APLIKASI VALUE FOR MONEY DALAM PEMILIHAN TIPE KPBU …
Transcript of APLIKASI VALUE FOR MONEY DALAM PEMILIHAN TIPE KPBU …
12020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Serpong, 30 Juli 2019
APLIKASI VALUE FOR MONEY DALAM PEMILIHAN TIPE KPBU PADA PROGRAM PENINGKATAN
KECEPATAN KERETA API KORIDOR JKT-SBY 2018
Disiapkan dan dipresentasikan oleh D. Agus PurnomoPada acara :
Semiloka Perekayasa PTSPT TIRBR BPPTDi Gd. Teknologi 2 Lt. 3 Puspiptek-Serpong.
22020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
KENAPA VfM ???
Ada 3 macam pendekatan dalam Pengukuran Kinerja (Mahsun, Firma dan Marsmudi 2002:20-21):
1. BCA (Benefit Cost Analysis) - analisis yang menggunakan input, output, benefit dan impact sebagai indikatordalam penilaian kinerja. Indikator input mengukur jumlah sumberdaya, indikator output mengukur keluaranyang dihasilkan, indikator outcome menggambarkan hasil nyata dari keluaran kegiatan, indikator benefitmengambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator output, sedangkan Indikator impact memperlihatkanpengaruh yang ditimbulkan dari benefit hasil kegiatan.
2. VfM (Value forMoney) - analisis yang menilai kinerja suatu entitasDari segi ekonomis, efisien dan efektivitas. Ekonomis adalah perbandingan : input value/input standard (anggaran), efisien adalah perbandingan: input/output, sedangkan efektifitas adalah perbandingan: Output/Income.
3. ABS (Analysis Balanced Scorecard) - analisis yang melihat kinerja suatu entitas yang tidak hanyadari perspektif financial tetapi juga dari non financial. ABS menggunakan perspektif : financial, pelanggan, proses internal, inovasi dan pembelajaran.
Dari 3 macam pendekatan Pengukuran Kinerja yang paling sesuai dalam pemilihan jenis KPBU adalah VfM karena :
1. Kinerja proyek didasarkan pada anggaran yang ada sesuai arahan Bappenas dalam Rakor Tim FS KJS dg Tim KPBU Bappenas thn 2018. Bila menggunakan ABS, diperlukan penelahaan mendalam, tidak semuaorganisasi bisa menerapkan bS baik pada sector publik dan wasta karena karakteristik yang berbeda darisetiap organisasi.
2. Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas publik, dimana metode VfM dapat mewakili.
32020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
VfM merupakan inti dari pengukuran Kinerja Organisasi/Entitas pada aspek finansial dan non
finansial. Kinerja Organisasi/Entitas tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan
tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama. VfM dapat
tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling kecil untuk pencapaian output
yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Ulum 2004,274).
Tujuan Pengukuran Kinerja (Mardiasmo 2002:122) :
a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up)
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri
perkembangan pencapaian strategi.
c. Untuk mengakomodasi permohonan kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
memotivasi untuk mencapai goal congruence
d. Sebagai alat mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif
yang rasional.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pengukuran kinerja dapat diterapkan dengan efisien dan efektif :
a. Pengukuran kinerja yang dilakukan harus memperhatikan kondisi nyata organisasi, artinya hasil
dari pengukuran kinerja tersebut memang benar-benar menggambarkan kondisi sebenarnya dari
organisasi.
b. Semua pihak yang terlibat dalam pengukuran kinerja harus mempunyai latar belakang pemikiran
bahwa mereka mengukur kinerja organisasi bukan bagian organisasi.
c. Dukungan dari manajemen puncak, melibatkan karyawan, menciptakan sistem komunikasi yang
baik, adanya kerangka kerja konseptual dan mengkondisikan bahwa pengukuran kinerja
merupakan suatu hal yang penting dalam rangka mengaplikasikan pengukuran kinerja dengan
sukses.
d. Pengukuran kinerja merupakan siklus yang terus bergerak, artinya selalu siap untuk mengikuti
perubahan yang ada diorganisasi.
DEFINISI :
Value for Money (VfM) menurut Mardiasmo (2009:4) merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis,
efisiensi, dan efektivitas.
VfM merupakan inti dari pengukuran Kinerja Organisasi/Entitas pada aspek finansial dan
non finansial. Kinerja Organisasi/Entitas tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan
saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-
sama. VfM dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling kecil
untuk pencapaian output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Ulum
2004,274).
Public Sector Comparator (PSC) adalah biaya yang dijadikan pembanding dengan
memperkirakan nilai dari kualitas pelayanan, harga, kurun waktu, alokasi resiko, dan
kepastian, dalam memberikan manfaat yang ekivalen dengan skema KPS (Hui, dkk, 2010).
Kerangka pengukuran kinerja VfM dibangun atas 3 komponen utama:a. Komponen visi, misi, tujuan, sasaran dan target
b. Komponen input, proses, output dan outcome
c. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektifitas
52020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
.
TUJUAN:
VfM digunakan sebagai salah satu alasan atau tujuan dilaksanakannya skema
KPS/KPBU melalui kompensasi atau tarif harga pasar yang kompetitif
MANFAAT VFM DALAM APLIKASI PEMILIHAN TIPE KPS/KPBU:
a. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan
tepat sasaran
b. Meningkatkan mutu pelayanan publik
c. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan
terjadinya penghematan dalam penggunaan input
d. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik dan
e. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost awareness) sebagai
akar pelaksanaan akuntabilitas publik.
DASAR-DASAR MODEL VALUE FOR MONEY
Sumber: Hana dan Negoro, N.P.,2014 …
72020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Gb1. Metode Perbandingan PSC & KPS Model Pangeran, dkk 2010.
82020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Gb2. Metode Perbandingan PSC & KPS Model Goldbachdan Harun Al-Rasyid Lubis serta Nik Nasir Majid, 2012
92020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Tabel 1 : Notasi Perbandingan PSC dan KPS
Note:
KPS = KPBU
KONSEP VFM :Konsep analisis pada Value for Money (VfM) secara garis besarmencakup aspek VfM pada total biaya keseluruhan dalam siklus hidupaset, aspek VfM pada kelayakan finansial aset, intensitas material danenergy; yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan daya tahan yang diinginkan yang pada akhirnya menuju pada Social Multiplier Effect.
Gb3. Konsep Analisis VfM
MODALITAS :Modalitas dalam analisis VfM meliputi tingkat efisiensidari tipe-tipe KPBU yang dielaborasi dari tipe KPBUMurni sampai KPBU OM dan Penugasan BUMN.
Gb.: Modalitas dalam VfM
PENGEMBANGAN MODEL VFM PADA PROYEK KPBU(Sumber: Penyusunan Toolkit KPBU- Bappenas, 2016)
Gb4. Logika Dalam Alokasi Resiko KPBU
PENGEMBANGAN MODEL VFM PADA PROYEK KPBU(Sumber: Penyusunan Toolkit KPBU- Bappenas, 2016)
Sumber : PT. PII, 2017
VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN DENGANANALISIS VALUE FOR MONEY
ALUR MENGHITUNG :Modalitas dalam analisis VfM meliputi tingkat efisiensi daritipe-tipe KPBU yang dielaborasi dati tipe KPBU Murni sampaiKPBU OM dan BUMN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada gambar berikut
Gb5. Alur Menghitung pada VfM
Gb.: Kuantifikasi VfM
KUANTIFIKASI :
Kuantifikasi pada VFM mencakup data PSC Dasar,
Resiko yang bisa ditanggulangi, Kompetisi Netral dan
Resiko yang bisa ditransfer
Sumber : Bappenas, 2016
VERIFIKASI & VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN DENGANANALISIS VALUE FOR MONEY
Gb 6. Kuantifikasi VfM
Sumber : Bappenas, 2016
VERIFIKASI & VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN DENGANANALISIS VALUE FOR MONEY
Gb 7: Langkah Kajian dalam VfM
LANGKAH KAJIAN VFM :
Langkah kajian VfM diawali dengan proses start
berlanjut dengan perumusan masalah, penetapan
tujuan, bercabang dengan studi literatur dan studi
lapangan, pengembangan model, verifikasi, validasi,
pengumpulan data, uji coba numerik, kesimpulan hasil
kajian, stop.
Model evaluasi VfM dengan metode Perbandingan PSC dan
KPS/KPBU hasil pengembangan adalah sebagai berikut:
VfM = NPV [( R + CN + TR + RR1) + Σ (NFBs1n)] –
NPV [(S + RR2) + Σ (NFBs2n)]
= NPV [((R1 – R2) + R3) + (CN1 + CN2 + CN3) + TR +
(BC1 x P x M ) + Σ(NFBs11 + NFBs12 +.... NFBs1n)]
– NPV [((S1 – S2) + S3) + RR2 + (BC2 x P x M) +
Σ(NFBs21 + NFBs22 + ....NFBs2n)]
Sumber: Hana dan Negoro, N.P.,2014
PENGEMBANGAN MODEL VFM(Sumber : Hana dan Negoro, N.P.,2014)
1. Tipe Model Konseptual
2. Tipe Variabel dan Notasi Tambahan (dikembangkan dari Model Konseptual)
Tabel 1. Notasi Variabel
162020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
3. Tipe Model Dasar Matematis
4. Pengembangan Model Matematis
Sumber : Hana dan Negoro, N.P.,2014
172020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
APLIKASI VALUE FOR MONEY
DALAM PEMILIHAN TIPE KPBU PADA
PROGRAM PENINGKATAN KECEPATAN
KERETA API KORIDOR JKT-SBY 2018
SKEMA PEMBIAYAAN PADA PROYEK INFRASTRUKTURDasar : Kepres 38/2015
Tidak layak, FIRR tidak tercapai
Tidak layak, FIRR tidak tercapai
Layak KPBU OMFragmentasi dari
KPBU VGF
HASIL ANALISIS
Tidak Sesuaikrn layak secaraekonomi dan fin.
Sumber: Bappenas, 2016 Gb 8. Skema Pembiayaan Pada Proyek Infrastruktur
192020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Sumber: Hasil Analisis BPPT, 2018
202020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Scenario B plus TOD:FIRR: 21.67% >DF:8%
(kurang signifikan thd KBU OM Plus TOD dikombinasi
dengan demand KA Eksisting)Revenue TOD tidak sensitipTerhadap KPBU yang dipilih, shg perlu di validasi dg VfM.
Scenario B tanpa TOD:FIRR: 21.10% >DF:8%
(layak dengan KPBU OM Sarana kombinasi dengan
demand KA Eksisting, namun pendapatan Pem
masih kecil biladibandingkan dg adanya
TOD).
Total Proyek: 120,99 Tril.
Sumber : Hasil Analisis BPPT, 2018
212020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Skenario B tanpa TOD:FIRR: 7.29% <DF:8%
NPV: -3.05 IDR Trilyun(tidak layak dengan
KPBU VGF 49%+DP20% tanpa TOD,
kombinasi dengandemand KA Eksisting).
Scenario B plus TOD:FIRR: 7.44% <DF:8%
(tidak layak KBU VGF49%+DP20%+TOD Dikombinasi dengan
demandKA Eksisting)
Total Proyek: 120,99 Tril.
Sumber : Hasil Analisis BPPT, 2018
SKEMA PEMBIAYAAN
SCENARIO B : Add Track Narrow Gauge Singgle Track Jkt-Sby
Gb 9. SKEMA PEMBIAYAAN KPBU OM SARANA
Persayaratan untuk pencapaian KPBU OM
Sarana :
1. Biaya Fly Over dibiayai oleh
Pemerintah
2. Menggunakan skema pendanaan
peminjaman dana lunak dari
Pemerintah untuk Badan Usaha
melalui SBSN dengan bunga 8%
3. Kenaikan tarif tiket penumpang: 3.8 %/
thn
5. Kenaikan biaya pemeliharaan sarana
diestimasi 3.8%/tahun.
6. Semua prasarana perkeretaapian
dibiayai oleh Pemerintah
7. Pihak Badan Usaha menyiapkan
investasi untuk Sarana dan Depo
Sumber : Bappenas, 2016 dimodifikasi
TUJUAN :
Pengecekan apakah model Merepresentasikan rumusan matematis di lapangan serta
telah memenuhi tujuan awal dari pengembangan model atau Belum
a. Verifikasi penelitian : Analisa Sensitivitas Uji coba numerik pada data analisa kelayakan
pembangunan Proyek.
b. Alasan penggunaan analisa sensitivitas untuk mengetahui apakah dengan dilakukannya
perubahan nilai variabel pada model, akan membuktikan sensitivitas hubungan antara
variabel dengan parameter di lapangan (Bahill, 2009)
c. Perubahan variabel yang dilakukan adalah: perubahan masa konsesi, perubahan proporsi
investasi, perubahan Discount Factor.
1. HASIL VERIFIKASI MODEL KONSEPTUAL
VERIFIKASI & VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
VERIFIKASI & VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
2. HASIL VERIFIKASI MODEL UJI NUMERIK
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
3. HASIL VALIDASI MODEL - UJI COBA NUMERIK
Tabel 2. Data Perhitungan (Juta Rupiah)
Tabel 3. Nilai Variabel dalam Keadaan Aktual (IDR Juta)
VALIDASI MODEL – UJI COBA NUMERIK
Objek:
Revitalisasi Jalur Kereta Api Ekspres Jakarta-Semarang-Surabaya dan
Kawasan TOD Stasiun : Manggarai, Tawang, Pasar Turi
• Lokasi : Jalur KA Ekspres Jkt-Sby dan Kawasan TOD Manggarai, Semarang,
Pasar Turi.
• Fasilitas:
a. Public Service : Angkutan Penumpang KA Ekspres Jkt-Smg-Sby.
b. Semi Public : Ruang Tunggu, Gerai, Klinik Kesehatan, Musholla di Kawasan
Stasiun
c. Komersial : Perniagaan-Jasa Perparkiran & Advertensi, Apartemen, Hotel di
Kawasan TOD.
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
Tabel 4. Perhitungan Nilai Vfm Keadaan Aktual
VfM bernilai positif -> Proyek Revitalisasi OM Saranalebih baik diadakan dengan Skema KPBU (KPS).
Tabel 5. Pengaruh Perubahan Masa Konsesi (IDR Juta)
Penjelasan :
- Alasan variabel: perubahan variabel (Masa Konsesi) berpengaruh pada perubahan variable lainnya (Biaya Operasional
dan Pendapatan), tidak hanya pada hasil akhir (Nilai VfM)
- Semakin lama periode konsesi maka semakin menurun nilai VfM.
- Masa Konsesi 10 Tahun, 40 tahun lebih cepat Nilai VfM meningkat 13%,
- Masa Konsesi 20 Tahun, 30 tahun lebih cepat Nilai VfM meningkat 4 %
- Hal tersebut dikarenakan pendapatan dari pihak swasta > biaya operasional Sarana dan Depo saja yang ditanggung
pihak swasta itu sendiri.
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
Tabel 6. Pengaruh Proporsi Investasi (IDR Juta)
Observasi :
- Alasan: adanya investasi pihak swasta merupakan tujuan awal
KPS/KPBU, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh nilai
investasi Pemerintah dan Swasta. Juga berkaitan dengan pengeluaran
dana investasi bagi Pemerintah.
- Proporsi Investasi berpengaruh pada pada nilai Service Payment, yang
berpengaruh pada besaran nilai investasi yang dikeluarkan Pemerintah.
- Semakin tinggi Proporsi Investasi Pemerintah maka semakin turun nilai
VfM nya.
Tabel 7. Pengaruh Discount Factor (IDR Juta)
Observasi :
- Alasan: Discount Factor (DF) digunakan untuk mengetahui nilai sekarang dari
arus kas masa depan yang selanjutnya juga untuk memperhitungkan
ketidakpastian di masa depan. Besar kecil dari DF nantinya akan
mempengaruhi periode pengembalian modal investasi
- Perubahan nilai DF berpengaruh pada saat perhitungan NPV dari Total PSC
dan KPS/KPBU
- Semakin kecil DF maka semakin besar nilai NPV dan semakin tinggi nilai VfM
nya.
- Menggambarkan hubungan NPV dengan DF adalah berbanding terbalik
- Dengan DF sebesar 4% maka Nilai VfM naik 6%, DF 114% Nilai VfM turun 43%
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
HASIL VALIDASI MODEL – UJI GRAFIS
Tinjauan Parameter “Masa Konsesi” :
Model: semakin lama periode konsesi maka nilai VfM semakin
menurun.
Sistem aktual: perubahan periode konsesi berdampak pada
pendapatan Pemerintah yang menurun karena pembagian dengan
swasta, sehingga biaya yang dikeluarkan meningkat.
Tinjauan Parameter “Poporsi Investasi Pemerintah” :
Nilai prosentasi VfM negatip menandakan penurunan nilai VfM dari
perhitungan aktual, jika terdapat perubahan variable.
Hasil analisis Grafis :
Nilai prosentasi VfM negatip menandakan penurunan nilai VfM dari
perhitungan aktual, jika terdapat perubahan variable.
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
Gb 10. Perbandingan Periode Konsesi dengan VfM Gb 11. Perbandingan Proporsi Investasi Pem dengan VfM
Discount Factor:
Model semakin kecil nilai DF maka semakin besar
nilai penghematan NPV dan semakin besar Nilai
VfM.
Sistem aktual:
DF merupakan pembagi pada rumusan NPV,
sehingga memiliki hubungan terbalik. Dengan acuan
penilaian biaya, maka semakin kecil DF, nilai NPV
semakin kecil (minus) menandakan penghematan
yang bertambah.
HASIL OBSERVASI :
Nilai prosentasi VfM negatip menandakan penurunan nilai VfM dari perhitungan aktual, jika terdapat perubahan variable.
Prosentase perubahan yang paling signifikan pada hasil analisis adalah penurunan nilai VfM yaitu jika proporsi investasi 88% oleh
pemerintah dan jika DF yang digunakan sebesar 114% maka penurunan sebesar 43%. Sedangkan kenaikan yang paling signifikan adalah
jika proporsi investasi 100% oleh pihak swasta namun tidak layak karena nilai VfM nya negatip. Dengan demikian, yang layak adalah
proporsi investasi Pemerintah 88% dan Swasta 12% dengan nillai VFM paling besar dimana telah dipilih tipe KPBU OM Sarana.
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
Gb 11. Perbandingan Tingkat DF dengan VfM
Tabel 8. Perubahan Parameter (IDR Juta)
Sebagai dasar penyusunan hasil analisis VfM : Uji Coba Grafis
HASIL VALIDASI SKEMA PEMBIAYAAN KPS/KPBU DGN METODE VFM
KESIMPULAN
1. Prosentase perubahan yang paling signifikan pada hasil analisis adalah penurunan
nilai VfM yaitu jika proporsi investasi 87.80% oleh Pemerintah (KPBU OM) dengan
DF yang digunakan sebesar 114% maka penurunan nilai VfM sebesar 43%; dan jika
DF yang digunakan sebesar 4% maka kenaikan nilai VfM sebesar 6 %.
2. Hasil uji numerik pada data Proyek, nilai VfM dari data aktual adalah sebesar
224.51 (IDR Trilyun). Perubahan nilai VfM paling signifikan tiap perubahan
variabelnya adalah pada Periode Konsesi 20 Tahun yang menurunkan nilai VfM
sebesar 4 %, bila proporsi investasi modal dari swasta 100% maka dapat
meningkatkan nilai VfM sebesar 31% dan hal ini tidak layak bagi swasta karena
FIRR tidak tercapai.
3. Disisi lain, dengan penggunaan tingkat DF 114%, maka akan menurunkan nilai VfM
sebesar 43%. Dari semua perubahan variabel, tidak terdapat nilai VfM yang minus,
menandakan bahwa proyek publik dalam keadaan lebih baik diadakan dengan
skema KPBU yang sesuai dengan kelayakan FIRR yaitu skema KPBU OM sebagai
fragmentasi KPBU VGF dengan masa konsesi optimum adalah 20 tahun dimana
data awal BEP Investasi adalah sebesar 9 tahun.
332020/02/28 :: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI :: TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo (2002), Akuntansi Sektor Publik , Andi Offset,Yogyakarta
Ismail, K., Takim, R., Nawawi, A. H. (2011), “The Evaluation Criteria of Value for Money
(VFM) of Public Private Partnership (KPS) bids”, International Conference on Intelligent
Building and Management, Vol. 5, hal. 349-355.
Ismail, K., Takim, R., Nawawi, A. H. (2011), “A value for money assessment method for
Public Private Partnership: A lesson from Malaysian approach”, International Conference
on Economics and Finance Research, Vol. 4, hal. 509-514.
Ismail, K., Takim, R., Nawawi, A. H., Jaapar, A. (2011), “The Malaysian Private Finance
Initiative and Value for Money”, Asian Social Science, Vol. 5, No. 3, hal. 55-64.
Morallos. D., Amekudzi. A., Ross. C., Meyer, M. (2009), “Value for Money Analysis in U.S.
Transportation Public-Private Partner-ships.” Transportation Research Record. Vol.215,
No.1, hal. 27-36.
Morallos. D., dan Amekudzi. A. (2008), Public Private Partnership of Infrastructure, Lecture
Handout: A Review of Value for Money (VfM) Analysis for Comparing Public Private
Partnerships to Traditional Procurements, University of Southern California, Los Angeles.
Pangeran, M. H., Pribadi, Hai, K. S., Susilawati. C. (2010), “A Comparative review of
Quantitative VfM Methodology for PPP Infrastructure Project in Indonesia and Australia” ,
International Conference on Construction & Real Estate Management.
Terima Kasih