Artikel
-
Upload
rola-oktorina-naser -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Artikel
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098451
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERANANNYA DALAMPERAWATAN GIGI ANAK KELAS 1, 2, DAN 3 SDN
Rola Oktorina N.E1 Sari Fatimah1 Bangun SimangunsongFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Penduduk Indonesia 75% mengalami riwayat karies gigi dengan tingkatkeparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang (Depkes RI, 2011).Penyebab non klinis penyakit gigi pada siswa sekolah dasar adalah rendahnya tingkatpemeliharaan gigi oleh siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkaitdengan peran stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yangterkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2)guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan kesehatan,dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS(Hutabarat, 2009). Terutama kaum ibu sangat berperan dalam mewujudkan danmengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memeliharakesehatan gigi dalam keluarga. Oleh karena itu ibu perlu mengetahui tentangperanannya dalam perawatan gigi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentangperanannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 SDN. Penelitian ini bersifatdeskritif kuantitatif dengan sampel berjumlah 63 orang ibu dari siswa-siswi kelas 1, 2,dan 3 SDN yang diambil secara random. Pengumpulan data diperoleh melaluikuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan 66.6% memiliki pengetahuan kurang, 31,7%memiliki pengetahuan cukup, dan 1,5% memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan inisangat penting untuk diketahui ibu karena pengetahuan merupakan salah satu faktoryang akan mempengaruhi ibu dalam perawatan gigi anak mereka. Pengetahuan yangbaik akan menimbulkan tindakan yang baik pula. Untuk itu diperlukan pemberianinformasi yang benar dan terprogram oleh tenaga kesehatan dan pihak sekolah agar ibudapat meningkatkan pengetahuan tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.
Kata kunci : Pengetahuan, Peranan Ibu, Perawatan Gigi Anak
ABSTRACT
75% Indonesia's population had caries teeth history by the teeth severity index(DMF-T index) 5% per person (MOH, 2011). Non-clinical causes of dental disease inprimary school students is the low level of dental care by students. Maintenance ofdental school students are generally associated with the role of stakeholders or thepeople or relatively close to the student related to dental health problems such as: (1)family of students especially their parents, (2) teachers, especially through the activitiesof UKS / UKGS and lessons or health education, and (3) dental health personnel inhealth centers, through service in community health centers and UKGS (Hutabarat,2009). Especially the mother was instrumental in creating and developing health ingeneral and in particular in terms of dental health care in the family. Therefore,mothers need to know about its role in child dental care.
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098452
This study aims to determine the knowledge level of mothers about their role indental care of children in grade 1, 2, and 3 SDN. This study is a quantitative deskritifwith sample of 63 mothers of students in grade 1, 2, and 3 SDN taken with randomtechniques. Data obtained through a questionnaire.
The results showed 66.6% had less knowledge, 31.7% had sufficient knowledge,and 1.5% had good knowledge. This knowledge is very important to be known by themothers because the knowledge is one of the factor that will affect women in theirchild's dental care. Good knowledge will result good action. There for, it is necessarysending correct information and programmed by health and school authorities that themother can increase the knowledge about its role in child dental care.
Key words: Knowledge, The Role of Mother, Child Dental Care
PENDAHULUAN
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dari usia dini sangatlah penting. Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS,1998: Warni, 2009), menunjukkan bahwa
keluhan sakit gigi menduduki urutan ke 6 dari 16 jenis penyakit lainnya dan 62,4%
penduduk merasa terganggu pekerjaan atau sekolah karena sakit gigi. Rata-rata 3,86
hari per bulan, kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walau tidak menimbulkan
kematian tetapi dapat menurunkan produktifitas kerja. Berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI, 2001 dalam Tampubulon, 2005 menyatakan, di
antara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan
mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Berdasarkan wawancara peneliti
(Oktober, 2011) dengan dokter gigi di Puskesmas Jatinangor, diketahui bahwa pasien
yang datang berobat ke Puskesmas kebanyakan datang setelah mengeluh sakit gigi,
sedangkan yang datang untuk perawatan gigi hanya sedikit sekali.
Peranan sekolah sangat diperlukan dalam proses menciptakan kebiasaan menyikat
gigi pada anak usia sekolah dasar. Usia ini merupakan saat ideal untuk melatih
kemampuan motorik seorang anak termasuk menyikat gigi. Tetapi peranan sekolah
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098453
tentu harus didukung juga oleh peranan serta orang tua karena anak-anak selain
menghabiskan waktu disekolah tentu dirumah adalah waktu yang paling banyak. Dalam
konsep perawatan gigi anak dikenal segitiga perawatan gigi anak. Konsep ini
menjelaskan tiga komponen yang berperan dalam perawatan gigi anak yaitu anak
sebagai pasien, orang tua dan lingkungan dimana anak tinggal, serta dokter gigi
beserta lingkungan kliniknya (Andini, 2010).
Sejak usia 6 bulan sampai usia praremaja, anak butuh asupan gizi seimbang untuk
pertumbuhan tubuh serta otaknya, baik protein, karbohidrat, lemak, maupun zat gizi
lainnya. Apabila gigi sudah berlubang bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang.
Jika keadaan tersebut berlangsung terus-menerus, asupan makan serta gizi anak
terganggu yang menyebabkan anak kekurangan sumber nutrisi yang berperan bagi
perkembangan kecerdasan anak. Untuk itu diperlukan peran orang tua mencermati
perubahan yang terjadi pada anaknya (Djamil, 2011). Terutama ibu sangat penting
dalam program kesehatan keluarga. Ibu adalah sosok yang dekat dengan keluarga. Dia
juga bertindak sebagai agen kesehatan yang paling berperan dalam membiasakan pola
hidup sehat, termasuk mengakrabkan anak dengan pelayanan kesehatan gigi (Soekaryo,
2011; Djamil, 2011).
Para orang tua masih banyak beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara
dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai
kebersihan gigi sulung. Orang tua juga memepunyai peran yang cukup besar di dalam
mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pada anak sekolah
sakit gigi merupakan kejadian sehari-hari yang sering dijumpai ( Tempo, 2002 ). Dari
hasil wawancara peneliti (Oktober, 2011) dengan guru SDN, diketahui bahwa banyak
siswa yang mempunyai masalah dengan gigi.
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098454
Data sekolah mencatat dari satu kelas 45 siswa yang diperiksa 41 siswa yang
tercatat mempunyai masalah dengan gigi. Padahal penyuluhan tentang perawatan gigi
sudah dilakukan ke sekolah maupun ke orang tua terutama ibu, baik oleh puskesmas
maupun dari mahasiswa kesehatan. Pihak sekolah sudah mempromosikan pentingnya
kesehatan gigi kepada orang tua dan siswa tetapi tingkat sakit gigi siswa masih tinggi.
Melihat fenomena yang terjadi tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran
pengetahuan ibu tentang perannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 pada
SDN Sumedang
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang
peranannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuatitatif. Penelitian ini melihat gambaran
pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di
SDN Sumedang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, tanpa membuat
hubungan atau perbandingan dengan variabel lain. Variabel dalam penelitian ini yaitu:
pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak usia kelas 1, 2, dan 3 di
SDN Sumedang. Subvariabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang
perannya dalam perawatan gigi anak, yaitu mengawasi anak menyikat gigi, meyiapkan
sikat gigi dan pasta gigi, memeriksa keadaan gigi anak, mengawasi jajan anak, dan
membawa anak ke dokter gigi atau puskesmas secara rutin (Hutabarat, 2009).
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098455
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang
tahun ajaran 2011/2012 dalam rentang umur 6 tahun sampai 9 tahun yang berjumlah
169 orang. Jadi sampel yang diteliti pada penelitian ini berjumlah 63 orang. Teknik
pengambilan anggota sampel secara acak dilakukan dengan menggunakan perangkat
software computer dan didapatkan sampel untuk kelas 1 sebanyak 23 orang, kelas 2
sebanyak 21 orang dan kelas 3 sebanyak 19 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner modifikasi dari
teori peranan orang tua oleh Hutabarat (2009) dan diaplikasikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan teori pengetahuan menurut Bloom.
