Sejarah Keperawatan Komunitas Konsep Model Keperawatan Komunitas
Aplikasi Dokumentasi Keperawatan Komunitas Jadi
-
Upload
nita-rosiani -
Category
Documents
-
view
591 -
download
3
Transcript of Aplikasi Dokumentasi Keperawatan Komunitas Jadi
15
APLIKASI DOKUMENTASI KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Disusun oleh :
Dian Nur Kharisma
Irma Hielmiyani
Pipit Supriyanto Febrian
Vicky Riana Devita
Tingkat 2A
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2011
16
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
″aplikasi dokumentasi keperawatan komunitas ″ untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah dokumentasi keperawatan..
Makalah ini membahas mengenai bagaimana proses keperawatan
komunitas di dokumentasikan. Kaparawatan komunitas merupakan sintesis dari
praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat, yang sebagian besar
tujuannya adalah menjaga/memelihara kesehatan komunitas dan penduduk dengan
fokus pada promosi kesehatan dan pemeliharaan individu, keluarga dan kelompok
komunitas.
Penyusun mengharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca
memperoleh ilmu dan informasi mengenai isi makalah ini. Penyusun juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca khususnya dari
dosen mata kuliah dokumentasi keperawatan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan bari pembaca.
Bandung, Oktober 2011
Penyusun
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Unit-unit masyarakat
adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai yang
sama.
Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat mempunyai pandangan
yang sama terhadap masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan fokus dari kesehatan komunitas.
Kegiatan promosi kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada serta
mengutamakan pada proteksi individu dan pencegahan penyakit.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari keperawatan dan
praktek kesehatan umum yang diaplikasikan untuk promosi dan melindungi
kesehatan masyarakat. Praktek yang dilakukan bersifat umum dan komperhensif
dengan menitikberatkan pada pertanggung jawaban kepada masyarakat secara
keseluruhan. Perawat komunitas bekerja secara langsung dalam tatanan
masyarakat yang mencakup pelayanan individu, keluarga, kelompok khusus
maupun masyarakat luas. Dalam melaksanakan tugasnya perawat bekerjasama
dengan tim kesehatan lain dan melibatkan kader kesehatan, tokoh-tokoh
masyarakat serta lembaga swadaya yang bekerja secara terpadu dan menyeluruh.
18
Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan komunitas perawat
menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Perawat menggunakan
epidemiologi sebagai dasar informasi yang akurat dalamm melakukan pengkajian,
mengidentifikasi masalah, membuat formulasi strategi untuk pemecahan masalah,
membuat prioritas dan mengembangkan perencanaan perawatan serta
mengevaluasi hasilnya agar pelayanan yang diberikan efektif.
Dengan melihat begitu besarnya pengaruh kesehatan bagi masyarakat
terutama dalam dokumentasi asuhan keperawatan, maka penyusun akan
membahas makalah tentang “Aplikasi Dokumentasi Keperawatan Komunitas”.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan masyarakat ?
b. Apa saja ciri-ciri masyarakat ?
c. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan komunitas ?
d. Bagaimana aplikasi dokumentasi keperawatan komunitas ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana aplikasi dokumentasi
keperawatan komunnitas. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan dokumentasi
asuhan keperawatan pada komunitas dan asuhan keperawatan pada rumah sakit.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan dapat
berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas
tertentu ( Linton,1936 dalam Effendy 1998:90)-
2.2 CIRI-CIRI MASYARAKAT
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pemecahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan
status social ekinomi masyarakat
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit
(Effendy,N:1998 : 94).
2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA KOMUNITAS
20
Proses keperawatan pada tingkat masyarakat mencakup individu, keluarga
dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Kelompok atau komuni dalam keperawatan kesehatan masyarakat keterlibatan
kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan
dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh,
sehingga masyarakat benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan dibawah ini diuraikan 4
tahap proses keperawatan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan kegiatan :
1. Pengumpulan data yang meliputi :
a. Data Inti:
b. Data Subvariabel:
2. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Klasifikasi atau kategori data
2. Perhitungan persentase
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
2. Diagnosa Keperawatan Komunitas dan Analisa Data
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditentukan.
Diagnose keperawtan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat yang baik yang nyata (actual ), dan yang mungkin akan
terjadi (potensial). Diagnosa keperawatan menganut komponen utama yaitu :
21
1. Problem (masalah) : yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penebab ) : menunjukan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan.
3. Sign/symptom : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa.
3. Analisa data
Analisa adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi masyarakat. Semua masalah
tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus, oleh karena
itu diperlukan prioritas masalah.
1. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan
kesehatan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai
factor sebagai criteria, diantaranya adalah :
1. Pentingnya masalah untk diatasi
2. Perubahan positif pada komunitas jika masalah diatasi
berat ringannya masalah
22
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi
tersediannya sumber daya masyarakat
4. Ranking dari semua masalah
Dari keempat factor criteria diatas sdiberi skor ata
pemberian nilai agar mengetahui apakah prioritas
masalah .
Prioritas diagnosis keperawatan (scoring dalam penentuan prioritas
masalah)
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Bagaimana pentingnya masalah untuk
diatasi :
1 = rendah
1 = sedang
2 = tinggi
2 Perubahan positif pada komunitas jika
masalah diatasi :
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
3 Peningkatan kualitas hidup jika masalah
diatasi:
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
23
3 = tinggi
4 Ranking dari semua masalah (1-6)
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
Total skor
Untuk menegakan diagnosa keperawatan minimal harus mengandunng 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya tyang tersedia dimasyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
Contoh :
Tingginya angka kematian ibu berhubungan dengan kurangnya pelayanan
antenatal ditandai dengan rendahnya tingkat pengatahuan dan social
ekonomi keluarga, anemia dan kebiasaan kawin muda.
3.Perencanaan ( intervensi)
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diahnosa
keperawatan dan harus mencakup :
1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Kriteria rumusan tujuan :
1) Berfokus kepada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistic
24
5) Waktu relative dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)
6) Melibatkan peran serta masyarakat
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan masyarakat :
1) Identifikasi alternative tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam rumusan perencanaan
(musyawarah masyarakat desa, lokakarya mini)
4) Perimbangan sumber daya masyarakat dan pasilitas yang tersedia
5) Tindaka yang akan dilakukan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan haus bersifat realistis
8) Disusun secara berurutan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
1) Memakai kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
a) Siapa yang akan melakukan
b) Apa yang dilakukakn
c) Dimana dilakukan
d) Kapan dilakukan
e) Bagaimana dilakukan
f) Frekuensi dilakukan
25
Contoh rencana tindakan.
1. Memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic “hubungan
sampah dengan kesehatan masyarakat” sebanyak 4 kali setiap hari minggu
dibalai desa
2. Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal untuk
menggalang dukungan.
4.Pelaksanaan (implementasi)
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun.
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan keperawatan
1. berdasarkan respon masyarkat
2. disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3. meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri
serta lingkungan.
4. Bekerja sama dengan profesi lain
5. Menekankan aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
5.Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikann dasar unttuk memodifikasi
rencana berikutnya.
Evaluasi proses dan evaluasi hasil sedangkan focus dari evaluasi
pelaksanaan asuhann keperawatan komunitas adalah :
26
1. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
2. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan
perencanaan, peran staf, atau pelaksana tindakan, fasilitas dan
jumlah peserta
3. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunannya serta keuntungan program.
4. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
27
BAB III
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Kode KK : Dusun: RW: RT:
A. PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
No
Nama
Anggota
Keluarga
UmurJenis
kelamin
Hub
Dlm
Kelg
Suku/
RasAgama Pend Pek.
Gol.
Darah
Kead.
Fisik
Imuni
sasi
PU
S
Kode Data :
a
.
Jenis Kelamin : f. Pendidikan: h
.
Golongan Darah
1. 1. Laki-laki 1.Belum sekolah 1. A
2. Permpuan 2.SD 2. B
b Umur : 3. Tamat SD 3. AB
1. 0-12 bulan 4. Tidak tamat SD 4. O
2. 1- 3 tahun 5. SMP i Keadaan fisik
3. 4 – 6 tahun 6. Tidak SMP 1. Sehat
4. 7 – 12 tahun 7. Tidak tamat SMP 2. ISPA
5. 12 – 20 tahun 8. SMA 3. Diare
6. 21 – 35 tahun 9. Tamat SMA 4. Reumatik
7. 35 – 60 tahun 10. Tidak tamat SMA 5. Gastrisis
c. Hubungan dalam
keluarga
11. D III 6. TB Paru
28
1. Suami 12. S 1 7. Thypod
2. Istri 13. Tidak sekloah 8. Penyakit kulit
3. Anak g. Pekerjaan : 9. Penyakit jiwa
4. Ayah 1. Petani 10. Lain-lain
5. Ibu 2. Buruh j. Imunisasi : (tuliskan jenisnya
dibawah)
6. Adik 3. Wiraswasta 1. Lengkap
7. Kakak 4. PNS/POLRI/TNI 2. Tidak lengkap
d
.
Suku 5. Karyawan swasta 3. Belum imunisasi
1. Sunda 6. Pensiunan
3. Jawa 7. Tidak bekerja k
.
PUS
4. Lain-lain 8. IRT 1. Akseptor KB
e. Agama 9. Pelajar/mahasiswa 2. Bukan Akseptor KB
1. Islam 10. Bayi/anak-anak
3. Protestan
4. Katolik
5. Hindu
6. Budha
FORMAT IMUNISASI BALITA
USIA
BALITABCG
HEPATITIS B DPT POLIO CA
MP
AK
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
0 – 7 hari
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
I. DATA SOSIAL EKONOMI
29
1. Penghasilan rata-rata per bulan
1. < 900.000
2. 900.000 – 1.500.000
3. 1.500.000- 2.500.000
4. > 2.500.000
2. Kepemilikan dana jaminan kesehatan:
1. Askes 2. Askeskin 3. Jamsostek 4. JPKM
5. Tidak ada
II. GIZI
3. Frekuensi makan per hari : 1. Satu kali 2. Dua kali
3. Tiga kali
4. Cara pengolahan makanan di keluarga
1. Dipotong-cuci-masak 2.Dicuci-potong-masak 3. Potong-
masak
5. Konsumsi Lauk-pauk (daging,tahu,tempe,ikan,dsb)
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
6. Konsumsi sayur-sayuran :
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
7. Konsumsi buah-buahan:
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
8. Konsumsi garam yodium : 1. 30-80 ppm 2. < 20 ppm 3. > 80
ppm
9. Pantangan makan dalam keluarga : 1. Ikan 2. Sayur 3.
Telur
III.LINGKUNGAN FISIK
a. Perumahan
10. Kepemilikan : 1. Sewa 2. Menumpang 3. Milik sendiri
11. Jenis : 1. Permanen 2. Semi permanen 3. Tidak permanen
(panggung)
12. lantai : 1. Tanah 2. Papan 3. Tegel/semen
13. Ventilasi :
30
1. > 10% dari luas lantai 2. < 10 % dari luas lantai 3. Tidak
ada ventilasi
14. Pencahayaan Sinar matahari:
1. Masuk kedalam rumah 2. Tidak masuk kedalam rumah
15. Luas bangunan/orang : 1. < 8m2/orang 2. ≤ 8m2/orang
16. Pemanfaatan pekarangan : 1. Sayuran 3. Tanaman obat keluarga
2. Buah-buahan 4. Tanaman hias
b. Pembuangan
17. Di mana keluarga buang air besar :
1. Sungai 4. WC
2. Selokan 5.Lain-lain
sebutkan.....................
3. Sembarang tempat
18. Bila ya jenis jamban : 1. Septik tank 2. WC cemplung
19. Jarak WC dengan sumber air : 1. < 10 m 2. ≥ 10 m
20. Kondisi jamban : 1. Terawat 2. Tidak terawat
c.Sumber air
21. Sumber air :
1. PDAM 3. Sumur gali
5. Sungai
2. Sumber pompa 4. Mata air
22. Penyediaan air minum :
1. PDAM 3. Sumur gali
5. Sungai
2. Sumber pompa 4. Mata air
23. Pengelolaan air minum : 1. Dimasak 2. Tidak dimasak
d. Tempat penampungan air
24. Jenis tempat penampungan air :
1. Bak 4. Torn
31
2. Gentong 5. Lain-lain
sebutkan.....................
3. Ember
25. Kondisi : 1. Tertutup 2. Terbuka
26. Pengurasan : 1. setiap hari 2. setiap 2 hari 3. setiap 3 hari
2. Lain-lain, sebutkan.............
27. Bila ya, berapa kali dalam sebulan : 1. 2 kali 2. 3 kali 3.
Lebih 3 kali
28. Kondisi airnya :
1. Berbau 3. Berasa
2. Berwarna 4. Tidak berbau,
tidak berasa dan tidak berwarna
e. Pembuangan sampah dan limbah
29. Tempat pembuangan sampah :
1. Tempat sampah umum 3. Sembarang tempat 5.
Dibakar
2. Sungai 4. Diangkut petugas 6.
Dittanam
30. Tempat sampah : 1. Tertutup, kedap air 2. Terbuka, tidak kedap air
3. Tertutup, tidak kedap air 4. Terbuka, kedap
air
31. Pembuangan air limbah :
1. Got 3. Sembarang tempat 5.
Lain-lain, sebutkan...............
2. Sungai 4. Penampungan
32. Kondisi saluran limbah :
1. Terbuka 3. Lancar
2. Tertutup 4. Tergenang
f. Kandang ternak
33. Kepemilikan kandang ternak : 1. Ya 2. Tidak
34. Letak kandang ternak dengan rumah : 1. Menempel dengan rumah
2. < 10 meter 3. ≥ 10 meter
32
35. Kondisi kandang : 1. Terawat 2. Tidak terawat
IV.STATUS KESEHATAN
a. Sarana kesehatan
36. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah :
1. Rumah sakit 4. Posyandu
7. Bidan
2. Puskesmas 5. Dokter praktek
3. Balai pengobatan 6. Perawat
37. Pemanfaatan sarana kesehatan : 1. Ya 2. Tidak
38. Bila tidak, alasannya : 1. Sulit dijangkau 2. Biaya
3. Lain-lain sebutkan.....................
b. Masalah kesakitan
39. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan terakhir) :
1. Ya 2. Tidak
40. Sarana Pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika anggota
keluarga sakit :
1. Rumah sakit 3. Dokter praktek 5. Dukun
2. Puskesmas 4. Mantri/bidan praktek 6. Lain-lain
sebutkan.....................
c. Kematian
41. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir :
1. Ya 2. Tidak
42. Bila ya, disebabkan oleh : 1. Sakit 2. Kecelakaan 3.
Lain-lain sebutkan.....................
d. KIA/KB
a) Pasangan Usia Subur (PUS)
43. Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang dipakai :
1. IUD 4. Susuk 7.
Vasektomy
2. Suntik 5. Kondom 8. Alami
33
3. Pil 6. Tubectomy
44. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu
2. Agama 4. Lain-lain sebutkan.....................
45. Apakah ada PUS yang Drop Out KB : 1. Ya 2. Tidak
46. Bila ya alasannya :
1. Dilarang suami 2. Tidak tahu 5. Ingin
punya anak
4. Agama 3. Penyakit 6. Lain-lain
sebutkan.....................
47. Umur kehamilan : 1. 1 - 12 mg 2. 12- 24 mg 3.
24 - 36 mg 4. > 36 m
48. Faktor Resiko kehamilan : 1. Resti (ada satu/lebih faktor resiko) 2.
Tidak Resti (tidak ada faktor resiko)
No Faktor ResikoJawaban
Ya Tidak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Usia Bumil < 20 atau > 35 tahun
Tinggi badan < 150 cm
Jarak kehamilan < 2 tahun
Kehamilan > 4 kali
Riwayat keguguran sebelumnya
Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (> 140/90
mmHg)
Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll)
Muntah-muntah yang berlebihan
Sering pusing
Kaki bengkak
Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS Bumil
Protein urine (+), lihat KMS Bumil
64. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya : 1. Tidak diperiksa
2. K1 (1-3x) 3. K4 (≥4x)
65. Bila Ya, Dimana :
1. Rumah sakit 3. Ke dokter praktek 5.
Dukun beranak
34
2. Puskesmas 4. Perawat/bidan praktek 6. Lain-lain
sebutkan.....................
66. Bila Tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu 5. Lain-lain
sebutkan.....................
2. Agama 4. Biaya
67. Apakah BUMIL mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini : 1. Ya
2. Tidak
b) Persalinan
68. Pertolongan persalinan anak pada satu tahun terakhir oleh :
1. Tenaga Kesehatan 2. Dukun terlatih
3. Dukun tidak terlatih
69. Bila ke dukun alasannya :
1. Tidak tahu 2. Biaya 3. Budaya/kebiasaan
masyarakat 5. Lain-lain..................
70. Tempat pertolongan persalinan :
1. Rumah sakit 4. Di rumah
2. Puskesmas 5. Bidan/dokter praktek
3. Polindes
71. Kondisi bayi : 1. Lahir hidup 2. Lahir mati 3. Lahir
cacat
72. Adakah neonatus yang neinggal dalam 1 th terakhir : 1. Ya 2.
Tidak
73. Bila ya apa sebabnya : 1. Tetanus 2. Diare 3. ISPA
4. Lain-lain..................
c) Buteki
74. Apakah ada buteki : 1. Ya 2. Tidak
75. Bila ya apakah ibu meneteki anaknya : 1. Ya 2. Tidak
76. Bila ya usia anak berapa : 1. 1hr-6 bulan 2. 6bl-2 tahun
3. Lebih 2 th
77. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 4. Kecantikan
35
2. Tidak tahu 5. Pekerjaan
3. Penyakit 6. Lain-lain sebutkan..................
d) Balita
78. Bila tidak diimunisasi alasannya :
1. Tidak tahu 2. Tidak ada manfaatnya 3. Lain-lain
sebutkan....
79. Apakah anak memiliki KMS : 1. Ya 2. Tidak
80. Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS) :
1. Bawah garis merah 2. Di atas garis merah 3. Tidak
punya KMS
81. Apakah setiap bulan anak mengunjungi Posyandu : 1. Ya 2.
Tidak
82. Bila tidak alasannya
1. Jauh dari posyandu 3. Merasa tidak ada
manfaatnya
2. Tidak punya waktu 4. Lain-lain
sebutkan ......................
83. Status gizi balita : 1. Baik 2. Kurang 3. Buruk 2.
Lebih
84. Apakah anak mendapat makanan tambahan : 1. Ya 2.
Tidak
85. Apakah anak mendapatkan vit A : 1. Ya 2. Tidak
86. Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI :
1. < 4 bulan 2. 4 bulan 3. ≥ 6 bulan
e) Kesehatan Remaja
87. Apakah ada anak usia remaja : 1. Ya 2. Tidak
88. Bila ya apakah kegiatan di luar sekolah yang dilakukan
1. Keagamaan 3. Olah raga
2. Karang taruna 4. Lain-lain sebutkan ...............
89. Penggunaan waktu luang :
1. Begadang 3. Kursus keterampilan
36
2. Rekreasi 4. Lain-lain
sebutkan ................
90. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
1. Merokok 2. Minum-minum 3. Penggunaan obat-
obatan/narkoba 4. Bukan salahsatunya
f) Kesehatan Dewasa
91. Penyakit yang sering diderita :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Gastritis
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
g) Kesehatan Lansia
92. Adakah usia lanjut : 1. Ya 2. Tidak
93. Bila ya, usia berapa : 1. 55-60 tahun 2. Lebih 60 tahun
94. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit : 1. Ya 2. Tidak
95. Bila ya sebutkan :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Stroke
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
96. Apakah Lansia saat ini masih bekerja : 1. Ya 2. Tidak
97. Upaya yang dilakukan jika Lansia sakit :
1. Berobat ke dokter praktek 5. Pergi ke
dukun/Paranormal
2. Berobat ke Mantri 6. Tidak
Berobat/Dibiarkan
3. Berobat ke Puskesmas/RS 8. Lain-lain
sebutkan ................
4. Mengobati sendiri
98. Penggunaan waktu senggang :
1. Senam 4. Pengajian
2. Jogging 5. Bukan salah satunya
37
3. Berkebun/bertani
99. Apakah bapak/ibu ikut kegiatan yang dilaksanakan Posbindu Lansia :
1. Ya 2. Tidak 3. Belum ada Posbindu
100. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan “KATZ”
indeks :
1. Indeks A : semua aktivitas mandiri
2. Indeks B : satu aktivitas tidak mandiri
3. Indeks C: Aktivitas mandi & satu aktivitas lain tidak mandiri
4. Indeks D : Aktivitas mandi, berpakaian, & satu aktivitas lain
tidak mandiri
5. Indeks E: Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & satu
aktivitas lain tidak mandiri
6. Indeks F : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & berpindah
tidak mandiri
7. Indeks G : Ketergantungan semua aktivitas
No Jenis AktivitasKemandirian
Ya Tidak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Makan
Buang Air Kecil (BAK)
Buang Air Besar (BAB)
Berpakaian
Pergi ke Kamar Mandi
Berpindah
Mandi
101. Kebiasaan lanjut usia : 1. Merokok 2. Minum kopi
3. Minum teh 4. Lain-lain, sebutkan
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. 1. ANALISIS DATA
DATA INTERPRETASI
DATA
MASALAH
B. 2. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
38
C. PERENCANAAN
C.1. Prioritas diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas : ………………………………………
No
.
Kriteria Skor Pembenaran
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk diatasi :
1 = Rendah
2 = sedang
3 = Tinggi
2. Perubahan positif pada komunitas jika masalah
diatasi :
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi :
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
4. Rangking dari semua masalah (1- 6) :
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
Total skor
C.2. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO DX. TUM TUKSTRATEGI
INTERVENSI
RENCANA
KEGIATAN
EVALUASISUMB
ER
TEMP
ATPJ
KRITERIASTAND
AR
39
C.3. FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS
N
o
MASALAH TUJUAN RENCANA
KEGIATAN
SASARAN WAKTU TEMPAT DANA pj
Catatan : Format ini disusun bersama masyarakat, tidak masuk dalam
dokumentasi askep komunitas
D. IMPLEMENTASI
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
KEGIATAN PARAF
E. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
EVALUASI
S
O
A
P
40
BAB IV
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 11,
KELURAHAN: DUNGUS CARIANG, KECAMATAN: ANDIR, WILAYAH:
KOTA BANDUNG
A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Data Geografi
Wilayah RW.11 Kelurahan Dungus Cariang, Kecamatan Andir terbagi dalam 9
RT dengan batas wilayah :
Sebelah Utara berbatasan dengan : rel kereta api
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Masjid Al Ikhlas
Sebelah Barat berbatasan dengan : Jalan Halteu Utara
Sebelah Timur berbatasan dengan : Gang Al Fatah
Wilayah RW 11 merupakan wilayah padat penduduk dimana rumah penduduk
berdempetan satu sama lain. Jarak tempuh ke ibu kota kecamatan ± 5 km.
Sedangkan jarak tempuh ke kotamadya ± 10 km. Jarak ke puskesmas binaan yaitu
puskesmas Garuda ± 1 km,
2. Peta LokasiPeta lokasi terlampir
3. Data DemografiJumlah KK di RW 11 sebanyak ± 559 KK yang tersebar dalam 9 RT. Menurut
hasil pendataan yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 13 Juni 2008 jumlah KK yang
berhasil didata sejumlah 217 KK dengan perincian Rt 01 17 KK, Rt 02 44 KK, Rt 03
50 KK, Rt 04 25 KK, Rt 05 15 KK, Rt06 5 KK, Rt 07 10 KK, Rt 08 29 KK, dan Rt 09
21 KK.Jumlah jiwa 873 jiwa, yang terdiri dari laki – laki (52,2 %), perempuan
( 47,8 %).
Dilihat dari tingkat pendidikan di RW.11, sebagian besar berpendidikan Tamat
SMA 155 orang, dari tingkat pekerjaan RW.11yang terbanyak adalah pelajar /
mahasiswa (23%).
41
Hasil pengkajian kesehatan di Rw 11 dapat dilihat dari digram-diagram dibawah
ini :
DIAGRAM 3.1
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 47,88 % penduduk di
RW 04 berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 52,12 %
penduduk di RW 04 berjenis kelamin laki-laki.
42
DIAGRAM 3.2
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT USIA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 19 orang berusia 0-12 bulan, 91 orang
berusia 1-5 tahun, 131 orang berusia 6-13 tahun,
122 orang berusia 13-20 tahun, 242 orang
berusia 21-35 tahun, 203 orang berusia 36-54
tahun dan 65 orang berusia >55 tahun.
43
DIAGRAM 3.3
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT SUKU / RAS
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
2.5
7.1
90.4
lain-lainjawasunda
suku/ras
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penduduk : 789 orang (90,4%)
sunda, 62 orang ( 7,1% ) jawa dan 22 orang (
2,5% ) suku lainnya.
44
DIAGRAM 3.4
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT AGAMA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
0.3
…
katolikislam
agama
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 870 orang ( 99,7 % ) beragama Islam
dan 3 orang ( 0,3 % ) beragama Katolik .
45
DIAGRAM 3.5
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
penduduk sangat bervariasi, sebanyak 122 orang
(13,9%) belum sekolah, 152 orang (17,4%) sedang
menjalani pendidikan SD, 137 orang (15,6%) tamat SD,
21 (2,4%) orang tidak tamat SD, 112 (12,8%) orang
sedang menjalani pendidikan SMP, 69 (7,9%) orang
tamat SMP, 7 orang ( 8%) tidak tamat SMP, 69 orang
(7,9%) sedang menjalani pendidikan SMA, 155 orang
(17,7%) tamat SMA, 0 orang (0%) tidak tamat SMA,
11 orang (1,2%) D III, 12 orang (1,3%) S-1 dan
sebanyak 5 orang (5,7%) tidak sekolah.
46
DIAGRAM 3.6
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 886
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
yang bekerja sebagai petani, 59 orang (6,7%) bekerja
sebagai buruh, 125 orang (14,1%) wiraswasta, 15 orang
(1,6%) PNS/POLRI/TNI, 108 orang (12,2%) bekerja
sebagai karyawan swasta, 8 orang (0,9%) pensiunan, 67
orang (7,6%) tidak bekerja, 171 orang (19,3%) IRT,
204 orang (23%) pelajar/mahasiswa dan sebanyak 129
orang (14,5%) masih bayi/anak-anak.
47
DIAGRAM 3.7
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT GOLONGAN DARAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
53
20.3
5.3
9
12.4
tidak tahu
OABBA
golongan darah
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk dengan golongan darah A sebanyak 108
orang (12,4 %), 79 orang ( 9 %) mempunyai golongan
darah B, 46 orang (5,3%) golongan darah AB, 177
orang ( 20,3 %) golongan darah O dan sebanyak 463
orang (53 %) tidak tahu / belum diperiksa.
48
DIAGRAM 3.8
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT STATUS KESEHATAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
6.3
……
…
…
1.9
87.1
lain-lainpenyakit kulitTB ParugastritisrematikDiareISPAsehat
keadaan fisik
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk dalam keadaan sehat, yaitu sebanyak
706 orang (87,1%), namun masih ada penduduk yang
yang mempunyai penyakit yaitu sebanyak 17 orang (1,9
%) menderita ISPA, 14 orang (1,6%) rheumatik, 11
orang (1,3 %) mempunyai gastritis, 4 orang ( 0,5%)
mempunyai penyakit kulit dan sebanyak 55 ( 6,3 %)
orang mempunyai penyakit lainnya seperti hipertensi,
asam urat, dll.
49
DIAGRAM 3.9
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT STATUS IMUNISASI BALITA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
status imunisasi balita0
10
20
30
40
50
60
70
80
imunisasi lenglap
imunisasi tidak lengkap
belum diimunisasi
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 118
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 93
balita ( 78% ) mendapatkan imunisasi lengkap, 20 balita
( 17% ) tidak lengkap, 5 balita (5%) belum di imunisasi.
50
DIAGRAM 3.10
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PASANGAN USIA SUBUR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
pasangan usia subur0
10
20
30
40
50
60
70
80
akseptor KB bukan akseptor KB
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
akseptor KB sebanyak 70,5 % dan sebanyak 29,5%
bukan akseptor KB
51
4. Data Sosial Ekonomi
DIAGRAM 3.11
DISTRIBUSI PENGHASILAN RATA- RATA PER BULAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi data : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
penghasilan penduduk kurang dari Rp 900.000,00 yaitu
sebanyak 140 KK (64,5%), sebanyak 66 KK (30,4%)
berpenghasilan Rp 900.000,00-1.500.000,00, sebanyak
8 KK (3,7%) berpenghasilan Rp1.500.000,00-
2.500.00,00 dan 3 KK (1,4%) berpenghasilan lebih
Rp.2.500.000,00.
52
DIAGRAM 3.12
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN DANA JAMINAN KESEHATAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk tidak memiliki dana jaminan kesehatan
yaitu sebanyak 137 KK (63,1%), sebanyak 20 KK
(9,2%) memiliki askes, 48 KK (22,1%) memiliki
askeskin, 12 KK (5,5%) memiliki jamsostek
5. Data Gizi
Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan di RW 11 kelurahan Andir,
makanan pokok seluruh penduduknya adalah beras dengan frekuensi makan sebagian
3x/hari dengan jenis lauk pauk yang sering dimakan yaitu protein, nabati/ hewani dan
sayuran sedangkan dalam mengkonsumsi buah-buahan tidak setiap hari, hanya kadang-
53
kadang saja. Dan hampir seluruh warga di RW 11 tidak mempunyai pantangan makan
dalam keluarga yang berhubungan dengan adat yang bertentangan dengan kesehatan.
DIAGRAM 3.13
DISTRIBUSI FREKUENSI MAKAN PER HARI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi
makan penduduk perhari sebanyak 137 KK (63,1%)
makan 3 kali perhari dan sebanyak 80 KK (36,9%)
makan 2 kali perhari.
54
DIAGRAM 3.14
DISTRIBUSI CARA PENGOLHAN MAKAN DI KELUARGA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa cara
pengolahan makanan sebanyak 127 KK (58,99%)
mengolah makanan dengan dipotong, dicuci baru
dimasak. Sedangkan sebanyak 90 KK (41,01%)
mengolah dengan dicuci, dipotong baru dimasak.
55
DIAGRAM 3.15
DISTRIBUSI KONSUMSI LAUK PAUK
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 122 KK
(56,22%) yang mengkonsumsi lauk-pauk setiap hari
sedangkan yang mengkonsumsi kadang-kadang yaitu
sebanyak 95 KK (43,78%).
56
DIAGRAM 3.16
DISTRIBUSI KONSUMSI SAYUR-SAYURAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n =217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 144 KK
(66,4%) setiap hari mengkonsumsi sayur-sayuran dan
sebanyak 73 KK (33,6%) kadang-kadang
mengkonsumsi sayur-sayuran.
57
DIAGRAM 3.17
DISTRIBUSI KONSUMSI BUAH-BUAHAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hanya
sebagian kecil penduduk yang mengkonsumsi buah-
buahan setiap hari yaitu sebanyak 28 KK (12,9%)
sedangkan sebagian besar 133 KK (83,4%)
mengkonsumsi buah-buahan kadang-kadang.
58
DIAGRAM 3.18
DISTRIBUSI KONSUMSI GARAM YODIUM
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh
KK (100%) menggunakan garam beryodium.
59
DIAGRAM 3.19
DISTRIBUSI PANTANGAN MAKAN DALAM KELUARGA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
0.9
92.6
2
…
4.1
lain-laintidak adasayurikan
pantangan makan dalam keluarga
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 201 KK
(92,6%) tidak mempunyai pantangan dalam makanan,
sebanyak 9 KK (4,1%) mempunyai pantangan ikan,
sebanyak 5 KK (2,3%) mempunyai pantangan sayur,
sebanyak 2 KK (0,9%) mempunyai pantangan lain-lain
60
6. Data Lingkungan Fisik
DIAGRAM 3.20
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
59
12.9
28.1
milik sendirimenumpangsewa
kepemilikan rumah
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan status rumah yang mereka tempati
adalah milik sendiri yaitu sebanyak 128 KK (59%),
sebanyak 28 KK (12,9%) menumpang dan 61 KK
(28,1%) menyewa.
61
DIAGRAM 3.21
DISTRIBUSI JENIS RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Data di atas menunjukan bahwa sebanyak 77 %
menempati rumah yang permanen, 19,4 % menempati
rumah semi permanen dan sebanyak 3,7 % menempati
rumah tidak permanen / panggung.
62
DIAGRAM 3.22
DISTRIBUSI JENIS LANTAI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar rumah warga memiliki lantai semen/tegel yaitu
sebanyak 91,7 %, sebanyak 7,8 % berlantai papan.
63
DIAGRAM 3.23
DISTRIBUSI VENTLASI RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar Penduduk memiliki ventilasi yang kurang yaitu
sebanyak 65,9 % bahkan 9,2 % dirumahnya tidak ada
ventilasi dan sebanyak 24,9 % sudah memiliki ventilasi
yang baik.
64
DIAGRAM 3.24
DISTRIBUSI PENCAHAYAAN SINAR MATAHARI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar rumah penduduk mendapatkan sinar matahari
yaitu sebanyak 67,7 % namun sebanyak 32,3 % tidak
mendapatkan sinar matahari.
65
DIAGRAM 3.25
DISTRIBUSI LUAS BANGUNAN RUMAH PER ORANG
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan luas
bangunan rumah penduduk belum memenuhi kriteria yaitu sebanyak
62,2 % memiliki luas bangunan < 8 m2/orang dan sebanyak 37,8 %
sudah memenuhi kriteria yaitu dengan luas bangunan ≥ 8 m2/orang.
66
DIAGRAM 3.26
DISTRIBUSI PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 188 KK
(86.6%) tidak memiliki halaman pekarangan, sebanyak 19
KK (8,8%) memiliki halaman pekarangan tanaman hias,
sebanyak 4 KK (1,8%) memiliki sayuran pada pekarangan
rumah, 2 KK (1%) memiliki halaman pekarangan tanaman
obat keluarga, dan 3 KK (1,2%) memiliki halaman
pekarangan buah-buahan.
DIAGRAM 3.27
67
DISTRIBUSI PEMBUANGAN KELUARGA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 1 KK (0,5%)
BAB di sembarang tempat, 216 KK (99,5%) BAB di WC
68
DIAGRAM 3.28
DISTRIBUSI JENIS JAMBAN RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semuar jenis
jambannya adalah WC cemplung (dialirkan ke selokan besar),
yaitu sebanyak 217 KK (100.%) dan tidak ada yang
menggunakan septic tank
69
DIAGRAM 3.29
DISTRIBUSI JARAK WC DARI SUMBER AIR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 70 KK
(32,3%) mempunyai jamban dengan jarak >10 meter dari
sumber air minum dan sebanyak 147 KK (67,7%) <10
meter.
70
DIAGRAM 3.30
DISTRIBUSI KONDISI JAMBAN RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 131 KK
(60,4%) kondisi jambannya yang terawat dan sebanyak 86
KK (39,6%) kondisi jambannya tidak terawat.
71
DIAGRAM 3.31
DISTRIBUSI SUMBER AIR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 15 KK
(6,9%) mendapatkan air bersih dari PDAM, 39 KK (18%)
dari sumber pompa, 161 KK (74,2%) dari sumur gali, 2 KK
(0,9%) dari mata air.
72
DIAGRAM 3.32
DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 32 KK (14,7%)
mendapatkan air minum dari PDAM, 42 KK (19,4%) dari
sumber pompa, 124 KK (57,1%) dari sumur gali, 19 KK
(8,8%) dari mata air.
73
DIAGRAM 3.33
DISTRIBUSI PENGELOLAAN AIR MINUM
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
100
dimasak
pengolahan air minum
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 100 % warga RW
11 air dimasak terlebih dahulu.
74
DIAGRAM 3.34
DISTRIBUSI JENIS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
1.8
2.8
31.8
5.1
58.5
lain-laintornembergentongbak
jenis tempat penampungan air
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak
127 KK (58,5%) menampung air di bak, sebanyak 11
KK (5,1%) menampung di gentong, 69 KK (31,8%) di
ember, 6 KK (2,8%) di torn dan 4 KK (1,8%)
menampung air ditempat lain.
75
76
DIAGRAM 3.35
DISTRIBUSI KONDISI PENAMPUNGAN AIR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar tempat penampungan air penduduk tebuka yaitu
sebanyak 151 KK (69,6%) sedangkan sebanyak 66 KK
(30,4%) kondisi tempat penampungan airnya tertutup.
77
DIAGRAM 3.36
DISTRIBUSI PENGURASAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
26.27
28.1115.67
29.95
lain-lainsetiap 3 harisetiap 2 harisetiap hari
pengurasan
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 65
KK (29,95%) melakukan pengurasan setiap hari,
sebanyak 34 KK (15,67%) melakukan pengurasan
setiap 2 hari, sebanyak 61 KK (28,11%) melakukan
pengurasan setiap 3 hari, sebanyak 57 KK (26,27%)
78
melakukan pengurasan lebih dari 3 hari sekali.
DIAGRAM 3.37
DISTRIBUSI PENGURASAN DALAN SEBULAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
75.1
22.6
2.3 lebih dari 3
kali
3 kali2 kali
pengurasan dalam sebulan
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5
79
KK (2,3%) melakukan pengurasan sebanyak 2x/bulan,
49 KK (22,6%) melakukan pengurasan sebanyak
3x/bulan, 163 KK (75,1%) melakukan pengurasan lebih
dari 3 kali sebulan.
80
DIAGRAM 3.38
DISTRIBUSI KONDISI AIR
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga RW 11 menggunakan air yang sehat yaitu
sebanyak 187 KK (86,2%) menggunakan air yang tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa, sebanyak 19
KK (8,8%) menggunakan air yang berbau dan
sebanyak 11 KK (5,1%) menggunakan air yang
berwarna.
81
DIAGRAM 3.39
DISTRIBUSI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak
178 KK (82%) sampah dibuang dengan diangkut oleh
82
petugas, 31 KK (14,3%) dibuang di tempat sampah
umum, 1 KK (0,5%) dibakar, 7 KK (3,2%) dibuang
disembarang tempat.
DIAGRAM 3.40
DISTRIBUSI TEMPAT SAMPAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
83
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 35 KK
(16,1 %) kondisi tempat pembuangan sampah tertutup
dan kedap air, sebanyak 124 KK (57,1%) terbuka dan
tidak kedap air, sebanyak 43 KK (19,8), dan sebanyak
15 KK (6,9%) terbuka dan kedap air.
84
DIAGRAM 3.41
DISTRIBUSI PEMBUANGAN AIR LIMBAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11 yaitu
sebanyak 217 KK (100%) mengalirkan limbahnya ke
selokan besar.
85
DIAGRAM 3.42
DISTRIBUSI KONDISI AIR LIMBAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2007 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11 yaitu
sebanyak 217 KK (100 %) kondisi saluran limbah
tergenang
86
DIAGRAM 3.43
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
87
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga yaitu sebanyak 204 KK (94%) tidak
memiliki kandang ternak dan sebanyak 13 KK (6%)
memiliki kandang ternak.
DIAGRAM 3.44
DISTRIBUSI LETAK KANDAK TERNAK
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
88
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10
KK (4,6%) mempunyai kandang yang menempel
dengan rumah, 3 KK (1,4%) mempunyai kandang
dengan jarak <10 meter dari rumah dan sisanya
sebanyak 204 KK (94%) tidak mempunyai kandang.
DIAGRAM 3.45
DISTRIBUSI KONDISI KANDANG
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
89
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari yang
mempunyai kandang sebanyak 10 KK kondisi
kandangnya terawat dan 3 KK kondisi kandangnya
tidak terawat.
90
7. Data Status Kesehatan
DIAGRAM 3.46
DISTRIBUSI SARANA KESEHATAN TERDEKAT DENGAN RUMAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 18
91
KK (8,2%) paling dekat dengan sarana kesehatan
rumah sakit, 112 KK (51,6%) dengan puskesmas, 5 KK
(2,3%) dengan balai pengobatan, dan 82 KK ( 37,7%)
dengan dokter praktek.
DIAGRAM 3.47
DISTRIBUSI PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
100
ya
pemanfaatan sarana kesehatan
__
92
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11 yaitu
217 KK (100%) memanfaatkan sarana kesehatan.
DIAGRAM 3.48
DISTRIBUSI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
93
0.9
30.4
58.5
10.1
lain-lain
dokter praktek
puskesmasrumah sakit
sarana pelayanan kes yg digunakan keluarga bila sakit
__
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n= 217 KK
Hasil Interpretasi :Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 22
KK (10,1%) paling sering menggunakan sarana
kesehatan rumah sakit, 127 KK (58,5%) menggunakan
puskesmas, 66 KK (30,4%) menggunakan dokter
praktek dan 2 KK (0,9%) menggunakan sarana
kesehatan lain.
DIAGRAM 3.49
94
DISTRIBUSI ANGGOTA KELUARGA YANG MENINGGAL
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 20078 n = 217 KK
Hasil Interpretasi :Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak
202 KK (93%) tidak ada anggota keluarga yang
meninggal dalam 1 tahun terakhir sedangkan sebanyak
15 KK (7%) ada anggota keluarga yang meninggal.
95
DIAGRAM 3.50
DISTRIBUSI PENYEBAB KEMATIAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Penyebab Kematian0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sakit Lain-lain
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi :Dari data diatas dapat disimpulkan dari 15 KK yang
mempunyai anggota keluarga yang meninggal bahwa
sebanyak 12 KK (80%) dimana anggota keluarganya
meninggal disebabkan karena sakit dan 3 KK (20%)
akibat lain-lain (kecelakaan).
96
8. Data KIA / KB
Di RW 11 terdapat 115 PUS dan sebagian besar merupakan akseptor KB dimana alat
kontrasepsi yang dipakai sebagian besar menggunakan pil, dan sebagian kecil merupakan
non akseptor dimana alasan yang paling banyak tidak ber KB beberapa alasan seperti
karena ingin memiliki anak lagi. Bagi akseptor pelayanan KB lebih banyak dilakukan di
bidan/perawat.
DIAGRAM 3.51
DISTRIBUSI JENIS KONTRASEPSI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
97
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS
Hasil Interpretasi :Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8
PUS (3,7%) menggunakan IUD, 34 PUS (15,7%)
menggunakan suntik, 62 PUS (28,6%) menggunakan
pil, 11 PUS (5,1%) tubektomy, dan 102 (47 % ) bukan
akseptor KB
DIAGRAM 3.52
DISTRIBUSI PUS YANG DROP OUT KB
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
3.7
15.7
28.6
5.1
47
IUDsuntikpiltubectomytidak memakai
jenis kontrasepsi yg dipakai
98
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 N = 115 PUS
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 6
% PUS drop out KB, sebanyak 94 % tidak drop out .
PUS yang drop out KB0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
ya tidak
99
DIAGRAM 3.53
DISTRIBUSI ALASAN DROP OUT KB
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
alasan drop put KB0
10
20
30
40
50
60
70
ingin punya anak
lain-lain
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 7 PUS
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30
% PUS yang drop out KB karena ingin punya anak ,
70 % PUS karena alasan lain diantaranya tidak tahu,
kebablasan dan sudah tua.
100
9. Data Status Kesehatan Bumil
Pemeriksaan kehamilan di RW 11 seluruhnya sesuai dengan usia kehamilan dan
seluruh ibu hamil tidak mempunyai keluhan kehamilan seperti oedeme, sakit kepala,
lemah, pucat, pendarahan, dll. Dalam mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar ibu hamil
meminum tablet Fe dan tidak ada pantangan makanan pada ibu hamil.
DIAGRAM 3.54
DISTRIBUSI UMUR KEHAMILAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
101
umur kehamilan0
10
20
30
40
50
60
70
80
1-12 minggu12-24 minggu24 - 36 minggu
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 1
bumil (8,3%) mempunyai anggota keluarga yang
sedang hamil 1-12 minggu, 2 bumil (75%) mempunyai
anggota keluarga yang sedang hamil 13-24 minggu, 9
bumil (16,7%) usia kehamilan 25-36 minggu.
DIAGRAM 3.55
DISTRIBUSI FAKTOR RESIKO KEHAMILAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
102
faktor resiko kehamilan0
10
20
30
40
50
60
70
80
resiko tinggi tidak resiko tinggi
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8
bumil (66,6%) yang mempunyai keluarga yang sedang
hamil mempunyai resiko dalam kehamilan sedangkan
sebanyak 4 bumil (33,3%) anggota keluarganya yang
sedang hamil tidak memiliki resiko.
DIAGRAM 3.56
103
DISTRIBUSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
pemeriksaan kehamilan0
10
20
30
40
50
60
1-3 x > 4 x
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 6
bumil (50%) memeriksakan 1-3 kali, 6 bumil (50%)
memeriksakan kehamilannya sebanyak ≥4 kali.
104
DIAGRAM 3.57
DISTRIBUSI TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
tempat pemeriksaan kehamilan0
10
20
30
40
50
60
70
rumah sakit puskesmas
dokter praktek perawat / bidan
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
Interpretasi : Dari data diatas sebagian besar yang sedang hamil memeriksakan
kehamilan ke puskesmas sebanyak 7 bumil (58,4%), memeriksakan
kehamilan ke perawat/bidan praktek sebanyak 3 bumil (25%), 1 bumil
(8,3%) memeriksakan ke dokter praktek dan 1 bumil (8,3%)
memeriksakan kehamilan ke RS.
105
106
DIAGRAM 3.58
DISTRIBUSI KONSUMSI TABLET PENAMBAH DARAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
konsumsi tablet penambah darah0
10
20
30
40
50
60
70
80
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak
9 bumil (75%) mengkonsumsi tablet penambah
darah sedangkan sebanyak 3 bumil (25%) tidak
mengkonsumsi tablet penambah darah.
107
10. Data Status Kesehatan Persalinan
Dalam hal tempat pertolongan persalinan masyarakat di RW11 sebagian besar di
tenaga kesehatan namun tidak ada yang mempunyai kesulitan waktu bersalin dan tidak
ada yang mempunyai pantangan makanan bagi ibu menyusui.
DIAGRAM 3.59
DISTRIBUSI PENOLONGAN PERSALINAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
penolong persalinan0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
tenaga kesehatandukun terlatih
108
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin
Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa, 19 bulin (82,6%) melahirkan
ditolong tenaga kesehatan dan 4 bulin (17,4%)
melahirkan ditolong oleh dukun terlatih.
DIAGRAM 3.60
DISTRIBUSI ALASAN KE DUKUN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
alasan ke dukun0
10
20
30
40
50
60
70
80
biaya lebih mudah
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin
Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa, 1 bulin (25%) karena alasan biaya
dan 3 bulin (75%) karena alasan lain-lain (lebih
mudah).
109
DIAGRAM 3.61
DISTRIBUSI TEMPAT PERTOLONGAN PERSALINAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
110
tempat pertolongan persallinan0
10
20
30
40
50
60
70
rumah sakit puskesmas
dirumah bidan/dokter praktek
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin
Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruh warga yaitu 4 bulin
(17,4%) melahirkan di RS, 14 bulin (60,8%)
melahirkan di bidan/dokter praktek, 1 bulin (4,4%)
melahirkan di puskesmas dan 4 bulin (17,4%)
melahirkan di rumah.
DIAGRAM 3.62
DISTRIBUSI KONDISI BAYI
111
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
kondisi bayi
0
20
40
60
80
100
120
lahir hidup
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bayi
Hasil Interpretasi :Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh bayi (100%) melahirkan
dalam kondisi lahir hidup
112
DIAGRAM 3.63
DISTRIBUSI NEONATUS YANG MENINGGAL
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
neonatus meninggal
0
20
40
60
80
100
120
tidak ada
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Neonatus
Interpretasi : Dari data diatas disimpulkan bahwa seluruh neonatus (100%)
tidak ada neonatus yang meninggal.
113
11. Data Status Kesehatan Ibu Meneteki
DIAGRAM 3.64
DISTRIBUSI KEBERADAAN BUTEKI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
114
KEBERADAAN BUTEKI0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
YA TIDAK
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Buteki
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11
terdapat terdapat 12 % buteki dari 217 KK
115
DIAGRAM 3.65
DISTRIBUSI BUTEKI YANG MENETEKI ANAKNYA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
ibu meneteki anaknya0
20
40
60
80
100
120
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Buteki
116
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11
terdapat 26 buteki (100%) yang meneteki bayinya.
117
DIAGRAM 3.66
DISTRIBUSI USIA ANAK YANG DI TETEKI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
usia anak42
44
46
48
50
52
54
56
1hr-6bln6bln-2thn
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 14 balita
(53,8%) usia anak 1 hr-6 bln, 12 balita (46,2%) usia anak 6
bln-2 thn.
118
12. Data Status Kesehatan Balita
Jumlah balita di RW 11 terdapat 85 balita dimana sebagian besar sudah
mempunyai KMS dan hanya sebagian kecil yang tidak mempunyai KMS. Dan
berdasarkan hasil pendataan bahwa sebagian berada diatas garis merah sedangkan untuk
tempat pemeriksaan balita hampir seluruhnya diperiksa di posyandu.
Seluruh balita di RW 11 seluruhnya sudah mendapatkan vitamin A dan sudah
melakukan penimbangan BB setiap bulan.
Bagi bayi (0-1 tahun) sebagian besar diberikan ASI dan seluruhnya diberi
makanan tambahan pada usia 4-6 bulan dan tidak ada pantangan makanan.
DIAGRAM 3.67
DISTRIBUSI KEBERADAAN BALITA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
119
KEBERADAAN BALITA0
10
20
30
40
50
60
70
YA TIDAK
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11
terdapat terdapat 39 % balita dari 217 KK
DIAGRAM 3.68
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KMS
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
120
kepemilikan KMS0
10
20
30
40
50
60
70
80
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 60 balita
(70,6%) memiliki KMS dan sebanyak 25 balita (29,4%) tidak
memiliki KMS.
121
DIAGRAM 3.69
DISTRIBUSI BB ANAK
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
BB anak0
10
20
30
40
50
60
70
80
bawah garis merah
di atas garis merah
tidak punya KMS
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3 balita
(3,6%) mempunyai berat badan di bawah garis merah, 57
balita (67%) di atas garis merah dan sisanya sebanyak 25
balita (29,4%) tidak punya KMS.
122
DIAGRAM 3.69
DISTRIBUSI KUNJUNGAN POSYANDU
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
kunjungan posyandu0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80 balita
(94%) yang memiliki balita selalu mengunjungi posyandu, 5
balita (6%) tidak mengunjungi posyandu.
123
DIAGRAM 3.70
DISTRIBUSI ALASAN TIDAK KE POSYANDU
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
alasan tdk ke posyandu0
20
40
60
80
100
120
sibuk kerja
124
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 5 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5 balita
(100%) karena orang tuanya sibuk.
DIAGRAM 3.71
DISTRIBUSI STATUS GIZI BALITA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
125
status gizi balita0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
baik kurang
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 75 balita
(88,2%) yang memiliki balita memiliki status gizi baik, 10 KK
(11,8%) memiliki status gizi kurang.
126
DIAGRAM 3.72
DISTRIBUSI MAKANAN TAMBAHAN
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
makanan tambahan0
20
40
60
80
100
120
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 83 balita
(98%) dimana balitanya mendapatkan makanan tambahan, 2
balita (2%) tidak mendapatkan makanan tambahan.
127
DIAGRAM 3.73
DISTRIBUSI PEMBERIAN VIT A
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
vitamin A49
49.2
49.4
49.6
49.8
50
50.2
50.4
50.6
ya tidak
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 43 balita
(50,5%) balitanya mendapatkan vit A dan sebanyak 42 balita
(49,5%) balitanya tidak mendapatkan vit A.
128
DIAGRAM 3.74
DISTRIBUSI UMUR ANAK MENDAPAT MPASI
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
129
umur anak dapat mpASI0
10
20
30
40
50
60
70
80
< 4 bulan 4 bulan
> 6 bulan
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5 balita
(5,8%) balita mendapatkan makanan pendamping ASI pada
usia <4 bulan, 23 balita (27,1%) medapatkan pada usia 4-6
bln, dan sebanyak 57 balita (67,1%) pada usia ≥ 6 bulan.
13. Data Status Kesehatan Remaja
130
DIAGRAM 3.75
DISTRIBUSI KEBERADAAN REMAJA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
KEBERADAAN REMAJA0
10
20
30
40
50
60
70
YA TIDAK
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 35 %
memiliki anggota keluarga remaja
131
DIAGRAM 3.76
DISTRIBUSI KEGIATAN REMAJA DI LUAR SEKOLAH
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
kegiatan di uar sekolah
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
keagamaan olahraga lain-lain
132
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 remaja
(26,4%) yang memiliki remaja memiliki kegiatan diluar
sekolah berupa kegiatan keagamaan, 33 remaja (43,4%)
memiliki kegiataan berupa olahraga dan sebanyak 23 remaja
(30,2%) memiliki kegiatan lainnya.
DIAGRAM 3.77
DISTRIBUSI PENGGUNAAN WAKTU LUANG REMAJA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
133
penggunaan waktu luang0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
rekreasi
kursus keterampilan
lain-lain
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak, 29
remaja (38,2%) berekreasi, 7 remaja (9,2%) mengikuti kursus
keterampilan dan sebanyak 40 remaja (52,6%) mengisi waktu
luangnya dengan kegiatan lainnya.
DIAGRAM 3.78
134
DISTRIBUSI KEBIASAAN BURUK REMAJA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
kebiasaan tidak sehat0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
merokok
bukan salah satunya
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 9 remaja
(11,8%) memiliki kebiasaan buruk merokok dan sebanyak 67
remaja (88,2%) mempunyai kebiasaan buruk lain selain
merokok, minum-minum dan penggunaan narkoba.
135
14. Data Status Kesehatan Lansia
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan selama 2 hari didapatkan bahwa di RW
11 sebagian besar lansia sudah memanfaatkan posbindu. Sedangkan penyakit yang sering
diderita lansia sebagian besar adalah rematik dan hipertensi.
Untuk keaktifan sebagian besar lansia masih aktif melakukan kegiatan seperti
mengikuti pengajian rutin di mesjid.
DIAGRAM 3.79
DISTRIBUSI KEBERADAAN USIA LANJUT
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
172
45
tidakya
adakah usia lanjut
__
136
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45 KK
(20,7%) memiliki anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan
sebanyak 172 KK (79,3%) tidak memiliki anggota keluarga
lansia.
DIAGRAM 3.80
DISTRIBUSI UMUR LANSIA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
137
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 16 lansia
(35%) antara usia 55-60 tahun dan 29 KK (65%) dengan usia
>60 tahun.
DIAGRAM 3.81
DISTRIBUSI KELUHAN PENYAKIT
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
138
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 29 lansia
(65%) mempunyai lansia dengan keluhan penyakit dan
sebanyak 16 lansia (35%) lansia tidak mempunyai keluhan.
139
DIAGRAM 3.81
DISTRIBUSI JENIS PENYAKIT PADA LANSIA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
jenis penyakit0
5
10
15
20
25
30
35
40
ashma
TBC
Hipertensi
Kencing manis
stroke
lain-lain
Hip
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4 lansia
(13,8%) memiliki lansia dengan asma, 2 lansia (6,9%) lansia
dengan TBC, 8 lansia (27,6%) lansia dengan hipertensi, 1
lansia (3,4%) dengan kencing manis, 4 lansia (13,8%) dengan
stroke, dan 10 lansia (34,5%) dengan lain-lain
(rematik/arthritis)
140
DIAGRAM 3.82
DISTRIBUSI UPAYA JIKA LANSIA SAKIT
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8 lansia
(17,8%) berobat ke dokter praktek, 35 lansia (77,7%) ke
puskesmas dan 2 lansia (4,5%) tidak berobat
141
DIAGRAM 3.83
DISTRIBUSI PENGGUNAAN WAKTU SENGGANG
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
142
penggunaan waktu sengganng0
10
20
30
40
50
60
senam
jogging
pengajian
bukan salah satunya
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3 lansia
(6,7%) dengan senam, 1 lansia (2,2%) dengan jogging, 19
lansia (42,2%) dengan pengajian dan sebanyak 22 lansia
(48,9%) bukan salah satunya.
143
DIAGRAM 3.84
DISTRIBUSI LANSIA YANG BEKERJA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
lansia kerja0
10
20
30
40
50
60
70
80
lansia bekerja
lansia tidak bekerja
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak13 lansia
(28,9%) bekerja dan 32 lansia (71,1%) tidak bekerja
144
DIAGRAM 3.85
DISTRIBUSI KEMANDIRIAN LANSIA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
kemandirian0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
semua aktivitas mandiri
1 aktivitas tidak mandiri
mandi % 1 aktivitas tdk mandiri
ketergantungan semua aktivi-tas
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 41 lansia
(91,1%) mandiri, 2 lansia (4,5%) 1 aktifitas tidak mandiri, 1
145
lansia (2,2%) mandi dan 1 aktifitas tidak mandiri, dan 1 lansia
(2,2%) ketergantungan semua aktifitas.
DIAGRAM 3.86
DISTRIBUSI KEGIATAN POSBINDU
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
146
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30 lansia
(66,7%) mengikuti posbindu dan sebanyak 15 lansia (33,3%)
tidak mengikuti posbindu.
147
DIAGRAM 3.87
DISTRIBUSI KEBIASAAN LANSIA
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10 lansia
(20,2%) merokok, sebanyak 20 (44,4%) minum kopi,
sebanyak 7 (15,6) minum teh, sebanyak 8 (17,8) lain-lain.
148
15. Analisa data
DATA INTERPRETASI DATA MASALAH
DS:
Berdasarkan hasil
wawancara
dengan kader
terdapat beberapa
balita yang tidak
mempunyai KMS
dikarenakan
penyediaan KMS
terbatas
Kader
mengatakan
belum prnnah
diberikan
pelatihan ttg gizi
balita
Pengetahuan
kader ttg gizi
balita < 55%
DO:
Terdapat 85
orang balita di
RW 11
Diketahui 70,6
% balita
Kunjungan posyandu
tidak teratur
Pengahasilan
keluarga dibawah
UMR
Tidak terpantau
tumbuh kembang
Daya beli
terhadap
kebutuhan gizi
(lauk-
pauk, buah-
buahan,
sayuran) kurang
kebutuhan
gizi anak
sehari-hari
kurang
terpenuhi
Kemungkinaan
terjadi peningkatan
gizi kurang pada
balita
149
memiliki KMS
dan 29,4 %
balita tidak
memiliki KMS
Diketahui 11,8
%
balita termasuk
kategori status
gizi kurang
5,8 % orang balita
diberikan MPASI
<4 bulan, 27,1 %
balita diberikan
pada umur 4
bulan , dan 67,1
% balita pada
umur > 6 bulan
64,5 % memiliki
penghasilan di
bawah
Rp. 900.000 per
bulan
58,99 % dalam
pengolahan
makanannya
masih
menggunakan
cara dipotong-
cuci-masak
43,78 % masih
kadang-kadang
dalam
mengkonsumsi
lauk pauk, 33,8
Kemungkinaan terjadi peningkatan gizi
kurang pada balita
150
% masih
kadang-kadang
mengkonsumsi
sayuran, 83,4 %
masih kadang-
kadang
mengkonsumsi
buah-buahan
dan 3,7 % tidak
pernah
mengkonsumsi
buah-buahan.
DS :
Berdasarkan hasil
wawancara
dengan kader
saluran
pembuangan
kotoran dan air
limbah semuanya
ke selokan
DO :
Terdapat 217
KK di RW 11
24,9% memiliki
ventilasi > 10 %
dari luas lantai,
65,9 % memilki
ventilasi < 10 %
dari luas lantai,
dan 9,2 % tidak
memiliki
ventilasi di
Ventilasi kurang 10%, pencahayaan
kurang, luas ruangan tidak memadai,
kondisi jamban tidak terawat
Lingkungan rumah tidak sehat
Media yang baik untuk masuknya
mikroorganisme kuman penyakit
Penyebaran kuman penyakit meningkat
Kemungkinan terjadi peningkatan
Kemungkinan
terjadi peningkatan
penyakit
151
rumahnya.
67,7 % memilki
pencahayaan
yang langsung
masuk kedalam
rumah dan 32,3
% pencahayaan
tidak masuk
kedalam rumah.
62,2 % memiliki
luas bangunan <
8 m2 / orang
86,6 % tidak
memiliki
pekarangan
67,7 %
mempunyai
jarak WC < 10
meter ke
penampungan
60,4 % yang
memiliki WC
kondisi
jambannya tidak
terawat
69,6 % memiliki
penampungan
air dengan
kondisi terbuka
26,27 %
melakukan
pengurasan
tempat
penampungan
penyakit
152
air rata-rata tiap
1 minggu sekali
8,8 %
mempunyai
kondisi air
berbau, 5,1 %
memiliki
kondisi air
berwarna, dan
86,2 % kondisi
airnya tidak
berbau, tidak
berasa dan tidak
berwarna
3,2 % masih
membuang
sampah ke
sembarang
tempat
1,4 %
mempunyai
kandang ternak
dengan jarak
antara letak
kandang dengan
rumah <10
meter dan 4,6 %
jaraknya
menempel
dengan rumah
1,4 % memiliki
kondisi kandang
ternak tidak
terawat
153
DS:
Berdasarkan hasil
wawancara
dengan kader
bahwa di RW 11
masih banyak
lansia yang
mengalami
hipertensi, dan
kebanyakan
lansianya masih
menjadi perokok
aktif dan
meminum kopi
setiap hari
Menurut
penuturan salah
satu ibu kader
mengatakan
bahwa setiap
diadakannya
Posbindu, ada
beberapa lansia
yang tidak
memeriksakan
kesehatannya
dengan teratur
DO:
Terdapat 45 orang
lansia di RW 11
35% lansia
Kebiasaan/perilaku Pemanfaatan
posbindu
lansia kurang sehat tidak
teratur
Terjadi peningkatan penyakit hipertensi
dan reumatik pada lansia
Kemungkinan
terjadi peningkatan
angka kesakitan
pada lansia
154
termasuk kategori
umur antara 55-60
tahun dan 65%
lansia termasuk
kategori umur >
60 tahun
65% lansia
memiliki keluhan
penyakit dan 35
% lansia tidak
memiliki keluhan
penyakit
Dari hasil
pengolahan data
diketahui bahwa
penyakit tertinggi
yang diderita oleh
lansia yang
memiliki keluhan
penyakit yaitu
hipertensi 27,6 %,
stroke 13,8 %,
ashma 13,8 %,
TBC 6,9%, DM
3,4 %, dan
sisanya termasuk
kategori lain-lain
diantaranya
penyakit
reumatik, pegal-
pegal dan asam
urat sekitar 34,5
%
Terdapat 28,9 %
lansia yang masih
bekerja
66,7 % lansia
155
mengikuti
kegiatan posbindu
dan 33,3% lansia
tidak mengikuti
kegiatan posbindu
Kebiasaan yang
masih sering
dilakukan oleh
lansia kebanyakan
minum kopi
44,4%, merokok
22,2 %, minum
the 15,6%, dan
sisanya mengasuh
cucu, mengurut,
menjahit 17,8 %.
Tingkat
kemnadirian
lansia
berdasarkan
KATZ Indeks
diketahui yang
termasuk kategori
A 91,1 %,
kategori B 4,5 %,
kategori C 2,2 %,
dan kategori G
2,2%.
156
16. Penapisan masalah
a. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan status gizi
kurang pada balita b.d kurangnya pengetahuan keluarga ttg kebutuhan gizi balita,
cara pengolahan dan penyajian makanan untuk balita.
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk
diatasi:
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
3
Apabila tidak segera diatasi,
maka status gizi balita
kurang akan semakin
bertambah.
2. Perubahan positif pada komunitas jika
masalah diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 Masyarakat mampu
memahami tentang nutrisi
pada balita
157
4 = Tinggi
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah
diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
4
Jika diatasi maka kualitas
pertumbuhan dan
perkembangan balita
meningkat.
4. Rangking dari semua masalah (1-6):
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
5
Karena kalau di biarkan
maka status peningkatan
gizi kurang pada balita akan
meningkat.
Total skor 16
b. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan penyakit b.d
lingkungan rumah tidak sehat
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk
diatasi:
1 = Rendah
2 = Sedang
2 lingkungan rumah tidak
sehat akan mempengaruhi
derajat kesehatan
masyarakat
158
3 = Tinggi
2. Perubahan positif pada komunitas jika
masalah diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
4
Masyarakat mampu
menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah
diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
4
Lingkungan hidup yang
sehat akan meningkatkan
kualitas hidup sehat
masyarakat.
4. Rangking dari semua masalah (1-6):
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
4
Karena kalau di biarkan
maka akan menyebabkan
peningkatan penyakit.
Total skor 14
159
c. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan angka
kesakitan pada lansia b.d pemanfaatan posbindu tidak teratur
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk
diatasi:
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
2
Lansia yang sehat dapat
mengurangi angka
kesakitan pada lansia.
2. Perubahan positif pada komunitas jika
masalah diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
3
Lansia dapat menikmati
masa tuanya dengan tetap
sehat dan produktif.
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah
diatasi:
1 = Tidak ada
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
4
Pemanfaatan posbindu yang
teratur dapat meningkatkan
kesehatan lansia.
4. Rangking dari semua masalah (1-6):
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
4
karena bila dibiarkan akan
menyebabkan peningkatan
angka kesakitan pada lansia
Total skor 13
160
17. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
a. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan status gizi
kurang pada balita b.d kunjungan posyandu tidak teratur
b. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan penyakit
b.d lingkungan rumah tidak sehat
c. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan angka
kesakitan pada lansia b.d pemanfaatan posbindu tidak teratur
161
117
B. Perencanaan
NoDiagnosa
KeperawatanTUM TUK
Strategi
Interven
si
Rencana
Kegiatan
Evaluasi
Sumber Tempat PJ
Kriteria Standar
1 Kemungkinan
terjadi
peningkatan gizi
kurang pada
balita
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
tidak terjadi
peningkatan
gizi kurang
pada balita
Setelah dilakukan
pelatihan kader
selama 15 menit
a) Pengetahuan
kader tentang
masalah gizi
pada balita
(TKTP)
meningkat
b) Kemampuan
kader dalam
penyuluhan
gizi balita
(TKTP)
meningkat
Penkes
Penkes
Penkes
1. Pelatihan kader
tentang
kebutuhan gizi
balita (TKTP)
2. Memberikan
penyuluhan
tentang gizi
balita kepada
ibu-ibu dengan
balita gizi
Pengetahuan
kader
meningkat
1. Verbal
Pengetahuan kader
tentang gizi balita
(TKTP) meningkat
75%
1. Kader dapat
menjawab
pengertian,
tujuan, syarat,
bahan makanan
dan kandungan
gizi, contoh menu
Mahasiswa RT 01 Arfah,
Iis, dan
Ineu
118
c) Pengetahuan
ibu-ibu yang
mempunyai
balita gizi
kurang
tentang gizi
balita
(TKTP)
meningkat
kurang
3. Lakukan PMT
untuk balita gizi
kurang
sehari TKTP, dan
jenis makanan
pada balita
Pengetahuan ibu-ibu
tentang gizi balita
(TKTP) meningkat
60%
2. Ibu-ibu yang
mempunyai
balita gizi
kurang dapat
menjawab
pengertian,
tujuan, syarat,
bahan makanan
dan kandungan
gizi, contoh
menu sehari
TKTP, dan jenis
makanan pada
balita
3. Pengetahuan ibu-
ibu tentang
119
modifikasi jenis
makanan untuk
balita gizi kurang
meningkat 60%
4. Ibu-ibu yang
mempunyai balita
gizi kurang dapat
memodifikasi
jenis makanan
untuk balita gizi
kurang
Ibu-ibu yang
mempunyai balita
gizi kurang dapat
menyajikan jenis
makanan TKTP
untuk balita gi
120
Psikomotor
121
122
No DX Tum TukStrateggi Intervensi
Rencana KegiatanEvaluasi Sumber Tempat PJ
Kriteria Standar
2 Kemungkinan terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat
Tidak terjadi peningkatan penyakit
Setelah dilakukan pelatihan kader selama 15 menit
a)Pengetahuan kader tentang masalah rumah sehat meningkat
b) Kemampuan kader dalam penyuluhan rumah sehat meningkat
1. penkes
1. Pelatihan kader tentang rumah sehat
1.verbal 1. Ibu kader dapat menyebutkan pengertian, syarat-syarat rumah sehat Menjelaskan tentang mengapa rumah harus ada jendela dan lubang angin,serta dibuka pintunya pada siang hari.Menjelaskan cara rumah bebas tikus.
mahasiswa 1. rumah bpk Permana Rt 01
Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
123
2. proses kelompok
2. Meningkatkan pelaksanaan jumantik
2.psikomotor Ibu kader dapat melakukan kegiatan jumantik
Mahasiswa 2.RW 11 2.Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
3. proses kelompok
3. meningkatkan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan selokan, tempat umum,dan di
3. psikomotor
Masyarakat dapat melakukan kerja bakti dilingkungan rumah masing-
Mahasiswa 3.RW 11 3.Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka
124
sekitar rumah masing-masing
masing Puspita
partnership
4. Kerja sama dengan puskesmas tentang program KesLing yang sedang berjalan
Puskesmas 4.RW 11 4.Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
patnership 4. Koordinasi dengan pihak puskesmas tentang kesehatan kerja di pabrik kulit yang berada di Rw 11.
Puskesmas 5. RW 11 5.Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
patnership 5. Kerjasama dengan pihak
Puskesmas 6. RW 11 6. Dikson , Deni
125
puskesmas untuk pemeriksaan air sumur di Rw 11
Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
7.Proses kelompok
6. Pembuatan sampel untuk tong sampah organik dan non organik
Psikomotor 7. Masyarakat dapat meniru cpercontohan tong sampah organic dan non organic
Mahasiswa 7. RW 11 7. Dikson , Deni Rusanandar, Irma PPU, Eka Puspita
NoDiagnosa
keperawatanTUM TUK
Strategi Intervens
iRencana kegiatan
EvaluasiSumber tempat
Pena-nggung jawabKriteria standar
1 Kemungkinan terjadi peningkatan angka kesakitan pada
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Tidak terjadi
1. Setelah dilakukan praktek keperawatan komunitas
126
lansia peningkatan angka kesakitan pada lansia
pelaksanaan posbindu selama 3 jam:
a) Pengetahuan kader tentang masalah kesehatan lansia dan pengisian kms posbindu meningkat
b) Kemampuan kader dalam pelatihan posbindu meningkat
penkes a) Menjelaskan tentang masalah kesehatan lansia dan cara pengisian kms
a) Pengetahuan kader mening kat
a) pengetahuan kader tentang kesehatan lansia meningkat 75% dan kader dapat mengisi kms dengan benar
b) kader dapat melaksana
Mahasiswa RT 01 Dian H
127
Proses kelompok, penkes, dan partner -ship
b) Praktek pelatihan pelaksanaan posbindu yang terdiri dari:
- Meja 1 : pendaftaran klien
- Meja 2 : penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemerika-saan tekanan darah
- Meja 3 : pengisian kms
- Meja 4: Pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang diantaranya pemberian obat oleh tenaga puskesmas dan screening test Hb pada lansia
- Meja 5: Penyuluhan oleh tenaga kesehatan
b) Respon psiko-motor
kan kegiatan posbindu di setiap meja pelayanan dengan benar
Mahasiswa dan pegawai puskes mas
RT 01 Dian H
128
c) Pengetahuan kelompok lansia tentang kesehatannya meningkat
d) Peran serta kelompok
c) Menjelaskan tentang masalah kesehatan lansia
d) Memberitahukan sehari sebelum posbindu dilaksanakan dengan cara: Penjemp
utan oleh kader
Pengumuman di mesjid
c) pengetahuan kelompok lansia meningkat 60 %
129
lansia ke posbindu meningkat
2. Setelah dilakukan Pelatihan tentang cara pengukuran tekanan darah selama 3 kali pertemuan :
a) Pengetahuan kader tentang
Penkes, empowerment
empowerment
a) menjelaskan kepada kader tentang pengukuran tekanan darah
c) Pengetahuan kelom pok lansia mening kat
d) Kunjungan lansia ke posbin du bertam bah
d) kunjungan lansia ke posbindu meningkat dari 40 orang menjadi 50 orang
Mahasiswa
Mahasiswa
RT 01
RW 11
Dian H
Dian H
130
pengukuran tekanan darah meningkat
b) Keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah meningkat
3. Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit yang sering terjadi pada lansia : hipertensi selama 15 menit:
a) Pengetahuan kader
b) memberikan bimbingan kepada setiap kader, 1 kader oleh 1 mahasiswa
a) Pengetahuan kader mening-kat
a) pengetahuan kader tentang pengukuran tekanan darah meningkat 60%
b) kader mampu mengukur tekanan darah sebanyak 10 kali dengan benar
dan kader
131
tentang penyakit hipertensi meningkat
b) Pengetahuan kelompok lansia tentang penyakit hipertensi meningkat
4. Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit yang sering terjadi pada lansia : rematik selama 15 menit:
a) Pengetahuan kader tentang
Penkes
Penkes, empowerment
a) menjelaskan kepada kader tentang hipertensi
b) menjelaskan kepada kelompok lansia tentang penyakit hipertensi
b) Keterampilan kader mening-kat
a) Pengetahuan kader tentang hipertensi meningkat 75%
Mahasiswa
mahasiswa
RT 01
RT 01
Kartika
Kartika
132
penyakit rematik meningkat
b) Pengetahuan kelompok lansia tentang penyakit rematik meningkat
5. Setelah dilakukan pelatihan senam lansia selama 1 jam:
a) Pengetahuan kader tentang senam lansia meningkat
a) menjelaskan kepada kader tentang rematik
b) menjelaskan kepada kelompok lansia tentang penyakit rematik
a) Pengetahuan kader mening-kat
b) Pengetahuan kelom-pok lansia mening-kat
b) Pengetahuan kelompok lansia tentang penyakit hipertensi meningkat 60%
133
b) Keterampilan kader tentang gerakan senam lansia menungkat
c) Keterampilan kelompok lansia tentang gerakan senam lansia meningkat
d) Peran serta kelompok lansia ke kegiatan senam lansia meningkat
Penkes
Penkes, empowerment
a) menjelaskan kepada kader tentang senam lansia
a) Pengetahuan kader mening-kat
b) Pengeta
a) Pengetahuan kader tentang rematik meningkat 75%
b) Pengetahuan kelompok lansia tentang penyakit rematik meningkat 60%
mahasiswa
mahasiswa, kader
RT 01
RT 01
Dewi A
Dewi A
134
Penkes
b) mendemons-trasikan kepada kader tentang gerakan senam lansia
c) mendemons-trasikan kepada kelompok lansia tentang gerakan senam lansia
d) Memberitahukan sehari sebelum kegiatan senam lansia dilaksanakan dengan cara: Penjemp
utan oleh
huan kelom-pok lansia mening-kat
a) Pengetahuan kader mening-kat
a) Pengetahu-an kader tentang senam lansia meningkat 75%
b) Kader dapat memperagakan gerakan dari senam lansia
c) Kelompok lansia dapat memperagakan gerakan dari senam lansia
mahasiswa RT 01 Irma P
135
Penkes, empowerment
kader Pengum
uman di mesjid
b) Psioko-motor
c) Psikomotor
d) Kunjungan lansia bertambah dari 20 orang menjadi 30 orang
Mahasiswa, kader
RT 01 Irma P
136
penkes
Penkes
d) Kunjungan lansia ke kegiatan senam lansia bertam-bah
Mahasiswa
Mahasiswa
RT 01
RT 01
Kartika
Kartika
137
Penkes, empowerment
empowerment
Mahasiswa, kader
Mahasiswa, kader
RT 01
RT 01
Kartika
Kartika
138
129
C. PelaksanaanNo Waktu Diagnosa
KeperawatanImplementasi Paraf
1
2
Selasa, 24 juni 2008
Rabu,
25 Juni 2008
Kemungkinaan terjadi peningkatan gizi kurang pada balita
1. Melakukan pelatihan kader tentang kebutuhan gizi balita (TKTP)
Hasil : ibu-ibu kader dapat memahami tentang kebutuhan gizi balita dengan mampu menjelaskan pengertian diet TKTP, tujuan, syarat diet TKTP, menyebutkan bahan makanan dan kandungan gizi yang diperlukan, menyebutkn contoh menu sehari TKTP, dan jenis makanan balita dengan benar
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita dengan gizi kurang di RW 11 tentang gizi balita
Hasil : ibu-ibu yang mempunyai balita dengan gizi kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh
3. Melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita dengan gizi kurang
Hasil : Pemberian Makanan Tambahan diberikan kepada 16 balita dengan makanan yang diberikan adalah Jelly isi buah melon ditambah susu
Hamzah, Iis, Ineu
Hamzah, Iis, Ineu
130
Hamzah, Iis, Ineu
3
4
5
6
7
Senin,
23 Juni 2008
Selasa, 24 Juni 2008
Kamis, 26 Juni 2008
Jumat,
27 Juni 2008
Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat.
1. Melakukan kerjasama dengan pihak puskesmas tentang pemeriksaan air minum di RT03 RW 11
2. Melakukan penyuluhan tentang rumah sehat
3. Melakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas tentang kesehatan kerja di pabrik kulit diwilayah RT03 RW11
4. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang APD kepada pekerja di pabrik kulit
5. Membuat contoh tong sampah organic dan an-organik
Dickson, Deni, Irma
Dickson, Deni, Irma
Dickson, Deni, Irma
Dickson, Deni, Irma
Dickson, Deni, Irma
8 Minggu, 22 Juni 2008
( 16.00)
Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
1. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan diadakan kegiatan posbindu
Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok lansia tentang kegiatan posbindu yang di umumkan di mesjid.
Dian H
131
9
Senin, 23 Juni 2008 ( 09.00)
2. Praktek pelatihan pelaksanaan posbindu yang terdiri dari:- Meja 1 :
pendaftaran klien
- Meja 2 : penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemerikasaan tekanan darah
- Meja 3 : pengisian kms
- Meja 4: Pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang diantaranya pemberian obat oleh tenaga puskesmas dan screening test Hb pada lansia
- Meja 5: Penyuluhan oleh tenaga kesehatan
Hasil : kader dapat melaksanakan kegiatan posbindu di setiap meja pelayanan dengan benar.
3. Menjelaskan tentang cara pengisian kms
Hasil : kader memahami cara pengisian KMS dan mengapilkasikannya dengan benar
4. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit yang sering diderita oleh lansia: hipertensi
Hasil : pengetahuan kader tentang
Dian H
132
10
11
12
Selasa, 24 Juni 2008
(09.00)
(09.20)
( 09.40)
penyakit hipertensi meningkat 75 %
5. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit yang sering diderita oleh lansia: rematik
Hasil : pengetahuan kader tentang penyakit rematik meningkat 75 %
6. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang pengukuran tekanan darah
Hasil : Pengetahuan kader tentang pengukuran tekanan darah meningkat 50%
7. Mengadakan pelatihan kader yaitu bimbingan kepada setiap kader, 1 kader oleh 1 mahasiswa untuk melatih cara mengukur tekanan darah.
Hasil : keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah belum optimal karena kader mengalami kesulitan dan kaku sehingga di perlukan waktu untuk latihan
8. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan diadakan kegiatan senam lansia.
Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok lansia tentang kegiatan sensm lansia yang di umumkan di mesjid.
Dian H
Dian H
Dewi A
133
13
14
15
(10.00)
Kamis, 26 Juni 2008 (15.00)
Kamis, 26 Juni 2008 ( 10.00)
9. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan diadakan kegiatan senam lansia.Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok lansia tentang kegiatan sensm lansia yang di umumkan di mesjid.
10. Mengadakan senam lansia bersama para lansia dan kader RW 11
Hasil : Lansia dan para kader dapat mengikuti gerakan senam lansia dengan benar
Irma P
Kartika
Kartika
134
16
17
(15.00)
Jumat, 27 Juni 2008 ( 06.00)
Dian dan Kartika
Semua Mahasiswa
Semua Mahasiswa
135
D. EvaluasiTanggal DP Catatan Perkembangan Paraf
136
27-Juni-2008 1 S:
Kader mengatakan sudah mengerti tentang gizi balita
(TKTP)
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan sudah
memahami tentang gizi balita (TKTP)
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan akan
mencoba menyajikan makanan yang lebih variatif
untuk balitanya
O;
Kader mampu menjawab pertanyaan dengan benar
tentang gizi balita (TKTP) meliputi pengertian,
tujuan, syarat, kandungan gizi, contoh menu dan
jenis makanan balita.
Pengetahuan kader mengenai gizi balita (TKTP)
meningkat 75%
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang hanya mampu
menjawab pertanyaan tentang pengertian, tujuan, dan
syarat gizi balita (TKTP)
Pengetahuan ibu-ibu dengan balita gizi kurang
mengenai gizi balita (TKTP) meningkat 30%
A:
Masalah belum teratasi
P:
Kader dapat menyampaikan penyuluhan kesehatan
tentang giz balita (TKTP) kepada ibu-ibu yang
memiliki balita
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang dapat memodifikasi
PMT
Hamzah,
Iis dan
Ineu
27-Juni-2008 2 S :
Kader mengatakan sudah mengerti tentang
rumah sehat
Kader mengatakan pengetahuan tentang rumah
Dickson,
Irma,
Deni, Eka
137
sehat bertambah
O :
Rumah warga masih belum mengaplikasikan r
cirri-ciri rumah sehat
A :
Masalah belum teratasi
P :
Koordinasi dengan pihak kader tentang rumah
sehat
Koordinasi dengan pihak Puskesmas tentang
program Kesling yang berjalan
27-Juni-2008 3 S:
Kader mengatakan merasa berbeda pada kegiatan
posbindu yang dilaksanakan karena adanyan
pemeriksaan hemoglobin
Kader mengatakan pengetahuan tentang rematik
meningkat
Kelompok lansia mengatakan pengetahuannya
bertambah mengenai penyakit reumatuk
Kader mengatakan pengetahuan tentang hipertensi
bertambah
Kelompok lansia mengatakan pengetahuannya
bertambah mengenai penyakit hipertensi
Kader mengatakan merasa kesulitan dalam
mengukur tekanan darah karena harus sering
Usila mengatakan merasa senang karena diaadakan
senam lansia
O:
Kader dapat mengisi kms posbindu dengan benar
Kader dapat menempati meja masing-masing sesuai
dengan fungsinya
Pengetahuan kader bertambah 75% tentang penyakit
Dewi,
Dian,
Kartika
138
reumatik
Pengetahuan kelompok lansia bertambah 50%
tentang penyakit reumatik
Pengetahuan kader bertambah 75% tentang penyakit
hipertensi
Pengetahuan kelompok lansia bertambah 50%
tentang penyakit hipertensi
Kader mengalami kesulitan dalam mengukue
tekanan darah, hanya satu kader yang dapat
mengukur tekanan darah
Ada 15 orang lansia yang mengikuti senam lansia
A:
Masalah belum teratasi
P:
Koordinasikan dengan kader mengenai jadwal
untuk senam lansia
Koordinasikan dengan puskesmas mengenai
pemeriksaan kesehatan lansia lebih lanjut
117
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Komunitas adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Unit-unit
masyarakat adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan
nilai yang sama.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari keperawatan dan
praktek kesehatan umum yang diaplikasikan untuk promosi dan melindungi
kesehatan masyarakat.
Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan komunitas perawat
menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Diagnosa keperawatan menganut
komponen utama yaitu :
1. Problem (masalah) : yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penebab ) : menunjukan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan.
Sign/symptom : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa.
118
119