Anduk Fertilitas Kel 6 (1)

download Anduk Fertilitas Kel 6 (1)

of 18

Transcript of Anduk Fertilitas Kel 6 (1)

Slide 1

FertilitasKelompok 6

Anggrayunita rahma25010111130100Zatalina hanani25010111130126Prima ayu vitasari25010111130132Citra sukri sugesti 25010111130147NURUL JASMIN25010111130160SYIFA CHAIRUNNISA25010111130165Nama Anggota Kelompok 3KasusJumlah Remaja Melahirkan Kian Banyak

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sudibyo Alimoeso, mengatakan angka kelahiran atau fertilitas pada kelompok usia remaja 15-19 tahun meningkat per akhir tahun 2012. Menurut dia, tahun lalu tingkat fertilitas pada remaja 48 kelahiran per 1.000 perempuan.Angka itu meningkat dibandingkan dengan 2011, yakni 35 kelahiran per 1.000 perempuan. "Penyebabnya, rata-rata usia kawin pertama perempuan masih rendah," kata Sudibyo, di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2012.Akibat peningkatan itu, kata Sudibyo, target nasional yang dicanangkan lembaganya tak tercapai. Yaitu 30 kelahiran per 1.000 perempuan."Ini harus dicari sebabnya. Apakah karena pengetahuan kesehatan reproduksinya kurang? Nah, ini akan kami coba tangani dengan membuat konseling kesehatan reproduksi bagi generasi tersebut," kata Sudibyo.Sudibyo menilai meningkatnya angka fertilitas kelompok remaja menyumbang terjadinya stagnasi angka kelahiran total atau TFR. Pemerintah sebelumnya menargetkan angka kelahiran total sebanyak 2,1 anak per perempuan. Namun, tahun lalu, angka itu masih 2,6 anak per perempuan.Menurut Sudibyo, data itu menunjukkan program-program lembaganya tak tercapai. "Pencapaiannya tidak seperti yang diharapkan. Angka kelahiran tetap, fertilitas kelompok remaja meningkat, dan tingkat pemakaian KB hanya meningkat sedikit."

Klarifikasi Istilah-Istilah / Konsep yang Ada Dalam MasalahDaftar Masalah Berdasarkan Fakta dan Fenomena yang Ada Dalam Kasus

Angka kelahiran atau fertilitas pada kelompok usia remaja 15-19 tahun meningkat per akhir tahun 2012Rata-rata usia kawin pertama perempuan masih rendahMeningkatnya angka fertilitas kelompok remaja menyumbang terjadinya stagnasi angka kelahiran total atau TFRTingkat fertilitas pada tahun 2012 adalah 48 kelahiran per 1.000 perempuan, meningkat dibandingkan dengan 2011, yakni 35 kelahiran per 1.000 perempuanPemerintah menargetkan angka kelahiran total sebanyak 2,1 anak per perempuan, namun pada tahun 2012 angka itu masih 2,6 anak per perempuanAnalisis MasalahAngka kelahiran atau fertilitas pada kelompok usia remaja 15-19 tahun meningkat per akhir tahun 2012Rata-rata usia nikah pertama perempuan yang masih rendahPeserta Keluarga Berencana (KB) rendahMenyebabkan rendahnya indeks pembangunan manusia

Tingkat fertilitas pada tahun 2012 adalah 48 kelahiran per 1.000 perempuan, meningkat dibandingkan dengan 2011, yakni 35 kelahiran per 1.000 perempuanPengaruh penggunaan kontrasepsi/ peserta KB rendahPerkawinan usia diniPertumbuhan ekonomi terhambat

Analisis Masalah(2)Rata-rata usia kawin pertama perempuan masih rendahLamanya masa reproduksi perempuan menikah usia mudaKesehatan reproduksi masih terlalu mudaSecara mental sosial dan ekonomi belum siap

Meningkatnya angka fertilitas kelompok remaja menyumbang terjadinya stagnasi angka kelahiran total atau TFRTingkat pemakaian KB hanya meningkat sedikitAkibat usia kawin pertama perempuan masih rendah

Pemerintah menargetkan angka kelahiran total sebanyak 2,1 anak per perempuan, namun pada tahun 2012 angka itu masih 2,6 anak per perempuanAkibat usia kawin pertama perempuan masih rendahTingkat pemakaian KB hanya meningkat sedikitTarget RPJMN 2010-2014 adalah 30 kelahiran/1.000 perempuan

Mind MapFertilitas pada Usia Remaja MeningkatStagnansi TFRKetercapaian Program KB rendahKetersediaan YankesKonseling Kesehatan ReproduksiProgram Keluarga BerencanaSosialPolitikEkonomiBudayaPengetahuan RendahTingkat Pendapatan RendahUU PerkawinanNikah MudaLingkunganKerangka Teori

Mengetahui definisi fertilitasMengetahui angka-angka fertilitasMengetahui penyebab tingginya angka fertilitas pada usia remajaMengetahui hubungan tingkat pendapatan rendah dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiMengetahui hubungan tingkat pendidikan rendah, pengetahuan rendah dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiMengetahui hubungan budaya nikah muda dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiMengetahui hubungan UU perkawinan dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiMengetahui hubungan adanya konseling kesehatan reproduksi, ketersediaan alat kontrasepsi dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiTujuan Pembelajaran

Definisi fertilitasPengukuran FertilitasFertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanitaDengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidupIstilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainyaPengukuran Fertilitas TahunanAngka Kelahiran Kasar (CBR) Angka Kelahiran Umum (GFR)Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur (ASFR)Angka Kelahiran Total (TFR)

Pengukuran Fertilitas KumulatifChildren Ever Born (CEB) / jumlah anak yang pernah dilahirkanChild Woman Ratio (CWR)

Tinjauan PustakaFaktor-faktor yang mempengaruhi Fertilitas tinggiHubungan tingginya tingkat fertilitas pada remaja dengan, Terdapat beberapa teori yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas, antara lain dikemukakan oleh :David dan BlakeRonald FreedmanLeibeinsteinGarry S BeckerRobbinsonBulataoRichard A EasterlinJohn C Cadwell

Tingkat pendapatan yang rendah Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendahBudaya nikah mudaUU perkawinanKurangnya konseling kesehatan reproduksiTinjauan Pustaka (2)

PembahasanVariabel Bebas : Lingkungan Ekonomi :Pendapatan RendahLingkungan Sosial:Tingkat Pendidikan RendahTingkat pengetahuan RendahLingkungan Budaya:Nikah mudaLingkungan Poitik:UU PerkawinanYankes :Konseling Kesehatan Reproduksi Ketesediaan Alat KontrasepsiVariabel Terikat :Fertilitas Usia Remaja MeningkatVariabel Antara :Umur memulai Hubungan SeksualDigunakannya Alat KontrasepsiFrekuensi Hubungan SeksualKerangka KonsepPembahasan (2)Hubungan tingkat pendapatan rendah dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiOrang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi, cenderung tidak berorientasi pada kuantitas namun kualitas, sedangkan orang tua dengan tingkat pendapatan rendah, menginginkan anak lebih banyak untuk membantu tingkat perekonomian keluarganya kelak. Ditambah pula dengan asusmsi banyak anak banyak rezeki, akibatnya, tingkat fertilitas akan meningkat

Hubungan tingkat pendidikan rendah, pengetahuan rendah dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiSemakin tinggi pendidikan, semakin rendah kesuburan yang mengakibatkan penurunan pada fertilitas. Pendidikan yang makan waktu lama kemungkinan besar akan menyebabkan perkawinan tertunda dan membuka pilihan antara bekerja dan membesarkan anak.Selain itu, menurut penelitian dihasilkan bahwa pengetahuan mempengaruhi sikap pra nikah. Pengetahuan mengenai kespro yang baik akan membentuk sikap yang baik pula misalnya terhadap hubungan seks pra nikah. Pembahasan (3)Hubungan budaya nikah muda dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiAdanya pandangan dari masyarakat tentang kawin pada usia muda berupa rasa bangga keluarganya karena putri mereka tidak sampai menjadi perawan tua. Orang tua di desa ummnya berpendapat bahwa mengawinkan anak gadisnya dalam usia muda itu berarti mendapatkan anak menantu, yang dapat membantu dalam pekerjaan sehari-hari. Sudah barang tentu adat kebiasaan itu akan mendorong kepada natalitas yang tinggi

Hubungan UU perkawinan dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiDalam hubungan dengan hukum menurut UU, usia minimal untuk suatu perkawinan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 UU No. 1/1974 tentang perkawinan). Jelas bahwa UU tersebut menganggap orang di atas usia tersebut bukan lagi anak-anak sehingga mereka sudah boleh menikah. Meskipun pada pasal 6 disebutkan selama seseorang belum mencapai usia 21 tahun masih diperlukan izin orang tua untuk menikahkan anaknya. Dari peraturan UU tersebut, dapat dijadikan acuan untuk melakukan nikah dini. Hal ini berakibat pada banyaknya remaja yang melakukan pernikahan dini, dan berdampak pada meningkatnya fertilitas di kalangan remaja.

Pembahasan(4)Hubungan kurangnya konseling kesehatan reproduksi, ketersediaan alat kontrasepsi dengan tingkat fertilitas pada remaja tinggiKurangnya kegiatan peningkatan pengetahuan berupa konseling kesehatan reproduksi, merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan angka fertilitas di kalangan remaja. Pengetahuan tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi dapat menjarangkan atau membatasi kelahiran menjadi faktor pembatas pertumbuhan penduduk.Selain itu, kurangnya ketersediaan alat konstrasepsi juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan fertilitas di kalangan remaja

Penutup