SASTRA POLITIK DALAM NOVEL IBUNDAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/11.1... ·...

11
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 1|| SASTRA POLITIK DALAM NOVEL IBUNDA KARYA MAXIM GORKI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH: ZANUARIFKI TAUFIKUROHMAN NPM: 11.1.01.07.0122 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

Transcript of SASTRA POLITIK DALAM NOVEL IBUNDAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/11.1... ·...

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 1||

SASTRA POLITIK DALAM NOVEL IBUNDA

KARYA MAXIM GORKI

ARTIKEL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH:

ZANUARIFKI TAUFIKUROHMAN

NPM: 11.1.01.07.0122

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

UN PGRI KEDIRI

2016

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 4||

SASTRA POLITIK DALAM NOVEL IBUNDA

KARYA MAXIM GORKI

Zanuarifki Taufikurohman

11.1.01.07.0122

Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

[email protected]

Dosen Pembimbing 1:

Dr. Andri Pitoyo, M.Pd

Dosen Pembimbing 2:

Dra. Sumiyarsi

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penggunaan sastra dalam berbagai bentuk sangat berpengaruh pada kondisi masyarakat. Tidak

terlepas juga dengan sastra yang bergenre realisme sosialis. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa

sastra merupakan cermin dari kehidupan seseorang dengan masyarakat tertentu. Kehadiran karya

sastra asing dari berbagai negara dapat menggugah semangat untuk membaca, memahami dan

mengapresiasinya. Mengetahui setiap kejadian atau rekam jejak pada setiap sejarah diberbagai negara

seperti Prancis, German, Rusia, Inggris dan berbagai negara yang memiliki kesusastraan maju.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud dan latar belakang sastra

politik yang terdapat pada Sastra Politik dalam Novel Ibunda karya Maxim Gorki terbitan

Kalyanamitra 2002 diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Selain itu, juga mendedah secara

apik perihal relasi sosiologi dengan sastra. Bentuk proses kreatif penulis yang melihat kondisi dari

pandangan sosiologi sastra Marxis (Konsep Dasar Sosiologi Karl Marx).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus yang terjadi pada bidang sastra dan

bentuk perjuangan kelas buruh internasional. Secara teoritis, penelitian ini menggunakan pendekatan

sosiologi sastra karena pokok kajian pada penelitian ini membahas permasalahan dalam bidang

sosiologi sastra dan kondisi masyarakat, khususnya dalam sastra politik bergenre realisme sosialis.

Dalam hal metodologis, penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif. Hal ini kajian dalam

penelitian ini berupa deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang berlangsung secara alamiah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud dan latar belakang sastra politik yang terdapat

pada Novel Ibunda karya Maxim Gorki terbitan Kalyanamitra tahun 2002 terjemahaan Pramoedya

Ananta Toer memiliki kedudukan dan maksud tujuan pada karya tersebut. Pembahasan perihal kelas

buruh dan kekuasaan rezim Tsar, tetapi memiliki peran yang berbeda dalam hal bentuk perjuangan

setiap kelas yang saling bertarung, khususnya dala bidang perjuangan kaum perempuan. Memperkaya

khazanah kesusastraan dunia dan untuk mendukung perjuangan-perjuangan ideologi yang diusung

oleh pengarang. Menciptakan genre sastra yang menggambarkan kultur masyarakat yang tidak bisa

terlepas dari keadaan sosial masyarakat tersebut.

Kata Kunci: Sastra politik, wujud sastra politik, latar belakang sastra politik, sastra Indonesia,

sastra Rusia, Maxim Gorki, Pramoedya Ananta Toer, ibunda, perjuangan kelas buruh.

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 5||

I. Latar Belakang Masalah

Karya sastra termasuk salah satu dari

bentuk seni yang bermedium bahasa,

baik lisan maupun tulisan. Melalui

bahasa, pengarang dapat mengungkapkan

imaginasi pengamatan, dan

perenungannya dalam bentuk karya

sastra. Karya-karya sastra yang dihasilkan

akan dipengaruhi oleh faktor sosial,

ekonomi, budaya, dan politik pada saat

karya sastra tersebut diciptakan. Tidak

berlebihan jika dikatakan bahwa sastra

merupakan cermin dari kehidupan se-

seorang dan masyarakat tertentu. Seorang

penulis sastra adalah anggota masyarakat

yang mempunyai ide, gagasan, pendapat

dan pandangan tentang kehidupan pada tiap

zamannya.

