Anfis Uas Pak Sofy

8
Farajalah, Ahmad. 2011. SISTEM SITOSKELETON http://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/sistem-sitoskeleton/ . Tanggal akses 23 desember 2011. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SITOSKELETON Berdasarkan komponen-komponen penyusun strukturnya, sitoskeleton bisa dibagi menjadi tiga komponen, yaitu filamen mikro, tubulus mikro dan filamen intermediet. Ketiganya sangat unik untuk sel eukariot yang berhasil diungkapkan akibat penggunaan mikroskop elektron. Teknik-teknik biokimia dan imunologi kemudian memperdalam pengetahuan kita tentang ketiga struktur penyusun sitoskeleton diatas. Akhirnya, teknik immunofluorescence microscopy dan biologi molekular (termasuk rekayasa genetik) masing-masing berperan dalam mengkarakterisasi lebih lanjut setiap protein penyusun sitoskeleton, mulai dari ukuran, struktur, distribusi intraselularnya sampai ke mode polimerasinya. Filamen mikro berdiamater 7 nm merupakan polimer dari protein aktin sehingga seringkali disebut dengan filamen aktin. Tubulus mikro mempunyai diameter luar 25 nm yang disusun oleh protein tubulin. Sedangkan filamen intermediet mempunyai diamater diantara filamen mikro dan tubulus mikro, yaitu 8-12 nm, dengan monomer-monomer yang beragam tergantung jenis selnya walaupun dari segi ukuran dan strukturnya sama. Selain komponen struktural yang utama diatas, setiap jenis sitoskeleton juga berasosiasi dengan berbagai jenis protein lainnya yang dikategorikan sebagai protein-protein asesoris. Fungsi filamen mikro dan tubulus mikro yang paling banyak dikenal adalah mengatur pergerakan sel. Filamen mikro adalah komponen yang membentuk serabut-serabut otot, sedangkan tubulus mikro adalah komponen utama alat gerak sel dalam lingkungan cairan atau mengalirkan cairan yang mengenainya, yaitu silia dan flagela. Struktur serabut otot, silia maupun flagela dikenal lebih awal karena ukurannya yang relatif besar menjadikan bisa diamati menggunakan mikroskop cahaya biasa. Pengungkapan strukturnya lebih lanjut ternyata diketahui bahwa mereka mempunyai komponen-kompon penyusun yang sama dan menyatu dengan sitoskeleton. Walaupun kemudian setiap jenis sitoskeleton sepertinya saling terpisah (untuk keperluan pembahasan yang rinci), pada kenyataanya ketiganya tidak bisa saling dipisahkan dalam menunjang arsitektur sel dan aktifitas sel. Filamen mikro Tubulus mikro Filamen intermediet Strukt ur Dua rantai F- aktin yang saling Tabung dengan dinding dari 13 protofilamen 8 protofilamen digabung ujung ketemu ujung dan

Transcript of Anfis Uas Pak Sofy

Page 1: Anfis Uas Pak Sofy

Farajalah, Ahmad. 2011. SISTEM SITOSKELETON

http://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/23/sistem-sitoskeleton/. Tanggal akses 23 desember 2011.

KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SITOSKELETON

Berdasarkan komponen-komponen penyusun strukturnya, sitoskeleton bisa dibagi menjadi tiga komponen, yaitu filamen mikro, tubulus mikro dan filamen intermediet. Ketiganya sangat unik untuk sel eukariot yang berhasil diungkapkan akibat penggunaan mikroskop elektron. Teknik-teknik biokimia dan imunologi kemudian memperdalam pengetahuan kita tentang ketiga struktur penyusun sitoskeleton diatas. Akhirnya, teknik immunofluorescence microscopy dan biologi molekular (termasuk rekayasa genetik) masing-masing berperan dalam mengkarakterisasi lebih lanjut setiap protein penyusun sitoskeleton, mulai dari ukuran, struktur, distribusi intraselularnya sampai ke mode polimerasinya.

Filamen mikro berdiamater 7 nm merupakan polimer dari protein aktin sehingga seringkali disebut dengan filamen aktin. Tubulus mikro mempunyai diameter luar 25 nm yang disusun oleh protein tubulin. Sedangkan filamen intermediet mempunyai diamater diantara filamen mikro dan tubulus mikro, yaitu 8-12 nm, dengan monomer-monomer yang beragam tergantung jenis selnya walaupun dari segi ukuran dan strukturnya sama. Selain komponen struktural yang utama diatas, setiap jenis sitoskeleton juga berasosiasi dengan berbagai jenis protein lainnya yang dikategorikan sebagai protein-protein asesoris.

Fungsi filamen mikro dan tubulus mikro yang paling banyak dikenal adalah mengatur pergerakan sel. Filamen mikro adalah komponen yang membentuk serabut-serabut otot, sedangkan tubulus mikro adalah komponen utama alat gerak sel dalam lingkungan cairan atau mengalirkan cairan yang mengenainya, yaitu silia dan flagela. Struktur serabut otot, silia maupun flagela dikenal lebih awal karena ukurannya yang relatif besar menjadikan bisa diamati menggunakan mikroskop cahaya biasa. Pengungkapan strukturnya lebih lanjut ternyata diketahui bahwa mereka mempunyai komponen-kompon penyusun yang sama dan menyatu dengan sitoskeleton. Walaupun kemudian setiap jenis sitoskeleton sepertinya saling terpisah (untuk keperluan pembahasan yang rinci), pada kenyataanya ketiganya tidak bisa saling dipisahkan dalam menunjang arsitektur sel dan aktifitas sel.

Filamen mikro Tubulus mikro Filamen intermedietStruktur Dua rantai F-aktin yang

saling menganyamTabung dengan dinding dari

13 protofilamen8 protofilamen digabung ujung ketemu ujung dan

pada beberapa tempat saling tumpang-tindih

Diameter 7 nm Sisi luar: 25 nm, sisi dalam 15 nm

8 -12 nm

Monomer G-aktin a- dan b-tubulin Beberapa jenis proteinFungsi Kontraksi tot;

pergerakan ameboid; lokomosi sel, distribusi

sitoplasmik; pembelahan sel,

menjaga bentuk sel

Motilitas sel (aksonemal); organisasi dan menjaga bentuk sel; pergerakan

kromosom, penambatan dan mobilitas organel sel

Penyokong struktural; memberi bentuk sel, membentuk inti sel,

memperkokoh serabut syaraf dan menjaga kekuatan elastis otot

Pada dasarnya, struktur protein aktin bersifat sangat stabil atau identik di berbagai jenis sel, malah yang paling stabil dibanding TM dan FI (filamen intermediet). Protein aktin fungsional bisa jadi sangat beragam di dalam satu sel, antar jenis sel maupun antar sel dari spesies yang berbeda. Berdasarkan kesamaan runutan asam aminonya, setidaknya protein aktin bisa dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu aktin spesifik untuk otot (a-aktin) dan aktin selain di sel-sel otot (b- aktin dan g-aktin). Selain itu, b- aktin dan g-aktin yang ditemukan di dalam satu sel atau di berbagai jenis sel bisa jadi saling berbeda. Misalnya, pada sel epitel dengan orientasi basal-apikal, biasanya b- aktin paling banyak ditemukan di bagian apikal sedangkan g-aktin paling banyak ditemukan di bagian basal dan lateral.

Page 2: Anfis Uas Pak Sofy

FILAMEN INTERMEDIET

Filamen intermediet (FI) mempunyai diameter 8-12 nm yang berada diantara filamen mikro (7 nm) dan tubulus mikro (15-25 nm), atau berada diantara filamen tebal dan filamen tipis sel-sel otot. Sampai saat ini, akumulasi pengetahuan tentang ultrastruktur FI banyak diperoleh dari sel-sel hewan, terutama yang ada di otot sebagaimana ditemukan pertama kalinya.

FI merupakan komponen sitoskeleton yang paling stabil dan komponennya paling sedikit larut dalam sitosol. Kestabilan ini diperlihatkan oleh kenyataan tidak rusaknya FI dalam perlakuan detergen dan larutan berion tinggi maupun rendah pada saat sel dipecah. Sebaliknya, teknik pemecahan sel diatas menguraikan FM maupun TM menjadi subunit-subunit penyusunnya. Karena kestabilannya dalam menopang sitoplasma, sebenarnya istilah sitoskeleton lebih merujuk ke filamen intermediet ini dibanding ke FM dan TM.

FUNGSI-FUNGSI SEL TERKAIT SITOSKELETONKetiga komponen sitoskeleton, yaitu filamen mikro, tubulus mikro dan filamen intermediet yang sebelumnya dibahas secara terpisah, pada kenyataannya di dalam sel fungsional (hidup) saling berinteraksi dan bekerja sama membangun bentuk dan menyokong berbagai aktifitas sel.  Salah satunya adalah Pengenalan antar sel dan adhesi.

PROTEIN MOTOR

Tanushree.2011. Motor protein that blocks ovarian tumor growth found.http://www.indiatalkies.com/2011/04/motor-protein-blocks-ovarian-tumor-growth.html. tanggal akses 23 desember 2011.

Annida, dkk. Dinein merupakan PROTEIN MOTOR.http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2068665-dinein-merupakan-protein-motor/. Tanggal akses 23 desember 2011.Atau Referensi1. Karp G.,2002. Cell and molecular biology. 3rd.edition. John Wiley & Son. New York.;pp: 333-96.dalam Ahmad Achmad R., Handono K., pengaruh hiperglemi terhadap peran sitoskeleton (cytoskeleton)sebagai jalur transduksi signal(signal transduction).

Page 3: Anfis Uas Pak Sofy

2. Alberts, Jhonson, Lewis, Raff, Roberts,dan Walter. 2008. Molecular Biology of The Cell. Edisi 5. Garland Science. 3. Geremek M., Witt M., 2004. Primary ciliary dyskinesia: genes, candidate genes and chromosomal regions . J. Appl. Genet. 45(3). pp. 347– 361.

Protein motor berperan sebagai penggerak berbagai organela maupun protein dalam sel dari suatu tempat dalam sel menuju titik tujuan. Protein motor mampu merubah energi kimiawi menjadi energi mekanik sehingga proses pergerakan organela atau protein dapat berlangsung. Vesikel, mitokondria, lisosom, kromosom dan beberapa filamen sitoskeleton yang pergerakannya dalam sel memanfaatkan peran protein motor tersebut1.Protein motor memanfaatkan sitoskeleton sebagai jalur pergerakannya. Dalam satu sel terdapat beberapa puluh protein motor yang berbeda. Setiap protein motor empunyai peran spesifik untuk satu fungsi pada suatu daerah kerja tertentu. Terdapat tiga grup famili protein motor, yakni miosin, kinesin dan dinein. Kinesin dan dinein bergerak sepanjang mikrotubulus, sedangkan miosin merupakan motor penggerak disepanjang filamen aktin. Sejauh ini filamen antara tak memiliki protein motor. Diperlukan adanya energi untukmenjalankan fungsi protein motor. Terdapat dua proses yang berkelanjutan untuk membantu protein motor mampu menjalankan fungsinya.Kedua siklus tersebut adalah siklus kimiawi dan mekanik. Tahap proses kimiawi dimulai dengan terjadinya ikatan ATP pada protein motor yang disusul dengan hidrolisis ATP, melepaskan ADP dan Pi dari motor serta terikatnya kembali satu molekul ATP baru ke protein motor. Hidrolisis ATP akan menyediakan energi yang diperlukan untuk pergerakan protein motor tersebut1.

DINEINDinein merupakan protein motorik yang terdiri dari 2 kelas cytoplasmic dan Axonemal. Cytoplasmic dynein berperan dalam pergerakan organel yang bekerja secara bersamaan dengan protein dynactin sebagai penghubung dengan vesikel dan sebagai transport kearah retrograde mikrotubulus, sedangkan axonemal dinein berperan dalam pergerakan cilia dan flagella. dynein terdiri dari 2 heavy chains bereaksi dengan Mikro Tubulus , 3 intermediate chains and 4 light chains,2 Peran dinein dalam pergerakan cilia dan flagella.

Struktur motilitas dari flagella dan cilia terdiri dari microtubulus & dinein serupa rambut, memiliki pergerakan seperti gerakan cambuk yang berguna dalam mendorong sel melewati cairan atau memindahkan cairan yang dilakukan silia beberapa sel dalam suatu jaringan. Pergerakan yang terjadi pada cilia dan flagella diakibatkan oleh adanya axonema yang terdiri dari mikrotubulus dan protein yang terkait dengan proses sebagai berikut dimana sembilan mikrotubulus doublet yang tersusun dalam sebuah cincin yang mengelilingi sepasang mikrotubulus “9+2” array, disekeliling sepasang mikrotubulus . Pada posisi biasa sepanjang mikrotubulus panjang, aksesori protein menghubungkan lintas mircotubules secara bersamaan. Dinein membentuk jembatan antara 2 mikrotubulus doublet yang berdekatkan disekitar lingkaran aksonema. Saat motor domain dari dinein teraktivasi, dinein melekat kesatu doblet untuk memulai berjalan di sepanjang mikrotubulus, kekuatan ini yang mengakibatkan doublet – doublet harus bergerak dan bergeser satu sama lainnya. Bagaimanapun juga dengan adanya ikatan yang lain diantara mikrotubulus – mikrotubulus doublet membatasi/menghentikan pergerakan ini, sehingga kekuatan dari dinein dikonversi menjadi biding motion. Energi yang digunakan oleh dinein adalah ATP yang terdapat pada bagian heavy chain dari dinein, yang kemudian terhidrolisis menyebabkan energi sliding atau pergeseran tadi.2

Page 4: Anfis Uas Pak Sofy

Yulin liu m.d, dkk. pathology 2001http://www.nature.com/modpathol/journal/v14/n9/full/3880406a.html. tanggal akses 23 desember 2011

j.b olmsted.2011. Cell and Developmental Biology http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.cb.02.110186.002225 tanggal akses 23 desember 2011Mikrotubulus terkait protein (peta) adalah komponen utama dari protein sitoskeleton keluarga terkait dengan perakitan mikrotubulus. MAP-2 telah terbukti secara khusus dinyatakan dalam sel neuronally dibedakan. Neuroendokrin karsinoma paru seperti tumor karsinoid dan karsinoma sel kecil yang berasal dari sel neuroendokrin. Sebagai kesimpulan, MAP-2 merupakan penanda sensitif dan spesifik baru untuk tumor paru diferensiasi neuroendokrin. Kami merekomendasikan bahwa MAP-2 ditambahkan ke panel imunohistokimia untuk memisahkan non-neuroendokrin dari tumor paru-paru neuroendokrin.

PENDAHULUAN

Sitoskeleton terdiri dari jaringan tiga dimensi dirakit dari actins, mikrotubulus dan menengah ukuran filamen. Jaringan ini terlibat dalam berbagai fungsi sel seperti pengaturan bentuk sel dan polaritas selama diferensiasi sel dan proliferasi, lalu lintas membran intraseluler, sekresi proses, modulasi reseptor, organisasi spasial dari organel sel, kromosom pada mitosis partisi, dan intraseluler transportasi ( 1 , 2 ). Fungsi-fungsi ini dipelihara dan didukung terutama oleh jaringan mikrotubulus yang mencakup isoform tubulin dan protein terkait mikrotubulus (peta). Meskipun isoform tubulin membentuk kerangka jaringan, integritas dan organisasi intraseluler jaringan mikrotubulus dimodulasi dan dirakit oleh peta. Hal ini juga diketahui bahwa peta berinteraksi dengan protein sitoskeleton lain juga ( 1 , 2 ).

Meskipun PETA telah ditemukan untuk hadir di semua sel eukariotik, MAPS tradisional telah diisolasi dan dikarakterisasi dari otak. Keluarga Maps mencakup komponen molekul tinggi seperti MAP-1A, 1B-MAP, MAP-1C, MAP dan MAP-2A-2B, MAP-3 saraf, MAP-4; polipeptida ukuran menengah seperti tau; dan kecil molekul komponen seperti MAP-2C. Lebih dari dua puluh isoform Maps saraf telah ditemukan dan ditandai selama tiga dekade terakhir. MAP-2 terutama ditemukan dalam dendrit dan soma sel neuron di

Page 5: Anfis Uas Pak Sofy

daerah sebagian besar sistem saraf pusat. MAP-2 telah digunakan secara luas sebagai penanda yang sangat sensitif dan spesifik untuk diferensiasi neuronal selama dua dekade terakhir ( 2 ).

Protein MA (bahasa Inggris: Microtubule-associated protein, MAP) merupakan golongan protein yang berperan pada perakitan mikrotubula, sebuah tahapan penting pada proses neurogenesis.

Jenis MAP antara lain:

MAP1A, MAP1L, MTAP1A, FLJ77111; merupakan polipeptida prokursor yang dianggap mengalami proses proteolitik demi menghasilkan rantai berat MAP1A dan rantai ringan LC2. Studi pada model tikus menunjukkan bahwa gen protein ini berperan pada perkembangan awal sumsum tulang belakang.[1]

MAP1B, MAP5, FUTSCH, FLJ38954, DKFZp686E1099, DKFZp686F1345; merupakan polipeptida prokursor yang dianggap mengalami proses proteolitik demi menghasilkan rantai berat MAP1B dan rantai ringan LC1. Studi pada model tikus menunjukkan bahwa gen protein ini berperan pada perkembangan dan diferensiasi fungsi sistem saraf.[2]

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/gene/4131

http://www.cytochemistry.net/cell-biology/microtubule_structure.htm

Eksternal gerakan sel Selular gerakan

Gerakan seluler dilakukan dengan silia dan flagela.

Cilia adalah rambut seperti struktur yang bisa mengalahkan selaras menyebabkan pergerakan Paramecium

Page 6: Anfis Uas Pak Sofy

uniseluler. Silia juga ditemukan di lapisan mengkhususkan diri pada eukariota. Sebagai contoh, menyapu cairan sel silia masa lalu stasioner pada lapisan trakea dan tabung saluran telur perempuan.

Flagela adalah cambuk seperti pelengkap yang berombak-ombak untuk memindahkan sel-sel. Mereka lebih panjang dari silia, tetapi memiliki struktur internal yang sama terbuat dari mikrotubulus. Flagela prokariotik dan eukariotik sangat berbeda.

Baik flagela dan silia memiliki 9 + 2 susunan mikrotubulus. Pengaturan ini mengacu pada 9 pasang mikrotubulus menyatu pada bagian luar silinder, dan 2 mikrotubulus tidak disatukan di tengah. Dynein "senjata" yang melekat pada mikrotubulus melayani sebagai motor molekul. Cacat dynein lengan menyebabkan kemandulan laki-laki dan juga menyebabkan saluran pernapasan dan masalah sinus. Berikut adalah dua lintas-bagian dari ekor sperma (flagela).

2004. http://www.biology.arizona.edu/cell_bio/tutorials/cytoskeleton/page2.html

aku tau semua ttg rotul jg yg baru bbrapa hari ini mglmi kegalauan.

galau ttg kamu, juga galau dg dirinya sendiri yang bingung untuk memilih.

dia, dia, atau kamu.

bukannya aku sok tau, tapi aku memang tau.

ub, ub, dan its.

klo aku suruh milih sih, tak pilih yang its nya.

haha

tapi enggak tau lagi dia milih yang mana.