ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP...

126

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP...

Page 1: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

i

ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP

NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Trining Tyas

NIM: 131224023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

iv

LET IT HAPPEN TO ME AS YOU HAVE SAID

(MOTHER MARY)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya Bapak Maryadi dan Ibu Maria Magdalena Tuyati

yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, dan doa dalam

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

viii

ABSTRAK

Tyas, Trining. 2018. Analisis Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti

Karangan Sapardi Djoko Damono: Kajian Sosiologi Sastra. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Interaksi sosial merupakan bagian utama dalam kehidupan manusia. Pada

kehidupan sehari-hari, setiap manusia melakukan proses interaksi secara

berkelanjutan. Seperti halnya yang terdapat pada sebuah cerita dalam karya sastra,

terdapat berbagai macam pola interaksi sosial yang terjalin antartokoh. Proses

tersebut terjadi pada berbagai ranah, baik itu dalam ranah teman, keluarga maupun

masyarakat. Dalam interaksi tersebut menghasilkan berbagai macam pola

perilaku sosial.

Penelitian sosiologi karya sastra ini membahasa interaksi sosial

antartokoh dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Untuk dapat

memahami pola interaksi yang terjadi antar tokoh, peneliti menganalisis

menggunakan kajian instrinsik dan sosisologi karya sastra. Metode yang

digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mendiskripsikan fakta yang ditemukan

dalam novel, untuk kemudian dianalis agar dapat memahami macam-macam

proses interaksi antartokoh.

Dari hasil analisis dokumen menggunakan analisis deskriptif, kajian

instrinsik, dan kajian sosiologi sastra, peneliti dapat menyimpulkan bahwa novel

Suti karya Sapardi Djoko Damono, memaparkan pola interaki sosial yang terjalin

antartokoh. Interaksi sosial tersebut tidak hanya dialami pada Suti sebagai tokoh

utama, tetapi juga tokoh yang lain. Pola interaksi sosial yang ditemukan dalam

novel Suti terdiri atas kerja sama, persaingan, dan pertikaian.

Kata kunci: instrinsik, sosiologi karya sastra, interaksi sosial, novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

ix

ABSTRACT

Tyas, Trining. 2018. Analysis of Sociology of Literary Works on

Suti, a Novel by Sapardi Djoko Damono: Sociology Literature Review.

Thesis. Yogyakarta:Indonesia Language Literary Education Study

Program, Department of Language Education and Arts, Faculty of

Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

Social interaction is a major part of human life. In everyday life, every

human interaction process in a sustainable manner. The process occurs in various

scope of life, whether in the scope of friends, family and society. In such

interaction produces various social behavior patterns.

This study discusses the social interaction among characters in Suti novel

by Sapardi Djoko Damono. To be able to understand the patterns of interaction

that occur between the characters, researcher analyzed using the study of

intrinsic and sociology literary works. The method used was descriptive analysis

that was to describe facts found in the novel, then to analyze in order to

understand the various processes of interaction between characters.

From the result of document analysis using descriptive analysis, intrinsic

study, and sociology literature study, the researcher concluded that Suti novel by

Sapardi Djoko Damono exposes the interaction pattern of social interaction

among characters. Social interaction was not only experienced by Suti as the

main character, but also other figures. The pattern of social interaction found in

Suti novel consisted of cooperation, competition, and contention.

Keywords: intrinsic, sociology of literary works, social interactions, novels.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

rahmat yang telah dilimpahkan atas diri penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas arahan, bantuan serta

bimbingan dan juga dorongan dari berbagai pihak. Penulis dengan tulus

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

secara langsung maupun tidak lansung dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengungkapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai

berikut.

1. Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Sanata Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan

untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum., selaku pembimbing I yang dengan

sabar telah memberikan dukungan, pendampingan, saran, pengetahuan,

dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku pembimbing II yang dengan sabar

telah memberikan dukungan, pendampingan, saran, pengetahuan, dan

nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xi

5. Segenap dosen Program Studi Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma yang telah mendidik dan memotivasi penulis dalam mendalami

ilmu bahasa dan sastra Indonesia sebagai dalam dunia pendidikan.

6. Kedua orang tua penulis Maryadi dan Maria Magdalena Tuyati yang selalu

memberi kasih sayang, dukungan, dan doa dalam menyelesaikan skripsi

ini.

7. Kedua kakak penulis Emerita Setyowati dan Damian Agung Priaji yang

selalu memberi motivasi, kasih sayang, dan doa dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Sahabat seperjuangan “kimi squad” Yona Fransiska, Dwi Agustine, dan

Eti Karismie yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan doa dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat setia Pitra, Eko, Dubil dan Prima dan yang selalu memberi

semangat, kasih sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan PBSI angakatan 2013 khususnya kelas

A yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................... vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

1.5 Batasan Istilah ......................................................................... 6

1.6 Sistematika Penyajian .............................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan ................................................................ 8

2.2 Kajian Teori .......................................................................... 10

2.2.1 Unsur Instrisik Novel ................................................ 11

2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan ................................... 12

2.2.1.1.1 Tokoh Utama ................................... 13

2.2.1.1.2 Tokoh Tambahan ............................. 14

2.2.1.2 Alur ............................................................... 15

2.2.1.2.1 Paparan ............................................ 16

2.2.1.2.2 Rangsangan ...................................... 17

2.2.1.2.3 Gawatan ............................................ 17

2.2.1.2.4 Tikaian ............................................. 17

2.2.1.2.5 Rumitan ........................................... 18

2.2.1.2.6 Klimaks ........................................... 18

2.2.1.2.7 Leraian ............................................. 18

2.2.1.2.8 Selesaian .......................................... 18

2.2.1.3 Latar ............................................................... 19

2.2.1.3.1 Latar Tempat ................................... 20

2.2.1.3.2 Latar Waktu ..................................... 20

2.2.1.3.3 Latar Sosial- Budaya ....................... 20

2.2.1.4 Tema ............................................................. 21

2.2.1.5 Amanat .......................................................... 22

2.2.2 Pendekatan Sosiologi Sastra ...................................... 23

2.2.3 Kajian Interaksi Sosial ............................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xv

2.2.3.1 Kerja sama (Cooperation) ………...................... 27

2.2.3.2 Persaingan (Competition).................................... 28

2.2.3.3 Konflik (Conflict) ............................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 30

3.2 Sumber Data .......................................................................... 31

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 32

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................ 32

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Kajian Unsur Intrinsik Novel Suti ........................................ 35

4.1.1 Tokoh dan Penokohan .................................. 33

4.1.1.1 Tokoh Utama ………………………. 35

4.1.1.2 Tokoh Tambahan ………………….. 38

4.1.2 Alur ……………………………………….. 47

4.1.2.1 Paparan …………………………… 47

4.1.2.2 Rangsangan ………………………… 48

4.1.2.3 Gawatan …………………………… 49

4.1.2.4 Tikaian …………………………… 50

4.1.2.5 Rumitan …………………………… 50

4.1.2.6 Klimaks …………………………… 52

4.1.2.7 Leraian ……………………………. 52

4.1.2.8 Selesaian …………………………… 53

4.1.3 Tema ...............................................……….. 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xvi

4.1.4 Latar ............................................................... 58

4.1.4.1 Latar Tempat………………………… 58

4.1.4.2 Latar Waktu…………………………. 63

4.1.4.3 Latar Sosial-Budaya………………... 66

4.1.5 Amanat ……………………………………... 68

4.2 Kajian Interaksi Sosial- Sosiologi ........................................... 70

4.2.1 Kerja Sama (Cooperation) ............................ . 71

4.2.2 Persaingan (Competition)............................... .. 75

4.2.3 Konflik (Conflict) ............................................ 78

BAB V PENUTUP

5. 1 Simpulan .................................................................................. 83

5. 2 Saran ........................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... .. 85

LAMPIRAN

1. Sinopsis Novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono......... 87

2. Triangulasi Penelitian ……………………………………… 89

3. Biodata Penulis ...................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Hal ini ditandai

dengan cara seseorang maupun kelompok masyarakat menggunakan bahasa serta

pola pikir yang akhirnya membentuk suatu keyakinan yang dijadikan pedoman

hidup secara turun temurun, untuk kemudian direfleksikan pada sebuah karya

sastra. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Wellek dan

Werren (2016: 21) yang mendefinisikan sastra sebagai karya imajinatif yang

bermediakan bahasa dan mempunyai nilai-nilai moral yang tinggi. Nilai tersebut

yang menjadi unsur pembentuk dari tanggapan refleksi realitas sosial kehidupan

bermasyarakat.

Karya sastra merupakan cermin sosial yang ada pada masyarakat tertentu

dalam masanya (Damono, 2002: 12). Ahli lain yaitu Faruk (1999: 15),

mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan kehidupan yang kompleks. Salah

satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karya fiksi yang

mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan, yang lebih mendalam dan disajikan

secara lebih jelas (Semi, 1993: 32).

Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra menyampaikan

permasalahan secara kompleks. Atas dasar itulah pengetahuan terhadap unsur-

unsur yang membangun sebuah novel sangat penting dalam upaya memahami

novel itu sendiri. Novel merupakan perwujudan latar belakang sosial dan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

2

masyarakat yang ditampilkan oleh pengarang. Latar belakang sosial budaya yang

ditampilkan oleh pengarang itu meliputi tata cara kehidupan, adat istiadat,

kebiasaan, sikap, upacara adat keagamaan, konvensi-konvensi lokal, sopan

santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, cara berpikir, dan cara

memandang segala sesuatu atau perspektif kehidupan (Waluyo, 1994: 52).

Penelitian ini membicarakan salah satu genre sastra, yaitu novel Suti

karya Sapardi Djoko Damono. Dalam novel Suti diceritakan seorang perempuan

yang bernama Sutini dengan tegar menyaksikan dan menghayati proses

perubahan masyarakat pramodern ke modern. Dalam perubahan tersebut ada

berbagai permasalahan sosial. Ketika terjadi pergerakan dari sebuah

kampung pinggir kota ke tengah-tengah kota besar. Dilihat dari segi

ekonomi, masyarakat hidup dalam kemiskinan. Dilihat dari segi sosialnya,

terdapat perbedaan antara priayi dan rakyat biasa. Dilihat dari segi

pendidikan, masyarakat tidak begitu mementingkan pendidikan. Dari segi

budaya, kepercayaan masyarakat masih sangat kental terhadap hal mistis

seperti percaya pada kekuatan kuburan kramat. Suti bergaul dengan

gerombolan pemuda berandalan maupun keluarga priayi tanpa merasa kikuk

dan melaksanakan apapun yang dapat mendewasakan dan mencerdaskan

dirinya. Suti terlibat dalam masalah yang sangat rumit dalam keluarga Den

Sastro yang sulit dibayangkan ujung maupun pangkalnya.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa novel Suti mengandung

kompleksitas kehidupan. Hal tersebut akan dianalisis melalui proses-proses

interaksi yang terjadi antartokoh pada lingkungan kehidupan Suti. Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

3

kompleksitas kehidupan, penting juga untuk mengetahui proses interaksi

antartokoh dalam novel tersebut. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis

unsur-unsur yang membangun novel Suti. Adapun untuk mengetahui

kompleksitas kehidupan, peneliti akan melihatnya dengan pandangan sosiologi

karya sastra.

Wellek dan Warren (1989) mengemukakan tiga paradigma pendekatan

dalam sosiologi sastra. Pertama, sosiologi pengarang; inti dari analisis pengarang

ini adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah

menciptakan karya sastra. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pengarangnya

menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan

masyarakat. Kedua, sosiologi karya sastra; analisis sosiologi yang kedua ini

berangkat dari karya sastra. Artinya, analisis terhadap aspek sosial dalam karya

sastra dilakukan dalam rangka untuk memahami dan memaknai hubungannya

dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya. Ketiga, sosiologi pembaca; kajian

pada sosiologi pembaca ini mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi

terhadap pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial

yang diciptakan karya sastra. Kajian terhadap sosiologi pembaca berarti

mengkaji aspek nilai sosial yang mendasari pembaca dalam memaknai karya

sastra.

Penulis memilih menganalisis Novel Suti karya Sapardi Djoko Damono

dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra karena

hubungan kehidupan sosial masyarakat akan tampak melalui karya sastra ini.

Melalui unsur-unsur instrinsik aspek-aspek yang ada pada karya sastra ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

4

teridentifikasi dengan jelas dan terperinci. Selain itu tujuan dan amanat yang

hendak disampaikan dalam karya sastra juga dapat diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah analisis tokoh, penokohan, tema, latar serta amanat dalam

novel yang berjudul Suti karangan Sapardi Djoko Damono?

2. Apa sajakah pola interaksi yang terjadi antartokoh dalam novel Suti karangan

Sapardi Djoko Damono?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan dan menganalisis tokoh, penokohan, tema latar serta amanat

dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono.

2. Mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi antartokoh dalam novel Suti

karangan Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan pendekatan sosiologi

sastra khususnya sosiologi karya sastra.

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Adapun manfaatnya sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teroretis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

5

1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis

karya sastra Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel

Indonesia yang memanfaatkan teori pendekatan sosiologi sastra

khususnya sosiologi karya sastra.

1.4.1.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

sosiologi sastra maupun acuan bagi peneliti selanjutnya dalam

mengungkap interaksi sosial pada karya sastra yang lainnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai

literatur dalam memahami permasalahan sosial, serta

menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia.

1.4.2.2 Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai salah satu acuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

terutama dalam pembelajaran kesusastraan.

1.5 Batasan Istilah

Berikut ini akan disajikan istilah atau konsep untuk menghindarkan

terjadinya kesalahpahaman, yaitu (1) tokoh dan penokohan, (2) alur, (3) latar, (4)

tema, (5) amanat, (6) pendekatan sosiologi sastra, (7) kajian interaksi sosial.

1.5.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

6

dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan (Abrams via Nugiyantoro, 2015: 247).

Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama

dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk

menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan (Nugiyantoro, 2015:

247).

1.5.2 Alur

Alur atau plot juga sering disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita

yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukan hubungan sebab dan

akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa

yang akan datang (Waluyo, 2014: 9).

1.5.3 Latar

Latar adalah tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial

tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams via

Nurgiyantoro, 2015: 302).

1.5.4 Tema

Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya

sastra atau yang secara berulang-ulang dimunculkan baik secara eksplisit

maupun (yang banyak ditemukan) implisit lewat pengulangan motif (Baldic

via Nurgiyantoro, 2015: 115).

1.5.5 Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan

oleh pengarang (Sudjiman, 1988: 57).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

7

1.5.6 Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra

sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakanginya (Ratna,

2003: 2).

1.5.7 Kajian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu, kerja sama

(cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict) (Soekanto,

2015: 63).

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab

I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab

II terdiri atas penelitian yang relevan dan landasan teori. Bab III terdiri atas

sumber data, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data. Bab IV terdiri atas deskripsi data dan hasil analisis. Pada bab V

dipaparkan simpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang mengenai analisis novel dan cerpen sebelumnya

telah dilakukan oleh Londang (2017), Riswanto (2012), dan Triyulianti (2014).

Penelitian yang dilakukan Londang (2017) berjudul “Relasi Antara

Manusia Dengan Mahluk Hidup Dalam Novel Jamanggilak Tak Pernah

Menangis Karya Martin Aleida: Kajian Intrinsik dan Ekokritik” menggunakan

metode analisis deskriptif. Analisis tersebut dipilih dan digunakan untuk

mendiskripsikan fakta yang ditemukan dalam novel kemudian dianalisis

hubungan antara manusia dan mahluk hidup. Dalam penelitian tersebut dikaji

empat unsur naratif yaitu penokohan, alur, latar dan tema yang kemudian

berperan dalam kajian ekokritik. Melalui analisis tokoh dan penokohan penulis

tersebut menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan krisis moral manusia yang

dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Latar waktu menggambarkan

degradasi keadaan lingkungan yang dihadapi manusia. Alur yang digunakan

dalam novel berupa alur campuran yang menggambarkan perjuangan tokoh

utama dalam menyelamatkan lingkungan.

Riswanto (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Struktural

dalam Cerpen “ Daun-Daun Waru di Samirono” karya NH. Dini” menggunakan

metode pendekatan struktural yang bersumber pada teks sastra sebagai bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

9

kajian yang diuraikan unsur-unsur pembentuknya. Metode yang digunakan

adalah metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaaan subyek atau obyek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta, kemudian diolah dan dianalisis.

Melalui penelitian ini, penulis tersebut menyimpulkan bahwa hubungan instrinsik

cerpen “Daun-daun Waru di Samirono” ialah keterkaitan setiap unsurnya saling

mempengaruhi dan telah menjadi keutuhan sebuah karya sastra. Nilai sosial dan

budaya yang saling berkaitan dengan unsur instrinsik dalam cerpen tersebut,

meliputi tokoh, latar, dan bahasa.

Triyulianti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Citra Sosial Tokoh

Wanita Hiroko dalam novel “Namaku Hiroko” Karya Nh. Dini (Analisis

Struktural)” melakukan analisis struktural yang mengutamakan teks sastra

sebagai bahan penelitian. Metode yang digunakan meliputi metode analisis untuk

menganalisis unsur intrinsik (tokoh, penokohan, alur, latar dan tema) novel

namaku Hiroko dan relevansinya dalam pembelajaran sastra di SMA, metode

klasifikasi untuk mengelompokkan perilaku tokoh Hiroko ke dalam aspek fisik,

psikis, keluarga dan masyarakat dan metode diskripsi untuk melaporkan hasil

penelitian. Melalui penelitian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis

struktural digunakan sebagai dasar untuk mengnalisis gejala sosial mengenai

citra sosial tokoh Hiroko terhadap citra diri wanita yang beraspek citra diri

wanita yang beraspek fisik dan psikis serta terhadap citra sosial wanita yang

beraspek keluarga dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

10

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya.

Perbedaan tersebut terdapat pada objek yang dikaji. Dalam penelitian ini, peneliti

mengkaji novel Suti karya Sapadi Djoko Damono dengan pendekatan sosiologi

sastra khususnya sosiologi karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pola interaksi yang terjadi antar tokoh utama dengan tokoh yang

lainnya dalam cerita. Untuk menganalisis pola interaksi tersebut, peneliti

menggunakan unsur instrinsik yang meliputi tokoh, penokohan, tema, dan latar,

untuk kemudian dianalisis interaksi antara tokoh satu dengan yang lain

menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra.

2.2 Kajian Teori

Unsur novel terbagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, unsur-

unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra

(Nurgiyantoro, 2015: 30). Menurut Nurgiyantoro (2015: 30) unsur ekstrinsik

adalah unsur-unsur yang berada di luar teks sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme teks sastra. Disini

peneliti hanya membahas unsur intrinsik karena dari unsur-unsur intrinsik

tersebut sudah mencakup secara keseluruhan bagian pembahasan.

Pada bab kajian teori ini, peneliti memaparkan teori yang dijadikan

landasan dalam penelitian ini. Pertama, unsur instrinsik yang meliputi; tokoh dan

penokohan, alur, latar, tema, dan amanat. Kedua kajian yang berkaitan dengan

pendekatan sosiologi sastra. Teori-teori yang menjadi landasan penelitian ini

dipaparkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

11

2.2.1 Unsur Instrinsik Novel

Pada penelitian ini, unsur instrinsik sastra digunakan sebagai alat untuk

mengetahui isi yang terkandung di dalam novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Untuk

dapat memahami sebuah karya sastra perlu dilakukan sebuah identifikasi

kajian yang berhubungan dengan unsur-unsur yang membangun dalam sebuah

karya sastra tersebut (Pradopo, 1987: 120). Setiap unsur dalam situasi tertentu

tidak mempunyai arti dengan sendirinya. Dalam sebuah karya sastra yang

padu, antara unsur-unsurnya selalu terjadi hubungan timbal balik dan saling

menentukan. Unsur-unsur instrinsik tersebut tidak dapat dipandang sebagai

hal-hal yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat keterjalinannya satu dengan

yang lainnya sehingga secara bersama-sama akan menghasilkan makna yang

menyeluruh (Teeuw, 1984: 135).

Oleh karena itu, unsur-unsur instrinsik tersebut harus dipahami

sepenuhnya atas dasar pemahaman dalam keseluruhan karya sastra. Stanton

(2007: 12), berpendapat ketika menganalisis sebuah cerita hendaknya

dipahami terlebih dulu fakta cerita (alur, karakter, dan latar) dan tema yang

menjadi elemen-elemennya. Hal ini bertujuan untuk memahami pengalaman

yang digambarkan oleh cerita.

