Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

63
Analisis SWOT Garuda Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Pasar Penerbangan di Indonesia Oleh: Natalia Nerissa BHP Semester 6 NIM: 10101007

Transcript of Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Page 1: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Analisis SWOT Garuda Indonesia dalam Menghadapi

Persaingan Pasar Penerbangan di Indonesia

Oleh:

Natalia Nerissa

BHP Semester 6

NIM: 10101007

STP NUSADUA BALI

Bisnis Hospitaliti

Page 2: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan industri jasa yang mengemban fungsi pelayanan

public, yang secara umum menyediakan jasa yang dapat membantu masyarakat

untuk berpindah tempat dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Namun dirasa

pelayanan transportasi bukanlah hanya sekedar jasa yang mampu membantu

masyarakat untuk menuju ke sebuah destinasi. Melainkan, didalam proses awal

mereka melakukan pemesanan tiket, sampai ditempat tujuan masyarakat juga

membutuhkan pelayanan yang dapat membantu mereka merasa nyaman dan aman

selama melakukan perjalanan. Industri jasa yang kini sudah menjadi bagian dari

kebutuhan primer adalah jasa transportaso. Menurut Warpani (2002:5),

Transportasi atau pengangkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan

barang dari suatu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan

sarana (kendaraan)

Banyak pilihan sarana transportasi yang dapat dipilih oleh masyarakat.

Mulai dari sarana transportasi darat, laut maupun udara. Namun nampaknya kini

masyarakat mulai berpikir cepat dan praktis, mereka memilih untuk menggunakan

jasa transportasi yang nyaman, dan tidak memakan jangka waktu yang lama untuk

berpindah tempat, namun dengan harga yang masih terjangkau khususnya untuk

kelas ekonomis. Hal ini menyebabkan, masyarakat memilih menggunakan jasa

penerbangan. Karena jika dibandingkan harus menggunakan jasa transportasi darat

maupun laut, jasa penerbangan lah yang dirasa paling nyaman dan praktis

walaupun terkadang harga nya sedikit lebih mahal.

Page 3: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Perkembangan Industri Jasa Penerbangan yang semakin pesat, kian

bergulat dalam meraih perhatian pasar. Persaingan yang ketat dilakukan oleh

beberapa maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Sejumlah armada terus

bersaing untuk duduk di pasar domestik maupun internasional. Banyak cara yang

digunakan demi meraup pasar sebanyak-banyaknya. Sebagian armada

penerbangan ada yang memilih untuk perang tarif, yaitu memberikan tarif semurah

mungkin kepada masyarakat dan pasti tentunya mengurangi beberapa komponen

penting dalam pelayanan dalam bentuk fisik maupun non fisik. Namun

nampaknya, ada juga beberapa armada yang tetap bertahan dengan visi misi awal

yang dimiliki. Tetap bertahan dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan

maskapai penerbangan lain, tanpa khawatir akan ditinggalkan masyarakat. Karena

dari sana, ada keunggulan kompetitif lain yang dimilliki yaitu dari segi

kenyamanan dan pelayanan.

Menurut Data Pusat Statistik (BPS) 2010 jumlah pertumbuhan penumpang

pesawat pada tahun 2007 mencapai 15 persen menjadi 39,1 juta orang dari jumlah

penumpang pada tahun 2006 berjumlah 34,0 juta orang. Kemudian julah

pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2008 mengalami penurunan hingga

4,6 persen menjadi 37,3 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2007

berjumlah 39,1 juta orang. Berbeda dengan tahun 2008, jumlah pertumbuhan

penumpang pesawat tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan cukup besar.

Jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2009 mencapai 16,89 persen

menjadi 43,6 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2008 berjumlah 37,3

juta orang. Kemudian jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2010

mencapai 22,24 persen menjadi 53,3 juta orang dari jumlah penumpang pada

tahun 2009 sebanyak 43,6 juta orang. Pertumbuhan industri ini terjadi karena

makin murahnya tarif tiket pesawat dari maskapai penerbangan yang masuk ke

layanan low cost carier. Data jumlah penumpang pesawat, kereta api, dan kapal

laut dapat dilihat di tabel di bawah ini:

Page 4: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Tabel 1.1 Jumlah Penumpang Angkutan Udara, Angkutan, Darat dan Laut

Rute Domestik Periode 2006-2010

Jumlah Penumpang

Tahun Udara Darat Laut

2006 34,0 juta 159 juta 27,7 juta

2007 39,1 juta 175 juta 29,9 juta

2008 37,3 juta 194 juta 37,6 juta

2009 43,6 juta 207 juta 29,7 juta

2010 53,3 juta 201 juta 35,3 juta

Sumber : http://www.bps.go.id

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jumlah penumpang pesawat pada

angkutan udara dari tahun 2008-2010 selalu mengalami peningkatan, berbeda hal

nya dengan tahun 2007-2008 jumlah penumpang

Tabel 1.2 Jumlah Penumpang Pesawat Garuda Indonesia, Lion Air dan

Sriwijaya Air

Periode 2006-2010

Jumlah Penumpang (orang)

Tahun Garuda Indonesia Lion Air Sriwijaya Air

2006 9,2 juta 7,3 juta 3,6 juta

2007 9,8 juta 8,6 juta 4,0 juta

2008 10,4 juta 12,1 juta 4,3 juta

Page 5: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

2009 11,1 juta 18,4 juta 4,9 juta

2010 12,7 juta 21,9 juta 6,3 juta

Sumber: *Annual Report Garuda Indonesia 2010

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa Garuda Indonesia masih tetap

menjadi juara. Dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan yang cukup besar.

Namun peningkatan jumlah penumpang ini juga dialami oleh Lion Air dan

Sriwijaya Air. Bahkan jumlah penumpang Lion Air lebih banyak dibandingkan

penumpang Garuda Indonesia.

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa industri jasa

penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang demikian

pesatnya. Kondisi ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap struktur pasar

yang ada. Pertumbuhan jumlah perusahaan penerbangan yang menyediakan jasa

penerbangan domestik dilihat dari perspektif konsumen, memberikan dampak

yang positif. Masyarakat memperoleh keuntungan dengan semakin banyaknya

pilihan jasa penerbangan yang menawarkan berbagai kemudahan, seperti

pemberian servise yang semakin baik dan harga ticket yang sangat bersaing.

Pertanyaan yang paling mendasar selanjutnya adalah apakah kondisi tersebut

akan secara otomatis berpengaruh terhadap tingkah laku konsumen (consumer

behaviour). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap konsumen untuk memilih

salah satu operator angkutan udara tertentu atau bahkan memilih salah satu jenis

alat pengangkutan yang ada. Apakah harga murah merupakan satu-satunya

alasan konsumen untuk memilih salah satu maskapai penerbangan tertentu.

Bagaimana dengan pandangan konsumen terhadap tingkat keamanan yang

ditawarkan oleh suatu operator angkutan udara, apakah menjadi bahan masukan

dalam memilih suatu maskapai penerbangan. Bagaimana dengan penawaran

pelayanan yang diberikan oleh suatu operator angkutan udara, kemudahan

Page 6: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

fasilitas check in, ketepatan jadwal waktu, dll, apakah menjadi alasan dalam

pemilihan suatu operator angkutan udara.

Tabel 1.3 Alasan Pemilihan Maskapai Penerbangan

No

.

Alasan Jumlah %

1 harga murah 168 28.00

2 pelayanan baik 108 18.00

3 tepat waktu 42 7.00

4 keamanan/keselamatan 37 6.17

5 jadwal/ jaringan banyak 36 6.00

6 kenyamanan 34 5.67

7 dipesankan kantor 28 4.67

8 kebiasaan 19 3.17

9 kepercayaan/ pengalaman 14 2.33

10 fasilitas 13 2.17

11 makanannya enak 4 0.67

12 Lainnya 116 19.33

Page 7: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Kemampuan masyarakat konsumen untuk mendapatkan informasi yang

terkait dengan suatu jenis produk akan sangat berpengaruh pada waktu proses

pengambilan keputusan untuk menggunakan produk barang atau jasa yang

bersangkutan. Kualitas maupun kuantitas suatu informasi yang diterima oleh

konsumen akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk tertentu,

hal ini sesuai dengan prinsip optimal information. Kondisi ini tentunya juga sangat

dipengaruhi oleh tingkat kemudahan masyarakat untuk mengakases informasi

yang benar mengenai produk tersebut. Dalam kaitannya dengan perlindungan

konsumen apakah iklan mengenai jasa penerbangan di Indonesia merupakan salah

satu sumber informasi penting bagi konsumen dalam memilih suatu maskapai

penerbangan. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah iklan yang ditampilkan

tersebut dapat mewakili kondisi sebenarnya dari tingkat pelayanan yang diberikan

oleh maskapai penerbangan tersebut. Informasi yang salah akan dapat

menyebabkan konsumen melakukan pilihan-pilihan yang irrasional atau tidak

tepat.

Untuk menentukan apakah penentuan suatu harga yang sangat rendah

tersebut merupakan tindakan untuk menyingkirkan atau mematikan usaha

pesaingnya perlu dilihat dari jangka waktunya. Perlu dilihat apakah rentang waktu

penawaran penjualan ticket dengan harga spesial tersebut merupakan bulan

promosi yang merupakan salah satu strategi bisnis ataukah penawaran tarif spesial

tersebut benar-benar ditujukan untuk mematikan kompetitor pada pasar yang

sama. Semakin lama hal ini terjadi, semakin besar adanya indikasi bahwa

penjualan ticket pesawat dengan harga murah tersebut merupakan strategi untuk

mematikan kompetitornya.

Melihat kondisi ini, masyarakat yang berlaku sebagai customer (pengguna

jasa) dihadapkan beberapa pilihan. Masyarakat diminta untuk memilih apakah

menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia yang menyediakan jasa full

service, atau menggunakan jasa penerbangan Lion Air yang menyediakan harga

terjangkau namun terkesan minim akan pelayanan yang sempurna. Kondisi seperti

Page 8: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

ini terbukti dari proses pengambilan keputusan konsumen yang dijelaskan oleh

Schiffman dan Kanuk (2010). Beliau mendefinisikan suatu keputusan sebagai

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Engel et al. (1994)

menambahkan bahwa proses keputusan pembelian ditentukan oleh tiga hal pokok,

yaitu informasi, proses informasi, dan faktor-faktor yang menentukan proses

keputusan. Faktor yang menentukan keputusan pembelian pada konsumen terdiri

dari pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis konsumen.

Penulis membatasi persepsi risiko konsumen yang dipengaruhi oleh keputusan

pembelian konsumen ,karena berhubungan dengan evaluasi alternatif konsumen

sebelum melakukan pembelian.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana kekuatan pasar

(market share) dari Garuda dibandingkan dengan pesaing usaha lain. Dalam

melihat hal ini apakah akan melihat pasar secara sempit yaitu hanya jalur

penerbangan Jakarta-Surabaya ataukah semua jalur penerbangan yang dilalui oleh

Garuda. Dalam melihat apakah PT. Garuda Indonesia mempunyai kedudukan

monopoli atau memiliki posisi dominan dapat dilihat pada parameter yang

dipenuhi yaitu ada tidaknya pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan, atau

mempunyai posisi yang tertinggi dalam kaitannya dengan kemampuan keuangan,

kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk

menyesuaikan pasokan. Meskipun pelaku usaha memiliki posisi pasar yang kuat

tidak dengan sendirinya melanggar ketentuan ini karena harus ada pembuktian

bahwa pemusatan kekuatan pasar tersebut mengakibatkan dikuasainya produksi

atau pemasaran sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat

merugikan kepentingan umum.

PT. Garuda Indonesia, yang menjadi pelopor perusahaan penerbangan di

Indonesia yang tak terpisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia. Perusahaan

penerbangan yang telah hadir sejak tahun 1949 ini telah mengantarkan presiden RI

pertama yaitu Bapak Soekarno untuk mengantarkan beliau untuk menjalankan

tugas kenegaraannya. Maka dari itu, sebagai salah satu perintis maskapai

Page 9: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

penerbangan di Indonesia, Garuda tetap bertahan untuk menjaga eksistensi

kwalitas nya tanpa menghiraukan panasnya perang tarif yang kini tengah terjadi.

  Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute

domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur

Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Dengan banyaknya rute dan maskapai yang disediakan tentu saja PT. Garuda

Indonesia sudah mempersiapkan diri untuk terus menjaga mutu dan kepercayaan

masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, pengamat merasa tertarik strategi manajemen

apakah yang dimiliki oleh PT. Garuda Indonedia sehingga dapat terus bertahan

menjadi maskapai penerbangan yang berkualitas, membanggakan dan berprestasi

di Indonesia. Walaupun harus bersaing dengan maskapai lain yang menyediakan

tarif yang murah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi pokok permasalahanm

penelitian ini adalah “Bagaimanakah strategi manajemen yang dilakukan oleh PT.

Garuda Indonesia untuk bertahan dengan adanya perang tarif yang dilakukan oleh

maskapai penerbangan pesaing lainnya?”

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya cakupan masalah dalam pembahasan ini,

maka penelitian ini akan difokuskan pada dua maskapai penerbangan pembanding

dan untuk maskapai penerbangan lainnya tidak akan dibahas pada penelitian ini,

sedangkan ruang lingkup pembahasan penelitian akan difokuskan pada strategi

manajemen “SWOT” yaitu, strength, weakness, oportunity, threat

Page 10: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengkaji manajemen strategi SWOT yang dilaksanakan dalam strategi

PT. Garuda Indonesia menghadapai perang tarif oleh maskapai penerbangan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Mahasiswa

Merupakan tugas akhir semester untuk memenuhi salah satu syarat tugas

akhir di semeter enam untuk menerapkan atau mengaplikasikan teori-teori

yang telah dipelajari selama masa perkuliahan di semester enam.

1.5.2 Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

Untuk menambah referensi dan sebagai sumber informasi serta pembelajaran

untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Obyek dan Lokasi Penelitian

1.6.1.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini difokuskan pada manajemen

strategi yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia.

1.6.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Kantor Depan

dan Departemen Penjualan dan Pemasaran PT. Garuda

Indonesia yang berlokasi di :

Sanur Beach Hotel, level 2, Jl. Danau Tamblingan, Sanur

Phone: (62-361) 288-011

Page 11: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Fax: (62-361) 287-915

Website: www.garuda-indonesia.com

1.6.2 Jenis dan Sumber Data

1.6.2.1 Jenis Data

1.6.2.1.1 Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk angka yang dapat dihitung dengan satuan tertentu

seperti data target dan realisasi tingkat penjualan, data

kontribusi dan saluran distribusi, dan data price berdasarkan

competitor.

1.6.2.1.2 Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang dituliskan dalam

bentuk paparan data atau penjelasan mengenai informasi yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti halnya

manajemen strategi yang dilakukan oleh PT. Garuda

Indonesia.

1.6.2.2 Sumber Data

1.6.2.2.1 Data Primer

Data primer adalah data ang diperoleh langsung oleh penulis melalui

hasil wawancara mengenai manajemen strategi yang telah dilakukan

oleh pihak PT. Garuda Indonesia dalam usaha mempertahankan

eksistensi dan persaingan di tengah-tengah perang tarif yang terjadi di

di pasar penerbangan.

Page 12: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

1.6.2.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh dan diolah secara

langsung melainkan hasil data olahan suatu bahan usaha riset dan atau

lembaga lain misalnya data target dan realisasi tingkat penjualan, data

kontribusi dan saluran distribusi, dan data price berdasarkan

competitor di PT. Garuda Indonesia.

1.6.3 Teknik Pengumpulan

1.6.3.1 Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu suatu kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan terhadap beragam bahan tertulis yang berupa data melalui

catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti (Moleong 2007:5). Data yang diperoleh berupa

target dan realisasi tingkat penjualan, data kontribusi dan saluran

distribusi, dan data price berdasarkan competitor di PT. Garuda

Indonesia.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisi data deskriptif kualitatif

yang mendeskripsikan atau menerangkan data yang telah berkumpul

secara logis dan disertai dengan argumentasi untuk dapat ditarik suatu

kesimpulan. Analisisi ini digunakan sebagai pemecahan masalah

seperti halnya manajemen strategi yang digunakan oleh PT. Garuda

Indonesia untuk bertahan di tengah persaingan perang tarif yang terjadi

di perusahaan maskapai di Indonesia. Teori SWOT yang akan

digunakan yaitu Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua

organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional

Page 13: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam

semua area bisnis.

Kekuatan ataupun kelemahan internal, digabungkan dengan

peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas,

menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan

mengatasikelemahan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT 

(David,Fred R.,2005:47) yaitu:

Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-

keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan

dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan.. Kekuatan

adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif

bagi perusahaan di pasar.

Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat

kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas,

sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan

pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting

merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi

dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau

pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

Page 14: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam

lingkungan perusahaan..Ancaman merupakan pengganggu utama

bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya

peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat

merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Page 15: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Pada umumnya, sebuah organisasi bisnis tentunya membutuhkan

manajemen. Baik dipandang sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan tentang

proses untuk meperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan

sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Manajemen dirasa amat

penting peranan nya karena dapat dianggap sebagai tuntunan atau landasan

sebuah perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya dalam sebuah

pencapaian akhir yang diharapkan.

Menurut G.R Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka

kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-

orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud yang nyata.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ricky W. Griffin: Manajemen

sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif

dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

merupakan rangkaian proses yang akan menghasilkan tujuan akhir secara

terorganisir , tersusun secara rapi, terarah dan dapat dijadikan panduan

maupun acuan.

Page 16: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

2.2 Strategi

2.2.1 Pengertian Strategi

Dalam menjalankan suatu perusahaan dibutuhkan suatu pelaku bisnis

yang berkompeten dalam melakukan suatu proses bisnis. Karena nantinya si

pelaku bisnis ini akan memberikan banyak masukan dan memberikan banyak

pemikiran tentang bagaimana cara agar perusahaan tempat mereka bekerja ini

dapat berjalan dengan baik. Suatu pemikiran tersebut sering dianggap sebagai

strategi bisnis suatu perusahaan, yaitu bagaimana agar perusahaan itu tetap

berjalan lancerbagaimana menghadapi segala masalah internal maupun

masalah dari eksternal termasuk bagaimana cara bertahan dalam menghadapi

persaingan. Strategi adalah semua keputusan dan tindakan untuk berubah dan

mencapai kondisi yang diinginkan perusahaan di masa depan. Hal ini adalah

sebagai respon atas perubahan lingkungan bisnis. 

Menurut Dick dan Carey (2005:7) Strategi pembelajaran adalah

komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum

pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur

pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.

Disamping itu, menurut Rangkuti (2003:3) strategi adalah alat untuk

mencapai tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan

dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Hayden (1997:306) bahwa strategi

adalah suatu pendekatan pemakaian sumber daya di dalam kendala iklim

kompetitif agar seperangkat sasaran dapat dicapai. Sedangkan pendapat

berbeda dikemukakan oleh Gluek dan Jauch (1991:9) bahwa strategi adalah

rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan

keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang

untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai

melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Dari beberapa difinisi di atas

Page 17: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan alat yang digunakan oleh

perusahaan untuk mencapai keunggulan dalam persaingan.

2.2.2 Manajemen Strategi

Dalam menghadapi persaingan dari masa ke masa, tentunya PT.

Garuda Indonesia memiliki manajemen strategi yang tepat. Menurut

Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi)

yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan

ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat

mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara

efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan

operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang

berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut

tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi. Lain hal

nya menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen adalah “Strategic

Management is that a set of managerial decisions and actions that determines

the long-run performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara

bebas maka Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Lain hal nya menurut Gregory  G Dees dan Alex Miller adalah suatu proses

kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan

implentasi strategi (Djaslim Saladin, 2003). Demikian juga menurut Pearch

dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah kumpulan

dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan

(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-

sasaran organisasi.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis

merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang

bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya,

Page 18: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di

dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

2.3 SWOT

2.3.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity dan Threat) adalah

salah satu bagian dari manajemen strategi yang seringkali diterapkan oleh

perusahaan. Hal ini dirasa penting karena, perusahaan dapat lebih dulu

mengetahui keunggulan kompetitif yang dimiliki, kelemahan yang dimiliki,

peluang yang ada untuk progres perusahaan maupun ancaman yang akan

datang dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang

paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari

empat sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi

untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang

yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika

digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu perusahaan untuk

melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat oleh perusahaan itu

sendiri.Menurut A. Wijaya Tunggal (2001:74-75), “SWOT adalah Akronim

untuk kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) internal suatu

perusahaan dan peluang (opportunities)dan ancaman (threats) lingkungan

yang dihadapi perusahaan”. Analisa SWOT merupakan identifikasi yang

sistematis dari  faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan pedoman

yang terkait antara mereka. Analisa SWOT dapat definisikan sebagai berikut:

1. Peluang (opportunities)

Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah

Page 19: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

salah satu dari peluang. Identifikasi dari segmen pasar yang

sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dan keadaan bersaing,

peraturan-peraturan dalam perubahan teknologi, serta hubungan

pembeli dan pemasok yang dapat diperbaiki dapat menunjukkan

peluang bagi perusahaan.

2. Ancaman (threats)

Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu rintangan-

rintangan utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang diinginkan

dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang

lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat,

perubahan teknologi dan peraturan yang direfisi atau peraturan baru

dapat merupakan ancaman bagi perusahaan.

3. Kekuatan (strenghts)

adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang relatif

terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk

melayani.

4. Kelemahan (weaknesses)

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam

sumberdaya, ketrampilan dan kemauan yang secara serius

menghalangi kinerja suatu perusahaan.

Selanjutnya, Daft (2003:314) menjelaskan bahwa Analisis

SWOT merupakan analisis terhadap empat elemen yang terdiri dari:

a.       Kekuatan (Strenght)

Page 20: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Merupakan karakteristik positif internal yang dapat

dieksploitasi organisasi unruk meraih sasaran kinerja strategi.

b.      Kelemahan (Weakness)

Merupakan karakteristik internal yang dapat menghalagi atau

melemahkan kinerja organisasi.

c.       Peluang (Opportunity)

Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang

memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau

melampaui  sasaran strategi nya.

d.      Ancaman (Treath)

Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang dapat

mencegah organisasi meraih sasaran strategi yang telah

ditetapkan.

Selanjutnya Tripomo dan Udan (2005:118) mendefinisikan analisis

SWOT adalah “Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi

untuk menemukan apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan,

kelemahan, peluang, atau ancaman yang dapat di uraikan sebagai

berikut:

a.       Kekuatan (Strenght) adalah situasi internal organisasi yang

berupa kompentesi /kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi

yang dapat digunakan untuk menangani peluang dan ancaman.

b.      Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi yang

berupa kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi

yang dapat digunakan untuk menagani kesempatan dan ancaman.

Page 21: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

c.       Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang

berpotensi menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada

dalam suatu industri yang sama secara umum akan merasa

diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut.

d.      Ancaman (Thraet) adalah situasi eksternal organisasi yang

berpotensi menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang

berada dalam satu industri yang sama secara umum akan merasa

dirugikan /dipersulit/terancam bila di hadapkan pada kondisi

eksternal tersebut.

2.3.2 Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh

keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan

konsumen dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.Analisis

SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan

kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman lingkungan

eksternalnya.

Proses pengambilan keputusan strategi selau berkaitan dengan

pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan

demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan

(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat

ini.

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik

langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif

ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan

sebaliknya ada yang memberikan ancaman. Faktor internal adalah lingkungan

yang berada dari dalam perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan

Page 22: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah

lampau, kini maupun yang akan datang.

2.3.3 Manfaat dan Fungsi Analisis SWOT:

Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis

apa perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta

ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam

menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah

merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini

atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.

Fungsi Analisis SWOT

Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah

mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate

plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah

perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk menjalankan

misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan

membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang

baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan

memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.

Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah

terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal

perusahaan.

Page 23: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik

Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Selain

berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang

tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota – kota di

luar negeri.

Tepat pada tanggal 26 Januari 1949 – pesawat RI-001 Seulawah

diterbangkan dari Calcutta, India menuju Rangon, ibukota Burma sebagai

penerbangan niaga. Untuk mengabadikan dan mengenang misi komersial

yang dilaksanakan oleh Seulawah tersebut, kemudian peristiwa itu

diperingati sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang ketika itu bernama

Indonesian Airways, maskapai penerbangan komersial pertama yang

mengudara membawa bendera Republik Indonesia.

Pada tanggal 1 Maret 1950 Garuda Indonesia baru dapat beroperasi

dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari

perusahaan penerbangan KLM. Armada Garuda Indonesia yang pertama

untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat

DC-3/C-47 dan 8 17 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk

melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan

Page 24: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

armadanya untuk melayani penerbangannya. Jaringan penerbangan Garuda

Indonesia diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali

Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota seperti

Singapura, Bangkok dan Manila.

Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian

terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut

ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti DC-10, MD-11, Boeing 747,

737, Airbus 300 dan Airbus 330. Garuda Indonesia saat ini tercatat sebagai

perusahaan penerbangan terbesar ke tiga puluh di dunia. Jumlah karyawan

Garuda Indonesia saat ini mencapai 6.424 orang. Sedangkan jumlah

armadanya terdiri dari 49 pesawat yang terdiri dari : 3 pesawat Boeing 747-

400, 6 pesawat Airbus A330-300, 40 pesawat Boeing 737, seperti seri 400

(19), seri 300 (14), seri 500 (5) dan seri 800 NG (2). Garuda Citilink

beroperasi dengan Boeing 737 seri 300.

Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi

merupakan sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa anak

perusahaan yang bergerak dalam bisnis atau usaha pendukung bisnis

penerbangan salah satunya seperti PT. GMF Aero Asia (merupakan pusat

pelayanan perawatan pesawat terbang). 18 PT. Garuda Maintenance Facility

(GMF) merupakan pusat perawatan pesawat Garuda Indonesia. Fasilitas

perawatan pesawat ini dibangun di area seluas 115 Ha di kawasan Bandara

Soekarno – Hatta Cengkareng. GMF beroperasi 24 jam setiap harinya

dengan mempekerjakan kurang lebih 1.600 karyawan.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero

Asia (GMF AA) memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasi

perusahaannya. Visi dan misi tersebut adalah:

Page 25: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

A. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan global dalam jasa Maintenance, Repair, dan Overhaul

pesawat terbang, komponen, mesin dan produk pendukungnya secara

kompetitif dalam quality, cost, dan delivery.

B. Misi Perusahaan

Misi yang diemban perusahaan ini meliputi tiga buah hal, yaitu :

1. Bisnis, yaitu dengan meningkatkan profit dan pendapatan usaha serta

dapat tumbuh berkembang.

2. Servis, yaitu dapat memberikan solusi dengan lengkap kepada customer

melalui one stop service. 19

3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sebagai wahana aktualisasi

profesionalisasi.

3.1.3 Struktur Organisasi

Setelah status GMF berubah menjadi PT. GMF Aero Asia, maka

secara otomatis struktur organisasi dan manajemen yang semula menjadi satu

bagian dari PT Garuda Indonesia menjadi terpisah dan berdiri sendiri. Struktur

Organisasi PT. GMF Aero Asia:

Page 26: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

GAMBAR 1

Sumber : PT. GARUDA INDONESIA

Saat ini Dewan Direksi GMF beranggotakan empat orang, yang

terdiri dari satu orang Direktur Utama dan Tiga orang Direktur yang

membidangi masingmasing fungsi. Tugas pokok Direksi adalah :

1. Melaksanakan manajemen perusahaan untuk kepentingan dan tujuan

perusahaan dan bertindak selaku pimpinan dalam perusahaan.

2. Memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan sebelas orang Vice

President. Dimana masingmasing VP tersebut menangani masing-masing

unit, yaitu :

1. Engine Maintenance (TR), unit ini bertanggung jawab atas jasa perawatan

mesin.

Page 27: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

2. Base Maintenance (TB), unit ini yang bertanggung jawab dalam

perawatan pesawat yang meliputi berbagai layanan, mulai dari perawatan

rutin menengah hingga overhaul, pelaksanaan perbaikan struktur dan sistem

pesawat yang ringan hingga perawatan besar, termasuk modifikasinya.

3. Component Maintenance (TC), mempunyai tugdas dan wewenang untuk

memperbaiki dan merawat komponen pesawat agasr selalu layak pakai.

4. Line Maintenance (TL), unit yang mempunyai tugas dalam jasa

perawatan ringan pesawat seperti perawatan sebelum terbang (Pre Flight

Check), perawatan harian (Daily Check) dan Transit Check.

5. Engineering Service (TE), mempunyai tugas dalam rekayasa perawatan

pesawat terbang seperti standar perawatan modifikasi, program

pengendalian kehandalan, perpustakaan & distribusi dokumentasi teknik dan

pelayanan jasa tenaga ahli.

6. Trade & Asset Management (TM) unit ini bertugas dalam mengelola

asset, mengelola pergudangan (logistic), penjualan asset terutama yang tidak

terpakai dan mengenai eksport maupun import

7. Internal Audit & Control (TI), bertugas dalam pengendalian program

kerja, masalah angaran dan internal audit.

8. Quality Assurance (TQ), bertanggung jawab atas standard an kualitas

produk pekerjaan perawatan pesawat serta pengembangannya.

9. Corporate Strategic & Development (TS), bertugas untuk menangani

masalah fasilitas perusahaan, sumber daya manusia, mengembangkan &

memelihara sistem informasi manajemen, dan menjaga hubungan

komunikasi antar karyawan, manajemen dan pemegang saham di perusahaan

sesuai dengan tujuan perusahaan.

Page 28: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

10. Corporate Finance (TA), meliputi tanggung jawab atas aktivitas

keuangan, administrasi dan control arus kas.

11. Business Coorporate & Development (TP), mempunyai tugas dan

wewenang mencari pelanggan dan memasarkan produk-produk PT. GMF

Aero Asia ke pasar domestic maupun internasional dan juga menangani

masalah pengembangan bisnis.

3.2 Keunggulan Bersaing

Menurut Porter dalam Purnama dan Setiawan (2003), keunggulan bersaing

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas

laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.

Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan

dalam memahamui perubahan strukturpasar dan mampu memilih strategi

pemasaran yang efektif. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Porter, beberapa

cara untuk memperoleh keunggulan bersaing antara lain dengan menawarkan

produk atau jasa dengan harga minimum (cost leadership), menawarkan produk

atau jasa dengan yang memiliki keunikan dibanding pesaingnya (differntiation),

atau memfokuskan diri pada segmen tertentu (focus).

Pemilihan strategi yang tepat oleh suatu perusahaan akan bergantung kepada

analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman yang bertujuan

untuk memperoleh keunggulan.bersaing (Competity Advantage).

Hal itu sangat dipengaruhi oleh sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan.

Beberapa strategi yang dapat menujang keunggulan perusahaan dalam persaingan

(Purnama dan Setiawan, 2003):

a. Kinerja Optimum

Page 29: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Agar perusahaan memiliki keunggulan dari para pesaingnya, maka perusahaan

harus mampu memproduksi barang atau jasa yang sejenis dengan barang atau jasa

yang diproduksi oleh perusahaan pesaing dengan harga yang lebih rendah.

b. Adaptif

Agar perusahaan tetap mampu survive dizaman yang selalu mengalami perubahan,

maka hal yang harus diperhatikan adalah adaptif. Perubahan menuntut perusahaan

untuk menyesuaikan diri agar keberadaannya tetap diakui oleh masyarakat. Agar

perusahaan selalu mampu malakukan adaptif terhadap perubahan, maka perusahaan

memerlukan informasi yang lengkap mengenai yang ada disekitarnya.

c. Continuous Improvement

Merupakan suatu strategi untuk memperbaiki kualitas barang atau jasa yang

dihasilkan perusahaan secara terus menerus. Strategi ini merupakan salah satu

faktor yang mendukung keunggulan dalam persaingan.

d. Implementasi Sistem

Pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan perubahann yang sangat pesat

dalam persaingan, pengelolaan sumberdaya, produksi dan sebagainya. Manajemen

dapat dengan mudah memperolah informasi yang diperlukan untuk menjalankan

perusahaannya. Hal ini juga mempengaruhi perilaku konsumen, dalam waktu yang

relaif singkat konsumen dapat memperoleh informasi yang bermanfaat bagi

pengambilan keputusan mengenai bagai mana harus mengalokasikan dananya.

3.3 Analisis SWOT Garuda Indonesia

Analisis SWOT akan mengdentifikasi berbagai faktor yang akan

mempengaruhi potensi-potensi yang ada disebuah perusahaan. Potensi tersebut bisa

berfiat baik maupun buruk. Alangkah baiknya, jika hal itu buruk dapat diantisipiasi

namun juga hal nya jika baik dapat berpotensi sebagai strategi untuk

Page 30: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

mengembangkan perusahaan tersebut. Sama hal nya mengenai analisis SWOT yang

dilakukan oleh Garuda Indonesia, berikut adalah faktor-faktor analisis Garuda

Indonesia:

A. Faktor Internal Perusahaan

1. Kekuatan (Strengths):

• Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia;

• Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3

pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5

pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic

(seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG;

• Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute

internasional hingga tahun 2010;

• Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai

fokus utama yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan

Indonesia yang disebut dengan “Garuda Indonesia Experience” yang

didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch,

menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri

dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;

• Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi

Garuda dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan

pemberian visa di atas pesawat;

• Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan

bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai

penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia;

Page 31: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

• Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti

program kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian

dan tanggung jawab kepada masyarakat;

• Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata

kelola perusahaan;

• Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui

di pasar domestik;

2. Kelemahan (Weakness):

• Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan

jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan

keterlambatan penerbangan;

• Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya

peningkatan dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti

hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar;

• Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam

menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses

bisnis perusahaan akan terganggu;

• Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja

pada masa yang datang; Biaya operasional yang tinggi

menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan

maskapai penerbangan lainnya;

Page 32: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

B. Faktor Eksternal Perusahaan

1. Peluang (Opportunities):

• Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan

penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan

semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan

jaringan penerbangan internasional jarak jauh;

• Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki

pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi

udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan

pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;

• Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai

penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.

• Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik

2. Ancaman (Threats)

• Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat

dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time

Performance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas;

• Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal

dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan

bakar sangat tergantung dengan Pertamina.

• Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb

yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;

Page 33: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

• Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin

banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan

lain;

• Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk

mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis

global;

Penilaian atau Skor Analisis SWOT PT. Garuda Indonesia

Faktor-Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor

Bobot

Kekuatan

Maskapai terbesar di Indonesia 0.20 4 0.80

Garuda saat ini mengoperasikan 89

pesawat

0.10 4 0.40

Garuda mempunyai 36 rute

penerbangan domestik dan 26 rute

internasional hingga tahun 2010

0.07 4 0.28

Garuda Indonesia mempunyai ciri

khas tersendiri dibandingkan dengan

maskapai penerbangan lain

0.05 4 0.20

Hadirnya produk baru Citilink

sebagai gagasan baru dari Garuda,

untuk memenuhi permintaan pasar

0.05 4 0.20

Page 34: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

terhadap produk akan harga tiket

yang rendah

Adanya layanan “Immigration on

Board”, yaitu layanan pemberian

visa di atas pesawat

0.05 4 0.20

Pangsa pasar Garuda Indonesia di

pasar Internasional mencapai 23.2%

0.05 4 0.20

Memiliki teknologi informasi yang

mutakhir

0.04 3 0.12

Garuda Indonesia banyak melakukan

kegiatan CSR (Corporate Social

Responbility).

0.04 3 0.12

Garuda Indonesia termasuk dalam

kategori baik untuk hal tata kelola

perusahaan

0.05 3 0.15

Garuda Indonesia telah memiliki

brand yang kuat dan telah diakui di

pasar domestik

0.07 4 0.28

Kelemahan

Adanya faktor teknis dan flight

operations seperti keterbatasan

jumlahcockpit dan cabin

0.05 3 0.15

Page 35: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

crew sehingga menyebabkan

keterlambatan penerbangan

Tingginya tingkat hutang lancar 0.02 3 0.06

Garuda sangat bergantung kepada

sistem otomatisasi dalam

menjalankan bisnis sehingga apabila

terjadi kesalahan sistem, proses

bisnis perusahaan akan terganggu

0.04 3 0.12

Perseroan memiliki atau tetap

memiliki defisit pada modal kerja

pada masa yang akan datang

0.02 2 0.04

Biaya operasional yang tinggi

menyebabkan harga tiket pesawat

lebih tinggi dibandingkan dengan

maskapai penerbangan lainnya

0.10 2 0.20

Total 1 3.52

Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda

Indonesia

Faktor-Faktor Eksternal Utama Bobo

t

Peringkat Skor

Bobot

Peluang

Page 36: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

Telah dikeluarkannya Garuda

Indonesia dari daftar perusahaan

penerbangan yang dilarang terbang

di kawasan Eropa, yang

menyebabkan semakin terbukanya

kesempatan untuk mewujudkan

pengembangan jaringan penerbangan

internasional jarak jauh

0.08 3 0.24

Indonesia merupakan salah satu

pasar penerbangan udara yang

memiliki pertumbuhan yang pesat

0.10 4 0.40

Berkembangnya secara cepat industri

penerbangan Asia Pasifik

0.15 4 0.60

Pertumbuhan penumpang

transportasi udara di Indonesia tahun

2010 mencapai 22,39%

0.10 4 0.40

Bergabungnya Garuda sebagai

anggota aliansi global maskapai

penerbangan yang bernama SkyTeam

Global Airline Alliance

0.06 3 0.18

Ancaman

Adanya faktor fasilitas bandara 0.05 4 0.20

Page 37: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

merupakan faktor yang tidak dapat

dikontrol yang menghambat

ketepatan waktu penerbangan (On

TimePerformance/OTP), seperti

landasan pacu/runway yang terbatas

Sumber utama pasokan bahan bakar

pesawat Garuda Indonesia berasal

dari Pertamina, sehingga harga

bahan bakar pesawat, persediaan

bahan bakar sangat tergantung

dengan Pertamina.

0.05 4 0.20

Adanya krisis global 0.07 4 0.28

Maskapai asing yang melakukan

penetrasi pasar ke Indonesia

0.04 2 0.08

Adanya peningkatan kapasitas,

penurunan harga tiket dan semakin

banyaknya rute penerbangan baru

yang dibuka oleh maskapai

penerbangan lain

0.10 3 0.30

Adanya bencana alam seperti letusan

gunung merapi, wabah penyakit

0.04 3 0.12

Biaya operasional yang tinggi

menyebabkan harga tiket pesawat

lebih tinggi dibandingkan dengan

0.10 3 0.30

Page 38: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

maskapai penerbangan lainnya

Total 1 3.30

Kekuatan Garuda Indonesia

Setelah mengetahui tingkat persaingan yang dihadapi oleh industri

penerbangan maka penulis menganalisis strategi-strategi yang dilakukan oleh PT.

Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk dalam menghadapi kekuatan industri. Setelah

mengevaluasi masingmasing elemen dari kekuatan industri dilakukan kesimpulan

apakah PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk mampu menghadapi persaingan

diantara perusahaan saingan dan menilai perusahaan Garuda apakah baik untuk

pilihan investasi atau tidak

1. Persaingan antar perusahaan saingan

a. Maskapai penerbangan internasional,

Garuda bersaing dengan maskapai yang berbeda pada setiap rute internasional yang

dilayani, seperti di Asia, antara lain: Japan Airlines, Korean Air, China Southern

Airlines, Singapore Airlines, Malaysia Airlines dan Thai Airways untuk rute-rute

dari dan ke Jepang, Korea, China, Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada pasar

Australia, Garuda bersaing dengan Qantas dan Jetstar, pada pasar Timur Tengah,

bersaing dengan Saudi Airlines, Emirates, dan Qatar Airways, sedangkan untuk

pasar Eropa bersaing dengan KLM, Singapore Airlines, dan Emirates.

Kekuatan yang timbul dari perusahaan persaing tersebut dibandingkan dengan

perusahaan Garuda ialah:

Page 39: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

• Perusahaan penerbangan pesaing internasional tersebut memiliki pengalaman

operasional yang cukup lama, memiliki sumber keuangan dan teknologi yang lebih

baik, serta pengakuan brand yang lebih baik.

b. Maskapai penerbangan domestik

Untuk rute domestik, Garuda merupakan satu-satunya maskapai FSC (Full Service

Carrier) yang memberikan layanan maksimum dengan tarif yang juga premium

dengan sasaran para pebisnis sehingga Garuda memiliki pangsa pasar tersendiri.

Sedangkan untuk segmen budget traveler, Garuda bersaing dengan maskapai jenis

LCC (Low Cost Carrier) seperti Lion Air, Air Asia, Sriwijaya Air dan sebagainya

yang menawarkan harga dibawah Garuda dengan pelayanan berstandard medium

dan minimum.

c. Jasa kargo udara

Garuda bersaing dengan perusahaan layanan kargo udara yang terintegrasi seperti

DHL dan UPS yang memiliki ground transport sendiri. Garuda juga bersaing

dengan Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cathay Pasific, Korean Air dan

China Airlines yang mengoperasikan armada yang lebih besar dengan pesawat

berbadan lebar dibandingkan dengan Garuda yang memiliki kapasitas kargo yang

terbatas.

Potensi Masuknya Pesaing Baru

Ketika syarat pendirian perusahaan penerbangan mudah dilakukan yang

mengakibatkan mudahnya masuknya perusahaan ke dalam maskapai penerbangan,

maka pemilik perusahaan tersebut dengan mudahnya menutup perusahaan dan

kembali membuka usahanya dengan nama baru ketika perusahaan mereka

mengalami kemunduran Tetapi dengan diperketatnya persyaratan pendirian

maskapai penerbangan baru yang tercantum dalam Undang-Undang Penerbangan

Page 40: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

No.1 Tahun 2009, maka potensi masuknya perusahaan penerbangan baru yang juga

dapat menjadi pesaing baru Garuda kemungkinan sangat kecil.

Pada pertengahan tahun 2006 dari 11 kandidat perusahaan penerbangan

yang mengajukan permohonan Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) baik

penerbangan berjadwal maupun penerbangan carter, ada 5 kandidat yang tidak

dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan sehingga 5 kandidat tersebut dengan

sendirinya mengundurkan diri dalam mendirikan perusahaan penerbangan.

Perusahaan baru yang masuk sebagai maskapai penerbangan baru tersebut ialah,

Jatayu Airlines, Life Air, Love Air Services, PT Firefly Indonesia Berjaya, PT

Aviastar Mandiri, dan Martabuana Abadi. Dengan sulitnya hambatan perusahaan

maskapai baru ke industri penerbangan tersebut maka semakin kecil ancaman yang

akan dihadapi oleh PT.Garuda Indonesia, Tbk.

Strategi Menghadapi Kekuatan Industri

Kekuatan yang ditimbulkan dari industri penerbangan cenderung tinggi.

Semakin tingginya kekuatan dari industri tersebut maka semakin tinggi pula

persaingan yang harus dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk.

Untuk menghadapi persaingan tersebut dan menjaga supayaperusahaan Garuda

tetap menjadi perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia maka perusahaaan

Garuda melakukan strategi-strategi kompetitif dengan tujuan dapat melakukan

sesuatu yang lebih baik dari pesaing.

Selanjutnya penulis mengidentifikasikan strategi-strategi yang dilakukan Garuda

dalam menghadapi kekuatan-kekuatan industri. Strategi-strategi tersebut ialah:

1. Melakukan penambahan armada pesawat, rute penerbangan dan bergabungnya

Garuda ke dalam SkyTeam Global Airline Alliance agar tidak kalah bersaing

dengan maskapai lain.

Page 41: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

2. Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda meluncurkan program layanan

bernama Garuda Frequent Flyer (GFF). GFF tersebut merupakan program yang

diadakan Garuda bagi penumpang setia Garuda dengan cara memberikan benefit

sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda baik

ke rute domestik maupun ke rute internasional

3.Garuda Indonesia secara khusus memberikan potongan harga sebesar 10% bagi

penumpang yang membeli tiket pulang pergi (return ticket) dari sebelumnya hanya

sebesar 5%. Garuda Indonesia juga memberikan harga khusus berupa potongan

sebesar 25%. bagi anak – anak (umur 2 – 12 tahun), penyandang cacat dan atau

veteran, serta orang lanjut usia (60 tahun ke atas) untuk sub kelas C, Y, M dan L.

4. Walau dengan tiket yang mahal, Garuda memberikan full service airlines yang

mengutamakan keramahan seluruh karyawan dan awak kabin Garuda dalam

melayani penumpangnya. Sehingga Garuda memiliki pangsa pasarnya tersendiri.

5.Dari sisi pemasok, dalam memenuhi bahan bakar pesawat, Garuda telah

melakukan upaya dengan melakukan negosiasi dengan Pertamina. Negosiasi

tersebut bertujuan agar memperoleh bahan baku yang memadai dalam melakukan

kegiatan operasionalnya dan untuk mendapatkan harga yang terbaik. Dari

perjanjian itu pula, Garuda mendapatkan pengadaan 70% bahan bakar

dibandingkan maskapai penerbangan yang lain. Dengan adanya perjanjian tersebut

maka Garuda mendapatkan persediaan bahan baku yang didahulukan dibandingkan

maskapai penerbangan yang lainnya.

6. Untuk mengurangi ancaman dari maskapai-maskapai penerbangan yang berbiaya

rendah, maka Garuda membuat unit bisnis strategi yaitu Citilink. Citilink

merupakan layanan yang disediakan Garuda untuk menangkap segmen budget

traveler di pasar domestik.

Page 42: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keberanian sebuah perusahaan untuk bersaing masuk di pasar yang

tentunya memiliki jangkauan luas tidak cukup tanpa didasari analisis yang

kuat untuk melihat situasi pasar. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus

mampu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan faktor eksternal yang ada

diluar perusahaan. Seperti hal nya perusahaan Garuda Indonesia, yang

menjadi perusahaan peerbangan senior di Indonesia.Tanpa harus banting setir,

perusahaan Garuda Indonesia tetap menjaga kwalitas mutu walaupun dengan

harga mahal tapi tetap mempertahankan mutu perusahaan. Justru, Garuda

Indonesia menelurkan inovasi baru yaitu dengan melahirkan anak perusahaan

“Citilink”. Inilah inovasi yang cemerlang, tanpa harus merubah strategi tapi

justru menelurkan “Citilink” sebagai perusahaan penerbangan dengan tarif

murah seperti perusahaan penerbangan yang kini sedang trend banting harga

dengan menyediakan banyak promo.

4.2 Saran

Saran positif dari penulis, berdasarkan pengamatan yang ada sesuai

dengan sudut pandang keberadaan Garuda Indonesia di tengah-tengah

perusahaan penerbangan yang beragam dan menyediakan harga murah, posisi

serta citra perusahaan Garuda Indonesia masih sangat mampu bertahan. Asal

masih menjaga kwalitas dan menjadi yang terdepan sebagai pelopor

penerbangan di Indonesia. Saran penulis adalah, agar Garuda Indonesia terus

berinovasi dan boleh sesekali melakukan promo seperti perusahaan

penerbangan pesaing agar lebih dilirik oleh konsumen.

Page 43: Manajemen Strategi Garuda Indonesia- UAS Pak Esa

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. (2004) Manajemen Strategis Konsep-konsep. Edisi ke-9. Ahli bahasa

Kresno Sansu. Indeks,Jakarta

Kluyver, Cornelis A.De dan John A.Pearce II. (2006). Strategy : A View From The

Top (An Executive Perspective). Edisi Kedua. Pearson Education, Inc,Upper Saddle

River,New jersey.

Michaelson, Gerald A. (2004). The Art Of War For Managers. Interaksara, Jakarta.

Musa,Hubeis dan Najib,Mukhamad. (2008). Manajemen Strategis Dalam

Pengembangan Daya Saing Organisasi. PT Elex Media Komputindo,Jakarta

Hariadi, Bambang. (2003). Strategic Manajement in Action. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

David, Fred R. 2005. Strategic Management, Concept & Cases, 10th edition.

Prentice Hall. New Jersey.

Jatmiko, RD. 2004. Pengantar Bisnis, Edisi I, UMM Press 2004. Malang

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. cetakan kedua, Penerbit :

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.