“Effective Training and Inspiring”gugustugas.riau.go.id/uploads/OT - Pengelolaan BTT...
Transcript of “Effective Training and Inspiring”gugustugas.riau.go.id/uploads/OT - Pengelolaan BTT...
“Effective Training and Inspiring”
Dr. Ana Sopanah, S.E., M.Si. Ak., CA., CMA.
Universitas Widyagama Malang
Annisaa Cholisna Iskandar, S.E.
DPKAD Kabupaten Purwakarta
INDRA FIRMANSYAH BAGJANA, SE., MM., Ak., CA., AAP.
4
PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA PEMERINTAH DAERAH
DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
WILAYAH JAWA BARAT
Kondisi
ADA “TRAUMATIK” DALAM PENGELOLAAN BTT
REGULASI TERBIT “BERTUBI-TUBI”
ANGGARAN TIDAK MEMADAI
BELUM PERNAH TERJADI ADA BENCANA YANG
DAMPAKNYA SAMPAI BERSKALA NASIONAL
SEPERTI PANDEMI COVID-19
Regulasi yang terbit untuk penanganan Covid-19
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
1 UU 2/2020 Penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan Negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perenomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan menjadi Undang-Undang
2 PP 21/2020 Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
3 Keppres 9/2020 Perubahan Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
4 Keppres 11/2020 Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19
5 Keppres 12/2020 Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana Nasional
Regulasi yang terbit untuk penanganan Covid-19
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
6 Inpres 4/2020 Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
7 Permendagri 20/2020 Percepatan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Pemda
8 PMK 19/PMK.07/2020 Penyaluran dan Penggunaan DAU dan DID Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanggulangan Covid-19
9 Inmendagri 1/2020 Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Pemerintah Daerah
10 Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang Polhukam PMK 2/2020
Pedoman Reviu Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19)
Regulasi yang terbit untuk penanganan Covid-19
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
11 SKB Mendagri dan Menkeu No. 119.2813.SJ
dan 177.KMK07.2020
Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 dalam rangka Penanganan Covid-19, Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional
12 KMK 6/KM.7/2020 Penyaluran DAK Fisik Bidang Kesehatan Dalam Rangka Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19
13 SE LKPP 3/2020 Penjelasan Pelaksanaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Covid-19
14 SE LKPP 5/2020
Tata Cara Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi/Klarifikasi dan Negosiasi Pada Pemilihan Penyedia Dalam Masa Wabah Covid-19
15 SE Mendagri 440/2622/SJ
Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah
Regulasi yang terbit untuk penanganan Covid-19
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
16 SE Kemenkeu No. S-247/MK.07/2020
Penghentian Proses Pengadaan Barang/Jasa DAK Fisik Tahun Anggaran 2020 (selain bidang kesehatan dan bidang pendidikan)
17 SE Mendagri 440/2622/SJ
Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) Daerah
18 SE KPK 8/2020 Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
19 SE BPKP No. SE-5/K/D2/2020
Tata Cara Reviu Atas Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
Regulasi yang terbit untuk penanganan Covid-19
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
20 SE BPKP No. SE-6/K/D2/2020
Tata Cara Reviu Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Atas Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
21 SE GTPP Covid-19 No. 6 /2020
Status Keadaan Darurat Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional
22 Surat BPKP Nomor : S-1253/PW 10/3/2020
Atensi dan Saran atas Pendanaan untuk kegiatan Instantsi Vertikal pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah
Regulasi eksisting terkait penanganan bencana
No Jenis, Nomor, Tahun Tentang
1 UU 24/2007 Penanggulangan Bencana
2 PP 22/2008 Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
3 PP 12/2019 Pengelolaan Keuangan Daerah
4 Permendagri 13/2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Permendagri 21/2011
5 Permendagri 32/2011 Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun 2019
6 Per LKPP 13/2018 Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan Keadaan Darurat
Klasifikasi Belanja Daerah
BELANJA
OPERASI
Pengeluaran anggaran untuk Kegiatan sehari-hari Pemerintah
Daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
BELANJA
MODAL
Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode
akuntansi.
BELANJA
TIDAK TERDUGA
Pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keperluan
darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya
BELANJA
TRANSFER
Pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah
kepada pemerintah desa
Pasal 55 PP Nomor 12 Tahun 2019
Refocusing / Realokasi
KESEHATAN EKONOMI JPS
Instruksi Mendagri No. 1 / 2020
Keuangan Daerah Dalam Situasi Darurat
PENDAPATAN
Daerah dimungkinkan menerima pendapatan
dari sumber Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah berupa Dana Darurat, yaitu dana
yang berasal dari APBN yang diberikan
kepada Daerah pada tahap pasca bencana
untuk mendanai keperluan mendesak yang
diakibatkan oleh bencana.
BELANJA
Daerah dapat menganggarkan Belanja Tidak
Terduga (BTT). BTT merupakan merupakan
pengeluaran anggaran atas Beban APBD
untuk keperluan darurat termasuk keperluan
mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya
Pasal 46, 48 dan 55
PP Nomor 12 Tahun 2019
Definisi BTT
BTT merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keadaan darurat termasuk
keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan pembayaran atas Penerimaan Daerah
tahun-tahun sebelumnya.
BTT
KEADAAN DARURAT /
KEPERLUAN MENDESAK
PENGEMBALIAN PENERIMAAN
YANG TIDAK BERULANG
(Pasal 68 PP 12/2019)
Keadaan Darurat dan Keperluan Mendesak
KEADAAN DARURAT
1) Bencana alam, bencana non-alam, bencana
sosial dan/atau kejadian luar biasa;
2) Pelaksanaan operasi pencarian dan
pertolongan; dan/atau
3) Kerusakan sarana/prasarana yang dapat
mengganggu kegiatan pelayanan publik.
KEPERLUAN MENDESAK
1) Kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan
Dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
2) Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan
belanja yang bersifat wajib;
3) Pengeluaran Daerah yang berada diluar
kendali Pemerintah Daerah dan tidak dapat
diprediksikan sebelumnya, serta amanat
peraturan perundang-undangan; dan/atau
4) Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila
ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Daerah dan atau
masyarakat.
Kriteria keadaan darurat dan keperluan
mendesak ditetapkan dalam Perda tentang
APBD tahun berkenaan.
(Pasal 69 PP 12/2019)
2 Pola Penggunaan Anggaran BTT
No Pola Cara Penggunaan Kondisi
1 Pembebanan Langsung pada Belanja Tidak Terduga
Pengeluaran dibebankan langsung pada anggaran BTT yang ada di PPKD. Pengguna Anggaran tetap berada di PPKD
Tanggap darurat bencana, Konflik Sosial dan/atau Kejadian Luar Biasa
2 Pengalihan ke RKA/DPA SKPD Pelaksana
Anggaran BTT yang ada di PPKD dialihkan ke SKPD yang menangani keadaan darurat / keperluan mendesak
Kondisi lain, selain kondisi yang tercantum pada pola 1
PENANGANAN COVID-19 MENGGUNAKAN POLA PEMBEBANAN LANGSUNG
Pasal 162 Permendagri 21 Tahun 2011
Pasal 69 PP 12 Tahun 2019
Pasal 4 Permendagri 20 Tahun 2020
Celah Regulasi 1
“Anggota KSSK, Sekretaris KSSK, anggota sekretariat KSSK, dan pejabat atau pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan, dan pejabat lainnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini, tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana jika dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” (Pasal 27 UU 2 / 2020)
IKTIKAD BAIK TIDAK ADA STANDAR BAKUNYA
TETAP HARUS SESUAI DENGAN PERATURAN
Celah Regulasi 2
“Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk tanggap darurat
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah” (Pasal 134 Permendagri 13/2006)
TIDAK SEDIKIT PEMDA YANG BELUM MEMILIKI
PERKADA DIMAKSUD
KHUSUS UNTUK COVID, DAPAT MENGACU PADA PERMENDAGRI 20/2020
BEBERAPA HAL BELUM TERJAWAB DALAM
PERMENDAGRI 20/2020
SEBAIKNYA PEMDA MENERBITKAN KEBIJAKAN
BENTUKNYA BISA SE/SK
Celah Regulasi 3
“Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) menetapkan kebutuhan barang/jasa dalam
rangka penanganan darurat untuk penanganan Covid-19 dan memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) untuk melaksanakan Pengadaan Barang/jasa” (Huruf E Angka 2 SE LKPP No. 3 / 2020)
DI PEMDA SE INI TIDAK BISA BEGITU SAJA
DITERAPKAN
POSISI PA ADA DI PPKD, SEDANGKAN PELAKSANA
BTT ADALAH SKPD
JADI SIAPA YANG HARUS MENUNJUK PEJABAT
PEMBUAT KOMITMEN ?
DIPERLUKAN KEBIJAKAN LEBIH LANJUT BERUPA POLA
HUBUNGAN SKPD - PPKD
Alternatif 1 Pola Hubungan PPKD – SKPD Dalam Pengelolaan BTT
PPKD
PPKD/BUD bertindak selaku Pengguna
Anggaran (PA)
SKPD
Kepala SKPD diposisikan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan diberikan kewenangan menunjuk PPK
Bendahara PPKD bertindak selaku
Bendahara Pengeluaran (Bend. “utama”)
Bendahara BTT di SKPD diposisikan sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
PPKD/BUD diposisikan sebagai Induk yang
memiliki anggaran
SKPD diposisikan sebagai unit pelaksana
teknis yang mengelola belanja tidak terduga
Bendahara PPKD menyerahkan dana BTT
kepada bendahara SKPD dengan pola panjar
Bendahara SKPD berkewajiban menyerahkan
bukti-bukti transaksi kepada Bendahara PPKD
POLA HUBUNGAN TERSEBUT DITUANGKAN DALAM BENTUK KEBIJAKAN
Alternatif 2 Pola Hubungan PPKD – SKPD Dalam Pengelolaan BTT
PPKD
Kepala SKPKD/PPKD/BUD bertindak selaku
Pengguna Anggaran (PA)
SKPD
Kepala SKPD diposisikan sebagai Kepala unit
pelaksana teknis BTT, tidak dijadikan KPA
PPKD selaku PA menunjuk PPK atas dasar
usulan Kepala SKPD
SKPD mengusulkan PPK untuk ditetapkan
oleh PPKD selaku PA
PPKD diposisikan sebagai Induk yang
memiliki anggaran
SKPD diposisikan sebagai unit pelaksana
teknis yang mengelola belanja tidak terduga
POLA HUBUNGAN TERSEBUT DITUANGKAN DALAM BENTUK KEBIJAKAN
Penatausahaan Belanja Tidak Terduga
No Permendagri 20 Tahun 2020 SE Mendagri 440/2622/SJ
1 Kepala SKPD mengajukan RKB, paling lama 1 (satu) hari kepada PPKD selaku BUD
Kepala SKPD mengajukan RKB, sesuai dengan kebijakan kepala daerah
2 PPKD selaku BUD mencairkan BTT kepada kepala SKPD, paling lama 1 (satu) hari terhitung sejak diterimanya RKB
PPKD selaku BUD menerbitkan SP2D-TU berdasarkan RKB, paling lambat 1 hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB
3 Pencairan dilakukan dengan mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan
Mekanisme SP2D-TU
4 Pencairan diserahkan kepada BP SKPD Dana yang telah dicairkan berdasarkan SP2D-TU diserahkan kepada BP SKPD pengusul RKB
5 Penggunaan dana dicatat pada buku kas umum (BKU) tersendiri oleh BP SKPD
Penggunaan dana dicatat pada buku kas umum (BKU) tersendiri oleh BP SKPD pengusul RKB
Perlu ditetapkan kebijakan : sistem pencatatan dan mekanisme pembayaran (tunai/nontunai)
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga
No Permendagri 20 Tahun 2020 SE Mendagri 440/2622/SJ
1 Kepala SKPD bertanggungjawab secara fisik dan keuangan
Kepala SKPD pengusul RKB bertanggung-jawab secara fisik dan keuangan
2 Pertanggungjawaban disampaikan kepala SKPD kepada PPKD dengan melampirkan bukti pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan tanggungjawab belanja
Pertanggungjawaban disampaikan kepala SKPD pengusul RKB kepada PPKD dengan melampirkan bukti pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan tanggungjawab belanja
Perlu ditetapkan apa saja daftar bukti pengeluaran yang sah dan lengkap
3 Tidak menjelaskan tentang RKB baru Jika ada usulan RKB baru, dapat diajukan kembali tanpa menunggu pertanggung-jawaban TU sebelumnya selesai.
Perlu ditetapkan kebijakan penggunaan saldo kas yang ada di SKPD, apakah boleh digunakan/diperhitungakan dalam usulan RKB baru ?
Hal-hal yang perlu diantisipasi atau ditetapkan kebijakannya
1. Dalam kaitannya dengan pengadaan barang/jasa, siapa yang berwenang menunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
2. Bentuk Rencana Kebutuhan Belanja (RKB), apakah nota dinas, telaahan staf, atau bentuk lain.
3. Siapa pejabat yang berwenang menyetujui RKB yang disusun oleh SKPD.
4. Pola pembayaran yang diperkenankan (tunai / non tunai).
5. Hubungan antara SKPD selaku Pelaksana BTT dengan PPKD selaku Pengguna Anggaran,
termasuk didalamnya hubungan Bendahara SKPD dengan Bendahara BTT PPKD.
6. Siapa saja yang harus menandatangani dokumen-dokumen transaksi.
7. Pemanfaatan/penggunaan saldo kas yang ada di SKPD.
8. Cara pencatatan, penatausahaan dan pelaporan di SKPD dan PPKD.
9. Bentuk-bentuk formulir standar.
10. Bukti transaksi yang sah dan lengkap.
11. Kebijakan akuntansi.
12. Hal-hal lain yang dipandang perlu untuk ditetapkan kebijakannya.
Ilustrasi Pencatatan BTT - Sistem Panjar
Struktur Akuntansi Pemda
HOBO
HO BO
PPKD SKPD RESIPROKAL
RK SKPD – RK PPKD
KONSOLIDASI
Catatan :
Penggunaan BTT covid
menggunakan pola
pembenanan langsung.
Oleh karena itu SKPD
Pengelola BTT tidak bisa
diposisikan sebagai entitas
akuntansi. Melainkan hanya
sebagai pelaksana anggaran
yang ada di PPKD.
Karena anggaran tidak
beralih, maka fungsi
pencatatan akuntansi berada
di PPKD.
2 Fungsi SKPKD (BPKAD/Sebutan Lain)
BPKAD
PPKD/BUD
SKPD
Mengelola Keuangan Pemda
Mengelola Dirinya Sendiri
POSISI BENDAHARA
PENGELUARAN BTT
ADA DIMANA ?
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Pasal 1 Angka 11 Permendagri 13 Tahun 2006
Posisi Bendahara Pengeluaran BTT
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
Pasal 1 Angka 24 Permendagri 13 Tahun 2006
Untuk pelaksanaan APBD, kepala daerah menetapkan bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi basil, belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga, dan pengeluaran pembiayaan pada SKPKD.
Pasal 185 Ayat (1) Huruf f Permendagri 13 Tahun 2006
DPA-PPKD digunakan untuk menampung : a. Pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah; b. Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; c. Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.
Pasal 123A Permendagri 21 Tahun 2011
Posisi Bendahara Pengeluaran BTT
Karena SKPKD memiliki 2 fungsi, perlu ditetapkan posisi Bendahara Pengeluaran BTT, apakah sebagai perangkat PPKD atau SKPD ? ini akan berpengaruh terhadap kebijakan akuntansi, terutama metode penjurnalan transaksi BTT.
Secara teknis di lapangan, hal ini bukanlah masalah besar, karena ketika dikonsolidasi maka semuanya akan menyatu dalam LKPD. Tetapi ketika ditarik ke urusan kebijakan akuntansi, hal ini merupakan “masalah akuntansi”, karena ada celah di Permendari tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jika BP-BTT diposisikan sebagai perangkat PPKD, maka urusan akuntansi selesai, penjurnalan dapat dilakukan secara langsung. Tetapi, jika BP-BTT diposisikan sebagai perangkat SKPD, maka penjurnalan harus dilakukan melalui akun resiprokal.
Jika melihat definisi BP, posisi BP ada di SKPD. Lalu bagaimana dengan pencatatan
realisasi belanjanya ? mengingat anggaran BTT posisinya ada di DPA-PPKD. Bagaimana juga dengan pembebanannya ?
Ilustrasi Penjurnalan BTT, asumsi posisi BP-BTT di PPKD
Ilustrasi Penjurnalan BTT, asumsi posisi BP-BTT di SKPD
Pola penjurnalan ini menyisakan masalah, karena pencatatan beban dan belanja ada di SKPKD selaku SKPD, padahal anggaran BTT ada DPA-PPKD
Peran APIP Dalam Penanganan Covid-19
Pendampingan dan pengawasan
keuangan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
terhadap akuntabilitas keuangan
negara untuk percepatan
penanganan Covid-19
PATUH
Value for
Money
CEPAT
SE BPKP No.
SE-5/K/D2/2020
SE BPKP No.
SE-6/K/D2/2020
REVIU
REFOCUSING
REVIU
PENGADAAN
APIP DIPOSISIKAN SEBAGAI KONSULTAN/MITRA
MEMBERIKAN MASUKAN KEPADA PIMPINAN SEBAGAI BAHAN PENGAMBILAN KEBIJAKAN/KEPUTUSAN
Value for Money Chain
VFM
Money Input Output Outcome
Ekonomis -Spending Less-
Efisiensi -Spending Well-
Efektivitas -Spending Wisely-
RELEASE IAI KASP
1. Kebijakan keuangan negara menghadapi pandemi ini merupakan sebuah keharusan. Pemerintah perlu melakukan identifikasi risiko dan memitigasi risiko pertanggungjawaban dalam rangka good governance.
2. Aspek kecepatan penyaluran dan penanganan korban terdampak Covid-19 harus tetap menjadi prioritas utama, sambil memperhatikan tata kelola, risk management, dan aspek compliance.
Kesimpulan Online Discussion bertema: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara: Dilema, Tantangan, dan Antisipasi (23 April 2020)
Sumber : www.iaiglobal.or.id
Dampak Belanja Tidak Terduga di Akhir Tahun Anggaran
BELANJA TIDAK
TERDUGA
PENGADAAN
BARANG (AT/Pers)
SALDO SAAT
AKHIR TAHUN
CATATAN :
1. Saldo aset tetap/persediaan pada akhir tahun harus dikapitalisasi di neraca.
2. Pengadaan menggunakan akun Belanja Tidak Terduga, bukan Belanja Modal,
sehingga diperlukan reklasifikasi dari Beban Tidak Terduga ke akun aset yang
bersangkutan.
3. Permasalahannya, dapat dipastikan posisi aset berada di SKPD, sedangkan posisi
beban ada di PPKD. Oleh karena itu, jurnal reklasnya harus dilakukan masing-
masing entitas dengan menggunakan akun resiprokal sebagai kontranya.
Alternatif lainnya bisa langsung mengkontra akun ekuitas.
4. Jika ada, barang yang bersumber dari sumbangan masyarakat dalam rangka
penanganan covid, juga harus diakui di neraca.
Jurnal Reklasifikasi Beban - Aset Dinas kesehatan membeli bahan medis habis pakai (BMHP)/ alat kesehatan untuk penanganan covid-19 dari anggaran BTT senilai 300.000.000,- di akhir tahun 2020 aset tersebut masih tersisa senilai 15.000.000,-
Tips Praktis Bagi Pengelola BTT Pemda
SEMUA PERINTAH/
KEBIJAKAN/KEPUTUSAN
HARUS TERTULIS
MEMBELI BARANG/JASA
DENGAN JALUR
DISTRIBUSI TERPENDEK
HARGA YANG DISEPAKATI
HARUS LOGIS/RASIONAL
BERDASARKAN HARGA PASAR
DOKUMENTASI BERUPA
FOTO/VIDEO UNTUK
MENDUKUNG ADMINISTRASI
INDRA FIRMANSYAH BAGJANA, SE., MM., Ak., CA., AAP.
4