EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

79
EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn. ) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Pityrosporum ovale KARYA TULIS ILMIAH NOVILA DHYANTI EKASARI 12.131.039 PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2015

Transcript of EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Page 1: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn. ) TERHADAP PERTUMBUHAN

JAMUR Pityrosporum ovale

KARYA TULIS ILMIAH

NOVILA DHYANTI EKASARI 12.131.039

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2015

Page 2: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Efektifitas Antijamur Air Rebusan Kulit Manggis (Garcinia

mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan Jamur

Pityrosporum ovale

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan menyelesaikan

Studi di program Diploma III Analis Kesehatan

NOVILA DHYANTI EKASARI

12.131.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2015

Page 3: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

ABSTRAK

EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Pityrosporum ovale

Oleh :

Novila Dhyanti Ekasari

Penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh jamur di Indonesia masih relatif tinggi dan obat antijamur relatif lebih sedikit dibandingkan dengan antibakteri. Berbagai literature menjelaskan bahwa kulit manggis memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antijamur. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) untuk dapat dijadikan alternatif pengobatan jamur khususnya Pityrosporum ovale.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas

antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale secara in vitro di Laboratorium Mikrobiologi Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang pada bulan Januari hingga Mei tahun 2015.

Hasil penelitian secara in vitro didapatkan zona hambat paling besar pada

konsentrasi 100% air rebusan kulit manggis. Setelah itu dilakukan uji statistika SPSS menggunakan uji One Way Anova dari data didapatkan hasil significant sebesar 0,011 yang berarti ada pengaruh perbedaan konsentrasi air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Kemudian dilanjutkan menggunakan uji LSD yang menunjukkan bahwa untuk konsentrasi efektif dari air rebusan kulit manggis adalah konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.).

Kata kunci : Air rebusan, kulit manggis, Pityrosporum ovale

Page 4: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF ANTIFUNGAL MANGOSTEEN PEEL BOILED WATER (Garcinia mangostana Linn.) TO GROWTH OF Pityrosporum ovale

By:

Novila Dhyanti Ekasari

Infectious diseases in humans are caused by fungus in Indonesia which is still relatively high and antifungal drugs are relatively less compared to antibacterial. Various literature explains that the skin of the mangosteen has many benefits one of them as an antifungal. Therefore, it is necessary to do research on mangosteen peel boiled water (Garcinia mangostana Linn.) to be used as an alternative fungus treatment especially Pityrosporum ovale.

This research is experimental with the aim to know effectiveness of antifungal

mangosteen peel boiled water (Garcinia mangostana Linn.) to growth of Pityrosporum ovale fungus in vitro Laboratory of Microbiology DIII Health Analyst STIKes Insan Cendekia Medika Jombang in January to May 2015.

The results in vitro was obtained inhibition zone most at concentration of 100% of

mangosteen peel boiled water. After that it is done using SPSS by One Way Anova test of the data obtained significant results of 0.011 which means there is the effect of different concentrations of mangosteen peel boiled water (Garcinia mangostana Linn.) to growth of Pityrosporum ovale fungus, then proceeded using LSD, from the test was obtained effective concentration of mangosteen peel boiled water is concentration 50% mangosteen peel boiled water (Garcinia mangostana Linn.). Keywords: Boiled water, Mangosteen peel, Pityrosporum ovale

Page 5: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Novila Dhyanti Ekasari

NIM : 12131039

Tempat, tanggal lahir : Magetan, 05 November 1991

Institusi : STIKes ICMe Jombang

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Efektifitas Antijamur Air

Rebusan Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan Jamur

Pityrosporum ovale“ adalah bukan Karya Tulis Ilmiah milik orang lain baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan

sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.

Jombang, 14 Agustus 2015

Yang menyatakan,

Novila Dhyanti Ekasari

12131039

Page 6: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …
Page 7: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …
Page 8: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magetan, pada tanggal 5 November 1991. Penulis

merupakan putri dari Bapak Alip dan Ibu Carolina. Penulis merupakan putri pertama

dari 4 bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SDN Kraton 4 Maospati, tahun 2006 penulis

lulus dari MTs Alma’arif 01 Singosari Malang, tahun 2009 penulis lulus MAN

Temboro Magetan dan pada tahun 2012 penulis lulus seleksi masuk STIKes ICMe

Jombang. Penulis memilih Program Studi DIII Analis Kesehatan dari 5 Program

Studi yang ada di STIKes ICMe Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 14 Agustus 2015

Novila Dhyanti Ekasari

12131039

Page 9: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

MOTTO

“ Untuk Mendapatkan Kesuksesan, Keberanian Dan Ketekunan Harus

Lebih Besar Dari Ketakutan “

Page 10: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

PERSEMBAHAN

Sujud syukur kepada Allah SWT karena-Nya lah KTI ini dapat terselesaikan. Dan

penuh keiklasan serta kerendahan hati, saya persembahkan KTI ini untuk :

“Bapak , Ibu, dan adik-adik tercinta” yang telah rela berkorban demi cita-

cita saya dan tidak pernah bosan serta lelah untuk senantiasa mendoa’akan,

menyayangi, membimbing dan senantiasa mendukung setiap langkahku.

Inilah hasil terbaik yang mampu ananda persembahkan.

“Teman-teman DIII Analis Kesehatan angkatan IV dan teman-teman

seatap” terima kasih atas semangat dan dukungannya, kalian pernah ada

dalam perjuangan ini.

“Para Dosen Pembimbing” yang tiada letih membimbing saya selama 3

tahun, terima kasih atas ilmunya.

“Zainul Amin” terima kasih atas kesabaran, dukungan, serta semua

bantuannya, kamu yang terbaik.

Page 11: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ” Efektifitas Antijamur Air Rebusan Kulit Manggis (Garcinia

mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Pityrosporum ovale” disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan

STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

Selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengalami beberapa

hambatan maupun kesulitan. Namun adanya doa, restu, dan dorongan dari orang

tua yang tidak pernah putus menjadikan penulis bersemangat melanjutkan

penyusunan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis memberikan penghargaan

setinggi-tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada DR. H. M. Zainul Arifin, Drs. Suhardono, M.Kes., dan Ariibaturrosmiyyati,

S.Si, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karya tulis

ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Kritik dan saran

sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, 14 Agustus 2015

Penulis

Page 12: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................ iii SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN KTI ............................................................ v LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... vi RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vii MOTTO ............................................................................................... viii PERSEMBAHAN ................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................ ....... .. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... .. .. 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ .. 4 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jamur Pityrosporum ovale .. .............................. .. 6 2.1.1 Taksonomi ............................................................ ...................... .. 6 2.1.2 Sejarah... .................................................................................... .. 6 2.1.3 Morfologi dan Identifikasi .............................................. .............. .. 7 2.1.4 Patogenitas ................................ ................................................ .. 8 2.1.5 Pertumbuhan dan Isolasi Jamur ........ ......................................... .. 8 2.1.6 Epidemiologi .............................................................................. .. 9 2.1.7 Pengobatan Antijamur ............................................................... .. 9 2.2 Tinjauan Tentang Manggis (Garcinia mangostana Linn.) .............. .. 10 2.2.1 Tanaman Manggis ..................................................................... .. 10 2.2.2 Karakteristik Tanaman Manggis ................................................. .. 11 2.2.3 Kandungan Pada Buah Manggis ................................................ .. 12 2.2.4 Manfaat Kulit Buah Manggis ...................................................... .. 14 2.2.5 Kulit Manggis Sebagai Antijamur ............................................... .. 15 2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba ............................................. .. 16 2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Senyawa Antimikroba 18 BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ...................................................................... ..... .. 19 3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ....................................................... .. 20 3.3 Hipotesis Penelitian ...................................................................... .. 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. .......... .. 21 4.1.1 Waktu Penelitian ........................................................................ .. 21 4.1.2 Tempat Penelitian ...................................................................... .. 21

Page 13: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

4.2 Desain Penelitian ....................................................................... .... .. 21 4.3 Kerangka Kerja ............................................................. ................. .. 26 4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................. ...... .. 27 4.4.1 Populasi ..................................................................................... .. 27 4.4.2 Sampel ...................................................................................... .. 28 4.4.3 Sampling .................................................................................... .. 28 4.5 Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel .................... .............. .. 28 4.5.1 Variabel ..................................................................................... .. 28 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................... .. 28 4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian .................... .................. .. 30 4.6.1 Alat ............................................................................................ .. 30 4.6.2 Bahan ........................................................................................ .. 30 4.6.3 Prosedur Pembuatan Media Sabouraud Dextrosa Agar (SDA) dengan

Olive Oil 1% ............................................................................... .. 31 4.6.4 Prosedur Pembuatan Air Rebusan Kulit Manggis ...................... .. 31 4.6.5 Pembuatan Suspensi Jamur Pityrosporum ovale ....................... .. 32 4.6.6 Prosedur Uji Sensitivitas ............................................................ .. 32 4.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................ ................. .. 32 4.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... .. 32 4.9 Penyajian Data ............................................................................. .. 33 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Data .............................................................................. 34 5.2 Pembahasan.................................................................................. 37 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan .................................................................................... 41 6.2 Saran ............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 14: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Kandungan Zat Gizi Dalam Buah Manggis per 100 gram ....... 13

4.1 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 100% Air Rebusan Kulit

Manggis ........ ................................................................................... 22

4.2 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 50% Air Rebusan Kulit

Manggis ........................................................................................... 22

4.3 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 25% Air Rebusan Kulit

Manggis ........................................................................................... 23

4.4 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 12,5% Air Rebusan Kulit

Manggis ........................................................................................... 23

4.5 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 6,25% Air Rebusan Kulit

Manggis ........................................................................................... 24

4.6 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 3,13% Air Rebusan Kulit

Manggis ........................................................................................... 24

4.7 Tabel Perlakuan Dengan Konsentrasi 1,56% Air Rebusan Kulit

Manggis ..................................................... ....................................... 25

4.8 Tabel Perlakuan Kontrol Positif dan Kontrol Negatif ......................... 26

4.9 Tabel Penyajian Data Penelitian ...................................................... 33

5.1 Tabel Pengaruh Konsentrasi Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan

Jamur Pityrosporum Ovale………………………………………………. 34

Page 15: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Jamur Pityrosporum ovale ................................................... 7

2.2 Gambar Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) ........ ............... 10

3.1 Gambar Kerangka Konsep Efektifitas Antijamur Air Rebusan Kulit

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan

Jamur Pityrosporum ovale ..................................................... ............ 19

4.1 Gambar Kerangka Kerja Efektifitas Antijamur Air Rebusan Kulit

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan

Jamur Pityrosporum ovale ................................................................ 27

Page 16: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Data Hasil Penelitian

Tabel Hasil Uji Statistik

Dokumentasi

Page 17: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh jamur di

Indonesia masih relatif tinggi. Data epidemiologik menunjukkan bahwa

penyakit kulit karena jamur superfisialis merupakan penyakit kulit yang banyak

dijumpai di semua lapisan masyarakat baik pedesaan maupun perkotaan,

tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju sekalipun

(Budimulja, 2004).

Menurut Sinha (2005) didukung oleh iklim tropis yang menyebabkan

orang Indonesia banyak berkeringat, membuat penderita masalah ketombe

sangat mudah ditemui di Indonesia. Cuaca panas yang menimbulkan

berkembangnya jamur pada kulit kepala dapat memperparah masalah

ketombe pada rambut.

Salah satu yang menyebabkan masalah ketombe adalah

berkembangnya jamur di kulit kepala yang kotor akibat keringat, kelenjar

sebum (minyak), dan debu. Jamur yang berkembang pada kelenjar sebum

tersebut adalah Pityrosporum ovale (P.ovale), jamur ini secara alami terdapat

pada kulit kepala dan bagian tubuh lainnya, jamur ini dapat menyerang

manusia pada segala usia, (bayi, anak-anak, dewasa dan orang tua).

Penelitian menunjukkan bahwa populasi Pityrosporum ovale yang lebih dari

75% pada kulit kepala dapat menyebabkan timbulnya ketombe, jumlah normal

Pityrosporum ovale pada kulit kepala adalah 46% (Said, 2009).

1

Page 18: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Prevalensi populasi masyarakat Indonesia yang menderita ketombe

menurut data dari International Data Base, US Bureau tahun 2004 adalah

43.833.262 jiwa dari 238.452.952 jiwa dan menempati urutan keempat setelah

Cina, India, dan US. Menurut Al-Iraqi (2010) setidaknya ada 60% dari total

penduduk Amerika dan Eropa mengalami masalah ketombe.

Resistensi obat terhadap mikroorganisme patogen telah sering

dilaporkan, salah satunya yaitu resistensi terhadap agen antifungi. Selain itu

tingkat resistensi obat lebih tinggi di negara berkembang seperti Indonesia

dibandingkan negara-negara maju, karena penggunaan antibiotik yang tidak

berdasarkan ketentuan. Oleh sebab itu diperlukan alternatif antifungi alami

yang efektif terhadap Pityrosporum ovale.

Obat anti jamur relatif lebih sedikit dibandingkan dengan anti bakteri

oleh sebab itu perlu pengembangan. Di Indonesia terdapat berbagai macam

tanaman yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak tanaman

berkhasiat yang memiliki banyak kegunaan salah satunya adalah buah

manggis. Khalayak umum mengenal kegunaan buah manggis hanya untuk

dimakan buahnya saja. Padahal bagian dari buah manggis yang bermanfaat

tidak hanya daging buahnya tetapi juga kulitnya. Kulit buah manggis yang

biasanya dibuang ini ternyata memiliki manfaat sebagai obat salah satunya

sebagai antijamur. Menurut Prihatman (2000), air rebusannya dimanfaatkan

sebagai obat tradisional. Secara tradisional manggis sudah dimanfaatkan

sebagai obat sejak dulu seperti obat sariawan, wasir dan luka. Di Thailand,

kulit buah manggis secara tradisional digunakan untuk pengobatan infeksi

kulit, luka dan diare selama puluhan tahun.

Page 19: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Penelitian yang dilakukan di Mahindon University di Thailand juga

menunjukkan bahwa pericarp buah manggis sangat efektif untuk melawan

kanker payudara secara in vitro. Selain itu, studi lain juga menunjukkan bahwa

alpha-mangostin dan gamma-mangostin sangat efektif untuk melawan bakteri

patogen, Staphylococcus aureus (Hasyim dan Iswari, 2008).

Berbagai penelitian di luar negeri menjelaskan bahwa kulit buah

manggis yang sudah matang mengandung polyhydroxy-xanthone yang

merupakan derivat mangostin dan β mangostin. Aktivitas hasil isolasi

beberapa xanthone yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivat

mangostin dapat menghambat pertumbuhan jamur (Nuris, 2011). Menurut

Raffi Paramawati (2010), xanthone memiliki kemampuan untuk menghambat

aktivitas jamur penyebab penyakit atau fitopatogenik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian efektifitas

antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah ada efektifitas antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale ?

2. Berapakah konsentrasi efektif antijamur air rebusan kulit manggis

(Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum

ovale ?

Page 20: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas antijamur air rebusan kulit manggis

(Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui efektifitas antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

secara in vitro.

2. Untuk mengetahui konsentrasi efektif antijamur dari air rebusan kulit

manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur

Pityrosporum ovale sehingga mampu digunakan sebagai alternatif

antijamur alami.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap

perkembangan ilmu mikrobiologi khususnya di bidang mikologi.

1.4.2. Manfaat praktis

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Masyarakat

Penelitian ini mampu menjadi wacana bagi masyarakat untuk

pemanfaatan kulit manggis sebagai obat antifungi alami yang lebih murah

dan mudah didapat.

Page 21: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

B. Institusi dan tenaga kesehatan

Dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dan institusi untuk

melakukan sosialisasi atau penyuluhan tentang ketombe dan cara

pengobatannya menggunakan alternatif antijamur alami.

C. Peneliti selanjutnya

Dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan

pengembangan metode mengenai uji sensitivitas daya antijamur.

Page 22: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka Jamur Pityrosporum ovale

2.1.1. Taksonomi

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Hymenomycetes

Ordo : Tremellales

Family : Filobasidiaceae

Genus : Malassezia

Spesies : Malassezia furfur (Pityrosporum ovale)

(Mardianti, 2008)

2.1.2. Sejarah

Menurut Leming (1989) dalam jurnal Sitti Hajar (2007) penelitian genus

Malassezia telah banyak menghadapi kontroversial sejak pertama kali

dilakukan pada tahun 1846 oleh Eichstedt. Perbedaan pendapat yang antara

lain mengenai kapan pertama kali organisme tersebut ditumbuhkan, medium

biakan yang optimal, hubungan antara varian koloni dan gambaran morfologi

organisme yang berbeda, genus yang harus dimasukkan, beserta namanya,

dan perannya dalam berbagai penyakit kulit. Spesies Malassezia bersifat

dimorfik, terdapat pada fase ragi dan miselium, dan hal ini cukup menyulitkan

dalam mengklasifikasikan organisme ini, karena banyak orang percaya bahwa

6

Page 23: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

bentuk ragi dan miselium merupakan organisme yang jelas, yang

dikelompokkan dalam dua genus yang berbeda, yaitu Pityrosporum untuk

bentuk ragi dan Malassezia untuk bentuk miselium.

2.1.3. Morfologi dan Identifikasi

Larone (1995) dalam jurnal Septian (2008) mengemukakan bahwa

Pityrosporum ovale adalah yeast atau jamur bersel tunggal yang merupakan

anggota genus Malassezia. Jamur ini merupakan bagian dari flora normal kulit.

Jamur tampak sebagai kelompok kecil, sel ragi bentuk lonjong

uniseluler atau bentuk bulat bertunas (4-8 µm) dan hifa pendek, berseptum

yang kadang bercabang (Weeks, 2003).

Gambar 2.1

Sumber : ( http://en.wikipedia.org/wiki/Malassezia )

Pada biakan, genus Malassezia membentuk koloni khamir, kering dan

berwarna putih sampai krem. Pada sediaan langsung dengan larutan KOH

10%, jamur tampak sebagai kelompok sel ragi/spora bentuk lonjong uniselluler

atau bulat bertunas (buds form) dengan atau tanpa hifa pendek, berseptum

dan kadang bercabang. Bentuk ini dikenal sebagai spaghetti dan meat ball

(Weeks, 2003)

Page 24: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

2.1.4. Patogenitas

Peran jamur dalam menimbulkan ketombe diduga berhubungan

dengan faktor imunologi karena dapat menginduksi produksi sitokin oleh

keratinosit (Bramono, 2002).

Menurut Kligman (1982) dalam jurnal Puspita (2010), ketombe

merupakan dermatitis seboroik yang paling ringan yang ditandai dengan

kelainan hiperproliferasi kulit kepala dimana terjadi pengelupasan sel stratum

korneum (deskuamasi) yang berlebihan membentuk skuama abu-abu

keperakan berjumlah banyak, kadang disertai rasa gatal dengan atau tanpa

tanda-tanda inflamasi ringan.

Manusia mendapatkan infeksi bila sel jamur melekat pada kulit. Awal

infeksi jamur tampak sebagai sel ragi (saprofit) dan berubah menjadi patogen

setelah sel ragi menjadi miselium (hifa) sehingga menyebabkan timbulnya lesi

di kulit. Terjadinya kolonisasi jamur di kulit akibat pertumbuhan jamur

meningkat (Weeks, 2003).

2.1.5. Pertumbuhan dan Isolasi Jamur

Koloni pada biakan pertumbuhannya lambat, media yang dapat

digunakan untuk pertumbuhan Pityrosporum ovale adalah Sabouraud

Dextrose Agar, Chocolate Agar dan Trypticase soy Agar yang ditambah

dengan 5% darah kambing dan olive oil. Pertumbuhan ini optimal pada suhu

35ºC – 37ºC.

Media perbenihan lainnya adalah media yang berisi antibiotik dan

siklohexamid, agar Littman yang dilapisi dengan olive oil steril atau agar

Page 25: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Leeming-Notman (LNA) yaitu media yang kaya lipid. Biakan diinkubasi pada

suhu 30ºC (Sutanto, 2008).

2.1.6. Epidemiologi

Penyakit yang disebabkan oleh Pityrosporum ovale ini ditemukan di

seluruh dunia (kosmopolit), terutama di daerah beriklim panas (Sutanto, 2008).

Richard (2006) dalam jurnal Dina (2012) mengemukakan bahwa

ketombe menyerang hampir semua usia baik anak usia kurang 1 bulan,

pubertas dimana terjadi perubahan hormon yang merangsang kelenjar

sebasea untuk menghasilkan sebum, dan usia 25 – 40 tahun. Berdasarkan

jenis kelamin, ketombe lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita

walaupun selisih persentasenya 0,5%. Lebih dari 70% orang mengalami

masalah ketombe hal ini menyebabkan masalah sosial dan kurang percaya diri

pada setiap individu.

2.1.7. Pengobatan Antijamur

Jumlah antibiotik saat ini sangat terbatas, tetapi terus bertambah.

Antibiotik tertentu dapat digunakan untuk mengobati infeksi jamur. Sebagian

besar memiliki satu atau lebih keterbatasan seperti efek samping yang berat,

spektrum antijamur yang sempit, penetrasi yang buruk pada jaringan tertentu,

dan munculnya jamur yang resisten. Obat-obatan ini memiliki efek samping

(Brooks et. al, 2005).

Pengobatan dengan obat-obatan antijamur, misalnya salep whitfield I

dan II atau salep sulfur salisil. Obat-obatan antijamur dan preparat-preparat

imidazol, seperti isokotonasol, bifonasol, dan klotrimasol (Siregar, 2005).

Page 26: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

2.2. Tinjauan tentang Manggis (Garcinia mangostana Linn.)

2.2.1. Tanaman Manggis

Tanaman manggis memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana Linn.

(Putra, 2011)

Gambar 2.2

Sumber : (http://www.kulitmanggis.biz/2011/09/08/khasiat-kulit-manggis/# more-17 )

Buah manggis populer dengan julukan ratu dari buah-buahan atau the

queen of fruit (Yunitasari, 2011). Di Indonesia buah manggis dikenal dengan

berbagai macam nama daerah antara lain manggu di daerah Jawa Barat,

manggus di Lampung, manggusto di Sulawesi Utara, manggoita di Aceh,

mangi di Gayo, dan manggista di Batak. Di daerah Sunda, Jawa, dan Madura

dikenal dengan nama manggis (Nuris, 2011).

Di berbagai negara, buah manggis memiliki sebutan berbeda seperti

mangosteen di Inggris, mangostin di Spanyol, mangostan di Prancis,

mangkhut di Thailand, mongkhut di Kamboja, cai mang cut di Vietnam. Di

Page 27: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Malaysia, Filiphina dan Indonesia buah ini disebut manggis (Putra, 2011).

Sedangkan di Belanda mendapat sebutan mangoestan dan di Portugis dikenal

dengan nama mangosta (Yunitasari, 2011).

2.2.2. Karakteristik Tanaman Manggis

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah tropis.

Tanaman manggis membutuhkan 10 – 15 tahun untuk mulai berbuah.

Tingginya dapat mencapai 10 sampai 25 meter. Batangnya berdiameter 25-35

cm dan kulit batang kayu biasanya berwarna coklat gelap atau hampir hitam,

kasar, serta cenderung mengelupas. Getah manggis berwarna kuning terdapat

di semua jaringan utama tanaman (Yunitasari, 2011).

Tanaman ini memiliki daun sederhana bertangkai pendek dengan

panjang tangkai daun 1,5 – 2 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur maupun

bulat panjang atau elips dengan ukuran panjang 15 – 25 cm dan lebar 7 – 13

cm. Daunnya mengkilap, tebal, kaku memiliki ujung daun yang meruncing dan

licin (Putra, 2011).

Bunga dari tanaman ini bersifat berumah dua tetapi hanya bunga

betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang

sempurna yaitu tumbuh kecil, mengering dan tidak bisa berfungsi. Bunga

memiliki tangkai pendek dan tebal berwarna merah kekuning-kuningan (Putra,

2011).

Buahnya bulat dengan diameter 4 – 7 cm. Buah yang sudah masak

berwarna merah keunguan. Di dalam buah terdapat daging buah berwarna

putih, rasanya enak, manis serta biji yang berwarna kecoklatan. Satu buah

mengandung 5 – 7 biji (Nuris, 2011).

Page 28: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Terkait morfologi buah manggis terdiri dari tiga bagian yaitu biji, daging

dan kulit.Bagian biji atau seed. Bagian luarnya merupakan selaput tipis yang

sedikit mengandung xanthones, sedangkan bagian dalam biji berwarna kuning

kecoklatan dengan tekstur keras (Putra, 2011).

Daging buah manggis (pulp) bersegmen-segmen yang jumlahnya

berkisar antara 5 dan 8 segmen. Biasanya jumlah segmen daging buah hampir

sama dengan jumlah cupat. Daging buah ini berwarna putih dan bertekstur

halus seperti buah plum yang ranum dan di setiap segmen terdapat biji

berukuran besar (Iswari, 2011).

Bagian kulit dalam bahasa Latin disebut pericarp atau rind. Ketika

masih mentah kulit berwarna hijau dan berwarna ungu gelap saat sangat

matang (Putra, 2011).

Kulit buah manggis cukup tebal berkisar antara 0,5 – 0,7 cm. Pada

buah yang masih muda kulitnya mengandung banyak getah dan akan hilang

sesuai dengan tingkat kematangan buah (Iswari, 2011).

2.2.3. Kandungan Pada Buah Manggis

Buah manggis memiliki banyak kandungan kimia. Kandungan zat gizi

dalam buah manggis per 100g dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 29: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Tabel 2.1 Kandungan zat gizi dalam buah manggis per 100 g

Komponen Zat Gizi Jumlah

Energi 34 kalori

Protein 0,6 g

Lemak 1 g

Karbohidrat 5,6 g

Kalsium 19 mg

Fosfor 4 mg

Zat Besi 1 mg

Natrium 7 mg

Kalium 19 mg

Vitamin B1 0,03 mg

Vitamin B2 0,03 mg

Niasin 0,3 mg

Vitamin C 4,2 mg

Kadar Abu 0,1 g

Kadar Air 87,6 g

(Sumber : Paramawati, 2010)

Buah manggis mengandung xanthone sebagai antioksidan yang kuat.

Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthone memiliki sifat sebagai

antidiabetes, anti kanker, anti peradangan, hepatoprotektif, meningkatkan

kekebalan tubuh, aromatase inhibitor, anti bakteri, antifungi dan aktivitas

sitotoksik (Yunitasari, 2011)

Terdapat lebih dari 200 jenis bahan xanthone di alam tetapi lebih dari

40 jenis xanthone terdapat dalam buah manggis dan juga memiliki kandungan

terbanyak dibanding buah yang lain (Nuris, 2011).

Xanthone merupakan substansi kimia alami yang mengandung

senyawa polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung Taiwan telah

Page 30: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

mengisolasi xanthone dan derivatnya dari kulit buah manggis. Diantaranya

ialah 3-isomangostin, alfa-mangostin, garcinone A, garcinone B, garcinone C,

garcinone D, garcinone E, maclurin, dan mangostenol (Putra, 2011)

Selain itu elemen lain yang tak kalah penting dari buah manggis adalah

antosianin, gamma mangostin, poliphenol, quinone, tanin, katekin, polisakarida

dan stillbenes (Noverina, 2011).

2.2.4. Manfaat Kulit Buah Manggis

Sejak ratusan tahun lalu, penduduk Asia Tenggara terutama Indonesia

sudah sering menggunakan air rebusan kulit buah manggis sebagai ramuan

untuk mengobati infeksi, luka, demam, diare, sariawan dan sembelit. Tidak

hanya air rebusannya, bubuk dari kulit manggis yang dikeringkan juga

digunakan sebagai obat disentri di China dan India. Kulit manggis juga diolah

menjadi salep untuk mengobati eksim dan penyakit kulit lainnya (Noverina,

2011).

Kandungan xanthone dalam kulit buah manggis memiliki berbagai

manfaat. Secara umum fungsi xanthone adalah menetralkan radikal bebas.

Terdapat banyak manfaat lain dari xanthone antara lain antikanker, anti

inflamatory, antimikroba, menurunkan kolesterol, anti viral, anti fungal, anti

parasitik, anti-allergen, analgesik, anti diare, anti alzheimer dan sebagainya

(Putra, 2011).

Kandungan fitonutrisi dalam buah manggis bermanfaat sebagai

pembasmi mikroba yang menjaga sistem imunitas dengan menangkis jamur,

virus dan bakteri berbahaya (Noverina, 2011).

Page 31: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

2.2.5. Kulit Manggis Sebagai Antijamur

Jumlah antibiotik untuk jamur saat ini sangat terbatas, tetapi terus

bertambah. Antibiotik tertentu dapat digunakan untuk mengobati infeksi jamur.

Sebagian besar memiliki satu atau lebih keterbatasan seperti efek samping

yang berat, spektrum antijamur yang sempit, penetrasi yang buruk pada

jaringan tertentu, dan munculnya jamur yang resisten. Obat-obatan ini memiliki

efek samping (Brooks et. al, 2005).

Menurut Raffi Paramawati (2010), xanthone memiliki kemampuan untuk

menghambat aktivitas jamur penyebab penyakit atau fitopatogenik. Beberapa

contohnya adalah Fusarium oxysporum V., Altenaria tenuis, dan Dreschlera

oryzae (Putra, 2011).

Kandungan stillbenes dalam buah manggis sangat bermanfaat sebagai

antifungi dan antioksidan yang kuat. Stillbenes berperan sebagai benteng

pertahanan tanaman manggis terhadap serangan fungi dan kemampuan

antifunginya tetap terjaga walaupun setelah dikonsumsi (Noverina, 2011).

Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa

polyphenolic. Senyawa xanthone dan derivatnya dapat diisolasi dari kulit buah

manggis. Kemampuan antioksidan dari xanthone melebihi vitamin C dan

vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan yang efektif (Yunitasari, 2011).

Kadar xanthone meningkat jika buah disimpan hingga empat minggu

setelah dipetik, mencapai 34,36 mg/g. Diduga hal itu disebabkan oleh

perubahan kimiawi di kulit buah saat proses respirasi (Mardiana, 2011).

Turunan senyawa xanthone yang sudah diidentifikasi ada 14 jenis dan

senyawa yang paling banyak pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin

(Yunitasari, 2011). Alfa-mangostin dan gamma mangostin dipercaya memiliki

Page 32: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut

dapat membantu menghentikan inflamasi dengan cara menghambat produksi

enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi (Noverina, 2011).

Penelitian lain menyebutkan aktivitas alfa-mangostin terhadap Candida

albicans menunjukkan efektivitas yang bagus daripada Clotrimazol dan

Nystatin. Selain itu alfa-mangostin diketahui tidak toksis pada jaringan

fibroblas gingival manusia. Aktivitas antijamur yang kuat dan toksisitas rendah

membuat alfa-mangostin dapat digunakan sebagai pengobatan oral

candidiasis (Kaomongkolgit, 2009).

Selain itu pada penelitian Masniari dan Praptiwi (2010) menunjukkan

bahwa kulit manggis mengandung saponin, tanin, dan flavonoid yang

merupakan senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antimikroba.

Menurut Ganiswara (1995) dalam jurnal Masniari dan Praptiwi (2010),

saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran

sehingga terjadi hemolisis sel. Sedangkan flavonoid merupakan kelompok

senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein

sehingga mengganggu proses metabolism mikroba. Tanin dengan konsentrasi

tinggi mampu bekerja sebagai antimikroba.

2.3. Uji Kepekaan Terhadap Anti Mikroba Secara in vitro

Uji ini mengikur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme

terhadap agen antimikroba. Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya

suatu sistem pengobatan yang efektif dan efisien. Terdapat bermacam-macam

metode uji antimikroba seperti yang dijelaskan berikut ini :

Page 33: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

1. Metode Difusi Cakram (Disc diffusion)

Metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer) untuk menentukan aktivitas

agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada

media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada

media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan

media Agar (Pratiwi, 2008).

2. Metode Cup-plate (Lubang sumuran)

Metode ini serupa dengan metode disk diffusion, dimana dibuat

sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan

pada sumur tersebut diberi agen anti mikroba yang akan diuji (Pratiwi,

2008).

3. Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair (broth dilution)

dan dilusi padat (solid dilution). Metode dilusi cair/broth dilution (serial

dilution) digunakan untuk mengukur MIC (Minimum Inhibition

Concentration) atau KHM (Kadar Hambat Minimum) dan MLC (Minimum

Letal Inhibition) atau KBM (Kadar Bunuh Minimal).

Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen

antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan

uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya

pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai Kadar Hambat Minimum. Larutan

yang ditetapkan sebagai Kadar Hambat Minimum tersebut selanjutnya dikultur

ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen

antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 370C. Media cair

Page 34: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai Kadar Bunuh

Minimum (Pratiwi, 2008).

Prosedur ini digunakan untuk menentukan konsentrasi antibiotik yang

masih efektif untuk mencegah pertumbuhan patogen dan mengindikasi dosis

antibiotik yang efektif untuk mengontrol infeksi pada pasien (Harmita, 2008).

Metode dilusi padat serupa dengan metode dilusi cair namun

menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah konsentrasi

agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji (Pratiwi, 2008).

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Senyawa Antimikroba

Banyak faktor dan keadaan yang dapat mempengaruhi penghambatan

atau pembasmian mikroorganisme oleh bahan atau proses antimikrobial.

Kesemua ini harus dipertimbangkan bagi efektifnya penerapan praktis metode-

metode pengendalian (Pelczar, 1988).

1. Konsentrasi atau intensitas zat antimikrobial

Apabila konsentrasi zat kimia tinggi, sel-sel yang terbunuh akan

lebih cepat (tentunya sampai batas tertentu) (Pelczar, 1988).

2. Jumlah mikroorganisme

Diperlukan banyak waktu untuk membunuh populasi, dan bila

jumlah selnya banyak maka perlakuan harus diberikan lebih lama

supaya kita cukup yakin bahwa semua sel tersebut mati (Pelczar, 1988).

Page 35: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

3. Suhu

Kenaikan suhu yang sedang secara besar dapat menaikkan

keefektifan suatu desinfektan atau bahan antimikrobial lain (Pelczar,

1988).

4. Spesies mikroorganisme

Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda-

beda terhadap sarana fisik dan bahan kimia (Pelczar, 1988).

5. Adanya bahan organik

Adanya bahan organik asing dapat menurunkan dengan nyata

keefektifan zat antimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan-bahan

tersebut atau melindungi mikroorganisme dari padanya (Pelczar, 1988).

6. Kemasaman atau kebasaan (pH)

Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan pH asam

dapat dibasmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih

singkat dibandingkan dengan mikroorganisme yang sama dalam

lingkungan basa (Pelczar, 1988).

Page 36: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka konsep efektifitas air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

Kulit buah

Mikosis superfisialis

Kimia Modern Alternatif Herbal

Ketokonazol Manggis

Daging buah

Biji

Pengobatan antifungal

Pityrosporum ovale

Pertumbuhan Jamur Pityrosporum ovale

Secara In vitro

Senyawa Antifungal

19

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas senyawa antimikrobial :

- Konsentrasi

- Jumlah

mikroorganisme

- Suhu

- Spesies

mikroorganisme

- Adanya bahan

organik

- pH

Page 37: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Keterangan :

Diteliti Tidak Diteliti

3.2. Penjelasan Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep diatas terdapat variabel yang diteliti dan

tidak diteliti. Variabel yang diteliti meliputi efek senyawa antifungal pada kulit

manggis terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale secara in vitro serta

faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas senyawa antimikrobial, yaitu

meliputi : konsentrasi, jumlah mikroorganisme, suhu, spesies mikroorganisme,

adanya bahan organik, dan pH. Namun pada penelitian ini menggunakan

perlakuan perbedaan konsetrasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi

efektifitas senyawa antimikrobial. Sedangkan variabel yang tidak diteliti meliputi

mikosis superfisialis dan pengobatan antifungal secara kimiawi.

3.3. Hipotesis Penelitian

H0 (Hipotesis nol) :

Tidak ada pengaruh perbedaan konsentrasi air rebusan kulit manggis

(Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

H1 (Hipotesis 1) :

Ada pengaruh perbedaan konsentrasi air rebusan kulit manggis

(Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Page 38: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu dari bulan Januari

2015 sampai bulan Mei 2015.

4.1.2 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Prodi

D-III Analis Kesehatan STIKes ICME Jombang.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial 7x3

yang terdiri dari 1 faktor yaitu dosis konsentrasi (K), yang merupakan jenis

penelitian dengan menggunakan 7 perlakuan dengan masing-masing

dilakukan 3 kali ulangan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi air

rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang mempengaruhi

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale secara in vitro.

Adapun desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL)

ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

21

Page 39: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

1. Perlakuan konsentrasi 100% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.1 Perlakuan dengan konsentrasi 100% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K1

Keterangan :

K1 : Konsentrasi 100% merupakan 100 ml air rebusan kulit manggis.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

2. Perlakuan konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.2 Perlakuan dengan konsentrasi 50% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K2

Keterangan :

K2 : Konsentrasi 50% merupakan 50 ml air rebusan kulit manggis + 50 ml

aquadest steril.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

Page 40: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

U3 : Ulangan 3

3. Perlakuan konsentrasi 25% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.3 Perlakuan dengan konsentrasi 25% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K3

Keterangan :

K3 : Konsentrasi 25% merupakan 25 ml air rebusan kulit manggis + 75 ml

aquadest steril.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

4. Perlakuan konsentrasi 12,5% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.4 Perlakuan dengan konsentrasi 12,5% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K4

Keterangan :

K4 : Konsentrasi 12,5% merupakan 12,5 ml air rebusan kulit manggis + 87,5

ml aquadest steril.

Page 41: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

5. Perlakuan konsentrasi 6,25% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.5 Perlakuan dengan konsentrasi 6,25% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K5

Keterangan :

K5 : Konsentrasi 6,25% merupakan 6,25 ml air rebusan kulit manggis +

93,75 ml aquadest steril.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

6. Perlakuan konsentrasi 3,13% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.6 Perlakuan dengan konsentrasi 3,13% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K6

Page 42: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Keterangan :

K6 : Konsentrasi 3,13% merupakan 3,13 ml air rebusan kulit manggis +

96,87 ml aquadest steril.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

7. Perlakuan konsentrasi 1,56% air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Tabel 4.7 Perlakuan dengan konsentrasi 1,56% air rebusan kulit

manggis

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K7

Keterangan :

K6 : Konsentrasi 1,56% merupakan 1,56 ml air rebusan kulit manggis +

98,44 ml aquadest steril.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

Page 43: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

8. Perlakuan kontrol

Tabel 4.7 Perlakuan kontrol positif dan kontrol negatif

konsentrasi

Diameter zona hambat (mm)

Rata-rata

U1 U2 U3

K0

K1

Keterangan :

K0 : Kontrol negatif merupakan aquadest steril.

K1 : Kontrol positif merupakan ketokonazole.

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 44: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Gambar 4.1 Kerangka kerja efektifitas air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.).

Penentuan Masalah

Desain Penelitian Eksperimental (RAL)

Penyusunan Proposal

Sampel Air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang diujikan pada

biakan jamur Pityrosprum ovale.

Sampling Simple random sampling

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Penyusunan Laporan Akhir

Page 45: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

4.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) yang diambil secara acak dan diujikan pada biakan jamur

Pityrosporum ovale.

4.4.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah simple random sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan cara

memilih sampel yang homogen secara acak.

4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah konsentrasi air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.).

2. Variabel terikat adalah pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

3. Variabel moderator adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

antimikroba, yaitu meliputi : jumlah mikroorganisme, spesies

mikroorganisme, suhu, pH, dan adanya bahan organik

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Konsentrasi air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.)

Rebusan adalah proses penyarian yang digunakan untuk menyari

zat-zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Dalam penelitian

Page 46: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

ini tanaman yang dipakai adalah buah manggis (Garcinia mangostana

Linn.) bagian kulitnya. Kulit buah manggis ditimbang 100 gram ditambahkan

ke dalam 100 ml aquadest kemudian direbus, sehingga didapatkan

konsentrasi 100%. Kemudian dibuat pengenceran 50%, 25%, 12,5%,

6,25%, 3,13% dan 1,56%. Konsentrasi 50% dibuat dari 50 ml larutan

konsentrasi 100% diadd aquadest steril hingga 100 ml. Konsentrasi 25%

dibuat dari 25 ml larutan konsentrasi 100% diadd aquadest steril hingga 100

ml. Konsentrasi 12,5% dibuat dari 12,5 ml larutan konsentrasi 100% diadd

aquadest steril hingga 100 ml. Konsentrasi 6,25% dibuat dari 6,25 ml

larutan konsentrasi 100% diadd aquadest steril hingga 100 ml. Konsentrasi

3,13% dibuat dari 3,13 ml larutan konsentrasi 100% diadd aquadest steril

hingga 100 ml. Konsentrasi 1,56% dibuat dari 1,56 ml larutan konsentrasi

100% diadd aquadest steril hingga 100ml.

2. Jamur Pityrosporum ovale

Pityrosporum ovale adalah salah satu jenis jamur yang menginfeksi

pada kulit kepala sehingga menimbulkan ketombe. Pada media Sabouraud

Dextrosa Agar (SDA) yang ditambahkan olive oil membentuk koloni khamir

kering berwarna putih sampai krem.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas antimikroba

Merupakan faktor-faktor yang dikendalikan yang mempengaruhi

efektifitas air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Adapun faktor-faktor tersebut

meliputi : jumlah mikroorganisme, spesies mikroorganisme, suhu, pH, dan

adanya bahan organik.

Page 47: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

4.6 Alat dan bahan

4.6.1 Alat :

Cawan petri, pipet ukur, gelas ukur, Neraca digital, Hot plate, Beaker glass,

Batang pengaduk, Erlenmeyer, Autoclave, Corong, Kertas saring, Pipet tetes,

Pisau steril, Alumunium foil, Ose , Swab steril, Kapas steril, Disk steril,

penggaris (mm).

4.6.2 Bahan:

Kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.), Media Sabouraud Dextrosa Agar

(SDA), Kloramfenikol. Olive oil, Biakan jamur Pityrosporum ovale , PZ steril,

Aquadest steril , Ketokonazole.

4.6.3 Prosedur pembuatan media Sabouraud Dextrosa Agar (SDA) dengan

Olive oil 1%

1. Menimbang bahan – bahan sesuai dengan kebutuhan.

2. Memasukkan Sabouraud Dextrosa Agar (SDA) ke dalam labu

Erlenmeyer dipanaskan sambil diaduk supaya larut sampai menjadi

larutan yang homogen, tidak sampai mendidih.

3. Menyesuaikan agar pHnya mencapai 5,5 (apabila pH awal asam

ditambah NaOH, apabila basa ditambah HCl).

4. Menambahkan antibiotik kloramfenikol sebanyak 50mg/ml dan olive oil

sampai mencapai konsentrasi 1%.

5. Mensterilkan media dengan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 20-30

menit.

Page 48: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

6. Menuangkan media pada cawan petri steril.

4.6.4 Prosedur pembuatan air rebusan kulit manggis :

1. Memisahkan kulit manggis dengan buahnya, kemudian kulit dicuci

bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel.

2. Mengerok bagian dalam kulit manggis (pericarp).

3. Menimbang 100 gram kulit manggis kemudian merebus dengan 100 ml

aquadest hingga mendidih.

4. Kemudian didinginkan hingga suhu kamar 37oC dengan tetap ditutup

dengan alumunium foil.

4.6.5 Pembuatan suspensi jamur Pityrosporum ovale

1. Mengambil biakan Pityrosporum ovale dengan menggunakan ose.

2. Mencampur dengan larutan PZ steril.

4.6.6 Prosedur uji sensitivitas

1. Menyiapkan media Sabouraud Dextrosa Agar (SDA) yang telah

ditambahkan olive oil.

2. Menanam suspensi Pityrosporum ovale pada media tersebut dengan

cara swab.

3. Meletakkan disk yang mengandung air rebusan kulit manggis dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,13%,dan 1,56%.

4. Diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37ºC, kemudian diukur zona

bening dengan menggunakan penggaris (dengan satuan mm).

Page 49: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

4.7 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan setelah dilakukan

observasi pada konsentrasi air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana

Linn.) yang diujikan pada biakan jamur Pityrosporum ovale.

4.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian ini, berdasarkan pengumpulan data yang telah

dilakukan, hasil penelitian kemudian dianalisa menggunakan uji ANOVA untuk

mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan jamur bila

terdapat pengaruh dari perlakuan yang diberikan, maka uji dilanjutkan dengan

uji LSD untuk mengetahui adanya derajat beda antar perlakuan.

4.9 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel

yang menunjukkan efektifitas antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Adapun

tabel penyajian data penelitian adalah sebagai berikut :

Page 50: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Tabel 4.2 Penyajian data penelitian

No. Konsentrasi U Diameter zona

hambat (mm)

Rata-

rata

1. K1

1

2

3

2. K2

1

2

3

dst.

Keterangan :

U1 : Ulangan 1

U2 : Ulangan 2

U3 : Ulangan 3

K1 : Konsentrasi 100%

K2 : Konsentrasi 50%

dst.

Page 51: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penyajian Data

Bahan penelitian adalah rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana

Linn.) dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,13%dan 1,56%

yang diujikan terhadap jamur Pityrosporum ovale dengan metode difusi

menggunakan cakram kertas saring, diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu

37ºC. Kemudian dilakukan pengamatan pada masing-masing plate. Zona

bening yang terbentuk di sekitar disk menunjukkan zona hambat yang dibentuk

dari masing-masing konsentrasi air rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana

Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi kemudian diukur diameternya dengan

menggunakan penggaris (dalam satuan mm). Hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1 Pengaruh konsentrasi terhadap zona hambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

No. Konsentrasi Rerata diameter zona hambat (mm)

1. K1 15

2. K2 11,8

3. K3 7

4. K4 6

5. K5 6

6. K6 6

7. K7 6

8. K0 6

9. K1 7

Keterangan :

K1 : Konsentrasi 100% air rebusan kulit manggis

K2 : Konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis

34

Page 52: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

K3 : Konsentrasi 25% air rebusan kulit manggis

K4 : Konsentrasi 12,5% air rebusan kulit manggis

K5 : Konsentrasi 6,25% air rebusan kulit manggis

K6 : Konsentrasi 3,13% air rebusan kulit manggis

K7 : Konsentrasi 1,56% air rebusan kulit manggis

K0 : Kontrol negatif

K1 : Kontrol positif

Berdasarkan data dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa zona hambat

yang terbentuk dari air rebusan kulit manggis dengan konsentrasi 100% sebesar

15 mm. Konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis membentuk rerata zona

hambat sebesar 11,8 mm. Konsentrasi 25% air rebusan kulit manggis

membentuk rerata zona hambat sebesar 7 mm. Konsentrasi 12,5% air rebusan

kulit manggis membentuk rerata zona hambat sebesar 6 mm. Konsentrasi

6,25% air rebusan kulit manggis membentuk rerata zona hambat sebesar 6 mm.

Konsentrasi 3,13% air rebusan kulit manggis membentuk rerata zona hambat

sebesar 6 mm. Konsentrasi 1,56% air rebusan kulit manggis membentuk rerata

zona hambat sebesar 6 mm. Kontrol negatif membentuk rerata zona hambat

sebesar 6 mm. Kontrol positif membentuk rerata zona hambat sebesar 7 mm.

Zona hambat yang dibentuk karena pemberian rebusan kulit manggis

menunjukkan pengaruh rebusan kulit manggis terhadap pertumbuhan jamur

Pityrosporum ovale secara in vitro. Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa

dari beberapa konsentrasi rebusan kulit manggis, zona hambat yang paling

besar adalah pada konsentrasi 100%.

Page 53: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Data yang diperoleh dari penelitian dianalisa secara statistik dengan

menggunakan program SPSS. Data dianalisa dengan uji One Way ANOVA

untuk mengetahui perbedaan antara 3 kelompok perlakuan atau lebih.

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji ANOVA,

didapatkan nilai significant sebesar 0,011. Nilai significant tersebut kurang dari α

(0,05) sehingga H0 ditolak atau H1 diterima yang berarti ada pengaruh

pemberian rebusan kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji Least Significant

Difference (LSD) untuk membandingkan lebih lanjut perbedaan masing-masing

konsentrasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui efektifitas antijamur air

rebusan kulit manggis terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

dibandingkan dengan kontrol positif.

Jika nilai significant (p) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna antar kelompok perlakuan. Sedangkan jika nilai significant (p) > 0,05

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok

perlakuan (Lampiran 2).

Berdasarkan hasil analisis statistika menggunakan uji LSD didapatkan

adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol positif dengan K1 yang

merupakan konsentrasi 100% air rebusan kulit manggis yaitu nilai signifikan

sebesar 0,005, kontrol negatif dengan K1 sebesar 0,002 dan K2 (Konsentrasi

50% air rebusan kulit manggis) sebesar 0,025. Hal ini menunjukkan nilai

significant (p) < 0,05. Sedangkan K1 dengan K2 menunjukkan nilai significant

sebesar 0,238 lebih besar dari 0,05, maka tidak ada perbedaan signifikan

antara K1 dengan K2.

Page 54: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

5.2. Pembahasan

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pemberian konsentrasi air rebusan

kulit manggis memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Pityrosporum ovale

secara in vitro. Dari konsentrasi 1,56%, 3,13%, 6,25 %, 12,5%, 25%, 50% dan

100% dapat dilihat zona hambat yang dibentuk semakin besar seiring dengan

besar konsentrasi rebusan. Hal ini membuktikan bahwa di dalam kulit manggis

terdapat senyawa dengan daya antifungal.

Adapun penelitian lain yang telah dilakukan oleh Dahlia pada tahun

2011 tentang perbandingan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana

Linn.) dengan ketokonazole 2% dalam menghambat pertumbuhan

Pityrosporum ovale pada ketombe diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana Linn.) 100% sebanding dengan ketokonazole

2% dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale pada ketombe

secara in vitro. Penelitian tersebut menguatkan penelitian ini bahwa kulit

manggis (Garcinia mangostana Linn.) memiliki efek antifungi. Senyawa

saponin, flavonoid, tanin dan xanthone dalam kulit manggis tersebut yang

menghambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

Didukung oleh pendapat Ganiswara (1995) dalam jurnal Masniari dan

Praptiwi (2010), saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan

permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel. Sedangkan flavonoid

merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk

mengikat protein sehingga mengganggu proses metabolisme mikroba. Tanin

dengan konsentrasi tinggi mampu bekerja sebagai antimikroba.

Page 55: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Mekanisme kerja tanin sebagai antimikroba berhubungan dengan

kemampuan tanin dalam menginaktivasi adhesin sel mikroba (molekul yang

menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan sel (Naim, 2004).

Toksisitas tanin dapat merusak membran sel mikroba, senyawa

astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan

terhdap enzim atau substrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan

tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu

sendiri. Tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel

sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya

permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah, 2004).

Golongan senyawa flavonoid merupakan kelompok senyawa terbesar

di alam yang memiliki efek sebagai antibakteri dan antifungi karena

mengandung senyawa fenol. Senyawa fenol akan berikatan dengan ergosterol

yang merupakan penyusun membran sel jamur sehingga menyebabkan

terbentuknya suatu pori pada membran sel. Terbentuknya pori tersebut

menyebabkan komponen sel jamur seperti asam amino, asam karboksilat,

fosfat anorganik dan ester fosfat keluar dari sel hingga menyebabkan kematian

sel jamur (Suryana, 2004).

Dengan hancurnya komponen penting kitin penyusun dinding sel jamur,

membuat permeabilitas membran sitoplasma menjadi tidak stabil dan

menyebabkan keluarnya bahan intraselular penunjang hidup jamur. Hal

tersebut menghambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale pada media

sehingga terbentuk zona bening di sekitar sumuran.

Page 56: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Selain itu kandungan yang terdapat dalam air rebusan kulit manggis

yang juga diduga sebagai antifungi adalah xanthone. Turunan senyawa

xanthone yang sudah diidentifikasi ada 14 jenis dan senyawa yang paling

banyak pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin (Yunitasari, 2011).

Penelitian lain menyebutkan aktivitas alfa-mangostin pada kulit

manggis terhadap Candida albicans menunjukkan efektivitas yang bagus

daripada Clotrimazol dan Nystatin. Selain itu alfa-mangostin diketahui tidak

toksis pada jaringan fibroblas gingival manusia. Aktivitas antijamur yang kuat

dan toksisitas rendah membuat alfa-mangostin dapat digunakan sebagai

pengobatan oral candidiasis (Kaomongkolgit, 2009).

Adapun perbedaan zona hambat yang terbentuk dikarenakan

perbedaan konsentrasi dari masing-masing perlakuan. Menurut teori dari

Pelczar (1988) apabila konsentrasi zat kimia tinggi, sel-sel yang terbunuh akan

lebih cepat (tentunya sampai batas tertentu).

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji lanjutan LSD

didapatkan nilai signifikan antara perlakuan konsentrasi 100% air rebusan kulit

manggis dengan perlakuan konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis sebesar

0,234 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi

100% dengan konsentrasi 50%. Sehingga konsentrasi efektif dari air rebusan

kulit manggis sebagai penghambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale

adalah 50%. Walaupun konsentrasi 50% dengan kontrol positif mempunyai

nilai signifikan sebesar 0,058 namun jika dibandingkan dengan nilai α yaitu

0,05 hanya memiliki selisih 0,008 tidak mencapai 1%. Maka secara statistik

konsentrasi 50% air rebusan kulit manggis memiliki daya hambat yang hampir

sama dengan konsentrasi 100%.

Page 57: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Dalam dunia industri, hal ini memiliki manfaat yang sangat besar, yaitu

dengan konsentrasi efektif 50% mampu menekan biaya produksi sehingga

biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen dapat diminimalisir, tetapi produk

yang dikeluarkan tetap memiliki kualitas yang memadai.

Page 58: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemberian rebusan kulit manggis terhadap

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale secara in vitro, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat efektifitas antijamur air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale secara

in vitro.

2. Konsentrasi efektif antijamur dari air rebusan kulit manggis (Garcinia

mangostana Linn.) yaitu sebesar 50%.

6.2. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dilanjutkan penelitian tentang senyawa antijamur air rebusan kulit

manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang mampu menghambat

pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.

2. Bagi Masyarakat

Dapat menggunakan rebusan kulit manggis sebagai salah satu bahan

alternatif herbal dalam pengobatan infeksi jamur yang disebabkan oleh

Pityrosporum ovale.

Page 59: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae, Vol.1, No.1:31-8.

Al-Iraqi, Butsainah As-Sayyid. 2010. Tip Menjadi Wanita Idaman Sepanjang Masa.

Jakarta: Klinikal Mahira Buku Sehat. Bramono K. 2002. Pitiriasis sika / ketombe: etiopatigenesis. Jakarta : kelompok

Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia. Dalam : Nugroho, Septian Seno. 2008. Uji Banding Efektifitas Air Rendaman Kangkung (Ipomea reptans) Dengan Ketokonazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale pada Ketombe.

Brooks, Geo F.,Butel, Janet S.,Morse, Stephen A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran.

Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Budimulja, Unandar dkk. 2004. Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI. Ganiswara, g.s. 1995. Farmakologi dan Terapi, Ed. IV, Fakultas Kedoktran Bagian

Farmakologi. Jakarta : Universitas Indonesia. Hasyim, A., Iswari, K. 2008. Manggis Kaya Antioksidan. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pangan. Iswari, Kasma. 2011. Kulit Manggis Berkhasiat Tinggi. Jakarta : APMK Madya

Centradifa. Kaomongkolgit, Ruchadaporn., Jamdee, Kusuma., Chaisomboon, Niratcha. 2009.

Antifungal activity of alpha-mangostin against Candida albicans . Kligman A, Leyden J. 1982. Safety and efficacy of tropical drugs and cosmetics.

New York: Grune & Stratton. Dalam : Puspita. 2010. Perbandingan Efektifitas Ekstrak Daun Kangkung (Ipomea reptans) Dengan Ketokonazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale pada Ketombe.

Kuswadji, Widaty Sandra. 2004. Obat Antijamur. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Larone DH. 1995. Medically Important Fungi. Washington. ASM : Press. Dalam :

Nugroho, Septian Seno. 2008. Uji Banding Efektifitas Air Rendaman Kangkung (Ipomea reptans) Dengan Ketokonazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale pada Ketombe.

Leming J., F.H.Notman, and K.T.Holland. 1989. The Description and Ecology of

Malassezia furfur and Cutaneous Bacteria and Human Skin. Dalam : Hajar, Sitti. 2007. Malassezia Sp.

Page 60: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Mardiana, Lina. 2011. Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis. Jakarta : Penebar Swadaya.

Mardianti, Dinar Catur. 2008. Panu Melanda. Diakses di :

https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/dinar-catur-078114129.pdf tanggal 30 Januari 2015.

Naim, R. 2004. Senyawa Antimikroba Dari Tumbuhan. FKH dan Sekolah

Pascasarjana IPB. Noverina, Anjelita. 2011. Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Jakarta : PT Gramedia. Nuris Nuraini, Dini. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran. Yogyakarta :

Penerbit ANDI. Paramawati, Raffi. 2010. Dahsyatnya Manggis Untuk Menumpas Penyakit. Jakarta;

PT Agromedia Pustaka. Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press. Praptiwi, Poeloengan, Masniari. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga. Prihatman, K. 2000. Manggis (Garcinia mangostana L.). Putra, Sitiatava Rizema. 2011. Manggis Pembasmi Kanker. Yogyakarta : DIVA

Press. Richard N Mitchell. 2006. Pocket companion to robbins and cotran pathologic of

disease 7th edition. New York : Elsevier Inc. Dalam : Oktaviani, Dina. 2012. Uji Banding Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dengan Zinc Pyrithione 1% Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale pada Penderita Berketombe.

Said, Haikal. 2009. Panduan merawat rambut. Jakarta : Penebar plus +. Sinha, Meenakshi, dkk. 2005. Rahasia rambut Indah. Jakarta : Orchid. Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC. Sularsito SA. 1993. Dermatitis. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. Suryana, I. 2004. Pengujian Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.)

Terhadap Rhizoctonia sp. Secara In Vitro. Dalam : Wahyuni, Sri, Mukarlina, Yanti AH. 2014. Aktivitas Antifungi Ekstrak Metanol Daun Buas-buas (Premna serratifolia) Terhadap Jamur Diplodia sp. Pada Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa).

Page 61: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin Pudji, Sungkar S. 2008. Parasitologi kedokteran. Jakarta : FKUI.

Vazquez JA. 2003. Rhodotula, malasezia, tricosporon, and other yeast like fungi.

New York : Oxford University Press. Weeks J, Moser SA, Elewski BE. 2003. Superficial cutaneous fungal infections.

New York : Oxford University Press. Wikipedia. . 2014. Malassezia. Diakses di : http://en.wikipedia.org/wiki/Malassezia Yunitasari, Liska. 2011. Gempur 41 Penyakit Dengan Buah Manggis, Khasiat dan

Cara Pengolahannya Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Baru Press.

Page 62: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Lampiran 2

TABEL HASIL UJI STATISTIK

Descriptives

Pertumbuhan Jamur

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound

Konsentrasi 1 3 15.0000 8.88819 5.13160 -7.0795 37.0795 8.00 25.00

Konsentrasi 2 3 12.0000 1.50000 .86603 8.2738 15.7262 10.50 13.50

Konsentrasi 3 3 7.0000 .50000 .28868 5.7579 8.2421 6.50 7.50

Konsentrasi 4 3 6.0000 .00000 .00000 6.0000 6.0000 6.00 6.00

Konsentrasi 5 3 6.0000 .00000 .00000 6.0000 6.0000 6.00 6.00

Konsentrasi 6 3 6.0000 .00000 .00000 6.0000 6.0000 6.00 6.00

Konsentrasi 7 3 6.0000 .00000 .00000 6.0000 6.0000 6.00 6.00

Konsentrasi Negatif 3 6.0000 .00000 .00000 6.0000 6.0000 6.00 6.00

Konsentrasi Positif 3 7.0333 .05774 .03333 6.8899 7.1768 7.00 7.10

Total 27 7.8926 4.03589 .77671 6.2960 9.4891 6.00 25.00

Test of Homogeneity of Variances

Pertumbuhan Jamur

Levene Statistic df1 df2 Sig.

9.834 8 18 .000

ANOVA

Pertumbuhan Jamur

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 260.492 8 32.561 3.596 .011

Within Groups 163.007 18 9.056 Total 423.499 26

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Pertumbuhan Jamur LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 3.00000 2.45709 .238 -2.1622 8.1622

Konsentrasi 3 8.00000* 2.45709 .004 2.8378 13.1622

Konsentrasi 4 9.00000* 2.45709 .002 3.8378 14.1622

Konsentrasi 5 9.00000* 2.45709 .002 3.8378 14.1622

Page 63: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Konsentrasi 6 9.00000* 2.45709 .002 3.8378 14.1622

Konsentrasi 7 9.00000* 2.45709 .002 3.8378 14.1622

Konsentrasi Negatif 9.00000* 2.45709 .002 3.8378 14.1622

Konsentrasi Positif 7.96667* 2.45709 .005 2.8045 13.1288

Konsentrasi 2 Konsentrasi 1 -3.00000 2.45709 .238 -8.1622 2.1622

Konsentrasi 3 5.00000 2.45709 .057 -.1622 10.1622

Konsentrasi 4 6.00000* 2.45709 .025 .8378 11.1622

Konsentrasi 5 6.00000* 2.45709 .025 .8378 11.1622

Konsentrasi 6 6.00000* 2.45709 .025 .8378 11.1622

Konsentrasi 7 6.00000* 2.45709 .025 .8378 11.1622

Konsentrasi Negatif 6.00000* 2.45709 .025 .8378 11.1622

Konsentrasi Positif 4.96667 2.45709 .058 -.1955 10.1288

Konsentrasi 3 Konsentrasi 1 -8.00000* 2.45709 .004 -13.1622 -2.8378

Konsentrasi 2 -5.00000 2.45709 .057 -10.1622 .1622

Konsentrasi 4 1.00000 2.45709 .689 -4.1622 6.1622

Konsentrasi 5 1.00000 2.45709 .689 -4.1622 6.1622

Konsentrasi 6 1.00000 2.45709 .689 -4.1622 6.1622

Konsentrasi 7 1.00000 2.45709 .689 -4.1622 6.1622

Konsentrasi Negatif 1.00000 2.45709 .689 -4.1622 6.1622

Konsentrasi Positif -.03333 2.45709 .989 -5.1955 5.1288

Konsentrasi 4 Konsentrasi 1 -9.00000* 2.45709 .002 -14.1622 -3.8378

Konsentrasi 2 -6.00000* 2.45709 .025 -11.1622 -.8378

Konsentrasi 3 -1.00000 2.45709 .689 -6.1622 4.1622

Konsentrasi 5 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 6 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 7 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Negatif .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Positif -1.03333 2.45709 .679 -6.1955 4.1288

Konsentrasi 5 Konsentrasi 1 -9.00000* 2.45709 .002 -14.1622 -3.8378

Konsentrasi 2 -6.00000* 2.45709 .025 -11.1622 -.8378

Konsentrasi 3 -1.00000 2.45709 .689 -6.1622 4.1622

Konsentrasi 4 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 6 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 7 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Negatif .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Positif -1.03333 2.45709 .679 -6.1955 4.1288

Konsentrasi 6 Konsentrasi 1 -9.00000* 2.45709 .002 -14.1622 -3.8378

Konsentrasi 2 -6.00000* 2.45709 .025 -11.1622 -.8378

Konsentrasi 3 -1.00000 2.45709 .689 -6.1622 4.1622

Konsentrasi 4 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 5 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 7 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Negatif .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Positif -1.03333 2.45709 .679 -6.1955 4.1288

Konsentrasi 7 Konsentrasi 1 -9.00000* 2.45709 .002 -14.1622 -3.8378

Konsentrasi 2 -6.00000* 2.45709 .025 -11.1622 -.8378

Konsentrasi 3 -1.00000 2.45709 .689 -6.1622 4.1622

Konsentrasi 4 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 5 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 6 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Negatif .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Page 64: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Konsentrasi Positif -1.03333 2.45709 .679 -6.1955 4.1288

Konsentrasi Negatif

Konsentrasi 1 -9.00000* 2.45709 .002 -14.1622 -3.8378

Konsentrasi 2 -6.00000* 2.45709 .025 -11.1622 -.8378

Konsentrasi 3 -1.00000 2.45709 .689 -6.1622 4.1622

Konsentrasi 4 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 5 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 6 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi 7 .00000 2.45709 1.000 -5.1622 5.1622

Konsentrasi Positif -1.03333 2.45709 .679 -6.1955 4.1288

Konsentrasi Positif

Konsentrasi 1 -7.96667* 2.45709 .005 -13.1288 -2.8045

Konsentrasi 2 -4.96667 2.45709 .058 -10.1288 .1955

Konsentrasi 3 .03333 2.45709 .989 -5.1288 5.1955

Konsentrasi 4 1.03333 2.45709 .679 -4.1288 6.1955

Konsentrasi 5 1.03333 2.45709 .679 -4.1288 6.1955

Konsentrasi 6 1.03333 2.45709 .679 -4.1288 6.1955

Konsentrasi 7 1.03333 2.45709 .679 -4.1288 6.1955

Konsentrasi Negatif 1.03333 2.45709 .679 -4.1288 6.1955

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 65: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Lampiran 1

DATA HASIL PENELITIAN

No.

Konsentrasi

U Diameter Zona

Hambat (mm) Rata-rata

1. K1

1 8 15

2 12

3 25

2. K2

1 13,5 11,8

2 12

3 10,5

3. K3

1 7,5 7

2 6,5

3 7

4. K4

1 6 6

2 6

3 6

5. K5

1 6 6

2 6

3 6

6. K6

1 6 6

2 6

3 6

7. K7 1 6 6

Page 66: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

2 6

3 6

8. K0

1 6 6

2 6

3 6

9. K1

1 7 7

2 7,1

3 7

Page 67: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Lampiran 3

DOKUMENTASI

Gambar 1 Alat yang digunakan yaitu, Penggaris (mm)(A); Pinset (B); Pisau(C);

Kertas saring (D); Cawan petri (E); Lampu Spirtus (F); Erlenmeyer (G);

Objek Glass (H); Batang pengaduk (I); Pipet tetes (J); Swab (K);

Corong (L); Beaker glass (M); Push Ball (N); Ose (O); Pipet ukur (P);

Alumunium foil (Q); Gelas ukur (R).

A B

C

D E

F

G

H

I J

K

L M

N

O P

Q

R

Page 68: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Gambar 2 Mikroskop (S); Hot plate (T); Neraca digital (U); Autoclave (V)

S

T U

V

Page 69: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Gambar 3 Bahan yang digunakan Pericarp kulit manggis (A); Kloramfenikol (B);

Olive oil (C); Media Sabouraud Dextrosa Agar (SDA) (D); PZ (E);

Aquadest (F); Ketokonazole (G); Disk cakram (H).

A

B

C

D E F

G H

Page 70: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Gambar 4 A. Koloni biakan Pityrosporum ovale B. Gambaran mikroskopis

Pityrosporum ovale

A

B

Page 71: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

Gambar 5 Konsentrasi air rebusan kulit manggis yang digunakan : A. (Konsentrasi

100%); B. (Konsentrasi 50%); C. (Konsentrasi 25%); D. (Konsentrasi

12,5%); E. (Konsentrasi 6,25%); F. (Konsentrasi 3,13%); G. (Konsentrasi

1,56%).

A B C D E F G

Page 72: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

A

B

1

Page 73: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

C

D

1

1

Page 74: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

E

F

1

Page 75: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

G

H

Page 76: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …

I

Gambar 6 Hasil Uji Sensitivitas : Zona Hambat yang Terbentuk (1), A. (Kontrol

Negatif); B. (Kontrol Positif); C. (Konsentrasi 100%); D. (Konsentrasi

50%); E. (Konsentrasi 25%); F. (Konsentrasi 12,5%); G. (Konsentrasi

6,25%); H. (Konsentrasi 3,13%); I. (Konsentrasi 1,56%).

Page 77: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …
Page 78: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …
Page 79: EFEKTIFITAS ANTIJAMUR AIR REBUSAN KULIT MANGGIS …