ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH SENDIRI PADA...

143
ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH SENDIRI PADA LAPORAN UTAMA DI MAJALAH TEMPO Disusun oleh : Aisyah Nursyamsi 11140510000007 JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M  

Transcript of ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH SENDIRI PADA...

ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH

SENDIRI PADA LAPORAN UTAMA DI

MAJALAH TEMPO

Disusun oleh :

Aisyah Nursyamsi

11140510000007

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

 

 

 

 

i

ABSTRAK

Aisyah Nursyamsi

NIM: 11140510000007

Analisis Wacana Berita Barbie Masih Sendiri Pada Laporan

Utama di Majalah Tempo

Runtuhnya Orde Baru menjadi awal kebangkitan bagi

kebebasan pers di Indonesia. Eksistensi dari kebebasan pers

lantas tidak berlanjut ke arah positif Perkembangan media saat

ini turut memengaruhi peranan perempuan entah itu di industri

entertainment, iklan, film dan khususnya pada berita. Belakangan

media terkesan lebih condong menyudutkan perempuan.

Perempuan digambarkan di media massa sebagai orang yang

hanya mengurusi kebutuhan domestik rumah tangga, objek

pelecehan, konsumtif dan alat pembujuk. Keberadaan perempuan

pun tidak terwakilkan di media massa.

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah

skripsi ini adalah bagaimana pengambaran perempuan dalam

analisis wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ dalam

laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Majalah

Tempo Edisi 10 April 2011.

Peneliti menggunakan teori feminisime sebagai landasan

dari analisis wacana Sara Mills yang berfokus pada perempuan.

Posisi subjek adalah adalah aktor yang menjadi pencerita. Objek

adalah yang didefenisikan dan digambarkan kehadirannya oleh

orang lain. Sedangkan posisi pembaca adalah bagaimana

pembaca mengidentifikasikan dan menempatkan diri dalam

penceritaan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Subjek

dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah wartawan pada

Majalah Tempo Edisi 10 April 2011 waratawan atau yang

menulis berita. Objek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’

adalah narasumber yang terdapat di dalam berita adalah Malinda

Dee ditampilkan sebagai bahan penceritaan dan tidak bisa

menampilkan dirinya sendiri dan menjadi penceritaan dalam

pemberitaan.

Kata Kunci: Subjek, Objek, Perempuan, Barbie, Pembaca

 

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya.

Shalawat serta salam tidak lupa pula peneliti panjatkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat

dan para pengikutnya senantiasa mengamalkan sunnah dan

ajarannya.

Selama menyelesaikan tugas akhir peneliti telah melewati

proses panjang yang berliku, Namun berkat dukungan dari orang-

orang terkasih dan tekad yang kuat akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Wacana Berita si

Barbie Masih Sendiri Pada Laporan Utama di Majalah Tempo.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih ada

kekurangan dan kelemahan. Allhamdulillah skripsi dapat

terselesaikan dengan baik karena ada dukungan dan kerjasama

beberapa pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan

terimkasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H.

Arief Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik , Dr.

Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi

 

iii

Umum, Dr.Roudhonah, M.Ag. Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan, Dr.Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Program Studi Jurnalistik Kholis Rhido, M.Si, beserta

sekretaris Program Studi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah

Nurlaily, M.A. yang sekaligus menjadi pembimbing peneliti.

3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu yang bermamfaat kepada

peneliti selama pendidikan awal perkuliahan hingga selesai.

4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam urusan

administrasi salam perkuliahan dan penelitian skripsi.

5. Kepada pihak Tempo yang sangat berperan dalam

penyelesaian skripsi sebagai narasumber dan peneliti telah

melakukan wawancara secara langsung.

6. Ayahanda Hendrizal dan Ibunda Syamsimar tercinta yang

tidak pernah lelah mengirimkan ribuan doa, dukungan dan

kekuatan. Keberadaan keduanya menjadi energi bagi peneliti

untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan

tinggi. Akhirnya sulungmu bisa menjadi sarjana pasir,

panggilan yang seringkali kalian gaungkan ketika memompa

semangatku yang seringkali kendor. Buya dan Umi, karya

akademik ini spesial aku persembahkan untuk kalian.

Semoga Allah SWT memberi kelapangan dan perlindungan

kepada kalian.

 

iv

7. Untuk keempat adik-adik peneliti yang selalu semangat

menuntut ilmu yaitu Hayati Nursyamsi, Muhammad Yani,

Hasiyah Nursyamsi dan Muhammad Nur Karim. Uni selalu

berpesan untuk jangan pernah berhenti untuk bermimpi adik-

adikku.

8. Kepada Khairul Anwar dan Diniswah Siti Wahyuni yang

selalu menjadi teman peneliti sebagai penikmat sastra dan

penikmat puisi. Teruslah bekarya. Untuk Zahratih yang

selalu menemani peneliti dengan sabar. Teman-teman

pertama peneliti di awal perkuliahan yaitu Ria Umala,

Hazhiyah Rifaat Fathaniyah, Fera dan Nurma Aulia. Laki-

laki kritis yang begitu peduli dan selalu memberi semangat di

saat-saat yang sulit. Tempat bertukar pikiran dan selalu ada

dalam keadaan susah dan senang yaitu Zainuddin.

9. Teman-teman di LPM INSTITUT yaitu: Zainuddin, Dicky

Prasetya, Eli Murtiana, Lya Esdwi Syam Arif, Eko

Ramdhani dan Jannah Alrijah yang telah membersamai

peneliti dengan banyak cerita yang kebanyakan sedih,

senang, luka, duka dan tawa. Begitu pula dengan semua

pengalaman panjang yang telah dilalui bersama peneliti.

10. Teman-Teman Akasia Wila Afriyelni, Rahmi, Ferisco, Afida,

Zahro dan Syifa, Bahal, Dian beserta keluarga besar Etoser

Banten penerima Beastudi Dhompet Dhuafa.

11. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 yang telah berjuang

bersama dalam mengikuti perkuliahan selama empat tahun.

 

v

Terimakasih atas pertemanan, kenangan, pelajaran, dan

pengalaman selama perkuliahan.

Peneliti berharap sikripsi ini dapat bermamfaat bagi siapa saja

yang membaca khususnya mahasiswa Jurusan Jurnalistik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 Januari 2019

Peneliti

 

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................. i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 8

1. Batasan Masalah ............................................................. 8

2. Rumusan Masalah ........................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8

D. Metodologi Penelitian ........................................................ 10

1. Paradigma Penelitian .................................................... 10

2. Pendekatan penelitian ................................................... 11

3. Metode penelitian ......................................................... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 13

5. Subjek dan Objek Penelitian ......................................... 14

6. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 14

7. Teknik Analisis Data .................................................... 15

F. Sistematika Penulisan ........................................................ 19

 

vii

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................ 22

A. Analisis Wacana Kritis dan Teori Sara Mills ..................... 22

1. Pengertian Analisis Wacana ......................................... 22

2. Macam-Macam Analisis Wacana ................................. 25

B. Gender ................................................................................ 35

1. Pengertian Gender......................................................... 35

2. Gender dalam Pandangan Islam.................................... 41

3. Isu Gender di Media Massa .......................................... 46

C. Berita .................................................................................. 48

1. Defenisi Berita .............................................................. 48

2. Jenis – jenis Berita ........................................................ 50

3. Nilai Berita .................................................................... 52

D. Korupsi ............................................................................... 57

1. Defenisi Korupsi ........................................................... 57

2. Sebab dan Akibat Korupsi ............................................ 62

BAB III GAMBARAN UMUM ....................................................... 65

A. Gambaran Umum Majalah Tempo .................................... 65

1. Sejarah Majalah Tempo ................................................ 65

2. Visi dan Misi Majalah Tempo ...................................... 69

3. Penghargaan Tempo ..................................................... 70

B. Sekilas Tentang Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ ............. 71

1. Majalah Tempo Edisi 17 April 2011, ‘Nasabah Kakap

Malinda.’ ....................................................................... 71

 

viii

2. Majalah Tempo Edisi 10 April 2018, ‘Barbie Penggemar

Ferrari.’ ......................................................................... 73

C. Profil Malinda Dee ............................................................. 75

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA ...................... 78

A. Temuan Data ...................................................................... 80

1. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi 17

April 2011 “Nasabah Kakap Malinda Dee ................... 81

a. Posisi Subjek ................................................................. 87

b. Posisi Objek .................................................................. 89

c. Posisi Pembaca ............................................................. 90

2. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi .... 10

April 2011 “Barbie Penggemar Ferarri.” ......................... 93

a. Posisi Subjek ................................................................. 99

b. Posisi Objek ................................................................ 104

c. Posisi Pembaca ........................................................... 105

B. Interpretasi Penelitian Berita ‘Si Barbie’

Masih Sendiri .................................................................. 103

BAB V PENUTUP ........................................................................... 110

A. Kesimpulan ...................................................................... 110

B. Saran ................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 114

LAMPIRAN...................................................................................... 117

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasanya media massa saat ini telah mengalami

perkembangan yang cukup siginifikan. Runtuhnya Orde Baru

menjadi awal kebangkitan bagi kebebasan pers di Indonesia.

Diikuti pula dengan pertumbuhannya, media elektronik maupun

media digital. Sehingga jumlah media semakin meningkat dan

masyarakat pun dapat dengan mudah mengakses berbagai macam

informasi.

Eksistensi dari kebebasan pers lantas tidak berlanjut ke

arah positif. Media massa saat ini mulai kehilangan

kepercayaannya sebagai sumber informasi yang valid akan

kebenarannya. Begitupun dengan kapasitasnya sebagai wadah

untuk mengedukasi masyarakat. Faktor yang menyebabkan

semakin berkurangnya kredibilitas media saat ini adalah lebih

mengutamakan keuntungan ketimbang kualitas.

 

2

Salah satu portal berita online, Tirto.id mengungkapkan

tingkat kepercayaan masyarakat terus menurun terhadap media

menurut studi Endelman. Pada 2012 tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap media mencapai 72%. Pada tahun 2013

turun menjadi 68% dan menjadi 63% di tahun 2016. Penurunan

ini dikarenakan organisasi berita dianggap lebih fokus untuk

menarik perhatian khalayak dalam skala besar ketimbang

melaporkan berita.1

Media nyatanya berdampak bagi peranan perempuan

entah itu di industri entertainment, iklan, film dan khususnya

pada berita. Berita pada dasarnya adalah sebuah informasi yang

dikemas lewat kegiatan jurnalistik dengan melakukan

pengumpulan data, analisis, penulisan, proses edit dan

penyebaran informasi yang dilakukan ke berbagai jenis media

massa. Haris Sumaidiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik

Indonesia Menulis Berita dan Feature menuliskan defenisi berita.

Berita merupakan suatu penuturan secara benar dan tidak

1https://tirto.id/hoaks-dan-bahaya-rendahnya-kepercayaan-terhadap-

media-cKA,diakses pada 4 Desmber 2018

 

3

memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru

terjadi dan dapat menarik pembaca.2

Belakangan media terkesan lebih condong menyudutkan

perempuan. Perempuan digambarkan di media massa sebagai

orang yang hanya mengurusi kebutuhan domestik rumah tangga,

objek pelecehan, konsumtif dan alat pembujuk. Keberadaan

perempuan pun tidak terwakilkan di media massa.3

Ketidakadilan gender memang masih cukup terasa. Posisi

perempuan di media selalu diletakkan di bawa laki-laki.

Digambarkan sebagai perempuan berpakaian seksi,

memperlihatkan lekuk tubuh dan gemar merayu. Lewat media,

masyarakat disajikan informasi terkait kekerasan perempuan baik

secara aktual maupun simbol.

Penentuan perempuan sebagai subjek dan objek pada

wacana feminisme Sara Mills muncul untuk membahas berbagai

persoalan. Pemikiran Sara Mills dalam buku ini terhadap

representatif perempuan di media massa masihlah bias gender.

2 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), h. 65. 3 Sunarto, Televisi, Kekerasan dan Perempuan, (Jakarta: PT. Kompas

Media Nusantara,2009), h.4

 

4

Penggambaran perempuan dikomersialisasi oleh media.

Karenanya konsep wacana Sara Mills digunakan untuk melihat

posisi-posisi aktor yang ditampilkan. Posisi aktor tersebut adalah

siapa yang menjadi subjek dan objek. Selain itu posisi pembaca

tidak dapat dilupakan pula perannya untuk meneliti maksud dari

sebuah teks.4

Penelitian ini terkait perempuan yang diwacanakan dalam

teks berita salah satu media cetak di Indonesia. Berita yang

dipilih adalah kasus korupsi di Majalah Tempo pada rubrik

laporan utama edisi April 2011. Berita korupsi edisi 10 April

2011 dan 17 April 2011 di Majalah Tempo yang diberi judul ‘Si

Barbie Masih Sendiri’ oleh peneliti dianggap memiliki

signifikasi.

Peneliti melihat pengambaran berita dalam sudut pandang

Majalah Tempo memuat unsur bias gender. Teks berita

menuturkan bagaimana tampilan pelaku koruptor yang nampak

seperti boneka Barbie, perubahan ukuran payudara atau cara

berpakaian yang memamerkan lekuk tubuh.

4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

(Yogyakarta: Lkis, 2001), h.199.

 

5

Pemberitaan kasus money laundring di rubrik laporan

utama Majalah Tempo yang didalangi oleh Melinda justru lebih

berfokus pada rekam jejak perubahan fisik dan make up apa yang

ia kenakan. Alih-alih melakukan investigasi bagaimana kronologi

pencucian uang yang ia lakukan, media justru menonjolkan

Malinda yang telah melakukan operasi payudara dan baju apa

yang seringkali ia kenakan.

Tidak hanya menyentuh permukaan seputar ‘kenapa

Melinda Dee melakukan operasi plastik’ sisi kehidupan

pribadinya pun turut diungkit. Seperti menceritakan Malinda

yang bersuamikan brondong dan selebritis. Pada akhirnya berita

yang diproses dengan kegiatan jurnalistik seakan tidak ubahnya

dengan infotaiment yang giat memberitakan kehidupan pribadi

selebritis di luar.

Pemberitaan pada rubrik laporan utama di Majalah Tempo

wartawan berperan penting dalam membangun persepsi tentang

perempuan seksi. Perempuan digambarkan dalam isi berita sangat

memerhatikan fisik serta lebih menonjolkan paras. Biaya

perawatan yang dilakukan untuk mempercantik diri dianggap

 

6

telah mendorong perempuan untuk melakukan tindak korupsi. Isi

pemberitan koruptor perempuan tidak lagi berisikan soal kasus

korupsi, penyuapan dan berapa kerugian yang diderita negara.

Media berubah menjadi tayangan selebritis ala gosip. Hal

ini seharusnya menjadi fokus dan kritikan karena menampakkan

sikap abai wartawan yang tidak profesional dalam penulisan

berita. Dalam salah satu kode etik jurnalistik dijelaskan bahwa

penulisan berita tidak diperbolehkan menyudutkan salah satu

pihak dan bersikap subyektif.5

Penulis membentuk angle sedemikian rupa agar pembaca

tertarik mengikuti jalannya pemberitaan, tanpa menilik kode etik

jurnalistik yang berlaku. Media tidak lagi menjadi sumber

informasi yang netral pada publik namun malah menjadi

penyebar ketimpangan gender dan seksisme. Seksisme

sesungguhnya tidak saja terkait pada pernyataan yang

disampaikan dengan berfokus pembicaraan terkait isu-isu gender

saja. Namun seksisme turut memungkinkan untuk berfokus lain

5 Idris Shaffat, Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan

Pers, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2008), h.65.

 

7

terhadap pendengar atau pembaca yang berkontribusi pada teks

seksisme.6

Berbeda dengan tersangka koruptor berjenis kelamin laki-

laki, berita koruptor perempuan akan lebih banyak dicari. Semisal

kasus Nazaruddin yang membuka skandal praktik korupsi dan

menjaring banyak aparat pemerintah, akan kalah dengan sosok

koruptor perempuan semisal, Malinda. Kebebasan pers yang

bablas diduga menjadi angin segar bagi media yang

mengekploitasi perempuan untuk kepentingan komersial.

Pemberitaan yang seringkali bersifat seksis yaitu bentuk

diskriminasi atau kebencian terhadap seseorang yang bergantung

pada seks.7 Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji gambaran

seksisme dalam berita. Peneliti menggunakan analisis wacana

Sara Mills untuk menggali makna di dalam berita yang

mengandung seksis dengan mengambil berita yang berjudul:

“Analisis Wacana Berita Si Barbie Masih Sendiri Pada Rubrik

Laporan Utama Di Majalah Tempo.”

6 Netty Dyah, Jurnal Masyrakat Kebudayaan dan Politik Tahun 2005,

(Madura: Universitas Truyono), h. 128-138. 7 7

Maggie Humm, Esiklopedia Feminisme, (Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2002), h. 425

 

8

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

. Agar penelitian dapat terarah dan fokus, maka

peneliti membatasi permasalahan yang dikaji terhadap

Wacana Analisis Kritis yang akan dianalisis yaitu

Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Majalah Tempo

Edisi 10 April 2011 dalam rubrik laporan utama.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan adalah

Bagaimana pengambaran perempuan dalam analisis

wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ pada

laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan

Majalah Tempo Edisi 10 April 2011 dari posisi objek,

subjek dan pembaca?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

 

9

Untuk mengetahui pengambaran perempuan ditinjau

berdasarkan analisis wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih

Sendiri’ dalam laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April

2011 dan Majalah Tempo Edisi 10 April 2011.

Dengan melihat tujuan penelitian ini diharapkan

mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Secara Akademis

Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi

referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian serupa di masa mendatang. Khususnya di

bidang ilmu komunikasi dan jurnalistik. Selain itu

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontributif

yang positif kepada pengembang wacana pada

pemberitaan dan kajian komunikasi penyiaran Islam.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

penyelesaian masalah sosial mengenai analisis media

yang bersangkutan dengan konstruksi perempuan dalam

media massa. Penelitian ini pun diharapkan nantinya

 

10

dapat menjadi pembelajaran baik bagi si peneliti sendiri

sebagai produsen dan selanjutnya kepada pembaca.

3. Untuk para media dan awak jurnalistik

Diharapkan untuk lebih mempertimbangkan

tulisan agar tidak memberikan representatif sendiri

terutama kasus korupsi. Bagi masyarakat penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan kajian terkait pemberitaan

yang dipublikasi oleh media dan berita.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah kerangka pemikiran

untuk mengetahui cara pandang peneliti terhadap fakta.

Paradigma merupakan pandangan mendasar ilmuwan

tentang apa materi pelajaran yang harus dipelajari oleh

cabang atau disiplin, dan aturan apa yang harus diikuti

dalam menafsirkan informasi yang dikumpulkan dalam

menanggapi isu.

 

11

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan menggunakan paradigma kritis. Analisis wacana

dengan pendekatan perspektif Sara Mills lebih

menekankan pada pencitraan perempuan dalam teks.

Dengan konsep ini, peneliti melihat bagaimana konsep

tokoh di dalam berita, menunjukkan teks yang

menyudutkan perempuan dan menganalisa posisi

pembaca.8

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian dilakukan dengan

menganalisis data dan menggunakan deskriptif kualitatif.

Metode yang digunakan adalah observasi dan nantinya

akan muncul pernyataan yang diungkapkan lewat

wawancara. Defenisi metodologi penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dikutip oleh Lexy

J dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian

Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

(Yogyakarta: Lkis, 2001), h.199.

 

12

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.9

Pendekatan kualitatif bertujuan untuk

menemukan suatu makna yang terkandung dalam sebuah

penelitian. Ciri penelitian ini adalah dengan

mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar bukan

angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan

tersebut. Berasal dari naskah wawancara, catatan-

lapangan foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lainnya.10

3. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis

menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan

keadaan atau status fenomena. Pada pendekatan

kualitatif peneliti memusatkan perhatian pada prinsip-

9 Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosda karya, 1997), h. 30. 10

Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 30.

