Anotasi Pendidikan

158

Click here to load reader

Transcript of Anotasi Pendidikan

Page 1: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dan Sistem PembelajaranDosen Pengampu Dr. Budi Koestoro, M.Pd dan Drs. Haninda Baratha, M.Pd

Program Pasca Sarjana Teknologi PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung - 2010

Disusun OlehMuhamad Khotib

NPM. 0923011046

Page 2: Anotasi Pendidikan

Nama : Muhamad KhotibNPM : 0923011046

Program Pasca Sarjana Teknologi PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung - 2010

Page 3: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Disusun oleh Muhamad Khotib

Pendidikan Karakter

Kurikulum

KTSP

Belajar

Strategi Belajar

Siswa

Guru

Media Belajar

Pembel ajaran

Sumber Belajar

Evaluasi Belajar

Pendidikan

OrganisasiBelajar

KurikulumIndonesia

Ki Hadjar Dewantoro

Desain Pembelaj

aran

Page 4: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak buahnya.

Ajaran

http://khuclukz.wordpress.com/2007/05/02/ki-hadjar-dewantara-dan-hari-pendidikan-nasional (acces 24 mei 2010)

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 5: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.

http://www.bruderfic.or.id/h-59/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan.html (acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 6: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa.

http://www.bruderfic.or.id/h-59/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan.html (acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 7: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Menurut Ki Hajar Dewantara, upaya menjunjung derajad bangsa akan berhasil, apabila dimulai dari bawah. Rakyat sebagai sumber kekuatan, harus mendapatkan pengajaran agar pandai melakukan upaya bagi kemakmuran negeri. Pendidikan anak-anak berarti pendidikan rakyat. Pendidikan harus disesuaikan dengan hidup dan penghidupan rakyat agar lebih berfaedah bagi perikehidupan bersama. Pendidikan harus bisa memerdekakan manusia dari ketergantungan kepada orang lain dan bersandar pada kekuatan sendiri. Pendidikan merupakan tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Berarti pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

http://ekosuryanti.wordpress.com/2007/05/10/mengenang-kembali-ki-hajar-dewantoro-1 (acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 8: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional. Namanya diabadikan sebagaisalah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 9: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Masa muda dan awal karier

Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonia

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 10: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Aktivitas pergerakan

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 11: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Dalam pengasingan

Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 12: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Taman SiswaSoewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 13: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKi Hadjar

Dewantoro

Pengabdian di masa Indonesia merdeka

Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei 2010)

Ajaran

Pendidik

Ubah Nama

Pend. Rakyat

Raden Mas

Masa Muda

Pergerakan

Pengasingan

Taman Siswa

Merdeka

Page 14: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

http:wikipedia.com/pendidikan/ diacces 21 Mei 2010

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 15: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu procces of engendering essential meanings, yaitu proses pemunculan makna-makna essensial

Phenix, Philip H, dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007. Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung. Rafika Aditama (hal : 2)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 16: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu proses menumbuhkan kembangkan peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global

Tillar (1990) dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007. Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung. Rafika Aditama (hal : 2)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 17: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Ilmu Pengetahuan yang telah mengubah dunia materi, memberi manusia kekuatan untuk mentransformasikan dirinya. Ilmu Pengetahuan telah menyingkap beberapa mekanisme rahasia hidup manusia dan telah pula memperlihatkan kepada manusia bagaimana caranya mengubah gerak mekanisme itu, cara mencetak tubuh dan jiwanya menurut pola-pola yang telah lahir dari keinginan-keinginannya untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia dengan bantuan ilmu pengetahuan telah menjadi pengatur nasibnya sendiri.

Alexis dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007. Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung. Rafika Aditama (hal : 2)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 18: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah menanamkan kebaikan atau keadilan dalam diri manusia sebagai manusia dan individu, buka hanya sebagai seorang warga negara ataupun anggota masyarakat.

Al-Altas, Syeh M.Naquib dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007. Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung. Rafika Aditama (hal : 2)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 19: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 tahun 2003 dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007. Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung. Rafika Aditama (hal : 2)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 20: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual .Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/(acces 21 Mei 2010)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 21: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Pendidikan

Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/pendidikan-sepanjang-hayat/(acces 21 Mei 2010)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 22: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

PendidikanMenurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam pendidikan yaitu :

1. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.

2. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.

3. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).

4. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.

5. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/Hakekat-pendidikan/(acces 21 Mei 2010)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 23: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

PendidikanMenurut Tilaar (2000 : 16) ada tiga hal yang perlu di kaji kembali dalam pendidikan. 1. Pertama, pendidikan tidak dapat dibatasi hanya sebagai

schooling belaka. Dengan membatasi pendidikan sebagai schooling maka pendidikan terasing dari kehidupan yang nyata dan masyarakat terlempar dari tanggung jawabnya dalam pendidikan.

2. Kedua, pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan intelegensi akademik peserta didik

3. Ketiga, pendidikan ternyata bukan hanya membuat manusia pintar tetapi yang lebih penting ialah manusia yang berbudaya dan menyadari hakikat tujuan penciptaannya.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/Hakekat-pendidikan/(acces 21 Mei 2010)

Pengertian

Makna

Proses

Ilmu

Menanamkan

Mengembangkan

Pend. Holistik

P. Sep. Hayat

Ki Hadjar

Tillaar

Page 24: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Sembilan Perilaku pembentukan karakter dalam pendidikan, yaitu; 1. Menanamkan rasa cinta pada Tuhan dan kebenaran. 2. Menumbuhkan sikap tanggung jawab, kedisiplinan

dan kemandirian. 3. Menumbuhkan sikap amanah dan kejujuran. 4. Menumbuhkembangkan rasa hormat dan santun. 5. Mengembangkan sikap kasih sayang, kepedulian dan

kerja sama. 6. Menumbuhkan rasa percaya diri, kreatif dan pantang

menyerah. 7. Membangun sikap keadilan dan kepemimpinan. 8. Menumbuhkan sikap baik dan rendah hati. 9. Membangun dan menumbuhkan sikap toleransi dan

cinta damai

Megawangi (2004) dalam http://meditekom.yolasite.com/index/percobaandiacces 14 Mei 2010

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 25: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Komponen Penting Pendidikan Karakter1. Partisipasi masyarakat2. Kebijakan pendidikan karakter3. Kesepakatan4. Kurikulum Terpadu5. Pengalaman pembelajaran. Biarkan siswa Anda untuk

melihat sifat dalam tindakan, pengalaman itu dan mengungkapkannya

6. Evaluasi7. Model peran dewasa8. Pengembangan staf9. Keterlibatan siswa10.Mempertahankan programhttp://www.solusisekolah.net/index.php?

option=com_content&view=article&id=46%3Akomponen-pendidikan-berkarakter& catid=34%3Akonsep-pendidikan-karakter&Itemid=55. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 26: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Subang menggulirkan wacana tentang Pendidikan Karakter dalam Strategi Pembangunan melalui Program Desa Mandiri Gotong Royong. Mengenai makna karakter yang dimaksud ialah hal-hal umum yang berkaitan dengan pengertian pendidikan karakter sudah dapat kita tangkap maknanya, semisal karakter Urang Subang itu adalah sawawa, toweksa, satata, sariksa, perceka, gotong royong, semangat tinggi giat belajar, berani bersaing positif dengan siapapun, cinta produk sendiri, menyadari pentingnya keteladanan, tara nyetrum lauk di situ jeung di solokan, tara moro manuk di leuweung, senang menanam pepohonan hingga di depan toko, di depan rumah dan di tempat-tempat umum biasa melaksanakan rakgantang dan masih masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dngan pemahaman umum dalam memaknai apa yang disebut dengan pendidikan karakter sampai pada hal-hal kecil bahwa karakter urang Subang itu sopan santun, berehan, someah hade ka semah

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Pentingnya+Pendidikan+Karakter+dalam+Pembangunan+Bangsa&dn=20100504010425. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 27: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership. Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-karakter-terhadap-akademi-anak/. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 28: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Sudah waktunya guru-guru meninggalkan metode lama mengajar yang hanya sekadar melaksanakan tuntutan tugas dan mengejar target kurikulum semata, sehingga tidak memiliki idealisme menjadi seorang pendidik. Tinggalkan mengajar tanpa dilandasi hakikat dari mengajar itu sendiri. Guru dituntut untuk kembali seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan yakni seorang yang ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani. Guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik.http://www.ypk.or.id/in/berita-a-artikel/artikel/110-yuk-kita-

peduli-pendidikan-karakter-3.html. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 29: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Character Education Quality Standards (www.cep.org) merekomendasikan 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, yaitu:1. mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;2. mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan

perilaku;3. menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter;4. menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;5. memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik;6. memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua

siswa, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses;7. mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para siswa;8. memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab

untuk pendidikan karakter dan setia kepada nilai dasar yang sama;9. adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif

pendidikan karakter;10.memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun

karakter;11. mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi

karakter positif dalam kehidupan siswa

http://himanika-uny.org/component/option,com_fireboard/ Itemid,30/func,view/catid,10/id,40/. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 30: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Fokus pendidikan karakter adalah pada tujuan-tujuan etika, tetapi prakteknya meliputi penguatan kecakapan-kecakapan yang penting yang mencakup perkembangan sosial siswa (Suprapto, 2007).Lebih dalam Suprapto (2007) menjelaskan bahwa pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa didik menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal baik.

http://himanika-uny.org/component/option,com_fireboard/ Itemid,30/func,view/catid,10/id,40/. (diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 31: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Pendidikan karakter adalah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang membina generasi muda yang beretika, bertanggung jawab, dan perduli melalui pemodelan dan mengajarkan karakter baik dengan penekanan pada nilai universal yang kita setujui bersama. Ini adalah suatu usaha yang disengaja dan proaktif baik dari sekolah, daerah, dan juga negara untuk menanamkan siswanya pada nilai etika utama seperti menghargai diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab, integritas, dan disiplin diri. Ini bukanlah suatu “perbaikan cepat” atau “obat kilat untuk semua”.

http://www.schoolofuniverse.com/2007/11/pendidikan-karakter-bagian-1/(diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 32: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Delapan Karakter Utama dalam Pendidikan Karakter1. Courage: Keberanian / Keteguhan Hati2. Good Judgement: Pertimbangan yang Baik3. Integrity: Integritas4. Kindness: Kebaikan hati5. Perseverance: Ketekunan6. Respect: Penghargaan7. Responsibility: Tanggung Jawab8. Self-Discipline: Disiplin Diri

http://www.schoolofuniverse.com/2007/11/pendidikan-karakter-bagian-2/(diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 33: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPendidikan

KARAKTER

Kilpatrick dan Lickona merupakan pencetus utama pendidikan karakter yang percaya adanya keberadaan moral absolute dan bahwa moral absolute itu perlu diajarkan kepada generasi muda agar mereka paham betul mana yang baik dan benar. Lickona (1992) dan Kilpatrick (1992) juga Brooks dan Goble tidak sependapat dengan cara pendidikan moral reasoning dan values clarification yang diajarkan dalam pendidikan di Amerika, karena sesungguhnya terdapat nilai moral universal yang bersifat absolut (bukan bersifat relatif) yang bersumber dari agama-agama di dunia, yang disebutnya sebagai “the golden rule”

http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/dwi_hastuti.htm(diacces 14 Mei 2010)

Prilaku

Komponen

Pembangunan

Prestasi Akademik

Metode

Prinsip

Fokus

Pengertian

Karakter

Pencetus

Page 34: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

Konsep Kurikulum ada 3, yaitu sebagai Substansi, Sistem dan Bidang Studi.1. Kurikulum Sebagai Substansi dipandang sebagai sebagai

suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.

2. Kurikulum sebagai sistem, sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.

3. Kurikulum sebagai bidang study, merupakan bidang kajian ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.

Sukmadinata, Nana Saodih. (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung (hal : 27)

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 35: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisasi manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatmi tubuh kurikulum yang utama adalah :1. Tujuan2. Isi atau Materi3. Proses atau Sistem penyampaian dan media4. evaluasi.

Sukmadinata, Nana Saodih. (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung (hal : 102)

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 36: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

KurikulumAda tiga pendekatan dalam perkembangan kurikulum Subjek akademis 1. Pendekatan pertama. Melanjutkan pendekatan struktur

pengetahuan . Murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta dan bukan sekedar mengingatnya.

2. Pendekatan kedua. Studi yang bersifat integrative . Pendekstsn ini merupsk respon masyarakat yang menuntut model pengetahuan yang lebih konptehensif dan terpadu.

3. Pendekatan ketiga. Dilaksanakan oleh sekolah fundamentalis . Meteka mengajar berdasarkan mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis dan berhitung.

Sukmadinata, Nana Saodih. (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung (hal : 83)

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 37: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

KurikulumAda beberapa pola organisasi isi kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya: 1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang

dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.2. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan

pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3. Integrated curriculum. Masih tampak warna disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

4. Problem Solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu

Sukmadinata, Nana Saodih. (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung (hal : 84)

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 38: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

KurikulumSecara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum.1. Pengembangan kurikulum yang menekankan isi bersifat material

centered dan yang paling lama dan paling banyak digunakan Kurikulum ini memandang murid sebagai penerima resep yang pasif.

2. Kurikulum ini bertujuan mencari kesesuaian antara kurikulum dengan situasi di mana pendidikan berlangsung.

3. Tipe kurikulum ini sangat menekankan pada proses belajar mengajar yang dipengaruhi oleh konsep pembelajaran (perkembangan) dari Bruner dan Jean Piaget. Kurikulum memberikan perhatian yang sangat besar kepada si pebelajar atau siswa terutama pada penekanan aktivitas siswa

Sukmadinata, Nana Saodih. (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung (hal : 176-179)

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 39: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

Component Of The Curriculum is :1. Personal Development2. Human Relations3. Contnued Learning Skills4. Specializations

Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981, Planning Curriculum For School. Page : 37

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 40: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

The Curriculum Planning process involves four principal phases :1. Setting major goals (and domains) throught

basic data analysis.2. Designing curriculum domains, each related to

one major set of goals.3. Anticipating curriculum implementation

(instruction)4. Planning curriculum evaluation

Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981, Planning Curriculum For School. Page : 193

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 41: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

KurikulumThe National Curriculum Project Planning method of curriculum planning :1. The Subject Field

a. It’s Structurb. It’s Form and sequence

2. Tentative Teaching-Learning Materiala. Texbooks, laboratory guidesb. Audiovisual aidsc. Materials for teacher’s studyd. Other learning aids

3. Implementation Proccessesa. Inservice education of teacherb. Large scale production of teaching learningmaterialc. Evaluation programs

4. Continuing Revisiona. Of Subject Fieldsb. Of Teaching-learning materialsc. Om Implementations procces

Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981, Planning Curriculum For School. Page : 73

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 42: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

Evaluations Curriculum implied in the very procces of planning. For it is the act of placing a value on something, of determining its merits. Inasmuch as obviosly, evaluation of some kind and at some level of sophistications occurs. Hence evaluation is as old as formal education itself.

Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981, Planning Curriculum For School. Page : 297

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 43: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Kurikulum

Who should contribute in important ways to instructional planning :1. The teacher or teaching team that is responsible

for guiding the development.2. Student(s) who participate in the learning

activies.3. Curriculum consultans of a school or school

district, including the principal when he act this role, involvement will depend, of course, on the staff situation.

Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981, Planning Curriculum For School. Page : 247

Konsep

Komponen

Pendekatan

Pola Organis

Klasifikasi

Component

Principal

Method

Evaluations

contributed

Page 44: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaRENCANA PELAJARAN 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-kurikulum-indonesia/

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 45: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaRENCANA PELAJARAN TERURAI 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-kurikulum-indonesia/

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 46: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaKURIKULUM 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-kurikulum-indonesia/

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 47: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaKURIKULUM 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-

kurikulum-indonesia/

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 48: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaKURIKULUM 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learing (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta . Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional.

http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-kurikulum-indonesia/

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 49: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

Indonesia

KURIKULUM 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut: Beban belajar siswa terlalu berat dan Materi pelajaran dianggap terlalu sukar..

http://ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-kuriklum-indonesia-dari-1947-2006

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 50: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

Indonesia

KURIKULUM 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.

Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

http://depdiknas.go.id

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 51: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKurikulum

IndonesiaKTSP 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

http://kesadaransejarah.blogspot.com/2007/11/kurikulum-pendidikan-kita.html

1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP

Page 52: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 53: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Secara umum KTSP dikembangkan didasarkan pada prinsip-prinsippengembangan kurikulum yang tertera dalam UU No.20/2003 (pasal 36), yaitu bahwa: (1) pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa, dan (3) kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa, (b) peningkatan akhlak mulia, (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa, (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan, (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional, (f) tuntutan dunia kerja, (g) perkembangan IPTEK dan seni,(h) agama, (i) dinamika perkembangan global, dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/ - Modul 10—KODE—3-B1 KTSP (acces 3 Feb 2010)

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 54: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Prinsip Pengembangan KTSP secara khusus :1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.2. Beragam dan terpadu3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan5. Menyeluruh dan berkesinambungan6. Belajar sepanjang hayat7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

daerah

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 55: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

KTSP dikembangkan dengan memperhatikan :1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional5. Tuntutan dunia kerja6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni7. Agama8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat11. Kesetaraan Jender12. Karakteristik satuan pendidikan

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 56: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Komponen Utama KTSP adalah :A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan PendidikanB. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan1. Mata pelajaran2. Muatan Lokal3. Kegiatan Pengembangan Diri4. Pengaturan Beban Belajar 5. Ketuntasan Belajar6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan7. Penjurusan8. Pendidikan Kecakapan Hidup 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan

GlobalC. Kalender Pendidikan

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 57: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enamfungsi kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai : (a) fungsi penyesuaian, (b) fungsi integrasi, (c) fungsi diferensiasi,(d) fungsi persiapan, (e) fungsi pemilihan, dan (f) fungsi diagnostik.

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/ - Modul 10—KODE—3-B1 KTSP (acces 3 Feb 2010)

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 58: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/ - Modul 10—KODE—3-B1 KTSP (acces 3 Feb 2010)

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 59: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Kurikulum 2006/KTSP menerapkan model pendekatan pengembangan dekonsentrasi, yaitu campuran antara setralistik dan desentralistik atau dalam istilah lain mengunakan pendekatan campuran model administratif dan model akar rumput (grass root).Model administratif, yaitu model pengembangan kurikulum yang inisiatif, pelaksananya ditentukan dan dilakukan oleh pemerintah pusat. Model akar rumput, adalah model pengembangan kurikulum dimana inisiatif dan pelaksanaannya dilakukan oleh guru-guru sebagai pelaksana kurikulum.

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/ - Modul 10—KODE—3-B1 KTSP (acces 3 Feb 2010)

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 60: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Landasan psikologis pengembangan kurikulum ini, dikemukakan oleh :1. Robert S. Zais (1976) empat landasan, yaitu:

philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory.

2. Ralph W. Tyler (dalam Ornstein, 1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum adalah filosofis, psikologis, sosial-budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/ - Modul 10—KODE—3-B1 KTSP (acces 3 Feb 2010)

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 61: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMKTSP

Pengembangan KTSP didahului dengan melakukan analisis konteks yang meliputi: (1) mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan dalam penyusunan KTSP, (2) menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program, dan (3) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar misalnya komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya .

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Juknis Penyusunan KTSP SMA. Jakarta

KTSP

Prinsip

Prinsip

Landasan

Komponen

Fungsi

KTSP

Model

Landasan

Analisis

Page 62: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhnya. Jakarta: Rineka Cipta (hal 11)

Teori Belajar Bruner

Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian sehingga siswa dapat belajar lebih mudah

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 63: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhnya. Jakarta: Rineka Cipta (hal : 13)

Teori Belajar Gagne

Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 64: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhnya. Jakarta: Rineka Cipta (hal : 54)

Faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah Faktor Jasmani, psikologi dan kelelahanFaktorEkstern adalah Keluarga, sekolah dan masyarakat.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 65: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/

(acces 21 Mei 2010)

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 66: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/

(acces 21 Mei 2010)

Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku dalambelajar, yaitu :

1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).3. Perubahan yang fungsional.4. Perubahan yang bersifat positif.5. Perubahan yang bersifat aktif.6. Perubahan yang bersifat pemanen.7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 67: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/empat-pilar-belajar/

(acces 21 Mei 2010)

Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar berkembang secara utuh (learning to be).

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 68: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hal : 93

Teori Konektivitas (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan ekesperimen yang dilakukan padan 1892. Eksperimen thorndike menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Belajar adalah hubungan antara stimulus dan responf.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 69: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hal : 95-97

Teori pembiasaan klasik (classic conditioning) yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov (1849-1936). Belajar adalah perubahan yang ditandai dengan adanya stimulus dan respon. Pavlov menggunakan anjing untuk mengetahui stimulus dan respon.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 70: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hal : 99

Teori pembiasaan perilaku respons dikembangkan oleh Skinner dimana tingkah laku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri.Skinner bereksperimen dengan tikus dalam kotak skinner.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 71: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Belajar

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hal : 106-107

Teori Belajar Sosial dikemukakan oleh Albert Bandura. Memandang bahwa tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.Prinsip dasarnya adalah belajar sosial dan moral.

Bruner

Gagne

Faktor

M. Surya

Tingkah Laku

4 Pilar

Thorndike

Pavlov

Skinner

Belajar Sosial

Page 72: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Proses belajar benar-benar terjadi jika siswa mampu memproses atau mengkonstruksi sendiri informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan tersebut menjadi bermakna sesuai dengan kerangka pikir mereka

Gafur, Abdul. 2004. Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pegembagan Pembelajaran dan Bahan Ajar. Mozaik Teknologi Pendidikan. Prenada Media. Jakarta. Hal 14

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 73: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Teori pembelajaran Ausabel Merupakan salah satu dari sekian banyaknya teori pembelajaran yang menjadi dasar dalam cooperative learning. David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel (Dahar 1996) bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-ausubel

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 74: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-ausubel

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 75: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Teori Pembelajaran PiagetSatu lagi teori pembelajaran yang dapat digunakan sebagai landasan dalam model cooperative learning. Menurut Piaget (Dahar 1996; Hasan 1996; Surya 2003), setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut:

(1) Tingkat Sensorimotor (0-2 tahun). (2) Tahap Preoporational (2-7 tahun). (3). Tahap Concrete (7-11 thn). (4) Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas).

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-piaget

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 76: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Menurut Surya (2003), Perkembangan kognitif pada peringkat ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju ke arah proses berfikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berfikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Proses pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaklah banyak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fizikal, yang disokong dengan interaksi sesama rekan sebaya

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-piaget

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 77: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Teori Pembelajaran Vygotsky Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding adalah pemberian sejumlah kemampuan oleh guru kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka mampu (Slavin, 1994)

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-vygotsky-dalam-cooperative-learning

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 78: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Menurut Suparno (1997),Pembelajaran merupakan suatu per-kembangan pengertian. Dia membedakan adanya dua pengertian pembelajaran yaitu, yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapati secara terus dan pengalaman siswa didapati dalam kehidupan seharian. Pengertian ilmiah adalah pengertian yang diperoleh di bilik darjah atau yang diperoleh di sekolah. Selanjutnya, Suparno (1997) mengatakan kedua-dua konsep itu saling berkaitan terus menerus. Apa yang disiswai siswa di sekolah mempengaruhi per-kembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya.

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-vygotsky-dalam-cooperative-learning

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 79: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Pembelajaran Kontekstual, Guru dituntut untuk dapat memahami karakteristik belajar siswa sehingga siswa dapat belajar dengan gayanya masing-masing. Guru harus menerapkan model belajar pembelajaran kontekstual, yakni :Pertama, siswa harus dipandang sebagai manusia yang sedang berkembang dan bukan sebagai orang dewasa dalam ukuran kecil. Kedua, setiap anak memiliki kecenderungan untuk mencoba hal yang baru. Mereka akan senang jika mendapat tantangan-tantangan yang baru.

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/prosedur-pembelajaran-kontekstual/

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 80: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/hakiki-pembelajaran-kontekstual/

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 81: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Secara hakiki model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning adalah : (1) Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya, (2) Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/hakiki-pembelajaran-kontekstual/

(acces 24 mei 2010)

Proses

Ausable

Bermakna

Piaget

Surya

Vygotsky

Suparno

Kontekstual

CTL

Hakiki CTL

Page 82: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Desain

Components Design of Instruction with System Approach Model1. Identify Instructional Goal(s)2. Conduct Instructional Analysis3. Analyze Learners and Context4. Write Performance Objective5. Development Assessment Instrument6. Develop Instructional Strategy7. Develop and Select Instructional Materials8. Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction9. Revise Instruction10. Design and Conduct Summative Evaluation

Dick, Walter, 2005. The Systematic Design of Instruction - 6th ed. Boston. Pearson . P : 6

Component

Inst Goal

Learner Anals

Mental proc

Instructional

Page 83: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Desain

The first step an instructional analysis is to classify your instructional goal and perform a goal analysis. Then select the appropriate technique (s) for identifying the subordinate skills.

Dick, Walter, 2005. The Systematic Design of Instruction - 6th ed. Boston. Pearson . P :71

Type of Goal or Step Type of Subordinate Skills Analysis

Intellectual skillPsychomotor skillVerbal informationAttitude

HierarchicalHierarchicalClusterHierarchical and/or cluster

Component

Inst Goal

Learner Anals

Mental proc

Instructional

Page 84: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Desain

Learner AnalysisWhat information do designer need to know about their target population? Useful information includes (l) entry behaviors, (2) prior knowledge of the topic area, (3) attitudes toward content and potential delivery system, (4) academic motivation, (5) educational and ability levels, (6) general learning preferences, (7) attitudes toward the organization giving the instruction, and (8) group characteristics

Dick, Walter, 2005. The Systematic Design of Instruction - 6th ed. Boston. Pearson . P :101

Component

Inst Goal

Learner Anals

Mental proc

Instructional

Page 85: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Desain

The origin of the concept of an instructional strategy is the events of instruction described in Gagne's Conditions of Learning (1970). In the cognitive psychologist's view, nine events represent external teaching activities that support internal mental processes of learning:1. Gaining attention2. Informing learner of the objective3. Stimulating recall of prerequisite learning4. Presenting the stimulus material5. Providing learning guidance6. Eliciting the performance7. Providing feedback about performance correctness8. Assessing the performance9. Enhancing retention and transfer

Dick, Walter, 2005. The Systematic Design of Instruction - 6th ed. Boston. Pearson . P :189

Component

Inst Goal

Learner Anals

Mental proc

Instructional

Page 86: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUMPembelajaran

Desain

To facilitate the instructional design process, we have organized Gagne's events of instruction into five major learning components that are part of an overall instructional strategy:1. Preinstructional activities2. Content presentation3. Learner participation4. Assessment5. Follow-through activities

Dick, Walter, 2005. The Systematic Design of Instruction - 6th ed. Boston. Pearson . P :190

Component

Inst Goal

Learner Anals

Mental proc

Instructional

Page 87: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Learning Organizational settings is today’s environment will represent a new learning in the following ways :1. Learning is performance-based2. Importance is placed on learning procces3. The Ability to define learning needs is as important as

the answers.4. Organization wide opportunities exist to develop

knowledge, skills, and attitudes5. Learning ia part work, a part of everybody’s job

description.

Marquardt, Michael J. 1996. Building thr Learning Organization – A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York : McGraw Hill . P :xvii

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 88: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJARSystem Learning Organizations Model

Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization – A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York : McGraw Hill . p :21

Learning

People

Techno-logy

Know-ledge

Orani-zation

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 89: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Top Ten Strategies to Build System Learning Subsystem1. Develop action learning programs throughout the

organizations2. Increase individuals’ ability to learn How to learn3. Develop the discipline of dialogue in the organization4. Create career development plans for employability5. Establish self-development cash programs6. Build team-learning skills7. Encourage and practice system thinking8. Use scanning and scenario planning for anticipatory learning9. Encourage/Expand diversity, multicultural and global mindsets

and learning10. Change the mental model relative to-learning

Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization – A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York : McGraw Hill . p :59-65

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 90: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

There are four types of learning or ways which organization learn :1. Adaptive learning2. Anticipatory learning3. Deutero learning4. Active learning

Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization – A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York : McGraw Hill . p : 37

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 91: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

There are six key skills (or disciplines, as Peter Senge refers to them) needed to initiate and maximize Organizational Learning :1. System thinking2. Mental model3. Personal Mastery4. Team Learning5. Shared Vision6. Dialogue

Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization – A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York : McGraw Hill . p : 23

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 92: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Pembelajaran dalam organisasi berarti pengujian pengalaman secara terus-menerus dan pengubahan pengalaman itu menjadi pengetahuan yang dapat diakses oleh seluruh anggota organisasi , dan relevan dengan tujuan utamanya

Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal : 59

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 93: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Berfikir sistem mencakup sekumpulan besar metode, alat dan prinsip yang agak tidak berbentuk, yang semuanya diorientasikan untuk melihat kesaling-terkaitan antara kekuatan-kekuatan dan melihatnya sebagai bagian dari proses bersama.

Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 107

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir SistemLangkah

Mental Model

Cara

Page 94: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Tujuh langkah untuk menerobos kemacetan organisasional menggunakan pola dasar Menggeser-Beban membantu tim-tim menemukan sendiri jalan keluarnya :1. Identifikasi gejala masalah mula-mulanya2. Petakan semua penyelesaian cepat3. Identifikasi dampak-dampak yang tidak diinginkan 4. Identifikasi penyelesaian- penyelesaian mendasar5. Memetakan dampak samping ketagihan dari

penyelesaian cepat.6. Menemukan hubungan saling terkait dengan putaran-

putaran mendasar7. Mengidentifikasi tindakan-tindakan berpengaruh besar

Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 201-205

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 95: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Model Mental merupakan gambaran, asumsi, dan kisah yang kita bawa dalam benak kita tentang diri kita sendiri, orang lain, lembaga-lembaga, dan setiap spek dari dunia ini. Seperti jendela kaca memberikan kerangka dan secara samar menyimpangkan visi kita, model-model mental menentukan apa yang kita lihat.

Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 279

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 96: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Organis

asiBELAJAR

Langkah-langkah pertama mendesain Organisasi Pembelajaran 1. Membentuk kelompok-kelompok2. Pemikiran yang divergen3. Kejelasan4. Pemikiran yang Konvergen5. Presentasi dan Prioritas6. Implementasi

Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 65-71

Konsep

Model

Strategies

Type

Key skill

Pengertian

Berfikir Sistem

Langkah

Mental Model

Cara

Page 97: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Pasal 1 ayat 4Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan tertentu.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 98: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Pasal 12.(1). Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;

b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai

pendidikannya;d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai

pendidikannya;e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak

menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 99: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Pasal 12.(2) Setiap peserta didik berkewajiban:

a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;

b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 100: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

siswa adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin meskipun rela maupun tidak rela mengeluarkan biaya,segala jerih payah,dll. agar mencapai masa depan yang cerah. dengan catatan siswa tersebut tidak menyianyiakan kesempatan yang telah diberikan

http://tieone.wordpress.com/2009/03/12/gurusiswasekolahtiga-kata-yang-tak-terpisahkan (acces 24 Mei 2010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 101: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Karakteristik individu sebagai peserta didik• Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan (heredity) dan karakteristik

yang diperoleh dari pengaruh lingkungan di sekitarnya.• Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis

cenderung lebih bersifar tetap (ajeg), sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan

• Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh, khas, dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu. Kebutuhan pribadi manusia meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosiopsikologis.

http://community.um.ac.id/showthread.php?75063-Karakteristik-peserta-didik (acces 24 Mei 1010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 102: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

1. Pengertian individu sebagai peserta didik2. Makna pertumbuhan dan perkembangan3. Kebutuhan manusia dalam perkembangannya4. Karakteristik individu sebagai peserta didik5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi6. Aliran tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan7. Perbedaan individu dalam perkembangan pribadi8. Pengaruh perkembangan kehidupan pribadi terhadap tingkah laku9. Upaya pengembangan kehidupan pribadi10. Pertumbuhan dan perkembangan individual11. Pertumbuhan fisik 12. Perkembangan intelek13. Perbedaan individual peserta didik14. Otak sebagai pusat belajar terdiri dari 15. Karakteristik cara belajar tiap individu

http://community.um.ac.id/showthread.php?75063-Karakteristik-peserta-didik (acces 24 Mei 1010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 103: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 104: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 105: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 106: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Siswa

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)

Arti Hak Wajib adalah Karakter Sosio Manaj Fungsi TujuanKarakter

Page 107: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Pasal 1 ayat 6Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Depdiknas RI, 2005, UU Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 108: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

BAB II - KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN Pasal 2(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

.Depdiknas RI, 2005, UU Republik Indonesia Nomor 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 109: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

GuruCiri-ciri Guru KontruktivisMenurut Brooks & Brooks (Iim Waliman, dkk. 2001) terdapat beberapa ciri yang menggambarkan seorang guru yang konstruktivis dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa, yaitu:1. Guru mendorong, menerima inisiatif dan kemandirian siswa.2. Guru menggunakan data mentah sebagai sumber utama pada fokus materi pembelajaran.3. Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa yang terarah pada pelatihan kemampuan mengklasifikasi,

menganalisis, memprediksi, dan menciptakan.4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguraikan isi pelajaran dan mengubah strategi belajar

mengajar.5. Guru melakukan penelusuran pemahaman siswa terhadap suatu konsep sebelum memulai pembelajaran.6. Guru mendorong terjadinya dialog dengan dan antar siswa.7. Guru mendorong siswa untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendorong siswa untuk

bertanya sesama teman.8. Guru melakukan elaborasi respon siswa siswa, baik yang sudah benar maupun yang belum benar.9. Guru melibatkan siswa pada pengalaman yang menimbulkan kontradiksi dengan hipotesis siswa dan

mendiskusikannya.10. Guru memberikan waktu berfikir yang cukup bagi siswa dalam menjawab pertanyaan11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menghubungkan beberapa hal yang dipelajari

untuk meningkatkan pemahaman.12. Guru di akhir pembelajaran memfasilitasi proses penyimpulan melalui acuan yang benar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/01/ciri-ciri-guru-konstruktivis/acces 21 Mei 2010

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 110: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Pasal 1 ayat 6Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 111: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

BAB XI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANPasal 39(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 112: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

BAB XI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANPasal 40(1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:

a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;

b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan

kualitas;d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual; dane. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 113: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

BAB XI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(2). Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;

c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Depdiknas RI, 2003, UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 114: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/22/peran-guru-sebagai-motivator-dalam-ktsp/diacces 21 Mei 2010

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 115: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai2. Membangkitkan minat siswa3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.5. Berikan penilaian.6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/22/peran-guru-sebagai-motivator-dalam-ktsp/diacces 21 Mei 2010

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 116: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru.1. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan

pendidikan di sekolah adalah melakukan pekerjaan dengan baik”2. Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk

mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang.

3. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.4. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya

menyingkirkannya.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/manajemen-kinerja-guru/diacces 21 Mei 2010

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 117: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

Guru

Lima cara guru belajar :1. Guru belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya misal PTK2. Guru belajar melalui interaksi dengan guru lain dg ikut kegiatan MGMP/MGBK

dan pertemuan lainnya.3. Guru belajar melalui ahli/konsultan dalam bentuk workshop atau layanan

konsultasi. 4. Guru belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman misal dengan

melanjutkan ke S1, S2 atau S35. Guru belajar melalui cara yang terpisah dari tugas profesionalnya, seperti

pengembangan kemampuan intelektual dan moral.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/diacces 21 Mei 2010

Guru …

Kedudukan

Kontruktivis

Pendidik …

Tugas

Hak

Kewajiban

Motivator

Cara motivasi

Fungsi Essensi

Guru Belajar

Page 118: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Problem based learning is an approach to structuring the curriculum which involves confronting student with problem from practice which provide forms that a curriculum and procces for teaching and learning might take and still be compatible with this definition.

Boud, David, Graham E Felleti, 1997, The Challenge of Problem Based and Learning, Kogan Page Limited. (p:15)

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 119: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Important Component of a Problem Based Curriculum :1. Cumulative learning2. Integrated learning3. Progression in learning4. Consistency in learning

Boud, David, Graham E Felleti, 1997, The Challenge of Problem Based and Learning, Kogan Page Limited. (p:23)

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 120: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Five principle of instruction :1. The demonstration principle : Learning is promoted when

learners observe a demonstration.2. The applications principle : Learning is promoted apply the

new knowledge.3. The task-centered principle : Learning is promoted when

learners engage in a task-centered instructional strategy.4. The activation principle : Learning is promoted when learners

active relevant prior knowledge or experience.5. The integration principle : Learning is promoted when

learners integrate their new knowledge into their everyday world. .Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-

Design Theories and Models Volume III, New York and London, Taylor And Francis Publishers. page : 44

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 121: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Direct Instruction propose four categories of methods of instructon :A. a presentations phaseB. a practice phaseC. a summative assessment and evaluation phaseD. methods dealing with monitoring student and

giving them feedback.

Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-Design Theories and Models Volume III, New York and London, Taylor And Francis Publishers. page : 80

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 122: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Discussion teaching is organized to :1) Create shared responsibility for teaching and learning.2) Honor he voices, experience and worldviews students.3) Promote democratic participant in the

teaching/learning dynamics.4) Develop critical thingking and problem solving skills.5) Create a community of learners who work together in

the pursuit knowledge.

Brookfield & Peskill 2005, Dillon 1994, Freire & Shor 1987 dalam Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-Design Theories and Models Volume III, New York and London, Taylor And Francis Publishers. page : 101-102

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 123: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Experiential methods emphasize the “student” active involvement in negotiating the curriculum and shaping both the process and the outcome of the learning

Felix, 2004, p 10 dalam Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-Design Theories and Models Volume III, New York and London, Taylor And Francis Publishers. page : 120-121

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 124: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Three general criteria apply to design of instructional simulations :1. The criterion of adaptivity – the ability to modify qualities of

the instructional experience base on the action of the learner.

2. The criterion of generativity – The ability to generate some portion of the instructional artifact a the time of use.

3. The criterion of scalability – The ability to produce instructional experiences in greaterquantity without corresponding linear increases in cost

Atkinson & Wilson, 1969 dalam Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-Design Theories and Models Volume III, New York and London, Taylor And Francis Publishers. page : 172

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 125: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih peran; (3) menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.

Shaftel dan Shaftel dalam E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 126: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari

E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 127: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik

E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 128: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

STRATEGIPembelajaran

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

PBL

Componen PBL

Prinsip

Direct Inst

Discussion Inst

Experiential Inst

Simulasi

Bermain Peran

CTL

Partisipatif

Inkuiri

Page 129: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media adalah Komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar

Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 4

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 130: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media Pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai) foto, gambar, grafik, televisi dan komputer

Gagne (1975) dalam Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 4

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 131: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa baik dalam bentuk dan mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 21

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 132: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media dikelompokan dalam delapan jenis :1. Media Cetakan2. Media Pajangan3. Overhead Transparansi4. Rehana Audiotape5. Seri Slide dan Film Scrip6. Penyajian Multi Image7. Rekaman Video dan Filem Hidup8. Komputer

Kemp & Dayton (1985) dalam Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 37

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 133: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media Pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 26

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 134: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Selain untuk menyajikan pesan, ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi-fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Fungsi-fungsi tersebut antara lain1) Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar2) Memotivasi belajar siswa3) Menyajikan informasi4) Merangsang diskusi5) Mengarahkan kegiatan siswa6) Melaksanakan latihan dan ulangan7) Menguatkan belajar8) Memberikan pengalaman simulasi

(Sudirdjo, S dan Siregar, E. 2004. Media Pembelajaran Sebagai Pilihan dalam Pembelajaran. Mozaik Teknologi Pendidikan. Prenada Media. Jakarta. Hlm 8-12.)

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 135: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Ada dua fungsi/peran pokok media pendidikan (yang sekarang disebut media pembelajaran), yaitu:Sebagai Audiovisual Aids atau Teaching Aids (AVA), berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada siswa.Sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media pembelajaran tersebut, dengan demikian dapat dikatakan sebagai sumber belajar yang penting.

(Sudirdjo, S dan Siregar, E. 2004. Media Pembelajaran Sebagai Pilihan dalam Pembelajaran. Mozaik Teknologi Pendidikan. Prenada Media. Jakarta. Hlm 6-7.)

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 136: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/

(acces : 21 Mei 2010)

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 137: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh para peserta didik.2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. 3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungannya.4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/

(acces : 21 Mei 2010)

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 138: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

MEDIAPembelajaran

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/

(acces : 21 Mei 2010)

Jenis Media 1 2 3 4 5 6Gambar Diam S T S S R RGambar Hidup S T T T S STelevisi S S T S R SObyek Tiga Dimensi R T R R R RRekaman Audio S R R S R SProgrammed Instruction S S S T R SDemonstrasi R S R T S SBuku teks tercetak S R S S R S

Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :

1 = Belajar Informasi faktual2 = Belajar pengenalan visual3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan4 = Prosedur belajar5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Keterangan : R = Rendah S = Sedang T= Tinggi

Pengertian

Cakupan

Tujuan

Kelompok

Efek

Fungsi

Peran

Kriteria

Pengertian

Hubungan

Page 139: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Penilaian Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan

Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 3)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 140: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif

Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif

Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 3)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 141: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : tes dan non tes. Teknik Non Tes terdiri dari :1. Skala bertingkat (rating scala)2. Kuesioner (Questioner)3. Daftar Cocok (Chek List)4. Wawancara (interview)5. Pengamatan (observation)6. Riwayat Hidup

Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 23)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 142: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keysahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau syahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 61)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 143: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Reliabilitas Tes adalah tingkatan keajegan butir dalam pengukuran apa yang seharusnya diukur. Reliabel berhubungan dengan tingkat kepercayaan. Menurut Anderson dalam Arikunto (1987) menyatakan bahwa persyaratan tes, yaitu validitas dan reliable. Validitas lebih penting dan reliable perlu. Reliabel menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliable tapi tidak valid, tetapi sebuah tes yang valid biasanya reliable

Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 78)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 144: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Guba dan Lincoln (1981) mengatakan evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauhmana tujuan telah terealisasikan. Cronbach dan Suppes (1969) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan nilai atau efektivitas suatu kegiatan untuk tujuan pembuatan keputusan. A Joint Committee on Standard for Evaluation menyatakan evaluasi adalah suatu proses pemeriksaan (penyelidikan) yang sistematis tentang manfaat atau kegunaan dari sesuatu berdasarkan pada suatu standar/kriteria tertentu. Stufflebeam dan Shinkfield (1985) menyatakan evaluasi merupakan kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga merupakan kegiatan membandingkan penampilan dengan suatu nilai tertentu

http://wakhinuddin.wordpress.com/category/evaluasi-hasil-belajar (acces 24 mei 2010)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 145: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Prinsip-prinsip dalam Evaluasi Hasil Belajar :a. Kepastian dan kejelasan.

Dalam proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki urutan pertama.

b. Teknik evaluasiteknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi.

c. Komprehensif.Evaluasi yang komprehensif memerlukan teknik bervariasi.

d. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran.Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan.

e. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan.Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik evaluasi digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi.

http://wakhinuddin.wordpress.com/category/evaluasi-hasil-belajar (acces 24 mei 2010)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 146: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Pengertian penilaian yang ditekankan pada penentuan nilai suatu obyek juga dikemukakan oleh Nana Sudjana. Ia menyatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik , Sedang, Jelek. Seperti juga halnya yang dikemukakan oleh Richard H. Lindeman (1967) “The assignment of one or a set of numbers to each of a set of person or objects according to certain established rules

http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei 2010)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 147: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Tujuan Evaluasi pembelajaran :1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.2. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian4. Memberikan pertanggung jawaban

(accountability

http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei 2010)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 148: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

EVALUASIHasil Belajar

Pendekatan EvaluasiAda dua jenis pendekatan penilaian yaitu : 1. Pendekatan Acuan Norma (PAN)

Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Joesmani menyebutnya dengan didasarkan pada kriteria atau standard khusus. tes acuan kriteria digunakan untuk menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan dengan (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan / dirumuskan dengan baik.

2. Pendekatan Acuan Patokan (PAP).Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performans kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes

http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei 2010)

Penilaian

Mengukur

Alat

Validitas

Reliabilitas

Pengertian

Prinsip

Nana Sudjana

Tujuan

Pendekatan

Page 149: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

Menurut Assosiadi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT) sumber belajar meliputi semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik (Miarso, 1986)

Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal :11

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 150: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

Ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :1. Sumber belajar yang dapat dirancang (learning resources by

design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 12-13

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 151: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

Menurut F. Persifal dan H. Ellington, pusat sumber belajar merupakan bentuk bangunan mulai dari yang sederhana sampai bangunan yang rumit dan lengkap, yang dirancang dan diatur secara khusus dengan tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai bentuknya baik secara individual maupun kelompok.

Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 13

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 152: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

Fungsi Pusat Sumber Belajar 1. Fungsi Pengembangan Sistem Pembelajaran.2. Fungsi Pelayanan Media Pembelajaran3. Fungsi Produksi4. Fungsi Administrasi5. Fungsi Pelatihan

Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 13

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 153: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajarSumber belajar memiliki fungsi :

Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 154: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

Apa kriteria memilih sumber belajar?Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 155: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

pros

edur

mer

anca

ng s

umbe

r bel

ajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 156: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

Bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam).Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya.Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 157: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

Sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat,

dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh

masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang

dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;

(4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;

(5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan

(6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi

Page 158: Anotasi Pendidikan

ANOTASI KURIKULUM

SUMBERBelajar

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa (acces : 24 Mei 2010)

Sumber belajar dalam website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning resources are defined as information,represented and stored in a variety of media and formats,that assists student learning as defined by provincialor local curricula. This includes but is not limited to, materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these formats intended for use by teachers and students.http://w ww .bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares.htm January 28, 1999

AECT

Jenis

Def. Ellington

Fungsi

Fungsi

Memilih

Merancang

Manfaatkan

Bentuk

Definisi