ANESTESI LOKALI.docx

32
ANESTESI LOKALI. I.Tujuan Praktikum 1. Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal padahewan. 2. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal. 3. Mengetahui cara kerja anestesik lokal. 4. Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan perbedaan dalamsifat dan potensi anestesi lokal. 5. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal. 6. Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasigejala keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasikeracunan ini. II.Tinjauan Pustaka Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalahobat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringansaraf dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunansaraf.Obat bius lokal bekerja merintangi secara bolak- balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkanatau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin. Obat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokalmengganggu fungsi semua organ dimana

Transcript of ANESTESI LOKALI.docx

Page 1: ANESTESI LOKALI.docx

ANESTESI LOKALI.

I.Tujuan Praktikum

1. Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal padahewan.

2. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.

3. Mengetahui cara kerja anestesik lokal.

4. Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan perbedaan dalamsifat dan potensi

anestesi lokal.

5. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.

6. Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasigejala keracunan

serta pendekatan rasional untuk mengatasikeracunan ini.

II.Tinjauan Pustaka

Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalahobat yang

menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringansaraf dengan kadar

yang cukup.

Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunansaraf.Obat bius lokal bekerja

merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP)

dan dengan demikian menghilangkanatau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau

rasa dingin.

Obat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.Tempat kerjanya

terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokalmengganggu fungsi semua organ

dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapaimpuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai

efek yang penting terhadap SSP,ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua

jaringan otot.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yangdigunakan

sebagai anestetikum lokal, antara lain;

a. Tidak merangsang jaringan.

 b. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf.

c. Toksisitas sistemik rendah.

d. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaputlendir.

Secara kimia, anestesi lokal digolongkan sebagai berikut :

Page 2: ANESTESI LOKALI.docx

1. Senyawa ester

Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab padadegradasi

dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis. Karenaitu golongan

ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolismedibandingkan

golongan amida. Contohnya: tetrakain, benzokain, kokain, prokaindengan prokain

sebagai prototip.

2. Senyawa amida

Contohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain.

3. Lainnya

Contohnya fenol, benzilalkohol, etilklorida, cryofluoran. Menurut cara pemakaian

anestesi lokal dibedakan menjadi:

 

1. Anestesi permukaan.

Anestetika local digunakan pada mukosa atau permukaan luka dan darisana

berdifusi ke organ akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal. Padaepidermis

yang utuh (tidak terluka) maka anestetika local hampir tidak bekhasiatkarena tidak

mampu menembus lapisan tanduk.

2. Anestesi Infiltrasi.

Anestetika local disuntikkan ke dalam jaringan, termasuk juga diisikan

kedalam jaringan. Dengan demikian selain organ ujung sensorik, juga batang-

batangsaraf kecil dihambat.

3. Anestesi Konduksi

Anestetika local disuntikkan di sekitar saraf tertentu yang dituju danhantaran

rangsang pada tempat ini diputuskan. Bentuk khusus dari anestesikonduksi ini

adalah anestesi spinal, anestesi peridural, dan anestesi paravertebral.

4. Anestesi Regional Intravena dalam daerah anggota badan

Sebelum penyuntikan anestetika local, aliran darah ke dalam dan ke

luardihentikan dengan mengikat dengan ban pengukur tekanan darah dan

selanjutnyaanestetika local yang disuntikkan berdifusi ke luar dari vena dan menuju

ke jaringan di sekitarnya dan dalam waktu 10-15 menit menimbulkan anestesi.

Salah satu obat anastetika local dari golongan amida. Lidokain terdiri darisatu gugus

lipofilik (biasanya merupakan suatu cincin aromatik) yangdihubungkan suatu rantai perantara

(jenis amid) dengan suatu gugus yang mudahmengion (amin tersier). Dalam penerapan

Page 3: ANESTESI LOKALI.docx

terapeutik, mereka umumnyadisediakan dalam bentuk garam agar lebih mudah larut dan

stabil. Didalam tubuhmereka biasanya dalam bentuk basa tak bermuatan atau sebagai suatu

kation.Perbandingan relative dari dua bentuk ini ditentukan oleh harga pKa nya dan pHcairan

tubuh, sesuai dengan persamaan Henderson-Hasselbalch.

Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif

terhadap prokain dan juga epinefrin. Biasanya Lidokain digunakan untuk anestesi permukaan 

dalam bentuk salep, krim dan gel. Efek samping Lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya 

terhadap SSP misalnya kantuk, pusing, paraestesia,gangguan mental, koma, dan seizure.

 

Farmakokinetik

Absorpsi :

Semua anestesi local tidak baik diabsorpsi di saluran cerna

setelah pemakaian secara oral, kecuali untuk kokain. Hampir semua anestesi localmengalami

first-pass effect di hepar sehingga obat dimetabolisme menjadimetabolit inaktif. Anestesi

local diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda padamembrane mukosa yang berbeda. Pada

mukosa trakea, absorpsi yang terjadihampir sama dengan pada pemberian secara intravena.

