Aplikasi Teori Henderson Jadi
-
Upload
agis-taufik -
Category
Documents
-
view
89 -
download
5
Transcript of Aplikasi Teori Henderson Jadi
ANALISA APLIKASI TEORI VIRGINIA HENDERSON
Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sains Keperawatan
Disusun oleh ;
Yusran HasymiNPM. 0706195270
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATANKEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA2007
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Henderson memiliki latar belakang pendidikan keperawatan yang meliputi
pendidikan awal keperawatan di Sekolah Perawat Militer, setelah itu ia berkarir
sebagai staf perawat, mengajar di Rumah Sakit, mengikuti pendidikan tinggi di
Fakultas keguruan. Melalui berbagai pendidikannya ia banyak mendapat ilmu tentang
praktek klinik dan proses analitikal. Pada tahun 1953, ia bekerja dengan Leo Simmon
pada Survey nasional tentang penelitian keparawatan. Pada tahun 1959, ia memimpin
proyek The Nursing Studies Index di Universitas Yale.
Sebagai tokoh keperawatan iapun banyak menulis, berbagai tulisan yang berupa
surat ataupun buku diterbitkan. Dalam tulisannya, Henderson memberi gambaran
tentang fungsi dan pekerjaannya yang unik berbeda dengan dokter. Ia juga membuat
deskripsi keperawatan yang menjadi acuan profesi keperawatan dalam menjalankan
aktifitas profesionalnya. Dan melalui tulisannya iapun berusaha memberikan arahan
bagi para perawat agar dapat terus menerus mengembangkan dan memperkaya diri
dalam seni, ilmu, dan humanitas yang menjadi ciri utama profesi keperawatan.
Perawat dimanapun sebenarnya perlu memahami apa yang dijelaskan Henderson
tentang keperawatan, karena dari berbagai pengalaman dan kegiatannya di dunia
keperawatan Henderson dapat memberikan arahan dan bimbingan bagi perawat
dalam menjalankan profesinya secara tepat. Melalui buku teks yang ia tulis,
1
Henderson menyuarakan pula jati diri profesi keperawatan pada dunia, baik pada
masyarakat umum, profesi kesehatan lain, bahkan pada perawat atau calon perawat
itu sendiri. Sehingga Henderson ini bukan saja memberikan arahan aplikasi secara
nyata pada perawat tetapi juga landasan bagi kokohnya profesi keperawatan.
Tentu hal tersebut sangatlah berkaitan dengan isi defenisi keperawatan yang
dideskripsikannya berkali-kali, untuk memperjelas fungsi perawat, dimana tugas
merawat bukan hanya ditujukan pada manusia yang sakit namun yang sehat juga, dan
aktifitas itu dilaksanakan dalam rangka terpemenuhinya 14 komponen kebutuhan
dasar pada setiap manusia dengan berbagai aktifitas yang ditujukan untuk
memandirikan klien / manusia, yang didasari akan ditemukannya penyebab gangguan
kesehatan mereka yaitu ketidakmampuan, ketidak-mauan maupun ketidaktahuan. Dan
para anggota profesi keperawatan dapat mempraktekkan ilmu dan seni keperawatan
tanpa menyalahi kaidah utama profesi keperawatan itu sendiri.
B. TUJUAN PENULISAN
Diperolehnya gambaran aplikasi teori Henderson dalam memberikan asuhan dan
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Fatmawati – Jakarta.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi Keperawatan
Fungsi khas perawat yaitu melayani individu baik sakit maupun sehat dengan
berbagai aktifitas yang memberikan sumbangan terhadap kesehatan dan upaya
penyembuhan (maupun upaya mengantar kematian yang tenang) sehingga pasien
dapat beraktifitas mandiri dengan menggunakan kekuatan, kemauan dan pengetahuan
yang dimilikinya. Jadi, tugas tugas utama perawat yaitu membantu pasien menjadi
lebih mandiri secepatnya. Pada tahun 1966 definisi keperawatan Henderson ini
dipublikasikan dalam The Nature of nursing. Defenisi tersebut dipandang sebagai
kristalisasi ide Henderson.
B. Asumsi Terhadap 4 (Empat) Konsep Sentral Keperawatan
Dalam memandang konsep manusia, Henderson memperhatikan unsur fisik,
biologi, sosiologi dan spiritual. Dari 14 unsur fungsi keperawatan dapat dikategorikan
sebagai berikut : sembilan unsur pertama mengandung unsur psikologi,unsur ke 10
dan 14 mengandung unsur komunikasi dan proses belajar, unsur ke 11 mengandung
unsur spiritual dan moral, unsur ke 12 dan ke 13 mengandung unsur sosial yang
berorientasi pada pekerjaan dan rekreasi. Henderson berpandangan bahwa manusia
memiliki kebutuhan dasar sebagaimana yang terdapat dalam 14 unsur tersebut tidak
terbatas dan tidak ada satupun cara pemuasan kebutuhan tersebut yang sama. Jiwa
dan raga merupakan hal yang tak terpisahkan.
3
Henderson menekankan beberapa aspek dari konsep sosial / lingkungan. Dia
melihat manusia sebagai individu yang berhubungan dengan keluarga, namun dia
hanya menulis sedikit tentang pengaruh lingkungan dan keluarga terhadap individu.
Dalam bukunya yang ditulis bersama Harmer, Henderson mendukung peranan pribadi
dan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Henderson mengetahui bahwa masyarakat
membutuhkan perawat dalam membantu orang tidak mampu hidup mandiri, dan
sebaliknya perawat juga mengaharapkan masyarakat memberikan sumbangan
terhadap pendidikan keperawatan.
Perawat membutuhkan lembaga pendidikan khusus, sedangkan di masyarakat
hanya ada universitas dan akademi. Program pelatihan keperawatan yang ada hanya
memiliki ana sedikit sehingga tidak dapat menghasilkan perawat seperti yang
dibutuhkan. Pendidikan yang didapat perawat dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik bagi perawat tentang pasien dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
manusia.
Henderson memandang kesehatan berhubungan dengan fungsi manusia.
Defenisi sehat berkaitan dengan kemampuan individu untuk berperan secara mandiri
sebagaimana tergambar dalam 14 unsur keperawatan. Kesehatan merupakan hal yang
berbeda bagi setiap orang sehingga perawat sulit membantu orang untuk mencapai
hal tersebut. Dia cenderung menekankan perawat dalam hal peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit. Faktor umur, latar belakang budaya, kemampuan fisik dan
mental, serta keseimbangan emosi dapat mempengaruhi kesehatan.
Dilihat dari segi waktu, konsep Henderson menarik karena termasuk tokoh
awal yang setuju bahwa perawat menerima mata kuliah umum seperti ilmu alam,
4
sosial, dan manusia. Selain fungsi perawat dan 14 unsurnya, perawat juga
melaksanakan rencana terapi dokter. Perawatan secara individu merupakan hasil dari
rencana penyembuhan. Lebih lanjut lagi perawat diharapkan meningkatkan kesehatan
pasien. Perawat harus berpengetahuan tentang manusia dan perawatannya dan
menjadi pemecahan masalah.
C. Empat Belas Komponen Dasar Keperawatan
Henderson mengusulkan 14 dasar komponen keperawatan yang meliputi :
1. Bernafas normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Mengurangi buangan tubuh.
4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang cocok.
7. Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara menyesuaikan pemakaian pakaian
di lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
9. Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan dan
kekuatan opini.
11. Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
12. Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian tertentu.
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu dan menggunakan fasilitas
kesehatan.
5
BAB III
ANALISIS TEORI
A. Analisis Penerapan Defenisi Keperawatan Henderson
1. Virginia Henderson mengembangkan definisi keperawatan berdasarkan dua
hal penting, pertama ia berpartisipasi dalam merevisi buku teks keperawatan, dan
yang kedua ia berkonsentrasi cara penerbitan lisensi keperawatan yang menjamin
pelayanan yang aman dan kompeten pada para pelanggan. Henderson didalam
buku Textbook of the Principles and Practice of Nursing menyadari kebutuhan
akan memberi kejelasan fungsi perawat yang berbeda dengan tugas dokter. Ia
percaya bahwa buku teks sebagai sumber utama praktek keperawatan seharusnya
memberikan deskripsi keperawatan. Lebih jauh lagi, prinsip dan praktek
keperawatan harus dibangun dan diperluas diperoleh dari defenisi profesi.
Analisis mengenai hal tersebut :
Rumah sakit yang menjadi setting praktek keperawatan yang menampilkan
aktifitas asuhan dan pelayanan, untuk menjaga kesesuaian antara definisi dan
praktek harus diatur dengan kebijakan utama bidang keperawatan yang diuraikan
sesuai kaidah profesi keperawatan Henderson tersebut. Meskipun di RSUP
Fatmawati kebijakan tentang pelayanan dan asuhan keperawatan telah mengacu
pada defenisi keperawatan tersebut tetapi belum sepenuhnya digunakan sebagai
sumber utama dalam menjalankan praktek dan mengevaluasi hasil praktek.
Sehingga kadang dapat ditemukan praktek yang tidak sesuai prinsip keperawatan.
6
2. Pemberian lisensi tenaga perawat. Henderson memfokuskan perhatian dan
berkomitmen melakukan proses pengaturan praktek keperawatan dengan surat
ijin pada tiap negara bagian. Untuk mewujudkan hal tersebut, Henderson
yakin bahwa perawat harus didefenisikan dengan jelas dan tersurat di
peraturan perundang-undangan tentang praktek keperawatan. Perundangan ini
akan menjadi parameter legal untuk fungsi perawat dalam merawat konsumen
dan mencegah publik dari praktisi yang tidak siap dan tidak cakap.
Tujuan Henderson yang sangat baik tersebut, dari hasil pengamatan yang
terjadi di RSUP Fatmawati saat ini, ijin perawat (SIP) yang dibuat telah
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, tetapi belum membuat perawat
menyadari akan arti penting dari lisensi tersebut. Apalagi jika dihubungkan
dengan fungsi memberikan perawatan yang siap dan cakap / kompeten
sehingga mencegah publik dari praktek yang tak semestinya, karena
pemberian SIP tidak didahului uji kompetensi sebelumnya. Namun demikian
ada peraturan internal di RSUP Fatmawati yang mengatur perilaku, etik dan
disiplin untuk menjaga prktek yang demikian.
3. Pada tahun 1966 definisi keperawatan Henderson dipublikasikan dalam The
Nature of nursing. Defenisi tersebut dipandang sebagai kristalisasi ide
Henderson. Fungsi khas perawat yaitu melayani individu (baik sakit amupun
sehat) dengan berbagai aktifitas yang memberikan sumbangan terhadap
kesehatan dan upaya penyembuhan (maupun upaya mengantar kematian yang
tenang) sehingga pasien dapat beraktifitas mandiri dengan menggunakan
7
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimilikinya. Jadi, tugas tugas
utama perawat yaitu membantu pasien menjadi lebih mandiri secepatnya.
Dari defenisi diatas memberi penjelasan tentang :
a) Fungsi khas / unik perawat berbeda dengan dokter atau profesi
kesehatan lainnya, hal ini penting dibuktikan kebenarannya dalam
praktek sehari-hari, sehingga tugas perawat yang khas dapat sungguh-
sungguh ditemukan di RSUP Fatmawati, inipun menjawab pertanyaan
dokter dan meningkatkan profesionalitas perawat.
b) Fungsi perawat memberikan melayani individu baik sakit maupun
sehat, dengan berbagai aktifitas yang memberikan sumbangan
terhadap kesehatan dan upaya penyembuhan. Hingga saat ini perawat
masih terfokus pada pelayanan pasien yang sakit, sedangkan terhadap
pasien yang sehat hanya ada diberikan penyuluhan yang belum
terprogram.
c) Hasil tindakan perawat yaitu pasien dapat beraktifitas mandiri dengan
menggunakan kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimilikinya.
Hal ini perlu diteliti lebih jauh, terutama data tentang pasien yang
kambuh dengan penyakit sama, dan disusunnya sistem pelayanan
home care yang belum tuntas.
4. Henderson dan pengakuan terhadap profesi keperawatan. Ia tidak puas atas
defenisi keperawatan menurut ANA tahun 1955 walaupun mengandung arti
perawat telah diakui. Pada defenisi fungsi keperawatan disebutkan bahwa
perawat dapat mengobservasi, merawat dan memberikan nasehat kepada
8
pasien dan dapat menjadi pengawas terhadap profesi kesehatan lain tanpa
harus diawali oleh dokter. Perawat melakukan pemeriksaan dan pengobatan,
namun dilarang untuk mendiagnosa, memberi obat atau memperbaiki masalah
perawatan pasien.
Dalam praktek sehari-hari perawat memang telah mengerjakan
aktifitas seperti dalam defenisi diatas, namun pengakuan atas perawat yang
unik dan mandiri belum sepenuhnya diperoleh, terbukti dengan penghargaan
(biaya) atas tugas tersebut masih dibagikan pada seluruh karyawan. Hasil
analisa ini telah dijadikan usulan untuk perbaikan penghargaan perawat di
rumah sakit Fatmawati, tetapi sekaligus juga menjadi tantangan dalam hal
tanggung gugat.
5. Pengalaman Henderson yang luas baik sebagai pelajar, dosen, praktisi telah
mendorong perkembangan defenisi fungsi keperawatan. Henderson
menyesalkan hasil konferensi tentang defenisi fungsi perawat yang tidak
dipublikasikan secara luas. Akibatnya, hanya sedikit perawat yang mengetahui
hasil konferensi tersebut. Defenisi itu adalah sebagai berikut :
Tugas utama keperawatan yaitu melayani individu (baik sakit maupun
sehat) dengan aktifitas yang memberi sumbangan terhadap kesehatan dan
upaya penyembuhan (maupun upaya mengantarkan kematian yang
tenang) sehingga pasien dapat beraktifitas mandiri dengan menggunakan
kekuatan kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimilikinya. Jadi,
tugas utama perawat yaitu untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri
secepatnya.
9
Publikasi dan sosialisasi tentang hasil konferensi di bidang keperawatan baik
oleh pimpinan keperawatan, pengurus profesi, dosen perawat pada anggota
profesi di rumah sakit dan mahasiswa keperawatan sangat menentukan
pemahaman anggota profesi tentang fungsi perawat. Hal itu dapat dijadikan
pedoman dalam melaksanakan aktifitasnya. Upaya sosialisasi ini bukan hanya
melalui ceramah atau diskusi, namun tindakan / contoh nyata pelaksanaannya
baik melalui peran sebagai praktisi, dosen atau pengelola pelayanan. Hal ini
memang telah dijalankan di RSUP Fatmawati, namun belum semua anggota
profesi yang memperoleh informasi menjalankanya, sehingga perlu pertemuan
yang rutin dengan agenda yang jelas.
B. Analisa 14 komponen dasar keperawatan dalam praktek
Untuk memperkuat defenisinya, Henderson telah mengusulkan adanya 14 dasar
komponen keperawatan yang meliputi :
1. Bernafas normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Mengurangi buangan tubuh.
4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang cocok.
7. Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara menyesuaikan pemakaian
pakaian di lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
9. Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain
10
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan dan kekuatan opini.
11. Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
12. Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian tertentu.
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu dan menggunakan
fasilitas kesehatan.
Rumah Sakit yang dalam misinya ingin mencapai pelayanan keperawatan
yang professional dan bermutu perlu menerapkan salah satu teori praktis
keperawatan, termasuk salah satunya teori Hendeson. Berdasarkan penelitiannya
Henderson mengenalkan adanya 14 komponen dasar keperawatan. Jika ingin
menerapkan teori tersebut secara praktis tentunya perlu diadakan penelitian dan
dianalisa dahulu kemampuan perawat dalam pemahaman dan menerapkannya secara
nyata, sehingga penjelasan Henderson terhadap setiap komponen dasar keperawatan
dapat memberikan petunjuk fungsi khas perawat yang harus ditampilkan. Dalam
kebijakan pemberian asuhan, ke 14 komponen dasar ini dapat dijadikan acuan untuk
bertindak.
Pemahaman yang tepat dapat dilalui dengan penyusunan format dan prosedur
dalam pelaksanaannya. Dalam kebijakan RSUP Fatmawati memang tak menyebutkan
teori apa yang digunakan, namun karena teori Henderson ini lebih dipahami dan telah
menjadi pola pembelajaran selama di pendidikan formal, maka seringkali pola kerja
para praktisi cenderung mudah menerapkannya.
11
Seperti adanya harapan perawat melaksanakan rencana terapi yang diberikan
dokter, juga perawat membantu pasien mendapatkan resep dalam porsi yang tepat.
Hal ini membutuhkan pengetahuan tentang pengobatan dan pemahaman tentang
penyakit yang baik, dan ini dapat menjadi alasan perawat perlu mendapatkan
tambahan pendidikan formal dan informal. Sehingga pada akhirnya perawat dapat
berfungsi menjaga harmoni antara pasien dan perawat serta profesi kesehatan lain.
Kebijakan yang jelas tentang hal tersebut diatas akan memberi arah dan
memudahkan perawat dalam bertindak, terutama dalam menjalankan aktifitasnya
memberikan asuhan keperawatan. Kebijakan yang disertai dengan petunjuk
pelaksanaan yang dituangkan dalam standart operating prosedur (SOP) dan work
instruction (instruksi kerja) yang jelas dan lengkap akan sangat membantu
keberhasilan pelaksanaannya di area praktek.
Perawat juga perlu disiapkan kerangka pikirnya, terutama pemahanannya
tentang konsep manusia, berdasarkan pandangan Henderson yang memperhatikan
unsur fisik, biologi, sosiologi dan spiritual. Dari ke 14 unsur fungsi keperawatan
dapat dikategorikan sebagai berikut : sembilan unsur pertama mengandung unsur
psikologi,unsur ke 10 dan 14 mengandung unsur komunikasi dan proses belajar,
unsur ke 11 mengandung unsur spiritual dan moral, unsur ke 12 dan ke 13
mengandung unsur sosial yang berorientasi pada pekerjaan dan rekreasi. Henderson
berpandangan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar sebagaimana yang terdapat
dalam 14 unsur tersebut tidak terbatas dan tidak ada satupun cara pemuasan
kebutuhan tersebut yang sama. Pikiran dan tubuh merupakan hal yang tak
terpisahkan.
12
Sehingga perawat tidak lagi hanya memberi perhatian pada unsur fisik, tetapi
terlebih pada unsur psikologis (yang utama), unsur komunikasi dan belajar, unsur
spiritual dan moral, serta unsur sosial. Ini tentunya tidak dapat dilaksanakan tanpa
merubah pola perilaku, sehingga perlu dilaksanakan manajemen perubahan oleh
pimpinan keperawatan.
Dari sisi peran perawat sebagai anggota tim medis, yang seringkali harus
memberikan pelayanan pada individu dalam upaya menyembuhkan maupun upaya
memberikan dukungan terhadap pasien yang sakit parah. Untuk itu, kondisi yang
ideal bagi perawat adalah keadaan ketika peran perawat sebagai anggota tim medis
tidak tercampuri dengan fungsi khas perawat. Dalam hal ini perawat berfungsi
sebagai pelengkap sehingga pasien merasa utuh, lengkap dan mandiri dengan
mempertimbangkan kekuatan fisik, keinginan dan pengetahuan pasien tentang cara
mendapatkan kesehatan.
Seringkali sebagai perawat fokus terhadap tugas yang diembankan dapat
mengurangi profesional perawat, seperti tugas kebersihan atau tugas tranfering klien
ke unit lain, meskipun demikian, saat keadaan membutuhkan perawat berfungsi diluar
tugas perawat, perawat diminta Henderson untuk tetap menerima tugas tersebut
selama hal itu memang dibutuhkan dan perawat menguasai bidang tersebut. Terdapat
perbedaan fungsi perawat di setiap rumah sakit, perbandingan jumlah dokter dengan
perawat juga mempengaruhi fungsi dan peran perawat. Akibatnya hal tersebut
menimbulkan kebingungan dalam masyarakat tentang fungsi perawat ditambah lagi
setelah adanya perawat yang membuka praktek.
