadi tema-tema penting.Perebutan posisi hegemoni ekonomi dan politik ketimbang hegemoni kekuatan militer yang merupakan ciri baru perkembangan dunia pada saat perang dingin, mungkin saja akan dilengkapi kembali dengan kekuatan militer, dan hal ini tentu saja akan mengancam keamanan dan ketertiban dunia.

Diplomasi yang terjadi pada saat perang dingin lebih tepatnya mengarah pada hubungan kerjasama dibidang militer dan persenjataan, karena ketakutan akan terjadinya perang besar antara dua negara super power yang masing-masing memiliki sekutu. Sehingga tiap-tiap negara dunia beranggapan bahwa diplomasi yang tepat dan efisien dilakukan pada masa itu adalah diplomasi yang mengarah pada kerjasama militer. Diplomasi pasca perang dingin

Berakhirnya salah satu episode dalam hubungan antar bangsa berupa Perang Dingin, melahirkan realitas baru dalam perhatian negara besar dan negara yang bekas komunis. Isu-isu utama yang menjadi pilar hubungan internasionalpun mengalami pergeseran. Meskipun isu lama yang menyangkut keamanan nasional dan pertentangan masih tetap berlanjut namun tak dipungkiri adanya perhatian baru dalam tata hubungan antar negara dan antar bangsa.

Pasca perang dingin melhirkan pemikiran-pemikiran dan isu-isu baru dalam dunia internasional. Dunia tidak hanya bertitik pada ekonomi dan militer tetapi mulai adanya pembahasan yang bersifat non-militer dan dengan lingkup yang lebih luas. Seperti halnya masalah lingkungan, HAM, pangan, Energi, dan isu-isu lainnya yang punya dampak dan akibat secara global.

Pasca perang dingin juga mengubah cara berpikir dan paradigm negara-negara dunia tentang diplomasi, perubahan diplomasi yang terjadi bukan hanya pada masalah yang dibahas secara global, melainkan juga pada system dan pelaksanaannya.Diplomasi pasca perang dingin tidak hanya mengandalakan peran diplomasi sebagai diplomat negara dalam urusan hubungan antar negara, tetapi juga dengan menggunakan aktor-aktor lain diluar pemerintahan, seperti halnya masyarakat, dengan melelui public diplomasi.Berkembangnya tehknologi secara signifikan membuat perkembangan diplomasi dapat berjalan dengan lebih cepat dan berkembang dengan pesat, sehingga dapat mempermudah proses diplomasi tersebut. KESIMPULANPerbedaan diplomasi pada saat perang dingin dan pasca perang dinginPerubahan lingkungan mempengaruhi hubungan antar bangsa. Jika pada masa Perang Dingin isu-isu ideologis dan militer sangat dominan. Hampir semua hubungan antar bangsa diterjemahkan kedalam konteks perang ideologi.Pada era pasca Perang Dingin, tema-tema ideologis menyurut. Sebagai gantinya muncul isu-isu seperti hak asasi manusia, politik-ekonomi dan demokratisasi, Lingkungan Hidup, Pangan, Perdagangan, Tekhnologi, Terorisme, Korupsi, Kesehatan, Energi, dan pendidikan sebagai salah satu indikator yang menentukan hubungan internasional Pada zaman sekarang pengaruh negara besar sangat menentukan dari diplomasi yang dijalankan. Dengan berakhirnya perang dingin perngaruh-pengaruh kekuatan (power) mulai berkurang jika dibanding dengan pengaruh-pengaruh ketika zaman perang dingin berlangsung.

Dengan berubahnya situasi global, pola yang dulunya bipolar (Perimbangan Kekuatan) Menjadi satu hegemoni tunggal menyebabkan juga berubahnya Diplomasi dan Ruang Lingkupnya. Seperti sekarang untuk diplomasi tidak saja dilakukan oleh diplomat disatu negara, tetapi lebih banyak dengan utusan langsung, penggunaan Media massa, dan Media Informasi yang lebih luas.

Kebebasan universal lebih mendominasi dalam pola-pola interaksi menggantikan dialog-dialog antar negara. Pada saat perang dingin, Diplomasi sedikit Westphalia (Teratur menurut hukum seperti perjanjian Westphalia). Perjanjian yang mengatuh hubungan antar negara ketika masa sebelum perang dunia pertama, dimana negara-negara tunduk dan patuh pada satu aturan dan teratur menurut hukum internasional. Hal ini terjadi disebabkan oleh pengaruh kerajaan Romawi, yang mengatur semua negara dibawah kekuasaannya dan semua negara yang takluk kepadanya, dipaksa untuk tunduk pada satu aturan. Sedangkan pada pasca perang dingin, diplomasi lebih terbuka dan memiliki bentuk serta isu pembahasan yang baru dan lebih global.PAGE 2