Pada mukosa faring,absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esophagus dan kandung kemih,

absorpsilebih lambat dari aplikasi topical faring. Sedangkan kecepatan absorpsi anestesilocal

pada pemberian secara parenteral, tergantung pada vaskularisasi tempatinjeksi dan

vasoaktivitas obat. Pemberian anestesi local secara intravenamerupakan cara pemberian yang

memungkinkan kadar obat dalam darahmempunyai level yang palng tinggi dalam waktu yang

cepat.

Distribusi :

  Ketika anestesi local masuk ke peredaran darah, mereka didistribusikankeseluruh

jaringan tubuh.

Metabolisme :

 Toksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan metabolism,Senyawa ester

hidrolisisnya di plasma dengan bantuan

enzim pseudokolinesterase. Makin cepat keccepatan hidrolisis, makin kecil potensitoksisitas

anestesi local.biotrasnformasi anestesi local amida lebih kompleksdaripada golongan

ester.Organ metabolism lidokain, etidokain, bupivakain di hepar sedangkan

prilokain,dimetabolisme di hepar dan paru-paru.

Ekskresi :

Page 4: ANESTESI LOKALI.docx

 Organ utama proses ekskresi adalah ginjal. Fungsi ginjal yang sehatmerupakan factor

yang berperan penting pada proses ekskresi. Senyawa ester sejumalah besar dimetabolisme

sehingga hanya sejumlah kecil yang tidakmengalami perubahan. Sedangakan senyawa amida

karena lebih kompleks maka bentuk asalnya dapat ditemukan lebih besar di urin.

Farmakodinamik 

 Efek obat anestesi local :

Kegelisahan dan tremor

Kejang

Mempengaruhi transmisi disambungan saraf otot.

Kolaps kardiovaskuler

Alergi

Efek samping

 Efek samping anestesi local adalah akibat dari efek depresi terhadap SSPdan efek

kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan

gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah. Anestesi local dapat pulamengakibatkan

reaksi hipersensitasi, yang seringkali berupa axantema, urticaria,dan bronchospasme alergis

sampai adakalanya shock anafilaksis yang dapatmematikan. Yang terkenal dalam hal ini

adalah zat-zat dari tipe-ester prokain dantetrrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi

dalam sediaan local.

Reaksi hipersensitivitas tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino- benzoic

acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efekantibaktriil dari

sulfoamida, yang berdasarkan antagonism persaingan denganPABA. Oleh karena itu, terapi

dengan sulfa tidak boleh dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.

Interaksi Obat

Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkoholdan barbital,

anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalanmenurunkan permeabilitas

membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagifungsi saraf yang layak. Hal ini

disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan

saluran-saluran natrium di membran selsaraf. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju

depolarisasi, ambang kepekaanterhadap rangsangan listrik lambat Iaun meningkat, sehingga

akhirnya terjadikehilangan rasa setempat secara reversible.

III.Alat dan Bahan

-Alat :

Page 5: ANESTESI LOKALI.docx

~ jarum suntik oral-

 

Bahan :

~ Kelinci~ Larutan NaCl Fisiologis 0,5 mL~ Larutan Prokain Hidroklorida 2% 0,5 mL

IV.Cara Kerja

-Gunting bulu mata kelinci.

-

 Teteskan ke dalam kantong konjungtiva larutan anestetik lokalProkain Hidroklorida 2% 0,5l

mL pada mata kiri kelinci.

-Pada mata kanan tiap kelinci diteteskan larutan NaCl fisiologis 0,5mL sebagai kontrol.

-Tutup mata masing-masing kelopak mata selama satu menit.

-Catat ada atau tidaknya refleks mata setiap 5 menit denganmenggunakan aplikator tiap kali

pada permukaan kornea masing-masing mata kelinci. Bandingkan dengan mata kanan

sebagaikontrol.

-Catat dan tabelkan pengamatan dengan penentuan secara seksamasaat muncul dan hilangnya

refleks.

 

Pembahasan :

Praktikum kali ini adalah tentang Anestesi lokal, yang bertujuan untukmengetahui

cara kerja dan pemberian Anestesi lokal serta faktor-faktor yangmempengaruhi daya kerja

anestesi lokal. Dalam praktikum ini digunakan

hewan percobaan yaitu, Kelinci. Langkah pertama Bulu mata kelinci digunting,kemudian

diberikan NaCl fisiologis 0,5 ml sebagai kontrolnya di lapisankonjungtiva pada mata kanan

Kelinci dan Prokain HCl 2% di mata Kelincisebelah kiri. Tutup mata Kelinci selama 1 menit.

Aktivitas obat dilihat dalam interval waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20menit, 25

menit, 30 menit, 35 menit, 40 menit, 45 menit, 50 menit, 55 menit, dan60 menit (masing-

masing dilihat untuk 1 menitnya) dengan parameternya, yaiturefleks kedipan pada mata

Kelinci tersebut.

Hasil yang didapat kelompok kami tidak sesuai dengan literatur.Seharusnya pada

anestesi lokal ini, bekerja secara langsung karena tidak

melalui proses ADME. Aktivitas anestesi lokal baru terlihat pada menit ke 30. Padahalobat

diberikan tidak melalui oral. Hal ini mungkin bisa terjadi karena, pada

saat pemberian obat mata kelinci berkedip sehingga sejumlah obat tumpah atau bisasaja

Page 6: ANESTESI LOKALI.docx

karena praktikan terlalu kuat untuk memberikan Stimulus pada Kelinci(dengan aplikator)

sehingga Kelinci masih merasakan stimulus tersebut.

VI.Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,yaitu :1.

 

Prokain HCl 2% mempunyai efek anestetika.2.

 

Terjadinya anestetika lokal permukaan pada lapisan Konjungtiva mata kirikelinci yang

ditetesi prokain ditandai dengan berkurangnya jumlah jumlahrefleks kedipan mata kelinci3.

 

Mata kanan yang diolesi NaCl fisiologis lebih peka terhadap stimulus(rangsangan) daripada

mata kiri yang ditetesi prokain.

 

VII.Jawaban Pertanyaan- PertanyaanPertanyaan :

1.Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anestesi lokal!

2.Bahas cara pemberiannya dan jenis anestetika yang bisa dicapaidengannya!

3.Apakah setiap anestesi lokal dapat dipakai sebagai anestesi permukaan?

4.Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anestesi!

5.Diantara anestetika lokal yang digunakan pada percobaan ini manayang lebih potensial?

Terangkan!

6.Keburukan apa yang dapat timbul bila permukaan kornea dianestesiuntuk periode waktu

yang lama? Dan apa alasannya?

Jawaban :

1. Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompoksebagai berikut

a. Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain, prokain, oksibuprokain, dantetrakain

b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain,cinchokain, artikain,

dan pramokainc. Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, danetilklorida.Semua obat

tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.

2.a.Anestesi permukaan

Anestesi permukaan adalah anestesi yang diberikan pada permukaan danhanya

menganastesi pada permukaan dan sekitar tempat diberikannya anestesi.Yaitu pengolesan

atau penyemprotan analgetik lokal di atas selaput mukosaseperti mata, hidung, atau faring.

Contohnya : Chlorethyl

Page 7: ANESTESI LOKALI.docx

 b.Anestesi infiltrasi

Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang dibeikan atau disuntikan tapi

hanyamenganestesi daerah sekitar tempat penyuntikan. Tidak bersifat anestesi umumyang

menyeluruh mempengaruhi system saraf pusat. Penyuntikan larutananalgetik lokal langsung

diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Carainfiltrasi yang sering digunakan adalah

blokade lingkar dan obat disuntikkanintradermal atau subkutan.

3. Tidak semua anestesi local bisa digunakan untuk anstesi permukaan. Yangsering dipakai

adalah prokain hidroksida. Contoh lainnya misalnya lidokainlebih sering digunakan untuk

anestesi infiltrasi.

4. Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara.Misalnya

dengan jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan dantransmisi impuls melalui sel

saraf ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletakdi membrane sel. Seperti juga alcohol dan

barbital, anastetika localmenghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan

permeabilitasmembrane sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang

layak.Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang

berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu bersama

an, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadaprangsangan listrik lambat

laun meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilanganrasa setempat secara reversible.Anestesi

dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokterspesialis anestesiologi

selama pembedahan berperan memantau tanda-tandavital pasien karena sewaktu-waktu dapat

terjadi perubahan yang

memerlukan penanganan secepatnya.Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatanseh

ari-hari dokter anestesi adalah:

• Mempertahankan  jalan napas

• Memberi napas bantu

• Membantu kompresi jantung bila berhenti

• Membantu peredaran darah

• Mempertahankan kerja otak pasien.

5. Prokaina dalah ester aminobenzoa untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural,merupakan obat

standar tuntuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-

obat anestetik local lain. Absorbsi berlangsung cepat pada tempatsuntikan, hidrolisis juga

cepat oleh enzim plasma (prokain esterase).

6.Pemberian anestesi pada kornea akan membuat kornea mati rasa. Akan terjadikerusakan

pada mata karena mata tidak bisa merasakan nyeri dari

Page 8: ANESTESI LOKALI.docx

pengaruh bahan asing misalnya debu. Pemeberian anestesi pada kornea akan merusakfungsi

kornea mata.

Daftar Pustaka

-Mutschler. E. 1991.Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,

 terjemahan M. B. widianto dan A. S. Ranti, Penerbit ITB, Bandung.

-Mardjono, Mahar.(2007).Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta, Gaya Baru.

-Katzung G, Betram. (1997).Farmakologi Dasar Dan Klinik . Edisi 6. Jakarta:EGC

 

ANESTESI

I. ANESTESI LOKAL

1. TUJUAN

1.Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada hewan.

2.Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.

3.Mengetahui cara kerja anestetik lokal.

4.Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat dan potensi

anestetika lokal.

5.Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.

6.Dapat mengaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejalakeracunan serta

pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi

atau blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsangtransmisi

sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah keluar

dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontandan lengkap tanpa diikuti oleh

kerusakan struktur saraf.

Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secaralokal pada

jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian

SistemSaraf Pusat 

(SSP) dan setiap serabut saraf. Kerja anestetik lokal pada ujung saraf sensorik tidak spesifik.

Hanya kepekaan berbagai struktur yang dapat

dirangsang berbeda. Serabut saraf motorik mempunyaidiameter yang lebih besar daripadasera

but sensorik. Oleh karena itu, efek anestetika lokal menurun dengan kenaikandiameter

Page 9: ANESTESI LOKALI.docx

serabut saraf, maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru pada dosis lebih

besar serabut saraf motorik dihambat.

 

Sifat anestetik lokal yang ideal, yaitu :

1.Poten dan bersifat sementara (reversibel).2.

 

Sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen (kebanyakan

anestetik lokal memenuhi syarat ini).3.

 

Batas keamanan harus lebar, sebab anestetik lokal akan diserap dari tempatsuntikan.4.

 

Mula kerja harus sesingkat mungkin.5.

 

Masa kerja harus cukup lama, sehingga cukup waktu untuk melakukantindakan operasi,

tetapi tidak sedemikian lama sampai memperpanjang masa pemulihan.6.

 

Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil dalam larutan, dan dapatdisterilkan tanpa

mengalami perubahan.7.

 

Harganya murah.Anestetik lokal dibagi menjadi dua golongan, yaitu :1.

 

Golongan ester (-COOC-) Kokain, benzokain (amerikain), ametocaine, prokain (nevocaine),

tetrakain (pontocaine), kloroprokain (nesacaine).2.

 

Golongan amida (-NHCO-) Lidokain (xylocaine,

lignocaine),mepivakain(carbocaine),prilokain (citanest), bupivakain (marcaine),

etidokain(duranest), dibukain (nupercaine),ropivakain (naropin),

levobupivacaine(chirocaine).

Mekanisme Kerja Obat

Obat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium (sodium channel),mencegah

peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium,sehingga terjadi

depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi

Page 10: ANESTESI LOKALI.docx

saraf. Mekanisme utama aksi anestetik lokal adalah memblokade “voltage

-gated sodium channels”. Membran akson saraf, membran otot jantung, dan badan sel saraf 

memiliki potensial istirahat -90 hingga -60 mV. Selama eksitasi, lorong sodiumterbuka, dan

secara cepat berdepolarisasi hingga tercapai potensial equilibriumsodium (+40 mV). Akibat

dari depolarisasi, lorong sodium menutup (inaktif) dan lorong potassium terbuka. Aliran

sebelah luar dari repolarisasi potassiummencapaipotensial equilibrium potassium (kira-kira -

95 mV). Repolarisasimengembalikan lorong sodium ke fase istirahat. Gradient ionic trans

membrandipelihara oleh pompa sodium. Fluks ionic ini sama halnya pada otot jantung,

dananestetik lokal memiliki efek yang sama di dalamjaringan tersebut.

Fungsi sodium channel bisa diganggu oleh beberapa cara. Toksin biologiseperti

batrachotoxin, aconitine, veratridine, dan beberapa venom

kalajengking berikatan pada reseptor diantara lorong dan mencegah inaktivasi. Akibatnya terj

adi pemanjangan influx sodium melalui lorong dan depolarisasi dari potensial istirahat.Tetrod

otoxin (TTX) dan saxitoxin memblok lorong sodium dengan berikatan kepadachanel reseptor

di dekat permukan extracellular. Serabut saraf secara

signifikan berpengaruh terhadap blockade obat anestesi lokal sesuai ukuran dan derajatmielin

isasi saraf. Aplikasi langsung anestetik lokal pada akar saraf, serat B dan Cyang kecil diblok

pertama, diikuti oleh sensasi lainnya, dan fungsi motorik yangterakhir diblok.

Rute pemberian anestetika lokal berhubungan erat dengan efek anestesilokal yang

dihasilkan. Sebagai contoh suatu anestesi lokal yang diberikan

pada permukaan tubuh (topikal) dapat mencapai ujung saraf sensoris dan bekerja

menghambat penghantaran impuls nyeri pada serabut saraf tersebut, sehinggaterjadilah

anestesi permukaan. Anestesi lokal juga dapat diberikan secara injeksi kedalam jaringan

Page 11: ANESTESI LOKALI.docx

sehingga menyebabkan hilangnya sensasi pada struktur di sekitarnya.Efek yang dihasilkan

disebut anestesi filtrasi.

II. ANESTESI UMUM

1. TUJUAN

1.

 

Mengenal tahap-tahap manifestasi anestetika umum dan tahap-tahap dari pemulihan dari efek

anestetika umum.

2.

 

Sanggup mengaitkan tahap-tahap manifetasi anesthesia yang diamati denganstruktur fungsi

tertentu di system saraf yang dipengaruhi pada tahap tersebut

3.

 

Mampu menganalisa landasan perbedaan anestesi oleh berbagai bahan.

4.

 

Dapat mengutarakan implikasi-implikasi praktis dari berbagai tahap/tingkatmanifestasi

anesthesia.

5.

 

Dapat mengutarakan berbagai implikasi praktis dari pramedikasi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Obat anestesi umum adalah obat atau agen yang dapat menyebabkan terjadinyaefek

anestesia umum yang ditandai dengan penurunan kesadaran secara bertahap karenaadanya

depresi susunan saraf pusat. Menurut rute pemberiannya, anestesi umumdibedakan menjadi

anestesi inhalasi dan intravena. Keduanya berbeda dalam halfarmakodinamik maupun

farmakokinetik.

Tahap-tahap penurunan kesadaran dapat ditentukan dengan pengamatan yangcermat

terhadap tanda-tanda yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan koordinasi pusat

saraf sirkulasi, respirasi, musculoskeletal dan fungsi-fungsi otonom yang lain padawaktu-

waktu tertentu. Beberapa anestetik umum berbeda potensinya berdasarkan

sifatfarmakokinenik dan farmako dinamik yang berbeda pula. Selain itu sifat farmasetika obat

Page 12: ANESTESI LOKALI.docx

juga mempengaruhi potensi anestesinya. Potensi anestetik yang kuat dapat disertaidengan

potensi depresi sususan saraf pusat yang kuat, sehingga perlu

dilakukan pemantauan yang ketat, untuk menghindari turunnya derajat kesadaran sampai dera

jatkematian.

Eter (dietil eter, zaman dahulu dikenal sebagai sulfuric eter karena diproduksimelalui

reaksi kimia sederhana antara etil alkohol dengan asam sulfat) digunakan pertama kali tahun

1540 oleh Valerius Cordus, botani Prusia berusia 25 tahun. Eter sudahdipakai dalam dunia

kedokteran, namun baru digunakan sebagai agen anestetik padamanusia di tahun 1842, ketika

Crawford W. Long dan William E. Clark menggunakannya pada pasien. Namun penggunaan

ini tidak dipublikasikan. Empat tahunkemudian, di Boston, 16 Oktober 1846, William T. G.

Morton memperkenalkandemostrasi publik penggunaan eter sebagai anestetik umum

(Morgan dan Mikhail, 2002).Eter dapat dimasukkan kedalam derivat alkohol dimana H dari

R-O-[H] digantikan olehgugus R lainnya.

Eter adalah oksida organik yang berstrukur:

[R]-C-O-C-[R]

Eter tidak berwarna, berbau menyengat, cairan yang mudah menguap. Titik didihnya

adalah 36,2°C. Cara pembuatan yang paling umum adalah dengan dehidrasialkohol bersama

asam sulfat. Alkohol (etanol; C2H5OH) ialah suatu molekul kecil, larutdalam air, dan diserap

dengan sempurna dari saluran pencernaan. Uap etanol dapat jugadiserap melalui paru-paru.

Adanya makanan dalam usus memperlambat serapan.Distribusinya cepat, konsentrasi dalam

jaringan lebih kurang sama dengan

konsentrasi plasma. Kadar puncak dalam darah dapat dicapai dalam 30 menit. Lebih 90% alk

oholyang dikonsumsi dioksidasi dalam hati, sisanya dieksresikan dalam paru-paru dan

urin.Seorang dewasa dapat memetabolisme 7-10 gram (0,15-0,22 mmol) alkohol setiap jam.

Alkohol-alkohol lain yang berhubungan dengan etanol digunakan secara luasdalam

pelarut industri dan kadang-kadang menyebabkan keracunan hebat. Metanol(CH3OH); metal

alkohol, alkohol kayu) diperoleh dari distilasi desktruktif kayu. Metanoldigunakan sebagai

bahan penambah bensin, bahan pemanas ruangan, pelarut

industri, pada larutan fotokopi, serta sebagai bahan makanan untuk bakteri yang memproduks

i protein. Metanol paling banyak dijumpai dalam rumah tangga dalam bentuk cairan pembersi

h kaca mobil. Dapat diabsorpsi melalui kulit, saluran pernapasan atau pencernaan dandidistri

Page 13: ANESTESI LOKALI.docx

busikan ke dalam cairan tubuh. Mekanisme eliminasi utamamethanol di dalam tubuh manusia

ialah dengan oksidasi menjadi formaldehida, asamformat dan CO2

. Metanol juga dapat disingkirkan dengan membuat muntah, dan dalam jumlah kecil

diekskresikan melalui pernapasan, keringat dan urin.

Alkohol polihidrat seperti etilen glikol digunakan sebagai pengubah panas, zatanti

beku, dan sebagai pelarut industri. Karena glikol mempunyai penguapan yangrendah, maka

zat ini menghasilkan sedikit uap yang berbahaya pada temperatur biasa. Namun,

karena digunakan dalam campuran anti beku dan sebagai pengubah panas, dapatdijumpai

dalam bentuk uap atau kabut, pada temperatur tinggi. Etilen glikol tampaknyalebih toksik

untuk manusia dibandingkan dengan spesies hewan lain. Etilen alkoholdimetabolisir oleh

alkohol dehidrogenase menjadi aldehid, asam dan oksalat.

Kloroform pada suhu dan tekanan normal mudah menguap, jernih, tidak

mudahterbakar. Nama lain untuk cloroform adalah trichloromethane dan triklorid metil,

tidak seperti eter, bau chloroform manis tidak menyengat, walaupun uap chloroform

pekatterinhalasi dapat menyababkan iritasi permukaan mukosa yang terkena. Kloroform

adalahanestesi yang lebih efektif daripada nitro. Kloroform dosis tergantung di dalam

tubuhakan dimetabolisme didalam hati. Metabolit kloroform termasuk phosgene, carbene

danchlorine, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap aktivitas sitotoksik.

Penggunaan jangka panjang kloroform sebagai anestetik dapat menyebabkan toxaemia. Kerac

uananakut dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, perubahan kesadaran,

kelumpuhan,gangguan pernapasan. Dari sistem otonom dapat mengakibatkan pusing, mual

danmuntah. Kloroform juga dapat menyebabkan delayed-onset kerusakan pada hati,

jantungdan ginjal.

3. ALAT DAN BAHAN

a.Alat :

- Stopwatch

 

-

 

Alat suntik 

-

 

Page 14: ANESTESI LOKALI.docx

Jarum oral

-

 

Gunting

-

 

Bulu sikat

b.Bahan :

- Larutan Procain HCl

 

-

 

 NaCl Fisiologis

Hewan yang digunakan :

Kelinci

 

4. CARA KERJA

1.

 

Siapkan masing-masing 1 Ekor kelinci untuk setiap kelompok.2.

 

Potong/cukurlah bulu mata kelinci sebelah kiri dan kanan.3.

 

Setelah bulu mata kelinci dipotong, selanjutnya teteskan kedalam kantongkonjungtiva mata

kelinci tersebut 0,5 ml NaCl fisiologis sebagai kontrol padamata sebelah kiri kelinci dan 0,5

ml lar. prokain HCl pada mata sebelah kanankelinci.4.

 Pada menit ke 10, 20, 30 dan 40 lakukan pengujian efek anastesi pada matakelinci dengan

mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator pada permukaan korneamata kelinci yang telah

ditetesi NaCl fisiologis dan Prokain HCl tadi.5.

Catat berapa kali mata kelinci tersebut merespon (mengedipkan mata) selama 10kali

perlakuan.6.

 

Tabelkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahas serta tarik kesimpulannya.

Page 15: ANESTESI LOKALI.docx

5. HASIL DAN PEMBAHASANA.

 

HasilB.

 

PEMBAHASAN

Pada praktikum tanggal 10 Juni 2013 telah dilakukan pengamatan dengantema

tentang anestetik lokal. Secara keseluruhan, kelas ini dibagi menjadi enamkelompok besar di

mana masing-masing kelompok diberikan satu hewan uji untuk melakukan pengamatan. Pada

praktikum ini dilakukan percobaan efek

anestesi permukaan dari suatu obat dengan metode yang sederhana. Percobaan kali inidilakuk

an terhadap hewan uji berupa kelinci, yaitu dengan cara meneteskan larutanobat anestesi dan

larutan kontrol ke dalam kantung konjungtiva pada masing-masingmata kelinci yang berbeda.

Larutan yang digunakan yaitu larutan obat anestesi untuk mata sebelah kanan dan untuk

larutan kontrol diteteskan pada mata sebelah kiri. Obatanestesi yang dipergunakan dalam

praktikum kali ini adalah prokain.

Prokain adalah anestetik lokal yang kuat yang digunakan secara luas

dengan pemberian topikal dan suntikan. Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, b

lok, spinal, epidural. Merupakan obat standard untuk perbandingan potensi dantoksisitas

terhadap jenis obat-obat anestetik lokal yang lain. Diberikan secaraintravena pada manusia

untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum, bedah jantung atau induced hypothermia

. Absorbsi berlangsung cepat pada tempatsuntikan, hidrolisis juga cepat oleh enzim plasma

(prokain esterase). Pemberianintravena merupakan kontra indikasi untuk penderita miastenia

gravis karena prokainmenghasilkan derajat blok neuromuskuler. Prokain tidak boleh

diberikan bersama-sama sulfonamide. Larutannya 1-2% kadang-kadang kekuning-kuningan

(amines),namun tidak berbahaya.

Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memotong bulumata kelinci,

baik pada mata sebelah kiri maupun mata sebelah kanannya. Hal inidilakukan agar

mempermudah proses penetesan larutan obat ke dalam kantungkonjungtiva mata kelinci.

Selanjutnya dilakukan pengamatan pengujian efek anestesi pada mata kelinci

dengan mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator pada permukaankornea mata kelinci yang

telah ditetesi NaCl fisiologis dan Prokain HCl tadi.Pengamatan ini dilakukan pada menit ke

10, 20, 30 dan 40 terhitung

setelah pemberian obat. Hasil pengamatan ini lalu dicatat/ditabelkan untuk selanjutnyadibaha

Page 16: ANESTESI LOKALI.docx

s efek-efek saja yang dihasilkan atau dapat dilihat dari percobaan ini secarakeseluruhan jika

dibandingkan dengan hasil kontrol.

Berdasarkan jumlah sensasi dari setiap stimulus pada data pengamatandiatas, dapat

dilihat bahwa rata-rata pada semua mata kelinci yang diberi denganlarutan NaCl fisiologis

dapat merasakan setiap stimulus dengan baik. Artinya korneamata kelinci masih mampu

berkedip atau memberikan respons yang positif terhadapaplikator. Hal ini mungkin

dikarenakan NaCl fisiologis yang hanya bersifat sebagailarutan kontrol, sehingga tidak

memberikan efek yang spesifik terhadap pengujianini. Sedangkan pada mata kelinci yang

diteteskan larutan anestesi prokain HClcenderung tidak bisa merasakan stimulus yang

diberikan dengan baik. Misalnya padakelinci kelompok 1, di menit ke 20 mata sebelah kanan

kelinci yang diberi prokainHCl hanya memberikan sensasi yaitu dengan 7 kali kedipan mata

dari 10 kali percobaaan aplikator ke kornea mata kelinci tersebut. Hal ini terjadi

karena prokainmerupakan obat anestetika lokal yang bekerja menghambat penghantaran

impuls saraf, sehingga menyebabkan hilangnya sensasi panas, dingin, sentuh dan nyeri

tanpamenghilangkan kesadaran umum.

Sama halnya dengan kelompok-kelompok yang lain yang diberi

prokain jumlah sensasi dari setiap stimulus kurang lebih sama jumlahnya. Namun ada juga be

berapa kelompok yang bahkan mata kelincinya tidak memberikan sensasi kedipansama

sekali. Yaitu pada kelompok 5, di mana pada menit ke-10 dan menit ke-20mata kelinci yang

telah diberi prokain tadi tidak memberikan respon kedipan samasekali dengan aplikator yang

diberikan. Hal ini terjadi kemungkinan karena struktur kornea mata kelinci pada kelompok 5

yang lebih tebal dikarenakan juga ukurankelinci pada kelompok mereka yang jauh lebih besar

dibandingkan dengankelompok-kelompok yang lain, sehingga reseptor-reseptor penerima

stimulus yangterdapat pada bagian selaput korneumnya tidak dapat terlalu peka/aktif

dalammenerima rangsangan atau stimulus-stimulus dari luar.

Prokain yang merupakan obat anestetika lokal memberikan efek terhadapkulit dengan

membuat terhambatnya penghantaran impuls saraf dengan kontak langsung yang dilakukan

dengan memberikan stimulus berupa sensasi nyeri, sensasisentuh, sensasi dingin dan sensasi

panas. Dengan cara kerja prokain yang mampumenutup permukaan/lapisan kulit atau

membrane sehingga stimulus yang diterimasedikit dibandingkan stimulus yang diterima oleh

kornea mata yang hanya diberioleh larutan NaCl fisiologis sebagai kontrol, karena NaCl tidak

Page 17: ANESTESI LOKALI.docx

berfungsi sebagaianestetika lokal sehingga tidak akan menghambat penghantaran impuls

saraf.

Menurut literatur, prokain memiliki efek anestesi lokal yang bekerjamenghambat

penghantaran impuls saraf menyebabkan hilangnya sensasi

sentuh, panas, dingin dan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran umum. Berdasarkan data pen

gamatan diatas dapat disimpulkan bahwa kepekaan pada mata kelinci sebelah kirilebih besar

dibandingkan mata kelinci yang sebelah kanan. Karena pada mata kelinciyang sebelah

akankanan diolesi dengan lidokain suatu obat anestetika lokal yang bisamenghambat

penghantaran impuls saraf dari setiap stimulus yang diberikan. Selain itu, menurut literatur

memiliki onset dan durasi yang pendek. Onset yaitu waktu darisaat pemberian obat sampai

dengan muncul efek. Sedangkan durasi yaitu waktu darisaat munculnya efek sampai dengan

efek hilang.

Seperti diketahui bahwa untuk konduksi impuls saraf diperlukan ion natriumuntuk

menghasilkan potensial aksi saraf. Efek samping prokain biasanya berkaitandengan efeknya

terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing, parestesia, kedutan otot,gangguan mental, koma

dan bangkitan. Mungkin sekali metabolit prokain berperandalam timbulnya efek samping ini.

Prokain dalam dosis berlebihan dapatmenyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel,

atau oleh henti jantung.

6. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

 

Obat anestetika lokal menghambat penghantaran impuls saraf ketika digunakansecara lokal

pada jaringan saraf dengan konsentrasi tepat.

 

Lidokain yang merupakan salah satu obat anestesi lokal golongan amidamempunyai onset

dan durasi yang pendek.

 

Kepekaan lengan kanan yang diolesi lidokain lebih besar dibandingkan denganlengan kiri

yang diolesi air.

Page 18: ANESTESI LOKALI.docx

 

Anestesi umum memiliki empat stadium, yaitu stadium analgesia, delirium(eksitasi),

pembedahan, dan paralisis medula oblongata.

 

Pada eter dari stadium eksitasi ke stadium anestesi membutuhkan waktu yanglama karena

jenis anestesi umum ini akan efektif apabila digunakan melaluiintravena.

 

Alkohol dapat efektif apabila penggunaannya melalui jalur oral

7. JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAAN

1.Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anastetika lokal

Jawaban:

Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus-

amino hidrofil (sekunder atau tersier) yangdihubungkan oleh suatu ikatan ester (alcohol) atau

amida dengan suatugugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin

besar daya kerja anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.Anastetika local dapat

digolongkan secara kimiawi dalam beberapakelompok sbb:

a.Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain,oksibuprokain, tetrakain) 

b.Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain,dan cinchokain

c.Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida Semua obat tersebutdi atas adalah sintetris

kecuali kokain yang alamiah.

2.Bahas cara pemberiannya dan jenis anastetika yang bisa dicapaidengannya

Jawaban:

a.Secara ParenatalAnastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana

anastesia umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenisanatesia local yang paling banyak

digunakan sebagai suntikanadalah sbb :

 

Anastesia Infiltrasi

 

Anastesia Konduksi

Page 19: ANESTESI LOKALI.docx

 

Anastesia Spinal (intrathecal)

 

Anastesia epidural

 

Anatesia Permukaan 

b.Cara penggunaan lain secara oral

Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulutatau tablet isap (sakit

tenggorok) juga dalam bentuk tetes-matauntuk mengukur tekanan intraokuler atau

mengeluarkan bendaasing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri

luka bakar dan dalam pil-taruh anti-wasir. Senyawa ester seringmenimbulkan reaksi alergi

kulit, maka sebaiknya dugunakan suatusenyawa-amida yang lebih jarang

mengakibatkan hipersensitasi.

c.Topikal 

 Anestesi lokal diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda padamembran mukosa yang

berbeda. Pada mukosa trakea, absorpsiyang terjadi hampir sama dengan pada pemberian

secaraintravena. Pada mukosa faring, absorpsi lebih lambat dan padamukosa esofagus dan

kandung kemih, absorpsi lebih lambat dariaplikasi topikal di faring.

3.Apakah setiap anastetika lokal dapat dipakai sebagai anastetika permukaan? Jelaskan.

Jawaban:

Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawanrasa nyeri dan gatal, misalnya

larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk

mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep

untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria

untuk  penderita ambient/ wasir. Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-

impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) padakegunaan lokal dengan demikian dapat

menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.

4.Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anastesi

Jawaban:

Page 20: ANESTESI LOKALI.docx

Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan

jalan beberapa cara. Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan da

n transmisi impuls melalui sel saraf ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletak di

membrane sel. Seperti juga alcohol

dan barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalanmenurunkan

permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium,

yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingandengan ion-

kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-salurannatrium di membrane neuron. Pada

waktu bersamaan, akibat turunnya lajudepolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan

listrik lambat launmeningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat

secarareversible.

5.Diantara anastetika lokal yang digunakan pada percobaan ini, mana yanglebih potensial?

Terangkan.

Jawaban:

Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal,epidural, merupakan obat

standart untuk perbandingan potensi dantoksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik local

lain. Sediaan suntik  prokain terdapat dalam kadar 1-

2% dengan atau tanpa epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20%

untuk anestesispinal.sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infuse

IV. Untuk anestesi kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30mlnlarutan prokain 1,5%.

6.Keburukan apa yang timbul bila permukaan kornea dianastesi untuk  periode waktu yang

lama dan apa alasannya.

Jawaban:

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan korneaakibat kematian jaringan kornea,

yang ditandai dengan adanya infiltratsupuratif disertai defek kornea bergaung, dan

diskontinuitas jaringankornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Di Amerika

insidenulkus kornea bergantung pada penyebabnya. Insidensi ulkus kornea tahun1993 adalah

5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia,

sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian l

ensa kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya. Walaupun infeksi jamur

pada kornea sudah dilaporkan padatahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis

diperhatikan.Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini sejalandengan

peningkatan penggunaan kortikosteroid topikal, penggunaan obatimunosupresif dan lensa

Page 21: ANESTESI LOKALI.docx

kontak. Mortalitas atau morbiditas tergantungdari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut

kornea, kelainan refraksi,neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan di USA,

laki-lakilebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu jugadengan

penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki.Hal ini mungkin

disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-lakisehari-hari sehingga meningkatkan

resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea.

DAFTAR PUSTAKA

-Anief, Mohammad. 1993. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan

.Yogyakarta : UGM Press.

-Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Anestesi Umum. Dalam: Farmakologi danTerapi. EdisiIV.

Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. Hal : 116.

-Goodman dan Gilman. 2008. Anastetik Umum.Dasar Farmakologi Terapi.Jakarta:EGC.

-Katzung, Bertram. 1997. Alkohol. Dalam: Farmakologi Dasar dan Terapi. Edisi VI.Jakarta:

EGC. Hal : 69, 76-7.

-Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat edisiV . Bandung: ITB

-Pearce, Evelyn. 2009.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.

GramediaPustaka Utama.

-Robert. 1981.Pedoman Pengobatan. Yayasan Essentia Medica.

-Woodley, Michele. 1995. Pedoman Pengobatan. Yogyakarta.