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya satra hadir sebagai karya

sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca

karya sastra. Unsur instrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

12

langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur

instrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Unsur yang dimaksud

adalah tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, dan amanat (Nurgiyantoro,

2009: 23).

Dari pengertian menurut para ahli mengenai instrinsik, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan unsur instrinsik ialah unsur-unsur

yang membangun karya sastra dan tidak dapat berdiri sendiri setiap unsur-

unsurnya. Dalam sebuah karya sastra yang padu, antara unsur-unsurnya selalu

terjadi hubungan timbal balik. Kepaduan antar berbagai unsur instrinsik inilah

yang membuat sebuah novel terwujud.

2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan

Menurut Sudjiman (1991: 16) yang dimaksud dengan tokoh ialah

individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam

berbagai peristiwa dalam cerita. Lebih lanjut, tokoh pada umumnya berwujud

manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Tokoh cerita (character), menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015: 247)

adalah orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu

seperti yang diekspersikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan. Baldic (dalam Nurgiyantoro, 2015: 247) mengartikan bahwa tokoh

adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Sudjiman

(1991: 16) mengemukakan pengertian tokoh yaitu berkenaan pada individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

13

rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai

peristiwa cerita.

Dari pengertian menurut para ahli mengenai tokoh, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan tokoh adalah individu rekaan yang ditampilkan

secara naratif dalam sebuah cerita maupun karya sastra. Dalam cerita, tokoh

pada umumnya dapat diwujudkan sebagai manusia, tetapi dapat juga

berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Penggambaran tokoh dalam

suatu cerita merupakan aspek yang penting diutamakan, karena hal tersebut

akan menentukan kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspersikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan yang

menentukan arah suatu cerita.

. Berdasarkan pentingnya sebuah tokoh terbagi menjadi dua, yaitu

tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama berkenaan dengan pelaku

yang berperan besar menentukan arah suatu cerita, sedangkan tokoh tambahan

merupakan pelaku yang mendukung peran dari tokoh utama. Nurgiyantoro

(2015: 258) memaparkan pengertian tokoh utama dan tokoh tambahan sebagai

berikut.

2.2.1.1.1 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalan

novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang kenai kejadian

(Nurgiyantoro, 2015: 259).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

14

Menurut Sudjiman (1991: 18) kriteria yang digunakan untuk

menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam

cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh di dalam peristiwa-peristiwa

yang membangun cerita.

2.2.1.1.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat dengan

tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk memberi

gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman, 1991: 20).

Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama

dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk

menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan (Nugiyantoro, 2015:

247). Menurut Sudjiman (1991: 23) penokohan adalah penyajian tokoh dan

penceritaan tokoh. Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir, sifat serta

sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca.

Dari pengertian menurut para ahli mengenai penokohan, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penokohan adalah penyajian tokoh

dan penceritaan tokoh yang digambarkan melalui ciri-ciri lahir, sifat serta

sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca. Dalam cerita,

proses penghadiran watak suatu tokoh dalam cerita fiksi atau drama dapat

dilakukan dengan cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual. Cara

langsung berkenaan dengan teknik pelukisan watak tokoh di mana pengarang

memaparkan apa watak tokoh dan dapat juga menambah komentator watak

tersebut. Cara tidak langsung berkenaan teknik pelukisan watak tokoh di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

15

mana pangarang tidak memaparkan watak tokoh secara langsung tetapi

pembaca dapat menyimpulkan watak tokoh tersebut dari pikiran, cakapan, dan

lakuan tokoh yang disajikan. Cara kontekstual berkenaan dengan teknik

pelukisan watak tokoh dilihat dari bahasa yang digunakan pengarang dalam

memunculkan para tokoh.

2.2.1.2 Alur

Waluyo (2014: 9) mengemukakan alur atau plot disebut kerangka

cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukan

hubungan sebab dan akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca

menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Alur juga disebut plot, yaitu

rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi

satu kesatuan yang padu, bulat dan utuh (Mihardja, 2012: 6). Kemudian

Sudjiman (1988: 29) berpendapat bahwa alur adalah urutan peristiwa yang

membangun tulang punggung cerita. Berikut struktur umum alur dan

pengaluran dalam Sudjiman (1988: 30- 36).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

16

Pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita.

cerita diawali dengan peristiwa tertentu lainnya, tanpa terikat pada urutan

waktu.

2.2.1.2.1 Paparan

Paparan adalah peristiwa yang mengawali cerita selalu berisi

sejumlah informasi bagi pembaca. Penyampaian informasi kepada

pembaca ini disebut paparan atau eksposisi. Paparan merupakan

fungsi utama awal suatu cerita. Hal ini tentu saja bukan informasi

selengkapnya yang diberikan, melainkan keterangan sekedarnya

untuk memudahkan pembaca mengikuti kisahan selanjutnya. Lain

1. Paparan

Awal 2. Rangsangan

3. Gawatan

4. Tikaian

Tengah 5. Rumitan

6. Klimaks

7. Leraian

Akhir

8. Selesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

17

daripada itu, situasi yang digambarkan pada awal harus membuka

kemungkinan cerita itu berkembang (Sudjiman, 1988: 32).

2.2.1.2.2 Rangsangan

Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh

baru yang berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula

ditimbulkan oleh hali lain, misalnya oleh datangnya berita yang

merusak keadaan yang semula terasa laras (Sudjiman, 1988: 32-

33).

2.2.1.2.3 Gawatan

Tegangan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan

semakin menjadi-jadi. Adanya tegangan menyebabkan pembaca

terpancing keingitahuannya akan kelanjutan cerita serta akan

penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh; suatu keprihatinan

akan nasib tokoh selanjutnya (Sudjiman, 1988: 34).

2.2.1.2.4 Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan. Tikaian merupakan pertentangan

antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang

atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri

satu tokoh itu (Sudjiman, 1988: 34- 35).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

18

2.2.1.2.5 Rumitan

Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju

klimaks cerita. Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak

kehebatannya (Sudjiman, 1988: 35).

2.2.1.2.6 Klimaks

Klimaks terlihat ketika rumitan mencapai puncak kehebatannya.

Menurut Sumardjo dan Saini (1985), klimaks adalah bagian alur

yang menunjukan adanya pihak-pihak yang berlawanan atau

bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir

yang menentukan (Sudjiman, 1988: 35).

2.2.1.2.7 Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang

menunjukan perkembangan peristiwa ke arah selesaian (Sudjiman,

1988: 35).

2.2.1.2.8 Selesaian

Selesaian bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi

mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy

ending), boleh juga mengandung penyelesaian masalah yang

menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok

masalah tetap menggantung tanpa pemecahan, tanpa adanya

penyelesaian masalah, dalam keadaan yang penuh ketidakpastian,

ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman (Sudjiman, 1988: 36).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

19

Dari pengertian menurut para ahli mengenai alur dapat disimpulkan

bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat.

Alur sering disebut kerangka cerita yang kemudian disusun dalam urutan

waktu yang menunjukan hubungan sebab akibat sehingga pembaca akan

menebak-nebak peristiwa yang akan datang.

2.2.1.3 Latar

Menurut Sudjiman (1988: 44) latar adalah suatu peristiwa-peristiwa

dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau suatu rentang waktu

tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Latar juga berwujud waktu-waktu

tertentu (hari, bulan dan tahun), cuaca, atau satu episode sejarah. Biasanya

latar diketengahkan lewat baris-baris kalimat deskriptif (Stanton, 2007: 35).

Hudson dalam Sudjiman (1988: 44) membedakan latar atas tiga unsur

pokok yaitu, latar sosial, latar fisik atau tempat, dan latar waktu. Latar sosial

adalah latar yang mencakup penggambaran keadaan masyarakat. Kelompok-

kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan. Cara hidup, bahasa, dan lain-

lain yang pada dasarnya melatari peristiwa. Latar fisik atau tempat adalah

tempat di dalam wujud fisiknya yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya. Latar

waktu merupakan keterangan kapan sebuah peristiwa dalam cerita rekaan

berlangsung.

Menurut Nurgiyantoro (2015: 314) unsur latar dapat dibedakan ke

dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial budaya. Ketiga usur-

unsur tersebut masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan

dapat dibicarakan secara sendiri-sendiri. Namun, pada kenyataannya ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

20

aspek tersbut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya dalam membangun suatu cerita dalam suatu novel maupun karya

sastra. Berikut pemaparan menurut Nurgiyantoro (2015: 314), mengenai latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial budaya.

2.2.1.3.1 Latar Tempat

Latar tempat digunakan sebagai penunjuk pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Deskripsi tempat

secara teliti dan realistis ini penting untuk membuat pembaca terkesan

seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi.

(Nurgiyantoro, 2015: 314- 315).

2.2.1.3.2 Latar Waktu

Latar waktu berkaitan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan”

tersebut biasanya dihubungkan dengan dengan waktu faktual, waktu yang

ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro,

2015: 318).

2.2.1.3.2 Latar Sosial-Budaya

Latar sosial-budaya berkaitan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi. Latar sosial-budaya dapat berupa kebiasaan hidup, adat

istiadat, tradisi, keyakinan, pendangan hidup, cara berpikir dan bersikap,

dan lain-lain. Disamping itu, latar sosial-budaya juga berhubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

21

status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau

atas (Nurgiyantoro, 2015: 322).

Dari pengertian menurut para ahli mengenai latar, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan latar adalah suatu peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada suatu waktu dan tempat pada rentang waktu tertentu. Pada

rentang waktu tersebut terjadinya sebuah adat, tradisi,keyakinan dan

kebiasaan hidup yang menjadikan semua komponen tersebut menjadi latar

sosial-budaya. Selain itu biasanya dilakukan secara implisit dalam sebuah

cerita.

2.2.1.4 Tema

Menurut Sudjiman (1988:50), tema adalah gagasan, ide, atau pilihan

utama yang mendasar suatu karya sastra itu. Adanya tema membuat karya

sastra lebih penting dari sekedar bacaan hiburan. Stanton menyatakan bahwa

tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan „makna‟ dalam pengalaman

manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat (Stanton,

2007: 36). Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian

atau emosi yang dialami seperi cinta, derita, rasa takut, kedewasaan,

keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan

usia tua. Beberapa cerita bermaksud menghakimi tindakan karakter-karakter

didalamnya dengan memberi atribut „baik‟ atau „buruk‟.

Menurut Hartoko dan Rahmanto (1986: 142) tema merupakan gagasan

dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di

dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

22

atau perbedaan-perbedaan. Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat

dalam sebuah karya sastra atau yang secara berulang-ulang dimunculkan baik

secara eksplisit maupun (yang banyak ditemukan) implisit lewat pengulangan

motif (Baldic via Nurgiyantoro, 2015: 115).

Dari pengertian menurut para ahli mengenai tema dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan tema adalah gagasan (makna) dasar umum

yang menopang sebuah karya sastra berulang-ulang. Pada cerita tema juga

dimunculkan lewat berbagai macam motif. Selain itu biasanya dilakukan

secara implisit dalam sebuah cerita.

2.2.1.5 Amanat

Menurut Sudjiman (1988: 57), amanat merupakan ajaran moral atau

pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat di dalam

karya sastra secara implisit maupun eksplisit. Amanat bersifat implisit jika

jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh

menjelang akhir cerita. sedangkan bersifat eksplisit jika pengarang pada

tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat,

anjuran, larangan dan sebagainya yang berkaitan dengan gagasan yang

mendasari cerita.

Dari pengertian menurut para ahli amanat, dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan amanat adalah adalah suatu ajaran moral yang

terkandung dalam sebuah cerita. Amanat tersebut ditulis oleh pengarang

dengan maksud untuk menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita

tersebut. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dapat diresapi dan dipelajari oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

23

pembaca. Pesan-pesan moral tersebut terbagi menjadi dua yaitu, implisit dan

eksplisit. Implisit berkenaan dengan jalan keluar atau ajaran moral itu

disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir cerita. sedangkan

bersifat eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan

seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, dan suatu larangan yang dapat

dipahami serta dicamkan oleh para pembaca tersebut.

2.2.2 Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah suatu kajian penelitian wilayah sosiologi sastra

yang luas. Wellek dan Warren (dalam Budiantara, 1990: 111) membagi telaah

sosiologis menjadi tiga klasifikasi. Pertama, sosiologi pengarang. Sosiologi

pengarang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-

lain yang menyangkut diri pengarang. Kedua, sosiologi karya sastra. Sosiologi

karya sastra mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi

pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan

apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya. Ketiga, sosiologi

pembaca. Sosiologi pembaca mempermasalahkan tentang pembaca dan

pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.

Menurut Ratna (2003, 2-3), sosiologi sastra adalah pemahaman

terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek

kemasyarakatannya. Suatu pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai

dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung didalamnya. Selain itu,

didefinisikan suatu pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

24

dengan masyarakat yang melatarbelakanginya. Sosiologi sastra adalah

hubungan dwiarah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat.

Menurut Waters dan Crook (1990), sosiologi adalah analisis sistematis

tentang struktur tingkah laku sosial. Dalam definisi ini, terdapat empat elemen

penting yang menjadi fokus sosiologi: (1) tingkah laku yang dikaji adalah

karakter sosial, bukan individual, tingkah laku yang ditunjukkan untuk orang

lain (bukan untuk diri sendiri) sehingga mempunyai konsekuensi bagi orang

lain, atau merupakan konsekuensi dari tengah laku orang lain ada hubungan

timbal balik; (2) tingkah laku sosial yang dipelajari sosiologi adalah struktur,

yaitu pola atau regulasi tertentu yang berusaha untuk memahami elemen-

elemen tingkah laku manusia sosial; (3) penjelasan sosiologi bersifat analitis,

yanitu menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan prinsip-prinsip

metodologi penelitian tertentu, bukan berdasarkan pada konsensus-konsensus

khusus; dan (4) sosiologi bersifat sistematis, yaitu memahami tingkah laku

sosial yang menempatkan dirinya sebagai disiplin ilmu (Kurniawan, 2012: 4).

Menurut Ritzer (dalam Faruk 1999: 3) sosiologi merupakan disiplin

ilmu tentang masyarakat yang melandaskan pada tiga paradigma; (1)

pradigma sosial yang berupa lembaga-lembaga dan struktur sosial yang

dianggao sebagai sesuatu yang nyata, yang diluar individu; (2) paradigma

definisi sosial yang memusatkan perhatian kepada cara-cara individu dalam

mendefinisikan situasi sosial dan efek-efek dari definisi ini terhadap tindakan

yang mengikutinya, dalam paradigma ini dianggap sebagai pokok persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

25

sosiologi bukanlah fakta-fakta sosial yang objektif, melainkan cara pandang

subjektif individu dalam menghayati fakta-fakta sosial tersebut; dan (3)

paradigma perilaku manusia sebagai subjek yang nyata (Kurniawan, 2012: 4).

Sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara sosiologi

dengan sastra yang menuntut keduanya memiliki objek yang sama, yaitu

manusia dalam masyarakat (Ratna, 2009: 3). Sementara itu, menurut Damono

(1979: 2) kecenderungan telaah sosiologi sastra adalah: pertama, pendektan

yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses

sosial ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar

sastra; sastra hanya berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar

sastra itu sendiri. Dalam pendekatan ini, teks sastra tidak dianggap sebagai

objek yang utama, sastra hanya sebagai gejala kedua. Kedua, pendekatan yang

mengutamakan sastra sebagai bahan penelaah. Metode ini yang dipergunakan

adalah analisis teks sastra untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian

dipergunakan untuk memahami lebih dalam gejala sosial yang ada dalam

sastra.

Dari pengertian menurut para ahli sosiologi sastra, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan sosiologi sastra adalah suatu pemahaman

terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek

kemasyarakatannya. Aspek-aspek kemasyarakatan tersebut merupakan

indikator suatu totalitas karya yang terdapat dalam cerita yang dibangun oleh

penulis. Pada prinsipnya sosiologi sastra merupakan kajian interdisiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

26

antara sosiologi dengan sastra yang menuntut keduanya memiliki objek yang

sama, yaitu manusia dalam masyarakat

Dari uraian tentang berbagai teori di atas, peneliti menganalisis novel

Suti karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan sosiologi karya

sastra mengenai hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial tersebut terjalin

dan terbentuk melalui interaksi sosial. Pada prosesnya, interaksi tersebut

nantinya memungkinkan terjalinannya keberlangsungan hubungan antara

tokoh utama dengan tokoh yang lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa

perselisihan, percintaan, persaudaraan dan semua halnya yang meliputi gejala-

gejala sosial yang terjadi pada masyarakat secara umumnya.

2.2.3 Kajian Interaksi Sosial

Pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu, didasarkan pada

pengertian bahwa dalam hidupnya harus dapat bertahan untuk memenuhi

kebutuhan dan keberlangsungan kehidupannya. Untuk memenuhi kedua aspek

tersebut, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar tujuan dalam

memenuhi kebutuhan dan melanjutkan keberlangsungan tetap berjalan dengan

baik. Pada pernyataan inilah, manusia dia katakan sebagai makhluk sosial.

Menurut Soekanto (2015: 63), interaksi Sosial dibagi menjadi tiga

aspek utama yaitu, kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan

pertikaian (conflict). Ketiga bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak

selalu bersifat kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

27

kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi

pertikaian. Berikut penjelasan dari masing-masing bentuk dari interaksi sosial.

2.2.3.1 Kerja Sama (Cooperation)

Soekanto (2015: 65) mengatakan bahwa kerja sama merupakan bentuk

interaksi sosial yang pokok. Bentuk pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada

semua antar individu dan kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-

sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga

atau kelompok-kelompok kekerabatan. Atas dasar itu, anak-tersebut akan

menggambarkan bermacam-macam pola kerja sama setelah dia menjadi

dewasa. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat

digerakan untuk mencapai tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa

tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Menurut

Cooley (via Soekanto, 2015: 66) kerja sama timbul apabila orang menyadari

bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat

yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap

diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja sama adalah

suatu proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang terjalin dalam

sebuah interaksi untuk menjalankan suatu rencana dan menyelesaikan

permasalahan bersama-sama. Melalui kebersamaan tersebut, diharapkan

tercipta suatu suasana gotong royong untuk mencapai suatu tujan yang

diinginkan dan menjadi cita-cita bersama-sama. Dalam proses kerja sama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

28

tidak hanya melibatkan satu individu saja, tetapi melibatkan individu yang

lainnya juga.

2.2.3.2 Persaingan (Competition)

Menurut Soekanto (2015: 82) persaingan dapat diartikan sebagai suatu

proses sosial individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing

mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa

tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok

manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam

prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Cooley (via Soekanto, 2015: 85) mengatakan persaingan adalah berarti

menyangkut kontak dan komunikasi antar individu atau kelompok untuk

mengetahui sifat-sifat dan perilaku lawannya.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persaingan adalah suatu

proses sosial orang-perorangan atau kelompok manusia. Salah satu berusaha

mengalahkan pihak lain tanpa menggunakan ancaman maupun kekerasan. Tujuan

dari persaingan ini adalah mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya,

baik itu dalam bentuk harta benda maupun dalam bentuk popularitas.

2.2.3.3 Konflik (Conflict)

Menurut Soekanto (2015: 90) dalam diri individu maupun kelompok

masing-masing menyadari adanya perbedaan perbedaan aspek, yang meliputi

ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, dan pola-pola perilaku

dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada

hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaan (conflict). Perasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

29

memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan dalam

suatu konflik tersebut sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak

berusaha untuk saling menghancurkan untuk memperoleh satu tujuan. Konflik

tersebut biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan

dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk

menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan

suatu bagian dari proses sosial yang memiliki makna. Terdapat dua individu

atau lebih yang saling berusaha menyingkirkan satu sama lain. Dalam

prakteknya, proses konflik dilakukan dengan cara menghancurkan melalui

berbagai cara sampai salah satu pihak tersebut tidak berdaya atau berada di

pihak yang kalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan

penelitian. Metode penelitian yang dimaksud, yaitu jenis penelitian, sumber data,

metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, metode dan teknik

analisis data. Berikut penjelasan mengenai metode dalam penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra

terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono ini termasuk penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan

demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan

gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2006: 11).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik (utuh), dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:

6).

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu penelaahan

dokumen karya sastra. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa

pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apalagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

31

berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara

langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2006: 9-

10).

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian yang

berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti

Karangan Sapardi Djoko Damono adalah penelitian deskritif kualitatif. Hal ini

berkaitan data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang diambil dari novel

Suti karangan Sapardi Djoko Damono. Pada aspek kualitatif, penelitian ini

bermaksud memahami fonemena yang terjadi dalam novel Suti karangan Sapardi

Djoko Damono. Maka dari itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian

deskriptif kualitatif.

3.2 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Judul buku : Suti

Pengarang : Sapardi Djoko Damono

Tebal Buku : 192 halaman

Tahun Terbit : 2016

Penerbit : KOMPAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

32

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik

dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko

Damono adalah teknik pustaka dengan menggunakan sumber tertulis. Sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2006: 159). Langkah awal yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu menyimak dan mencatat. Dalam

penelitian ini peneliti menyimak langsung teks sastra yang telah dipilih sebagai

bahan penelitian. Menyimak bertujuan untuk mencatat hal-hal yang dianggap

sesuai dan mendukung peneliti dalam pemecahan rumusan masalah. Mencatat

merupakan tindak lanjut dari teknik simak, hasil pengumpulan data yang

diperoleh yaitu berupa hasil kajian atau analisis struktural dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sastra. Sumber tertulis penelitian ini yaitu novel Suti karya

Sapardi Djoko Damono.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa semua pengetahuan

mengenai teori-teori unsur-unsur instrinsik pembangun karya sastra khususnya

untuk tokoh dan penokohan, tema, latar, dan amanat serta teori sosiologi karya

sastra untuk menganalisis interaksi sosial antartokoh yang terdapat dalam novel

Suti karya Sapardi Djoko Damono. Dengan demikian melalui instrumen tersebut

aspek-aspek yang akan diteliti menjadi lebih mudah untuk dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

33

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data (Moleong, 1989:

112). Analisis yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik

dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko

Damono adalah analisis deskripsi. Langkah pertama dalam analisis ini adalah

menganalisis dan mendiskripsikan unsur instrinsik yang terdapat dalam novel.

Bagian dari unsur intrinsik yang dianalisis tersebut tokoh dan penokohan, tema,

latar serta amanat. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk

menganalisis kehidupan sosial tokoh yang terdapat dalam novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Suti

karangan Sapardi Djoko Damono. Unsur-unsur intrinsik tersebut terbagai menjadi

enam bagian yaitu, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, dan

amanat. Dari keenam unsur intrinsik peneliti hanya membahas lima unsur intrinsik

karena dari lima unsur intrinsik tersebut sudah mencakup secara keseluruhan

pembahasan tentang sosiloogi karya satra.

Peneliti akan membahas tentang tokoh dan penokohan dalam novel untuk

memperoleh hubungan tokoh sebagai manusia yang hidup dalam interaksi dan realita

sosial. Selanjutnya peneliti menganalisis alur yang berkaitan dengan pola

permasalahan yang ada pada novel tersebut. Setelah itu peneliti menganalisis latar

yang membentuk hubungan antara manusia dan berbagai kehidupan sosial di novel

tersebut. Latar yang dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Setelah itu peneliti menganalisis tema novel Suti karya Sapardi Djoko Damono.

Kemudian pada tahap terakhir kajian unsur instrinsik, peneliti akan menganalisis

amanat yang terkandung dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono.

Setelah menganalisis unsur instrisik dalam novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono, peneliti mendiskripsikan hasil analisis sosiologi karya sastra melalui kajian

interaksi sosial. Kajian interaksi pada penelitian ini terbagi menjadi tiga pola

interaksi, yaitu pola interaksi kerja sama, pola interaksi persaingan, dan pola interaksi

konflik. Interaksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai interaksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

35

terjadi antar tokoh dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Analisis interaksi

diharapkan dapat memaparkan hubungan yang terjadi antara manusia dengan

berbagai realita sosial yang terdapat dalam novel tersebut.

4.1 Kajian Unsur Intrinsik Novel Suti

Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret dari

pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam novel Suti,

terdapat empat unsur yang dapat memberikan gambaran konkret. Keempat unsur

tersebut adalah tokoh dan penokohan, tema, latar serta amanat.

4.1.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di

dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh yang terdapat dalam

novel Suti terdiri atas delapan orang yaitu Sutini, Bu Sastro, Pak Sastro, Parni, Sarno,

Kunto, Dewo, dan Tomblok. Tokoh yang disajikan tersebut merupakan tokoh yang

sering muncul dan menentukan jalannya cerita.

Penokohan adalah penyajian tokoh dan penceritaan tokoh. Tokoh-tokoh perlu

digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal

oleh pembaca (Sudjiman, 1991: 23). Analisis penokohan dalam penelitian dibagi

menjadi dua bagian, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

4.1.1.1 Tokoh Utama

Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, Suti menjadi tokoh yang banyak

diceritakan. Tokoh Suti dalam penceritaan dinilai penting sebagai pembentukan

keseluruhan isi cerita. Menurut Sudjiman (1991: 18) kriteria yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

36

menentukan tokoh utama bukan hanya frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam

cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh di dalam peristiwa-peristiwa yang

membangun cerita.

Suti adalah seorang perempuan yatim yang usianya baru belasan tahun. Bersama

ibunya Parni, ia tinggal di sebuah kampung pinggir kota tetapi termasuk kecamatan

kota. Gambaran tokoh Suti dimulai penulis dengan menceritakan latar belakang

keluarga, usia Suti, serta pembawaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis/langsung sebagai

berikut.

(01) Perempuan muda itu yatim, dan itu mungkin sebabnya orang desa

cenderung menerima sebagai hal yang wajar-sewajar-wajarnya kalau ada

berita aneh tentangnya, meskipun mereka tentu juga tahu bahwa orang

yatim tidak harus aneh tingkah lakunya. Suti, nama lengkapnya Sutini,

masih di ujung belasan tahun umurnya, dan sifatnya yang masih konyal-

kanyil bisa ditafsirkan macam-macam. Kalau lagi seneng ia sering

menepuk-nepukkan tangannya dengan irama yang sangat cepat sambil

loncat-loncat kecil (Damono, 2016: 05).

Pada kutipan tersebut tersebut, Damono memaparkan latar belakang kehidupan

Suti yang terbentuk karena keadaannya sebagai anak yatim dalam keluarganya.

Menjadi anak yatim tentunya akan menimbulkan banyak persepsi di mata

masyarakat. Oleh karena itu, Damono berusaha membangun arah cerita dengan

menyampaikan bahwa masyarakat desa tidak akan mempermasalahkan keadaan

ataupun kehidupan Suti yang statusnya sebagai anak yatim di Desa Tungkal.

Statusnya juga yang akan menentukan perjalanan Suti untuk berinteraksi dengan

Keluarga Sastro, sebuah keluarga yang mempersilahkan ia untuk menjadi bagian dari

keluarga tersebut. Melalui ajakan Bu Sastro, yang awalnya hanya diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

37

membantu “ngangsu” dan memperbaiki sumbu kompor, hingga akhirnya seiring

berjalannya waktu Suti dan Keluarga Sastro memiliki kedekatan melebihi majikan

dengan pembantunya.

Suti juga digambarkan melalui sifatnya sebagai seorang yang pemberani serta

tidak takut pada siapapun. Keberadaan Suti menjadi anak yatim, membuatnya

menjadi seorang yang tegar dan tidak mudah cengeng pada keadaan yang ada

disekelilingnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode

analitis/langsung sebagai berikut.

(02) Dan kalau kebetulan Suti mendengar ejekan itu, segera saja Ia menyahut

sengit, Memangnya kalian orang kota! Dan tidak ada yang kemudian

berani melanjutkan pasal ketawa itu, ngeri kalau Suti ngamuk (Damono,

2016: 06)

.

Pada kutipan tersebut Damono bermaksud membangun konsep penokohan

pada diri Suti sebagai seorang yang pemberani. Tidak hanya menjadi seorang yang

pemberani, dia juga dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Hal ini ditunjukan pada

kata, “ngeri kalau Suti ngamuk”, pada kata tersebut memiliki makna tersirat bahwa

Suti sangat disegani sikap dan sifatnya sebagai seorang anak yang pemberani pada

saat berinteraksi dengan masyarakat di Desa Tungkal.

Suti adalah seorang penyayang, baik hati, dan mengayomi Pak Sastro. Tetapi

Suti juga mudah jatuh cinta dengan siapa saja tanpa mempertimbangkan resiko yang

akan didapatkannya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(03) Suti menciumnya beberapa kali, mengambil air untuk melap darah yang

berceceran dari mulutnya (Damono, 2016: 78).

(04) Suti menerima keinginan Pak Sastro begitu saja, tanpa menimbang-

nimbang apakah penerimaannya itu merupakan ungkapan rasa kasihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

38

atau lebih karena naluri perempuan yang selama ini tidak pernah bisa

dituntaskannya dengan Sarno (Damono, 2016: 91).

Dalam kutipan tersebut Damono menunjukan penokohan Suti yang lainnya. Suti

sebagai seorang yang penyayang dan baik hati serta pemberani memiliki sikap yang

kurang baik yaitu mudah jatuh cinta dengan orang terdekat yang ada disekelilingnya

tanpa mempertimbangkan resiko yang akan didapatkannya. Pak Sastro merupakan

orang yang dekat dengan Suti. Dia merupakan suami dari Bu Sastro. Tapi karena

intensitas interaksi keduanya, akhirnya merekaterlibat hubungan yang sebenarnya

terlarang untuk dijalani. Hal ini ini terlihat pada kutipan diatas yang menunjukan Suti

melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Pak Sastro.

4.1.1.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat dengan tokoh utama,

andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk memberi gambaran lebih terperinci

tentang tokoh utama (Sudjiman, 1991: 20). Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono ini terdapat beberapa tokoh tambahan yang mendukung munculnya konflik

pada diri tokoh utama, yaitu Bu Sastro, Pak Sastro, Parni, Sarno, Kunto, Dewo, dan

Tomblok. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Bu Sastro

Tokoh Bu Sastro digambarkan sebagai seorang perempuan rendah hati, dan

senang memasak. Ia sangat menikmati memasak menggunakan bara kayu. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis/langsung sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

39

(05) Bu Sastro seorang priyayi tulen yang tidak pernah menyimpan gagasan

tentang kasta atau silsilah usul atau kekayaan (Damono, 2016: 31).

(06) Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara kayu yang

berkedip-kedip kalau Ia menggerak-gerakkan kipas bambunya (Damono,

2016: 27).

Pada kutipan tersebut, Damono bermaksud menyampaikan penokohan Bu Sastro

sebagai seseorang yang rendah hati. Sikap tersebut dimiliki Bu Sastro, sekalipun dia

dikenal sebagai seorang priyayi di Desa Tungkal. Sebagai seorang priyayi, Bu Sastro

memiliki sikap yang sederhana. Damono mebangun konsep sederhana tersebut,

melalui pernyataan bahwa Bu Sastro senang memasak menggunakan kompor kayu.

Pada kutipan, tidak diceritakan secara spesifik perwujudan dari kompor tersebut,

tetapi melalui kutipan “Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara

kayu yang berkedip-kedip kalau Ia menggerak-gerakkan kipas bambunya” cukup

menunjukan bahwa yang dimaksud adalah kompor kayu, dan membuktikan pola

hidup sederhana dari Bu Sastro.

Bu Sastro merupakan perempuan yang tidak suka membicarakan orang lain dari

belakang. Ia juga perempuan yang sangat sabar. Hal ini ditunjukkan pengarang

dengan kutipan sebagai berikut.

(07) Bu Sastro tidak suka ngerasani orang. Ia juga tidak suka dirasani karena

benar-benar terganggu kalau mendengar orang bicara macam-macam

tentang suaminya (Damono, 2016: 38).

(08) Diam-diam perempuan sabar itu tahu, antara lain dari bisikan Suti, bahwa

anaknya malah sudah menjadi panutan anak-anak desa sebabnya – tidak

hanya dalam perkara mencuri tebu tetapi juga yang lain-lain, termasuk

menjerat anjing lair untuk dijual ke warung sate anjing yang larisnya

minta ampun (Damono, 2016: 45).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

40

Pada kutipan tersebut menunjukan penokohan Bu Sastro sebagai seseorang yang

sabar dan bijaksana. Hal ini terlihat, ketika Damono menyampaikan mengenai sikap

Bu Sastro yang tidak suka membicarakan orang lain di sekelilingnya. Karena ia

merasa terganggu, apabila ada orang lain membicarakan tentang dirinya, maka dari

itu dia berusaha bijaksana untuk bertindak. Bu Sastro juga merupakan pribadi yang

sabar, hal itu ditunjukan Damono pada penceritaan tokoh Bu Sastro saat menghadapi

anaknya Dewo yang memiliki sikap yang tidak bisa diatur dan keras kepala.

Bu Sastro seorang perempuan yang penyayang dan memperlakukan Suti seperti

anak sendiri. Damono membangun konsep untuk menghubungkan pola interaksi

antara Suti dengan Bu Sastro. Dengan sikap penyayang yang dimiliki Bu Sastro,

menjadikan keberadaan Suti sebagai anak yatim merasa nyaman saat berinteraksi

dengan Bu Sastro. Kenyamanan itu membuat Suti merasa Keluarga Sastro sudah

seperti keluarganya sendiri, begitu juga dengan Bu Sastro yang tulus dan sama sekali

tidak keberatan dengan keberadaan Suti yang malah justru sangat ia sayangi. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(09) “Suti kamu anak cantik, gak suka ikut ribut-ribut. Kami sayang padamu,

kamu tahu, kan?” Suti diam saja, hanya mengangguk sambil mengusap

matanya yang berkaca-kaca. Bu Sastro menyentuh rambut perempuan

muda itu dan melanjutkan, “Tetangga kita itu memang harus dilawan,

mentang-mentang janda prajurit, seluruh suka berlebihan

menghormatinya” (Damono, 2016: 49).

(10) “Kalau kamu ada apa-apa, kalau ada yang ngapa-ngapain kamu, bilang

sama Ibu, ya”, kata Bu Sastro tiba-tiba (Damono, 2016: 50).

(11) Sesekali kalau masuk Toko Obral, sebuah toko serba ada, Bu Sastro

membelikannya kutang atau bahkan celana dalam. Dan Kadang-kadang

rok. Ia sering berpikir barang-barang semacam itulah yang menjadikan

perempuan kota tampak cantik. Sejak ikut keluarga Sastro tidak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

41

lagi ia mencuci pakaiannya di sungai. Sabun Sunlight dan air sumur

cocok untuk pakaiannya dan Bu Sastro sama sekali tidak keberatan kalau

ia mencuci bajunya bersama-sama dengan pakaian keluarga itu (Damono,

2016: 59- 60).

2. Pak Sastro

Pada cerita, Pak Sastro merupakan suami dari Bu Sastro.Tokoh Pak Sastro

digambarkan laki-laki setengah baya yang mudah bergaul dengan siapa saja. Ia juga

seorang yang dikenal baik oleh tetangga, terkadang jika ada tetangga yang

membutuhkan bambu, Pak Sastro menyuruhnya untuk mengambil bambunya itu. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(12) Orang-orang suka bingung memanggil laki-laki setengah baya yang

dibayangkan sebagai Prabu Kresno oleh Suti itu. Kadang-kadang

dipanggil „Den‟ kadang-kadang „Pak‟, keluarga itu tidak peduli sama

sekali sebab ketika masih di Ngadijayan pu mereka bergaul tidak hanya

dengan priyayi tetapi dengan macam-macam jenis orang (Damono, 2016:

30).

(13) Kalau ada tetangga yang perlu bambu, disilahkannya memotong beberapa

batang: Ia hanya minta dicarikan rebungnya (Damono, 2016: 34).

Selain itu Pak Sastro juga digambarkan sebagai seorang suami yang tidak setia

pada istrinya. Dalam cerita, Pak Sastro tidak hanya terlibat asmara terlarang dengan

Suti, lebih dari itu Pak Sastro sering pergi bersama Sarno, suami Suti untuk

mengunjungi tempat prostitusi yang Suti bahkan tidak mengetahui hal tersebut.

Dalam, hal ini Damono bermaksud membangun konsep, bahwa dalam interaksi sosial

tidak hanya pola interaksi yang baik saja dalam yang terjadi dalam suatu masyarakat,

seperti halnya kerja sama dan tolong menolong, tetapi juga pola dengan sikap yang

buruk, seperti halnya pertikaian karena suatu sebab permasalahan. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

42

(14) Semua aman saja bagi idola Suti itu sampai pada suatu hari Ia diketahui

mengganggu istri seorang gali. Negosiasi dengan Pak Sastro tampaknya

gagal karena masalah jumlah uang, dan pengeroyokan terhadap Pak

Sastro terjadilah pada hari itu (Damono, 2016: 85- 86).

(15) Sambil menyapu guguran daun dan bunga kamboja di makam, Tomblok

bercerita tentang Pak Sastro yang sudah sejak pindah ke desa itu

berhubungan dengan banyak perempuan. Memang sudah lama ada calo

yang suka menawarkan perempuan di desa-desa sekitar Tungkal,

umumnya malah yang punya suami. (Damono, 2016: 85).

(16) Semuanya aman saja bagi idola Suti itu sampai pada suatu hari ia

diketahui menganggu istri seorang gali. Negosiasi dengan Pak Sastro

tampaknya gagal karena masalah jumlah uang, dan demikianlah maka

penyeroyokan terhadap Pak Sastro terjadilah pada hari itu. (Damono,

2016:86).

3. Parni

Parni adalah ibu Suti, ia merawat Suti seorang diri tanpa ada sosok seorang ayah

yang mendampinginnya. Ia sosok yang mudah berbaur dengan pendduk sekitar. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(17) Parni dengan mudah berbaur dengan penduduk setempat dan anaknya

tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang gampang bergaul dengan anak-

anak lain (Damono, 2016: 11).

Parni adalah perempuan yang tidak bisa dipercaya dan sifat buruknya yang tidak

patut untuk diteladani menjadi seorang Ibu. Parni terjebak asmara terlarang dengan

Sarno. Suti sebagai anak Parni sebenarnya mengetahui skandal tersebut, namun Suti

memilih diam dan pura-pura tidak tahu atas kelakuan ibu dan suami Suti. Pada

akhirnya memilih pergi dan bekerja di rumah Keluarga Sastro. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(18) Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya

„pacar‟ ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka melakukan adegan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

43

yang hanya pantas untuk suami istri. Kepada Tomblok ia pernah bilang

akan minta diceraikan saja oleh Sarno (Damono, 2016: 51- 52).

4. Sarno

Sarno adalah suami sah Suti, sebelumnya Sarno pernah kawin dengan perempuan

lain tetapi tidak punya anak sesudah menunggu sekitar tiga tahun. Kemudian

perempuan itu menghilang begitu saja dan kabarnya digondol laki-laki lain ke

Jakarta. Pada akhirnya Sarno mengawini Suti dan ucapan itu langsung diterima. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis langsung sebagai

berikut.

(19) Dan setiap kali mendengar atau mengingat-ingat kabar semacam itu

Sarno hanya memilih diam. Ya, tentu kesepian ditinggal suami, katanya

dalam hati menentramkan diri sendiri. Setengahnya Ia takut dilabrak

istrinya yang tentu dengan mudah akan mendapatkan jodoh kalau mereka

ribut dan cerai. Meskipun tidak juga jelas apakah laki-laki itu takut sama

istrinya atau mertuanya (Damono, 2016: 04).

Sarno juga memiliki sifat pengecut. Ia terjebak asmara terlarang dengan ibu Suti

yaitu, Parni. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis

langsung sebagai berikut.

(20) “Orang-orang suka ngrasasni,” kata ibu Suti.

“ Lha aku kan beberapa kali diajak sama Den Sastro ke sana.”

“Iya, tau. Tapi kan kamu belum tahu apa kata tetangga,” sahut

mertuanya.

“Lha aku „kan suka ikut ronda.”

“Iya, tau. Tapi kamu kamu ikut ronda „kan hanya biar bisa ikut minum

ciu.”

“Gundulmu-mu!”

“Ya, ayo. Kita gundul-gundul-an saja,” kata mertuanya tenang.

Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir di kamar,

dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak mendengar. Malah

kemudian lenyap meninggalkan rumah (Damono, 2016: 75).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

44

(21) Kawin dengan gadis muda tentu banyak digunjingkan, apalagi Suti

memang sering jadi bahan gunjingan, tapi Sarno tempaknya sudah siap

memasang saringan rapat di telingannya agar suara-suara tetangganya

tidak kedengaran terlalu sember (Damono, 2016: 13).

Tokoh Sarno juga digambarkan sebagai sosok yang terampil dan tidak banyak

bicara dalam bekerja, sehingga Pak Sastro sering memanggilnya untuk bekerja di

rumahnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(22) Pak Sastro suka padanya: ia trampil dan tidak banyak cing-cong, hanya

sesekali suka nenggak ciu – tetapi tidak sampai benar-benar teler

(Damono, 2016: 36).

5. Kunto

Kunto adalah anak pertama dari Pak Sastro dan Bu Sastro. Dalam novel

diceritakan, Kunto merupakan anak sulung yang pintar dan penurut pada orang

tuanya. Di sekolah, Kunto dikagumi oleh guru karena sikap baik dan kecerdasan yang

dimilikinya. Pada novel, diceritakan Kunto dan Suti sempat memiliki rasa sayang

diantara keduanya namun tidak terwujud karena sikap Kunto yang terlalu kaku dalam

melakukan pendekatan dengan Suti. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan

sebagai berikut.

(23) Di sekolah Kunto memang penurut sehingga sekolahnya lancar dan

disayang banyak guru. Sebaliknya, tidak ada seorang guru pun yang

sayang kepada Dewo, seperti juga ia tidak pernah merasa sayang pada

mereka (Damono, 2016: 43).

(24) Ketika kereta berangkat, untuk pertama kalinya Kunto mengucapkan kata

Hati-hati, ya, Sut. Jaga Ibu (Damono, 2016: 66).

(25) Dalam kereta malam ke Solo Kunto tidak banyak bicara, hanya sesekali

cerita tentang Bandung dan Tan. Sahabatnya itu punya rencana mau

melanjutkan sekolahnya ke Jerman setelah menamatkan sekolahnya di

ITB. Ketika ditanya, agak basa-basi atau berkelakar, nanti mau belajar

kemana, Kunto menarik nafas panjang, mengatakan lebih suka kerja saja,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

45

kalau bisa di Bandung. Pak Sastro segera akan pensiun dan ia harus

membantu ibunya.

“Tapi di Bandung nanti Mas Tan kan gak ada,” kata Suti memancing,

seolah-olah Kunto hanya bisa bersahabat dengan Tan.

“Ya, kalau Tan gak ada, kamu kan mau menemani aku,” sahutnya

enteng.

Suti makin merapatkan tubuhnya ke Kunto sehingga orangtua yang duduk

di bangkunya depannya pura-pura memejamkan mata (Damono, 2016:

147- 148).

6. Dewo

Dewo adalah anak kedua dari Pak Sastro dan Bu Sastro. Di sekolah, Dewo sering

terlibat silang pendapat dengan guru dan teman sekolahnya. Hal itu mengakibatkan,

Dewo sering tinggal kelas karena sikapnya sendiri yang berani melawan sosok yang

memiliki kuasa di sekolah, dalam hal ini adalah guru. Hal ini ditunjukkan pengarang

dengan kutipan sebagai berikut.

(26) Adik Kunto masih duduk di kelas tiga SMP, sering nunggak kelas sama

sekali tidak karena bodoh tetapi lebih karena anak itu suka terbuka

membantah Pak Guru (Damono, 2016: 42).

Tokoh Dewo merupakan tokoh yang pemberani, suka melawan, dan tidak

segan-segan untuk mengkritik sesuatu yang dianggap salah menurut diri Dewo. Di

rumah, Dewo juga sering terlibat pertikaian besar dengan ayahnya yang sering

mengakibatkan Bu Sastro sampai menangis melihat keadaan tersebut.

(27) Pak Sastro dan Bu Sastro harus ekstra hati-hati menghadapi

bontotnya itu. Pernah suatu hari Pak Sastro marah besar, membanting

gelas sampai berkeping-keping, Dewo menjawabnya dengan melempar

gelas juga ke pintu – lebih berkeping-keping. Bu Sastro pun muncul, dan

langsung menangis tidak tahu harus berbuat apa. Pak Sastro ngeluyur ke

luar rumah, nyengklak sepeda dan pergi. Dewo keluar rumah juga,

langsung melompat ke sungai berenang ke kebon tebu, cari perkara lain

lagi. Sorenya anak laki-laki itu pulang membawa seikat tebu curian –

sebagai tanda sayang kepada ibunya (Damono, 2016: 44).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

46

(28) Petualangan Dewo, ksatrai kebon tebu itu, pernah menyusahkan ibunya

ketika pada suatu pagi Bu Mayor ngelabrak ke sana ke mari karena anjing

kesayangannya yang tidak jarang mengganggu tetangga itu hilang. Dewo

dituduh terlibat dalam tindak yang disebutnya kriminal itu, menjerat

anjing kesayangan si janda tentara untuk dijual ke warung sate jamu

(Damono, 2016: 47).

Selain itu, Dewo juga memiliki perasaan sayang terhadap Suti, tetapi cintanya

bertepuk sebelah tangan karena Suti tidak menanggapi. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(29) Ia merasa sangat pusing, tubuhnya lemas dan sama sekali tidak

dirasakannya ketika ia hampir jatuh dan dipeluk oleh Bu Sastro. Dewo

membantu ibunya mendudukkan Suti di sofa dan buru-buru ke kamar

mencari minyak angin atas perintah ibunya (Damono, 2016: 95).

(30) Pemuda yang dijuluki kepala kelompok berandalan kampung itu

rupannya merasa itulah memang tugasnya di dunia, Tugas untuk

memelihara Suti ada pada Kunto, katanya dalam hati. Ia ikhlas

menyerahkan perempuan itu ke kakaknya sejak usahanya untuk

menyekap Suti di kebon tebu gagal, meskipun sebenarnya rasa ikhlas itu

diusahakannya dengan susah payah (Damono, 2016: 105).

7. Tomblok

Tomblok merupakan sahabat dekat dari tokoh utama yaitu, Suti. Tidak hanya

sebagai sahabat, Tomblok juga merupakan teman setia Suti saat sedang mencuci baju

di sungai yang ada di Kampung Tungkal. Jalinan sahabat antara keduanya juga

menjadikan sesuatu yang bermanfaat bagi Suti maupun Tomblok. Tomblok sering

sekali memberikan nasehat pada Suti dalam bertindak dan menanggapi suatu

permasalahan yang sedang dihadapi atau bahkan yang tidak diketahui oleh Suti. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(31) “Tetangga juga sudah curiga, Sut,” kata Tomblok, “mereka bilang kamu

kan hanya dijadikan alasan saja.”

Suti diam saja. Ia tampaknya sudah tahu itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

47

“kamu ikut Bu Sastro saja, Sut. Siapa tahu nanti malah disekolahkan.”

Tomblok merasa tidak memanas-manasi tetapi mengatakan yang

sebenarnya. Ia sayang kepada sahabatnya itu.

“Siapa tahu kamu di situ malah dapet durian,” katanya melanjutkan,

“bukan sekedar kedondong. Hehehe” (Damono, 2016: 52).

(32) Tombloklah yang akhirnya membisikan siaran burung gagak itu kepada

Suti. Ia tahu, Suti tidak pernah bergaul seperti dulu lagi sekarang, oleh

karean itu tidak banyak tahu apa yang sebenarnya tersirat di sela-sela

teriak gagak (Damono, 2016: 83).

4.1.2 Alur

Sudjiman (1988: 29) mengemukakan bahwa alur adalah urutan peristiwa yang

membangun tulang punggung cerita. Alur yang terdapat dalam novel Suti terdiri atas

paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian.

4.1.2.1 Paparan

Paparan adalah peristiwa yang mengawali cerita selalu berisi sejumlah informasi

bagi pembaca. Penyampaian informasi kepada pembaca ini disebut paparan atau

eksposisi. Paparan merupakan fungsi utama awal suatu cerita. Hal ini tentu saja

bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan keterangan sekedarnya

untuk memudahkan pembaca mengikuti kisahan selanjutnya. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(33) “Mblok, dah dengar ada orang baru?”

“Udah. Yang namanya Den Sastro itu, kan? Yang katanya dulu tinggal di

Ngadijayan itu, kan?‟‟

Kemaren lakiku dipanggil, disuruh bikin sumur. Kerja bapak itu di mana,

sih?”

“mana aku tahu?”

“Ganteng banget priayinya, edan tenan! Cakrak seperti Prabu Kresno

hehehe.” (Damono, 2016: 1- 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

48

Pada kutipan tersebut tahap paparan dalam novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono diawali pada percakapan antara Suti dengan Tomblok yang membicarakan

mengenai kedatangan warga baru di kampungnya yaitu keluarga priayi dari

Ngadijayan. Seseorang yang ada pada topik pembicaraan Suti dengan Tomblok

adalah Sastro. Tokoh tersebut yang nantinya dalam novel turut serta menentukan

arah cerita dari tokoh utama, dalam hal ini Suti. Dari maksud tersebut, terlihat jelas

bahwa paparan yang terdapat pada kutipan di atas sejalan dengan teori dari Sudjiman

(198:32) yang mengemukakan bahwa pada situasi yang digambarkan pada sebuah

awalan paparan haruslah membuka kemungkinan cerita itu berkembang.

4.1.2.2 Rangsangan

Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Rangsangan

sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai

katalisator. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(34) Ketika Sarno bilang mau mengawini Suti, langsung ucapan itu

diterima. Dan laki-laki yang sebenarnya tidak jelas apa pekerjaannya

itu cepat-cepat mengawininya (Damono, 2016: 3).

Pada kutipan tersebut rangsangan mulai tampak dalam novel Suti adalah ketika

diceritakan pernikahan Suti dengan Sarno. Pada saat dinikahkan oleh Parni usia Suti

masih belasan tahun. Sarno adalah laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Ibu

Suti menikahkan Suti dengan Sarno karena ibunya malu jikalau anaknya dianggap

tidak laku. Sampai pada akhirnya, tindakan dari Parni tersebut menjadi sebuah

gawatan, karena tidak lama kemudian Sarno terjebak cinta terlarang dengan Parni, ibu

kandung Suti sendiri. Mengacu pada analisis kutipan di atas, keputusan Parni untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

49

menikahkan Suti sesuai dengan teori yang dikemukakan Sudjiman mengenai

rangsangan pada sebuah cerita. Sudjiman (1988: 32- 33) mengemukakan bahwa

rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hali lain, misalnya oleh datangnya berita

yang merusak keadaan yang semula terasa laras.

4.1.2.3 Gawatan

Gawatan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi.

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap rangsangan. Pada rangsangan seperti

yang ada di atas, dicontohkan bahwa Parni memutuskan untuk menikahkan Suti

dengan Sarno, yang kemudian akhirnya mengkhianati kesepakatan tersebut, dengan

terjalinnya cinta terlarang antara Parni dengan Sarno. Hal ini ditunjukkan pengarang

dengan kutipan sebagai berikut.

(35) Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu

sebenarnya pacar ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka

melakukan adegan yang hanya pantas untuk suami istri (Damono,

2016: 51- 52).

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya pada tahap rangsangan, pada kutipan

tersebut gawatan dimulai ketika Suti mengetahuai bahwa suami dan ibunya menjalin

hubungan yang lebih dari sekedar menantu dan mertua. Suti sudah mengetahui hal

tersebut, namun Suti memilih diam dan memendam rasa sakit hati itu sendirian atas

apa yang dilakukan suami dan ibunya itu. Mengacu pada tahap gawatan tersebut,

penulis dengan sengaja mengajak pembaca untuk terus masuk pada cerita novel lebih

dalam dan terbawa rasa penasarannya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Sudjiman (1988: 34) yaitu, adanya gawatan menyebabkan pembaca terpancing

keingitahuannya akan kelanjutan cerita serta akan penyelesaian masalah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

50

dihadapi tokoh, hingga menjadi suatu keprihatinan dan rasa keingin tahuan akan

nasib tokoh selanjutnya.

4.1.2.4 Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan

yang bertentangan. Pada sebuah tikaian yang terjadi akan ada pihak yang terkalahkan

atau merasakan dampak negatif yang di dapat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

kutipan sebagai berikut.

(36) Setelah sepenuhnya sadar, Sastro dipapahnya masuk kamar. Suti

menciumnya beberapa kali, mengambil air untuk mengelap darah yang

berceceran dari mulutnya (Damono, 2016: 78).

Pada kutipan tersebut tikaian diawali dengan permasalahan yang lebih naik

ketika Pak Sastro yang sedang dirumah tiba-tiba datang beberapa orang dan langsung

mengeroyok Pak Sasrto. Begitu Suti mendengar suara kesakitan dari kamar tamu, Ia

lari dari dapur ke ruang tamu dan memapah Pak Sastro masuk dalam kamar Suti.

Mengacu pada kutipan tersebut, apa yang terjadi dan dialami oleh Pak Sastro sebagai

pihak yang kalah pada sebuah tikaian dengan anak buah suruhan Gali sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Sudjiman (1988: 34- 35), yaitu tikaian merupakan

pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau

tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu

4.1.2.5 Rumitan

Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju klimaks cerita.

Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya (Sudjiman, 1988:

35). Hal itu ditandai pada kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

51

(37) Dan ketika kemudian dia menyadari kenyataan bahwa Pak Sastro

ternyata juga diam-diam ingin mendapatkannya dan berhasil- terbukti

dari apa yang terjadi malamny sehabis Prabu Kresna kena pukul rame-

rame hari itu….(Damono, 2016: 87- 88).

(38) Anak muda itu ternyata sama sekali berbeda wataknya dengan

bapaknya, lelaki setengah baya yang dengan sigap memahami apa

yang diharapkannya oleh perempuan kalau sedang berdua saja dengan

laki-laki-meskipun waktu itu tentu masih merasakan kesakitan akibat

pukulan gerombolan laki-laki yang datang tanpa diundang. Suti

menerima keinginan Pak Sastro begitu saja, tanpa menimbang-

nimbang apakah penerimaannya itu merupakan ungkapan rasa kasihan

atau lebih karena naluri permepuan yang selama ini tidak pernah bisa

dituntaskannya dengan Sarno (Damono, 2016: 19).

Pada kutipan tersebut rumitan terjadi pada saat Suti mulai menjalin kedekatan

dan melakukan sesuatu yang terlarang terlarang dengan Pak Sastro. Hal itu dimulai

pada saat ketika Pak Sastro baru saja menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan

oleh para anak buah Gali Kalisobo. Sesaat setelah Suti merasa iba untuk menolong

Pak Sastro, kemudian terjadilah sebuah tindakan intim yang melibatkan Pak Sastro

dengan Suti, yang dimaksudkan penulis sebagai titik rumitan pada sebuah cerita.

4.1.2.6 Klimaks

Klimaks terlihat ketika rumitan mencapai puncak kehebatannya. Klimaks pada

cerita juga menjadi sebuah penunjuk bagi pembaca untuk menentukan pihak-pihak

yang menentukan kebenaran pada jalannya suatu cerita maupun pihak yang

berlawanan. Hal ini dibutkikan pada kutipan berikut.

(39) “Bu, saya mau melaporkan sesuatu, tetapi iu jangan gusar,” kan

Tomblok.

“ Tentang gagak juga? Ada apa lagi?”

“Tidak, Bu. Begini,” Kata tomblok memulai. Sangat ragu-ragu.

Dan tumpahlah dongeng Tomblok itu di hadapan Bu Sastro, baunya

sengit. Suti yang sudah dua hari ini tidak muncul tanpa melapor ke Bu

Sastro ternyata pergi diantar ibunya. Tidak ada tetangganya yang tahu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

52

“Kang Sarno pun tidak tahu, Bu.”

Bau berita itu sengit, terutama karena Parni tidak memberi tahu

masalah itu. Bu Sastro segera mencari Suami Suti. Sekarang benar-

benar disadarinya bahwa apa yang dilakukannya selama ini keliru,

sebuah dosa yang tidak bisa dimaafkan (Damono, 2016: 161).

Pada kutipan tersebut puncak masalah atau klimaks muncul saat sahabat Suti,

Tomblok datang dan mencari Bu Sastro untuk kemudian memberikan informasi

tentang kepergian Suti dan ibunya secara tiba-tiba tanpa diketahui ke mana. Pada

interaksi tersebut, penulis menjadikan Tomblok sebagai pembeda untuk menggiring

cerita tersebut sampai pada tahap klimaks dan menentukan mana saja tokoh yang

menentukan suatu kebenaran, dan yang berlawanan. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Sudjiman (1988: 35), klimaks adalah bagian alur yang

menunjukan adanya pihak-pihak yang berlawanan atau bertentangan, berhadapan

untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan (Sudjiman,.

4.1.2.7 Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang menunjukan

perkembangan peristiwa ke arah selesaian (Sudjiman, 1988: 35). Pada tahap ini

beberapa permasalahan mulai terlihat penyelesaian dengan berbagai penawaran

peleraiannya. Hal ini dibuktikan pada kutipan sebagai berikut.

(40) Ternyata Pak Sastro tidak bisa bertahan lama di Jakarta dan harus

pulang ke Solo menunggu masa pensiunnya. Waktu itulah ia mulai

sakit-sakitan tetaou sama sekali tidak menuruti nasihat dokter,

terutama dalam hal makanan. Belum sampai satu tahun ia pulang ke

Solo ketika dokter menyatakan kesehatan Pak Sastro dan harus-

berhati-hati dengan makanan. Thengkleng jugalah yang akhirnya

mengantarkan Prabu Kresna itu ke haribaan-Nya sekitar setahun

setelah tugasnya sebagai pegawai negeri berakhir (Damono, 2016:

168).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

53

(41) Bu Sastro yakin telah mendapat restu dari almarhum suaminya untuk

menyelenggarakan pesta kawin Kunto secepatnya di Surabaya. Ia

senang dan merasa ringan bahwa yang menjadi penyelenggara adalah

besannya, yakni sepupunya sendiri, yang kawin dengan seorang pria

Sangihe dan mempunyai seorag anak tunggal (Damono, 2016: 173).

Pada kutipan tersebut peleraian merupakan tahap yang mencakupi konflik pada

suatu cerita mengalami penurunan dengan didampingi dengan suatu peristiwa yang

menunjukan suatu penyelesaian masalah. Peleraian dalam novel Suti terindikasi

terjadi pada saat Pak Sastro akhirnya meninggal dunia, disusul dengan Kunto yang

setelah bapaknya meninggal ia kemudian menikah dengan mindho-nya di Surabaya.

Pada tahap ini, penulis menunjukan adanya kecenderungan klimaks yang disajikan

mulai mereda dengan berbagai penyajian leraian suatu permasalahan.

4.1.2.8 Selesaian

Selesaian bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi mengandung

penyelesaian masalah yang melegakan (happy ending), boleh juga mengandung

penyelesaian masalah yang menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi

juga pokok masalah tetap menggantung tanpa pemecahan, tanpa adanya penyelesaian

masalah, dalam keadaan yang penuh ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun

ketidakpahaman (Sudjiman, 1988: 36). Hal ini dibuktikan pada kutipan sebagai

berikut.

(42) Tomblok sedang mencuci pakaian ketika merasa ada yang menepuk

bahunya dari belakang. Ketika menoleh dilihatnya Suti berdiri

menggandeng seorang anak perempuan memandangnya, tersenyum

persis seperti beberapa tahun lalu. Perempuan itu tidak tampak surut

kecantikannya, kulitnya yang menjadi agak kecoklatan. Sebelum ia

bangkit, Suti berkata kepada anak itu untuk mencium tangan Tomblok

sambil memperkenalkannya sebagai anaknya (Damono, 2016: 184).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

54

(43) Bu Sastro bangkit, memegang angan anak itu, mencium dan

membisikannya. Saat itulah Suti seperti mendengar bisikan itu. Bapak

telah mememnuhi janjinya memberiku anak perempuan (Damono,

2016: 191).

Pada kutipan tersebut tahap penyelesaian dalam novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono adalah ketika Suti tiba-tiba kembali pulang ke Desa Tungkal. Kembalinya

Suti tersebut ditemani oleh seorang anak. Anak tersebut bernama Nur. Nur adalah

anak kandung hasil hubungan terlarang dengan Pak Sastro di masa lalu. Suti kembali

ke Desa Tungkal untuk kembali memulai kembali hidupnya dengan baik-baik saja

bersama Nur dan Bu Sastro. Pada kutipan tersebut, sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Sudjiman bahwa leraian merupakan penyelesaian masalah yang

melegakan (happy ending), yang dapat juga bermuatan penyelesaian masalah yang

menyedihkan; dan bahkan dapat juga bermuatan pokok masalah tetap menggantung

tanpa pemecahan, tanpa adanya penyelesaian masalah, dalam keadaan yang penuh

ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman (Sudjiman, 1988: 36)

4.1.3 Tema

Menurut Sudjiman (1988: 50) tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang

mendasar suatu karya sastra itu. Adanya tema membuat karya sastra lebih penting

dari sekedar bacaan hiburan. Stanton menyatakan bahwa tema merupakan aspek

cerita yang sejajar dengan „makna‟ dalam pengalaman manusia, sesuatu yang

menjadikan suatu pengalaman begitu diingat (Stanton, 2007: 36). Ada banyak cerita

yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami seperi cinta,

derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

55

sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua. Dengan suatu tema, beberapa cerita juga

bermaksud menghakimi tindakan karakter-karakter didalamnya dengan memberi

atribut „baik‟ atau „buruk‟.

