Anemia

9
Pembentukan sel darah merah Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoetin, yang dianggap berasal dari ginjal. Eritropoetin merangsang sel induk untuk memulsi proliferasi dan pematangan sel-sel darah merah. Selanjutnya pematangan tergantung pada jumlah zat-zat makanan yang cukup dan penggunaanya yang cocok, seperti vitamin B12, asam folat, protein-protein, enzim-enzim, dan mineral seperti besi and tembaga. Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang memasuki semua stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsum tulang. Retikulosit adalah stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala yang terdiri dari serat-serat retukular. Sejumlah kecil hemoglobin masih dihasilkan selama 24 sampai 48 jam pematangan; reticulum kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang matang. Waktu sel darah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin difagositosis terutama di limpa, hati, dan sumsum tulang, kemudian direduksi menjadi globin dan hem, globin masuk kembali ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem dan sebagian besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk pembentukan sel darah merah baru, sisa besi disimpan dalam hati dan jaringan tubuh alin dalam bentuk feritin dan hemosiderin, simpanan ini kemudian akan digunakan lagi kemudian hari. Sisa direduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan biliverdin. CO diangkut dalam bentuk karboksi hemoglobin, dan dikeluarkan melalui paru-paru. Biliverdin direduksi menjadi bilirubin bebas; yang perlahan-lahan dikeluarkan ke dalam plasma, diaman bilirubin bergabung dengan albumin plasma kemudian dinsgkut menuju sel-sel hati untuk dieksresikan ke dalam kanalikuli empedu. Anemia

Transcript of Anemia

Page 1: Anemia

Pembentukan sel darah merah

Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoetin, yang dianggap

berasal dari ginjal. Eritropoetin merangsang sel induk untuk memulsi proliferasi dan pematangan sel-sel

darah merah. Selanjutnya pematangan tergantung pada jumlah zat-zat makanan yang cukup dan

penggunaanya yang cocok, seperti vitamin B12, asam folat, protein-protein, enzim-enzim, dan mineral

seperti besi and tembaga. Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang memasuki semua

stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsum tulang.

Retikulosit adalah stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan

mengandung jala yang terdiri dari serat-serat retukular. Sejumlah kecil hemoglobin masih dihasilkan

selama 24 sampai 48 jam pematangan; reticulum kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang

matang.

Waktu sel darah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin

difagositosis terutama di limpa, hati, dan sumsum tulang, kemudian direduksi menjadi globin dan hem,

globin masuk kembali ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem dan sebagian besar

diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk pembentukan sel darah merah baru,

sisa besi disimpan dalam hati dan jaringan tubuh alin dalam bentuk feritin dan hemosiderin, simpanan

ini kemudian akan digunakan lagi kemudian hari. Sisa direduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan

biliverdin. CO diangkut dalam bentuk karboksi hemoglobin, dan dikeluarkan melalui paru-paru.

Biliverdin direduksi menjadi bilirubin bebas; yang perlahan-lahan dikeluarkan ke dalam plasma, diaman

bilirubin bergabung dengan albumin plasma kemudian dinsgkut menuju sel-sel hati untuk dieksresikan

ke dalam kanalikuli empedu.

Anemia

Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantutas hemoglobin, dan

volume sel darah merah (hematokrit) per 100ml darah. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah

gelisah, diaphoresis (kerinagt dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progesif cepat atau

syok. Namun pengurangan hebat sel darah merah daalm waktu beberapa bulan (walaupun

penggurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan

biasanya penderita asimtomatik kecuali pada keja jasmani berat. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja

melalui:

Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-

jarinagn oleh sel darah merah

Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin

Page 2: Anemia

Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan

Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital

Klasifikasi anemia

Pada klasifikasi anemia merurut morfologi mikro atau makro dan kromik yang menunjukkan warnanya

dibedakan menjadi 3 yaitu:

Anemia normositik normokrom, dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah dan jumlah

hemoglobin normal (MCV dan MCHC normal atau normal rendah) tetapi individu menderita

anemia. Penyebab anemia adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk

infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum.

Anemia makrositik, diaman ukuran sel-sek darah merah lebih besar dari normal tetapi

normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat MCHC normal). Hal ini

diakibatkan oleh terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemuakn pada defisiensi

B12 dan/atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang

digunakan mengganggu metabolism sel.

Anemia mikrositik hipokrom, mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal

(MCV kurang; MCHC kurang). Hal ini menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti

pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan

sintesis globin. Seperti paad talasemai (penyakit hemoglobin abnormal kongenital)

Klasifikasi anemia berdasarkan etiologi yaitu:

Meningkatnya kehilanagn sel darah merah

Penurunan atau gangguan pembentukan sel

Anemia Defisiensi Besi

Secara morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan

kuantitatif paad sintesis hemoglobin. Khususnya terdapat paad wanita usia subur, sekunder karena

kehilangan darah sewaktu menstruasi dan meningkatkan kebutuhan besi selama hamil. Penyebab lain

defisiensi besi adalah:

Asupan besi yang tidak cukup, misalnya pada bayi yang hanya diberi makan susu saja sampai

usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu hanya yang hyanya memakan sayur-sayuran

saja.

Gangguan absorpsi, seperti setelah gasektomi

Page 3: Anemia

Kehilangan darah yang menetap seperti paad perdsarahan saluran cerna yang lambat karena

polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus, konsumsi aspirin, dan hemoroid.

Besi merupakan komponen penting dari sel-sel darah merah (70% dari total besi di dalam

tubuh), mioglobin (4%) serta enzim enzim seperti sitoktom, katalase, dan peroksidase (kurang dari 1%).

Sekitar 25% total besi di dalam tubuh tersimpan didalam hati. Selebihnya, terdapat pada sel-sel retikulo

endotelian dalam sumsum tulang dan limpa.

Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3 sampai 5g besi, bergantung

pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir dua per tiga besi terdapat dalam hemoglobin yang

dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui transferin plasma ke sumsum

tulang untuk eritropoesis. Dalam jumlah kecil terdapat pada mioglobin (otot) dan dalam enzim-enzim

hem, sepertiga sisanya disimpan dalam hati, limfa dan sumsum tulang sebagai feritin dan sebagai

hemosiderin untuk kebutuhan-kebutuhan lebih lanjut.

Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 sampai 20 mg besi, hanya sekitar 5% ssmpsi 10% (1

sampai 2 mg) yang sebenarnya diabsorpsi. Pada saat persediaan besi berkurang maka besi dari diet

teresbut lebih banyak diserap. Besi yang diamkan diubah menjadi fero dalam lambung dan duodenum;

penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejunum proksimal. Kemudian besi diangkut oleh transferin

plasma ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.

Setiap millimeter darah mengandung 0,5mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5

sampai 1 mg/hari. Namun, wanita yang mengalami menstruasi kehilangan tambahan 15 sampai

28mg/bulan. Walaupun kehilangan darah karena darah terhenti selama hamil, kebutuhan besi harian

tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume darah ibu hamil meningkat, pembentukan plasenta,

tali pusat, dan fetus, serta untuk mengimbangi darah yang hilang sewaktu melahirkan.

Selain tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh anemia, penderita defisiensi besi yang berat (besi

plasma lebih kecil dari 40mg/100ml; Hb 6 sampai 7g/100ml) mempunyai rambut yang rapuh dan halus

serta kuku tipis, rata, mudah patah. Selain itu atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat,

licin, mengkilat, merah daging, meradang dan sakit. Dapat juga timbul stomatitis angularis, pecah-pecah

dengan kemer4ahan dan rasa sakit di sudut-sudut mulut.

Pemeriksaan menunjukkan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal dan kadar

hemoglobin berkurang. Pada sediaan hapus darah perifer, eritrosit mikrositik dan hipokrom (MCV dan

MCHC berkurang, dan MCH berkurang) disertai poikilositosis dan anisositosis. Jumlah retrikulosit

mungkin normal atau berkurang. Kadar besi berkurang walaupun kapasitas meningkat besi serum total

meningkat.

Page 4: Anemia

Pengobatan defiensi besi mengharuskan identifikasi dan menemukan penyebab dasar anemia.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah penentuan derajad anemia dan pengujian defisiensi

besi. Penetuan derajad anemia dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah rutin, seperti pemeriksaan

Hb,Ht, hitung jumlah RBC, bentuk RBC, jumlah retikulosit sementara uji defisiensi besi melalui

pemeriksaan feritin serum, kejenuhan transferin, dan protoporfirin eritrosit. Kadar zat besi dalam serum

biasanya <60µg/dL. Kemampuan total mengikat besi (iron-binding capacity) meningkat hingga 350µ/dL.

Kejenuhan transferin <16%, sementara kadar feritin serum <10µg/dL.

Walaupun modifikasi diet dapat menambah besi yang tersedia (misalnya hati), masih dibutuhkan

suplemen besi untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi, karena jika

anemia sudah terjadi, tubuh tidak akan menyerap zat besi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang

relative singkat. Besi tersedia dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian besar penderita member

respon yang baik terhadap senyawa-senyawa oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan

secara sanagt selektif, sebab harganya mahal dan insidens besar terjadi reaksi yang merugikan.

Preparat tablet

Tablet zat besi dalam bentuk fero lebih mudah diserap ketimbang bentuk ferri. Sediaan yang

banyak tersedia, mudah disapat, dan murah, setra khasiatnya paling efektif adalah ferro sulfat,

ferroglukonate, dan ferro fumarat. Dosis pemberian untuk remaja dan dewasa adalah 60mg (anemia

derajat ringan) sampai 120mg (anemia derajat sedang hingga berat) sehari sedangkan pada anak-anak

dosisnya 25mg. Wanita hamil biasanya tidak hanya diberi preparat zat besi, tetapi juga (anemia pada

kehamilan bukan hanya oleh difisisensi zat besi , tetapi oleh defisiensi asam folat) preparat asam folat.

Dosis asam folat sebesar 500µg dan besi sebanayk 120mg.

Contoh Obat ferrous sulfate

Befozi

Indikasi : pencegahan dan pengobatan anemia. Untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin

dan mineral selama masa kehamilan dan laktasi

Dosis : 80-160mg

Contoh Obat ferroglukonate

Biosanbe

Indikasi : defissiensi Fe anemia pada masa pertumbuhan dank arena perdarahan, masa

penyembuhan, hamil dan laktasi, usia lanjut, kurang gizi dan diet.

Dosis : 360mg

Page 5: Anemia

Conoh Obat ferrous fumarate

Bioferron

Indikasi : membantu memelihara kesehatan tubuh

Dosis : 5-10mg

Obat dapat diberikan bersama makanan agar diabsorpsi lebih baik atau jika timbul rasa tidak nyaman

pada GI.

Fercee

Indikasi : anemia defisiensi Fe esensial dan sekunder. Anemia perdarahan , pada masa remaja,

hamil, anemia pada bayi

Dosis : 275-550mg

Psling bsik diberiksn psds saat perut kosong, dapat diberiakn bersama makanan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI.

Oramin-G

Indikasi : suplemen untuk memelihara vitalitas tubuh

Kontra indikasi : wanita hamil

Dosis : 54,76mg

Respons positif terhadap pengobatan daapt dilihat dari penigkatan kadar hemoglobin sebeasr

0,1g/dL sehari mulai dari hari kelima dan seterusya. Dengan demikian, pemberian sebanyak 30 gram zat

besi tiga kali sehari akan meningkatkan kaadr hemoglobin paling sedikit sebesar 0,3g/dl/ minggu (atau

10 hari).

Efek samping tablet besi berupa pengaruh yang tidak menyenagkan seperti rasa tidak enak di

ulu hati, mual, muntah, dan diare (terkadang juga konstipasi). Jika situasi seperti ini berkembang, dosis

sebaiknya diturunkan sampai pengaruh itu hilang.

Preparat parenteral

Preparat zat besi parenteral baru boleh diberikan jika pasien tidak bisa menoletansi preparat

oral (misalkan, pemberian per oral menyebabkan muntah hebat yang tidak dapat dihentikan dengan

cara menurunkan dosis), atau karena penyerapan preparat oral terganggu karena misalnya diare.

Preparat parenteral yang paling sering digunakan (dapat diberikan secara intramuscular (IM)

atau intravena (IV) adalah imferon (iron dextran).

Page 6: Anemia

Contoh obat:

Cosmofer

Indikasi : terapi anemia akibat defisiensi asupan Fe atau kehilangan asupan Fe yang berlebihan

dimanan asupan oral tidak mungkin dilakukan terutama pada keadaan malabsorpsi pencernaan.

Elaborasi Hb dan pembnetukan sel darah merah.

Dosis : dosis bersifat individual. Dosis harian total: dewasa dan anak dengan BB >10kg 2ml, 5-

10kg 1ml. bayi .4bulan 0,5ml. pasien yang tidak dapat bangun dari tempat tidur frekuensi pemberian

injeksi dikurangi menjadi 1x atau 2x/minggu.

Efek samping : nyeri sendi, reaksi local pada daerah injeksi, rasa panas dan kemerahan pada kulit

wajah, takikardi, aritmia, bronkospasme,dispnea, urtikaria, kesulitan bernafas.

Kontra indikasi : anemia non defisiensi Fe, riwayat asma, gagal ginjal akut, infeksi akut atau kronis,

alergi atropik.

Manfaat pemberian secara IV adalah penentuan kebutuhan zat besi lengkap dalam satu dosis. Dosis

yang dianjurkan pada wanita hamil sebesar 500mg Fe dalam 10cc larutan garam fifiologis yang diberikan

selama 10 menit setelah dosis uju sebanyak 1-2 tetes.

Dosis yang boleh diberiakn secara intramuscular sebesar 100mg Fe dalam 2cc larutan garam

fisiologis. Pemberian IM sebaiknya dilakukan hanya jika tidak tersedia cukup kemudahan untuk

pemberian IV. Preparat lain adalah Astrafer (dextriferron) dan jectofer (iron sorbitex).

Selain menggunakan obat seperti diatas zat besi dalam tubuh dapat ditingkatkan dengan cara

memberikan KIE terkait dengan efek samping yang ditimbulkan oleh preparat besi yang menggagu

sehingga pasien cenderung menolak tablet yang diberikan. Kemudian juga dapat melalui modifikasi

makanan yaitu dengan konsumsi makanan yang mengandung kalori yang besar, setiap 1000kkal

mengandung 6mg Fe. Meningkatkan ketesediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan

menghindarkan makanan yang dapat mereduksi penyerapan zat besi. Pengawasan penyakit infeksi

seperi penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan.