ANFIS MUSKULOSKELETAL

22
ANFIS MUSKULOSKELETAL ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL Muskuloskeletal terdiri dari kata: Muskulo : otot Skeletal : tulang Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi). Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh (ilmu = Osteologi ). Muskuloskeletal disebut juga “Lokomotor” Sistem Muskuloskeletal Otot (muscle) Tulang (skeletal) Sendi Tendon ; jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang Ligamen ; jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang Bursae ; kantong kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit, antara tulang dan tendon atau diantara otot Fascia ; jaringan penyambung longgar di bawah kulit atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh darah. SISTEM SKELETAL Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang, yang terbagi dalam 2 bagian besar: Axial dan appendicular 1. Axial skeletal: Tulang Kepala Tengkorak otak = 8 buah Tengkorak wajah = 14 buah Tulang telinga = 6 buah Tulang Hyoid (Tulang lidah di pangkal leher) = 1 buah Tulang Belakang dan pinggul = 26 buah Kerangka dada = 25 buah 2. Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak: Ekstremitas atas, tulang yang membentuk anggota gerak atas = 64 buah

description

muskulo

Transcript of ANFIS MUSKULOSKELETAL

Page 1: ANFIS MUSKULOSKELETAL

ANFIS MUSKULOSKELETAL

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

  Muskuloskeletal terdiri dari kata:  Muskulo          : otot    Skeletal          : tulang   Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi).   Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh (ilmu = Osteologi ).   Muskuloskeletal disebut juga “Lokomotor”

Sistem Muskuloskeletal  Otot (muscle)  Tulang (skeletal)  Sendi   Tendon ; jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang   Ligamen ; jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang   Bursae ; kantong kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit, antara tulang dan tendon atau

diantara otot   Fascia ; jaringan penyambung longgar di bawah kulit atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh

darah.SISTEM SKELETAL

  Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang, yang terbagi dalam 2 bagian besar:            Axial dan appendicular 1. Axial skeletal:

  Tulang Kepala   Tengkorak otak = 8 buah   Tengkorak wajah = 14 buah   Tulang telinga = 6 buah   Tulang Hyoid (Tulang lidah di pangkal leher) = 1 buah   Tulang Belakang dan pinggul = 26 buah   Kerangka dada = 25 buah

2. Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak:   Ekstremitas atas, tulang yang membentuk anggota gerak atas = 64 buah   Ekstremitas bawah, tulang yang membentuk anggota gerak bawah = 62 buah

TENGKORAK  Dibagi menjadi 2:   8 tulang kranium   14 tulang wajah   Tulang Kranium   1 tulang oksipital ( tulang Kepala Belakang)  2 tulang parietal (tulang ubun-ubun)  1 tulang frontal (tulang dahi)  2 tulang temporal (tulang pelipis)

Page 2: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  1 tulang etmoid (tulang tapis)  1 tulang sfenoid (tulang Baji)

kranium

  Tulang Wajah   Bagian rahang:  2 Os maksila (tulang rahang atas)   1 Os mandibula (tulang Rahang bawah)   2 Os zigomatikum (tulang pipi)   2 Os palatum (tulang Langit-langit)  Bagian Hidung:  2 Os nasale (tulang Hidung)  1 Os vomer (sekat rongga hidung)  2 Os lakrimalis (tulang mata)   2 Os konka nasal (tulang karang hidung)

Page 3: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Tulang-Tulang Batang Tubuh (Rangka Dada)   Sternum (tulang Dada)           = 1 buah   Iga (costae)                 = 12 pasang   Kolumna Vertebralis   = 12 ruas

Tulang2 iga   7 pasang iga sejati (I-VII), karena melekat pada sternum melalui tulang rawan   5 pasang iga palsu (VIII-XII) , karena iga VIII – X melekat pada tulang rawan iga di atasnya & XI

– XII melayang bebas pada ujung anteriornya

Page 4: ANFIS MUSKULOSKELETAL
Page 5: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Vertebra   7 vertebra servikalis   12 vertebra torakalis   5 vertebra lumbalis   5 vertebra sakralis   4 vertebra koksigis

  Tulang Extremitas Atas   Tulang gelang bahu:   Skapula 2 buah   Klavikula 2 buah   Humerus 2 buah   Lengan bawah   Radius 2 buah   Ulna 2 buah   Tangan   8 pasang tulang karpal   5 pasang tulang metakarpal   14 pasang tulang falange

Page 6: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Tulang Panggul (Pelvis)  Tulang sakrum : gabungan dari 5 vetebra sakralis   Tulang koksigis : gabungan dari 3 vetebra koksigis   Tulang coxae : Ilium (tulang usus), Pubis (tulang kemaluan), Iskhium (tulang duduk)

Truncus dan Pelvis

Page 7: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Tulang Ekstremitas Bawah   Tulang pangkal paha (Os coxae)   Ilium (tulang usus)   Pubis (tulang kemaluan)   Iskhium (tulang duduk)   Femur: 2 buah   Patela: 2 buah   Tungkai bawah   Fibula: 2 bh   Tibia: 2 bh   Tulang2 Kaki :   Tarsal: 14 buah   Metatarsal: 10 buah   Falangus: 28 buah

Tulang anggota gerak bawah (extremitas inferior)

Page 8: ANFIS MUSKULOSKELETAL

FISIOLOGI SISTEM TULANG  Fungsi tulang secara umum:  Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran tubuh)  Formasi sendi (penggerak)  Perlengketan otot   Pengungkit   Menyokong berat badan   Proteksi (membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, seperti otak, jantung dan

paru)   Haemopoesis (pembentukan sel darah (red marrow)   Fungsi Imunologi: RES sumsum tulang membentuk limfosit B dan makrofag   Penyimpanan Mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)   Fungsi tulang secara khusus:  Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara   Email gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan   Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara   Panggul wanita: memudahkan proses partus   Komposisi tulang:  Mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan)  Kalsium dan fosfat   Faktor Pertumbuhan Tulang   Herediter   Nutrisi   Faktor Endokrin   Faktor persarafan   Faktor mekanis   Penyakit-penyakit   Tulang menurut bentuknya   Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus

Page 9: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga ukurannya kira-kira sama besar, contohnya ossa carpi

  Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yang ukuran lebarnya terbesar, contohnya os parietale   Ossa irregular (tulang tak beraturan), contohnya os sphenoidale   Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contohnya os maxilla

Sel penyusun tulang  Osteoblast (pembentukan tulang): Menghasilkan jaringan osteosid dan mengeksresikan fosfatase

dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matrix tulang   Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi

melalui tulang yang padat   Osteoclast (penghancuran tulang): sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matrix tulang.

Sel-sel ini menghasilkan enzym proteolitik yang memecah matrix menjadi mineral tulang, tulang kalsium fosfat terlepas kedalam darah. SENDI

  Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.   Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.   Sendi Berdasarkan strukturnya   Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa   Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.   Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk   mempertahankan persendian.

Sendi berdasarkan jenis persambungannya  Sinartrosis

            Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan, contohnya pada tulang tengkorak

  Amphiarthrosis             Sendi yang dapat sedikit bergerak, contohnya tulang persendian vertebrae

  Diartrosis             Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yang bersendi terdapat rongga (cavum articulare), contohnya sendi panggul, lutut, bahu dan siku. SISTEM MUSKULUS (OTOT)

  Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia, Tendon  Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh dan setengahnya tempat

terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.   Proses vital di dalam tubuh (seperti. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas,

peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot   Fungsi otot adalah Sebagai alat gerak aktif, Menyimpan cadangan makanan, Memberi bentuk luar

tubuh   Tipe jaringan otot

1. Otot polos   memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos

(tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan terhadap kelelahan

Page 10: ANFIS MUSKULOSKELETAL

2. Otot rangka/ otot serat lintang   memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang,

sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber energi dari metabolisme aerobik dan anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani dan cepat lelah

3. Otot jantung   memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot

berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami tetani, dan tahan terhadap kelelahan

Page 11: ANFIS MUSKULOSKELETAL

Fungsi system otot rangka  Menghasilkan gerakan rangka.  Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.  Menyokong jaringan lunak.  Menunjukkan pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem tubuh.  Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot: energi menjadi panas

Mekanisme gerakan otot  Otot yang dapat menggerakkan rangka adalah otot yang melekat pada rangka.   Garis-garis gelap dan terang pada otot rangka adalah miofibril yang merupakan sumber kekuatan

otot dalam melakukan gerakan kontraksi, karena massa utamanya adalah serabut.

Page 12: ANFIS MUSKULOSKELETAL

  Setiap miofibril tersusun atas satuan-satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Garis gelap disebut zona Z sedangkan garis terang disebut zona H.

   Zona Z merupakan bagian tumpang tindih dua molekul protein filamen otot, yaitu aktin dan miosin. Protein otot yang tersusun atas aktin dan miosin disebut aktomiosin. Protein kompleks inilah  yang merupakan komponen terbesar dari bahan penyusun otot.

  Pada saat serabut otot berkontraksi terjadilah perubahan panjang zona Z dan zona H. jika otot berkontraksi maksimum, ukuran otot dapat 20 % lebih pendek dari ukuran saat berelaksasi Mekanisme kontraksi otot

  Rangsangan  asetilkolin terurai menjadi asetil dan kolin miogen merangsang aktin dan miosin bergeser otot akan berkontraksi atau memendek

Page 13: ANFIS MUSKULOSKELETAL

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi MusciloskeletalFundamental keperawatan.org, Salemba Medika,2010Anatomi dan Fisiologi Manusia,Setiadi,2007

SISTERM MUSKULOSKELETAL

PEMERIKSAAN FISIK

SISTERM MUSKULOSKELETAL

A. PENDAHULUAN

Pengkajian muskuloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang persendian dan otot.

Pengkajian pada sistem ini rumit karena :

1. Bagian-bagian ini bertanggungjawab untuk pergerakan penunjang dan sistem stabilitas tubuh.

2. Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem intergumen dan neurologi. Oleh karenanya sebelum melakukan pemeriksaan fisik seorang perawat terlebih dahulu harus mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan sistem neurologi dan intergumen. Adapun tehnik-tehnik utama yang di gunakan dalam pemeriksaan sistem muskuloskeletal adalah inspeksi dan palpasi.

B. TUJUAN UMUM

1. Untuk memperoleh data dasar tentang otot,tulang dan persendian.

2. Untuk mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya ganguan pada bagian tertentu

C. PERALATAN YANG DIPERLUKAN

1. Meteran

2. Goniometer

D. LANGKAH PEMERIKSAAN

Page 14: ANFIS MUSKULOSKELETAL

Pada pemeriksaan fisik system muskuloskeletal posisi klien tegantung pada kelompok otot mana yang diperiksa, klien dapat duduk, terbaring ,terlentang ataupun dalam keadaan berdiri.

Pestikan juga bahwa otot dan sendi klien terbuka dalam beban untuk bergerak.

Untuk dapat melakukan observasi secara lengkap dan cermat tubuh klien harus terlihat dengan jelas dan perlu di perhatikan tentang suhu ruangan harus cukup hangat dan ruangan harus cukup luas.

Lakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut ini :

1. Inspeksi secara umum

Obsevasi gaya berjalan, dan postur saat memasuki ruangan. Pengkajian dimulai saat klien berada pada posisi netral secara normal klien harus berjalan dengan kedua tangan bergerak bebas.

a. Minta klien untuk berjalan pada sebuah garis lurus , minta klien untuk berdiri perhatikan cara klien berdiri dan postur tubuh klien.

- Posisi berdiri klien yang normal adalah tegak lurus. Dengan panggul dan bahu ada dalam satu keselarasan. Pada saat pasien berjalan obsevasilah:

Gaya berjalan

Gerak ekstremitas

Adanya penegangan pada kaki

Penampilan klien secara keseluruhan adalah fleksi secara umumkepala dan leher mengarah ke depan, kiposois, dorsalis, pleksi pada siku, pergelangan tangan, panggul dan lutut berdiri pada dasar lebar.

Observasi klien dari samping, perhatikan

- Kaji lengkung : spina, serpikal, torakal, lumbal.

- Kaji penyangga serta stbilitas penahan berat badan.

Penyimpangan dari normal :

- adanya depormitas

- lordosis

Page 15: ANFIS MUSKULOSKELETAL

- kiposis

- skoliosis

b. inspeksi jaringan subkutan di bawah otot, ttulang dan sendi terhadap:

- adanya warna yang tidak normal

- pembengkakan, atau

- adanya masa

secara normal jaringan biasanya mengikuti bentuk bagian tubuh tanpa pembengkakan atau masa.

c. Observasi ektremitas tentang :

- Ukuran secara keseluruhan

- Adanya depormitas

- Pembesaran tulang

- Kesimetrisan

- Keselarasan panjang terhadap posisi tubuh

Dalam keadaan normal biasanya terdapat simetris bilateral pada panjang lingkar keselarasan dan posisi

2. Pemeriksaan rentang gerak sendi

Pada pemeriksaan tentang rentang gerak sendi, pertama buatlah tiap sendi mencapai rentang gerak normal yang penuh kemudian bandingkan keselarasan sendi pada kedua sisi tubuh.

Selanjutnya uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing kelompok sendi otot mayor yang berhubungan .melakukan uji rentang luas sehingga gerakan kelompok otot bebas tidak terhambat,jangan paksa sendi bergerak kearah posisi yang menyakitkan .

Pada saat melakukan uji rentang gerak sendi lakukan pemerikasaan baik secara inspeksi maupun palpasi terhadap rentang gerak. Pertimbangkan :

- Depormitas

Page 16: ANFIS MUSKULOSKELETAL

- Kondisi jaringan sekitar

- Kekakuan

- Ketidakstabilan gerak sendi

- Adanya rasa sakit atau nyeri

- Krepitasi

- Nodul

Bila sendi terlihat bengkak atau adanya inplamasi maka observasi kehangatan kulit sekitar sendi tersebut. Pada saat pengukuran rentang gerak sendi secara pasif klien harus dalam keadaan rileks untuk memungkinkan gerak sendi pasif sampai akhir gerak sendi terasa. Bela diduga terjadi penurunan gerak sendi maka guanakan goniometer untuk pengukuran yang tepat mengenai derajat gerakan caranya:

Ukur sudut sendi sebelum gerak sendi secara penuh

Ukur sendi setelah sendi sejauh mungkin

Bandingkan hasilnya dengan derajat normal gerakan sendi.

Hasil normal

1. Sendi harus bebas dari kekakuan, ketidak stabilan, pembengkakan atau inflamasi

2. Bila dilakukan penekanan pada tulang dan otot harus adanya ketidaknyamanan pada daerah yang di tekan

3. Rentang gerakan dengan gerakan aktif dan pasif harus setara untuk masing-masing sendi dan di antara sendi-sendi kontra lateral

4. Sendi normal bias bergerak bebas tanpa ada rasa sakit atau krepitasi

3. Pemeriksaan tonus otot dan kekuatan otot

Tonut terditeksi sebagai tahana otot saat ektremitas rileks secara pasif digerakan melalui rentang geraknya. Periksalah setiap kelompo otot dengan mengkaji kekuatan otot dan membandingkannya pada kedua sisi tubuh tonus dan kekuatan otot dapat diperiksa selama pengukuran rentang gerak sendi.

Cara pemeriksaan :

Page 17: ANFIS MUSKULOSKELETAL

a. Mintalah klien untuk membentuk suatu posisi yang stabil

b. Minta klien untuk memfleksikan otot yang akan diperiksa kemudian minta klien untuk menahan tenaga dorongan yang perawat lakukan terhadap fleksinya

c. Periksa seluruh kelompok otot mayor kemudian bandingkan kekuatan secara bilateral

Pada saat melakukan tahanan :

a. Minta klien untuk membentuk suatu posisi kuatnya

b. Beri peningkatan tenaga dorong secara bertahap terhadap kelompok otot

c. Mintalah klien untuk menahan dorongan, untuk menggerakan sendi berlawanan dengan dorongan tersebut

d. Klien menjaga tahanan sampai meminta untuk menghentikannya

e. Sendi yang normal biasanya bergerak saat pemeriksaan memberi variasi kekuatan tenaga.

Bila otot klien lemah maka ukurlah otot dengan pita pengukur kemudian bandingkan dengan sisi yang berlawanan.

TINGKATAN GRADASI KEKUATAN OTOT

Ciri-ciri Skala Lover Derajat Presentasi NormalParalisis total, tak ada bukti kontraktilitas

nol 0 0

Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot sedikit

kecil 1

Gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan

buruk 2 25

Rentang gerak langkap atau normal menantang gravitasi

sedang 3 50

Gerakan normal penuh , menantang gravitasi dengan sedikit tahanan

baik 4 75

Gerakan normal penuh menentang gravitasi

Normal 5 100

Page 18: ANFIS MUSKULOSKELETAL

dengan penahanan penuh

Hasil normal :

1. Tonus otot normal menyebabakan tahanan ringan dan datar terhadap gerakan pasif selama rentang geraknya

2. Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorong.

3. Lengan dominan kemungkinan sedikit lebih kuat dari lengan yang tidak dominan .

Penyimpangan dari normal:

1. Kelainan gaya berjalan :

- penghentakan kaki

- kaki berlekuk-lekuk

- penyeretan kaki

- posisi batang tubuh terhadap kaki

2. kelainan postural :

- kiposis

- lordosis

- skoliosis

3. kelainan gerak rentang :

- nyeri pada sendi, ketidak stabilan

- kekakuan sendi

- gerakan merabaraba pada sendi yang tak biasa

- pembengkakan atau inflamasi pada sendi

- atropi otot dan perubahan kulit di sekitar sendi

- gerakan spastic

Page 19: ANFIS MUSKULOSKELETAL

- rentang gerak kurang dari normal

4. kelainan otot:

- hiper tonus

- hipotonik, otot raba lunak

- atonik, teraba lunak atau lembek

- atropi otot mengecil