 

13

prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah

makna dan gejala-gejala sosial di dalam masyarakat.11

Penelitian memilih dan menemukan masalah,

membangun hipotesis, maupun melakukan pengamatan

di lapangan sampai dengan penguji data. Peneliti

membangun pola pikir dari hal-hal yang bersifat umum

(pengetahuan, teori atau dalil) dan membangun proporsi

dalam menarik kesimpulan.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Tempat pengumpulan data dan wawancara

dilakukan di kantor PT Tempo Inti Tbk Jakarta yang

beralamatkan Jalan Palmerah Barat No.8, Jakarta

Selatan.

b. Waktu

Waktu pelaksanaan wawancara dilakukan

pada hari Kamis, 6 September 2018.

11

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h.29.

 

14

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini Bagja

Hidayat selaku reporter dan penulis berita sebagai

narasumber. Objek Penelitiannya adalah pemberitaan

Nasabah Kakap Malinda: Si Barbie Masih Sendiri di

media Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Edisi 10

April 2011.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga

teknik dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan

pembahasan yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik yang

digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian

ini. Teknik wawancara dilakukan dengan cara

komunikasi tatp muka dengan narasumber untuk

memperoleh keterangan sebagai bahan analisis.

Dalam hal ini penulis akan mewawancarai reporter

Majalah Tempo, Novi Kartika.

 

15

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengenai yang

berhubungan dengan pengawasan, peninjauan,

penyelidikan dan riset. Dalam hal ini penelitian

melakukan pengamatan terhadap teks berita pada

Majalah Tempo tentang pemberitaan ‘Nasabah Kakap

Malinda: Si Barbie Masih Sendiri’ Edisi 17 April

2011.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan

data kualitatif dengan sejumlah besar fakta dan data

tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Dalam hal ini penulis akan mengumpulkan data dari

buku, majalah, jurnal karya ilmiah yang relevan

dengan penelitian ini.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

 

16

dengan cara mengorganisasikan data dan menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari. Sehingga kesimpulan mudah dipahami diri

sendiri dan orang lain.12

Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh

peneliti kemudian diolah dan dianalisis. Metode yang

digunakan adalah deskriptif di mana pelaporan data

dengan menerangkan, memberikan gambaran dan

mengklarifikasikan serta menginterpretasi data yang

terkumpul apa adanya lalu disimpulkan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sebelumnya telah

melakukan tinjauan skripsi terdahulu yang sedikit banyaknya

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan:

1. Skripsi ini dibuat oleh Umamah Nisa Uljanah

(1111051000059) Program Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

12

Sugiono, Memahaimi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta,2010, hal.89

 

17

dengan judul “Gerakan Perlawanan Perempuan dalam

Novel (Analisis Wacana Kritis Sara Mills dalam Novel

Maryam Karya Okky Madasari. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui gerakan perlawanan perempuan

berdasarkan analisis wacana Sara Mills ditinjau dari

posisi subjek-objek dalam novel Maryam karya Okky

Madasari. Hasil penelitian dari novel Maryam ini adalah

subjek atau pencerita merupakan Maryam si tokoh

utama. Hal ini dikarenakan semua pengambaran dalam

cerita berasal dari sudut pandang aktor utama. Objek

adalah kelompok Ahmadiyah dan Non Ahmadiyah

karena tidak dapat menampilkan dirinya sendiri.

Sedangkan posisi pembaca cenderung mengarahkan

untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh kelompok

Ahmadiyah.

2. Skripsi yang dibuat oleh Corry Prestita Ishaya

(1112051100020) Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis

Wacana Sara Mills dalam Film Dokumenter Battle For

 

18

Sevastopol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

posisi subjek-objek dan pembaca dalam film dokumenter

Battle For Sevastopol. Hasil penelitian ini adalah film

memiliki dua sudut pandang yang berbeda. Subjek

pertama yaitu Elanor, tidak diperlakukan adil oleh kaum

laki-laki pasca perang. Subjek kedua Pavlichanko yang

memaparkan pengalamannya dengan bebas. Ia tidak

dapat meninggalkan kehidupan domestik sebagai

perempuan dan menginginkan kodratnya sebagai

perempuan. Objeknya adalah kemerad jenderal, Paris,

Ibu Pavlichanko, komisaris, wartawan dan instruktur

menembak. Mereka pelengkap subjek yang menjadi

pemajinal perempuan dan tidak.

3. “Skripsi yang dibuat oleh Rahmah Putri Awaliah

(1112051100020) mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syahid Hidayatullah Jakarta dengan judul “Kontruksi

Perempuan di Rubrik Bibir Mer pada Surat Kabar

Rakyat Merdeka,. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana Rubrik Bibir Mer pada Surat

 

19

Kabar Rakyat Merdeka mengkontruksi perempuan. Hasil

penelitian ini adalah posisi subjek atau pencerita adalah

wartawan perempuan dalam pemberitaan Rubrik Bibir

Mer. Di sisi lain dia adalah korban karena disuruh

mengeksploitasi kaumnnya sendiri. Posisi objek

dijadikan sebagai pencerita yang dibentuk oleh

wartawan dan tidak bisa menampilkan dirinya sendiri.

Rubrik Bibir Mer, mengkontruksikan perempuan tampil

berani, seksi dan berperan sebagai penggoa laki-laki.

Dalam beberapa skripsi yang tertulis di atas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa meski telah ada yang

menggunakan teori analisis wacana Sara Mills, belum ada

mahasiswa yang menggunakan teks dengan subjek berita Si

Barbie Masih Sendiri dalam rubrik laporan utama di Majalah

Tempo.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah

maka sistematika penulisan terdiri dari enam bab dan masing-

 

20

masing bab terdiri dari sub bab dengan penyusunan sebagai

berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

teknik penulisan skripsi, dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini peneliti menguraikan tentang analisis

gender dan Analisis Wacana Kritis, yang

dikembangkan oleh Sara Mils. Wacana adalah

mempresentasikan makna yang terkandung di

dalam isi teks.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang paradigma

penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian,

metode penelitian, waktu dan tempat penelitian,

subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan

data, dan teknik analisis data.

 

21

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab ini memuat gambaran mengenai sejarah

berdirinya Majalah Tempo, logo, visi dan misi,

serta berita di Majalah Tempo yang berjudul Si

Barbie Masih sendiri dalam rubrik laporan utama.

Kemudian gambaran umum subjek penelitian

yaitu subjek penelitian yaitu Majalah Tempo Edisi

17 April 2011.

BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini mengemukakan hasil temuan dan analisis

data penelitian di lapangan, yakni analisis wacana

analisis Sara Mills tersangka perempuan tehadap

kasus korupsi pada Majalah Tempo Edisi 10 April

2011 dan 17 April 2011.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliti

yang telah dilakukan serta lampiran-lampiran

sebagai bahan pelengkap

 

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Wacana Kritis dan Teori Sara Mills

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana terdiri dari dua kata yaitu

analisis dan wacana. Analisis dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyelidikan suatu

kejadian atau peristiwa, penjelasan yang dikaji sebaik-

baiknya, penguraian suatu pokok atas pelbagai bagian,

serta penguraian karya sastra atas unsur-unsurnya untuk

memahami keterkaitan unsur tersebut.1

Secara umum analisis merupakan proses

sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi

wawancara, catatan lapangan dan pengumpulan materi-

materi. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data,

penyusunan dan pemecahannnya ke dalam unit-unit

yang ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola,

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka,1998), h.32.

 

23

dan penemuan apa yang harus dipelajari dan keputusan

apa yang disimpulkan.2

Arti dari kata wacana yang berasal bahasa

Sansekerta, wac,wak,ua yang berarti berkata dan akhiran

(sufiks) ana yang bermakna membedakan.3

Makna wacana berdasarkan istilah adalah

‘rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur untuk

mengungkapkan suatu hal.4

Kata wacana dalam Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer, memiliki tiga arti, yaitu “perkataan,

ucapan dan tuturan;” keseluruhan tutur/cakapan yang

merupakan satu kesatuan; serta satuan bahasa

terbesar/terlengkap yang realisasinya bentuk karangan

utuh seperti novel, buku dan artikel5.

2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Analisis Data, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta), h.85. 3Dedy Mulyana, Kajian Wacana:Teori, Metode, Aplikasi dan Prinsip

Analisis Wacana, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2005) h.3. 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja

Rosydakarya,2006), h. 11. 5 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), h.1709.

 

24

Analisis wacana kritis juga memperhatikan

pemakaian bahasa dalam penuturan tulisan sebagai

bentuk dari praktik sosial. Praktik wacana bisa

menampilkan efek ideologi semisal, hubungan yang

tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan

perempuan dalam keadaan rasis dan ketimpangan

kehidupan kelompok mayoritas dengan minoritas

melalui mana perbedaan dan dipresentasikan dalam

posisi sosial yang ditampilkan.6

Selain itu praktik wacana dapat menampilkan

perilaku seksis, sebuah paham yang menempatkan laki-

laki pada posisi superior dan perempuan pada posisi

termarginalkan, dilecehkan dan disudutkan.7

Oleh karena itu analisis wacana kritis (critical

discourse analysis/CDA) tidak sekadar dipahami sebagai

studi bahasa saja, namun juga mengaitkan dengan

konteks atau isi tulisan. Konteks yang dimaksud adalah

6 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,

(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.7. 7 I Made Netra ‘ Perilaku Seksis dalam Bahasa Seni Pertunjukkan

Ragam Humor di Kota Denpasar (Kajian Bahasa dan Gender Jurnal Logat

Volume V Nomor I Tahun 2009, h.3.

 

25

bahasa yang dipakai untuk praktik tertentu termasuk

dalam praktik tindakan, historis, kekuasaan, dan

ideologi.

2. Macam-Macam Analisis Wacana

Ada beberapa teori komunikasi yang seringkali

digunakan dalam penelitian salah satunya, yaitu:

a. Analisis Wacana Teun A. Van Djik

Teori Van Djik merupakan teori yang paling

sering digunakan dalam penelitian. Hal ini mungkin

dikarenakan Van Djik menggabungkan semua

komposisi wacana sehingga bisa digunakan secara

praktis. Model Van Djik sering disebut sebagai

‘kognisi sosial’. Menurut Van Djik penelitian analisis

wacana tidak hanya berdasarkan pada teks saja, tapi

sebuah bagaimana teks itu diproduksi.

Van Djik melihat bagaimana struktur sosial,

dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam

masyarakat dan bagaimana kesadaran atau kognisi

 

26

sosial mempengaruhi isi teks tersebut. Model analisis

Van Djik dapat digambarkan sebagai berikut8:

1) Analisis Sosial

Dalam dimensi teks yang ditelitik adalah

teks. Van Djik memamfaatkan dan mengambil

analisis linguistik, kosakata, kalimat, proposisi dan

pragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu

teks. Kognisi sosial merupakan dimensi untuk

menjelaskan bagaimana teks diproduksi oleh

individu atau kelompok. Sedangkan analisis sosial

dan pengetahuan yang berkembang dalam

masyarakat atas suatu wacana.

2) Teks

Van Djik melihat suatu teks terdiri atas

beberapa struktur atau tingkatan masing-masing

bagian yang saling mendukung. Ia membaginya

dalam tiga tingkatan yaitu struktur makro,mencari

8 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,

(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.225.

 

27

makna secara umum dalam teks dengan

mengamati topik atau tema dalam suatu berita.

Kedua, Superstruktur melihat bagian-bagian teks

tersusun ke dalam berita secara utuh. Terakhir

makro,melihat makna wacana dari bagian terkecil

teks yaitu kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,

frase dan gambar.

b. Analisis Wacana Norman Fairclough

Analisis Nourman Fairclough berdasarkan

pertanyaan bagaimana menghubungkan teks yang

mikro dengan konten masyrakat yang makro. Norman

membangun analisis wacana yang menggabungkan

linguistik dengan pemikiran sosial dan politik secara

umum diintegrasikan pada perubahan sosial. Norman

membagi analisis wacana menjadi tiga dimensi yaitu:

1) Teks

Norman melihat teks dalam beberapa

tingkatan. Sebuah teks tidak hanya menampilkan

bagaimana suatu objek digambarkan, tetapi juga

 

28

bagaimana hubungan antarobjek didefenisikan.

Setiap teks pada dasarnya diuraikan dari

representasi, relasi dan identitas.

2) Discourse Pratice

Dimensi yang melihat hubungan antara

proses produksi dan konsumsi teks. Teks berita

diproduksi dalam cara yang spesifik dengan

runtinitas dan pola kerja yang telah terstruktur

dima alaporan wartawan di lapangan atau sumber

berita yang ditulis editor. Sedangkan proses

konsumsi teks dihasilkan secara personal ketika

seseorang mengonsumsi teks atau secara kolektif.

Sementara dalam distribusi teks, tergantung pada

pola dan jenis teks dan bagaimana sifat instituisi

yang berada dalam teks tersebut.

3) Socialcultural Practice

Merupakan dimensi yang berhubungan

dengan konteks di luar teks. Konteks ini memuat

 

29

banyak hal seperti konteks situasi, media, politik

dan sebagainya.

Peneliti melihat teori analisis wacana yang

cocok digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teori Sara Mills. Hal ini karena

pertimbangantjuan peneliti yang ingin mengetahui

posisi objek dan subjek dalam pemberitaan Si Barbie

Masih Sendiri dalam rubrik laporan utama di Majalah

Tempo.

c. Analisis Wacana Sara Mills

Analisis wacana menurut pandangan Sara

Mills merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk

linguistik tradisional yang bersifat formal. Fokus

kajian mengenai linguistik tradisional adalah pada

pemilihan struktur kalimat yang tidak memperhatikan

analisa bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan

dalam analisis wacana lebih memperhatikan hal-hal

 

30

yang berkaitan dengan struktur kalimat dan tata

bahasa.9

Titik perhatian Mills terdapat pada wacana

mengenai feminisme, bagaimana perempuan

digambarkan dalam teks, entah itu berita, novel,

gambar bahkan berita. Fokus perhatian dari perspektif

yang dimunculkan oleh Mills adalah bagaimana

perempuan digambarkan di dalam teks.

Semisal berita pemerkosaan. Kasus pelecehan

seringkali menampilkan tersangka sebagai subjek dan

wanita sebagai objek pemberitaan. Titik perhatian

dari analisis wacana Sara Mills adalah bagaimana

perempuan digambarkan dan dimarjinalkan dalam

teks berita dan bagaimana bentuk dari pola

permajinalan dilakukan.

Sara Mills melihat bagaimana posisi-posisi

aktor ditampilkan di dalam teks. Memusatkan

9 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja

Rosydakarya,2006), h.13.

 

31

perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis

ditampilkan di dalam teks. Siapa yang menjadi objek

atau subjek dan bagaimana diperlakukan dalam teks

secara keseluruhan. Selain posisi-posisi aktor dalam

teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada

bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam

teks yang akan dijelaskan di bawah.

1) Posisi: Subjek – Objek

Sara Mills menempatkan representasi aktor

di dalam teks sebagai unsur terpenting dalam

sebuah analisis. Bagaimana di dalam teks atau

pemberitaan menampilkan individu, kelompok,

satu golongan, ideologi yang nantinya dapat

mempengaruhi pemaknaan ketika diterima oleh

khalayak. 10

Dalam hal ini ada dua posisi permarjinalan

perempuan ketika ditampilkan dalam pemberitaan.

Pertama, posisi ini menunjukkan dalam batas

10

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,

(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.201.

 

32

tertentu sudut pandang penceritaan. Khalayak

bergantung kepada narator tidak hanya

menampilkan diri sendiri tapi juga penentu

kebenaran.

Kedua, sebagai subjek representasi, pihak

laki-laki di sini mempunyai otoritas penuh dalam

menyampaikan peristiwa terhadap pembaca.

Posisinya sebagai subjek tidak hanya menceritakan

tapi juga menafsirkan peristiwa, membangun

pemaknaan yang disampaikan kepada khalayak.

Ketiga, tidak hanya mendefenisikan diri sendiri,

tapi juga mendefenisikan pihak lain dalam

perspektif atau sudut pandang sendiri.

Contohnya dalam pemberitaan mengenai

komunisme yang mengatakan bahwa mereka

merupakan sekelompok anti terhadap Tuhan.

Namun pernyataan ini bukan berasal dari individu

atau kelompok orang komunisme. Di sini

komunisme merupakan kelompok yang tidak

 

33

dihadirkan oleh dirinya sendiri. Tetapi ditampilkan

sebagai objek oleh kelompok lain dalam

masyarakat.

2) Posisi Pembaca

Sara Mills berpandangan dalam suatu teks

posisi pembaca sangat penting dan harus

diperhitungkan. Teks bagi Mills merupakan suatu

hasil negosiasi antara penulis dengan pembaca.

Ada dua model bagaimana penulis membangun

hubungan dengan pembaca. Pertama, model yang

komperehensif melihat teks tidak hanya

berhubungan dengan faktor produksi tapi juga

persepsi

Kedua, posisi pembaca ditempatkan dalam

posisi yang penting. Teks secara tidak langsung

ditujukan untuk berkomunikasi secara langsung

atau tidak. Berita bukan sekadar produksi dari

media dan pembaca tidak sekadar sebagai

penerima informasi semata. Ketika seorang

 

34

jurnalis menulis, secara tidak langsung ia telah

memperhitungkan keberadaan pembaca. Negoisasi

terjadi ketika wartawan mencari dukungan dengan

menarik simpati pembaca.

3) Kerangka Analisis Sarah Mills

Ada dua hal yang diperhatikan dalam analisis

yaitu pertama bagaimana aktor sosial dalam berita

tersebut diposisikan di dalam pemberitaan. Siapa pihak

yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks, bagaimana

memaknai peristiwa dan apa akibatnya. Kedua bagaimana

pembaca diposisikan dalam teks. Khalayak atau pembaca

tentunya dapat memberikan makna yang diimajinasikan

oleh teks yang ditulis.11

11

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,

(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.210.

 

35

Tabel 1

Kerangka Analisis Sara Mills

TINGKAT YANG INGIN DILIHAT

Posisi Subjek- Objek Bagaimana peristiwa dilihat. Siapa yang diposisikan

sebagai pecerita (subjek) dan siapakah yang menjadi

objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor

dan kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk

menampilkan diri sendiri, gagasannya ataukah

kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh

kelompok/orang lain.

Posisi Pembaca Bagaimana posisi pembaca ditampilkan penulis dalam

teks. Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam

teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah

pembaca mengidentifikasi dirinya.

Sumber: Buku Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media Karya

Eriyanto

B. Gender

1. Pengertian Gender

Kata gender dapat diartikan sebagai perbedaan

peran, fungsi, status dan tanggungjawab laki-laki.

Gender hadir dari kontruksi budaya yang tertanam lewat

 

36

proses sosialisasi satu generasi dengan ke generasi

selanjutnya.

Secara terminalogis gender diartikan sebagai

harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan

perempuan. Gender dipandang sebagai konsep untuk

membedakan peran, perilaku, ment alitas dan

kharakteristik emosional antara lak-laki dan perempuan

yang berkembang dalam masyarakat. Gender dipahi

sebagai suatu sifat yang dijadikan dasar untuk

membedakan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari

faktor-faktor non biologis. Yaitu segi kondisi sosial dan

budaya, nilai prilaku,mentalitas emosi dan lainnya.12

Gender berbeda dengan jenis kelamin atau seks

yang membagi persifatan antara laki-laki dengan

perempuan secara biologi. Misalnya laki-laki yang

memiliki penis dan perempuan yang mempunyai rahim.

Gender melekat pada sifat yang dikontruksikan secara

12

Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme

Pemahaman Awal Kritis Sastra Feminisme, (Yogyakarta:Garudhawaca,2016),

h.1

 

37

sosial dan budaya seperti perempuan yang dikenal

cantik, keibuaan dan emosional. Sementara laki-laki

dianggap kuat, realistis.

Proses pembentukan gender antara laki-laki

dengan perempuan terjadi lewat proses yang panjang dan

dibentuk oleh beberapa hal. Seperti kondisi sosial,

budaya, kondisi keagamaan dan kenegaraan.13

Seiring berjalannya waktu perbedaan waktu

gender dianggap sebagai ketentuan Tuhan yang bersifat

kodrati dan tidak dapat diubah. Pandangan seperti ini

yang menjadi awal diskriminasi. Perempuan akhirnya

menjadi tersubordinasi oleh faktor-faktor yang

dikontruksikan secara sosial dan adat. Tidak sedikit yang

berpandangan jika perempuan kedudukannya lebih

rendah dari pada laki-laki. Perempuan di pandang dari

segi seks bukan dari kemampuan, kesempatan, cara pikir

dan berpikir. 14

13

Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme

Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme, h.3 14

Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme

Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme, h.4

 

38

Perbedaan peran gender memunculkan

ketidakadilan baik dari laki-laki maupun perempuan.

Tetapi perempuan lebih rentan merasakan ketidakadilan

gender. Ada beberapa bentuk dari ketidakadilan gender

yaitu:

a. Marginalisasi Perempuan

Marginalisasi dianggap sebagai bentuk

ketidakadilan gender. Munculnya marginalisasi

biasanya hadir karena kebijakan pemerintah,

keyakinan, tafsir agama, tradisi atau asumsi dari ilmu

pengetahuan.

b. Subordinasi

Subordinasi terhadap perempuan mempunya

artian bahwa perempuan lemah, kurang dibutuhkan,

tidak bisa menjadi pemimpi. Posisi perempuan berada

di nomor dua setelah laki-laki.

c. Stereotip

Stereotip adalah pelabelan atau penandaan

terhadap seseorang atau kelompok tertentu.

 

39

Munculnya streotip bersumber pada perbedaan

gender yang menimbulkan ketidakadilan. Sterotip

yang dilekatkan pada perempuan pada akhirnya

berdampak membatasi, menyulitkan dan merugikan

kaum perempuan. Misalnya perempuan diasumsikan

sebagai pesolek dengan tujuan memancing perhatian

lawan jenis.

d. Kekerasan

Dalam pandangan gender, kekerasan

melibatkan pada satu jenis kelamin tertentu

dikarenakan salah satu jenis kelamin tertentu lebih

kuat. Misalnya saja ada anggapan jika laki-laki lebih

kuat dan perempuan lemah. Anggapan seperti ini

membuat perempuan lebih rentan mendapatkan

kekerasan secara verbal seperti pemerkosaan,

pemukulan hingga pelecehan. Selain itu kekerasan

dapat pula dalam bentuk non verbal yaitu ucapan,

 

40

menakuti-nakuti, menumbuhkan rasa bersalah,

menghina dan sebagainya.

e. Beban Kerja

Perempuan dianggap memiliki sifat

memelihara dan rajin sehingga pekerjaan rumah

tangga menjadi tanggungan perempuan. Pandangan

tersebut diperkuat oleh keyakinan masyarakat yang

sudah disosialisasikan sejak kecil. Perasaan bersalah

dan bertentangan muncul jika pekerjaan domestik

seperti memasak, mencuci dan lainnya tidak

dikerjakan. Karenanya ada sebuah tanggungjawab

yaitu perempuan harus menyelesaikan pekerjaan

domestic secara terus menerus. Hal ini dikatakan

sebagai beban kerja.15

f. Seksisme

Seksisme merupakan bentuk diskriminasi atau

kebencian terhadap seseorang yang bergantung pada

seks. Seksisme dapat merujuk pada kepercayaan atau

15

Mansour Fakih, Membincang Feminisme: Diskursus Gender

Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h.46

 

41

sikap yang berbeda seperti salah satu jenis kelamin

lebih berharga dari yang lain. Selain itu seksisme juga

diartikan sebagai hubungan sosial yang merendahkan

perempuan. Suatu riset feminis telah

mendokumentasikan seksisme pada media semisal

stereotipe peran jenis kelamin di mana perempuan

selalu menjadi ibu dan kerja domestik. Studi-studi

mengenai bahasa seksisme menunjukkan bagaimana

sekesualisasi dalam bahasa dan penggunan eufimisme

misalnya cleaning lady sangat merendahkan

perempuan.16

2. Gender dalam Pandangan Islam

Hadirnya ketidakadilan atau diskriminasi

terhadap gender melahirkan beberapa gerakan yaitu

feminism. Tujuan gerakan itu adalah untuk

memberontak terhadap dominasi gender laki-laki. Mulai

dari institusi rumah tangga, perkawinan hingga

16

Maggie Humm, Esiklopedia Feminisme, (Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2002), h. 425

 

42

pemberontakan terhadap gender yang dianggap sebagai

kodrat mereka.17

Untuk melancarkan gerakan tersebut, feminisme

mengembangkan isu kesetaraan gender. Dimana dalam

isu itu laki-laki dan perempuan bebas mengembangkan

potensinya tanpa harus mengalami bentuk-bentuk

diskriminasi. Terutama pada perempuan.

Dalam Intruksi Presiden No.9 Tahun 2000,

Pedoman Pengarausutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional yang dimaksud dengan

kesetaraan gender yaitu:

“Kesetaraan gender merupakan kesamaan bagi

laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan

dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan

dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi,

sosial, budaya, pertahanan, keamanan nasional dan

17

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1987), h.21-22

 

43

kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan

tersebut”18

Dalam konteks kesetaraan lebih tepat dimaknai

dengan keadilan, keseimbangan dan melahirkan

keharmonisan akibat dari eksistensi kedua belah.

Kesetaraan perlu diusungkan ntuk menciptakan keadilan

gender. Yaitu antara laki-laki dan perempuan memiliki

akses, kedudukan dan porsi yang sama.

Selain gerakan feminisme, Islam nyatanya lebih

dulu brgerak memperjuangkan kesetaraaan hak dan

kewajiban baik perempuan maupun laki-laki. Islam telah

mengembalikan kehormatan perempuan yang tidak

didapatkan sebelumnya. Kesetaraan antara perempuan

dan laki-laki telah dimuat sebelumnya di dalam Al-

Quran.

18

Kelompok Kerja Convention Watch, Hak Asasi dan Perempuan

Instrumen Hukum untuk Mewujudkan Keadilan Gender, (Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor, 2012), h.313.

 

44

ئل و ق ب ا ا إنا خ ل قن كم من و أنث ىذ ك ر و ج ع لن كم شعوبا لت ع ار فو أ ي ه ا ٱلناس ي

أ ت ق ىكم إن أ كر م كم عند ٱلله “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesususngguhnya

orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal..”

Di dalam ayat ini terlihat prinsip egalitarian yaitu

tidak hanya kesetaraan antara manusia antara laki-laki

dan perempuan tapi juga bangsa, suku dan keturunan.

Ayat ini sejatinya tidak hanya menggambarkan

kesetaraan di bidang spiritual atau religious saja namun

juga aktivitas sosial. Q.S Al-Hujarat ayat 13 telah

melunturkan pandangan terhadap perbedaan antara laki-

laki dan perempuan dari segala sisi.

Jika ditafsirkan secara harfiah, ayat ini

menyampaikan jika nilai ibadah seseorang di hadapan

Allah bukanlah dilihat dari apakah dia perempuan atau

 

45

laki-laki. Namun perbedaan tersebut dilihat dari kualitas,

keikhlasan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Selain

itu ayat ini juga menyampaikan pesan untuk

menghapuskan segala bentuk diskriminasi, pelecehan

seksual dengan melihat warna kulit, etnis dan ikatan

primodial lainnya.

Tidak hanya dari kualitas, di dalam Al-Quran

turut menyampaikan persoalan kepemimpinan. Tidak

hanya laki-laki, perempuan mempunyai fungsi sebagai

pemimpin. Hal ini tercantum di dalam Q.S Al-Baqarah

ayat 30:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang

akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan

berfirman ‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang

tidak kamu ketahui.”

Dalam Islam, manusia telah berikrar akan

keberadaan Tuhan. Tanggung jawab individu telah

berlangsung sejak dalam kandungan. Salah satunya yaitu

 

46

mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifaannya

di bumi seperti mereka mempertanggungjawabkan

kewajibannya sebagai hamba-Nya.

Islam mempunyai konteks Khalifatullah fi al-

ardh yang secara terminologis berarti ‘kedudukan

kepemimpinan’. maupun perempuan diamanatkan

menjadi pemimpin.19

Tabel 2

Perbedaan Seks dan Gender

Seks

Gender

Tidak bisa berubah Bisa berubah

Tidak bisa dipertukarkan Bisa dipertukarkan

Berlaku dimana saja Bergantung budaya

Berlaku bagi kelas dan warna

kulit apa saja

Berbeda antar kelas dengan

kelas lainnya

Ditentukan oleh Tuhan atau

kodrat

Bukan kodrat Tuhan

3. Isu Gender di Media Massa

19

H. Abd, Muin, Fiqih Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam

Al-Quran (Cet:I: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1992), h.114

 

47

Menurut Mansour Fakih ketidakadilan gender

termanifestasikan dalam pelbagai bentuk di antaranya

yaitu marjinalisasi atau proses pemiskinan ekonomi,

subordinasi atau anggapan tidak penting dalam

keputusan politik. Pembentukan stereotipe atau melalui

pelabelan negatif, kekerasan, beban kerja lebih panjang

atau lebih banyak, serta sosisalisasi ideologi gender.20

Ketidakadilan gender pun turut dirasakan pada

media massa. Terlebih pada isu seksisme yang sering

dimunculkan dalam pembahasan berita. Media

mengkontruksi citra negatif perempuan yang

sebelumnya telah terbentuk dalam masyarakat. Berita

tentu dipengaruhi oleh cara pandang wartawan dan

konsepsi media terhadap informasi. Perempuan

ditampilkan sebagai makhluk penggoda dan tanpa

disadari telah menyematkan cap dan pandangan tidak

baik terhadap perempuan.

20

Mansour Fakih, Analisa Gender dan Tranformasi Sosial

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1992), h.12.

 

48

Berita hadir untuk menyampaikan informasi yang

bermuatan fakta, aktual serta menyangkut kepentingan

masyarakat luas. Namun berita saat ini tidak lepas dari

sisi nilai jual atau kepentingan industri informasi.

Karenanya berita pun dikemas secara menarik agar

dibaca khalayak. Untuk membuatnya menarik,

menitikberatkan pada sisi kontroversi. Pemberitaan

mengenai perempuan lebih banyak menyoroti masalah

domestik. Seperti keterampilan berumahtangga,

pengasuh anak, atau kecantikan.21

C. Berita

1. Defenisi Berita

Secara etimologi kata berita berasalah dari

bahasa Sanksekerta yaitu vrit. Kemudian dimasukkan ke

dalam bahasa Inggris yaitu write berarti ‘ada’ atau

‘terjadi’. Sebagian ada pula yang menyebutkan vritte

yang berarti ‘kejadian atau yang telah ‘telah terjadi’.

21

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), h.353.

 

49

Dalam Bahasa Indonesia kata vritta diganti menjadi

‘berita’ atau warta’. 22

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta

atau ide terbaru yang benar, menaik dan atau penting

bagi sebagian masyarakat , melalui media berkala seperti

surat kabar, radio, televisi atau media online internet.23

Pentingnya sebuah berita dilihat dari informasi

dan nilai yang disampaikan. Berita terkadang punya sifat

subjektif atau objektif, tergantung dari sisi yang melihat

dan memamfaatkan berita. Secara umum berita dapat

dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news)

dan berita lunak (soft news).

Berita hard news memiliki nilai lebih dari segi

aktual yaitu harus segera disampaikan kepada

masyarakat dan dapat bersifat ‘basi’. Jika berita tidak

lagi ‘hangat’, maka berita tidak akan memiliki nilai

untuk disampaikan. Sedangkan dalam segi kepenulisan,

22

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2004), h.46 23

AS Haris Sumaidiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan

Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.65

 

50

berita hard news lugas langsung menyampaikan isi

informasi di bagian awal berita. Berbeda dengan berita

soft news lebih diartikan sebagai berita yang bersifat

hiburan, tidak terikat oleh waktu dan dapat

dipublikasikan dan dapat dibaca kapan saja oleh

masyarakat.

2. Jenis – jenis Berita

Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik

Indonesia, Menulis Berita dan Feature bahwa berita

terbagi menjadi delapan bagian, yaitu:

a. Straight News Report berisi materi penting terkini

yang harus segera dilaporkan kepada masyarakat.

Gaya kepenulisan singkat, tegas, lugas dan padat.

Prinsip tulisan yang digunakan adalah piramida

terbalik, yaitu meletakkan informasi terpenting pada

pokok berita (lead) di awal dan meletakkan informasi

kurang di posisi bawah. Berita dibuat dengan unsur

5w+1H (what, who ,when ,where, why, and how).

 

51

b. Depth News Report, laporan yang bersifat mendalam

mengenai sebuah peristiwa yang dikembangkan

dengan pengumpulan informasi-informasi tambahan

dan pendalaman fakta-fakta peristiwa.

c. Comprehensive News, secara keseluruhan berita ini

bersifat fakta. Namun berbeda dengan hard news

pada umumnya yang hanya melaporkan berita

berdasarkan ‘serpihan’ fakta yang diperoleh, berita

Comprehensive News lebih kepada menggali materi

berita dengan melihat keterkaitan berita yang satu

dengan yang lainnya. Berita ini menuntut awak

jurnalis untuk menggali suatu kejadian secara

mendalam.

d. Interpretative News, berita ini lebih memfokuskan

sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa

kontroversial. Namun fokus isu dalam berita masih

berbicara menyoal fakta terkini bukan sekadar opini.

e. Feature Story, menggunakan fakta untuk menarik

pembaca dan menggunakan unsur human interest di

 

52

balik suatu peristiwa dengan gaya kepenulisan yang

menyentuh perasaan. Penulis biasanya lebih

mengutamakan gaya kepenulisan dari pada informasi

yang disajikan.

f. Investigative Reporting, berita ini bertumpu pada

masalah kontroversi. Dalam pengumpulan data untuk

berita, wartawan melakukan penyelidikan mendalam

untuk memperoleh informasi yang bersifat fakta

meski terkadang bersifat illegal dan tidak etis.

g. Editorial Writing, penyajian fakta dan opini dari hasil

pikiran sebuah institusi atau media yang telah

dilakukan pendapat umum dengan menafsirkan berita

dan mempengaruhi pendapat umum.24

3. Nilai Berita

Memiliki nilai berita (news value) merupakan

poin penting yang menjadi acuan bagi para jurnalis

24

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan

Feature, h.69

 

53

untuk memilih berita mana yang baik untuk

dipublikasikan. Dengan mengenal nilai berita, wartawan

akan dengan mudah memilah peristiwa mana yang perlu

diliput dan dipublikasikan dan peristiwa mana yang tidak

penting untuk diliput dan dibuang. AS Haris Sumadiria

dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita

dan Feature bahwa berita terbagi menjadi sebelas

bagian, yaitu:

a. Unusualness,

Berita menginformasikan peristiwa yang tidak

biasa. Pameo lama mengatakan jika ada pemberitaan

anjing menggigit manusia, maka itu sudah biasa.

Berita akan memiliki nilai kalau ada peristiwa

manusia yang menggigit anjing. Dalam kehidupan ini

tentu banyak kejadian luar biasa yang terjadi.

Seperti seorang ibu yang melahirkan di dalam

bus ketika mudik, gempa bumi yang menimbulkan

longsor dan menimbun tiga desa, atau kapal yang

terbalik dan menghilangkan puluhan nyawa manusia.

 

54

Peristiwa-peristiwa seperti itu selalu menjadi ‘buruan’

utama dalam pemberitaan dan jurnalistik karena

memiliki pengaruh besar bagi sebagian masyarakat.

Ada lima hal utama yang dilihat dari berita

luar biasa ini, yaitu tempat peristiwa, waktu terjadi,

jumlah korban, daya kejut peristiwa sehingga

memungkinkan merubah aktivitas kehidupan

masyarkat dan terakhir, waktu peristiwa terjadi.

b. Newness

Peristiwa terbaru seperti karya anak muda

yang membuat sepeda motor baru, penemuan baru

begitu pun taman wisata yang baru saja dibuka.

Pengangkatan pejabat seperti gubernur, walikota dan

presiden baru pun memiliki nilai berita. Karena

sejarah tak pernah bisa diulang. Hari boleh sama, tapi

peristiwa yang terjadi tak akan terulang kembali.

c. Impact,

Berita biasanya memberitakan peristiwa yang

memiliki dampak cukup besar bagi kehidupan

 

55

masyarakat. Misalnya jurnalis seringkali meliput

terkait kenaikan bahan bakar minyak (BBM), tarif

listrik, kenaikan bahan pokok sembilan bahan pokok

(sembako) dan lainnya.

d. Timeliness,

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru

saja terjadi. Dapat pula peristiwa yang belum

diketahui dan berasal dari opini yang mengandung

informasi penting. Bukan berarti berita aktual harus

berbau sesuatu yang baru. Seperti korupsi, pencucian

uang, atau penggelapan uang negara. Meski peristiwa

penangkapan pelaku waktunya telah lewat dan usang,

namun kasus ini berkemungkinan memiliki nilai

berita yang baru. Aktualitas dibagi menjadi tiga yaitu

aktualitas kalender, aktualitas waktu dan aktualitas

masalah.

e. Proximity,

Kedekatan dalam berita terbagi menjadi dua.

Pertama kedekatan geografis, merujuk pada peristiwa

 

56

atau berita yang terjadi di lingkungan. Semakin dekat

peristiwa yang terjadi dengan khalayak, maka

semakin tertarik untuk disimak dan diikuti.

Contohnya peristiwa kerusuhan rumah ibadah di

Bogor misalnya akan lebih menarik perhatian

masyarakat Bogor ketimbang di Jakarta atau Jawa

Tengah. Begitu pun dengan kasus perampokkan di

sebuah hunian mewah daerah Jakarta, maka akan

lebih menarik khalayak yang berdomisili di

sekitarnya.

f. Human Interest,

Berita mengandung nilai yang dapat

mengaduk perasaan dan mengundang pemikiran. Dari

pada melahirkan berita yang bersifat kognitif, human

interest lebih menimbulkan sikap efektif. Misalnya

kisah beberapa anak-anak yang tinggal di pedesaan

harus melewati jembatan yang hanya tebuat dari

seutas tali tambang dan dua bilah bambu untuk

 

57

menyeberangi sebuah sungai ketika berangkat ke

sekolah.

Apa saja berita yang mengandung minat

insani, menimbulkan ketertarikan manusia dan

mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, maka

berita itu mengandung human interest. Karena

dianggap menarik, hampir semua media memberi

rubrik khusus untuk berita bernilai human interest.25

D. Korupsi

1. Defenisi Korupsi

Korupsi cukup akrab dan melekat bagi

masyarakat Indonesia. Korupsi merupakan

penyalahgunaan kekuasaan atau tanggungjawab yang

telah dipercayakan demi meraup keuntugan pribadi.

Coruptio berasal dari kata yang lebih tua yaitu

corrumpere. Dari bahasa Latin diserap ke pelbagai

bahasa Eropa seperti Inggirs yaitu corruption, corrupt;

Prancis yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptie

25

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan

Feature, h.81.

 

58

(korruptie). Indonesia yang telah berabad-abad

‘bersentuhan’ dengan Belanda pada akhirnya pun

mengadopsi kata menjadi ‘korupsi yang berarti

penyuapan.26

Sedangkan secara harfiah korupsi yaitu

kebusukkan, keburukkan, kebejatan, ketidakjujuran,

dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau

memfitnah.27

Korupsi diartikan memungut uang bagi layanan

yang sudah seharusnya diberikan atau menggunakan

wewenang untuk mencapai tujuan tidak sah.28

Kemudian

arti korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan

kata bahasa Indonesia, diungkapkan oleh

Poerwadarminta: “Korupsi ialah perbuatan yang buruk

26

Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana

Nasional Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005), h.4. 27

Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum

Administrasi Negara), (Jakarta:Sinar Grafika,2013), h. 3. 28

Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum

Administrasi Negara), h.5.

 

59

seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan

sebagainya”.29

Selain itu defenisi korupsi dipandang dari

pelbagai aspek, tergantung kepada disiplin ilmu yang

dipakai. Korupsi didefenisikan menjadi 4 jenis yaitu:

a. Discretionery corruption,

Korupsi yang dilakukan karena kebebasan

dalam menentukan kebijakan. Walau terlihat tidak

bermasalah atau sah, namun tindakan semacam itu

bukanlah praktik yang dapat diterima oleh anggota

organisasi.

b. Mercenery Coruption

Tindak pidana korupsi yang dimaksud untuk

memperoleh keuntungan pribadi, melalui

penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Misal,

dalam sebuah persaingan tender, seorang panitia

lelang memiliki prioritas untuk meluluskan peserta

tander.

29

Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi

Pemberantasan Korupsi), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h.25.

 

60

c. Ideological Corruption

Korupsi Illegal maupun discretionery yang

bertujuan untuk mengejar tujuan kelompok. Misal,

Penjualan aset BUMN untuk mendukung

pemenangan pemilihan umum dari partai politik

tertentu adalah contoh dari jenis korupsi30

.

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Pasal 2

dan Pasal 3 Mendefenisikan korupsi menjadi tiga poin

yaitu:

a. Setiap orang yang secara sengaja melawan hukum,

melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau

orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara.

b. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau

30

Suyatno, Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2005), h.17.

 

61

sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara.

Dalam UU No.28 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (3),

ayat (4), dan ayat (5) tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme menyebutkan pengertian korupsi, kolusi dan

nepotisme, yaitu:

a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan peraturan perundang-undan gan

yang mengatur tindak pidana korupsi.

b. Kolusi adalah pemufakatan atau kerja sama melawan

hukum antara penyelenggaraan negara dan pihak lain

yang merugikan orang lain, masyarakat, dan/ negara.

c. Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggaraan

negara secara melawan hukum yang menguntungkan

kepentingan keluarganya atau kroninya di atas

kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

 

62

2. Sebab dan Akibat Korupsi

Maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia tak

serta merta terjadi begitu saja tanpa ada faktor yang

melatarbelakanginya. Penyebab dan faktor yang

mendasari munculnya prilaku korupsi sesungguhnya

bermacam-macam. Menurut Nurdjana, yang berjudul

Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi

“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia

Hukum” Secara etimologi sosial maka faktor-faktor

penyebab korupsi, yaitu:

a. Masih Melekatnya budaya feodal ditambah dengan

prilaku premodialisme dan nepotisme yang

mementingkan keluarga atau kroninya yang

mendorong perbuatan korupsi.

b. Kesenjangan dalam sistim penggajian dan

kesejahteraan dalam bentuk politic risk dan economi

risk sebagai dukungan anggaran, sarana fasilitas

materiil dalam bertugas dan tidak memadai

kesejahteraan keluarga, pegawai, karyawan yang tak

 

63

layak sesuai standar minimal kebutuhan. Sehingga

berpotensi memunculkan tindakan perbuatan korupsi.

c. Lemahnya manajemen kepemimpinan institusi

pemerintah. Terhitung pelaku bisnis seperti Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi, perusahaan

swasta yang tidak memberikan contoh keteladanan

sehingga menjadi toleran dalam perbuatan korupsi.

d. Terjadinya erosi moral pada setiap lapisan sosial

masyarakat. Rendahnya kadar keimanan dan moral

terkait ajaran-ajaran etika sehingga terjebak dalam

kharakter yang buruk dalam prilaku sebagai pegawai

kayawan serta perilaku bisnis lain dengan korupsi.

Lebih mementingkan kebutuhan kebutuhan pribadi

dari pada hajat masyarakat umum dan negara.

e. Gaya hidup yang konsumtif merupakan pengaruh

tidak baik sehingga membentuk individualistis,

nepotisme dan kepentingan keluarga di atas

segalanya.

 

64

f. Adanya kemiskinan dan pengangguran. Ditambah

pula dengan diskriminasi perlakuan hukum bagi

korupsi dengan kejahatan biasa menyebabkan tumbuh

suburnya perilaku korupsi.31

31

Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi

“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”, h.31.

 

65

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Majalah Tempo

1. Sejarah Majalah Tempo

Majalah Tempo lahir di tahun 1969 oleh

sekelompok pemuda Indonesia yang bermimpi

menghadirkan majalah berita mingguan. Pemuda

tersebut adalah Goenawan Muhammad, Fikri Jufri,

Christianto Wibisono dan Usamah. Bersama, mereka

menerbitkan majalah berita mingguan yang bernama

Ekspres. Namun pada tahun 1970 terjadi perbedaan

prinsip di dalam batang tubuh redaksi Majalah Ekspres

dan pihak pemilik modal utama yang menyebabkan

perpecahan. Goenawan bersama teman-temannya pun

memutuskan untuk keluar1.

Pemilihan nama Tempo karena dirasa mudah

untuk dikenal dan diucapkan oleh masyarakat.

1Sejarah- Korporat Tempo – Tempo.co diakses pada 8 September

2018 dari https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

 

66

Goenawan Muhammad selaku salah seorang pendiri dan

pemimpin redaksi saat itu merasa nama itu cocok dengan

sifat media dengan jarak terbit mingguan. Majalah

Tempo perdana terbit pada 6 Maret 1971.

Tempo saat itu dikelola oleh orang-orang berusia

20-an dan berusaha menyajikan pemberitaan yang

berbeda dan mudah diterima masyarakat. Terbitan

Majalah Tempo nyatanya tidak selalu berjalan mulus.

Tahun 1982 Majalah Tempo ditutup karena dianggap

terlalu mengkritik rezim pemerintah di masa Orde Baru

dan disinyalir oleh salah satu partai politik sebagai

dalangnya.

Proses Pemilihan Umum dan berlangsungnya

kampanye membuat situasi menjadi memanas. Majalah

Tempo pun sempat dihentikan pembekukannya secara

bersyarat dengan melakukan perjanjian di atas kertas

dengan Menteri Penerangan, oleh Ali Moertopo. Dahulu,

media dan pers dikontrol pemerintah lewat Departemen

Penerangan dan dipimpin langsung Menteri Penerangan.

 

67

Berusaha menyempurnakan internal keredaksian,

Majalah Tempo pun mulai memunculkan kekhasannya

dalam jurnalisme bergaya investigasi. Jurnalistik

investigasi yang terkenal dengan gaya peliputan yang

mengedepankan kedalaman informasi.

Tempo kembali beroperasi dan terus mengasah

jurnalistik investigasi yang sarat dengan kritikan pada

pemerintah. Karenanya Majalah Tempo kembali

dibredel oleh pemerintah lewat Menteri Penerangan,

Harmoko. Tempo dinilai mengritik Habibie dan

Soeharto dalam pemberitaan terkait pembelian kapal

bekas dari Jerman Timur secara berlebihan.2

Lengsernya Soeharto pada Mei 1998 menjadi

awal kembali munculnya Tempo lewat orang-orang yang

dahulu pernah bekerja di Tempo. Di dalam perkumpulan

tersebut mereka berembuk untuk menghadirkan Tempo

kembali. Pada tanggal 12 Oktober 1998, Tempo pun

hadir.

2Sejarah- Korporat Tempo – Tempo.co diakses pada 8 September

2018 dari https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

 

68

Pada tahun 2001, PT. Arsa Raya Perdana

berganti nama menjadi PT Tempo Inti Tbk. (Perseroan).

Tujuan pergantian nama ini adalah upaya Tempo untuk

meningkatkan kemampuan bisnis dunia media dan go

public. Hasil dari go public digunakan untuk

menerbitkan Koran Tempo yang hadir dalam bentuk

harian.3

Sesuai dengan perkembangan zaman, produk-

produk Tempo terus diperkaya industri di bidang

informasi di pelbagai bidang, yaitu penerbitan ( majalah

Tempo, Koran Tempo, Koran Tempo Makassar, Tempo

English, Travelounge, Komunika, dan Aha! Aku Tahu).

Digital (Tempo.co, Data dan Riset (Pusat Data dan

Analisa Tempo), Percetakan (Temprint). Penyiaran

(Tempo TV dan Tempo Channel), Industri Kreatif

(Matair Rumah Kreatif), Event Organizer (Impressario

dan Tempo Komunitas), Perdagangan (Temprint Inti

3Visi Misi– Korporat Tempo diakses pada 8 September 2018 dari

https://korporat.tempo.co/tentangvisi

 

69

Niaga), dan Building Management (Temprint Graha

Delapan).

2. Visi dan Misi Majalah Tempo

Visi:

Menjadi acuan dalam usaha meningkatkan

kebebasan publik untuk berpikir dan berpendapat

serta membangun peradaban yang menghargai

kecerdasan dan perbedaan.

Misi:

Menghasilkan produk multimedia yang

independen dan bebas dari segala tekanan dengan

menampung dan menyalurkan secara adil suara

yang berbeda-beda. Tempo turut mencitakan

membuat produk multimedia bermutu tinggi dan

berpegang pada kode etik. Menjadi tempat kerja

yang sehat dan menyejahterakan serta

mencerminkan keragaman Indonesia. Memiliki

proses kerja yang menghargai dan memberi nilai

tambah kepada semua pemangku kepentingan dan

 

70

menjadi lahan kegiatan yang memperkaya

khazanah artistik, intelektual, dan dunia bisnis

melalui pengingkatan ide-ide baru, bahasa, dan

tampilan visual yang baik. Terakhir yaitu

memimpin pasar dalam bisnis multemedia dan

pendukungnya.

3. Penghargaan Tempo

Selama dalam perjalanannya, Tempo telah

menyabet pelbagai penghargaan yaitu4:

a. The Gwangju Prize for Human Rights Special Award

2013

b. WAN-IFRA 2013

c. AFP Kate Webb Prize 2013

d. Lomba Karya Jurnalistik Dari UNDP & BAPPENAS

2012

e. GRANAT Award 2012

f. International Print Media Award (IPMA) 2012

g. Indonesia Print Media Awards (IPMA) 2011

4 https://korporat.tempo.co/tentang/penghargaan

 

71

h. Yap Thiam Hien Award 2012

i. Apresiasi Jurnalis Jakarta 2011

j. Penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2012

k. Penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2011

l. Mochtar Lubis Award 2011

m. Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) 2011

n. Asian Digital Media Award 2011

B. Sekilas Tentang Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’

1. Majalah Tempo Edisi 17 April 2011, ‘Nasabah

Kakap Malinda.’

Munculnya pemberitaan Si Barbie Masih Sendiri

ini berawal dari Malinda Dee yang dilabeli sebagai

Barbie menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan

dan melakukan pencucian uang dana nasabah ketika

menjadi Senior Relationship Manager Citibank. Ia

diduga mengangsir dana nasabah Citigold dengan

simpanan 500 juta – 16,6 milliar rupiah.

 

72

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan juga menelisik sekitar 30 rekening yang

menjadi penampung dana nasabah Malinda. Ia pun

selalu sukses menyakinkan orang untuk jadi nasabah

yang rata-rata di atas 2 milliar. Hingga di akhir 2010,

Melinda Dee dapat menggaet 500 nasabah premium,

tercatat di Citibank Cabang Landmark Jakarta Selatan5

Jumlah nasabah cukup banyak dan ditambah

kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Melinda

memancing kecurigaan Bank sentral. Begitu pula Deputi

Gubernur BI Bidang Pengawasan Halim Alamsyah.

BI curiga dan menemukan kesalahan prosedur

yang dilakukan oleh Malinda. Kedekatan Malinda

dengan para nasabah pun dianggap rawan dengan tindak

kolusi. Karenanya pihak BI meminta pihak Citibank

untuk menaruh Malinda ke bagian lain.

Permintaan dari BI pun memicu konflik antara

pihak Citibank dengan Malinda. Menurut sumber dari

5 Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 yang diakses 24 Mei 2018.

 

73

Tempo, Malinda mengancam pindah dan membawa

nasabah ke bank lain jika menggeser posisinya. Untuk

mengurangi kadar pengawasan BI, klien Malinda

dipangkas menjadi 236. Perseturuan Malinda dengan

pihak bank meruncing kembali ketika salah satu

pemimpin bank dihubungi oleh nasabah Malinda

melaporkan jebolnya simpanan Citigold miliknya.

Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi

oleh Malinda langsung mengundurkan diri. Selain

bekerja di Citibank pada tahun 2008, Malinda

mendirikan PT Sarwhita Global Management yaitu

perusahaan modal venutra dan teknologi dengan empat

anak usaha. Berdasarkan catatan di BI sudah ada 20

nasabah Citibank yang mengadukan uang dengan total

kerugian 90 milliar.

2. Majalah Tempo Edisi 10 April 2018, ‘Barbie

Penggemar Ferrari.’

 

74

Berbekal penampilan menarik dan luwes,

Malinda Dee memilih korbannya berasal dari kalangan

atas. Dunia sosialita pun dibuat gempar. Hal ini

diungkapkan oleh salah satu narasumber, Andre Frankie

yang merupakan seorang perancang busana di tanah air.

Desas-desus Malinda Dee menjadi tersangka sudah

terdengar olehnya.

Andrea mengenal Malinda Dee sebagai salah

satu pembeli dan pemakai karya yang dimuat dalam

bukunya. Malinda dikenal karena mengoleksi mobil-

mobil mewah seperti dua Ferrari, satu Mercedes-BenzE-

350 dan Hummer H3 Luxury Sport Utility Vechile.

Salah satu mobil mewah miliknya bermerk Hummer pun

ia beli atas nama suami kedua yaitu Andhika Gumilang.

Salah satu pemain sinetron berusia 22 tahun yang

terkenal membintangi salah satu iklan rokok.

Dalam berita ini SMA 6 Jakarta pun dibuat

gempar. Malinda Dee dikenal sebagai perempuan

dengan poni jambul ikal yang biasa saja. Salah satu

 

75

kawan Malinda Dee yang kini menjadi produser film,

Lala Hamid sebelumnya tidak menyadari karena

perubahan Malinda Dee yang berbeda jauh dengan yang

dahulu.

Menurut Lala perubahan yang terjadi dimulai

sejakpergaulan Malinda semenjak di bangku

perkuliahan. Setamat di Trisakti Malinda bekerja sebagai

account officier di Citibank. Usahanya semakin

menanjak hingga menjabat sebagai manajer. Malinda

seringkali menghadiri beberapa pesta kalangan atas.

Tujuannya adalah mengincar korban yang berada di

ruang lingkup high class. Kepercayaan pun ia dapatkan

seperti nasabah yang rela memberikan cek kosong

kepada Malinda.

C. Profil Malinda Dee

Inong Malinda atau yang akrab disapa Malinda Dee, lahir

pada 5 Juli 1965. Perempuan keturunan Aceh dan Betawi itu

 

76

dahulunya bersekolah di SMA 6 Jakarta. Selepas lulus SMA,

Malinda Dee mengambil jurusan arsitektur lanskap di Universitas

Trisakti. Namun pilihannya itu tidak bertahan lama dan

memutuskan untuk beralih jurusan ke fakultas ekonomi di

kampus yang sama. Setelah menamatkan perguruan tinggi di

Trisaksi Malinda Dee bekerja sebagai account offcier di Citbank.

Ia menikah dengan Adus Adlly yang telah memberikannya tiga

anak. Namun pernikahannya kandas dan bercerai.

Karirnya pun terus menanjak hingga menjadi manajer.

Dua puluh dua tahun tahun kemudian diangkat menjadi Vice

President Senior Relationship Manager Citigold. Selain aktif di

Citibank, ibu tiga anak ini mendirikan PT Sarwahita Global

Managemet. Perusahaan yang bergerak di bidang pergerakkan

modal ventura dan teknologi dengan membawahi empat

perusahaan. Bulai Mei 2011 lalu Malinda Dee dijadikan

tersangka kasus pencucian uang yang dilakukannya dan 7 Maret

2012 ia divonis selama 8 tahun penjara.

 

78

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian

berita rubrik laporan utama di Majalah Tempo. Pemberitaan yang

diambil untuk penelitian edisi 10 April 2011 dan 17 April 2011

ini berjudul ‘Nasabah Kakap Malinda’ dan ‘Barbie Penggemar

Ferrari’.

Dalam berita edisi 17 April 2011, cover laporan utama

menggunakan gambar ilustrasi boneka Barbie yang tengah

menarik boneka laki-laki. Sendiri Barbie mampu mengubah

paradigma nilai dan budaya masyarakat. Khususnya dalam

membentuk citra perempuan.

Kehadiran Barbie seakan menjadi representatif kecantikan

dan menjadi inspirasi bagi sebagian besar perempuan untuk

menerimanya. Misalnya standar rambut yang indah adalah seperti

 

79

Barbie. Begitu pula dengan tubuh seksi, kaki mulus, kulit yang

putih dan payudara yang ideal beserta pinggang.1

Barbie berkaitan dengan isi pemberitaan yang

mengungkapkan jika Malinda Dee bergaya layaknya seorang

Barbie. Isi pemberitaan edisi 17 April 2011 juga memaparkan

gaya rambut dan penampilan Malinda dimodifikasi agar terlihat

seperti Barbie. Ia juga menggunakan busana ketat dengan tujuan

agar nasabah takluk.

Pada berita kedua edisi 10 April 2011 berjudul ‘Barbie

Penggemar Ferrari’ terdapat dua foto Malinda. Foto pertama saat

Malinda mengenakan kebaya berenda gaya victoria dengan

kerahnya yang lebar. Yang kedua adalah foto Malinda saat masih

duduk dibangku III SMA dengan poni jambul, ikal. Lewat

penuturan salah satu narasumber, berita diarahkan pada

perubahan penampilan Malinda Dee yang jauh berbeda saat ini

seperti mata, alis, hidung dan dadanya yang membusung.

1 Aris Saefullah, Jurnal Studi Gender dan Anak: Makna ‘Cantik’ dari

Sebuah Barbie antara Ikon Gaya Hidup Komoditas’diakses pada 2 Desember

2018 dari http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id.

 

80

Penulisan berita dengan perempuan sebagai pelaku

korupsi tentunya memiliki kecenderungan penafsiran yang

berbeda-beda. Dalam sebuah tulisan perempuan dapat

ditampilkan dengan citra yang baik maupun buruk. Tergantung

arah pemikiran si penulis. Namun isi tulisan akan selalu ada

pengaruh dari latar belakang pemikiran dan ideologi si penulis

terhadap hasil cerita dan tampilan perempuan di dalamnya.

A. Temuan Data

Objek tulisan di atas terdapat dua edisi judul berita pada

Majalah Tempo bulan April 2011. Peneliti akan menganalisis dua

berita dengan menggunakan model analisis wacana Sara Mills

yang mengkaji bahasa dalam di dalam teks dengan metode posisi

subjek, objek dan pembaca.

Konsep pertama yang ingin dilihat dari analisis wacana

Sara Mills adalah aktor yang ditampilkan di dalam teks, berita.

Posisi yang dimaksud adalah siapa yang menjadi pencerita

(subjek) dan siapa yang diceritakan (Objek).

Kemudian konsep yang kedua adalah posisi pembaca.

Bagaimana penulis menuliskan dan menyampiakan ideologi atau

 

81

agenda penting yang ingin disampaikan kepada pembaca. Di sini

juga lihat bagaimana pembaca mengindenfikasi dirinya. Berikut

adalah analisis dari dua pemberitaan di atas.

1. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi 17

April 2011 “Nasabah Kakap Malinda Dee

Berikut kerangka analisis posisi subjek, objek dan

posisi pembaca pada laporan utama edisi 17 April 2011 yang

berjudul ‘Nasabah Kakap Malinda’ dalam bentuk tabel.

Tabel 3

Posisi Subjek-Objek dan Posisi Pembaca Analisis Laporan

Utama Edisi 17 April 2011 ‘Nasabah Kakap Malinda’

 

82

Tingkat Keterangan

Posisi Subjek

Inong Malinda Dee bak selebritas.