Kehadiran sastra asing dari berbagai

negara dalam bentuk asli, terjemahan,

saduran, maupun kritik sastra di

Indonesia dapat menggugah semang-at

untuk membaca, memahami dan

mengapresiasikannya. Selain menambah

khazanah kesusastraan Indonesia, karya

sastra asing mempunyai peran penting

untuk membuka wawasan, pemikiran, dan

pandangan pembaca secara global atau

menyeluruh. Mengetahui setiap kejadian

atau rekam jejak pada setiap sejarah

diberbagai negara seperti di Perancis,

German, Rusia, Inggris dan berbagai

negara yang meliliki kesusastraan maju.

Dari sekian banyak karya sastra, novel

merupakan bentuk yang paling banyak

digemari oleh masyarakat. Selain lebih

mudah dinikmati dan di-pahami, novel

mempunyai daya komunikasi yang luas

pada masyarakat. Oleh karena itu, novel

merupakan jenis karya sastra yang

paling populer, paling banyak diterbitkan

dan diedarkan. Novel juga memiliki

jangkauan yang lebih luas untuk

menggambarkan sebuah ideologi

pemikiran, seperti tokoh-tokoh penulis

novel yang terkemuka di dunia.

Penelitian ini mengkaji novel Ibunda karya

Maxim Gorki yang diterbitkan

Kalyanamitra. Cetakan pertama pada tahun

2000 dan cetakan kedua pada tahun 2002.

Novel Ibunda diterjemahkan pertama kali

ke dalam bahasa Indonesia oleh

Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1955.

Pramoedya menerjemahkan buku ini dari

versi yang berbahasa Belanda. Versi

bahasa Inggris yang diterbitkan oleh

Moskow setiap tahun mengalami revisi,

sedangkan versi yang berbahasa Belanda

tidak mengalami perubahan edisi.

Pramoedya tidak hanya menerjemahkan

karya Maxim Gorki saja, tetapi banyak

buku berbahasa asing yang ia terjemahkan

kedalam bahasa Indonesia, seperti yang

dilansir dari Majalah Voice Edisi 21.

Bahwa,“Kebiasaan membaca karya para

pujangga dunia itu mengantarnya menjadi

“kurir sastra” alias penerjemah karya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 6||

sastrawan-sastrawan besar dunia. Pada

tahun 1950-an, Pram sudah menyadur

novel berjudul “Tikus dan Manusia” karya

John Steinbeck, “Kembali Pada Tjinta

Kasihmu” dan “Perjalanan Ziarah yang

Aneh” karya Leo Tolstoy. Ia juga

mengalihbahasakan novel “Kisah Seorang

Prajurit Sovyet” karya Mikhail Sholokov,

“Ibunda” oleh Maxim Gorky pada 1954,

serta banyak karya pujangga dunia ternama

yang ia terjemahkan.”

Pramoedya menggambarkan kekuatan

tulisan Gorki dalam mendobrak struktur

ibarat “seorang yang memegang tiang-

tiang rumah, lalu menggoyang-

goyangkannya sampai seluruh rumah

menjadi goyah.” Ternyata karya

terjemahannya pun mempunyai dampak

yang sama. Novel Ibunda menjadi inspirasi

para angkatan muda tahun 1950an. Novel

ini juga menjadi salah satu sumber

kekuatan sejumlah pemuda yang berjuang

melawan PRRI dan PERMESTA. Tidak

hanya menginspirasi dikalangan pemuda,

tetapi juga menginspirasi dikalangan

perempuan dan kaum ibu. Seperti yang

dikatakan oleh Nurani Soyomukti penulis

bukudan PendiriYayasan Komunitas

Teman Katakata (Koteka), memperoleh

peng-hargaan Juara I Lomba Esai Pemuda

Tingkat Nasional Menpora, ia mengatakan

pada esainya di media Seputar Indonesia.

Minggu, 23 Desember 2007.

Bahwa,“Dalam novel Gorky ini seorang

ibu digambarkan sebagai sosok yang

produktif dan aktif dalam sejarah untuk

perubahan masyarakat. Bukan seorang ibu

yang cengeng dan hanya menginginkan

kesuksesan pribadi anaknya. Ibunda dalam

novel Gorky ini adalah yang memiliki

cinta kasih universal, menyinari perasaan-

perasaan tersulit anak-anak selama

menghadapi represi kekuasaan Tsar.”

