AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

6
AKTIVITAS ANTI JAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat DARI KAYU MAHALILIS (Palaquium sp.) ISSN 0853 - 2788 Akreditasi No: 345/Akred-LIPJJP2MBII07l2011 Renhart Jemi\ Wasrin Syafii', Fauzi Ferbianto', Muhammad Hanafi.' lMabasiswa Progam Studi Teknologi Serat dan Komposit Sekolah Pascasarjana IPB Jl. Darmaga Kampus IPB, Bogor. email [email protected] 2lnepartemen Basil Hutan Fakultas K.ehutanan Institut Pertanian Bogor Jl, Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 'Pusat Penelitian Kimia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Serpong KawasanPuspitek, Serpong 15314 Diterima : 24 Februari 2012; Disetujui : 19 Maret 2012 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan senyawa bioaktif dari ekstrak kayu mahalilis (Palaquium sp.) dan mengidentifikasi senyawa bioaktiftersebut sebagai anti jamur. Kayu mahalilis dimaserasi dengan MeOH selanjutnya dipartisi secara bertingkat dengan pelarut n-heksan, CHC~, EtOAc, dan n- BuOH. Hasil pengujian anti jamur, menunjukkan partisi CHCl 3 terak:tif dibandingkan partisi n- heksan, EtOAc, n-BuOH, residu serta kontrol negatifnya (CCB dan itraconazole). Permurnian partisi CHCl 3 dengan kromatografi kolom menghasilkan lima fraksi (M-l- M-5). Fraksi M-2 terak:tif mampu menghambat pertumbuhan jamur Schizophyllum commune Fries dengan Iqso) = 56 ppm dan Pleurotus ostreatus dengan Iqso) = 55 ppm. Fraksi M-2 berupa minyak dengan berwarna kuning coklat pekat. Fraksi M-2 diidentifikasi dengan LC-MS dan IH NMR, senyawa anti jamurnya adalah 2,3-dihidroksipentadekanoat. Kata kunci: Palaquium sp., anti jamur , Schizophyllum commune Fries, Pleurotus ostreatus, 2,3- dihidroksipentadekanoat. ABSTRACT The objectives of this research were to evaluate the extractive content of hartdwood of mahalilis wood (palaquium sp.) and identification of bio-acttve compounds wood decay fungi. Mahalilis wood was macerated with MeOH and then partitioned in stages wiht the n-hexane, CHCI 31 EtOAc and n-BuOH, respectively. The result of antifungal test, show the most active 14 fraction CHCl 3 comparedfraction and negative controls (CCB and itraconazole). Purification of CHCl 3 fraction was column chromatographed producedfivefraction (M-I-M-5). TheM2 active fraction shown inhibited the growth to SchizophyllumcommuneFrieswithIC(so) is 56ppm and Pleurotus ostreatus with IC(so) = 55 ppm. The M2 fraction of dark brownish yellow color oil, was identified by LC-MS and IH NMR, as 2,3- dihydroxypropylpentadecanoate. Key words: Palaquium sp., antifungal, Schizophyllum commune Fries, Pleurotus ostreatus, 2,3- dihydroxypropylpentadecanote. PENDAHULUAN Jamur pelapuk kayu merupakan organisme perusak kayu yang sangat merugikan. Untuk mengatasi hal tersebutmakakayu hams diawetkan. Akan tetapi bahan pengawet yang dipergunakan saat ini lebih banyak menggunakan pengawet sintetik, dirnana bisa berdampak pada pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu dicari bahan altematifnya, yang bersifat biodegradable, bahannyamudah diperoleh dan dapat diperbaharui. Salah satu bahan alternatif yang bisa digunakan sebagai bahan anti jamur adalah zat ekstraktif dari kayu. Zat ekstraktifmerupakan senyawa metabollk sekunder yang berfungsi ekologis?", Zat ekstraktif dapat dirnanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu, khususnya untukjamur yang menyerang kayu atau istilahnya senyawa anti jamur. Zat ekstraktif telah banyak diteliti sebagai bahan antijamur (8-19). Hutan tropis di Indonesia kaya akan jenis kayu yang memiliki keawetan alami terhadap serangan organisme perusak kayu. Salah satunya JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

Transcript of AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

Page 1: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

AKTIVITAS ANTI JAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoatDARI KAYUMAHALILIS (Palaquium sp.)

ISSN 0853 - 2788Akreditasi No: 345/Akred-LIPJJP2MBII07l2011

Renhart Jemi\ Wasrin Syafii', Fauzi Ferbianto', Muhammad Hanafi.'

lMabasiswa Progam Studi Teknologi Serat dan Komposit Sekolah Pascasarjana IPBJl. Darmaga Kampus IPB, Bogor. email [email protected]

2lnepartemen Basil Hutan Fakultas K.ehutanan Institut Pertanian BogorJl, Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

'Pusat Penelitian Kimia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, SerpongKawasanPuspitek, Serpong 15314

Diterima : 24 Februari 2012; Disetujui : 19Maret 2012

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untukmengevaluasi kandungan senyawa bioaktif dariekstrak kayu mahalilis (Palaquium sp.) danmengidentifikasi senyawa bioaktiftersebut sebagaianti jamur. Kayu mahalilis dimaserasi denganMeOH selanjutnya dipartisi secara bertingkatdengan pelarut n-heksan, CHC~, EtOAc, dan n-BuOH. Hasil pengujian anti jamur, menunjukkanpartisi CHCl3 terak:tif dibandingkan partisi n-heksan, EtOAc, n-BuOH, residu serta kontrolnegatifnya (CCB dan itraconazole). Permurnianpartisi CHCl3 dengan kromatografi kolommenghasilkan lima fraksi (M-l- M-5). Fraksi M-2terak:tif mampu menghambat pertumbuhan jamurSchizophyllum commune Fries dengan Iqso) = 56ppm dan Pleurotus ostreatus dengan Iqso) = 55ppm. Fraksi M-2 berupa minyak dengan berwarnakuning coklat pekat. Fraksi M-2 diidentifikasidengan LC-MS dan IH NMR, senyawa antijamurnya adalah 2,3-dihidroksipentadekanoat.Kata kunci: Palaquium sp., anti jamur , Schizophyllum

commune Fries, Pleurotus ostreatus, 2,3-dihidroksipentadekanoat.

ABSTRACT

The objectives of this research were toevaluate the extractive content of hartdwood ofmahalilis wood (palaquium sp.) and identificationof bio-acttve compounds wood decay fungi.Mahalilis wood was macerated with MeOH andthen partitioned in stages wiht the n-hexane,CHCI31 EtOAc and n-BuOH, respectively. Theresult of antifungal test, show the most active

14

fraction CHCl3 comparedfraction and negativecontrols (CCB and itraconazole). Purification ofCHCl3 fraction was column chromatographedproducedfivefraction (M-I-M-5). TheM2 activefraction shown inhibited the growth toSchizophyllum communeFries with IC(so)is 56ppmand Pleurotus ostreatus with IC(so)= 55 ppm. TheM2 fraction of dark brownish yellow color oil,was identified by LC-MS and IH NMR, as 2,3-dihydroxypropylpentadecanoate.Key words: Palaquium sp., antifungal, Schizophyllum

commune Fries, Pleurotus ostreatus, 2,3-dihydroxypropylpentadecanote.

PENDAHULUAN

Jamur pelapuk kayu merupakan organismeperusak kayu yang sangat merugikan. Untukmengatasi hal tersebutmakakayu hams diawetkan.Akan tetapi bahan pengawet yang dipergunakansaat ini lebih banyak menggunakan pengawetsintetik, dirnana bisa berdampak pada pencemaranlingkungan. Untuk itu perlu dicari bahanaltematifnya, yang bersifat biodegradable,bahannyamudah diperoleh dan dapat diperbaharui.Salah satu bahan alternatif yang bisa digunakansebagai bahan anti jamur adalah zat ekstraktif darikayu. Zat ekstraktifmerupakan senyawa metabollksekunder yang berfungsi ekologis?", Zat ekstraktifdapat dirnanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu,khususnya untukjamur yang menyerang kayu atauistilahnya senyawa anti jamur. Zat ekstraktif telahbanyak diteliti sebagai bahan antijamur (8-19).

Hutan tropis di Indonesia kaya akan jeniskayu yang memiliki keawetan alami terhadapserangan organisme perusak kayu. Salah satunya

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

Page 2: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

adalah kayu mahalilis (Palaquium sp.). Kayu initermasuk famili Sapotacea.Beberapa kayujenis initelah dilakukanpenelitian, seperti fraksi ekstrak etileter kayu terasP.gutta Ball bersifat toksik terhadaprayap tanah (c. curvinathus Holmgren) padakonsentrasi 25% (20). Ekstraktif kayu nyatohtermasuk famili Sapotacea mampu menghambatpertumbuhan rat liver Sa-reductase sebesar25% (21).P. gutta termasuk kelas awet IT terhadapserangan jamur pelapuk kayu (Suprati 2010).Ekstrak kulit kayu Palaquium sp. mengadungsenyawa alkaloid yang mampu menghambatpertumbuhanbak:teri(22).

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwajenis kayu ini mempunyai potensi bioaktif. Akantetapi aktivitas sebagai anti jamur pelapuk kayupada jenis kayu ini belum banyak dilaporkan. Olehkarena itu penelitian inibertujuanuntukmelakukanisolasi dan identifikasi senyawa antijamurpelapukkayupadakayumahalilis.

BAHAN DAN METODA

BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kayu teras mahalilis yang diperoleh darihutan alam di Desa Hanua Ram.ang KabupatenPulang Pisau Propinsi Kalimantan Tengah. Kayumahalilis diidentifikasi di Pusat penelitian BiologiLIPI Cibinong, untuk menentukan nama ilmiahyangtepat.

PeralatanPeralatan yang digunakan untuk mengidentifikasisenyawa anti jamur menggunakan LiquidChromatography-Mass Spectrometry (LC-MS)danNuclear Magnetic Resonance (NMR).

MetodaEkstraksi. Metoda maserasi, partisi dan

fraksinasimengacu prosedur (23.18). Sebanyak2000 gserbuk (40mesh) kayu mahalilis dimaserasi dalam6 liter MeOH (perbandingan 1:3, b/v), pada suhuruangan selama 48 jam. Setelah pelarut diuapkanpada tekanan rendah dan suhu 40°C, diperolehekstrak MeOH (143,43 g) berwarna coklat pekat.Sebanyak 100mL ekstrakMeOH dilakukan partisisecara bertingkat, dengan pelarut n-heksana,klorofrom (CHC~), etil asetat (EtOAc) dan n-

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

-

butanol (n-BuOH). Hasil partisi diuapkan padatekanan rendah diperoleh ekstrak n-heksana (1.15g), CHC~ (89.06 g), EtOAc (44.65 g), n-BuOH(4.17 g) dan residu (4.39 g). Partisi CHC~terpilihdilakukan isolasi, karena jumlah rendemen partisiCHC~ lebih banyak dan basil pengujian antijamurnya menunjukan keaktifan mampumenghambat pertumbuhan jamur S. communedengan nilai ICso=60 ppm dan P. ostreatus IC(so)=53 ppm. Sebanyak 1.06 g ekstrak partisi CHC~dimurnikan melalui kolom kromatografi. Eluenyang digunakan adalah MeOH:CHC~ dengansistim gradien. Fraksi-fraksi diperolehdigabungkan berdasarkan kromatografi lapis tipis(KLT), menghasilkan lima fraksi utama yaituM.l(42 mg), M.2 (453,80 mg), M.3 (55,90 mg),M.4 (124,80 mg), M.5 (16,20 mg). Fraksi M-2terpilih dilakukan identifikasi senyawa anti jamurdengan menggunakan LC-MS dan spektra 1HNMR

PembiakanJamur PelapukKayuPengujian aktifivitas anti jamur dilakukan

pada semua zat ekstraktif basil proses ekstraksi.Dua jenis jamur pelapuk putih yang digunakanpada pengujian jamur yaitu S. commune dan P.ostreatus, yang diperoleh dari LaboratoriumPenyakit Hutan Fakultas Kehutanan lPB (24). Jamurtersebut terlebih dahulu diremajakan denganmembiakkan pada media tumbuh selama 7 hari.Dalam 1 liter media tumbuh mengandung 50 gglukosa, 120 g ekstrak onion, 0.3 g KJIPO, 0.2 gMgS04~O, 5 gpolyptone, dan30 gtepungagar-agarpada pH 5.6(25).

Pengujian Aktivitas Anti Jamur

Cawan petri yang berisi media PDA danekstraktif di-autoclave selama 15menit pada suhu120°Cdengan tekanan 1 atm (25).Kemudian mediatersebut diinokulasi jamur S. commune dan P.ostreatus. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 25°Cselama 7 hari pada ruangan gelap. Konsentrasifraksi yaitu: 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 25 ppm, 50ppm. Bahan pengawet CCB dan itraconazoledigunakan sebagai kontrol negatif dengankonsentrasi 10 pmm, Masing-masing perlakuandilakukan 3 kali ulangan. Pertumbuhan miseliumjamur dievaluasi pada akhir masa inkubasi denganmengukur diameter pertumbuhannya dandibandingkan dengan pertumbuhan miselium

15

Page 3: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

kontrol. Dasar penentuan aktivitas anti jamurmenggunakan rumus yang dikem.bangakan oleh (26)

sebagai berikut :

Persen penghambatan = {(C-T)/C} x 100%

Dimana, T adalah luas miselium pada cawanpetri perlakuan, C adalah luas miselium padacawan petri kontrol. Selajutnya persentasepenghamabatan dimasukkan ke dalam persamaanregresi linier Y = aX + b, untuk mengetahui nilaiIC(so)(21).

BASIL DAN PEMBAHASAN

SifatAntiJamur FraksiM.I-M.SKe lima (M.I-M.5) fraksi dari partisi CHC~

selanjutnya dilakukan uji anti jamur untukmengetahui keaktifan fraksinya. Fraksi M.I-M.5mampu menghambat pertumbuhan jamur pelapukkayu S. commune dengan nilai IC(so)= 53-60 ppmdan P. ostreatus IC(so)= 53-63 ppm. Dibandingkandengan kontrol negatifnya CCB hanya mampumenghambat pertumbuhan jamur S. communeIC(so)=82 ppm danP. ostreatus Iqso)=75 ppm. Padakontrol negatif itraconazole; hanya mampumenghambat pertumbuhan S. commune IC(so)= 85ppm dan P. ostreatus IC(so)= 89 ppm. Hal inimenunjukkan bahwa fraksi M.I-M.5 mengandungpotensi senyawa bioaktif anti jamur pelapuk kayu.Urutan keaktifan dari ke lima fraksi tersebut yaituM.1 paling aktif, kem.udian M.2, M.3, M.4 danM.5.

Salah satu contoh cara perhitungan nilai IC(so)yaitu pada partisi CHC~ yang diuji pada jamur P.ostreatus. Nilai konsentrasi partisi CHCIl-ditransformasikan ke X log, dan data persentasepenghambatan pertumbuhan P. ostreatus terhadapkonsentrasi partisi CHC~ ditransformasikan ke YProbit berdasarakan nilai table transformasipersentase probit (21). Selanjutnya dianalisis denganregresi linier. Hasil perhitungan dapat dilihat padaGambar I. Dimana model regresinya y = 0,92x +1,38, X = (50 - 1,38)/ 0,92, X = 52,79 ppmdibulatkanX = 53 ppm.Artinyakonsentrasi 53 ppmpartisi CHCl3 = 0,053 mg/g, merupakankonsentrasi yang optimal menghambatpertumbuhanjamur P. ostreatus sebesar 50%. Hasilpengujian fraksi M.I-M.2 dari partisi CHC~ padajamur S. commune dan P. ostreatus ditampilkanpada Gambar 2.

16

y; 0.92>:+ 1.38r;0.75

G .5,03 536 5,58

~ 4 ;/ _------->~ I -----

; I 0..00

o 1,69 2 239 2.69 3

-linetlrO

X log

Gambar 1. Model regresi linier untuk mengetahui nilai IC(so)partisi CHCIl terbadap pengbambatan pertumbuhanjamur p. ostreatus

100

E 80ll..!:!:

Fraksi• P. ostreatus • S. commune

Gambar 2. Kurva nilai IC(lo)pertumbuhan jamur S. communedan P. ostreatus pada fraksi M.I- M.5 dari partisiCHCIl ekstrak kayu mahalilis.

Identifikasi SenyawaAntiJamurFraksi M.I merupakan fraksi teraktif pada

pengujian anti jamurnya, tetapi fraksi M.2 yangterpilih dilakukan analisis LC-MS dan NMR,karena berdasarkan hasil analisis KLTmenunjukkan spot tunggal dengan Rf = 0,69 danrendem.ennya cukup banyak yaitu sebesar 453,80mg. Disamping itu fraksi M.2 merupakan fraksiteraktif kedua setelah fraksi M.I. Fraksi M.2mampu menghambat pertumbuhan jamur S.commune dengan nilai IC(so)= 56 ppm dan P.ostreatus IC(so)= 55 ppm. Analisis LC-MS padafraksi M.2 terdektesi adanya 4 puncak. Puncakdengan waktu tertinggi pada T2.6 (intensitas 100%,waktu retensi 2,8) terdapat 6 ion. Ion senyawa M.2terdeteksi mode ada 4 ion positip. Puncak tertinggipada ion molekul terprotonasi [M+Hf denganberat molekul 317,19 mlz, selanjutnya puncakdimer ion molekul [2Mf dengan berat molekulnya632,72 mlz dan puncak terendah pada ion [2M-H+Naf dengan berat molekul 652 mlz, secaralengkap dapat dilihat pada Tabel I danspektrumnya pada Gambar 3. Data berat molekul

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

Page 4: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

---- -----------------------------------

ini sebagai dasar pendukung identifikasi denganNMR. Senyawa M.2 berbentuk minyak berwarnakekuningan coklat pekat dengan melting point441,09°C. Hasil indentifikasi struktur molekuldengan spektra 'aNMR.(Gambar 4), diringkaskanpada Tabel2, dan bentuk strukturnya dapat dilihatpada Gambar 5.

317.19

Gambar 3. Spelctra LC-MS fraksi M.2 dari partisi CHCl3ekstrak kayu mahalilis. Puncak tertinggi yaitu[M+Ht dengan ion molekulnya 317,19 m/ayang merupakan berat senyawa M.2.

Tabell. Ion positif fraksi M.2

Ion m/z[M+Hf 317,19"

[2Mf 632,72

[2M-H+Naf 652

Keterangan: •berat melekul senyawa anti jamur.

J

I!

! I• I

~d'= 11: I;:

Gambar 4. Spektrum IH_NMR dari senyawa 2,3-dihidroksipentadekanoat

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

Tabel2. Posisi sinyal-sinyalH NMR 2,3-dihidroksipentadekanoat

Posisi oH(500 MHz) (ppm) (jumlah H, multiplisitas JdalamHz, )

1 3,43 (2 H, t, J = 11,47 Hz)

2 3,52 (t, J= 11,4 Hz)

3 3,46 (dd"J= 1,9; 11,4 Hz), 3,63 (bd, 1,9Hz

1' 1,58 (m)

2' 1.41 (4H, bs)

3' 1.41 (4H, bs)

7' - 4' 1.24 (8H, bs,)

14- 8' 1.09 (10 H, bs,)

15' 0.92 (t, J = 6,7 Hz)

Keterangan: t = triplet, dd = dumblet dumblet, bs = broad singlet H = hidrogen,J = konstanta coupling.

Berdasarkan basil analisis dengan lHNMR.,maka dapatdisimpulkan bahwa senyawaantijamurpada fraksi M.2 adalah 2,3-dihidroksipentadekanoat (Gambar 5). Senyawa ini termasukasam lemak jenuh dengan berat molekul 316,19sama dengan basil analisis LC-MS yaitu [M+Hr(m/z 317,19) dan rumus senyawanya Cl~04.Hasil identifikasi struktur molekul dengan spektra'a NMR.menam.pilkan signal satu gugus metil(C~) dalam bentuk triplet yang terlihat padageseran kimia 0,92 ppm, dan adanya beberapagugus metilen (14 x CHJ yang terlihat pada 1,09(bs, 10H), 1,24 (bs, 8H), 1,41 (bs, 4H) dan 1,58(2H).Adanya gugus gliserol terlihat pada ~ (ppm)posisi H-l pada 3,43 ( 2 H, t, J = 11,47Hz), H-3pada 03,46 (dd, J =1,9; 11,4 1,60 Hz). Spektrum13CNMR.menam.pilkan signal 18 atom kabron,satu gugus asam karboksilat pada Oc C.4 (173,1).Dua gugus hidroksil pada C-2 (71,28 ppm) dan C,3(71,86ppm).

Meningkatnya penetrasi senyawa 2,3-dihidroksipentadekanoat pada membran sel jamurpembusuk kayu terutama pada kandungan sterolrendah sehingga rusaknya myrisylation protein,terhambatnya reaksi p-oksida pada sinteseatriasilgliserol, serta terhambatnya aktivitastopoisomerase (28, 29,30). Akhirnya fungsienzim hidrolitik endo-l,4-ft-glukosida, exo-I, 4-ft-glukosida dan ft-glukosida yang dihasil hipa jamurpelapuk putih kayu, untuk menghidrolisa selulosamenjadi glukosa, terhambat (31,32,33,34). Bilapenetrasi 2,3-dihydroxypropyl pentadecanoatetersebut meningkat menyebabkan tidak

17

Page 5: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

- - -----=-=--- - - ~-=--= - --- - - -- - -

bertumbuhnya jamur pelapuk kayu. Pertumbuhanjamur pelapuk kayu pacta fraksi M.2 dapat dilihatpactaGambar 5.

Gambar 4. Senyawa antijamur dalam fraksi M.2 dari partisiCHC13 ekstrak kayu teras mahalilis.

a. Pertumbuhanjamur S. commune Fr b. Pertumbuhanjamur P. ostreatus

Gambar 5. Pertumbuhan jamur S. commune dan P. ostreatuspada partisi M-2 fraksi CHC13 dari kayu mahalilis.Pertumbuhan jamur pelunak kayu pada hari ke 7menunjukkan tidak ada pertumbuhan kecuali padakontrol positif dan negatif (CCB dan itraconazole).

KESIMPULAN

Maserasi dengan metanol mampumelarutkan ekstrak kayu teras mahalilis sebesar143,43 g. Hasil partisi bertingkat diperoleh ekstrakn-heksana (0,36%), CHCl3 (5,12%), EtOAc(2,57%), n-BuOH (0,24%) dan residu (0,25%).Partisi CHC~ teraktif terhadap jamur S. communedan P. ostreatus dibandingkan keempat partisi (n-heksan, EtOAc, n-BuOH danresidu).

Partisi CHC13 dilakukan kromatografikolom, diperoleh 5 fraksi (M.I-M.5). Ke 5 fraksi(M.I-M.5) mengandung senyawa anti jamur,karena mampu menghambat pertumbuhan jamurpelapuk kayu. Fraksi M.2 merupakan teraktifdibandingkan ke 5 fraksi (M.I-M.5) dan kontrolnegatifnya (CCB dan itraconazole), dimanamampu menghambat pertumbuhan jamurpembusukkayuS. commune IC(so)=56ppmdanP.ostreatus IC(so)= 55 ppm. Ekstrak fraksi M.2berupa minyak berwama kekuningan coklat pekat.Senyawa antijamur yang terkandung di fraksi M.2yaitu 2,3-dihidroksipentadekanoat berdasarkanbasil sepktra LC-MS dan identifikasi struktur IHNMR.

18

DAFfAR PUSTAKA

1. H. Sastrohamidjojo. Sintesis. Bahan Alam.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.(1995).

2. D. Fengel., G. Wegener. Kimia Kayu danReaksi-reaksi Ultrastruktur: SastrohamidjojoH. Prawirohatmodjo S. penerjemah:Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.Terjemahan dari Wood: Chemistry,UltrastructureReaction. (1995).

3. E. Sjostrom. Kimia Kayu. HardjonoSastrohamidjojo dan SoenardiPrawirohatmodjo, penerjemah. Yogyakarta:Penerbit Gadjah Mada Universty Press.Terjemahan dari: Wood Chemistry.Fundamentals andAplication. (1998).

4. J.J Morrell, B.L Gartner, Wood as a Material.Di dalam: Allan B, John W.P, editor. ForestProduct Biotechnology. Padstow, UK: Taylorand Francis. (1998).

5. B. P. Kaufman, L. J. Cseke, S. Warber, J. A.Duke, m.H. L. Brielmann ..Natural ProductsFrom Plant. United States of America: CRCPress. (1999).

6. H. Gao. Chemical Analysis of Extrats fromPort-Orford Cedar Wood and Bark. [Thesis].China: The School of Renewable NaturalResources, Univercity Qingdao. (2007).

7. M. R. Rowell, R. Pettersen, J.S. Han, J. S.Rowel, M.A. Tahabalala. Cell wall chemistrty,Di dalam: Rowel R.M. editor. WoodChemistry and Wood Composites.UnitedStates of Amarica: Taylor & Francis. pp 45-46.(2005).

8. W. Ek Eslyn, J. D. Bultman, L. Jurd. Wooddecay inhibition by tropical extractives andrelated compound. Journal Physiology andBiochemistry. 71. ;5:521-524. (1981).

9. W. Syafii, M. Samejima, T. Yoshimoto T. TheRole of Extractive in Decay Resistance ofUlinWood (Eusideroxylon zwageri T. et B.).JournalBull. TokyoUniv.For.77:1-8. (1987).

10. K. Yamamoto, L. T. Hong. Decay resistanceof extractives from chengal(Neobalanocarpus Heimii). Journal ofTropicalForestScience 191:51-55. (1988).

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

Page 6: AKTIVITAS ANTIJAMUR 2,3-dihidroksipentadekanoat ...

11. T.Okitani,K. Takabe,M. Takahashi.The roleof extractives in volved in the naturaldurability of domestic softwood. JournalWoodResearch 86:51-52. (1999).

12. S. C. Croan. Evaluation of white-rot fungalgrowth on southern yellow pine wood chippretreated with blue-stain fungi. TheInternational research group on woodpreservation. Paper prepared for the 31thAnnual Meeting Kona, Hawai, USA 14-19May2000.www.irg-wp.com.

3. L. Jayasighe, B. M. M. Kumarihamy,K. H.RN. Jayaratbna, G.Udishani, B.M. E. Bandara,N. Hara, Y. Fujimoto.Antifungal constituentsof the stem bark of Bridelia retusa. JPhytochemistryElseiver 62:637-641.(2003).

. 1 W. Kusuma, O. Tomoko, I. Kazutaka, S.Tachibana. Isotaion and Identification of anantifugal sesquiterpene slcohol fromAmboyana wood. Pakistan Journal ofBiological Sciences 7(10):1735-1740. (2004).C. A. Clausen, V. W.Yang. Multicomponentbiocide systems protect wood from decay~ mold fungi, and termites for interior

lications. The International researchon wood protection. The Paper

for the 35th Annual Meeting.Slovenia 6--10 June, 2004.

Sc::t!Joltm Sweden.hIm 1-8.(2004).P.F. Chen, S.T.Chang.Antifungal

.,."....=..,.;;- . es of essential oils and theiro:::::.;iments from indigenous cinnamonCbrnamomum osmophloeum) leaves againtswood decay fungi. Journal BioresourceTechnology Elsevier96:813-818. (2005).

. T. Du, F. Shupe, Y. H. Chung. AntifugalActivites of Three Superrcritical FluidExtracted Cedar Oil. The Internationalresearch group on wood protection. Paperprepared for the 40thAnnual meeting Beijing.China24-28Mei2009. (2009).

17. R A. A. Lelono, S. Tachibana, K. Itoh.Isolation of antifungal compounds fromGardenia jasminoides. Pakistan Journal ofBiological Sciences 12(3):949-956. (2009).

18. T. Brata. W. Syafii. D. Nandika. Efektermitisida ekstraktif kayu Pterocarpus

JKTI, Vol. 14, No.1, Juni 2012

indicus Wild dan Palaquium gutta Ballterhadap rayap tanah Coptotermescurvign athus Holmgren (Isoptera:Rhinotermitidae). Presiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu hayat IPB.Bogor, 16September 1999.(1999).

19. Y. Hirano. R Kondo, K. Sakai. Compoundinhibitory to rat liver 5a-reducase fromtropical commercial wood species:reserveratrol trimer from melapi (Shorea sp)heartwood. J. Wood Sci Spinger 49:53-58.(2001).

20. S. Suprapti.Decay Resistance of 84 IndonesiaWood Species Againt Fungi. Journal ofTropicaIForestScience22(1):81-87.(2010).

21. O. Lense., Biological screening of selectedtraditional medicial plants species utilized bylocal people of Manokwari, West PapuaProvince. Bioscience. Vol 3. No.3. pp. 145-150.(2011).

22. A. G. Tempone, P. Sartorelli, D. Teixeira.,Prado O. F.,CalixtoA. I, Lorenzi H.,MelhemSC.M. 2008.Brazilian flora extracts as sourceof novel antileishmanial and antifungalcompounds.Mem Inst Oswaldo Cruz, Rio deJaneiro, Vol. 103(5): 443-449, August2008.(2008).

23. E. N. Herliyana., Potensi Ligninolitik JamurPelapuk kayu kelompok Pleurotus,[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana InstitutPertanianBogor. (2007).

24. W. Syafii., A study on influence of chemicalcompoun of some tropical woods on desayresitance. [Desertation]. Japan: Laboratory ofForest Chemistry, The Graduate School ofAgricultural Sciences, The University ofTokyo.(1988).

25. T. Du., F. Shupe., Y. H. Chung. Antifugalactivites of three superrcritical fluid extractedcedar oil. The International research group onwood protection. Paper prepared for the 40thAnnual meeting Beijing. China 24-28 Mei2009. (2009)

26. K.. Vmcent.Probit analysis. Found at: . Diaksespada tanggal30 Januari2012.

19