APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES PASCA SERTIFIKASI YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI OLEH: BERTA BUDHI SETYAWAN X.4604013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru...

Page 1: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN

PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES PASCA SERTIFIKASI

YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA NEGERI SE KABUPATEN

KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

OLEH:

BERTA BUDHI SETYAWAN

X.4604013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN

PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES PASCA SERTIFIKASI

YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA NEGERI SE KABUPATEN

KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

BERTA BUDHI SETYAWAN

X.4604013

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2011

Page 3: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Bertha Budhi Setyawan. APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM

PEMBELAJARAN PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES

PASCA SERTIFIKASI YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA

NEGERI SE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Peran guru Penjasorkes pasca

sertifikasi yang telah bersertifikat dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011. (2) Aplikasi model

PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi

yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran

2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sumber data

diperoleh dari guru Penjasorkes dan Kepala Sekolah di SMA Negeri se Kabupaten

tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data dengan

angket tertutup (quisioner). Teknik analisis data dengan deskriptif yang

didasarkan pada analisis kuantitatif melalui frekuensi dan prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Peran

guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam membelajarkan

Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011

adalah baik. Dari hasil analisis angket peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi

yang telah bersertifikat dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 diperoleh jawaban ya atau nilai

(2) sebanyak 62%, sedangkan jawaban tidak atau nilai (1) sebanyak 38%. (2)

Guru Panjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat telah mengaplikasikan

model PAIKEM dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten

Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 adalah baik. Dari hasil analisis angket

pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Panjasorkes pasca sertifikasi

yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran

2010/2011 diperoleh jawaban ya atau nilai (2) sebanyak 77%, sedangkan jawaban

tidak atau nilai (1) sebanyak 23%.

Page 6: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang

lebih terhormat daripada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus

daripada akal.

(Al Imam Al Mawardi)

Page 7: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

Bapak (Almarhum) dan Ibu yang selalu mendo’a kan

Saudara dan Keluarga tercinta yang telah memberi semangat dan

motivasi dalam perkuliahanku

Teman-teman ku Angkatan ’04 FKIP JPOK UNS Surakarta yang selalu

memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah

Guru-Guru Penjasorkes Pasca Sertifikasi dan Kepala Sekolah SMA Negeri

se Kabupaten Kebumen

Tmean-Teman Agger FC & Anak-Anak Teater Lincak

Almamater

Page 8: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................………………………………………………..

PENGAJUAN ...............................…………………………………………

PERSETUJUAN .........................…………………………………………

PENGESAHAN ..............................………………………………………..

ABSTRAK .................………………………………………………………

MOTTO .....................………………………………………………………

PERSEMBAHAN .............................………………………………………

DAFTAR ISI ......................................……………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..

B. Perumusan Masalah ......……………………………………….

C. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

D. Manfaat Penelitian .....………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan……………….

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

b. Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani……………………

2. Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan…………………………………………………….

a. Hakikat Pembelajaran…………………………………….

b. Komponen-Komponen Pembelajaran……………………

c. Model Pembelajaran Penjasorkes…………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

xii

xii

xvi

xvii

1

1

5

5

6

7

7

7

7

11

12

12

15

20

Page 9: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru

Penjasorkes……………………………………………….

e. Pembelajaran yang Sukses……………………………….

3. Pembelajaran Model PAIKEM………………………………

a. Pengertian PAIKEM……………………………………..

b. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran………..

c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam PAIKEM……..

4. Sertifikasi Guru……………………………………………….

a. Hakikat Sertifikasi Guru………………………………….

b. Prosedur Sertifikasi………………………………………

C. Kerangka Pemikiran .......………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN .............……………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……………………………….

B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………

C. Sumber Data……………………………………………….......

D. Teknik Sampling (Cuplikan)…………………………………..

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………

F. Validitas Data…………………………………………………..

G. Analisis Data…………………………………………………..

H. Prosedur Penelitian…………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................…………………………….

A. Hasil Penelitian……………………………………………….

B. Pembahasan Hasil Analisis Data…………………………….

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN………………………

A. Simpulan……………………………………………………….

B. Implikasi……………………………………………………….

C. Saran………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………..

LAMPIRAN………………………………………………………………..

22

24

25

25

27

28

30

30

33

35

37

37

37

37

37

38

38

39

40

41

41

63

66

66

66

67

68

70

Page 10: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Waluyo, S.Pd., M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs.Budhi Satyawan, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Singgih Hendarto, S.Pd., M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah

memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Kepala Sekolah dan Guru Penjasorkes SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi responden penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mendapat

Panggilan Sertifiaksi Merasa Senang…………………………………

2. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes yang Mendapat

Panggilan Sertifikasi Merasa Belum Siap dan Bingung……………..

3. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Lulus

Sertifikasi Melalui Jalur Portofolio…………………………………..

4. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Lulus

Sertifikasi Melalui Jalur PLPG………………………………………

5. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Layak

Menerima Sertifikasi Profesi Guru dan Mendapat Gaji

Sertifikasi……………………………………………………………

6. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam

Melengkapi Berkas Portofolio Sesuai/Benar dan Tidak

Berkas yang Dipalsukan……………………………………………...

7. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Setuju dengan

Program Pemerintah tentang Sertifikasi Guru……………………….

8. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Meras Berat

atau Sulit saat Melengkapi Portofolio Sertifiaksi Guru……… ……..

9. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Meras Berat

atau Sulit saat Mengikuti PLPG……………………………… ……..

10. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Cukup

Berprofesi sebagai Guru yang Profesional melalui Jalur

PLPG yang Waktunya Relatif Singkat……………………………...

11. Frekuensi dan Prosentase Orientasi Semua Guru Gajinya

akan Bertambah setelah Mendapat Tunjangan Sertifikasi

Guru…………………………………………………………….…...

42

42

43

43

44

44

45

46

46

47

47

Page 12: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

12. Frekuensi dan Prosentase Orientasi Guru Penjasorkes

Menjadi Guru Profesional setelah Mendapat Tunjangan

Sertifiaksi Guru……………………………………………………

13. Frekuensi dan Prosentase Kinerja Guru Penjasorkes Lebih

Profesional atau Lebih Baik setelah Mendapat Tunjangan

Sertifikasi Guru………………………………………………. …...

14. Frekuensi dan Prosentase Kinerja Guru Penjasorkes Masih

Sama Seperti Sebelumnya setelah Mendapat Sertifikat

Sertifikasi Guru…………………………………………………….

15. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Menerapkan

Ilmu Pengetahuan yang Diterima dari Kegiatan PLPG…………….

16. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengusai

Semua Materi yang Diterima dari Kegiatan PLPG………….. ……

17. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes yang Lulus

Sertifikasi Melalui Portofolio Lebih Baik daripada Lulus

Melalui Jalur PLPG…………………………………………………

18. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Lebih

Enak Lulus Sertifikasi Melalui Portofolio daripada Lulus

Melalui Jalur PLPG…………………………………………… ……

19. Frekuensi dan Prosentase Proses Sertifikasi Guru Sangat

Rumit dan Bertele-Tele………………………………………. ……

20. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Selalu

Meningkatkan Ilmu Pengetahuannya dalam Kegiatan Belajar

Mengajar setelah Mendapat Sertifikat Sertifikasi Guru……………

21. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengenal atau

Mengetahui Model Pembelajaran PAIKEM…………………. ……

22. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui

Model Pembelajaran PAIKEM dari Guru Lain…………………….

23. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui

Model Pembelajaran PAIKEM dari Pengembangan Ilmu

atau PLPG…………………………………………………………..

48

49

49

50

50

51

52

52

53

54

54

55

Page 13: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

24. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam

Membelajarkan Penjasorkes dengan Model Pembelajaran

PAIKEM……………………………………………………… …..

25. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Memiliki

Inovasi - Inovasi dalam Membelajarkan Penjasorkes Jika

Sarana Tidak Tersedia……………………………………………...

26. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Menemui

Masalah dalam Membelajarkan Penjasorkes………………………

27. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui

PTK…………………………………………………………………

28. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Membuat PTK……….

29. Frekuensi dan Prosentase Siswa Mengalami Kesulitan dalam3

Pembelajaran Penjasorkes Guru Penjasorkes Membuat PTK…….

30. Frekuensi dan Prosentase PTK yang Dibuat Guru

Penjasorkes Relevan dengan Model Pembelajaran PAIKEM……...

31. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Selalu

Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Masalah Pembelajaran

Melalui Buku-Buku yang Relevan…………………………………

32. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam

Membelajarkan Penjasorkes Hanya Berpedoman pada LKS………

33. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Memiliki

Reverensi-Reverensi Model Pembelajaran PAIKEM untuk

Mendukung Pembelajaran Penjasorkes…………………………….

34. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Tidak Peduli

Dengan Perkembangan Ilmu Pembelajaran, sehingga

Pembelajaran Penjasorkes Monoton………………………………

35. Frekuensi dan Prosentase Model Pembelajaran PAIKEM

yang Dicangkan Pemerintah Mengakibatkan Ada Perubahan

dalam Membelajarkan Penjasorkes………………………….. …….

56

56

57

57

58

58

59

60

60

61

62

62

Page 14: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

36. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Peran Guru Penjasorkes Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011…………………

37. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru

Penjasorkes Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten

Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011……………………………..

64

65

Page 15: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan

Menyeluruh…………………………………………………………..

2. Skema Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani………………………..

3. Bagan Komponen-Komponen Pembelajaran………………………...

4. Diagram Prosedur Sertifikasi Guru dalam Jabatan…………………..

9

12

16

34

Page 16: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-Kisi Ujicoba Instrumen Angket……………………………….

2. Daftar Pertanyaan Ujicoba Penelitian………………………………

3. Daftar Pertanyaan Angket Penelitian……………………………….

4. Data Tes Angket Try Out……………………………………………

5. Uji Validitas Butir Soal Angket Try Out……………………………

6. Uji Reliabilitas Data Tes Soal Angket………………………………

7. Dokumentasi Pelaksanan Try Out………………………………….

8. Dokumentasi Pelaksanan Penelitian……………………. ………….

9. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta……………………………………………………………

10.Surat Keterangan Penelitian try Out……………………. …………

11.Surat Keterangan Penelitian…………………………….. …………

71

73

81

88

89

91

92

94

96

101

102

Page 17: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kebutuhan guru pendidikan jasmani yang profesional sangat tinggi dalam

rangka menanggapi tantangan zaman modern. Seiring dengan itu banyak

dinyatakan beberapa praktisi bahwa, guru pendidikan jasmani secara umum belum

menunjukkan profesionalnya. Hal itu dapat diberikan beberapa contoh yaitu: guru

mengajar hanya duduk di pinggir lapangan, sedangkan siswa disuruh latihan atau

bermain sendiri tanpa ada motivasi, penghargaan, dan perhatian yang serius.

Contoh yang lain guru mengajar hanya secara tradisional tanpa menggunakan

media dan metode yang sesuai dengan yang seharusnya.

Guru pendidikan jasmani tugasnya tidak hanya menyampaikan materi

yang bersifat fisik dan motorik saja, melainkan semua ranah harus tersampaikan

pada siswanya melalui pembelajaran dan pendidikan yang utuh. Adang Suherman

(2000: 23) menyatakan, “Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu: (1) perkembangan fisik, (2)

perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial”.

Dalam pendidikan jasmani diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut

jenjang pendidikannya. Menurut Depdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok

pendidikan jasmani dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan

olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5)

akuatik dan, (6) aktivitas luar sekolah”.

Berdasarkan kurikulum Penjasorkes bahwa, materi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan mencakup berbagai aspek yaitu permainan dan olahraga,

aktivitas pengembangan, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan

kesehatan. Dalam upaya mengajarkan materi pendidikan jasmani tersebut, maka

seorang guru pendidikan jasmani harus memiliki kompetensi yang memadai

dengan mengembangkan pengetahuannya agar kualitas pendidikan di Indonesia

lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya.

Page 18: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Adanya program pemerintah tentang sertifikasi guru yang mulai

diselenggarakan tahun 2007 merupakan konsekuensi dari hukum tentang

pendidikan yaitu: UU RI No. 20/2003 tentang Sisdiknas, UU RI No. 14/2005

tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Farida Sarimaya, 2009: 9).

Berdasarkan Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah tersebut guru

adalah pendidik profesional. Sebagai pendidik profesional, maka guru harus

memenuhi sejumlah persyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi.

Menurut Syaiful Sagala (2009: 31-39) bahwa, “Kompetensi seorang guru meliputi

empat macam yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)

kompetensi sosial dan (4) kompetensi profesional”. Berkaitan dengan kompetensi

profesional dalam (http://arifkurniawan 045.blogspot.com/2007/12/persiapan-

profesi-guru-penjas.html) dijelaskan:

Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi

yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-

kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah: kompetensi bidang bidang

substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi

bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan

dan pelayanan/pengabdian masyarakat. Pengembangan profesionalisme guru

meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kerja dan kesejahteraannya.

Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan

kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya.

Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 143-144) menyatakan ciri dan karakteristik dari

proses mengajar sebagai tugas profesional guru mencakup:

1) Dalam mengajar dibutuhkan keterampilan khusus yang didasarkan pada

konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik.

2) Seorang guru harus memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu

mengantarkan siswa ke arah tujuan yang diinginkan.

3) Seorang guru dibutuhkan tingkat pendidikan yang memadai.

4) Seorang guru bertugas mempersiapakan generasi muda yang dapat hidup

berperan aktif di masyarakat.

5) Pekerjaan guru merupakan pekerjaan dinamis yang selamanya harus

sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Program sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru

yang telah memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Pemenuhan

Page 19: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan dengan ijazah dan

persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata

pelajaran yang dibina. Melalui program sertifikasi ini diharapkan guru selalu

meningkatkan ilmu pengetahuannya tentang masalah pembelajaran di sekolah.

Apakah guru yang telah mendapat sertifikat sertifikasi kualitasnya menjadi lebih

baik ataukah sama saja.

Banyak kasus dijumpai bahwa, guru yang mendapat panggilan sertifikasi

atau telah memiliki sertifikat guru orientasinya gajinya akan bertambah. Masih

banyak guru yang memiliki sertifikasi belum mengetahui dan tidak mampu

melaksanakan atau membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas), tidak mampu

mengoperasikan komputer atau LCD dan lain sebagainya. Bisa dikatakan program

sertifikasi guru tidak tepat pada sasaran, sehingga hal ini berdampak rendahnya

mutu pendidikan. Selain itu, guru yang telah memiliki sertifikat sertifikasi guru

tidak ada kemauan dan kemampuan guru dalam mengembangkan ilmu

pengetahuannya dalam pembelajaran. Banyak guru yang telah memiliki sertifikat

sertifikasi guru dalam proses pembelajaran masih tradisional. Banyaknya model-

model pembelajaran kurang mengetahui dan memahaminya, meskipun telah

mengikuti program sertifikasi melalui PLPG (Program Latihan Profesi Guru)

ataupun lulus Portofolio. Program PLPG maupun Portofolio yang dilaksanakan

pemerintah belum menjamin mampu meningkatkan kualitas guru. Program PLPG

yang relatif singkat dengan materi yang banyak tentu tidak maksimal untuk

menghantarkan guru menjadi profesional. Pengkajian dan perkembangan ilmu

pengetahuan dalam pendidikan selalu berkembang pesat, sehingga menuntut

seorang guru harus selalu mengembangkan pengetahuannya.

PAIKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini baru

gencar dicanangkan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar. PAIKEM

merupakan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan ternyata masih banyak guru yang lulus sertifikasi belum

memahaminya dan tidak diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Model

pembelajaran PAIKEM menuntut kreatifitas dan inisiatif guru pendidikan jasmani

untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beraneka ragam. Selain itu,

Page 20: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

pembelajaran yang dilaksanakan harus efektif agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik. Dan hal yang tak kalah pentingnya, seorang guru harus

mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam

belajar, sehingga siswa responsif dengan pembelajaran yang diterimanya,

sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.

PAIKEM merupakan model pembelajaran yang menuntut kemampuan

guru dalam mengorganisasi pembelajaran dan menuntut siswa terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat

penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan efektif. Apakah

guru pasca sertifikasi telah mengaplikasikan model PAIKEM dalam kegiatan

belajar mengajar. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini akan dilaksanakan

pada guru Penjasorkes di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen tahun 2010.

Berdasarkan kenyataan bahwa, sudah banyak para guru Penjasorkes di

SMA se-Kabupaten Kebumen telah memiliki sertifikat sertifikasi guru. Namun

belum diketahui apakah telah menerapkan model PAIKEM dalam membelajarkan

Penjasorkes. Masih banyak guru Penjasorkes dalam membelajarkan pendidikan

jasmani kurang inovatif dan kreatif, sehingga pembelajarannya kelihatan

monoton. Selain permasalahan tersebut, masih banyak para siswa yang kurang

senang dengan pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga siswa tidak terlibat

aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani yang monoton dan siswa tidak aktif akan berdampak pada

motivasi belajar menurun, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai.

Sebagai seorang guru Penjasorkes yang telah lulus sertifikasi seharusnya

mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa terlibat aktif

dalam kegiatan belajar dan menyenangkan siswa, sehingga tujuan pembelajaran

akan tercapai. Tetapi sebaliknya, pembelajaran yang monoton dan tidak

menyenangkan, maka siswa akan merasa bosan dan jenuh, sehingga siswa akan

malas melaksanakan tugas ajar, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Untuk mengetahui apakah guru Penjasorkes yang telah lulus sertifikasi telah

mengaplikasikan model PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes, maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul, “Aplikasi Model PAIKEM dalam

Page 21: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes Pasca Sertifikasi yang telah

Bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran

2010/2011”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah

bersertifikat dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten

Kebumen tahun pelajaran 2010/2011?

2. Apakah guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 telah

mengaplikasikan model PAIKEM dalam membelajarkan Penjasorkes?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam

membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Aplikasi model PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru

Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011.

Page 22: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitinan ini penting untuk diteliti dengan harapan

memiliki manfaat antara lain:

1. Dapat diperoleh informasi tentang model pembelajaran Penjasorkes di SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran Penjasorkes,

sehingga kelemahan atau kekurangan dalam pembelajaran Penjasorkes dapat

diatasi.

Page 23: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pusataka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional. Di dalam

intensitifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani sangat

penting yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam

aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk

mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan

dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial)

serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan

memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang

menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan

memiliki kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki

pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia. Berkaitan dengan

pendidikan jasmani Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 4) menyatakan,

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani yang dirancang dan

disusun secara sistematik untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,

Page 24: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan

pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan”. Menurut Agus Mahendra (2004: 17)

bahwa, “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Sedangkan Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan, “Pendidikan

jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani

merupakan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai

tujuan pendidikan melalui gerak fisik”.

Berdasarkan pengertian pendidikan jasmani yang dikemukakan para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

merupakan suatu pendidikan yang di dalamnya mencakup pengembangan

individu secara menyeluruh. Cakupan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga aspek neuromuskular, perseptual,

kognitif, sosial dan emosional. Menurut Agus Mahendra (2004: 7-8) bahwa,

secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup:

1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai

dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar

sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya. Semakin terpenuhi

kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, semakin besar

kemaslahatannya bagi kulaitas pertumbuhan itu sendiri.

2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya

Pendidikan jasmani adalah waktu untuk berbuat. Anak-anak akan lebih

memilih untuk berbuat sesuatu daripada hanya harus melihat atau

mendengarkan oarng lain ketika mereka sedang belajar. Suasana

kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olahraga sirna

karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan

ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya.

Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang

potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali

lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting

untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan

bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadian kelak.

3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

Peranan pendidikan jasmani di sekolah dasar cikup unik, karena turut

mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk

menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan dikemudian hari.

Page 25: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya,

maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari

keterampilan gerak sedangkan tiba pad amasa kritisnya. Konsekuensinya,

keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengaruh terhadap

perkembangan anak pada masa berikutnya.

4) Menyalurkan energi yang berlebihan

Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam masa kelebihan

keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi

tersalukan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena

setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan

energi secara optimum.

5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun

emosional

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang

sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata

yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalahperkembangan yang

lengkap, meliputi aspek fisik, metal, emosi , sosial dan moral.

Sedangkan Rusli Lutan (2000: 4) menggambarkan pendidikan jasmani menuju

perkembangan menyeluruh sebagai berikut:

Gambar 1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan Menyeluruh

(Rusli Lutan, 2000: 4)

Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada

karakteristik perkembangan dan

pertumbuhan anak

Psikomotorik

Kesegaran jasmani Perseptual motorik

Afektif Kognitif

Konsep diri Intelegensia

emosional & watak Penalaran &

pembuatan keputusan

Pengetahuan tentang penjas,

olahraga dan kesehatan

Page 26: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

Skema tersebut menunjukkan bahwa cakupan tujuan ideal pendidikan

jasmani yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang

berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran

jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa, upaya

pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai

perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik dan sekaligus untuk tujuan yang

bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan. Dengan kata lain, dari aspek

perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal yaitu (1) belajar

untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak dan (2) belajar melalui gerak

bermakna.

Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain

psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ

tubuh. Konsentrasinya lebih lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi

fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem

peredaran darah, sistem pernapasan dan sistem metabolisme dan lain-lain). Bila

kesegaran jasmani ditekankan pada aspek kesehatan, maka disebut dalam istilah

kesegaran jasmnai yang berhubungan dengan kesehatan, dan apabila ditekankan

pada penampilan performa gerak seperti pada pencapaian prestasi olahraga

disebut kesegaran jasmani yang berkaitan dengan performa.

Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan

seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah

dan diprogramkan sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras

dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang dan

kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaan sistem

saraf.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep dan lebih

penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek

kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan

pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan

Page 27: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

olahraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang

berkaitan dengan kesehatan.

Domain afektif menyangkut sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur

kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat

yang perlu dikembangkan, namun lebih penting diantaranya konsep diri dan

komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia, emosional dan watak. Konsep

diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya.

Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada

kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa.

Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni

pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan untuk

berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu

menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat

penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat.

Tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan, seperti

juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri, kemadirian untuk

tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun. Kemampuan berempati

merupakan kualitas pribadi yang mampu menempatkan diri di pihak orang lain.

Karena itu, empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang.

Dampak yang jelas dari pendidikan jasmani adalah memberikan

sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya, sumbangannya

melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian ahli

lainnya percaya bahwa, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan

perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak.

b. Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan aktivitas

jasmani yang di dalamnya mengandung unsur pendidikan. Banyak disiplin ilmu

yang mendasari dalam pendidikan jasmani. Oleh karena itu, seorang guru

pendidikan jasmani harus memahami dan mengusai beberapa disiplin ilmu yang

mendukung dalam pendidikan jasmani. Dengan menguasai beberapa disiplin ilmu

Page 28: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

yang mendasari pendidikan jasmani, maka dalam mengajarkan pendidikan

jasmani dapat dilakukan dengan baik dan benar. Adang Suherman (2000: 34)

menggambarkan skema unsur-unsur disiplin ilmu yang melandasi pendidikan

jasmani sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani

(Adang Suherman, 2000: 34)

Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa, landasan ilmiah dalam

pendidikan jasmani ada delapan unsur yaitu: sport medecine, training theory,

sport biomechanic, sport psikolgi, sport pedagogi, sport sosiologi, sport history

dan sport philosopy. Dari kedelapan disiplin ilmu yang mendasari pendidikan

jasmani tersebut harus dipahami dan dikuasai oleh guru pendidikan jasmani.

2. Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan.

Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan ilmu pengetahuan atau

keterampilan kepada siswa, tetapi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu

proses agar siswa belajar sesuai dengan kemampuannya. Wina Sanjaya (2006: 77)

menyatakan, “Mengajar jangan diartikan sebagai proses penyampaian materi

Sport

Sociology

Sport Pedagogy General

and Specific theory of

Instruction

Training Theory

Sport

Biomechanic

Sport Psichology

Pendidikan Jasmani

Pendidikan melalui aktivitas

jasmani dan pendidikan

tentang jasmani dan

aktivitas jasmani

Sport Medecine

Sport

Phylosophy

Sport History

Page 29: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa,

tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar

sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya”.

Kegiatan pembelajaran lebih berorientasi pada bagaimana seorang guru

menciptakan lingkungan belajar yang baik, seperti penataan lingkungan,

menyediakan alat dan sumber pembelajaran dan hal-hal lain yang memungkinkan

siswa betah dan merasa senang, sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. M. Sobry Sutikno (2009: 32)

berpendapat pembelajaran adalah “Segala upaya yang dilakukan guru (pendidik)

agar terjadi proses belajar pada diri siswa”. Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003

yang dikutip Syaiful Sagala (2005: 62) bahwa:

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses

belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir

yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Secara implisit di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih,

menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran

yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai

tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran

dan mengelola pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus

memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran

yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai

model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar

dengan perencanaan yang matang. Dalam proses pembelajaran inilah, peran guru

dan siswa telah mengalami perubahan. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 33-

34) menyatakan:

1) Peran guru telah berubah dari:

a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli

materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator

pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.

Page 30: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,

menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab

kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu:

a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam

proses pembelajaran.

b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan

dan berbagi pengetahuan.

c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran

berkolaboratif dengan siswa lain.

Dalam kegiatan proses pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan

aktif. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam

pengetahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan

guru bertindak sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk

dipelajari siswa. Menurut Wina Sanjaya (2006: 79) terdapat beberapa karakteristik

penting dari istilah pembelajaran yaitu:

1) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa.

Dalam konteks pembelajaran, tujuan utama mengajar adalah

membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses

pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai

materi pelajaran, tetapi diukur sejauh mana siswa telah melakukan

proses belajar. Dengan demikian guru tidak lahi berperan hanya sebagai

sumber belajar, tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan

memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses

pembelajaran berpusat pada siswa (student oriented). Siswa tidak

dianggap sebagai objek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh

kemauan guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang belajar

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh

sebab itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana cara

mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru,

tetapi memperhatikan setiap perbedaan.

2) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada

siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas

bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan

berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi

pelajaran.

3) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi

proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang

dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir

dari proses pengajaran, tetapi hanya sebagai tujuan antara pembentukan

Page 31: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

tingkah laku yang lebih luas. Artinya, sejauh mana materi pelajaran yang

dikuasai dapat membentuk pola perilaku siswa sendiri. Untuk itulah

metode dan strategi yang digunakan guru tidak hanya sekedar metode

ceramah, tetapi menggunakan berbagai metode, seperti diskusi,

penugasan, kunjungan ke objek-objek tertentu dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian pembelajaran dan karakteristik dari pembelajaran

dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh

guru untuk membantu peserta didik mempelajari suatu kemampuan atau nilai

yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,

pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan

kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pendidik sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai

kemajuan belajar.

b. Komponen-Komponen Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan

dapat tercapai tidak terlepas dari beberapa komponen yang terlibat di dalamnya.

Karena pembelajaran merupakan proses, maka harus dapat mengembangkan dan

menjawab beberapa persoalan yang mendasar mengenai kemana proses akan

diarahkan, apa yang harus dibahas dalam proses tersebut, bagaimana cara

melakukannya dan bagaimana mengetahui berhasil tidaknya proses tersebut. Hal

ini artinya, dalam kegiatan pembelajaran harus mengetahui komponen-komponen

yang terlibat di dalamnya. Muhammad Ali (2004: 4) menyatakan, “Komponen-

komponen dalam kegiatan belajar mengajar dikelompokkan ke dalam tiga

kategori yaitu (1) guru, (2) isi atau materi pelajaran dan (3) siswa”. H.J. Gino

dkk., (1998: 30) berpendapat, “Komponen-komponen dalam suatu kegiatan

pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan

evaluasi”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 30) menggambarkan skematis

komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:

Page 32: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

Gambar 2. Bagan Komponen-Komponen Pembelajaran

(Nana Sudjana, 2005: 30)

Komponen-komponen pembelajaran tersebut pada prinsipnya saling

berkaitan antara yang satu dengan lainnya. Hal senada tentang komponen-

komponen pembelajaran dikemukakan. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) bahwa,

“Komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: “(1) Tujuan

pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5)

media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Untuk lebih jelasnya komponen-

komponen pembelajaran diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan kemampuan-kemampuan

yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan

kata lain, tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mempunyai jenjang dari yang

luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu

berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan

terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak tercapai pula. Oleh karena

itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan faktor utama yang harus dirumuskan

secara jelas dan spesifik, karena akan menentukan arah pembelajaran. Tujuan-

tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang

diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan

dapat diamati ketercapaiannya.

Tujuan

Metode dan alat

Penilaian

Bahan

Page 33: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

2) Materi Pelajaran

Materi pelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat

perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang dikonsumsi oleh siswa. Oleh karena itu, penentuan materi

pelajaran harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berupa

pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Materi pelajaran yang

diterima siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi

setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Nana Sudjana (2005: 69)

menyatakan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan materi

pelajaran sebagai berikut:

1) Bahan pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

2) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencaan pembelajaran terbatas pada

konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan pelajaran tidak pula

diuraikan terinci.

3) Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

4) Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan

(kontinuitas).

5) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari

yang mudah menuju yang sulit, dari yang kongkret menuju yang abstrak.

Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.

6) Sifat materi pelajaran ada yang faktual dan ada yang konseptual.

Untuk menetapkan materi pelajaran hendaknya harus selalu berpedoman

pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, merumuskan tujuan pembelajaran

pada awal pembelajaran sangat penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan

baik.

3) Kegiatan Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam interaksi

dengan materi pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang

lebih aktif, bukan guru. Keaktifan siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan

mental, individual dan kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara

guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa

dengan materi pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan sendirinya

sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Page 34: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

bersama. Agar memperoleh hasil belajar yang optimal, hendaknya guru

memperhatikan perbedaan individual siswa, baik aspek biologis, intelektual dan

psikologis. Ketiga aspek ini diharapkan memberikan informasi pada guru bahwa,

setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo

yang berlainan. Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif,

sehingga siswa mampu belajar mandiri. Guru juga harus mampu menjadikan

proses pembelajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan

eksplorasi.

4) Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru

dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Nana Sudjana (2005: 77-89) metode pembelajaran terdiri dari:

1) Metode ceramah

2) Metode tanya jawab

3) Metode diskusi

4) Metode tugas belajar dan resitasi

5) Metode kerja kelompok

6) Metode demonstrasi dan eksperimen

7) Metode sosio drama (role-playing)

8) Metode problem solving

9) Metode sistem regu (team taching)

10) Metode latihan (drill)

11) Metode keryawisata (field trip)

12) Metode resource person (manusia sumber)

13) Metode masyarakat

14) Metode simulasi

Menguasai dan memahami metode-metode pembelajaran tersebut sangat

penting bagi seorang guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan, maka dalam pelaksanaan pembelajaran dapat diterapkan macam-

macam metode pembelajaran menurut kebutuhan.

Page 35: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

5) Media

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan media pembelajaran,

Muhammad Ali 2004: 88) menyatakan, “Media pengajaran merupakan bagian

integral dalam sistem pengajaran. Banyak media pengajaran yang dapat

digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat yang banyak pula. Penggunaan

media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat, sehingga dapat

memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses

belajar dan mengajar”.

Pendapat tersebut menujukkan, penggunaan media atau alat dalam

pembelajaran sangat penting. Penggunaan media atau alat yang tepat sesuai materi

pelajaran, maka akan memperbesar hasil belajar. Oleh karena itu, untuk

mndukung kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus memanfaatkan media

pembelajaran yang tepat.

6) Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Menurut M. Sobry Sutikno

(2009: 39) bahwa, “Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber

belajar yang direncanakan dan sumber belajar karena manfaat”.

Sumber belajar yang direncanakan adalah semua sumber yang secara

khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran untuk

memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber

belajar karena dimanfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus

didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan

dan digunakan untuk keperluan belajar.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai

dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Sudjana (2005: 111) menyatakan, ”Penilaian yang dilakukan terhadap proses

Page 36: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

pembelajaran berfungsi (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.

(2) Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan

guru”.

Evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk mengukur

dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau sampai mana

terdapat kemajuan belajar siswa dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai

atau tidak, apakah materi pelajaran yang telah diberikan dapat dikuasai atau tidak,

dan apakah penggunaan metode dan alat pembelajaran tepat atau tidak.

c. Model Pembelajaran Penjasorkes

Model pembelajaran telah dilakukan sejak dahulu pada tahun 1950-an

yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika Serikat yaitu Marc Belth. Marc Belth

kemudian mendorong ahli-ahli pendidikan di antaranya Joyce dan Weil untuk

melakukan penelitian tentang model pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil yang

dikutip Suharno dkk., (1998: 25-26) bahwa, “Model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu

rencana pembelajaran jangka panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Nurulwati yang

dikutip Trianto (2007: 5) bahwa, “Maksud dari model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan

berfungsi sebagai pedoman bagi guru perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Pendapat lain dikemukakan

Syaiful Sagala (2005: 176) bahwa:

Model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka koseptual yang

mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan

pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu pola atau

perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam mengajar. Dalam model

Page 37: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

pembelajaran ini dibutuhkan perangkat-perangkat yang mendukung kegiatan

pembelajaran. Dengan pola pembelajaran yang baik dan didukung perangkat-

perangkat pembelajaran yang baik dan ideal, maka memperbesar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani

merupakan pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak untuk

mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri siswa untuk mendukung

pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Untuk membelajarkan

pendidikan jasmani yang tepat, perlu diterapkan model pembelajaran yang baik

dan tepat. Menurut Griffin, Mitchell dan Oslin (1997), Joyce, Well, dan Showers

(1992), Singer dan Dick (1980) dalam Kurikulum Penjas untuk Sekolah

Menengah Pertama (2004: 27-28) model pembelajaran yang sering digunakan

dalam pembelajaran pendidikan jasmani sebagai berikut:

1) Model pengetahuan keterampilan (knowledge skill aproach). Model

pembelajaran ini memiliki dua metode yaitu ceramah (lecture) dan

latihan (drill).

2) Model sosialisasi (socialization approach), berlandaskan pandangan

bahwa, proses pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan

keterampilan pribadi berkarya, keterampilan interaksi sosial. Model

pembelajaran ini terdiri dari: model the social family, the information

processing family, dan the professional skills.

3) Model personalisasi. Model ini berlandasakan atas pemikiran bahwa

aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk

mengembangkan kualitas pribadi, model pembelajarannya yaitu:

movement education (problem solving techniques).

4) Model belajar (learning approach). Model ini berupaya untuk

mempengaruhi kemampuan dan proses belajar anak dengan metode

terprogram (programmed instruction), Computer Assisted Instruction

(CAI) dan model kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and

problem solving).

5) Model pembelajaran motorik (motor learning). Model ini mengajarkan

aktivitas jasamni berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses

informasi yang diterima. Model pembelajaran yang dikembangkan

berdasarkan model part hwole methods dan modelling (demonstration).

6) Spektrum gaya mengajar. Spektrum dikembangkan berdasarkan

pemikiran bahwa, pembelajaran merupakan interaksi antra guru dengan

murid dan pelaksanaan pembagian tanggungjawab. Model pada

spektrum gaya mengajar berjumlah sebelas (11) yaitu: komando

Page 38: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

(commad), latihan (practice), resiprokal (reciprocal), uji diri (self check),

inklusi (inclusion), penemuan terbimbing (guided discovery), penemuan

tunggal (convergen discovery), penemuan beragam (divergent

production), program individu (individual program), inisiasi siswa

(learner initiated), dan pengajaran diri (self teaching).

7) Model permainan taktis (tactical games approaches). Model ini

mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan

tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih

dahulu kepada anak.

Dari model-model pembelajaran tersebut, seorang guru penjas dapat

menerapkannya dalam pembelajaran menurut kebutuhannya. Selain model-model

pembelajaran tersebut, seorang guru penjas harus selalu mengikuti perkembangan

dan kemajuan ilmu pengetahuan tentang model-model pembelajaran. Hal ini

karena, pengakajian tentang model-model pembelajaran selalu dilakukan oleh

praktisi-praktisi pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang dewasa ini sedang digalakkan

dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran model PAIKEM.

d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru Penjasorkes

Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi guru pada dasarnya

merupakan tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga

dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Seorang guru harus

sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain

dan dalam melaksanakan tugasnya harus bersungguh-sungguh. Seorang guru

dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuannya, kemampuan dalam rangka

pelaksanaan tugas profesinya. Seorang guru harus peka terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan

pada masyarakat pada umumnya. Guru harus dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam pelaksanaan pengajaran sesuai

dengan tuntutan perkembangan jaman.

Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diberbagai bidang merupakan

keharusan bagi seorang guru. Untuk itu seorang guru Penjasorkes harus memiliki

beberapa kompetensi. Rusli Lutan dkk., (2002: 68-69) menyatakan:

Page 39: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

Berdasarkan tinjauan literatur dalam pendidikan jasmani sekurang-

kurangnya terdapat 5 kompetensi guru pendidikan jasmani yaitu:

1) Pemahaman dan pengahayatan etika dan tindakan moral yang melandasi

profesi dalam pendidikan jasmani, utamanya dalam pemberian perlakuan

(misalnya, memberikan isntruksi, mengoreksi dan lain-lain) yang dapat

dipertanggungjawabkan secara etik, termasuk nilai-nilai agama.

2) Penguasaan keterampilan gerak dan atau dasar-dasar keterampilan

beberapa cabang olahraga, termasuk pengetahuan yang berkaitan dengan

cabang atau aktivitas jasmani yang bersangkutan (misalnya, peraturan

dan ketentuan khusus dalam cabang olahraga).

3) Penguasaan konsep dan teori dalam beberapa subdisiplin ilmu

keolahragaan yang bersifat integrative, sebagai landasan ilmiah

pendidikan jasmani dan olahraga guna memfasilitasi proses

pembelajaran, terutama disesuaikan dengan asas pentahapan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

4) Kompetensi dalam menerapkan kurikulum dalam konteks metode dan

strategi umum atau khusus dalam pembelajaran, termasuk kompetensi

dalam melaksanakan asesmen hasil belajar.

5) Komptensi sosial yang melibatkan keterampilan sosial, seperti

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan kerjasama

dalam tim.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kompetensi yang

harus dimiliki seorang guru cukup komplek, baik secara umum maupun secara

spesifik sebagai guru pendidikan jasmani. Seorang guru yang memiliki

kompetensi sesuai dengan bidang studinya, maka akan mampu bekerja secara

maksimal. Kinerjanya menjadi lebih baik, karena mengetahui dan menguasainya

tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan sesuai dengan bidangnya.

Menurut Nana Sudjana (2005: 19) bahwa,

Kompetensi yang banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses

dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat kemampuan yaitu: (1)

Merencanakan program belajar mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin,

(3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4) menguasai bahan pelajaran

dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang

dipegangnya/dibinannya.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kompetsni yang harus dimiliki

seorang guru Penjasorkes mencakup empat aspek yaitu: merencanakan program

pembelajaran, melaksanakan dan memimpin pembelajaran, menilai kemajuan

proses belajar mengajar dan menguasai bahan pelajaran sesuai dengan bidang

studinya.

Page 40: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

e. Pembelajaran yang Sukses

Mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu terjadinya peningkatan

kemampuan atau keterampilan pada diri siwa sangat didambakan baik dari pihak

guru maupun siswa. Namun untuk menentukan indikator bagaimanakah

pembelajaran dapat dikatakan sukses atau berhasil tidaklah mudah. Untuk

mencapai pembelajaran yang sukses, maka perlu penerapan desain sistem

pembelajaran yang baik dan tepat. Menurut Heinich dkk (2005) yang dikutip

Benny A. Pribadi (2009: 19-21) mengemukakan, perspektif pembelajaran sukses

yang terdiri atas beberapa kriteria, yaitu:

1) Peran aktif siswa (active participation)

Proses belajar akan berlangsung efektif, jika siswa terlibat secara aktif

dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi

pelajaran secara intensif. Keterlibatan mental siswa dalam melakukan

proses belajar akan memperbesar kemungkinan terjadinya proses belajar

dalam diri seseorang.

2) Latihan (practice)

Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat memperbaiki

tingkat daya ingat atau retensi. Latihan juga dapat memperbaiki

kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan

yang baru dipelajari. Tugas-tugas belajar berupa pemberian latihan akan

dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan

keterampilan yang dipelajari.

3) Perbedaan individual (individual differences)

Setiap individu memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari

individu yang lain. Setiap individu memiliki potensi yang perlu

dikembangkan secara optimal. Dalam hal ini, tugas guru atau instruktur

adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu seoptimal

mungkin melalui proses pembelajaran yang berkualitas.

4) Umpan balik (feedback)

Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui

kemampuan dalam mempelajari materi pelajaran yang benar. Umpan

balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil belajar

(learning outcomes) yang telah dicapai siswa setelah menempuh program

dan aktivitas pembelajaran. Informasi dan pengetahuan tentang hasil

belajar akan memacu seseorang untuk berprestasi lebih baik lagi.

5) Konteks nyata (realitic context)

Siswa perlu mempelajari materi pelajaran yang berisi pengetahuan dan

keterampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi yang nyata.

Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan keterampilan yang

dipelajari akan memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Page 41: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

6) Interaksi sosial (social interaction)

Interaksi sosial sangat diperlukan oleh siswa agar dapat memperoleh

dukungan sosial dalam belajar. Interaksi yang berkesinambungan dengan

sejawat atau sesama siswa memungkinkan siswa untuk melakukan

konfirmasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang sedang

dipelajari.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran yang sukses

apabila siswa berperan aktif, diberikan latihan, memahami perbedaan individu,

adanya umpan balik, ada konmteks yang nyata dan adanya interaksi sosial antar

siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang sukses, maka hal-hal seperti di atas

harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Pembelajaran Model PAIKEM

a. Pengertian PAIKEM

PAIKEM (Pembelajaran Akktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan) merupakan salah satu model pembelajaran yang baru

dikembangkan di Indonesia pada saat ini. PAIKEM pada awalnya berasal dari

model pembelajaran PAKEM. Selanjutnya melalui pengkajian oleh para ahli ilmu

pengetahuan dijadikan atau dirubah dengan nama PAIKEM. PAIKEM lahir dari

pengkajian pembelajaran aktif, dimana pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student oriented). Dasim Budimansyah dkk., (2009: 7) menyatakan:

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu model

pembelajaran aktif yang dinilai memang dapat:

1) Menciptakan ketertarikan bagi siswa (creating exicitement in the

classroom).

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berfikir dan bekerja

(getting students to think and work).

Dari model pembelajaran PAKEM inilah dilakukan pengkajian lebih

dalam lagi hingga dirubah atau ditambah menjadi model pembelajaran PAIKEM.

PAIKEM memiliki kepanjangan yaitu: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan. (htt://tarmizi.wordpress.com/2010/14/05). Model

pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu usaha mendorong terus

ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-benar

Page 42: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Maksud dari

masing-masing kata tersebut menurut Madyo Ekosusilo (2007: 2) yaitu:

1) Aktif yaitu guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga

siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan

pendapat/gagasan.

2) Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan

pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

pendidikan.

3) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam

sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

4) Efektif yaitu pembelajaran harus dapat mencapai tujuan/kompetensi

yang ditetapkan.

5) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar

mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya

secara penuh pada apa yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif

dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai monitoring dan

fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru, dan

setiap kesulitan yang dihadapi siswa guru memberi solusi atau jalan keluarnya.

Lebih lanjut Madyo Ekosusilo (2007: 3) menyatakan:

1) PAIKEM dari segi guru yaitu:

(1) Aktif:

(a) Memantau kegiatan belajar siswa.

(b) Memberi umpan balik.

(c) Mengajukan pertanyaan yang menantang.

(d) Mempertanyakan gagasan siswa

(2) Inovatif:

(a) Menciptakan hal-hal yang baru dalam pembelajaran yang baru.

(3) Kreatif:

(a) Mengembangkan kegiatan yang beragam.

(b) Membuat alat bantu belajar sederhana.

(4) Efektif:

(a) Mencapai tujuan pembelajaran.

(5) Menyenangkan:

(a) Tidak membuat anak:

(b) Takut salah

(c) Takut ditertawakan

(d) Takut dianggap sepele

(e) Takut dimarahi dan lain sebagainya

Page 43: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

2) PAIKEM dari siswa:

(1) Aktif:

(a) Bertanya

(b) Mengemukakan pendapat

(c) Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya.

(2) Inovatif:

(a) Berusaha menemukan hal-hal yang baru.

(3) Kreatif:

(a) Merancang/membuat sesuatu.

(b) Menulis/mengarang.

(4) Efektif:

(a) Menguasai keterampilan yang diperlukan.

(5) Menyenangkan:

(a) Membuat anak berani:

(b) Mencoba/berbuat

(c) Bertanya

(d) Mengemukakan pendapat/gagasan

(e) Mempertanyakan gagasan orang lain.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, PAIKEM dilihat dari guru

dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang dan

mengorganisasi pembelajaran sebaik mungkin, sedangkan siswa harus aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin

koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa

selalu dipantau oleh guru.

b. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

Munculnya model pembelajaran PAIKEM melalui proses dan pengkajian

dari para ahli yang cukup lama. Dasim Budimansyah dkk., (2009: 72)

menyatakan:

PAIKEM berasal dari akronim PAKEM. Sementara PAIKEM adalah

PAKEM yang ditambah dengan satu ciri pengembangan dari pembelajaran

kreatif, yakni pembelajaran inovatif. Dari program MBE (Managing Basic

Education) selalu mengkaitkan antara PAKEM dengan MBS (Manajemen

Berbasis Sekolah) dan PSM (Peran Serta Masyarakat). Ketiganya

dipandang sebagai tiga unsur dalam satu kesatuan (three in one) program

MBE.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam kegiatan

pembelajaran ada tiga unsur yang saling mempengaruhi dan saling mendukung.

Page 44: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

Dapat dikatakan, tidak ada PAIKEM dalam pembelajaran tanpa diawali dengan

manajemen yang berbasis sekolah (MBS) dan tidak akan ada MBS tanpa

didukung oleh peran serta secara aktif orang tua dan masyarakat (PSM).

Munculnya PAIKEM sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penerapan PAIKEM dalam

proses pembelajaran secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan

dan cocok bagi siswa.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar

yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca.

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan inetraktif,

termasuk cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

(http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11pembelajaran-aktif-novatif-

kreatif-efektif-dan menyenangkan).

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, PAIKEM menuntut

siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru berperan mengkondisikan

pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Kerjasama antara siswa dan

guru sangat dibutuhkan dalam PAIKEM. Dengan kerjasama yang baik antara guru

dan siswa, maka pembelajaran akan berjalan efektif, siswa lebih kreatif dan lebih

senang mengikuti pembelajaran.

c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam PAIKEM

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan

(PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Madyo

Ekosusilo (2007: 4) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam PAIKEM

yaitu:

1) Memahami sifat yang dimiliki anak:

Page 45: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

Anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi-modal dasar

perkembangannya sikap kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran

merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur untuk

perkembangannya kedua sifat tersebut.

2) Mengenal anak secara perorangan:

Anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan

tercermin dalam pembelajaran.

3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar:

Sebagai makhluk sosial suka berkelompok, tugas kelompok, bertukar

pikiran dan berinteraksi.

4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan:

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah, maka perlu

kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sehingga melahirkan alternatif

pemecahan masalah. Tugas guru mengembangkan dengan cara memberi

tugas atau mengajukan pertanyaan secara terbuka.

5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik:

Hasil pekerjaan siswa perlu dipajang secara rapi untuk memberi motivasi

bekerja lebih baik lagi. Pajangan dapat menimbulkan inspirasi bagi

siswa lainnya dan dapat sebagai rujukan bagi guru.

6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar:

Lingkungan (fisik, sosial, budaya) sebagai bahan ajar dan sumber belajar

perlu dimanfaatkan oleh guru, sehingga anak menjadi lebih lebih senang,

dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati,

mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,

membuat tulisan, membuat gambar dan lain sebagainya.

7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan:

Umpan balik merupakan bentuk interaksi guru-siswa, hendaknya lebih

mengungkap kekuatan daripada kelemahan dan perlu diberikan secara

santun untuk menanamkan rasa percaya diri siswa. Guru harus konsisten

memberikan hasil pekerjaan siswa.

8) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental:

Aktif mental harus diutamakan sehingga menimbulkan keberanian bagi

siswa. Guru harus mampu menghilangkan penyebab rasa takut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) yaitu: memahami sifat anak,

mengenal secara peroarangan, memanfaatkan perilaku anak, mengembangkan

kemampuan berfikir kritis, kreatif, mengembangkan ruang kelas sebagai

lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar, memberikan umpan balik dan membedakan antara aktif fisik dan aktif

mental. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka memberi peluang yang

besar pembelajaran akan berhasil. ciri-ciri keberhasilan PAIKEM menurut Madyo

Page 46: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

Ekosusilo (2007: 5) yaitu: “Berfikir kritis, kreatif, produktif, belajar mandiri,

bertanggungjawab, bias bekerjasama, mencari dan memanfaatkan informasi,

memecahkan masalah dan siap menghadapi perubahan”.

4. Sertifikasi Guru

a. Hakikat Sertifikasi Guru

Profesi guru merupakan termasuk profesi tua di dunia, karena pekerjaan

mengajar telah ditekuni orang sejak lama. Profesi guru pada sistem persekolahan

mulai berkembang di Indonesia pada zaman kolonial. Profesi guru pernah menjadi

profesi penting dalam perjalanan bangsa ini dalam menanamkan nasionalisme,

menggalang persatuan dan berjuang melawan penjajahan. Sayangnya dalam

beberapa dekade yang lalu dan masih berlanjut sampai kini profesi guru dianggap

kurang bergengsi dan kinerjanya dinilai belum optimal serta belum memenuhi

harapan masyarakat. Akibatnya mutu pendidikan Nasional pun dinilai terpuruk.

Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan

pendidikan, disebabkan adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan

perkembangan global. Sampai saat ini persoalan guru belum pernah terselesaikan

secara tuntas. Persoalan guru di Indonesia adalah terkait dengan masalah-masalah

kualifikasi yang rendah, pembinaan yang terpusat, perlindungan profesi yang

belum memadai dan persebarannya yang tidak merata sehingga menyebabkan

kekurangan guru di beberapa lokasi. Segala persoalan guru tersebut timbul karena

adanya berbagai sebab dan masing-masing saling mempengaruhi. Melihat

pendidikan di negara kita yang mutunya masih kurang baik, maka pemerintah

harus segera memperbaiki agar mutu pendidikan di Indonesia bisa terangkat dan

dapat disejajarkan dengan negara asia lainnya. Di dalam meningkatkan mutu

pendidikan di ndonesia peran guru sangat penting, maka sangat dibutuhkan guru-

guru yang profesional.

Salah satu langkah untuk meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah

Indonesia telah melaksanakan program sertifikasi guru. Farida Sarimaya (2009:

25) menyatakan, “Program sertifikasi guru adalah program yang berisi tentang

proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Guru yang telah mengikuti

Page 47: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

program sertifikasi dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikasi profesi guru

sebagai tenaga profesional”.

Secara garis besar program sertifikasi guru dibedakan menjadi dua yaitu:

program sertifikasi untuk guru yang telah ada (guru dalam jabatan) dan program

sertifikasi untuk calon guru. Program sertifikasi bagi guru dalam jabatan

diperuntukan bagi guru yang telah ada baik guru negeri maupun swasta yang

belum memiliki sertifikat profesi guru. Program sertifikasi ini dapat diikuti di

perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Farida Sarimaya (2009: 25)

menyatakan:

Dalam program sertifikasi guru dalam jabatan, sertifikat guru sebagai

profesi dapat diperoleh melalui:

1) Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang dilanjutrkan dengan uji

sertifikasi (bila lulus dalam uji sertifikasi).

2) Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk pengakuan kompetensi

keprofesian guru sebagai agen pembelajaran oleh perguruan tinggi

terakreditasi yang ditetapkan oleh Pemerintah (bila lulus dalam uji

sertifikasi).

Program sertifikasi untuk calon guru diperuntukkan bagi calon guru yang

berminat mengambil profesi guru atau bagi guru dalam jabatan yang

memerlukannya sebelum mengikuti uji sertifikasi. Program sertifikasi untuk caon

guru juga dapat diikuti di perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan

tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Menurut

Kemendiknas dalam Panduan Pendidikan Profesi Guru (PPG) (2010: 18)

dijelaskan, sertifikasi guru sebagai pendidik diperoleh melalui proses pendidikan

profesi dengan ketentuan sebagai berikut:

1) TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat lulusan S-1/D-IV

kependidikan untuk TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sedarajat

adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit

semester.

2) SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat lulusan S-1/D-IV

kependidikan untuk SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat

adalah 18 (delapan belas) sampai 20 (dua puluh) satuan kredit semester.

3) TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat lulusan S-1/D-IV

kependidikan selain untuk TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang

Page 48: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)

satuan kredit semester.

4) SD/MI/TKLB atau bentuk lain lulusan S-1/D-IV kependidikan selain

untuk SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 (tiga

puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.

5) TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan

pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain lulusan S-1 Psikologi adalah

36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit

semester.

6) SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan satuan

pendidikan SD/MI/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang

sedarajat, lulusan S-1/D-IV kependidikan dan S-1/D-IV Non

Kependidikan adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat

puluh) satuan kredit semester.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, guru yang berhak mendapat

sertifikasi memiliki ketentuan seperti di atas. Uji sertifikasi yang dilakukan baik

untuk guru dalam jabatan maupun untuk calon guru meliputi ujian tertulis dan

ujian kinerja yang dapat ditempuh secara parsial. Secara parsial artinya, ujian tulis

dan ujian kinerja dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Ujian kinerja dilakukan

secara holistik yang mencakup ujian komptensi, pedagogik, kepribadian, sosial

dan profesional. Secara holistik artinya, keempat kompetensi tersebut merupakan

satu kesatuan kompeten yang satu sama lain saling berhubungan dan saling

mendukung.

Dalam pelaksanaan program sertifikasi dalam bentuk pendidikan profesi

diakhiri dengan ujian sertifikasi. Setelah dinyatakan lulus uji sertifikasi, maka

guru atau calon guru berhak mendapatkan sertifikat guru sebagai profesi berikut

hak dan kewajiban yang melekat padanya. Sertifikat pendidik berlaku sah setelah

mendapat nomor unik dari Depertemnen Pendidikan nasional. Nomor unik

merupakan nomor resmi sertifikat pendidik yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional sebagai nomor identitas pemegang sertifikat pendidik dalam

satuan atau lebih bidang studi/keahlian yang berbeda anatar pemegang satu

dengan lainnya. Dimana seseorang dapat memperoleh lebih dari satu sertifikat

pendidik, nomor registrasi unik dari Departemen Pendidikan Nasionalnya hanya

satu.

Page 49: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

b. Prosedur Sertifikasi

Sertifikasi guru merupakan kegiatan bersama antara Direktorat Jenderal

peningkatan Mutu pendidik dan tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK)/Dinas

pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pengelola guru dan Ditjen

Dikti/Perguruan Tinggi sebagai penyelenggara sertifikasi. Sebagai pengelola guru,

Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan lembaga Penjamin Mutu

Pendidikan (LPMP) (sebagai jajaran Ditjen PMPTK) bertugas menyiapakan guru

agar siap mengikuti sertifikasi, termasuk mengatur urutan, jika pesertanya

melebihi kapasitas yang ditetapkan.

Menurut Farida Sarimaya (2009: 29) beberapa pertimbangan untuk

menyusun urutan daftar calon peserta sertifikasi guru antara lain:

1) Penguasaan terhadap kompetensi.

2) Prestasi yang dicapai, misalnya guru teladan, guru berprestasi dan lain

sebagainya.

3) Daftar urut kepangkatan.

4) Masa kerja

5) Usia

Penyelenggara uji sertifikasi dilaksanakan oleh Konsorsium

Penyelenggara Sertifikasi dari LPTK, Dirjen Dikti dan Dirjen PMPTK. Adapun

tahapan atau prosedur sertifikasi guru menurut Depdiknas (2007: 3) digambarkan

sebagai berikut:

Page 50: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

Lulus

Tidak Lulus

Lulus

Tidak Lulus

Lulus

Tidak Lulus

Gambar 4. Diagram Prosedur Sertifikasi Guru dalam Jabatan

(Depdiknas 2007: 3)

Guru peserta sertifikasi yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota mengikuti tes tertulis, tes kinerja dan dilengkapi dengan

self appraisal/portofolio, serta penilaian atasan. Hasil tes tulis, kinerja dan

penilaian terhadap self appraisal dan portofolio serta penilaian atasan

digabungkan untuk menentukan kelulusannya. Bagi mereka yang lulus diberikan

sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak lulus disarankan mengikuti pelatihan

atau pembinaan melalui MGMP/KKG, PPG, LPMP atau lembaga liannya agar

lebih siap untuk mengikuti tes ulang berikutnya.

GURU DALAM JABATAN

S1/D4

PENILAIAN

PORTOFOLIO

SERTIFIKASI

PENDIDIKAN

KEGIATAN MELENGKAPI PORTOFOLIO

DINAS

PENDIDIKAN

PELAKSANAAN

DIKLAT

UJIAN

UJIAN

ULANG 2 X

DIKLAT PROFESI GURU

Page 51: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

B. Kerangka Pemikiran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan

mata pelajaran yang tidak kalah pentingnya dengan mata pelajaran lainnya seperti

Matematika, IPA, IPS dan lain-lain. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peran penting untuk

mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan

suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga, dimana

pendidikan jasmani mempunyai maksud dan tujuan untuk mendidikan siswa. Hal

yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya adalah alat yang digunakan

yaitu: gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak tersebut dirancang

secara sadar oleh gurunya untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan

siswa dan mengembangkan aspek-aspek lainnya seperti kongnitif, afektif,

psikomotorik, sosial dan mental. Dalam upaya mengembangkan dan mendidik

siswa, maka Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus dilaksanakan

dengan baik dan tepat.

Untuk memenuhi tuntutan perkembangan dan kemajuan dibidang ilmu

pendidikan, maka dalam membelajarkan Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan di sekolah harus dilakukan dengan tenaga-tenaga pendidik yang

profesional. Hal ini dimaksudkan agar tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan dapat tercapai. Upaya meningkatkan profesi guru pemerintah telah

melasanakan program sertifikasi guru. Melalui program sertifikasi guru

diharapkan para guru Penjasorkes memiliki profesional dalam membelajarkan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Perkembangan dan kemajuan dalam bidang pembelajaran Penjasorkes

mengharuskan guru Penjasorkes mengikutinya dan menerapkan dalam

pembelajaran Penjasorkes. PAIKEM merupakan model pembelajaran yang

digalakkan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar termasuk dalam

pembelajaran Penjasorkes.

Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAIKEM) merupakan pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif

Page 52: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat

dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang guru untuk menemukan

hal-hal yang baru dalam membelajarkan pendidikan jasmani. Kreatif menuntut

seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam atau

bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Upaya guru

menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat dilakukan dengan

memodifikasi sarana pembelajaran. Misalnya menggunakan kardus atau tali untuk

pembelajaran lompat, menggunakan bola plastik untuk pembelajaran bola voli

atau bola basket dan lain sebagainya. Efektif yaitu menghendaki tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Dan menyenangkan menuntut seorang guru

mencitptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, siswa tidak memiliki

rasa takut, senang mengikuti pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih terarah

terhadap pelajaran yang diterimanya.

Selain itu, model PAIKEM menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Siswa dituntut untuk akif mengemukakan pendapat atau

bertanya atau mempertanyakan gagasan orang lain. Siswa harus mampu

menemukan hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Siswa harus kreatif

merancang atau membuat sesuatu atau menemukan hal-hal baru dalam kegiatan

belajar mengajar. Dengan siswa terlibat aktif, maka tujuan pembelajaran akan

tercapai secara efektif. Dan hal yang terpenting siswa harus mempunyai

keberanian bertindak, bertanya atau mengemukakan pendapat. Keberhasilan dari

PAIKEM yaitu, siswa berfikir kritis, kreatif, produktif, belajar mandiri,

bertanggungjawab, bisa bekerjasama, mampu mencari dan memanfaatkan

informasi, mampu memecahkan masalah dan siap menghadapi perubahan. Untuk

mencapai hasil belajar pendidikan jasmani yang optimal, maka menerapkan model

pembelajaran yang tepat sangat penting. Model pembelajaran PAIKEM

merupakan model pembelajaran yang baik untuk membelajarkan Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dengan model pembelajaran PAIKEM, maka

motivasi belajar siswa akan menjadi meningkat sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai lebih optimal.

Page 53: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011. Penelitian dilaksanakan

pada masing-masing SMA Negeri se Kabupaten Kebumen.

B. Bentuk dan Startegi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian adalah

metode deskriptif dengan cara survai. Menurut Sugiyanto (1993: 52) bahwa,

“Penelitian deskriptif dengan metode survai yaitu penelitian bertujuan mencari

informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada

pada saat penelitian sedang berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya

tidak untuk menguji hipotesis, melainkan hanya untuk meminta gambaran atau

dekriptif tentang apa yang terjadi”.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru Penjasorkes dan Kepala

Sekolah di SMA Negeri se Kabupaten tahun pelajaran 2010/2011.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini dengan tanpa seleksi atau snow ball.

Peneliti tidak membatasi atau menyeleksi jumlah informan. Jumlah sampel adalah

keseluruhan guru Penjasorkes SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

pelajaran 2010/2011 pasca sertifikasi.

Page 54: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik angket yaitu, daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru

Kepala Sekolah dan guru Penjasorkes SMA Negeri se Kabupaten tahun pelajaran

2010/2011 pasca sertifikasi. Angket yang dihasilkan berupa data penelitian yang

memiliki pola jawaban “ya” dengan skor (2) dan jawaban “tidak” dengan skor (1).

F. Validitas Data

1. Uji Validitas

Data dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan statistik deskriptif kualitatif.

Instrumen ini diujicobakan (try out) untuk validitas instrument itu sendiri.

Setelah ditemukan instrument yang valid, baru digunakan untuk memperoleh

data langsung di lapangan atau subjek penelitian. Metode analisis yang

digunakan untuk menguji validitas tiap butir soal menggunakan korelasi

product moment pearson (Suharsimi Arikunto, 2000: 72). Uji vailiditas

penelitian ini menggunakan rumus prodduct moment dari Suharsimi Arikunto

(2000: 72) sebagai berikut:

N. XY - X.Y

r XY =

{N.X2 - (X)

2} {N.Y

2 - (Y)

2}

Keterangan :

N = Jumlah sampel

rXY = Korelasi antara X dan Y

X = Variabel prediktor

Y = Variabel kriterium

= Jumlah

Dari hasilperhitungan rhitung dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf

signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka data tersebut valid. Sebaliknya jika rhitung

< rtabel maka butir soal tidak valid. Selanjutnya item soal yang dipakai sebagai

instrument penelitian adalah butir soal yang valid.

Page 55: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data dalam penelitian ini menggunakan koefisien

reliabilitas belah dua dari Mulyono B. (1997: 28) sebagai berikut:

N.Y1Y2 - (Y1) (Y2)

rY1Y2 =

{N.Y12

- (Y1)2} {N. Y2

2 - (Y2)

2

Hasil penghitungan korelasi di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus

reliabilita dari Sperman Brown sebagai berikut :

2. (rY1Y2)

r11 =

1 + rY1Y2

Untuk mengetahui kategori koefisien reliabilitas test menggunakan

pedoman tabel koefisien reliabilitas dari Strand B.N. & Wilson R. (1993: 11)

sebagai beriukut:

Kategori Reliabilitas

Excellent 0.95 – 0.99

Very good 0,90 – 0.94

Acceptable 0.80 – 0.89

Poor 0.70 – 0.79

Quisonable 0.60 – 0.69

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif

yang didasarkan pada analisis kuantitatif melalui frekuensi dan prosentase.

Hasil perhitungan frekuensi dan prosentase yang diperoleh, kemudian disajikan

dalam bentuk tabel dan diuraikan secara deskriptif untuk masing-masing

instrument, sehingga akan diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai

variabel yang diteliti. Cara penghitungan prosentase masing-masing indikator

penelitian sebagai berikut:

Jawaban masing-masing indikator

F = X 100%

Page 56: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

N (Jumlah sampel/responden)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai

berikut:

1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

2. Melakukan ujicoba instrumen penelitian

3. Menentukan jumlah butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan angket

penelitian

4. Menyebar angket penelitian kepada responden/sampel yang telah ditentukan.

5. Menganalisis hasil jawaban angket dari sampel/responden.

6. Menyimpulkan hasil penelitian.

Page 57: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang diperoleh melalui butir soal, kemudian disajikan

dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan persentase dari setiap butir

instrumen serta dilengkapi dengan uraian deskriptif. Untuk memperoleh data

penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola

jawaban (a) ya dengan skor nilai: 2, (b) tidak dengan skor nilainya: 1.

Uraian selanjutnya data hasil temuan didiskripsikan berdasarkan tiap butir

dan kelompok indikator yang sama. Ada 2 (dua) komponen dari hasil penelitian

yaitu: peran guru dalam membelajarkan Penjasorkes pasca sertifikasi dan

pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes panca sertifikasi. Berikut ini

disajikan berturut-turut indikator-indikator penelitian sebagai berikut:

1. Peran Guru dalam Membelajarkan Penjasorkes Pasca Sertifikasi

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi peran guru dalam

membelajarkan Penjasorkes pasca sertifikasi soal nomor 1 sampai nomor 20.

Hasil pengolahan data tentang peran guru dalam membelajarkan Penjasorkes

pasca sertifikasi sebagai berikut:

Butir soal 1) Panggilan Sertifikasi kepada guru Penjasorkes

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

1. Hasil yang dilacak butir soal nomor 1 yaitu guru Penjasorkes senang mendapat

panggilan sertifikasi. Hasil jawaban butir soal nomor 1 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Page 58: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mendapat Panggilan

Sertifikasi Merasa Senang

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes mendapat panggilan sertifikasi merasa senang yang diajukan ke 21

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau

100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atu 0%.

Butir soal 2) Guru Penjasorkes Bingung atau Belum Siap Mendapat

Panggilan Sertifikasi

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

2. Hasil yang dilacak butir soal nomor 2 yaitu guru Penjasorkes merasa binggung

atau belum siap pada saat mendapat panggilan sertifikasi. Hasil jawaban butir soal

nomor 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes yang Mendapat Panggilan

Sertifikasi Merasa Belum Siap dan Bingung

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 0 21 21

% 0% 100% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa binggung atau belum siap pada saat mendapat panggilan

sertifikasi yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 2) tidak ada atau 0%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 21 orang atau

100%.

Page 59: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

Butir soal 3) Guru Penjasorkes Lulus Sertifikasi melalui Jalur Portofolio

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

3. Hasil yang dilacak butir soal nomor 3 yaitu guru Penjasorkes lulus sertifikasi

melalui jalur portofolio. Hasil jawaban butir soal nomor 3 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Lulus Sertifikasi melalui

Jalur Portofolio

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 18 3 21

% 85.71% 14.29% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes lulus sertifikasi melalui jalur portofolio yang diajukan ke 21

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 18 orang atau

85.71%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 orang atau 14.29%.

Butir soal 4) Guru Penjasorkes Lulus Sertifikasi melalui Jalur PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

4. Hasil yang dilacak butir soal nomor 4 yaitu guru Penjasorkes lulus sertifikasi

melalui jalur PLPG. Hasil jawaban butir soal nomor 4 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Lulus Sertifikasi melalui

Jalur PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 4 17 21

% 19.05% 80.95% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes lulus sertifikasi melalui jalur PLPG yang diajukan ke 21 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 4 orang atau 19.05%,

jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 17 orang atau 80.95%.

Page 60: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

Butir soal 5) Guru Penjasorkes Merasa Layak Menerima Sertifikat Profesi

Guru dan Mendapat Gaji Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

5. Hasil yang dilacak butir soal nomor 5 yaitu guru Penjasorkes merasa layak

menerima sertifikat profesi dan mendapat gaji sertifikasi guru. Hasil jawaban butir

soal nomor 5 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Layak Menerima

Sertifikasi Profesi Guru dan Mendapat Gaji Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa layak menerima sertifikat profesi dan mendapat gaji

sertifikasi guru yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban

a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada

atau 0%.

Butir soal 6) Guru Penjasorkes dalam Melengkapi Berkas Portofolio

Sesuai/Benar dan Tidak Ada Berkas yang Dipalsukan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

6. Hasil yang dilacak butir soal nomor 6 yaitu guru Penjasorkes dalam melengkapi

portofolio sesuai/benar dan tidak ada berkas yang dipalsukan. Hasil jawaban butir

soal nomor 6 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam Melengkapi Berkas

Portofolio Sesuai/Benar dan Tidak Ada Berkas yang Dipalsukan

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Page 61: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes dalam melengkapi portofolio sesuai/benar dan tidak ada berkas yang

dipalsukan yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada

atau 0%.

Butir soal 7) Guru Penjasorkes Setuju dengan Program Pemerintah tentang

Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

7. Hasil yang dilacak butir soal nomor 7 yaitu guru Penjasorkes setuju dengan

program pemerintah tentang sertifikasi guru. Hasil jawaban butir soal nomor 7

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Setuju dengan Program

Pemerintah tentang Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes setuju dengan program pemerintah tentang sertifikasi guru yang

diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak

21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 8) Guru Penjasorkes Merasa Berat atau Sulit dalam Melengkapi

Berkas Portofolio untuk Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

8. Hasil yang dilacak butir soal nomor 8 yaitu guru Penjasorkes merasa berat atau

sulit saat melengkapi portofolio sertifiaksi guru. Hasil jawaban butir soal nomor 8

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 62: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Berat atau Sulit saat

Melengkapi Portofolio Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 0 21 21

% 0% 100% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa berat atau sulit saat melengkapi portofolio sertifiaksi guru

yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) tidak

ada atau 0%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 21 orang atau 100%.

Butir soal 9) Guru Penjasorkes Merasa Berat atau Sulit Saat Mengikuti

PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

9. Hasil yang dilacak butir soal nomor 9 yaitu guru Penjasorkes merasa berat atau

sulit saat mengikuti PLPG. Hasil jawaban butir soal nomor 9 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Berat atau Sulit saat

Mengikuti PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 6 15 21

% 28.57% 71.43% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa berat atau sulit saat mengikuti PLPG yang diajukan ke 21

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 6 orang atau

28.57%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 15 orang atau 71.43%.

Page 63: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

Butir soal 10) Guru Penjasorkes Merasa Cukup Berprofesi sebagai Guru

yang Profesional melalui Jalur PLPG yang Waktunya Relatif Singkat

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

10. Hasil yang dilacak butir soal nomor 10 yaitu guru Penjasorkes merasa cukup

berprofesi sebagai guru yang profesional melalui jalur PLPG yang waktunya

relatif singkat. Hasil jawaban butir soal nomor 10 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Cukup Berprofesi

sebagai Guru yang Profesional melalui Jalur PLPG yang Waktunya

Relatif Singkat

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 16 5 21

% 76.19% 23.81% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa cukup berprofesi sebagai guru yang profesional melalui jalur

PLPG yang waktunya relatif singkat yang diajukan ke 21 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 61 orang atau 76.19%, jawaban

indikator b (nilai 1) sebanyak 5 orang atau 23.81%.

Butir soal 11) Orientasi Semua Guru Gajinya akan Bertambah setelah

Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

11. Hasil yang dilacak butir soal nomor 11 yaitu orientasi semua guru gajinya

akan bertambah setelah mendapat tunjangan sertifikasi guru. Hasil jawaban butir

soal nomor 11 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Orientasi Semua Guru Gajinya akan

Bertambah setelah Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 19 2 21

% 90.48% 9.52% 100%

Page 64: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal orientasi

semua guru gajinya akan bertambah setelah mendapat tunjangan sertifikasi guru

yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2)

sebanyak 19 orang atau 90.48%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 2 orang

atau 9.52%.

Butir soal 12) Orientasi Guru Penjasorkes akan Menjadi Profesional setelah

Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

12. Hasil yang dilacak butir soal nomor 12 yaitu orientasi guru Penjasorkes akan

menjadi guru yang profesional setelah mendapat tunjangan sertifikasi guru. Hasil

jawaban butir soal nomor 12 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Orientasi Guru Penjasorkes Menjadi Guru

Profesional setelah Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 18 3 21

% 85.71% 14.29% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal orientasi

guru Penjasorkes akan menjadi guru yang profesional setelah mendapat tunjangan

sertifikasi guru yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban

a (nilai 2) sebanyak 18 orang atau 85.71%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak

3 orang atau 14.29%.

Butir soal 13) Kinerja Guru Penjasorkes Lebih Profesional atau Lebih Baik

setelah Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

13. Hasil yang dilacak butir soal nomor 13 yaitu kinerja guru Penjasorkes lebih

profesional atau lebih baik setelah mendapat tunjangan sertifikasi guru. Hasil

jawaban butir soal nomor 13 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 65: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Kinerja Guru Penjasorkes Lebih Profesional

atau Lebih Baik setelah Mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kinerja

guru Penjasorkes lebih profesional atau lebih baik setelah mendapat tunjangan

sertifikasi guru yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban

a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada

atau 0%.

Butir soal 14) Kinerja Guru Penjasorkes Masih Sama Seperti Sebelum

Mendapat Sertifikat Sertifikasi Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

14. Hasil yang dilacak butir soal nomor 14 yaitu kinerja guru Penjasorkes masih

sama seperti sebelumnya setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru. Hasil

jawaban butir soal nomor 14 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Kinerja Guru Penjasorkes Masih Sama

Seperti Sebelumnya Setelah Mendapat Sertifikat Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 2 19 21

% 9.52% 90.48% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kinerja

guru Penjasorkes masih sama seperti sebelumnya setelah mendapat sertifikat

sertifikasi guru yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban

a (nilai 2) sebanyak 2 orang atau 9.52%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 19

orang atau 90.48%.

Page 66: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

Butir soal 15) Guru Penjasorkes Menerapkan Ilmu Pengetahuannya dari

PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

15. Hasil yang dilacak butir soal nomor 15 yaitu guru Penjasorkes menerapkan

ilmu pengetahuan yang diterima dari kegiatan PLPG. Hasil jawaban butir soal

nomor 15 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Menerapkan Ilmu

Pengetahuan yang Diterima dari Kegiatan PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 17 4 21

% 80.95% 19.05% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dari kegiatan PLPG

yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2)

sebanyak 17 orang atau 80.95%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 orang

atau 19.05%.

Butir soal 16) Guru Penjasorkes Menguasai Semua Materi yang Diterima

dari PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

16. Hasil yang dilacak butir soal nomor 16 yaitu guru Penjasorkes menguasai

semua materi yang diterima dari PLPG. Hasil jawaban butir soal nomor 16

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Menguasai Semua Materi

yang Diterima dari Kegiatan PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Page 67: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes menguasai semua materi yang diterima dari PLPG yang diajukan ke

21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang

atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 17) Guru Penjasorkes yang Lulus Sertifikasi Melalui Jalur

Portofolio Lebih Baik daripada yang Lulus Melalui Jalur PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

17. Hasil yang dilacak butir soal nomor 17 yaitu guru Penjasorkes yang lulus

sertifikasi melalui jalur portofolio lebih baik daripada lulus melalui jalur PLPG.

Hasil jawaban butir soal nomor 17 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes yang Lulus Sertifikasi

Melaliu Portofolio Lebih Baik daripada Lulus Melalui Jalur PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 8 13 21

% 38.10% 61.90% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes yang lulus sertifikasi melalui jalur portofolio lebih baik daripada lulus

melalui jalur PLPG yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator

jawaban a (nilai 2) sebanyak 8 orang atau 38.10%, jawaban indikator b (nilai 1)

sebanyak 13 orang atau 61.90%.

Butir soal 18) Merasa Lebih Enak Lulus Sertifikasi Melalui Jalur Portofolio

daripada Lulus Melalui Jalur PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

18. Hasil yang dilacak butir soal nomor 18 yaitu guru Penjasorkes merasa lebih

enak lulus sertifikasi melalui jalur portofolio daripada lulus melalui jalur PLPG.

Hasil jawaban butir soal nomor 18 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 68: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Merasa Lebih Enak Lulus

Sertifikasi Melaliu Portofolio daripada Lulus Melalui Jalur PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes merasa lebih enak lulus sertifikasi melalui jalur portofolio daripada

lulus melalui jalur PLPG yang diajukan ke 21 responden yang menjawab

indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b

(nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 19) Proses Sertifikasi Guru Sangat Rumit dan Bertele-Tele

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

19. Hasil yang dilacak butir soal nomor 19 yaitu proses sertifikasi guru sangat

rumit dan bertele-tele. Hasil jawaban butir soal nomor 19 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Proses Sertifikasi Guru Sangat Rumit dan

Bertele-Tele

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 2 19 21

% 9.52% 90.48% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal proses

sertifikasi guru sangat rumit dan bertele-tele yang diajukan ke 21 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 2 orang atau 9.52%, jawaban

indikator b (nilai 1) sebanyak 19 orang atau 90.48%.

Page 69: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

Butir soal 20) Guru Penjasorkes Selalu Meningkatkan Ilmu Pengetahuannya

dalam Kegiatan Belajar Mengajar setelah Memperoleh Sertifikat Sertifikasi

Guru

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

20. Hasil yang dilacak butir soal nomor 20 yaitu guru Penjasorkes selalu

meningkatkan ilmu pengetahuannya dalam kegiatan belajar mengajar setelah

mendapat sertifikat sertifikasi guru. Hasil jawaban butir soal nomor 20 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Selalu Meningkatkan Ilmu

Pengetahuannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar setelah Mendapat

Sertifikat Sertifikasi Guru

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 2 19 21

% 9.52% 90.48% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya dalam kegiatan belajar

mengajar setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru yang diajukan ke 21

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 2 orang atau

9.52%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 19 orang atau 90.48%.

2. Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru Penjasorkes

Pasca Sertifikasi

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi pembelajaran

Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi butir soal

21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35. Hasil pengolahan data tentang

pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi

sebagai berikut:

Page 70: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

Butir soal 21) Guru Penjasorkes Mengenal atau Mengetahui Model

Pembelajaran PAIKEM

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

21. Hasil yang dilacak butir soal nomor 21 yaitu guru Penjasorkes mengenal atau

mengetahui model pembelajaran PAIKEM. Hasil jawaban butir soal nomor 21

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengenal atau Mengetahui

Model Pembelajaran PAIKEM

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 20 1 21

% 90.24% 4.76% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes mengenal atau mengetahui model pembelajaran PAIKEM yang

diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak

20 orang atau 90.24%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 orang atau 4.76%.

Butir soal 22) Guru Penjasorkes Mengetahui Model Pembelajaran PAIKEM

dari Guru Lain

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

22. Hasil yang dilacak butir soal nomor 22 yaitu guru Penjasorkes mengetahui

model pembelajaran PAIKEM dari guru lain. Hasil jawaban butir soal nomor 22

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui Model

Pembelajaran PAIKEM dari Guru Lain

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 4 17 21

% 19.05% 80.95% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes mengetahui model pembelajaran PAIKEM dari guru lain yang

Page 71: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak

4 orang atau 19.05%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 17 orang atau

80.95%.

Butir soal 23) Guru Penjasorkes Mengetahui Model Pembelajaran PAIKEM

dari Pengembangan Ilmu Pengetahuan atau dari PLPG

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

23. Hasil yang dilacak butir soal nomor 23 yaitu guru Penjasorkes mengetahui

model pembelajaran PAIKEM dari pengambangan ilmu pengetahuan atau PLPG.

Hasil jawaban butir soal nomor 23 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui Model

Pembelajaran PAIKEM dari Pengembangan Ilmu atau PLPG

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 7 14 21

% 33.33% 66.67% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes mengetahui model pembelajaran PAIKEM dari pengambangan ilmu

pengetahuan atau PLPG yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator

jawaban a (nilai 2) sebanyak 7 orang atau 33.33%, jawaban indikator b (nilai 1)

sebanyak 14 orang atau 66.67%.

Butir soal 23) Guru Penjasorkes dalam Membelajarkan Penjasorkes dengan

Model Pembelajaran PAIKEM

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

24. Hasil yang dilacak butir soal nomor 24 yaitu guru Penjasorkes dalam

membelajarakan Penjasorkes dengan model pembelajaran PAIKEM. Hasil

jawaban butir soal nomor 24 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 72: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam Membelajarkan

Penjasorkes dengan model Pembelajaran PAIKEM

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes dalam membelajarakan Penjasorkes dengan model pembelajaran

PAIKEM yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada

atau 0%.

Butir soal 24) Guru Penjasorkes Memiliki Inovasi-Inovasi Baru dalam

Membelajarkan Penjasorkes, jika Sarana Tidak Tersedia

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

25. Hasil yang dilacak butir soal nomor 25 yaitu guru Penjasorkes memiliki

inovasi-inoasi baru dalam membelajarkan Penjasorkes jika sarana tidak tersedia.

Hasil jawaban butir soal nomor 25 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Memiliki Inovasi-Inovasi

dalam Membelajarkan Penjasorkes Jika Sarana Tidak Tersedia

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal

Penjasorkes memiliki inovasi-inoasi baru dalam membelajarkan Penjasorkes jika

sarana tidak tersedia yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator

jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1)

tidak ada atau 0%.

Page 73: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

Butir soal 26) Guru Penjasorkes Menemui Masalah dalam Membelajarkan

Penjasorkes

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

26. Hasil yang dilacak butir soal nomor 26 yaitu guru Penjasorkes menemui

masalah dalam membelajarkan Penjasorkes. Hasil jawaban butir soal nomor 26

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Menemui Masalah dalam

Membelajarkan Penjasorkes

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 9 12 21

% 42.86% 57.14% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes menemui masalah dalam membelajarkan Penjasorkes yang diajukan

ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 9 orang

atau 42.86%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 12 orang atau 57.14%.

Butir soal 27) Guru Penjasorkes Mengetahui PTK

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

27. Hasil yang dilacak butir soal nomor 27 yaitu guru Penjasorkes mengetahui

PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Hasil jawaban butir soal nomor 27 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Mengetahui PTK

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes mengetahui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang diajukan ke 21

Page 74: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau

100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 28) Guru Penjasorkes Membuat PTK

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

28. Hasil yang dilacak butir soal nomor 28 yaitu guru Penjasorkes membuat PTK

(Penelitian Tindakan Kelas). Hasil jawaban butir soal nomor 28 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Membuat PTK

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 12 9 21

% 57.14% 42.86% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang diajukan ke 21

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 orang atau

57.14%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 9 orang atau 42.86%.

Butir soal 29) Siswa Mengalami Kesulitan dalam Pembelajaran Penjasorkes

Guru Penjasorkes Membuat PTK

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

29. Hasil yang dilacak butir soal nomor 29 yaitu siswa mengalami kesulitan dalam

pembelajaran guru Penjasorkes membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Hasil

jawaban butir soal nomor 29 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Siswa Mengalami Kesulitan dalam

Pembelajaran Penjasorkes Guru Penjasorkes Membuat PTK

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 12 9 21

% 57.14% 42.86% 100%

Page 75: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal siswa

mengalami kesulitan dalam pembelajaran guru Penjasorkes membuat PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) yang diajukan ke 21 responden yang menjawab

indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 orang atau 57.14%, jawaban indikator b

(nilai 1) sebanyak 9 orang atau 42.86%.

Butir soal 30) PTK yang Dibuat Guru Penjasorkes Guru Penjasorkes

Relevan dengan Model Pembelajaran PAIKEM

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

30. Hasil yang dilacak butir soal nomor 30 yaitu PTK yang dibuat guru

Penjasorkes relevan dengan model pembelajaran PAIKEM. Hasil jawaban butir

soal nomor 30 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase PTK yang Dibuat Guru Penjasorkes Relevan

dengan Model Pembelajaran PAIKEM

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal PTK yang

dibuat guru Penjasorkes relevan dengan model pembelajaran PAIKEM yang

diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak

21 orang atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 31) Guru Penjasorkes Mengembangkan Ilmu Pengetahuan

Masalah Pembelajaran Penjasorkes Melalui Buku-Buku yang Relevan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

31. Hasil yang dilacak butir soal nomor 31 yaitu guru Penjasorkes selalu

mengembangkan ilmu pengetahuan masalah pembelajaran Penjasorkes melalui

buku-buku yang relevan. Hasil jawaban butir soal nomor 31 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Page 76: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Selalu Mengembangkan

Ilmu Pengetahuan Masalah Pembelajaran Penjasorkes Melalui Buku-

Buku yang Relevan

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 21 0 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes selalu mengembangkan ilmu pengetahuan masalah pembelajaran

Penjasorkes melalui buku-buku yang relevan yang diajukan ke 21 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 21 orang atau 100%, jawaban

indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Butir soal 32) Guru Penjasorkes dalam Pembelajaran Penjasorkes hanya

Berpedoman pada LKS

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

32. Hasil yang dilacak butir soal nomor 32 yaitu guru Penjasorkes dalam

membelajarkan Penjasorkes hanya berpedoman pada LKS. Hasil jawaban butir

soal nomor 32 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes dalam Membelajarkan

Penjasorkes Hanya Berpedoman pada LKS

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 0 21 21

% 100% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes dalam membelajarkan Penjasorkes hanya berpedoman pada LKS

yang diajukan ke 21 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) tidak

ada atau 0%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 21 orang atau 100%.

Page 77: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

Butir soal 33) Guru Penjasorkes Memiliki Reverensi-Reverensai Model

Pembelajaran PAIKEM untuk Mendukung Pembelajaran Penjasorkes

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

33. Hasil yang dilacak butir soal nomor 33 yaitu guru Penjasorkes memiliki

reverensi-reverensi model pembelajaran PAIKEM untuk mendukung pembelajran

Penjasorkes. Hasil jawaban butir soal nomor 33 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 33. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Memiliki Reverensi-

Reverensi Model Pembelajaran PAIKEM untuk Mendukung

Pembelajaran Penjasorkes

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 19 2 21

% 90.48% 9.52% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes memiliki reverensi-reverensi model pembelajaran PAIKEM untuk

mendukung pembelajran Penjasorkes yang diajukan ke 21 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 19 orang atau 90.48%, jawaban

indikator b (nilai 1) sebanyak 2 orang atau 9.52%.

Butir soal 34) Guru Penjasorkes Tidak Peduli dengan Perkembangan Ilmu

Pembelajaran dan pembelajaran yang Dilaksanakan Monoton

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

34. Hasil yang dilacak butir soal nomor 34 yaitu guru Penjasorkes tidak peduli

dengan perkembangan ilmu pembelajaran, sehingga pembelajaran Penjasorkes

monoton. Hasil jawaban butir soal nomor 34 disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Page 78: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

Tabel 34. Frekuensi dan Prosentase Guru Penjasorkes Tidak Peduli dengan

Perkembangan Ilmu Pembelajaran, sehingga Pembelajaran

Penjasorkes Monoton

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 0 21 21

% 90.48% 9.52% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal guru

Penjasorkes tidak peduli dengan perkembangan ilmu pembelajaran, sehingga

pembelajaran Penjasorkes monoton yang diajukan ke 21 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 2) tidak ada atau 0%, jawaban indikator b

(nilai 1) sebanyak 21 orang atau 100%.

Butir soal 35) Model Pembelajaran PAIKEM yang Dicanangkan Pemerintah

Mengakibatkan Ada Perubahan dalam Membelajarkan Penjasorkes

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

35. Hasil yang dilacak butir soal nomor 35 yaitu model pembelajaran PAIKEM

yang dicanangkan pemerintah mengakibatkan ada perubahan dalam

membelajarkan Penjasorkes. Hasil jawaban butir soal nomor 35 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 35. Frekuensi dan Prosentase Model Pembelajaran PAIKEM yang

Dicanangkan Pemerintah Mengakibatkan Ada Perubahan dalam

Membelajarkan Penjasorkes

F & % Rentang Nilai

Jumlah Ya/2 Tidak/1

F 18 3 21

% 85.71% 14.29% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal model

pembelajaran PAIKEM yang dicanangkan pemerintah mengakibatkan ada

perubahan dalam membelajarkan Penjasorkes yang diajukan ke 21 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 18 orang atau 85.71%,

jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 orang atau 14.29%.

Page 79: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan identifikasi dari masing-masing indikator, maka dari jawaban

frekuensi dan prosentase masing-masing butir soal diakumulasikan atau

dijumlahkan. Dari dua (2) alternatif pilihan jawaban ya/2 dan tidak/1 tersebut,

dijadikan patokan menyimpulkan dari jumlah prosentase masing-masing jawaban.

Jika prosentase jawaban lebih banyak pada jawaban ya atau nilai 2, maka

simpulannya baik, jika jawabannya lebih banyak pada jawaban tidak atau nilai 1

maka simpulannya kurang baik. Berikut ini disajikan akumulasi jawaban dari

masing-masing indikator studi tentang aplikasi model PAIKEM dalam

pembelajaran Penjasorkes oleh guru pasca sertifikasi yang telah bersertifikat

sebagai berikut:

1. Peran Guru dalam Membelajarkan Penjasorkes Pasca Sertifikasi

Identifikasi peran guru dalam membelajarkan Penjasorkes pasca sertifikasi

di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 terdiri 20 butir

soal. Hasil jawaban dari 20 indikator peran guru dalam membelajarkan

Penjasorkes pasca sertifikasi di DI SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

pelajaran 2010/2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 80: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

Tabel 36. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Peran Guru

dalam Membelajarkan Penjasorkes Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011

No Indikator Jawaban

Jumlah Ya/2 Tidak/1

1 100% 0% 100%

2 0% 100% 100%

3 85.71% 14.29% 100%

4 19.05% 80.95% 100%

5 100% 0% 100%

6 100% 0% 100%

7 100% 0% 100%

8 0% 100% 100%

9 28.57% 71.43% 100%

10 76.19% 23.81% 100%

11 90.48% 9.52% 100%

12 85.71% 14.29% 100%

13 100% 0% 100%

14 9.52% 90.48% 100%

15 80.95% 19.05% 100%

16 100% 0% 100%

17 38.10% 61.90% 100%

18 100% 0% 100%

19 9.52% 90.48% 100%

20 9.52% 90.48% 100%

Jumlah 1233% 767% 100%

Rata-rata 62% 38% 100%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi peran guru dalam

membelajarkan Penjasorkes pasca sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten

Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan rata-rata total jawaban (ya/2)

62%, jawaban (tidak/1) sebanyak 38%. Hasil jawaban ini menunjukkan peran

guru dalam membelajarkan Penjasorkes pasca sertifikasi di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 adalah baik.

2. Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru Penjasorkes Pasca

Sertifikasi

Identifikasi pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru

Panjasorkes pasca sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

Page 81: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

pelajaran 2010/2011 terdiri 15 butir soal. Hasil jawaban dari kelima belas

indikator pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Panjasorkes pasca

sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 37. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru Penjasorkes

Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

pelajaran 2010/2011

No Indikator Jawaban

Jumlah Ya/2 Tidak/1

1 90.24% 4.76% 100%

2 19.05% 80.95% 100%

3 33.33% 66.67% 100%

4 100% 0% 100%

5 100% 0% 100%

6 42.86% 57.14% 100%

7 100% 0% 100%

8 57.14% 42.86% 100%

9 57.14% 42.86% 100%

10 100% 0% 100%

11 100% 0% 100%

12 100% 0% 100%

13 90.48% 9.52% 100%

14 90.48% 9.52% 100%

15 85.71% 14.29% 100%

Jumlah 1166% 329% 100%

Rata-rata 77% 23% 100%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi pembelajaran

Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Panjasorkes pasca sertifikasi di SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan rata-rata

total jawaban (ya/2) 77%, jawaban (tidak/1) sebanyak 23%. Hasil jawaban ini

menunjukkan pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru Panjasorkes

pasca sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran

2010/2011 adalah baik.

Page 82: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Aplikasi model pembelajaran

PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Pasca sertifikasi yang telah

bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam

membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun

pelajaran 2010/2011 adalah baik. Dari hasil analisis angket peran guru

Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam membelajarkan

Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran

2010/2011 diperoleh jawaban ya atau nilai (2) sebanyak 62%, sedangkan

jawaban tidak atau nilai (1) sebanyak 38%.

2. Guru Panjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat telah

mengaplikasikan model PAIKEM dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 adalah baik. Dari

hasil analisis angket pembelajaran Penjasorkes model PAIKEM oleh guru

Panjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se

Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011 diperoleh jawaban ya atau

nilai (2) sebanyak 77%, sedangkan jawaban tidak atau nilai (1) sebanyak 23%.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta model pembelajaran yang

digunakan.

Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan

materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,

serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.

Page 83: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,

ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Para guru Penjasorkes yang telah memiliki serifikat sertifikasi guru yang

menerapkan model-model pembeajaran (model PAIKEM) menjadi terpacu untuk

melakukannya dan memiliki kreativitas dan inovasi-inovasi baru agar diperoleh

hasil belajar yang optimal. Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan

sebagai motivasi dalam upaya untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang

ada, sehingga pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes akan semakin berkualitas

dan dapat memberikan hasil yang maksimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya

kepada para guru Pernjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat SMA

Negeri se Kabupaten Kebumen sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat

seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru

hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,

saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan model pembelajaran

Penjasorkes untuk menyampaikan materi pembelajaran.

3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan belajar mengajar Penjasorkes.

Page 84: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman.2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru

SLTP Setara D-III.

Agus Mahendra. 2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Depdiknas. Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Tenaga Kependidikan. Bagian Proyek Pengendalian dan

Peningkatan Mutu Guru Penjas Dikdasmen.

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian

Rakyat.

Dasim Budimansyah, Suparlan dan Danny Meirawan. 2009. PAKEM

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: PT.

Genesindo.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman

Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetesnsi Sekolah Menengah

Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertama.

2007. Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Farida Sarimaya. 2009. Sertifikasi Guru. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan

Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press.

http://arifkurniawan045.blogspot.com/2007/12/persiapan-profesi-guru-

penjas.html

htt://tarmizi.wordpress.com/2010/14/05

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11pembelajaran-aktif-novatif-kreatif-

efektif-dan menyenangkan

Kemendiknas. 2010. Panduan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Page 85: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

Madyo Ekosusilo. 2007. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan). Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan.

M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Muhammad Ali. 2005. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Mulyono B. 1997. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Nana Sudjana. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Rusli Lutan. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru

SLTP Setara D-III.

Strand B.N. & Wilson R. 1993. Assesing Sport Skill Campaigns. Human Kinetics

Publiser.

Sugiyanto. 1993. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni. 1998. Belajar dan Pembelajaran II.

UNS Press.

Suharsimi Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Suradji. 2009. Manajemen Kepegawaian Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Sutrisno Hadi.2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Bandung: CV. Maulana.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berientasi Konstruktik

Konsep, Landasan teoritis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Page 86: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 87: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

LAMPIRAN

Page 88: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Lampiran 1

Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Angket

Studi tentang Aplikasi Model Pembelajaran PAIKEM dalam Pembelajaran

Penjasorkes oleh Guru Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

Tahun Pelajaran 2010/2011

Definisi Operasional

Variabel

Indikator Nomor Item Jumlah

Item A. Peran Guru dalam

membelajarkan

Penjasorkes Pasca

Sertifikasi

a) Panggilan sertifikasi guru

b) Kesiapan dalam mengikuti

sertifikasi guru

c) Lulus sertifikasi jalur

portofolio

d) Lulus sertifikasi jalur PLPG

e) Kelayakan mendapat

sertifikasi guru

f) Pemberkasan sertifikasi

guru

g) Pendapat guru tentang

sertifikasi

h) Kesulitan dalam melengkapi

berkas sertifikasi

i) Kesulitan PLPG

j) Profesionalisme sebagai

guru setelah mendapat

sertifikasi

k) Orientasi sertifikasi

bertambah gaji

l) Orientasi sertifikasi

mengajar lebih profesional

m) Kinerja guru setelah

mendapat sertifikasi

n) Tidak ada perbedaan

masalah kinerja guru

o) Penerapan ilmu pengetahuan

dari PLPG

p) Penguasaan materi PLPG

q) Kualitas kelulusan

sertifikasi antara portofolio

dan PLPG

r) Perbedaan kelulusan melalui

jalur portofolio dan PLPG

s) Perbedaan kelulusan

melalui jalur PLPG dan

portofolio

t) Peningkatan ilmu

pengetahuan setelah

sertifikasi

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,

11,12,13,14,15,16,

17,18,19,20

20

Page 89: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

B. Pembelajaran Penjasorkes

Model PAIKEM oleh

Guru Penjasorkes Pasca

Sertifikasi

a) Pengetahuan tentang

PAIKEM

b) Perolehan pengetahuan

PAIKEM

c) Pengetahuan PAIKEM dari

ilmu pengetahuan

d) Pembelajaran Penjasorkes

dengan model PAIKEM

e) Inovasi-inovasi

pembelajaran Penjasorkes

f) Permasalahan dalam

membelajarkan Penjasorkes

g) Pengetahuan tentang PTK

h) Pembuatan PTK

i) Kesulitan dalam

pembelajaran membuat PTK

j) PTK relevan dengan model

PAIKEM

k) Pengembangan ilmu

pengetahuan melalui buku

l) Pembelajaran Penjasorkes

berpedoman LKS

m) Referensi model PAIKEM

dalam membelajarkan

Penjasorkes

n) Ketidak pedulian guru

dengan perkembangan ilmu

pengetahuan

o) Perubahan dalam

membelajarkan Penjasorkes

dengan PAIKEM

21,22,23,24,25,26,

27,28,29,30,31,32,

33,34,35

15

Page 90: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xc

Lampiran 2

Daftar Pertanyaan Ujicoba Penelitian

Studi tentang Aplikasi Model Pembelajaran PAIKEM dalam Pembelajaran

Penjasorkes oleh Guru Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011

Nama Guru :………………………………………

Usia & Pendidikan Terakhir :………………………………………

Tempat Mengajar : ……………………………………..

Petunjuk Pengisian

Pilih alternative jawaban yang sesuai menurut saudara/saudari dengan memberi

tanda (√ ) pada jawaban (ya, tidak) dan atau tuliskan jawaban yang membutuhkan

penjelasan.

A. Peran Guru dalam Membelajarkan Penjasorkes Pasca Sertifikasi

1. Apakah saudara senang jika guru Penjasorkes di sekolah saudara mendapat

panggilan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

2. Apakah guru Penjasorkes saudara binggung atau belum siap mendapat

panggilan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

3. Apakah guru Penjasorkes saudara lulus sertifikasi guru melalui jalur

portofolio?

{ } ya

{ } tidak

Page 91: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xci

4. Apakah guru Penjasorkes saudara lulus sertifikasi guru melalui PLPG?

{ } ya

{ } tidak

5. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa layak menerima sertifikat profesi

guru dan mendapat gaji sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

6. Apakah guru Penjasorkes saudara mendapat panggilan sertifikasi karena

memiliki dedikasi yang tinggi?

{ } ya

{ } tidak

7. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam melengkapi berkas-berkas portofolio

sesuai/benar dan tidak ada berkas yang dipalsukan?

{ } ya

{ } tidak

8. Apakah saudara setuju dengan program pemerintah tentang sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

9. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa berat atau sulit saat melengkapi

berkas portofolio untuk sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

10. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa berat atau sulit saat mengikuti

PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

Page 92: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcii

11. Apakah guru Penjasorkes saudara tenang dan merasa siap untuk

mengikuti/melaksanakan PPG?

{ } ya

{ } tidak

12. Apakah guru Penjasorkes saudara sudah merasa cukup berprofesi sebagai guru

yang profesional melalui jalur PLPG yang waktunya relatif singkat?

{ } ya

{ } tidak

13. Apakah orientasi semua guru gajinya akan bertambah setelah mendapat

tunjangan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

14. Apakah orientasi saudara akan menjadi guru yang profesional setelah

mendapat tunjangan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

15. Apakah kinerja guru Penjasorkes saudara lebih profesional atau lebih baik

setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

16. Apakah kinerja guru Penjasorkes saudara masih sama seperti sebelumnya

setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri

penjelasan………………………………………………………………….

Page 93: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciii

17. Apakah guru Penjasorkes saudara menerapkan ilmu pengetahuan yang saudara

terima dari kegiatan PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

18. Apakah guru Penjasorkes saudara menguasai semua materi yang diterima dari

program PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

19. Menurut saudara guru Penjasorkes yang lulus sertifikasi melalui jalur

portofolio lebih baik dari guru yang lulus melalui jalur PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

20. Menurut saudara apakah lebih enak lulus sertifikasi melalui jalur portofolio

daripada melalui jalur PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

21. Menurut saudara apakah proses sertifikasi guru sangat rumit dan bertele-tele?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

22. Menurut saudara apakah lebih enak lulus sertifikasi melalui jalur PLPG

daripada melalui jalur portofolio?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

Page 94: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciv

23. Apakah guru Penjasorkes saudara selalu meningkatkan ilmu pengetahuan

dalam kegiatan belajar mengajar setelah memperoleh sertifikat sertifikasi

guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

B. Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru Penjasorkes Pasca

Sertifikasi

24. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa asing dengan model pembelajaran

PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

25. Apakah guru Penjasorkes saudara mengenal atau mengetahui model

pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

26. Apakah guru Penjasorkes saudara mengetahui model pembelajaran PAIKEM

hanya dari guru lain?

{ } ya

{ } tidak

27. Apakah guru Penjasorkes saudara mengetahui model pembelajaran PAIKEM

dari pengembangan ilmu pengetahuan (literatur buku) atau hanya dari PLPG?

{ } ya

{ } tidak

28. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam membelajarkan Penjasorkes dengan

model pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

Page 95: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcv

29. Apakah guru Penjasorkes saudara memiliki inovasi-inovasi baru dalam

membelajarkan Penjasorkes, jika sarana tidak tersedia?

{ } ya

{ } tidak

Beri contoh inovasi……………………………………………………………..

30. Apakah guru Penjasorkes saudara menemui masalah dalam membelajarkan

Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

Beri contohnya………………………………………………………………….

31. Apakah guru Penjasorkes saudara tahu tentang PTK (Penelitian Tindakan

Kelas)?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

32. Apakah guru Penjasorkes saudara pernah membuat PTK?

{ } ya

{ } tidak

Tulis judul PTK…………………………………………………………………

33. Apakah setiap dalam pembelajaran Penjasorkes siswa mengalami kesulitan

guru Penjasorkes saudara membuat PTK?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

34. Apakah PTK yang dibuat guru Penjasorkes saudara relevan dengan model

pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

Page 96: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvi

35. Apakah guru Penjasorkes saudara selalu mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang masalah pembelajaran Penjasorkes melalui buku-buku yang relevan?

{ } ya

{ } tidak

36. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam membelajarkan Penjasorkes selalu

monoton?

{ } ya

{ } tidak

37. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam membelajarkan Penjasorkes hanya

berpedoman pada LKS?

{ } ya

{ } tidak

38. Apakah guru Penjasorkes saudara memiliki referensi-refensi model

pembelajaran PAIKEM sehingga dapat mendukung pembelajaran

Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

39. Apakah guru Penjasorkes saudara termasuk guru yang tidak peduli dengan

perkembangan ilmu pembelajaran, sehingga dalam membelajarkan

Penjasorkes monoton?

{ } ya

{ } tidak

Page 97: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvii

40. Adanya model pembelajaran PAIKEM yang dicanangkan pemerintah apakah

ada perubahan dalam membelajarkan Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

Jika dalam pengisian penjelasan para guru kurang pada tempat yang tersedia,

mohon dengan hormat dapat ditulis di sebalik halaman/kertas sesuai dengan

nomor item yang dijelaskan.

Page 98: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcviii

Lampiran 3

Daftar Pertanyaan Angket Penelitian

Studi tentang Aplikasi Model Pembelajaran PAIKEM dalam Pembelajaran

Penjasorkes oleh Guru Pasca Sertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama Guru :………………………………………

Usia & Pendidikan Terakhir :………………………………………

Tempat Mengajar : ……………………………………..

Petunjuk Pengisian

Pilih alternative jawaban yang sesuai menurut saudara/saudari dengan memberi

tanda (√ ) pada jawaban (ya, tidak) dan atau tuliskan jawaban yang membutuhkan

penjelasan.

A. Peran Guru dalam Membelajarkan Penjasorkes Pasca Sertifikasi

1. Apakah saudara senang jika guru Penjasorkes di sekolah saudara mendapat

panggilan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

2. Apakah guru Penjasorkes saudara binggung atau belum siap mendapat

panggilan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

3. Apakah guru Penjasorkes saudara lulus sertifikasi guru melalui jalur

portofolio?

{ } ya

{ } tidak

Page 99: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcix

4. Apakah guru Penjasorkes saudara lulus sertifikasi guru melalui PLPG?

{ } ya

{ } tidak

5. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa layak menerima sertifikat profesi

guru dan mendapat gaji sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

6. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam melengkapi berkas-berkas portofolio

sesuai/benar dan tidak ada berkas yang dipalsukan?

{ } ya

{ } tidak

7. Apakah saudara setuju dengan program pemerintah tentang sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

8. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa berat atau sulit saat melengkapi

berkas portofolio untuk sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

9. Apakah guru Penjasorkes saudara merasa berat atau sulit saat mengikuti

PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

10. Apakah guru Penjasorkes saudara sudah merasa cukup berprofesi sebagai guru

yang profesional melalui jalur PLPG yang waktunya relatif singkat?

{ } ya

{ } tidak

Page 100: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c

11. Apakah orientasi semua guru gajinya akan bertambah setelah mendapat

tunjangan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

12. Apakah orientasi saudara akan menjadi guru yang profesional setelah

mendapat tunjangan sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

13. Apakah kinerja guru Penjasorkes saudara lebih profesional atau lebih baik

setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

14. Apakah kinerja guru Penjasorkes saudara masih sama seperti sebelumnya

setelah mendapat sertifikat sertifikasi guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri

penjelasan………………………………………………………………….

15. Apakah guru Penjasorkes saudara menerapkan ilmu pengetahuan yang saudara

terima dari kegiatan PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

16. Apakah guru Penjasorkes saudara menguasai semua materi yang diterima dari

program PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

Page 101: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ci

17. Menurut saudara guru Penjasorkes yang lulus sertifikasi melalui jalur

portofolio lebih baik dari guru yang lulus melalui jalur PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

18. Menurut saudara apakah lebih enak lulus sertifikasi melalui jalur portofolio

daripada melalui jalur PLPG?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

19. Menurut saudara apakah proses sertifikasi guru sangat rumit dan bertele-tele?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

20. Apakah guru Penjasorkes saudara selalu meningkatkan ilmu pengetahuan

dalam kegiatan belajar mengajar setelah memperoleh sertifikat sertifikasi

guru?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

B. Pembelajaran Penjasorkes Model PAIKEM oleh Guru Penjasorkes Pasca

Sertifikasi

21. Apakah guru Penjasorkes saudara mengenal atau mengetahui model

pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

22. Apakah guru Penjasorkes saudara mengetahui model pembelajaran PAIKEM

hanya dari guru lain?

{ } ya

{ } tidak

Page 102: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cii

23. Apakah guru Penjasorkes saudara mengetahui model pembelajaran PAIKEM

dari pengembangan ilmu pengetahuan (literatur buku) atau hanya dari PLPG?

{ } ya

{ } tidak

24. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam membelajarkan Penjasorkes dengan

model pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

25. Apakah guru Penjasorkes saudara memiliki inovasi-inovasi baru dalam

membelajarkan Penjasorkes, jika sarana tidak tersedia?

{ } ya

{ } tidak

Beri contoh inovasi……………………………………………………………..

26. Apakah guru Penjasorkes saudara menemui masalah dalam membelajarkan

Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

Beri contohnya………………………………………………………………….

27. Apakah guru Penjasorkes saudara tahu tentang PTK (Penelitian Tindakan

Kelas)?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

28. Apakah guru Penjasorkes saudara pernah membuat PTK?

{ } ya

{ } tidak

Tulis judul PTK…………………………………………………………………

Page 103: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ciii

29. Apakah setiap dalam pembelajaran Penjasorkes siswa mengalami kesulitan

guru Penjasorkes saudara membuat PTK?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan…………………………………………………………………

30. Apakah PTK yang dibuat guru Penjasorkes saudara relevan dengan model

pembelajaran PAIKEM?

{ } ya

{ } tidak

Beri penjelasan………………………………………………………………….

31. Apakah guru Penjasorkes saudara selalu mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang masalah pembelajaran Penjasorkes melalui buku-buku yang relevan?

{ } ya

{ } tidak

32. Apakah guru Penjasorkes saudara dalam membelajarkan Penjasorkes hanya

berpedoman pada LKS?

{ } ya

{ } tidak

33. Apakah guru Penjasorkes saudara memiliki referensi-refensi model

pembelajaran PAIKEM sehingga dapat mendukung pembelajaran

Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

34. Apakah guru Penjasorkes saudara termasuk guru yang tidak peduli dengan

perkembangan ilmu pembelajaran, sehingga dalam membelajarkan

Penjasorkes monoton?

{ } ya

{ } tidak

Page 104: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

civ

35. Adanya model pembelajaran PAIKEM yang dicanangkan pemerintah apakah

ada perubahan dalam membelajarkan Penjasorkes?

{ } ya

{ } tidak

Jika dalam pengisian penjelasan para guru kurang pada tempat yang tersedia,

mohon dengan hormat dapat ditulis di sebalik halaman/kertas sesuai dengan

nomor item yang dijelaskan.

Mohon dengan hormat dan kesedianannya untuk melampirkan fotokopi

sertifikat sertifikasi

Page 105: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cv

Dokumentasi Try Out

.

Page 106: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvi

Dokumentasi Survey

Page 107: APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN … · PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvii