ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH SENDIRI PADA...
Transcript of ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH SENDIRI PADA...
ANALISIS WACANA BERITA SI BARBIE MASIH
SENDIRI PADA LAPORAN UTAMA DI
MAJALAH TEMPO
Disusun oleh :
Aisyah Nursyamsi
11140510000007
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Aisyah Nursyamsi
NIM: 11140510000007
Analisis Wacana Berita Barbie Masih Sendiri Pada Laporan
Utama di Majalah Tempo
Runtuhnya Orde Baru menjadi awal kebangkitan bagi
kebebasan pers di Indonesia. Eksistensi dari kebebasan pers
lantas tidak berlanjut ke arah positif Perkembangan media saat
ini turut memengaruhi peranan perempuan entah itu di industri
entertainment, iklan, film dan khususnya pada berita. Belakangan
media terkesan lebih condong menyudutkan perempuan.
Perempuan digambarkan di media massa sebagai orang yang
hanya mengurusi kebutuhan domestik rumah tangga, objek
pelecehan, konsumtif dan alat pembujuk. Keberadaan perempuan
pun tidak terwakilkan di media massa.
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah
skripsi ini adalah bagaimana pengambaran perempuan dalam
analisis wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ dalam
laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Majalah
Tempo Edisi 10 April 2011.
Peneliti menggunakan teori feminisime sebagai landasan
dari analisis wacana Sara Mills yang berfokus pada perempuan.
Posisi subjek adalah adalah aktor yang menjadi pencerita. Objek
adalah yang didefenisikan dan digambarkan kehadirannya oleh
orang lain. Sedangkan posisi pembaca adalah bagaimana
pembaca mengidentifikasikan dan menempatkan diri dalam
penceritaan.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Subjek
dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah wartawan pada
Majalah Tempo Edisi 10 April 2011 waratawan atau yang
menulis berita. Objek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’
adalah narasumber yang terdapat di dalam berita adalah Malinda
Dee ditampilkan sebagai bahan penceritaan dan tidak bisa
menampilkan dirinya sendiri dan menjadi penceritaan dalam
pemberitaan.
Kata Kunci: Subjek, Objek, Perempuan, Barbie, Pembaca
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya.
Shalawat serta salam tidak lupa pula peneliti panjatkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya senantiasa mengamalkan sunnah dan
ajarannya.
Selama menyelesaikan tugas akhir peneliti telah melewati
proses panjang yang berliku, Namun berkat dukungan dari orang-
orang terkasih dan tekad yang kuat akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Wacana Berita si
Barbie Masih Sendiri Pada Laporan Utama di Majalah Tempo.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih ada
kekurangan dan kelemahan. Allhamdulillah skripsi dapat
terselesaikan dengan baik karena ada dukungan dan kerjasama
beberapa pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan
terimkasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H.
Arief Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik , Dr.
Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi
iii
Umum, Dr.Roudhonah, M.Ag. Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Dr.Suhaimi, M.Si.
2. Ketua Program Studi Jurnalistik Kholis Rhido, M.Si, beserta
sekretaris Program Studi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, M.A. yang sekaligus menjadi pembimbing peneliti.
3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan ilmu yang bermamfaat kepada
peneliti selama pendidikan awal perkuliahan hingga selesai.
4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam urusan
administrasi salam perkuliahan dan penelitian skripsi.
5. Kepada pihak Tempo yang sangat berperan dalam
penyelesaian skripsi sebagai narasumber dan peneliti telah
melakukan wawancara secara langsung.
6. Ayahanda Hendrizal dan Ibunda Syamsimar tercinta yang
tidak pernah lelah mengirimkan ribuan doa, dukungan dan
kekuatan. Keberadaan keduanya menjadi energi bagi peneliti
untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan
tinggi. Akhirnya sulungmu bisa menjadi sarjana pasir,
panggilan yang seringkali kalian gaungkan ketika memompa
semangatku yang seringkali kendor. Buya dan Umi, karya
akademik ini spesial aku persembahkan untuk kalian.
Semoga Allah SWT memberi kelapangan dan perlindungan
kepada kalian.
iv
7. Untuk keempat adik-adik peneliti yang selalu semangat
menuntut ilmu yaitu Hayati Nursyamsi, Muhammad Yani,
Hasiyah Nursyamsi dan Muhammad Nur Karim. Uni selalu
berpesan untuk jangan pernah berhenti untuk bermimpi adik-
adikku.
8. Kepada Khairul Anwar dan Diniswah Siti Wahyuni yang
selalu menjadi teman peneliti sebagai penikmat sastra dan
penikmat puisi. Teruslah bekarya. Untuk Zahratih yang
selalu menemani peneliti dengan sabar. Teman-teman
pertama peneliti di awal perkuliahan yaitu Ria Umala,
Hazhiyah Rifaat Fathaniyah, Fera dan Nurma Aulia. Laki-
laki kritis yang begitu peduli dan selalu memberi semangat di
saat-saat yang sulit. Tempat bertukar pikiran dan selalu ada
dalam keadaan susah dan senang yaitu Zainuddin.
9. Teman-teman di LPM INSTITUT yaitu: Zainuddin, Dicky
Prasetya, Eli Murtiana, Lya Esdwi Syam Arif, Eko
Ramdhani dan Jannah Alrijah yang telah membersamai
peneliti dengan banyak cerita yang kebanyakan sedih,
senang, luka, duka dan tawa. Begitu pula dengan semua
pengalaman panjang yang telah dilalui bersama peneliti.
10. Teman-Teman Akasia Wila Afriyelni, Rahmi, Ferisco, Afida,
Zahro dan Syifa, Bahal, Dian beserta keluarga besar Etoser
Banten penerima Beastudi Dhompet Dhuafa.
11. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 yang telah berjuang
bersama dalam mengikuti perkuliahan selama empat tahun.
v
Terimakasih atas pertemanan, kenangan, pelajaran, dan
pengalaman selama perkuliahan.
Peneliti berharap sikripsi ini dapat bermamfaat bagi siapa saja
yang membaca khususnya mahasiswa Jurusan Jurnalistik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 10 Januari 2019
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 8
1. Batasan Masalah ............................................................. 8
2. Rumusan Masalah ........................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 10
1. Paradigma Penelitian .................................................... 10
2. Pendekatan penelitian ................................................... 11
3. Metode penelitian ......................................................... 12
4. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 13
5. Subjek dan Objek Penelitian ......................................... 14
6. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 14
7. Teknik Analisis Data .................................................... 15
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 19
vii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................ 22
A. Analisis Wacana Kritis dan Teori Sara Mills ..................... 22
1. Pengertian Analisis Wacana ......................................... 22
2. Macam-Macam Analisis Wacana ................................. 25
B. Gender ................................................................................ 35
1. Pengertian Gender......................................................... 35
2. Gender dalam Pandangan Islam.................................... 41
3. Isu Gender di Media Massa .......................................... 46
C. Berita .................................................................................. 48
1. Defenisi Berita .............................................................. 48
2. Jenis – jenis Berita ........................................................ 50
3. Nilai Berita .................................................................... 52
D. Korupsi ............................................................................... 57
1. Defenisi Korupsi ........................................................... 57
2. Sebab dan Akibat Korupsi ............................................ 62
BAB III GAMBARAN UMUM ....................................................... 65
A. Gambaran Umum Majalah Tempo .................................... 65
1. Sejarah Majalah Tempo ................................................ 65
2. Visi dan Misi Majalah Tempo ...................................... 69
3. Penghargaan Tempo ..................................................... 70
B. Sekilas Tentang Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ ............. 71
1. Majalah Tempo Edisi 17 April 2011, ‘Nasabah Kakap
Malinda.’ ....................................................................... 71
viii
2. Majalah Tempo Edisi 10 April 2018, ‘Barbie Penggemar
Ferrari.’ ......................................................................... 73
C. Profil Malinda Dee ............................................................. 75
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA ...................... 78
A. Temuan Data ...................................................................... 80
1. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi 17
April 2011 “Nasabah Kakap Malinda Dee ................... 81
a. Posisi Subjek ................................................................. 87
b. Posisi Objek .................................................................. 89
c. Posisi Pembaca ............................................................. 90
2. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi .... 10
April 2011 “Barbie Penggemar Ferarri.” ......................... 93
a. Posisi Subjek ................................................................. 99
b. Posisi Objek ................................................................ 104
c. Posisi Pembaca ........................................................... 105
B. Interpretasi Penelitian Berita ‘Si Barbie’
Masih Sendiri .................................................................. 103
BAB V PENUTUP ........................................................................... 110
A. Kesimpulan ...................................................................... 110
B. Saran ................................................................................ 112
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 114
LAMPIRAN...................................................................................... 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasanya media massa saat ini telah mengalami
perkembangan yang cukup siginifikan. Runtuhnya Orde Baru
menjadi awal kebangkitan bagi kebebasan pers di Indonesia.
Diikuti pula dengan pertumbuhannya, media elektronik maupun
media digital. Sehingga jumlah media semakin meningkat dan
masyarakat pun dapat dengan mudah mengakses berbagai macam
informasi.
Eksistensi dari kebebasan pers lantas tidak berlanjut ke
arah positif. Media massa saat ini mulai kehilangan
kepercayaannya sebagai sumber informasi yang valid akan
kebenarannya. Begitupun dengan kapasitasnya sebagai wadah
untuk mengedukasi masyarakat. Faktor yang menyebabkan
semakin berkurangnya kredibilitas media saat ini adalah lebih
mengutamakan keuntungan ketimbang kualitas.
2
Salah satu portal berita online, Tirto.id mengungkapkan
tingkat kepercayaan masyarakat terus menurun terhadap media
menurut studi Endelman. Pada 2012 tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap media mencapai 72%. Pada tahun 2013
turun menjadi 68% dan menjadi 63% di tahun 2016. Penurunan
ini dikarenakan organisasi berita dianggap lebih fokus untuk
menarik perhatian khalayak dalam skala besar ketimbang
melaporkan berita.1
Media nyatanya berdampak bagi peranan perempuan
entah itu di industri entertainment, iklan, film dan khususnya
pada berita. Berita pada dasarnya adalah sebuah informasi yang
dikemas lewat kegiatan jurnalistik dengan melakukan
pengumpulan data, analisis, penulisan, proses edit dan
penyebaran informasi yang dilakukan ke berbagai jenis media
massa. Haris Sumaidiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik
Indonesia Menulis Berita dan Feature menuliskan defenisi berita.
Berita merupakan suatu penuturan secara benar dan tidak
1https://tirto.id/hoaks-dan-bahaya-rendahnya-kepercayaan-terhadap-
media-cKA,diakses pada 4 Desmber 2018
3
memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi dan dapat menarik pembaca.2
Belakangan media terkesan lebih condong menyudutkan
perempuan. Perempuan digambarkan di media massa sebagai
orang yang hanya mengurusi kebutuhan domestik rumah tangga,
objek pelecehan, konsumtif dan alat pembujuk. Keberadaan
perempuan pun tidak terwakilkan di media massa.3
Ketidakadilan gender memang masih cukup terasa. Posisi
perempuan di media selalu diletakkan di bawa laki-laki.
Digambarkan sebagai perempuan berpakaian seksi,
memperlihatkan lekuk tubuh dan gemar merayu. Lewat media,
masyarakat disajikan informasi terkait kekerasan perempuan baik
secara aktual maupun simbol.
Penentuan perempuan sebagai subjek dan objek pada
wacana feminisme Sara Mills muncul untuk membahas berbagai
persoalan. Pemikiran Sara Mills dalam buku ini terhadap
representatif perempuan di media massa masihlah bias gender.
2 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), h. 65. 3 Sunarto, Televisi, Kekerasan dan Perempuan, (Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara,2009), h.4
4
Penggambaran perempuan dikomersialisasi oleh media.
Karenanya konsep wacana Sara Mills digunakan untuk melihat
posisi-posisi aktor yang ditampilkan. Posisi aktor tersebut adalah
siapa yang menjadi subjek dan objek. Selain itu posisi pembaca
tidak dapat dilupakan pula perannya untuk meneliti maksud dari
sebuah teks.4
Penelitian ini terkait perempuan yang diwacanakan dalam
teks berita salah satu media cetak di Indonesia. Berita yang
dipilih adalah kasus korupsi di Majalah Tempo pada rubrik
laporan utama edisi April 2011. Berita korupsi edisi 10 April
2011 dan 17 April 2011 di Majalah Tempo yang diberi judul ‘Si
Barbie Masih Sendiri’ oleh peneliti dianggap memiliki
signifikasi.
Peneliti melihat pengambaran berita dalam sudut pandang
Majalah Tempo memuat unsur bias gender. Teks berita
menuturkan bagaimana tampilan pelaku koruptor yang nampak
seperti boneka Barbie, perubahan ukuran payudara atau cara
berpakaian yang memamerkan lekuk tubuh.
4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: Lkis, 2001), h.199.
5
Pemberitaan kasus money laundring di rubrik laporan
utama Majalah Tempo yang didalangi oleh Melinda justru lebih
berfokus pada rekam jejak perubahan fisik dan make up apa yang
ia kenakan. Alih-alih melakukan investigasi bagaimana kronologi
pencucian uang yang ia lakukan, media justru menonjolkan
Malinda yang telah melakukan operasi payudara dan baju apa
yang seringkali ia kenakan.
Tidak hanya menyentuh permukaan seputar ‘kenapa
Melinda Dee melakukan operasi plastik’ sisi kehidupan
pribadinya pun turut diungkit. Seperti menceritakan Malinda
yang bersuamikan brondong dan selebritis. Pada akhirnya berita
yang diproses dengan kegiatan jurnalistik seakan tidak ubahnya
dengan infotaiment yang giat memberitakan kehidupan pribadi
selebritis di luar.
Pemberitaan pada rubrik laporan utama di Majalah Tempo
wartawan berperan penting dalam membangun persepsi tentang
perempuan seksi. Perempuan digambarkan dalam isi berita sangat
memerhatikan fisik serta lebih menonjolkan paras. Biaya
perawatan yang dilakukan untuk mempercantik diri dianggap
6
telah mendorong perempuan untuk melakukan tindak korupsi. Isi
pemberitan koruptor perempuan tidak lagi berisikan soal kasus
korupsi, penyuapan dan berapa kerugian yang diderita negara.
Media berubah menjadi tayangan selebritis ala gosip. Hal
ini seharusnya menjadi fokus dan kritikan karena menampakkan
sikap abai wartawan yang tidak profesional dalam penulisan
berita. Dalam salah satu kode etik jurnalistik dijelaskan bahwa
penulisan berita tidak diperbolehkan menyudutkan salah satu
pihak dan bersikap subyektif.5
Penulis membentuk angle sedemikian rupa agar pembaca
tertarik mengikuti jalannya pemberitaan, tanpa menilik kode etik
jurnalistik yang berlaku. Media tidak lagi menjadi sumber
informasi yang netral pada publik namun malah menjadi
penyebar ketimpangan gender dan seksisme. Seksisme
sesungguhnya tidak saja terkait pada pernyataan yang
disampaikan dengan berfokus pembicaraan terkait isu-isu gender
saja. Namun seksisme turut memungkinkan untuk berfokus lain
5 Idris Shaffat, Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan
Pers, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2008), h.65.
7
terhadap pendengar atau pembaca yang berkontribusi pada teks
seksisme.6
Berbeda dengan tersangka koruptor berjenis kelamin laki-
laki, berita koruptor perempuan akan lebih banyak dicari. Semisal
kasus Nazaruddin yang membuka skandal praktik korupsi dan
menjaring banyak aparat pemerintah, akan kalah dengan sosok
koruptor perempuan semisal, Malinda. Kebebasan pers yang
bablas diduga menjadi angin segar bagi media yang
mengekploitasi perempuan untuk kepentingan komersial.
Pemberitaan yang seringkali bersifat seksis yaitu bentuk
diskriminasi atau kebencian terhadap seseorang yang bergantung
pada seks.7 Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji gambaran
seksisme dalam berita. Peneliti menggunakan analisis wacana
Sara Mills untuk menggali makna di dalam berita yang
mengandung seksis dengan mengambil berita yang berjudul:
“Analisis Wacana Berita Si Barbie Masih Sendiri Pada Rubrik
Laporan Utama Di Majalah Tempo.”
6 Netty Dyah, Jurnal Masyrakat Kebudayaan dan Politik Tahun 2005,
(Madura: Universitas Truyono), h. 128-138. 7 7
Maggie Humm, Esiklopedia Feminisme, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002), h. 425
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
. Agar penelitian dapat terarah dan fokus, maka
peneliti membatasi permasalahan yang dikaji terhadap
Wacana Analisis Kritis yang akan dianalisis yaitu
Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Majalah Tempo
Edisi 10 April 2011 dalam rubrik laporan utama.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan adalah
Bagaimana pengambaran perempuan dalam analisis
wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ pada
laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan
Majalah Tempo Edisi 10 April 2011 dari posisi objek,
subjek dan pembaca?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
9
Untuk mengetahui pengambaran perempuan ditinjau
berdasarkan analisis wacana Sara Mills berita ‘Si Barbie Masih
Sendiri’ dalam laporan utama Majalah Tempo Edisi 17 April
2011 dan Majalah Tempo Edisi 10 April 2011.
Dengan melihat tujuan penelitian ini diharapkan
mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Secara Akademis
Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi
referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian serupa di masa mendatang. Khususnya di
bidang ilmu komunikasi dan jurnalistik. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontributif
yang positif kepada pengembang wacana pada
pemberitaan dan kajian komunikasi penyiaran Islam.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
penyelesaian masalah sosial mengenai analisis media
yang bersangkutan dengan konstruksi perempuan dalam
media massa. Penelitian ini pun diharapkan nantinya
10
dapat menjadi pembelajaran baik bagi si peneliti sendiri
sebagai produsen dan selanjutnya kepada pembaca.
3. Untuk para media dan awak jurnalistik
Diharapkan untuk lebih mempertimbangkan
tulisan agar tidak memberikan representatif sendiri
terutama kasus korupsi. Bagi masyarakat penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan kajian terkait pemberitaan
yang dipublikasi oleh media dan berita.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah kerangka pemikiran
untuk mengetahui cara pandang peneliti terhadap fakta.
Paradigma merupakan pandangan mendasar ilmuwan
tentang apa materi pelajaran yang harus dipelajari oleh
cabang atau disiplin, dan aturan apa yang harus diikuti
dalam menafsirkan informasi yang dikumpulkan dalam
menanggapi isu.
11
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan menggunakan paradigma kritis. Analisis wacana
dengan pendekatan perspektif Sara Mills lebih
menekankan pada pencitraan perempuan dalam teks.
Dengan konsep ini, peneliti melihat bagaimana konsep
tokoh di dalam berita, menunjukkan teks yang
menyudutkan perempuan dan menganalisa posisi
pembaca.8
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian dilakukan dengan
menganalisis data dan menggunakan deskriptif kualitatif.
Metode yang digunakan adalah observasi dan nantinya
akan muncul pernyataan yang diungkapkan lewat
wawancara. Defenisi metodologi penelitian kualitatif
menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dikutip oleh Lexy
J dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian
Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: Lkis, 2001), h.199.
12
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.9
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk
menemukan suatu makna yang terkandung dalam sebuah
penelitian. Ciri penelitian ini adalah dengan
mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar bukan
angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Berasal dari naskah wawancara, catatan-
lapangan foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.10
3. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis
menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan
keadaan atau status fenomena. Pada pendekatan
kualitatif peneliti memusatkan perhatian pada prinsip-
9 Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosda karya, 1997), h. 30. 10
Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 30.
