ANALISIS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRITICAL …
Transcript of ANALISIS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRITICAL …
ANALISIS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CRITICAL PATH METHOD PADA PROYEK
PEMBANGUNAN PASAR MALA WARU WATU
KAPU,KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA
TIMUR YOHANES RODO
Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
ABSTRAK
Dalam sistem manajemen proyek, memerlukan suatu manajemen yang baik
sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Penjadwalan
proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas
lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus
didahulukan diantara aktivitas, serta menunjukkan perkiraan waktu yang realistis
untuk setiap aktivitas. Pada umumnya, sistem manajemen proyek tersebut
digunakan pada saat melakukan perencanaan awal suatu proyek. Proses
penjadwalan atau Network juga sebagai perangkat untuk menentukan aktivitas
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka
waktu tertentu, untuk mencari suatu durasi atau menentukan waktu lamanya
pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan adanya perhitungan probabilitas. Pada
perhitungan durasi proyek menggunakan backward computation dan forward
computation, setelah itu dilakukan perhitungan nilai TE, varians dan standar
deviasi. Dengan demikian penerapan perhitungan probabilitas dapat diketahui dan
dapat mengaplikasikan metode CPM dalam perencanaan pembangunan Pasar
Mala Waru,Watu Kapu. Dalam melakukan penulisan analisis, penulis
menggunakan perhitungan manual untuk mendapatkan jalur kritis pada node A,
B, D, F, G, dan juga K. dengan Probabilitas keberhasilan yang sudah ditentukan
yaitu 163 hari dari durasi 195 hari yang direncanakan atau yang lebih hemat
waktu sampai 32 hari.
Kata Kunci: Manajemen proyek, landasan kritis, network planning, metode CPM
(Critical Path Methode), Dengan Perhitungan Manual
ABSTRACT
In the project management system, it requires a good management so that the
project can eventually run according to the plan. Project scheduling helps to
demonstrate the relationship of each activity to other activities and to the entire
project, identifying relationships that must take precedence between activities, and
showing realistic time estimates for each activity. In general, the project
management system is used during the initial planning of a project. The scheduling
process or the Network also as a device to determine the activities needed to
complete a project in a specific order and timeframe, to search for a duration or to
determine the length of time the work. It is therefore necessary to calculate
probability. In calculating the duration of the project using backward computation
and forward computation, after that the calculation of TE value, variance and
standard deviation. Thus the application of probability calculations can be known
and can apply a method of CPM in planning the development market Mala Waru,
Watu Kapu. In conducting analysis writing, authors use manual calculations to
obtain critical paths on nodes A, B, D, F, G, and also K. With probability of a
determined success that is 163 days from the planned duration of 195 days or more
time saving up to 32 days.
Keywords: project management, critical platform, network planning, Method CPM
(Critical Path Methode), with Manual calculations
1. PENDAHULUAN
Pada era saat ini persaingan dalam dunia konstruksi berkembang dengan
pesat, hal ini mengharuskan perusahaan konstruksi melakukan perbaikan-
perbaikan guna meningkatkan kualitas perusahaan. Upaya untuk
menghasilkan proyek pembangunan yang sesuai spesifikasi adalah dengan
perencanaan waktu dan biaya yang tepat, karena jika waktu pelaksanaan
proyek tidak sesuai target hal ini akan merugikan pelaksana proyek, karena
dengan mundurnya waktu penyelesaian hal ini akan menambah biaya
pelaksanaan proyek. Hal ini akan menjadi kerugian secara materi dan waktu
untuk owner dan pelaksana proyek.
Untuk itu dalam rencana proyek diperlukan suatu upah waktu jaringan
kerja walaupun akan diikuti biaya proyek, oleh karena itu diperlukan analisa
optimalisasi waktu kegiatan,, sehingga dapat diketahui berapa lama suatu
proyek tersebut diselesaikan dan mencari adanya kecepatan waktu proyek,
jaringn kerja dan biaya dengan metode CPM (Critical Path Metode -Jalur
Kritis)
Metode Critical Path Method
Metode jalur kritis (Critical Path Method), yakni metode ini merencanakan dan
mengawasi proyek-proyek merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan
diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan, (Levin
dan Krikpatrick, 1972).
Menurut Soeharto (1999), Metode jalur kritis (CPM) adalah jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu
terlambat dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat.
Elemen yang Membentuk Network
Dikutip dari sumber Christian, Cefiro, dan Sentosa (2013) ada
beberapa langkahlangkah untuk pembuatan CPM, yaitu :
1. Memahami sebuah urutan atau Sequence dari masing-masing kegiatan atau
suatu pekerjaan, dan ketergantungan antara suatu pekerjaan terhadap
pekerjaan yang lainnya.
2. Sebuah rangkaian suatu jaringan aturan atau sebuah lintasan dari suatu
pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya.
3. Kegiatan pekerjaan manasajakah yang harus mendahului suatu kegiatanlain,
lalu manasajakah kegiatan yang menjadi kelanjutan dari kegiatan yang
sebelumnya.
4. Bila didapati jumlah dari macam suatu kegiatan ada banyak, biasa dikerjakan
dengan cara mengikui urutan dari suatu pekerjaan masing-masing kelompok.
Contoh sebuah Network adalah sebagai berikut :
Gambar 2. 1 Network Diagram
Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network sebagai
berikut :
1. (Anak panah / busur ), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas
yaitu tugas yang memerlukan duration ( jangka waktu tertentu )
dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga,
peralatan,materi dan biaya ). Kepala anak panah menunjukkan arah
tiap kegiatan yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada
permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke
kanan. Bak panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali
tidak mempunyai arti jadi, tak perlu menggunakan skala.
2. ( Lingkaran kecil / simpul / mode ) mewakili sebuah kejadian atau
peristiwa atau event. Kejadian ( event ) didefinisikan sebagai ujung
atau pertemuan dari satu atau berbagai kegiatan. Sebuah kejadian
mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakkan penyelesaian
beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru. Titik awal dan
akhir dari sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua
kejadian yang biasanya dikenal sebagai kejadian kepala dan ekor.
3. (Anak panah terputus-putus ), menyatakan kegiatan semu atau
dummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam
mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan
utama antara berbagai kegiatan.
Penentuan Waktu (durasi)
Setelah menentukan suatu network, dan juga sudah melakukan
penggambaran untuk tiap-tiap kegiatan, maka selanjutnya adalah
mengestimasi waktu atau durasi pada tiap-tiap pekerjaan. Diperlukannya
untuk setiap aktivitas atau kegiatan, dan menganalisa diagram network. Dalam
menganalisis dan memperkirakan suatu durasi, maka akan diperoleh adanya
lintasan kritis pada diagram network yang sudah digambarkan.Yang
menunjukan sebuah jangka waktu penyelesaian suatu proyek. Dimyanti dan
Dimyanti (2004). Lintasan yang dimaksud adalah lintasan kritis atau Critical
Path. selain lintasan kritis, yang memiliki lintasan lebih pendek dari Critical
Path disebut dengan Float.
Alur pengerjaan CPM
Yilanto, Donny Adi. (2010) Untuk mempermudah perhitungan, maka
digunakan notasi sebagai berikut:
a. TE =earliest evet occurrence time atau saat tercepat terjadinya satu
perstiwa
b. TL =last evet occurrence time atau saat paling lambat suatu peristiwa
yang masih diperbolehkan apabila terjadi
c. ES =earliest time activity starttime atau waktu mulai kgiatan yang
paling awal
d. LS =latest activity starttime atau waktu paling lambat suatu kegiatan
yang boleh dimulai tanpa memperlambat proyek
e. EF=waktu selesai paling awal suatu kegiatan
f. LF=saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan
g. SF=Free Slack atau Free Float
h. T =durasi
i. S=start
Perhitungan float atau slack
Float sendiri memiliki artian, kegiatan yang memiliki waktu longgar dan
elastisitas pada suatu jaringan pekerjaan, dengan kata lain float digunakan
pada waktu penggunaan jaringan. Float juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu
total float dan free float.
Total float adalah jumlah dari suatu durasi yang menunjukan dimana waktu
selesainya sebuah kegiatan yang dapat diundur tanpa mempengaruhi kegiatan
yang lainnya, atau Suatu kegiatan juga dapat diundur tanpa mempengaruhi
saat paling cepat penyelesaian dari sebuah proyek.
Float sendiri memberikan sebuah kelonggaran waktu dan elastisitas pada
sebuah kegiatan LS-ES atau biasa dicari dengan selisih waktu durasi paling
lambat pada selesainya kegiatan yaitu LF-EF, biasa dipilih salah satu. Dan jika
menggunakan persamaan S=LS-ES maka total float pada kegiatan (i, j) adalah:
S(i, j)=LS(i, j)-ES(i, j).................2. 5 total float
Dengan perhitungan untuk menentukan durasi backward adalah
LS(i,j)=TL(i,j)-t(i,j) dan perhitungan yang digunakan pada waktu menentukan
forward sendiri ES(i,j)=TE(i) , maka S(i,j)=TL(j)-t(i,j)-TE(i). dan Jika
digunakan persamaan sebagai berikut. S=LF-EF, maka total float dikegiatan (i,
j) adalah S(i, j)=LF(i, j)-EF(i, j). untuk free float sendri adalah jumlah durasi
atau suatu waktu diman penyelesaian sebuah kegiatan dapat diundur, tanpa
mempengaruhi saat atau waktu paling cepat dimulainya durasi kegiatan pada
suatu network. Free float sendiri adalah jumlah durasi atau suatu waktu
kegiatan yang dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dimulainya
durasi kegiatan yang lain pada suatu network.
(Dimyanti (1999) Free float (i,j) dihitung dengan cara mencari selisih tercepat
terjadinya kejadian dipengujung kegiatan dengan waktu tercepat
diselesaikannya suatu kegiatan (i,j) atau SF(i,j)=TE(i,j)- EF(i,j) dari floward
yang diperoleh :
EF(i,j)=TE(i)+t(i,j), maka SF(i,j)=TE(j)-t(i,j) ...................................... 2. 6 free
float
2.METODE PENELITIAN
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyusunan Network Diagram
Dari data rencana anggaran biaya dan time schedule dapat disusun
Mulai
Identifikasi permasalahan
Perumusan masalah
Mempelajari teori
Pengumpulan Data Sekunder
1. Membuat Network diagram
2. Perhitungan maju dan mundur pada network diagram
3. Membuat daftara isian untuk ES, FS, LS, LF TF, FF
sehingga ditemukan jalur kritis.
4. Analisis perhitungan CPM
5. Menentukan t.o dan t.p
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Flow Chart Diagram
rangkuman data yang akan digunakan untuk membuat network diagram. Pekerjaan
dalam rencana anggaran biaya (RAB) yang terdiri dari pekerjaan umum, pekerjaan
los pasar 2 unit, pekerjaan los hewan dan pembangunan toilet umum dikelompokkan
berdasarkan jenis pekerjaan sehingga didapatkan rangkuman data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Durasi Pekerjaan
Selanjutnya dilakukan pencatatan kegiatan untuk memudahkan mengidentifikasi
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan terlebih dahulu dan pekerjaan yang dapat
dilakukan setelah suatu kegiatan sudah berakhir.
Tabel 4.2. Pencatatan Kegiatan
NOMOR
KEGIATAN
URAIAN PEKERJAAN DURASI KEGIATAN
PENDAHULU
(PREDECESSOR)
A PEKERJAAN UMUM 1 -
B PEKERJAAN TANAH
DAN URUGAN 14 A
C PEKERJAAN SALURAN 13 A
D PEKERJAAN
PASANGAN PONDASI 32 E,F
E PEKERJAAN PLAT
SALURAN 2 B
F PEKERJAAN
STRUKTUR BETON
BERTULANG 25 B
G PEKERJAAN ATAP 78 D
NOMOR
KEGIATAN
URAIAN PEKERJAAN DURASI
A PEKERJAAN UMUM 1
B PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN 14
C PEKERJAAN SALURAN 13
D PEKERJAAN PASANGAN PONDASI 32
E PEKERJAAN PLAT SALURAN 2
F PEKERJAAN STRUKTUR BETON
BERTULANG 25
G PEKERJAAN ATAP 78
H PEKERJAAN LANTAI DAN SANITASI 10
I PEKERJAAN MEJA JUAL,
PEK.KUSEN DAN PENGECATAN 4
J PEKERJAAN TANGGA 3
K PEKERJAAN PENUNJANG 13
H PEKERJAAN LANTAI
DAN SANITASI 10 C,F
I PEKERJAAN MEJA
JUAL, PEK.KUSEN DAN
PENGECATAN 4 D,H
J PEKERJAAN TANGGA 3 H
K PEKERJAAN
PENUNJANG 13 G,I,J
Setelah disusun pencatatan kegiatan dan diketahui pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan dahulu dan pekerjaan yang dapat dilakukan selanjutnya maka dapat
disusun network diagram atau network planning sebagai berikut.
Gambar 4.1. Perhitungan Network Diagram
Gambar 4.2. Network Diagram
Menghitung Total Float, Free Float dan Jalur Kritis
Setelah didapatkan network diagram maka dapat dihitung dan ditentukan
total float, free float dan jalur kritis. Free Float adalah total waktu tunda aktivitas
tanpa menunda mulainya aktivitas berikutnya. Total Float adalah total waktu tunda
aktivitas tanpa menunda berakhirnya proyek.
Untuk masing-masing aktivitas tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan rumus-rumus berikut ini:
Total Float = Latest Start – Early Start
Free Float = Early Finish – Early Start – Durasi
Jalur Kritis adalah jalur yang melewati aktivitas dimana Total Float = Free
Float = 0, artinya jalur dimana setiap aktivitas tidak memiliki waktu kelonggaran,
baik total float maupun free float.
Tabel 4.3. Tabel Total Float
AKTIFITA
S
NOD
E
DURAS
I
ES EF LS LF TF F
F
JAL
UR
KRI
TIS
A 0-1 1 0 1 0 1 0 0 A
B 1-2 14 1 15 1 15 0 0 B
C 1-3 13 1 14 12
3
13
6
12
2
0
D 4-6 32 40 72 40 72 0 0 D
E 2-4 2 15 17 38 40 23 0
F 2-5 25 15 40 15 40 0 0 F
G 6-9 78 72 15
0
72 15
0
0 0 G
H 3-7 10 40 50 13
6
14
6
96 0
I 8-9 4 72 76 14
6
15
0
74 0
J 7-9 3 50 53 14
7
15
0
97 0
K 9-10 13 15
0
16
3
15
0
16
3
0 0 K
Sebelum mendapatkan jalur kritis maka harus ditentukan nilai ES (early start), EF
(early finish), LS (late start), LF (late finish).
ES (early start) adalah saat awal dimulainya aktivitas, jadi aktivitas A dimulai pada
angka 0. Aktifitas B dimulai pada angka 1, aktivitas C diawali dari angka 1, aktivitas
D diawali dari angka 40 demikian seterusnya seperti yang dapat dilihat pada Gambar
4.1. Sedangkan EF didapatkan dari ES ditambah dengan durasi pada masing-masing
aktivitas. Perhitungan ini dilakukan dengan cara perhitungan maju (forward).
Tabel 4.4. Perhitungan EF
AKTIFITAS DURASI
(D)
ES EF = ES + D EF
A 1 0 0+1=1 1
B 14 1 1 + 14=15 15
C 13 1 1+13=14 14
D 32 40 40+32=72 72
E 2 15 15+2=17 17
F 25 15 15+25=40 40
G 78 72 72+78=150 150
H 10 40 40+10=50 50
I 4 72 72+4=76 76
J 3 50 50+3=53 53
K 13 150 150+13=163 163
Setelah didapatkan EF selanjutnya dapat dihitung LS dengan perhitungan mundur
atau backward dengan menggunakan formula LS= LF – D. Dimana LF adalah saat
berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktifitas (latest finish).
Tabel 4.5. Perhitungan LS
AKTIFITAS DURASI
(D)
LF LS = LF - D LS
A 1 1 1-1=0 0
B 14 15 15-14= 1
C 13 136 136-13=123 123
D 32 72 72-32=40 40
E 2 40 40-2=38 38
F 25 40 40-25=15 15
G 78 150 150-78=72 72
H 10 146 146-10=136 136
I 4 150 150-4=146 146
J 3 150 150-3=147 147
K 13 163 163-13=150 150
Selanjutnya menghitung Total Float (TF) yaitu sejumlah waktu sampai kapan suatu
aktivitas dapat diperlambat dengan rumus TF = LS – ES dan terakhir adalah
menghitung Free Float (FF) yaitu suatu aktivitas bebas dengan rumus FF= EF-ES-
D. Dengan berakhirnya perhitungan tersebut telah dapat dilihat jalur kritis yaitu
jalur yang melewati aktivitas dimana Total Float = Free Float = 0.
Tabel 4.6. Perhitungan TF dan FF
AKTIFITAS DURASI
(D)
TF=LS-ES TF FF=EF-ES-D FF
A 1 0-0=0 0 1-0-1=0 0
B 14 1-1=0 0 15-1-14=0 0
C 13 123-1=122 122 14-1-13=0 0
D 32 40-40=0 0 72-40-32=0 0
E 2 38-15=23 23 17-15-2=0 0
F 25 15-15=0 0 40-15-25=0 0
G 78 72-72=0 0 150-72-78=0 0
H 10 136-40=96 96 50-40-10=0 0
I 4 146-72=74 74 76-72-4=0 0
J 3 147-50=97 97 53-50-3=0 0
K 13 150-150=0 0 163-150-13=0 0
Dengan demikian dari gambar network diagram dan tabel perhitungan dapat dilihat
bahwa jalur kritis terdapat pada aktivitas A, B, D, F, G dan K yaitu pekerjaan umum,
pekerjaan tanah dan urugan, pekerjaan pasangan pondasi, pekerjaan struktur beton
bertulang, dan pekerjaan penunjang, pada Gambar 4.1 jalur kritis ditunjukkan
dengan garis merah tebal. Bila pada pelaksanaan proyek memperhatikan dan
memperhitungkan jalur kritis ini maka durasi proyek dapat dikerjakan dalam waktu
163 hari dari durasi 195 hari yang direncanakan atau lebih hemat waktu sampai 32
hari.
4.KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan Critical Path Method maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis adalah pekerjaan umum,
pekerjaan tanah dan urugan, pekerjaan pasangan pondasi, pekerjaan struktur
beton bertulang, dan pekerjaan penunjang.
2. Penghematan waktu yang bisa didapatkan bila memperhatikan jalur kritis
adalah selama 32 hari, dari waktu rencana 195 hari menjadi 163 hari.
Saran
1. Proyek ini menggunakan jaringan kerja Critical Path Method (CPM) agar
lebih efektif dan sederhana, karena menjelaskan secara detail kegiatan antar
kegiatan yang mempunyai keterkaitan berbeda-beda.
2. Pada penelitian ini hanya menggunakan metode CPM yaitu menggunakan
satu jenis waktu untuk perkiraan waktu penyelesaian setiap kegiatan untuk
penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan dengan PERT yang menggunakan
tiga jenis waktu, yaitu : prakiraan waktu optimis, waktu paling mungkin, dan
waktu pesimis.
3. Selain lama waktu kerja dan kepadatan tenaga kerja, produktivitas tenaga
kerja juga tergantung dari lokasi, kondisi alam, kelompok kerja, dll. Dengan
demikian, pemendekaan durasi (Crashing) harus mempertimbangkan faktor-
fakor yang berpengaru terhdapn pelaksanaan proyek sehingga di peroleh
perancanaan durasi dan biaya proyek yang optimal.
5.REFERENSI
Akbar, 2002. “ Manajemen Proyek “ , Edisi 11, Andi,-Jakarta
Badri, Sofwan, 1997. “ Dasar –Dasar Network Planning ”, Jakarta: Rineka Cipta
Danniyanti,2010. “ Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan Metode CPM “
( Studi Kasus Twin Tower Bulding Pascasarjana Undip ). Skripsi,FT
Undip.Semarang
Devani Sukma, 2011, http://lingkarlsm.com/apa-itu-pert-program-evaluation-and-
review-technique/ diunduh 23 Juni 2020.
Dipohusodo,Istimawan, 1996. “ Manajemen Proyek dan Konstruksi “,
Kanisius.Jogjakarta
Ervianto,Wulfram I,2004. “ Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi “, Andi
Yogyakarta
Handoko, T.Hani,1999. “ Manajemen Proyek Edisi 2“, Yogyakarta: BPFE
Munawaroh, 2003. “Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya Dengan Program
Primavera 6.0 “ : Studi Kasus Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading Skripsi.
Universitas Sam Ratulangi.