Artikel

14
 Rola Oktorina N.E Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung   Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang) Email : [email protected] 083821109845 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERANANNYA DALAM PERAWATAN GIGI ANAK KELAS 1, 2, DAN 3 SDN Rola Oktorina N.E 1 Sari Fatimah 1 Bangun Simangunsong Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penduduk Indonesia 75% mengalami riwayat karies gigi dengan tingkat keparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang (Depkes RI, 2011). Penyebab non klinis peny akit gigi pada siswa seko lah dasar adalah rendahny a tingkat pemeliharaan gigi oleh siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkait dengan peran stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yang terkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2) guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan kesehatan, dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas , melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS (Huta barat , 2009). Teruta ma kaum ibu sang at berper an dalam mewu judka n dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memelihara kesehatan gigi dalam keluarga. Oleh karena itu ibu perlu mengetahui tentang peranannya dalam perawatan gigi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 SDN. Penelitian ini bersifat deskritif kuantitatif den gan sampel berjumlah 63 orang ibu dari s iswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 S DN ya ng dia mbi l sec ara r and om. Pen gumpu lan data dipe rol eh me lal ui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 66.6% memiliki pengetahuan kurang, 31,7% memil iki peng etah uan cuku p, dan 1,5% memiliki pen geta huan bai k. Peng etah uan ini sangat penting untuk diketahui ibu karena pengetahuan merupakan salah satu faktor yang aka n mempengaru hi ibu dala m perawatan gig i anak mere ka. Peng etah uan yan g baik aka n menimbulka n tindakan yang baik pula. Untuk itu diperlukan p emberian informasi yang benar dan terprogram oleh tenaga kesehatan dan pihak sekolah agar ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang peranannya dalam perawatan gigi anak. Ka ta k unci : Pe ng et ah uan, P eranan I bu , Pe ra wa tan Gi gi Ana k  ABSTRACT 75% Ind one sia 's po pul ati on had c ar ies t ee th his tor y by t he te eth sever ity ind ex (DMF-T ind ex) 5% per p erson (MOH, 201 1). Non- clinic al cau ses o f dental disease in  primary school students is the low level of dental care by students. Maintenance of dental school students are generally associated with the role of stakeholders or the  people or relatively close to the student related to dental health problems such as: (1)  family of students especially their pare nts, (2) teacher s, especially through the activitie s of UKS / UKGS and lessons or health education, and (3) dental health personnel in health centers, through service in community health centers and UKGS (Hutabarat, 2009). Especially the mother was instrumental in creating and developing health in general and in particular in terms of dental health care in the family. Therefore, mothers need to know about its role in child dental care.

description

artikel tentang gambar pengetahuan ibu tentang perawatan gigi anak

Transcript of Artikel

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098451

    GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERANANNYA DALAMPERAWATAN GIGI ANAK KELAS 1, 2, DAN 3 SDN

    Rola Oktorina N.E1 Sari Fatimah1 Bangun SimangunsongFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    ABSTRAK

    Penduduk Indonesia 75% mengalami riwayat karies gigi dengan tingkatkeparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang (Depkes RI, 2011).Penyebab non klinis penyakit gigi pada siswa sekolah dasar adalah rendahnya tingkatpemeliharaan gigi oleh siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkaitdengan peran stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yangterkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2)guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan kesehatan,dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS(Hutabarat, 2009). Terutama kaum ibu sangat berperan dalam mewujudkan danmengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memeliharakesehatan gigi dalam keluarga. Oleh karena itu ibu perlu mengetahui tentangperanannya dalam perawatan gigi anak.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentangperanannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 SDN. Penelitian ini bersifatdeskritif kuantitatif dengan sampel berjumlah 63 orang ibu dari siswa-siswi kelas 1, 2,dan 3 SDN yang diambil secara random. Pengumpulan data diperoleh melaluikuesioner.

    Hasil penelitian menunjukkan 66.6% memiliki pengetahuan kurang, 31,7%memiliki pengetahuan cukup, dan 1,5% memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan inisangat penting untuk diketahui ibu karena pengetahuan merupakan salah satu faktoryang akan mempengaruhi ibu dalam perawatan gigi anak mereka. Pengetahuan yangbaik akan menimbulkan tindakan yang baik pula. Untuk itu diperlukan pemberianinformasi yang benar dan terprogram oleh tenaga kesehatan dan pihak sekolah agar ibudapat meningkatkan pengetahuan tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.

    Kata kunci : Pengetahuan, Peranan Ibu, Perawatan Gigi Anak

    ABSTRACT

    75% Indonesia's population had caries teeth history by the teeth severity index(DMF-T index) 5% per person (MOH, 2011). Non-clinical causes of dental disease inprimary school students is the low level of dental care by students. Maintenance ofdental school students are generally associated with the role of stakeholders or thepeople or relatively close to the student related to dental health problems such as: (1)family of students especially their parents, (2) teachers, especially through the activitiesof UKS / UKGS and lessons or health education, and (3) dental health personnel inhealth centers, through service in community health centers and UKGS (Hutabarat,2009). Especially the mother was instrumental in creating and developing health ingeneral and in particular in terms of dental health care in the family. Therefore,mothers need to know about its role in child dental care.

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098452

    This study aims to determine the knowledge level of mothers about their role indental care of children in grade 1, 2, and 3 SDN. This study is a quantitative deskritifwith sample of 63 mothers of students in grade 1, 2, and 3 SDN taken with randomtechniques. Data obtained through a questionnaire.

    The results showed 66.6% had less knowledge, 31.7% had sufficient knowledge,and 1.5% had good knowledge. This knowledge is very important to be known by themothers because the knowledge is one of the factor that will affect women in theirchild's dental care. Good knowledge will result good action. There for, it is necessarysending correct information and programmed by health and school authorities that themother can increase the knowledge about its role in child dental care.

    Key words: Knowledge, The Role of Mother, Child Dental Care

    PENDAHULUAN

    Menjaga kesehatan gigi dan mulut dari usia dini sangatlah penting. Hasil Survei

    Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS,1998: Warni, 2009), menunjukkan bahwa

    keluhan sakit gigi menduduki urutan ke 6 dari 16 jenis penyakit lainnya dan 62,4%

    penduduk merasa terganggu pekerjaan atau sekolah karena sakit gigi. Rata-rata 3,86

    hari per bulan, kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walau tidak menimbulkan

    kematian tetapi dapat menurunkan produktifitas kerja. Berdasarkan Survei Kesehatan

    Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI, 2001 dalam Tampubulon, 2005 menyatakan, di

    antara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan

    mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Berdasarkan wawancara peneliti

    (Oktober, 2011) dengan dokter gigi di Puskesmas Jatinangor, diketahui bahwa pasien

    yang datang berobat ke Puskesmas kebanyakan datang setelah mengeluh sakit gigi,

    sedangkan yang datang untuk perawatan gigi hanya sedikit sekali.

    Peranan sekolah sangat diperlukan dalam proses menciptakan kebiasaan menyikat

    gigi pada anak usia sekolah dasar. Usia ini merupakan saat ideal untuk melatih

    kemampuan motorik seorang anak termasuk menyikat gigi. Tetapi peranan sekolah

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098453

    tentu harus didukung juga oleh peranan serta orang tua karena anak-anak selain

    menghabiskan waktu disekolah tentu dirumah adalah waktu yang paling banyak. Dalam

    konsep perawatan gigi anak dikenal segitiga perawatan gigi anak. Konsep ini

    menjelaskan tiga komponen yang berperan dalam perawatan gigi anak yaitu anak

    sebagai pasien, orang tua dan lingkungan dimana anak tinggal, serta dokter gigi

    beserta lingkungan kliniknya (Andini, 2010).

    Sejak usia 6 bulan sampai usia praremaja, anak butuh asupan gizi seimbang untuk

    pertumbuhan tubuh serta otaknya, baik protein, karbohidrat, lemak, maupun zat gizi

    lainnya. Apabila gigi sudah berlubang bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang.