Sejak menghuni Rumah Tahanan

Badan Reserse Kriminal Markas

Besar Kepolisian RI, Kamis tiga

pekan lalu, ibu tiga anak ini selalu

kebanjiran pengunjung. Paragraf 1.

Acap tampil mengenakan kerudung,

sumber itu bercerita Malinda selalu

sukses menyakinkan orang untuk jadi

nasabahnya. Simpanan nasabahnya

rata-rata di atas Rp 2 milliar. Dari

ruang rapat hotel bintang lima itu,

pertemuan Malinda dengan

nasabahnya biasanya berlanjut di

sejumlah tempat dari rumah

nasabah, beberapa kafe di kawasana

Senayan, hingga apartemen pribadi

 

83

Posisi Objek

Malinda. Paragraf ke 13.

Sesudah pertemuan ini, biasanya

penampilan Malinda berbeda. Ia

muncul tanpa kerundung dan

memakai busana ketat. Tujuan

utamanya agar nasabah takluk dan

segera menginvestasikan dananya.

Paragraf ke 13.

Di ruang sempit tahanan itu,

perempuan yang dijuluki ‘Barbie

lantaran model rambutnya dan

kegemarannya berdandan mirip

boneka Barbie ini untuk sementara

harus berpisah dengan kehidupan

glamournya: bergaul di kalangan

sosialita Ibu Kota dan

menunggang mobil-mobil mewah

keluaran Eropa.

Ia muncul tanpa kerundung dan

memakai busana ketat. Tujuan

utamanya agar nasabah takluk dan

segera menginvestasikan dananya.

Di sini pula biasanya ia meminta

nasabah dengan berbagai alasan,

meneken blangko kosong.“Kalau

perlu tanda tangannya di atas

punggung,”kata sumber itu

Paragraf ke 13.

Penjelasan Isi Pemberitaaan

 

84

Dari kerangka temuan di atas terlihat bahwa yang

menjadi subjek dalam pemberitaan ‘Nasabah Kakap

Malinda’ adalah wartawan. Wartawan menjadi subjek

yang menceritakan Malinda Dee, koruptor perempuan

yang membobol bank milliar rupiah untuk mempermak

penampilan dan memenuhi kehidupannya yang glamour

Munculnya pemberitaan ini berawal dari Malinda

Dee yang bernampilan dituduh menggelapkan dan

melakukan pencucian uang dana nasabah ketika menjadi

Senior Relationship Manager Citibank. Ia diduga

mengangsir dana nasabah Citigold dengan simpanan 500

juta – 16,6 milliar rupiah.

Empat mobil mewah Malinda disita dan menjadi

barang bukti. Begitu pula dengan 73 aset atas nama

Malinda termasuk perhiasan mewah miliknya. Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan juga

menelisik sekitar 30 rekening yang menjadi penampung

dana nasabah Malinda. Ia pun selalu sukses

menyakinkan orang untuk jadi nasabah yang rata-rata di

 

85

atas 2 milliar. Hingga di akhir 2010, Melinda Dee dapat

menggaet 500 nasabah premium, tercatat di Citibank

Cabang Landmark Jakarta Selatan. 2

Jumlah nasabah yang terlalu banyak ditambah

kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Melinda

memancing kecurigaan Bank sentral. Begitu pula Deputi

Gubernur BI Bidang Pengawasan Halim Alamsyah.

Ia mengakui pihaknya sudah mengendus

keganjilan praktik perbankan yang dilakukan Malinda.

BI juga menemukan kesalahan prosedur yang dilakukan

oleh Malinda. Kedekatan Malinda dengan para nasabah

pun dianggap rawan dengan tindak kolusi. Sedangkan

dari pihak Citibank yaitu tidak melakukan pengawasan

terhadap Malinda. Karenanya pihak BI meminta pihak

Citibank untuk menaruh Malinda ke bagian lain.

Permintaan dari BI pun memicu konflik antara

pihak Citibank dengan Malinda. Menurut sumber dari

Tempo, Malinda mengancam pindah dan membawa

2 Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 yang diakses 24 Mei 2018,

pukul 23.00 WIB.

 

86

nasabah ke bank lain jika menggeser posisinya. Untuk

mengurangi kadar pengawasan BI, klien Malinda

dipangkas menjadi 236. Perseturuan Malinda dengan

pihak bank meruncing kembali ketika salah satu

pemimpin bank dihubungi oleh nasabah Malinda

melaporkan jebolnya simpanan Citigold miliknya.

Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi

oleh Malinda langsung mengundurkan diri. Selain

Citibank pada tahun 2008 Malinda mendirikan PT

Sarwhita Global Management, perusahaan modal

venutra dan teknologi yang membawahkan empat anak

usaha. Berdasarkan catatan di BI sudah ada 20 nasabah

Citibank yang mengadukan uang dengan total kerugian

90 milliar.

Dalam isi pemberitaan, Malinda menjaring calon

nasabah yang bakal menjadi korbannya dengan beramah

tamah dan berpenampilan seksi. Pada paragraf 13

diceritakan bahwa Malinda acap kali mengenakan

kerudung dan melepaskannya seusai pertemuannya

 

87

dengan nasabah. Pertemuan biasanya dilakukan kafe,

rumah nasabah, hingga apartemen pribadi milik

Malinda. Dalam pertemuan Malinda mengenakan busana

ketat dengan maksud agar nasabah takluk dan mau

berinvestasi.

Pada paragraf 22 wartawan menunjukkan foto

Malinda yang mengenakan baju ketat dengan

menampilkan lekuk tubuhnya. Di paragraf yang sama

Malinda pun dijuluki sebagai Barbie karena berdandan

layaknya seperti boneka. Setelah menjadi tersangka,

Malinda harus meninggalkan kehidupannya yang

glamour dan pergaulannya bersama kalangan sosialita

Ibu Kota.

a. Posisi Subjek

Dalam pemberitaan berjudul “Nasabah Kakap

Malinda” ini, terlihat bahwa yang berada di posisi

subjek adalah wartawan. Ia memiliki kebebasan

dalam menggambarkan aktor kepada pembaca. Wa

rtawan menuturkan bagaimana sosok Malinda yang

 

88

gemar berpenampilan seksi untuk menarik calon

nasabah. Hal tersebut tertera pada paragraf 13 lewat

pemaparan salah satu narasumber.

Selain itu wartawan menceritakan Malinda

Malinda yang bertujuan untuk ‘menaklukkan’ hati

nasabahnya. Sebelum itu Malinda melakukan upaya

pendekatan untuk membangun kepercayaan nasabah.

Calon nasabah mendapatkan pelayanan yang cukup

dekat sehinga nasabah dapat sepenuhnya percaya

pada Malinda.

Malinda tidak segan pula melepas kerudung

setelah pertemuannya dengan nasabah. Ia pun tidak

segan berganti rupa mengenakan busana ketat agar

mau menginvestasikan dana kepadanya. Pada

paragraf 22 wartawan menuturkan jika Malinda

berjuluk Barbie lantaran rambut dan kegemarannya

berdandan layaknya boneka Barbie. Berikut

penjabaran posisi subjek objek dan pembaca dengan

menggunakan teori Sara Mills pada laporan utama di

 

89

Majalah Tempo yang berjudul ‘Nasabah Kakap

Malinda’ yaitu:

b. Posisi Objek

Posisi objek dalam pemberitaan “Nasabah

Kakap Malinda” dapat dilihat dari informasi yang

disampaikan oleh wartawan. Posisi objek adalah

melihat siapa pihak yang didefenisikan dan

digambarkan oleh orang lain. Objek adalah aktor

yang dimarjinalkan posisinya saat dalam pemberitaan.

Posisi objek dalam pemberitaan ini adalah Inong

Malinda Dee yang terkena kasus penggelapan dan

pencucian uang dana nasabah saat ia menjadi Senior

Relationship Manager Citibank.

Beberapa narasumber di dalam berita sebagai

pencerita menggambarkan sosok Malinda yang

berparas cantik dan bergaya bak Barbie. Tampil seksi

dan hidup glamour Malinda Dee diceritakan menjadi

koruptor perempuan karena harus menyesuaikan gaya

hidupnya yang mewah dan glamour. Setidaknya Ia

 

90

harus menghabiskan 20 juta rupiah untuk sekali

perawatan salon.3

Narasumber muncul dengan menggambarkan

asumsi korban pencucian uang yang di sini

merupakan nasabah Malinda Dee, terjebak

dikarenakan penampilannya yang berbusana seksi.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam paragraf 13.

c. Posisi Pembaca

Analisis wacana kritis Sara Mills, teks

dianggap sebagai hasil negoisasi antara penulis dan

pembaca. Pembaca ditempatkan bukan hanya sebagai

pihak yang hanya menerima teks. Tetapi juga pihak

yang melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat

dalam teks. Dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’,

penempatan posisi pembaca dihubungkan dengan

bagaimana penyapaan atau penyebutan dilakukan

dalam sebuah teks.

3 Hasil wawancara dengan Bagja Nugraha, wartawan Majalah Tempo,

pada 6 September 2018.

 

91

Subjek, meski diposisikan sebagai pencerita

yang tahu segalanya, Malinda Dee sesungguhnya

tetap menjadi tokoh utama yang diceritakan. Pembaca

akan berpikir munculnya berita ‘Si Barbie Masih

Sendiri’ bukan lagi sekadar berita kasus korupsi

pencucian uang, namun kisah transformasi Malinda

Dee yang dahulu dianggap tidak menarik menjadi

seroang perempuan cantik.

Berita jelas menggambarkan kronologi kasus

korupsi. Malinda Dee yang dilabeli sebagai Barbie

menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan dan

melakukan pencucian uang dana nasabah ketika

menjadi Senior Relationship Manager Citibank. Ia

mengangsir nada nasabah Citigold dengan simpanan

500 juta – 16,6 milliar rupiah. Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan juga menelisik sekitar

30 rekening yang menjadi penampung dana nasabah

Malinda. Ia pun selalu sukses menyakinkan orang

untuk jadi nasabah yang rata-rata di atas 2 milliar.

 

92

Hingga di akhir 2010, Melinda Dee dapat menggaet

500 nasabah premium, tercatat di Citibank Cabang

Landmark Jakarta Selatan. 4

Pembaca diajak untuk melihat Malinda di

dalam berita sebagai seorang perempuan yang

berpenampilan layaknya boneka Barbie dan gemar

berbusana seksi. Di sisi lain peneliti mendapatkan

temuan bahwa wartawan dalam pemberitaan Malinda

telah menyudutkan perempuan.

Peneliti berpendapat bahwa wartawan telah

mengajak pembaca untuk berprasangka pada Malinda

sebagai perempuan penggoda yang mengandalkan

kecantikan dan penampilannya yang luwes untuk

menarik calon nasabahnya sebagai korban. Selain itu

wartawan mengeksplor Malinda dan menggiring

opini pembaca agar menafsirkan tindak penggelapan

uang yang dilakukan oleh Malinda didorong oleh

gaya hidupnya yang hedonis.

4 “Nasabah Kakap Malinda” (Majalah Tempo), artikel ini diakses

pada 24 Mei 2018.

 

93

2. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo

Edisi 10 April 2011 “Barbie Penggemar Ferarri.”

Berikut kerangka analisis posisi subjek, objek

dan posisi pembaca pada laporan utama edisi 10 April

2011 ‘Barbei Penggemar Ferrari’ dalam bentul tabel.

Tabel 4

Kerangka Temuan Data Posisi Subjek-Objek dan

Posisi Pembaca Analisis Rubrik Laporan Utama Edisi 10

April 2018

“Barbie Penggemar Ferrari

 

94

Tingkat Keterangan

Posisi Subjek

Malinda Dee membidik calon

mangsa dengan bergaul di

papan atas. Berbekal

penampilan luwes dan glamour.

(Tesier)

Dunia sosialita Jakarta gempar

sepanjang pekan lalu. Topiknya

apa lagi kalau bukan

penangkapan Malinda Dee,

Senior Relantionship Manager

Citibank. Polisi menuduh

perempuan 47 tahun itu

menggelapkan duit tiga

nasabahnya senilai Rp 20

milliar. Fot-foto Malinda dengan

berbagai pose beredar gencar di

media. (Pragraf 1)

Ia baru ngeh setelah tahu ama

 

95

asli Malinda adalah Inong

Malinda. Malinda menurut Lala,

bukanlah gadis menonjol di

antara seribu siswa SMA 6

angkatan 1978-1981. Dia gadis

keturunan Aceh Betawi yang

berpenampilan biasa saja. Tak

gampang menjadi populer di

sekolat favorit ini. Siswa yang

menonjol adalah anak pejabat,

pemimpin geng, atau murid

yang paling pintar, paling

cantik, atau paling bandel.

“Malinda tak termasuk salah

satunya.” Kata Lala.

Setelah kelas, Lala tak lagi

mendengar kabar Inong. Apalagi

Inong tak bergabung dalam

maliling list alumni. Terakhir

mereka bertemu saat reuni

angkatan 1981 SMA 6 setelah

lebaran 2010. “Saya pangling

melihat penampilan Inong. She

is totally different.”katanya

Malinda tampil glamour dan

mengilap. Mata, hidung, dan

alisnya berubah. Dadanya jauh

lebih membusung. “Yang tak

berubah adalah sikapnya

Malinda tidak sombong.” Kata

Lala. (Paragraf 13).

Ia kemudian pindah ke fakultas

 

96

Posisi Objek

ekonomi di kampus yang sama.

Di fakultas inilah menurut salah

seorang temannya Malinda

mulai gaul dan berdandan.”Dia

bergabung dengan ‘mahasiswa

Barbie’ katanya. Ini sebutan

untuk mahasiswi yang kuliah

dengan dandana seperti hendak

ke pesta. (Paragraf. 14).

Berbekal Keluwesan dan

kecantikan Malinda menjala

nasabah kakap pejabat dan

mantan pejabat, pengusaha serta

mereka yang ketiban warisan

banyak menjadi nasabah.

Seorang sumber bercerita, di

kantor Malinda memakai kain

penutup kepala. Tapi di luar,

saat membicarakan investasi, dia

bersalin rupa menggunakan

busana seksi. (Paragraf.18).

Si Barbie kini ditahan di penjara

markas besar Polri. “Kami juga

sudah memberhentikan dia,”kata

juru bicara Citibank,Ditta

Amahoresya. (Paragraf 22).

 

97

Isi Pemberitaan

Lewat temuan kerangka temuan data di atas,

terlihat bahwa yang menjadi subjek dalam pemberitaan

‘Barbie Penggemar Ferrari’ adalah wartawan menjadi

subjek yang menceritakan sepak terjang pencucian uang

yang telah dilakukannya.

Dunia sosialita pun dibuat gempar olehnya. Di

dalam pemberitaan diungkapkan jika Andre Frankie

salah seorang perancang busana tanah air ikut kaget.

Andrea mengenal Malinda Dee sebagai salah satu

pembeli dan pemakai karya yang dimuat dalam bukunya.

Selain itu, Andre mengenal Malinda sebagai

pengoleksi mobil-mobil mewah seperti dua Ferrari, satu

Mercedes-BenzE-350 dan Hummer H3 Luxury Sport

Utility Vechile. Salah satu mobil mewah miliknya

bermerk Hummer pun dibeli atas nama suami kedua

yaitu Andhika Gumilang. Salah satu pemain sinetron

 

98

berusia 22 tahun yang terkenal membintangi salah satu

iklan rokok.

Dalam berita ini juga diceritakan bahwa alumni

angkatan 1981 di SMA 6 Jakarta dibuat heboh. Malinda

Dee dikenal sebagai perempuan dengan poni jambul ikal

yang biasa saja. Salah satu kawan Malinda Dee yang

kini menjadi produser film, Lala Hamid sebelumnya

tidak menyadari karena perubahan Malinda Dee yang

berbeda jauh dengan yang dahulu.

Menurut Lala, perubahan yang terjadi

dikarenakan pergaulan Malinda semenjak di bangku

perkuliahan. Lala menuturkan semenjak pindah ke

fakultas ekonomi, Malinda mulai gemar berdandan dan

bergabung dengan ‘mahasiswa Barbie’. Setamat di

Trisakti Malinda bekerja sebagai account officier di

Citibank. Usahanya semakin menanjak hingga menjabat

sebagai manajer. Dua puluh dua tahun bekerja, Malinda

berhasil menduduki jabatan sebagai Vice President

 

99

Senior Relationship Manager Citigold dengan gaji 60

juta tiap bulannya.

Berbekal dengan penampilan menarik dan luwes

Malinda Dee memilih korbannya berasal dari kalangan

atas. Tujuannya adalah mengincar korban yang berada di

ruang lingkup high class. Kepercayaan pun ia dapatkan.

Nasabah bahkan rela memberikan cek kosong kepada

Malinda. Berdasarkan catatan di Bank Indonesia, sudah

ada 20 nasabah Citibank yang mengadukan uang hilang

dengan total 90 milliar rupiah. Berikut penjabaran posisi

subjek objek dan pembaca dengan menggunakan teori

Sara Mills pada laporan utama di Majalah Tempo yang

berjudul ‘Barbie Penggemar Ferarri’:

a. Posisi Subjek

Setelah mengamati isi teks pemberitaan pada

laporan utama di Majalah Tempo yang berjudul

‘Barbie Penggemar Ferarri’ ini peneliti melihat

bahwa yang berada pada posisi subjek adalah

wartawan. Posisi wartawan yang menyudutkan

 

100

perempuan terlihat samar karena dapat menceritakan

Malinda dengan leluasa kepada pembaca lewat

pengakuan narasumber, Lala Hamid.

Dalam pemberitaannya, wartawan mengatakan

jika Malinda menjerat korbannya berbekal

penampilan yang luwes dan glamor. Kata Barbie

kembali disematkan pada paragraf satu. Kata Barbie

dimunculkan untuk mengonotasikan Malinda Dee

sebagai makhluk yang cantik, ramping, pirang dan

seksi. Penulis menggunakan ‘Barbie’ untuk

menunjukkan sosok Malinda Dee yang menjadikan

Barbie sebagai ikon kecantikan. Barbie merupakan

boneka yang diperkenalkan oleh negara Amerika

pada tahun 1519.

Dalam perkembangannya, Barbie diterima sebagai

presentasi kecantikan dari Amerika, Eropa dan

menyebar hingga ke Indonesia. Banyak boneka

Barbie yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan

budaya masing-masing negara. Semisal di negara

 

101

muslim lahirlah Barbie yang mengenakan jilbab

seperti Iran dan Arab. Lahir pula Barbie asal Afrika

yang berkulit hitam dan Barbie yang bermata sipit di

daratan Cina.

Adanya penyesuaian penerima Barbie dari tataran

terendah dari sisi budaya dan sosial merupakan

bentuk keberhasilan Barbie sebagai ikon kecantikan.

Barbie yang telah masuk ke dalam tatanan budaya

membuat masyarakat mulai menganggap jika ikon

kecantikan fiktif itu adalah nyata.5

Beit beberapa tanda yang dimiliki Barbie yaitu

kulit putih, langsing, ramping dan seksi. Kulit putih

menjadi standar kecantikan ‘global’ untuk

perempuan. Meski ada Barbie berkulit gelap yang

disesuaikan dengan Afrika, Barbie berkulit putih tetap

menjadi primadona. 6

5 Aris Saefullah (2009). Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto:

Makna Cantik dan Sebuah Barbie Ikon Gaya Hidup dan Komoditas’, 4(1), h.2 6 Aris Saefullah (2009)

 

102

Munculnya Barbie berkulit putih memunculkan

kajian penting yaitu menyoal ras. Ras merupakan

fenomena yang muncul di masa kolonialisme dimana

saat itu dibentuklah sebuah pengurutan atau strata

antara kolonial dengan negara jajahannya. Berkulit

putih menjadi alat ukur dan berada di atas level paling

atas. Doktrin ini membuat orang-orang yang

berwarna berada di level bawah. Kulit putih dan

bersih pun akhirnya menjadi representasi yang ideal. 7

Selain itu boneka Barbie mempresentasikan tubuh

yang ideal bagi perempuan adalah memiliki badan

langsing dan ukurang pinggang yang kecil. Payudara,

kaki, tangan, jari jemari, bibir dan rambut yang ideal

adalah seperti Barbie. Kondisi tersebut merangsang

masyarakat untuk menirukan cantik seperti Barbie.8

Begitu juga dengan sosok Malinda Dee di dalam

berita ini. Penulis ingin menggambarkan sosok

7 Aris Saefullah (2009)

8 Aris Safeullah (2009)

 

103

Malinda Dee yang mengubah penampilannya agar

serupa dengan ikon kecantikan yaitu boneka Barbie.

Dari pengambaran di atas, wartawan menaruh satu

foto Malinda yang tengah mengenakan kebaya

berenda gaya victoria dengan kerah lebar. Menurut

penuturan perancang busana yang dikenakan oleh

Malinda yaitu Andre, ia begitu percaya diri dan

menarik saat memamerkan kebaya hitam seharga Rp

50 juta.

Ada ketimpangan jika dibandingkan dengan

foto pada paragraf 12. Malinda yang berfoto bersama

teman-temannya saat masih di kelas III SMA masih

belum tersentuh oleh sapuan make up. Rambut

Malinda masih hitam legam dengan poni jambul-ikal.

Pada paragraf 10 wartawan mengungkapkan

ada perbedaan yang mencolok antara Malinda yang

sekarang jika dibandingkan sewaktu masih menjadi

siswa di SMA 6 tahun 1981. Wartawan mengutip

pengungkapan Lala Hamid terkait perubahan yang

 

104

dilakukan oleh Malinda yaitu, perubahan bentuk

mata, hidung, alis dan bentuk payudaranya yang lebih

menonjol.

Wartawan mengungkapkan adanya operasi

payudara yang dilakukan oleh Malinda. Selain itu

setidaknya agar bisa berparas cantik, seksi dan

bergaya bak Setidaknya Malinda harus menghabiskan

Rp 20 jutauntuk sekali perawatan salon.9

b. Posisi Objek

Dalam pemberitaan rubrik laporan utama di

Majalah Tempo edisi 10 April 2011 yang beradapada

posisi objek adalah Malinda. Di dalam pemberitaan

ini Malinda merupakan perempuan yang

memamfaatkan paras yang serupa dengan Barbie

untuk menjerat korbannya.

Selain itu masa lalu Malinda pun dikorek-

korek untuk dijadikan informasi utama di dalam

9 Hasil wawancara langsung dengan Bagja Nugraha, reporter rubrik

laporan utama Majalah Tempo pada 6 September 2018

 

105

berita. Perubahan fisik yang dilakukan oleh Malinda

dari bentuk mata, hidung, alis hingga payudara

dijadikan sebagai sorotan. Pernyataan ini

diungkapkan oleh Lala Hamid, salah satu kawan satu

SMA dengan Malinda. Ia pangling betul melihat

penampilan Malinda. Mata, hidung, dan alisnya

berubah. Dadanya pun jauh lebih membusung,

ungkap Lala Hamid.

c. Posisi Pembaca

Posisi pembaca dalam pemberitaan ‘Barbie

Penggemar Ferrari’ lebih cenderung ke arah penulis

yang merupakan wartawan. Isi berita diarahkan untuk

jika Malinda menjerat korbannya dengan berpakaian

seksi, penampilannya luwes dan bentuk payudara

yang membusung. Setelah menganalisis teks berita,

peneliti menemukan bahwa wartawan adalah subjek

dan Inong Malinda Dee adalah pemeran utama atau

objek.

 

106

Dalam pemberitaan ini posisi Malinda

disudutkan oleh wartawan lewat pengungkapan

narasumber. Ketimbang informasi kasus korupsi,

berita ini lebih menginformasikan Malinda sebagai

perempuan seksi penggoda yang meniru paras boneka

Barbie. Peneliti menemukan jika pemberitaan laporan

utama Majalah Tempo edisi 17 April 2011 dan 10

April 2011 memberikan informasi bersifat

menyudutkan perempuan dan menjadikannya sebagai

daya tarik pembaca.

B. Interpretasi Penelitian Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’

Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ merupakan berita yang

menyoroti tentang kasus korupsi pencucian yang dilakukan oleh

Malinda Dee saat menjabat sebagai Senior Relationship Manager

Citibank. Setidaknya Ia telah mengangsir dana nasabah Citigold –

nasabah dengan simpanan Rp 500 juta – 16,6 milliar. Ada

perbedaan pemberitaan kasus korupsi Malinda Dee dengan

berita-berita korupsi lainnya. Jika selama ini pengisahan kasus

 

107

korupsi yang dilakukan oleh tersangka adalah terkait kronologi

dan proses bagaimana pencucian uang untuk menghilangkan

jejak, dalam berita ini, penulis mengambil frame yang berbeda.

Dalam berita ini, Malinda Dee tidak sekadar diceritakan

sebagai koruptor perempuan yang telah merugikan nasabahnya

hingga milliar rupiah. Namun Ia juga ditampilkan sebagai

seorang perempuan yang berpenampilan layaknya boneka Barbie,

gemar berbusana seksi. Namun tidak ada satu pun statment yang

mengindentifikasi langsung dari Malinda Dee sendiri.

Dibandingkan dengan dalang utama pada kasus korupsi

yang menggurita dan berjenis kelamin laki-laki, kasus koruptor

dengan perempuan sebagai tersangka akan lebih dilirik media.

Tak seperti kasus Nazaruddin yang membuka skandal praktik

korupsi yang menjaring banyak aparat pemerintah, sosok

koruptor perempuan pun cukup populer dan jadi trending topic

dalam pemberitaan. Misalnya saja sosok Melinda Dee sebagai

salah seorang koruptor perempuan cukup terekam sepanjang

awal 2012 silam

 

108

Penggambaran di atas membuat pembaca membuahkan

pemikiran jika Malinda Dee adalah perempuan penggoda yang

mengandalkan kecantikan dan penampilannya yang luwes untuk

menarik calon nasabahnya sebagai korban.

Pembaca diajak untuk memikirkan motif dibalik Malinda

melakukan korupsi seutuhnya dikarenakan faktor citra pigura.

Mencukupi gaya hidupnya untuk mempercantik diri,

memperkaya diri untuk menggaet suami muda dari kalangan

selebritis dan melakukan operasi plastik guna memperbesar

payudara.

Pada dasarnya ada tiga faktor yang menentukan konten

media massa yaitu, pertama Characteristic, personal background

and experiences: meliputi etnis, pendidikan, gender dan orientasi

seksual. Kedua adalah personal attiudes, values, adn beliefs dari

pekerja media massa terhadap fenomena yang dikemas dalam

produk media massa politik, orientasi keagamaan, nilai-nilai

kepercayaan yang dianut berkaitan dengan individualisme,

modrenism, altruistic democrazy, leadership, ethnocentrism dan

yang ketiga, professionalism, roles dan ethnis.

 

109

Dalam kasus ini, media massa lebih menonjolkan faktor

pertama yang dikatakan kurang baik. Sesungguhnya insan media,

atau penulis berita sejatinya memang dipengaruhi oleh

kepercayaan dan mempersepsikan hasil penelitian pers Indonesia.

Namun yang tadinya media bertujuan untuk menggalakkan

kesetaraan dan keadilan gender dalam kebijakan redaksional

harus dikalahkan oleh ideologi kapitalisme. Dalam organisasi

media nilai-nilai kapitalis dan patriarki dianggap paling

menguntungkan, sehingga ketimpangan gender seringkali

dimunculkan

 

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa peneliti mengenai berita ‘Si Barbie

Masih Sendiri’ dilihat dari posisi subjek, objek dan pembaca pada

bab sebelumnya, maka yang dapat disampaikan di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah

wartawan pada Majalah Tempo Edisi 10 April 2011

waratawan atau yang menulis berita. Wartawan Majalah

Tempo menggambarkan sosok Malinda Dee yang

percaya diri dan cukup menyakinkan dalam

berpenampilan.

Malinda adalah pesolek yang pandai memadupadankan

busana sehingga menjadi menarik untuk dipandang.

Karenanya, Narasumber Tempo menuturkan dapat

menarik nasabah yang berpotensi menyimpan hingga 2

milliar ke atas. Dengan menyandang jabatan sebagai

Senior Relationship Manager Citibank, Ia pun

 

111

memperkenalkan produk Private Banking Citigold

kepada para nasabah miliknya yang berada dari kalangan

pejabat tinggi hingga para nyonya sosialita.

2. Objek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah

narasumber yang terdapat di dalam berita adalah

Malinda Dee ditampilkan sebagai bahan penceritaan dan

tidak bisa menampilkan dirinya sendiri dan menjadi

penceritaan dalam pemberitaan. Narasumber yang

memaparkan sosok Malinda Dee, yang keberadaan

diceritakan aktor narasumber (subjek) membuat Malinda

tidak dapat menampilkan atau menggambar dirinya

sendiri secara nyata. Entah itu lewat wawancara atau

percakapan dalam berita.

3. Untuk posisi pembaca, penulis cenderung mengarahkan

kita untuk Penggambaran di atas membuat pembaca

membuahkan pemikiran jika Malinda Dee adalah

perempuan penggoda yang mengandalkan kecantikan

dan penampilannya yang luwes untuk menarik calon

nasabahnya sebagai korban. Pembaca pun seakan diajak

 

112

untuk menafsirkan jika motif dibalik Malinda melakukan

korupsi seutuhnya adalah faktor citra pigura. Mencukupi

gaya hidupnya untuk mempercantik diri, memperkaya

diri untuk menggaet suami muda dari kalangan selebritis

dan melakukan operasi plastik guna memperbesar

payudara.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh

peneliti, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran kepada

insan media dan pembaca sebagai berikut:

1. Kepada insan media untuk lebih memperhatikan kembali

dalam mempublikasikan informasi baik itu berita,

artikel, atau penayangan pada sesuatu yang bersifat

seksis atau pun bias gender.

2. Kepada para pembaca khususnya mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, ada baiknya penelitian

denganmenggunakan analisis wacana teori Sara Mills

terus dikembangkan. Sehingga makin banyak untuk

dijadikan sebagai referensi dan penelitian selanjutnya.

 

113

Selain itu kepada pembaca umum disarankan untuk lebih

kritis dalam menafsirkan informasi entah itu berita,

artikel, maupun siaran terutama yang berkaitan dengan

perempuan.

 

114

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature.

Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2006.

Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana,

2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka, 1998.

Djaja, Ermansyah. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi

Pemberantas Korupsi). Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Djuarto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2004.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif, Analisis Data. Jakarta:

PT Raya Grafindo Persada.

Fakih, Mansur. Membincang Feminisme: Diskursus Gender

Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti. 1996.

Fakih, Mansour, Analisa Gender dan Tranformasi Sosial.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1992.

Hamzah, Andi. Pemberantas Korupsi Melalui Hukum Pidana

Nasional dan Internasional. Jakarta: Raja Grafindo, 2005.

Humm, Mugie. Ensiklopedia Feminisme: Dictonary of Feminist

Theoritis, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 2002.

 

115

https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

Jawade Hafidz. Korupsi dalam Perspektif HAM (Hukum

Administrasi Negara). Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press,

2006.

Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosydakarya, 1997.

Mulyana, Dedy. Kajian Wacana, Teori Metode, Aplikasi dan

Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta, 2005.

Muslikhati, Siti. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan

dalam Timbangan Islam. Jakarta:Gema Insani, 2004.

Muin, Abdul. Fiqih Siyasah : Konsepsi Kelemahan Politik dalam

Al-Quran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1992.

Netty Dyah. Jurnal Masyrakat Kebudayaan dan Politik Tahun

2005. Madura: Universitas Truyono), 2005.

Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi

“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Nurdjana. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi,

Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Rokhmansyah, Alfian, Pengantar Gender dan Feminisme

Pemahamam Awal Kritis Sastra Feminisme, Yogyakarta:

Penerbit Garudhawaca. 2006.

Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer. Jakarta: Modren English Pres, 2002.

 

116

Sober, Alex. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk

Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Sutyatno. Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan. 2005

Yoce Aliyah. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya,

2009.

Walter, Natasha. Living Dolls: The Return of Sexisme. London:

Hachette Digital. 2013.

JURNAL

I Made Netra, Perilaku Seksis dalam Bahasa Seni Pertunjukkan

Ragam Humor di Kota Denpasar Kajian Bahasa dan

Gender. Universitas Udayana: Vol. 1 April no.2. 2009.

Saefullah, Aris, Makna Cantik dari Sebuah Barbie antara Ikon

Gaya Hidup dan Komoditas, Pusat Studi Gender STAIN

Purwokerto: Vol. 4 No 1 Januari 2009.

Dwi Astuti, Yanti. Media dan Gender (Studi Deskriptif Stereotip

Perempuan dalam Iklan di Televisi Swasta), Propesitif

Jurnal Komunikasi : Vol 09 No.02/ Oktober 2016.

Farida, Nuke. Hegemoni Patriaki di Media Massa. UG Jurnal Vol.7 No

08 tahun 2013

 

117

LAMPIRAN

 

76 | TEMPO 17 APRIL 2011

Masih SendiriSi

LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA

 

17 APRIL 2011 TEMPO| 77

MU

HAM

MAD

FAD

LI U

NTU

K TE

MPO

Polisi belum menemukan tersangka baru dalam kasus penggelapan dan pencucian dana nasabah Citigold Citibank.

Tuduhan masih bermuara pada bekas Senior Relationship Manager Citibank Malinda Dee. Uang nasabah yang diambilnya

ternyata ada yang macet saat dipakai untuk bisnisnya.

 

78 | TEMPO 17 APRIL 2011

LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA

Malinda Oh Malinda

ADA berbagai cara Inong Malinda Dee menggangsir dana nasabahnya. Dengan dalih diputar untuk investasi, dia menggelapkan sebagian duit ke rekening pribadinya. Tapi beberapa investasi di propertinya berantakan karena ditipu kliennya sendiri. Ini cara Senior

Relationship Manager Citibank itu ”memainkan” dana nasabah premiumnya.

Di atas Rp 500 jutaSepengetahuan head teller, Meliana

BERDASAR TUDUHAN:

Penggelapan Di atas Rp 1 miliarSepengetahuan Kepala Cabang Landmark, Paulina Suryani

Malinda membujuk nasabahnya berinvestasi.

Nasabah setuju.

Melalui teller Dwi, Malinda minta dana di rekening nasabahnya dicairkan.

Karena dokumen lengkap, manajemen menyetujui transaksi.

Duit dikirim ke rekening bank lain.

Sebagian dana diinvestasikan, sebagian lagi ditilap sendiri.

Dana invetasi, khususnya tanah, ada yang dibawa lari nasabah Malinda.

Di bawah Rp 500 juta Cukup Malinda dengan teller

Transfer dilakukan berkali-kali.

Isi rekening nasabah berkurang, dari miliaran menjadi ratusan ribu rupiah.

Duit mengalir ke rekening Malinda atau anaknya.

Tanpa sepengetahuan nasabah, Malinda minta teller Dwi mencairkan dana di rekening nasabahnya.

Blangko kosong sudah diteken nasabah.

INONG Malinda Dee bak selebritas. Sejak menghuni Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI, Kamis tiga pekan lalu, ibu tiga anak itu selalu

kebanjiran pengunjung. Selain keluar-ga dan teman, ada puluhan pengacara yang mengaku bersimpati atas perkara yang tengah melilitnya. Ketika Tempo berkunjung ke ruangannya pekan lalu, terlihat Malinda sedang serius berbin-cang dengan pengacara senior Moham-mad Assegaf.

Malinda menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan dan melaku-kan pencucian uang dana nasabah ke-tika menjadi Senior Relationship Ma-nager Citibank. Ia diduga menggang-sir nada nasabah Citigold—nasabah de-ngan simpanan Rp 500 juta-16,6 miliar. Duit itu diduga dipakai untuk membe-li sejumlah properti dan mobil mewah. Sampai pekan lalu, polisi sudah menyi-ta sejumlah barang bukti dugaan ke-jahatan Malinda, seperti blangko ko-song yang sudah diteken nasabah, bukti transfer, dan sejumlah perangkat elek-tronik milik Malinda.

Empat mobil mewah Malinda—dua Ferrari, satu Mercedes-Benz E-350, dan satu Hummer H-3 Sport—yang didu-ga dibeli dari duit nasabah premium-nya itu sudah disita. Sedangkan 73 aset milik Malinda, termasuk sertifi kat ta-nah dan perhiasan mewah, dikemba-

likan penyidik karena tidak berkait-an dengan perkara. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan juga tengah menelisik sekitar 30 rekening yang menjadi penampung dana nasa-bah Malinda. Rekening-rekening itu pekan lalu sudah diblokir penyidik.

Kendati sudah memeriksa 19 sak-si, sampai kini polisi baru menetapkan Malinda dan teller Citibank, Dwi, seba-gai tersangka. Dwi sempat ditahan dua hari, tapi kemudian dibebaskan kare-na dianggap hanya diperalat Malinda. ”Perkara ini masih terus dikembang-kan,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jen-deral Anton Bachrul Alam.

● ● ●

SAMPAI akhir pekan lalu, Malin-da berkukuh tidak melakukan perbu-atan yang dituduhkan polisi. Ia menya-takan semua transaksi penarikan atau pemindahbukuan dana itu setahu na-sabahnya. Kepada penyidik, Malinda mengklaim Head Teller Citibank Ca-bang Landmark, Meliana, dan Kepa-la Citibank Cabang Landmark, Paulina Suryanti, mengetahui semua transaksi-nya. Transaksi penarikan di atas Rp 500 juta, kata Malinda, harus disetujui Me-liana. Sedangkan untuk yang di atas Rp 1 miliar harus ada ”restu” Paulina.

Karena hanya tiga orang nasabah yang tercatat melapor ke polisi, Malin-

da cuma membeberkan caranya mena-rik dana dari ketiganya kepada penyi-dik selama empat kali pemeriksaan (li-hat ”Malinda Oh Malinda”). Kepada se-orang nasabah, misalnya, ia menawar-kan investasi pembelian properti. De-ngan izin nasabah itu, Malinda meng-

Malinda Dee di Bareskrim Mabes Polri,

Jakarta, Senin, 4 April.

TEM

PO/A

DIT

IA N

OVI

ANSY

AH

 

17 APRIL 2011 TEMPO| 79

Supaya tidak terendus Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan, Malinda membelanjakan duit itu untuk membeli properti dan mobil mewah.

Pendapatan

Gaji bulanan di Citibank Rp 70 jutaBonus prestasi Rp 250 juta per tiga bulan dari CitibankFee dari perusahaan asuransiFee dari hasil investasi, per tahunnya bisa mencapai ratusan jutaGaji komisaris di perusahaan miliknyaDari penggelapan dana nasabah

••

••

••

Belanja

Membeli 10 mobil mewah, seperti Mercedes-Benz, Ferrari, Land Rover, dan Hummer—sebagian masih dicicilMembeli 3 rumah mewah di Tebet dan sejumlah apartemen di Jakarta—sebagian masih dicicilMembeli puluhan hektare tanah di Jawa BaratKoleksi perhiasan mewah, antara lain berlianSurat berharga dan saham

•••

Jerat Hukum

Undang-Undang tentang PerbankanUndang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian UangAncaman hukuman maksimal: 15 tahun penjara.

••

SUMBER: KEPOLISIAN DAN WAWANCARA | TEKS: ANTON APRIANTO

Pencucian

uang

Dari rekening

nasabah,

Malinda

mentransfer duit

ke 30 rekening

di bank lain

Duit sebagian masuk ke rekening pribadi Malinda, perusahaan, atau anaknya

Rp 4,5 miliar

MILIK

NASABAH 1:

Rp 10 miliar

MILIK

NASABAH 2:

Rp 2 miliar

MILIK

NASABAH 3:

Rekening nasabah

Rekening atas nama Dudi di dua bank, BNI dan BRI, cabang Cianjur dan

Sukabumi

Dana dipakai membeli tanah

3 hektare di Sukabumi dan

Cianjur

Rekening nasabah

Rekening showroom yang

diduga milik Malinda, PT

Exclusive Jaya Perkasa

Rp 2,7 miliar untuk bayar

premi asuransi

Duit Nasabah

Itu

Rp 7,3 miliar ditilap Malinda,

sebagian dibelikan mobil

mewah

Rekening nasabah

Ke rekening PT Sarwahita

Global Management di Bank Mega

Dana untuk investasi

isi blangko kosong yang sebelumnya di-teken si nasabah dengan sejumlah dana yang hendak diinvestasikan. Besarnya Rp 2 miliar. ”Itu bisa diartikan pinjam-an juga, sewaktu-waktu bisa dikemba-likan,” katanya kepada penyidik.

Dari rekening nasabah tersebut, kata Malinda, duit Rp 2 miliar itu dialirkan ke rekening PT Sarwahita Global Ma-nagement atas nama Reita Amelia Beta. Saat itu, Juni 2010, Reita adalah Ko-misaris PT Sarwahita. Malinda sendi-ri tercatat sebagai komisaris perusaha-an itu. Sumber Tempo lain menyebut-kan Malinda juga kerap mengalirkan dana nasabahnya ke rekening perusa-haan yang bergerak, antara lain, da-lam bidang konstruksi dan asuransi. Dana itu, misalnya, diinvestasikan un-tuk membangun townhouse di Cibabat, Cimahi, Jawa Barat, akhir 2010. Nilai-nya mencapai Rp 3 miliar.

Menggandeng seorang direktur Sar-wahita, proyek itu belakangan macet. Direktur Sarwahita itu sendiri yang melarikan duit Malinda. Malinda lalu melaporkan direktur itu ke Kepolisian Daerah Jawa Barat. Medio 2010, Malin-da juga tercatat melaporkan penipuan kerja sama investasi oleh rekanannya senilai Rp 2 miliar ke Kepolisian Re-sor Jakarta Selatan. Karena kasus itu-lah Malinda kesulitan mengembalikan dana nasabahnya. Pengacara Malinda yang menangani dua perkara itu, Su-

nan Kalijaga, membenarkan soal kasus penipuan itu. ”Tapi yang di Polda Jawa Barat berakhir damai,” ujar Sunan.

Presiden Direktur PT Sarwahita An-drea Peresthu menjamin perusahaan-nya bukan tempat penampungan dana dari Malinda. Andrea mengatakan, se-jak Februari lalu, Malinda sudah meng-undurkan diri dari Sarwahita. Andrea juga membantah soal rekening Reita yang dipakai untuk menampung dana Malinda. ”Tidak benar tuduhan itu,” katanya.

Aliran rekening nasabah Malinda juga terdeteksi ke PT Exclusive Jaya Perkasa, showroom mobil yang diduga milik keluarga Malinda, pada 13 Agus-tus 2010. Seorang penyidik menuturkan nilainya sekitar Rp 10 miliar. Dari re-kening Exclusive itu, Rp 2,7 miliar dia-lirkan untuk membayar premi asuransi perusahaan asuransi internasional. Si-sanya, lagi-lagi, dipakai Malinda buat mencicil pembelian sejumlah mobil me-wah. ”Ini yang membuat ia terjerat pa-sal pencucian uang,” ujar penyidik itu. Pengacara Malinda, Halapancas Si-manjuntak, mengaku tidak tahu soal showroom itu.

● ● ●

SEBUAH ruang rapat di Hotel Ritz-Carlton, Pacifi c Place, kawasan Sudir-man, Jakarta Selatan, dalam dua tahun terakhir ini khusus disewa Malinda un-

tuk menjaring nasabah kakapnya. Di tempat itu, Senior Relationship Manager Citibank ini memperkenalkan produk private banking Citigold. Calon nasa-bah yang datang, menurut sumber Tem-po yang dekat dengan Malinda, berasal dari berbagai kalangan, mulai pejabat tinggi hingga para nyonya sosialita. ”Se-bagian besar akhirnya tertarik dan jadi nasabah Malinda,” katanya.

Acap tampil mengenakan kerudung, sumber ini bercerita, Malinda selalu sukses meyakinkan orang untuk jadi nasabahnya. Simpanan nasabahnya rata-rata di atas Rp 2 miliar. Dari ru-ang rapat hotel bintang lima itu, per-temuan Malinda dengan nasabahnya biasanya berlanjut di sejumlah tempat: dari rumah nasabah, beberapa kafe di kawasan Senayan, hingga di aparte-men pribadi Malinda. Sesudah perte-muan ini, biasanya penampilan Malin-da berbeda. Ia muncul tanpa kerudung dan memakai busana ketat. Tujuan uta-manya agar nasabah takluk dan sege-ra menginvestasikan dananya. Di sini pula biasanya ia meminta nasabah, de-ngan berbagai alasan, meneken blang-ko kosong. ”Kalau perlu, tanda tangan-nya di atas punggung,” kata sumber itu.

Dengan segala kemudahan dan kera-mahan yang ditawarkan, menurut se-orang anggota staf pengawasan Bank

 

80 | TEMPO 17 APRIL 2011

LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA

Proyek Inong di Luar CitiInong Malinda Dee mengaku mengalirkan sebagian uang nasabah Citibank ke perusahaan miliknya. Salah satu perusahaan yang diduga menjadi gudang penimbunan duitnya adalah PT Sarwahita.

MALAM di salah satu ruang-an Sarwahita Group di ka-wasan Kuningan, Jakarta Selatan, Inong Malinda Dee menggunakan kerudung.

Sebagian poninya dibiarkan menyeru-ak ke luar. Senyumnya terus mengem-bang di antara cahaya lampu kilat yang bergantian menyala menyinari wajah-nya. Tangan ibu tiga anak itu terlipat ke depan. Dia berdiri berjejer di antara para tamunya dengan anggun.

Slap! Lampu kamera membekukan momen itu. Dalam foto terlihat perem-puan 47 tahun ini berdiri bersebelahan dengan Haryono Suyono, Menteri Ko-ordinator Kesejahteraan Rakyat di era Orde Baru. Di posisi lain tampak berdi-ri Subiakto Tjakrawerdaja, Menteri Ko-perasi di era yang sama. Foto Malinda bersama bekas orang penting republik ini dipublikasikan dalam majalah Ge-mari edisi 113, Juni 2010. Gemari ada-

REPR

O/M

AJAL

AH G

EMAR

I/IR

WAN

Indonesia, tak aneh jika sampai akhir 2010, dia bisa menggaet 500 nasabah premium. Sebagian besar tercatat di Ci-tibank Cabang Landmark, Jakarta Se-latan. Sejumlah sumber Tempo menye-butkan perwira tinggi polisi, bebera-pa pengacara kondang, seorang wakil gubernur, dan beberapa bekas mente-ri masuk daftar nasabah Malinda. Ke-polisian buru-buru membantah ada-nya perwira tinggi polisi yang menja-di nasabah Malinda. ”Tidak ada jende-ral yang terlibat atau jadi korban,” kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo pekan lalu.

Jumlah nasabah yang terlalu banyak, ditambah kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Malinda, meman-cing kecurigaan bank sentral. Dalam rapat kerja dengan Komisi Keuang-an dan Perbankan Dewan Perwakil-an Rakyat, Kamis pekan lalu, Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Ha-lim Alamsyah mengakui pihaknya su-dah mengendus keganjilan praktek per-bankan yang dilakukan Malinda

Citibank sendiri, menurut Halim, ti-dak melakukan pengawasan terhadap Malinda. Tak hanya itu, BI menemukan sejumlah kesalahan prosedur yang dila-kukan Malinda. Misalnya, ada dugaan penyalahgunaan blangko kosong, yang seharusnya tidak diteken dulu oleh na-sabah. Kedekatan Malinda dengan na-sabah dinilai BI rawan kolusi. ”Kami minta Citibank merota-si Malinda ke bagian lain,” ujar Halim.

Permintaan BI itu memicu konfl ik Malinda dan manaje-men Citibank. Menurut sum-ber Tempo di bank swas-ta asing itu, Malinda meng-ancam pindah dan memba-wa nasabahnya ke bank lain jika manajemen menggeser posisinya. Karena tak mau kehilangan nasabah kakap, Citibank memilih tidak me-rotasi Malinda. Untuk me-ngurangi kadar pengawas-an BI, kata sumber itu, jum-lah klien Malinda dipangkas jadi 236. Saat rapat dengan Komisi Keuangan pekan lalu, Vice President Costu-mer Care Citibank Hotman Simbolon mengemukakan alasan mengapa Malinda ti-dak jadi dirotasi. ”Beberapa nasabah hanya mau ditangani Malinda,” katanya.

Perseteruan Malinda de-ngan manajemen Citibank me-muncak setelah seorang nasabah Malinda menghubungi salah satu pemimpin bank itu pertengahan Ja-

nuari lalu. Nasabah itu, ujar sumber Tempo, perwira tinggi polisi yang mencak-mencak lantaran simpanan Citigold-nya telah dijebol. Jumlah-nya mencapai miliaran rupiah. Ma-najemen langsung melakukan inves-tigasi dan menghubungi semua na-sabah Malinda. Hasilnya, ada ratus-an nasabah yang mengklaim dana-nya hilang tak jelas. Total kerugian-nya mencapai Rp 90 miliar.

Februari lalu, Malinda langsung dipecat. Tapi soal pemecatan ini di-bantah pengacara Malinda, Hala-pancas Simanjuntak. ”Ia masih Seni-or Relationship Manager Citibank,” ujarnya. Awal Maret lalu, investigasi internal Citibank rampung. Bagian Pengawasan Citibank melaporkan temuannya ke Bank Indonesia. Se-pekan berselang, 14 Maret lalu, Ma-linda dilaporkan ke polisi.

Pihak Citibank punya versi sendi-ri perihal ini. Menurut Country Cor-porate Affairs Head Citibank Indo-nesia Ditta Amahorseya, terbong-karnya penyimpangan Malinda ber-mula dari laporan seorang nasabah lewat telepon, 11 Februari 2011. Na-sabah itu mengeluh karena ada tiga transaksi transfer tak dikenal di re-keningnya sebesar Rp 800 juta. Dari laporan ini, manajemen Citibank memeriksa 236 nasabah Malinda.

”Bukan karena ada konfl ik inter-nal,” katanya.

Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi oleh Malinda, kata Ditta, Malinda langsung mengajukan peng-unduran diri. Ditta hanya berkomentar singkat soal tu-dingan Malinda yang me-nyebutkan semua trans-aksi diketahui atasannya. ”Itu bagian penyidikan polisi.”

Malinda, untuk semen-tara ini, satu-satunya yang menghuni tahanan polisi. Di ruang sempit tahanan itu, perempuan yang dijuluki ”Barbie” lantaran model ram-butnya dan kegema-rannya berdandan mi-rip boneka Barbie ini untuk sementara ha-rus berpisah dengan

kehidupan glamornya: bergaul di kalangan sosia-lita Ibu Kota dan menung-

gang mobil-mobil mewah keluaran Eropa.

Anton Aprianto, L.R. Baskoro, Mustafa

Silalahi, Sandy Indra Pratama

TEMPO/ NOVI KARTIKA

 

17 APRIL 2011 TEMPO| 81

JACK

Y R

AHAM

ANSY

AH U

NTU

K TE

MPO

Kantor PT Sarwahita Global Management di

lantai 16 Gedung Menara Anugerah, Mega

Kuningan, Jakarta Selatan.

lah majalah bulanan yang diterbitkan yayasan-yayasan milik bekas presiden Soeharto. Haryono memang tercatat se-bagai Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), salah satu yayas-an yang didirikan Soeharto.

Acara pada medio Juni 2010 itu meru-pakan acara pengenalan biomass ener-gy. PT Sarwahita akan menggandeng Damandiri untuk ikut mempromosi-kan penggunaan energi alternatif ter-barukan tersebut. ”Acara itu memang di kantor Sarwahita, dan kami mendo-kumentasikan,” ujar Asisten Deputi Di-rektur Informasi dan Advokasi Yayasan Damandiri, Dadi Parmadi Suparta, ke-pada Tempo pekan lalu.

Menurut Dadi, kehadiran Damandiri di kantor Sarwahita karena diundang dan mendengarkan presentasi menge-nai energi itu. Tidak ada lagi kelanjut-an berarti setelah undangan tersebut. ”Berhenti begitu saja,” kata Dadi.

Dadi menolak jika Yayasan Damandi-ri dikait-kaitkan dengan Malinda. Dia juga menolak menjawab saat ditanya be-narkah Damandiri menyimpan uangnya di Citibank melalui Malinda. ”Yang jelas kami bukan nasabahnya.”

● ● ●

SARWAHITA Group didirikan Ma-linda Dee, bersama antara lain sejum-lah karyawan Citibank pada Juni 2008. Menempati lantai 16 Gedung Mena-ra Anugerah di Jalan Mega Kuningan, tercatat pendiri perusahaan ini, antara lain, Reniwati Hamid dan Reita Amelia

Beta. Reni duduk sebagai direktur, se-dangkan Reita, seperti Malinda, menja-bat komisaris.

Sarwahita kini jadi buah bibir karena diduga tempat Malinda melempar se-kaligus memutar uang yang ia gangsir dari sejumlah rekening nasabah premi-umnya. Menurut polisi, sedikitnya Rp 16,6 miliar dana nasabah bank interna-sional itu yang digasak Malinda.

Perusahaan ini diduga juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang dija-dikan tempat Malinda menimbun duit. Sumber Tempo menyebut, saat diperik-sa polisi, Malinda mengaku mengalir-kan uang, antara lain, sekitar Rp 2 mili-ar ke sebuah perusahaan. ”Kami masih terus menyelidiki perusahaan-perusa-haan itu,” kata juru bicara Mabes Pol-ri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.

Selain menginterogasi Malinda me-ngenai isi perut Sarwahita, polisi sudah memeriksa beberapa komisaris Sarwa-hita. ”Mereka dikait-kaitkan dengan ulah Malinda,” ujar sumber Tempo. Po-sisi Presiden Komisaris Sarwahita kini dipegang Marsekal Madya Rio Men-dung Thalieb, yang sekarang menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional.

Sarwahita awalnya didirikan de-ngan tujuan mulia. Beberapa karyawan Citibank itu ingin mencari dana un-tuk membiayai rekan mereka yang sa-kit parah dan perlu biaya besar. Menu-rut sumber Tempo, Malinda pula yang menyewakan ruangan di gedung yang terletak di kawasan bisnis elite Jakarta itu. Sewa per bulan kantor mereka seki-tar Rp 30 juta.

Mencatatkan diri di Departemen Ke-hakiman dengan nama PT Sarwahi-ta Global Management, perusahaan ini memproklamasikan diri bergerak da-lam bidang, antara lain, konstruksi dan asuransi. Tapi hingga 2010 praktis per-usahaan ini hanya mempunyai dua pro-

Malinda Dee bersama Haryono Suyono dan

Subiakto Tjakrawerdaja.

yek yang terhitung agak besar, salah sa-tunya pemasangan lampu di jalan tol Jakarta.

Pekan lalu Tempo mendatangi kantor Sarwahita di Gedung Anugerah. Tak terlihat aktivitas apa pun di sana. Pin-tu kantor itu terkunci rapat. Stiker ber-tulisan ”Sarwahita Group” tertempel di tengah pintu kaca. Dari balik kaca hanya terlihat meja resepsionis, pesa-wat telepon, dan kartu absensi karya-wan. Rak buku dan majalah tampak ko-song. ”Sudah pindah sebulan lalu,” ujar seorang petugas keamanan kantor yang bertetangga dengan Sarwahita. Arti-nya, Sarwahita ”cabut” persis ketika kasus Malinda mulai mencuat.

● ● ●

MARSEKAL Madya Rio Mendung kini pusing tujuh keliling. Sejak nama Sarwahita muncul dalam pusaran kasus Malinda, namanya juga terseret kencang dikaitkan dengan ulah bekas Senior Re-lationship Manager Citibank ini. Kamis malam pekan lalu, misalnya, Rio jeng-kel karena running text sebuah stasiun televisi mengaitkan namanya dengan Malinda. ”Tidak ada hubungannya be-liau dengan kasus Malinda,” kata Presi-den Direktur Sarwahita Group Andrea Peresthu, Kamis malam pekan lalu, ke-pada Tempo. Andrea menolak jika Sar-wahita disebut sebagai tempat pencuci-an uang hasil kejahatan Malinda.

Menurut Andrea, dirinya bersama Rio masuk Sarwahita pada Oktober 2010 karena, antara lain, diajak Reita. Andrea lalu mengubah arah bisnis per-usahaan untuk fokus green business. ”Karena sebelumnya perusahaan ini maunya banyak,” kata Andrea. Ia me-nambahkan, Sarwahita tak punya anak perusahaan.

Setahun setelah ia memimpin Sarwa-

 

82 | TEMPO 17 APRIL 2011

LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA

RUANG besuk itu tak terlalu luas, hanya sekitar 5 x 4 meter perse-gi. Terletak di sudut utara lantai satu gedung Badan Reserse Kri-

minal Kepolisian RI di kawasan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Di situlah sudah hampir tiga pekan Malinda Dee ditahan. Untuk menuju ke ruang tahan-an itu, pengunjung melewati dua ruang penjagaan serta meninggalkan identi-tas, meninggalkan telepon seluler, dan memakai tanda pengenal sebagai tamu. Lalu melewati sebuah lorong panjang sekitar 50 meter. Seperti pengunjung, di dalam tahanan Malinda dilarang me-megang ponsel.

Akhir pekan lalu itu, jam sudah me-nunjuk pukul 15.00 ketika Tempo meng-unjungi Malinda. Waktu kunjung ting-gal sekitar satu jam lagi, tapi ruangan

itu dipenuhi puluhan pembesuk. Mere-ka duduk di bangku kayu panjang dan antre untuk menemui serta berbincang-bincang dengan tahanan yang akan me-reka kunjungi. Di ruangan itu disedia-kan dua buah meja dengan dua bang-ku panjang di masing-masing sisinya. Di situlah pembesuk dan yang dibesuk berbincang serta bertatap muka. Pada langit-langit ruang juga tergantung ka-mera CCTV, yang merekam segenap ke-giatan di bawah.

Sejumlah tamu Malinda juga terli-hat antre. ”Tiap hari banyak pengacara datang, jumlahnya bisa sampai 30-an,” ujar seorang penjaga. Para lawyer itu da-tang untuk menawarkan jasa membantu dalam kasus Malinda. Beberapa di anta-ranya bahkan datang dari luar Jakarta.

Petang itu Malinda membalut tubuh-

Inong Malinda Dee:Dalam Seminggu Nama Saya Hancur

Pada peragaan

busana ”Untukmu

Perempuan

Indonesia” di

Hotel Mulia, Juli

2008. TEM

PO/A

DR

I IR

IAN

TO

hita, perusahaan ini sudah menggan-deng dan mendapat sejumlah hibah dari beberapa perusahaan Eropa. Sa-lah satu proyek mereka, membangun rumah tahan gempa di Padang. Ada-pun yang kini tengah berjalan, pro-yek pembangunan tenaga listrik ra-mah lingkungan di Riau dan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tatkala kasus Malinda ini mulai ber-gulir dan menjadi pembicaraan di an-tara petinggi Citibank, pada Februa-ri silam Malinda mengajukan pengun-duran diri selaku komisaris Sarwahi-ta. ”Segala hal terkait dengan hal-hal yang terjadi selama masa jabatan saya di perseroan menjadi tanggung jawab saya...,” tulis Malinda dalam suratnya tertanggal 1 Februari, di atas kertas bermeterai Rp 6.000.

● ● ●

SUMBER Tempo menegaskan, Ma-linda memang memakai Sarwahita untuk menampung duit nasabah yang ditilapnya. Tapi duit ini dimasukkan ke rekening perusahaan itu saat awal-awal perusahaan tersebut berdiri. Caranya, dia membuat rekening lain yang tidak diketahui rekan-rekannya. Rekening itu sendiri kemudian ditu-tup ketika beberapa temannya mulai menaruh curiga.

