Arranisaul Alfi H F _ 3311121020 _ Fa A

13
 Arranisaul Alf Hani Fawzy 3311121020 Farmasi A Tugas Farmasi Fisika 2 ( Pa yoga ) 1. Met oe ialysi s !  "awa# $ %ialisis Dialisi s adalah suatu teknik pemisaha n deng an cara menggunak an memb ran yang memisahkan dua fasa cairan. Dalam pengertian lain Dialisis diartikan sebagai metode pemisahan molekul besar (seperti pati atau protein) dari molekul kecil (seperti glu kosa ata u asam ami no) den gan difusi selektif melalui membra n per mea bel. Membra n ters ebut ber sifa t semipe rmea bel terh ada p par tik el sol ut. Par tik el sol ut  berpindah melalui membran ke larutan dengan kon sentrasi rendah. Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeabel yang berf ungsi sebagai peny aring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah. Prinsip dasar dari dialisis ini adalah perbedaan molekul-molekul. Alat yang digunakan yaitu wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (seperti selofun), gelas piala. Metoa ialisis Car a yan g diguna kan didalam dialis is yai tu member sihka n darah kotor dari unsur-unsur yang tidak larut melewati membran semi permiable dengan menggunakan saringan dari selofan yang dapat melewati glukosa, garam, dan urea. Ultra ltrasi uga dapat di gunakan untuk me nyar ing partik el kecil yait u menggunaka n corong buchner dengan tekanan negatif atau penyedot !acuum . "ila penyar ingan menggunakan pen gar uh muatan listrik maka metoda ini disebut elektrofor esis.

description

sadsa

Transcript of Arranisaul Alfi H F _ 3311121020 _ Fa A

Arranisaul Alfi Hani Fawzy3311121020Farmasi ATugas Farmasi Fisika 2 ( Pa yoga )

1. Metode dialysis ?Jawab:DialisisDialisis adalah suatu teknik pemisahan dengan cara menggunakan membran yang memisahkan dua fasa cairan. Dalam pengertian lain Dialisis diartikan sebagai metode pemisahan molekul besar (seperti pati atau protein) dari molekul kecil (seperti glukosa atau asam amino) dengan difusi selektif melalui membran permeabel. Membran tersebut bersifat semipermeabel terhadap partikel solut. Partikel solut berpindah melalui membran ke larutan dengan konsentrasi rendah.Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.Prinsip dasar dari dialisis ini adalah perbedaan molekul-molekul. Alat yang digunakan yaitu wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (seperti selofun), gelas piala.

Metoda dialisisCara yang digunakan didalam dialisis yaitu membersihkan darah kotor dari unsur-unsur yang tidak larut melewati membran semi permiable dengan menggunakan saringan dari selofan yang dapat melewati glukosa, garam, dan urea. Ultra filtrasi juga dapat digunakan untuk menyaring partikel kecil yaitu menggunakan corong buchner dengan tekanan negatif atau penyedot vacuum . Bila penyaringan menggunakan pengaruh muatan listrik maka metoda ini disebut elektroforesis.

HemodialisisHemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).

Metode Hemodialisisa. Tahap persiapan Menimbang BB Mengukur suhu badan, tekanan darah dan menghitung denyut nadi

b. Tahap pelaksanaanDalam proses HD diperlukan Akses vaskuler -pembuluh darah- hemodialisis (AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah sebesar 200-300 ml/menit secara kontinu selama HD 4-5 jam. AVH dapat berupa kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat temporer. Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan vena, biasanya di lengan bawah disebut Arteriovenous Fistula, lebih populer disebut (Brescia-) Cimino Fistula.Kemudian aliran darah daritubuhpasien masuk ke dalam sirkulasi darah mesin HD yang terdiri dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan selang Outlet/venous (dari mesin ketubuh).Kedua ujungnya disambung ke jarum dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien. Darah setelah melalui selang Inlet masuk ke dialiser. Jumlah darah yang menempati sirkulasi darah di mesin berkisar 200 ml. Dalam dialiser ini darah dibersihkan, sampah-sampah secara kontinu menembus membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat.Di pihak lain cairan dialisat mengalir dalam mesin HD dengan kecepatan 500 ml/menit masuk ke dalam dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit dan glukosa, cairan ini dipompa masuk ke mesin sambil dicampur dengan air bersih yang sudah menjalani proses pembersihan yang rumit (water treatment). Selama proses HD, darah pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada di luartubuhyaitu dalam sirkulasi darah mesin. Selama menjalani HD, posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring.

c. Tahap penghentianPada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah, mencabut jarum inlet dan menekan bekas tusukan sambil menunggu sampai aliran darah pada venous blood line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum out line dan menekan bekas tusukan, mengganti gas bethadine dan fiksasi dengan plester. Setelah penghentian hemodialisis, dilakukan pengukuran tekanan darah, mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan, membereskan alat-alat dan dilanjutkan dengan desinfeksi alat.

Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10% kapasitas ginjal normal. Selain itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli) (Haven,2005).Pada gagal ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam. Selama ginjal tidak berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor. Tetapi, proses pencangkokan ginjal sangat rumit dan membutuhkan biaya besar.

d. Teknik dan Prosedur HemodialisisPada prosedur Hemodialisis, diperlukan alat-alat dan bahan yang dapat mensupport pencucian darah antara lain:1. Membran semi permeabelLapisan yang sangat tipis dan memiliki lubang-lubang submikroskopik (pori). membran ini akan membolehkan beberapa molekul atau ion untuk lewat dengan sistem difusi. Banyaknya muatan yang lewat terpengaruhi oleh tekanan, konsentrasi, dan suhu molekul atau cairan koloid di sisi yang lain.Tergantung pada membran dan cairan koloid, kadar permeabel terpengaruhi oleh ukuran, sifat, dan unsur kimia cairan koloid.2. Cairan HemodialisisProses pembuatan dan pemakaiannya harus dicegah kontaminasi bakteri seminimal mungkin karena sejumlah produk metabolik bakteri dapat melalui membran semi-permeabel, sehingga untuk idealnya cairan hemodialisis dapat dibuat steril dan bebas pirogen. Cairan hemodialisis dipasarkan dengan konsentrasi pekat(Concentrated Haemodialysis Solution) Cairan Hedodialisis pekat adalah sebagai berikut :Tiap 1 liter mengandung :Natrium KloridaNatrium Asetat TihidratDekstrosa AnhidratKalium KloridaKalsium Klorida DihidratMagnesium Klorida HeksanidratKonsentrasi ion-ion per liter apabila 3,43 liter Cairan Hemo-dialisis pekat tersebut diencerkan dengan air sampai 120 liter atau bila 1 bagian Cairan Hemodialisis pekat dicampur dengan 34 bagian air adalah sebagai berikut:Natrium134,0 mEq/1Kalium.2,6 mEq/lKalsium .. 2,5 mEq/1Magnesium .1,5 mEq/lKlorida 104,0 mEq/lAsetat . 36,6 mEq/lDekstrosa Anhidrat 2500 mg/l

Hal yang harus diperhatikan pada cairan hemodialisis Sisa-sisa logam seperti aluminium yang terdapat dalam air untuk hemodialisis dapat membahayakan pasien. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk hemodialisis harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran tersebut di atas, misalnya dengan Reverse Osmosis System (RO. System) atau dengan Deioniser System. Cairan Hemodialisis pekat sebelum dipergunakan harus diencerkan terlebih dahulu, biasanya 35 atau 40 kalinya. Ada 3 macam metode untuk pengencerannya yaitu :batch blending, fixed proportioning dan flexibleproportioning. Cairan hemodialisis dapat dikemas dalam wadah gelas atau plastik dengan syarat tidak boleh melepaskan ion-ion atau substansi yang berbahaya ke dalam cairan hemodialisis. Cairan hemodialisis merupakan cairan yang tidak berwarna, tetapi pada penyimpanan (terutama pada temperatur panas) dapat berubah menjadi kuning pucat sampai kuning sawo karena cairan tersebut mengandung dekstrosa. Perubahan warna tersebut tidaklah mempengaruhi efektivitas cairan hemodialisis. Dekstrosayangteroksidasi selama penyimpanan dapat menurunkan pH produk sampai di bawah 6,8. Apabila diperlukan, pH dapat diatur kembali dengan penambahan Natrium Hidroksida. Produk ini harus disimpan pada temperatur kamar atau di bawah temperatur kamar. Hindari temperatur di atas 40C dan hindari pula menyimpan produk tersebut pada temperatur di bawah 4C karena akan mengakibatkan kristalisasi garam-garam yang terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hemodialisis1) Aliran darahSecara teori seharusnya aliran darah secepat mungkin. Hal-hal yang membatasi kemungkinan tersebut antara lain : tekanan darah, jarum Terlalu besar aliran darah bisa menyebabkan syok pada penderita.2) Luas selaput/ membran yang dipakaiYang biasa dipakai : 1-1,5 cm2. Tergantung dari besar badan/ berat badan3) Aliran dialisatSemakin cepat aliran dialisat semakin efisien proses hemodialisis, menimbulkan borosnya pemakaian cairan.4) Temperatur suhu dialisatTemperature dialisat tidak boleh kurang dari 360C karena bisa terjadi spasme dari vena sehingga aliran darah melambat dan penderita menggigil. Temperatur dialisat tidak boleh lebih dari 420C karena bisa menyebabkan hemolisis2. Cara surfaktan mempertahankan kestabilan dari emulsi, mikroemulsi, multiemulsi, nanoemulsi ?Jawab:a. Uji Stabilitas emulsi, nano/ mikroemulsi, multiemulsiPengujian stabilitas terhadap pemanasan dilakukan dengan memanaskan sampel mikroemulsi (15 mL) pada suhu 105C selama 5 jam dalam oven. Stabilitas terhadap sentrifugasi dilakukan dengan mengambil sampel mikroemulsi (10 mL) dan disentrifugasi pada 4500 rpm selama 30 menit. Pengujian stabilitas terhadap pH dilakukan dengan mengencerkan mikroemulsi dengan media air dan buffer sitrat (pH 3,5; 4,5 dan akuades pH 6,5) dengan proporsi 1:1, 1:9 dan 1:99. Stabilitas mikroemulsi diamati berdasarkan turbiditas dan ketampakan ada atau tidaknya gel. Turbiditas mikroemulsi diukur dengan spectrometer UV-VIS pada panjang gelombang 502 nm Mikroemulsi dianggap stabil apabila turbiditasnya kurang dari 1%, dengan rumus: turbiditas x panjang kuvet = 2.303 x absorbansi (Cho dkk., 2008). Konduktivitas mikroemulsi ditentukan pada suhu kamar menggunakan konduktivitasmeter dan akuades sebagai pembanding.

b. Mempertahankan kestabilan emulsi, mikroemulsi dan nanoemulsiKetika surfaktan ( yang memilikigugus kepala hidrofilik dan hidrofobik ) ditambahkan kedalam campuran air dan minyak ( hidrokarbon rantai panjang ) maka akan membentuk agregat sperik , yang mana gugus polar surfaktan menghadap kedalam. Surfaktan dapat membantu pembentukan emulsi dengan mengabsorpsi antar muka, dengan menurunkan tegangan iterfasial dan bekerja sebagai pelindung agar butir-butir tetesan tidak bersatu. Emulgator membantu terbentuknya emulsi dengan 3 jalan, yaitu :1) Penurunan tegangan antar muka ( stabilisasi termodinamika ).2) Terbentuknya film antar muka yang kaku ( pelindung mekanik terhadap koalesen ).3) Terbentuknya lapisan ganda listrik, merupakan pelindung listrik dari partikel.

Fase surfaktan mensolubilisasi sejumlah besar minyak dan air berada dalam kesetimbangan dan menunjukkan tegangan antar muka.Penambahan ko-surfaktan meningkatkan solubilisasi gugus non polar dan meningkatkan mobilitas ekor hidrokarbon sehingga penetrasi minyak semakin besar.Jenis surfaktan yang ditambahkan kedalam emulsi, mikroemulsi, nanoemulsi Emulsi : PGA, tragakan, gelatin, CMC Mikroemulsi: partikel lebih kecil, luas permukaan lebih besar tetapi karena adanya konsentrasi surfaktan dan co-surfaktan yang tinggi menyebabkan partikel terselimuti secara rapat sehingga lebih stabil daripada emulsi biasa dan tidak memerlukan pengocokkan yang kuat. Nanoemulsi dapat distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau molekul surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 50 nm-500 nm. Ukuran droplet nanoemulsi yang kecil membuat nanoemulsi stabil secara kinetika sehingga mencegah terjadinya sedimentasi dan creaming selama penyimpanan. Nano emulsi telah diterapkan dalam berbagai industri farmasi, diantaranya untuk sistem penghantar transdermal, bahan, atau unsur yang potensial dalam beberapa produk perawatan tubuh, dan pembawa yang baik pada obat sehingga dapat meningkatkan bioavaibilitas obat dalam tubuh. Surfaktan yang digunakan dalam mikroemulsi, nanoemulsi, dan multiemulsi : etoksidiglikol, poligliseril 6-dioleat, poligliseril 6-isostearat, poligliseril 3-diisostearat.

Cara membuat droplet pada mikroemulsiDilakukan dengan cara membuat mikroemulsi dengan mencampurkan surfaktan dengan fase minyak (dengan atau tanpa alkohol sebagai kosurfaktan) selanjutnya dititrasi dengan fase minyak. Tahap terakhir adalah inkubasi pada suhu ambient selama kurun waktu tertentu sampai terjadi kesetimbangan. Penentuan proporsi fase air : fase minyak dan proporsi surfaktan yang digunakan didasarkan pada diagram tiga fase (pseudoternary phase diagram) yang memberikan kenampakan transparan dan nilai turbiditas rendah. Mikroemulsi w/o akan terbentuk jika tegangan antarmuka negatif, sedangkan mikroemulsi o/w akan terbentuk jika tegangan antarmuka nol atau positif. Selama proses pembentukan mikroemulsi, selama satu fase terpisah menjadi droplet ukuran berukuran minimum, diameter dari droplet tergantung pada area tegangan antarmuka yang dibentuk molekul surfaktan. Tegangan antarmuka dapat menjadi nol namun bersifat sementara disebabkan adanya difusi alkohol kepermukaan. Mikroemulsi secara spontan dapat terbentuk jika mempunyai tegangan antarmuka 10-4ke 10-5dynes/cm.

3. Pada liquid crystalin mana yang digunakan pada elektronik mana yang digunakan pada drug delivery system ?Jawab:ElektronikKristal cair adalah bahan yang mengalir seperti cairan, sambil mempertahankan struktur teratur, agak seperti kristal. Sementara penggunaan dalam elektronik dikenal yaitu LCD TV layar, beberapa jenis kristal cair juga sangat berguna dalam nano sebagai alat untuk pengiriman obat. Hal ini karena kemampuan ini ditingkatkan nano partikel menembus kulit atau jaringan lain, dan kapasitasnya untuk waktu pelepasan zat aktif dari muatannya.

PharmacyKristal cair yang digunakan untuk keperluan farmasi telah dimodelkan setelah yang sudah ada dalam sistem biologi. Contoh alami kristal cair yang molekul lyotrophic yang membentuk sel-sel dan jaringan, dan sangat penting bagi kehidupan termasuk membran fosfolipid, DNA dan kolesterol. Beberapa obat-obatan kristal cair (LCP) telah terbukti efektif untuk pengobatan penyakit virus seperti herpes (HSV) serta tumor pertempuran seperti pada kandung kemih dan kanker prostat. LCP telah menjanjikan terutama untuk aplikasi transdermal dan karena kemampuan mereka untuk menargetkan jaringan yang meradang. Sebuah contoh dari farmasi kristal cair adalah LCP berbasis anti-tumor obat bernama Tolecine. Tolecine memiliki sifat antibakteri dan antivirus dan mencegah proliferasi tumor yang abnormal. Tolecine kadang-kadang dikombinasikan dengan yang lain disebut Apatone LCP. Formulasi gabungan diproduksi menggunakan teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat kristal cair lyotropic, atau kristal cair organik. Hal ini umumnya percaya bahwa LCP relatif aman untuk digunakan sebagai obat, karena penelitian sejauh ini menunjukkan mereka memiliki toksisitas yang sangat rendah. Liposom aman cukup umum digunakan untuk tujuan kosmetik. Apatone terbuat dari dua non-senyawa beracun, senyawa kristal cair dan glukosa gula, dan bahan aktif, Vitamin C dan K. Karena glukosa, Apatone mudah memasuki sel. Begitu di dalam, bahan-bahan aktif menghasilkan radikal bebas. Hasil stres oksidatif dalam melemahnya sel target dari dalam, dan mencegah respon anti inflamasi yang melindungi mereka dari obat kemoterapi. Produksi radikal bebas adalah suatu reaksi intraseluler konsentrasi driven yang hanya terjadi dalam sel dengan konsentrasi gula yang cukup (seperti sel-sel kanker). Reaksi cepat dan tidak menghasilkan apapun beracun oleh-produk yang mungkin membahayakan sel-sel sehat yang berdekatan.

Contoh obat yang dikembangkan dengan metode Kristal cair (LCP) :1. Tolecine Tolecine adalah pra-klinis baru anti-tumor LCP yang juga memiliki aplikasi antivirus dan antibakteri. Ini adalah sel tumor selektif dan pameran aktivitas anti-neoplastik yang kuat ( itu melawan proliferasi abnormal sel dalam jaringan atau organ ). Selain itu, telah terbukti lebih efektif daripada standar saat ini perawatan untuk herpes. 2. ApatoneApatone adalah obat fase klinis baru yang diteliti untuk stadium akhir kanker prostat. Saat ini sedang dipertimbangkan untuk studi klinis untuk aplikasi potensial seperti pembesaran dari kemoterapi untuk memungkinkan dosis yang lebih rendah, kurang toksik dari agen kemoterapi yang umum. Apatone terbuat dari dua non-senyawa beracun, senyawa kristal cair dan gula, yang selektif bio-berkonsentrasi dalam sel kanker dan menghasilkan radikal bebas. Pembentukan, kuat pendek radikal bebas tinggal adalah konsentrasi didorong reaksi intraseluler dan karena itu hanya terjadi dalam sel dengan konsentrasi gula yang cukup (seperti sel-sel kanker). Hasil reaksi stres oksidatif yang melemahkan sel-sel yang ditargetkan dari dalam. Hal ini dilakukan dengan cepat hanya dalam sel-sel kanker, dengan tidak ada reaksi beracun oleh-produk yang mungkin membahayakan sel-sel sehat yang berdekatan. Tidak seperti obat kemoterapi lain, Tolecine dan Apatone memiliki toksisitas rendah dan tidak menargetkan membagi sel. Sebaliknya, mereka diaktifkan oleh peradangan yang terjadi di sekitar sel tumor, hemat sel sehat. Inovatif, rendah toksisitas obat-obatan seperti Tolecine dan Apatone memberikan harapan baru dalam peperangan melawan kanker dan penyakit lainnya.

4. Cara menentukan stabilitas pada emulsi w/o dan o/w ?Cara Menentukan Tipe Emulsi1) Uji pengenceran.Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa suatu emulsi M/A dapat diencerkan dengan air dan emulsi A/M dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan dan akan nampak nyata pemisahannya. Tes ini secara benar dibuktikan bila penambahan air atau minyak diamati secara mikroskop.2) Uji Konduktivitas.Emulsi dimana fase kontinyu adalah cair dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi dimana fase kontinyunya adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi M/A, lampu akan menyala karena menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa sistem A/M.3) Uji Kelarutan WarnaBahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, pewarnaan fase kontinyu menunjukkan tipe A/M.

Beberapa metode tersedia untuk menentukan tipe emulsi. Beberapa metode paling umum meliputi pengenceran tetesan, kelarutan cat, pembentukan creaming, konduktivitas listrik, dan tes fluoresensi.

1) Tes Pengenceran TetesanMetode ini berdasarkan prinsip bahwa emulsi bercampur dengan luar akibatnya, jika air ditambahkan ke dalam emulsi M/A, air akan terdispersi cepat dalam emulsi. Jika minyak ditambahkan tidak akan terdispersi tanpa pengadukan yang kuat. Begitu pula dengan emulsi A/M.2) Uji kelarutan catUji ini berdasarkan prinsip bahwa dispersi cat secara seragam melalui emulsi jika cat larut dalam fase luar. Amaran, cat larut air secara cepat mewarnai emulsi M/A tapi tidak mewarnai emulsi tipe A/M. Sudan III, cat larut minyak dengan cepat mewarnai emulsi A/M, tidak tipe M/A.3) Uji Arah CreamingCreaming adalah fenomena antara 2 emulsi yang terpisah dari cairan aslinya dimana salah satunya mengapung pada permukaan lainnya. Konsentrasi fase terdispersi adalah lebih tinggi dalam emulsi yang terpisah. Jika berat jenis relatif tinggi dari kedua fase diketahui, maka arah creaming dari fase terdispersi menunjukkan adanya tipe emulsi M/A. jika cream emulsi menuju ke bawah berarti emulsi A/M. hal ini berdasarkan asumsi bahwa mimyak kurang padat daripada air.4) Uji Hantaran ListrikUji hantaran listrik berdasarkan pada prinsip bahwa air menghantarkan arus listrik sedangkan minyak tidak. Jika elektrode ditempatkan pada emulsi menghantarkan artus listrik, maka emulsi M/A. jika sistem tidak menghantarkan arus listrik, maka emulsi adalah A/M.5) Tes FluoresensiBanyak minyak jika dipaparkan pada sinar UV berfluoresensi, jika tetesan emulsi dibentangkan dalam lampu fluoresensi di bawah mikroskop dan semuanya berfluoresensi, menunjukkan emulsi A/M. Tapi jika emulsi M/A, fluoresensinya berbintik-bintik.

5. Bagaimana cara pengawetan emulsi ?Jawab:Cara Fisika. RadiasiRadiasi dapat menyebabkan perubahan kimia destruktif pada mikroba yang dapat merusak sel secara sempurna dan irreversibel. Sehingga tidak terdapat pertumbuhan mikroba dalam sediaan emulsi.b. Pemanasan dan pendinginanc. PengasinanCara Kimiaa. Pemilihan Pengawet AntimikrobaEmulsi seringkali mengandung sejumlah bahan seperti karbohidrat, protein, sterol, dan fostafida serta semua bahan yang menunjang pertumbuhan berbagai mikroorganisme. Akibat pemasukan suatu pengawet merupakan hal yang diperlukan dalam proses formulasi. Sisitem pengawet sebagian besar bahan formulasi harus memenuhi kriteria umum seperti toksisitas rendah ke stabilan pada pemanasan dan penyimpanan, dapat bercampur secara kimia, biaya yang pantas, ada rasa dan bau yang bisa diterima. Masalah kompleks timbul bila pengawet berinteraksi dengan salah satu bahan emulsi, interaksi ini dapat menginaktifasi pengawet terebut. Selain itu juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi yatitu, pH. pH di kenal menghasilkan pengaruh besar pada kemampuan pengawet asam atau fenol untuk mengganggu pertumbuhan bakteri.

Pengawet pada sediaan emulsi harus larut air.Pengawet yang sering di gunakan dalam sediaan emulsi: Alcohol 12 15 % Asam benzoate 0,2 % Para-hidroksi benzoate 0,1 0,2 % Asam sorbat 0,2 % metil, etil, propil, dan butyl-paraben senyawa ammonium kuarterner.