13
prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah
makna dan gejala-gejala sosial di dalam masyarakat.11
Penelitian memilih dan menemukan masalah,
membangun hipotesis, maupun melakukan pengamatan
di lapangan sampai dengan penguji data. Peneliti
membangun pola pikir dari hal-hal yang bersifat umum
(pengetahuan, teori atau dalil) dan membangun proporsi
dalam menarik kesimpulan.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Tempat pengumpulan data dan wawancara
dilakukan di kantor PT Tempo Inti Tbk Jakarta yang
beralamatkan Jalan Palmerah Barat No.8, Jakarta
Selatan.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan wawancara dilakukan
pada hari Kamis, 6 September 2018.
11
Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h.29.
14
5. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini Bagja
Hidayat selaku reporter dan penulis berita sebagai
narasumber. Objek Penelitiannya adalah pemberitaan
Nasabah Kakap Malinda: Si Barbie Masih Sendiri di
media Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 dan Edisi 10
April 2011.
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga
teknik dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan
pembahasan yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang
digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian
ini. Teknik wawancara dilakukan dengan cara
komunikasi tatp muka dengan narasumber untuk
memperoleh keterangan sebagai bahan analisis.
Dalam hal ini penulis akan mewawancarai reporter
Majalah Tempo, Novi Kartika.
15
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengenai yang
berhubungan dengan pengawasan, peninjauan,
penyelidikan dan riset. Dalam hal ini penelitian
melakukan pengamatan terhadap teks berita pada
Majalah Tempo tentang pemberitaan ‘Nasabah Kakap
Malinda: Si Barbie Masih Sendiri’ Edisi 17 April
2011.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data kualitatif dengan sejumlah besar fakta dan data
tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Dalam hal ini penulis akan mengumpulkan data dari
buku, majalah, jurnal karya ilmiah yang relevan
dengan penelitian ini.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
16
dengan cara mengorganisasikan data dan menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari. Sehingga kesimpulan mudah dipahami diri
sendiri dan orang lain.12
Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh
peneliti kemudian diolah dan dianalisis. Metode yang
digunakan adalah deskriptif di mana pelaporan data
dengan menerangkan, memberikan gambaran dan
mengklarifikasikan serta menginterpretasi data yang
terkumpul apa adanya lalu disimpulkan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sebelumnya telah
melakukan tinjauan skripsi terdahulu yang sedikit banyaknya
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan:
1. Skripsi ini dibuat oleh Umamah Nisa Uljanah
(1111051000059) Program Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
12
Sugiono, Memahaimi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta,2010, hal.89
17
dengan judul “Gerakan Perlawanan Perempuan dalam
Novel (Analisis Wacana Kritis Sara Mills dalam Novel
Maryam Karya Okky Madasari. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui gerakan perlawanan perempuan
berdasarkan analisis wacana Sara Mills ditinjau dari
posisi subjek-objek dalam novel Maryam karya Okky
Madasari. Hasil penelitian dari novel Maryam ini adalah
subjek atau pencerita merupakan Maryam si tokoh
utama. Hal ini dikarenakan semua pengambaran dalam
cerita berasal dari sudut pandang aktor utama. Objek
adalah kelompok Ahmadiyah dan Non Ahmadiyah
karena tidak dapat menampilkan dirinya sendiri.
Sedangkan posisi pembaca cenderung mengarahkan
untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh kelompok
Ahmadiyah.
2. Skripsi yang dibuat oleh Corry Prestita Ishaya
(1112051100020) Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis
Wacana Sara Mills dalam Film Dokumenter Battle For
18
Sevastopol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
posisi subjek-objek dan pembaca dalam film dokumenter
Battle For Sevastopol. Hasil penelitian ini adalah film
memiliki dua sudut pandang yang berbeda. Subjek
pertama yaitu Elanor, tidak diperlakukan adil oleh kaum
laki-laki pasca perang. Subjek kedua Pavlichanko yang
memaparkan pengalamannya dengan bebas. Ia tidak
dapat meninggalkan kehidupan domestik sebagai
perempuan dan menginginkan kodratnya sebagai
perempuan. Objeknya adalah kemerad jenderal, Paris,
Ibu Pavlichanko, komisaris, wartawan dan instruktur
menembak. Mereka pelengkap subjek yang menjadi
pemajinal perempuan dan tidak.
3. “Skripsi yang dibuat oleh Rahmah Putri Awaliah
(1112051100020) mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syahid Hidayatullah Jakarta dengan judul “Kontruksi
Perempuan di Rubrik Bibir Mer pada Surat Kabar
Rakyat Merdeka,. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana Rubrik Bibir Mer pada Surat
19
Kabar Rakyat Merdeka mengkontruksi perempuan. Hasil
penelitian ini adalah posisi subjek atau pencerita adalah
wartawan perempuan dalam pemberitaan Rubrik Bibir
Mer. Di sisi lain dia adalah korban karena disuruh
mengeksploitasi kaumnnya sendiri. Posisi objek
dijadikan sebagai pencerita yang dibentuk oleh
wartawan dan tidak bisa menampilkan dirinya sendiri.
Rubrik Bibir Mer, mengkontruksikan perempuan tampil
berani, seksi dan berperan sebagai penggoa laki-laki.
Dalam beberapa skripsi yang tertulis di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa meski telah ada yang
menggunakan teori analisis wacana Sara Mills, belum ada
mahasiswa yang menggunakan teks dengan subjek berita Si
Barbie Masih Sendiri dalam rubrik laporan utama di Majalah
Tempo.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah
maka sistematika penulisan terdiri dari enam bab dan masing-
20
masing bab terdiri dari sub bab dengan penyusunan sebagai
berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
teknik penulisan skripsi, dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini peneliti menguraikan tentang analisis
gender dan Analisis Wacana Kritis, yang
dikembangkan oleh Sara Mils. Wacana adalah
mempresentasikan makna yang terkandung di
dalam isi teks.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang paradigma
penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian,
metode penelitian, waktu dan tempat penelitian,
subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
21
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini memuat gambaran mengenai sejarah
berdirinya Majalah Tempo, logo, visi dan misi,
serta berita di Majalah Tempo yang berjudul Si
Barbie Masih sendiri dalam rubrik laporan utama.
Kemudian gambaran umum subjek penelitian
yaitu subjek penelitian yaitu Majalah Tempo Edisi
17 April 2011.
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini mengemukakan hasil temuan dan analisis
data penelitian di lapangan, yakni analisis wacana
analisis Sara Mills tersangka perempuan tehadap
kasus korupsi pada Majalah Tempo Edisi 10 April
2011 dan 17 April 2011.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliti
yang telah dilakukan serta lampiran-lampiran
sebagai bahan pelengkap
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Wacana Kritis dan Teori Sara Mills
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana terdiri dari dua kata yaitu
analisis dan wacana. Analisis dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyelidikan suatu
kejadian atau peristiwa, penjelasan yang dikaji sebaik-
baiknya, penguraian suatu pokok atas pelbagai bagian,
serta penguraian karya sastra atas unsur-unsurnya untuk
memahami keterkaitan unsur tersebut.1
Secara umum analisis merupakan proses
sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi
wawancara, catatan lapangan dan pengumpulan materi-
materi. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data,
penyusunan dan pemecahannnya ke dalam unit-unit
yang ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola,
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka,1998), h.32.
23
dan penemuan apa yang harus dipelajari dan keputusan
apa yang disimpulkan.2
Arti dari kata wacana yang berasal bahasa
Sansekerta, wac,wak,ua yang berarti berkata dan akhiran
(sufiks) ana yang bermakna membedakan.3
Makna wacana berdasarkan istilah adalah
‘rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur untuk
mengungkapkan suatu hal.4
Kata wacana dalam Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, memiliki tiga arti, yaitu “perkataan,
ucapan dan tuturan;” keseluruhan tutur/cakapan yang
merupakan satu kesatuan; serta satuan bahasa
terbesar/terlengkap yang realisasinya bentuk karangan
utuh seperti novel, buku dan artikel5.
2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Analisis Data, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta), h.85. 3Dedy Mulyana, Kajian Wacana:Teori, Metode, Aplikasi dan Prinsip
Analisis Wacana, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2005) h.3. 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosydakarya,2006), h. 11. 5 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), h.1709.
24
Analisis wacana kritis juga memperhatikan
pemakaian bahasa dalam penuturan tulisan sebagai
bentuk dari praktik sosial. Praktik wacana bisa
menampilkan efek ideologi semisal, hubungan yang
tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan
perempuan dalam keadaan rasis dan ketimpangan
kehidupan kelompok mayoritas dengan minoritas
melalui mana perbedaan dan dipresentasikan dalam
posisi sosial yang ditampilkan.6
Selain itu praktik wacana dapat menampilkan
perilaku seksis, sebuah paham yang menempatkan laki-
laki pada posisi superior dan perempuan pada posisi
termarginalkan, dilecehkan dan disudutkan.7
Oleh karena itu analisis wacana kritis (critical
discourse analysis/CDA) tidak sekadar dipahami sebagai
studi bahasa saja, namun juga mengaitkan dengan
konteks atau isi tulisan. Konteks yang dimaksud adalah
6 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.7. 7 I Made Netra ‘ Perilaku Seksis dalam Bahasa Seni Pertunjukkan
Ragam Humor di Kota Denpasar (Kajian Bahasa dan Gender Jurnal Logat
Volume V Nomor I Tahun 2009, h.3.
25
bahasa yang dipakai untuk praktik tertentu termasuk
dalam praktik tindakan, historis, kekuasaan, dan
ideologi.
2. Macam-Macam Analisis Wacana
Ada beberapa teori komunikasi yang seringkali
digunakan dalam penelitian salah satunya, yaitu:
a. Analisis Wacana Teun A. Van Djik
Teori Van Djik merupakan teori yang paling
sering digunakan dalam penelitian. Hal ini mungkin
dikarenakan Van Djik menggabungkan semua
komposisi wacana sehingga bisa digunakan secara
praktis. Model Van Djik sering disebut sebagai
‘kognisi sosial’. Menurut Van Djik penelitian analisis
wacana tidak hanya berdasarkan pada teks saja, tapi
sebuah bagaimana teks itu diproduksi.
Van Djik melihat bagaimana struktur sosial,
dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam
masyarakat dan bagaimana kesadaran atau kognisi
26
sosial mempengaruhi isi teks tersebut. Model analisis
Van Djik dapat digambarkan sebagai berikut8:
1) Analisis Sosial
Dalam dimensi teks yang ditelitik adalah
teks. Van Djik memamfaatkan dan mengambil
analisis linguistik, kosakata, kalimat, proposisi dan
pragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu
teks. Kognisi sosial merupakan dimensi untuk
menjelaskan bagaimana teks diproduksi oleh
individu atau kelompok. Sedangkan analisis sosial
dan pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat atas suatu wacana.
2) Teks
Van Djik melihat suatu teks terdiri atas
beberapa struktur atau tingkatan masing-masing
bagian yang saling mendukung. Ia membaginya
dalam tiga tingkatan yaitu struktur makro,mencari
8 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,
(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.225.
27
makna secara umum dalam teks dengan
mengamati topik atau tema dalam suatu berita.
Kedua, Superstruktur melihat bagian-bagian teks
tersusun ke dalam berita secara utuh. Terakhir
makro,melihat makna wacana dari bagian terkecil
teks yaitu kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
frase dan gambar.
b. Analisis Wacana Norman Fairclough
Analisis Nourman Fairclough berdasarkan
pertanyaan bagaimana menghubungkan teks yang
mikro dengan konten masyrakat yang makro. Norman
membangun analisis wacana yang menggabungkan
linguistik dengan pemikiran sosial dan politik secara
umum diintegrasikan pada perubahan sosial. Norman
membagi analisis wacana menjadi tiga dimensi yaitu:
1) Teks
Norman melihat teks dalam beberapa
tingkatan. Sebuah teks tidak hanya menampilkan
bagaimana suatu objek digambarkan, tetapi juga
28
bagaimana hubungan antarobjek didefenisikan.
Setiap teks pada dasarnya diuraikan dari
representasi, relasi dan identitas.
2) Discourse Pratice
Dimensi yang melihat hubungan antara
proses produksi dan konsumsi teks. Teks berita
diproduksi dalam cara yang spesifik dengan
runtinitas dan pola kerja yang telah terstruktur
dima alaporan wartawan di lapangan atau sumber
berita yang ditulis editor. Sedangkan proses
konsumsi teks dihasilkan secara personal ketika
seseorang mengonsumsi teks atau secara kolektif.
Sementara dalam distribusi teks, tergantung pada
pola dan jenis teks dan bagaimana sifat instituisi
yang berada dalam teks tersebut.
3) Socialcultural Practice
Merupakan dimensi yang berhubungan
dengan konteks di luar teks. Konteks ini memuat
29
banyak hal seperti konteks situasi, media, politik
dan sebagainya.
Peneliti melihat teori analisis wacana yang
cocok digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teori Sara Mills. Hal ini karena
pertimbangantjuan peneliti yang ingin mengetahui
posisi objek dan subjek dalam pemberitaan Si Barbie
Masih Sendiri dalam rubrik laporan utama di Majalah
Tempo.
c. Analisis Wacana Sara Mills
Analisis wacana menurut pandangan Sara
Mills merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk
linguistik tradisional yang bersifat formal. Fokus
kajian mengenai linguistik tradisional adalah pada
pemilihan struktur kalimat yang tidak memperhatikan
analisa bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan
dalam analisis wacana lebih memperhatikan hal-hal
30
yang berkaitan dengan struktur kalimat dan tata
bahasa.9
Titik perhatian Mills terdapat pada wacana
mengenai feminisme, bagaimana perempuan
digambarkan dalam teks, entah itu berita, novel,
gambar bahkan berita. Fokus perhatian dari perspektif
yang dimunculkan oleh Mills adalah bagaimana
perempuan digambarkan di dalam teks.
Semisal berita pemerkosaan. Kasus pelecehan
seringkali menampilkan tersangka sebagai subjek dan
wanita sebagai objek pemberitaan. Titik perhatian
dari analisis wacana Sara Mills adalah bagaimana
perempuan digambarkan dan dimarjinalkan dalam
teks berita dan bagaimana bentuk dari pola
permajinalan dilakukan.
Sara Mills melihat bagaimana posisi-posisi
aktor ditampilkan di dalam teks. Memusatkan
9 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosydakarya,2006), h.13.
31
perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis
ditampilkan di dalam teks. Siapa yang menjadi objek
atau subjek dan bagaimana diperlakukan dalam teks
secara keseluruhan. Selain posisi-posisi aktor dalam
teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada
bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam
teks yang akan dijelaskan di bawah.
1) Posisi: Subjek – Objek
Sara Mills menempatkan representasi aktor
di dalam teks sebagai unsur terpenting dalam
sebuah analisis. Bagaimana di dalam teks atau
pemberitaan menampilkan individu, kelompok,
satu golongan, ideologi yang nantinya dapat
mempengaruhi pemaknaan ketika diterima oleh
khalayak. 10
Dalam hal ini ada dua posisi permarjinalan
perempuan ketika ditampilkan dalam pemberitaan.
Pertama, posisi ini menunjukkan dalam batas
10
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,
(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.201.
32
tertentu sudut pandang penceritaan. Khalayak
bergantung kepada narator tidak hanya
menampilkan diri sendiri tapi juga penentu
kebenaran.
Kedua, sebagai subjek representasi, pihak
laki-laki di sini mempunyai otoritas penuh dalam
menyampaikan peristiwa terhadap pembaca.
Posisinya sebagai subjek tidak hanya menceritakan
tapi juga menafsirkan peristiwa, membangun
pemaknaan yang disampaikan kepada khalayak.
Ketiga, tidak hanya mendefenisikan diri sendiri,
tapi juga mendefenisikan pihak lain dalam
perspektif atau sudut pandang sendiri.
Contohnya dalam pemberitaan mengenai
komunisme yang mengatakan bahwa mereka
merupakan sekelompok anti terhadap Tuhan.
Namun pernyataan ini bukan berasal dari individu
atau kelompok orang komunisme. Di sini
komunisme merupakan kelompok yang tidak
33
dihadirkan oleh dirinya sendiri. Tetapi ditampilkan
sebagai objek oleh kelompok lain dalam
masyarakat.
2) Posisi Pembaca
Sara Mills berpandangan dalam suatu teks
posisi pembaca sangat penting dan harus
diperhitungkan. Teks bagi Mills merupakan suatu
hasil negosiasi antara penulis dengan pembaca.
Ada dua model bagaimana penulis membangun
hubungan dengan pembaca. Pertama, model yang
komperehensif melihat teks tidak hanya
berhubungan dengan faktor produksi tapi juga
persepsi
Kedua, posisi pembaca ditempatkan dalam
posisi yang penting. Teks secara tidak langsung
ditujukan untuk berkomunikasi secara langsung
atau tidak. Berita bukan sekadar produksi dari
media dan pembaca tidak sekadar sebagai
penerima informasi semata. Ketika seorang
34
jurnalis menulis, secara tidak langsung ia telah
memperhitungkan keberadaan pembaca. Negoisasi
terjadi ketika wartawan mencari dukungan dengan
menarik simpati pembaca.
3) Kerangka Analisis Sarah Mills
Ada dua hal yang diperhatikan dalam analisis
yaitu pertama bagaimana aktor sosial dalam berita
tersebut diposisikan di dalam pemberitaan. Siapa pihak
yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks, bagaimana
memaknai peristiwa dan apa akibatnya. Kedua bagaimana
pembaca diposisikan dalam teks. Khalayak atau pembaca
tentunya dapat memberikan makna yang diimajinasikan
oleh teks yang ditulis.11
11
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media,
(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang,2001), h.210.
35
Tabel 1
Kerangka Analisis Sara Mills
TINGKAT YANG INGIN DILIHAT
Posisi Subjek- Objek Bagaimana peristiwa dilihat. Siapa yang diposisikan
sebagai pecerita (subjek) dan siapakah yang menjadi
objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor
dan kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk
menampilkan diri sendiri, gagasannya ataukah
kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh
kelompok/orang lain.
Posisi Pembaca Bagaimana posisi pembaca ditampilkan penulis dalam
teks. Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam
teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah
pembaca mengidentifikasi dirinya.
Sumber: Buku Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media Karya
Eriyanto
B. Gender
1. Pengertian Gender
Kata gender dapat diartikan sebagai perbedaan
peran, fungsi, status dan tanggungjawab laki-laki.
Gender hadir dari kontruksi budaya yang tertanam lewat
36
proses sosialisasi satu generasi dengan ke generasi
selanjutnya.
Secara terminalogis gender diartikan sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan. Gender dipandang sebagai konsep untuk
membedakan peran, perilaku, ment alitas dan
kharakteristik emosional antara lak-laki dan perempuan
yang berkembang dalam masyarakat. Gender dipahi
sebagai suatu sifat yang dijadikan dasar untuk
membedakan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari
faktor-faktor non biologis. Yaitu segi kondisi sosial dan
budaya, nilai prilaku,mentalitas emosi dan lainnya.12
Gender berbeda dengan jenis kelamin atau seks
yang membagi persifatan antara laki-laki dengan
perempuan secara biologi. Misalnya laki-laki yang
memiliki penis dan perempuan yang mempunyai rahim.
Gender melekat pada sifat yang dikontruksikan secara
12
Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme
Pemahaman Awal Kritis Sastra Feminisme, (Yogyakarta:Garudhawaca,2016),
h.1
37
sosial dan budaya seperti perempuan yang dikenal
cantik, keibuaan dan emosional. Sementara laki-laki
dianggap kuat, realistis.
Proses pembentukan gender antara laki-laki
dengan perempuan terjadi lewat proses yang panjang dan
dibentuk oleh beberapa hal. Seperti kondisi sosial,
budaya, kondisi keagamaan dan kenegaraan.13
Seiring berjalannya waktu perbedaan waktu
gender dianggap sebagai ketentuan Tuhan yang bersifat
kodrati dan tidak dapat diubah. Pandangan seperti ini
yang menjadi awal diskriminasi. Perempuan akhirnya
menjadi tersubordinasi oleh faktor-faktor yang
dikontruksikan secara sosial dan adat. Tidak sedikit yang
berpandangan jika perempuan kedudukannya lebih
rendah dari pada laki-laki. Perempuan di pandang dari
segi seks bukan dari kemampuan, kesempatan, cara pikir
dan berpikir. 14
13
Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme
Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme, h.3 14
Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme
Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme, h.4
38
Perbedaan peran gender memunculkan
ketidakadilan baik dari laki-laki maupun perempuan.
Tetapi perempuan lebih rentan merasakan ketidakadilan
gender. Ada beberapa bentuk dari ketidakadilan gender
yaitu:
a. Marginalisasi Perempuan
Marginalisasi dianggap sebagai bentuk
ketidakadilan gender. Munculnya marginalisasi
biasanya hadir karena kebijakan pemerintah,
keyakinan, tafsir agama, tradisi atau asumsi dari ilmu
pengetahuan.
b. Subordinasi
Subordinasi terhadap perempuan mempunya
artian bahwa perempuan lemah, kurang dibutuhkan,
tidak bisa menjadi pemimpi. Posisi perempuan berada
di nomor dua setelah laki-laki.
c. Stereotip
Stereotip adalah pelabelan atau penandaan
terhadap seseorang atau kelompok tertentu.
39
Munculnya streotip bersumber pada perbedaan
gender yang menimbulkan ketidakadilan. Sterotip
yang dilekatkan pada perempuan pada akhirnya
berdampak membatasi, menyulitkan dan merugikan
kaum perempuan. Misalnya perempuan diasumsikan
sebagai pesolek dengan tujuan memancing perhatian
lawan jenis.
d. Kekerasan
Dalam pandangan gender, kekerasan
melibatkan pada satu jenis kelamin tertentu
dikarenakan salah satu jenis kelamin tertentu lebih
kuat. Misalnya saja ada anggapan jika laki-laki lebih
kuat dan perempuan lemah. Anggapan seperti ini
membuat perempuan lebih rentan mendapatkan
kekerasan secara verbal seperti pemerkosaan,
pemukulan hingga pelecehan. Selain itu kekerasan
dapat pula dalam bentuk non verbal yaitu ucapan,
40
menakuti-nakuti, menumbuhkan rasa bersalah,
menghina dan sebagainya.
e. Beban Kerja
Perempuan dianggap memiliki sifat
memelihara dan rajin sehingga pekerjaan rumah
tangga menjadi tanggungan perempuan. Pandangan
tersebut diperkuat oleh keyakinan masyarakat yang
sudah disosialisasikan sejak kecil. Perasaan bersalah
dan bertentangan muncul jika pekerjaan domestik
seperti memasak, mencuci dan lainnya tidak
dikerjakan. Karenanya ada sebuah tanggungjawab
yaitu perempuan harus menyelesaikan pekerjaan
domestic secara terus menerus. Hal ini dikatakan
sebagai beban kerja.15
f. Seksisme
Seksisme merupakan bentuk diskriminasi atau
kebencian terhadap seseorang yang bergantung pada
seks. Seksisme dapat merujuk pada kepercayaan atau
15
Mansour Fakih, Membincang Feminisme: Diskursus Gender
Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h.46
41
sikap yang berbeda seperti salah satu jenis kelamin
lebih berharga dari yang lain. Selain itu seksisme juga
diartikan sebagai hubungan sosial yang merendahkan
perempuan. Suatu riset feminis telah
mendokumentasikan seksisme pada media semisal
stereotipe peran jenis kelamin di mana perempuan
selalu menjadi ibu dan kerja domestik. Studi-studi
mengenai bahasa seksisme menunjukkan bagaimana
sekesualisasi dalam bahasa dan penggunan eufimisme
misalnya cleaning lady sangat merendahkan
perempuan.16
2. Gender dalam Pandangan Islam
Hadirnya ketidakadilan atau diskriminasi
terhadap gender melahirkan beberapa gerakan yaitu
feminism. Tujuan gerakan itu adalah untuk
memberontak terhadap dominasi gender laki-laki. Mulai
dari institusi rumah tangga, perkawinan hingga
16
Maggie Humm, Esiklopedia Feminisme, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002), h. 425
42
pemberontakan terhadap gender yang dianggap sebagai
kodrat mereka.17
Untuk melancarkan gerakan tersebut, feminisme
mengembangkan isu kesetaraan gender. Dimana dalam
isu itu laki-laki dan perempuan bebas mengembangkan
potensinya tanpa harus mengalami bentuk-bentuk
diskriminasi. Terutama pada perempuan.
Dalam Intruksi Presiden No.9 Tahun 2000,
Pedoman Pengarausutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional yang dimaksud dengan
kesetaraan gender yaitu:
“Kesetaraan gender merupakan kesamaan bagi
laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan
dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, keamanan nasional dan
17
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1987), h.21-22
43
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
tersebut”18
Dalam konteks kesetaraan lebih tepat dimaknai
dengan keadilan, keseimbangan dan melahirkan
keharmonisan akibat dari eksistensi kedua belah.
Kesetaraan perlu diusungkan ntuk menciptakan keadilan
gender. Yaitu antara laki-laki dan perempuan memiliki
akses, kedudukan dan porsi yang sama.
Selain gerakan feminisme, Islam nyatanya lebih
dulu brgerak memperjuangkan kesetaraaan hak dan
kewajiban baik perempuan maupun laki-laki. Islam telah
mengembalikan kehormatan perempuan yang tidak
didapatkan sebelumnya. Kesetaraan antara perempuan
dan laki-laki telah dimuat sebelumnya di dalam Al-
Quran.
18
Kelompok Kerja Convention Watch, Hak Asasi dan Perempuan
Instrumen Hukum untuk Mewujudkan Keadilan Gender, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor, 2012), h.313.
44
ئل و ق ب ا ا إنا خ ل قن كم من و أنث ىذ ك ر و ج ع لن كم شعوبا لت ع ار فو أ ي ه ا ٱلناس ي
أ ت ق ىكم إن أ كر م كم عند ٱلله “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesususngguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal..”
Di dalam ayat ini terlihat prinsip egalitarian yaitu
tidak hanya kesetaraan antara manusia antara laki-laki
dan perempuan tapi juga bangsa, suku dan keturunan.
Ayat ini sejatinya tidak hanya menggambarkan
kesetaraan di bidang spiritual atau religious saja namun
juga aktivitas sosial. Q.S Al-Hujarat ayat 13 telah
melunturkan pandangan terhadap perbedaan antara laki-
laki dan perempuan dari segala sisi.
Jika ditafsirkan secara harfiah, ayat ini
menyampaikan jika nilai ibadah seseorang di hadapan
Allah bukanlah dilihat dari apakah dia perempuan atau
45
laki-laki. Namun perbedaan tersebut dilihat dari kualitas,
keikhlasan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Selain
itu ayat ini juga menyampaikan pesan untuk
menghapuskan segala bentuk diskriminasi, pelecehan
seksual dengan melihat warna kulit, etnis dan ikatan
primodial lainnya.
Tidak hanya dari kualitas, di dalam Al-Quran
turut menyampaikan persoalan kepemimpinan. Tidak
hanya laki-laki, perempuan mempunyai fungsi sebagai
pemimpin. Hal ini tercantum di dalam Q.S Al-Baqarah
ayat 30:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan
berfirman ‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”
Dalam Islam, manusia telah berikrar akan
keberadaan Tuhan. Tanggung jawab individu telah
berlangsung sejak dalam kandungan. Salah satunya yaitu
46
mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifaannya
di bumi seperti mereka mempertanggungjawabkan
kewajibannya sebagai hamba-Nya.
Islam mempunyai konteks Khalifatullah fi al-
ardh yang secara terminologis berarti ‘kedudukan
kepemimpinan’. maupun perempuan diamanatkan
menjadi pemimpin.19
Tabel 2
Perbedaan Seks dan Gender
Seks
Gender
Tidak bisa berubah Bisa berubah
Tidak bisa dipertukarkan Bisa dipertukarkan
Berlaku dimana saja Bergantung budaya
Berlaku bagi kelas dan warna
kulit apa saja
Berbeda antar kelas dengan
kelas lainnya
Ditentukan oleh Tuhan atau
kodrat
Bukan kodrat Tuhan
3. Isu Gender di Media Massa
19
H. Abd, Muin, Fiqih Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam
Al-Quran (Cet:I: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1992), h.114
47
Menurut Mansour Fakih ketidakadilan gender
termanifestasikan dalam pelbagai bentuk di antaranya
yaitu marjinalisasi atau proses pemiskinan ekonomi,
subordinasi atau anggapan tidak penting dalam
keputusan politik. Pembentukan stereotipe atau melalui
pelabelan negatif, kekerasan, beban kerja lebih panjang
atau lebih banyak, serta sosisalisasi ideologi gender.20
Ketidakadilan gender pun turut dirasakan pada
media massa. Terlebih pada isu seksisme yang sering
dimunculkan dalam pembahasan berita. Media
mengkontruksi citra negatif perempuan yang
sebelumnya telah terbentuk dalam masyarakat. Berita
tentu dipengaruhi oleh cara pandang wartawan dan
konsepsi media terhadap informasi. Perempuan
ditampilkan sebagai makhluk penggoda dan tanpa
disadari telah menyematkan cap dan pandangan tidak
baik terhadap perempuan.
20
Mansour Fakih, Analisa Gender dan Tranformasi Sosial
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1992), h.12.
48
Berita hadir untuk menyampaikan informasi yang
bermuatan fakta, aktual serta menyangkut kepentingan
masyarakat luas. Namun berita saat ini tidak lepas dari
sisi nilai jual atau kepentingan industri informasi.
Karenanya berita pun dikemas secara menarik agar
dibaca khalayak. Untuk membuatnya menarik,
menitikberatkan pada sisi kontroversi. Pemberitaan
mengenai perempuan lebih banyak menyoroti masalah
domestik. Seperti keterampilan berumahtangga,
pengasuh anak, atau kecantikan.21
C. Berita
1. Defenisi Berita
Secara etimologi kata berita berasalah dari
bahasa Sanksekerta yaitu vrit. Kemudian dimasukkan ke
dalam bahasa Inggris yaitu write berarti ‘ada’ atau
‘terjadi’. Sebagian ada pula yang menyebutkan vritte
yang berarti ‘kejadian atau yang telah ‘telah terjadi’.
21
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), h.353.
49
Dalam Bahasa Indonesia kata vritta diganti menjadi
‘berita’ atau warta’. 22
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta
atau ide terbaru yang benar, menaik dan atau penting
bagi sebagian masyarakat , melalui media berkala seperti
surat kabar, radio, televisi atau media online internet.23
Pentingnya sebuah berita dilihat dari informasi
dan nilai yang disampaikan. Berita terkadang punya sifat
subjektif atau objektif, tergantung dari sisi yang melihat
dan memamfaatkan berita. Secara umum berita dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news)
dan berita lunak (soft news).
Berita hard news memiliki nilai lebih dari segi
aktual yaitu harus segera disampaikan kepada
masyarakat dan dapat bersifat ‘basi’. Jika berita tidak
lagi ‘hangat’, maka berita tidak akan memiliki nilai
untuk disampaikan. Sedangkan dalam segi kepenulisan,
22
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2004), h.46 23
AS Haris Sumaidiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan
Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.65
50
berita hard news lugas langsung menyampaikan isi
informasi di bagian awal berita. Berbeda dengan berita
soft news lebih diartikan sebagai berita yang bersifat
hiburan, tidak terikat oleh waktu dan dapat
dipublikasikan dan dapat dibaca kapan saja oleh
masyarakat.
2. Jenis – jenis Berita
Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik
Indonesia, Menulis Berita dan Feature bahwa berita
terbagi menjadi delapan bagian, yaitu:
a. Straight News Report berisi materi penting terkini
yang harus segera dilaporkan kepada masyarakat.
Gaya kepenulisan singkat, tegas, lugas dan padat.
Prinsip tulisan yang digunakan adalah piramida
terbalik, yaitu meletakkan informasi terpenting pada
pokok berita (lead) di awal dan meletakkan informasi
kurang di posisi bawah. Berita dibuat dengan unsur
5w+1H (what, who ,when ,where, why, and how).
51
b. Depth News Report, laporan yang bersifat mendalam
mengenai sebuah peristiwa yang dikembangkan
dengan pengumpulan informasi-informasi tambahan
dan pendalaman fakta-fakta peristiwa.
c. Comprehensive News, secara keseluruhan berita ini
bersifat fakta. Namun berbeda dengan hard news
pada umumnya yang hanya melaporkan berita
berdasarkan ‘serpihan’ fakta yang diperoleh, berita
Comprehensive News lebih kepada menggali materi
berita dengan melihat keterkaitan berita yang satu
dengan yang lainnya. Berita ini menuntut awak
jurnalis untuk menggali suatu kejadian secara
mendalam.
d. Interpretative News, berita ini lebih memfokuskan
sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa
kontroversial. Namun fokus isu dalam berita masih
berbicara menyoal fakta terkini bukan sekadar opini.
e. Feature Story, menggunakan fakta untuk menarik
pembaca dan menggunakan unsur human interest di
52
balik suatu peristiwa dengan gaya kepenulisan yang
menyentuh perasaan. Penulis biasanya lebih
mengutamakan gaya kepenulisan dari pada informasi
yang disajikan.
f. Investigative Reporting, berita ini bertumpu pada
masalah kontroversi. Dalam pengumpulan data untuk
berita, wartawan melakukan penyelidikan mendalam
untuk memperoleh informasi yang bersifat fakta
meski terkadang bersifat illegal dan tidak etis.
g. Editorial Writing, penyajian fakta dan opini dari hasil
pikiran sebuah institusi atau media yang telah
dilakukan pendapat umum dengan menafsirkan berita
dan mempengaruhi pendapat umum.24
3. Nilai Berita
Memiliki nilai berita (news value) merupakan
poin penting yang menjadi acuan bagi para jurnalis
24
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Feature, h.69
53
untuk memilih berita mana yang baik untuk
dipublikasikan. Dengan mengenal nilai berita, wartawan
akan dengan mudah memilah peristiwa mana yang perlu
diliput dan dipublikasikan dan peristiwa mana yang tidak
penting untuk diliput dan dibuang. AS Haris Sumadiria
dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita
dan Feature bahwa berita terbagi menjadi sebelas
bagian, yaitu:
a. Unusualness,
Berita menginformasikan peristiwa yang tidak
biasa. Pameo lama mengatakan jika ada pemberitaan
anjing menggigit manusia, maka itu sudah biasa.
Berita akan memiliki nilai kalau ada peristiwa
manusia yang menggigit anjing. Dalam kehidupan ini
tentu banyak kejadian luar biasa yang terjadi.
Seperti seorang ibu yang melahirkan di dalam
bus ketika mudik, gempa bumi yang menimbulkan
longsor dan menimbun tiga desa, atau kapal yang
terbalik dan menghilangkan puluhan nyawa manusia.
54
Peristiwa-peristiwa seperti itu selalu menjadi ‘buruan’
utama dalam pemberitaan dan jurnalistik karena
memiliki pengaruh besar bagi sebagian masyarakat.
Ada lima hal utama yang dilihat dari berita
luar biasa ini, yaitu tempat peristiwa, waktu terjadi,
jumlah korban, daya kejut peristiwa sehingga
memungkinkan merubah aktivitas kehidupan
masyarkat dan terakhir, waktu peristiwa terjadi.
b. Newness
Peristiwa terbaru seperti karya anak muda
yang membuat sepeda motor baru, penemuan baru
begitu pun taman wisata yang baru saja dibuka.
Pengangkatan pejabat seperti gubernur, walikota dan
presiden baru pun memiliki nilai berita. Karena
sejarah tak pernah bisa diulang. Hari boleh sama, tapi
peristiwa yang terjadi tak akan terulang kembali.
c. Impact,
Berita biasanya memberitakan peristiwa yang
memiliki dampak cukup besar bagi kehidupan
55
masyarakat. Misalnya jurnalis seringkali meliput
terkait kenaikan bahan bakar minyak (BBM), tarif
listrik, kenaikan bahan pokok sembilan bahan pokok
(sembako) dan lainnya.
d. Timeliness,
Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru
saja terjadi. Dapat pula peristiwa yang belum
diketahui dan berasal dari opini yang mengandung
informasi penting. Bukan berarti berita aktual harus
berbau sesuatu yang baru. Seperti korupsi, pencucian
uang, atau penggelapan uang negara. Meski peristiwa
penangkapan pelaku waktunya telah lewat dan usang,
namun kasus ini berkemungkinan memiliki nilai
berita yang baru. Aktualitas dibagi menjadi tiga yaitu
aktualitas kalender, aktualitas waktu dan aktualitas
masalah.
e. Proximity,
Kedekatan dalam berita terbagi menjadi dua.
Pertama kedekatan geografis, merujuk pada peristiwa
56
atau berita yang terjadi di lingkungan. Semakin dekat
peristiwa yang terjadi dengan khalayak, maka
semakin tertarik untuk disimak dan diikuti.
Contohnya peristiwa kerusuhan rumah ibadah di
Bogor misalnya akan lebih menarik perhatian
masyarakat Bogor ketimbang di Jakarta atau Jawa
Tengah. Begitu pun dengan kasus perampokkan di
sebuah hunian mewah daerah Jakarta, maka akan
lebih menarik khalayak yang berdomisili di
sekitarnya.
f. Human Interest,
Berita mengandung nilai yang dapat
mengaduk perasaan dan mengundang pemikiran. Dari
pada melahirkan berita yang bersifat kognitif, human
interest lebih menimbulkan sikap efektif. Misalnya
kisah beberapa anak-anak yang tinggal di pedesaan
harus melewati jembatan yang hanya tebuat dari
seutas tali tambang dan dua bilah bambu untuk
57
menyeberangi sebuah sungai ketika berangkat ke
sekolah.
Apa saja berita yang mengandung minat
insani, menimbulkan ketertarikan manusia dan
mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, maka
berita itu mengandung human interest. Karena
dianggap menarik, hampir semua media memberi
rubrik khusus untuk berita bernilai human interest.25
D. Korupsi
1. Defenisi Korupsi
Korupsi cukup akrab dan melekat bagi
masyarakat Indonesia. Korupsi merupakan
penyalahgunaan kekuasaan atau tanggungjawab yang
telah dipercayakan demi meraup keuntugan pribadi.
Coruptio berasal dari kata yang lebih tua yaitu
corrumpere. Dari bahasa Latin diserap ke pelbagai
bahasa Eropa seperti Inggirs yaitu corruption, corrupt;
Prancis yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptie
25
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Feature, h.81.
58
(korruptie). Indonesia yang telah berabad-abad
‘bersentuhan’ dengan Belanda pada akhirnya pun
mengadopsi kata menjadi ‘korupsi yang berarti
penyuapan.26
Sedangkan secara harfiah korupsi yaitu
kebusukkan, keburukkan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.27
Korupsi diartikan memungut uang bagi layanan
yang sudah seharusnya diberikan atau menggunakan
wewenang untuk mencapai tujuan tidak sah.28
Kemudian
arti korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan
kata bahasa Indonesia, diungkapkan oleh
Poerwadarminta: “Korupsi ialah perbuatan yang buruk
26
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana
Nasional Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h.4. 27
Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum
Administrasi Negara), (Jakarta:Sinar Grafika,2013), h. 3. 28
Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum
Administrasi Negara), h.5.
59
seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
sebagainya”.29
Selain itu defenisi korupsi dipandang dari
pelbagai aspek, tergantung kepada disiplin ilmu yang
dipakai. Korupsi didefenisikan menjadi 4 jenis yaitu:
a. Discretionery corruption,
Korupsi yang dilakukan karena kebebasan
dalam menentukan kebijakan. Walau terlihat tidak
bermasalah atau sah, namun tindakan semacam itu
bukanlah praktik yang dapat diterima oleh anggota
organisasi.
b. Mercenery Coruption
Tindak pidana korupsi yang dimaksud untuk
memperoleh keuntungan pribadi, melalui
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Misal,
dalam sebuah persaingan tender, seorang panitia
lelang memiliki prioritas untuk meluluskan peserta
tander.
29
Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h.25.
60
c. Ideological Corruption
Korupsi Illegal maupun discretionery yang
bertujuan untuk mengejar tujuan kelompok. Misal,
Penjualan aset BUMN untuk mendukung
pemenangan pemilihan umum dari partai politik
tertentu adalah contoh dari jenis korupsi30
.
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Pasal 2
dan Pasal 3 Mendefenisikan korupsi menjadi tiga poin
yaitu:
a. Setiap orang yang secara sengaja melawan hukum,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
b. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
30
Suyatno, Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2005), h.17.
61
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Dalam UU No.28 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (3),
ayat (4), dan ayat (5) tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme menyebutkan pengertian korupsi, kolusi dan
nepotisme, yaitu:
a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan peraturan perundang-undan gan
yang mengatur tindak pidana korupsi.
b. Kolusi adalah pemufakatan atau kerja sama melawan
hukum antara penyelenggaraan negara dan pihak lain
yang merugikan orang lain, masyarakat, dan/ negara.
c. Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggaraan
negara secara melawan hukum yang menguntungkan
kepentingan keluarganya atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
62
2. Sebab dan Akibat Korupsi
Maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia tak
serta merta terjadi begitu saja tanpa ada faktor yang
melatarbelakanginya. Penyebab dan faktor yang
mendasari munculnya prilaku korupsi sesungguhnya
bermacam-macam. Menurut Nurdjana, yang berjudul
Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi
“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia
Hukum” Secara etimologi sosial maka faktor-faktor
penyebab korupsi, yaitu:
a. Masih Melekatnya budaya feodal ditambah dengan
prilaku premodialisme dan nepotisme yang
mementingkan keluarga atau kroninya yang
mendorong perbuatan korupsi.
b. Kesenjangan dalam sistim penggajian dan
kesejahteraan dalam bentuk politic risk dan economi
risk sebagai dukungan anggaran, sarana fasilitas
materiil dalam bertugas dan tidak memadai
kesejahteraan keluarga, pegawai, karyawan yang tak
63
layak sesuai standar minimal kebutuhan. Sehingga
berpotensi memunculkan tindakan perbuatan korupsi.
c. Lemahnya manajemen kepemimpinan institusi
pemerintah. Terhitung pelaku bisnis seperti Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi, perusahaan
swasta yang tidak memberikan contoh keteladanan
sehingga menjadi toleran dalam perbuatan korupsi.
d. Terjadinya erosi moral pada setiap lapisan sosial
masyarakat. Rendahnya kadar keimanan dan moral
terkait ajaran-ajaran etika sehingga terjebak dalam
kharakter yang buruk dalam prilaku sebagai pegawai
kayawan serta perilaku bisnis lain dengan korupsi.
Lebih mementingkan kebutuhan kebutuhan pribadi
dari pada hajat masyarakat umum dan negara.
e. Gaya hidup yang konsumtif merupakan pengaruh
tidak baik sehingga membentuk individualistis,
nepotisme dan kepentingan keluarga di atas
segalanya.
64
f. Adanya kemiskinan dan pengangguran. Ditambah
pula dengan diskriminasi perlakuan hukum bagi
korupsi dengan kejahatan biasa menyebabkan tumbuh
suburnya perilaku korupsi.31
31
Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi
“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”, h.31.
65
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Majalah Tempo
1. Sejarah Majalah Tempo
Majalah Tempo lahir di tahun 1969 oleh
sekelompok pemuda Indonesia yang bermimpi
menghadirkan majalah berita mingguan. Pemuda
tersebut adalah Goenawan Muhammad, Fikri Jufri,
Christianto Wibisono dan Usamah. Bersama, mereka
menerbitkan majalah berita mingguan yang bernama
Ekspres. Namun pada tahun 1970 terjadi perbedaan
prinsip di dalam batang tubuh redaksi Majalah Ekspres
dan pihak pemilik modal utama yang menyebabkan
perpecahan. Goenawan bersama teman-temannya pun
memutuskan untuk keluar1.
Pemilihan nama Tempo karena dirasa mudah
untuk dikenal dan diucapkan oleh masyarakat.
1Sejarah- Korporat Tempo – Tempo.co diakses pada 8 September
2018 dari https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah
66
Goenawan Muhammad selaku salah seorang pendiri dan
pemimpin redaksi saat itu merasa nama itu cocok dengan
sifat media dengan jarak terbit mingguan. Majalah
Tempo perdana terbit pada 6 Maret 1971.
Tempo saat itu dikelola oleh orang-orang berusia
20-an dan berusaha menyajikan pemberitaan yang
berbeda dan mudah diterima masyarakat. Terbitan
Majalah Tempo nyatanya tidak selalu berjalan mulus.
Tahun 1982 Majalah Tempo ditutup karena dianggap
terlalu mengkritik rezim pemerintah di masa Orde Baru
dan disinyalir oleh salah satu partai politik sebagai
dalangnya.
Proses Pemilihan Umum dan berlangsungnya
kampanye membuat situasi menjadi memanas. Majalah
Tempo pun sempat dihentikan pembekukannya secara
bersyarat dengan melakukan perjanjian di atas kertas
dengan Menteri Penerangan, oleh Ali Moertopo. Dahulu,
media dan pers dikontrol pemerintah lewat Departemen
Penerangan dan dipimpin langsung Menteri Penerangan.
67
Berusaha menyempurnakan internal keredaksian,
Majalah Tempo pun mulai memunculkan kekhasannya
dalam jurnalisme bergaya investigasi. Jurnalistik
investigasi yang terkenal dengan gaya peliputan yang
mengedepankan kedalaman informasi.
Tempo kembali beroperasi dan terus mengasah
jurnalistik investigasi yang sarat dengan kritikan pada
pemerintah. Karenanya Majalah Tempo kembali
dibredel oleh pemerintah lewat Menteri Penerangan,
Harmoko. Tempo dinilai mengritik Habibie dan
Soeharto dalam pemberitaan terkait pembelian kapal
bekas dari Jerman Timur secara berlebihan.2
Lengsernya Soeharto pada Mei 1998 menjadi
awal kembali munculnya Tempo lewat orang-orang yang
dahulu pernah bekerja di Tempo. Di dalam perkumpulan
tersebut mereka berembuk untuk menghadirkan Tempo
kembali. Pada tanggal 12 Oktober 1998, Tempo pun
hadir.
2Sejarah- Korporat Tempo – Tempo.co diakses pada 8 September
2018 dari https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah
68
Pada tahun 2001, PT. Arsa Raya Perdana
berganti nama menjadi PT Tempo Inti Tbk. (Perseroan).
Tujuan pergantian nama ini adalah upaya Tempo untuk
meningkatkan kemampuan bisnis dunia media dan go
public. Hasil dari go public digunakan untuk
menerbitkan Koran Tempo yang hadir dalam bentuk
harian.3
Sesuai dengan perkembangan zaman, produk-
produk Tempo terus diperkaya industri di bidang
informasi di pelbagai bidang, yaitu penerbitan ( majalah
Tempo, Koran Tempo, Koran Tempo Makassar, Tempo
English, Travelounge, Komunika, dan Aha! Aku Tahu).
Digital (Tempo.co, Data dan Riset (Pusat Data dan
Analisa Tempo), Percetakan (Temprint). Penyiaran
(Tempo TV dan Tempo Channel), Industri Kreatif
(Matair Rumah Kreatif), Event Organizer (Impressario
dan Tempo Komunitas), Perdagangan (Temprint Inti
3Visi Misi– Korporat Tempo diakses pada 8 September 2018 dari
https://korporat.tempo.co/tentangvisi
69
Niaga), dan Building Management (Temprint Graha
Delapan).
2. Visi dan Misi Majalah Tempo
Visi:
Menjadi acuan dalam usaha meningkatkan
kebebasan publik untuk berpikir dan berpendapat
serta membangun peradaban yang menghargai
kecerdasan dan perbedaan.
Misi:
Menghasilkan produk multimedia yang
independen dan bebas dari segala tekanan dengan
menampung dan menyalurkan secara adil suara
yang berbeda-beda. Tempo turut mencitakan
membuat produk multimedia bermutu tinggi dan
berpegang pada kode etik. Menjadi tempat kerja
yang sehat dan menyejahterakan serta
mencerminkan keragaman Indonesia. Memiliki
proses kerja yang menghargai dan memberi nilai
tambah kepada semua pemangku kepentingan dan
70
menjadi lahan kegiatan yang memperkaya
khazanah artistik, intelektual, dan dunia bisnis
melalui pengingkatan ide-ide baru, bahasa, dan
tampilan visual yang baik. Terakhir yaitu
memimpin pasar dalam bisnis multemedia dan
pendukungnya.
3. Penghargaan Tempo
Selama dalam perjalanannya, Tempo telah
menyabet pelbagai penghargaan yaitu4:
a. The Gwangju Prize for Human Rights Special Award
2013
b. WAN-IFRA 2013
c. AFP Kate Webb Prize 2013
d. Lomba Karya Jurnalistik Dari UNDP & BAPPENAS
2012
e. GRANAT Award 2012
f. International Print Media Award (IPMA) 2012
g. Indonesia Print Media Awards (IPMA) 2011
4 https://korporat.tempo.co/tentang/penghargaan
71
h. Yap Thiam Hien Award 2012
i. Apresiasi Jurnalis Jakarta 2011
j. Penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2012
k. Penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2011
l. Mochtar Lubis Award 2011
m. Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) 2011
n. Asian Digital Media Award 2011
B. Sekilas Tentang Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’
1. Majalah Tempo Edisi 17 April 2011, ‘Nasabah
Kakap Malinda.’
Munculnya pemberitaan Si Barbie Masih Sendiri
ini berawal dari Malinda Dee yang dilabeli sebagai
Barbie menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan
dan melakukan pencucian uang dana nasabah ketika
menjadi Senior Relationship Manager Citibank. Ia
diduga mengangsir dana nasabah Citigold dengan
simpanan 500 juta – 16,6 milliar rupiah.
72
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan juga menelisik sekitar 30 rekening yang
menjadi penampung dana nasabah Malinda. Ia pun
selalu sukses menyakinkan orang untuk jadi nasabah
yang rata-rata di atas 2 milliar. Hingga di akhir 2010,
Melinda Dee dapat menggaet 500 nasabah premium,
tercatat di Citibank Cabang Landmark Jakarta Selatan5
Jumlah nasabah cukup banyak dan ditambah
kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Melinda
memancing kecurigaan Bank sentral. Begitu pula Deputi
Gubernur BI Bidang Pengawasan Halim Alamsyah.
BI curiga dan menemukan kesalahan prosedur
yang dilakukan oleh Malinda. Kedekatan Malinda
dengan para nasabah pun dianggap rawan dengan tindak
kolusi. Karenanya pihak BI meminta pihak Citibank
untuk menaruh Malinda ke bagian lain.
Permintaan dari BI pun memicu konflik antara
pihak Citibank dengan Malinda. Menurut sumber dari
5 Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 yang diakses 24 Mei 2018.
73
Tempo, Malinda mengancam pindah dan membawa
nasabah ke bank lain jika menggeser posisinya. Untuk
mengurangi kadar pengawasan BI, klien Malinda
dipangkas menjadi 236. Perseturuan Malinda dengan
pihak bank meruncing kembali ketika salah satu
pemimpin bank dihubungi oleh nasabah Malinda
melaporkan jebolnya simpanan Citigold miliknya.
Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi
oleh Malinda langsung mengundurkan diri. Selain
bekerja di Citibank pada tahun 2008, Malinda
mendirikan PT Sarwhita Global Management yaitu
perusahaan modal venutra dan teknologi dengan empat
anak usaha. Berdasarkan catatan di BI sudah ada 20
nasabah Citibank yang mengadukan uang dengan total
kerugian 90 milliar.
2. Majalah Tempo Edisi 10 April 2018, ‘Barbie
Penggemar Ferrari.’
74
Berbekal penampilan menarik dan luwes,
Malinda Dee memilih korbannya berasal dari kalangan
atas. Dunia sosialita pun dibuat gempar. Hal ini
diungkapkan oleh salah satu narasumber, Andre Frankie
yang merupakan seorang perancang busana di tanah air.
Desas-desus Malinda Dee menjadi tersangka sudah
terdengar olehnya.
Andrea mengenal Malinda Dee sebagai salah
satu pembeli dan pemakai karya yang dimuat dalam
bukunya. Malinda dikenal karena mengoleksi mobil-
mobil mewah seperti dua Ferrari, satu Mercedes-BenzE-
350 dan Hummer H3 Luxury Sport Utility Vechile.
Salah satu mobil mewah miliknya bermerk Hummer pun
ia beli atas nama suami kedua yaitu Andhika Gumilang.
Salah satu pemain sinetron berusia 22 tahun yang
terkenal membintangi salah satu iklan rokok.
Dalam berita ini SMA 6 Jakarta pun dibuat
gempar. Malinda Dee dikenal sebagai perempuan
dengan poni jambul ikal yang biasa saja. Salah satu
75
kawan Malinda Dee yang kini menjadi produser film,
Lala Hamid sebelumnya tidak menyadari karena
perubahan Malinda Dee yang berbeda jauh dengan yang
dahulu.
Menurut Lala perubahan yang terjadi dimulai
sejakpergaulan Malinda semenjak di bangku
perkuliahan. Setamat di Trisakti Malinda bekerja sebagai
account officier di Citibank. Usahanya semakin
menanjak hingga menjabat sebagai manajer. Malinda
seringkali menghadiri beberapa pesta kalangan atas.
Tujuannya adalah mengincar korban yang berada di
ruang lingkup high class. Kepercayaan pun ia dapatkan
seperti nasabah yang rela memberikan cek kosong
kepada Malinda.
C. Profil Malinda Dee
Inong Malinda atau yang akrab disapa Malinda Dee, lahir
pada 5 Juli 1965. Perempuan keturunan Aceh dan Betawi itu
76
dahulunya bersekolah di SMA 6 Jakarta. Selepas lulus SMA,
Malinda Dee mengambil jurusan arsitektur lanskap di Universitas
Trisakti. Namun pilihannya itu tidak bertahan lama dan
memutuskan untuk beralih jurusan ke fakultas ekonomi di
kampus yang sama. Setelah menamatkan perguruan tinggi di
Trisaksi Malinda Dee bekerja sebagai account offcier di Citbank.
Ia menikah dengan Adus Adlly yang telah memberikannya tiga
anak. Namun pernikahannya kandas dan bercerai.
Karirnya pun terus menanjak hingga menjadi manajer.
Dua puluh dua tahun tahun kemudian diangkat menjadi Vice
President Senior Relationship Manager Citigold. Selain aktif di
Citibank, ibu tiga anak ini mendirikan PT Sarwahita Global
Managemet. Perusahaan yang bergerak di bidang pergerakkan
modal ventura dan teknologi dengan membawahi empat
perusahaan. Bulai Mei 2011 lalu Malinda Dee dijadikan
tersangka kasus pencucian uang yang dilakukannya dan 7 Maret
2012 ia divonis selama 8 tahun penjara.
78
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian
berita rubrik laporan utama di Majalah Tempo. Pemberitaan yang
diambil untuk penelitian edisi 10 April 2011 dan 17 April 2011
ini berjudul ‘Nasabah Kakap Malinda’ dan ‘Barbie Penggemar
Ferrari’.
Dalam berita edisi 17 April 2011, cover laporan utama
menggunakan gambar ilustrasi boneka Barbie yang tengah
menarik boneka laki-laki. Sendiri Barbie mampu mengubah
paradigma nilai dan budaya masyarakat. Khususnya dalam
membentuk citra perempuan.
Kehadiran Barbie seakan menjadi representatif kecantikan
dan menjadi inspirasi bagi sebagian besar perempuan untuk
menerimanya. Misalnya standar rambut yang indah adalah seperti
79
Barbie. Begitu pula dengan tubuh seksi, kaki mulus, kulit yang
putih dan payudara yang ideal beserta pinggang.1
Barbie berkaitan dengan isi pemberitaan yang
mengungkapkan jika Malinda Dee bergaya layaknya seorang
Barbie. Isi pemberitaan edisi 17 April 2011 juga memaparkan
gaya rambut dan penampilan Malinda dimodifikasi agar terlihat
seperti Barbie. Ia juga menggunakan busana ketat dengan tujuan
agar nasabah takluk.
Pada berita kedua edisi 10 April 2011 berjudul ‘Barbie
Penggemar Ferrari’ terdapat dua foto Malinda. Foto pertama saat
Malinda mengenakan kebaya berenda gaya victoria dengan
kerahnya yang lebar. Yang kedua adalah foto Malinda saat masih
duduk dibangku III SMA dengan poni jambul, ikal. Lewat
penuturan salah satu narasumber, berita diarahkan pada
perubahan penampilan Malinda Dee yang jauh berbeda saat ini
seperti mata, alis, hidung dan dadanya yang membusung.
1 Aris Saefullah, Jurnal Studi Gender dan Anak: Makna ‘Cantik’ dari
Sebuah Barbie antara Ikon Gaya Hidup Komoditas’diakses pada 2 Desember
2018 dari http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id.
80
Penulisan berita dengan perempuan sebagai pelaku
korupsi tentunya memiliki kecenderungan penafsiran yang
berbeda-beda. Dalam sebuah tulisan perempuan dapat
ditampilkan dengan citra yang baik maupun buruk. Tergantung
arah pemikiran si penulis. Namun isi tulisan akan selalu ada
pengaruh dari latar belakang pemikiran dan ideologi si penulis
terhadap hasil cerita dan tampilan perempuan di dalamnya.
A. Temuan Data
Objek tulisan di atas terdapat dua edisi judul berita pada
Majalah Tempo bulan April 2011. Peneliti akan menganalisis dua
berita dengan menggunakan model analisis wacana Sara Mills
yang mengkaji bahasa dalam di dalam teks dengan metode posisi
subjek, objek dan pembaca.
Konsep pertama yang ingin dilihat dari analisis wacana
Sara Mills adalah aktor yang ditampilkan di dalam teks, berita.
Posisi yang dimaksud adalah siapa yang menjadi pencerita
(subjek) dan siapa yang diceritakan (Objek).
Kemudian konsep yang kedua adalah posisi pembaca.
Bagaimana penulis menuliskan dan menyampiakan ideologi atau
81
agenda penting yang ingin disampaikan kepada pembaca. Di sini
juga lihat bagaimana pembaca mengindenfikasi dirinya. Berikut
adalah analisis dari dua pemberitaan di atas.
1. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo Edisi 17
April 2011 “Nasabah Kakap Malinda Dee
Berikut kerangka analisis posisi subjek, objek dan
posisi pembaca pada laporan utama edisi 17 April 2011 yang
berjudul ‘Nasabah Kakap Malinda’ dalam bentuk tabel.
Tabel 3
Posisi Subjek-Objek dan Posisi Pembaca Analisis Laporan
Utama Edisi 17 April 2011 ‘Nasabah Kakap Malinda’
82
Tingkat Keterangan
Posisi Subjek
Inong Malinda Dee bak selebritas.
Sejak menghuni Rumah Tahanan
Badan Reserse Kriminal Markas
Besar Kepolisian RI, Kamis tiga
pekan lalu, ibu tiga anak ini selalu
kebanjiran pengunjung. Paragraf 1.
Acap tampil mengenakan kerudung,
sumber itu bercerita Malinda selalu
sukses menyakinkan orang untuk jadi
nasabahnya. Simpanan nasabahnya
rata-rata di atas Rp 2 milliar. Dari
ruang rapat hotel bintang lima itu,
pertemuan Malinda dengan
nasabahnya biasanya berlanjut di
sejumlah tempat dari rumah
nasabah, beberapa kafe di kawasana
Senayan, hingga apartemen pribadi
83
Posisi Objek
Malinda. Paragraf ke 13.
Sesudah pertemuan ini, biasanya
penampilan Malinda berbeda. Ia
muncul tanpa kerundung dan
memakai busana ketat. Tujuan
utamanya agar nasabah takluk dan
segera menginvestasikan dananya.
Paragraf ke 13.
Di ruang sempit tahanan itu,
perempuan yang dijuluki ‘Barbie
lantaran model rambutnya dan
kegemarannya berdandan mirip
boneka Barbie ini untuk sementara
harus berpisah dengan kehidupan
glamournya: bergaul di kalangan
sosialita Ibu Kota dan
menunggang mobil-mobil mewah
keluaran Eropa.
Ia muncul tanpa kerundung dan
memakai busana ketat. Tujuan
utamanya agar nasabah takluk dan
segera menginvestasikan dananya.
Di sini pula biasanya ia meminta
nasabah dengan berbagai alasan,
meneken blangko kosong.“Kalau
perlu tanda tangannya di atas
punggung,”kata sumber itu
Paragraf ke 13.
Penjelasan Isi Pemberitaaan
84
Dari kerangka temuan di atas terlihat bahwa yang
menjadi subjek dalam pemberitaan ‘Nasabah Kakap
Malinda’ adalah wartawan. Wartawan menjadi subjek
yang menceritakan Malinda Dee, koruptor perempuan
yang membobol bank milliar rupiah untuk mempermak
penampilan dan memenuhi kehidupannya yang glamour
Munculnya pemberitaan ini berawal dari Malinda
Dee yang bernampilan dituduh menggelapkan dan
melakukan pencucian uang dana nasabah ketika menjadi
Senior Relationship Manager Citibank. Ia diduga
mengangsir dana nasabah Citigold dengan simpanan 500
juta – 16,6 milliar rupiah.
Empat mobil mewah Malinda disita dan menjadi
barang bukti. Begitu pula dengan 73 aset atas nama
Malinda termasuk perhiasan mewah miliknya. Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan juga
menelisik sekitar 30 rekening yang menjadi penampung
dana nasabah Malinda. Ia pun selalu sukses
menyakinkan orang untuk jadi nasabah yang rata-rata di
85
atas 2 milliar. Hingga di akhir 2010, Melinda Dee dapat
menggaet 500 nasabah premium, tercatat di Citibank
Cabang Landmark Jakarta Selatan. 2
Jumlah nasabah yang terlalu banyak ditambah
kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Melinda
memancing kecurigaan Bank sentral. Begitu pula Deputi
Gubernur BI Bidang Pengawasan Halim Alamsyah.
Ia mengakui pihaknya sudah mengendus
keganjilan praktik perbankan yang dilakukan Malinda.
BI juga menemukan kesalahan prosedur yang dilakukan
oleh Malinda. Kedekatan Malinda dengan para nasabah
pun dianggap rawan dengan tindak kolusi. Sedangkan
dari pihak Citibank yaitu tidak melakukan pengawasan
terhadap Malinda. Karenanya pihak BI meminta pihak
Citibank untuk menaruh Malinda ke bagian lain.
Permintaan dari BI pun memicu konflik antara
pihak Citibank dengan Malinda. Menurut sumber dari
Tempo, Malinda mengancam pindah dan membawa
2 Majalah Tempo Edisi 17 April 2011 yang diakses 24 Mei 2018,
pukul 23.00 WIB.
86
nasabah ke bank lain jika menggeser posisinya. Untuk
mengurangi kadar pengawasan BI, klien Malinda
dipangkas menjadi 236. Perseturuan Malinda dengan
pihak bank meruncing kembali ketika salah satu
pemimpin bank dihubungi oleh nasabah Malinda
melaporkan jebolnya simpanan Citigold miliknya.
Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi
oleh Malinda langsung mengundurkan diri. Selain
Citibank pada tahun 2008 Malinda mendirikan PT
Sarwhita Global Management, perusahaan modal
venutra dan teknologi yang membawahkan empat anak
usaha. Berdasarkan catatan di BI sudah ada 20 nasabah
Citibank yang mengadukan uang dengan total kerugian
90 milliar.
Dalam isi pemberitaan, Malinda menjaring calon
nasabah yang bakal menjadi korbannya dengan beramah
tamah dan berpenampilan seksi. Pada paragraf 13
diceritakan bahwa Malinda acap kali mengenakan
kerudung dan melepaskannya seusai pertemuannya
87
dengan nasabah. Pertemuan biasanya dilakukan kafe,
rumah nasabah, hingga apartemen pribadi milik
Malinda. Dalam pertemuan Malinda mengenakan busana
ketat dengan maksud agar nasabah takluk dan mau
berinvestasi.
Pada paragraf 22 wartawan menunjukkan foto
Malinda yang mengenakan baju ketat dengan
menampilkan lekuk tubuhnya. Di paragraf yang sama
Malinda pun dijuluki sebagai Barbie karena berdandan
layaknya seperti boneka. Setelah menjadi tersangka,
Malinda harus meninggalkan kehidupannya yang
glamour dan pergaulannya bersama kalangan sosialita
Ibu Kota.
a. Posisi Subjek
Dalam pemberitaan berjudul “Nasabah Kakap
Malinda” ini, terlihat bahwa yang berada di posisi
subjek adalah wartawan. Ia memiliki kebebasan
dalam menggambarkan aktor kepada pembaca. Wa
rtawan menuturkan bagaimana sosok Malinda yang
88
gemar berpenampilan seksi untuk menarik calon
nasabah. Hal tersebut tertera pada paragraf 13 lewat
pemaparan salah satu narasumber.
Selain itu wartawan menceritakan Malinda
Malinda yang bertujuan untuk ‘menaklukkan’ hati
nasabahnya. Sebelum itu Malinda melakukan upaya
pendekatan untuk membangun kepercayaan nasabah.
Calon nasabah mendapatkan pelayanan yang cukup
dekat sehinga nasabah dapat sepenuhnya percaya
pada Malinda.
Malinda tidak segan pula melepas kerudung
setelah pertemuannya dengan nasabah. Ia pun tidak
segan berganti rupa mengenakan busana ketat agar
mau menginvestasikan dana kepadanya. Pada
paragraf 22 wartawan menuturkan jika Malinda
berjuluk Barbie lantaran rambut dan kegemarannya
berdandan layaknya boneka Barbie. Berikut
penjabaran posisi subjek objek dan pembaca dengan
menggunakan teori Sara Mills pada laporan utama di
89
Majalah Tempo yang berjudul ‘Nasabah Kakap
Malinda’ yaitu:
b. Posisi Objek
Posisi objek dalam pemberitaan “Nasabah
Kakap Malinda” dapat dilihat dari informasi yang
disampaikan oleh wartawan. Posisi objek adalah
melihat siapa pihak yang didefenisikan dan
digambarkan oleh orang lain. Objek adalah aktor
yang dimarjinalkan posisinya saat dalam pemberitaan.
Posisi objek dalam pemberitaan ini adalah Inong
Malinda Dee yang terkena kasus penggelapan dan
pencucian uang dana nasabah saat ia menjadi Senior
Relationship Manager Citibank.
Beberapa narasumber di dalam berita sebagai
pencerita menggambarkan sosok Malinda yang
berparas cantik dan bergaya bak Barbie. Tampil seksi
dan hidup glamour Malinda Dee diceritakan menjadi
koruptor perempuan karena harus menyesuaikan gaya
hidupnya yang mewah dan glamour. Setidaknya Ia
90
harus menghabiskan 20 juta rupiah untuk sekali
perawatan salon.3
Narasumber muncul dengan menggambarkan
asumsi korban pencucian uang yang di sini
merupakan nasabah Malinda Dee, terjebak
dikarenakan penampilannya yang berbusana seksi.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam paragraf 13.
c. Posisi Pembaca
Analisis wacana kritis Sara Mills, teks
dianggap sebagai hasil negoisasi antara penulis dan
pembaca. Pembaca ditempatkan bukan hanya sebagai
pihak yang hanya menerima teks. Tetapi juga pihak
yang melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat
dalam teks. Dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’,
penempatan posisi pembaca dihubungkan dengan
bagaimana penyapaan atau penyebutan dilakukan
dalam sebuah teks.
3 Hasil wawancara dengan Bagja Nugraha, wartawan Majalah Tempo,
pada 6 September 2018.
91
Subjek, meski diposisikan sebagai pencerita
yang tahu segalanya, Malinda Dee sesungguhnya
tetap menjadi tokoh utama yang diceritakan. Pembaca
akan berpikir munculnya berita ‘Si Barbie Masih
Sendiri’ bukan lagi sekadar berita kasus korupsi
pencucian uang, namun kisah transformasi Malinda
Dee yang dahulu dianggap tidak menarik menjadi
seroang perempuan cantik.
Berita jelas menggambarkan kronologi kasus
korupsi. Malinda Dee yang dilabeli sebagai Barbie
menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan dan
melakukan pencucian uang dana nasabah ketika
menjadi Senior Relationship Manager Citibank. Ia
mengangsir nada nasabah Citigold dengan simpanan
500 juta – 16,6 milliar rupiah. Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan juga menelisik sekitar
30 rekening yang menjadi penampung dana nasabah
Malinda. Ia pun selalu sukses menyakinkan orang
untuk jadi nasabah yang rata-rata di atas 2 milliar.
92
Hingga di akhir 2010, Melinda Dee dapat menggaet
500 nasabah premium, tercatat di Citibank Cabang
Landmark Jakarta Selatan. 4
Pembaca diajak untuk melihat Malinda di
dalam berita sebagai seorang perempuan yang
berpenampilan layaknya boneka Barbie dan gemar
berbusana seksi. Di sisi lain peneliti mendapatkan
temuan bahwa wartawan dalam pemberitaan Malinda
telah menyudutkan perempuan.
Peneliti berpendapat bahwa wartawan telah
mengajak pembaca untuk berprasangka pada Malinda
sebagai perempuan penggoda yang mengandalkan
kecantikan dan penampilannya yang luwes untuk
menarik calon nasabahnya sebagai korban. Selain itu
wartawan mengeksplor Malinda dan menggiring
opini pembaca agar menafsirkan tindak penggelapan
uang yang dilakukan oleh Malinda didorong oleh
gaya hidupnya yang hedonis.
4 “Nasabah Kakap Malinda” (Majalah Tempo), artikel ini diakses
pada 24 Mei 2018.
93
2. Analisis Rubrik Laporan Utama Majalah Tempo
Edisi 10 April 2011 “Barbie Penggemar Ferarri.”
Berikut kerangka analisis posisi subjek, objek
dan posisi pembaca pada laporan utama edisi 10 April
2011 ‘Barbei Penggemar Ferrari’ dalam bentul tabel.
Tabel 4
Kerangka Temuan Data Posisi Subjek-Objek dan
Posisi Pembaca Analisis Rubrik Laporan Utama Edisi 10
April 2018
“Barbie Penggemar Ferrari
94
Tingkat Keterangan
Posisi Subjek
Malinda Dee membidik calon
mangsa dengan bergaul di
papan atas. Berbekal
penampilan luwes dan glamour.
(Tesier)
Dunia sosialita Jakarta gempar
sepanjang pekan lalu. Topiknya
apa lagi kalau bukan
penangkapan Malinda Dee,
Senior Relantionship Manager
Citibank. Polisi menuduh
perempuan 47 tahun itu
menggelapkan duit tiga
nasabahnya senilai Rp 20
milliar. Fot-foto Malinda dengan
berbagai pose beredar gencar di
media. (Pragraf 1)
Ia baru ngeh setelah tahu ama
95
asli Malinda adalah Inong
Malinda. Malinda menurut Lala,
bukanlah gadis menonjol di
antara seribu siswa SMA 6
angkatan 1978-1981. Dia gadis
keturunan Aceh Betawi yang
berpenampilan biasa saja. Tak
gampang menjadi populer di
sekolat favorit ini. Siswa yang
menonjol adalah anak pejabat,
pemimpin geng, atau murid
yang paling pintar, paling
cantik, atau paling bandel.
“Malinda tak termasuk salah
satunya.” Kata Lala.
Setelah kelas, Lala tak lagi
mendengar kabar Inong. Apalagi
Inong tak bergabung dalam
maliling list alumni. Terakhir
mereka bertemu saat reuni
angkatan 1981 SMA 6 setelah
lebaran 2010. “Saya pangling
melihat penampilan Inong. She
is totally different.”katanya
Malinda tampil glamour dan
mengilap. Mata, hidung, dan
alisnya berubah. Dadanya jauh
lebih membusung. “Yang tak
berubah adalah sikapnya
Malinda tidak sombong.” Kata
Lala. (Paragraf 13).
Ia kemudian pindah ke fakultas
96
Posisi Objek
ekonomi di kampus yang sama.
Di fakultas inilah menurut salah
seorang temannya Malinda
mulai gaul dan berdandan.”Dia
bergabung dengan ‘mahasiswa
Barbie’ katanya. Ini sebutan
untuk mahasiswi yang kuliah
dengan dandana seperti hendak
ke pesta. (Paragraf. 14).
Berbekal Keluwesan dan
kecantikan Malinda menjala
nasabah kakap pejabat dan
mantan pejabat, pengusaha serta
mereka yang ketiban warisan
banyak menjadi nasabah.
Seorang sumber bercerita, di
kantor Malinda memakai kain
penutup kepala. Tapi di luar,
saat membicarakan investasi, dia
bersalin rupa menggunakan
busana seksi. (Paragraf.18).
Si Barbie kini ditahan di penjara
markas besar Polri. “Kami juga
sudah memberhentikan dia,”kata
juru bicara Citibank,Ditta
Amahoresya. (Paragraf 22).
97
Isi Pemberitaan
Lewat temuan kerangka temuan data di atas,
terlihat bahwa yang menjadi subjek dalam pemberitaan
‘Barbie Penggemar Ferrari’ adalah wartawan menjadi
subjek yang menceritakan sepak terjang pencucian uang
yang telah dilakukannya.
Dunia sosialita pun dibuat gempar olehnya. Di
dalam pemberitaan diungkapkan jika Andre Frankie
salah seorang perancang busana tanah air ikut kaget.
Andrea mengenal Malinda Dee sebagai salah satu
pembeli dan pemakai karya yang dimuat dalam bukunya.
Selain itu, Andre mengenal Malinda sebagai
pengoleksi mobil-mobil mewah seperti dua Ferrari, satu
Mercedes-BenzE-350 dan Hummer H3 Luxury Sport
Utility Vechile. Salah satu mobil mewah miliknya
bermerk Hummer pun dibeli atas nama suami kedua
yaitu Andhika Gumilang. Salah satu pemain sinetron
98
berusia 22 tahun yang terkenal membintangi salah satu
iklan rokok.
Dalam berita ini juga diceritakan bahwa alumni
angkatan 1981 di SMA 6 Jakarta dibuat heboh. Malinda
Dee dikenal sebagai perempuan dengan poni jambul ikal
yang biasa saja. Salah satu kawan Malinda Dee yang
kini menjadi produser film, Lala Hamid sebelumnya
tidak menyadari karena perubahan Malinda Dee yang
berbeda jauh dengan yang dahulu.
Menurut Lala, perubahan yang terjadi
dikarenakan pergaulan Malinda semenjak di bangku
perkuliahan. Lala menuturkan semenjak pindah ke
fakultas ekonomi, Malinda mulai gemar berdandan dan
bergabung dengan ‘mahasiswa Barbie’. Setamat di
Trisakti Malinda bekerja sebagai account officier di
Citibank. Usahanya semakin menanjak hingga menjabat
sebagai manajer. Dua puluh dua tahun bekerja, Malinda
berhasil menduduki jabatan sebagai Vice President
99
Senior Relationship Manager Citigold dengan gaji 60
juta tiap bulannya.
Berbekal dengan penampilan menarik dan luwes
Malinda Dee memilih korbannya berasal dari kalangan
atas. Tujuannya adalah mengincar korban yang berada di
ruang lingkup high class. Kepercayaan pun ia dapatkan.
Nasabah bahkan rela memberikan cek kosong kepada
Malinda. Berdasarkan catatan di Bank Indonesia, sudah
ada 20 nasabah Citibank yang mengadukan uang hilang
dengan total 90 milliar rupiah. Berikut penjabaran posisi
subjek objek dan pembaca dengan menggunakan teori
Sara Mills pada laporan utama di Majalah Tempo yang
berjudul ‘Barbie Penggemar Ferarri’:
a. Posisi Subjek
Setelah mengamati isi teks pemberitaan pada
laporan utama di Majalah Tempo yang berjudul
‘Barbie Penggemar Ferarri’ ini peneliti melihat
bahwa yang berada pada posisi subjek adalah
wartawan. Posisi wartawan yang menyudutkan
100
perempuan terlihat samar karena dapat menceritakan
Malinda dengan leluasa kepada pembaca lewat
pengakuan narasumber, Lala Hamid.
Dalam pemberitaannya, wartawan mengatakan
jika Malinda menjerat korbannya berbekal
penampilan yang luwes dan glamor. Kata Barbie
kembali disematkan pada paragraf satu. Kata Barbie
dimunculkan untuk mengonotasikan Malinda Dee
sebagai makhluk yang cantik, ramping, pirang dan
seksi. Penulis menggunakan ‘Barbie’ untuk
menunjukkan sosok Malinda Dee yang menjadikan
Barbie sebagai ikon kecantikan. Barbie merupakan
boneka yang diperkenalkan oleh negara Amerika
pada tahun 1519.
Dalam perkembangannya, Barbie diterima sebagai
presentasi kecantikan dari Amerika, Eropa dan
menyebar hingga ke Indonesia. Banyak boneka
Barbie yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan
budaya masing-masing negara. Semisal di negara
101
muslim lahirlah Barbie yang mengenakan jilbab
seperti Iran dan Arab. Lahir pula Barbie asal Afrika
yang berkulit hitam dan Barbie yang bermata sipit di
daratan Cina.
Adanya penyesuaian penerima Barbie dari tataran
terendah dari sisi budaya dan sosial merupakan
bentuk keberhasilan Barbie sebagai ikon kecantikan.
Barbie yang telah masuk ke dalam tatanan budaya
membuat masyarakat mulai menganggap jika ikon
kecantikan fiktif itu adalah nyata.5
Beit beberapa tanda yang dimiliki Barbie yaitu
kulit putih, langsing, ramping dan seksi. Kulit putih
menjadi standar kecantikan ‘global’ untuk
perempuan. Meski ada Barbie berkulit gelap yang
disesuaikan dengan Afrika, Barbie berkulit putih tetap
menjadi primadona. 6
5 Aris Saefullah (2009). Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto:
Makna Cantik dan Sebuah Barbie Ikon Gaya Hidup dan Komoditas’, 4(1), h.2 6 Aris Saefullah (2009)
102
Munculnya Barbie berkulit putih memunculkan
kajian penting yaitu menyoal ras. Ras merupakan
fenomena yang muncul di masa kolonialisme dimana
saat itu dibentuklah sebuah pengurutan atau strata
antara kolonial dengan negara jajahannya. Berkulit
putih menjadi alat ukur dan berada di atas level paling
atas. Doktrin ini membuat orang-orang yang
berwarna berada di level bawah. Kulit putih dan
bersih pun akhirnya menjadi representasi yang ideal. 7
Selain itu boneka Barbie mempresentasikan tubuh
yang ideal bagi perempuan adalah memiliki badan
langsing dan ukurang pinggang yang kecil. Payudara,
kaki, tangan, jari jemari, bibir dan rambut yang ideal
adalah seperti Barbie. Kondisi tersebut merangsang
masyarakat untuk menirukan cantik seperti Barbie.8
Begitu juga dengan sosok Malinda Dee di dalam
berita ini. Penulis ingin menggambarkan sosok
7 Aris Saefullah (2009)
8 Aris Safeullah (2009)
103
Malinda Dee yang mengubah penampilannya agar
serupa dengan ikon kecantikan yaitu boneka Barbie.
Dari pengambaran di atas, wartawan menaruh satu
foto Malinda yang tengah mengenakan kebaya
berenda gaya victoria dengan kerah lebar. Menurut
penuturan perancang busana yang dikenakan oleh
Malinda yaitu Andre, ia begitu percaya diri dan
menarik saat memamerkan kebaya hitam seharga Rp
50 juta.
Ada ketimpangan jika dibandingkan dengan
foto pada paragraf 12. Malinda yang berfoto bersama
teman-temannya saat masih di kelas III SMA masih
belum tersentuh oleh sapuan make up. Rambut
Malinda masih hitam legam dengan poni jambul-ikal.
Pada paragraf 10 wartawan mengungkapkan
ada perbedaan yang mencolok antara Malinda yang
sekarang jika dibandingkan sewaktu masih menjadi
siswa di SMA 6 tahun 1981. Wartawan mengutip
pengungkapan Lala Hamid terkait perubahan yang
104
dilakukan oleh Malinda yaitu, perubahan bentuk
mata, hidung, alis dan bentuk payudaranya yang lebih
menonjol.
Wartawan mengungkapkan adanya operasi
payudara yang dilakukan oleh Malinda. Selain itu
setidaknya agar bisa berparas cantik, seksi dan
bergaya bak Setidaknya Malinda harus menghabiskan
Rp 20 jutauntuk sekali perawatan salon.9
b. Posisi Objek
Dalam pemberitaan rubrik laporan utama di
Majalah Tempo edisi 10 April 2011 yang beradapada
posisi objek adalah Malinda. Di dalam pemberitaan
ini Malinda merupakan perempuan yang
memamfaatkan paras yang serupa dengan Barbie
untuk menjerat korbannya.
Selain itu masa lalu Malinda pun dikorek-
korek untuk dijadikan informasi utama di dalam
9 Hasil wawancara langsung dengan Bagja Nugraha, reporter rubrik
laporan utama Majalah Tempo pada 6 September 2018
105
berita. Perubahan fisik yang dilakukan oleh Malinda
dari bentuk mata, hidung, alis hingga payudara
dijadikan sebagai sorotan. Pernyataan ini
diungkapkan oleh Lala Hamid, salah satu kawan satu
SMA dengan Malinda. Ia pangling betul melihat
penampilan Malinda. Mata, hidung, dan alisnya
berubah. Dadanya pun jauh lebih membusung,
ungkap Lala Hamid.
c. Posisi Pembaca
Posisi pembaca dalam pemberitaan ‘Barbie
Penggemar Ferrari’ lebih cenderung ke arah penulis
yang merupakan wartawan. Isi berita diarahkan untuk
jika Malinda menjerat korbannya dengan berpakaian
seksi, penampilannya luwes dan bentuk payudara
yang membusung. Setelah menganalisis teks berita,
peneliti menemukan bahwa wartawan adalah subjek
dan Inong Malinda Dee adalah pemeran utama atau
objek.
106
Dalam pemberitaan ini posisi Malinda
disudutkan oleh wartawan lewat pengungkapan
narasumber. Ketimbang informasi kasus korupsi,
berita ini lebih menginformasikan Malinda sebagai
perempuan seksi penggoda yang meniru paras boneka
Barbie. Peneliti menemukan jika pemberitaan laporan
utama Majalah Tempo edisi 17 April 2011 dan 10
April 2011 memberikan informasi bersifat
menyudutkan perempuan dan menjadikannya sebagai
daya tarik pembaca.
B. Interpretasi Penelitian Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’
Berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ merupakan berita yang
menyoroti tentang kasus korupsi pencucian yang dilakukan oleh
Malinda Dee saat menjabat sebagai Senior Relationship Manager
Citibank. Setidaknya Ia telah mengangsir dana nasabah Citigold –
nasabah dengan simpanan Rp 500 juta – 16,6 milliar. Ada
perbedaan pemberitaan kasus korupsi Malinda Dee dengan
berita-berita korupsi lainnya. Jika selama ini pengisahan kasus
107
korupsi yang dilakukan oleh tersangka adalah terkait kronologi
dan proses bagaimana pencucian uang untuk menghilangkan
jejak, dalam berita ini, penulis mengambil frame yang berbeda.
Dalam berita ini, Malinda Dee tidak sekadar diceritakan
sebagai koruptor perempuan yang telah merugikan nasabahnya
hingga milliar rupiah. Namun Ia juga ditampilkan sebagai
seorang perempuan yang berpenampilan layaknya boneka Barbie,
gemar berbusana seksi. Namun tidak ada satu pun statment yang
mengindentifikasi langsung dari Malinda Dee sendiri.
Dibandingkan dengan dalang utama pada kasus korupsi
yang menggurita dan berjenis kelamin laki-laki, kasus koruptor
dengan perempuan sebagai tersangka akan lebih dilirik media.
Tak seperti kasus Nazaruddin yang membuka skandal praktik
korupsi yang menjaring banyak aparat pemerintah, sosok
koruptor perempuan pun cukup populer dan jadi trending topic
dalam pemberitaan. Misalnya saja sosok Melinda Dee sebagai
salah seorang koruptor perempuan cukup terekam sepanjang
awal 2012 silam
108
Penggambaran di atas membuat pembaca membuahkan
pemikiran jika Malinda Dee adalah perempuan penggoda yang
mengandalkan kecantikan dan penampilannya yang luwes untuk
menarik calon nasabahnya sebagai korban.
Pembaca diajak untuk memikirkan motif dibalik Malinda
melakukan korupsi seutuhnya dikarenakan faktor citra pigura.
Mencukupi gaya hidupnya untuk mempercantik diri,
memperkaya diri untuk menggaet suami muda dari kalangan
selebritis dan melakukan operasi plastik guna memperbesar
payudara.
Pada dasarnya ada tiga faktor yang menentukan konten
media massa yaitu, pertama Characteristic, personal background
and experiences: meliputi etnis, pendidikan, gender dan orientasi
seksual. Kedua adalah personal attiudes, values, adn beliefs dari
pekerja media massa terhadap fenomena yang dikemas dalam
produk media massa politik, orientasi keagamaan, nilai-nilai
kepercayaan yang dianut berkaitan dengan individualisme,
modrenism, altruistic democrazy, leadership, ethnocentrism dan
yang ketiga, professionalism, roles dan ethnis.
109
Dalam kasus ini, media massa lebih menonjolkan faktor
pertama yang dikatakan kurang baik. Sesungguhnya insan media,
atau penulis berita sejatinya memang dipengaruhi oleh
kepercayaan dan mempersepsikan hasil penelitian pers Indonesia.
Namun yang tadinya media bertujuan untuk menggalakkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kebijakan redaksional
harus dikalahkan oleh ideologi kapitalisme. Dalam organisasi
media nilai-nilai kapitalis dan patriarki dianggap paling
menguntungkan, sehingga ketimpangan gender seringkali
dimunculkan
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa peneliti mengenai berita ‘Si Barbie
Masih Sendiri’ dilihat dari posisi subjek, objek dan pembaca pada
bab sebelumnya, maka yang dapat disampaikan di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah
wartawan pada Majalah Tempo Edisi 10 April 2011
waratawan atau yang menulis berita. Wartawan Majalah
Tempo menggambarkan sosok Malinda Dee yang
percaya diri dan cukup menyakinkan dalam
berpenampilan.
Malinda adalah pesolek yang pandai memadupadankan
busana sehingga menjadi menarik untuk dipandang.
Karenanya, Narasumber Tempo menuturkan dapat
menarik nasabah yang berpotensi menyimpan hingga 2
milliar ke atas. Dengan menyandang jabatan sebagai
Senior Relationship Manager Citibank, Ia pun
111
memperkenalkan produk Private Banking Citigold
kepada para nasabah miliknya yang berada dari kalangan
pejabat tinggi hingga para nyonya sosialita.
2. Objek dalam berita ‘Si Barbie Masih Sendiri’ adalah
narasumber yang terdapat di dalam berita adalah
Malinda Dee ditampilkan sebagai bahan penceritaan dan
tidak bisa menampilkan dirinya sendiri dan menjadi
penceritaan dalam pemberitaan. Narasumber yang
memaparkan sosok Malinda Dee, yang keberadaan
diceritakan aktor narasumber (subjek) membuat Malinda
tidak dapat menampilkan atau menggambar dirinya
sendiri secara nyata. Entah itu lewat wawancara atau
percakapan dalam berita.
3. Untuk posisi pembaca, penulis cenderung mengarahkan
kita untuk Penggambaran di atas membuat pembaca
membuahkan pemikiran jika Malinda Dee adalah
perempuan penggoda yang mengandalkan kecantikan
dan penampilannya yang luwes untuk menarik calon
nasabahnya sebagai korban. Pembaca pun seakan diajak
112
untuk menafsirkan jika motif dibalik Malinda melakukan
korupsi seutuhnya adalah faktor citra pigura. Mencukupi
gaya hidupnya untuk mempercantik diri, memperkaya
diri untuk menggaet suami muda dari kalangan selebritis
dan melakukan operasi plastik guna memperbesar
payudara.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran kepada
insan media dan pembaca sebagai berikut:
1. Kepada insan media untuk lebih memperhatikan kembali
dalam mempublikasikan informasi baik itu berita,
artikel, atau penayangan pada sesuatu yang bersifat
seksis atau pun bias gender.
2. Kepada para pembaca khususnya mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, ada baiknya penelitian
denganmenggunakan analisis wacana teori Sara Mills
terus dikembangkan. Sehingga makin banyak untuk
dijadikan sebagai referensi dan penelitian selanjutnya.
113
Selain itu kepada pembaca umum disarankan untuk lebih
kritis dalam menafsirkan informasi entah itu berita,
artikel, maupun siaran terutama yang berkaitan dengan
perempuan.
114
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2006.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana,
2004.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka, 1998.
Djaja, Ermansyah. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi
Pemberantas Korupsi). Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Djuarto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif, Analisis Data. Jakarta:
PT Raya Grafindo Persada.
Fakih, Mansur. Membincang Feminisme: Diskursus Gender
Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti. 1996.
Fakih, Mansour, Analisa Gender dan Tranformasi Sosial.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1992.
Hamzah, Andi. Pemberantas Korupsi Melalui Hukum Pidana
Nasional dan Internasional. Jakarta: Raja Grafindo, 2005.
Humm, Mugie. Ensiklopedia Feminisme: Dictonary of Feminist
Theoritis, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 2002.
115
https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah
Jawade Hafidz. Korupsi dalam Perspektif HAM (Hukum
Administrasi Negara). Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press,
2006.
Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosydakarya, 1997.
Mulyana, Dedy. Kajian Wacana, Teori Metode, Aplikasi dan
Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta, 2005.
Muslikhati, Siti. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan
dalam Timbangan Islam. Jakarta:Gema Insani, 2004.
Muin, Abdul. Fiqih Siyasah : Konsepsi Kelemahan Politik dalam
Al-Quran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1992.
Netty Dyah. Jurnal Masyrakat Kebudayaan dan Politik Tahun
2005. Madura: Universitas Truyono), 2005.
Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi
“Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Nurdjana. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi,
Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Rokhmansyah, Alfian, Pengantar Gender dan Feminisme
Pemahamam Awal Kritis Sastra Feminisme, Yogyakarta:
Penerbit Garudhawaca. 2006.
Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer. Jakarta: Modren English Pres, 2002.
116
Sober, Alex. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Sutyatno. Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. 2005
Yoce Aliyah. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya,
2009.
Walter, Natasha. Living Dolls: The Return of Sexisme. London:
Hachette Digital. 2013.
JURNAL
I Made Netra, Perilaku Seksis dalam Bahasa Seni Pertunjukkan
Ragam Humor di Kota Denpasar Kajian Bahasa dan
Gender. Universitas Udayana: Vol. 1 April no.2. 2009.
Saefullah, Aris, Makna Cantik dari Sebuah Barbie antara Ikon
Gaya Hidup dan Komoditas, Pusat Studi Gender STAIN
Purwokerto: Vol. 4 No 1 Januari 2009.
Dwi Astuti, Yanti. Media dan Gender (Studi Deskriptif Stereotip
Perempuan dalam Iklan di Televisi Swasta), Propesitif
Jurnal Komunikasi : Vol 09 No.02/ Oktober 2016.
Farida, Nuke. Hegemoni Patriaki di Media Massa. UG Jurnal Vol.7 No
08 tahun 2013
17 APRIL 2011 TEMPO| 77
MU
HAM
MAD
FAD
LI U
NTU
K TE
MPO
Polisi belum menemukan tersangka baru dalam kasus penggelapan dan pencucian dana nasabah Citigold Citibank.
Tuduhan masih bermuara pada bekas Senior Relationship Manager Citibank Malinda Dee. Uang nasabah yang diambilnya
ternyata ada yang macet saat dipakai untuk bisnisnya.
78 | TEMPO 17 APRIL 2011
LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA
Malinda Oh Malinda
ADA berbagai cara Inong Malinda Dee menggangsir dana nasabahnya. Dengan dalih diputar untuk investasi, dia menggelapkan sebagian duit ke rekening pribadinya. Tapi beberapa investasi di propertinya berantakan karena ditipu kliennya sendiri. Ini cara Senior
Relationship Manager Citibank itu ”memainkan” dana nasabah premiumnya.
Di atas Rp 500 jutaSepengetahuan head teller, Meliana
BERDASAR TUDUHAN:
Penggelapan Di atas Rp 1 miliarSepengetahuan Kepala Cabang Landmark, Paulina Suryani
Malinda membujuk nasabahnya berinvestasi.
Nasabah setuju.
Melalui teller Dwi, Malinda minta dana di rekening nasabahnya dicairkan.
Karena dokumen lengkap, manajemen menyetujui transaksi.
Duit dikirim ke rekening bank lain.
Sebagian dana diinvestasikan, sebagian lagi ditilap sendiri.
Dana invetasi, khususnya tanah, ada yang dibawa lari nasabah Malinda.
Di bawah Rp 500 juta Cukup Malinda dengan teller
Transfer dilakukan berkali-kali.
Isi rekening nasabah berkurang, dari miliaran menjadi ratusan ribu rupiah.
Duit mengalir ke rekening Malinda atau anaknya.
Tanpa sepengetahuan nasabah, Malinda minta teller Dwi mencairkan dana di rekening nasabahnya.
Blangko kosong sudah diteken nasabah.
INONG Malinda Dee bak selebritas. Sejak menghuni Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI, Kamis tiga pekan lalu, ibu tiga anak itu selalu
kebanjiran pengunjung. Selain keluar-ga dan teman, ada puluhan pengacara yang mengaku bersimpati atas perkara yang tengah melilitnya. Ketika Tempo berkunjung ke ruangannya pekan lalu, terlihat Malinda sedang serius berbin-cang dengan pengacara senior Moham-mad Assegaf.
Malinda menjadi tahanan karena dituduh menggelapkan dan melaku-kan pencucian uang dana nasabah ke-tika menjadi Senior Relationship Ma-nager Citibank. Ia diduga menggang-sir nada nasabah Citigold—nasabah de-ngan simpanan Rp 500 juta-16,6 miliar. Duit itu diduga dipakai untuk membe-li sejumlah properti dan mobil mewah. Sampai pekan lalu, polisi sudah menyi-ta sejumlah barang bukti dugaan ke-jahatan Malinda, seperti blangko ko-song yang sudah diteken nasabah, bukti transfer, dan sejumlah perangkat elek-tronik milik Malinda.
Empat mobil mewah Malinda—dua Ferrari, satu Mercedes-Benz E-350, dan satu Hummer H-3 Sport—yang didu-ga dibeli dari duit nasabah premium-nya itu sudah disita. Sedangkan 73 aset milik Malinda, termasuk sertifi kat ta-nah dan perhiasan mewah, dikemba-
likan penyidik karena tidak berkait-an dengan perkara. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan juga tengah menelisik sekitar 30 rekening yang menjadi penampung dana nasa-bah Malinda. Rekening-rekening itu pekan lalu sudah diblokir penyidik.
Kendati sudah memeriksa 19 sak-si, sampai kini polisi baru menetapkan Malinda dan teller Citibank, Dwi, seba-gai tersangka. Dwi sempat ditahan dua hari, tapi kemudian dibebaskan kare-na dianggap hanya diperalat Malinda. ”Perkara ini masih terus dikembang-kan,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jen-deral Anton Bachrul Alam.
● ● ●
SAMPAI akhir pekan lalu, Malin-da berkukuh tidak melakukan perbu-atan yang dituduhkan polisi. Ia menya-takan semua transaksi penarikan atau pemindahbukuan dana itu setahu na-sabahnya. Kepada penyidik, Malinda mengklaim Head Teller Citibank Ca-bang Landmark, Meliana, dan Kepa-la Citibank Cabang Landmark, Paulina Suryanti, mengetahui semua transaksi-nya. Transaksi penarikan di atas Rp 500 juta, kata Malinda, harus disetujui Me-liana. Sedangkan untuk yang di atas Rp 1 miliar harus ada ”restu” Paulina.
Karena hanya tiga orang nasabah yang tercatat melapor ke polisi, Malin-
da cuma membeberkan caranya mena-rik dana dari ketiganya kepada penyi-dik selama empat kali pemeriksaan (li-hat ”Malinda Oh Malinda”). Kepada se-orang nasabah, misalnya, ia menawar-kan investasi pembelian properti. De-ngan izin nasabah itu, Malinda meng-
Malinda Dee di Bareskrim Mabes Polri,
Jakarta, Senin, 4 April.
TEM
PO/A
DIT
IA N
OVI
ANSY
AH
17 APRIL 2011 TEMPO| 79
Supaya tidak terendus Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan, Malinda membelanjakan duit itu untuk membeli properti dan mobil mewah.
Pendapatan
Gaji bulanan di Citibank Rp 70 jutaBonus prestasi Rp 250 juta per tiga bulan dari CitibankFee dari perusahaan asuransiFee dari hasil investasi, per tahunnya bisa mencapai ratusan jutaGaji komisaris di perusahaan miliknyaDari penggelapan dana nasabah
••
••
••
Belanja
Membeli 10 mobil mewah, seperti Mercedes-Benz, Ferrari, Land Rover, dan Hummer—sebagian masih dicicilMembeli 3 rumah mewah di Tebet dan sejumlah apartemen di Jakarta—sebagian masih dicicilMembeli puluhan hektare tanah di Jawa BaratKoleksi perhiasan mewah, antara lain berlianSurat berharga dan saham
•
•
•••
Jerat Hukum
Undang-Undang tentang PerbankanUndang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian UangAncaman hukuman maksimal: 15 tahun penjara.
••
•
SUMBER: KEPOLISIAN DAN WAWANCARA | TEKS: ANTON APRIANTO
Pencucian
uang
Dari rekening
nasabah,
Malinda
mentransfer duit
ke 30 rekening
di bank lain
Duit sebagian masuk ke rekening pribadi Malinda, perusahaan, atau anaknya
Rp 4,5 miliar
MILIK
NASABAH 1:
Rp 10 miliar
MILIK
NASABAH 2:
Rp 2 miliar
MILIK
NASABAH 3:
Rekening nasabah
Rekening atas nama Dudi di dua bank, BNI dan BRI, cabang Cianjur dan
Sukabumi
Dana dipakai membeli tanah
3 hektare di Sukabumi dan
Cianjur
Rekening nasabah
Rekening showroom yang
diduga milik Malinda, PT
Exclusive Jaya Perkasa
Rp 2,7 miliar untuk bayar
premi asuransi
Duit Nasabah
Itu
Rp 7,3 miliar ditilap Malinda,
sebagian dibelikan mobil
mewah
Rekening nasabah
Ke rekening PT Sarwahita
Global Management di Bank Mega
Dana untuk investasi
isi blangko kosong yang sebelumnya di-teken si nasabah dengan sejumlah dana yang hendak diinvestasikan. Besarnya Rp 2 miliar. ”Itu bisa diartikan pinjam-an juga, sewaktu-waktu bisa dikemba-likan,” katanya kepada penyidik.
Dari rekening nasabah tersebut, kata Malinda, duit Rp 2 miliar itu dialirkan ke rekening PT Sarwahita Global Ma-nagement atas nama Reita Amelia Beta. Saat itu, Juni 2010, Reita adalah Ko-misaris PT Sarwahita. Malinda sendi-ri tercatat sebagai komisaris perusaha-an itu. Sumber Tempo lain menyebut-kan Malinda juga kerap mengalirkan dana nasabahnya ke rekening perusa-haan yang bergerak, antara lain, da-lam bidang konstruksi dan asuransi. Dana itu, misalnya, diinvestasikan un-tuk membangun townhouse di Cibabat, Cimahi, Jawa Barat, akhir 2010. Nilai-nya mencapai Rp 3 miliar.
Menggandeng seorang direktur Sar-wahita, proyek itu belakangan macet. Direktur Sarwahita itu sendiri yang melarikan duit Malinda. Malinda lalu melaporkan direktur itu ke Kepolisian Daerah Jawa Barat. Medio 2010, Malin-da juga tercatat melaporkan penipuan kerja sama investasi oleh rekanannya senilai Rp 2 miliar ke Kepolisian Re-sor Jakarta Selatan. Karena kasus itu-lah Malinda kesulitan mengembalikan dana nasabahnya. Pengacara Malinda yang menangani dua perkara itu, Su-
nan Kalijaga, membenarkan soal kasus penipuan itu. ”Tapi yang di Polda Jawa Barat berakhir damai,” ujar Sunan.
Presiden Direktur PT Sarwahita An-drea Peresthu menjamin perusahaan-nya bukan tempat penampungan dana dari Malinda. Andrea mengatakan, se-jak Februari lalu, Malinda sudah meng-undurkan diri dari Sarwahita. Andrea juga membantah soal rekening Reita yang dipakai untuk menampung dana Malinda. ”Tidak benar tuduhan itu,” katanya.
Aliran rekening nasabah Malinda juga terdeteksi ke PT Exclusive Jaya Perkasa, showroom mobil yang diduga milik keluarga Malinda, pada 13 Agus-tus 2010. Seorang penyidik menuturkan nilainya sekitar Rp 10 miliar. Dari re-kening Exclusive itu, Rp 2,7 miliar dia-lirkan untuk membayar premi asuransi perusahaan asuransi internasional. Si-sanya, lagi-lagi, dipakai Malinda buat mencicil pembelian sejumlah mobil me-wah. ”Ini yang membuat ia terjerat pa-sal pencucian uang,” ujar penyidik itu. Pengacara Malinda, Halapancas Si-manjuntak, mengaku tidak tahu soal showroom itu.
● ● ●
SEBUAH ruang rapat di Hotel Ritz-Carlton, Pacifi c Place, kawasan Sudir-man, Jakarta Selatan, dalam dua tahun terakhir ini khusus disewa Malinda un-
tuk menjaring nasabah kakapnya. Di tempat itu, Senior Relationship Manager Citibank ini memperkenalkan produk private banking Citigold. Calon nasa-bah yang datang, menurut sumber Tem-po yang dekat dengan Malinda, berasal dari berbagai kalangan, mulai pejabat tinggi hingga para nyonya sosialita. ”Se-bagian besar akhirnya tertarik dan jadi nasabah Malinda,” katanya.
Acap tampil mengenakan kerudung, sumber ini bercerita, Malinda selalu sukses meyakinkan orang untuk jadi nasabahnya. Simpanan nasabahnya rata-rata di atas Rp 2 miliar. Dari ru-ang rapat hotel bintang lima itu, per-temuan Malinda dengan nasabahnya biasanya berlanjut di sejumlah tempat: dari rumah nasabah, beberapa kafe di kawasan Senayan, hingga di aparte-men pribadi Malinda. Sesudah perte-muan ini, biasanya penampilan Malin-da berbeda. Ia muncul tanpa kerudung dan memakai busana ketat. Tujuan uta-manya agar nasabah takluk dan sege-ra menginvestasikan dananya. Di sini pula biasanya ia meminta nasabah, de-ngan berbagai alasan, meneken blang-ko kosong. ”Kalau perlu, tanda tangan-nya di atas punggung,” kata sumber itu.
Dengan segala kemudahan dan kera-mahan yang ditawarkan, menurut se-orang anggota staf pengawasan Bank
80 | TEMPO 17 APRIL 2011
LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA
Proyek Inong di Luar CitiInong Malinda Dee mengaku mengalirkan sebagian uang nasabah Citibank ke perusahaan miliknya. Salah satu perusahaan yang diduga menjadi gudang penimbunan duitnya adalah PT Sarwahita.
MALAM di salah satu ruang-an Sarwahita Group di ka-wasan Kuningan, Jakarta Selatan, Inong Malinda Dee menggunakan kerudung.
Sebagian poninya dibiarkan menyeru-ak ke luar. Senyumnya terus mengem-bang di antara cahaya lampu kilat yang bergantian menyala menyinari wajah-nya. Tangan ibu tiga anak itu terlipat ke depan. Dia berdiri berjejer di antara para tamunya dengan anggun.
Slap! Lampu kamera membekukan momen itu. Dalam foto terlihat perem-puan 47 tahun ini berdiri bersebelahan dengan Haryono Suyono, Menteri Ko-ordinator Kesejahteraan Rakyat di era Orde Baru. Di posisi lain tampak berdi-ri Subiakto Tjakrawerdaja, Menteri Ko-perasi di era yang sama. Foto Malinda bersama bekas orang penting republik ini dipublikasikan dalam majalah Ge-mari edisi 113, Juni 2010. Gemari ada-
REPR
O/M
AJAL
AH G
EMAR
I/IR
WAN
Indonesia, tak aneh jika sampai akhir 2010, dia bisa menggaet 500 nasabah premium. Sebagian besar tercatat di Ci-tibank Cabang Landmark, Jakarta Se-latan. Sejumlah sumber Tempo menye-butkan perwira tinggi polisi, bebera-pa pengacara kondang, seorang wakil gubernur, dan beberapa bekas mente-ri masuk daftar nasabah Malinda. Ke-polisian buru-buru membantah ada-nya perwira tinggi polisi yang menja-di nasabah Malinda. ”Tidak ada jende-ral yang terlibat atau jadi korban,” kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo pekan lalu.
Jumlah nasabah yang terlalu banyak, ditambah kepercayaan nasabah yang berlebihan terhadap Malinda, meman-cing kecurigaan bank sentral. Dalam rapat kerja dengan Komisi Keuang-an dan Perbankan Dewan Perwakil-an Rakyat, Kamis pekan lalu, Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Ha-lim Alamsyah mengakui pihaknya su-dah mengendus keganjilan praktek per-bankan yang dilakukan Malinda
Citibank sendiri, menurut Halim, ti-dak melakukan pengawasan terhadap Malinda. Tak hanya itu, BI menemukan sejumlah kesalahan prosedur yang dila-kukan Malinda. Misalnya, ada dugaan penyalahgunaan blangko kosong, yang seharusnya tidak diteken dulu oleh na-sabah. Kedekatan Malinda dengan na-sabah dinilai BI rawan kolusi. ”Kami minta Citibank merota-si Malinda ke bagian lain,” ujar Halim.
Permintaan BI itu memicu konfl ik Malinda dan manaje-men Citibank. Menurut sum-ber Tempo di bank swas-ta asing itu, Malinda meng-ancam pindah dan memba-wa nasabahnya ke bank lain jika manajemen menggeser posisinya. Karena tak mau kehilangan nasabah kakap, Citibank memilih tidak me-rotasi Malinda. Untuk me-ngurangi kadar pengawas-an BI, kata sumber itu, jum-lah klien Malinda dipangkas jadi 236. Saat rapat dengan Komisi Keuangan pekan lalu, Vice President Costu-mer Care Citibank Hotman Simbolon mengemukakan alasan mengapa Malinda ti-dak jadi dirotasi. ”Beberapa nasabah hanya mau ditangani Malinda,” katanya.
Perseteruan Malinda de-ngan manajemen Citibank me-muncak setelah seorang nasabah Malinda menghubungi salah satu pemimpin bank itu pertengahan Ja-
nuari lalu. Nasabah itu, ujar sumber Tempo, perwira tinggi polisi yang mencak-mencak lantaran simpanan Citigold-nya telah dijebol. Jumlah-nya mencapai miliaran rupiah. Ma-najemen langsung melakukan inves-tigasi dan menghubungi semua na-sabah Malinda. Hasilnya, ada ratus-an nasabah yang mengklaim dana-nya hilang tak jelas. Total kerugian-nya mencapai Rp 90 miliar.
Februari lalu, Malinda langsung dipecat. Tapi soal pemecatan ini di-bantah pengacara Malinda, Hala-pancas Simanjuntak. ”Ia masih Seni-or Relationship Manager Citibank,” ujarnya. Awal Maret lalu, investigasi internal Citibank rampung. Bagian Pengawasan Citibank melaporkan temuannya ke Bank Indonesia. Se-pekan berselang, 14 Maret lalu, Ma-linda dilaporkan ke polisi.
Pihak Citibank punya versi sendi-ri perihal ini. Menurut Country Cor-porate Affairs Head Citibank Indo-nesia Ditta Amahorseya, terbong-karnya penyimpangan Malinda ber-mula dari laporan seorang nasabah lewat telepon, 11 Februari 2011. Na-sabah itu mengeluh karena ada tiga transaksi transfer tak dikenal di re-keningnya sebesar Rp 800 juta. Dari laporan ini, manajemen Citibank memeriksa 236 nasabah Malinda.
”Bukan karena ada konfl ik inter-nal,” katanya.
Setelah ditemukan adanya kejanggalan transaksi oleh Malinda, kata Ditta, Malinda langsung mengajukan peng-unduran diri. Ditta hanya berkomentar singkat soal tu-dingan Malinda yang me-nyebutkan semua trans-aksi diketahui atasannya. ”Itu bagian penyidikan polisi.”
Malinda, untuk semen-tara ini, satu-satunya yang menghuni tahanan polisi. Di ruang sempit tahanan itu, perempuan yang dijuluki ”Barbie” lantaran model ram-butnya dan kegema-rannya berdandan mi-rip boneka Barbie ini untuk sementara ha-rus berpisah dengan
kehidupan glamornya: bergaul di kalangan sosia-lita Ibu Kota dan menung-
gang mobil-mobil mewah keluaran Eropa.
Anton Aprianto, L.R. Baskoro, Mustafa
Silalahi, Sandy Indra Pratama
TEMPO/ NOVI KARTIKA
17 APRIL 2011 TEMPO| 81
JACK
Y R
AHAM
ANSY
AH U
NTU
K TE
MPO
Kantor PT Sarwahita Global Management di
lantai 16 Gedung Menara Anugerah, Mega
Kuningan, Jakarta Selatan.
lah majalah bulanan yang diterbitkan yayasan-yayasan milik bekas presiden Soeharto. Haryono memang tercatat se-bagai Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), salah satu yayas-an yang didirikan Soeharto.
Acara pada medio Juni 2010 itu meru-pakan acara pengenalan biomass ener-gy. PT Sarwahita akan menggandeng Damandiri untuk ikut mempromosi-kan penggunaan energi alternatif ter-barukan tersebut. ”Acara itu memang di kantor Sarwahita, dan kami mendo-kumentasikan,” ujar Asisten Deputi Di-rektur Informasi dan Advokasi Yayasan Damandiri, Dadi Parmadi Suparta, ke-pada Tempo pekan lalu.
Menurut Dadi, kehadiran Damandiri di kantor Sarwahita karena diundang dan mendengarkan presentasi menge-nai energi itu. Tidak ada lagi kelanjut-an berarti setelah undangan tersebut. ”Berhenti begitu saja,” kata Dadi.
Dadi menolak jika Yayasan Damandi-ri dikait-kaitkan dengan Malinda. Dia juga menolak menjawab saat ditanya be-narkah Damandiri menyimpan uangnya di Citibank melalui Malinda. ”Yang jelas kami bukan nasabahnya.”
● ● ●
SARWAHITA Group didirikan Ma-linda Dee, bersama antara lain sejum-lah karyawan Citibank pada Juni 2008. Menempati lantai 16 Gedung Mena-ra Anugerah di Jalan Mega Kuningan, tercatat pendiri perusahaan ini, antara lain, Reniwati Hamid dan Reita Amelia
Beta. Reni duduk sebagai direktur, se-dangkan Reita, seperti Malinda, menja-bat komisaris.
Sarwahita kini jadi buah bibir karena diduga tempat Malinda melempar se-kaligus memutar uang yang ia gangsir dari sejumlah rekening nasabah premi-umnya. Menurut polisi, sedikitnya Rp 16,6 miliar dana nasabah bank interna-sional itu yang digasak Malinda.
Perusahaan ini diduga juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang dija-dikan tempat Malinda menimbun duit. Sumber Tempo menyebut, saat diperik-sa polisi, Malinda mengaku mengalir-kan uang, antara lain, sekitar Rp 2 mili-ar ke sebuah perusahaan. ”Kami masih terus menyelidiki perusahaan-perusa-haan itu,” kata juru bicara Mabes Pol-ri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.
Selain menginterogasi Malinda me-ngenai isi perut Sarwahita, polisi sudah memeriksa beberapa komisaris Sarwa-hita. ”Mereka dikait-kaitkan dengan ulah Malinda,” ujar sumber Tempo. Po-sisi Presiden Komisaris Sarwahita kini dipegang Marsekal Madya Rio Men-dung Thalieb, yang sekarang menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional.
Sarwahita awalnya didirikan de-ngan tujuan mulia. Beberapa karyawan Citibank itu ingin mencari dana un-tuk membiayai rekan mereka yang sa-kit parah dan perlu biaya besar. Menu-rut sumber Tempo, Malinda pula yang menyewakan ruangan di gedung yang terletak di kawasan bisnis elite Jakarta itu. Sewa per bulan kantor mereka seki-tar Rp 30 juta.
Mencatatkan diri di Departemen Ke-hakiman dengan nama PT Sarwahi-ta Global Management, perusahaan ini memproklamasikan diri bergerak da-lam bidang, antara lain, konstruksi dan asuransi. Tapi hingga 2010 praktis per-usahaan ini hanya mempunyai dua pro-
Malinda Dee bersama Haryono Suyono dan
Subiakto Tjakrawerdaja.
yek yang terhitung agak besar, salah sa-tunya pemasangan lampu di jalan tol Jakarta.
Pekan lalu Tempo mendatangi kantor Sarwahita di Gedung Anugerah. Tak terlihat aktivitas apa pun di sana. Pin-tu kantor itu terkunci rapat. Stiker ber-tulisan ”Sarwahita Group” tertempel di tengah pintu kaca. Dari balik kaca hanya terlihat meja resepsionis, pesa-wat telepon, dan kartu absensi karya-wan. Rak buku dan majalah tampak ko-song. ”Sudah pindah sebulan lalu,” ujar seorang petugas keamanan kantor yang bertetangga dengan Sarwahita. Arti-nya, Sarwahita ”cabut” persis ketika kasus Malinda mulai mencuat.
● ● ●
MARSEKAL Madya Rio Mendung kini pusing tujuh keliling. Sejak nama Sarwahita muncul dalam pusaran kasus Malinda, namanya juga terseret kencang dikaitkan dengan ulah bekas Senior Re-lationship Manager Citibank ini. Kamis malam pekan lalu, misalnya, Rio jeng-kel karena running text sebuah stasiun televisi mengaitkan namanya dengan Malinda. ”Tidak ada hubungannya be-liau dengan kasus Malinda,” kata Presi-den Direktur Sarwahita Group Andrea Peresthu, Kamis malam pekan lalu, ke-pada Tempo. Andrea menolak jika Sar-wahita disebut sebagai tempat pencuci-an uang hasil kejahatan Malinda.
Menurut Andrea, dirinya bersama Rio masuk Sarwahita pada Oktober 2010 karena, antara lain, diajak Reita. Andrea lalu mengubah arah bisnis per-usahaan untuk fokus green business. ”Karena sebelumnya perusahaan ini maunya banyak,” kata Andrea. Ia me-nambahkan, Sarwahita tak punya anak perusahaan.
Setahun setelah ia memimpin Sarwa-
82 | TEMPO 17 APRIL 2011
LAPORAN UTAMA NASABAH KAKAP MALINDA
RUANG besuk itu tak terlalu luas, hanya sekitar 5 x 4 meter perse-gi. Terletak di sudut utara lantai satu gedung Badan Reserse Kri-
minal Kepolisian RI di kawasan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Di situlah sudah hampir tiga pekan Malinda Dee ditahan. Untuk menuju ke ruang tahan-an itu, pengunjung melewati dua ruang penjagaan serta meninggalkan identi-tas, meninggalkan telepon seluler, dan memakai tanda pengenal sebagai tamu. Lalu melewati sebuah lorong panjang sekitar 50 meter. Seperti pengunjung, di dalam tahanan Malinda dilarang me-megang ponsel.
Akhir pekan lalu itu, jam sudah me-nunjuk pukul 15.00 ketika Tempo meng-unjungi Malinda. Waktu kunjung ting-gal sekitar satu jam lagi, tapi ruangan
itu dipenuhi puluhan pembesuk. Mere-ka duduk di bangku kayu panjang dan antre untuk menemui serta berbincang-bincang dengan tahanan yang akan me-reka kunjungi. Di ruangan itu disedia-kan dua buah meja dengan dua bang-ku panjang di masing-masing sisinya. Di situlah pembesuk dan yang dibesuk berbincang serta bertatap muka. Pada langit-langit ruang juga tergantung ka-mera CCTV, yang merekam segenap ke-giatan di bawah.
Sejumlah tamu Malinda juga terli-hat antre. ”Tiap hari banyak pengacara datang, jumlahnya bisa sampai 30-an,” ujar seorang penjaga. Para lawyer itu da-tang untuk menawarkan jasa membantu dalam kasus Malinda. Beberapa di anta-ranya bahkan datang dari luar Jakarta.
Petang itu Malinda membalut tubuh-
Inong Malinda Dee:Dalam Seminggu Nama Saya Hancur
Pada peragaan
busana ”Untukmu
Perempuan
Indonesia” di
Hotel Mulia, Juli
2008. TEM
PO/A
DR
I IR
IAN
TO
hita, perusahaan ini sudah menggan-deng dan mendapat sejumlah hibah dari beberapa perusahaan Eropa. Sa-lah satu proyek mereka, membangun rumah tahan gempa di Padang. Ada-pun yang kini tengah berjalan, pro-yek pembangunan tenaga listrik ra-mah lingkungan di Riau dan Gunung Kidul, Yogyakarta.
Tatkala kasus Malinda ini mulai ber-gulir dan menjadi pembicaraan di an-tara petinggi Citibank, pada Februa-ri silam Malinda mengajukan pengun-duran diri selaku komisaris Sarwahi-ta. ”Segala hal terkait dengan hal-hal yang terjadi selama masa jabatan saya di perseroan menjadi tanggung jawab saya...,” tulis Malinda dalam suratnya tertanggal 1 Februari, di atas kertas bermeterai Rp 6.000.
● ● ●
SUMBER Tempo menegaskan, Ma-linda memang memakai Sarwahita untuk menampung duit nasabah yang ditilapnya. Tapi duit ini dimasukkan ke rekening perusahaan itu saat awal-awal perusahaan tersebut berdiri. Caranya, dia membuat rekening lain yang tidak diketahui rekan-rekannya. Rekening itu sendiri kemudian ditu-tup ketika beberapa temannya mulai menaruh curiga.
Di Menara Anugerah itu, ujar sum-ber ini, Malinda mengoperasikan be-berapa perusahaan. Perusahaan-per-usahaan itu lebih dulu berdiri ketim-bang Sarwahita. Salah satunya PT Exclusive Jaya Perkasa.
Ke rekening perusahaan ini pula, antara lain, Malinda mengirim uang Rp 10 miliar yang diduga milik klien-nya itu. Polisi mencatat sedikitnya Malinda menampung dana dari na-sabahnya di 30 rekening bank lain. Uang yang masuk rekeningnya itu lalu digunakan untuk membeli, an-tara lain, sejumlah apartemen, satu Mercedes-Benz, dua Ferrari, serta se-jumlah tanah di daerah Cianjur dan Sukabumi seluas tiga hektare. Bebe-rapa harta yang ia beli ada pula yang bermasalah, yang membuat Malin-da harus memakai pengacara untuk membereskannya.
Kepada Tempo, salah satu peng-acara Malinda, Batara Simbolon, me-nyatakan kliennya siap mempertang-gungjawabkan semua tuduhan yang ditujukan kepada dirinya. Kepada penyidik, saat ditanya tentang sejum-lah uang yang dikirimkan ke bebera-pa rekening, Malinda menjawab. ”Se-mua transaksi tercatat dan sudah se-suai prosedur,” ujar Malinda seperti ditirukan penyidik itu.
LRB, Sandy Indra
82 | TEMPO 10 APRIL 2011
LAPORAN UTAMA MANDI DUIT MALINDA
DUNIA sosialita Jakarta gem-par sepanjang pekan lalu. To-piknya apa lagi kalau bukan penangkapan Malinda Dee, Senior Relationship Manager
Citibank. Dia baru diberhentikan sebu-lan lalu. Polisi menuduh perempuan 47 tahun itu menggelapkan duit tiga nasa-bahnya senilai Rp 20 miliar. Foto-foto Malinda, dengan berbagai pose, bere-dar gencar di jejaring sosial media.
Andre Frankie, perancang busana, mengisahkan kehebohan di kalangan teman-temannya. ”Kami semua kaget dan saling tanya. Beneran? Kok bisa, ya?” kata Andre.
Tiga tahun lalu Andre membuat buku The Art of Kebaya. Buku mewah 176 ha-laman yang dijual Rp 2 juta itu memu-at foto koleksi kebaya karya Andre yang dipakai para pemiliknya, antara lain Malinda. Mengenakan kebaya berenda gaya Victoria dengan kerah lebar, Ma-linda tampak bersinar. ”Ia luwes, pe-motretan juga lancar,” kata Andre, yang tiga kali bertemu dengan Malinda sela-ma proses pembuatan buku tersebut.
Buku itu diluncurkan pada 22 Ap-ril 2010 di Hotel Four Seasons Jakarta. Payet kristal berkilau, kebaya brokat pas membingkai lekuk badan, dan wa-jah-wajah halus semringah memenuhi ruangan pesta. Sosialita papan atas, yang wira-wiri di pesta jetset Jakar-ta, menjadi peraga pameran. Terma-suk di antara mereka pengusaha Mia-na Sudwikatmono, pelukis Yulie Setyo-hadi, Maya Ludy, penyanyi Titi DJ, dan tentu saja Malinda. Berlenggak-leng-gok memamerkan kebaya hitam sehar-ga Rp 50 juta, Malinda tampil luwes de-ngan senyum merekah.
Andre mengenal Malinda sebagai sa-lah satu pembeli yang baik. ”Saya tak terlalu mencari tahu latar belakang pe-langgan saya,” katanya, yang tak per-nah bertemu dengan Malinda sejak pe-luncuran buku itu. Andre baru tahu Malinda bekerja di Citibank setelah ka-
Barbie Penggemar FerrariMalinda Dee membidik ”calon mangsa” dengan bergaul di papan atas. Berbekal penampilan luwes dan glamor.
sus ini terkuak. Di kalangan sosialita Jakarta, pamor
Malinda sebetulnya tak terlalu menco-rong. Soalnya, menurut seorang nyonya pengusaha yang wajahnya kerap meng-hiasi halaman majalah Indonesia Tat-ler, Malinda tak tergabung dalam ke-lompok hobi papan atas. Hobi tak ubah-nya sebagai bendera identitas eksisten-si kaum berpunya di Indonesia. Misal-nya, ada penyuka tas supermahal, sepa-tu desainer dunia, dan gaun haute cou-ture keluaran butik kelas wahid di Mi- lan, yang merupakan ibu kota mode du-
nia. Entah mengapa Malinda tak masuk kelompok mana pun.
Barangkali karena dia punya kese- nangan lain: koleksi mobil. Sampai Jumat pekan lalu, polisi sudah menyita dua Ferrari, satu Mercedes-Benz E-350, dan Hummer H3 Luxury Sport Utili-ty Vehicle. Mobil-mobil mewah itu kini berderet di area parkir Markas Besar Kepolisian RI. Inilah mobil yang harga-nya di atas Rp 2 miliar, kecuali Mercy,
Malinda Dee berpose dalam buku The Art of
Kebaya karya Andre Frankie.
REPR
O B
UKU
TH
E AR
T O
F K
EBAY
A AN
DRE
FR
ANK
IE
10 APRIL 2011 TEMPO | 83
yang ”cuma” dibeli Malinda seharga Rp 400 juta untuk anaknya.
Mari tengok Ferrari tipe Scuderia F430. Si merah menyala bernomor po-lisi B-5-DEE ini, menurut kolega Ma-linda, dibeli Oktober tahun lalu. Dea-ler-nya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, dekat rumah Malinda. Harga-nya Rp 8 miliar. Malinda membayar tu-nai jreng Rp 5,6 miliar. Sisanya, sekitar Rp 2,4 miliar, diangsur dengan cicilan Rp 206 juta per bulan.
Lalu ada Hummer yang gagah. Menu-rut juru bicara polisi, Inspektur Jende-ral Anton Bachrul Alam, Hummer si-taan itu dibeli atas nama suami kedua Malinda, Andhika Gumilang. Pema-in sinetron berusia 22 tahun itu terke-nal setelah menjadi bintang iklan rokok Star Mild, dengan tagline ”mana eks-presi lo?”. Polisi tak menahannya ka-rena menilai Andhika tak terlibat aksi curang sang istri.
● ● ●
KEHEBOHAN juga melanda alumni SMA 6 Jakarta tahun lulus 1981. Malin-da menuntut ilmu di sekolah di kawa san Blok M, Jakarta, ini dan duduk di kelas III IPA 7. Fotonya semasa kelas III de-ngan poni jambul-ikal beredar melalui telepon seluler dan Internet. Ada em-pat siswi yang berpose bersama Malin-da. Salah satunya Lala Hamid, produ-ser fi lm, yang berdiri paling kiri.
Lala baru tiba dari London, Inggris, Ahad pekan lalu, ketika BlackBerry-nya banjir pesan. ”Malah seorang men-teri juga menelepon saya dan menanya-kan soal Malinda ini,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indo-nesia ini. Produser fi lm Mengejar Mas-mas ini harus mengingat kembali masa 30 tahun silam untuk mengenali teman seangkatannya itu.
Ia baru ngeh setelah tahu nama asli Malinda adalah Inong Malinda. Malin-da, menurut Lala, bukan gadis menon-jol di antara seribu siswa SMA 6 ang-katan 1978-1981. Dia gadis keturunan Aceh-Betawi yang berpenampilan bia-sa saja. Tak gampang menjadi populer di sekolah favorit ini. Siswa yang menon-jol adalah anak pejabat, pemimpin geng, atau murid yang paling pintar, paling cantik, atau paling bandel. ”Malinda tak termasuk salah satunya,” kata Lala.
Setelah lulus, Lala tak lagi mende-ngar kabar Inong. Apalagi Inong tak bergabung dalam mailing list alum-ni. Terakhir mereka bertemu saat reuni angkatan 1981 SMA 6 setelah Lebaran 2010. ”Saya pangling melihat penam-pilan Inong. She is totally different,” katanya. Malinda tampil glamor dan mengkilap. Mata, hidung, dan alisnya berubah. Dadanya jauh lebih membu-
sung. ”Yang tak berubah adalah sikap-nya. Malinda tetap ramah, supel, dan ti-dak sombong,” kata Lala.
Selepas SMA, Malinda kuliah di Uni-versitas Trisakti Jurusan Arsitektur Lanskap. Tapi ia hanya bertahan seta-hun di jurusan ini. Ia kemudian pindah ke fakultas ekonomi di kampus yang sama. Di fakultas inilah, menurut salah seorang temannya, Malinda mulai gaul dan berdandan. ”Dia bergabung dengan ’mahasiswa Barbie’,” katanya. Ini sebut-an untuk mahasiswi yang kuliah dengan dandanan seperti hendak ke pesta.
Dari Trisakti, Malinda bekerja se-bagai account officer di Citibank, di gedung Landmark, Jakarta. Ia meni-kah dengan pengusaha Adus Ally, yang memberinya tiga anak. Keduanya ke-mudian bercerai. Anak sulung Malinda kini kuliah di Australia. Menurut poli-si, Malinda membeli sebuah apartemen di Sydney untuk ditempati anaknya itu.
Di Citibank, karier Malinda terus me-nanjak hingga menjadi manajer. Jabat-an terakhirnya setelah 22 tahun beker-ja adalah Vice President Senior Rela-tionship Manager Citigold, dengan gaji sekitar Rp 60 juta saban bulan. Malin-da dipercaya mencari dan berhubungan dengan nasabah premium, yang punya rekening di atas Rp 500 juta.
Juru bicara Bank Indonesia, Difi Jo-hansyah, memberi penjelasan. Pascakri-sis ekonomi 1998, orang kaya Indonesia ramai-ramai menanamkan uang di bank luar negeri, terutama Swiss dan Singa-pura. Situasi ini mendorong bank swasta dan asing di Indonesia mengambil kebi-jakan untuk lebih agresif menjaring na-sabah beraset melimpah. Manajer seper-ti Malinda bertugas meyakinkan orang-orang ini agar tetap menyimpan uang-nya di bank dalam negeri.
Berbekal keluwesan dan kecantikan,
Malinda menjala nasabah kakap. Peja-bat dan mantan pejabat, pengusaha, ser-ta mereka yang ketiban warisan banyak menjadi nasabahnya. Seorang sumber bercerita, di kantor Malinda memakai kain penutup kepala. Tapi di luar, saat membicarakan investasi, dia bersalin rupa mengenakan busana seksi.
Selain di Citibank, pada 2008, Ma-linda mendirikan PT Sarwahita Global Management, perusahaan modal ven-tura dan teknologi, yang membawah-kan empat anak usaha. Pergaulannya terbentang kian luas. Malinda kerap ter lihat di beberapa pesta yang diha diri para istri pejabat dan diplomat asing. Dari tempat gemerlap semacam inilah dia membidik ”mangsa”-nya, very im-portant person, yang membutuhkan pe-layanan perbankan secara personal dan superspesial.
Malinda dengan mudah merebut ke-percayaan para nasabah papan atas. Tak hanya mengurus akun rekening, dia juga dipercaya mengelola dan mengin-vestasikan ratusan miliar rupiah uang nasabah. ”Bahkan, saking percayanya, nasabah memberi blangko kosong kepa-da Malinda,” kata Anton Bach rul Alam. Hal inilah yang belakangan dimanfaat-kan Malinda.
Sejauh ini, berdasarkan catatan di Bank Indonesia, sudah ada 20 nasabah Citibank yang mengadukan uangnya hi-lang dengan total kerugian Rp 90 miliar.
Si Barbie kini ditahan di penjara Markas Besar Polri. ”Kami juga sudah memberhentikan dia,” kata juru bicara Citibank, Ditta Amahorseya.
Bagja Hidayat, Mustafa Silalahi
Foto Malinda (depan) saat kelas III SMA
dengan poni jambul-ikal yang beredar melalui
telepon dan Internet. Berdiri paling kiri, Lala Hamid, sekarang produser fi lm.
118
Hasil Wawancara dengan Wartawan Majalah Tempo
Penulis Berita: Si Barbie Masih Sendiri
Bagja : Beritanya kan udah lama banget dan yang
dipenjara itu pun sudah bebas.
Peneliti : Tapi yang saya teliti itu bukan dari segi
tersangkanya Pak. Kalau dilihat dari
sekarang kan masih ada kasusnya
penulisan pemberitaan dalam perempuan
seperti apa. Terus juga saya ingin tahu
pengambarannya seperti apa terus saya
ingin tahu juga wacana apa yang ingin
dinaikkan dari kasus korupsi tadi kalau
tersangkanya perempuan. Kalau yang saya
lihat berdasarkan asumsi saya perempuan
itu dalam kasus korupsi seringkali yang
digambarkan itu berupa bagaimana masa
lalunya. Terus perbandingan dia antara
yang sekarang dengan dia yang dulu.
Bahkan ada foto antara dia yang sekarang
dengan dia yang dulu. Apa lagi saya
menggunakan teori Sarah Mills. Kenapa
dimasukkan pragraf menggunakan kata
Barbie?
Bagja : Kamu sudah membandingkan banyak
artikel di Tempo?
119
Peneliti : Waktu itu saya mengambilnya dari
Majalah Tempo yang covernya Angelina
Sondakh.
Bagja : Bukan, tapi yang laki-laki.
Peneliti : Berasal dari yang tiga itu, Anies
Urbaningrum, Gayus Tambunan dkk.
Bagja : Kamu tidak menemukan kata ganteng
dalam pemberitaan mereka? Namun dalam
pemberitaan Melinda Dee kamu
menemukan kata cantik? Saya sudah
periksa di file ini. Tak ada kata cantik di
sini. Kamu telah menuduh kalau Majalah
Tempo telah bias gender.
Peneliti : Tidak menuduh, hanya ingin bertanya.
Bagja : Dari mana kamu tahu kata cantik itu?
Peneliti : Dari kata Barbie itu bisa mewakili kata
cantik itukah pak?
Bagja : No, Lah. Kamu mengangkat analisis
wacana. Analisis wacana diwakili oleh
diksi kan. Saya tanya kata cantiknya kan
tidak ada. Mana?
Peneliti : Jadi kenapa menunjukkan kata Barbie.
Bagja : Dijuluki. (hlm.80). Kenapa disematkan,
itu kan predikat. Anas Urbaningrum
dijuluki apa. Ada pasti. Tommy yang
dijuluki naga sembilan. Itu sudah biasa.
Orang menjuluki bukan dari fisiknya.
120
Kebetulan si Melinda Dee dijuluki Barbie.
Dan dia terima-terima aja dijuluki begitu
oleh teman-temannya. Untuk membuktikan
itu, cari artikel lain dari mana datang
julukan itu. Tempo mengutipnya dimana.
Kita mengambil informasi yang hidup dari
ingatan politik orang. Kusni Kasdut, anda
tahu tidak? Dijuluki si cebol. Lah si cebol
bukan wartawannya yang menjuluki. Tapi
dikenal oleh orang sekitarnya. Kusni
Kasdut. Terkenal oleh julukan tersebut.
Peneliti : Berarti penyematan kata barbie itu
diambil dari narasumber?
Bagja : Iya, artinya Tempo itu hanya mengambil
julukan itu dari narasumberkan. Bukan dari
anak temponya sendiri yang menjuluki nih
si Barbie. Itu kekeliruan menulis kalau
begitu. Misalnya kalau saya menjuluki
aisyah si cebol begitu, hanya karena Ia
menjuluki. Nah siapa mbak ini.? Ratih.
Tahu gak julukannya si cebol? Gak, ya
apa? Julukannya si cebol, terus ratih baca.
Julukannya bukan ini. Salah nih berarti
Majalah Tempo. Tapi ketika saya
wawancara Ratih sebagai teman dekatnya
Aisyah? Katakannya, si runyam. Saya akan
kutip. Kalau menurut Ratih bagi Aisyah itu
si runyam. Ya saya tulis. Judul misalnya, si
runyam yang memang runyam.
Peneliti : Bapak punya pilihan untuk memasukkan
pragraf Barbie atau tidak?
121
Bagja : itu fakta bukan? Fakta kan. Nah ini yang
namanya wacana. Anda merasa nanya saja.
Padahalkan dalam pertanyaan ada makna
yang terkandung di dalamnya. Itu
informatif gak? Pertanyaan saya sebagai
pembaca. Itu informatif tidak? Iya itu
jawabannya. Karena itu informasi.
Peneliti : Seberapa pentingkah informasi terkait
penyampaian Barbie Melinda Dee itu?
Bagja : Saya bilang itu informati karena memang
itulah informasinya yang saya dapatkan
dari narasumber. Bahwa dikalangan teman
dekatnya Melinda tersebut dipanggil
Barbie. Saya mendapatkan informasi itu.
oh para pembaca, yang saat ini sedang
dikenakan kasus korupsi itu dikenal
sebagai barbie. Media Massa itu ada sistim
follow up melinda dee tidak hanya ditulis
soal itu. coba kita cari ya.
Peneliti : Framing apa yang ingin dibawakan?
Bagja : saya hanya berkeinginan sebagai
wartawan ingin mengabarrkan kepada
khalayak ada seseorang yang bernama
Melinda Dee. Itu menipu nasabahnya di
citi bank. Dan menggelapkan uangnya.
Caranya gimana? Ya saya cari beritanya.
Gimana caranya? Ya saya cari ke temen-
temennya. Kepada korbannya. Kepada citi
banknya. Ini kenapa bisa bobol. Kenapa?
Karena bank adalah institusi publik,
Melinda Dee punya modus membobol itu.
122
so itu adalah persoalan bank. Ini modus
yang dilakukan oleh melinda dee. Tolong
tutup dong. Kepada OJK, kepada nasabah
bank, waspada. Ini yang bisa mengambil
uang dia. Begitu. Ada kepentingan publik
kah di sana? Ada. Itulah keinginan saya,
niat saya dari hati terdalam. Bahwa ada
kepentingan publik dalam kepentingan
Melinda Dee. Itu saja. Tidak hanya
kerugian. Bahwa bank itu rentan bahkan
oleh karyawan nya sendiri. Bagaimana bisa
bobol? Padahal bank adalah bisnis
kepercayaan. Saya sebagai nasabah bank,
takut-takut juga nih. Sudah berapa banyak
melinda dee mengambil uang?
Lantas apakah saya bisa mengontrol
penafsiran aisyah terkait barbie, terkait
suka berdandan, glmaour. Tidakkan? Tapi
Ia berdandan menghabiskan uang 20 juta
itu glamour bukan? Gaya hidup dia sangat
menungjang gaya hidup dia berkorupsi loh.
Dengan gaya hidup dia yang ke salon
sekalinya 20 juta, dia butuh uang banyak.
Caranya gimana. Ya dia bobol bank. Ada
hubungannya. Jadi penting kah informasi
glamouritu?
Oke, kita ambil contoh lagi. Idrus Marham.
Ada gak kata glamour itu. tidak kan?
Kenapa? Karena gaya idrus marham tidak
realitif secara langsung kepada korupsinya.
Yang kita sebut kepada Sekjen Golkar.
Kenapa? Karena Sekjen golkar dia butuh
123
uang untuk partainya. Saya tidak tulis
glamour karena memang tidak ada
hubungannya dengan glamour. Melinda
Dee suka mobil mewah, punya pacar
brondong, operasi belasan kali. Saya
menulis gaya hidupnya sehingga karena itu
ada hbunngan langsung dengan modus
korupsinya.
Tadi saya sudah contohkan juga Idrus
Marham. Kita tidak kejar gaya hidupnya.
Karena tidak ada hubungan dia dengan
korupsi, modusnya. Yang kita kejar adalah
bagaimana jejaring idris marham di partai.
Kemudian kalau jawabannya oo dia karena
sekjen partai harus dapat duit banyak.
Dapatlah proyek Riau ini. Jadi kenapa anda
bertanya kenapa ditulis glamour barbie,
karena itu informasi yang menjadi pokok
perkara.