Kuesioner yang dibagi menjadi dua bagian pertanyaan yaitu, bagian pertama untuk
mengidentifikasi karakteristik responden berjumlah 5 pertanyaan meliputi usia
responden, tingkat pendidikan, pekerjaan, keterangan pernah atau tidak mendapatkan
informasi tentang pearanan ibu dalam perawatan gigi anak, dan sumber informasi.
Bagian kedua berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang peranannya dalam perawatan
gigi anak berjumlah 20 pertanyaan tentang peranan ibu dalam mengawasi anak
menyikat gigi, menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi, memeriksa keadaan gigi anak,
mengawasi jajan anak, dan membawa anak ke dokter gigi.
Alat ukur tingkat pengetahuan menggunakan daftar pertanyaan multiple choice
dengan masing-masing pertanyaan memiliki 1 jawaban benar dari 4 pilihan jawaban
yang tersedia. Bobot skor yang diberikan adalah 0 dan 1. Untuk setiap jawaban benar
mendapat skor 1 dan setiap jawaban yang salah bernilai 0.
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098456
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi tingkat pengetahuan ibu
dalam perawatan gigi anak kelas 1, 2, dan 3 di SDN Neglasari Kec. Jatinagor
Sumedang.
Gambaran Karakteristik Ibu Siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 di SDN Neglasari Kec.
Jatinangor Sumedang
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu Siswa-siswi kelas 1, 2,
dan 3 SDN Neglasari Kec. Jatinangor Sumedang (n=63)
Karakteristik Kategori F %
Usia Ibu 20 - 35 Tahun 32 50.8
> 35 Tahun 31 49.2
Tingkat Pendidikan SD 16 25.3
SMP 18 28.5
SMA 21 33.3
Perguruan Tinggi 8 12.6
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 41 65.0
PNS 6 9.5
Wiraswasta 16 25.3
Informasi mengenai peranan ibu
dalam perawatan gigi anak
Pernah 50 79.3
Tidak Pernah 13 20.6
Sumber informasi Tempat Pelayanan 37 58.7
Kesehatan
Media Cetak 12 19.0
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098457
Media Elektronik 26 41.2
Sekolah 3 4.7
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diinterpretasikan, dari 63 responden sebagian besar
responden berada di umur antara 20 tahun sampai 35 tahun yaitu sebanyak 32 orang
responden (50.8%) sedangkan yang berumur di atas 35 tahun sebanyak 31 orang
responden (49.2%). Untuk karakteristik tingkat pendidikan sebanyak 21 orang
responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA dan hanya 8 orang responden
yang berasal dari perguruan tinggi. Untuk karakteristik pekerjaan sebagian besar
responden menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 orang respon (65.0%) dan
paling sedikit bekerja sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 6 orang responden
(9.5%). Sebagian besar responden sebanyak 50 orang (79.3%) pernah mendapatkan
informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi anak. Responden mendapatkan
informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi anak dari beberapa sumber yaitu
dari tempat pelayanan kesehatan sebanyak 37 orang (58.7%), sedangkan dari sekolah
sebanyak 3 orang responden (4.7%).
4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perananya dalam Perawatan Gigi
Anak Kelas 1, 2, dan 3 di SDN Sumedang
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Peranannya dalam
Perwatan Gigi Anak kelas 1, 2, dan 3 SDN Sumedang (n=63)
Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentasi
Baik 1 1.5%
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098458
Cukup 20 31.7%
Kurang 42 66.6%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 63 responden yang
diteliti, menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, yaitu 42
orang (66.6%) , dan hanya 1 orang (1.5%) yang memiliki pengetahuan baik.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Peranannya dalam
Perwatan Gigi Anak kelas 1, 2, dan 3 SDN Sumedang (n=63)
N
o
Indikator
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
F % F % F %
1 Mengawasi Anak
Menyikat Gigi
19 30,2 12 19,0 32 50,8
2 Menyediakan Sikat
Gigi dan Pasta Gigi
1 1,6 14 22,2 48 76,2
3 Mengawasi Jajan
Anak
15 23,8 26 41,3 22 34,9
4 Memeriksa
Keadaan Gigi Anak
11 17,5 0 0 52 82,5
5 Membawa Anak
Ke Dokter Gigi/
Puskesmas
10 15,9 23 36,5 30 47,6
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 0838211098459
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 63 responden yang
diteliti, menunjukkan kriteria pengetahuan yang masih kurang terdapat pada mengawasi
anak menyikat gigi yaitu sebanyak 32 orang responden (50,8%), menyediakan sikat gigi
dan pasta gigi sebanyak 48 orang responden (76,2%) dan dalam hal memeriksa keadaan
gigi anak yaitu sebanyak 52 orang responden (82,5%) serta untuk indikator membawa
anak ke dokter gigi atau puskesmas terdapat 30 orang responden (47,6%). Untuk
indikator pengetahuan tentang mengawasi jajan anak terdapat sebanyak 26 orang
responden (41,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 22 orang responden
(34,9%) memiliki pengetahuan kurang.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yaitu 42 orang (66.6%)
memiliki pengetahuan yang kurang tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.
Pengetahuan yang diharapkan dari ibu tentang peranannya dalam perawatan gigi anak
pada penelitian ini meliputi mengawasi anak menyikat gigi, menyediakan sikat gigi dan
pasta gigi, mengawasi jajan anak, memeriksa keadaan gigi anak, dan membawa anak ke
dokter gigi atau puskesmas. Pengetahuan-pengetahuan ini sangat penting untuk
diketahui ibu karena pengetahuan merupakan salah satu faktor yang akan
mempengaruhi ibu dalam perawatan gigi anak mereka. Pengetahuan yang baik akan
menimbulkan tindakan yang baik pula.
Pengetahuan ibu yang kurang akan mengakibatkan tidak terlaksananya peranan
ibu dalam perawatan gigi anak dengan baik, sehingga akan berakibat buruk kepada
kesehatan gigi dan mulut anak. Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978) dalam
Hutabarat (2009), orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam perawatan
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 08382110984510
gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, mengawasi perawatan
gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi. Menurut Hurlock,
perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota
keluarga terutama ibu. Kaum ibu sangat berperan dalam mewujudkan dan
mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memelihara
kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani & Enterprise, 2005 ; Djamil, 2011).
Pengetahuan ibu yang kurang dalam peranannya mengawasi anak menyikat gigi,
dari hasil penelitian didapatkan 32 orang (50,8%) sehingga ibu tidak akan
mengingatkan anaknya dalam hal menyikat gigi dan tidak memeriksa kebersihan gigi
anak. Hal ini akan mengakibatkan buruknya kesehatan gigi anak. Menurut Susanto
(2011) setiap anak mempunyai derajat keasaman (pH) air liur yang berbeda-beda.
Proses karies biasanya terjadi pada air liur yang bersifat asam (pH
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 08382110984511
terbuka. Akar gigi yang tidak dilapisi email ini akan terasa ngilu ketika mengkonsumsi
makanan dan minuman dingin.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang peranannya dalam memeriksa keadaan gigi
anak yaitu sebanyak 52 orang (82,5%) akan menyebabkan banyak gigi anak yang rusak
dan terlambatnya anak mendapat perawatan. Gigi berlubang bila segera dirawat dan
ditambal tidak akan menimbulkan masalah. Jika didiamkan saja dapat menimbulkan
gangguan, mulai dari gigi ngilu, bila ada rangsangan menyebabkan nyeri, dan keadaan
berlanjut menjadi sakit yang berdenyut, sampai terkadang tidak dapat ditoleransi
sakitnya. Untuk itu walau tidak memiliki keluhan, ada baiknya tetap berkonsultasi
dengan dokter gigi secara teratur.
Dari hasil penelitian terdapat 30 orang (47,6%) ibu yang kurang mengetahui
bahwa perlu membawa anak ke dokter gigi atau puskesmas secara teratur. Pencegahan
lebih baik daripada perawatan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah.
Luangkan waktu ibu untuk memantau pertumbuhan gigi anak dan komunikasikan bila
ada perubahan atau rasa tidak nyaman pada mulut, gigi, dan gusinya (Susanto,2011).
Pengetahuan seseorang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendidikan,
pekerjaan, dan tersedianya sumber informasi. Sebagian besar ibu mendapat informasi
tentang peranannya dalam perawatan gigi anak melalui pelayanan kesehatan sebanyak
37 orang (58,7%) dan sebagian lagi dari media elektronik. Selain itu sebagian kecil
responden pernah mendapatkan informasi tentang peranan ibu dalam perawatan gigi
anak melalui sekolah. Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang misalnya media massa seperti radio, televisi, majalah, dan buku.
Berdasarkan penelitian responden yang terpapar informasi tetap memiliki pengetahuan
yang kurang seharusnya responden yang terpapar informasi-informasi tentang peranan
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 08382110984512
ibu dalam perawatan gigi anak akan memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan
dengan responden yang tidak pernah atau jarang terpapar informasi tersebut. Hal ini
mungkin disebabkan karena ibu yang mengetahui belum tentu akan memahami dan
akan melaksanakan hal tersebut. Berdasarkan penelitian Rogers (1974) dalam
Notoadmodjo (2007) penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan cara pandang individu terhadap sesuatu. Pendidikan diperlukan
untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang perilaku kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi. Rendahnya pengetahuan ibu akan
berdampak kepada keputusan ibu untuk mendapatkan informasi dan melaksanakan
kegiatan tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah ibu berpendidikan
rendah yaitu SD sebanyak 16 orang (25,3%) dan SMP sebanyak 18 orang (28,5%).
Selain itu, faktor lain yang mungkin mempengaruhi pengetahuan ibu tentang
peranannya dalam perawatan gigi anak adalah jenis pekerjaan. Hampir semua ibu
berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 orang (65%). Jenis pekerjaan
juga mempengaruhi paparan seseorang terhadap sumber informasi. Ibu yang berprofesi
sebagai ibu rumah tangga akan lebih banyak terpapar informasi dari media-media
informasi, tetapi belum tentu ibu yang mengetahui akan memahami dan melaksanakan
kegiatan tersebut. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 08382110984513
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
(Mubarak,dkk, 2007).
Untuk bisa berjalannya peranan ibu di atas diharapkan ibu mengetahui peranannya
dan bisa meningkatkan pengetahuannya tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.
Ibu bisa meningkatkan pengetahuan dengan mendapatkan informasi dari sumber-
sumber informasi, dari pelayanan kesehatan, media elektronik dan lingkungan sekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 63 orang ibu, wali
murid siswa/i kelas 1, 2, dan 3 SDN, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari ibu
memiliki pengetahuan kurang tentang peranannya dalam perawatan gigi anak.
Pengetahuan tentang perawatan kesehatan akan mempengaruhi ibu tentang peranannya
dalam berperilaku kesehatan dalam merawat gigi anak, sehingga pengetahuan ibu yang
kurang akan mengakibatkan menurunnya peranannya dalam perawatan gigi anak
sehingga menimbulkan penurunan kesehatan gigi seperti karies, penyakit periodental
dan penyakit lainnya. Sehingga untuk menimbulkan perilaku pencegahan terhadap
kerusakan gigi secara dini diharapkan ibu memiliki pengetahuan yang tinggi tentang
peranannya dalam perawatan gigi anak.
SARAN
Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
Bagi Institusi Puskesmas Jatinangor
-
Rola Oktorina N.EFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang)
Email : [email protected] 08382110984514
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan untuk
puskesmas melakukan pemeriksaan gigi anak setiap enam bulan sekali serta rancangan
program penyuluhan kesehatan, khususnya gigi.
Bagi Sekolah
Sekolah bisa lebih memperhatikan keadaan kesehatan siswa-siswi di sekolah
tersebut terutama kesehatan gigi, salah satunya dengan menggalakkan Usaha Kesehatan
Sekolah yang telah ada untuk mengadakan pendidikan kesehatan khususnya kesehatan
gigi serta mengikutsertakan orang tua dalam hal perawatan gigi anak.
Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk
penelitian selanjutnya mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kejadian
karies gigi.