;aporan Tepung ikan format baru.docx
-
Upload
thrysiademrzmisskalabur -
Category
Documents
-
view
34 -
download
14
Transcript of ;aporan Tepung ikan format baru.docx
I.
II. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sangat kaya akan hasil laut, khususnya ikan dan udang. Namun,
masyarakat yang mengkonsumsi ikan sangatlah rendah. Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya tingkat konsumsi itu adalah minimnya keragaman hasil
olahan ikan yang memiliki daya tarik bagi konsumen lintas usia, suku, dan tingkat
sosial. Ikan merupakan salah satu produk perairan yang mengandung protein
hewani. Produk perikanan sangat baik untuk dikonsumsi karena dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan akan protein di dalam tubuh manusia karena protein
dari hewani memiliki nilai tinggi.
Ikan dapat dipasarkan dalam bentuk segar dan ikan juga dapat dipasarkan
dalam bentuk produk olahan. Produk olahan ikan mengandung protein yang tinggi
karena terbuat dari 100% daging ikan. Ikan dapat dijadikan tepung dan digunakan
sebagai bahan campuran dalam pembuatan makanan. Salah satu jenis ikan yang
bagus dijadikan tepung adalah ikan teri medan yang banyak mengandung nutrisi
terutama protein.
Selain ikan, udangpun dapat dijadikan tepung dan digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan cookies. Cookies sangat banyak digemari oleh
masyarakat namun kurang memperhatikan kandungan gizinya. cookies dari
tepung udang merupakan produk olahan yang menyehatkan karena kandungan
mengandung banyak protein yang diperoleh dari udang. Berdasarkan uraian
tersebut maka perlu diadakan praktikum ini agar kita dapat mengetahui proses
pembuatan tepung ikan teri medan dan pembuatan kukis dengan tepung udang.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan tepung ikan teri yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung maizena pada pembuatan
tepung ikan teri.
Kegunaan dari praktikum ini yakni praktikan dapat mengetahui proses
pembuatan tepung ikan teri. Tepung yang dihasilkan, dapat digunakan dalam
pembuatan cookies, biskuit, dan sebagainya. Sehingga dapat menambah nilai jual
dan variasi rasa untuk produk-produk olahan makanan berbahan baku maupun
subtitusi tepung ikan teri di pasaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Teri Medan
Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota
keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh
perak kehijauan atau kebiruan. Walaupun anggota Engraulidaei ada yang
memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan
dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil
dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton
(Sedjati, 2006).
2.2 Tepung Ikan
Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari
penggilingan ikan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit dilakukan.
Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu
besar. Secara umum, pembuatan tepung ikan dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu : Cara basah, cara kering dan cara penyulingan. Dari ketiga cara di atas,
cara kering paling cocok dilakukan untuk industri kecil karena lebih sederhana
dan lebih murah (Salim, 2013).
Cara pengolahan ikan menjadi tepung ikan melalui beberapa tahapan
menurut Anonim (2014) yaitu :
a) Pengilingan Ikan Basah
Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran sedang
dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil tidak harus digiling, dan proses ini
tidak harus dilakukan. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya,
dan dicuci. Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan jeroan dan
pencucian tidak perlu dilakukan. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga
diperoleh bubur mentah ikan.
b) Perendaman
Teknik desalting dapat dilakukan dengan cara merendam ikan asin di
dalam larutan berkonsentrasi gararn rendah selama 12 jam. Proses ini mampu
mengurangi kadar garam, meningkatkan kadar protein, dan secara otomatis akan
menaikkan harga jual produk.
c) Pengukusan
Bubur ikan hasil gilingan pada tahap pertama atau ikan kecil dikukus
dengan uap panas selama 1 jam sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang
secara sempurna. Hasil pengukusan disebut dengan bubur matang ikan.
d) Pengeringan
Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi membutuhkan
keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang baik. Jika tepung tidak
dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika
pengeringan dilakukan secara berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi
yang dikandungnya dapat menurun.
Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air
sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan
mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30%).Pengeringan dengan sinar matahari
memerlukan waktu yang lama dan tidak menentu sehingga kurang efektif untuk
dilakukan dan hasil akhir kadar air pada cake ikan juga kurang terukur.
e) Pemerasan Minyak
Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak
keluar. Proses ini berguna agar tepung yang dihasilkan menjadi lebih kering
sehingga tahan lama. Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air.
Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan minyak yang
diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk padat seperti dalam
pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses pressing. Selama proses pressing,
kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun sekitar 4 %.
f) Penggilingan Cake
Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah
penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang
dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan
di dalam silo. Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga
diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan 40-60 mesh).
g) Pengemasan
Tahapan terakhir dari proses pembuatan tepung ikan yaitu tepung ikan
dikemas di dalam karung plastik atau di dalam wadah yang kedap uap air.
Sebelum pengemasan, dipastikan kadar air tepung harus di bawah 8% sehingga
tepung ikan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.Tepung ikan yang
sudah dikemas siap untuk dipasarkan. Dengan demikian bahan-bahan yang
sebelummnya tidak terpakai seperti ikan-ikan kecil dan ikan yang kurang layak
dikonsumsi dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menjanjikan.
2.3 Syarat Mutu Tepung Ikan
Persyaratan mutu standar tepung ikan yang harus dipenuhi menurut Badan
Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut:
Spesifikasi Persyaratan Mutu Tepung Ikan
Menurut Fisher (2009), tepung ikan yang berkualitas baik harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) Tepung ikan memiliki warna terang, keputihan, abu-abu sampai coklat tua.
b) Tepung ikan memiliki kandungan lemak 2,5-5%
c) Tepung ikan memilki kandungan protein lebih dari 50oC
d) Tepung ikan memiliki kandungan air sekitar 8 %
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknologi Pengolahan Hasil Laut ini dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal 31 September 2014, pukul 08.30 – selesai WITA,
bertempat di Laboratorium Pegolahan Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-Kompor - blower
-panic - wadah
- sendok - timbangan
- talenan - thermometer
Bahan yang digunakan dalam praktikun ini adalah :
- ikan teri medan - air
- tepung maizen - aluminium foil
3.3 Prosedur Praktikum
Proses pembuatan tepung ikan melalui beberapa tahap. Ikan teri terlebih
dahui dicuci dan disortir. Kemudian direndam dengan air panas (80-900C ) selama
30-60 menit. Selanjutnya 500 gr ikan teri direndam dalam 2 liter air dan
ditambahkan tepung maizena 2 sendok setelah air dingin. Setelah itu diamkan
selama 15 menit.tiriskan dan disaring. Selanjutnya ikan teri di rebus dengan cara
didikan air terlebih dahulu lalu masukkan ikan teri yang telah direndam dengan
tepung maizena. Waktu perebusan 30 menit setelah air mendidih. Setelah direbus,
tiriskan kemudian grinder. Setelah itu dikeringkan dengan alat pengering yang
dilengkapi blower (suhu 65-700C selama 3-5 jam tergantung berapa banyak
jumlah bahan). Tahap terakhir yaitu pengayakan.
3.4 Diagram Alir
Gambar 05. Proses pembuatan tepung ikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
Gambar 01. Tepung Ikan Teri
4.2 Pembahasan
Praktikum pembuatan tepung ikan menggunakan ikan teri medan sebagai
bahan utamanya. Teri medan sering kita jumpai di pasar-pasar traditional atau
pasar swalayan. Teri medan berukuran kecil sekitar 5 cm, memiliki moncong yang
tumpul dan memangsa plankton. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sedjati (2006),
yang menyatakan bahwa Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut
kecil anggota keluarga Engraulidae. Panjang maksimum 5 cm, moncongnya
tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya, mangsa
utama ikan teri ialah plankton.
Tahapan awal pembuatan tepung ikan adalah pencucian dan penyortiran
ikan teri. Pencucian dilakukan untuk mnghilangkan kotoran yang melekat pada
ikan teri serta penyortiran dilakukan untuk memisahkan benda yag tak diinginkan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ganawati (2014), yang menyatakan bahwa
tujuannya dilakukannya pernyortiran adalah untuk memisahkan benda yang tidak
diinginkan dan tujuan dilakukannya pencucian pada bahan adalah menghilangkan
kotoran yang melekat atau bercampur dengan ikan teri.
Tahap selanjutnya ialah memanaskan air pada suhu 80-900C kemudian
ikan teri direndam hingga airnya menjadi dingin. Perendaman ini dilakukan untuk
mengurangi kadar garam pada ikan teri dan meningkatkan kadar protein. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Anonim (2014), yang menyatakan bahwa teknik
desalting dapat dilakukan dengan cara merendam ikan asin. Proses ini mampu
mengurangi kadar garam, meningkatkan kadar protein, dan secara otomatis akan
menaikkan harga jual produk.
Tahap selanjutnya yaitu perebusan. Udang yang sudah ditiriskan kemudian
direbus. Terlebih dahulu didihkan air kemudian dimasukkan ikan teri yang telah
direndam dengan air larutan maizena. waktu perebusan 30 menit setelah air
mendidih. Perebusan bertujuan untuk memelihara gizi ikan terutama protein. Hal
ini sesuai dengan Anonim (2014), yang menyatakan bahwa perebusan yang
dilakukan setelah air mendidih ternyata mampu memelihara nilai gizi ikan,
terutama protein yang tidak banyak larut atau terbuang akibat perebusan.
Fungsi penambahan tepung maizena adalah untuk mencegah terjadinya
penggumpalan pada saat perebusan dan penggilingan tepung ikan teri. Hal ini
sesuai dengan pernyayataan Salim (2013), yang menyatakan bahwa tepung jagung
juga digunakan sebagai bahan anti lengket pada proses transportasi gula dan
produk yang terbuat dari lateks.
Tahap selanjutnya dilakukan pengeringan dengan alat pengeringan yang
dilengkapi dengan blower (suhu 65-700C selama 3-5 jam tergantung berapa
banyak jumlah bahan). Fungsi pengeringan yaitu untuk menhindari pertumbuhan
jamur dan bakteri. Hal ini sesuai dengan Anonim (2014), yang menyatakan bahwa
Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau
bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara berlebihan maka akan
mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat menurun.
Warna yang didapatkan dari praktikum ini adalah warna kekuningan. Hal
ini disebabkan tepung ikan mengandung senyawa pembawa sifat warna karoten,
senyawanya bernama xantophyl. Senyawa inilah yang menyebabkan warna
kekuningan pada tepung ikan. Hal ini sesuai dengan Fisher (2009), yang
menyatakan bahwa tidak boleh di lupakan juga tepung ikan mengandung senyawa
pembawa sifat warna caroten senyawanya bernama xantophyl sehingga gradasi
warna menjadi kekuningan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimplan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu :
1. Prinsip pembuatan tepung ikan yang baik dan benar yaitu dengan
menggunakan ikan teri yang mengandung protein tinggi yang melewati
beberapa tahap seperti pengeringan, perebusan, penggilingan sampai menjadi
tepung.
2. Pengaruh penambahan tepung maizena pada pembuatan tepug ikan yaitu agar
tidak terjadinya penggumpalan pada tepung ikan teri pada saat perebusan
maupun penggilingan.
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu baha-bahan yang akan digunakan
pada praktikum harus disampaikan dengan cepat dan jelas sehingga praktikan
tidak keluar masuk membeli bahan pada saat praktikum sudah berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, 2011. Tips Tentang Kue. https://sites.google.com/site/resepkuekering01211aa/tips-tentang-cookies. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Anonim, 2013. Kue Kering. http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_kering. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Anonim, 2014. Standarisasi Mutu. http://www.google.com/-STANDARISASI%2FSTANDAR-MUTU%. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Fisher, 2009. Tepung Ikan. http://nakedfisher.blogspot.com/2009/06/tepung-ikan.html. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Ganawati, 2014. Bioteknologi. http://www.crayonpedia.org/mw/ BIOTEKNOLOGI_9.1_DEWI_GANAWATI. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Malati, 2014. Cookies (Kue Kering). http://www.warintek.ristek .go.id/pangan_kesehatan/pangan/ipb/Cookies.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Salim, 2013. Makalah Pembuatan Tepung Ikan. http://salimsnewsletter. blogspot.com/2013/01/makalah-pembuatan-tepung-ikan.html. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.
Sedjati, 2006. Pengaruh Konsentrasi Khitosan Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus Heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. http://eprints.undip.ac.id/15874/1/Sri_Sedjati.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Makassar.