Menurut Hartoko dan Rahmanto (1986: 142) tema merupakan gagasan dasar

umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-

perbedaan. Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya

sastra atau yang secara berulang-ulang dimunculkan baik secara eksplisit maupun

(yang banyak ditemukan) implisit lewat pengulangan motif (Baldic via Nurgiyantoro,

2015: 115).

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan tema adalah gagasan

sebuah makna sebagai dasar umum yang menopang sebuah karya sastra berulang-

ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit maupun

secara eksplisit. Adanya tema membuat karya sastra lebih penting dari sekedar

bacaan hiburan. Dengan suatu tema, beberapa cerita juga bermaksud menghakimi

tindakan karakter-karakter didalamnya dengan memberi atribut „baik‟ atau „buruk‟.

Novel Suti bertema ketabahan dalam menjalani hidup dan perubahan

permasalahan hidup yang terjadi di masyarakat dan keluarga tempat tokoh Suti

berinteraksi. Hal tersebut terjadi tidak hanya pada tokoh utama yaitu Suti, tetapi juga

pada pada tokoh pendukung yaitu Bu Sastro. Keduanya adalah tokoh perempuan

yang sering muncul dalam cerita dan memiliki peran yang seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

56

Dalam novel, ketabahan Suti digambarkan pada saat ia memutuskan untuk hidup

dan menikah dengan Sarno, suami pilihan ibunya. Namun, pada kenyataannya dalam

cerita ternyata pernikahan itu berjalan cukup dramatis. Hal Itu terjadi karena Sarno

ternyata justru berselingkuh dan menjadi milik ibunya, bukan Suti. Berikut bukti

kutipan pernyataan mengenai sikap ketabahan yang dimiliki oleh Suti.

(44) Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya

„pacar‟ ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka melakukan adegan

yang hanya pantas untuk suami istri. Kepada Tomblok ia pernah bilang

akan minta diceraikan saja oleh Sarno (Damono, 2016: 51-52).

(45) “Orang-orang suka ngrasasni,” kata ibu Suti.

“ Lha aku kan beberapa kali diajak sama Den Sastro ke sana.”

“Iya, tau. Tapi kan kamu belum tahu apa kata tetangga,” sahut

mertuanya.

“Lha aku „kan suka ikut ronda.”

“Iya, tau. Tapi kamu ikut ronda „kan hanya biar bisa ikut minum ciu.”

“Gundulmu-mu!”

“Ya, ayo. Kita gundul-gundul-an saja,” kata mertuanya tenang.

Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir di

kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak mendengar

(Damono, 2016: 75).

Ketabahan pada konteks yang lain ditunjukan pada saat Suti memiliki rasa dan

hubungan spesial dengan Pak Sastro. Hubungan spesial tersebut sebenarnya hal yang

terlarang bagi Suti karena lelaki itu adalah suami dari Bu Sastro. Pada cerita tersebut,

Pak Sastro merupakan tokoh yang memiliki perangai buruk perihal sikapnya yang

suka main perempuan. Hal tersebut juga yang akhirnya membawa Pak Sastro pada

suatu masalah besar dan harus berhadapan dengan para suruhan gali yang mendatangi

rumah Pak Sastro. Masalah tersebut sampai mengakibatkan tubuh Pak Sastro babak

belur, karena dikeroyok oleh orang-orang suruhan gali yang tiba-tiba datang ke

rumahnya. Suti yang pada saat itu ada di rumah tersebut, berusaha sabar dan tegar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

57

untuk menolong dan merawat luka Pak Sastro yang terkapar tak berdaya, meskipun

dalam hatinya dia merasa aneh karena harus ikut menanggung dampak yang telah

diperbuat oleh Pak Sastro. Berikut bukti kutipan pernyataan yang menunjukan

kesabaran dari tokoh Suti.

(46) Sehari sebelum memutuskan untuk kembali saja ke Jakarta, ada

beberapa orang laki-laki datang bertemu. Mereka bilang mau ketemu

Pak Sastro, ada urusan penting. Dibangunkan Suti dari tidur siang,

Sastro agak sempoyongan masuk ke kamar tamu. Belum sempat ia

menyambut tamunya dengan basa-basi, salah seorang diantara mereka

langsung saja mendekati Pak Sastro dan melayangkan tinju. Priayi

setengah baya itu terpental membentur dinding kamar, langsung

disambut oleh seorang tamu lagi dengan tendangan di perutnya. Dan

lagi. Dan lagi. Lengkap sudah upacara singkat itu (Damono, 2016: 77).

Sosok Bu Sastro merupakan salah satu tokoh sentral selain Suti dari cerita dalam

novel Suti ini. Ia juga digambarkan sebagai perempuan yang sabar dan tegar

menghadapi sifat masing-masing anggota keluarganya yang berbeda-beda. Pak Sastro

yang suka main perempuan, Kunto yang penurut namun berada jauh dari Yogyakarta,

dan Dewo anak bungsunya yang keras kepala, dihadapinya dengan sabar dan

penyayang. Pembawaan sikap penyayang itulah yang sering membuat tokoh Bu

Sastro menangis dalam cerita. Ketabahan sikap Bu Sastro juga ditunjukan ketika dia

berusaha tenang dan ikhlas mendengar omongan para tetangga yang menggunjingnya

gara-gara masalah yang dibawa oleh keluarganya seperti halnya sikap Pak Sastro

yang kerap bermain perempuan. Berikut bukti kutipan yang menunjukan ketabahan

Bu Sastro dalam novel.

(47) Di rumah pun demikian. Pak Sastro dan Bu Sastro harus ekstra hati-

hati menghadapi bontotnya itu. Pernah suatu hari Pak Sastro marah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

58

besar, membanting galas sampai berkeping-keping, Dewo

menjawabnya dengan melempar gelas juga kepintu- lebih

berkepingkeping. Bu Sastro pun muncul, dan langsung menangis tidak

tahu harus berbuat apa (Damono, 2016: 44).

(48) Dan persis ketika rumah itu tampak dari jendela kerta, Bu Sastro

menetaskan air mata. Belum pernah Suti melihat adegan semacam itu.

Ia segera memahami maknanya ketika Bu Sastro menatapnya, tanpa

berusaha menahan air matanya, sambil tersenyum. Ia berjanji dalam

harinya untuk selalu menjaga priyayi setengah baya itu sebaik-baiknya

(Damono, 2016: 66).

(49) Sehabis mendengar penjelasan Tomblok, Bu Sastro untuk pertama

kalinya merasa agak susah tidur. Ia selama ini mencoba memahami

hubungan-hubungan yang ada dalam keluarganya, tetapi keterangan

Tomblok tentang peristiwa itu membuatnya meragukan sikap tetangga

terhadapnya dan keluarganya selama ini. Ia tiba-tiba merasa bahwa

sikap menghargai dan menghormati keluarganya sebenarnya basa-basi

saja. Namun, apa pula bedanya dengan yang dulu terjadi di

Ngadijayan? Ternyata menentramkan diri sendiri. Dan pertanyaan

retorik itu ternyata berhasil membuatnya lebih nyenyak tidur,

membuatnya berjanji pada dari sendiri untuk tidak mengubah sikap

dan tingkah lakunya terhadap siapapun, keluarga maupun tetangga

(Damono, 2016: 122).

4.1.4 Latar

Dalam suatu peristiwa maupun kejadian dalam cerita, hal yang berkaitan dengan

waktu, tempat, dan sosial merupakan aspek yang penting. Secara sederhana

keterangan dalam suatu kejadian yang berkaitan waktu, tempat, dan suasana

terjadinya peristiwa adalah komponen pembangun latar cerita dalam suatu karya

sastra. Menurut Nurgiyantoro (2015: 314- 315), latar adalah tempat, hubungan waktu

sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

4.1.4.1 Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2015: 314- 315). Latar tempat yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

59

dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah Sungai, Desa Tungkal, Solo,

Bioskop, Makam, Ngadijayan, Dapur, Kereta Api. Latar yang disajikan tersebut,

diambil berdsarkan tempat yang akan menentukan arah jalannya suatu cerita dalam

novel Suti.

1. Sungai

Latar tempat yang pertama dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono

adalah sungai. Sungai adalah tempat Suti dan sahabatnya Tomblok mencuci pakaian

dan pusat penyebarluasan cerita yang terjadi di sebuah kampung itu. Kutipan yang

mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.

(50) Suti dan Tomblok, yang nama lengkapnya Pariyem, biasa ngobrol di

pinggir sungai setiap pagi ketika mereka sedang mencuci pakaian di

sungai (Damono, 2016: 03).

2. Desa Tungkal

Latar tempat yang kedua dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah

Desa Tungkal. Tempat ini merupakan latar tempat utama dalam cerita Suti karya

Sapardi Djoko Darmono. Di desa inilah Suti dan tokoh yang lainnya tinggal dan

menjalankan kegiatan sehari-hari. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut

adalah sebagai berikut.

(51) Panggung dongeng ini adalah sebuag kampung di pinggiran kota Solo,

tepatnya di Desa Tungkal. Waktu itu, tahun 1960-an, desa tersebut

mulai kedatangan orang yang berasal dari pusat kota, harga tanah

sangat murah sebab belum tersentuh oleh rencana pembangunan kota.

Jauh dari Kraton Kasunan, yang terletak di pusat kota, sebagian besar

penghuni desa sudah beranak pinak sejak kakek atau bahkan buyut

mereka. Sebelah barat desa itu, dibatasi sebuah sungai, lebarnya sekitar

10 meter, yang sejak semula berfungsi sebagai salah satu pusat

kegiatan penduduk seperti mencuci, mancng, dan menjala ikan, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

60

mandu karena sumur hanya ada di beberapa rumah keluarga yang

mampu saja (Damono, 2016: 14-15).

3. Kota Solo

Latar tempat yang ketiga dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah

Kota Solo. Desa Tungkal merupakan salah satu bagian wilayah dari Kota Solo, maka

dari itu peristiwa dalam cerita Suti ini sering menggunakan Kota Solo sebagai latar

tempat dalam novel tersebut. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah

sebagai berikut.

(52) Perempuan muda ini selalu seperti kesetanan kalau nguber wayang kulit

untuk mendengarkan suluk dalang dan lengkingan pesinden, yang

kadang didatangkan dari kota-kota sekitar Solo, yang tampang dan

sindenannya membikin banyak laki-laki mules pikirannya (Damono,

2016: 7- 8).

(53) Panggung dongen ini adalah sebuah kampung di pinggiran kota Solo,

tepatnya di Desa Tungkal (Damono, 2016: 14).

4. Bioskop

Latar tempat yang keempat dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono

adalah bioskop. Tempat ini merupakan tempat dimana sering menghabiskan

waktunya bersama koboi-koboi ingusan di desanya. Dalam beberapa kesempatan

diceritakan Suti bersama koboi-koboi tersebut sering menonton bioskop dengan

masuk secara menyusup diam-diam tanpa membayar tiket masuk. Pada kesempatan

yang lainnya, Suti juga pernah diajak menonoton bioskop oleh Kunto dan temannya

Kuswanto. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.

(54) Suka nonton wayang di Kelurahan, suka nonton kethoprak di

Balekambang, dan kata tetangganya suka juga mbludhus nonton

bioskop di Pasar Pon, diajak gerombolan koboi ingusan yang kata

orang desa suka nenggak ciu (Damono, 2016: 12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

61

5. Makam

Latar tempat yang kelima dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono

adalah Makam. Tempat ini merupakan salah satu sumber penghasilan Desa Tungkal

dan tempat peristirahatan terakhir dari Mbah Parmin, leluhur yang dikeramatkan

makamnya oleh peziarah kota atau peziarah yang berasal dari luar Desa Tungkal.

Pada awalnya, warga Desa Tungkal memang tidak menjadikan makam Mbah

Parmin sebagai sesuatu yang mistis dan keramat. Namun, karena makam tersebut

dirawat baik-baik oleh warga desa sampai dibelikan batu nisan yang mengilap, para

peziarah yang datang dari luar kota menganggap makam yang berbeda dari yang

makam lainnya tersebut sebagai makam “orang pintar”. Kutipan yang mendukung

pernyatan tersebut adalah sebagai berikut.

(55) Di sebelah timur ada makam yang menyimpan baik-baik entah berupa

ratusan mayat. Yang dimakamkan tidak hanya berasal dari desa itu

tetapi juga dari desa lain, bahkan kota lain- kalau kebetulan punya

kerabat di situ. Warga benar-benar bangga pada makam itu dan dengan

cerdik memanfaatkannya seabagai salah satu sumber penghasilan.

Orang jauh yang anggota keluarganya dimakamkan di situ suka minta

bantuan warga desa untuk mengurusnya. Dan, yang lebih penting,

setiap kali ada orang berziarah orang-orang tua dan anak-anak

mengerumuni peziarah untuk meminta uang jasa (Damono, 2016: 23).

(56) Makam Mbah Parmin memang dirawat baik-baik, bahkan orang-orang

mengumpulkan uang untuk membeli nisan batu yang hitam mengilap.

Dan lelaki itu mendapatkan tempat sewajarnya dalam kenangan warga

desa. Peziarah dari kota atau tempat lain suka bertanya apakah orang

yang nisannya mengilap itu makam Kiai yang bisa dimintai rezeki.

Jawaban tidak jelas atau yang mungkin sengaja disamarkan yang

didapat dari orang desa itu membuat mereka bingung dan akhirnya

membuat kesimpulan sendiri bahwa memang ada makam “orang

pintar” di desa itu. Mereka itulah yang justru mengeramatkan makam

Mbah Parmin, bukan warga desa (Damono, 2016: 26).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

62

6. Ngadijayan

Latar tempat yang keenam dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah

Ngadijayan. Tempat ini merupakan kampung yang terletak di sebelah barat

Baluwarti, kawasan kraton. Desa Ngadijayan merupakan tempat tinggal Keluarga

Sastro, sebelum mereka memutuskan pindah ke Desa Tungkal. Dinamakan

Ngadijayan karena di kampung itu tinggal Pangeran Hadiwijoyo, salah seorang putra

Sinuhun yang dahulu. Pada saat di kampung Ngadijayan Keluarga Sastro dikenal

luas sebagai keluarga baik-baik oleh masyarakat. Kutipan yang mendukung pernyatan

tersebut adalah sebagai berikut.

(57) Ngadijayan itu sebuah kampung di sebelah barat Baluwarti, kawasan

Kraton. Disebut Ngadijayan karena di kampung itu tinggal Pangeran

Hadiwijoyo, salah seorang putra Sinuhun yang dahulu. Jalan di pinggir

kampung itu disebut Jalan Hadiwijayan. Ayah Bu Sastro dan Ayah Pak

Sastro dulu menjadi abdi dalem Kasunanan (Damono, 2016: 30).

(58) Kadang-kadang dipanggil “Den” kadang-kadang “Pak”, keluarga itu

tidak peduli sama sekali sebab ketika masih di Ngadijayan pun mereka

bergaul tidak hanya dengan priyayi tetapi dengan macam-macam jenis

orang (Damono, 2016: 30).

7. Dapur

Latar tempat yang ketujuh dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah

Dapur. Tempat ini menjadi tempat paling sering untuk Suti dan Bu Sastro

berinteraksi dan berbincang-bincang perihal masalah kehidupan yang ada di Keluarga

Sastro. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai berikut.

(59) “Suti kan bisa bantu membersihkan kompor, Bu” kata anaknya pada

suatu pagi ketika ibunya tampak repot menyalakan kayu api. Suti

jongkok di dekat Bu Sastro, sehabis mengisi bak mandi. Tiap hari

sekarang ia ada di rumah Pak Sastro, bantu-bantu apa saja, seperti juga

suaminya (Damono, 2016: 37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

63

8. Kereta Api

Latar tempat yang kedelapan dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono

adalah saat perjalanan menggunakan Kereta Api. Dalam novel ini, ditemukan banyak

interaksi antartokoh yang terjadi pada saat mereka sedang dalam perjalanan ke luar

kota menggunakan kereta api. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah

sebagai berikut.

(60) Kebetulan jalur kereta api ke Solo lewat belakang rumah kos Kunto.

Dan persis ketika rumah itu tampak dari jendela kereta, Bu Sastro

meneteskan air mata. Belum pernah Suti melihat adegan semcam itu.

Bu Sastro menatapnya, tanpa berusaha menahan air matanya, sambil

tersenyum (Damono, 2016: 66).

4.1.1.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat

dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2015: 318). Latar waktu dalam

novel ini dibagi menjadi tiga waktu yaitu, pagi, sore, dan malam.

1. Pagi Hari

Latar waktu pertama yang terdapat dalam novel Suti yaitu pagi hari. Terdapat

beberapa peristiwa dalam cerita yang berlangsung di waktu pagi hari. Peristiwa yang

pertama saat Suti dan Tomblok melangsungkan rutinitas keseharian mereka yaitu,

mencuci di Sungai. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

64

(61) Suti dan Tomblok, yang nama lengkapnya Pariyem, biasa ngobrol di

pinggir sungai setiap pagi ketika mereka sedang mencuci pakaian di

sungai. Kali ini hanya mereka berdua. Orang-orang lain sudah pagi-

pagi tadi ke sungai sebelum ke paar atau kerja atau ke sekolah

(Damono, 2016: 3).

Peristiwa kedua yang terjadi pagi hari adalah ketika Suti sedang berada di dapur

bersama Bu Sarno. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

(62) “Suti kan bisa bantu membersihkan kompor, Bu” kata anaknya pada

suatu pagi ketika ibunya tampak repot menyalakan kayu api (Damono,

2016: 37).

Peristiwa ketiga yang terjadi pagi hari adalah masih di tempat dan waktu yang

sama ketika Kunto melihat Suti dan Bu Sarno sedang meributkan perihal kompor

yang sedang dimasak oleh Bu Sarno dan enggan diberikan pada Suti untuk

menggantikannya. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

(63) “Hahaha, malah marah!” kata anak sulungnya yang kebetulan melongok

ke dapur menyaksikan adegan pagi itu” (Damono, 2016: 40).

2. Sore Hari

Latar waktu kedua yang terdapat dalam novel Suti yaitu sore hari. Terdapat

beberapa peristiwa dalam cerita yang berlangsung di waktu sore hari. Peristiwa

pertama yang terjadi pada waktu sore hari, yaitu pada saat Bu Sastro memanggil

Tomblok ke rumahnya untuk bekerja menggantikan Suti yang sedang di Jakarta

bersama Pak Sastro. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

65

(64) Sorenya ia memanggil Tomblok ke rumah, menanyakan apa bersedia

membantunya, “Setidaknya sementara saja, Mblok, selama Suti masih

di Jakarta” katanya. Sama sekali tidak kelihatan kalau dia memohon,

meskipun sebenarnya sangat mengharapkan jawaban „ya‟ dari

Tomblok. Dan memang jawaban itu yang didengarnya (Damono,

2016: 113).

Peristiwa yang kedua yang terjadi pada waktu sore hari adalah pada saat Suti,

Kunto, dan Pak Sastro tiba di Jakarta. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut

adalah sebagai berikut.

(65) Menjelang maghrib kereta api baru sampai Jakarta. Dalam keadaan

capek mereka bertiga masih harus berebut lagi naik bis arah kampung

Minangkabau (Damono, 2016: 127).

Peristiwa yang ketiga yang terjadi pada waktu sore hari adalah pada saat Kunto

baru saja tiba dari Bandung ke Jakarta. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut

adalah sebagai berikut.

(66) Kunto baru kembali ke Jakarta hari berikutnya selepas maghrib.

Meminta maaf kepada Suti, ia bercerita tentang pertemuannya dengan

Tan ( Damono, 2016: 141).

3. Malam hari

Latar waktu ketiga yang terdapat dalam novel Suti yaitu malam hari. Peristiwa

yang terjadi pada waktu malam hari, yaitu pada saat Suti dan Kunto berada di dalam

kereta dari Jakarta Menuju Solo. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah

sebagai berikut.

(67) Dalam kereta malam ke Solo Kunto tidak banyak bicara, hanya sesekali

cerita tentang Bandung dan Tan (Damono, 2016: 147).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

66

4.1.4.3 Latar Sosial-Budaya

Latar sosial-budaya menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Latar sosial-budaya dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,

pendangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Di samping itu, latar

sosial-budaya juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,

misalnya rendah, menengah, atau atas (Nurgiyantoro, 2016: 322).

