Apusan Bab 1

2
Akses vaskular dianggap sebagai “garis kehidupan” pada pasien hemodialisis. Para nephrologis telah mencari teknik untuk hemodialisis yang ideal untuk akses vaskular, yang harus mempunyai penggunaan jangka panjang, memberikan aliran darah yang memadai, dan memiliki presentasi komplikasi yang rendah. Dalam National Kidney Foundation Dialysis Outcomes Quality Initiative (NFK/DOQI) pedoman praktek klinis urutan untuk pembuatan akses vaskular adalah yang pertama radial artery-cephalic vena arteriovenosus vistula (AVF) pada pergelangan (Brescia - Cimino), lalu yang kedua adalah brachial artery - cephalic vena AVF (AVF lengan atas), yang ketiga adalah arteriovenosus graft atau pengalihan bracial artery-basilic vena fistula, dan yang terakhir penutupan kateter vena sentral yang harus dibuat seminimal mungkin untuk akses vaskular permanen. (Qing, et al.,2011) Dalam 10 tahun terkahir, pedoman K-DOQI (Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative) telah meningkatkan kepentingan untuk melakukan arteriovenosus fistula (AVF) untuk akses dialisis. Komplikasi paling buruk pada AVF ini adalah pembentukan aneurisma. Insiden dari pembentukan aneurisma pada arteriovenosus fistula (AVF) dilaporkan setinggi 30%, yang sebagian besar

description

asdasdasd

Transcript of Apusan Bab 1

Page 1: Apusan Bab 1

Akses vaskular dianggap sebagai “garis kehidupan” pada pasien hemodialisis. Para

nephrologis telah mencari teknik untuk hemodialisis yang ideal untuk akses vaskular, yang harus

mempunyai penggunaan jangka panjang, memberikan aliran darah yang memadai, dan memiliki

presentasi komplikasi yang rendah. Dalam National Kidney Foundation Dialysis Outcomes

Quality Initiative (NFK/DOQI) pedoman praktek klinis urutan untuk pembuatan akses vaskular

adalah yang pertama radial artery-cephalic vena arteriovenosus vistula (AVF) pada pergelangan

(Brescia - Cimino), lalu yang kedua adalah brachial artery - cephalic vena AVF (AVF lengan

atas), yang ketiga adalah arteriovenosus graft atau pengalihan bracial artery-basilic vena fistula,

dan yang terakhir penutupan kateter vena sentral yang harus dibuat seminimal mungkin untuk

akses vaskular permanen. (Qing, et al.,2011)

Dalam 10 tahun terkahir, pedoman K-DOQI (Kidney Dialysis Outcomes Quality

Initiative) telah meningkatkan kepentingan untuk melakukan arteriovenosus fistula (AVF) untuk

akses dialisis. Komplikasi paling buruk pada AVF ini adalah pembentukan aneurisma. Insiden

dari pembentukan aneurisma pada arteriovenosus fistula (AVF) dilaporkan setinggi 30%, yang

sebagian besar terjadi di lengan atas. Gejala dari pembentukan aneurisma pada AVF termasuk

pada perusakan kulit, pendarahan, rupture, thrombosis, hasil tekanan yang rendah pada dialisis,

serta infeksi. (Keren, et al.,2010)