PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN...
Transcript of PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN...
Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 18 Pages pp. 18- 35
Volume 2, No. 1, November 2013 - 18
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN
KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KUALITAS
KEHIDUPAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI ACEH
Muhammad Fuadi1
1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: The quality of work life is a concept or management philosophy in order to improve human
resources. It is well known since the seventieth. There are four dimensions in the quality of work life to
improve the human resources as follow: participatory problem solving, innovative reward system, work
environment and working restructure. This research aimed to determine partially the influence of
compensation, work environment and work involvement toward the quality of work life at Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh office employee. Besides, it also aimed to determine the influence of compensation, work
environment and work involvement toward the quality of work life simultaneously at Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh office employee. Furthermore, in this quantitative research, there are three independent
variables: compensation (X1), work environment (X2) and work involvement (X3). Meanwhile, the
dependent variable is the quality of work life (Y). There 187 questionnaire had been distributed to selected
respondents and used for statistic analysis. By using a Slovin Pattern, the sampling technique used random
sampling method. Meanwhile, the variable measurement was Likert Scale which is categorized as follow:
(1) Strongly Disagree, (2) Disagree, (3) Neutral (4) Agree, and (5) Strongly Agree. Furthermore, multiple
linear regression had become the data analysis method for this research. The hypothesis testing used a F-
test and t-test at the α = 0,05 level of significance. From the analysis result, it was found that F count is
51,584 with significant level is 0,000. F table is 2,65. The result shows that all the independent variables
(compensation, work environment and work involvement) have a simultaneous influence toward the Quality
of Working Life. Meanwhile, the result of t- test was analyzed by comparing the t-count to t-table. It was
found that t-table is 1,937 and the t-table for compensation is 3,940, work environment is 1,520 and work
involvement is 8,609. Thus, it was concluded that compensation and work involvement significantly and
one way influence the quality of work life, furthermore, the work environment has a positive influence but
not significant to the quality of work life. The coefficient of determination (R2) as the result of regression is
0,458 or 4,58%. It shows that the establishment of the quality of work life is consequence of compensation
fulfilled, safe work environment and work involvement. Besides, there are 54 % remaining is caused by
another variable which is not include in this research.
Keywords: Compensation, Work Environment, Job Involvement, the Quality of Work Life
Abstrak: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial pengaruh antara kompensasi,
lingkungan kerja dan keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai kantor Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan
antara kompensasi, lingkungan kerja dan keterlibatan kerja terhadap kualiatas kehidupan kerja pegawai
pada kantor dinas pendidikan Provinsi Aceh. Dengan demikian, penelitian kuantitatif ini, yang menjadi
variable bebas adalah Kompensai(X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Keterlibatan Kerja (X3). Sementara
yang menjadi variable terikat adalah Kualitas Kehidupan Kerja (Y). Sebanyak 187 kuesioner dibagikan
kepada responden terpilih dan digunakan sebagai analisis statistik. Dengan menggunakan persamaan yang
dirumuskan oleh Slovin, penarikan sample dilakukan dengan metode random sampling. Sementara itu,
pengukuran variabel nya menggunakan skala likert dengan 5 (lima) skala. Persamaan regresi linear
berganda menjadi metode analisis data untuk penelitian ini. Sementara pengujian hipotesis menggunakan
uji F dan uji-t pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis terdapat bahwa Fhitung sebesar 51,584 dengan
taraf signifikansi 0,000 dengan Ftabel yaitu sebesar 2,65. Hasil perhitungan ini dapat diambil kesimpulan
bahwa semua variable bebas (kompensasi, Lingkungan Kerja dan Keterlibatan Kerja) mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap Kualitas Kehidupan Kerja. Sementara itu, dari hasil analisis untuk uji-t dilakukan
dengan cara membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-tabel. T-tabel diketahui sebesar 1,937 sementara
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
19 - Volume 2, No. 1, November 2013
untuk t-hitung untuk kompensasi adalah 3,940, lingkungan kerja 1,520 dan keterlibatan kerja adalah 8,609.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompensai dan keterlibatan kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan dan searah terhadap kualitas kehidupan kerja. Sementara untuk lingkungan kerja mempunyai
pengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap kualitas kehidupan kerja. Koefisien diterminasi (R2) hasil
regresi adalah sebesar 0,458 atau 4,58%. Hal ini menunjukkan bahwa terciptanya kualitas kehidupan kerja
disebabkan terpenuhinya kompensasi, terciptanya lingkungan kerja yang baik serta adanya keterlibatan
kerja, sedangkan 54% sisanya disebabkan varibel lain yag tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: Kompensasi, Lingkungan Kerja, Keterlibatan Kerja, Kualitas Kehidupan Kerja.
PENDAHULUAN
Organisasi dan manajemen bukan
merupakan fenomena yang baru di berbagai
negara. Ketika seseorang sudah terlibat dalam
sebuah pekerjaan, maka ia akan mengikuti
aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
tersebut. Selama ia bekerja di perusahaan atau
organisasi tersebut, maka ia akan lebih banyak
meluangkan waktunya untuk duduk dan
mencurahkan tenaga dan pikiran nya demi
kemajuan perusahaan itu. Oleh karena itu,
konsep dasar sebuah organisasi adalah
memenuhi kebutuhan orang-orang yang
dipekerjakan dalam organisasi tersebut.
(Mashroteh, 2009).
Memperhatikan kebutuhan dasar
karyawan, mempersiapkan lingkungan yang
cocok dan menciptakan inovasi dan
bidang pertumbuhan dalam lingkungan kerja
sangat berguna dan memiliki efek yang
signifikan dalam kinerja organisasi
(Hosseinzadeh & Saemian, 2002, hal. 62).
Suatu lingkungan di mana orang dianggap
anggota penting dalam organisasi, dalam hal ini,
Sihombing (2004) menyatakan : “Lingkungan
kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik
fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi.
Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu
di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan,
kebisingan, luas ruangan kerja, sedangkan non
fisik mencakup hubungan yang terbentuk di
instansi antara atasan dan bawahan serta antara
sesama karyawan”.
Karena sumber daya manusia merupakan
faktor yang sangat berharga, maka perusahaan
atau organisasi bertanggung jawab untuk
memelihara kualitas kehidupan kerja karyawan
nya agar mereka secara meyeluruh bisa
mencurahkan pikiran dan tenaga mereka untuk
pencapaian hasil organisasi tersebut.
Kualitas kehidupan kerja meliputi isu-isu
seperti bahaya dan keselamatan kerja,
pengembangan sumber daya manusia melalui
langkah-langkah kesejahteraan, pelatihan
profesional, kondisi kerja dan konsultatif kerja
serta mekanisme partisipatif. Langkah dan
strategi yang terfokus pada kekhawatiran
memuaskan kebutuhan karyawan yang lebih
rendah ,seperti misalnya: keamanan,
keselamatan, dan kesejahteraan dalam
meningkatkan pekerjaan , serta partisipasi dan
tanggung jawab dalam proses pengambilan
keputusan (Pranee, 2010). Selain itu,
permasalahan kualitas kehidupan kerja juga
terdiri dari elemen seperti terlibat motivasi
tinggi, moral, hubungan yang sehat,
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 20
industrial dan kerjasama (Pranee,2010 ).
Kualitas kehidupan kerja dapat di
definisikan sebagai tempat kerja strategi, proses
dan kombinasi lingkungan, yang
merangsang kepuasan kerja karyawan. Hal ini
juga tergantung pada kondisi kerja
dan organisasi yang efisiensi
(Akranaviciutë & Ruževicius, 2007;
Considine & Kalus,2002).
Konsep kualitas kehidupan kerja
meliputi faktor-faktor berikut: kepuasan kerja,
keterlibatan kerja dalam kinerja, motivasi,
efisiensi, produktifitas, kesehatan, keselamatan
dan kesejahteraan karyawan, stres, dan beban
kerja dan lain-lain, semua faktor ini dapat
didefinisikan sebagai faktor fisik dan psikologis
yang dapat mempengaruhi karyawan
(Akranaviciutë & Ruževicius, 2007;Arts et al,
2001).
Domain kualitas kehidupan kerja adalah :
1. Pertimbangan kerja (material dan non-
material)
2. Keseluruhan emosional
(penghargaan, harga diri, stres, diri
motivasi, kepuasan kerja,
keselamatan untuk pekerjaan).
3. Pembelajaran
dan perbaikan (peluang karir,
perolehan pengetahuan dan
keterampilan baru), hubungan sosial
dalam organisasi (hubungan dengan
kolega dan pengawas, delegasi,
komunikasi, perintah, pembagian kerja)
4. Realisasi diri (peluang karir,
keterlibatan dalam membuat keputusan,
swa-sembada di tempat
kerja seseorang).
5. Keseluruhan fisik (stres,
kelelahan, beban kerja ).
6. Keselamatan dan lingkungan
kerja (Akranaviciutë &
Ruževicius, 2007).
Organisasi secara efektif dapat
memaksimalkan kualitas kehidupan kerja dan
beberapa faktor kritis yang mempengaruhi
seorang tenaga termasuk misalnya: aspek
kualitas kehidupan kerja, seperti kondisi kerja,
dan manajerial sikap manajemen terhadap
polusi dan keamanan, dll.
Aspek ekonomi dalam kualitas kehidupan
kerja, seperti upah dan gaji administrasi
dan pertimbangan untuk standar hidup bahwa
kebutuhan karyawan. Aspek psikologis dalam
kualitas kehidupan kerja seperti bagaimana dan
metode apa dalam pekerjaan yang
ditugaskan untuk jangan bekerja, dan apa jenis
pekerjaan (Pranee, 2010).
Dinas Pendidikan Aceh yang terletak di Jl.
Tgk. H. Mohd. Daud Beureueh No.22
merupakan perangkat daerah sebagai unsur
Satuan Kerja Pelaksana Daerah di bidang
pendidikan yang berada di bawah Gubernur
yang tertuang dalam Peraturan Daerah No 26
tahun 2011. Dengan demikian, fungsi dari
Dinas Pendidikan adalah:
a. menyusun kebijakan teknis di bidang
pendidikan;
b. pemberian perizinan dan pelaksanaan
pelayanan umum lintas Kabupaten/Kota;
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
21 - Volume 2, No. 1, November 2013
c. pembinaan teknis di bidang pendidikan
Kabupaten/Kota;
d. pembinaan unit pelaksana teknis Dinas; dan
e. pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas.
Untuk dapat melaksanakan fungsi seperti
yang tersebut di atas, maka Dinas Pendidikan
memiliki kewenangan sebagai berikut:
a. mengembangkan dan mengatur berbagai
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan serta
menambah materi muatan lokal sesuai
dengan syariat Islam;
b. mengembangkan dan mengatur Lembaga
Pendidikan Agama Islam bagi pemeluknya
di berbagai jenis, jalur dan jenjang
pendidikan;
c. menetapkan kebijakan tentang penerimaan
siswa dan mahasiswa dari masyarakat
minoritas, terbelakang dan atau tidak
mampu;
d. menyediakan buku pelajaran pokok/modul
pendidikan untuk Taman Kanak-kanak,
pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Luar sekolah;
e. mendukung/membantu penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi selain pengaturan
kurikulum, akreditasi dan pengangkatan
tenaga akademis;
f. mempertimbangkan pembukaan dan
penutupan perguruan tinggi;
g. menyelenggarakan sekolah luar biasa dan
balai pelatihan dan atau penataran guru;
h. merencanakan dan mengendalikan
pembangunan regional secara makro bidang
pendidikan;
i. melaksanakan pelatihan tertentu bidang
pendidikan;
j. mengalokasikan sumber daya manusia
potensial; dan
k. melakukan penelitian bidang pendidikan
yang mencakup wilayah Propinsi.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang timbul,
tujuan penelitian yang diharapkan untuk dicapai
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana secara parsial
antara kompensasi, lingkungan kerja, dan
keterlibatan kerja terhadap kualitas
kehidupan kerja pegawai pada kantor dinas
pendidikan Provinsi Aceh.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
secara simultan antara kompensasi,
lingkungan kerja, dan keterlibatan kerja
terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai
pada kantor dinas pendidikan Provinsi Aceh
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang diharapkan
untuk dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberi informasi, masukan
bagi masyarakat Kota Banda Aceh serta
PEMDA setempat seberapa besar
pengaruh kompensasi, lingkungan kerja,
dan keterlibatan kerja terhadap kualitas
kehidupan kerja pegawai pada kantor
dinas pendidikan Provinsi Aceh.
2. Sebagai bahan informasi tambahan dan
pembanding bagi peneliti selanjutnya
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 22
yang akan menggunakan topik dan
analisis maupun variabel yang serupa.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk menambah ilmu pengetahuan
penulis dan diharapkan dapat
mengimplementasikan teori-teori yang
selama ini telah diperoleh selama masa
perkuliahan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kompensasi
Pada dasarnya manusia bekerja juga ingin
memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai
menghargai kerja keras dan semakin
menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan
karena itulah perusahaan memberikan
penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan
yaitu dengan jalan memberikan kompensasi.
Kompensasi mengandung arti yang lebih luas
daripada upah atau gaji. Upah atau gaji lebih
menekankan pada balas jasa yang bersifat
finansial, sedangkan kompensasi mencakup
balas jasa finansial maupun non-finansial.
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa,
baik secara langsung berupa uang (finansial)
maupun tidak langsung berupa penghargaan
(non-finansial).
Jenis-jenis Kompensasi
Menurut Gary Dessler (dikutip oleh
Indriyatni, 2009) kompensasi mempunyai tiga
komponen sebagai berikut :
1. Pembayaran uang secara langsung (direct
financial payment) dalam bentuk gaji, dan
intensif atau bonus/komisi.
2. Pembayaran tidak langsung (indirect
payment) dalam bentuk tunjangan dan
asuransi.
3. Ganjaran non finansial (non financial
rewards) seperti jam kerja yang luwes dan
kantor yang bergengsi.
Lingkungan Kerja
Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan
kerja adalah lingkungan dimana pegawai
melakukan pekerjaannya sehari-hari”.
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan
rasa aman dan memungkinkan para pegawai
untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja
dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana
dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas
sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga
tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama
pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan
atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai
bekerja.
Menurut Nitisemito (2002) ”Lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan.”
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
23 - Volume 2, No. 1, November 2013
Jenis - Jenis Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Sarwono (2005) “Lingkungan
kerja fisik adalah tempat kerja pegawai
melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja
fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja
para karyawan. Faktor-faktor fisik ini
mencakup suhu udara di tempat kerja, luas
ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan
kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat
mempengaruhi tingkah laku manusia. Menurut
Robbins (2002) Lingkungan kerja fisik juga
merupakan faktor penyebab stress kerja
pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja fisik adalah: a) suhu, b) kebisingan, c)
penerangan, d) mutu udara.”
a. Suhu
Suhu adalah suatu variabel dimana
terdapat perbedaan individual yang besar.
Dengan demikian untuk memaksimalkan
produktivitas, adalah penting bahwa pegawai
bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur
sedemikian rupa sehingga berada diantara
rentang kerja yang dapat diterima setiap
individu.
b. Kebisingan
Bukti dari telaah-telaah tentang suara
menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan
atau dapat diramalkan pada umumnya tidak
menyebabkan penurunan prestasi kerja
sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak
dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif
dan mengganggu konsentrasi pegawai.
c. Penerangan
Bekerja pada ruangan yang gelap dan
samar-samar akan menyebabkan ketegangan
pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat
membantu pegawai dalam mempelancar
aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari
intensitas cahaya juga tergantung pada usia
pegawai.
d. Mutu Udara
Merupakan fakta yang tidak bisa
diabaikan bahwa jika menghirup udara yang
tercemar membawa efek yang merugikan pada
kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat
menggangu kesehatan pribadi pegawai. Udara
yang tercemar di lingkungan kerja dapat
menyebabkan sakit kepala, mata perih,
kelelahan, lekas marah, dan depresi. Faktor lain
yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik
adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang
kerja yang baik dapat menimbulkan
kenyamanan bagi pegawai di tempat kerjanya.
Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sedarmayanti (2007)
menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik
adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja
ataupun hubungan dengan bawahan”.
Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja merupakan ukuran
sejauh mana seseorang memihak secara
psikologis terhadap pekerjaannya dan
menganggap kinerjanya sebagai bagian dari
dirinya ( Robbins, 2006) . Keterlibatan kerja
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 24
juga muncul sebagai prediktor positif untuk
rutinitas. Rutinitas dan kreativitas memiliki
hubungan buruk dengan keinginan untuk
berpindah (Ming-Ji, Chih-Cheng, Chih-Jou, Fu-
Shan, 2010).
Mudrack (2004) menjelaskan bahwa
pelibatan yang sering terhadap karyawan
memiliki kecendrungan seseorang untuk tidak
menyerah secara gampang. Mereka akan
merasa seperti aturan moral untuk terlibat
penuh dalam pekerjaan mereka. Dan cenderung
akan berfikir keras untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka. Dengan perasaan demikian,
mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut meskipun
sulit karena aturan moral tersebut yang mereka
emban sehingga komitmennya tinggi untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. De
Hoogh, Den hartog dan
Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
Kerja
Partisipasi kerja
a. Mental dan emosional
b. Motivasi untuk berkontribusi
c. Menerima Tanggung Jawab
Kerjasama
Kerjasama dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang saling membantu satu dengan
yang lainnya agar dapat mencapai satu tujuan
perusahaan.
Keikutsertaan
Dapat diartikan sebagai turut andil atau
ikut dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh
suatu organisasi.
Kualitas Kehidupan Kerja
Definisi pertama yang muncul selama
periode 1959 – 1972 mengenai kualitas
kehidupan kerja adalah sebagai variabel atau
hasil. Pada periode 1969 – 1975, definisi kedua
muncul yaitu kualitas kehidupan kerja adalah
sebagai pendekatan. Pada periode 1972 – 1975,
kualitas kehidupan kerja didefenisikan sebagai
metode. Defenisi yang kemudian muncul di
dekade terakhir adalah kualitas kehidupan kerja
sebagai kebutuhan untuk dipenuhi.
Kerangka Pemikiran
Sumber daya manusia merupakan faktor
yang sangat penting dalam mencapai tujuan
perusahaan/ organisasi, begitu juga hal nya
dengan Dinas Pendidikan Aceh. Oleh karena itu,
diperlukan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga
mampu melakukan tugas dan pekerjaanya
dengan baik tanpa menimbulkan kejenuhan
ataupun stress dalam bekerja. Keberhasilan
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya
banyak ditentukan oleh kemampuan organisasi
dalam mengatur karyawan nya agar mampu
loyal terhadap perusahaan/ organisasi tersebut.
Oleh karena itu, maka organisasi harus mampu
menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik
demi mencapai tujuan tersebut.
Untuk kepentingan penelitian ini, maka
peneliti membuat ruang lingkup penelitian
hubungan kompensasi, lingkungan kerja, dan
keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
25 - Volume 2, No. 1, November 2013
kerja. Dengan demikian, maka skema yang
akan diteliti seperti terlihat pada Gambar
berikut ini.
Gambar 1. Ruang Lingkup Penelitian
Hipotesis
H0 : Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Keterlibatan Kerja tidak berpengaruh
secara simultan terhadap Kualitas
Kehidupan Kerja pegawai pada Kantor
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
Ha1 : Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Keterlibatan Kerja berpengaruh secara
simultan terhadap Kualitas Kehidupan
Kerja pegawai pada Kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh
Ha2 : Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan
keterlibatan Kerja mempunyai
hubungan secara parsial terhadap
Kualitas Kehidupan Kerja pegawai
pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh yang merupakan
salah satu Satuan Kerja Pemerintah Aceh
Provinsi Aceh.
Populasi dan Penarikan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pegawai
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan persamaan yang
dirumuskan oleh Slovin.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
prosedur random Sampling.
Tabel 1. Jumlah Pegawai pada Kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh
Bidang Populasi Sampel
(Orang) (Orang)
Sekretariat 69 32
Program dan Pelaporan 36 15
Dikdas 62 25
Pendidikan menengah 59 27
Pendidikan Bidang Luar
Sekolah 50
20
Pengawas 22 9
Fungsional Perencanaan 10 4
Fungsional Peneliti 1 1
Fungsional Arsiparis 16 8
Tekkomdik 15 6
Bina Pelatihan Kelompok
Belajar Aceh 35 16
Pusat Pelatihan Mendidik
Guru 10 4
Sekolah Modal Bangsa 31 14
Sekolah Menengah
Kejuruan Penerbangan 14 6
430 187
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan
Kualitas Kehidupan
Kerja
(Y)
Kompensasi
(X1)
Lingkungan
Kerja
(X2)
Keterlibatan
Kerja
(X3)`
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 26
campuran teknik pengumpulan data dan
kuantitaif yang terdiri dari:
a. Penyebaran kuesioner yaitu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung.
b. Wawancara, yaitu suatu percakapan
langsung dengan tujuan-tujuan tertentu
dengan menggunakan format tanya jawab
yang terencana.
c. Observasi yaitu pengamatan langsung suatu
kegiatan yang sedang dilakukan atau atau
lingkungan fisik dari tempat penelitian
sedang berlangsung.
Pengukuran dan Analisis Data
Kuesioner yang digunakan didesain
berdasarkan model skala likert yang berisi
sejumlah pernyataan yang menyatakan objek
yang hendak diungkap, penskoran atas
kuesioner skala likert yang digunakan dalam
penelitian ini merujuk pada lima indicator dan
jawaban, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Rangkuti (2007:56), berikut ini:
1. Katogori 1 untuk menjawab
pernyataan : Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Katogori 2 untuk menjawab
pernyataan : Tidak Setuju (TS)
3. Katogori 3untuk menjawab
pernyataan : Kurang Setuju (KS)
4. Katogori 4 untuk menjawab
pernyataan : Setuju (S)
5. Katogori 5 untuk menjawab
pernyataan : Sangat Setuju (SS)
Untuk menganalisis data digunakan
metode rerata dan untuk
menginterpretasikannya digunakan kategorisasi.
Nilai rerata < 3 dikategorikan sebagai nilai
rendah. Untuk nilai rerata ≥ 3, dikategorikan
sebagai nilai tinggi. Kategorisasi seperti ini juga
disarankan oleh Arikunto (2006:253).
Sementara untuk mengukur keandalan
kuesioner digunakan analisis reabilitas dengan
Cronbach Alpha. Pengukuran reabilitas ini
dianggap andal berdasarkan kepada kuesioner
minimum diatas 0.5.
Definisi dan Operasional Variabel
Untuk variable Kualitas Kehidupan Kerja,
indikator nya adalah: kondisi kerja, Manajemen
partisipatif, lingkungan kerja yang baik,
prosedur kerja dan pengembangan potensi diri.
Selanjutnya untuk varibale kompensasi
adalah: upah, insentif, bonus/ komisi, tunjangan
dan asuransi.
Untuk lingkungan kerja: lingkungan kerja
fisik dan non fisik. Keterlibatan kerja yaitu:
keterlibatan mental dan emosional, motivasi
kontribusi, tanggung jawab, kerjasama,
partisipasi, kesadaran karyawan untuk
mematuhi peraturan.
Metode Analisis Data
Untuk menganalisis permasalahan yang
dikemukakan dalam penelitian ini, digunakan
persamaan regresi berganda, yaitu :
eXbXbXbaY 332211 (Hanke
and Reitsch 1995:261). Persamaan ini
digunakan untuk meregresi variabel independen
dengan variabel dependen untuk masing-
masing secara terpisah, dimana :
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
27 - Volume 2, No. 1, November 2013
Y = Kualitas Kehidupan Kerja
X1 = Kompensasi
X2 = Lingkungan Kerja
X3 = Keterlibatan Kerja
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Variabel
Independen
e = Veriabel Pengganggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Kualitas data yang diperoleh dari
penggunaan instrument penelitian dapat
dievaluasi melalui uji validitas dan uji reabilitas.
Kedua pengujian ini dilakukan secara statistic
dengan bantuan program Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS) versi 20.0
Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas item-item pertanyaan
pada kuesioner variabel kompensasi
menunjukkan bahwa dari delapan pertanyaan
yang berhubungan dengan kompensasi, terdapat
dua pertanyaan yang nilainya di bawah angka
0.5 yaitu pada nomor 5 dan 7. Dari hasil uji
validitas tersebut dan konsultasi dengan dosen
pembimbing akhirnya memutuskan untuk tidak
menggunakan soal nomor 5 dan 7. Hasil
pengujian validitas untuk variabel lingkungan
kerja, dengan alat bantu software Satistical
Package for Social Science (SPSS) versi 20.
Sebagai berikut:
Hasil Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui hasil perhitungan
reliabilitas dilakukan metode Cronbach alpha.
Uji reabilitas ini menggunakan program SPSS
20. Hasil pengujian reliabilitas instrument dan
butir butir soal ditunjukkan pada tabel di bawah
ini.
Ringkasan Perhitungan Reliabilitas
Instrumen Secara Keseluruhan
Kesimpulan di atas berdasarkan pendapat
Nunnaly dan Brenstein (Uyanto, 2009: 274)
yang menyatakan bahwa “skala pengukuran
reliabel sebaiknya memiliki nilai alpha
cronbach (α) minimal 0.70”, maka dapat
diambil keputusan sebagai berikut:
Jika α cronbach ≥ 0,70, maka instrument
keseluruhan reliable.
Jika α cronbach < 0.70 maka instrument
keseluruhan tidak reliable.
Interpretasi hasil reliabilitas Alpha
Cronbach (α) minimal 0.70, untuk reliabilitas
seluruh pertanyaan, maka dapat diambil
keputusan sebagai berikut:
Jika cronbach alpha if item deleted > α
cronbach, maka instrument butir soal tidak
reliable.
Jika cronbach alpha if item deleted ≤ α
cronbach, maka instrument butir soal
dinyatakan reliable.
Tabel 2. Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
0.937 32
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 28
Analisis Pengaruh Kompensasi, Lingkungan
Kerja dan Keterlibatan Kerja terhadap
Kualitas Kehidupan Kerja Pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh
Analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi terdiri dari beberapa variabel, sehingga
mudah dipahami dan diinterprestasikan,
variabel menyajikan ringkasan diantaranya
yaitu:, Kompensasi (X1), Lingkungan Kerja
(X2), Keterlibatan Kerja (X3) dan Kualitas
kehudupan Kerja (Y).
Analisis Regresi Linear Berganda
Koefisien Korelasi
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi
adalah sebagai berikut:
0,00- 0,199 = sangat rendah, 0,20 - 0,399 =
rendah, 0,40- 0,599 = sedang, 0,60- 0,799 =
kuat dan 0,80- 1,000 = sangat kuat.
Hasil analisis regresi dapat dilihat dan
disajikan pada tabel berikut:
Berdasarkan output di atas, nilai koefisien
korelasi ( R) adalah sebesar 0.677. nilai ini
dapat diinterpretasikan hubungan antara
variabel kompensasi, lingkungan kerja dan
keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan
kerja adalah kuat.
Untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independent terhadap variabel
dependent dapat dilihat pada hasil tabel
Pearson Correlation dan, angka perolehan
seperti table berikut di bawah ini:
Tabel 3. Pearson Corelation
Y X1 X2 X3
Y 1.000 0,473 0,196 0,633
X1 0,473 1,000 0,169 0,426
X2 0,196 0,159 1,000 0,143
X3 0,633 0,426 0,143 1,000
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
besar hubungan antara Y (Kualitas Kehidupan
Kerja) dengan X1 (kompensasi) adalah 0,437.
Hal ini menunjukkan hubungan positif yang
sedang. Selanjutnya besar hubungan nilai Y
(Kualitas Kehidupan Kerja) dengan X2
(Lingkungan Kerja) adalah 0,196 yang berarti
ada hubungan positif yang rendah. Besar
hubungan nilai Y (Kualitas Kehidupan Kerja)
dengan X3 (Keterlibatan Kerja) adalah 0,633
dan dapat diinterpretasikan yaitu bahwa ada
hubungan positif yang kuat.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Secara Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variable-variable independen yaitu
kompensasi, lingkungan kerja dan keterlibatan
Tabel 2. Koefisien Antar Variabel
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 0.677a 0.45
8 0.449 0.62961
a. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan Kerja,
X2 Lingkungan Kerja, X1 Kompensasi
Sumber : Data diolah, 2012
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
29 - Volume 2, No. 1, November 2013
kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependent yaitu kualitas kehidupan kerja.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS,
maka dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 4. Uji Secara Simultan (Uji – F)
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Regression 61.346 3 20.449 51.584 0.000b
Residual 72.543 183 .396
Total 133.889 186
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan kerja, X2
Lingkungan kerja, X1 Kompensasi
Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel di atas, yang
merupakan hasil uji F (simultan), variable –
variabel independensi kompensasi, lingkungan
kerja dan keterlibatan kerja secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas kehidupan kerja, yang
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 51,584
dengan taraf signifikansi 0.000 (<0,05) dengan
Ftabel yaitu sebesar 2,65. Hal ini memperlihatkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan tingkat
signifikansinya 0,000. Hasil perhitungan ini
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
menerima hipotesis alternatif dan menolak
hipotesis nol, artinya bahwa semua variable
bebas (Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Keterlibatan Kerja) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap Kualitas
Kehidupan Kerja.
Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui
prosentase sumbangan pengaruh variable
independen ( Kompensasi, Lingkunga kerja dan
keterlibatan kerja) secara bersama-sama
menerangkan variasi variabel dependent
(Kualitas kehidupan kerja). Hasil koefisiensi
determinasi terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Koefisien Antar Variabel
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .677a 0.458 0.449 0.62961
a. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan Kerja, X2
Lingkungan Kerja, X1 Kompensasi
Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh
angka R2 (R Square) sebesar 0,458 atau 4,58%
Jadi dapat dikatakan bahwa 45,8 % terciptanya
kualitas kehidupan kerja disebabkan
terpenuhinya kompensasi, terciptanya
lingkungan kerja yang baik serta ada
keterlibatan dalam kerja sedangkan 54,2%
sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Sementara Adjusted R Square adalah nilai
R Square yang telah disesuaikan yaitu sebesar
0,449. Nilai ini selalu lebih kecil dari R Square.
Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi
dengan lebih dari dua variable bebas digunakan
Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi nya.
Sementara itu, standard error of the
estimate adalah suatu ukuran banyaknya
kesalahan model regresi dalam memprediksikan
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 30
nilai Y. dari hasil regresi didapat nilai 0.62961
dengan standar deviasi Y sebesar 0,84843. Ini
menandakan bahwa lebih kecil dari standar
deviasi Y. oleh karena itu bisa disimpulkan
bahwa model regresi baik dalam memprediksi
nilai Y.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Uji t
Uji hipotesis secara parsial digunakan
untuk mengetahui pengaruh dari masing masing
variable independen (kompensasi, lingkungan
kerja dan keterlibatan kerja) terhadap variable
dependen( kualitas kehidupan kerja). Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai Thitung
dengan nilai Ttabel. Dari hasil pengolahan SPSS
dapat dilihat seperti Tabel di bawah ini:
Hasil Analisis dengan Uji T
Tabel 6. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Kehidupan Kerja (Y)
No Uraian T hitung Sig T
1. X1 Kompensasi 3,940 0,000
2. X2 Lingkungan
Kerja 1,520
0,130
3. X3 Keterlibatan
Kerja 8,609
0,000
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa:
a. untuk nilai signifikan pada kolom
kompensasi adalah 0,000. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai
probabilitas 0.05 atau niai 0,000 < dari
0,005. Maka dengan demikian Ha2
diterima dan menolak H0. Thitung pada
Kompensasi (X1), sebesar 3,940 dengan
Ttabel = 1,973. Jadi Thitung > Ttabel dapat
disimpulkan bahwa variable X1 memiliki
kontribusi terhadap Y. Nilai T positif
menunjukkan bahwa variable X1
mempunyai hubungan yang searah dengan
Y. jadi dapat disimpulkan kompensasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap
Kualitas kehidupan kerja. Implikasi dalam
penelitian ini adalah jika sistem
kompensasi yang diterapkan baik yang
bersifat financial maupun non finansial
ditingkatkan, maka akan meningkat pula
kualitas kehidupan kerja pegawai.
b. Terlihat pada Tabel di atas bahwa nilai
signifikansi untuk lingkungan kerja adalah
0,130 yang berarti lebih besar dari
probabilitas 0,05. Ini berarti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak. Variable X2
(Lingkungan Kerja) memiliki Thitung
sebesar 1,520 dengan Ttabel adalah 1,973.
Jadi Thitung < Ttabel artinya bahwa variable
lingkungan kerja tidak memiliki kontribusi
terhadap Y (kualitas kehidupan kerja).
Nilai T positif menunjukkan bahwa
variable X2 mempunyai hubungan yang
searah dengan Y. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Lingkungan kerja
berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap kualitas kehidupan kerja. Ini
mengimplikasikan bahwa dengan
menciptakan lingkungan kerja yang baik
dan nyaman, maka akan meningkatkan
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
31 - Volume 2, No. 1, November 2013
pula kualitas kehidupan kerja para
pegawai.
c. Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai
signifikansi untuk keterlibatan kerja adalah
sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil
dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000
< 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Variabel X3 (Keterlibatan Kerja)
mempunyai Thitung sebesar 8,609 dengan
Ttabel adalah 1,973. Jadi Jadi Thitung > Ttabel
yang artinya adalah variabel keterlibatan
kerja memiliki kontribusi terhadap Y
(Kualitas Kehidupan Kerja). Nilai T positif
menunjukkan bahwa variable X3
mempunyai hubungan yang searah dengan
Y. dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Keterlibatan Kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas Kehidupan Kerja.
d. Koefisien Regresi
Tabel 7. Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t
Sig
. B
Std.
Error Beta
(Constant) 0.486 0.297
1.640 0.1
03
X1Kompensasi 0.277 0.070 0.238 3.940 0.0
00
X2Lingkungan
Kerja 0.077 0.050 0.084 1.520
0.1
30
X3Keterlibatan
Kerja 0.543 0.063 0.520 8.609
0.0
00
Dari model tersebut di atas, dapat dijelaskan
sebagi berikut:
a. Konstanta menunjukkan angka 0,486
artinya bahwa Y (Kualitas kehidupan
kerja) yang di dapat adalah 0,486 jika
koefisien variabel X1= X2= X3= 0
b. Koefisien X1 (Kompensasi)
menunjukkan angka 0,277 artinya
bahwa X1 (Kompensasi) memiliki
pengaruh terhadap Y (Kualitas
kehidupan kerja). Jika X1 (Kompensasi)
naik seratus, maka Y (Kualitas
kehidupan kerja) akan mengalami
kenaikan/ penambahan sebesar 27.7%
dengan asumsi variabel X2
(Lingkungan Kerja) dan X3
(Keterlibatan kerja) konstan.
c. Koefisien X2 (Lingkungan Kerja)
menunjukkan angka 0.077 artinya
bahwa X2 (Lingkungan Kerja) memiliki
pengaruh terhadap Y (Kualitas
kehidupan kerja). Jika X2 (Lingkungan
Kerja) naik 100 maka Y (Kualitas
kehidupan kerja) akan mengalami
kenaikan/ penambahan sebesar 7,7%
dengan asumsi X1 (Kompensasi) dan X3
(Keterlibatan kerja) konstan.
d. Koefisien X3 (Keterlibatan kerja)
menunjukkan angka 0.543 artinya
bahwa X3 (Keterlibatan kerja) memiliki
pengaruh terhadap Y (Kualitas
kehidupan kerja). Jika X3 (Keterlibatan
kerja) naik 100 maka Y (Kualitas
kehidupan kerja) akan mengalami
kenaikan/ penambahan sebesar 54,3%
dengan asumsi X1 (Kompensasi) dan X2
(Lingkungan Kerja) konstan.
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 32
Implikasi Penelitian
Kompensasi, lingkungan kerja dan
keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif
terhadap Kualitas kehidupan kerja. Ketiganya
dapat ditingkatkan melalui kategorisasi:
pemberian upah yang wajar, kondisi kerja yang
aman dan nyaman, kesempatan untuk
pengembangan karir, hubungan social yang
baik di tempat kerja, mendapatkan hak-hak
dalam bekerja serta merasa memiliki pekerjaan
tersebut. Berdasarkan koefisien antar variable,
maka keterlibatan kerja merupakan indikator
keterlibatan kerja yang paling berpengaruh
dalam meningkatkan kualitas kehidupan kerja
dengan nilai koefisien regresi yang didapat
adalah 54,3%. Sementara untuk kompensasi
adalah indikator kedua dengan nilai koefisien
regresi 27.7% yang mempengaruhi kualitas
kehidupan kerja. Terakhir adalah indikator
lingkungan kerja dengan nilai koefisien regresi
7,7%. Indikator ini adalah yang paling rendah
dalam mempengaruhi kualitas kehidupan kerja
dalam penelitian ini.
Apabila pihak pengambil keputusan yang
ada di Dinas Pendidikan Provinsi Aceh ingin
meingkatkan kinerja melalui kualitas kehidupan
kerja pegawai, maka hal yang perlu
diperhatikan adalah sistem dan struktur
pemberian kompensasi langsung maupun tidak
langsung yang kompetitif dan dapat
mensejahterakan karyawan serta dengan
menyediakan lingkungan kerja yang
mendukung terciptanya suasana kerja yang
harmonis dan dinamis sehingga diharapkan
dapat meningkatkan komitmen organisasi dan
kinerja para pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh. Kedua faktor ini perlu ditingkatkan oleh
pihak pengambil keputusan yang ada di Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh.
Faktor keterlibatan kerja adalah faktor
yang paling besar pengaruhnya dalam
penelitian ini. Hal ini berarti partisipasi pegawai
dalam pengelolaan organisasi sudah memadai.
Namun demikian, masih dibutuhkan
peningkatan dalam kaitannya dengan aplikasi
kualitas kehidupan kerja dimana keterlibatan
pegawai dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan posisi,
kewenangan dan jabatan masing-masing
sangatlah diperlukan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan yang
telah di bahas pada bab-bab sebelumnya tentang
Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Keterlibatan Kerja pegawai Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara variable kompensasi,
lingkungan kerja dan keterlibatan kerja
secara simultan terhadap kualitas kehidupan
kerja pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh
2. Hasil analisis koefisien regresi (R)
diketahui bahwa dari ketiga variable yaitu
kompensasi, lingkungan kerja dan
keterlibatan kerja yang diteliti tersebut,
maka variable keterlibatan kerja merupakan
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
33 - Volume 2, No. 1, November 2013
variable yang lebih dominan dalam
mempengaruhi Kualitas kehidupan kerja
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
Ini jelas terlihat berdasarkan nilai koefisien
regresinya lebih besar daripada variable-
variable lainnya yang ada dalam penelitian
ini yaitu sebesar 54,3%
3. Hasil analisi koefisien determinasi (R2 )
diketahui bahwa 45,8%perubahan-
perubahan dalam variable terikat, yaitu
kualitas kehidupan kerja pegawai pada
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dapat
dijelaskan oleh variable bebas yaitu
variable kompensasi, lingkungan kerja dan
keterlibatan kerja. Sedangkan selebihnya
dijelaskan oleh variable – variable lainnya
di luar variable – variable yang telah
dijelaskan tersebut.
4. Hasil analisis uji F diketahui bahwa
variable kompensasi, lingkungan kerja dan
keterlibatan kerja berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas kehidupan kerja
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
yang ditunjukkan dengan Fhitung sebesar
51,584 dengan taraf signifikansi 0.000
(<0,05) dengan Ftabel yaitu sebesar 2,65.
5. Hasil analisis uji t diketahui bahwa variable
kompensasi , dan keterlibatan kerja
berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
Sedangkan lingkungan kerja tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas kehidupan kerja.
Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
dikemukakan saran-saran yang perlu
ditindaklanjuti, baik untuk pengambil kebijakan,
pengembangan pengetahuan, peneliti
selanjutnya terutama yang berminat bidang
manajemen sumber daya manusia, maupun
kepentingan praktis.
Bagi Pengambil Kebijakan
1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai
melalui kualitas kehidupan kerja pegawai
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, maka
pihak pemangku jabatan di kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh hendaknya
lebih memperhatikan aspek pemberian
upah yang wajar, kondisi kerja yang aman
dan nyaman, kesempatan untuk
pengembangan karir, hubungan social
yang baik di tempat kerja, mendapatkan
hak-hak dalam bekerja serta merasa
memiliki pekerjaan tersebut.
2. Mempertahankan aspek keterlibatan kerja
yang dalam penelitian ini sudah baik,
namun lebih memperhatikan peningkatan
terahadap kompensasi dan lingkungan
kerja pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh.
Bagi Peneliti Berikutnya
1. Untuk pengembangan penelitian
selanjutnya, disarankan agar peneliti
berikutnya dapat menambah variable-
variable kualitas Kehidupan kerja seperti
model manajemen dan supervisory,
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 1, November 2013 - 34
otonomi untuk mengambil keputusan,
kepuasan lingkungan fisik, kenyamanan
bekerja, jam kerja yang memuaskan, serta
pekerjaan-pekerjaan yang memuaskan.
2. Perlu diadakan penelitian ulang terutama
yang berhubungan dengan lingkungan
kerja, setelah pihak pengambil kebijakan
melakukan perubahan-perubahan
terutama di bidang kompensasi,
lingkungan kerja dan keterlibatan kerja,
sehingga mendapatkan konfirmasi
tentang variable yang tidak signifikan
serta bertentangan dengan teori.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alex S. Nitisemito, 2002. Wawasan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri, Manajemen
Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
As'ad, M., 2005. Psikologi Industri. Yogyakarta:
Liberty.
Akranaviciutë, D., & Ruževicius, J., 2007.
Engineering Economics. Vol. 52(2). Hal: 44-
49.
Belcher, J., 2001. General Guidance of Productivity
Management (I. P. Management,Trans. 2 ed.).
Tehran: Kar Afarinan.
Cascio, W.F., 2003. Managing Human Resources,
Productivity, Quality of Work, Life, Profit. 6th
Edition. New York: McGraw Hill Higher
Education.
Considine, G., R. Callus, 2002. The Quality of Work
Life of Australian Employees – the
development of an index. Sydney: University
of Sydney.
De Hoogh A H B, Den Hartog D N, Koopman P L,
2005. Linking the Big Five-Factors of
personality to charismatic and transactional
leader-ship; perceived dynamic work
environment as a moderator. J. Organ. Behav.
Vol. 26(7). Hal: 839-865.
Dessler, G., 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Indeks.
Elankumaran, S., 2004. Personality, Organizational,
Climate and job Involvement: An Empirical
Study. Journal of Human Values. Vol. 10.
Hal: 117 -130.
Hani, H., 2002. Manajemen Personalia dan
Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P., 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hosseinzadeh, D. & Saemian, A., 2002. Job
Satisfaction,Attention to Employees and
Quality of Work Life. Management.Vol. 66.
Hal: 59-62.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, 2003.
Perilaku Organisasi. Terjemahan: Erly
Suandy. Jakarta: Salemba Empat.
Lau, T, Wong, Y.H, Chan, K.F, and Law, M., 2001.
Information Technology and the Work
Environment- does it change the way people
interactat work. Journal Human System
management. Vol. 20 (3). Hal: 267 – 280.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2009. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT
Refika Aditama.
Mardiana, 2005. Pengertian Lingkungan Kerja.
Retrieved 10 June 2011 from
http//id.shvoong.com/business-
management/human-resources/2134350-
pengertian-lingkungan-kerja.
Mashroteh, B., 2009. Relationship Between
Traditional Structure and Aggression in
Kerman Government Organizations. Kerman:
Azad University.
M'adanipour, M., 2001. Quality Work Life and the
Relationship with Work and Organizations
Productivity. Journal Management
Development. Vol. 44. Hal: 7-10.
Ming-Ji, Chih-Cheng, Chih-Jou, Fu-Shan, 2010.
International Journal of Management and
Enterprise Development. Vol.8, No.2 Hal:
184 – 197.
Mudrack PE, 2004. Job involvement, obsessive-
compulsive personality traits, and workaholic
behavioral tendencies. Journal of
Organization Change Manage. Vol. 17.5,
Hal: 490 – 508.
Nawawi. H., 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nitisemito, Alex. S., 2002. Manajemen Personalia.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Panggabean, Mutiara. S., 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bogor: Ghalia.
Pranee, C., 2010. Quality Of Work Life For
Sustainable Development. International
journal of organizational innovation. Vol.
2(3). Hal: 124-137.
Rivai. V., 2010. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P., 2002. Prilaku Organisasi. Alih
Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin
Molan. Jakarta: Prenhallindo.
Santoso, S., 2005. SPSS Mengolah Data Statistik
Secara Profesional. Jakarta: Elexmedia
Komputindo.
Samsuddin, S., 2006. Manajemen Sumber Daya
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
35 - Volume 2, No. 1, November 2013
Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sarwono, Sarlito Wiraman, 2005. Psikologi
Lingkungan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Grasindo.
Sastrohadiwiryo, Bejo Siswanto, 2003. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administrative dan Operasional. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Serey, T.T., 2006. Choosing a Robust Quality of
Work Life. Business Forum. Vol. 27(2). Hal:
7-10.
Sihombing, Umberto. 2004. Pengaruh Lingkungan
Kerja dan Disiplin Kerja.
Depository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20
494/2/Reference.pdf diakses 25 Juni 2012.
Sirgy, M. J., Efraty, D., Siegel, P., & Lee, D., 2001.
A New Measure of Quality of Work Life
(QWL) Based on Need Satisfaction and
Spillover Theory. Research, Vol. 55. Hal: 241
– 302.
Wayne, W., 2003. Quality of Work Life Gives
Recommendations ; some changes already in
the works June. Vol. 20, Tahun 2003.
Winardi, J., 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam
Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.