1. Mata Pencaharian

Latar sosial-budaya yang pertama menunjukkan pola kehidupan masyarakat

pada aspek pekerjaan-pekerjaan masyarakat Desa Tungkal. Pada novel, dipaparkan

berbagai mata pencaharian yang dimiliki masyarakat desa tersebut. Kutipan yang

mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai berikut.

(68) Mereka bekerja sebagai penarik becak, tukang jual jajanan malam

hari, pencari pasir, pemanjat kelapa, pembantu, dan kerja serabutan-

kerja apa saja diambil (Damono, 2016: 19).

(69) Beberapa keluarga memiliki kuda yang dipekerjakan sebagai

pengangkut karung pasir, mendaki tebing sungai. Ada juga keluarga

yang disebut Juragan Pasir sebab memiliki gerobak kuda yang

membawa karung-karung pasir ke kota (Damono, 2016: 20).

2. Adat Istiadat

Latar sosial-budaya yang kedua menunjukkan pola kehidupan masyarakat pada

aspek adat istidat yang terjalin pada masyarakat di dalam Novel Suti. Adat istiadat

yang pertama yaitu berkenaan pada budaya masyarakat Desa Tungkal dan luar desa

tersebut yang menjadikan makam Mbah Parmin menjadikan makam yang keramat.

Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

67

(70) Peziarah dari kota atau tempat lain suka bertanya apakah orang yang

nisannyamengilap itu makam Kiai yang bisa dimintai rezeki. Jawaban

tidak jelas atau yang mungkin sengaja disamarkan yang didapat dari

orang desa itu membuat mereka bingung dan akhirnya membuat

kesimpulan sendiri bahwa memang ada makam “orang pintar” di desa

itu. Mereka itulah yang justru mengeramatkan makam Mbah Parmin,

bukan warga desa (Damono, 2016: 26).

Adat istiadat yang kedua yaitu berkenaan pada pemaparan budaya yang terjalin

di lingkungan Kasunanan, tempat dimana dulu Keluarga Pak Sastro tinggal sebelum

pindah ke Desa Tungkal. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

(71) Ngadijayan itu sebuah kampung di sebelah barat Baluwarti, kawasan

Kraton. Disebut Ngadijayan karena di kampung itu tinggal Pangeran

Hadiwijoyo, salah seorang putra Sinuhun yang dahulu. Jalan di pinggir

kampung itu disebut Jalan Hadiwijayan. Ayah Bu Sastro dan Ayah Pak

Sastro dulu menjadi abdi dalem Kasunanan (Damono, 2016: 30).

(72) Tugas Sumadi di Kasunanan sebagai Kerani menghasilkan gelar

Sastro; namanya menjadi Sastrosumadi. Lelaki Jawa yang sudah

kawin biasanya mendapat nama tua sebagai penanda status. Orang

kemudian cenderung tidak mengenal lagi nama kecilnya (Damono,

2016: 39).

3. Kebiasaan Masyarakat Desa Tungkal

Latar sosial-budaya yang ketiga menunjukkan pola kehidupan masyarakat pada

aspek kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk pada masyarakat Desa Tungkal. Pada

novel, dipaparkan berbagai kebiasaan-kebiasaan tersebut yang dimiliki masyarakat.

Kebiasaan yang pertama yaitu berkaitan dengan perlakuan masyarakat pada makam

yang terdapat di desa tersebut, yang menjadikannya menjadi salah satu sumber

penghasilan karena kebiasaan peziarah-peziarah dari luar daerah yang datang dan

menganggap makam-makam di desa tersebut sebagai makam-makam yang keramat.

Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

68

(73) Warga benar-benar bangga pada makam itu dan dengan cerdik

memanfaatkannya seabagai salah satu sumber penghasilan. Orang

jauh yang anggota keluarganya dimakamkan di situ suka minta

bantuan warga desa untuk mengurusnya. Dan, yang lebih penting,

setiap kali ada orang berziarah orang-orang tua dan anak-anak

mengerumuni peziarah untuk meminta uang jaza (Damono, 2016:

23).

Kebiasaan masyarakat yang kedua berkaitan pada kegiatan yang dilakukan setiap

bulan menjelang puasa, mereka selalu memanen rezeki dari warga luar daerah yang

berziarah ke makam. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut adalah sebagai

berikut.

(74) Rezeki mereka sangat menyegarkan kalau bulan ruwah tiba;

menjelang Bulan Puasa setiap hari makam kedatangan ribuan orang,

semuanya ikhlas membagi uang. Beberapa warga desa mendadak

menjadi tukang becak untuk mengangkut yang berdatangan,

menyewa dari tauke becak yang tinggalnya dekat Pasar Kukusan,

sekitar tiga kilometer dari kampung itu (Damono, 2016: 24).

4.1.5 Amanat

Menurut Sudjiman (1988: 57), amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang

ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat di dalam karya sastra secara

tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit). Amanat bersifat implisit jika jalan

keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir

cerita. Bersifat eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan

seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan dan sebagainya yang berkaitan

dengan gagasan yang mendasari cerita secara langsung dan tertulis pada novel

tersebut.

Amanat tersirat yang diperoleh dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko

Damono adalah jadilah orang yang memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

69

hati serta putus asa saat sedang berada dalam tekanan. Hal tersebut dibuktikan dalam

kutipan berikut.

(75) Namun, tidak pernah pikiran semacam itu menjadi bahan gunjingan

terbuka di kampung. Seandainya pun tahu ada yang menggunjingkan,

Parni tentu akan membiarkan saja. Kehidupan di kota telah

mengajarkan untuk bersikap demikian (Damono, 2016: 11).

Amanat tersirat (implisit) kedua adalah diceritakan dalam novel tersebut Suti

diceritakan bahwa ia adalah seorang perempuan yang tidak diketahui siapa bapaknya.

menginjak remaja, ia dinikahkan oleh ibunya dengan Sarno yang usianya separuh

baya. Sarno, suami Suti tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Suti telah mengetahuai

hubungan yang lebih dari hubungan menantu dan mertua anatara ibunya dan Sarno.

kisahnya berlanjut dramatis ketika Suti jatuh dipelukan pak Sastro dan akhirnya ia

menghilang dan kembali lagi ke Solo dengan membawa anak perempuannya yang

diberi nama Nur yang beberapa tahun lalu tinggal di Jakarta. Cerita hidup yang

sedemikaian rumit, Suti tetap berusaha untuk bersyukur dan tegar dalam menghadpi

kehidupan yang dijalaninya. Dari kejadian tersebut, dapat dipahami bahwa, sebagai

manusia hendaklah tegar dalam menghadapi kehidupan bagaimanapun keadaan yang

sedang dihadapi tetap percaya pasti tetap ada jalan untuk mendapatkan kehidupan

yang lebih baik. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah:

(76) “Ketika Ibu bilang mau ke Kalimantan dengan laki-laki entah siapa, aku

memutuskan untuk kemabali ke Solo saja. siapa tahu ada yang mau

ngasih kerjaan. di sini kan masih ada rumah, di sana repot banget cari

rumah” (Damono, 2016: 185).

Selanjutnya, amanat tersurat (eksplisit) yang terdapat dalam novel Suti adalah

mengenai kepercayaan yang dimiliki kita sebagai manusia. Hal ini masih sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

70

dijumpai pada masayarakat di Indonesia yang tinggal di daerah pedalaman, yang

masih percaya adanya paham animisme dan dinamisme sebagai dasar untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan. Padahal, di luar realita tersebut di Indonesia sudah

terdapat agama yang sah dan diakui oleh undang-undang dan bebas dianut oleh kita

untuk dijadikan pedoman hidup. Maka dari itu, amanat yang ingin disampaikan

dalam cerita ini adalah sebagai manusia harus senantiasa menjunjung tinggi nilai

kepercayaan kepada agama yang sah dan baik untuk dianut dan dijadikan pedoman

hidup. Hal mengenai bahasan tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut.

(77) Rupanya kalau ada sesuatu yang tidak bisa dipecahkan oleh kelugasan

berpikir warga kampung itu, dengan yakin mereka putuskan saja

bahwa semua sudah diatur oleh yang di sana, lha yang “di sana” itu

tidak lain Mbah Parmin. Itu tidak berarti bahwa banyak di antara

mereka tidak suka ke masjid, misalnya, tetapi karena selama ini Mbah

Parmin adalah bagian penting dari kesejahteraan hidup mereka

(Damono, 2016: 86).

(78) Sore itu mejelang magrib Suti pergi ke makam, langsung menuju

cungkup Mbah Prmin, duduk bersila dengan tertib dan mengucap doa

yang pernah dipelajari dari guru agamanya dulu (Damono, 2016: 100).

4.2 Kajian Interaksi Sosial- Sosiologi

Interaksi sosial pada dasarnya merupakan hubungan-hubungan sosial yang

menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan

kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama. Semua yang berlaku pada kehidupan masyarakat, merupakan

proses sosial yang membentuk suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling

mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

71

Soekanto (2015: 63) membagi proses interaksi menjadi tiga bentuk yaitu, kerja

sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict). Dalam Novel

Suti karya Sapardi Djoko Damono terdapat berbagai macam proses interaksi yang

terjadi antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya. Proses-proses tersebut terjadi

tidak selalu dalam konteks lingkungan keluarga terdekat Suti saja tetapi melibatkan

masyarakat lainnya. Berikut pembuktian adanya proses interaksi sosial dalam Novel

Suti Karya Sapardi Djoko Damono, dengan menggunakan teori yang dikemukakan

oleh Soekanto (2015: 63).

4.2.1 Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang

terjalin dalam sebuah interaksi untuk menjalankan dan menyelesaikan permasalahan

bersama-sama. Melalui kebersamaan tersebut, diharapkan tercipta suatu suasana

gotong royong untuk mencapai suatu tujan yang diinginkan dan menjadi cita-cita

bersama-sama. Dalam proses kerja sama, tidak hanya melibatkan satu individu saja,

tetapi melibatkan individu yang lainnya juga, baik itu secara personal seperti dengan

teman dan sahabat maupun dengan lingkup yang lebih besar seperti dengan tetangga,

orang lain, maupun kelompok seperti masyarakat maupun lembaga.

Kehidupan interaksi tokoh-tokoh pada novel Suti sering sekali mengalami pasang

surut permasalahan, hal tersebut tidak selalu dapat diselesaikan secara pribadi.

Sebagai makhluk sosial, tokoh tersebut terkadang memerlukan bantuan orang

terdekatnya untuk bekerja sama menyesaikan permasalahan yang sedang

dihadapinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

72

Pola kerja sama yang pertama terdapat pada interaksi masyarat Desa Tungkal

dengan warga luar Desa Tungkal. Interaksi kerja sama tersebut terjalin karena adanya

kesepahaman yang sudah membudaya antara warga desa Tungkal dengan warga luar

desa tungkal. Kesepahaman tersebut berupa sebuah kerja sama untuk menjaga makam

warga luar desa Tungkal yang berada di Desa Tungkal. Timbal balik dari interaksi

tersebut adalah warga Desa Tungkal mendapatkan rejeki dan penghargaan dari warga

luar Desa ungkal tersebut. Maka dari itu, interaksi ini dapat dikatakan

menguntungkan kedua belah pihak. Kutipan yang mendukung pernyatan tersebut

adalah sebagai berikut.

(79) Di sebelah timur jalan desa ada makam yang menyimpan baik-baik

entah berapa ratus mayat. Yang dimakamkan tidak hanya berasal dari

desa itu tetapi juga dari desa lain, bahkan kota lain- kalau kebetulan

punya kerabat di situ. Warga benar-benar bangga pada makam itu dan

dengan cerdik memanfaatkannya sebagai salah satu sumber

penghasilan. Orang jauh yang anggota keluarganya dimakamkan di

situ suka minta bantuan warga desa untuk mengurusnya. Dan, yang

lebih penting setiap kali ada orang berziarah orang-orang tua dan anak-

anak mengerumuni peziarah untuk meminta uang jasa. Ya, mereka

merasa berjasa hanya karena tinggal di desa itu dan ikut mengawasi

makam-tak pernah ada orang bertanya kenapa makam perlu diawasi.

Rezeki mereka sangat menyegarkan kalau bulan Ruwah tiba;

menjelang Bulan Puasa setiap hari makam kedatangan ribuan orang,

semuanya ikhlas membagi uang (Damono, 2016: 23).

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi yang terjalin di dalam masyarakat

Desa Tungkal. Pola interaksi tersebut berwujud bentuk kerja sama antara penduduk

asli desa Tungkal dengan penduduk jauh yang sanak keluarganya ingin dimakamkan

di Desa Tungkal. Kerja sama yang terjalin antara keduanya terlihat menguntungkan

kedua belah pihal dalam prosesnya. Hal ini dibuktikan dengan keadaan warga Desa

Tungkal yang memperoleh keuntungan dengan menjaga dan merawat makam-makam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

73

tersebut, serta keadaan warga luar yang tidak sempat merawat makam sanak

keluarganya di makam tersebut dengan ikhlas memberikan upah tersebut pada warga

asli Tungkal yang sudah merawatnya Pola interaksi kerja sama ini, sejalan dengan

teori yang dikemukakan Soekanto (2015: 82) yang mengemukakan bahwa bentuk

kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai

tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari

mempunyai manfaat bagi semua.

Pola kerja sama yang kedua terdapat pada interaksi Keluarga Sastro dengan Desa

Tungkal. Keluarga Sastro merupakan pendatang baru didesa tersebut, mereka semula

berasal dari Desa Ngadijayan, lalu memutuskan pindah ke Desa Tungkal karena

mendapat tanah warisan dari orang tuanya. Meskipun Keluarga Sastro merupakan

pendatang baru, mereka tidak segan untuk membangun kerja sama dengan penduduk

sekitar Desa Tungkal dengan mengizinkan sumurnya ditimba oleh tetangganya.

Berikut kutipan yang mendukung pernyataan tersebut.

(80) Keluarga Sastro segera dikenal luas di desa itu sebagai keluarga baik-

baik sebab mengizinkan sumurnya ditimba para tetangganya.

(Damono, 2016: 30).

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi yang terjalin antara Keluarga

Sastro dengan warga Desa Tungkal. Pola interaksi kerja sama tersebut terbangun

setelah Keluarga Sastro yang awalnya berasal dari Desa Ngadijayan pindah dan

menetap menjadi warga Desa Tungkal. Sebagai penduduk baru di Desa Tungkal,

Keluarga Sastro dengan terbuka mempersilahkan sumurnya untuk digunakan bersama

dengan masyarakat Desa Tungkal. Pola interaksi kerja sama ini, sejalan dengan teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

74

yang dikemukakan Soekanto (2015: 82) yang mengemukakan bahwa bentuk kerja

sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai tujuan

bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai

manfaat bagi semua.

Pola kerja sama yang ketiga melibatkan interaksi Suti dengan Bu Sastro. Kerja

sama tersebut terbangun secara tersirat dalam novel Suti. Kejadian berawal saat Bu

Sastro terlibat perselisihan dengan tetangganya Bu Mayor di halaman rumah Bu

Sastro. Suti yang pada saat itu juga berada di rumah Bu Sastro memutuskan untuk

tidak ikut membaur dalam konflik tersebut, dia tetap berada pada dapur rumah Bu

Suti untuk mengambil alih dan menjaga tungku api kompor agar tetap menyala.

Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah.

(81) Suti sudah menunggunya di situ, jongkok gemeteran mendengarkan

keributan itu. Ia tidak berani keluar dapur tadi, takut kalau-kalau dua

perempuan setengah baya itu bergelut di pelataran. Ia tidak berani

bicara, setengahnya pura-pura menyibukan diri mengatur kayu yang

apinya tampak mau surut.

“Sut, kamu anak cantik, gak suka ikut ribut-ribut. Kami sayang

padamu, kamu tahu, kan?”

Suti diam saja, hanya mengangguk sambil mengusap matanya yang

berkaca-kaca. Bu Sastro menyentuh rambut perempuan muda itu dan

melanjutkan,

“Tetangga kita itu memang harus dilawan, mentang-mentang janda

prajurit, seluruh desa suka berlebihan menghormatiya.”

Suti diam saja, tetap mengatur kayu api. (Damono, 2016:49)

Pada konteks interaksi ini, Suti terlibat pola interaksi kerja sama dengan Bu

Sastro. Dalam novel diceritakan. Bu Sastro terlibat adu mulut dengan tetangganya,

Bu Mayor. Mengetahui konflik yang melibatkan majikannya tersebut, Suti

memutuskan untuk tidak membantu atau menonton perang adu mulut tersebut. Suti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

75

memutuskan untuk tetap berada di dapur, mengurus mengatur kayu api pada kompor

agar tetap terjaga. Selesainya konflik Bu Sastro dengan Bu Mayor, Suti pun berusaha

menenangkan suasana hati Bu Sastro dengan tetap menjaga api kompor dapur agar

tetap menyala dan dapat digunakan untuk memasak. Pola interaksi kerja sama ini,

sejalan dengan teori yang dikemukakan Soekanto (2015: 82) yang mengemukakan

bahwa bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk

mencapai tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian

hari mempunyai manfaat bagi semua.

4.2.2 Persaingan (Competitioan)

Persaingan adalah suatu proses sosial yang melibatkan orang-perorangan atau

kelompok manusia berusaha mengalahkan pihak lain tanpa menggunakan ancaman

maupun kekerasan. Tujuan dari persaingan ini adalah mencapai sesuatu yang lebih

daripada yang lainnya, baik itu dalam bentuk harta benda maupun dalam bentuk

popularitas.

Dalam proses interaksi yang terdapat dalam novel Suti terdapat berberapa pola

persaingan antartokoh yang terjadi dalam berbagai konteks. Pola persaingan yang

terjadi di dalam cerita Suti dominan terjadi karena adanya kompetisi antara tokoh

yang satu dengan yang lainnya untuk memperbutkan suatu kehormatan atau

pengakuan di masyarakat. Sebagai makhluk sosial, proses persaingan menjadi hal

lazim yang dapat terjadi pada setiap individu manusia. Sikap emosional dan perasaan

tidak ingin mengalah mendorong setiap individu untuk bersaing menjadi yang terbaik

dan terhormat di hadapan individu yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

76

Pola persaingan pertama melibatkan adik Kunto, yaitu Dewo dengan Guru di

sekolahnya. Persaingan tersebut terbangun karena sikap dan watak Dewo yang keras

kepala dan tidak mengalah dengan siapapun dengan tidak pandang bulu. Sekalipun

dia berhadapan pada situasi yang seharusnya dia menghormati mitra tuturnya, dia

tetap membantah secara terbuka dengan tanpa etika sebelumnya. Kutipan yang

mendukung pernyatan tersebut sebagai berikut.

(82) Adik Kunto masih duduk di kelas tiga SMP, sering nunggak kelas,

sama sekali tidak bodoh tetapi karena anak itu suka terbuka

membantah Pak Guru. Ternyata guru tidak boleh dibantah, ya, katanya

dalam hati. (Damono, 2016: 42)

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interksi antara Dewo dan Guru di

sekolahnya dalam hal pebedaan pendapat. Pembawaan sikap dari Dewo yang tidak

mengedepankan sopan santun dalam menyampaikan pendapat membuat pola

interaksi persaingan terbangun antara Dewo dengan gurunya. Guru sebagai kaum

yang berkuasa di dalam kelas tentunya tidak ingin kehormatannya tercoreng karena

sikap salah satu siswa sikapnya yang tidak sopan dalam menyampaikan pendapat dan

selalu membantah amanat yang disamaikan guru tersebut. Pola interaksi persaingan

ini, sejaan dengan teori yang dikemukakan Soekanto (2015: 82) mengenai persaingan

yang memiliki pengertian suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-

kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang

kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik

perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau

dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau

kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

77

Pola persaingan yang kedua melibatkan interaksi Dewo dengan Pak Sastro.

Hubungan ayah dengan anak yang terjalin diantara mereka memang tidak berjalan

dengan baik. Pak Sastro yng berkedudukan sebagai ayahnya selalu ingin menunjukan

dominasinya sebagai kepala keluarga agar dapat membimbing keluarganya ke arah

yang lebih baik dan tidak ingin anak-anaknya mengikuti rekam jejak masa lalunya

yang terbilang nakal. Di sisi lain, sikap Dewo yang keras kepala juga tidak pernah

bisa mengalah dan menghormati Pak Sastro sebagai ayahnya. Kutipan yang

medukung pernyataan tersebut adalah:

(83) Pernah suatu hari Pak Sastro marah besar, membanting gelas sampai

berkeping-keping, Dewo menjawabnya dengan melempar gelas juga

ke pintu-lebih berkeping-keping (Damono, 2016: 44)

(84) Pak Sastro tidak suka anaknya jadi berandalan seperti itu, tetap Bu

Sastro netral saja sikapnya, mungkin mengetahui bahwa sebenarnya

suaminya yang jantan itu sejenis berandal juga, terutama dalam

urusannya dengan perempuan (Damono, 2016:45)

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi persaingan antara Dewo dan Pak

Sastro dalam hal pelampiasan amarah. Hal itu terjadi karena pembawaan sikap kedua

tokoh tersebut yang sama-sama tidak ingin mengalah dan keras kepala. Dewo yang

dikenal dalam cerita sebagai tokoh yang tidak malu untuk membantah apabila dia

merasa diposisi benar sudah pasti akan selalu mengedepankan prinsipnya dihadapan

siapapun sekalipun ayahnya sendiri. Di pihak lain, Pak Sastro yang berkedudukan

sebagai ayah Dewo tidak ingin amanat serta kedudukannya sebagai orang yang

dituakan dibantah dan dipermainkan oleh sikap Dewo yang keras kepala. Pola

interaksi persaingan tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Cooley (via

Soekanto, 2015: 85) yang mengatakan persaingan adalah berarti menyangkut kontak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

78

dan komunikasi antar individu atau kelompok untuk mengetahui sifat-sifat dan

perilaku lawannya.

4.2.3 Konflik (Conflict)

Konflik merupakan suatu bagian dari proses sosial yang memiliki makna dimana

terdapat dua individu atau lebih yang saling berusaha menyingkirkan satu sama lain.

Dalam prakteknya, proses konflik dilakukan dengan cara menghancurkan melalui

berbagai cara sampai salah satu pihak tersebut tidak berdaya atau berada di pihak

yang kalah. Menurut Soekanto (2015: 90), perasaan memegang peranan penting

dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut sedemikian rupa sehingga

masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan. Perasaan tersebut

biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan-dorongan

untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menghancurkan individu atau

kelompok yang menjadi lawan.

Dalam proses interaksi yang terdapat dalam novel Suti terdapat beberapa pola

konflik yang melibatkan beberapa tokoh dalam berbagai konteks. Konflik dalam

novel Suti dominan untuk mencapai suatu kesatuan dan kesepakatan, meskipun pada

akhirnya salah satu pihak menjadi tersakiti oleh pihak lainnya. Sebagai makhluk

sosial, konflik tetap menjadi bagian penting pada suatu proses interaksi di

masyarakat. Dengan adanya konflik akan menimbulkan suatu kesepahaman antara

dualisme cara pandang antar individu yang berbeda-beda, meskipun pada akhirnya

terdapat salah satu individu yang harus mengalah untuk sebuah kesepahaman dan

kesepakatan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

79

Pola konflik yang pertama melibatkan perselisihan Bu Sastro dengan

tetangganya, Bu Mayor. Peristiwa itu bermula saat Bu Mayor melabrak Bu Sastro dan

menuduh Dewo anak dari Bu Sastro sebagai biang permasalahan karena telah

menghilangkan anjing kesayangan Bu Mayor. Kutipan yang mendukung pernyataan

tersebut adalah sebagai berikut.

(85) Dewo dituduh terlibat dalam tindak yang disebutnya kriminal itu,

menjerat anjing kesayangan si janda tentara untuk dijual ke warung

sate jamu. Anak-anak memerluka uang, Dewo membutuhkan

petualangan. Si bontot sudah berangkat sekoah waktu itu dan untuk

pertama kalinya warga desa mendengar dan menyaksikan sepak

terjang Bu Sastro menanggapi tuduhan terhadap anak bontotnya.

Dengan lantang tetapi rapi susunan kata-katanya, priyayi kota itu

membela Dewo. Dikataknanya, anjing yang hilang itu memang

sebaiknya dilenyapkan saja sebab suka menggangu dan menakut-

nakuti warga desa. Dikatakannya, anjing itu harus dijaga baik-baik

agar tidak kluyuran ke mana-mana mengganggu tetangga.

“Anjing ibu pernah ngigit orang, kan?” Tuduhnya tegas. Dan memang

benar. Janda itu diam, tidak tahu harus menjawab apa.

“Apa ibu peduli? Apa Ibu minta maaf pada yang digigit? Malah

menyalahkannya, kan? Malah menuduhnya telah mengganggu anjing

Ibu, kan?”

Warga desa yang kebetulan nonton adegan itu terkesima, diam-diam

mengharapkan terjadi adegan perkelahian yang seru yang hampir tidak

pernah terjadi di desa itu. Namun, mereka kecewa sebab tanpa diduga

sama sekali Bu Mayor seperti tidak bisa berbicara, segera ngeluyur

meninggalkan medan perang. Tanpa menggerutu.seperti kehilangan

kosa kata yang selama ini ampuh digunakan untuk menakut-nakuti

warga desa (Damono, 2016: 48).

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi konflik antara Bu Sastro dengan

tetangganya, Bu Mayor. Peristiwa itu bermula saat Bu Mayor melabrak Bu Sastro dan

menuduh Dewo anak dari Bu Sastro sebagai biang permasalahan karena telah

menghilangkan anjing kesayangan Bu Mayor. Namun pada akhirnya, setelah Bu

Sastro dengan lantang dan tegas menyangkal tuduhan tersebut, Bu Mayor terdiam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

80

memutuskan untuk pergi tanpa memperlihatkan muka kekesalan maupun rasa emosi

pada dirinya. Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan Bu Sastro memenangkan

perselisihan yang melibatkan dirinya dengan tetangganya, Bu Mayor. Konflik yang

terjadi dalam interaksi Pak Sastro dengan gerombolan gali tersebut, sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Soekanto (2015: 90) yang mengemukakan bahwa

konflik biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan-

dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menghancurkan

individu atau kelompok yang menjadi lawan.

Pola konflik yang kedua melibatkan Pak Sastro dengan orang suruhan gali

warga Desa Kalisobo. Gali tersebut marah karena istrinya diketahui main-main

dengan Pak Sastro. Oleh karena itu, Gali tersebut menyuruh orang suruhan untuk

memberikan pelajaran pada Pak Sastro. Kutipan yang mendukung pernyataan

tersebut adalah sebagai berikut:

(86) Belum sempat ia menyambut tamunya dengan basa-basi, salah seorang

di antara mereka langsung saja mendekati Pak Sastro dan melayangkan

tinju. Priyayi setengah baya itu terpental membentur dinding kamar,

langsung disambut oleh seorang tamu lagi dengan tendanga di

perutnya. Dan lagi. Lengkap sudah upacara singkat itu. Dan sebelum

mereka pergi meninggalkan adegan kekerasan itu, salah seorang

beberapa kali berteriak,

“Mentang-mentang!” (Damono, 2016: 77).

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi konflik antara Pak Sastro dengan

gerombolan pemuda suruhan pemimpin gali. Konflik ini terjadi karena sudah sejak

saat Pak Sastro pindah ke Desa Tungkal, ia berhubungan dengan banyak perempuan.

Memang sudah lama ada calo yang suka menawarkan perempuan di Desa Kalisobo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

81

desa sekitar utara Tungkal, umumnya malah yang punya suami. Ada yang suaminya

memang masuk jaringan calo, ada juga yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang

percaloan itu. Sampai pada akhirnya diketahui Pak Sastro menganggu istri seorang

gali. Negoisasi dengan Pak Sastro tampaknya gagal karena masalah uang, maka

terjadilah konflik yang melibatkan antara Pak Sastro dengan Gali beserta anak

buahnya. Konflik yang terjadi dalam interaksi Pak Sastro dengan gerombolan gali

tersebut, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Soekanto (2015: 90) yang

mengemukakan bahwa konflik biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang

menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau

untuk menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan.

Pola interaksi yang ketiga melibatkan perselisihan percakapan antara Suti dengan

Tomblok. Perdebatan antara dua sahabat tersebut membicarakan suami Suti yang

bersekongkol dengan Pak Sastro karena sering mengantar Pak Sastro ke Desa

Kalisobo untuk mencari perempuan-perempuan yang bisa menuruti keinginan nafsu

nakal dari Pak Sastro. Pada perdebatan tersebut awalnya Suti tidak percaya dengan

apa yang dikatakan Suti, karena dia tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Tapi

pada akhirnya Suti membenarkan informasi yang diberikan Tomblok padanya.

(87) “Kamu memang keterlaluan, Sut. Tidak pernah tahu apa-apa tentang

majikanmu.” Suti agak tersinggung mendengar kata “majikan”

karena selama ini ia sudah merasa menjadi bagian tidak terlepas dari

keluarga Sastro. Ia diam saja. Menunggu apa yang akan dikatan

tentang majikannya.

“Kau memang sama sekali tidak tahu, Sut? Jangan-jangan hanya

pura-pura.”

“Mbok jangan bilang gitu. Aku ke sana ke mari bersama mereka,

tetapi sama sekali tidak pernah mendengar bahwa ada seseuatu

dengan keluarga itu. Benar, Mblok.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

82

“Suamimu juga gak pernah omong apa-apa?”

“Sarno, Ya, ampun. Dia, sih, bisu sama sekali kalau sama aku. Sama

ibu ia mungkin bicara, tapi ibu ga pernah ngomong tentang itu”

“Kan dia yang selalu nganter Den Sastro ke mana-mana, terumtama

kalau ke Kalisobo. Ya, kan?

Suti diam saja. Memang benar. Tomblok melanjutkan

siarannya.

Dalam kutipan tersebut terdapat pola interaksi konflik antara Suti dengan

Tomblok. Konflik tersebut terbangun karena adanya perbedaan pola pikir antara Suti

dengan Tomblok mengenai sikap buruk yang dimiliki oleh Pak Sastro. Suti tidak

mengetahui bahwa Pak Sastro sering pergi bersama suami Suti, yaitu Sarno ke

Kalisobo. Kalisobo adalah daerah dimana bisa ditemukannya calo beserta perempuan

atau bahkan istri orang yang bisa disewa oleh orang yang memiliki uang berlebih.

Pada konflik tersebut Suti akhirnya terdiam dan mengalah untuk tidak melanjutkan

perdebatkan setelah mengetahui kebenaran dan kenyataan yang dikatakan oleh

Tomblok. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Soekanto (2015: 90)

bahwa dalam konflik perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam

perbedaan-perbedaan dalam suatu konflik tersebut sedemikian rupa sehingga masing-

masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan untuk memperoleh satu tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

83

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Novel Suti menggambarkan permasalahan sosial di masyarakat yang

disebabkan oleh berbagai pola interaksi yang terjadi dalam novel Suti. Dalam novel

ini, digambarkan menitik beratkan pola perilaku manusia dengan manusia yang

lainnya dan pola perilaku manusia terhadap realitas sosial yang berlaku di

masyarakat. Melalui analisis tokoh dan penokohan, dapat ditemukan pola interaksi

antartokoh. Suti, tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai seseorang yang

tabah, lugu, periang, baik hati dan tak kenal lelah untuk bertahan hidup dalam

kesulitan. Novel Suti bertemakan ketabahan dan ketegaran.

Novel Suti memperlihatkan latar serta situasi interaksi yang terjadi antartokoh

dalam novel tersebut. Latar waktu pada novel Suti menggambarkan pergantian

keadaan pada saat interaksi terjadi antartokoh. Latar waktu yang terdapat dalam novel

Suti adalah pada tahun 1960-an serta pagi, siang, sore, dan malam. Latar tempat yang

menjadi titik fokus berkembang cerita dalam novel ini adalah Desa Tungkal dan

Rumah Keluarga Sastro. Kedua tempat tersebut dominan diceritakan dalam novel Suti

dan menjadi titikawal berkembangnya latar tempat yang lainnya.

Dalam penelitian ini, ditemukan berbagai amanat yang berguna bagi pembaca.

Amanat dalam novel Suti yaitu, pertama jadilah orang yang memiliki prinsip yang

kuat dan tidak mudah sakit hati serta putus asa saat sedang berada dalam tekanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

84

kedua sebagai manusia hendaklah tegar dalam menghadapi kehidupan bagaimanapun

keadaan yang sedang dihadapi tetap percaya pasti tetap ada jalan untuk mendapatkan

kehidupan yang lebih baik, dan ketiga sebagai manusia harus senantiasa menjunjung

tinggi nilai kepercayaan kepada agama yang sah dan baik untuk dianut dan dijadikan

pedoman hidup.

Analisis interaksi sosial dalam Novel Suti terbagi menjadi tiga, yaitu kerja

sama, persaingan, dan konflik. Pola interaksi kerja sama yang pertama, meliputi

interaksi kehidupan masyarakat Desa Tungkal, dan yang kedua meliputi kehidupan

keluara Pak Sastro dengan masyarakat Desa Tungkal. Pola interaksi persaingan yang

pertama melibatkan Dewo dengan guru di sekolah dan yang kedua melibatkan Dewo

dengan Pak Sastro. Pola interaksi pertikaian atau konflik yang pertama melibatkan

Pak Sastro dengan anak buah gali Desa Tungkal dan yang kedua melibatkan Suti

dengan Tomblok.

5.2 Saran

Secara umum, bagi peneliti sastra, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

pembanding untuk melakukan penelitian agar dapat memecahkan masalah-masalah

baru yang ditemukan dalam karya sastra, khususnya novel Suti. Selain itu novel Suti

dapat dijadikan referensi dalam penelitian, sebagai objek penelitian untuk

dikembangkan atau ditinjau kembali dari segi sastra, feminisme, marginalisasi, dan

hegemoni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

85

DAFTAR PUSTAKA

Budiantara, Melani (1990). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Suti. Jakarta: Kompas.

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sstra. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Faruk. 1999. Pengantar Sosisologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-

Modernisme. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.

K.S, Yudiono.2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Kurniawan, Heru. 2011. Teori, Metode dan Aplikasi Sosiologi Sastra.Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Priyanti, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:

Bumi Aksara.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kuntha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Ratna, Nyoman Kunta. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa.

Surakarta: Yuma Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

86

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pres.

Soemanto, Bakti. 2017. Sapardi Djoko Damono Karya dan Dunianya. Jakarta:

Grasindo.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sujidman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pusaka Jaya.

Wahyuningtyas, Sri dan Santosa Heru Wijaya. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2016. Teori Kesusatran Jakarta: Gramedia.

Londang, Roswita Rambu. 2017. Relasi antara manusia dengan mahluk hidup dalam

novel Jamanggilak tak pernah menangis karya Martin Aleida: Kajian

Intrinsik dan Ekokritik. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kustiantari, Febrilia. 2011. Analisis Struktural Novel Jalan Bandungan karya NH.

Dini dan implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Kelas XI. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Riswanto, Vinsensius Budi. 2012. Analisis Struktural dalam Cerpen “ Daun-Daun

Waru di Samirono” karya NH. Dini. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Balai

Pustaka.

Triyulianti, Peronika Wahyu. 2014. Citra Sosial Tokoh Wanita Hiroko dalam novel

“Namaku Hiroko” Karya Nh. Dini (Analisis Struktural). Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

87

LAMPIRAN

Sinopsis Cerita

Suti

Karangan: Sapardi Djoko Damono

Suti adalah sosok seorang gadis periang penuh semangat dan tidak takut untuk

mencoba semua hal baru yang membuatnya penasaran. Ia tinggal disebuah desa yang

terletak di pinggiran kota. Kehidupan Suti di desa tersebut membawanya

mengarungin kehidupan masyarakat dari era pramodern sampai era modern.

Diusianya yang masih belasan tahun, Suti telah menikah dengan seorang duda paruh

baya bernama Sarno. Ibu Suti menerima lamaran Sarno, karena takut warga desa

menganggap Ibu Suti tidak becus mencarikan suami untuk Suti. Suti yang awalnya

hanya hidup tak tentu arah, hanya mengerjakan pekerjaan rumah, bergosip dengan

sahabatnya (Tomblok yang bernama asli Pariyem), pada akhirnya ikut menjalani

kehidupan berbeda bersama sebuah keluarga priyai di desa tersebut yang akhirnya

membuka pikirannya. Keluarga priyai tersebut adalah keluarga Pak Sastro dan Ibu

Sastro yang adalah mantan abdi dalam Kasunan, pindah ke desa Tungkal yang berada

di pinggiran kota Solo yang belum tersentuh bangunan besar seperti kota pada

umumnya.

Di rumah keluarga Pak Sastro, mereka memiliki sumur yang pada jaman

tersebut hanya orang kaya lah yang membuat sumur dan membuat keluarga tersebut

menjadi gunjingan warga sekitar. Dari keluarga tersebut Suti perlahan-lahan mengerti

bahkan berusaha belajar banyak hal tentang kehidupan yang dijalani oleh keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

88

priyai tersebut. Kebaikan keluarga tersebut terhadap Suti membuat Suti akhirnya

menerima hal-hal baru yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya. Pak Sastro yang

sederhana, tidak sombong, bijaksana, dan sangat berwibawa maka dari itu Suti

menggambarkan Pak Sastro seperti Prabu Kresna yang berwibawa dan bijaksana. Ibu

Sastro juga dianggap Suti sebagai seorang panutan karna kesetiaan Ibu Sastro dan

sikap Ibu Sastro yang berbakti terhadap suaminya.

Begitu pula dengan kedua anak laki-laki Ibu Sastro yaitu Kunto dan Dewo

yang sudah menganggap Suti sebagai saudara sendiri. Tentunya kedua anak Pak

Sastro dan bu Sastro memiliki kepribadian yang berbeda. Kunto lebih terlihat kalem

dan neko-neko dan sering mengajak Suti melakukan aktifitas seperti nonton bioskop,

pergi ke perpustakaan, bahkan telah memperkenalkan Suti pada teman-temannya,

tidak seperti Dewo yang disebut kestaria kebon tebu yang tentu bertolak belakang

dengan Kunto yang sikapnya yang nyeleneh dan juga berandalan. Bersama teman-

teman Dewo, mereka sering kali bertengkar dan mengejek Suti namun begitu Kunto

dan Dewo tidak pernah menganggap Suti sebagai seorang pembantu yang harus patuh

pada majikannya. Dari keluarga Sastro lah kemudian mengubah kehidupan Suti dari

seorang gadis desa kuno yang berusaha belajar dan mencerdaskan dirinya dan

mengubahnya menjadi wanita dewasa modern.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

89

TRIANGULASI PENELITIAN

Tabulasi Untuk Triangulator

A. Kajian Unsur Instrinsik

1. Tokoh dan Penokohan

Pada kajian unsur instrinsik yang pertama disajikan instrumen mengenai tokoh dan penokohan. Adapun tokoh dan penokohan

pada penelitian terbagi menjadi dua yaitu, tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama diperankan oleh Sutini. Tokoh tambahan

diperankan oleh Bu Sastro, Pak Sastro, Parni, Sarno, Kunto, Dewo, dan Tomblok. Empat unsur yang dapat memberikan gambaran

konkret. Keempat unsur tersebut adalah tokoh dan penokohan, tema, latar dan amanat.

1.1. Tokoh Utama

No Data Klasifikasi Tokoh Klasifikasi

Penokohan

Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Suti, nama lengkapnya Sutini, masih di ujung

belasan tahun umurnya, dan sifatnya yang masih

konyal-kanyil bisa ditafsirkan macam-macam.

Kalau lagi seneng Ia sering menepuk-nepukkan

tangannya dengan irama yang sangat cepat sambil

loncat-loncat kecil (Damono, 2016: 05).

Sutini Pribadi tokoh yang

bersemangat. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

90

2 Perempuan muda itu yatim, dan itu mungkin

sebabnya orang desa cenderung menerima sebagai

hal yang wajar-sewajar-wajarnya kalau ada berita

aneh tentangnya, meskipun mereka tentu juga tahu

bahwa orang yatim tidak harus aneh tingkah

lakunya (Damono, 2016: 05).

Sutini Seorang yatim

piatu. √ Yatim bukan watak

3 Dan kalau kebetulan Suti mendengar ejekan itu,

segera saja Ia menyahut sengit, Memangnya

kalian orang kota! Dan tidak ada yang kemudian

berani melanjutkan pasal ketawa itu, ngeri kalau

Suti ngamuk (Damono, 2016: 06).

Sutini Pribadi tokoh yang

tegas √

4 Setelah sepenuhnya sadar, Sastro dipapahnya

masuk ke kamar. Suti menciumnya beberapa kali,

Sutini Pribadi tokoh yang

memiliki sikap

empati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

91

mengambil air untuk melap darah yang berceceran

dari mulutnya. Ia tahu ini bukan ketoprak bukan

wayang bukan film. Ini tindakan sewenang-

wenang atas seorang ksatria yang mungkin telah

berbuat keliru dalam hidupnya (Damono, 2016:

78).

5 Suti menerima keinginan Pak Sastro begitu saja,

tanpa menimbang-nimbang apakah

penerimaannya itu merupakan ungkapan rasa

kasihan atau lebih karena naluri perempuan yang

selama ini tidak pernah bisa dituntaskannya

dengan Sarno (Damono, 2016: 91).

Sutini Pribadi tokoh yang

memiliki sikap

empati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

92

1.2. Tokoh Tambahan

No Data Klasifikasi

Tokoh

Klasifikasi

Penokohan

Setuju Tidak Setuju Keterangan

1 Bu Sastro seorang priyayi tulen yang tidak

pernah menyimpan gagasan tentang kasta atau

silsilah usul atau kekayaan (Damono, 2016:

31).

Bu Sastro Pribadi tokoh yang

rendah hati √

2 Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati

asyiknya bara kayu yang berkedip-kedip kalau

Ia menggerak-gerakkan kipas bambunya

(Damono, 2016: 27).

Bu Sastro Pribadi tokoh yang

suka memasak √ Bukan watak

3 Bu Sastro tidak suka ngerasani orang. Ia juga

tidak suka dirasani karena benar-benar

Bu Sastro Pribadi tokoh yang

bijaksana √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

93

terganggu kalau mendengar orang bicara

macam-macam tentang suaminya (Damono,

2016: 38).

4 Diam-diam perempuan sabar itu tahu, antara

lain dari bisikan Suti, bahwa anaknya malah

sudah menjadi panutan anak-anak desa

sebabnya – tidak hnaya dalam perkara mencuri

tebu tetapi juga yang lain-lain, termasuk

menjerat anjing lair untuk dijual ke warung sate

anjing yang larisnya minta ampun (Damono,

2016: 45).

Bu Sastro Pribadi tokoh yang

Penyabar √

5 Orang-orang suka bingung memanggil laki-laki

setengah baya yang dibayangkan sebagai Prabu

Pak Sastro Pribadi tokoh yang

rendah hati √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

94

Kresno oleh Suti itu. Kadang-kadang dipanggil

„Den‟ kadang-kadang „Pak‟, keluarga itu tidak

peduli sama sekali sebab ketika masih di

Ngadijayan pu mereka bergaul tidak hanya

dengan priyayi tetapi dengan macam-macam

jenis orang (Damono, 2016: 30).

6 Semua aman saja bagi idola Suti itu sampai

pada suatu hari Ia diketahui mengganggu istri

seorang gali. Negosiasi dengan Pak Sastro

tampaknya gagal karena masalah jumlah uang,

dan pengeroyokan terhadap Pak Sastro

terjadilah pada hari itu (Damono, 2016: 85-86).

Pak Sastro Pribadi tokoh yang

berhidung belang √ Bukan watak

7 Parni dengan mudah berbaur dengan penduduk

Parni (Ibu

Suti)

Mudah bergaul √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

95

setempat dan anaknya tumbuh menjadi seorang

gadis kecil yang gampang bergaul dengan

anak-anak lain (Damono, 2016: 11).

8 Dan setiap kali mendengar atau mengingat-

ingat kabar semacam itu Sarno hanya memilih

diam. Ya, tentu kesepian ditinggal suami,

katanya dalam hati menentramkan diri sendiri.

Setengahnya Ia takut dilabrak istrinya yang

tentu dengan mudah akan mendapatkan jodoh

kalau mereka ribut dan cerai. Meskipun tidak

juga jelas apakah laki-laki itu takut sama

istrinya atau mertuanya (Damono, 2016: 04).

Sarno (Suami

sah Suti)

Pendiam dan

penyabar √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

96

9 Pak Sastro suka padanya: ia trampil dan tidak

banyak cing-cong, hanya sesekali suka nenggak

ciu – tetapi tidak sampai benar-benar teler

(Damono, 2016: 36).

Sarno (Suami

sah Suti)

Pribadi tokoh yang

pekerja keras √

10 Di sekolah Kunto memang penurut sehingga

sekolahnya lancar dan disayang banyak guru

(Damono, 2016: 43).

Kunto (Anak

sulung Pak

Sastro)

Pribadi tokoh yang

penurut √

11 Ketika kereta berangkat, untuk pertama kalinya

Kunto mengucapkan kata Hati-hati, ya, Sut.

Jaga Ibu (Damono, 2016: 66).

Kunto (Anak

sulung Pak

Sastro)

Pribadi tokoh yang

perhatian. √

12 Adik Kunto masih duduk di kelas tiga SMP,

Dewo (Anak

bungsu Pak

Sastro)

Pribadi tokoh yang

pemberani √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

97

sering nunggak kelas sama sekali tidak karena

bodoh tetapi lebih karena anak itu suka terbuka

membantah Pak Guru (Damono, 2016: 42).

13 Pak Sastro dan Bu Sastro harus ekstra hati-hati

menghadapi bontotnya itu. Pernah suatu hari

Pak Sastro marah besar, membanting gelas

sampai berkeping-keping, Dewo menjawabnya

dengan melempar gelas juga ke pintu – lebih

berkeping-keping. Bu Sastro pun muncul, dan

langsung menangis tidak tahu harus berbuat

apa (Damono, 2016: 44).

Pribadi tokoh

yang

pemberani

Pribadi tokoh yang

pemberani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

98

2. Tema

Pada kajian unsur instrinsik yang kedua disajikan instrumen mengenai tema. Tema adalah gagasan sebuah makna sebagai dasar

umum yang menopang sebuah karya sastra berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit. Novel

Suti mengandung tema yang meliputi ketabahan, kesabaran, dan ketegaran dalam menjalani hidup dan perubahan permasalahan hidup

yang terjadi di masyarakat dan keluarga tempat tokoh Suti berinteraksi.

No Data Klasifikasi

Tema

Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki

itu sebenarnya „pacar‟ ibunya. Beberapa kali

dipergokinya mereka melakukan adegan yang hanya

pantas untuk suami istri. Kepada Tomblok ia pernah

bilang akan minta diceraikan saja oleh Sarno (Damono,

2016:51-52).

Ketegaran Suti sudah lama

mengetahui

bahwa Sarno,

suami Suti

merupakan pacar

dari Ibu Suti

sendiri.

2 Di rumah pun demikian. Pak Sastro dan Bu Sastro harus

ekstra hati-hati menghadapi bontotnya itu. Pernah suatu

hari Pak Sastro marah besar, membanting gelas sampai

berkeping-keping, Dewo menjawabnya dengan melempar

gelas juga kepintu- lebih berkepingkeping. Bu Sastro pun

Kesabaran Sikap Dewo, anak

bungsu Pak

Sastro dan Bu

Sastro yang keras

kepala,

pemberani, dan

lancang membuat

Bu Sastro harus

sabar

menghadapinya.

Dia lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

99

muncul, dan langsung menangis tidak tahu harus berbuat

apa (Damono, 2016:44).

menangis

daripada harus

memarahinya.

3 Sehabis mendengar penjelasan Tomblok, Bu Sastro untuk

pertama kalinya merasa agak susah tidur. Ia selama ini

mencoba memahami hubungan-hubungan yang ada dalam

keluarganya, tetapi keterangan Tomblok tentang peristiwa

itu membuatnya meragukan sikap tetangga terhadapnya

dan keluarganya selama ini. Ia tiba-tiba merasa bahwa

sikap menghargai dan menghormati keluarganya

sebenarnya basa-basi saja. Namun, apa pula bedanya

dengan yang dulu terjadi di Ngadijayan? Ternyata

menentramkan diri sendiri. Dan pertanyaan retorik itu

ternyata berhasil membuatnya lebih nyenyak tidur,

membuatnya berjanji pada dari sendiri untuk tidak

mengubah sikap dan tingkah lakunya terhadap siapapun,

Ketabahan Bu Sastro

berusaha

menenangkan

dirinya agar tetap

tabah dari

pergolakan batin

mengenai

permasalahan

yang didapatnya

dari sikap

tetangganya, yang

terlihat baik di

depan Bu Sastro

tapi mencela di

belakang Bu

Sastro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

100

keluarga maupun tetangga (Damono, 2016:122).

3. Latar

Pada kajian unsur instrinsik yang ketiga disajikan instrumen mengenai tema. Latar adalah keterangan dalam suatu kejadian yang

berkaitan waktu, tempat, dan suasana yang membangun suatu kejadian dalam suatu cerita.Pada penelitian ini latar dibagi menjadi 3 yaitu;

tempat, waktu, dan sosial-budaya.

No Data Klasifikasi

Latar

Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Suti dan Tomblok, yang nama lengkapnya Pariyem,

biasa ngobrol di pinggir sungai setiap pagi ketika

mereka sedang mencuci pakaian di sungai (Damono,

2016: 03).

Latar tempat

(Sungai)

Sungai adalah

tempat Suti dan

sahabatnya Tomblok

mencuci pakaian dan

pusat

penyebarluasan

cerita yang terjadi di

sebuah kampung itu.

2 Sorenya ia memanggil Tomblok ke rumah,

menanyakan apa bersedia membantunya,

“Setidaknya sementara saja, Mblok, selama Suti

masih di Jakarta” katanya. Sama sekali tidak

Latar waktu

(Sore Hari)

Bu Sastro

memanggil Tomblok

ke rumahnya untuk

bekerja

menggantikan Suti

yang sedang di

Jakarta bersama Pak

Sastro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

101

kelihatan kalau dia memohon, meskipun sebenarnya

sangat mengharapkan jawaban „ya‟ dari Tomblok.

Dan memang jawaban itu yang didengarnya

(Damono, 2016: 113).

3 Mereka bekerja sebagai penarik becak, tukang jual

jajanan malam hari, pencari pasir, pemanjat kelapa,

pembantu, dan kerja serabutan- kerja apa saja

diambil (Damono, 2016: 19).

Latar Sosial

(Mata

Pencaharian)

Penjelasan tersebut

menunjukkan pola

kehidupan

masyarakat pada

aspek pekerjaan-

pekerjaan

masyarakat Desa

Tungkal.

4 Peziarah dari kota atau tempat lain suka bertanya

apakah orang yang nisannyamengilap itu makam

Kiai yang bisa dimintai rezeki. Jawaban tidak jelas

atau yang mungkin sengaja disamarkan yang didapat

dari orang desa itu membuat mereka bingung dan

Latar Budaya

(Adat

Istiadat)

Adat istiadat

tersebutberkenaan

pada budaya

masyarakat Desa

Tungkal dan luar

desa tersebut yang

menjadikan makam

Mbah Parmin

menjadikan makam

yang keramat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

102

akhirnya membuat kesimpulan sendiri bahwa

memang ada makam “orang pintar” di desa itu.

Mereka itulah yang justru mengeramatkan makam

Mbah Parmin, bukan warga desa (Damono, 2016:

26).

4. Amanat

Pada kajian unsur instrinsik yang keempat disajikan instrumen mengenai amanat. Latar adalah keterangan dalam suatu kejadian

yang berkaitan waktu, tempat, dan suasana yang membangun suatu kejadian dalam suatu cerita.Pada penelitian ini latar dibagi menjadi 3

yaitu; tempat, waktu, dan sosial-budaya.

No Data Klasifikasi

Amanat

Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Namun, tidak pernah pikiran semacam itu menjadi

bahan gunjingan terbuka di kampung. Seandainya

pun tahu ada yang menggunjingkan, Parni tentu akan

membiarkan saja. Kehidupan di kota telah

Implisit Amanat mengenai

seseorang yang tetap

kuat dalam apapun

keadaannya. Jadilah

orang yang memiliki

prinsip yang kuat

dan tidak mudah

sakit hati serta putus

asa saat sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

103

mengajarkan untuk bersikap demikian (Damono,

2016: 11).

berada dalam

tekanan.

2 Sore itu mejelang maghrib Suti pergi ke makam,

langsung menuju cungkup Mbah Parmin, duduk

bersila dengan tertib dan mengucap doa yang pernah

dipelajari dari guru agamanya dulu (Damono, 2016:

100).

Eksplisit Amanat mengenai

kepercayaan yang

dimiliki kita sebagai

manusia. Hal ini

masih sering

dijumpai pada

masayarakat di

Indonesia yang

tinggal di daerah

pedalaman, yang

masih percaya

adanya paham

animisme dan

dinamisme sebagai

dasar untuk

mendekatkan diri

kepada Tuhan.

Padahal, diluar

realita tersebut di

Indonesia sudahkan

terdapat agama yang

sah dan diakui oleh

undang-undang dan

bebas dianut oleh

kita untuk dijadikan

pedoman hidup.

Maka dari itu, kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

104

sebagai manusia

harus senantiasa

menjunjung tinggi

nilai kepercayaan

kepada agama yang

sah dan baik untuk

dianut dan dijadikan

pedoman hidup.

B. Kajian Interaksi Sosial

1. Kerja Sama

Pada kajian interaksi sosial yang pertama disajikan instrumen mengenai pola kerja sama antar tokoh. Dalam proses kerja sama,

tidak hanya melibatkan satu individu saja, tetapi melibatkan individu yang lainnya juga, baik itu secara personal seperti dengan teman

dan sahabat maupun dengan lingkup yang lebih besar seperti dengan tetangga, orang lain, maupun kelompok seperti masyarakat maupun

lembaga.unsur instrinsik yang keempat disajikan instrumen mengenai amanat.

No Data Klasifikasi

Kerja Sama

Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Di sebelah timur jalan desa ada makam yang

menyimpan baik-baik entah berapa ratus mayat.

Yang dimakamkan tidak hanya berasal dari desa itu

Masyarakat

Desa Tungkal

dengan

masyarakat

luar.

Pola interaksi yang

terjalin di dalam

masyarakat Desa

Tungkal. Pola

interaksi tersebut

berwujud bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

105

tetapi juga dari desa lain, bahkan kota lain- kalau

kebetulan punya kerabat di situ. Warga benar-benar

bangga pada makam itu dan dengan cerdik

memanfaatkannya sebagai salah satu sumber

penghasilan. Orang jauh yang anggota keluarganya

dimakamkan di situ suka minta bantuan warga desa

untuk mengurusnya. Dan, yang lebih penting setiap

kali ada orang berziarah orang-orang tua dan anak-

anak mengerumuni peziarah untuk meminta uang

jasa. Ya, mereka merasa berjasa hanya karena tinggal

di desa itu dan ikut mengawasi makam-tak pernah

ada orang bertanya kenapa makam perlu diawasi.

Rezeki mereka sangat menyegarkan kalau bulan

Ruwah tiba; menjelang Bulan Puasa setiap hari

makam kedatangan ribuan orang, semuanya ikhlas

kerja sama antara

penduduk asli desa

Tungkal dengan

penduduk jauh yang

sanak keluarganya

ingin dimakamkan di

Desa Tungkal. Kerja

sama yang terjalin

antara keduanya

terlihat

menguntungkan

kedua belah pihal

dalam prosesnya.

Hal ini dibuktikan

dengan keadaan

warga Desa Tungkal

yang memperoleh

keunutngan dengan

menjaga dan

merawat makam-

makam tersebut,

serta keadaan warga

luar yang tidak

sempat merawat

makam sanak

keluarganya di

makam tersebut

dengan ikhlas

memberikan upah

tersebut pada warga

asli Tungkal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

106

membagi uang. (Damono, 23: 2016).

sudah merawatnya

2 Keluarga Sastro segera dikenal luas di desa itu

sebagai keluarga baik-baik sebab mengizinkan

sumurnya ditimba para tetangganya. (Damono, 30:

2016).

Keluarga

Sastro

dengan

masyarakat

Desa Tungkal

Pola interaksi kerja

sama tersebut

terbangun setelah

Keluarga Sastro

yang awalnya

berasal dari Desa

Ngadijayan pindah

dan menetap

menjadi warga Desa

Tungkal. Sebagai

penduduk baru di

Desa Tungkal,

Keluarga Sastro

dengan terbuka

mempersilahkan

sumurnya untuk

digunakan bersama

dengan masyarakat

Desa Tungkal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

107

2. Persaingan

Pada kajian interaksi sosial yang kedua disajikan instrumen mengenai persaingan antar tokoh. Persaingan adalah suatu proses

sosial yang melibatkan orang-perorangan atau kelompok manusia berusaha mengalahkan pihak lain tanpa menggunakan ancaman

maupun kekerasan. Pola persaingan yang terjadi di dalam cerita Suti dominan terjadi karena adanya kompetisi antara tokoh yang satu

dengan yang lainnya untuk memperbutkan suatu kehormatan atau pengakuan di masyarakat. Sebagai makhluk sosial, proses persaingan

menjadi hal lazim yang dapat terjadi pada setiap individu manusia. Sikap emosional dan perasaan tidak ingin mengalah mendorong setiap

individu untuk bersaing menjadi yang terbaik dan terhormat di hadapan individu yang lainnya.

No Data Klasifikasi

Persaingan

Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Pernah suatu hari Pak Sastro marah besar,

membanting gelas sampai berkeping-keping, Dewo

menjawabnya dengan melempar gelas juga ke pintu-

lebih berkeping-keping. (Damono, 2016:42)

Pak Sastro

dan Dewo

pola interaksi

persaingan antara

Dewo dan Pak

Sastro dalam hal

pelampiasan amarah.

Hal itu terjadi karena

pembawaan sikap

kedua tokoh tersebut

yang sama-sama

tidak ingin mengalah

dan keras kepala.

Dewo yang dikenal

dalam cerita sebagai

tokoh yang tidak

malu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

108

membantah apabila

dia merasa diposisi

benar sudah pasti

akan selalu

mengedepankan

prinsipnya

dihadapan siapapun

sekalipun ayahnya

sendiri. Di pihak

lain, Pak Sastro yang

berkedudukan

sebagai ayah Dewo

tidak ingin amanat

serta kedudukannya

sebagai orang yang

dituakan dibantah

dan dipermainkan

oleh sikap Dewo

yang keras kepala.

3. Konflik

Pada kajian interaksi sosial yang ketiga disajikan instrumen mengenai konflik antar tokoh. Konflik merupakan suatu bagian dari

proses sosial yang memiliki makna dimana terdapat dua individu atau lebih yang saling berusaha menyingkirkan satu sama lain. Dalam

proses interaksi yang terdapat dalam novel Suti terdapat beberapa pola konflik yang melibatkan beberapa tokoh dalam berbagai konteks.

Konflik dalam novel Suti dominan untuk mencapai suatu kesatuan dan kesepakatan, meskipun pada akhirnya salah satu pihak menjadi

tersakiti oleh pihak lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

109

No Data Klasifikasi Konflik Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1 Belum sempat ia menyambut tamunya

dengan basa-basi, salah seorang di antara

mereka langsung saja mendekati Pak Sastro

dan melayangkan tinju. Priyayi setengah

baya itu terpental membentur dinding

kamar, langsung disambut oleh seorang

tamu lagi dengan tendanga di perutnya. Dan

lagi. Lengkap sudah upacara singkat itu.

Dan sebelum mereka pergi meninggalkan

adegan kekerasan itu, salah seorang

beberapa kali berteriak,

“Mentang-mentang!”

(Damono, 2016:77)

Pak Sastro dengan

orang suruhan Gali,

Pola interaksi konflik

antara Pak Sastro

dengan gerombolan

pemuda suruhan

pemimpin gali.

Konflik ini terjadi

karena sudah sejak

saat Pak Sastro pindah

ke Desa Tungkal, ia

berhubungan dengan

banyak perempuan.

Memang sudah lama

ada calo yang suka

menawarkan

perempuan di desa-

desa sekitar Tungkal,

umumnya malah yang

punya suami. Ada

yang suaminya

memang masuk

jaringan calo, ada juga

yang sama sekali tidak

tahu-menahu tentang

percaloan itu. Sampai

pada akhirnya

diketahui Pak Sastro

menganggu istri

seorang gali.

Negoisasi dengan Pak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

110

Sastro tampaknya

gagal karena masalah

uang, maka terjadilah

konflik yang

melibatkan antara Pak

Sastro dengan Gali

beserta anak buahnya..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL … · i ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

111

BIODATA

Trining Tyas lahir di Kendal, pada tanggal 3 Desember

1994. Mengawali pendidikan dasar di SD N 04

Plososari, lulus tahun 2007. Setelah itu, melanjutkan

pendidikan di SMP N01 Patean, lulus tahun 2010.

Selanjutnya menempuh sekolahmenengah atas di SMA

N 01 Patean. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan

sekolah menengah atas yang kedua di SMA N 17

Yogyakarta dan lulus tahun 2013. Terakhir, melanjutkan studi di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Tugas akhir ditempuh dengan menulis

skripsi berjudul “Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra Terhadap Novel

Suti Karangan Sapardi Djoko Damono.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI