Ancaman Pluralisme Pancasila

14
Ancaman Pluralisme di Ancaman Pluralisme di Indonesia Indonesia ( ( Kekerasan dalam Beragama) Kekerasan dalam Beragama) Disadur Oleh : Muhammad Disadur Oleh : Muhammad Faizal, SH Faizal, SH

description

Presentation sm 1

Transcript of Ancaman Pluralisme Pancasila

  • Ancaman Pluralisme di Indonesia(Kekerasan dalam Beragama) Disadur Oleh : Muhammad Faizal, SH

  • Kehidupan Beragama di IndonesiaProblem kehidupan beragama di Indonesia masih cukup banyak. Untuk menjalankan kehidupan beragama secara bersama-sama antarpemeluk dengan semangat toleransi tinggi masih menghadapi tantangan yang tidak kecil.

  • Walaupun wacana pluralisme dan toleransi antaragama sudah sering dikemukakan dalam berbagai wacana publik, namun prakteknya tidaklah semudah yang dipikirkan dan dibicarakan. Walaupun sudah terdapat kesadaran bahwa bangsa ini dibangun bukan atas dasar agama, melainkan oleh kekuatan bersama, namun pandangan atas "agamaku", "keyakinanku" justru sering menjadi dasar dari berbagai perilaku sehari-hari yang bermuatan kekerasan.

  • Sekalipun kita menyadari pentingnya slogan Bhinneka Tunggal Ika, namun praktek di lapangan tak seindah dan semudah pengucapan slogan itu. Masih banyak persoalan keagamaan di Indonesia yang menghambat terwujudnya :

    solidaritas,soliditas, dan toleransi antar umat beragama.

  • Salah satu persoalan mendasar dalam demokrasi Indonesia adalah kebebasan menjalankan ibadah dan keyakinan.

    Pada 2007 Serangkaian perusakan, kekerasan, dan penangkapan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap "sesat" dan kelompok agama lain terjadi. Sepanjang Januari-November, tercatat 135 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan keyakinan. Dari 135 peristiwa yang terjadi, tercatat 185 tindak pelanggaran dalam 12 kategori.

  • Kelompok KorbanJumlah terbanyak kelompok (korban) yang mengalami pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah al qiyadah al IslamiyahYAITU 68 kasus pelarangan, kekerasan, penangkapan dan penahanan.

    Kelompok berikutnya adalah jemaat Kristen/Katolik yang mengalami 28 pelanggaran, disusul Ahmadiyah yang ditimpa 21 tindakan pelanggaran.

  • PERUSAKAN MESJIDANTARA 15 JANUARI 1999- DESEMBER 26, 2000:28 MESJID

  • Another mosque in Goruawas bombed

  • PERUSAKAN GEDUNG GEREJA SEJAK KEMERDEKAAN 1945+846 ++885selamapemerintahan MEGAWATI+15 ++39GEDUNG GEREJA

  • Angka PelanggaranPelaku 185 pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah negara. Sejumlah 92 pelanggaran dilakukan oleh negara (commission) dalam bentuk pembatasan, penangkapan, penahanan, dan vonis atas mereka yang dianggap sesat.Termasuk dalam tindakan langsung ini adalah dukungan dan pembenaran otoritas negara atas penyesatan terhadap kelompok-kelompok keagamaan tertentu.Sedangkan 93 tindakan pelanggaran lainnya terjadi karena negara melakukan pembiaran terhadap tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh warga atau kelompok.

  • Kontradiksi PeraturanDalam konstitusi yang lebih tinggi, kebebasan umat beragama dan melakukan ibadah dijamin, tapi dalam peraturan di bawahnya terdapat kecenderungan menghambat umat untuk beribadah. Ada pengekangan.

  • Di mana Pancasila?Negara gagal memberikan perlindungan dan kesempatan yang adil bagi semua pemeluk agama untuk beribadah sesuai keyakinannya.

    Jika demikian, lalu Pancasila untuk apa? Apa untuk gagah-gagahan saja? Untuk apa para founding fathers merumuskan falsafah bangsa yang demikian berharga dan terhormat itu jika dalam perilaku sehari-hari kita tidak bisa mempraktekkannya dengan sepenuh hati ?

  • Membuka Ruang DialogWalaupun kehidupan sosial politik kita sudah mengalami kebebasan, itu belum berimplikasi pada kebebasan asasi warga untuk beribadat. Beribadat, seperti kata Romo Magnis, adalah hak warga paling asasi, dan hanya rezim komunis yang melarangnya. Rezim seperti apakah kita ini ketika membiarkan kekerasan dalam beragama tanpa adanya ruang dialog untuk membicarakan ulang secara lebih manusiawi?

  • Kedewasaan Dalam PerbedaanPemerintah berkewajiban untuk menjaga, melestarikan, dan meningkatkan kesadaran dan kedewasaan umat terutama dalam pandangannya terhadap umat dan keyakinan beragama yang dianggap "lain". Pemerintah berkewajiban untuk memberikan pencerahan dan pendewasaan pemikiran umat akan toleransi dan pluralisme. Itulah yang dimaui Pancasila. Dengan begitu kebijakan yang berpeluang untuk menumbuhsuburkan antipati terhadap saudara sebangsanya yang lain perlu didudukkan ulang untuk dibahas dan diganti dengan kebijakan yang lebih adil dan mencerahkan. Buat apa mempertahankan sesuatu yang dianggap tidak adil?

  • Bagaimana DPR Merespon?Komisi III DPR belum bersikap dan bertindak sama sekali atas setiap peristiwa kekerasan, diskriminasi, dan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Adalah fakta bahwa kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak konstitusional warga yang dijamin oleh konstitusi. Karena itu, pengingkaran terhadap pemenuhan hak-hak tersebut tidak hanya melanggar HAM, tapi juga melanggar konstitusi.

    **************