ARITMIA

35
ARITMIA SUPRA VENTRIKULAR Firman Fazar

description

aritmia

Transcript of ARITMIA

  • ARITMIASUPRA VENTRIKULAR

    Firman Fazar

  • Aritmia dibagi mjd :Aritmia supraventrikular dan aritmia ventrikel berdasarkan letak lokasinya yaitu di atrial trmsk AV node dan berkas his ataukah diventrikel mulai dari infra his bundle.Aritma menurut denyut jantung yaitu bradikardi atau takikardi.

  • Mekanisme takiaritmiaMenurut beberapa teori mekanisme aritmia, yg biasanya dipicu o/ prematur beat.Mekanisme ini tergantung dari peran ion-ion natrium, kalium, kalsium. Khususnya mengenai fungsi kanal ion, sehingga berpengaruh tdp potensial aksi dan juga konduksi elektrisnya.

  • Gangguan ini dibagi mjd gg fungsi pembentukan impuls (rangsang) dan gg perbanyakan (propagation) impuls.Pembentukan rangsangan bertambah (enhance impulse formation) dapat disebabkan o/ peningkatan otomatisitas (enhanced automaticity) dan aktifitas pemicu (triggered activity)

  • Peningkatan automatisitasAktivitas pacemaker otomatis selain pd nodus SA, jg didpt pd serabut atrial khusus, serabut AV junction dan serabut purkinje.Sel miokard normal tdk mempunyai aktivitas sbg pacemaker

  • Peningkatan automatisitas serabut pacemaker laten karena terjadi depolarisasi parsial pd resting membrane.Tjdinya perubahan kecepatan depolarisasi pd fase diastolik yaitu percepatan fase 4 menyebabkan automatisitas meningkat.Bila mencapai ambang rangsang, akan tjd aksi potensial baru shgga dpt mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut jantung

  • Keadaan diatas disebabkan :Peningkatan katekolamin endogen dan eksogenGg elektrolit (hipokalemia)Hipoksia atau iskemiaEfek mekanisObat-obatan (digitalis)

  • Aktivitas pemicu (triggered activity)Dpt di sebabkan o/ early after depolarization yg terjadi pd fase 2 dan fase 3 potensial aksi atau pd after depolarisasi terlambat (delayed).

  • Setelah hiperpolarisasi akhir(late, Na dan Ca yg msk ke dlm sel meningkat, shg tjd gelombang sesudah (after) depolarisasi dan bila smpai ambang rangsang maka akan tjd ekstrasistol.Keadaan ini tjd pd atrial, ventrikel, dan jaringan his purkinje dimana kadar ketekolamin meningkat, hiperkalsemia, intoksikasi digitalis atau pd bradikardia, hipokalemia.semua ini menghasilkan akumulasi Ca intrasel

  • Mekanisme reentryPersyaratan tjdinya mekanisme iniAdanya blok unidirectional pd salah satu jln konduksi, baik sementara atau menetap.Adanya jalan tambahan shgga membentuk sirkuit tertutupKonduksi perangsangan cukup lambat, shg pd saat rangsang sampai dititik blok, titik tsb sudah berada dlm fase refrakter relative kembaliAda ekstra beat sbg pemicu tjdnya mekanisme reentri.

  • Perlambatan konduksi tjd, jika tjd fibrosis patologis krn jar parut (scar) akibat infark miokard. Blok uniderictional tjd krn perubahan arsitektur jaringan shgga tdk homogen shgg menyebabkan refrakter yg inhomogen mis krn infark miokardEx : WPW (wolf parkinson white) dimana tdp jalan tambahan misal dr atrium ke ventrikel, disamping jln normal nodus AV-His-Purkinjes

  • Sinus takikardiaFrekuensi nadi melebihi 100/menit dan biasanya bkn mrpkn kelainan jantung primer biasanya akibat sekunderStresDemamKehilangan cairanKhawatirLatihan tirotoksikosisHipoksemia, hipotensi dan gagal jantung kongesti

  • Fibrilasi atrial (FA)Di bagi mjd : Paroksimal : tbl scr mendadak dan hilang spontan dlm wkt 2x24 jamPersisten : bila terus menerus menetap mjd kronikPersisten : bila brtahan sampai 7 hari

  • Dpt tjd pd manusia normal pd keadaan :Stress emosionalSetelah operasiLatihanIntoksikasi alkohol akutPeningkatan tonus vagalDpt jg tjd pd pasien jantung atau paru dg hipoksia, hiperkapnia atau gg metabolik atau gg hemodinamik

  • FA persisten sering tdp pd pasien dg reuma jantung, penyakit katup mitral non reuma, penyakit paru kronik, defek septal atrial,tirotoksikosis.

  • Komplikasi FAFrekuensi ventrikel yg sngt cepat shg tjd hipotensi, edema paru, angina pektoris dan kardiomiopati disebabkan o/ takikardiaBila terlalu lambat tjd sinkopEmboli sistemik yg biasanya tjd pd pasien dg demam reuma jantung dan sebagai penyebab tersering strok non hemoragikHilangnya kontraksi atrial shgga mengurangi curah jantung output dg akibat tjd fatigueRasakhawatir dg palpitasi

  • Gambaran EKG glbg P tdk terlihat dg jelasRespon vaksi ventrikel (gelombang QRS) tdk teratur (ireguler)Hal ini tjd krn hya sebagian impuls yg melewati nodus AV, shg frekuensi aksi ventrikel lbh lambat drpd aksi atrial.

  • pengobatanPenyakit primer hrs diobati, sprti tirotosikosis, panas, dll, mis hemodinamik menurun dpt dilakukan kardioversi.Bila keadaan cukup baik dpt diberikanPenyekat betaAntikoagulanJika kronik dg konrol rate :Penyekat beta, antagonis kalsium, digitalisPd pasien yg kmbli keirama sinus :Obat gol IC, sotalol, amiodaron u/ mempertahankan irama

  • Penatalaksana farmakologisPenyakit dasar hrs diobati (gagal jantung, pjk, perbaiakan elektrolit dll)Pd pasien usia lanjut perhatikan :Efek samping, interaksi obat, dan hindarkan polifarmaka

  • Obat anti aritmia u/ AFA.Kontrol rate u/ mengatasi denyut nadi penyekat beta (class II)Gol antagonis kalsium verapamil, diltiazem (class IV) dpt jg digunakan digitalisBKlmpok kontrol rytme untuk konversi dr AF ke irama sinus n u/ mempertahankan irama sinusGol blokade kanal ion Na (class IA, IC) kuinidin, propefenonKelas III yg memperpanjang masa refrakter potensial aksi dg menghambat kanal K amiodaron, sotalol

  • Intervensi invasifMenggunakan defibrilator u/ mengatasi VT dan VFAblasi pd AF paroksimal

  • FLUTER ATRIAL (FIAT)

    sebuah versi dari atrial filbrillation yang lebih beraturan (kacaunya lebih sedikit) ketika signal listrik "menyala" di atria. Kondisi-kondisi yang menyebabkan atrial fibrillation dapat juga menyebabkan atrial flutter. Perawatan atrial flutter sama dengan perawatan atrial fibrillation.

  • AV NODAL REENTRANT TACHYCARDIATermasuk paroksimal supra takikardia ventrikularLetak kelainan : di Nodus AV dan lbh sering tjd pd perempuan`

  • kompleks QRS langsing dg frekuensi 120-250/menit dan dipicu o/ atrial ekstra sistol dan berkaitan dg PR memanjang krn tjd keterlambatan konduksi di dlm AV node. Aktivasi atrial retrogard dan ventrikel antegrad tjd bersamaan shngga gel P tdk terlihat. Dlm AV node tdpt dua pathwayFast pathwaySlow pathway

  • Fast pathway memberikan konduksi yg cepat serta periode refrakter panjang sdngkan slow pathway memberikan konduksi lambat dg refrakter pendek.Pada irama sinus konduksi rangsang hanya melalui fast pathway sehingga Interval PR normal

  • Dg adanya atrial ekstra sistol, terjadi blokade di fast pathway shgga konduksi rangsang tsbt dialirkan melalui slow pathway dan selain itu kecepatan rambat turun, shgga terjadilah reentry AV nodal dan takikardi.

  • Gambaran klinis : Palpitasi, dpt tjd sinkop dg hipotensiPengobatan : pijat sinus karotikus sbg manipulasi vagal dpt dicoba u/ menghentikan aritmia.Bila tak berhasil berikan adenosin intravena, selain itu dpt dilakukan dg verapamil atau penyekat betaBila tak berhasil dpt dilakukan pacing di atrial atau ventrikel melalui iv.Dlm keadaan hemodinamik jlk dg hipotensi atau iskemi berat, dipertimbangkan dilakukan kardioversi.

  • Non reentrant tachcardia : multifocal atrial tachicardiaTjd krn intoksikasi digitalis atau hipokalemia atau efek teofilin atau obat adrenergik.Gambaran EKG. Lbh dr tiga gel P consecutive dg gambaran berbeda-beda interval R-R ireguler.Pengobatan, penyekat beta, antagonis kalsium dan digitalis yg bkerja du AV node shgga menghentikan respon ventrikel

  • Obat antiaritmiaKelas I : meblokade kanal Na pd membrane sel shgga menurunkan kecepatan max depolarisasi (v maks) pd fase 0 tdk tmbl potensial aksi tdk timbul ekstrasistol.IA : kerja intermediate, memperpanjang repolirisasi potensial aksi. Menurunkan v maks pd heart rate.ex : kuinidin, prokainamid, disopiramidIIB : kerja cepat dan memperpendek repolarisasi aksi yg ringan saja. Ex : lidokain meksiletin, fenitoin, tokainid

  • Kelas II : anti simpatik,menurunkan otomatisasi nodus SA, memperpanjang refrakter nodus AV, menurunkan kecpatan konduksi nodus AVGol ini penyekat beta, misal propanolol dll.Pemberian pd pasien pasca IMA akan menurunkan mortalitas, dg mencegah sudden cardiac death.Gol ini jg menurunkan Ventricular activty complek trmsk VT.

  • Kelas III : gol ini memblokade kanal kalium shgga repolarisasi potensial aksi diperpanjang.Obat ini menekan tjdinya VA komplek, dg memperlama periode refrakter.Ex : amiodaron, bretilium, sotalolPerhatikan efek sampingnay pd paru, sal cerna dll

  • Kelas IV : antagonis kalsium, memperlambat kec konduksi dan memperpanjang masa refrakter dr jar dg potensial yg slow respon mis di nodus AV.Ex : verapamil, diltiazemTdk diberikan pd pasien VT

  • Digitalis dan adenosin tdk trmsk gol arnti aritmia. Efek digitalis memperlambat ventrikular rate shgga dpt dipakai pd FA, FIAT, dan atrial takikardiAdenosin : menterminasi SVT reentrant yaitu AVNRT dan bekerja di di nodus AV.

  • ACE inhibitorPd gagal jantung kongestif pemberian obat ini menurunkan kejadian VA kompleks termasuk VT shgga anka suddent cardiac death menurun.

  • AlhamdulillahRefferensi :Buku ajar penyakit dalam, jilid III edisi IV, hal 1528 - 1530