Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah...

50
PROYEK AKHIR ANALISIS SEMIOTIKA KOMUNIKASI VISUAL IKLAN BIMBINGAN BELAJAR SAKURA LEARNING CENTER BOGOR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ahli Madya Diploma Tiga (D III) Program Keahlian Komunikasi Talhah Lukman Ahmad 11110044 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI AKADEMI TELEKOMUNIKASI BOGOR 2013

Transcript of Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah...

Page 1: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

0  

    

PROYEK AKHIR

ANALISIS SEMIOTIKA KOMUNIKASI VISUAL IKLAN BIMBINGAN BELAJAR SAKURA LEARNING CENTER

BOGOR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ahli Madya Diploma Tiga (D III) Program Keahlian Komunikasi

Talhah Lukman Ahmad 11110044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI

AKADEMI TELEKOMUNIKASI BOGOR 2013

Page 2: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses dimana salah satu unsur

pendukungnya adalah media sebagai perantara antara komunikator dengan

komunikan. Iklan merupakan sebuah agen atau media komunikasi melalui simbol,

gambar, suara serta berbagai sumber lainnya yang berasal dari sebuah konsep

dengan maksud sebagai penyampaian pesan yang efektif dan tepat sasaran yang

digunakan untuk merubah cara pandang serta pola pikir seseorang. Iklan dapat

pula didefinisikan sebagai media komunikasi persuasif yang dirancang untuk

menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan

pemasaran. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan untuk memposisikan

produknya di mata konsumen (Morrison, 2010:18).

Sebuah iklan yang baik adalah iklan yang mampu membujuk orang lain

untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. Periklanan

berevolusi menjadi sebuah bentuk strategi sosial persuasif yang dimaksudkan

untuk mempengaruhi cara seseorang memandang pembelian dan konsumsi

barang. Pada sebuah iklan komersial, produsen yang mengiklankan mengharapkan

calon konsumen dapat membeli atau mengkonsumsi produk yang ditawarkan

dalam iklan tersebut sedangkan pada iklan non-komersial, pengiklan berharap

iklan tersebut mampu merubah sikap dan perilaku publik yang melihat iklan

tersebut atau dapat pula iklan tersebut digunakan untuk mengenalkan serta

meningkatkan citra sebuah perusahaan di depan publik.

Iklan dengan segala kreatifitasnya bukannya hanya dimaksudkan untuk

memberikan informasi pada publik namun juga mempengaruhi psikologis calon

konsumen. Iklan harus memberikan makna yang tersirat yang mampu dipahami

calon konsumen dan mampu mendefinisikan secara gamblang mengenai sebuah

produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut.Sebuah iklan lebih kuat pemaknaan

yang ditangkap apabila iklan tersebut dibuat dalam bentuk audio dan visual.

Audio sendiri lebih menekankan pada pendengaran sedangkan visual lebih

Page 3: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

2  

menekankan dan mengedepankan penglihatan. Visualisasi sebuah iklan dapat

mempertegas maksud yang ingin disampaikan oleh pengiklan serta konsumen

sebagai penerima pesan dapat menangkap pesan dalam iklan tersebut dengan tidak

bias.

Tanda visual dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda yang

dikontruksi dengan sebuah penanda visual, yang artinya dengan penanda yang

dapat dilihat.Makna dari sebuah tanda sendiri dapat dilihat dari warna, bentuk,

garis, serta tipografi. Semua aspek tersebut dapat direpresntasikan dalam berbagai

wujud yang merupakan dasar dari banyak aktivitas pembuatan dan penggunaan

tanda di seluruh dunia. Kembali pada dasar, tanda tersebut dapat

merepresentasikan makna yang terkandung dalam sebuah iklan.

Agar lebih mudah dan dapat menarik minat oleh orang lain, iklan dengan

tanda visual membutuhkan media khusus yang dapat menonjolkan makna pesan

yang terkandung dalam iklan tersebut. Media khusus yang dimaksud adalah dapat

berupa spanduk, brousur, signboard, poster dan semua media yang termasuk

dalam jenis below the line.

Kecenderungan iklan yang beredar di masyarakat terutama yang dapat dilihat

di media massa didominasi oleh iklan produk dalam bentuk barang yang dapat

direpresentasikan dalam bentuk wujud nyata. Hal ini menanamkan stigma bahwa

iklan hanya milik sebuah produk barang. Sedangkan produk sendiri terbagi

menjadi dua jenis yaitu barang dan jasa. Dengan demikian iklan tidak menjadi

monopoli produk dalam bentuk barang saja melainkan jasa pula. Sama dengan

tujuan iklan dalam bentuk produk barang, iklan dalam bentuk jasa pula bertujuan

untuk memperkenalkan produk serta menumbuhkan dan meningkatkan citra di

mata publik.

Salah satu jasa yang berkembang di masyarakat adalah jasa pendidikan.

Seperti diketahui bahwa pendidikan adalah salah satu unsur dalam membentuk

karakter serta jati diri seseorang. Lewat pengajaran yang ada dalam pendidikan

membentuk pribadi seseorang jauh lebih baik dan terdidik dan mampu berperan di

masyarakat. Melihat peluang besar ini lah tumbuh jasa pendidikan yang

dikembangkan dalam bentuk bisnis jasa pendidikan berlabel bimbingan

belajar.Bimbingan belajar menjadi salah satu bentuk institusi informal dalam hal

Page 4: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

3  

pendidikan selain sekolah pada umumnya. Bimbingan belajar lebih memfalisitasi

kepada kedekatan antara murid dan pengajar karena sistem pengajarannya yang

lebih fleksibel. Pentingnya penggunaan tanda, gambar, tokoh dan lain sebagainya

yang berkaitan erat dengan semiotika membuat pengiklan khususnya yang

bergerak dibindang jasa pendidikan terutama bimbingan belajar mulai jeli dalam

membuat sebuah iklan yang menarik dan memiliki makna dari visualisasi iklan

tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menyusun penelitian proyek

akhir yang berjudulAnalisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center Bogor.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam sebuah iklan produk dibutuhkan visualisasi dan pemaknaan yang

dapat ditangkap dan dipahami oleh konsumen, sehingga mampu mempersuasi

konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan.

Warna, bentuk, logo, dan sosok dalam iklan tersebut haruslah memberikan

kontribusi besar dalam iklan tersebut, terutama dalam iklan jasa pendidikan yang

jumlahnya tidak sebanyak iklan produk barang. Hal ini dibutuhkan untuk

membentuk dan meningkatkan citra serta untuk eksistensi dari jasa pendidikan

dalam hal ini bimbingan belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian kali ini

adalah Bagaimanakah pemaknaaniklan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogor pada media brosur ?

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan di bab pembahasan,

maka membutuhkan batasan masalah. Penulis membatasi masalah yang dibahas

hanya bagian front cover dari brosur iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogor.

Page 5: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

4  

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pemaknaan iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor pada media

brosur.

1.5. Keguanaan Penelitian

1. Bagi penulis

Kegunaan atau manfaat bagi penulis dalam penelitian ini adalah

memberikan pengetahuan mengenai pemaknaan komunikasi visual iklan

ditinjau dari aspek semiotika.

2. Bagi pembaca

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan

penelitian kajian komunikasi, khususnya mengenai semiotika makna iklan

sebuah jasa pendidikan. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai

referensi bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian semiotika.

3. Bagi Perusahaan

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan,

khususnya dalam nilai estetika dan kepantasan sebuah brosur serta

pentingnya pemilihan tokoh sebagai endorser ditinjau dari latar belakang.

 

Page 6: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

5  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Dance dalam Morissan (2013:3) mendefinisikan komunikasi sebagai “Those

situations in which a source transmits message to a reciver with cosicious intent

to affect the latter’s behaviour” atau situasi di mana sumber mengirimkan pesan

kepada penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku penerima.

Definisi lain dari komunikasi adalah sebuah gagasan komunikator yang ingin

disampaikan kepada pihak penerima dengan segala daya usaha bahkan tipu daya

agar mengenal, memahami pesan-pesan yang disampaikan (Tabroni, 2012:3).

Proses komunikasi akan berjalan lancar tanpa adanya noise atau gangguan jika

memenuhi unsur-unsur tertentu. Mulyana dan Rahmat dalam Sihabudin (2011:15)

menjelaskan bahwa terdapat delapan unsur khusus komunikasi, yaitu:

1. Sumber (Source)

Sumber merupakan orang yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi.

Kebutuhan ini berkisar dari kebutuhan sosial untuk diakui sebagai

individu, hingga kebutuhan berbagai informasi atau untuk mempengaruhi

sikap dan perilaku seseorang atau kelompok.

2. Penyandian (Encoding)

Kegiatan internal sesorang untuk memilih dan merangsang perilaku verbal

dan non-verbal yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintakis

guna menciptakan suatu pesan.

3. Pesan

Hasil dari encoding adalah pesan (message) baik pesan verbal maupun

non-verbal. Pesan inilah yang berisi informasi atau gagasan dari sumber

yang kemudian diteruskan kepada penerima (receiver).

4. Saluran (Channel)

Merupakan penghubung antara sumber dengan penerima atau dengan kata

lain antara komunikator dengan komunikan.

Page 7: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

6  

5. Penerima (Receiver)

Receiver merupakan orang atau pihak yang menerima pesan sebagai

akibatnya menjadi terhubungkan denga sumber pesan. Penerima bisa yang

dikehendaki atau mungkin yang tidak dikehendaki sumber (source).

6. Penyandian Balik (Decoding)

Unsur ini merupakan proses internal penerima dan pemberian makna

kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pemikiran sumber.

7. Respon Penerima (Receiver Respons)

Respon penerima menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia

menerima pesan. Respon dapat beraneka ragam baik itu respon minimum

maupun respon maksimum. Respon minimum keputusan penerima

mengabaikan pesan, sebaliknya respon maksimum tindakan penerima

yang segera, terbuka dan mungkin mengandung kekerasan. Komunikasi

dianggap berhasil bila respon penerima mendekati apa yang dikehendaki

oleh sumber.

8. Umpan balik (Feedback)

Informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkan menilai

keefektifan komunikasi yang dilakukannya.

Suatu proses komunikasi akan berjalan efektif apabila memenuhi

kedelapan unsur tersebut. Sebagai sebuah rangkaian, delapan unsur tersebut harus

terpenuhi, sehingga apabila hilang salah satunya tidak dapat disebut sebagai

sebuah proses komunikasi atau dengan kata lain komunikasi tidak berjalan dengan

baik. Hal tersebut juga berpengaruh pada pemahaman antara komunikator sebagai

penyampai pesan dan komunikan dalam posisinya sebagai penerima pesan.

2.1.1. Komunikasi Visual

Definisi komunikasi visual menurut Sanyoto dalam Tinarbuko (2008:24)

merupakan sebuah bentuk komunikasi dengan rancangan sarana komunikasi yang

bersifat kasat mata. Komunikasi visual dalam aplikasinya tidak terlepas atau erat

desain komunikasi visual itu sendiri. Mengutip Tinarbuko dalam buku Semiotika

Komunikasi Visual (2008:24) mendefinisikan desain komunikasi visual sebagai

ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang

diaplikasikan dalam pelbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen

Page 8: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

7  

desain grafis yang terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna,

komposisi, dan lay-out. Semua itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara

visual, audio, dan atau audio visual kepada target sasaran yang dituju.

Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dimana

ia merupakan representasi sosial budaya masyarakat, dan salah satu manifestasi

kebudayaan yang benar-benar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan

sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing

yang terlepas dari diri manusia yang mengamatinya.

2.2. Iklan

2.2.1. Pengertian Iklan

Istilah periklanan (advertising) berasal dari kata latin abad pertengahan

advertere yang arti harfiahnya ‘mengarahkan perhatian kepada’. Istilah ini

menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman publik apa pun yang dimakudkan

untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa spesifik, atau untuk

menyebarkan sebuah pesan sosial atau politik.

Menurut Rangkuti (2009:23) periklanan adalah komunikasi non-individu

dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,

lembaga nirlaba serta individu sedangkan menurut Danesi periklanan adalah

istilah yang menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman publik apa pun yang

dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa spesifik, atau

untuk menyebarkan sebuah pesan sosial atau politik.

Periklanan atau iklan sendiri memiliki tiga kategori utama, yaitu pertama,

periklanan untuk konsumen, yang bertujuan mempromosikan sebuah produk.

Kedua, periklanan untuk dagang, dimana pelemparan barang ke pasar diajukan

pada dealer dan kalangan profesional melalui publikasi dan media dagang yang

sesuai, dan ketiga, periklanan sosial politik, yang dimanfaatkan oleh kelompok

dengan minat khusus dan politisi untuk mengiklankan pandangan mereka (Danesi,

2004:295).

Periklanan diartikan sebagai bentuk prestasi nonpersonal yang dibayar oleh

sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa

tertentu. Lazimnya pada iklan ditampilkan organisasi atau perusahaan yang

mensponsorinya. Secara praktik, iklan dianggap sebagai manajemen citra yang

Page 9: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

8  

bertujuan menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen

dan tujuan akhir dalam iklan adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen.

2.2.2. Iklan Berdasarkan Media

Pada umumnya pembagian iklan berdasarkan media dibagi menjadi dua

jenis, yaitu iklan Above The line dan iklan Below TheLine. Dimana penggunaan

kata ‘Line’ mengacu atau berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan atau

jika ditinjau dari segi ilmu komunikasi penggunaan istilah tersebut mengacu pada

paparan dari iklan tersebut. Adapun pengertian dan kategorinyamenurut Amalia

Maulana selaku praktisi periklanan dalam situs resminya

http://amaliamaulana.com/?s=above+the+line(2008) adalah sebagai berikut:

1. Iklan Above the line

Iklan above the line adalah iklan yang menggunakan media bersifat luas

atau massa. Massa dalam artian adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah

banyak dan menerpa iklan secara serempak. Iklan above the line memiliki

pengertian lain sebagai jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi

kepada biro iklan. Kategori dari iklan above the line, yaitu antara lain

televisi, radio, majalah, koran, billboard.

2. Iklan Below the line

Iklan below the lineadalah iklan yang menggunakan media khusus. Pada

dasarnya iklan jenis ini menggunakanmedia yang memberikan audiens

kesempatan langsung untuk merasakan, menyentuh dan berinteraksi. Iklan

below the line disebut juga jenis iklan yang tidak mengaharuskan adanya

komisi kepada biro iklan. Termasuk media khusus antara lain: baliho,

spanduk, point of purchase (POP), sticker, flayers, display, brosur dan

lain-lain.

2.2.3. Brosur

Seperti disebutkan diatas bahwa brosur adalah salah satu jenis iklan pada

media below the line. Brosur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)

adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara

bersistem, cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa

Page 10: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

9  

dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi lengkap

(tentang perusahaan atau organisasi). Brosur sendiri terdiri dari beberapa jenis.

Berdasarkan website www.percetakanundangan.com(2012), disebutkan bahwa

terdapat empat jenis, yaitu: 1. Brosur Z-Fold

Brosur Z-Fold adalah brousur yang teknik melipatnya membentuk huruf Z.

Brosur Z-Fold digunakan ketika materi tulisan harus disesuaikan. Brosur

Z-Fold dapat beradaptasi dengan kertas berukuran besar maupun kecil.

2. Brosur Gate-Fold

Brosur Gate-Fold adalah brosur yang memiliki dua garis lipatan. Brosur

tipe Gate-Fold biasanya besar dan lebih mahal. Brosur jenis ini

dimaksudkan untuk pangsa pasar atau market dengan sekala besar. Brosur

Gate-Fold dicetak dengan kertas berkualitas tinggi untuk memastikan

tetap awet. Brosur Gate-Fold sangat baik untuk lembaga, perusahaan dan

produk, high end, dan jasa.

3. Brosur Tri-Fold

Brosur Tri-Fold merupakan jenis brosur yang umum digunakan. Brosur

Tri-Fold sendiri adalah brosur yang memilik dua lipatan. Brosur tipe Tri-

Fold mudah dan nyaman dibawa kemanapun. Brosur jenis ini tergolong

tipe brosur yang dengan biaya yang lebih ekonomis dibanding brosur jenis

lainnya.

4. Brosur B-Fold

Brosur B-Fold adalah jenis brosur yang memiliki lipatan di tengah.

Sehingga dengan lipatan tengah tersebut membentuk empat sisi halaman

yang terdiri dari front cover, back cover, dan dua sisi halaman internal.

Sisi depan memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan potongan dan

menyebabkan minat atau dampak orang untuk membukanya dan membaca

isinya. Dua halaman internal disediakan untuk halaman konten/isi yang

lebih detail sedangakan halaman belakang sebagai informasi kontak

ataupun testimoni.

Page 11: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

10  

2.2.4. Sifat-Sifat Periklanan

Sebagai sebuah media yang berfungsi untuk mempersuasi khalayak luas,

maka iklan dengan segala kekhasannya memimiliki beberapa sifat dasar yang

membuat sebuah iklan mempunyai kekuatan di hadapan audience-nya. Rangkuti

(2009:258) menyebutkan bahwa iklan memiliki empat sifat khas, yaitu:

1. Presentasi umum (Public Presentation)

Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifatnya yang

umum itu memberi semacam keabsahan produk dan penawarang yang

terstandarisasi. Karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli

tahu bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi

oleh umum.

2. Tersebar luas (Pervasiveness)

Periklanan adalah medium beradaya sebar luas yang memungkinkan

penjual mengulan satau pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan

pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing.

Skala iklan memberikan kesan terhadap ukuran, kekuatan, kesuksesan dan

gengsi perusahaan.

3. Memperkuat eksperesi (Ampilified Expresnssiceness)

Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan

produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh

seni.

4. Tidak bersifat pribadi (Impersonalitas)

Periklanan tidak memiliki kemampuan untuk memaksa seperti wiraniaga

perusahaan. Audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau

menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog bukan dialog

dengan audience.

2.2.5. Budaya Iklan

Periklanan dapat dikatkan adalah sebentuk seni. Sebagai sebuah seni

periklanan mudah beradaptasi, dan terus menerus mencari bentuk representasi

baru yang mencerminkan fluktuasi dalam tren dan nilai sosial. Iklan dinikmati

sebagai pengalaman yang menimbulkan estetika. Periklanan membuat kita goyah,

senang, dan tergoda. Sistem signifikasi yang dibangun ke dalam nama merek dan

Page 12: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

11  

logo dipindahkan secara kreatif ke teks iklan. Teks iklan kini cenderung menjadi

bagian dari kebudayaan umum. Integrasi ke dalam arus utama ini dilanjutkan dan

dikukuhkan oleh kampanye iklan, yang dapat didefinisikan sebagai penciptaan

sistematis serangkaian iklan dan pariwara yang sedikit berlainan dan didasarkan

pada tema, tokoh, jingle , dan lain-lain yang sama.

Salah satu fungsi primer dari kampanye iklan adalah untuk menjamin

bahwa citra produk sejalan dengan perubahan waktu. Strategi periklanan paling

strategis bukan hanya bergerak sejalan dengan zaman tetapi juga memasukan

zaman ke dalam iklan.

Kampanye iklan ke dalam wacana sosial telah menjadi begitu mudah

berubah dan ada dimana-mana sehingga kita hampir tidak menyadari betapa

integrasi ini telah menembus segala lapisan kehidupan. Contoh bentuk integrasi

tersebut antara lain; menggunakan bujukan memperoleh secara cuma-cuma,

menggunakan humor untuk menciptakan perasaan yang baik terhadap sebuah

produk, mendorong orang tua agar percaya bahawa memberikan produk tertendtu

pada anak mereka akan menjamin hidup dan masa depan yang baik bagi anak,

menarik anak untuk meminta pada ibu atau ayah untuk membeli produk tertentu,

mempromosikan barang dan jasa seperti asuransi, penggunaan tema dan simbol

erotis, sensual, mistis, serta tema dan simbol lain yang kuat secara psikologis

dalam kampanye, dan mengusahakan agar produk didukung oleh selebriti

(endorser).

Teknik-teknik tersebut telah menjadi begitu lumrah hingga tidak lagi

dikenali secara sadar sebagai strategi. Periklanan telah menjadi bahan bakar bagi

masyarakat haus hiburan yang mencari trik cerdik setiap harinya. Hal ini sebagai

bagian dari rutinitas pelarian dari pertanyaan-pertanyaan filosofis lebih mendalam

yang akan mengepung masyarakat ini bila tidak ada pelarian.

2.2.6. Iklan Dalam Konteks Komunikasi Visual

Periklanan dalam konteks desain komunikasi visual adalah fenomena

bisnis modern (Tinarbuko, 2008:2). Iklan dalam bisnis modern merupakan salah

satu parameter bonafiditas. Hal tersebut terletak pada berapa dana yang

dialokasikan oleh perusahaan untuk iklan. Di samping itu, iklan merupakan

Page 13: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

12  

jendela kamar sebuah perusahaan, keberadaannya menghubungkan antara

produsen dengan masyarakat, khususnya konsumen.

Periklanan, selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan

kegiatan komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat

tergantung kepada khalayak sasaran yang dituju dan melalaui media apa iklan

tersebut sebaiknya disampaikan.

Iklan dalam konteks komunikasi visual, yang ditemukan dalam pelbagai

media massa dan elektronik dapat dikatakan bersifat simbolik. Dalam artian, iklan

dapat menjadi simbol sejauh imaji yang ditampilkannya menbentuk dan

merefleksikan nilai hakiki.

2.3. Semiotika

2.3.1. Pengertian Semiotika

Semiotika atau dapat disebut juga dengan semiologi adalah salah satu

pendekatan mengenai studi makna. Semotika mengeksplorasi makna terkait

dengan signifikasi sosial politisnya. Lebih dari analisis kata-kata linguistik,

semiotika juga menganalisis berbagai objek kultural (pakaian, program televisi,

makanan, dan sebagainya) sebagai tanda-tanda yang menyembunyikan ‘mitos-

mitos’ kultural yang berada dibelakangnya.

Teori Semiotika lebih menekankan komunikasi sebagai pembangkitan

makna, kemudian agar komunikasi berlangsung, maka pesan harus dibuat dalam

bentuk tanda (Masri: 2010:177). Jika dibandingkan dengan teori komunikasi pada

umumnya, semiotika melihat bagaimana pesan berinteraksi dalam rangka

menghasilkan makna serta tidak memandang kesalahpahaman sebagai kegagalan

komunikasi.

Istilah semiotics atau yang lebih dikenal dengan semiotika telah terlebih

dahulu diperkenalkan oleh Hippocrates (460-377 SM), penemu ilmu medis barat,

seperti ilmu gejala. Gejala menurut Hippocrates merupakan semion, yang dalam

bahasa Yunani berarti penunjuk (mark) atau tanda (sign) fisik.

Awal mula konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure 

(1857-1913), yang dikenal sebagai Bapak Semiotika. Saussure dalam Danesi

(2004:5) mengungkapkan bahwa semiotika adalah ilmu yang mempelajari

kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat. Saussure juga menyebut semiotika

Page 14: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

13  

dengan semiologi, yang secara spesifik akan menunjujukan hal-hal yang

membangun tanda-tanda dan hukum-hukum yang mengaturnya. Tanda pula

merupakan pembentuk dari petanda dan penanda dalam terminologi Sassuren itu

sendiri (Barthes, 2012:55). Saussure menekankan pula dalam teori semiotika perlu

adanya konvensi sosial, diantaranya komunitas bahasa tentang makna satu tanda.

Dengan kata lain satu makna memiliki makna tertentu disebabkan adanya

kesepakatan sosial di antara komunitas pengguna makna bahasa tersebut

(Tinarbuko, 2003:33).

Saussure menggambarkan tanda sebagai struktur biner, yaitu sturktur yang

terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah bagian fisik yang disebutkan

sebagai penanda dan bagian kedua adalah bagian bagian konspetual yang disebut

dengan petanda seperti yang tergambarkan dalam bagan semiotik Saussure dalam

Masri (2010:178) berikut:

Penanda

(eksistensi fisik dari tanda)

Petanda

(konsep mental)

Gambar 1

Model Semiotika Saussure

Salah satu studi semiotika adalah tentang tanda visual atau yang disebut

semiotika visual. Tanda visual dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda

yang dikontruksi dengan sebuah penanda visual, yang artinya dengan penanda

yang dapat dilihat (bukan didengar, disentuh, dikecap, atau dicium). Seperti

semua jenis tanda lainnya, tanda visual dapat dibentuk secara ikonis (wajah-wajah

yang digambar), indeksial anak panah yang menunjukan arah, bentuk (shapes)

berupa penggambaran informasi maupunlarangan, dansimbolis (logo iklan).

Penganalisaan mengenai tanda merperesntasikan banyak hal. Tanda

memungkinkan untuk merepresentasikan dunia dalam berbagai cara melalui

simulasi, indikasi, dan kesepakatan bersama.

Page 15: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

14  

2.3.2. Warna

Pada level denotatif, tanda ditafsirkan sebagai gradasi rona pada sprektum

cahaya. Rona adalah ciri yang menuntun dalam pemberian nama pada warna.

Contohnya merah, orange, kuning, hijau, biru, atau violet. Proses penamaan ini

tidak terbebas dari faktor pribadi dan budaya. Istilah-istilah warna yang digunakan

dalam bahasa Inggris mendorong untuk cenderung melihat “kategori-kategori

yang berbeda” dalam rona (Danesi 2004:80).

Warna mengandung pula efek psikologis yang dapat memberikan sebuah

kesan tersendiri bagi seseorang yang melihatnya. Salah satu pemanfaatan dari efek

psikologis dari warna ini adalah pada logo perusahaan atau untuk kepentingan

bisnis. Beberapa warna dan efek psikologis yang ditimbulkannya. Menurut situs

www.colouraffect.com  (2008), efek psikologis yang ditimbulkan dari warna,

antara lain sebagai berikut:

1. Merah; semangat, hasrat yang menggebu-gebu, keberanian, tebal, penuh

kekuatan, dan lain sebagainya.

2. Orange; kehangatan, keamanan, sensualitas, hasrat, keceriaan, kelimpahan,

dan lain sebagainya.

3. Biru; Kecerdasan, komunikatif, kepercayaan, ketenangan, kesejukan,

refleksi, dan lain sebagainya.

4. Kuning; penuh emosi, optimis, percaya diri, kreatif, keramahan, harga diri,

dan lain sebagainya.

5. Hijau; keseimbangan, keteduhan, penyegar, harmoni, kesadaran

lingkungan, dan lain sebagainya.

6. Ungu; Kesadaran spiritual, ketahanan, visi, kemewahan, keaslian,

kebenaran, kualitas, cermat, dan lain sebagainya.

7. Pink; kewanitaan, sensualitas, kehangatan, dan lain sebagainya.

8. Hitam; Kecanggihan, glamor, keamanan, keselamatan emosional, efisiensi,

substansi dan lain sebagainya.

9. Putih; kebersihan, kedamaian, kejelasan, kemurnian, kecanggihan, dan lain

sebagainya.

Para ahli memperkirakan bahwa manusia mungkin dapat membedakan

sampai sepuluh juta warna. Dalam pengertian nyata, warna sesuai dengan apa

Page 16: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

15  

yang disebutkan oleh istilah untuknya. Dari segi semiotika, istilah warna adalah

penanda verbal yang mendorong orang untuk cenderung memperhatikan terutama

rona-rona yang disandikan penanda tersebut. Ini strategi yang praktis, jika tidak,

jutaan istilah harus diciptakan untuk mengklasifikasi spektrum dengan akurat.

2.3.3. Tipografi

Dalam konteks komunikasi visual, tipografi mencakup pemilihan bentuk

huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat

sesuai dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang ingin disampaikan

(Tinarbuko, 2008:24).

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna

menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan

orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujan akhir prosaes penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran. Dalam

hubungannya dengan komunikasi secara visual, huruf dan tipografi adalah elemen

penting yang sangat diperlukan guna mendukung proses penyampaian pesan

verbal maupun visual. Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata

huruf untuk pelbagai kepentingan menyampaikan informasi berbentuk pesan

sosial ataupun komersial. Huruf yang disusun secara tipografis merupakan elemen

dasar dalam membentuk sebuah tampilan desain sebuah kominikasi visual.

Dalam perkembangannya, ada lebih dari seribu macam huruf Romawi atau

Latin yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf-huruf tersebut

sejatinya merupakan hasil perkawinan silang dari lima jenis huruf berikut ini:

1. Huruf Romein. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal-

tipis dan mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiap batang

hurufnya.

2. Huruf Egyptian. Garis hurufnya memiliki ukuran yang sama tebal pada

setiap sisinya. Kaki atau kaitnya berbentuk lurus atau kaku.

3. Huruf Sans Serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai

kaki atau kait.

4. Huruf Miscellaneous. Jenis huruf ini lebih mementingkan nilai hiasnya

daripada nilai komunikasinya. Bentuknya senantiasa mengedepankan

aspek dekoratif dan ornamental.

Page 17: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

16  

5. Huruf Script. Jenis huruf ini mempunyai tuliasan tangan dan bersifat

spontan.

Miryam dalam Tinarbuko (2008:27) mengungkapkan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi mudah tidaknya ketersampaian visual, diantaranya: pertama,

latar belakang, yakni warna dasar dan tekstur kertas yang digunakan. Teks yang

menjadi unsur utama dari sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala

keberadaan warna huruf dan latarnya cukup kontras.

Kedua, besar huruf yang digunakan. Ukuran standar teks adalah antara 6

(enam) sampai 10 (sepuluh)point, tergantung luas ruangan yang tersedia dan

banyak sedikitnya teks yang akan ditampilkan.

Ketiga, spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antarbaris kalimat. Kempat,

faktor-faktor subjektif seperti jarak baca maupun kualitas penerangan ketika

membaca. Namun yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan semiotika warna

mempengaruhi huruf (tipografi) dalam unsur pembentuk kominikasi secara visual.

Penyusunan arah dalam penciptaan desain yang berkaitan dengan

tipografi diperlukan dalam usaha memberikan efek keterbacaan yang mudah,

cepat, dan komposisi yang enak dilihat serta memiliki nilai estitika tinggi.

Menurut Basuki (2012) penyusunan arah dapat dicipta dengan berbagai cara dan

isitilah sendiri, yaitu:

1. Vertical Stack, yaitu arah susunan kata mulai dari bawah ke atas

tetapi peletakannya di sisi kiri gambar.

2. Top to Bottom, yaitu arah susunan kata mulai dari atas ke bawah

tetapi peletakannya di sisi kanan gambar.

3. Book Spin, yaitu arah susunan kata mulai dari atas ke bawah tetapi

peletakannya ada di bagian tengah gambar. Book spin ini biasanya

disebut dengan pinggul buku karena tulisan menyerupai ketebalan

dari sebuah buku.

Jumlah kata yang dapat disusun dengan cara vertikal ini hanya dapat

dilakukan dengan maksimal dua kata saja, bila lebih maka efek keterbacaannya

semakin lemah dan melambat.

Page 18: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

17  

2.3.4. Merek dan Logo

Untuk menciptakan kepribadian bagi sebuah produk, pengiklan harus

membangun sebuah sistem signifikasi untuk produk itu. Hal ini dicapai, pertama-

tama dengan memberikan nama merek dan bila mongkin menciptakan simbol

visual untuk produk yang dikenal dengan logo. Dengan memberi nama pada

produk, maka produk, seperti manusia, dapat dikenali melalui namanya. Maka

tidak heran jika merek dagang dilindungi dengan begitu sengit oleh korporasi dan

produsen.Begitu pentingnya merek sebagai pengidentifikasi produk sehingga,

dalam beberapa kasus, merek telah menjadi istilah umum untuk mengacu pada

jenis produk itu. Contohnya adalah aspirin, selopan, dan eskalator.

Nama merek lebih dari sekedaar identifikasi sebuah produk. Seperti yang

dicontohkan diatas, nama merek dikontruksi untuk menciptakan sistem signifikasi

bagi produk. Pada level informasi praktis, penamaan produk, tentunya memiliki

fungsi denotatif. Artinya penamaan produk memungkinkan konsumen untuk

mengidentifikasi produk apa yang ingin mereka beli atau tidak. Namun pada level

konotatif, nama produk menghasilkan citra yang jauh melampaui fungsi

identifkasi yang sederhana.

Pemberian merek menjadi praktik umum bagi produsen produk karena pasar

mulai dibanjiri oleh produk-produk seragam yang diproduksi massal dan

karenanya tidak bisa dibedakan. Jelas, bahwa pemberian merek bukan hanya

strategi sederhana untuk membedakan produk, tetapi bahan bakar semiotik yang

mendorong laju identitas produsen dan pengenalan produk. Bahkan munculnya

produk tanpa nama, yang dirancang untuk memotong biaya pembeliaan bagi

konsumen, kecil pengaruhnya atas kekuatan semiotik yang dimiliki pemberian

merek terhadap kesadaran pembeli.

Danesi dalam bukunya Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar

Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (2009:302) mengungkapkan bahwa

logo (singkatan dari logogriphs) adalah imbangan berbentuk gambar dari nama

merek. Logo dirancang untk mengukuhkan sistem signifikasi bagi sebuah produk

melalui siaran visual. Logo terkadang dapat berisi sistem signifikasi yang rumit.

Daya tarik dan kekuatan untuk menahan perhatian dalam logo ini dihasilkan oleh

Page 19: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

18  

ketaksaan yang dikandungnya. Terlebih ketaksaan adalah hal yang membuat tanda

menjadi kuat secara psikologis.

Logo kini telah menjadi bagian dari simbiosis visual sehari-hari yang

mengaitkan produk dengan keseharian manusia. Hingga tahun 1970-an, logo pada

pakaian, misalnya, disembunyikan di balik kerah atau di dalam saku. Tetapi sejak

dasawarsa tersebut, logo dipajang secara mencolok, dan tak mengherankan bahwa

ini merupakan indikasi masyarakat telah menjadi “sadar logo”. Dikarenakan

kekuatan psikologisnya, tidak mengherankan bahwa logo juga digunakan oleh

usaha dan organiasi non-komersil.

2.3.5. Pemaknaan

Saussure menyatakan bahwa makna (signfication) timbul akibat hubungan

antara penanda dan petanda. Penanda yang berupa fisik diartikan dalam konsep

yang kemudian diinterpretasikan menjadi makna. Saussure menyimpulkan

mengenai makna yang disampaikan melalui tanda. Makna yang pertama muncul

ketika seseorang melihat tanda dapat dikatakan sebagai denotasi. Pemaknaan yang

muncul tersebut atau ‘makna’ sebagai arti kedua disebut dengan konotasi.

Denotasi bersifat langsung, tidak mendua, sangat lugas sehingga untuk

tujuan praktis, banyak digunakan denotasi. Sedangkan konotasi lebih bersifat

intepretatif sehingga bersifat subjektif. Pada bidang desain pemaknaan konotasi

disebut juga semiotika konotatif. Dimana semiotika konotatif ini lebih ditekankan

kepada penekanan makna yang hadir di benak pengguna bukan kepada

ketersampaian informasi melalui unsur formalistik sebuah produk. Permasalahan

semiotika konotatif lebih menekankan bagaimana sebuah produk dapat

meningkatkan makna itu sendiri (Masri, 2010: 179 dan 184).Sebuah makna akan

didapat apabila mampu menghubungkan penanda dan petanda dengan jelas

hingga akhirnya memberikan makna pada dunia (Widyartono, 2012).

Page 20: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

19  

2.4. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini tergambar dalam bagan

berikut ini.

 

 

 

 

 

Iklan Media Iklan

Below the line

Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor

Gambar 2

Brosur Analisis

Semiotika

Makna

(Signification)

Bagan Kerangka Pemikiran Penilitian

Sebuah iklan akan dikenal oleh khalayak apabila ditempatkan atau

diiklankan dalam sebuah media. Iklan sendiri secara umum berdasarkan medianya

dibagi menjadi dua jenis, yaitu iklan above the line dan iklan below the line. Iklan

below the line adalah iklan yang memanfaatkan media yang bukan merupakan

media massa dan tidak perlu menggunakan biro iklan dan tarif iklan yang relatif

murah atau tidak memerlukan biaya tinggi.

Salah satu iklan dengan jenis media below the lineadalah brosur. Dalam

brosur terdapat gambar, warna, dan tulisan yang diatur sedemikian rupa. Iklan

dalam brosur masuk dalam semiotika atau semiologi sebagai bagian dari

semiotika komunikasi visual. Semiotika pada brousur maksud untuk mengenali

tanda yang terdapat pada gambar, tulisan, ataupun warna yang menjadi unsur

brosur tersebut. Gambar, tulisan, warna, dan tanda direpresentasikan dengan

hubungan penanda dan petanda yang akan menghasilkan sebuah makna

(signfication), di mana makna tersebut memiliki kesesuaian dengan tujuan yang

diimplementasikan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor.

Page 21: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

20  

 

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah brosur iklan Bimbingan Belajar Sakura

Learning Center Bogor. Bimbingan Belajar Sakura Learning Centre merupakan

sebuah institusi yang bergerak pada bidang jasa pendidikan. Penulis melakukan

obyek penelitan tersebut pada Bimbingan Belajar Sakura Learning CenterBogor

yang berlokasi di Ruko Sindang Barang Grande No.7, Bogor. Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Agustus 2013.

3.2. Rencana Penelitian

Tabel 1 Tabel Rencana Penelitian

      Mei  Juni  Juli  Agustus  September 

      I  II  III  IV  I  II  III  IV  I  II  III  IV  V  I  II  III  IV  I  II  III  IV 

No  Pekerjaan                                                                

1  PKL                                                                

2  Bimbingan                                                                

3  Seminar                                                                

4  Pengambilan data                                                                

5  wawancara                                                                

6  Sidang                                                                 

7  Revisi                                                                

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

kualitatif merupakan penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalu

prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin 2003:4).

Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau data yang sifatnya

tanpa angka atau bilangan, sehingga data bersifat substansif yang kemudian

diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, dan referensi-refrensi ilmiah. Adapun

dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh antara lain seperti tertera pada

halaman berikutnya:

Page 22: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

21  

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah Kepala Cabang sekaligus kepala bidang akademik serta staf

periklanan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber penunjang lain

dalam penelitian ini. Sumber tersebut antara lain berupa buku, literatur,

serta referensi lain yang terkait dengan penelitian iklan Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Analisis Teks Media

Metode ini digunakan untuk mendalami langsung materi penelitian untuk

memperoleh fakta mengenai objek dan kemudian dianalisa. Analisis pada

penelitian ini akan memfokuskan pada iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Centre pada media Brosur.

Metode semiotika pada dasarnya merupakan deskriptif interpretatif, dimana

metode tersebut memfokuskan dirinya pada tanda dan konteks sebagai objek dari

kajian, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami serta menarik

kesimpulan dari maksud dibalik tanda tersebut.

3.4.2. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan

pihak-pihak yang terkait dalam penelitan ini. Penulis melakukan wawancara

dengan kepala cabang sekaligus koordinator akademik serta dengan staf

periklananan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center, sehingga data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diperoleh.

3.4.3. Studi Pustaka

Page 23: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

22  

Dalam penelitian ini, penulis mencari litaratur-literatur yang berisi informasi

penting dan mengumpulkan data. Data yang diperoleh disesuaikan dengan teori-

teori yang ada.

3.4.4. Observasi dan Dokumentasi

Penulismengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu

Brosuriklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor, serta

mendokumentasikannya dalam bentuk foto.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini penulis menggunakan analisis semiotika yang mengacu pada

makna sebuah tanda dan segala unsur lainnya. Pada analisis semiotika ini penulis

menggunakan sistem Signfier (penanda) dengan artian coretan bermakna atau

disebut juga bagian fisik dan Signfied (petanda) dengan artian gambaran mental

atau disebut juga sebagai bagian konseptual yang dikemukan oleh Saussure dalam

Danesi (2004:5). Hubungan antara bagian fisik dan bagian konseptual

menghasilkan Signification (makna).

Dalam sistem ini tanda yang terlihat secara visual (signfier)

diinterpretasikan dalam sebuah konsep yang memeliki keterkaitan dengan tanda

visual yang telah dilihat sebelumnya (signfied). Kedua unsur tanda tersebut

kemudian dihubungkan hingga membentuk atau menyiratkan sebuah makna

(signfication). Seperti saat menggambar atau melihat simbol “wajah gembira”.

Maka yang terlihat adalah lingkaran besar dengan dua bulatan ditengahnya dan

sebuah garis lengkung membentuk seperti huruf U tepat dibawahnya.

Page 24: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

23  

Gambar 3.

Penggambaran “Wajah Gembira”

Pada gambar tersebut yang merupakan tanda atau bagian fisik (signfier)

adalah gambar yang terdiri dari bulatan besar dengan dua buah bulatan kecil

ditengahnya tepat disebelah kanan dan kiri lalu terdapat garis lengkung

membentuk seperti huruf U tepat dibawahnya. Bagian konseptual (signfied) dalam

gambar tersebut adalah bulatan besar menggambarkan wajah, dua bulatan kecil

menggambarkan dua buah bola mata, dan garis lengkung membentuk seperti

huruf U adalah mulut yang menggambarkan sebuah senyuman. Signification atau

makna dari gambar tersebut adalah melambangkan senyuman bahagia dan

merupakan interpretasi dari keceriaan atau wujud rasa senang.

Signification atau makna dapat berubah jika salah satu unsur

pembentukannya pun berubah. Seperti terlihat pada penggambaran “Wajah

Murung” di bawah ini:

Page 25: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

24  

Gambar 4.

Penggambaran “Wajah Murung”

Garis lengkung U di bawah dua lingkaran kecil diputar 180 derajat maka

konsep senyum pun berubah menjadi sebal. Maka, makna (signification) secara

otomatis berubah dari sebelumnya “wajah gembira” menjadi “wajah murung” atau

menyimbolkan perasaan tidak senang, marah, dan tidak bahagia.

Dalam hal ini hubungan antara bentuk fisik (signfier) dengan bentuk

konseptual (signfied) membentuk signification yang memberikan makna pada

dunia dari sebuah gambar atau simbol yang divisualisasikan.

3.5.1. Validitas Data

Untuk keabsahan dalam penelitan ini, penulis menggunakan metode

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang banyak

digunakan ialah melalui sumber-sumber lain. Pada penelitian ini penulis

menggunakan penelitian sumber yaitu triangulasi yang membandingkan pendapat

dari pihak luar penulis dengan pendapat dan hasil analisis penulis.

 

Page 26: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

25  

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Profil Singkat Perusahaan

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center berdiri di Bogor pada awal Juli

2011 atau pada tahun ajaran 2011-2012. Bimbingan Sakura Learning

CenterBogor sendiri beradadibawah Yayasan Amir Hamzah (Amir Hamzah

Foundation) dengan badan hukum berdasarkan keputusan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia, nomor AHU-4635.AH.01.04 Tahun 2010 dan Akta Notaris

nomor: 73/Not.RS/VII/10 dengan Notaris Raja Solehuddin, SH.

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor berdiri berdasarkan

kepedulian terhadapa dunia pendidikan dan tanggung jawab dalam membentuk

generasi bangsa yang cerdas dan berkepribadian yang baik. Pada awal

berdinrinya, Bimbingan Belajar Sakura Learning CenterBogor diprakarsai oleh

beberapa tokoh pemerhati pendidikan, antara lain Prof. Dr. Ir. Soekmana Soma,

M.Eng, dr.H. Sudradjat, MSc. dan Ibu Icke Zainab Hamzah yang juga merupakan

seorang psikolog. Selain sebagai pemrakarsa para tokoh tersebut berkedudukan

pula sebagai Dewan Penasehat Bimbingan Belajar Sakura Learning Center

Bogor. Pada pelaksanaanya dilapangan segala hal yang berkaitan dengan

operasional Sakura Learning Center Bogor, baik secara akademis, keuangan

maupun promosi dilakukan oleh Saudara Ahmad Abudrrahman, A.Md AK selaku

Kepala Cabang dan Kooridinator Akademik serta Saudara Makbul Supena,ST

selaku Koordiantor Keuangan.

Menempati sebuah gedung yang berlokasi di Ruko Sindang Barang Grande

nomor 7, Bogor yang terdiri dari dua lantai dan terdiri dari 3 (tiga) ruang kelas

yang mampu menampung siswa sebanyak lima belas orang, saat ini tengah

diusahkan pengembangan ruang kelas menjadi 6 (enam) ruang kelas agar mampu

menampung lebih banyak siswa lagi ke depanya, dengan pengajar saat ini

berjumlah sepuluh orang pengajar yang berasal dari berbagai lulusan perguruan

tinggi yang mengajar mata pelajaran yang berbeda-beda.

Untuk menambah daya tarik serta sebagai sebuah bentuk dan memperkuat

brand image, Bimbingan Belajar Sakura Learning Centre menggandeng selebriti

Page 27: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

26  

Eddi Brokoli sebagai brand ambasaddor sekaligus sebagai endorser iklan

perusahaan tersebut.

4.2. Struktur Organisasi

Sebagai sebuah bagian dari organisasi, maka Bimbingan Belajar Sakura

Learning Center Bogor memiliki kejelasan pembagian dan tanggung jawab dalam

pekerjaan masing-masing Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di

dalamnya. Adapun struktur organisasi dari Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogor adalah sebagai berikut:

Kepala Cabang/Koordinator Akademik

Ahmad Abdurrahman, Amd.Ak

Dewan Penasehat

Prof. Ir.Soekmana Soma,M.Eng

dr.H.Sudrajat,M.Sc

Drs.H.M. Harris

Drs. Ishak.D.Ghani,M.Pd

Icke Zainab Hamzah

Administrasi dan Front Office

Saepulloh

Koordiantor Keuangan

Makbul Supena,ST

Koordianator Marketing

dan Periklanan

Ammaturasyidah,SS

Gambar 5 Struktur Organisasi

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

Struktur organisasi di atas mendeskripsikan jabatan antar bagian. Satu bagian

bertanggung jawab dan memberi tugas pada bagian lain. Adapun pembagian tugas

Page 28: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

27  

(job description) dalam Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor adalah

sebagai berikut:

1. Dewan Penasehat memberikan perlindungan baik secara hukum maupun

adat di masyarakat kepada seluruh jajaran staff Bimbingan Belajar Sakura

Learning Center Bogor, baik itu ketua cabang, karyawan maupun tenaga

pengajar. Selain memberikan perlindungan juga memberikan masukan-

masukan guna kepentingan dan kemajuan Bimbingan Belajar Sakura

Learning Center Bogor.

2. Kepala Cabang mengepalai dan bertanggung jawab terhadap semua yang

terlibat di Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor. Selain

sebagai pimpinan, Kepala Cabang juga merangkap sebagai Koordinator

Akademik, dimana tugas pokoknya adalah mengkoordinir dan mengatur

segala hal yang berkaitan dengan akademik, seperti perekrtutan tenaga

pengajar, pengaturan jadwal pelajaran, jam belajar dan lain sebagainya.

Secara langsung Kepala Cabang mengatur Koordiantor Keuangan dan

Kooridanotor Marketing/Periklanan.

3. Koordinator Keuangan bertugas untuk mengatur perihal biaya yang

berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar serta gaji karyawan serta

tenaga pengajar.

4. Koordianator Marketing bertugas untuk mengatur segala hal yang

berkaitan dengan promosi, baik itu kegiatan maupun media promosi.

Selain sebagai mengkoordinir segala hal yang berkaitan dengan marketing,

Kooridanotor Marketing merangkap sebagai Periklanan yang bertugas dan

bertanggung jawab mengenai pemilihan media promosi dan pembuatan

media promosi. Seperti brosur, pamflet, signboard dan lain sebagainya.

Selain pemilihan media juga bertugas untuk pemilihan bintang iklan atau

disebut juga endorser.

5. Administrasi dan front officebertugas untuk menerima pendaftaran, bukti

pembayara, dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh

konsumen dalam hal ini murid atau orang tua murid.

Page 29: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

28  

4.3. Visi dan Misi Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

Visi dari bimbingan belajar Sakura Learning Centre adalah menjadi salah

satu institusi informal bidang pendidikan. Adapun misi bimbingan Belajar Sakura

Learning Center adalah Menjadi sarana bimbingan belajar yang berkualitas,

terjangkau, dan memiliki daya saing di arena kompetisi yang semakin ketat.

4.4. Tujuan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

Sebagai sarana dalam mencerdaskan bangsa dan merupakan bisnis yang tidak

akan pernah surut karena semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan

oleh masyarakat luas. Mengingat perkembangan dunia ilmu pengetahuan yang

sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terus

berkembang.

4.5. Gambaran Umum BrosurBimbingan Belajar Sakura Learning Center

Bogor

Brosur Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor yang menjadi

objek pada penelitian ini termasuk brosur dalam kategori brosur B-Fold dimana

brosur ini terdiri dari bagian depan (front cover) yang di dalamnya terdapat logo

Sakura Learning Center Bogor, Foto Eddi Brokoli sebagai endorser, kalimat

teaser yang berhubungan dengan program unggulan, metode unggulan,

pendekatan psikologis terhadap anak, serta alamat. Kedua, merupakan bagian isi

yang terdiri dari dua halaman saling menyambung. Di dalamnya terdapat beberapa

informasi mengenai profil singkat dari Sakura Learning Center Bogor,

keunggulan, serta fasilitas yang juga dilengkapi dengan gambar atau foto kegiatan

yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor maupun kegiatan lainnya serta logo Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center Bogor. Adapun pada bagian belakang (back

cover) berisi testimoni dari peserta didik dan orang tua murid Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor.

Page 30: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

29  

Gambar 6

Bagian Belakang (back cover) dan Depan (front cover) Brosur Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

Gambar 7

Bagian Dalam (inside) Brosur Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning CenterBogor

Page 31: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

30  

Brosur dengan latar belakang didominasi warna biru serta memiliki panjang

5,7 cm dan lebar 8,3 cm ini didesain, diproduksi, dan disebarkan oleh Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center Bogor pada tahun 2012. Selain sebagai sebuah

media iklan brosur tersebut juga berfungsi sebagai media untuk mengenalkan

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor kepada masyarakat luas serta

sebagai sebuah brand imagetersendiri sebagai sebuah Bimbingan Belajar yang

tidak hanya concern pada aspek akademik peserta didik namun juga pada

psikologi peserta didik itu sendiri.

4.6. Analisis Semiotika Brosur Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogor (Front Cover)

Analisis Semiotika pada brosur Bimbingan Belajar Sakura Learning Center

Bogorpada penelitian ini melalui pendekatan Saussure dimana terbagi menjadi

tiga tahap, yaitu:

1. Mengidentifikasi penanda fisik (signifier), yaitu tanda-tanda yang terlihat

secara kasat mata, baik itu berupa gambar, tulisan, bentuk, garis dan

sebagainya untuk kemudian menjabarkannya tanpa perlu diartikan.

2. Mengkonsepkan dalam bentuk petanda (signified), yaitu penanda fisik

yang telah teridentifikasi kemudian diartikan dalam sebuah konsep

sederhana.

3. Memberikan sebuah pemaknaan (signfication) berdasarkan signifier dan

signified yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Front cover atau bagian depan brosur adalah merupakan ‘pintu gerbang’ dari

brosur sendiri. Seseorang akan menunjukan responnya dimulai dari ketika

pertama kali melihat tampilan depan brosur tersebut atau dapat pula dikatakan

sebuah proses untuk pengambilan keputusan (psywar) akan bermula saat pertama

kali seseorang melihat bentuk dan gambar yang tervisualkan dalam front cover

brosur tersebut. Semakin menarik dan berbeda maka semakin besar pula minat

orang tersebut untuk mengetahui apa yang diiklankan dalam brosur tersebut.

Dalam hal ini Sakura Learning Center sebagai sebuah instansi yang bergerak

pada bidang jasa pendidikan mengiklankan produknya dalam media brosur

dengan menempatkan beberapa unsur khusus dalam budaya atau kampenye iklan

Page 32: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

31  

seperti salah satunya penempatan foto Eddi Brokoli yang dikenal sebagai seorang

selebriti guna menjadi endorsersekaligusbrand image dari Sakura Learning

Center itu sendiri. Tentunya hal ini memerlukan pendekatan semiotika untuk

menarik makna dari yang tervisualisasikan dalam front cover brosur tersebut.

Gambar 8 Bagian Depan (front cover) Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor

Bagian front cover dari brosur iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center ini sendiri terdiri dari beberapa detail atau teks yang menyusunnya, seperti

huruf (tipografi), gambar, warna dan lain sebagainya yang satu sama lain saling

berhubungan dan membentuk suatu kesatuan yaitu tampilan dari front cover

brosur Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Itu sendiri. Dan adapun

detail-detail dalam front cover yang diteliti antara lain adalah logo, huruf

(tipografi), gambar atau foto endorser, serta background.

Page 33: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

32  

Gambar 9 Logo Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

Tabel 1 Tabel Signifier dan Signified Gambar 9

Signifier Signified

Bunga berwarna pink, buku yang

terbuka, tulisan besar SLC berwarna

biru, dan shapes pentagon merah.

Warna pink dalam melambangkan

kelembutan dan buku sebagai

sebuah sumber ilmu. warna merah

dalam shapes menunjukan

semangat, dan warna biru merujuk

kepada kecerdasan.

Pada level signifier (penanda) terlihat gambar bunga berwarna pink diatas

sebuah buku dan disampingnya terdapat susunan huruf SLC dan kata Sakura

Learning Center dibawahnya. Gambar dan huruf tersebut berada dalam shapes

jenis pentagon berwarna merah dengan garis putih disekelilingnya.

Pada level signified (petanda) bunga berwarna pink diidentikan dengan bunga

Sakura yang disimbolkan sebagai sebuah representasi kelembutan serta penunjuk

dari kata Sakura yang terdapat pada nama Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center. Buku disimbolkan atau dimaknakan sebagai sebuah sumber atau pintu

gerbang ilmu pengetahuan. Warna merah melambangkan semangat dan warna abu

melambangkan penciptaan harapan.

Signification atau maknayang ingin disampaikan oleh Sakura Learning

Center Bogor dalam brosur ini pertama dari pengungaan nama Sakura Learning

Center Bogor. Pengguanaan nama Sakura berasal dari kata Syukur dalam Bahasa

Arab yang artinya bersyukur atau berterima kasih, dalam hal ini bersyukur atas

Page 34: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

33  

nikmat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat menjadi salah satu wadah dalam

mencerdaskan genarasi bangsa. Namun untuk keperluan komersial dan agar lebih

mudah diingiat maka kata Syukur tersebut dimodifikasi menjadi Sakura

(Wawancara dengan Saudari Ammaturasyidah, Staff Periklanan Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center Bogor tertanggal 1 Juni 2013). Adapun

penggunaan tanda atau simbol dalam detail logo tersebut antara lain bunga Sakura

sebagai simbol kelembutan yang merupakan elemen penting dalam proses transfer

ilmu atau mendidik pada siswa.Selain itu bunga Sakura menjadi penggambaran

jelas dari kata syukur yang menjadi asal dari nama Sakura dalam Sakura Learning

Center itu sendiri. Karena dalam filosofi bangsa Jepang bunga Sakura merupakan

lambang dari bersyukur dalam menghargai kehidupan.

Bunga juga pada umumnya diidentikan sebagai sesuatu yang merekah,

semangat, dan lambang kesegaran. Pemilihan warna pink atau merah muda sendiri

karena secara psikologis warna tersebut melambangkan kehangatan. Dalam hal ini

sejalan dengan tujuan kegiatan belajar mengajar di Sakura Leraning Center Bogor

yang ingin melakukan pendekatan secara psikolgis pada siswa tentunya untuk

menyentuh sisi psikologi para siswa diperlukan sifat hangat dan akrab khususnya

dari para pengajar.

Melalui gambar sebuah buku, Sakura Leraning Center Bogor juga ingin

menyampaikan pesan dari gambar sebuah buku untuk memperkuat citranya

sebagai jasa yang bergerak dibidang pendidikan selain itu diharapkan Sakura

Learning Center Bogor dapat menjadi sumber atau pintu gerbang dari ilmu

pengetahuan bagi siswa didiknya. Pemilihan gambar buku yang terbuka

menandakan bahwa ilmu pengetahuan akan didapat dari manapun dan akan selalu

terbuka bagi yang mencarinya. Jika dihubungkan dengan gambar bunga Sakura

yang melambangkan kesegaran dan kehangatan adalah jika siswa berada sudah

berada dalam hubungan yang akrab dan hangat dengan sesama siswa lainnya

ataupun juga dengan pengajar maka siswa tersebut akan dengan mudah membuka

diri terhadap pelajaran-pelajaran yang diajarkan.

Shape pentagon berwarna merah yang menjadi latar belakang selain sebagai

sebuah dekorasi juga sebagai penguat agar logo dan tulisan Sakura Learning

Center Bogor menjadi lebih menarik minat orang untuk melihatnya. Shapes

Page 35: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

34  

pentagon yang merupakan modifikasi dari shapes bentuk Rounded Rectangle

menunjukan tanda informasi yang bersifat umum.

Penggunaan warna merah yang mencolok juga berfungsi untuk memusatkan

dan menarik minat orang yang melihatnya juga untuk memberikan makna agar

siswa yang belajar di Bimbingan Sakura Learning Center Bogor menjadi pribadi

yang berani dan tanggap, khususnya dalam kegiatan belajar baik itu di tempat

bimbingan belajar ataupun di sekolah.

Warna biru secara psikologis salah satunya adalah menunjukan kecerdasan.

Merujuk pada hal tersebut maka makna warna biru yang terdapat dalam tulisan

SLC yang merupakan akronim dari Bimbingan Belajar Sakura Learning Center

menandakan bahwa Bimbingan Belajar Sakura Learning Centeradalah merupakan

sebuah wadah bagi para siswa untuk merealisasikan harapannya sebagai seorang

individu yang cerdas dan berprestasi.

Gambar 10 Tipografi Metode Smart With Caring Touch

Tabel 2 Tabel Signifier dan Signified Gambar 10

Signifier Signified

Tiga buah kalimat berwarna merah

dengan susunan dari atas ke bawah.

Kalimat sebagai penunjuk atau

pemberi informasi yang

dikhususkan untuk dibaca.

Pemberian warna merah

menunjukan semangat.

Page 36: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

35  

Pada level penanda (signifier) terlihat susunan huruf yang membentuk

kalimat dalam bahasa Indonesia yaitu ‘Dengan Metode’ dan ‘Pasti Beda!!’ serta

kalimat dalam Bahasa Inggris‘Smart With Caring Touch’. Tulisan dalam kalimat-

kalimat tersebut berbeda jenis huruf namun dalama satu warna dominan yaitu

merah dengan bentuk penyusunan huruf yang sedemikian rupa.

Pada level petanda (signified) pemilihan huruf yang berbeda jenis untuk teks

tersebut digunakan sebagai penunjuk atau dapat pula menjadi teaser yang disusun

dalam sebuah kalimat.Pada kalimat ‘Dengan Metode’ menggunakan jenis atau

golongan huruf Sans Serif dengan ciri tidak memiliki kaki pada setiap hurufnya.

Sedangkan pada kalimat ‘Smart With Caring Touch’ dan ‘Pasti Beda!!”

menggunakan jenis atau golongan huruf Miscellaneous dengan ciri bentuk huruf

lebih memintingkan nilai hiasnya. Penyusunan huruf dalam teks tersebut

merupakan bentuk penyusunan huruf secara Book Spin.

Signification atau makna dari warna merah yang digunakan dalam tipografi

ini adalah selain untuk agar mencolok hingga dapat menarik perhatian dan juga

dapat dibaca dengan jelas menunjukan makna sebuah semangat yang menggebu-

gebu. Dalam hal ini semangat diperlukan sebagai penunjang keberhasilan kegiatan

belajar dan mengajar. Siswa memerlukan semangat agar memiliki keinginan

belajar yang tinggi. Diharapkan bukan hanya semangat dalam belajar di

bimbingan belajar namun juga di sekolah. Dengan memiliki semangat yang tinggi

maka akan berpengaruh pada nilai akademis sehingga pada akhirnya dapat

menjadi seorang siswa yang berprestasi secara akademis di sekolah. Warna merah

tersebut juga melambangkan semangat yang dimiliki oleh SakuraLearning Center

Bogor yang berusaha mencerdaskan bangsa dan menunjukan semangat dan

keberanian dalam bersaing dengan kompetitor lain yang semakin ketat

sebagaimana yang tercermin dalam misi dan tujuan Sakura Learning Center

Bogor.

Adapun penggunaan tipografi jenis huruf Miscellaneous yang

mengedepankan unsur hias selain sebagai daya tarik bagi calon siswa yang rata-

rata adalah anak usia sekolah dan remaja yang memang menyukai sesuatu yang

bersifat unik, berbeda serta memiliki unsur seni yang dianggap ‘gaul’. Selain itu

susunan dalam bentuk Book Spin yang merupakan susunan dari atas ke bawah dan

Page 37: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

36  

diletakan ditengah gambar bermaksud untuk memusatkan perhatian dari

komunikan pada brosur tersebut selain dari sosok endorser yang juga berada

tepat di tengah (center). Pemilihan huruf yang unik, berkarakter dan susunan

huruf yang dinamis memaknakan bahwa Bimbingan Belajar Sakura Learning

Centeradalah bimbingan belajar yang dekat dengan siswa serta berusaha untuk

menjadikan siswa sebagai sosok yang kreatif hingga tidak terlalu berfokus pada

akademik namun juga sisi psikologis siswa tersebut seperti treatment Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center yang mengedepankan pendekatan utama terhadap

psikologi siswa didiknya.

Adapun pengertian dari metode Smart With Caring Touch sendiri secara

harfiah adalah pintar dengan pendekatan hati. Maksud dari hal ini adalah pengajar

di Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor sendiri harus terlebih dulu

mendekatkan diri secara personal dengan anak murid. Untuk mewujudkan metode

pengajaran berbasis pada metode Smart With Caring Touch tersebut suasana

belajar dibuat nyaman, santai, serius namun menyenangkan serta didukung oleh

pengajar yang komunikatif, ramah, dan bersahabat. Hasil akhirnya sehingga

setelah memiliki kedekatan personal akan terjalin situasi belajar dan mengajar

yang efektif, tidak membosankan, dan siswa pun tidak memandang pengajar

sebagai seorang guru namun juga teman yang dapat menjadi tempat berbagi.

Metode tersebut selain sebuah bentuk metode baru dalam mengajarkan pelajaran

kepada siswa yang menitiberatkan pada pendekatan psikologis juga sebuah nilai

jual tersendiri yang coba ditawarkan oleh Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center yang memberikan keunggulan atau sesuatu yang berbeda dengan

bimbingan belajar lainnya, khususnya di Kota Bogor.

Page 38: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

37  

Gambar 11 Kalimat Teaser(gambar 1 dan 2)

Tabel 3. Tabel Signifier dan Signified Gambar 11

Signifier Signified

Susunan kalimat dalam kombinasi

warna biru dan putih serta angka dalam

paduan dominan merah dan putih.

Kalimat sebagai penunjuk atau

pemberi informasi yang

dikhususkan untuk dibaca.

Pada level penanda (signifier) dalam gambar pertama (kiri) terdapat susunan

huruf dan angka yang membentuk kalimat secara horizontal dengan perpaduan

warna putih dan biru yang didominasi oleh warna putih yang terletak di bagian

kiri atas brosur. Sedangkan pada gambar kedua (kanan) terdapat susunan huruf

dan angka yang membentuk kalimat dengan huruf didominasi warna biru dan

angka didominasi warna merah. Keduanya memiliki tepian garis berwarna biru

putih.

Pada level petanda (signified) gambar pertama susunan huruf tersebut

membentuk kalimat “7 Program Unggulan SLC” dengan jenis huruf yang

digunakan adalah huruf yang masuk ke dalam jenis Sans Serif dan dengan ciri

Page 39: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

38  

tidak memiliki kaki pada setiap hurufnyaselain itu susunan hurufnya memanjang

dari kiri ke kanan. Sedangkan pada gambar kedua susunan huruf dan angka

membentuk kalimat “Tahukah anda? Dalam masa pra-ujian tingkat stress anak

akan naik 85%. Jangan sampai anak anda mengalaminya! SLC pilihan terbaik

untuk mereka”. Jenis huruf yang digunakan adalah Sans Serifciri tidak memiliki

kaki pada setiap hurufnya. Dengan penyusunan huruf dari bawah ke atas namun

diletakan di sisi kanan gambar atau dengan kata lain masuk ke dalam penyusunan

huruf dengan kategori Top to Bottom.

Sama seperti detail sebelumnya (gambar 10) pada detail di gambar 11 ini pun

lebih menonjolkan tipografi. Namun pada detail di gambar 11 ini mencampurkan

antara penggunaan huruf dan angka yang disusun sedemikian rupa. Pada gambar

pertama pengunaan huruf dan angka Sans Serif dan warna putih dimaksudkan

untuk memudahkan keterbacaan. Penggunaan warna putih diatas latar warna biru

langit menciptakan sebuah kesejukan dalam membacanya tentunya tetap dengan

mencerminkan unsur komunikatif sebagai sebuah media iklan. Penempatannya

yang tepat berada di bagian atas menciptakan kesan seperti sebuah lead dalam

media cetak, yaitu sebagai sesuatu yang menarik orang lain agar membacanya

terlebih dahulu. Selain itu dengan ditempatkan di bagian atas juga mempertegas

bahwa apa yang disampaikan dalam kalimat ini benar-benar sesuatu yang sifatnya

unggulan atau primersebagaimana tercermin dalam kalimat 7 Program Unggulan

SLC. Angka 7 mencoba menciptakan persepsi bahwa Sakura Learning Center

Bogor memiliki banyak atau beragam program unggulan yang dapat mendorong

peningkatan psikologis dan akademis siswa didik.

Pada gambar kedua sama seperti pada gambar pertama penggunaan huruf

jenis Sans Serif dan warna biru dengan sisi putih yang ditebalkan dimaksudkan

untuk kemudahan keterbacaan serta memunculkan kesan kominikatif dan

kesejukan di tengah latar bergambar langit biru dan awan. Susunan kata yang

masuk dalam kategori Top to Bottom menunjukan sebuah kalimat informasi yang

sifatnya beruntun atau dengan kata lain harus dibaca dari awal hingga akhir

kalimat untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud atau pesan apa yang

terkandung dalam kalimat informasi tersebut. Penggunaan kata tanya“Tahukah

anda ?” di awal kalimat menciptakan kesan bahwa kalimat dalam teks di gambar

Page 40: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

39  

kedua ini adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan terkesan tidak semua

orang tahu atau menunjukan sebuah informasi yang baru dan wajib untuk

diketahui. Secara langsung hal ini akan menimbulkan rasa penasaran dalam benak

pembacanya sehingga akan mencari tahu maksud yang ingin disampaikan pada

kalimat selanjutnya.

Kalimat “Dalam masa pra-ujian, tingkat stress anak akan naik 85%”

menjadi kalimat inti dari susunan kalimat di gambar kedua tersebut. Kalimat

tersebut berusaha menciptakan kesan pada benak pembaca khususnya orang tua

siswa bahwa saat menghadapi ujian, anak-anak mereka akan mengalami stress

yang luar biasa. Penggunaan angka 85% dalam ukuran yang lebih besar dibanding

huruf serta dominasi warna merah yang mencolok menciptakan kesan yang

hiperbolis dan jugadimaksudkan bagipara orang tuapadasaatmelihat dan membaca

brosur tersebutuntukcenderunglebihmemberikanperhatiansecaraprioritasterhadap

kondisi psikologi anak saat akan menghadapi ujian

(Merahumumnyaidentikdenganwaspada/warning!Contohnyapadalampulalulintas).

Selanjutnya pada kalimat “Jangan Sampai Anak Anda mengalaminya!”

menimbulkan atau menciptakan kewaspadaan tersendiri pada benak orang tua

terkait kondisi psikologis anaknya yang dalam usia sekolah.

Pada tahap selanjutnya kalimat inti dan kalimat pembuka diatas menciptakan

sebuah pola yang dimana pada akhirnya para orang tua digiring untuk mencari

tahu bagaimana solusi dalam masalah yang berkaitan dengan psikologis anak saat

menghadapi ujian tersebut. Kalimat“SLC pilihan terbaik untuk mereka!”menjadi

klimaks dalam rangkaian kalimat teaserpada gambar kedua ini,dimana pada

kalimat ini juga merupakan bentuksebuah ajakan atau himbauan yang mengarah

kepada pemahaman bahwa semua masalah yang berkaitan dengan kondisi

psikologi anak saat menghadapi ujian akan terselesaikan apabila orang tua

mendaftarkananaknya untuk belajar di Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogor. PerananBimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

adalahmenjadi jembatan penghubung untuk mendekatkan anak dan orang tua

dalam bentuk smart parenting dan conseling, dengan harapan membantu secara

ranah psikologis dan bukan hanya akademik, agar menghilangkankesanorang tua

terlalu memaksakan anak dalamhalmeraih prestasi akademik.Pada kalimat teaser

Page 41: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

40  

di gambar kedua ini juga menunjukan bagaimana tanda baca seperti tanda tanya

(?) dan seru (!) memberikan sebuah kesan dramatisasi yang kuat pada setiap

kalimat. Sehingga kalimat tersebut bukan hanya memberikan sebuah informasi

atau pengetahuan namun juga memberikan penekanan yang dapat mengubah pola

pandang atau pikiran dari orang yang membacanya.

Gambar 12 Foto Eddi Brokoli (Endorser)

Tabel 4 Tabel Signifier dan Signified Gambar 12

Signifier Signified

Sosok pria berbaju hitam, rambut kribo

tengah mengacungkan ibu jari atau

jempol.

Pria berambut kribo ini adalah Eddi

Brokoli. Tokoh yang dikenal

sebagai seorang pemain sinetron

dan juga komedian.

Page 42: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

41  

Pada level penanda (signifier) terdapat gambar sesosok pria dengan rambut

kribo dan mengenakan kemeja lengan panjang hitam. Tampak pria tersebut

mengacungkan jempolnya dan melebarkan rahang serta memamerkan

senyumannya.

Pada level petanda (signified) sosok pria yang terdapat dalam brosur

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor adalah Eddi Brokoli. Sosok

kelahiran Bandung yang dikenal sebagai seorang bintang film dan juga komedian.

Rambut kribonya menjadi sebuah ciri khas tersendiri yang membuat orang dengan

mudah mengidentifikasinya. Penggunaan kemeja hitam sebagai pakaian

melambangkan suatu makna berkaitan dengan psikologi begitu pula dengan gestur

tubuhnya yang tengah mengajungkan ibu jari atau jempol serta mimik muka yang

tersenyum dengan rahang lebar menunjukan sebuah emosi yang berkaitan dengan

kesenangan dankepuasanhati.

Signification atau makna dari tokoh atau endorser dalam brosur iklan

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center ini adalah penggambaran sosok Eddi

Brokoli sebagai sosok yang terkenal di mata masyarakat luas. Dengan

menggunakan sosok yang terkenal sebagai seorang selebriti dapat menarik minat

calon konsumen agar tertarik pada pandangan pertama. Selain itu fungsi dari

penggunaan endoser yang merupakan seorang public figure juga sebagai brand

image tersendiri yang pada akhirnya dapat menciptakan kepercayaan dari

masyarakat sebagai salah satu bimbingan belajar ternama dan diperhitungkan

walau dalam usia yang kurang dari lima tahun.

Penggunaan Eddi Brokoli sebagai endorserterkesanterlihat “menyimpang”

jika dibandingkan pada umumnya endorser bimbingan belajar lain yang

menggunakan tokoh-tokoh yang selama ini dikenal sebagai tokoh pendidikan atau

sosok public figure yang concernterhadap dunia pendidikan. Namun rupanya

perbedaan ini yang dimanfaatkan oleh Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center Bogordandalam hal ini dengan memanfaatkan sosok Edi Brokoli yang

dikenal sebagai komedian akan memberikan keunikan atau kekhasan tersendiri

pada Bimbingan Belajar Sakura Learning Center sebagai bimbingan belajar yang

direkomendasikanoleh salah seorang komedian sekaligus selebriti Indonesia.

Page 43: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

42  

Namun walau lebih terkenal dengan sebagai sosok komedian tidak berarti Eddi

Brokoli tidak memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.

Berdasarkan wawancara dengan Saudari Ammaturasyidah selaku staff

periklanan Bimbingan Belajar Sakura Learning CenterBogor pada tanggal 1 Juni

2013 lalu, beliaumengatakan bahwaEddi Brokoli sendirimenurunkan honornya

sebagai bintang iklan atau endorser sekitar 50% untuk menjadi endorser

Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor. Hal tersebut

dilakukanmengingattujuan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

sebagai wadah yang peduli terhadap pendidikan, khususnya pendidikan anak usia

sekolah.

Ditinjau dari warna hitam pakaian yang dikenakan Eddi Brokoli memaknakan

sebagai sosok yang elegan dan bijaksana dibalik sosoknya yang lucu dan

menghibur sebagai seorang komedian. Hal tersebut juga memberi atau

menunjukan makna pada Bimbingan Belajar Sakura Learning Center sebagai

sebuah bimbingan belajar yang berkulitas namun tetap bersahaja dan memiliki

kedekatan atau keakraban, baik kepada orang tua siswa maupun siswa itu sendiri.

Selain itu penggunaan kemeja hitam tersebut juga untuk mengubah image Eddi

Brokoli yang selama ini dikenal sebagai seorang komedian yang tampil seadaanya

dan urakan menjadi pribadi yang rapi dan good looking. Hal ini bertujuan untuk

merpresntasikan bahwa apa yang diiklankannya dalam iklan ini adalah bimbingan

belajar yang identik dengan sesuatu yang identik dengan sesuatu yang sopan,

intelek dan mengedepankan penampilan yang baik pada para pribadi yang berada

di dalamanya, yaitu para staf pengajar dan juga para siswa. Rambut endorser

dalam hal ini Eddi Brokoli pada konsepnya hanya sebuah bentuk ciri khas namun

jika dimaknakan lebih jauh rambut tersebut bukan hanya sebuah bentuk dari ciri

khas namun lebih dari itu merupakan sebuah sensasi mengingat tidak semua

berani tampil dengan rambut kribo. Dalam hal ini Bimbingan Belajar Sakura

Learning Centermenunjukan sebagai sebuah bimbangan belajar yang tergolong

baru dengan membuat sebuah sensasi atau dapat pula dikatakan gebrakan dengan

dapat menggunakan seleberti dalam iklannya dan hal ini dapat menjadi sebuah

bentuk modal kesiapan dan keberanian dalam berkompetisi dengan bimbingan

belajar lainnya yang sudah berusia lama dan banyak dikenal masyarakat.

Page 44: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

43  

Menilik pada gestur tubuh yang diperlihatkan Eddi Brokoli dalam brosur ini

yang menampilkan mimik muka yang tersenyum lebar dengan rahang yang juga

terbuka melambangkan sebuah emosi kesenangan hati dalam bentuk

kedinamisan,optimisme, keberhasilandan kepuasaantercapainya sebuah cita-

cita.Dinamis dalam hal ini adalah bagaimana Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center terus berupayamengadakan perubahan dan perbaikan terus menerus di

segala bidang baik itu dalam segi promosi, bangunan, sarana dan prasarana, serta

kualitas para pengajar.

Selain dinamisme, gestur tubuh endorser dalam brosur iklan ini pun

merepresentasikan sebuah wujud optimisme dari Bimbinga Belajar Sakura

Learning Center Bogor itu sendiri. Dimana setelah melakukan perubahan pada

segala aspek, timbul sebuah optimisme untuk berkompetisi dengan bimbingan

belajar lainnya menjadi bimbingan belajar yang terbaik, tentunya tanpa

melupakan tanggung jawab sebagai salah satu wadah mencerdaskan generasi

bangsa. Selain pada bimbingan belajarnya sendiri, makna optimisme ini pula

merepresentasikan semangat juang atau kemauan bersaing para siswa yang belajar

di Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor dengan siswa-siswa lainnya

di sekolah yang juga belajar di bimbingan belajar lain. Sehingga pada akhirnya

dapat memacu para siswa Bimbingan Belajar Sakura Learning Center untuk

berprestasi lebih baik lagi di sekolah mereka masing-masing.

Keberhasilan dalam hal ini adalah bagaimana setelah perubahan dan

perbaikan di segala aspek pada akhirnya dapat berhasil mendidik para siswanya

menjadi berprestasi secara akademis dan memiliki personality yang bagus dan

menonjol dibanding anak-anak lainnya yang juga secara langsung

merepresntasikan hasil dari proses belajar yang selama ini dilakukan dan

didapatkan selama belajar di Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor.

Makna kepuasaan tercapainya sebuah cita-cita yang direpresentasikan dalam

mimik wajah endorser ini adalah bagaimana sebuah hasil akhir yang didapatkan

oleh kedua pihak yaitu Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor sebagai

sebuah jasa pendidikan yang dimana berhasil menciptakan generasi bangsa yang

cemerlang dan menjadi jembatan serta untuk meraih cita-cita yang diimpikan oleh

para siswanya.

Page 45: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

44  

Selain itu mimik endorser pun merepresentasikan sebuah ketercapaian cita-

cita para siswa yang berhasil menjadi murid yang berprestasi di sekolah setelah

belajar di Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor.Gestur tubuh yang

mengacungkan ibu jari yang dilakukan oleh Eddi Brokoli dalam brosur ini

merepresentasikan atau menunjukan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center

sebagai pilihan tepat dan terbaik bagi para siswa yang ingin meraih prestasi

akademik di sekolah. Dalam hal lain gestur ini memaknakan sebuah ajakan

khususnya kepada para orang tua untuk memperacayakan segala hal yang

berkaitan dengan prestasi akademik anak di sekolah kepada Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor juga sebagai sebuah jaminan kepada orang tua

siswa bahwa pilihannya untuk mempercayakan anaknya belajar di Bimbingan

Belajar Sakura Learning Center Bogor adalah pilihan yang tepat. Dalam

perspektif sederhana gestur mengacungkan ibu jari atau jempol tersebut sebagai

sebuah cerminan bahwa Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor

merupakan sebuah bimbingan belajar yang jempolan.

Gambar 13

Latar Belakang Langit Biru dan Rumput Hijau

Tabel 5

Tabel Signifier dan Signified Gambar 13

Signifier Signified

Background berwarna biru muda

dengan gumpalan berwarna putih dan

bagian bawah berwarna hijau

Warna biru muda menggambarkan

langit dan warna hijau dibagian

bawah menggambarkan rumput.

Page 46: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

45  

Pada level penanda (signifier) terdapat warna biru yang memenuhi

backgroundbrosur secara keseluruhan dengan beberapa gumpalan berwana putih.

Pada bagian bawah brosur terdapat warna hijau dengan bentuk tertentu dengan

ujung yang runcing dan menyamping.

Pada level petanda (signified) warna biru pada backgroundmewakililangit

biru lalu gumpalan putih mewakiliawan dan bentuk runcing menyamping berwana

hijau pada bagian bawah mewakilihamparan rumput yang secara keseluruhan

akan mewakilisuasana pagi hari.

Signification atau makna pada gambar ini adalah warna biru yang dominan

mencerminkan arti komunikatif. Dalam artian pada hakikatnya brosur tersebut

memang difungsikan sebagai sebuah media komunikasi dari Bimbingan Sakura

Learning Center kepada calon konsumen, dalam hal ini tentunya orang tua dan

calon siswa Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor. Perpaduan warna

biru langit dan gumpalan putih yang membentuk awan serta ditambah dengan

hijau yang membentuk rumput mereprsentasikan suasana pagi hari yang cerah,

yaitu waktu yang tepat untuk belajar karena otak yang digunakan sebagai daya

berpikir masih segar sehingga siswa dalam hal ini dapat menyerap pelajaran

dengan maksimal.

Ditinjau dari segi tempat, penggunaan perpaduan langit biru, awan, dan

rumput hijau sebagai background dari brosur ini pun merepresentasikan lokasi

dari Bimbingan Belajar Sakura Learning Center sendiri yang lokasinya tidak

terlalu di pusat kota dan walaupun berada di ruko serta langsung menghadap jalan

raya namun masih asri, terdapat beberapa pepohonan hijau yang terlihat di

seberang jalan pada saat berdiri atau berada tepat di depan bangunan gedung

Sakura Learning Center Bogor. Selain itu dibagian belakang bangunan terlihat

beberapa gunung yang membentuk sebuah gugusan Gunung Salak yang apabila

dipandang pada pagi hari akan menimbulkan kesan kesegaran yang tentunya

cocok untuk suasana kegiatan belajar mengajar dan dimana gugusan yang

membentuk Gunung Salak tersebut pun secara tidak langsung merepresentasikan

Kota Bogor sebagai lokasi keberadaan Bimbingan Belajar Sakura Learning

Center.

Page 47: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

46  

 

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis semiotika terhadap iklan Bimbingan Belajar Sakura

Learning Center Bogor pada media brosur khususnya pada bagian front cover,

maka penulis menarik kesimpulan tentang makna yang terkandung dalam iklan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sakura Learning Center Bogor sebagai salah satu bimbingan belajar yang

pada prakteknya menitik-beratkan kepada aspek psikologis dalam transfer

ilmu kepada siswa didiknya sehingga memerlukan sebuah media yang

dapat mereperesentasikan tujuannya tersebut dengan jelas secara visual.

Pemilihan brosur sebagai media iklan merupakan sebuah langkah tepat

karena pada dasarnya lebih mudah dilihat, dibawa, tidak memerlukan

tempat yang luas serta memiliki kejelasan informasi bagi yang

membacanya.

2. Pemilihan warna, gambar, serta jenis dan susunan tulisan berpengaruh

besar dalam memberikan makna pada brosur. Warna dapat memberikan

efek psikologis tertentu yang tentunya dapat menggambarkan tujuan

pengiklan serta jenis huruf dan susunan dalam pembentukan sebuah

tulisan dapat memberikan kejelasan informasi yang ingin disampaikan.

3. Penggunaan sosok selebriti sebagai endorser pada brosur selain sebagai

peningkatan citra (brand image) di mata masyarakat pada umumnya dan

pada bimbingan belajar lain pada khususnya juga sebagai ikon untuk

menarik minat atau membujuk orang lain agar memilih Bimbingan Belajar

Sakura Learning Center Bogor sebagai sarana belajar selain di sekolah.

Dengan menggunakan metode semiotika, penulis dapat membantu untuk

menemukan makna di balik tanda-tanda yang ada dalam brousur iklan tersebut.

Beragam tanda tersebut memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud serta

tujuan dari iklan dalam brosur tersebut.

Page 48: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

47  

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian dan melihat hasil dari yang didapatkan dari

penelitian ini, maka saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk lebih memperhatikan nilai estetika dan kepantasan dalam sebuah

brosur, khususnya bagian depan (front cover) dengan cara menghilangkan

hal-hal yang dianggap kurang pantas dan menghilangkan nilai keindahan.

Contohnya penggunaan tempelan kertas.

2. Untuk ke depannya jika sudah mapan, alangkah baiknya Sakura Learning

Center Bogor menggunakan endorser yang sesuai dengan dunia

pendidikan, memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan perduli

pendidikan sebagai bagian dari brand image pada umumnya dan sebagai

bagian dari pengkajian semiotika komunikasi visual pada khususnya.

Page 49: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

48  

DAFTAR PUSTAKA

Barthes, Roland. 2012. Elemen-Elemen Semiologi. Penerjemah M.Ardiyansyah. IRCiSoD. Yogyakarta.

Corbin, J. & Strauss, A. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta. Danesi, Marcel. 2004. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai

Semiotika dan Teori Komunikasi. Jalasutra. Yogyakarta. Masri, Andry. 2010. Strategi Visual. Jalasutra. Yogyakarta.

Morrisan, M.A. 2010. Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Morissan, M.A. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Penerbit

Kencana. Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus

Integrated Marketing Communication. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sihabudin, Ahmad. 2011. Komunikasi Budaya: Satu Perspektif Multidimensi. PT

Bumi Aksara. Jakarta. Sylvester, A. & Sutherland, M. 2005. Advertasing and The Mind of Consumer.

PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Tabroni, Roni. 2012. Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Simbiosa. Bandung.

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra. Yogyakarta.

Basuki, Freedy Adiono. 2012. Fungsi Tipografi dalam DKV. 2 Februari 2012. URL:http://p4tksb.com/index.php?option=com_content&view=article&id=141:fungsi-tipografi&catid=69:seni&Itemid=192

Colour Affect. 2008. Psychological Properties Of Colour. URL:

http://www.colour-affects.co.uk/psychological-properties-of-colours  Maulana, Amalia. 2008. Mengakhiri Istilah ATL VS BTL. 7 Juni 2008. URL :

http://amaliamaulana.com/?s=above+the+line

Page 50: Analisis Semiotika Komunikasi Visual Iklan Bimbingan Belajar Sakura Learning Center Bogor (Talhah Lukman Ahmad) .pdf

49  

Percetakan Undangan. 2012. Istilah dan Pengertian Tipe Brosur. 2 Desember 2012. URL :http://percetakanundangan.web.id/category/percetakan/brosur/ 

 Syumil. 2012. Makna Bunga Sakura. 22 Februari 2012. URL:

http://syumil.wordpress.com/2012/02/22/makna-bunga-sakura/ Widyartono, Didin. 2012. Teori Makna. 1 Januri.2012. URL

http://didin.lecture.ub.ac.id/pragmatik/teori-makna Tim Penyusun Proposal Bimbingan Belajar Sakura Learning Center. 2011.

Proposal Rencana Usaha Bimbingan Belajar Sakura Learning Center. Bimbingan Belajar Sakura Learning Center. Bogor.