anemia megaloblastik askep.docx

45
Pengertian Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit yang tidak berfungsi Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B 12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B 12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. Kadar vitamin B 12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B 12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B 12 ) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B 12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati). 2.2 Etiologi Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut : 1. Defisiensi Vit B12 a. Asupan kurang ; pada vegetarian b. Malabsopsi

description

2 makalah dari blog berbeda

Transcript of anemia megaloblastik askep.docx

Page 1: anemia megaloblastik askep.docx

    Pengertian

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit yang tidak berfungsi

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel

megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi

sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar.

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi,

ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit

autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih

mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit

Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena

berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah

menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka

yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin

B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena

kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan

mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

2.2        Etiologi

Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :

1.            Defisiensi Vit B12

a.       Asupan kurang ; pada vegetarian

b.      Malabsopsi

  Dewasa

anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit Chorn’s,parasit,limfoma ususu halus,obat-obatan

(naomisin,etanol,KCL)

  Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung dan gangguan reseptor kobalamin di ileum

c.       Gangguan metabolisme seluler

Defisiensi enzim,abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi transkobalamin), dan paparan nitrit oksida

yang berlangsung lama.

                  d.   Infeksi cacing pita.     

2.            Defisiensi Asam Folat

a.       asupan kurang

  Gangguan nutrisi

Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.

Page 2: anemia megaloblastik askep.docx

  Malabsopsi

Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat antikonvulsan.

b.      Peningkatan kebutuhan

Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak efektif (anemia

pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia hemolitik).

c.       Gangguan metabolisme folat

Alkoholisme,defisiensi enzim

d.      Penurunan cadangan folat di hati

Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma.

3.            Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

4.            Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :

a.       defisiensi enzim congenital

b.      didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

2.3        Klasifikasi

Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :

1.            Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12

a.       Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang mengandung vitamin B12.

b.      Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,

   Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic, serta gastrektomi total atau parsial)

   Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)

2.            Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat

a.       disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan

anemia akibat hanya minum susu kambing.

b.      Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus

c.       Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi prematuritas) dan keadaan fatologis (anemia

hemolitik, keganasan serta penyakit kolagen).

d.      Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi  pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal

jantung.

e.       Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.

3.            Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat

Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada eritroleukemia.

2.4        Patofisiologi

Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel

eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam

pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat

gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan

Page 3: anemia megaloblastik askep.docx

sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta

susunan kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya tidak

normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup

eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.

Page 4: anemia megaloblastik askep.docx
Page 5: anemia megaloblastik askep.docx

Web Of Causation

                                    

2.5        Manifestasi Klinis

Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi

asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi

neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus

dibedakan dengan teliti antara kedua bentuk  anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur.

Page 6: anemia megaloblastik askep.docx

Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :

1.      Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat

2.      Anemia karena eritropoesis yang efektif

3.      Ikterus ringan akibat pemecahan globin

4.      Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue), stomatitis angularis,dan nyeri.

5.      Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan

menyebabkan:

  kesemutan di tangan dan kaki

  hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan

  pergerakan yang kaku.

6.      purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.

7.      Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut:

  Neuropati perifer

Mati rasa,terbakar pada jari.

  Kerusakan kolumna Posterior

Gangguan posisi,vibrasi

  Kerusakan kolumna lateralis.

  Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.

Gejala lainnya adalah:

  buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru

  luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar

  penurunan berat badan

  warna kulit menjadi lebih gelap

  penurunan fungsi intelektual.

2.6        Pemeriksaan Penunjang

1.      Darah Tepi :

  anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar

  anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)

  poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)

  lekopenia, netropenia hipersegmentasi

  trombositopenia

  ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

Page 7: anemia megaloblastik askep.docx

Gambar 1.sediaan apus darah tepi menunjukkan netrofil yang hipersegmentasi dan ukuran sel eritrosit yang besar

2.   Sumsum Tulang:

   Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak ditemukan sel primitif

(promegaloblas dan megaloblas basofil).

   Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang, terjadi disosiasi inti dan

sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel netrofil.

   Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi nukleus.

2.7        Penatalaksanaan

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di cegah atau di tangani

dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh

defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat ditangani dengan

pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien

yang sakit berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu

lebih lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat

sembuh secara penuh.

Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang

menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :

1.            Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa.

2.            Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai berikut:

a.       diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya 100-1000 Ug IM setia

bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru kemudian

Page 8: anemia megaloblastik askep.docx

diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian suntikan  dapat diberikan seara oral 1000 Ug

sekali sehari,asal tidak terdapat gangguan absopsi.

b.      Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung, hipotensi postural,renjatan atau

infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan.

3.            Terapi untuk defisiensi asam folat

Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat gangguan absopsi.

4.            Terapi penyakit dasar

Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.

2.8              Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia Megaloblastik

a. Identitas Klien

b.Riwayat Kesehatan

-          RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)

Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, Fe dan vitamin B12

-          RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)

-          RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang):

a.       Klien terlihat keletihan dan lemah.

b.      Muka klien pucat.

c.       Mengeliuh nyeri mulut dan lidah.

c. Kebutuhan dasar

1.      Aktivitas / Istirahat

a.       Keletihan, kelemahan otot, malaise umum

b.      Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

c.       Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat

d.      Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya

e.       Ataksia, tubuh tidak tegak

f.       Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan keletihan

2.      Sirkulasi

a.       Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat

b.      Pengisian kapiler melambat.

c.       Rambut kering, mudah putus

3.      Integritas Ego

a.       Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah

b.      Depresi

4.      Eliminasi

a.       Sindrom malabsorpsi

b.      Diare

Page 9: anemia megaloblastik askep.docx

c.       Penurunan haluaran urine

5.      Makanan / cairan

a.       Penurunan masukan diet

b.      Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)

c.       Anoreksia

d.      Adanya penurunan berat badan

e.       Membrane mukusa kering,pucat

f.       Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis

g.      Stomatitis

6.      Neurosensori

a.       Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

b.      Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata

c.       Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki

d.      Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis

e.       Tidak mampu berespon lambat dan dangkal

f.       Gangguan koordinasi, ataksia

7.      Pernapasan

a.       Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

b.      Takipnea, ortopnea dan dispnea

Diagnosa Keperawatan

1.      Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke

sel.

2.      Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna

makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

4.      Risiko tinggi terhadap infeksi b.d  tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau

penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

5.      Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping

terapi obat.

6.      Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal

sumber informasi.

NO Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Perubahan perfusi

jaringan b.d

penurunan

Peningkatan perfusi

jaringan

KH :

-    Awasi tanda - tanda vital

kaji pengisian kapiler,

warna kulit/membrane

-    Memberikan informasi

tentang

derajat/keadekuatan perfusi

Page 10: anemia megaloblastik askep.docx

komponen seluler

yang diperlukan

untuk pengiriman

oksigen/nutrient ke

sel.

Klien menunjukkan

perfusi adekuat,

misalnya tanda vital

stabil.

mukosa, dasar kuku.

-    Tinggikan kepala tempat

tidur sesuai toleransi.

-    Awasi upaya pernapasan ;

auskultasi bunyi napas

perhatikan bunyi

adventisius.

-    Selidiki keluhan nyeri

dada/palpitasi.

Hindari penggunaan botol

penghangat atau botol air

panas. Ukur suhu air mandi

dengan thermometer.

-    Kolaborasi pengawasan

hasil pemeriksaan

laboraturium. Berikan sel

darah merah

lengkap/packed produk

darah sesuai indikasi.

-    Berikan oksigen tambahan

sesuai indikasi.

-    Kaji untuk respon verbal

melambat, mudah

terangsang,agitasi,ganggua

jaringan dan membantu

menetukan kebutuhan

intervensi.

-    Meningkatkan ekspansi

paru dan memaksimalkan

oksigenasi untuk

kebutuhan seluler.

Catatan : kontraindikasi

bila ada hipotensi.

-    Gemericik menununjukkan

gangguan jajntung karena

regangan jantung

lama/peningkatan

kompensasi curah jantung.

-    Iskemia seluler

mempengaruhi jaringan

miokardial/ potensial risiko

infark.

-    Termoreseptor jaringan

dermal dangkal karena

gangguan oksigen

-    Mengidentifikasi defisiensi

dan kebutuhan

pengobatan /respons

terhadap terapi.

Page 11: anemia megaloblastik askep.docx

n memori dan binggung.

-    Memaksimalkan transport

oksigen ke jaringan.

-    Dapat mengindikasikan

gangguan serebral karena

hipoksia atau difisiensi

B12.

2. Intoleransi aktivitas

b.d

ketidakseimbangan

antara suplai

oksigen

(pengiriman) dan

kebutuhan.

Dapat

mempertahankan

/meningkatkan

ambulasi/aktivitas.

KH :

-    melaporkan

peningkatan toleransi

aktivitas (termasuk

aktivitas sehari-hari)

-    menunjukkan

penurunan tanda

intolerasi fisiologis,

misalnya nadi,

pernapasan, dan

tekanan darah masih

dalam rentang normal

-     Kaji kemampuan ADL

pasien.

-     Kaji kehilangan atau

gangguan keseimbangan,

gaya jalan dan kelemahan

otot

-     Observasi tanda-tanda vital

sebelum dan sesudah

aktivitas.

-     Berikan lingkungan tenang,

batasi pengunjung, dan

kurangi suara bising,

pertahankan tirah baring

bila di indikasikan

-     Gunakan teknik

menghemat energi,

anjurkan pasien istirahat

bila terjadi kelelahan dan

kelemahan, anjurkan pasien

melakukan aktivitas

semampunya (tanpa

memaksakan diri).

-    Mempengaruhi pilihan

intervensi/bantuan

-    Menunjukkan perubahan

neurology karena defisiensi

vitamin B12

mempengaruhi keamanan

pasien/risiko cedera

-    Manifestasi

kardiopulmonal dari upaya

jantung dan paru untuk

membawa jumlah oksigen

adekuat ke jaringan

-    Meningkatkan istirahat

untuk menurunkan

kebutuhan oksigen tubuh

dan menurunkan regangan

jantung dan paru

-    Meningkatkan aktivitas

secara bertahap sampai

normal dan memperbaiki

tonus otot/stamina tanpa

kelemahan. Meingkatkan

harga diri dan rasa

terkontrol.

Page 12: anemia megaloblastik askep.docx

3. Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

b.d kegagalan untuk

mencerna atau

ketidak mampuan

mencerna

makanan /absorpsi

nutrient yang

diperlukan untuk

pembentukan sel

darah merah

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi

KH :

-     Menunujukkan

peningkatan

/mempertahankan

berat badan dengan

nilai laboratorium

normal.

-     Tidak mengalami

tanda mal nutrisi.

-     Menununjukkan

perilaku, perubahan

pola hidup untuk

meningkatkan dan atau

mempertahankan berat

badan yang sesuai.

       kaji riwayat nutrisi

termasuk makanan yang di

sukai.

       Obswerpasi dan catat

masukan makanan pasien

       Timbang BB setiap hari.

       Berikan makanan sedikit

dan prekuensi sering

       Observasi dan catat

kejadian mual atau

muntah,flatus dan gejala

lain yang berhubungan.

       Berikan dan Bantu hygiene

mulut yang baik sebelum

dan sesudah

makan,gunakan sikat gigi

halus untuk penyikatan

yang lembut.berikan

pencuci mulut yang di

encerkan bila mukosa oral

luka.

       Konsul pada ahli gizi

       Pantau pemerikasaan

laboratorium misalnya Hb /

Ht,albumin ,protein,besi

serum, B12, asam folat,

elektrolit serum.

       Mengidentifikasi

defisiensi,menduga

kemungkinan intervensi.

       Mengawasi masukan

kalori atau kualitas

kekurangan konsumsi

makanan.

       Mengawasi penurunan

BB,efektivitas intervensi

nutrrisi

       Makanan sedikit dapat

menurunkan kelemahan

dan meningkatkan

pemasukan juga mencegah

distensi gaster.

       gejala GI dapat

menunjukan efek anemia

(hipoksia) pada organ.

       meningkatkan nafsu

makan dan pemasukan

oral,menurunkan

pertumbuhan

bakteri,meminimalkan

kemungkinan

infeksi.teknik perawatan

mulut khusus mungkin di

perlukan bila jringan

rapuh,luka, pendarahan dan

nyeri berat.

       Membantu dalam

membuat rencana diet

untuk memenuhi

kebutuhan individu.

       meningkatkan efektivitas

Page 13: anemia megaloblastik askep.docx

       Berika obat sesuai indikasi

misalnya vitamin dan

suplemen mineral (vit B12,

asam folat(flovite), asam

askorbat(vitC),besi dextran

(IM/IV)).

       Asam hidroklorida (HCI)

       Berikan diet halus, jumlah

serat, hindari makanan

panas, pedas atau terlalu

asam sesuai indikasi.

       Berikan suplemen nutrisi

misalnya ensure, isokal.

program pengobatan

termasuk sumber diet

nutrisi yang dibutuhkan.

       kebutuhan penggantian

tergantung pada tipe

anemia atau adanya

masukan oral yang buruk

dan defisiensi yang di

identifikasi.di berikan

sampai deficit diperkrakan

teratasi dan di simpan

untuk yang tak dapat di

absorpsi atau terapi besi

oral, atau bila kehilang

darah terlalu cepat untuk

penggantian oral secara

efektif.

       mempunyai sifat absorpsi

vitamin B12 selama

minggu pertama terapi.

       bila ada lesi oral, nyeri

dapat membatasi tipe

makanan yang dapat di

toleransi pasien.

       menigkatkan masukan

protein dan kalori.

4. Risiko tinggi

terhadap infeksi

b.d  tidak

adekuatnya

pertahanan

sekunder

Infeksi tidak terjadi.

KH :

- mengidentifikasi

perilaku untuk

mencegah/menurunka

n risiko infeksi.

  Tingkatkan cuci tangan

yang baik ; oleh pemberi

perawatan dan pasien

  Pertahankan teknik aseptic

  mencegah kontaminasi

silang/kolonisasi bacterial.

Catatan : pasien dengan

anemia berat/aplastik dapat

berisiko akibat flora

normal kulit.

Page 14: anemia megaloblastik askep.docx

(penurunan

hemoglobin

leucopenia, atau

penurunan

granulosit (respons

inflamasi tertekan).

- meningkatkan

penyembuhan luka,

bebas drainase purulen

atau eritema, dan

demam.

ketat pada

prosedur/perawatan luka

  Berikan perawatan kulit,

perianal dan oral dengan

cermat

  Motivasi perubahan

posisi/ambulasi yang

sering, latihan batuk dan

napas dalam

  Tingkatkan masukkan

cairan adekuat

  Pantau/batasi pengunjung.

Berikan isolasi bila

memungkinkan

  Pantau suhu tubuh. Catat

adanya menggigil dan

takikardia dengan atau

tanpa demam

  Amati eritema/cairan luka

  Ambil specimen untuk

kultur/sensitivitas sesuai

indikasi

  menurunkan risiko

kolonisasi/infeksi bakteri

  menurunkan risiko

kerusakan kulit/jaringan

dan infeksi

  meningkatkan ventilasi

semua segmen paru dan

membantu memobilisasi

sekresi untuk mencegah

pneumonia

  membantu dalam

pengenceran secret

pernapasan untuk

mempermudah

pengeluaran dan mencegah

stasis cairan tubuh

misalnya pernapasan dan

ginjal.

  membatasi pemajanan

pada bakteri/infeksi.

Perlindungan isolasi

dibutuhkan pada anemia

aplastik, bila respons imun

sangat terganggu.

  adanya proses

inflamasi/infeksi

membutuhkan

evaluasi/pengobatan.

  indikator infeksi lokal.

Catatan : pembentukan pus

mungkin tidak ada bila

granulosit tertekan.

  membedakan adanya

infeksi, mengidentifikasi

pathogen khusus dan

Page 15: anemia megaloblastik askep.docx

  Berikan antiseptic topical ;

antibiotic sistemik

mempengaruhi pilihan

pengobatan

  mungkin digunakan secara

propilaktik untuk

menurunkan kolonisasi

atau untuk pengobatan

proses infeksi local

5. Konstipasi atau

Diare berhubungan

dengan penurunan

masukan diet;

perubahan proses

pencernaan; efek

samping terapi obat.

Membuat/kembali pola

normal dari fungsi

usus.

KH: Menunjukkan

perubahan

perilaku/pola hidup,

yang diperlukan

sebagai penyebab,

factor pemberat.

        Observasi warna feses,

konsistensi, frekuensi dan

jumlah

        Auskultasi bunyi usus

        Awasi intake dan output

(makanan dan cairan).

        Dorong masukkan cairan

2500-3000 ml/hari dalam

toleransi jantung

        Hindari makanan yang

membentuk gas

        Kaji kondisi kulit perianal

dengan sering, catat

perubahan kondisi kulit

atau mulai kerusakan.

Lakukan perawatan

perianal setiap defekasi bila

terjadi diare.

        Kolaborasi ahli gizi untuk

diet siembang dengan tinggi

serat dan bulk.

-     Membantu

mengidentifikasi

penyebab /factor pemberat

dan intervensi yang tepat.

-     bunyi usus secara umum

meningkat pada diare dan

menurun pada konstipasi

-     dapat mengidentifikasi

dehidrasi, kehilangan

berlebihan atau alat dalam

mengidentifikasi defisiensi

diet

-     membantu dalam

memperbaiki konsistensi

feses bila konstipasi. Akan

membantu memperthankan

status hidrasi pada diare

-     menurunkan distress

gastric dan distensi

abdomen

-     mencegah ekskoriasi kulit

dan kerusakan

Page 16: anemia megaloblastik askep.docx

        Berikan pelembek feses,

stimulant ringan, laksatif

pembentuk bulk atau enema

sesuai indikasi. Pantau

keefektifan. (kolaborasi)

        Berikan obat antidiare,

misalnya Defenoxilat

Hidroklorida dengan

atropine (Lomotil) dan obat

mengabsorpsi air, misalnya

Metamucil. (kolaborasi).

-     serat menahan enzim

pencernaan dan

mengabsorpsi air dalam

alirannya sepanjang traktus

intestinal dan dengan

demikian menghasilkan

bulk, yang bekerja sebagai

perangsang untuk defekasi.

-     mempermudah defekasi

bila konstipasi terjadi.

-     menurunkan motilitas usus

bila diare terjadi.

6. Kurang

pengetahuan

sehubungan dengan

kurang

terpajan/mengingat

; salah interpretasi

informasi ; tidak

mengenal sumber

informasi.

Pasien mengerti dan

memahami tentang

penyakit, prosedur

diagnostic dan rencana

pengobatan.

KH :

-       Pasien menyatakan

pemahamannya proses

penyakit dan

penatalaksanaan

penyakit.

-       Mengidentifikasi

factor penyebab.

-       Melakukan tiindakan

yang perlu/perubahan

pola hidup.

        Berikan informasi tentang

anemia spesifik. Diskusikan

kenyataan bahwa terapi

tergantung pada tipe dan

beratnya anemia.

        Tinjau tujuan dan

persiapan untuk

pemeriksaan diagnostic

        Kaji tingkat pengetahuan

klien dan keluarga tentang

penyakitnya

        Berikan penjelasan pada

        memberikan dasar

pengetahuan sehingga

pasien dapat membuat

pilihan yang tepat.

Menurunkan ansietas dan

dapat meningkatkan

kerjasama dalam program

terapi

        ansietas/ketakutan tentang

ketidaktahuan

meningkatkan stress,

selanjutnya meningkatkan

beban jantung.

Pengetahuan menurunkan

ansietas.

        megetahui seberapa jauh

pengalaman dan

pengetahuan klien dan

keluarga tentang

penyakitnya

Page 17: anemia megaloblastik askep.docx

klien tentang penyakitnya

dan kondisinya sekarang.

        Anjurkan klien dan

keluarga untuk

memperhatikan diet

makanan nya

        Minta klien dan keluarga

mengulangi kembali

tentang materi yang telah

diberikan

        dengan mengetahui

penyakit dan kondisinya

sekarang, klien akan tenang

dan mengurangi rasa cemas

        diet dan pola makan yang

tepat membantu proses

penyembuhan.

        mengetahui seberapa jauh

pemahaman klien dan

keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan

yang dilakukan

BAB III

PENUTUP

3.1        Kesimpulan

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum

tulang. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi,

ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit

autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih

Page 18: anemia megaloblastik askep.docx

mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit

Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Defisiensi Vit B12

a.       Asupan kurang ; pada vegetarian

b.      Malabsopsi

c. Gangguan metabolisme seluler

Defisiensi Asam Folat

a.       Asupan kurang

b.      Peningkatan kebutuhan

c.       Gangguan metabolisme folat

d.      Penurunan cadangan folat di hati

Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :

a.       defisiensi enzim congenital

b.      didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

3.2        Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan 

Page 19: anemia megaloblastik askep.docx
Page 20: anemia megaloblastik askep.docx
Page 21: anemia megaloblastik askep.docx

Dari blog

lain >>>>

Page 22: anemia megaloblastik askep.docx

1.1 Latar belakang

Anemia megaloblastik merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai oleh sel

megaloblastik. Kriteria anemia dan defisiensi gizi menurut WHO 1972, sebagai berikut :

Dinyatakan anemia, bila kadar hemoglobin (Hb) pada ketinggian permukaan laut lebih rendah dari nilai pada

golongan umur yang ada yaitu :

1. Anak umur 6 bulan – 6 tahun : 11 g / 100 ml

2. 6 tahun – 14 tahun : 12 g / 100 ml

3. Pria dewasa : 13 gr / 100 ml

4. Perempuan dewasa tak hamil : 12 gr / 100 ml

5. Perempuan dewasa hamil : 11 gr / 100 ml

Untuk anemia gizi, selain kadar Hb ditambah tolok ukur kadar besi, asam folat dan vitamin B12.

Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA yang terganggu. Sel-sel yang pertama

dipengaruhi adalah yang secara relatif mempunyai sifat perubahan yang cepat, terutama sel-sel sel-sel awal

hematopoietik dan epitel gastrointestinal. Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi perkembangan sitoplasmik normal,

sehingga sel-sel megaloblastik cenderung menjadi besar dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA. Sel-sel

awal eritroid megaloblastik cenderung dihancurkan dalam sumsum tulang. Dengan demikian selularitas sumsum

tulang sering meningkat tetapi produksi sel darah merah berkurang, dan keadaan abnormal ini disebut dengan istilah

eritropolesis yang tidak efektif (ineffective erythropoiesis)

Kebanyakan Anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin) dan atau asam folat.

1.2 Rumusan masalah

Sesuai dengan judul makalah ini “Anemia Megaloblastik” terkait dengan proses dan ilmu keperawatan. Berkaitan

dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Apa itu Anemia Megaloblastik?

2. Apa penyebab dan gejala Anemia Megaloblastik?

3. Bagaimana patofisiologi Anemia Megaloblastik?

4. Apa saja klasifikasi Anemia Megaloblastik

5. Bagaimana pengobatan dan pencegahan Anemia Megaloblastik ?

6. Bagaimana bentuk askep Anemia Megaloblastik ?

1.3 Tujuan penulisan 

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :

1. Pengertian Anemia Megaloblastik.

2. Penyebab dan gejala Anemia Megaloblastik.

3. Patofisiologi Anemia Megaloblastik.

4. Klasifikasi Anemia Megaloblastik

5. Pengobatan dan pencegahan Anemia Megaloblastik.

Page 23: anemia megaloblastik askep.docx

6. Bentuk asuhan keperawatan Anemia Megaloblastik.

1.4 Sistematika penulisan

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

1.1 latar belakang

1.2 rumusan masalah

1.3 tujuan penulisan

1.4 sistematika penulisan

BAB II Pembahasan

BAB III Asuhan keperawatran pada klien Anemia Megaloblastik

BAB IV Penutup

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi akibat

gangguan maturasi inti sel tersebut. Sel tersebut dinamakan megaloblastik.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab Anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :

1. Defisiensi vitamin B12.

2. Defisiensi asam folat

3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat

4. Gangguan sintesis DNA akibat dari :

a. Defisiensi enzim congenital

b. Didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

2.3 TANDA DAN GEJALA

1. Anemia karena eritropoesis yang inefektif

2. Ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi karena usia eritrosit memendek

3. Glositis (lidah bengkak, merah), stomatitis, angularis, gejala-gejala syndrom malabsorbsi ringan.

4. Purpura trombositopenik karena maturasi megakariosit terganggu

5. Neuropati pada defisiensi vitamin B12. pada penderita dengan defisiensi vitamin B12 yang berat dapat terjadi

kelainan saraf sensorik pada kolumna posterior dan neuropati bersifat simetris, terutama mengenai kedua kaki.

Page 24: anemia megaloblastik askep.docx

Penderita mengalami kesulitan berjalan dan mudah jatuh.

2.4 PATOFISIOLOGI

Timbulnya megaloblas adalah akibat gangguan maturasi inti sel akibat gangguan sintesis DNA sel-sel eritoblas.

Sebagai dapat dilihat pada gambar, defisiensi asam folat jelas akan mengganggu sintesi DNA hingga terjadi

gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas. Demikian pula defisiensi Vitamin B12 yang

bermanfaat dalam reaksi metilasi homosistin menjadi metionin dan reaksi ini berperan dalam mengubah metil THF

menjadi DHF, yang berperan dalam sitesis DNA. Jadi defisiensi Vitamin B12 juga akan mengganggu sintesis DNA

dan ini akan mengganggu maturasi inti sel dengan akibat terjadinya megaloblas.

Gejala lain yang menonjol pada defisiensi vitamin B12 adalah neuropati dan menurut suatu teori hal ini terjadi

akibat gangguan sintesis S-adenosil-metionin (SAM), salah satu bahan metabolit penting untuk susunan saraf.

2.5 KLASIFIKASI

Menurut penyebabnya Anemia megaloblastik dapat dibagi sebagai berikut :

1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12

a. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan, telur, susu, (yang mengandung vitamin B12).

b. Adanya mal absorpsi akibat :

1) Kelainan lambung

• Anemia persusiosa

• Kelainan kongenital faktor intrinsic

• Gastrektomi total atau parsial

2) Kelainan usus

• Intestinal loop syndrome

• Tropical sprue

• Post reseksi ileum

2. Anemia megaloblastik karena defisiensi asam folat

a. Karena makanan yang kurang gizi asam folat terutama pada orang tua, fakir miskin, gastrektomi parsial dan

anemia akibat hanya minum susu kambing dapat terjadi Anemia megaloblastik

b. Mal absorbsi asam folat misalnya karena tropical sprue, penyakit celiac

c. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urin ; ini terjadi pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal

jantung

d. Obat-obat antikonvulsan dan sitostatik tertentu

3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat

a. Anemia megaloblastik yang lain misalnya defisiensi enzim kongenital atau pada eritroleukemia.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah Tepi :

Page 25: anemia megaloblastik askep.docx

• anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar

• anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)

• poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)

• lekopenia, netropenia hipersegmentasi

• trombositopenia

• ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

2.Sumsum Tulang:

• Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak ditemukan sel primitif

(promegaloblas dan megaloblas basofil).

• Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang, terjadi disosiasi inti dan

sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel netrofil.

• Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi nukleus.

2.8 PENATALAKSANAAN

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di cegah atau di tangan i dengan

penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek

absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat ditangani dengan pemberian

vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit

berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih lama

untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat sembuh

secara penuh.

Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita

anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :

1. Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa.

2. Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai berikut:

• diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya 100-1000 Ug IM setia

bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru kemudian

diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian suntikan dapat diberikan seara oral 1000 Ug

sekali sehari,asal tidak terdapat gangguan absopsi.

• Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung, hipotensi postural,renjatan

atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan.

3. Terapi untuk defisiensi asam folat. Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak

terdapat gangguan absopsi.

Page 26: anemia megaloblastik askep.docx

4. Terapi penyakit dasar. Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

ANEMIA MEGALOBLASTIK

A. Pengka

3.1 Identitas Klien 

• Nama, alamat, jenis kelamin, umur, pendidikan, agama.

3.2 Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama

Riwayat Kesehatan Sekarang

a.Klien terlihat keletihan dan lemah.

b.Muka klien pucat.

c.Mengeliuh nyeri mulut dan lidah.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, Fe dan vitamin B12

Riwayat Kesehatan Keluarga

3.3 Kebutuhan dasar

Page 27: anemia megaloblastik askep.docx

1.Aktivitas / Istirahat

a. Keletihan, kelemahan otot, malaise umum

b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

c. Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat

d. Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya

e. Ataksia, tubuh tidak tegak

f. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan keletihan

2.Sirkulasi

a. Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat 

b. Pengisian kapiler melambat.

c. Rambut kering, mudah putus

3.Integritas Ego

a. Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah

b. Depresi

4.Eliminasi

a. Sindrom malabsorpsi

b. Diare 

c. Penurunan haluaran urine

5. Makanan / cairan

a. Penurunan masukan diet

b. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)

c. Anoreksia

d. Adanya penurunan berat badan

e. Membrane mukusa kering,pucat

f. Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis

g. Stomatitis

6. Neurosensori

a. Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

b. Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata

c. Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki

d. Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis

e. Tidak mampu berespon lambat dan dangkal

f. Gangguan koordinasi, ataksia

7.Pernapasan

a. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

b. Takipnea, ortopnea dan dispnea

Page 28: anemia megaloblastik askep.docx

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient

ke sel.

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna

makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

4. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau

penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

5. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping

terapi obat.

3.5 Intervensi keperawata

DX 1 :Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman

oksigen/nutrient ke sel.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Peningkatan perfusi jaringan teratasi,dengan

kriteria hasil : 

o Klien menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

Intervensi

1. Awasi tanda - tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.

Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan

intervensi.

2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler, Catatan :

kontraindikasi bila ada hipotensi.

3. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.

Rasional : Gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi

curah jantung.

4. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

Rasional : Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.

5. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.

Rasional : Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen

6. Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah

sesuai indikasi.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.

7. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional : Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

8. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang,agitasi,gangguan memori dan binggung

Page 29: anemia megaloblastik askep.docx

Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan serebral karena hipoksia atau difisiensi B12.

DX 2 : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Dapat mempertahankan /meningkatkan

ambulasi/aktivitas. Dengan kriteria hasil : 

o melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

o menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam

rentang normal.

Intervensi

1. Kaji kemampuan ADL pasien.

Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

2. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot

Rasional : Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko

cedera

3. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke

jaringan

4. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di

indikasikan.

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung

dan paru

5. Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan

pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).

Rasional : Meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa

kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

DX 3 :Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan

mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Dengan kriteria

hasil: 

o Menunujukkan peningkatan /mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.

o Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

o Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang

sesuai.

Intervensi 

1. kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang di sukai.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi,menduga kemungkinan intervensi.

2. Obswerpasi dan catat masukan makanan pasien

Rasional : Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan

Page 30: anemia megaloblastik askep.docx

3. Timbang BB setiap hari.

Rasional : Mengawasi penurunan BB,efektivitas intervensi nutrisi

4. Berikan makanan sedikit dan prekuensi sering.

Rasional :Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi

gaster.

5. Observasi dan catat kejadian mual atau muntah,flatus dan gejala lain yang berhubungan.

Rasional : gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ.

6. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan,gunakan sikat gigi halus untuk

penyikatan yang lembut.berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.

Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral,menurunkan pertumbuhan bakteri,meminimalkan

kemungkinan infeksi.teknik perawatan mulut khusus mungkin di perlukan bila jringan rapuh,luka, pendarahan dan

nyeri berat.

DX 4 :Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia,

atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Infeksi tidak terjadi. Dengan kriteria hasil : 

o mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.

o meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.

Intervensi 

1. Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien

Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat

berisiko akibat flora normal kulit.

2. mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local

Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri

3. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka

Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi

4. Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat

Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah

pneumonia

5. Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam

Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis

cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.

6. Tingkatkan masukkan cairan adekuat

Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila

respons imun sangat terganggu.

7. Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan

Rasional :adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

8. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam

Page 31: anemia megaloblastik askep.docx

Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan.

DX 5 :Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek

samping terapi obat.

Tujuan : dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus. Dengan

kriteria hasil : 

o Menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat.

Intervensi

1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah

2. Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang tepat.

3. menurunkan motilitas usus bila diare terjadi

Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi

4. Auskultasi bunyi usus

Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet.

5. Awasi intake dan output (makanan dan cairan).

Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu memperthankan status

hidrasi pada diare

6. Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung

Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen

7. Hindari makanan yang membentuk gas

Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan

8. Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan

perianal setiap defekasi bila terjadi diare.

Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan

dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi.

9. Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.

Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang. Anemia

megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh

kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun

yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin

dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi

ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

-) fisiensi Vit B12

Page 32: anemia megaloblastik askep.docx

a. Asupan kurang ; pada vegetarian

b. Malabsopsi

c. Gangguan metabolisme seluler

-) siensi Asam Folat

a. Asupan kurang

b. Peningkatan kebutuhan

c. Gangguan metabolisme folat

d. Penurunan cadangan folat di hati

-)gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

-)gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :

a. defisiensi enzim congenital

b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.