    Jika keadaan tersebut berlangsung terus-menerus, asupan makan serta gizi anak

    terganggu yang menyebabkan anak kekurangan sumber nutrisi yang berperan bagi

    perkembangan kecerdasan anak. Untuk itu diperlukan peran orang tua mencermati

    perubahan yang terjadi pada anaknya (Djamil, 2011). Terutama ibu sangat penting

    dalam program kesehatan keluarga. Ibu adalah sosok yang dekat dengan keluarga. Dia

    juga bertindak sebagai agen kesehatan yang paling berperan dalam membiasakan pola

    hidup sehat, termasuk mengakrabkan anak dengan pelayanan kesehatan gigi (Soekaryo,

    2011; Djamil, 2011).

    Para orang tua masih banyak beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara

    dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai

    kebersihan gigi sulung. Orang tua juga memepunyai peran yang cukup besar di dalam

    mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pada anak sekolah

    sakit gigi merupakan kejadian sehari-hari yang sering dijumpai ( Tempo, 2002 ). Dari

    hasil wawancara peneliti (Oktober, 2011) dengan guru SDN, diketahui bahwa banyak

    siswa yang mempunyai masalah dengan gigi.

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098454

    Data sekolah mencatat dari satu kelas 45 siswa yang diperiksa 41 siswa yang

    tercatat mempunyai masalah dengan gigi. Padahal penyuluhan tentang perawatan gigi

    sudah dilakukan ke sekolah maupun ke orang tua terutama ibu, baik oleh puskesmas

    maupun dari mahasiswa kesehatan. Pihak sekolah sudah mempromosikan pentingnya

    kesehatan gigi kepada orang tua dan siswa tetapi tingkat sakit gigi siswa masih tinggi.

    Melihat fenomena yang terjadi tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran

    pengetahuan ibu tentang perannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 pada

    SDN Sumedang

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang

    peranannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

    penelitian deskriptif dengan pendekatan kuatitatif. Penelitian ini melihat gambaran

    pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di

    SDN Sumedang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, tanpa membuat

    hubungan atau perbandingan dengan variabel lain. Variabel dalam penelitian ini yaitu:

    pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak usia kelas 1, 2, dan 3 di

    SDN Sumedang. Subvariabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang

    perannya dalam perawatan gigi anak, yaitu mengawasi anak menyikat gigi, meyiapkan

    sikat gigi dan pasta gigi, memeriksa keadaan gigi anak, mengawasi jajan anak, dan

    membawa anak ke dokter gigi atau puskesmas secara rutin (Hutabarat, 2009).

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098455

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang

    tahun ajaran 2011/2012 dalam rentang umur 6 tahun sampai 9 tahun yang berjumlah

    169 orang. Jadi sampel yang diteliti pada penelitian ini berjumlah 63 orang. Teknik

    pengambilan anggota sampel secara acak dilakukan dengan menggunakan perangkat

    software computer dan didapatkan sampel untuk kelas 1 sebanyak 23 orang, kelas 2

    sebanyak 21 orang dan kelas 3 sebanyak 19 orang.

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner modifikasi dari

    teori peranan orang tua oleh Hutabarat (2009) dan diaplikasikan dalam bentuk

    pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan teori pengetahuan menurut Bloom.

    Kuesioner yang dibagi menjadi dua bagian pertanyaan yaitu, bagian pertama untuk

    mengidentifikasi karakteristik responden berjumlah 5 pertanyaan meliputi usia

    responden, tingkat pendidikan, pekerjaan, keterangan pernah atau tidak mendapatkan

    informasi tentang pearanan ibu dalam perawatan gigi anak, dan sumber informasi.

    Bagian kedua berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan

    gigi anak berjumlah 20 pertanyaan tentang peranan ibu dalam mengawasi anak

    menyikat gigi, menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi, memeriksa keadaan gigi anak,

    mengawasi jajan anak, dan membawa anak ke dokter gigi.

    Alat ukur tingkat pengetahuan menggunakan daftar pertanyaan multiple choice

    dengan masing-masing pertanyaan memiliki 1 jawaban benar dari 4 pilihan jawaban

    yang tersedia. Bobot skor yang diberikan adalah 0 dan 1. Untuk setiap jawaban benar

    mendapat skor 1 dan setiap jawaban yang salah bernilai 0.

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098456

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi tingkat pengetahuan ibu

    dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di SDN Neglasari Kec. Jatinagor

    Sumedang.

    Gambaran Karakteristik Ibu Siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 di SDN Neglasari Kec.

    Jatinangor Sumedang

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu Siswa-siswi kelas 1, 2,

    dan 3 SDN Neglasari Kec. Jatinangor Sumedang (n=63)

    Karakteristik Kategori F %

    Usia Ibu 20 - 35 Tahun 32 50.8

    > 35 Tahun 31 49.2

    Tingkat Pendidikan SD 16 25.3

    SMP 18 28.5

    SMA 21 33.3

    Perguruan Tinggi 8 12.6

    Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 41 65.0

    PNS 6 9.5

    Wiraswasta 16 25.3

    Informasi mengenai peranan ibu

    dalam perawatan gigi anak

    Pernah 50 79.3

    Tidak Pernah 13 20.6

    Sumber informasi Tempat Pelayanan 37 58.7

    Kesehatan

    Media Cetak 12 19.0

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098457

    Media Elektronik 26 41.2

    Sekolah 3 4.7

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat diinterpretasikan, dari 63 responden sebagian besar

    responden berada di umur antara 20 tahun sampai 35 tahun yaitu sebanyak 32 orang

    responden (50.8%) sedangkan yang berumur di atas 35 tahun sebanyak 31 orang

    responden (49.2%). Untuk karakteristik tingkat pendidikan sebanyak 21 orang

    responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA dan hanya 8 orang responden

    yang berasal dari perguruan tinggi. Untuk karakteristik pekerjaan sebagian besar

    responden menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 orang respon (65.0%) dan

    paling sedikit bekerja sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 6 orang responden

    (9.5%). Sebagian besar responden sebanyak 50 orang (79.3%) pernah mendapatkan

    informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi anak. Responden mendapatkan

    informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi anak dari beberapa sumber yaitu

    dari tempat pelayanan kesehatan sebanyak 37 orang (58.7%), sedangkan dari sekolah

    sebanyak 3 orang responden (4.7%).

    4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perananya dalam Perawatan Gigi

    Anak Kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Peranannya dalam

    Perwatan Gigi Anak kelas 1, 2, dan 3 SDN Sumedang (n=63)

    Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentasi

    Baik 1 1.5%

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098458

    Cukup 20 31.7%

    Kurang 42 66.6%

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 63 responden yang

    diteliti, menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, yaitu 42

    orang (66.6%) , dan hanya 1 orang (1.5%) yang memiliki pengetahuan baik.

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Peranannya dalam

    Perwatan Gigi Anak kelas 1, 2, dan 3 SDN Sumedang (n=63)

    N

    o

    Indikator

    Pengetahuan

    Baik Cukup Kurang

    F % F % F %

    1 Mengawasi Anak

    Menyikat Gigi

    19 30,2 12 19,0 32 50,8

    2 Menyediakan Sikat

    Gigi dan Pasta Gigi

    1 1,6 14 22,2 48 76,2

    3 Mengawasi Jajan

    Anak

    15 23,8 26 41,3 22 34,9

    4 Memeriksa

    Keadaan Gigi Anak

    11 17,5 0 0 52 82,5

    5 Membawa Anak

    Ke Dokter Gigi/

    Puskesmas

    10 15,9 23 36,5 30 47,6

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 0838211098459

    Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 63 responden yang

    diteliti, menunjukkan kriteria pengetahuan yang masih kurang terdapat pada mengawasi

    anak menyikat gigi yaitu sebanyak 32 orang responden (50,8%), menyediakan sikat gigi

    dan pasta gigi sebanyak 48 orang responden (76,2%) dan dalam hal memeriksa keadaan

    gigi anak yaitu sebanyak 52 orang responden (82,5%) serta untuk indikator membawa

    anak ke dokter gigi atau puskesmas terdapat 30 orang responden (47,6%). Untuk

    indikator pengetahuan tentang mengawasi jajan anak terdapat sebanyak 26 orang

    responden (41,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 22 orang responden

    (34,9%) memiliki pengetahuan kurang.

    PEMBAHASAN

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yaitu 42 orang (66.6%)

    memiliki pengetahuan yang kurang tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.

    Pengetahuan yang diharapkan dari ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak

    pada penelitian ini meliputi mengawasi anak menyikat gigi, menyediakan sikat gigi dan

    pasta gigi, mengawasi jajan anak, memeriksa keadaan gigi anak, dan membawa anak ke

    dokter gigi atau puskesmas. Pengetahuan-pengetahuan ini sangat penting untuk

    diketahui ibu karena pengetahuan merupakan salah satu faktor yang akan

    mempengaruhi ibu dalam perawatan gigi anak mereka. Pengetahuan yang baik akan

    menimbulkan tindakan yang baik pula.

    Pengetahuan ibu yang kurang akan mengakibatkan tidak terlaksananya peranan

    ibu dalam perawatan gigi anak dengan baik, sehingga akan berakibat buruk kepada

    kesehatan gigi dan mulut anak. Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978) dalam

    Hutabarat (2009), orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam perawatan

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 08382110984510

    gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, mengawasi perawatan

    gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi. Menurut Hurlock,

    perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota

    keluarga terutama ibu. Kaum ibu sangat berperan dalam mewujudkan dan

    mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memelihara

    kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani & Enterprise, 2005 ; Djamil, 2011).

    Pengetahuan ibu yang kurang dalam peranannya mengawasi anak menyikat gigi,

    dari hasil penelitian didapatkan 32 orang (50,8%) sehingga ibu tidak akan

    mengingatkan anaknya dalam hal menyikat gigi dan tidak memeriksa kebersihan gigi

    anak. Hal ini akan mengakibatkan buruknya kesehatan gigi anak. Menurut Susanto

    (2011) setiap anak mempunyai derajat keasaman (pH) air liur yang berbeda-beda.

    Proses karies biasanya terjadi pada air liur yang bersifat asam (pH

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 08382110984511

    terbuka. Akar gigi yang tidak dilapisi email ini akan terasa ngilu ketika mengkonsumsi

    makanan dan minuman dingin.

    Kurangnya pengetahuan ibu tentang peranannya dalam memeriksa keadaan gigi

    anak yaitu sebanyak 52 orang (82,5%) akan menyebabkan banyak gigi anak yang rusak

    dan terlambatnya anak mendapat perawatan. Gigi berlubang bila segera dirawat dan

    ditambal tidak akan menimbulkan masalah. Jika didiamkan saja dapat menimbulkan

    gangguan, mulai dari gigi ngilu, bila ada rangsangan menyebabkan nyeri, dan keadaan

    berlanjut menjadi sakit yang berdenyut, sampai terkadang tidak dapat ditoleransi

    sakitnya. Untuk itu walau tidak memiliki keluhan, ada baiknya tetap berkonsultasi

    dengan dokter gigi secara teratur.

    Dari hasil penelitian terdapat 30 orang (47,6%) ibu yang kurang mengetahui

    bahwa perlu membawa anak ke dokter gigi atau puskesmas secara teratur. Pencegahan

    lebih baik daripada perawatan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah.

    Luangkan waktu ibu untuk memantau pertumbuhan gigi anak dan komunikasikan bila

    ada perubahan atau rasa tidak nyaman pada mulut, gigi, dan gusinya (Susanto,2011).

    Pengetahuan seseorang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendidikan,

    pekerjaan, dan tersedianya sumber informasi. Sebagian besar ibu mendapat informasi

    tentang peranannya dalam perawatan gigi anak melalui pelayanan kesehatan sebanyak

    37 orang (58,7%) dan sebagian lagi dari media elektronik. Selain itu sebagian kecil

    responden pernah mendapatkan informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi

    anak melalui sekolah. Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi dapat mempengaruhi

    pengetahuan seseorang misalnya media massa seperti radio, televisi, majalah, dan buku.

    Berdasarkan penelitian responden yang terpapar informasi tetap memiliki pengetahuan

    yang kurang seharusnya responden yang terpapar informasi-informasi tentang peranan

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 08382110984512

    ibu dalam perawatan gigi anak akan memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan

    dengan responden yang tidak pernah atau jarang terpapar informasi tersebut. Hal ini

    mungkin disebabkan karena ibu yang mengetahui belum tentu akan memahami dan

    akan melaksanakan hal tersebut. Berdasarkan penelitian Rogers (1974) dalam

    Notoadmodjo (2007) penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

    didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut

    akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilku itu tidak didasari oleh

    pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

    Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

    tingkat pengetahuan dan cara pandang individu terhadap sesuatu. Pendidikan diperlukan

    untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang perilaku kesehatan

    sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

    seseorang makin mudah menerima informasi. Rendahnya pengetahuan ibu akan

    berdampak kepada keputusan ibu untuk mendapatkan informasi dan melaksanakan

    kegiatan tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah ibu berpendidikan

    rendah yaitu SD sebanyak 16 orang (25,3%) dan SMP sebanyak 18 orang (28,5%).

    Selain itu, faktor lain yang mungkin mempengaruhi pengetahuan ibu tentang

    peranannya dalam perawatan gigi anak adalah jenis pekerjaan. Hampir semua ibu

    berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 orang (65%). Jenis pekerjaan

    juga mempengaruhi paparan seseorang terhadap sumber informasi. Ibu yang berprofesi

    sebagai ibu rumah tangga akan lebih banyak terpapar informasi dari media-media

    informasi, tetapi belum tentu ibu yang mengetahui akan memahami dan melaksanakan

    kegiatan tersebut. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 08382110984513

    pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung

    (Mubarak,dkk, 2007).

    Untuk bisa berjalannya peranan ibu di atas diharapkan ibu mengetahui peranannya

    dan bisa meningkatkan pengetahuannya tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.

    Ibu bisa meningkatkan pengetahuan dengan mendapatkan informasi dari sumber-

    sumber informasi, dari pelayanan kesehatan, media elektronik dan lingkungan sekolah.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 63 orang ibu, wali

    murid siswa/i kelas 1, 2, dan 3 SDN, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari ibu

    memiliki pengetahuan kurang tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.

    Pengetahuan tentang perawatan kesehatan akan mempengaruhi ibu tentang peranannya

    dalam berperilaku kesehatan dalam merawat gigi anak, sehingga pengetahuan ibu yang

    kurang akan mengakibatkan menurunnya peranannya dalam perawatan gigi anak

    sehingga menimbulkan penurunan kesehatan gigi seperti karies, penyakit periodental

    dan penyakit lainnya. Sehingga untuk menimbulkan perilaku pencegahan terhadap

    kerusakan gigi secara dini diharapkan ibu memiliki pengetahuan yang tinggi tentang

    peranannya dalam perawatan gigi anak.

    SARAN

    Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

    Bagi Institusi Puskesmas Jatinangor

  • Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)

    Email : [email protected] 08382110984514

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan untuk

    puskesmas melakukan pemeriksaan gigi anak setiap enam bulan sekali serta rancangan

    program penyuluhan kesehatan, khususnya gigi.

    Bagi Sekolah

    Sekolah bisa lebih memperhatikan keadaan kesehatan siswa-siswi di sekolah

    tersebut terutama kesehatan gigi, salah satunya dengan menggalakkan Usaha Kesehatan

    Sekolah yang telah ada untuk mengadakan pendidikan kesehatan khususnya kesehatan

    gigi serta mengikutsertakan orang tua dalam hal perawatan gigi anak.

    Bagi peneliti selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk

    penelitian selanjutnya mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kejadian

    karies gigi.