Di Menara Anugerah itu, ujar sum-ber ini, Malinda mengoperasikan be-berapa perusahaan. Perusahaan-per-usahaan itu lebih dulu berdiri ketim-bang Sarwahita. Salah satunya PT Exclusive Jaya Perkasa.

Ke rekening perusahaan ini pula, antara lain, Malinda mengirim uang Rp 10 miliar yang diduga milik klien-nya itu. Polisi mencatat sedikitnya Malinda menampung dana dari na-sabahnya di 30 rekening bank lain. Uang yang masuk rekeningnya itu lalu digunakan untuk membeli, an-tara lain, sejumlah apartemen, satu Mercedes-Benz, dua Ferrari, serta se-jumlah tanah di daerah Cianjur dan Sukabumi seluas tiga hektare. Bebe-rapa harta yang ia beli ada pula yang bermasalah, yang membuat Malin-da harus memakai pengacara untuk membereskannya.

Kepada Tempo, salah satu peng-acara Malinda, Batara Simbolon, me-nyatakan kliennya siap mempertang-gungjawabkan semua tuduhan yang ditujukan kepada dirinya. Kepada penyidik, saat ditanya tentang sejum-lah uang yang dikirimkan ke bebera-pa rekening, Malinda menjawab. ”Se-mua transaksi tercatat dan sudah se-suai prosedur,” ujar Malinda seperti ditirukan penyidik itu.

LRB, Sandy Indra

 

82 | TEMPO 10 APRIL 2011

LAPORAN UTAMA MANDI DUIT MALINDA

DUNIA sosialita Jakarta gem-par sepanjang pekan lalu. To-piknya apa lagi kalau bukan penangkapan Malinda Dee, Senior Relationship Manager

Citibank. Dia baru diberhentikan sebu-lan lalu. Polisi menuduh perempuan 47 tahun itu menggelapkan duit tiga nasa-bahnya senilai Rp 20 miliar. Foto-foto Malinda, dengan berbagai pose, bere-dar gencar di jejaring sosial media.

Andre Frankie, perancang busana, mengisahkan kehebohan di kalangan teman-temannya. ”Kami semua kaget dan saling tanya. Beneran? Kok bisa, ya?” kata Andre.

Tiga tahun lalu Andre membuat buku The Art of Kebaya. Buku mewah 176 ha-laman yang dijual Rp 2 juta itu memu-at foto koleksi kebaya karya Andre yang dipakai para pemiliknya, antara lain Malinda. Mengenakan kebaya berenda gaya Victoria dengan kerah lebar, Ma-linda tampak bersinar. ”Ia luwes, pe-motretan juga lancar,” kata Andre, yang tiga kali bertemu dengan Malinda sela-ma proses pembuatan buku tersebut.

Buku itu diluncurkan pada 22 Ap-ril 2010 di Hotel Four Seasons Jakarta. Payet kristal berkilau, kebaya brokat pas membingkai lekuk badan, dan wa-jah-wajah halus semringah memenuhi ruangan pesta. Sosialita papan atas, yang wira-wiri di pesta jetset Jakar-ta, menjadi peraga pameran. Terma-suk di antara mereka pengusaha Mia-na Sudwikatmono, pelukis Yulie Setyo-hadi, Maya Ludy, penyanyi Titi DJ, dan tentu saja Malinda. Berlenggak-leng-gok memamerkan kebaya hitam sehar-ga Rp 50 juta, Malinda tampil luwes de-ngan senyum merekah.

Andre mengenal Malinda sebagai sa-lah satu pembeli yang baik. ”Saya tak terlalu mencari tahu latar belakang pe-langgan saya,” katanya, yang tak per-nah bertemu dengan Malinda sejak pe-luncuran buku itu. Andre baru tahu Malinda bekerja di Citibank setelah ka-

Barbie Penggemar FerrariMalinda Dee membidik ”calon mangsa” dengan bergaul di papan atas. Berbekal penampilan luwes dan glamor.

sus ini terkuak. Di kalangan sosialita Jakarta, pamor

Malinda sebetulnya tak terlalu menco-rong. Soalnya, menurut seorang nyonya pengusaha yang wajahnya kerap meng-hiasi halaman majalah Indonesia Tat-ler, Malinda tak tergabung dalam ke-lompok hobi papan atas. Hobi tak ubah-nya sebagai bendera identitas eksisten-si kaum berpunya di Indonesia. Misal-nya, ada penyuka tas supermahal, sepa-tu desainer dunia, dan gaun haute cou-ture keluaran butik kelas wahid di Mi- lan, yang merupakan ibu kota mode du-

nia. Entah mengapa Malinda tak masuk kelompok mana pun.

Barangkali karena dia punya kese- nangan lain: koleksi mobil. Sampai Jumat pekan lalu, polisi sudah menyita dua Ferrari, satu Mercedes-Benz E-350, dan Hummer H3 Luxury Sport Utili-ty Vehicle. Mobil-mobil mewah itu kini berderet di area parkir Markas Besar Kepolisian RI. Inilah mobil yang harga-nya di atas Rp 2 miliar, kecuali Mercy,

Malinda Dee berpose dalam buku The Art of

Kebaya karya Andre Frankie.

REPR

O B

UKU

TH

E AR

T O

F K

EBAY

A AN

DRE

FR

ANK

IE

 

10 APRIL 2011 TEMPO | 83

yang ”cuma” dibeli Malinda seharga Rp 400 juta untuk anaknya.

Mari tengok Ferrari tipe Scuderia F430. Si merah menyala bernomor po-lisi B-5-DEE ini, menurut kolega Ma-linda, dibeli Oktober tahun lalu. Dea-ler-nya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, dekat rumah Malinda. Harga-nya Rp 8 miliar. Malinda membayar tu-nai jreng Rp 5,6 miliar. Sisanya, sekitar Rp 2,4 miliar, diangsur dengan cicilan Rp 206 juta per bulan.

Lalu ada Hummer yang gagah. Menu-rut juru bicara polisi, Inspektur Jende-ral Anton Bachrul Alam, Hummer si-taan itu dibeli atas nama suami kedua Malinda, Andhika Gumilang. Pema-in sinetron berusia 22 tahun itu terke-nal setelah menjadi bintang iklan rokok Star Mild, dengan tagline ”mana eks-presi lo?”. Polisi tak menahannya ka-rena menilai Andhika tak terlibat aksi curang sang istri.

● ● ●

KEHEBOHAN juga melanda alumni SMA 6 Jakarta tahun lulus 1981. Malin-da menuntut ilmu di sekolah di kawa san Blok M, Jakarta, ini dan duduk di kelas III IPA 7. Fotonya semasa kelas III de-ngan poni jambul-ikal beredar melalui telepon seluler dan Internet. Ada em-pat siswi yang berpose bersama Malin-da. Salah satunya Lala Hamid, produ-ser fi lm, yang berdiri paling kiri.

Lala baru tiba dari London, Inggris, Ahad pekan lalu, ketika BlackBerry-nya banjir pesan. ”Malah seorang men-teri juga menelepon saya dan menanya-kan soal Malinda ini,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indo-nesia ini. Produser fi lm Mengejar Mas-mas ini harus mengingat kembali masa 30 tahun silam untuk mengenali teman seangkatannya itu.

Ia baru ngeh setelah tahu nama asli Malinda adalah Inong Malinda. Malin-da, menurut Lala, bukan gadis menon-jol di antara seribu siswa SMA 6 ang-katan 1978-1981. Dia gadis keturunan Aceh-Betawi yang berpenampilan bia-sa saja. Tak gampang menjadi populer di sekolah favorit ini. Siswa yang menon-jol adalah anak pejabat, pemimpin geng, atau murid yang paling pintar, paling cantik, atau paling bandel. ”Malinda tak termasuk salah satunya,” kata Lala.

Setelah lulus, Lala tak lagi mende-ngar kabar Inong. Apalagi Inong tak bergabung dalam mailing list alum-ni. Terakhir mereka bertemu saat reuni angkatan 1981 SMA 6 setelah Lebaran 2010. ”Saya pangling melihat penam-pilan Inong. She is totally different,” katanya. Malinda tampil glamor dan mengkilap. Mata, hidung, dan alisnya berubah. Dadanya jauh lebih membu-

sung. ”Yang tak berubah adalah sikap-nya. Malinda tetap ramah, supel, dan ti-dak sombong,” kata Lala.

Selepas SMA, Malinda kuliah di Uni-versitas Trisakti Jurusan Arsitektur Lanskap. Tapi ia hanya bertahan seta-hun di jurusan ini. Ia kemudian pindah ke fakultas ekonomi di kampus yang sama. Di fakultas inilah, menurut salah seorang temannya, Malinda mulai gaul dan berdandan. ”Dia bergabung dengan ’mahasiswa Barbie’,” katanya. Ini sebut-an untuk mahasiswi yang kuliah dengan dandanan seperti hendak ke pesta.

Dari Trisakti, Malinda bekerja se-bagai account officer di Citibank, di gedung Landmark, Jakarta. Ia meni-kah dengan pengusaha Adus Ally, yang memberinya tiga anak. Keduanya ke-mudian bercerai. Anak sulung Malinda kini kuliah di Australia. Menurut poli-si, Malinda membeli sebuah apartemen di Sydney untuk ditempati anaknya itu.

Di Citibank, karier Malinda terus me-nanjak hingga menjadi manajer. Jabat-an terakhirnya setelah 22 tahun beker-ja adalah Vice President Senior Rela-tionship Manager Citigold, dengan gaji sekitar Rp 60 juta saban bulan. Malin-da dipercaya mencari dan berhubungan dengan nasabah premium, yang punya rekening di atas Rp 500 juta.

Juru bicara Bank Indonesia, Difi Jo-hansyah, memberi penjelasan. Pascakri-sis ekonomi 1998, orang kaya Indonesia ramai-ramai menanamkan uang di bank luar negeri, terutama Swiss dan Singa-pura. Situasi ini mendorong bank swasta dan asing di Indonesia mengambil kebi-jakan untuk lebih agresif menjaring na-sabah beraset melimpah. Manajer seper-ti Malinda bertugas meyakinkan orang-orang ini agar tetap menyimpan uang-nya di bank dalam negeri.

Berbekal keluwesan dan kecantikan,

Malinda menjala nasabah kakap. Peja-bat dan mantan pejabat, pengusaha, ser-ta mereka yang ketiban warisan banyak menjadi nasabahnya. Seorang sumber bercerita, di kantor Malinda memakai kain penutup kepala. Tapi di luar, saat membicarakan investasi, dia bersalin rupa mengenakan busana seksi.

Selain di Citibank, pada 2008, Ma-linda mendirikan PT Sarwahita Global Management, perusahaan modal ven-tura dan teknologi, yang membawah-kan empat anak usaha. Pergaulannya terbentang kian luas. Malinda kerap ter lihat di beberapa pesta yang diha diri para istri pejabat dan diplomat asing. Dari tempat gemerlap semacam inilah dia membidik ”mangsa”-nya, very im-portant person, yang membutuhkan pe-layanan perbankan secara personal dan superspesial.

Malinda dengan mudah merebut ke-percayaan para nasabah papan atas. Tak hanya mengurus akun rekening, dia juga dipercaya mengelola dan mengin-vestasikan ratusan miliar rupiah uang nasabah. ”Bahkan, saking percayanya, nasabah memberi blangko kosong kepa-da Malinda,” kata Anton Bach rul Alam. Hal inilah yang belakangan dimanfaat-kan Malinda.

Sejauh ini, berdasarkan catatan di Bank Indonesia, sudah ada 20 nasabah Citibank yang mengadukan uangnya hi-lang dengan total kerugian Rp 90 miliar.

Si Barbie kini ditahan di penjara Markas Besar Polri. ”Kami juga sudah memberhentikan dia,” kata juru bicara Citibank, Ditta Amahorseya.

Bagja Hidayat, Mustafa Silalahi

Foto Malinda (depan) saat kelas III SMA

dengan poni jambul-ikal yang beredar melalui

telepon dan Internet. Berdiri paling kiri, Lala Hamid, sekarang produser fi lm.

 

118

Hasil Wawancara dengan Wartawan Majalah Tempo

Penulis Berita: Si Barbie Masih Sendiri

Bagja : Beritanya kan udah lama banget dan yang

dipenjara itu pun sudah bebas.

Peneliti : Tapi yang saya teliti itu bukan dari segi

tersangkanya Pak. Kalau dilihat dari

sekarang kan masih ada kasusnya

penulisan pemberitaan dalam perempuan

seperti apa. Terus juga saya ingin tahu

pengambarannya seperti apa terus saya

ingin tahu juga wacana apa yang ingin

dinaikkan dari kasus korupsi tadi kalau

tersangkanya perempuan. Kalau yang saya

lihat berdasarkan asumsi saya perempuan

itu dalam kasus korupsi seringkali yang

digambarkan itu berupa bagaimana masa

lalunya. Terus perbandingan dia antara

yang sekarang dengan dia yang dulu.

Bahkan ada foto antara dia yang sekarang

dengan dia yang dulu. Apa lagi saya

menggunakan teori Sarah Mills. Kenapa

dimasukkan pragraf menggunakan kata

Barbie?

Bagja : Kamu sudah membandingkan banyak

artikel di Tempo?

 

119

Peneliti : Waktu itu saya mengambilnya dari

Majalah Tempo yang covernya Angelina

Sondakh.

Bagja : Bukan, tapi yang laki-laki.

Peneliti : Berasal dari yang tiga itu, Anies

Urbaningrum, Gayus Tambunan dkk.

Bagja : Kamu tidak menemukan kata ganteng

dalam pemberitaan mereka? Namun dalam

pemberitaan Melinda Dee kamu

menemukan kata cantik? Saya sudah

periksa di file ini. Tak ada kata cantik di

sini. Kamu telah menuduh kalau Majalah

Tempo telah bias gender.

Peneliti : Tidak menuduh, hanya ingin bertanya.

Bagja : Dari mana kamu tahu kata cantik itu?

Peneliti : Dari kata Barbie itu bisa mewakili kata

cantik itukah pak?

Bagja : No, Lah. Kamu mengangkat analisis

wacana. Analisis wacana diwakili oleh

diksi kan. Saya tanya kata cantiknya kan

tidak ada. Mana?

Peneliti : Jadi kenapa menunjukkan kata Barbie.

Bagja : Dijuluki. (hlm.80). Kenapa disematkan,

itu kan predikat. Anas Urbaningrum

dijuluki apa. Ada pasti. Tommy yang

dijuluki naga sembilan. Itu sudah biasa.

Orang menjuluki bukan dari fisiknya.

 

120

Kebetulan si Melinda Dee dijuluki Barbie.

Dan dia terima-terima aja dijuluki begitu

oleh teman-temannya. Untuk membuktikan

itu, cari artikel lain dari mana datang

julukan itu. Tempo mengutipnya dimana.

Kita mengambil informasi yang hidup dari

ingatan politik orang. Kusni Kasdut, anda

tahu tidak? Dijuluki si cebol. Lah si cebol

bukan wartawannya yang menjuluki. Tapi

dikenal oleh orang sekitarnya. Kusni

Kasdut. Terkenal oleh julukan tersebut.

Peneliti : Berarti penyematan kata barbie itu

diambil dari narasumber?

Bagja : Iya, artinya Tempo itu hanya mengambil

julukan itu dari narasumberkan. Bukan dari

anak temponya sendiri yang menjuluki nih

si Barbie. Itu kekeliruan menulis kalau

begitu. Misalnya kalau saya menjuluki

aisyah si cebol begitu, hanya karena Ia

menjuluki. Nah siapa mbak ini.? Ratih.

Tahu gak julukannya si cebol? Gak, ya

apa? Julukannya si cebol, terus ratih baca.

Julukannya bukan ini. Salah nih berarti

Majalah Tempo. Tapi ketika saya

wawancara Ratih sebagai teman dekatnya

Aisyah? Katakannya, si runyam. Saya akan

kutip. Kalau menurut Ratih bagi Aisyah itu

si runyam. Ya saya tulis. Judul misalnya, si

runyam yang memang runyam.

Peneliti : Bapak punya pilihan untuk memasukkan

pragraf Barbie atau tidak?

 

121

Bagja : itu fakta bukan? Fakta kan. Nah ini yang

namanya wacana. Anda merasa nanya saja.

Padahalkan dalam pertanyaan ada makna

yang terkandung di dalamnya. Itu

informatif gak? Pertanyaan saya sebagai

pembaca. Itu informatif tidak? Iya itu

jawabannya. Karena itu informasi.

Peneliti : Seberapa pentingkah informasi terkait

penyampaian Barbie Melinda Dee itu?

Bagja : Saya bilang itu informati karena memang

itulah informasinya yang saya dapatkan

dari narasumber. Bahwa dikalangan teman

dekatnya Melinda tersebut dipanggil

Barbie. Saya mendapatkan informasi itu.

oh para pembaca, yang saat ini sedang

dikenakan kasus korupsi itu dikenal

sebagai barbie. Media Massa itu ada sistim

follow up melinda dee tidak hanya ditulis

soal itu. coba kita cari ya.

Peneliti : Framing apa yang ingin dibawakan?

Bagja : saya hanya berkeinginan sebagai

wartawan ingin mengabarrkan kepada

khalayak ada seseorang yang bernama

Melinda Dee. Itu menipu nasabahnya di

citi bank. Dan menggelapkan uangnya.

Caranya gimana? Ya saya cari beritanya.

Gimana caranya? Ya saya cari ke temen-

temennya. Kepada korbannya. Kepada citi

banknya. Ini kenapa bisa bobol. Kenapa?

Karena bank adalah institusi publik,

Melinda Dee punya modus membobol itu.

 

122

so itu adalah persoalan bank. Ini modus

yang dilakukan oleh melinda dee. Tolong

tutup dong. Kepada OJK, kepada nasabah

bank, waspada. Ini yang bisa mengambil

uang dia. Begitu. Ada kepentingan publik

kah di sana? Ada. Itulah keinginan saya,

niat saya dari hati terdalam. Bahwa ada

kepentingan publik dalam kepentingan

Melinda Dee. Itu saja. Tidak hanya

kerugian. Bahwa bank itu rentan bahkan

oleh karyawan nya sendiri. Bagaimana bisa

bobol? Padahal bank adalah bisnis

kepercayaan. Saya sebagai nasabah bank,

takut-takut juga nih. Sudah berapa banyak

melinda dee mengambil uang?

Lantas apakah saya bisa mengontrol

penafsiran aisyah terkait barbie, terkait

suka berdandan, glmaour. Tidakkan? Tapi

Ia berdandan menghabiskan uang 20 juta

itu glamour bukan? Gaya hidup dia sangat

menungjang gaya hidup dia berkorupsi loh.

Dengan gaya hidup dia yang ke salon

sekalinya 20 juta, dia butuh uang banyak.

Caranya gimana. Ya dia bobol bank. Ada

hubungannya. Jadi penting kah informasi

glamouritu?

Oke, kita ambil contoh lagi. Idrus Marham.

Ada gak kata glamour itu. tidak kan?

Kenapa? Karena gaya idrus marham tidak

realitif secara langsung kepada korupsinya.

Yang kita sebut kepada Sekjen Golkar.

Kenapa? Karena Sekjen golkar dia butuh

 

123

uang untuk partainya. Saya tidak tulis

glamour karena memang tidak ada

hubungannya dengan glamour. Melinda

Dee suka mobil mewah, punya pacar

brondong, operasi belasan kali. Saya

menulis gaya hidupnya sehingga karena itu

ada hbunngan langsung dengan modus

korupsinya.

Tadi saya sudah contohkan juga Idrus

Marham. Kita tidak kejar gaya hidupnya.

Karena tidak ada hubungan dia dengan

korupsi, modusnya. Yang kita kejar adalah

bagaimana jejaring idris marham di partai.

Kemudian kalau jawabannya oo dia karena

sekjen partai harus dapat duit banyak.

Dapatlah proyek Riau ini. Jadi kenapa anda

bertanya kenapa ditulis glamour barbie,

karena itu informasi yang menjadi pokok

perkara.