Anemia draft

6
A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai kekurangan salah satu atau lebih zat besi penting, apapun kekurangan tersebut. Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin adalah terlihat dalam Tabel 1: Sumber : Wirakusumah, 1999 2. Penyebab Anemia Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan Hb, sehinggadisebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dalam tubuh tersebut disebabkan karena: a. Kurangnya konsumsi makanan kaya zat besi terutama yang berasal dari sumber hewani. b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh kembang serta pada penyakit infeksi seperti malaria dan penyakit kronis lainnya misal TBC. c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing.

description

draft

Transcript of Anemia draft

Page 1: Anemia draft

A. Anemia

1. Definisi Anemia

Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah

hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai kekurangan salah satu atau

lebih zat besi penting, apapun kekurangan tersebut. Batas normal kadar Hb menurut umur dan

jenis kelamin adalah terlihat

dalam Tabel 1:

Sumber : Wirakusumah, 1999

2. Penyebab Anemia

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk

pembentukan Hb, sehinggadisebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dalam tubuh

tersebut disebabkan karena:

a. Kurangnya konsumsi makanan kaya zat besi terutama yang berasal dari sumber hewani.

b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh

kembang serta pada penyakit infeksi seperti malaria dan penyakit kronis lainnya misal TBC.

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang berlebihan, sering

melahirkan dan infeksi cacing.

d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan penyerapan

dari makanan.

3. Akibat Anemia Kekurangan Zat Besi

a. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel

tubuh maupun sel otak sehingga pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum

waktunya. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), pendarahan sebelum dan pada waktu melahirkan

serta pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi.

Page 2: Anemia draft

b. Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransport ke sel tubuh

maupun otak, sehingga menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut letih, lesu dan cepat capek

yang akibatnya penderita terkena penyakit infeksi. Mengingat dampak anemia diatas yang dapat

menurunkan kualitas sumber daya manusia, maka perlu penanggulangan segera.

4. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah mengatasi penyebabnya

pada anemia berat. Biasanya ada penyakit yang melatar belakangi antara lain penyakit TBC.

Infeksi cacing atau malaria, sehingga selain penanggulangan pada anemia harus dilakukan

pengobatan terhadap penyakit tersebut.

Pencegahan dan penanggulangan anemia dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan melalui penyuluhan, terutama makanan sumber

hewani yang mudah diserap seperti hati, ikan ,daging dan lain-lain. Selain itu perlu ditingkatkan

juga makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin A (buah-buahan dan sayuran).

Untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2. Pemberian suplementasi dengan tablet besi

Untuk menanggulangi akibat buruk yang diderita penderita anemia terutama yang disebabkan

oleh kekurangan zat besi maka perlu diberi tambahan zat besi

3. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi

Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis gizi kedalam bahan pangan untuk meningkatkan

kualitas pangan suatu kelompok masyarakat. Keuntungan Fortifikasi diantaranya dapat

diterapkan pada populasi yang besar dan biaya relatif murah. Fortifikasi bahan makanan dapat

dilakukan dengan menambahkan zat besi,asam folat, vitamin A dan asam amino pada bahan

makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. (Wirakusumah,1999)

Patofisiologi Terjadinya Anemia

Menurut Price (2006) patofisiologi anemia defisiensi besi secara morfologis, Keadaan ini

diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokromik dengan penurunan kuantitatif sintesis

hemoglobin. Definisi besi merupakan penyebab utama anemia didunia dan terutama sering

dijumpai pada perempuan usai subur disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan

peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan . Penyebab- penyebab lain defisiensi besi adalah :

(1) asupan besi yang tidak cukup, misal , pada masa bayi – bayi yang hanya diberi diet susu saja

selama 12 – 24 bulan dan pada individu – individu tertentu yang vegetarian ketat; (2) gangguan

absorsi setelah gastrektomi dan (3) kehilangan darah menetap, seperti pada perdarahan saluran

cerna lambat akibat polip, neoplasma, gastritis, varises esofagus, ingesti aspirin dan hemorroid.

Page 3: Anemia draft

Dalam keadaan normal tubuh seorang dewasa rata - rata mengandung 10 mg besi, dan untuk

seorang anak rata – rata mengadung 11 – 12 mg besi bergantung pada jenis kelamin dan ukuran

tubuhnya(Supariasa, 2002) . Lebih dari dua pertiga besi terdapat didalam hemoglobin. Besi

dilepas dengan semakin tua serta matinya sel dan diangkut melalui transferin plasma ke sumsum

tulang untuk eritropoiesis. Dengan pengecualian mioglobin ( otot ) dan enzim- enzim heme dalam

jumlah yang sangat sedikit, sisa zat besi disimpan di dalam hati, limpa, dan dalam sumsum tulang

sebagai feritinin dan hemosiderin untuk kebutuhan – kebutuhan lebih lanjut.

Walaupun dalam diet rata – rata mengandung 10 sampai 20 mg besi, hanya sekitar 5 % hingga 10

% ( 1 sampai 2 mg) yang sebenarnya diabsorsi. Pada saat persediaan besi berkurang, maka lebih

banyak besi diasbsorsi dari diet. Besi yang diingesti diubah menjadi besi ferro di dalam lambung

dan duodeunum serta diabsorpsi dari duodenum dan jejunum 15 proksimal. Kemudian besi

diangkut oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat

penyimpanan di jaringan.

Tiap mililiter darah mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5

sampai 1mg / hari . Namun , yang mengalami menstruasi kehilangan tambahan sebanyak 15

sampai 28 mg / bulan. Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama kehamilan,

kebutuhan besi harian meningkat untuk mencukupi permintaan karena meningkatnya volume

darah ibu dan pembentukan plasenta, tali pusat, dan janin , serta mengimbangi darah yang hilang

selama kelahiran.

Selain tanda – tanda dan gejala – gejala yang terjadi pada anemia, individu dengan defisiensi besi

yang berat ( besi plasma kurang dari 40 mg / dl: hemoglobin 6 sampai 7 g/ dl) memiliki rambut

yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata , mudah patah dan mungkin berbentuk sendok

(koilonikia). Selain itu, antrofi papila lidah mengalibatkan lidah tampak pucat , licin, mengkilat,

bewarna merah daging, dan meradang serta sakit. Dapat juga terjadi stomatitis angularis, pecah –

pecah disertai kemerahan dan nyeri di sudut mulut.

Pemeriksaan darah menunjukan jumlah SDM normal atau hampir normal dan kadar hemoglobin

berkurang, Pada asupan darah perifer, SDM mikrositik dan hipokromik ( MCV, MCHC, dan

MCH berkurang ) disertai poikilositosis dan anisositosis. Jumlah retikulosit dapat normal atau

berkurang. Kadar besi berkurang sedangkan kapasitas mengikat – besi serum total meningkat.

Page 4: Anemia draft

Untuk mengobati difesiensi besi, penyebab dasar anemia harus diidentifikasi dan dihilangkan.

Intervensi pembedahan mingkin diperlukan untuk menghambat perdarahan aktif akibat polip,

ulkus, keganasan dan hemoroid: perubahan diet dapat diperlukan untuk bayi – bayi yang hanya

diberi susu atau individu dengan idionsnkrasi makanan atau yang menggunakan aspirin dalam

dosis besar. Walaupun modifikasi diet dapat 16 meningkatkan besi yang tesedia ( misalnya,

dengan menambahkan hati ) , suplementasi besi diperlukan untuk meningkatkan hemoglobin dan

mengembalikan cadangan besi. Besi tersedia dalam bentuk parenteral dan oral . sebagian besar

orang berespon baik terhadap senyawa – senyawa oral seperti ferosulfat , 325 mg tiap tiga kali

sehari selama paling sedikit 6 bulan untuk menggantikan cadangan besi. Sediaan besi perenteral

digunakan pada pasien yang tidak dapat menoleransi sediaan oral atau yang tidak patuh. Besi

parenteral memiliki insiden terjadinya reaksi – reaksi yang merugikan relatif tinggi. Pasien

tersebut diberikan dosis uji dan dipantau selama satu jam. Kila pasien tersebut tidak mengalami

efek samping , sisa dosisnya diberikan 2 jam kemudian .

Daftar Pustaka

Wirakusumah, Emma S.1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: PT.Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara

Price, S.A & Wilson L.M.(2006).(Penerjemah : Kuncara HY dkk.). Patofisiologi: Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit.Edisi ke-6.Vulume 1.Jakarta: EGC.