ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM FINANCIAL...
Transcript of ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM FINANCIAL...
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 37- 46
37 - Volume 2, No.1, Februari 2013
ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI
FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
Syahidul Haq1, Muhammad Arfan
2, Dana Siswar
2
1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study examine and analyze the effect of financial ratios to predict financial
distress of listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007. Financial ratios used as
a tool of analysis is the current ratio, debt ratio, net profit margin, and return on equity. The
population in this study is a listed company on the Indonesia Stock Exchange in the year 2007-
2009 exclud companies from the financial sector. This study uses census method. Having been
selected the target population is 257 companies. The analysis method used is logistic regression.
The results of this study indicate that either simultaneously or partial current ratio, debt ratio,
net profit margin, and return on equity influence the financial distress of listed companies in
Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007.
Keywords: Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Financial Distress
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan dalam
memprediksi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2007. Rasio keuangan yang digunakan sebagai alat analisis adalah current ratio, debt ratio,
net profit margin, dan return on equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 selain perusahaan-perusahaan di sektor keuangan
(finance). Penelitian ini menggunakan metode sensus. Setelah diseleksi populasi sasaran
berjumlah 257 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial current ratio, debt
ratio, net profit margin, dan return on equity berpengaruh terhadap financial distress perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007.
Kata Kunci: current ratio, debt ratio, net profit margin, return on equity, financial distress
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, fenomena
delisting masih terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data dari IDX Fact Book
2010, Pada tahun 2009, sebanyak 13
perusahaan mengalami delisting dari
BEI. Sementara perusahaan yang
melakukan Initial Public Offering
(IPO) di BEI sebanyak 13 perusahaan.
Dengan demikian perbandingan antara
perusahaan yang delisting dengan yang
melakukan IPO pada tahun 2009
adalah setara yaitu hanya 1:1.
Untuk itu perlu dikaji sinyal-
sinyal yang mungkin bisa memberikan
petunjuk bagi perusahaan yang akan
mengalami delisting. Salah satu
pendekatannya adalah dengan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, Februari 2013 - 38
mengembangkan suatu sistem
peringatan dini (early warning system)
pada kegagalan usaha suatu
perusahaan. Dengan mengetahui kapan
perusahaan akan mengalami penurunan
pada kinerja perusahaan maka
perusahaan dapat melakukan upaya-
upaya untuk mengatasi masalah
tersebut.
Definisi financial distress dalam
riset-riset awal disinonimkan dengan
kegagalan bisnis (Fachruddin, 2008).
Penelitian tersebut dilakukan antara
tahun 1968-1987. Mulai tahun 1987,
dalam Fachruddin (2008), penelitian
mulai berkembang dari riset
kebangkrutan mengarah pada
kesehatan perusahaan (financial
distress).
Penelitian mengenai financial
distress terkini dilakukan oleh Lu dan
Chang (2009) yang memperkuat
penelitian-penelitian sebelumnya
bahwa rasio keuangan bisa digunakan
untuk memprediksi financial distress.
Alasan mengapa penelitian ini
menggunakan rasio keuangan dalam
penelitian tersebut masih menunjukkan
tren yang berubah-ubah dalam
menjelaskan signifikansinya terhadap
financial distress, sehingga rasio
keuangan tersebut masih
memungkinkan untuk diteliti kembali.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Hubungan Current Ratio dengan
Kemungkinan Financial Distress Melalui current ratio dapat diketahui
apakah hutang jangka pendek yang
biasanya jatuh tempo dalam waktu 12
bulan bisa dibayar oleh perusahaan.
Karena current asset sifatnya bisa lebih
cepat dikonversi ke dalam satuan moneter,
maka diharapkan hutang jangka pendek
tersebut bisa dibayar dengan jumlah
current asset tersebut. Oleh karena itu,
jumlah current asset harus lebih besar dari
jumlah current liabilities. Dengan kata lain,
untuk bisa melunasi hutang jangka pendek
perusahaan, maka perusahaan tersebut
harus memiliki curent ratio yang tinggi.
Sebaliknya, apabila ternyata
perusahaan memiliki current asset yang
rendah, atau jumlah current asset harus
lebih kecil dari jumlah current liabilities,
maka perusahaan tersebut dikhawatirkan
akan kesulitan dalam membayar hutang
jangka pendeknya. Hal ini yang dapat
memicu terjadinya financial distress.
Hubungan Debt Ratio dengan
Kemungkinan Financial Distress Melalui debt ratio dapat diketahui
apakah hutang dapat tertutupi oleh jumlah
aset perusahaan. Oleh karena itu, jumlah
total asset harus lebih besar dari jumlah
total liabilities. Dengan kata lain, untuk
bisa melunasi hutang perusahaan tanpa
harus mengorbankan terlalu banyak
kepentingan pemilik modal, maka
perusahaan tersebut harus memiliki debt
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
39 - Volume 2, No.1, Februari 2013
ratio yang rendah.
Sebaliknya, apabila ternyata
perusahaan memiliki debt ratio yang tinggi,
atau jumlah current liabilities lebih besar
dari jumlah current asset, maka
perusahaan tersebut dikhawatirkan akan
kesulitan dalam membayar hutang-
hutangnya. Hal ini yang dapat memicu
terjadinya financial distress.
Hubungan Net Profit Margin dengan
Kemungkinan Financial Distress Melalui net profit margin dapat
diketahui apakah manajemen perusahaan
bisa mempertahankan biaya dan beban
secara relatif dengan penjualan. Oleh
karena kelima faktor diatas berpengaruh
terhadap nilai net profit margin, maka
perusahaan tersebut harus memiliki net
profit margin yang tinggi dibanding
perusahaan sejenis. Dengan kata lain,
manajemen harus mengelola kelima faktor
tersebut dengan efektif agar nilai net profit
margin tetap tinggi.
Sebaliknya, apabila ternyata
perusahaan memiliki net profit margin
yang rendah, maka nilai saham perusahaan
tersebut dikhawatirkan akan turun seiring
dengan turunnya kepercayaan investor
pada pengelolaan manajemen perusahaan.
Penurunan harga saham akan berakibat
kesulitan bagi perusahaan untuk
mendapatkan tambahan sumber
pembiayaan. Hal ini yang dapat memicu
terjadinya financial distress.
Hubungan Return on Equity dengan
Kemungkinan Financial Distress
Dengan nilai return on equity yang
tinggi berarti perusahaan tersebut
menguntungkan usahanya. Selain itu nilai
yang tinggi juga berarti perusahaan
tersebut menggunakan lebih sedikit
pendanaan dengan hutang. Apabila
perusahaan menggunakan pendanaan lebih
banyak dengan ekuitas dibandingkan
hutang, maka semakin tinggi tingkat
pengembalian atas investasi dan biaya
hutang yang lebih rendah. Dengan semakin
tingginya hutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, maka semakin tinggi pula
perusahaan tersebut kemungkinan
mengalami financial distress. Apabila
return on equity tinggi, maka biaya hutang
rendah, maka perusahaan akan terhindar
dari kesulitan keuangan atau financial
distress.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Sekaran (2006) menyatakan bahwa
desain penelitian merupakan rencana dan
struktur peneliti yang dibuat sedemikian
rupa agar diperoleh jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana
penelitian merupakan program menyeluruh
dari penelitian meliputi hal-hal yang akan
dilakukan peneliti mulai dari membangun
hipotesis dan implikasinya secara
operasional sampai pada analisis data.
Desain penelitian melibatkan serangkaian
pilihan yang sangat tergantung seberapa
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, Februari 2013 - 40
hati-hati peneliti memilih berbagai
alternatif desain yang dapat memenuhi
tujuan tertentu dari penelitian.
Tujuan studi
Penelitan ini bertujuan untuk
menguji hipotesis yaitu yang
dikembangkan berdasarkan teori-teori dan
penelitian terdahulu.
Jenis investigasi
Penelitian ini diklasifikasikan
kedalam penelitian bersifat kausal
komparatif. Menurut Indriantoro dan
Supomo (2002) “penelitian kausal
komparatif (causal comparative research)
merupakan tipe penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan
sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Tingkat intervensi peneliti
Tingkat intervensi peneliti dalam
penelitian ini adalah intervensi minimal
dimana peneliti melakukan penelitiannya
tanpa mengintervensi aktivitas normal
perusahaan yang menjadi lokasi penelitian.
Pengaturan studi
Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini diperlukan data dari
lingkungan yang sebenarnya yaitu studi
lapangan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Unit Analisis
Penelitian ini melakukan pengujian
terhadap hubungan antara rasio-rasio
keuangan yaitu current ratio, debt ratio,
net profit margin dan return on Equity
dengan kemungkinan terjadinya financial
distress. Pengujian akan dilakukan pada
perusahaan berdasarkan data yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Oleh
karena itu, unit analisis dalam penelitian
ini adalah organisasi.
Horizon Waktu
Dalam penelitian ini horizon waktu
yang dilakukan adalah studi cross sectional
dimana data yang dikumpulkan hanya
sekali satu batas waktu yaitu tahun 2007.
Sementara tahun 2008 dan 2009 hanya
diperlukan data net operating income
untuk penentuan kelompok perusahaan
financial distress dan non financial distress
dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian.
Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, selain perusahaan-
perusahaan di sektor keuangan (finance),
yang laporan keuangannya terdapat di
publikasi BEI tahun 2007-2009.
Perusahaan-perusahaan di sektor keuangan
(finance) dikecualikan sebagai populasi
berdasarkan penelitian Lu dan Chang
(2009) dengan alasan bahwa perusahaan-
perusahaan di sektor keuangan memiliki
sifat bisnis (business nature) dan
karakteristik keuangan yang berbeda
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
41 - Volume 2, No.1, Februari 2013
dengan perusahaan-perusahaan pada
umumnya.
Adapun yang menjadi populasi
sasaran penelitian ini adalah yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2007-2009.
2. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada
tahun 2008-2009 mengalami net
operating income secara berturut-turut
positif dan negatif.
Sumber dan teknik pengumpulan data Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang
diambil dari laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mulai tahun 2007 sampai dengan tahun
2009. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik dokumentasi, yaitu dengan
melakukan penelusuran laporan keuangan
tahunan perusahaan di BEI maupun dari
publikasi lainnya, baik dengan
menggunakan penelusuran manual maupun
penelusuran dengan komputer.
Penelusuran manual dilakukan dengan cara
menelusuri laporan-laporan yang
diterbitkan diantaranya adalah: Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Sedangkan
penelusuran komputer dilakukan dengan
membuka website: http://www.idx.co.id
dan situs perusahaan.
Operasionalisasi Variabel
Variabel dependen, perusahaan
dikatakan mengalami financial distress
jika perusahaan tersebut 2 (dua) tahun
mengalami net operating income negatif
berturut-turut. Definisi financial distress
berdasarkan definisi yang diberikan oleh
Hofer (1980) dalam Luciana (2003) dan
Whitaker (1999). Sebaliknya untuk
perusahaan yang dikatakan tidak
mengalami financial distress jika
perusahaan tersebut 2 (dua) tahun
mengalami net operating income positif
berturut-turut.
Variabel Independen, rasio keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini
berdasar pada penelitian yang dilakukan
oleh Lu dan Chang (2009), Platt dan Platt
(2002) dan Almilia dan Kristijadi (2003).
Adapun definisi variabelnya adalah
sebagai berikut :
a. Current ratio (X1), digunakan untuk
melihat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Variabel Current ratio diukur
berdasarkan ukuran Lu dan Chang
(2008).
b. Debt ratio (X2), rasio ini merupakan
gambaran tentang berapa banyak
persen dana perusahaan yang berasal
dari pinjaman. Variabel Debt Ratio
diukur berdasarkan ukuran Platt dan
Platt (2002).
c. Net profit margin (X3), rasio ini
melihat tren gambaran laba
perusahaan. Net Profit Margin yang
lebih tinggi berarti profitabilas
perusahaan yang baik. Variabel Gross
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, Februari 2013 - 42
Profit Margin diukur berdasarkan
ukuran Platt dan Platt (2002).
d. Return on equity (X4), yaitu tingkat
pengembalian atas ekuitas
perusahaan. Variabel return on equty
diukur berdasarkan ukuran Almilia
dan Kristijadi (2003).
Metode Analisis
Model yang digunakan untuk
penelitian ini yaitu dengan menggunakan
logit regression untuk mengetahui
kekuatan prediksi model terhadap
penentuan kondisi financial distress di
Indonesia. Model prediksi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
P = 1/[1+exp – ( +
1X1
+ 2
X2
+ 3
X3
+ 4
X4
)]
Keterangan:
P = probabilitas perusahaan mengalami
financial distress
exp = 2,73
= Konstanta
= Koefisien Regresi
X1 = Current Ratio
X2 = Debt Ratio
X3 = Net Profit Margin
X4 = Return on Equity
HASIL PEMBAHASAN
Pengujian Secara Bersama-sama
Pengujian secara bersama-sama ini
dilakukan untuk menguji pengaruh current
ratio, debt ratio, net profit margin dan
return on equity secara bersama-sama
terhadap financial distress.
Nilai koefisien logistik pengaruh dari
masing-masing variabel independen
(current ratio, debt ratio, net profit margin
dan return on equity) terhadap financial
distress adalah 0,134; 0,945; -0,014; dan -
5,243. Nilai koefisien logistik ini
menunjukkan bahwa koefisien logistik
current ratio, debt ratio, net profit margin
dan return on equity terhadap financial
distress tidak sama dengan nol (i ≠ 0, I =
1, 2, 3, 4). Hasil penelitian ini menolak H0,
(hipotesis nol) atau menerima HA
(hipotesis alternatif). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa current ratio, debt
ratio, net profit margin dan return on
equity secara bersama-sama berpengaruh
terhadap financial distress.
Untuk menguji pengaruh secara
bersama-sama dapat juga dilakukan
dengan menggunakan uji Nagelkerke S
Square. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan bantuan SPSS 19.0,
diperoleh Nagelkerke S Square = 0,373.
Nilai koefisien determinasi sebesar 0,373
berarti 37,3 % variasi variabel dependen
yaitu financial distress ditentukan secara
bersama oleh variabel current ratio, debt
ratio, net profit margin dan return on
equity. Nilai ini menunjukkan bahwa
current ratio, debt ratio, net profit margin
dan return on equity secara bersama-sama
berpengaruh terhadap financial distress
sebesar 37,3 %, sisanya 62,7 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pengujian Secara Parsial
Uji ini dilakukan untuk menguji
current ratio (X1), debt ratio (X2), net
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
43 - Volume 2, No.1, Februari 2013
profit margin (X3) dan return on equity
(X4) secara parsial terhadap financial
distress (Y). Kesimpulan pengaruh
variabel independen (X1, X2, X3, X4)
terhadap variabel dependen (Y) langsung
diambil dari nilai koefisien logistik
masing-masing variabel.
Pengaruh Current Ratio (X1) terhadap
Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh
current ratio terhadap financial distress
diperoleh sebesar 0,134. Nilai ini
menunjukkan bahwa koefisien logistik
pengaruh current ratio terhadap financial
distress tidak sama dengan nol ( 1 ≠ 0).
Hasil ini menolak H0 (hipotesis nol) atau
menerima HA (hipotesis alternatif). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa current
ratio berpengaruh terhadap financial
distress pada perusahaan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2007-2009.
Pengaruh Debt Ratio (X2) terhadap
Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh
debt ratio terhadap financial distress
diperoleh sebesar 0,945. Nilai ini
menunjukkan bahwa koefisien logistik
pengaruh debt ratio terhadap financial
distress tidak sama dengan nol ( 1 ≠ 0).
Hasil ini menolak H0 (hipotesis nol) atau
menerima HA (hipotesis alternatif). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa debt ratio
berpengaruh terhadap financial distress
pada perusahaan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2007-2009.
Pengaruh Net Profit Margin (X3)
terhadap Financial Distress (Y)
Nilai koefisien logistik pengaruh net
profit margin terhadap financial distress
diperoleh sebesar -0,014. Nilai ini
menunjukkan bahwa koefisien logistik
pengaruh net profit margin terhadap
financial distress tidak sama dengan nol (
1 ≠ 0). Hasil ini menolak H0 (hipotesis nol)
atau menerima HA (hipotesis alternatif).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
net profit margin berpengaruh terhadap
financial distress pada perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009.
Pengaruh Return on Equity (X4)
terhadap Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh
return on equity terhadap financial distress
diperoleh sebesar -5,243. Nilai ini
menunjukkan bahwa koefisien logistik
pengaruh return on equity terhadap
financial distress tidak sama dengan nol (
1 ≠ 0). Hasil ini menolak H0 (hipotesis nol)
atau menerima HA (hipotesis alternatif).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
return on equity berpengaruh terhadap
financial distress pada perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009.
Pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, Net
Profit Margin dan Return On Equity
Secara Bersama-sama terhadap
Financial Distres Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa current ratio, debt ratio, net profit
margin dan return on equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, Februari 2013 - 44
financial distress yang ditandai dengan
nilai Nagelkerke R Square tidak sama
dengan nol, yaitu sebesar 37,3%. Nilai ini
menunjukkan bahwa current ratio, debt
ratio, net profit margin dan return on
equity secara bersama-sama berpengaruh
terhadap financial distress sebesar 37,3%.
Keempat tolok ukur ini menunjukkan
mempunyai kontribusi yang rendah
terhadap financial distress. Rendahnya
kontribusi ini menunjukkan bahwa current
ratio, debt ratio, net profit margin dan
return on equity bukanlah faktor utama
dalam memprediksi financial distress
Pengaruh Current Ratio Secara Parsial
terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa current ratio secara parsial
berpengaruh terhadap financial distress,
yang ditandai nilai koefisien logistik
sebesar 0,134. Artinya, setiap kenaikan
current ratio sebesar 0,134 akan
menaikkan tingkat kemungkinan financial
distress sebesar 7% (0,071). Pada variabel
ini, tanda positif pada koefisien logistiknya
menunjukkan bahwa apabila current ratio
meningkat maka kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress juga akan
meningkat. Namun, tanda pada koefisien
logistik ini tidak sesuai dengan teori.
Perbedaan tanda pada hasil penelitian ini
bisa disebabkan oleh sebagian besar
perusahaan mengandalkan pendanaannya
pada hutang. Dengan jumlah hutang yang
meningkat, maka akan meningkatkan nilai
pengembalian atas ekuitas (ROE). Secara
teori, nilai ROE yang tinggi, maka kondisi
keuangan perusahaan tersebut dinilai baik
sehingga akan menjauhkan perusahaan dari
kemungkinan mengalami financial distress.
Pengaruh Debt Ratio Secara Parsial
terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa debt ratio secara parsial
berpengaruh terhadap financial distress,
yang ditandai nilai koefisien logistik
sebesar 0,945. Artinya, setiap kenaikan
debt ratio sebesar 0,134 akan menaikkan
tingkat kemungkinan financial distress
sebesar 14% (0,148). Pada variabel ini,
tanda positif pada koefisien logistiknya
menunjukkan bahwa apabila current ratio
meningkat maka kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress juga akan
meningkat.
Pengaruh Net Profit Margin Secara
Parsial terhadap Financial Distres Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa net profit margin secara parsial
berpengaruh terhadap financial distress,
yang ditandai nilai koefisien logistik
sebesar -0,014;. Artinya, setiap
peningkatan net profit margin sebesar
0,945 akan menurunkan tingkat
kemungkinan financial distress sebesar 6%
(0,062). Pada variabel ini, tanda negatif
pada koefisien logistiknya menunjukkan
bahwa apabila net profit margin meningkat
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
45 - Volume 2, No.1, Februari 2013
maka kemungkinan perusahaan mengalami
financial distress akan menurun.
Pengaruh Return on Equity Secara
Parsial terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa return on equtiy secara parsial
berpengaruh terhadap financial distress,
yang ditandai nilai koefisien logistik
sebesar -5,423. Artinya, setiap peningkatan
return on equtiy sebesar -5,423 akan
menurunkan tingkat kemungkinan
financial distress sebesar 0% (0,00029).
Pada variabel ini, tanda positif pada
koefisien logistiknya menunjukkan bahwa
apabila return on equtiy meningkat maka
kemungkinan perusahaan mengalami
financial distress akan menurun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksi financial distress.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Current ratio, debt ratio, net profit
margin dan return on equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
2. Current ratio berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
3. Debt ratio berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
4. Net profit margin berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
5. Return on equity berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
Saran
1. Variabel independen yang digunakan
harus lebih dikembangkan.
Pengembangan ini perlu dilakukan
mengingat banyak variabel lain yang
berperan dalam memengaruhi financial
distress, seperti variabel corporate
governance dan variabel
makroekonomi.
2. Mengingat penelitian ini hanya
menggunakan model penelitian cross
sectional, bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkannya
dengan memadukan penelitian yang
menggunakan data cross sectional dan
longitudinal, sehingga diharapkan dapat
memperoleh hasil yang lebih menuju
ketepatan prediksi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Almilia, L.S., dan E. Kristijadi. 2003. Analisis
Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, Februari 2013 - 46
Auditing Indonesia. Vol. 7, No. 2. Hal:
5-13.
Anonim 1, 2004. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kondisi Financial
Distress suatu Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No. 1.
Hal: 1-22.
Anonim 2, 2006. Prediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaan Go-Public dengan
Menggunakan Analisis Multinomial
Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.
XII, No. 1. Hal: 5-10.
Fachrudin, K. A., 2008. Kesulitan Keuangan
Perusahaan dan Personal. Medan: USU
Press.
Indriantoro, N. dan Supomo, Bambang, 2002.
Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi
dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Lu, Yang-Cheng, C.J. Lee, and S.L. Chang.
2008. Corporate Governance, Quality of
Financial Information, and
Macroeconomics Variables on the
Prediction Power of financial Distress of
Listed Companies in Taiwan. Working
Paper. Available at SSRN.com
Shu-Lien Chang, 2009. Corporate Governance
and Quality of Financial Distress
Information on the Prediction Power of
financial Distress of Listed Companies
in Taiwan. International Research
Journal of Finance and economics. Hal:
73-78.
Platt, H.D., and M.B. Platt. 2002. Predicting
Corporate financial Distress: Reflections
on Choice-Based sample Bias. Journal
of Economics and finance. Vol. 26, No.
2. Hal: 60-72.
Sekaran, U., 2006. Research Methods for
Business. Terjemahan Yon, Kwan.
Jakarta: Salemba Empat.
Whitaker, R.B., 1999. The Early Stages of
Financial Distress. Journal of
Economics and Finance. Vol. 23, No. 2.
Hal: 123-133.
W. Herdiningtyas, 2005. Analisis Rasio
CAMEL terhadap Prediksi Kondisi
Bermasalah pada Lembaga Perbankan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7,
No. 2. Hal: 8-12.