Anmal 13 B
-
Upload
naufal-karyna -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Anmal 13 B
a. Berapa kebutuhan kalori perhari wanita yang berumur 38 tahun per hari?2, 4
Rumus untuk mengetahui BMR perempuan = 655,0955 + (9,5634 x BB) + (1,8496 x TB) – (4,6756 x usia)
Keterangan: BB adalah berat badan dalam satuan kg. TB adalah tinggi badan dalam satuan cm.
Setelah mendapat hasil BMR, selanjutnya kalikan dengan nilai level aktivitas. Adapun
nilai level aktivitas itu adalah:1. Tidak aktif = 1,2. Yang mana mereka tidak berolahraga sama sekali dalam seminggu.2. Aktivitas ringan = 1,375. Yang mana mereka berolahraga sekitar 1-3 kali dalam
seminggu.3. Aktivitas sedang = 1,55. Yang mana mereka berolahraga sekitar 3-5 kali dalam
seminggu.4. Aktivitas berat = 1,725. Yang mana mereka berolahraga sekitar 5-6 kali dalam
seminggu.5. Aktivitas sangat berat = 1,9. Yang mana mereka berolahraga sekitar 2 kali dalam
sehari, termasuk latihan fisik ekstra berat, atau memang job desc-nya full aktivitas fisik.
Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh Ny. Malina tidak dapat dihitung karena BB dan TB tidak diketahui.
b. Bagaimana aturan pakai Promag?13, 2
Dosis:
Dewasa: sehari 3-4 kali (masing-masing 1-2 tablet) Anak-anak (6-12 th): sehari 3-4 kali (masing-masing 1/2-1 tablet)
* Aman untuk dikonsumsi ibu hamil & menyusui
Waktu untuk meminum Promag:
Pada saat merasakan gejala sakit maag Setiap satu jam sebelum/setelah makan Satu kali sebelum tidur malam
c. Apakah ada interaksi antara Promag dan jamu?2, 4
d. Bagaimana cara pemeriksaan darah lengkap? 13, 2
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien
yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu :
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Trombosit (platelet)
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang
datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan
hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih
spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera
dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
A. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.
Harga normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan
faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Tujuan :
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-
paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain
Bahan Pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.
Prinsip Pemeriksaan :
Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi
asam hematin oleh adanya HCl 0,1N
Alat Dan Bahan :
1. Haemometer set terdiri dari :
Tabung pengukur
2 tabung standar warna
Pipet Hb dengan pipa karetnya
Pipet HCl
Batang pengaduk
Botol tempat HCl dan aquadest
Sikat pembersih
2. Perlak kecil dan pengalas
3. Kapas alkohol 70%
4. Jarum/Lancet
5. Handscoon steril
6. Kapas kering
7. Bengkok
Prosedur Kerja :
Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai pada
angka 2
Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
Membawa alat-alat ke dekat pasien
Mencuci tangan
Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil darahnya
Menyiapkan bengkok
Memakai handscoon steril
Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan cara
memijat
Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alcohol
Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kerin
Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sammpai ada gelembung
udara yang sampai ikut terhisap
Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl
15.0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas dengan jalan
meniup dan menyedotnya.
Tunggu sampai 1 menit
Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna dari
larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna dari larutan standar
Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan kadar Hb
dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr
Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
Melepaskan handscoon
Mencuci tangan
B. Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit
untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan
kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-
penyakit yang sama.
1. Hematokrit Mikro
Tujuan :
Utk mengetahui Nilai Ht seseorang dlm vol %
Prinsip :
Darah dengan anticoagulant (heparin) dimasukkan ke dalam pipet kapiler kemudian
dipusing dalam waktu 3 – 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm sehingga sel-sel terpisah
dalam keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat
sebagai hasil px dalam vol%
Alat dan bahan yang digunakan :
pipet kapiler / mikro kapiler dengan antikoagulan Heparin.
Sentrifuge mikro hematocrit
Skala pembacaan
Dempul
Cara Kerja
Isi darah ¾ pipet kapiler
Sumbat dengan dempul
Pemusingan (16.000 rpm selama 3 – 5 menit)
Posisi dempul menghadap keluar
Seimbang
Diulang jika
1. Hemolisa
2. Darah keluar pipet
3. Hasil Ht > 50 vol %
Perhitungan
Hb : Ht x 0.34
AE : Ht x 120.000
AL : BC x 10.000
2. Hematocrit Makro
Prinsip :
Darah dengan anticoagulant Na2EDTA dimasukkan ke dalam tabung wintobe kemudian
dipusing 3000 rpm selama 30 menit sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat,
prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil px dalam
vol%
Cara Kerja :
Darah dengan antikoagulant dihomogenkan.
Masukkan darah kedalam tabung wintrobe dengan pipet pasteur hingga mencapai garis
tanda 100.
Dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Pembacaan Hasil :
Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%.
Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm.
Warna kuning dari lapisan plaama yang disebut indek ikterik.
C. Leukosit
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus,
penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit
infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll
Tujuan :
Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
Prinsip kerja :
darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume
pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah
leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah
Alat :
pipet thoma leukosit
kamar hitung (improved neubaure)
dek glass/cover glass
counter tally
tissue
mikroskop
Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di beri EDTA
Reagen :
larutan turk
Cara kerja:
hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung
udara)
lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan
larutan turk homogen
letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya
kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan
diamkan sebentar
kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x
dan 40x untuk memperjelas
D. Trombosit
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam
morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping
(trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada
keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus
demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum
tulang, dll.
Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang
Prinsip kerja :
Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit sampai tanda 101.
Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai pengenceran .
Alat :
Pipet eritrosit
Bilik hitung
Lancet
reagen rees ecker dan Giemsa Mikroskop
Magnesium sulfat
Kaca preparat Alkohol
Bahan pemeriksaan:
darah vena
darah kapiler
Cara kerja :
1. Cara Langsung (Rees dan Ecker)
Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan
buanglah lagi cairan itu.
Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass tertutup selama
10 menit agar trombosit mengendap
Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat)
memakai lensa objektif besar.
Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
2. Cara tidak langsung (Fonio)
Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)
Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.
E. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak,
dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai
normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus
hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif,
perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia,
leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll.
Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu dengan
mengalikan terhadap faktor perhitungan,sehingga diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan
volume darah. Pengenceran darah dengan Hayem menyebabkan lisisnya sel selain
eritrosit dan trombosit, sehingga memudahkan pehitungan sel eritrosit , darah diencerkan
201x dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang kecil.
Bahan : Darah vena
Alat :
Mikroskop
Bilik hitung
Deck Glass
Transferpet 4 ml, dan 20 mikroliter
Tabung
Reagensia : Larutan Hayem
Cara Kerja :
Bilik hitung dan deck glass disiapkan dalam keadaan bersih.
Masukkan 4 ml reagen Hayem dalam tabung.
Ditambahkkan 20 mikroliter darah ke dalam tabung berisi larutan Hayem.
Tabung digojok agar larutan Hayem benar-benar melisiskan sel-sel selain eritrosit dan
trombosit.
Bilik hitung dengan kaca penutupnya diletakkan di atas bidang yang datar.
Larutan campuran (darah+Hayem) dipipet dengan pipet pasteur kemudian ujung pipet
disentuhkan dengan sudut 300 pada permukaan bilik hitung dengan menyinggung kaca
penutup. Biarkan bilik hitung terisi perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
Biarkan bilik hitung tersebut selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat mengendap.
Sel-sel eritrosit yang terdapat pada 5 petak kecil (bagian tengah bilik hitung)
menggunakan mikroskop perbesaran 40X.
F. Indeks Eritrosit
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu
kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai
antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
G. Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi
akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology
(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
H. Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi
dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel
maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam
sel/μl.
Nilai normal untuk setiap sel :
Basophil : 0-1%
Eosinofil : 1-3%
Netrofil : 55-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 2-8%
e. Bagaimana cara pemeriksaan apusan darah tepi?2, 4
1. Letakkan objek gelas berisi darah dengan posisi mendatar diatas meja/permukaan
yang datar, tegak lurus terhadap badan pemeriksa.
2. Letakkan ujung jari telunjuk kiri diatas tanda identitas pasien untuk memfiksasi
objek gelas diatas meja
3. Dengan tangan kanan, letakkan objek gelas pendorong diatas tetesan darah kedua,
Buat sudut 45 derajat antara objek gelas yang berisi tetesan darah dan objek gelas
pendorong.
4. Biarkan darah menyebar keseluruh ujung gelas pendorong
5. Tarik gelas pendorong ke arah pemeriksa kira kira 5 mm, kemudian dorong kearah
depan dengan tetap mempertahankan sudut 45 derajat dan tidak pernah terlepas dari
objek gelas yang berisi tetesan darah
6. Apusan yang baik adalah apusan berbentuk lidah, rata dan makin mengecil diujung
7. Biarkan apusan ini mengering dalam suhu kamar.
8. Letakkan objek gelas berisi apusan darah yang sudah mengering diatas rak objek gelas.
9. Celup apusan darah tipis kedalam larutan metanol untuk memfiksasi eritrosit.
Biarkan mengering.
10. Tetesi objek gelas dengan larutan giemsa 3% dan biarkan selama 30 menit.
11. Siram dengan air mengalir sampai bersih.
12. Setelah bersih letakkan dalam keadaan miring dan biarkan mengering.
13. Lihat kaca objek dengan lensa objektif 10 kali. 14. Jika sudah fokus, tetes preparat dengan satu tetes minyak emersi
15. Ganti lensa dengan lensa objektif 100 kali dan putarlah mikrometer sampai fokus
dimana akan nampak tampak latar belakang yang bersih dan
16. Lakukan pemeriksaan pada 100 lapangan pandang dan catatlah apa yang ditemukan
17. Untuk mencegah pemeriksaan dilakukan pada 2x pada lapangan pandang yang sama,
lakukan pemeriksaa dengan metode zig zag.
18. Untuk menyatakan negatif, pemeriksaan apusan darah dilakukan sebanyak 3 dengan
rentang waktu minimal 6 jam.
f. Bagaimana Gold Standard dari anemia mikrositik hipokrom defisiensi Fe?13, 2
1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit : terjadi penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCHC, dan MCH menurun. MCV < 70 fl hanya didapatkan pada anemia defisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW meningkat yang menandakan anisositosis. Kadar hemoglobin sering turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang mencolok karena anemia timbul perlahan-lahan. Apusan darah menunjukkan hipokromik mikrositer; anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadang sel target. Leukosit dan trombosit normal. Retikulosit redah.
2. Kadar besi serum menurun <50 mg/dl, TIBC meningkat >350 mg/dl, dan saturasi transferin <15 µg/dl, ada juga <12 µg/dl.
3. Kadar serum ferritin <20µg/dl.4. Protoporferitin eritrosit meningkat5. Sumsum tulang : menunjukkan heperplasia normoblastik.46. Kadar reseptor transferin meningkat pada defisiensi besi, normal pada anemia akibat
penyakit kronik dan thalassemia.7. Pengecatan besi sumsum tulang dengan biru prusia manunjukkan cadangan besi yang
negative.
g. Apa diagnosis dari kasus ini?2, 4
Anemia defisiensi besi karena didapatkan pemeriksaan fisik berupa cheilitis, atrofi papil lidah, dan koilonychia. Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan Gold Standart mencirikan anemia defisiensi besi karena terdapat penurunan kadar hemoglobin, MCV, MCH, dan MCHC; kadar besi serum menurun <50 mg/dl, TIBC meningkat >350 mg/dl, dan kadar serum ferritin <20µg/dl; dan apusan darah menunjukkan hipokromik mikrositer; anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadang sel target.
DAFTAR PUSTAKA
ACADEMIA. Pemeriksaan Darah Lengkap. [Online] Tersedia di: https://www.academia.edu/7210331/PEMERIKSAAN_DARAH_LENGKAP. [Diakses pada: 25 November 2015].
Bakta, I Made. (2012). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
KALBE. Promag. [Online] Tersedia di: http://id.kalbe.co.id/ProdukdanJasa/ProdukKesehatan/ProdukAZ/tabid/403/ID/728/PROMAG.aspx. [Diakses pada: 25 November 2015].