analisis vegetasi 1

download analisis vegetasi 1

of 11

Transcript of analisis vegetasi 1

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    1/11

    http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yagng jadi bahan penelitiaan.

    Metode ini mudah dan lebih cepat digunan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan

    menksir volumenya.

    Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup

    bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat

    interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan

    organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

    Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi

    atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagikehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis

    tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain

    itu dalam suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan

    asosiasi konkrit.

    Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan

    menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini sering sekali disebut

    juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan

    hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk

    melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang

    sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vcegetasikompleks lainnya

    1.2 Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah yang ingin diketahui pada praktikum ini adalah:

    1. Seperti apakah komposisi dan dominansi pohon di daerah yang diamati.

    2. Berapakah frekuensi dan kerapatan relatif dari vegetasi tersebut.

    3. Adakah keragaman / diversitas di daerah itu.

    1.3 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Praktikum

    Maksud dari praktikum ini adalah ingin mengetahui komposisi dan dominansi suatu spesies serta

    struktur komunitas di suatu daerah.

    Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mempraktekan metode

    kuarter ini dengan baik di lapangan.

    Kegunaan praktikum ini adalah dapat melatih mahasiswa untuk menganalisa struktur komunitas dan

    komposisi tumbuhan yang terdapat di suatu daerah.

    1.4 Waktu dan Tempat

    http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/
  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    2/11

    Praktikum analisis vegetasi dengan metode kuarter dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 Oktober

    2010 pada pukul 08.22 sampai 11.00 WIB di Arboretum Universitas Padjadjaran dekat menara

    burung.

    1.5 Metode Pengamatan

    Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengumpulan data dengan metodekuadran.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Lokasi

    Arboretum berasal dari bahasa latin arboreta (pohon) dan rium (tempat), dengan demikian

    arboretum merupakan tempat atau wilayah untuk menanam pohon. Arboretum Universitas

    Padjadjaran (UNPAD) tidak hanya menanam pohon tetapi juga terna, semak yang tumbuh di darat

    (terrestrial) maupun di lahan basah atau berair (aquatik) yang ditujukan sebagai koleksi dankonservasi tumbuhan,terutama tumbuhan langka Jawa Barat.

    Arboretum seluas 12,5 ha merupakan suatu model yang kompleks. Wilayah arboretum terbagi

    dalam beberapa ekosistem yaitu ekosistem kolam, sawah, kebun, ladang dan hutan.

    Arboretum terbagi ke dalam beberapa zona, diantaranya zona tanaman obat, tanaman langka,

    tanaman jati diri, tanaman bahan bangunan daan zona budidaya.

    2.2 Tinjauan Umum

    Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi

    atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisavegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh

    untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu

    jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.

    Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam

    contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan,

    dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak

    pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat

    mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik

    Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum

    suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar

    hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur

    (Marpaungandre, 2009).

    Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat

    sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifatsifat individu

    ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang

    bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi),

    kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).

    Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan

    diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sample. Keempat sifat ituadalah (Dedy 2010) :

    http://www.facebook.com/people/Andre-Marpaung/1659856991http://www.facebook.com/people/Andre-Marpaung/1659856991http://www.facebook.com/people/Andre-Marpaung/1659856991http://www.facebook.com/people/Andre-Marpaung/1659856991
  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    3/11

    1. Ukuran petak.

    2. Bentuk petak.

    3. Jumlah petak.

    4.

    Cara meletakkan petak di lapangan.

    Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup

    bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat

    interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan

    organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis

    (Marsono, 1977).

    Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan

    yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena

    berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu

    berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.

    Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk

    (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,

    stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,

    diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan

    tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan

    komposisi suatu komunitas tumbuhan.

    Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu

    sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Komponen

    tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari (Andre, 2009) :

    - Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang

    terbagi menjadi banyak subtangkai.

    - Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma).

    Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.

    - Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar

    dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.

    - Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak

    bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam

    banyak anak daun.

    - Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun

    merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.

    - Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya

    tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter

    dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.

    - Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai

    utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.

    Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :

    - Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    4/11

    - Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.

    - Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.

    Sedikit berbeda dengan inventarisasi hutan yang titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon.

    Perbedaan ini akan mempengaruhi cara sampling. Dari segi floristis-ekologis random-sampling

    hanya mungkin digunakan apabila langan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput danhutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai

    systimatic sampling, bahkan purposive sampling pun boleh digunakan pada keadaan tertentu

    (Irwanto, 2010).

    Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan

    menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan (Marsono, 1987). Variasi

    dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve

    vegetasi dalam bentuk model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa

    mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang saling

    berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan

    untuk menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan perubahan faktor lingkungan (Simanung,2009).

    Dalam analisa vegetasi ini terdapat banyak ragam metode analisa diantaranya yaitu:

    1. Dengan cara petak tunggal

    2. Dengan cara petak berganda

    3. Dengan cara jalur (Transek) dengan cara garis berpetak

    4. Dengan cara-cara tanpa petak

    Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian,

    yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam

    praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadran

    (Simanung, 2009).

    - Metode Kuadran

    Pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian.

    Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan

    menaksir volumenya.

    Ada dua macam metode yang umum digunakan (Simanung, 2009) :

    a. Point-quarter

    Yaitu metode yang penentuan titik-titik terlebih dahulu ditentukan disepanjanggaris transek. Jarak

    satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap

    sebagai pusat dari arah kompas, sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-

    masing kuadran inilah dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan satu pohon yang

    terdekat dengan pusat titik kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik

    pusat kuadran.

    b. Wandering-quarter

    Yaitu suatu metode dengan cara membuat suatu garis transek dan menetapkan titik sebagai titik

    awal pengukuran. Dengan menggunakan kompas ditentukan satu kuadran (sudut 90) yang berpusat

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    5/11

    pada titik awal tersebut dan membelah garis transek dengan dua sudut sama besar. Kemudian

    dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan danjarak satu pohon terdekat dengan titik

    pusat kuadran. Penarikan contoh sampling dengan metode-metode diatas umumnya digunakan

    pada penelitian-penelitian yang bersifat kuantitatif .

    Adapun parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung adalah (Andre, 2009) :

    1) Nama jenis (lokal atau botanis)

    2) Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan

    3) Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan

    4) Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung volume

    pohon.

    5) Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting untuk

    mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir ukuran volume

    pohon.

    Hasil pengukuran lapangan dilakukan dianalisis data untuk mengetahui kondisi kawasan yang diukur

    secara kuantitatif. Beberapa rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa

    vegetasi, yaitu (Gapala, 2010) ;

    1. kerapatan (Density)

    Banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon dan tumbuhanlain yang

    besarnya dapat ditaksir atau dihitung.Secara kualitatif kualitatif dibedakan menjadi jarang terdapat

    ,kadang-kadang terdapat,sering terdapat dan banyak sekali terdapat jumlah individu yang

    dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan yang umunya dinyatakan sebagai jumlah

    individu,atau biosmas populasi persatuan areal atau volume,missal 200 pohon per Ha

    2. Dominasi

    Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis lain (bisa dalam hal

    ruang ,cahaya danlainnya),sehingga dominasi dapat dinyatakan dalam besaran:

    a) Banyaknya Individu (abudance)dan kerapatan (density)

    b) persen penutupan (cover percentage) dan luas bidang dasar(LBD)/Basal area(BA)

    c) Volume

    d) Biomas

    e) Indek nilai penting(importance value-IV)

    Kesempatan ini besaran dominan yang digunakan adalh LBH dengan pertimbangan lebih mudah dan

    cepat,yaitu dengan melakukan pengukuran diameter pohon pada ketinggian setinggi dada (diameter

    breas heigt-dbh)

    3. Frekuensi

    Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya suatu jenis frekuensi

    memberikan gambaran bagimana pola penyebaran suatu jenis,apakah menyebar keseluruh kawasanatau kelompok.Hal ini menunjukan daya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan.

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    6/11

    Raunkiser dalam shukla dan Chandel (1977) membagi frekuensi dalm lima kelas berdasarkan

    besarnya persentase,yaitu:

    Kelas A dalam frekuensi 0120 %

    Kelas B dalam frekuensi 21-40 %

    Kelas C dalm frekuensi 41-60%

    Kelas D dalam frekuensi 61-80 %

    Kelas E dalam frekuensi 81-100%

    4. Indek Nilai Penting(importance value Indeks)

    Merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies dalam komunitas(Contis

    dan Mc Intosh, 1951) dalam Shukla dan chandel (1977).Nilainya diperoleh dari menjumlahkan nilai

    kerapatan relatif, dominasi relaif dan frekuensi relatif,sehingga jumlah maksimalnya 300%.

    Praktik analisis vegetasi sangat ditunjang oleh kemampuan mengenai jenis tumbuhan (nama).

    Kelemahan ini dapat diperkecil dengan mengajak pengenal pohon atau dengan membuat herbarium

    maupun foto yang nantinya dapat diruntut dengan buku pedoman atau dinyatakan keahlian

    pengenal pohon setempat,ataupundapat langsung berhubungan dengan lembaga Biologi Nasional

    Bogor.

    Analisis vegetasi dapat dilanjutkan untuk menentukan indeks keanekaragaman ,indeks kesamaan,

    indeks asosiasi, kesalihan, dll, yang dapat banyak memberikan informasi dalam pengolahan suatu

    kawasan, penilaian suatu kawasan. Data penunjang seperti tinggi tempat, pH tanah warna tanah,

    tekstur tanah dll diperlukan untuk membantu dalam menginterpretasikan hasil analisis.

    Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan ke dalam 3 kategoriyaitu :

    1. Pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan

    dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda.

    2. Menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal.

    3. Melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa

    faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).

    Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengamatan yang

    sifatnya permanen atau sementara. Menurut Soerianegara (1974) petak-petak tersebut dapatberupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau dengan metode tanpa petak. Pola

    komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Dombois dan E1lenberg (1974)

    pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau

    faktor gradien lingkungan tertentu.

    Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan

    menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan (Marsono, 1987). Variasi

    dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve

    vegetasi dalam bentuk model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa

    mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang saling

    berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakanuntuk menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan perubahan faktor lingkungan.

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    7/11

    Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian,

    yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam

    praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadran.

    Metode Kuadran

    Pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian.Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan

    menaksir volumenya.

    Ada dua macam metode yang umum digunakan :-

    a. Point-quarter

    Yaitu metode yang penentuan titik-titik terlebih dahulu ditentukan disepanjanggaris transek. Jarak

    satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap

    sebagai pusat dari arah kompas, sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-

    masing kuadran inilah dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan satu pohon yang

    terdekat dengan pusat titik kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik

    pusat kuadran.

    b. Wandering-quarter

    Yaitu suatu metode dengan cara membuat suatu garis transek dan menetapkan titik sebagai titik

    awal pengukuran. Dengan menggunakan kompas ditentukan satu kuadran (sudut 90) yang berpusat

    pada titik awal tersebut dan membelah garis transek dengan dua sudut sama besar. Kemudian

    dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan danjarak satu pohon terdekat dengan titik

    pusat kuadran (Soegianto, 1994). Penarikan contoh sampling dengan metode-metode diatas

    umumnya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat kuantitatif.

    Analisis vegetasi hutan Lindung Aek nauli dalam kegiatan P3H dilakukan dengan metoda kombinasi

    antara metoda jalur dan metoda garis berpetak dengan panjang jalur minimum adalah 12.500 m

    yang bisa terdiri dari beberapa jalur, tergantung kondisi di lapangan. Di dalam metoda ini risalah

    pohon dilakukan dengan metoda jalur dan permudaan dengan metoda garis berpetak (Onrizal &

    Kusmana, 2005).

    Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan adalah sebagai berikut:

    a. Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi kurang dari 1,5 m.

    b. Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.

    c. Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih.

    d. Tumbuhan bawah : Tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput, herba dan

    aaaaaaaaaaaaaaaaaaa semak belukar.

    Selanjutnya ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah sebagai berikut:

    (a) Semai dan tumbuhan bawah : 2 x 2 m.

    (b) Pancang : 5 x 5 m.

    (c) Pohon : 10 x 10 m.

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    8/11

    Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai ukuran.

    Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi

    panjang atau lingkaran.

    Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

    a. Liat quadrat:Spesies di luar petak sampel dicatat.

    b.Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada

    beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies

    yang ada di daerah yang diselidiki.

    c. Cover quadrat (basal area kuadrat):Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag tertutup

    vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang

    diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari

    vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk

    mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter

    (setinggi dada).

    d. Chart quadrat:Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini ter-utama

    berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap- tiap spesies

    yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf

    diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf

    yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya

    (Wahyu,2009).

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1. Metode Umum

    Metode yang digunakan yaitu metode titik pusat kuarter (point centre of quarter method): analisa

    vegetasi tumbuhan dengan mengukur diameter batang pohon yang terdekat dengan titik pusat

    pengamatan. Tumbuhan yang diukur tidak hanya pohon, tetapi juga tiang, pancang, dan semai.

    3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan pada praktikum kali ini adalah teknik survey yaitu dengan mencari lokasi yang

    mewakili komposisi tumbuhan yang ada di suatu daerah, sedangkan pengumpulan data digunakan

    metode kuarter.

    Seperti cara Bitterlich, dibuat dulu garis kompas. Pada tiap titik pengamatan (pengukuran) dibuat

    garis-garis kuadran. Dari tiap kuadran didaftarkan dan diukur satu pohin yang terdekat dengan titik

    pengukuran dan diukur jaraknya masing-masing ke titik pengukuran.

    3.3. Alat dan Bahan

    Patok berfungsi untuk menandai daerah pengamatan.

    Tali rapia berfungsi untuk membatasi garis transek.

    Kompas berfungsi untuk menentukan arah garis transek.

    Meteran berfungsi untuk mengukur lebar plot, panjang garis transek dan mengukur kelilingbatang pohon.

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    9/11

    Alat tulis berfungsi untuk mencatat data yang diperoleh.

    3.4 Prosedur Pengumpulan Data

    1. Bidiklah arah tertentu dengan menggunakan kompas untuk mebuat transek.

    2. Garis transek dibuat sepanjang 30 meter untuk setiap kelompok kemudian ditentukan titik pusatpengamatan tiap 10 meter.

    3. Tentukan pohon yang terdekat dari titik pusat sesuai dengan arah mata angin dari keempat

    penjuru.

    4. Jarak pohon ke titik pusat diukur, dan diameter pohon tersebut dihitung berdasarkan data keliling

    batang pohon yang telah diukur setinggi dada.

    5. Kemudian tabulasi data dibuat, dan dianalisis.

    3.4. Analisis Data

    3.4.1. Analisis Data Lapangan

    Dari hasil pengukuran, diperoleh besaran-besaran sebagai berikut:

    Jarak pohon rata-rata (d) = d1 + d2 + d3 +.+ dn

    n

    d1, d2, .., dn = jarak masing-masing

    n = banyaknya pohon

    Kerapatan seluruh jenis = Luas

    (jarak pohon rata-rata)

    Kerapatan mutlak = Jumlah pohon suatu jenis x Kerapatan dalam luas area yang

    Jumlah pohon semua jenis ditentukan

    Kerapatan relative (%) = Jumlah pohon suatu jenis x 100%

    Jumlah pohon semua jenis

    Dominansi mutlak = Rata-rata basal area tiap jenis x kerapatan mutlak tiap jenis

    Dominanasi relative (%) = Dominansi mutlak suatu jenis x 100 %

    Jumlah total dominansi mutlak

    Basal area dihitung dari tiap diameter pohon, kemudian menggunakan rumus:

    Basal area = pr atau pD

    Keterangan : r = jari-jari pohon

    D = diameter batang pohon

    p = 3,14

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    10/11

    Frekuensi = Jumlah plot ditemukannya suatu jenis

    Jumlah seluruh plot

    Frekuensi relative = Frekuensi dari suatu jenis x 100%

    Frekuensi seluruh jenis

    Nilai penting = Kr + Dr + Fr

    3.4.2. Analisis Perkiraan, Korelasi, Evaluasi Data

    Dari data yng diperoleh, dapat dianalisis struktur komunitasnya dengan menggunakan indeks

    kesamaan, indeks keragaman, dan Evenness.

    Untuk mengetahui indeks kesamaan komunitas dipergunakan rumus dari Sorensen berikut ini :

    ISs = 2c x 100%

    a+b

    Keteranagn : ISs = Indeks kesamaan

    a = Jumlah jenis pada lokasi pertama

    b = Jumlah jenis pada lokasi kedua

    c = Jumlah jenis yang ada pada kedua lokasi

    Jika nilai ISs > 50%, maka pada daerah tersebut memiliki kesamaan komunitas.

    Jika nilai ISs < 50%, maka pada daerah tersebut ada perbedaan komunitas atau bahkan tidakmemiliki kesamaan komunitas.

    Untuk mengetahui diversitas jenis di suatu daerah digunakan rumus:

    ID = 100 %ISs

    H = - pi log pi

    Dimana, pi = ni/ N

    Pi = perbandingan antara jumlah individu spesies ke-I dengan jumlah total individu

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL

    Tanggal : 26 Oktober 2010

    Waktu : 08.22selesai

    Lokasi : Arboretum Unpad dekat menara burung

    Koordinat : Garis lintang 65541.83S

    Garis bujur 1074618.43T

  • 8/10/2019 analisis vegetasi 1

    11/11

    Tabel 4.1.1 Analisis Vegetasi dengan metode kuadran

    NoTitik

    KuarterTitik Kuadran Nama spesies

    Jarak pengamat ke

    pohon (m)

    Diameter pohon

    (m )

    1 1 Tectona grandis 10,4 0,1848

    2 1 2 Tectona grandis 8 0,4458

    3 3 Citrus maxima 5,7 0,1146

    4 4 Syzigium cuminii 8,86 0,452

    5 1 Tectona grandis 8 0,1201

    6 2 2 Tectona grandis 6,8 0,2101

    7 3 Arthocarpus integra 7 0,1433

    8 4 Delonix regia 9 0,2707

    9 1 Sp A 13,40 0,0637

    10 3 2 Tectona garndis 3,5 0,2182

    11 3 Tectona grandis 6,3 0,2182

    12 4 Tectona grandis 2,5 0,2070

    Tabel 4.1.2 Analisis Data