ANEMIA Mikrositik Hipokrom

15
ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM PENDAHULUAN : Hal yang harus diingat : 1. Anemia bukan penyakit, tetapi tanda/gejala 2. Anemia adalah proses yang terus berubah 3. Anemia banyak dijumpai pada orang tua, tetapi menjadi tua bukan penyebab anemia 4. Untuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan laboratorium Sekali lagi diingatkan, Anemia bukan suatu penyakit, tetapi keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin di bawah nilai normal yang diikuti dengan menurunnya nilai hematokrit. Kadar Hb tergantung dari umur, jenis kelamin, letak geografis dan metode pemeriksaan. Nilai normal kadar Hb orang indonesia menurut Depkes, sesuai dengan WHO : ANAK PRA-SEKOLAH : Hb < 11 g/dL ANAK SEKOLAH : Hb < 12 g/dL WANITA HAMIL : Hb < 11 g/dL IBU MENYUSUI : Hb < 12 g/dL WANITA DEWASA : Hb < 12 g/dL PRIA DEWASA : Hb < 13 g/dL Kadar Hb akan meningkar 1 g/dL pada ketinggian 2.000 m dan meningkat 2 g/dL pada ketinggian 3.000 m. Pemeriksaan kadar Hb yang

description

aaa

Transcript of ANEMIA Mikrositik Hipokrom

Page 1: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

PENDAHULUAN :

Hal yang harus diingat :

1. Anemia bukan penyakit, tetapi tanda/gejala

2. Anemia adalah proses yang terus berubah

3. Anemia banyak dijumpai pada orang tua, tetapi menjadi tua bukan penyebab anemia

4. Untuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan laboratorium

Sekali lagi diingatkan, Anemia bukan suatu penyakit, tetapi keadaan yang ditandai dengan

menurunnya kadar hemoglobin di bawah nilai normal yang diikuti dengan menurunnya nilai

hematokrit. Kadar Hb tergantung dari umur, jenis kelamin, letak geografis dan metode pemeriksaan.

Nilai normal kadar Hb orang indonesia menurut Depkes, sesuai dengan WHO :

ANAK PRA-SEKOLAH : Hb < 11 g/dL

ANAK SEKOLAH : Hb < 12 g/dL

WANITA HAMIL : Hb < 11 g/dL

IBU MENYUSUI : Hb < 12 g/dL

WANITA DEWASA : Hb < 12 g/dL

PRIA DEWASA : Hb < 13 g/dL

Kadar Hb akan meningkar 1 g/dL pada ketinggian 2.000 m dan meningkat 2 g/dL pada ketinggian

3.000 m. Pemeriksaan kadar Hb yang dianjurkan adalah dengan cara spektrofotometer,

menggunakan reagen sianmethemoglobin.

Untuk mengetahui penyebab anemia maka diperlukan data klinis, pemeriksaan fisik dan

laboratorium.

Gejala Klinis anemia :

- Sesak napas setelah kegiatan fisik

- Lemah, letih, sakit kepala

- Pada orang tua disertai tanda payah jantung, angina pektoris

Pemeriksaan fisik :

Page 2: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

- Pucat, takikardi, denyut nadi kuat

- Pembesaran jantung

- Bising sitolik

- Gejala klinis khusus :

o Koilonikia --> anemia defisiensi besi

o Ulkus kruris --> anemia sel sabit, thalasemia

o Neuropathi --> anemia defisiensi B12

o Ikterik --> anemia hemolitik

Klasifikasi anemia secara Morfologi dan Etiologi

Secara Morfologi :

ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

ANEMIA MAKROSITIK

Secara Etiologi :

KEHILANGAN DARAH:

AKUT

KRONIS

ERITROPOESIS MENURUN

ANEMIA GIZI : kekurangan asam Folat, B12, Besi dll.

KEGAGALAN SUMSUM TULANG : anemia aplastik, anemia pada keganasan

DESTRUKSI MENINGKAT

HEREDITER : Kln membran eritrosit, Kln Enzim, Hb-pathy

DIDAPAT : Kln imunologik, mekanik, infeksi, zat kimia, dll

2

Page 3: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

Anemia Mikrositik Hipokrom, dapat disebabkan karena kelainan :

GANGGUAN SINTESIS HEME

GANGGUAN METABOLISME BESI (Fe)

Kekurangan besi

Anemia, Penyakit menahun

atransferinemia

GANGGUAN SINTESIS PROTOPORFIRIN

Gangguan ALA sintetase

Corpoporfirinogen sintetase

Def. Heme-sintetase

Intoksikasi Pb

Ideopathik

GANGGUAN SINTESIS GLOBIN

THALASEMIA

3

HEMOGLOBIN

HEME GLOBIN

BESIPROTOFORFIRIN

An. Def. BesiInfeksi Kronis

An. Sideroblastik

Thalasemia

Page 4: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

HB VARIAN

Bila dari pemeriksaan sediaan apus darah tepi di dapat

Anemia mikrositik hipokrom

Cadangan besi SSTL

Ringed Sideroblast

Elektroforesa Hb

Diagnosis

An. Def. Besi An. Sideroblastik Hb-pathy

Darah Tepi eri. Mikrositik hipokrom

anisositosis, poikilositosis

sel pensil +

eri. Normositik dan

mikrositik hipokrom

sferosit

sel sasaran +

Sel Sasaran +

eritrosit berinti

polikromasi

benda inklusi

bintik basofil

kristal HbC

Sumsum

tulang

hiperselluler

eritropoesis hiperaktif

Ringed sideroblast hiperselluler

eritropoesis hiperaktif

4

-

Normal AbNormalNormal

An. Def. Fe Hb-pathy An.Sideroblastik

Page 5: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

banyak Metarubrisit

gangguan pematangan

sitoplasma

cadangan Fe berkurang

banyak Rubrisit

Cadangan besi meningkat

Pemeriksaan

lain

Serum Iron menurun

TIBC meningkat

Saturasi transferin

menurun ( < 5 % )

Ferritin menurun

(< 12 ug/L)

SI normal

TIBC normal

Ferritin meningkat

SI normal

TIBC normal

Feritin normal

Elektroforesa

Hb

NORMAL

Hb F < 1 %

Hb A2 < 3,5 %

NORMAL

Hb F < 1 %

Hb A2 < 3,5 %

THALASEMIA BETA

Hb F tinggi

Hb A2 tinggi

THALASEMIA ALFA

Hb A2 turun

Hb F turun

Hb A1 turun

Hb Bart + ( 4)

Hb H + ( 4 )

ANEMIA DEFISIENSI BESI

5

Page 6: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

Merupakan anemia yang paling banyak ditemukan di dunia. 30 % penduduk dunia menderita

anemia defisiensi besi (ADB), 43 %nya mengenai balita dan 51 % mengenai ibu hamil. ADB

merupakan salah satu masalah gizi utama.

Dalam tubuh, besi sangat diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, juda untuk metabolisme

oksidatif, sintesa DNA, neurotransmitter dan proses katabolisme.

Kekurangan besi akan mempunyai dampak yang buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak2, daya tahan, menurunkan konsentrasi belajar dan mengurangi aktifitas.

Untuk mempertahankan keseimbangan positif anak2 memerlukan 0,8 -1,5 mg Fe yang diabsorpsi

dari makanan sekitar 10%, jagi asupan besi pada anak2 antara 8 – 10 mg FE perhari.

METABOLISME BESI

Jumlah besi dalam tubuh seseorang tergantung dari besi dalam makanan.

Dalam tubuh orang dewasa ada sekitar 55 mg/Kg BB atau sekitar 4 g.

67% ada dalam hemoglobin,

30% sebagai cadangan besi (Ferritin dan hemosiderin)

3 % dalam bentuk mioglobin

0.07% sebagai transferin

0.2% sebagai enzim

Ada 2 cara penyerapan besi :

Non-Heme (90% dari makanan), besinya diubah dulu menjadi bentuk yang mudah diserap

Heme (10% dari makanan), besinya langsung diserap tanpa memerhatikan cadangan besi

tubuh

Faktor2 yang mempengaruhi penyerapan besi:

YANG MEMPERMUDAH PENYERAPAN :

1. BENTUK FERRO

2. BESI ANORGANIK

3. ASAM, HCl, VITAMIN C

4. ZAT-ZAT PELARUT, MISAL : GULA, ASAM AMINO

5. DEFISIENSI BESI

6

Page 7: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

6. ERITROPOESIS MENINGKAT

7. KEHAMILAN

8. HEMOKROMATOSIS PRIMER

YANG MENGURANGI PENYERAPAN BESI:

1. BENTUK FERRI

2. BESI ORGANIK

3. ALKALI – ANTASIDA, SEKRESI PANKREAS

4. ZAT PENGENDAP, MISAL: FITAT, FOSFAT, OKSALAT

5. KELEBIHAN BESI

6. ERITROPOESIS MENURUN

7. INFEKSI

8. TEH

9. DESFERIOKSAMIN

ETIOLOGI

KEBUTUHAN MENINGKAT

BAYI PREMATUR,

ANAK MASA PERTUMBUHAN,

WANITA HAMIL

INTAKE BESI KURANG

DIET RENDAH BESI

ABSORPSI TERGANGGU à Akhlorhidria, Post gastrektomi, Malabsorpsi

KEHILANGAN BESI

PERDARAHAN ( Hemoorhoid, tukak lambung, cacing, haid yang banyak dan

lama )

GANGGUAN HEMOSTASIS

HEMOGLOBINURIA, HEMOSIDERINURIA

7

Page 8: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

Tahap-tahap defisiensi besi

Deff. besi FERITIN Saturasi

Transferin

Kadar Hb

Tahap I

(Prelaten)

Turun Normal Normal

Tahap II

(Laten)

Turun Turun Normal

Tahap III

(Deff Besi)

Turun Turun Turun

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

DARAH TEPI :

MIKROSITIK HIPOKROM à tergantung kadar Hb dan nilai Ht

Bila Hb <10 g/dL & Ht < 34% à Mikrositik ringan

Bila Hb < 9 g/dL & Ht < 27% à jelas

ANISO-POIKILOSITOSIS

SEL PENSIL

8

Page 9: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

Sel Sasaran +, Ovalosit +

BESI TUBUH

• BESI SERUM (Serum Iron) MENURUN

[nilai normal : 70 – 180 mg/dL]

• DAYA IKAT BESI TOTAL (Total Iron Binding Capacity ) MENINGKAT

[nilai normal : 250 – 400 mg/dL]

• SATURASI TRANSFERIN : SI/TIBC x 100%

Normal : 20 – 45%

Bila Saturasi Transferin < 5% à pasti An. Def Besi

• FERITIN dan HEMOSIDERIN MENURUN

PEMERIKSAAN SUMSUM TULANG :

- Hiperseluler à eritropoesis hiperaktif

- Banyak METARUBRISIT (dengan sitoplasma lebih biru)

- HEMOSIDERIN BERKURANG

PEMERIKSAAN KHUSUS à cari etiologi

• Analisa makanan

• Tumor markers

• Hemostasis,

• Parasit,

• Hemoglobinuria, Hemosiderinuria

ANEMIA SIDEROBLASTIK

ETIOLOGI :

Gangguan pembentukan Protoporfirin à Timbunan besi di mitokondria eritrosit berinti à

RINGED SIDEROBLAST

Bila butir besi di eritrosit à SIDEROSIT

9

Page 10: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

KELAINAN bisa :

KONGENITAL

Diturunkan secara “Sex linked recessive”

à Defisiensi enzim DELTA AMINO LEUVULANIC ACID SYNTHETASE

DIDAPAT

– Keganasan sumsum tulang ( sindroma mielodisplastik, mielosklerosis, lekemia,

mieloma)

– OBAT-OBATAN

anti-tuberkulosis --> INH,

etanol,

Chloramphenicol

Sitostatik --> cycloserine

– Toxin : Zn

– Makanan : Def. Pyridoxin, Timah

10

Page 11: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

LABORATORIUM :

SEDIAAN APUS DARAH TEPI à Dimorfik (normositik normokrom, mikrositik

hipokrom, makrositik)

– Dengan pulasan Besi tampak à SIDEROSIT

SUMSUM TULANG

– Hiperplasia eritrosit dengan RINGED SIDEROBLAST pada 10 – 40% eritrosit

bernti

Saturasi Transferin MENINGKAT > 55 %

FERITIN SERUM MENINGKAT

Timbunan besi pada organ tubuh à HEMOKROMATOSIS

HEMOGLOBINOPATHY

Disebabkan mutasi DNA à Sintesis GLOBIN Terganggu

– Perubahan struktur à Hb Varian

– Berkurangnya sintesis rantai globin à Thalasemia

LABORATORIUM:

DARAH TEPI :

Thalasemia Minor :

– Eritrosit Mikrositik Hipokrom

– Aniso-poikilositosis TANPA SEL PENSIL

Thalasemia Mayor

– Eritrosit Bizare,

– Sel Target à 5 – 30%

– Eritrosit berinti

– Eritrosit dengan BINTIK BASOFIL

11

Page 12: ANEMIA Mikrositik Hipokrom

SUMSUM TULANG:

Hiperselluler

Eritropoesis hiperaktif à RUBRISIT

Cadangan besi meningkat

ELEKTROFORESA HEMOGLOBIN

Neonatus dengan Thalasemia a à Hb Bart (4)

Dewasa dengan Thalasemia a à HbH (4)

Thalasemia b minor à HbA2 dan HbF meningkat

12