13
Henderson memandang pasien sebagai manusia yang harus memelihara
keseimbangan fisiologis dan emosional. Ia menekankan beberapa aspek dari konsep
sosial / lingkungan. Dia melihat manusia sebagai individu yang berhubungan dengan
keluarga, namun dia hanya menulis sedikit tentang pengaruh lingkungan dan keluarga
terhadap individu. Dalam bukunya yang ditulis bersama Harmer, Henderson
mendukung peranan pribadi dan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Henderson
mengetahui bahwa masyarakat membutuhkan perawat dalam membantu orang tidak
mampu hidup mandiri, dan sebaliknya perawat juga mengaharapkan masyarakat
memberikan sumbangan terhadap pendidikan keperawatan. Pasien sebagai manusia
membutuhkan bantuan untuk memperoleh kemandiriannya.
Hal ini dapat dijalankan di Indonesia dengan mengatur hubungan antara
perawat dan pasien serta kontrak yang dibuat diantara keduanya. Di dalam kebijakan
Direktur Utama RSUP Fatmawati telah disusun adanya Continum of Care bagi
seluruh tenaga kesehatan, sehingga pada saat klien dan keluarga masuk telah dibuat
rencana tindakan yang bertujuan memandirikan klien sebelum dipulangkan, hal ini
merupakan kebijakan penjaga mutu pelayanan termasuk pelayanan keperawatan.
Disamping itu ada juga kebijakan lain di RSUP Fatmawati telah disiapkan satu
formulir untuk dokumentasi proses pemulangan (discharge planning).
C. Analisa internal Henderson dalam asumsi dasar terhadap konsep sentral
Henderson mendasarkan definisi keperawatannya pada beberapa asumsi implisit.
Asumsi itu dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Baik perawat maupun pasien nilainya lebih kearah mandiri daripada tergantung.
2. Kesehatan memiliki arti sosial sebaik individu, berarti personal.
14
3. Kesehatan atau meninggal dalam damai dibutuhkan dan pasien akan berusaha
memdapatkannya.
4. Jika setiap individu memiliki pengetahuan, kapasitas, atau kemauan mereka akan
bekerja dengan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan.
5. Diantara individu dan keperawatan harus dikembangkan tujuan yang jelas.
6. Fungsi perawat direpresentasikan dalam 14 komponen kebutuhan dasar.
7. Rencana pengobatan medis dapat menjadi bagian tujuan keperawatan.
8. Praktek profesional umumnya didasari riset pengetahuan.
Gambaran tentang interrelasi dari manusia, keperawatan dan lingkungan dari
teori Henderson dapat dijelaskan dalam skema berikut :
Lingkungan
15
PERAWAT MANUSIA
Interaksi Perawat – Manusia
TUJUAN ARTI- Mandiri - Pengetahuan- Pemulihan - Kemauan- Pemeliharaan - Kekuatan- Kematian damai
Dari skema diatas tampak bahwa hubungan perawat dengan pasien atau manusia itu
didasarkan atas kontrak yang bertujuan memandirikan, memulihkan, memelihara serta
kematian yang damai; dan memberikan pengetahuan pada yang kurang pengetahuan,
kemauan untuk yang kurang motivasi dan kekuatan bagi yang mengalami keterbatasan
fisik.
D. Analisa teori Henderson dalam pemberian asuhan keperawatan
Henderson menyoroti proses keperawatan dalam beberapa hal. Pertama,
keperawatan sebagai proses penerapan pendekatan logika terhadap pemecahan
masalah dengan metode ilmiah. Dengan pendekatan ini, pasien dapat menerima
perawatan secara individu. Namun, mengapa pendekatan pemecahan masalah terlihat
aneh di keperawatan? Padahal pekerjaan kesehatan menggunakan proses tersebut.
Kedua, tentang pemecahan masalah. Bagaimana filsafat, pengalaman,
keahlian, wewenang dapat sesuai dengan proses keperawatan sedangkan hal tersebut
tidak ditekankan? Ketiga, proses keperawatan sekarang lebih menekankan pada sisi
ilmiah dengan memberikan perhatian sedikit dalam penggunaan intuisi (firasat).
Keempat, kurangnya kerjasama antara pekerjaan kesehatan lain, pasien dan keluarga
dengan perawat dalam melakukan proses keperawatan. Apakah proses keperawatan
hanya menekankan pada kemandirian proses keperawatan tanpa kerja sama dengan
pihak lain? Pada kenyataannya proses keperawatan tergantung pada pemahaman,
penalaran dan gabungan hal tersebut.
Meskipun defenisi Henderson tidak menyebutkan secara langsung proses
keperawatan, namun dari 14 unsur tersebut dapat dilihat sebagai proses keperawatan
16
karena perawat bisa memperoleh data dari hal tersebut. Kemudian data dianalisis.
Perawat harus mengetahui tentang kesehatan dan penyakit sehingga dapat
membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang ada. Misalnya, pasien 40
tahun berespirasi 40 kali permenit, perawat dapat menyimpulkan bahwa respirasinya
melebihi normal. Setelah dianalisis, perawat melakukan diagnosa keperawatan.
Diagnosa dilakukan dokter, kemudian perawat melaksanakannya. Namun
berdasarkan data dan analisisnya, perawat dapat mengetahui masalah sebenarnya.
Rencana keperawatan sebaiknya ditulis sehingga orang lain dapat melakukan
hal yang telah terencana. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan keperawatan dan
evaluasi.
Ringkasan proses keperawatan menurut Henderson
Proses
keperawatan
14 unsur dan defenisi keperawatan Henderson
Pengkajian
keperawatan
Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur dasar
keperawatan :
1. Bernafas normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Mengurangi buangan tubuh.
4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang cocok.
7. Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara
menyesuaikan pemakaian pakaian di lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
9. Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang
lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
17
mengekspresikan emosi, kebutuhan dan kekuatan opini.
11. Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
12. Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan
pencapaian tertentu.
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk
rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
dan menggunakan fasilitas kesehatan.
Analisa :
Membandingkan data dengan pengetahuan tentang kesehatan
dan penyakit
Diagnosa
keperawatan
Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki
Rencana
keperawatan
Mendokumentasikan cara perawat melayani individu baik sehat
maupun sakit
Implementasi
keperawatan
Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas dalam
menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun
mengantarkan kematian yang tenang.
Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar
belakang budaya dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai petunjuk dokter.
Evaluasi
keperawatan
Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima dan
aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan. Mutu
keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan kemampuan
dasar perawat daripada lama waktu perawatan. Hasil yang baik
didasarkan pada kecepatan maupun tingkat kemampuan pasien
beraktifitas kembali secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari.
18
Berikut adalah gambaran aplikasi pelaksanaan teori Henderson dalam praktek
pemberian asuhan keperawatan sehari-hari.
a. Kasus
Ny.K, 76 tahun, masuk ke RS kali yang ke 2 dengan keluhan perut dan seluruh
tubuh bengkak, sesak, mengerang kesakitan jika tubuh digerakkan, makan hanya
2 – 3 sendok makan karena perut terasa sebah, nyesek dan mual, kulit dan mata
berwarna kekuningan, air kencing seperti warna teh gelap, kulit kering. Satu (1)
bulan yang lalu dirawat di RS daerah karena keluhan yang sama, pernah
dilakukan punksi asites dengan jumlah cairan keluar mencapai 3 liter. Setelah
pulang dari RS, di rumah klien dirawat oleh pengasuh yang punya pengalaman
mengasuh orangtua yang sakit di rumah. Selama di rumah klien tetap diberi obat
sesuai petunjuk dokter, diberikan makanan sesuai dengan program diit hati III,
tetapi tidak pernah dibawa kontrol ke dokter / RS karena keluarga sibuk semua.
Saat dirawat sekarang klien selalu dibantu oleh pengasuhnya, sesekali keluarga
datang mengunjungi klien.
b. Aplikasi proses keperawatan Henderson
1. Pengkajian.
Pengkajian meliputi 14 komponen keperawatan pada Ny.K adalah :
1) Kebutuhan bernafas normal
- Kemampuan bernafas : keluhan sesak, RR : 28 x/menit
- Penyebab gangguan : perut yang membuncit (ascites)
- Pengetahuan : kepala harus ditinggikan, minun dikurangi
2) Kebutuhan makan dan minum dengan cukup.
19
- Kemampuan memenuhi makanan : makan 2-3 sendok, rasa begah,
penuh, ascites, oedema anasarka.
- Pengetahuan dan perasaan : rasa nyeri, cara mengurangi kelebihan
cairan dengan minum dibatasi 2 gelas perhari.
3) Mengurangi buangan tubuh.
- Kemampuan BAB : normal, kemampuan mengeluarka BAK
menurun, jumlah urine menurun, asciter dan anasarca, sulit bergeak,
sesah, rasa penuh / begah dan jumlah keringat menurun karena kulit
kering, warna kuning pada kulit.
- Pengetahuan : sudah mengukur perut dan jumlah urine menurun,
tahu bahwa klien pernah sakit seperti itu tetapi tak tidak dibawa
kontrol dokter hanya menruskan obat di rumah.
4) Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
- Kemampuan bergerak : ada rasa nyeri bila bergerak, sulit bergerak
karena bengkak, tidak mampu berolahraga, dan gerakan dibantu oleh
pengasuh.
- Pengetahuan : tidak membawa kontrol karena alasan tidak bisa
mengangkat klien dari tempat tidur ke kendaraan sering.
5) Tidur dan istirahat.
- Kemampuan istirahat dan tidur : kurang tidur (kira-kira 1-2 jam
sehari) karena nyeri, klien merasa lemas dan mual..
- Pengetahuan : pengasuh selalu membantu menggerakkan klien
dengan perlahan dengan menggunakan tangan.
20
6) Memilih pakaian yang cocok.
- Kemampuan : klien dibantu memilih pakaian oleh pengasuh, dan
klien tampak diberi pakaian yang tipis dan nyaman.
- Pakaian yang longgar dan menyerap keringat
7) Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara menyesuaikan pemakaian
pakaian di lingkungan.
- Kemampuan menjaga suhu tubuh : pengasuh memakaikan pakaian
yang sesuai dengan lingkungan, dan bila malam memakai selimut.
- Pengetahuan : tahu mengatur supaya suhu tubuh nyaman sesuai
kondisi lingkungan.
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
- Kemampuan menjaga tubuh bersih : pengasuh dan keluarga
membantu pengasuh klien membersihkan tubuh karena tubuh klien
tampak bersih dan rapih.
- Pengetahuan : pengasuh telah terlatih merawat orangtua yang sakit.
9) Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain
- Kemampuan menghindari bahaya : pengasuh tak berhasil meminta
keluarga klien untuk membawa klien ke RS untuk kontrol, klien tak
mampu bergerak sendiri karena usia lanjut dan pengakit kronis.
- Pengetahuan : pengasuh telah mengetahui keharuskan kontrol,
namun keluarga tak mau memenuhi karena sulit transfer ke
kendaraan.
21
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan dan kekuatan opini.
- Kemampuan klien : hanya dapat mengerang untuk ekspresi rasa
nyeri atau tak nyaman dan minta bantuan dengan cara menangis /
menjerit kecil.
- Pengetahuan keluarga : keluarga merasa berat dengan biaya yang
tinggi dalam perawatan klien.
11) Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
- Kemampuan klien / pengasuh : klien tidak dapat lagi menjalankan
ibadah karena bergerakpun sulit.
- Perasaan klien tidak beribadah : sedih, ingin melakukan tapi sulit.
12) Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian tertentu.
- Kemampuan klien : klien usila 76 tahun, tergantung pada keluarga.
- Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan : baik, karena klien
selalu dirawat di ruang perawatan Kelas I.
13) Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.
- Klien tak lagi memerlukan bermain karena berusia tua 76 tahun.
14) Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu dan menggunakan
fasilitas kesehatan.
- Kemampuan klien / pengasuh : pengasuh banyak bertanya, dan
melakukan perawatan dengan benar.
22
- Keluarga telah pernah mendapat penjelasan tentang perlunya
perawatan dan pengobatan berkelanjutan namun tidak
melakukannya, meskipun tingkat pendidikan baik.
2. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakmampuan klien dalam :
- Memenuhi kebutuhannya bernafas normal
- Bergerak normal
- Beristirahat
- Memenuhi kebutuhan nutrisi
- Berpakaian
- Memilih pakaian
- Menurunkan rasa nyeri.
2) Ketidakmampuan pengasuh memenuhi kebutuhan pada nomer 1 (satu)
diatas Kurang pengetahuan keluarga dalam memenuhi 14 kebutuhan,
bersama pengasuh yang kurang mampu memenuhi kebutuhan.
3) Kurang motivasi keluarga untuk menjaga kesehatan klien dengan tidak
membawa klien berobat.
3. Rencana keperawatan
- Membuat kontrak dengan keluarga dan pengasuh tentang rencana
perawatan klien meliputi rencana tindakan untuk kebutuhan fisik dan
psikologis klien, memberikan perawatan pada ketidakmampuan klien
terutama dalam kebutuhan utama : bernafas normal, makan/minum,
23
bergerak, beristirahat, mengurangi nyeri. Dibuat tujuan yang ada batasan
waktu, dan kriteria pengukurannya.
- Menyiapkan rencana pemberian pendidikan kesehatan sesuai dengan
pengkajian dan kebutuhan pada klien, pengasuh dan keluarga.
- Memberikan motivasi pada pengasuh dan keluarga untuk melanjutkan
pengobatan atau melaksanakan program pengobatan / kontrol ke dokter
dengan memberitahu keuntungan yang diperoleh jika melakukan.
4. Implementasi keperawatan
- Menurunkan tingkat ketergantungan akan bantuan sesuai dengan gambar
dibawah ini :
Saat masuk RS 3 hari setelah masuk RS
Peranperawat
PeranPengasuh& kelg
Perandokter
Peran pe-ngasuh
Peran perawat
Peran dokter
PeranPengasuhkelg
24
5 hari setelah masuk RS 7 hari setelah masuk RS
- Perawat pada awalnya melakukan apa yang pengasuh dan keluarga tak
mampu lakukan, terutama memenuhi kebutuhan bernafas normal dengan
memberikan posisi tidur yang nyaman dan berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk memberikan oksigen serta mengurangi kelebihan
cairan.
- Dokter melakukan pemberian diuretik dan melakukan punksi ascites
sebanyak 2 kali (masing-masing 6 liter), dan memberikan makanan
melalui NGT.
- Perawat melatih pengasuh untuk membantu pergerakan klien dengan
menggunakan bantuan alat tenun saat merubah posisi
- Perawat melatih pengasuh untuk mengukur intake (dibatasi 500 cc/hari)
dan menghitung output urine dengan gelas ukur setiap shift.
- Perawat membuat discharge planning apa kebutuhan yang masih perlu
dibantu sehingga pengasuh dapat melaksanakannya sendiri di rumah.
Peranperawat
PeranPengasuh& kelg
Perandokter
Peran pe-ngasuh
Peran perawat
Peran dokter
PeranPengasuhkelg
25
- Perawat memberikan dukungan dan penguatan / pujian akan pencapaian
yang ditunjukkan oleh klien dan pengasuhnya dan keluarga dengan
memperlihatkan sikap respek dan menghargai setiap upayanya.
- Perawat menjelaskan bahwa untuk kebutuhan beribadah, bermain dan
bekerja untuk sementara dilakukan oleh keluarga dan pengasuh klien
saja.
5. Evaluasi keperawatan
- Diukur setiap masalah / diagnosa sesuai tingkat ketergantungannya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Mengakhiri kontrak apabila tujuan telah dicapai.
c. Analisa pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai kasus diatas :
1. Tampak bahwa perawat lebih terfokus melakukan pemenuhan kebutuhan fisik
dan psikologis, sementara kebutuhan sosial, moral spiritual menjadi prioritas
yang berikutnya.
2. Untuk memenuhi kebutuhan klien, perawat banyak melibatkan pengasuh yang
merupakan agen self care klien. Pengasuh perannya semakin besar, dan
semakin mampu memenuhi 14 kebutuhan secara mandiri sementara peran
tenaga medis tampak semakin berkurang. Dari kondisi ini dapat disimpulkan
bahwa :
a) Teori Henderson ini dapat dipakai bersama-sama dengan teori sel care
dari Orem atau teori Adaptasi dari Roy bahkan teori lain. Jadi dalam
satu kegiatan dapat diterapkan beberapa konseptual model sekaligus
sehingga memenuhi keseluruhan kebutuhan klien.
26
b) Perawat sebagai manajer dan dokter dapat dikatakan sebagai konsultan
atau tamu karena kebutuhan akan dokter besar pada saat masuk dan
semakin menurun.
c) Sikap caring sangat diperlukan dalam menghadapi motivasi dari
keluarga yang sangat kurang. Sikap ini dapat ditingkatkan jika perawat
juga menggunakan pendekatan teori Watson. Jadi kesiapan perawat
untuk memberikan asuhan yang sarat nilai caring perlu disiapkan
pemahamannya akan teori Caring.
d) Penerapan suatu teori sangatlah ditentukan keyakinan dan nilai-nilai
perawat, oleh karena itu format dan sistem pendokumentasian saja
belum cukup untuk dapat melaksanakan suatu teori namun perlu
disesuaikan pula dengan keyakinan perawat yang memberikan asuhan.
e) Karena penyakit klien Ny.K diatas sering berulang dan bersifat kronis
irreversible maka teori Henderson menjadi sangat tepat dilaksanakan
di ruangan dimana klien dirawat, karena hasil akhirnya klien dan
pengasuh dapat mandiri / independen memberikan asuhan pada diri
sendiri.
27
BAB IV
PENUTUP
Teori Henderson memiliki kelebihan karena dapat membeikan arah profesi
keperawatan, sekaligus juga dapat diterapkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Banyaknya institusi pendidikan yang menerangkan serta menjelaskan teori dan cara
penerapannya akan membantu mempermudah pelaksanaannya di area praktek.
Dalam penerapan teori Henderson di dalam aplikasi pemberian asuhan
keerawatan di ruangan memerlukan pengkajian seksama akan ketepatan pemahaman
dan strategi penerapannya. Kemampuan, kemauan serta pengetahuan klien / keluarga
dalam memenuhi ke 14 komponen kebutuhan dasar menjadi titik sentral
pelaksanannya.
Regulasi keperawatan yang menjadi perhatian utama Henderson guna menjaga
praktek yang tepat, aman dan kompeten perlu dilaksanakan saat ini dengan
28
menerapkan uji kompetensi. Hal ini akan membantu membangun serta
mengembangkan profesionalitas tenaga keperawatan.
Penerapan suatu teori di suatu setting sangatlah tergantung pada pemahaman serta
keyakinan perawat pelaksananya. Dan gabungan dari berbagai teori dapat diterapkan
guna memberikan asuhan yang komprehensif.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………. 1
B. TUJUAN PENULISAN ………………………………………………….2
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI KEPERAWATAN ………………………………………….. 3
B. ASUMSI TERHADAP KONSEP SENTRAL …………………………. 3
C. 14 KOMPONEN DASAR KEPERAWATAN …………………………. 5
BAB III. ANALISIS TEORI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN ………….. 6
A. ANALISIS PENERAPAN DEFENISI KEPERAWATAN …………….. 6
B. ANALISA 14 KOMPONEN DASAR KEPERAWATAN DALAM
29
PRAKTEK ………………………………………………………………. 10
C. ANALISA INTERNAL DALAM ASUMSI DASAR .............................. 14
D. ANALISA TEORI HENDERSON DALAM PEMBERIAN
ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................... 16
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Fitzpatrick .J and Whall A.L (1989), Conseptual Model of Nursing Analisis and Application, California.
Hidayat, A.A (2005), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Meleis. AI, (1997), Theoretical Nursing : Development & Progress. 3rd.ed. Philadelphia : Lippincott
Marriner.A; (2001); Nursing Theoriest and their work (I.Ekawijayadan R. Riyono,penerjemah) Indiana : CV. Mosby Company (Sumber asli diterbitkan 1986)
Polifroni E.C.and Welch M. 1999, Perspectives on Philosophy of Science in Nursing : an historical and contemporary oncology. Philadelphia Lippincott.
Potter & Perry (2005). Fundamentals Of Nursing : concept, Process, and Practice. (Yasmin Asih, dkk, Penerjemah). Mosby-Year Book Inc. (Sumber asli diterbitkan 1997)
Tomey M (1986), Nursing Theories and Their Work, Indianapolis The C.V Mosby Company.
30
University of Wisconsin Green-bay: Philosophy of the Professional Program in Nursing. Diambil pada 12 September 2005 dari : http://www.uwgb.edu/nursing/index.htm
------------------------------------------------------------. Formulating Nursing Theory. Dambil pada 12 September 2005 dari http://www.nursing.gr/theory/theory.html
31