Anatomi dan Fisiologi Hidung

18
Embriologi, Anatomi, Fisiologi, Cara Pemeriksaan serta 2 Penyakit Terbanyak pada Hidung Pembimbing Dr. H. Denny P. Machmud, Sp. THT Disusun oleh : Fathul Yasin (2008730067) Kepaniteraan Stase THT RS Islam Pondok

description

Semoga bermanfaat

Transcript of Anatomi dan Fisiologi Hidung

Diapositiva 1

Embriologi, Anatomi, Fisiologi, Cara Pemeriksaan serta 2 Penyakit Terbanyak pada HidungPembimbing Dr. H. Denny P. Machmud, Sp. THTDisusun oleh : Fathul Yasin (2008730067)Kepaniteraan Stase THT RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur

Embriologi

EmbriologiHidungSinus

Anatomi

Hidung LuarTulangRongga HidungMeatusVaskularisasiPersarafanSinusKOM

Nares anterior

M

AkV

Frontal sinussfenoid sinusEthmoid sinusMaxila sinusFrontal sinussfenoid sinusEthmoid sinusMaxila sinus

Merupakan celah pada dinding lateral hidung Unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior (sinus maksila, etmoid anterior dan frontal)Unit penting yang membentuknya adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi, dan resesus frontal

Fisiologi

Fisiologi1.Fungsi Respirasi2.Fungsi Penghidu3.Fungsi Fonetik4.Fungsi Statik & mekanik5.Refleks nasalSebagai saluran pernapasan.Udara masuk melalui nares anterior naik ke atas setinggi konka media turun ke bawah ke arah nasofaring.

11Fungsi PenghiduAdanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan 1/3 bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat.

23Refleks NasalMukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernapasan.Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti.5

Cara Pemeriksaan

Rasa nyeri di daerah muka dan kepalaSumbatan hidungSekret di hidung dan tenggorokBersin Perdarahan dari hidungGangguan penghiduKeluhan Utama

terus menerus atau hilang timbul, pada satu atau kedua lubang hidung, apakah sebelumnya ada riwayat kontak dengan bahan allergen seperti debu, tepung sari, bulu binatang, trauma hidung, pemakaian obat tetes hidung dekongestan untuk jangka waktu lama, perokok atau peminum alkohol, Pada satu atau kedua lubang hidung. Konsistensi secret, encer, bening, kental, nanah atau darah. Apakah secret keluar pada pagi hari atau pada waktu-waktu tertentu misalnya pada musim hujan. Sekret hidung yang disebabkan karena infeksi hidung biasanya bilateral, jernih sampai purulen. Sekret yang jernih seperti air dan jumlahnya banyak khas untuk alergi hidung. Bila sekretnya kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung dan bila bercampur darah dari satu sisi, hati-hati adanya tumor hidung. Pada anak bila secret yang terdapat hanya satu sisi dan berbau, sebaiknya curiga akan adanya benda asing dihidung. Bersin yang berulang-ulang merupakan keluhan pada alergi hidung. Perlu ditanyakan :Apakah bersin ini timbul bila menghirup sesuatu. Apakah juga diikuti keluar secret yang encer dan rasa gatal di hidung, tenggorok, mata, dan telinga.Nyeri di daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah kepala dapat merupakan tanda-tanda sinusitis. Rasa nyeri atau rasa berat ini dapat timbul bila menundukkan kepala dan dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Epistaksis dapat berasal dari bagian anterior atau posterior rongga hidung. Apakah perdarahan berasal dari satu atau kedua lubang hidung. Sudah berapa kali dan apakah mudah dihentikan dengan memencet hidung saja. Apakah ada riwayat trauma hidung/muka sebelumnya dan menderita penyakit kelainan darah, hipertensi, dan pemakaian obat-obat antikoagulansiaIni dapat berupa hilangnya penciuman (anosmia) atau berkurang (hiposmia). Perlu ditanyakan:Apakah sebelumnya ada riwayat infeksi hidung, sinus, trauma kepala dan keluhan ini sudah berapa lama.Anamnesis

Pemeriksaan FisikLuarDalamInspeksi : Adanya deformitas septumAdanya edema daerah hidung dan sinus paranasalAdanya hematomPada daerah vestibulum perhatikan ada tidaknya krusta, sekret, dan radangPalpasi :Adanya krepitasi pada tulang hidungRasa nyeri tekan pada peradangan hidung dan sinus paranasal

Rinoskopi anteriorRinoskopi PosteriorSebaiknya menggunakan tangan kiri dalam posisi horisontal. Membukanya pelan-pelan di dalam kavum nasi (lubang hidung) pasien.Mengeluarkan mulut tertutup 90%. Jangan 100% karena bulu hidung pasien dapat terjepit dan tercabut keluar.

Fungsinya:Untuk melihat bagian belakang hidung & melihat keadaan nasofaring.

Hangatkan spatula & kaca nasofaring untuk mencegah udara pernafasan mengembun pada kaca.Sebelum kaca dimasukkan, suhu kaca dites dengan menempelkannya pada kulit belakang tangan kiri pemeriksa.Pasien diminta membuka mulut, lidah 2/3 anterior ditekan dengan spatula.Pasien bernafas dengan mulut supaya uvula terangkat ke atas & kaca nasofaring yang menghadap keatas dimasukkan ke dalam mulut kebwah uvula & nasofaring. Lalu pasien diminta bernafas kembali melalui hidung & uvula akan turun kembali & rongga nasofaring terbukaKhusus pasien yang sensitif, sebelum kita masukkan spatula, kita berikan lebih dahulu tetrakain 1% 3-4 kali dan tunggu 5 menit.

Pemeriksaan SinusInspeksiRadiologikSinoskopiPalpasiYang diperhatikan adalah adanya pembengkakan didaerah muka. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan mungkin menunjukkan sinusitis maksila akutPembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontalis akut

Sinus maksila posisi WaterSinus frontal dan etmoid posteroanteriorSinus sfenoid lateralKOM CT scanPemeriksaan ke dalam sinus maksilaris menggunakan endoskop.Endoskop dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior

FrontalisMaksilarisTransiluminasiSyarat melakukan pemeriksaan transiluminasi (diaphanoscopia) adalah adanya ruangan yang gelap. Alat yang kita gunakan berupa lampu listrik bertegangan 6 volt dan bertangkai panjang (Heyman). Pemeriksaan transiluminasi (diaphanoscopia) kita gunakan untuk mengamati sinus frontalis dan sinus maksilaris.Pada sinus frontalis yaitu kita menyinari dan menekan lantai sinus frontalis ke mediosuperior. Cahaya yang memancar ke depan kita tutup dengan tangan kiri. Hasilnya sinus frontalis normal bilamana dinding depan sinus frontalis tampak terang.

Ada 2 cara melakukan pemeriksaan transiluminasi (diaphanoscopia) pada sinus maksilaris, yaitu :Mulut pasien kita minta dibuka lebar-lebar. Lampu kita tekan pada margo inferior orbita ke arah inferior. Cahaya yang memancar ke depan kita tutup dengan tangan kiri. Hasilnya sinus maksilaris normal bilamana palatum durum berwarna terang.Mulut pasien kita minta dibuka. Kita masukkan lampu yang telah diselubungi dengan tabung gelas ke dalam mulut pasien. Mulut pasien kemudian kita tutup. Cahaya yang memancar dari mulut dan bibir atas pasien, kita tutup dengan tangan kiri. Hasilnya dinding depan dibawah orbita tampak bayangan terang berbentuk bulan sabit.

2 Penyakit tersering

Rinitis Alergi

Polip hidungOtitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak. Sinusitis paranasalPenyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Menurut ARIA (Allergic rhinitis and its impact on Asthma) 2001, Merupakan kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

Alergen adalah antigen yang menginduksi dan bereaksi dgn antibodi IgE

Faktor genetik dan herediter (Adams, Boies, Higler, 1997). Tersering :Alergen inhalan pada dewasaAlergen ingestan pada anak-anak. DiagnosisTerapiKomplikasiReaksi alergi 2 fase:RAFC (reaksi alergi fase cepat) 1 jamRAFL (reaksi alergi fase lambat) 2-4 jam, puncak 6-8 jamDefinisiAlergenEtiologiPatofisiologiKlasifikasi

Sinusitis

DefinisiPatofisiologiKlasifikasiDiagnosisTerapiKomplikasiKonsensus tahun 2004 menbagi menjadiAkut 3 bulanAnamnesisPFPenunjangInspeksiPalpasiYang diperhatikan adalah adanya pembengkakan didaerah muka. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan mungkin menunjukkan sinusitis maksila akutPembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontalis akutNyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis maksila. Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frontal, yaitu pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius.RadiologikSinus maksila posisi WaterSinus frontal dan etmoid posteroanteriorSinus sfenoid lateralKOM CT scanKelainan yang terlihat berupa perselubungan, batas udara-cairan (air fluid level) danpenebalan mukosaDapat ditemukan :Sekret mukopurulen pada kompleks osteomeatal dan resesus sphenoethmoidalis, edema, eritema, polip/polipoid jaringan, dan krustaPemeriksaan ke dalam sinus maksilaris menggunakan endoskop.Endoskop dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior PrinsipMembuka sumbatan di kompleks ostio-meatal sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.

Sinusitis bakterial akut antibiotik dan dekongestan (selama 10-14 hari)Sinusitis kronik antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerobTerapi lain jika diperlukan analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi)Tindakan operasi bedah sinus endoskopi fungsional (bsef/fess)

Kelainan OrbitaKelainan IntrakranialKelainan TulangKelainan ParuEdema palpebraSelulitis orbita Abses subperiostalAbses orbita Trombosis sinus cavernosus

MeningitisAbses extradural atau subdural, Abses otakTrombosis sinus kavernosusOsteomilitisAbses subperiostalBronkitis kronikBronkiektasisSinoskopi

Terima kasihPembimbing Dr. H. Denny P. Machmud, Sp. THTDisusun oleh : Fathul Yasin (2008730067)Kepaniteraan Stase THT RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur