BTT - Sawit

22
Disusun oleh: Ribka Gupita Hapsari (13322) Hastarina N. Mulia () Diniyah Aulia Fitri (13345) Zulfa Rosyidhana (13381) BUDIDAYA KELAPA SAWIT

description

Kelapa sawit

Transcript of BTT - Sawit

Page 1: BTT - Sawit

Disusun oleh:Ribka Gupita Hapsari (13322)

Hastarina N. Mulia ()Diniyah Aulia Fitri (13345)Zulfa Rosyidhana (13381)

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Page 2: BTT - Sawit

PENDAHULUANUsaha kelapa sawit di Indonesia dirintis oleh Adrien Hallet pada tahun 1911 di Sumatra Utara dan Aceh.

Saat ini, indonesia merupakan penghasil minyak sawit mentah terbesar terbesar di dunia sejak tahun 2009.

Permintaan minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati terus meningkat di seluruh dunia.

Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.

1 hektar lahan kelapa saiwit dapat menghasilkan 3,5 ton minyak sawit mentah.

Potensi ini perlu untuk dikembangkan, sehingga perlu adanya pengetahuan mengenai asal tanaman sawit di Indonesia dan teknik budidaya kelapa sawit.

Page 3: BTT - Sawit

Kingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : ArecalesFamili :ArecaceaeGenus : ElaeisSpesies : Elaeis guineensis

KLASIFIKASI TANAMAN KELAPA SAWIT

Page 4: BTT - Sawit

ASAL MUASAL Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Ghana (Afrika

Barat) (1466) dikenal di dunia barat setelah orang Portugis berlayar ke Afrika

tahun (1844) memasuki daratan benua Eropa (1970) untuk yang pertama kali dikapalkan sejumlah biji kelapa sawit ke

Inggris (1848) Dikenalka di Indonesia oleh Belannda (1853) Penyebarann biji secara gratis Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera

(Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha. (1911) pembudidayaan secara komersial (awal tahun 80-an), tanaman kelapa sawit digelari sebagai komoditi

primadona. Dengan adanya “boom” ini, perluasan areal dapat terealisasi dengan kemajuan yang pesat. Kalau sebelum perang dunia ke II, Sumatera Utara dan Aceh

Page 5: BTT - Sawit

SYARAT TUMBUHKonndisi IklimTemperatur 24 - 28 derajat celcius

Curah hujan: 1.250 – 3000 mm/th (opt 1.750 – 2.500 mm/thn)

Bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) < 3 bulan (optimum 0 – 1 bulan)

Kelembaban udara 50 – 90 % (optimum 80 %)

Lama Penyinaran matahari 5 – 7 jam/hari

Bentuk Wilayah KemiringanDatar - Berombak 0 – 8 % è sesuai

Bergelombang – berbukit 8 – 30 % è

Berbukit > 30 % è

Page 6: BTT - Sawit

Tanah Podsolik (Ultisol), Latosol (Oxisol), Resosol (Entisol), Aluvial dan Hidromorfik (Inceptisol), Andosol (Andisol), dan Gambut (Histosol)

Drainase Baik, buruk, terlalu cepat

Tekstur tanah lempung liat berpasir yang mengandung fraksi pasir ± 45% dan fraksi liat 20 – 35 %

pH 5 - 6

Page 7: BTT - Sawit

Jenis lahan yang digunakan untuk menanam kelapa sawit:• Bekas hutan • Bekas pertanaman karet• Bekas pertanaman kelapa• Bekas pertanaman kelapa sawit• Bekas padang alang-alang

PEMBUKAAN LAHAN & PENGOLAHAN TANAH

Dibutuhkan waktu sekitar 6-8 bulan sejak awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami

Page 8: BTT - Sawit

PEMBUKAAN LAHAN & PENGOLAHAN TANAH

Terdapat 2 teknik yang biasa digunakan untuk membuka lahan sawit:

Teknik slash and burn

Diawali dengan penebanga seluruh vegetasi

Lahan kemudian dikeringkan dan dibakar

Pembakaran dapat dilakukan secara manual atau mekanis

Menghasilkan arela yang lebih besar

Keberhasilan tergantung cuaca

Menimbulkan kerusakan fisik, kimiawi, dan biologis tanah

Teknik tanpa bakarKegiatan utamanya adalah

penebangan dan pemupukan

Penebangan dapat secara mekanis atau manual

Pemupukan dilakukan secara mekanis

Tidak tergantung cuaca

Lebih ramah lingkungan

Biaya lebih besar karena perlu mekanisasi

Page 9: BTT - Sawit

PEMBUKAAN LAHAN & PENGOLAHAN TANAHSetelah dilakukan pembukaan lahan, dilakukan pengolahan

tanah agar didapatkan tanah yang gembur dan dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Manfaat pengolahan tanah:• Menyebabkan rongga atau pori-pori tanah membesar

sehingga memperlancar pernafasan akar serta pertukaran udara dalam tanah

• Penetrasi akar akan lebih mudah• Perkembangan mikroba akan lebih cepat dan

mempermudah dalam pemberian pupuk.Setelah tanah diolah, dilakukan perancangan kebun yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem transportasi dan

sistem drainase.

Page 10: BTT - Sawit

PEMBIBITANPRE-NURSERY• Untuk memperoleh

pertumbuhan bibit yang merata sebelum dipindahkan ke pembibitan utama

• Kecambah kelapa sawit ditanam pada baby bag selama 3 bulan.

• Baby bag diletakan pada bedengan yang telah dibuat dengan papan sehingga dapat berdiri dan memudahkan proses perawatan

• Pada tahap ini pemupukan dilakukan dengan larutan pupuk atau bisa juga dengan Control Release Fertilizer (CRF)

• Membutuhkan naungan

MAIN NURSERY• Merupakan pemindalah bibit dari

pre nursery ke polibag yang berukuran lebih besar

• Bibit pada baby bag yang telah berumur 3 bulan dipindahkan kedalam polibag yang lebih besar dan dipindahkan ke tempat yang lebih luas

• Berlangsung selama 9 bulan• Jarak antar bibit diatur (75 cm

dengan model segitiga sama sisi)

• Pemupukan dengan pupuk granular atau dengan menggunakan pupuk CRF

• Tidak butuh naungan

Page 11: BTT - Sawit

PENANAMANPembuatan Larikan Tanaman/ Penempatan pancang• Dilakukan untuk menentukan titik tanam bibit• Dilakukan setelah pembukaan lahan dan sebelum pembukaan

lahanLarikan berdasarkan kondisi lahan:

Lahan datar dan bergelombang

Arah larikan utara - Selatan

Jarak tanam 9x9x9 m

Lahan berbukit

Arah larikan mengikuti kontur

Penanaman ikut garis kontur

sekaligus untuk membuat terasering

Page 12: BTT - Sawit

PENANAMANPenanaman Tanaman Penutup TanahDilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma.• Pada sawit monokultur

Tanaman penutup berupa kacang-kacangan. Penanaman dilakukan segera setelah persiapan lahan selesai.• Pada sawit yang ditumpangsarikan

Tanaman penutup tanah dapat berupa ubi kayu, jagung, dan padi. Penanaman ini dapat dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM).

Page 13: BTT - Sawit

PENANAMANWaktu Penanaman• Sebaiknya pada awal musim hujan• Jika sistem pembibitan dengan bibit tahan kering,

musim tidak mempengaruhiUmur Bibit Siap Tanam• 12-14 bulan sejak pembibitan pertamaPembuatan Lubang Tanam• Dibuat 1 minggu sebelum ditanam• Ukuran 60x60x60 cm

Page 14: BTT - Sawit

PEMELIHARAANPemeliharaan tanaman sawit umumnya terbagi pada

tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).

Pemeliharaan terbagi dalam kegiatan berikut:Penyulaman• Sebaiknya dilakukan pada musim hujan• Dilakukan sedini mungkin agar pemanfaatan lahan

lebih maksimalPengendalian Gulma• Dapat dilakukan secara manual, kimiawi, dan biologis• Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan 4 kali per

tahun

Page 15: BTT - Sawit

PEMELIHARAANPemupukan• Pada TBM

TBM1: pada umur 1, 4, 8, dan 12 bulan setelah tanamTBM2: pada umur 16 bulan dan umur 20 bulan setelah

tanamTBM3: pada umur 24 bulan dan 30 bulan setelah tanam

• Pada TMPada TM, pemupukan dilakukan dua kali setahun pada

semester I (Januari-Juni) dan semester II (Juli-Agustus). Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem tebar, sistem

tanam dan sistem larikan

Page 16: BTT - Sawit

PEMELIHARAANKastrasi• Kegiatan membuang semua bunga yang ada pada tanaman

kelapa sawit muda atau TBM• Dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga pertama• Dianjurkan dilakukan pada umur 12-33 bulan setelah tanam• Bertujuan untuk memfokuskan pertumbuhan vegetatif agar

batang lebih besar dan tegap sehingga buah yang dihasilkan nantinya akan besar

Pemangkasan• Proses pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif• Sebaiknya tidak dilakukan pada tanaman muda• Terdapat 3 macam pemangkasan yaitu pemangkasan pasir,

pemangkasan produksi, dan pemangkasan pemeliharaan

Page 17: BTT - Sawit

PANEN Kegiatan panen meliputi:

•Pemotongan tandan buah matang panen•Pengutipan brondolan•Pemotongan pelepah•Pengangkutan hasil ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) •Pengangkutan hasil ke pabrik.

Panen harus memperhatikan kematangan buah karena akan mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (menentukan kualitas).

Kriteria panen yang biasa dipakai adalah pada saat dua brondolan.

Grading merupakan proses penilaian mutu buah yang telah dipanen di TPH untuk menilai mutu sebelum sawit diolah di pabrik

Grading dilakukan berdasarkan kematangan buah dan serangan hama

Page 18: BTT - Sawit

OPT & PENGENDALIANNYAHAMA PENTING KELAPA SAWIT1. Ulat api (Setora nitens)- Bekas serangan seperti jendela-jendela memanjang pada permukaan daun- Daun yang terserang kana mati kering seperti bekas terbakar- Dalam konsisi parah akan kehilangan 90% daun- Ambang ekonomi hama ini sebesar 5-10 ekor per pelepah- Dapat dikendalikan secara mekanik dengan pengutipan dan pemusnahan ulat serta pupa- Pengendalian hayati dengan Trichogramma sp., Eocanthecona sp., dan virus Granulosis Baculovirus.- Penyemprotan insektisida

2. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)- Menyerang akar- Gejala berupa daun-daun muda tergulung dan tumbuh tegak- Selanjutnya daun akan berwarna kuning dan mengering- Tandan bunga membusuk- Pengendalian dengan memberi tacun natrium arsenit.- Dilakukan pembongkaran dan pembakaran tanaman yang mati untuk memberantas sumber infeksI

Page 19: BTT - Sawit

3. Tungau (Oligonychus sp.)- Menyerang bagian daun- Tungai berukuran 0,5 mm, hidup di tulang anak daun- Menghisap cairan daun- Tanda serangan adalah daun berwarna coklat mengkilat- Pengendalian: penyemprotan akarisida dengan bahan aktif tetradion 75,2 g/L (konsentrasi 0,1-0,2%)4. Orycres rhinoceros

- Terjadi pada tanaman muda- Menyebabkan busuk pada tanaman jika menyerang titik tumbuh- Pengendalian dengan menjaga kebersihan kebun dan pengendalian secara biologis5. Penggerek tandan buah (Tirathaba mundella)- Yang menyerang stadia larva- Menyerang kelapa sawit berumur 3-4 tahun- Memakan bunga jantan dan betina- Menggerek buah muda pada bagian luar hingga inti buah- Pengendalian dengan sanitasi, penggunaan insektisida sistemik, monitoring serangan hama.

OPT & PENGENDALIANNYA

Page 20: BTT - Sawit

PENYAKIT PENTING KELAPA SAWIT

Penyakit akar (Blast disease)• Tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah warna dari hijau menjadi

kuning (nekrosis)• Disebabkan jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.• Penanganan: membuat persemaian baik agar bibit sehat, pemberian air dan naungan

cukup pada musim kemarau

Busuk pangkal batang • Daun hijau pucat, terlihat hifa jamur• Daun tua layu, patah• Disebabkan Ganoderma sp.• Pencegahannya yaitu, sebelum penanaman sumber infeksi dibersihkan terutama jika

areal kelapa sawit merupakan lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tunggul-tunggul ini harus dibongkar serta dibakar.

OPT & PENGENDALIANNYA

Page 21: BTT - Sawit

OPT & PENGENDALIANNYAPenyakit garis kuning• Daun bercak-bercak lonjong kuning, ditengahnya ada warna coklat• Daun akan mengering dan akhirnya gugut• Disebabkan Fusarium oxyporum• Dicegah dengan pemilihan bibit yang baik yang bebas jamur

Anthracnose• Bercak coklat tua pada ujung dan tepi daun• Bercak dikelilingi warna kuning • Terdapat warna coklat dan hitam di antara tulang daun• Disebabkan oleh Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia

palmarum.• Pencegahan secara agronomis dengan mengatur jarak tanam, penyiraman yang

teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari pesemaian berikut tanahnya yang menggumpal di akar.

Page 22: BTT - Sawit

Any Question?

THANK YOU