Analisis Teori (sosiologi korupsi).docx

1
Analisis Teori Dari kasus di dalam you tube tersebut dapat di analisis bahwa kasus tersebut berkaitan dengan teori Teori Klitgaard.Klitgaard memformulasikan terjadinya korupsi dengan persamaan sebagai berikut: C = M + D – A C = Corruption M= Monopoly of Power D= Discretion of official A= Accountability Menurut Robert Klitgaard, monopoli kekuatan oleh pimpinan (monopoly of power) ditambah dengan tingginya kekuasaan yang dimiliki seseorang (discretion of official) tanpa adanya pengawasan yang memadai dari aparat pengawas (minus accountability), menyebabkan dorongan melakukan tindak pidana korupsi. Dimana dari penjelasan di atas bahwa seseorang malakukan korupsi karena adanya kekuasaan yang dimiliki,selain itu juga adanya suatu kekuatan (power) yang besar dalam suatu jabatan yang di pegang. Sehingga adanya kesempatan untuk melakukan suatu tindakan korupsi dengan kekusaan tersebut seperti contoh kasus di atas yang pernah menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia. Seseorang akan merasa menyia-nyiakan kesempatan yang ada jika tidak melakukan korupsi,karena adanya suatu kesempatan yang besar. Akan jarang momen-momen seperti itu yaitu adanya kekuasaan yang dipegang dan di dampingi banyak materi sehingga akan terdorong untuk melakukan tindakan korupsi.

Transcript of Analisis Teori (sosiologi korupsi).docx

Analisis Teori

Dari kasus di dalam you tube tersebut dapat di analisis bahwa kasus tersebut berkaitan dengan teori Teori Klitgaard.Klitgaard memformulasikan terjadinya korupsi dengan persamaan sebagai berikut:C = M + D AC = CorruptionM= Monopoly of PowerD= Discretion of officialA= Accountability

Menurut Robert Klitgaard, monopoli kekuatan oleh pimpinan (monopoly of power) ditambah dengan tingginya kekuasaan yang dimiliki seseorang (discretion of official) tanpa adanya pengawasan yang memadai dari aparat pengawas (minus accountability), menyebabkan dorongan melakukan tindak pidana korupsi.Dimana dari penjelasan di atas bahwa seseorang malakukan korupsi karena adanya kekuasaan yang dimiliki,selain itu juga adanya suatu kekuatan (power) yang besar dalam suatu jabatan yang di pegang. Sehingga adanya kesempatan untuk melakukan suatu tindakan korupsi dengan kekusaan tersebut seperti contoh kasus di atas yang pernah menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia.Seseorang akan merasa menyia-nyiakan kesempatan yang ada jika tidak melakukan korupsi,karena adanya suatu kesempatan yang besar. Akan jarang momen-momen seperti itu yaitu adanya kekuasaan yang dipegang dan di dampingi banyak materi sehingga akan terdorong untuk melakukan tindakan korupsi.