Aritmia Ventrikel2

30
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARITMIA VENTRIKEL A. Definisi Aritmia ventrikel adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi akibat dari Gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat dari penguatan automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga menyebabkan perubahan dalam kecepatan denyut ventrikel ( Buku ajar Kardiologi, FK UI, hal 275 ) B. Etiologi Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard ( iskemia dan infark ), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme koroner. Karena impuls berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistem konduksi yang normal, melainkan jaringan otot ventrikel, hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS yang lebar ( lebih dari 0, 12 detik ) Peyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali, tetapi beberapa factor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :

Transcript of Aritmia Ventrikel2

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN ARITMIA VENTRIKEL

A. DefinisiAritmia ventrikel adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi akibat dari

Gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat dari penguatan

automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga menyebabkan perubahan

dalam kecepatan denyut ventrikel ( Buku ajar Kardiologi, FK UI, hal 275 )B. EtiologiPenyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard

( iskemia dan infark ), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,

gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme koroner. Karena impuls

berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistem konduksi yang normal, melainkan

jaringan otot ventrikel, hal ini menimbulkan gambaran kompleks

QRS yang lebar ( lebih dari 0, 12 detik )

Peyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali, tetapi beberapa factor aritmogenik

berikut ini dapat menjadi perhatian :

1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel

2. Iskemia: infark miokardium dan angina menjadi pencetus

3. Stimulasi simpatis : menguatnya tonus otot karena penyebab apapun ( hyper-

tiroid, gagal jantung kongestif, latihan fisik dll ) dapat menimbulkan

aritmia

4. Obat obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis atau bahkan obat-obat

anti aritmia sendiri

5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium

6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi pre-

disposisi aritmia

7. Regangan ( stretch ): hipertrofi ventrikel

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah:

- Ketidak stabilan elektris atau aritmia

Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung

( Klasifikasi:

Jenis jenis aritmia ventrikel adalah :

1. Ventrikel ekstrasistol ( VES, PVB , PVC )

2. Ventrikel takikardi VT )

3. Ventrikel fibrilasi VF )

Ad 1. Ventrikel extrasistol ( VES, PVB, PVC )

Aritmia ventrikel yang terjadi sewaktu tempat ektopik di ventrikel

mengalami depolarisasi spontan dan menyebabkan kontraksi ventrikel. Biasanya terjadi bila suatu bagian ventrikel mengalami iritasi atau cedera akibat kekurangan oksigen. QRS tidak hanya lebar, tetapi timbul premature dengan gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS.

Ventrikel ekstra sistol dapat mengakibatkan berkurangnya volume sekuncup,

karena ventrikel yang belum terisi penuh oleh darah saat sebelum kontraksi

akibat dari VES yang biasanya timbul setiap saat dalam siklus jantung.

Bentuk Ves yang berbahaya adalah :

Ves lebih dari 6 kali permenit

VES bigemini yaitu satu sinus satu VES secara bergantian

VES multifokal yaitu memiliki dua atau lebih bentuk yang berbeda

VES konsekutif yaitu muncul VES berurutan, dua atau lebih

VES R on T yaitu VES yang jatuh pada gelombang T denyut se -

Belumnya

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Ad 2. Ventrikel takikardi VT )

Ventrikel takikardi adalah aritmia ventrikel yang terjadi sewaktu kecepatan denyut ventrikel mencapai 100 sampai 200 kali permenit.

Volume sekuncup akan berkurang akibat waktu pengisian yang sangat terbatas. VT yang berlangsung lama merupakan keadaan gawat darurat yang

menjadi pertanda henti jantung.

Tiga atau lebih VES yang berturut-turut dapat disebut Ventrikel

takikardia. Irama biasanya teratur , gelombang P tidak ada dan gelombang QRS yang lebar. VT dapat terjadi sebagai irama yang pendek dan tidak terus-

menerus atau lebih panjang dan terus- menerus.

Ad 3. Ventrikel Fibrilasi ( VF )

Ventrikel fibrilasi merupakan aritmia ventrikel yang sangat ekstrim,

paling sering mendahului kematian mendadak pada orang dewasa. VF terjadi

bila ventrikel mengalami depolarisasi secara kacau dan cepat , sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu unit tetapi bergetar secara inefektif. Mekanisme yang terjadi pada VF adalah jantung tidak dapat menghasilkan curah jantung , tekanan darah tidak terukur dan cardiac arrest.

Memiliki irama tidak teratur dengan frekwensi yang tidak dapat dihitung, gelombang P tidak ada dan kompleks QRS lebar seta tidak teratur. Tidak ada jarak kompleks yang terlihat, hanya ada oksilasi tidak teratur dari garis dasar.

Terdapat jenis VF kasar ( coarse VF ) dan VF halus ( fine VF ).

( Mengenal tanda-tanda aritmia Ventrikel

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengenal tanda-tanda aritmia,

sehingga kita tahu kapan kita harus mewaspadai seseorang yang dapat atau sedang men-

derita aritmia ?

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

A. Gambaran klinis

Pasien dengan aritmia, gejala awal yang sering ditemukan adalah:

( Palpitasi, yaitu orang tersebut merasakan denyut jantungnya sendiri bertambah cepat atau melambat

( Tanda-tanda penurunan curah jantung, seperti:

pasien mengeluh pusing yang disertai sinkop ( pingsan )

pulsasi lemah, hemodinamik menurun, akral dingin

( Pasien kejang dan kesadaran menurun

B. Gambaran Elektrokardiogram

Ventrikel Ekstrasistol

Karena denyut berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistim konduksi yang normal. QRS tidak hanya premature, tetapi melebar dengan gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS. VES digambarkan melalui pola dan frekwensinya, timbulnya bisa jarang, kadang-kadang atau sering.

( Test diagnostik aritmia

Test yang dilakukan untuk mendeteksi aritmia adalah:

1. Elektrokardiogram ( EKG )

a). Resting EKG : rekaman EKG yang dibuat pada saat pasien berbaring atau

istirahat

b). Exercise EKG ( stress test ) : menggunakan tread mill test atau ergocycle

sementara irama jantung tetap dimonitor

c). Holter monitoring : monitor irama jantung yang dilakukan selama 24 jam

dengan memasang electrode di tubuh ( dada ) pasien, sementara pasien

tetap melakukan aktifitas harian.

d). Transtelephonic monitoring : pasien menggunakan tape recorder untuk

merekam irama jantung dalam beberapa hari/minggu, jika pasien

merasakan tanda- tanda aritmia, maka ia menghubungi stasiun

monitoring.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

2. Pemeriksaan laboratorium:

a). Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium

dapat menyebabkan aritmia.

b). Toksisitas obat : kelebihan dosis obat-obat seperti digitalis, quinidin

dapat menyebabkan aritmia

c). Hormon tyroid : peningkatan atau penurunan kadar tyroid serum dapat

menyebabkan aritmia

d). Laju sedimentasi: peningkatannya dapat menunjukkan proses inflamasi

akut : endokarditis yang dapat mencetuskan aritmia

e). Analisa gas darah : hypoksemia dapat menyebabkan aritmia

3. Pemeriksaan foto : foto thorax dapat menunjukkan pembesaran jantung se-

hubungan dengan disfungsi ventrikel / katup

4. Stress test : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang dapat

menyebabkan aritmia

5. Elektrophysiologic study ( EPS )

Untuk mengetahui jenis, tipe, tempat aritmia dan respon terhadap

pengobatan dengan menggunakan catheterisasi jantung.

( Penatalaksanaan

A. Penatalaksanaan medis pada aritmia ventrikel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Obat-obatan anti aritmiaPenggunaan obat-obatan anti aritmia harus berhati-hati, karena efek obat tersebut juga bisa menyebabkan aritmia atau memperburuk aritmia. Obat anti aritmia diberikan pada kondisi pasien dengan hemodinamik yang stabil.

Jenis obat-obatan yang digunakan sebagai anti aritmia ventrikel adalah:

a). Amiodaron

Pada VT atau VF tanpa nadi diberikan 300 mg iv bolus diencerkan

20-30 cc, dapat diulang dengan dosis 150 mg selang waktu 3-5

menit sampai dosis maksimal 2,2 gram dalam 24 jam. Dapat

diberikan secara drip dengan dosis 0,5 mg/ menit

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Vebtrikel

b). Lidokain

Pada cardiac arrest dosis 1,0 1,5 mg/kg BB iv bolus dan dapat

diulang dengan dosis 0,5 0, 75 mg/kg BB. Dapat diberikan

perdrip dengan dosis 1-4 mg / menit.

c). Magnesium sulfat

Pada ventrikel fibrilasi diberikan dengan dosis 1-2 gr diencerkan

dalam 10 cc iv bolus dan diberikan cepat dengan memperhatikan

efek hipotensi dan asistol.

2. Terapi dengan listrik, meliputi:

a).Defibrilasi

- Pengobatan dengan menggunakan aliran listrik dalam waktu yang

singkat secara unsinkron

- Indikasi : Ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi

- Energi pertama adalah 200 joule, kedua 200-300 joule, ketiga 360

joule

- Jenis alat : selain defibrillator yang biasa digunakan di rumah sakit, ada jenis lain dari alat ini yaitu:

Automatic External defibrillator ( AED )

Yaitu defibrillator otomatis yang dapat dipakai oleh orang awam,

Tanpa harus mengenali gambaran EKG, karena defibrillator

tersebut akan secara otomatis menganalisa dan menginstrusikan

perlu tidaknya dilakukan defibrilasi.

AICD ( automatic implantable cardioverter defibrillators )

yaitu alat defibrilasi yang ditanam dibawah kulit pasien, dan jika

VT atau VF terdeteksi maka AICD mengeluarkan 0,05 sampai 34

Joule listrik dan dapat berulang sampai 4 kali jika aritmia menetap.

Menurut penelitian Robert Sheldon, seorang doctor dari Universitas

di Kanada, AICD lebih baik dibanding pengobatan untuk pasien

lansia, terbukti dapat menurunkan angka kematian 30 % pada pen-

derita VF/VT.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

b). Cardioversi

Pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu

singkat secara sinkron

Indikasi pada aritmia ventrikel : Ventrikel takikardi dengan

nadi ( + ) dan hemodinamik tidak stabil

Energi pertama adalah 100 joule, kedua 200 joule, ketiga 300

joule dan keempat 360 joule.

3. PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty )

Bertujuan membuka pembuluh darah koroner yang me-

nyempit dengan cara dilatasi dengan kateter balon

sehingga aliran darah pulih kembali.

Indikasi: ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi ber-

ulang yang berhubungan dengan iskemik miokard, syok

kardiogenik

Adapun penatalaksanaan menurut jenis aritmia adalah :

a). Ventrikel Ekstra sistol ( VES )

1. Mengatasi penyebab aritmianya, misalnya karena gangguan elektrolit , maka elektrolit dikoreksi terlebih dahulu.

2. Jika VES jarang sekali biasanya, biasanya tidak memerlukan agen

anti aritmia.

3. Jika VES sering atau > 6 x/ mnt, berurutan atau multiform diatasi

dengan agen anti aritmia seperti amniodaron atau lidokain

b). Ventrikel takikardia ( VT )

1. Jika pasien secara hemodinamik stabil, maka diatasi dengan agen antiaritmia

2. Jika pasien menjadi tidak stabil, tetapi nadi (+ ) , maka dilakukancardioversi ( sinkronisasi ) dengan energi mulai dari 100 joule

3. Jika nadi tidak teraba, maka dilakukan defibrilasi dengan energi mulai dari 200 joule.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

c). Ventrikel fibrilasi

1. Pada keadaan emergency dimana alat defibrilasi tidak siap, maka dapat dilakukan prekordial thump ( pukulan )

2. Jika alat defibrilasi sudah siap, segera lakukan defibrilasi dengan energi awal 200 joule, lalu 300 joule dan 360 joule

3. Jika tidak terjadi perubahan, dapat dilakukan kompresi eks-

ternal sambil menunggu alat siap

4. Jika aritmia terjadi secara kontinue, maka untuk jangka panjang dapat digunakan AICD.

B. Penatalaksanaan perawatan secara umum bertujuan untuk :

1. Mencegah atau mengobati aritmia yang mengancam jiwa

2. Mencegah komplikasi lebih lanjut yang terjadi akibat aritmia dan

penatalaksanaannya.

3. Mendukung pasien atau keluarga dalam menerima kecemasan atau takut terhadap resiko situasi yang mengancam hidup.

4. Membantu mengidentifikasi penyebab atau factor pencetus

5. Mengkaji informasi sehubungan dengan kondisi/ prognosis / program

pengobatan.

C. Patofisiologi Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya

disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark

turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika

terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary

artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga

impuls alami jantung mengalami gangguan.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan

gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempe-

ngaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel

dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur hantaran

listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan

depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia.

Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat men-

stimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system

saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung,

peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi.

Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab

munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

WEB OF CAUTION

Iskemia / Infark myokard

Kematian sel otot jantung

Pelepasan berbagai

enzim intrasel , ion kalium Gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi Penurunan kontrak-

dan penimbunan asam laktat tilitas myokard

Gangguan pada jalur- jalur Aritmia

hantaran listrik jantung

Menstimulus kateko-

lamin

Hambatan depolarisasi atrium/

ventrikel

Peningkatan rangsang

system saraf simpatis

Aritmia

Peningkatan frekuensi

jantung

Peningkatan kebutuhan oksigen asotriksi

dan vasokonstriksi

Irritabilitas myokard infark

Aritmia ventrikel ( VES, VT dan VF )

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

D. Pengkajian

Pengkajian didasarkan pada data:

a). Aktifitas / istirahat : kelemahan, kelelahan, perubahan frekuensi

jantung/ BP dengan aktifitas atau olah raga

b). Sirkulasi: perubahan BP, nadi tidak teratur, bunyi jantung tidak

teratur, kulit lembab, pucat, sianosis, diaphoresis, edema, produk-

si urine kurang

c) Elektrokardiografi : gelombang P tidak ada, kompleks QRS lebar

d). Psikologis : perasaan cemas, takut, palpitasi

e) Makanan / cairan : anoreksia, untolerate, nousea,vomit, perubahan

berat badan

f) Neurosensori : pusing, sakit kepala, disorientasi, bingung, perubahan

perilaku, perubahan pupil

g). Nyeri / kenyamanan :nyeri dada ringan sampai berat, gelisah

h). Respirasi : nafas pendek, bunyi nafas, hemoptisis

i). Faktor resiko : riwayat penyakit sebelumnya, riwayat keluarga, intok-

sikasi digitalis, gangguan elektrolit

j). Komplikasi yang dapat timbul : Heart failure, dari VES atau VT men-

jadi VF.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji berdasarkan jenis aritmia ventrikel adalah:

1. Ventrikel ekstra sistol:

Palpitasi, nyeri dada, pusing, lemah, penurunan kesadaran

yang reversible, irama tidak teratur, rate atrial normal, ventrikel

cepat, PR interval tidak dapat diukur, QRS kompleks pada VES lebar lebih dari 0,12 second

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

2. Ventrikel takikardi

Ansietas, palpitasi, pusing, lemah, sianosis, syncope, perubahan

tingkat kesadaran, frekuensi 100-200 x/ menit, gelombang P tidak

ada, PR interval tidak dapat dihitung, QRS kompleks lebar dan lebih dari 0,12 second

3. Ventrikel fibrilasi

Ansietas, palpitasi, pusing, sianosis, nafas pendek, perubahan tingkat kesadaran, pulsasi tidak ada, irama ireguler, frekuensi

lebih dari 350 x/ menit sehingga tidak dapat dihitung, QRS

kompleks lebar.

F. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa perawatan :

1. Aktual / Risti penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas myokard, ditandai dengan :

DS: - Pasien mengatakan lemah, lelah

Pasien mengatakan pusing, sakit kepala

DO : Nadi tidak teraba/ lemah, kulit pucat , sianosis, edema, produksi

Urine < -1 cc / kg/BB/ jam, syncope, gambaran EKG aritmia

Tujuan: Curah jantung adekuat

Kriteria hasil :

Hemodinamik stabil dan normal

Urine output - 1cc/ kg/BB/ jam

Pulsasi perifer kuat / besar

Aritmia teratasi

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Intervensi

Rasionalisasi

Palpasi nadi radial, femoralis, carotis dan

- Mengetahui kelainan pulsasi dan

kaji kelainan yang timbul kelainan irama yang timbul

- Auskultasi bunyi jantung, kaji irama jantung - Mengetahui kelainan bunyi jantung

- Ukur tanda-tanda vital : TD, Nd, RR tiap jam - Dapat memonitor setiap perubahan

hemodinamik secara cepat

Tentukan adanya gangguan irama jantung dan

- Mengetahui jenis aritmia ventrikel

jenisnya ( ventrikuler disritmia, total AV blok )

yang terjadi untuk menentukan pengobatan/

tindakan yang tepat

- Kaji dan dokumentasikan kelelahan intoleran aktifitas, - Mengetahui timbulnya tanda-tanda dyspnea, nyeri dada, palpitasi, sakit kepala, mual

penurunan cardiac output

- Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi - Jika terjadi VF atau VT tanpa nadi

Siapkan dan bantu tindakan defibrilasi/ pemasangan

- Untuk mencegah henti jantung dan membantu

pace maker sesuai indikasi.

pompa dan membantu pompa jantung

Beri oksigen sesuai kebutuhan dan kolaborasi

- Untuk memenuhi kebutuhan oksigen

Kolaborasi pemasangan IV line

- Untuk memberikan obat-obatan yang di-

perlukan secara cepat

- Kolaborasi pantau pemeriksaan laboratorium ( elektrolit )- Untuk mengetahui kemungkinan gangguan

elektrolit sebagai penyebab aritmia

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Kolaborasi untuk pemberian obat antidisritmia

- Untuk menghentikan aritmia

- Kolaborasi untuk prosedur diagnostic invasive /

- Untuk memperbaiki aliran darah koroner

bedah sesuai indikasi

2. Aktual / Risti gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnya

daya pompa jantung ditandai dengan :

DS: - Pasien mengatakan pusing, lemah

- Pasien mengatakan nyeri dada

DO : - Daerah perifer dingin, sianosis, pucat, EKG disritmia, tekanan darah

menurun, HR meningkat > 100 x/ menit, RR > 28 X/ menit, perubahan

tingkat kesadaran, gangguan orientasi, kapilary refill > 3 detik

Tujuan : Perfusi adekuat, ditandai dengan :

Kriteria hasil :

Akral hangat, capillary refill < 3 detik

Kulit kering/ tidak lembab

Kesadaran atau orientasi pasien baik

Tidak ada nyeri dada

Tidak terjadi disritmia

TTV dalam batas normal.

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Intervensi

Rasionalisasi

Monitor perubahan EKG

- Mengetahui perubahan irama jantung

secara continue

Monitor tanda-tanda vital, timbulnya distress pada

- Untuk memonitor gangguan hemodinamik

pernafasan tiap jam

dan pernafasan secara cepat

Kaji bunyi jantung terhadap S3 dan S4 dan

- Untuk mengetahui timbulnya bunyi

hilangnya S1 dan S2

jantung yang abnormal

- Kaji akral pasien dan periksa capillary refill

- Untuk mengkaji gangguan perfusi perifer

Monitor intake dan output cairan tiap shift

- Untuk mengetahui keseimbangan cairan

dan memonitor kelebihan cairan

Kaji adanya nyeri dada

- Untuk mengetahui adanya gangguan

perfusi ke koroner / jantung

Kaji tingkat kesadaran dan orientasi

- Untuk mengetahui adanya gangguan

( waktu, tempat dan orang )

perfusi ke otak

- Pertahankan pemberian infus untuk emergency

- Untuk memberikan obat-obatan dan

cairan secara cepat dan tepat

- Berikan posisi semifowler

- Untuk mengurangi penekanan diafragma

dan melancarkan jalan nafas

- Batasi pengunjung

- Mengurangi beban kerja jantung

- Bila BAB berikan bed side commode

- Mengurangi beban kerja jantung

- Kolaborasi pemberian obat anti disritmia,

- Untuk menghentikan aritmia dan mengatur

pace maker dan pemberian diet

kebutuhan kalori pasien

3. Aktual Risti anxietas berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan perawatan dan pengobatan kritis ditandai dengan :

DS: - Pasien mengatakan takut mati

- Pasien menanyakan apakah masih bisa sembuh

DO: Ekspresi wajah tegang, gelisah, berkeringat dingin, pasien menangis, pasien

tidak kooperatif dalam pengobatan, tekanan darah dan HR meningkat.

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Aritmia Ventrikel

Tujuan : Rasa cemas dapat diatasi/ berkurang dengan menggunakan mekanisme

koping yang positif, ditandai dengan :

Kriteria hasil :

Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakannya

Pasien dapat beristirahat dengan tenang

Ekspresi wajah rileks/ ceria

TD/HR normal

Pasien berpartisipasi dalam perencanaan pengobatan

Pasien mengerti tentang penyakit dan pengobatannyaIntervensi Rasionalisasi

Kaji rasa takut klien

- Untuk mengetahui penyebab kecemasan/

ketakutan

Kaji koping pasien dalam mengidentifikasikan

- Untuk mengetahui apakah pasien meng-

dan mengatasi masalah

gunakan koping positif dalam mengatasi

masalah

Bantu pasien dalam mengungkapkan ke- - Untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien cemasan

Berikan dorongan terhadap tahap-tahap proses

- Untuk membantu pasien melalui tahap-tahap

kehilangan yang timbul kehilangan dengan baik

Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman

- Untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien

Observasi bahasa non verbal dari

- Untuk bisa memahami kecemasan yang tidak

gejala-gejala kecemasan

diungkapkan secara verbal

Hindari konfrontasi dengan pasien

- Untuk mencegah meningkatnya kecemasan

Berikan informasi tentang procedure tindakan,

- Untuk mengetahui kecemasan pasien dengan

pengobatan dan lain- lain yang mencemaskan pasien mengetahui prosedur pengobatan dll

Berikan intervensi komunikasi terapeutik

- Komunikasi terapeutik akan mem-

bantu pasien mengungkapkan kecemasan

sehingga mengurangi rasa takutnya

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel

Hargai setiap pendapat dan keputusan pasien

- Untuk meningkatkan harga diri dan rasa

percaya diri pasien

Libatkan keluarga dalam memberikan dorongan - Untuk memberikan dorongan psikologis

kepada pasien

yang akan mengurangi kecemasan pasien

DAFTAR PUSTAKA :

1. Wood, SL Froelicher, ES ( 2000 ). Cardiac Nursing, Philadelphia:

Lippincott and Wilkins

2. Tucker, RN, BSN< PHN, Susan Martin, ( 1988 ), Patient care standards, The CV Mosby Company, ST . Louis, Washington DC, Toronto.

3. Cummins, MD, MPH, MSC, Richard, ( 1999 ). Advance Cardiac

life support American heart association

4. Doengoes, Marrilyn E, ( 2000 ), Nursing Care Plans : guidelines for

Planning and documenting patient care, EGC , Jakarta

5. Hudak, RN, PHD, Carolyn M, Gallo, RN< MS< Barbara M 1987 )

Critical care nursing : aholistic approach, EGC, Jakarta

6. Donna D Ignatavicius, MS, RN, ( 1991 ), Medical Surgical Nursing:

A nursing process approach, Philadelpia : WB Saunders Company

7. Thaler, Malcom S, The only ECG book youll ever need ( 1995 ),

JB. Lippincott company : Philadelphia, USA

8. Rilantono, Lili Ismudiati, dkk ( 2001 ), Buku ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIKAL

JUDUL :

1. Asuhan Keperawatan pasien dengan Hematemeses Melena

2. Asuhan Keperawatan pasien dengan Syok

3. Asuhan Keperawatan pasien dengan ARDS

4. Asuhan Keperawatan pasien dengan Diabetik Ketoasidosis

5. Asuhan Keperawatan pasien dengan Gagal Ginjal Akut

6. Asuhan Keperawatan pasien dengan Infark Myokard Akut

7. Asuhan Keperawatan pasien dengan Odema Paru

8. Asuhan Keperawatan pasien dengan Aritmia Ventrikel