Masih menurut Nurani Soyomukti dalam

esainya di Seputar Indonesia,“Karya-karya

semacam itulah yang sangat kita butuhkan

sekarang ini. Perjuangan memperjuangkan

hak-hak perempuan dan menuntut

partisipasi aktif dan produktif bagi kaum

perempuan adalah kebutuhan yang tak

dapat ditawar. Para penulis dan pengarang

(sastrawan) harus mengagendakan

aktualisasi komitmen sosial kepengarang-

annya, terutama dari kaum perempuan

sendiri yang seharusnya berada di garis

depan dalam dunia kesusastraan untuk

menuliskan posisi dan peran yang maju

dan mendobrak budaya patriarki.”

Kedahsyatan novel ini dari setiap

zamannya memiliki karakteristik dan

bentuk perjuangannya tersendiri,

memberikan dorongan untuk membuat

sebuah ‘goyangan’. Melihat latar belakang

pengarang yang menciptakan novel ini

sebenarnya juga melatar belakangi isian

dan kandungan makna yang terdapat

didalam novel.

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 7||

Maxim Gorki yang dilahirkan dengan

nama Aleksei Maksimovich Peshkov pada

tahun 1868 di desa Nizhniy Novgorod

dikalangan rakyat jelata. Orang tuanya

meninggal ketika ia masih kecil dan ia

dipelihara oleh neneknya yang suka

membaca karya sastra dan penuh belas

kasihan kepada orang miskin. Gorki hanya

mengecap pendidikan formal beberapa

bulan saja dan sejak 7 tahun sudah bekerja

apa saja untuk menopang hidupnya. Pada

usia 12 tahun ia mengem-bara ke daerah

Volga dan melakukan kerja kasar di toko-

toko atau di kapal yang melintasi sungai

Volga.

Pada masa mudanya ia mulai tertarik

dengan faham sosialis dan komunis

kemudian mulai aktif berorganisasi,

berurusan dengan polisi dan penjara akibat

aktifitasnya tersebut. Sketsa-sketsa sastra

pertamanya tentang kaum buruh, petani

dan gelandangan ditulisnya di tahun 1893

dan sejak itu reputasinya di bidang sastra

dan politik semakin mencuat. Ia berkawan

dengan Chekov dan Tolstoy dan dekat

dengan Lenin. Ketika revolusi tahun 1905

gagal, ia hidup di pengasingan di luar

negeri sampai tahun 1913. Ia berjuang

dalam revolusi di bulan Februari dan

Oktober 1917 yang mengawali berdirinya

Uni Soviet.

II. Metode Penelitian

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan teoritis pendekatan ini

menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Di terapkan pendekatan sosiologi sastra

karena membahas mengenai proses kreatif

dan mendeskriptifkan sastra politik yang

terdapat pada novel Ibunda karya Maxim

Gorki. Sosiologi sastra ini meliputi a)

relasi sosiologi dan sastrab) sosiologi

sastra marxis c) ideologi sosial kelas

pengarang.

Secara metodologis, pendekatan

dalam penelitian ini yang digunakan

adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan

Taylor dalam (Moleong, 2008:4)

mengatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa

ucapan-ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang dapat diamati. Tujuan

yang dicapai dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan sastra politik dan latar

belakang sastra politik yang terdapat dalam

novel Ibunda karya Maxim Gorki.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian bahasa atau sastra,

kebanyakan peneliti lebih memilih jenis

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

menghasilkan deskriptif berupa kata-kata,

sesuai dengan yang dinyatakan

Bogdan dan Taylor yang

mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 8||

menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Selanjutnya,

Berg menyatakan penelitian kualitatif,

refer to the meaning, concept, definitions,

characteris-tics, metaphors, symbols, and

descriptions of things. (Muhammad, 2014 :

80)

B. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan

data tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya (Arikunto, 2000:134).

Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen

penelitian merupakan alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi kuantitatif

tentang variabel yang sedang diteliti.

Peneliti itu sendiri merupakan instrumen

penelitian dalam penelitian kualitatif.

Peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh peniliti kualitatif

siap melakukan penelitian dan terjun ke

lapangan. Dalam (Sugiyono, 2008:305)

validasi terhadap peneliti sebagai

instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman perihal metode kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang

yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

memasuki obyek penelitian, baik secara

akademik maupun logistiknya.

Dalam (Sugiyono, 2008) peneliti

kualitatif berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan

data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas temuannya. Setelah fokus penelitian

menjadi jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan instrumen sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan data dengan data yang

telah ditemukan. Nasution (dalam

Sugiyono, 2008: 306) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada

pilihan lain daripada menjadikan manusia

sebagai instrumen penelitian utama.

Alasannya ialah segala sesuainya belum

mempunyai bentuk yang pasti. Masalah

fokus penelitian, prosedur penelitian,

hipotesis yang digunakan, bahkan hasil

yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat

ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu

dikembangkan sepanjang penelitian itu.

Dalam keadaan serba tidak pasti dan tidak

jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya

peneliti sendiri sebagai alat satu-satunya

yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif

pada awalnya permasalahan belum jelas

dan tidak pasti, maka yang menjadi

instrumen adalah peneliti sendiri. Setelah

masalah yang akan dipelajari jelas, maka

dapat dikembangkan suatu instrumen.

Dalam penelitian ini juga didukung

dengan adanya instrumen pembantu, antara

lain catatan data, kertas, alat penanda data,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 9||

alat tulis, dan tabel analisis data. Melalui

instrumen pembantu, diharapkan peneliti

dapat melakukan dengan sebagaimana

mestinya. Berikut tabel analisis data dalam

penelitian ini:

1) Tabel data wujud sastra politik

No Kode Data Wujud Sastra

Politik

1.

2.

WSP/W1/03

WSP/W2/03

Mereka selalu

dibuntuti dan diintip

kejahilan; dan

perasaan ini

sudahlah tua

umurnya, setua

kelelahan otot-otot

mereka yang sudah

tak tersembuhkan

lagi.

Orang-orang

diperkampungan

buruh itu dilahirkan

bersama penyakit

jiwa ini, yang

diwarisi dari orang

tua mereka masing-

masing.

2) Tabel data latar belakang sastra

politik

No. Kode Data Latar Belakang

Sastra Politik

1. LSP/L1/01 Di sore hari,

sewaktu kaca

jendela rumah-

rumah buruh itu

memantulkan cahaya

matahari yang telah

lesu, pabrik pun

mengusir buruhnya

dan menuangkan

mereka ke luar

seperti periuk batu

yang seakan telah

penuh dengan keong

racun di dalamnya;

dan sekali lagi, para

pekerja itu

merangkaki jalan-

jalan yang kotor.

C. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaan-

nya terarah dan sistemastis maka disusun

tahapan-tahapan penelitian. Menurut

Moleong (2007: 127-148), ada empat

tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Tahap Prapenelitian

Peneliti mengadakan survei

pendahuluan yakni dengan mencari

subjek sebagai narasumber. Selama

proses survei ini peneliti melakukan

pencarian bahan refrensi arsip

terhadap latar penelitian, mencari

datadan informasi tentang sastra

politik realisme sosial. Peneliti juga

menempuh upaya konfirmasi ilmiah

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 10||

melalui penelusuran literatur buku

dan referensi pendukung penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Penelitian

Dalam hal ini peneliti memasuki

dan memahami latar penelitian

dalam rangka pengumpulan data.

Tahapan ini dilaksanakan selama

bulan Mei - Oktober 2015.

3. Tahap Analisis Data

Tahapan yang ketiga dalam

penelitian ini adalah analisis data.

Penelitidalam tahapan ini

melakukan serangkaian proses

analisis data kualitatifsampai pada

interpretasi data-data yang telah

diperoleh sebelumnya.Selain itu

peneliti juga menempuh proses

triangulasi data yang

diperbandingkan dengan teori

kepustakaan.

4. Tahap Evaluasi dan pelaporan

Pada tahap ini peneliti berusaha

melakukan konsultasi dan

pembimbingan dengan dosen

pembimbing yang telah ditentukan.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Di harapkan tempat penelitian

diterapkan dibeberapa tempat yang

memfokuskan pada latar penelitian.

Tempat penelitian dilakukan di

Perpustakaan Universitas Nusantara PGRI

Kediri, Perpustakaan Bung Karno Blitar

dan Perpustakaan Daerah Istimewa

Yogyakarta yang memiliki refrensi arsip

untuk memungkinkan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Pada umumnya penelitian kualitatif

memerlukan waktu yang relatif lama,

antara 6 bulan sampai 12 bulan. Untuk

itu perlu direncanakan jadwal dalam

penelitian (Sugioyono, 2014 : 402).

Kegiatan penelitian ini dilakukan

selama enam bulan yang dimulai pada

bulan Juli 2015.

III. Hasil dan Kesimpulan

Pada dasarnya pemikiran politik Maxim

Gorki tentang negara dan kemanusia-an

tidak terkandung secara konseptual, karena

memang Gorki bukan tokoh politik seperti

Vladimir Lenin, Stalin dan tokoh

pergerakan politik Rusia lainnya. Akan

tetapi, dalam fase perjalanan hidupnya

Maxim Gorki bergumul dengan kehidupan

politik, sehingga karya-karya yang

dihasilkan olehnya mencerminkan

kehidupan politik yang sesungguhnya,

yakni kompleksitas kehidupan manusia.

Keberpihakan penulis sastra rata-rata

menggunakan ideologi realisme sosialis

untuk menggambarkan kondisi

masyarakat, berbicara perihal

permasalahan sehari-hari. Namun, Gorki

memberikan gambaran yang mudah

diterima oleh kelas masyarakat dari segala

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Zanuarifki Taufikurohman| 11.1.01.07.0122 simki.unpkediri.ac.id FKIP- PBSI || 11||

jenis. Ketimpangan yang terjadi menjadi

semangat para penulis untuk menuangkan

kreatifitasnya. Mereka memilih jalan

tersebut supaya tidak menjadi sastrawan

kelas salon yang hanya berbicara anggur

dan bulan. Padahal permasalahan

masyarakat terlihat jelas di dekat mereka.

IV. Daftar Pustaka

Abdul Hadi, WM. 1982. Realisme Sosial dan

Humanisme Universal: Sastra Indonesia

1959-1965. Jakarta: Horison No. 9, Th. XVII.

Alkatiri, Zeffry. 1999. Dari Pushkin sampai

Perestrokia: Konflik Nilai dalam Sejarah

Perkembangan Sastra Rusia Abad 19-20.

Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Ananta Toer, Pramoedya. 2002. Ibunda. Jakarta:

Kalyanamitra.

Ananta Toer, Pramoedya. 2003. Realisme Sosialis

dan Sastra Indonesia. Jakarta: Lentera

Dipantara.

Anwar, Ahyar. 2010. Teori Sosial Sastra.

Yogyakarta: Ombak.

Baker, Anton. 1994, Metode-metode Filsafat.

Jakarta. Gramedia.

Baker, Chris. 2005. Culture Studies. Yogyakarta:

Kreasi Kencana.

Clark, James I. 1976. The Soviet Union. Illinois:

McDougal, Littel & Campany.

Foucault, Michel. 2012. Arkeologi Pengetahuan.

Terjemahan Inyak Ridwan Munir.

Yogyakarta: IRCiSoD.

Gillespie, David. 1996. The Twentieth-Century

Russian Novel: An Introduction. Inggris:

WBC Bookbinders, Bridgend, Mid

Glamorgan.

Kurnia, Anton. 2006. Ensiklopedia Sastra Dunia.

Jakarta: Penerbit I:Boekoe.

Kurniawan, Eka. 2002. Pramoedya Ananta Toer

dan Sastra Realisme Sosialis. Yogyakarta:

Penerbit Jendela.

Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan

Aplikasi Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Leifer, Michail. 1986. Politik Luar Negeri

Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Maleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Manuba, Putera. 2000. “Sastra, Sastrawan, dan

Negara”. Dalam Sastra: Ideologi, Politik, dan

Kekuasaan. Surakarta: Muhammadiyah

University Press.

Moore, Herry T. And Albert Parry. 1976.

Twentieth-Century Russian Literature.

London: Heinemann Educational Books.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka

Jaya.

Nur Laela Faristin. 2005. “Realisme Sosialis

Pramoedya Ananta Toer (Telaah dalam Novel

Tetralogi)”. Skripsi Fakultas Ushuludin UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Nurudin. 2008. Komunikasi Propaganda. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Puspitorini, Ira, Ribut Wahyudi, Febriantono, dan

Tri Sukma Retnoningrum. 2000. Antonio

Gramsci: Sejarah dan Budaya. Surabaya:

Pustaka Promothea.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan

Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2006.

Modern Sociological Theory, 6th Edition.

Jakarta: Kencana.

Rosidi, Ayip. 1969 “Ikhtisar Sejarah Sastra

Indonesia” dalam Savitri Scherer, Pramoedya

Ananta Toer: Luruh dalam Ideologi. Depok:

Komunitas Bambu.

Shlapentokh, Vladimir. 2001. A Normal

Totalitarian Society: How the Soviet Union

Functioned and How It Collapsed. Amerika:

M.E. Sharpe, Inc.

Situmorang, Saut. 2009. Politik Sastra. Yogyakarta:

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam

Terbitan (KDT).

Situmorang, Sitor. 2004. Sastra Revolusioner.

Yogyakarta: Matahari.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif:

Bandung: Alfabeta.

Thomas, Linda dan Shan Wereing. 2007. Bahasa,

Masyarakat, dan Kekuasaan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yuliantri, Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M.

Dahlan. 2008. Lekra Tak Membakar Buku,

Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian

Rakyat 1950-1965. Yogyakarta: Merah

Kesumba.