antijamur

25
Obat anti jamur (antimikotika)

description

khgyu

Transcript of antijamur

Page 1: antijamur

Obat anti jamur (antimikotika)

Page 2: antijamur

Anti jamur

Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis.

Antimikosis adalah obat-obat yang berdaya menghentikan pertumbuhan atau mematikan jamur yang menghinggapi manusia.

Page 3: antijamur

Anti Jamur Infeksi jamur secara umum dibedakan

menjadi infeksi jamur sistemik dan topikal (dermatofit dan mukokutan)

Antijamur untuk infeksi sistemik : amfoterisin B, flusitosin, grup azol (ketokonazol,flukonazol, itrakonazol), kalium iodida

Antijamur untuk infeksi topikal : griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin, kandisidin, asam salisilat, asam undesilinat, haloprogin, natamisin.

Page 4: antijamur

Penggolongan antimikotika1. Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin B,

nistatin)2. Derivat imidazol ( mikonazol, ketokonazol,

klotrimazol, bifonazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol).

3. Derivat triazol (flukonazol, itrakonazol)4. Asam-asam organis (asam benzoat,

salisilat, propionat, kaprilat, undesilanat)5. Lainnya (terbinafin, flusitosin, tolnaftat,

haloprogin, naftifin, siklopiroks, selensulfida, pirition)

Page 5: antijamur

Amfoterisin B Merupakan hasil fermentasi dari

Streptomyces nodosus Menyerang sel yang sedang tumbuh dan

sel matang Bersifat fungistatik atau fungisidal

tergantung dosis dan sensitivitas jamur. Efektif menghambat Histoplasma

capsulatum, Cryptococcus neoformans, Candida, Blastomyces dermatiditis, Aspergillus.

Page 6: antijamur

Amfoterisin B Mekanism kerja : berikatan kuat dengan

ergosterol pada membran sel jamur kebocoran membran sel lisis.

Farmakokinetik : sangat sedikit diserap melalui saluran cerna; diberikan secara IV, distribusi ke cairan pleura, peritoneal, sinovial dan akuosa, CSS, cairan amnion. Ekskresi melalui ginjal sangat lambat.

Page 7: antijamur

Amfoterisin B Indikasi : mikosis sistemik seperti

koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis, aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis, histoplasmosis.

Efek samping : demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi, anemia, efek neurologik, tromboflebitis.

Penderita yang diobati amfoterisin B harus dirawat di rumah sakit, karena diperlukan pengamatan yang ketat selama pemberian obat.

Page 8: antijamur

Amfoterisin B

Sediaan : injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg, krim, losio, salep mengandung 3 % amfoterisin B

Dosis : 0,3 – 0,5 mg / kg BB

Page 9: antijamur

Flusitosin (5-fluorositosin) Merupakan antijamur sintetikyang berasal

dari fluorinasi pirimidin. Spektrum antijamur sempit Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke

dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil.

Page 10: antijamur

Flusitosin Farmakokinetik : diserap dengan cepat dan baik

melalui sal.cerna (dihambat oleh makanan, suspensi AlOH/MgOH, neomisin); distribusi ke seluruh tubuh; ekskresi oleh ginjal.

Indikasi : infeksi oleh Cryptococcus neofarmans, Candida, kromoblastomikosis. Meningitis (+amfoterisin B).

Efek samping : toksisitas hematologik, gangguan hati, gangguan sal.cerna

Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg. Dosis : 50 – 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis,

lakukan penyesuaian dosis pada penderita insufisiensi ginjal.

Page 11: antijamur

Ketokonazol Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis,

Cryptococcus, H. capsulatum, Aspergillus. Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim

P-450 untuk menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang penting untuk membran jamur.

Farmakokinetik : diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi urin, kel.lemak,air ludah, kulit, tendon, cairan sinovial. Ekskresi melalui empedu, sebagian kecil ke urin.

Page 12: antijamur

Ketokonazol Indikasi :histoplasmosis paru, tulang,

sendi dan jaringan lemak, kriptokokus, kandidosis.

Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin (ginekomastia, pe libido, impotensi, ketidakteraturan menstruasi)

Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan terfenadin, astemizol, sisaprid perpanjangan interval QT, aritmia ventrikel jantung.

Page 13: antijamur

Ketokonazol

Interaksi: pemberian dengan rifampisin,

isoniazid, fenitoin dapat menurunkan kadar ketokonazol;

pemberian bersama siklosporin, warfarin, midazolam, indinavir dapat meningkatkan kadar.

Page 14: antijamur

Flukonazol Efek samping endokrin lebih kecil dibanding

ketokonazol Mekanisme kerja : menghambat sintesis

ergosterol membran sel jamur. Farmakokinetik : absorpsi sempurna

melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi makanan atau asam lambung; tersebar merata ke seluruh cairan tubuh; ekskresi melalui ginjal.

Page 15: antijamur

Flukonazol Indikasi: mencegah relaps meningitis,

kandidiasis mulut dan tenggorokan (pasien AIDS)

Efek samping : gangguan saluran cerna (mual, muntah),urtikaria, eosinofilia, sindroma Stevens-Johnson, gangguan fungsi hati, trombositopenia( pada pasien AIDS).

Interaksi: kadar meningkat jika dipakai bersama fenitoin,sulfonilurea;kadar menurun bila dipakai bersama warfarin, siklosporin.

Page 16: antijamur

Itrakonazol Efektif untuk blastomikosis, histoplasmosis,

koksidioidomikosis, sariawan pada mulut dan tenggorokan, tinea versikolor.

Mekanisme kerja sama dengan azol lain Farmakokinetik : absorpsi baik melalui oral,

ekskresi melalui ginjal. Efek samping : mual, muntah, kulit

kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema dan sakit kepala.

Page 17: antijamur

Itrakonazol

Dosis: dua kali 200 mg sehari Sediaan: kapsul 100 mg, suspensi 10

mg/mL, larutan IV 10 mg/mL.

Page 18: antijamur

Griseofulvin Diisolasi dari P. Griseovulvum. Efektif terhadap Trichophyton,

epidermophyton, microsporum. Mekanisme kerja : menghambat mitosis sel

muda dengan mengganggusintesis dan polimerisasi asamnukleat.

Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan bersama makanan berlemak tinggi,distribusi baik ke jaringan yang terkena infeksi, ekskresi melalui ginjal.

Page 19: antijamur

Griseofulvin

Indikasi : infeksi jamur di kulit, rambut, kuku.

Efek samping : efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik, teratogenik.

Sediaan : tablet berisi mikrokristal 125 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/ml.

Page 20: antijamur

Nistatin Merupakan antibiotik polien. Mekanisme kerja : berikatan dengan

ergosterol pada membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati.

Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.

Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare ringan

Page 21: antijamur

Mikonazol dan obat topikal lain Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif

secara topikal jarang digunakan parenteral.

Indikasi: dermatofitosis, tineaversikolor, kandidiasis mukokutan (topikal);

Mekanisme kerja: masuk ke dalam sel jamur kerusakan dinding sel permeabilitas zat intrasel meningkat.

Page 22: antijamur

Mikonazol

Efek samping : iritasi, rasa terbakar. Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2

%, klotrimazol krim 1 %.

Page 23: antijamur

Asam benzoat & asam salisilat

Kombinasi dengan perbandingan dua bagian asam benzoat dan satu bagian asam salisilat (salep Whitfield).

Asam benzoat: fungistatik; asam salisilat: keratolitik.

Indikasi: tinea pedis,tinea kapitis. Efek samping: iritasi ringan, rasa

tidak nyaman (salep berlemak).

Page 24: antijamur

Asam undesilanat Dosis biasa: fungistatik; dosis tinggi

dan berulang :fungisidal. Efektif terhadap epidermophyton,

trichophyton, microsporum. Efek samping: iritasi, sensitivitas, Sediaan: salep 5 % undesilanat dan

20 % seng undesilanat; bedak danaerosol 2 % undesilanat dan 20 % asam undesilanat.

Page 25: antijamur

Haloprogin Fungisidal terhadap epidermophyton,

trichophyton,microsporum, malassezia furfur.

Sedikit sekali diserap melalui kulit, dalam tubuh terurai triklorofenol.

Efek samping: iritasi lokal,rasa terbakar, vesikel, maserasi dan sensitisasi.

Sediaan: krim dan larutan 1 %. Indikasi: tinea pedis, tinea versikolor.