Analisis Putusan Phi

12
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 164 K/PDT.SUS-PHI/2015 1.1 Para Pihak Memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: a. PT. Kurnia Subur, yang diwakili oleh Direktur Utama Mastor, berkedudukan di Jalan Kuantan Babu Km 4 Kabupaten Inhu, dalam hal ini memberikan kuasa kepada H. Zahirman Zabir, S.H., M.H dan kawan advokat beralamat di Jl. Tuanku Tambusan No. 34 B Lt. II, Pekanbaru, Riau berdasar surat khusus tanggal 19 November 2014, sebagai Pemohon Kasasi terdahulu Tergugat. b. Adi Tupal Sihombing, bertempat tinggal di jalan lintas samudera km. 20 Kec. Batang Gangsal, Inhu. Sutrisman, bertempat tinggal di Kelese, Kec. Serida, Inhu Ricardo Sihombing, bertempat tingal di Jalan Samudera km. 20 Kec. Batang Gangsal, Inhu Encik Rengga Ferlianda, bertempat tinggal di Pematang Karas, Ringin Batang Bangsal Hendri Sihombing, bertempat tinggal di Jalan Lintas Samudera km. 20 Kec. Batang Gangsal, Inhu DKK. Dalam hal ini semuanya memberi kuasa kepada Iwat Endri, S.H dan kawan-kawan. Advokat yang beralamat di Jalan Wolter Mongonsidi No.3, Pekanbaru berdasarkan surat kuasa Khusus tanggal 20 Desember 2014, sebagai Para Termohon Kasasi dahulu Para Penggugat.

description

analisis putusan phk

Transcript of Analisis Putusan Phi

Page 1: Analisis Putusan Phi

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 164 K/PDT.SUS-PHI/2015

1.1 Para Pihak

Memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat

kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

a. PT. Kurnia Subur, yang diwakili oleh Direktur Utama Mastor, berkedudukan di

Jalan Kuantan Babu Km 4 Kabupaten Inhu, dalam hal ini memberikan kuasa kepada

H. Zahirman Zabir, S.H., M.H dan kawan advokat beralamat di Jl. Tuanku

Tambusan No. 34 B Lt. II, Pekanbaru, Riau berdasar surat khusus tanggal 19

November 2014, sebagai Pemohon Kasasi terdahulu Tergugat.

b. Adi Tupal Sihombing, bertempat tinggal di jalan lintas samudera km. 20 Kec.

Batang Gangsal, Inhu.

Sutrisman, bertempat tinggal di Kelese, Kec. Serida, Inhu

Ricardo Sihombing, bertempat tingal di Jalan Samudera km. 20 Kec. Batang

Gangsal, Inhu

Encik Rengga Ferlianda, bertempat tinggal di Pematang Karas, Ringin Batang

Bangsal

Hendri Sihombing, bertempat tinggal di Jalan Lintas Samudera km. 20 Kec. Batang

Gangsal, Inhu

DKK. Dalam hal ini semuanya memberi kuasa kepada Iwat Endri, S.H dan kawan-

kawan. Advokat yang beralamat di Jalan Wolter Mongonsidi No.3, Pekanbaru

berdasarkan surat kuasa Khusus tanggal 20 Desember 2014, sebagai Para

Termohon Kasasi dahulu Para Penggugat.

1.2 Pokok Perkara

Para termohon Kasasi dahulu sebagai penggugat telah mengajukan gugatan

terhadap Pemohon Kasasi dahulu tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru, pada pokoknya sebagai berikut:

a. Bahwa Para Penggugat adalah Karyawan Tergugat pada Perusahaan PT.

Kurnia Subur

b. Bahwa adapun pekerjaan yang diperintahkan/diberikan Tergugat kepada Para

Penggugat adalah pekerjaan yang bersifat terus-menerus, tidak dibatasi waktu

dan merupakan bagian pekerjaan pokok pada perusahaan PT. Kurnia Subur

Page 2: Analisis Putusan Phi

yakni pengemudi tronton untuk pengangkutan barang material seperti batu,

aspal, tanah, batubara, pasir dan sebagai operator

c. Bahwa selama Para Penggugat bekerja kepada Tergugat hak-hak yang

diterima oleh Penggugat untuk mengemudi pengangkutan barang material

berupa upah yang diberikan berdasarkan jarak dan jumlah trip (ritasi), yang

mana upah tersebut dibayarkan dalam sebulan secara terus-menerus dibayar

secara langsung dan upah operator juga dibayarkan dalam sebulan secara

terus-menerus dan langsung

d. Bahwa Para Penggugat selama bekerja telah melakukan pekerjaan dengan

penuh tanggung jawab, memberikan kontribusi dan mengabdi pada

Perusahaan PT. Kurnia Subur berlangsung terus-menerus dan tidak pernah

putus, seharusnya hubungan kerja antara penggugat dan tergugat adalah

berdasaran Perjanjian kerja waktu tidak tertentu sebagaimana diatur dalam

Pasal 60-63 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

e. Bahwa berdasarkan pekerjaan yang diperintahkan oleh Tergugat kepada

penggugat adalah merupakan bagian dari pekerjaan pokok dalam Perusahaan,

maka sesuai dengan Pasal 66 ayat (1) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, demi hukum status hubungan kerja antara pekerja dan

penyedia jasa pekerja beralh menjadi hubungan kerja antara pekerja dengan

perusahaan pemberi pekerjaan, sehingga bila terjadi pemutusan hubungan

kerja pihak perusahaan pemberi kerja harus tunduk dan wajib melaksanakan

Pasal 156 ayat (1), (2), (3) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

f. Bahwa oleh karena itu patut dan layak menurut hukum jika pengadilan

hubungan industrial (PHI) Pada PN Pekanbaru menetapkan tergugat telah

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan melawan hukum

dan menetapkan penggugat sebagai pekerja menetap berdasarkan Pasal 66 UU

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

g. Bahwa bulan Januari 2014 tergugat secara sepihak telah melakukan PHK

terhadap penggugat dengan alasan tidak masuk akal dan diskriminatif yakni

dikarenakan pengemudi tidak memiliki ijazah dan operator di PHK tanpa

alasan

Page 3: Analisis Putusan Phi

h. Bahwa tindakan tergugat yang tidak lagi mempekerjakan penggugat dengan

alasan yang tidak masuk akal dan diskriminatif jelas telah melanggar

ketentuan Pasal 155 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

i. Bahwa para penggugat melalui kuasa hukumnya telah melayangkan surat

somasi bertanggal 11 Februari 2014 kepada Dirut PT. Kurnia Subur segera

menyelesaikan kewajibannya

j. Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut diatas pihak tergugat hendak

melakukan PHK secara sepihak dengan tujuan agar Penggugat tidak menuntut

uang pesangon, uang penghargaan dll. Hal tersebut melanggar ketentuan Pasal

151 ayat (3) Jo. Pasal 156 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

k. Bahwa tindakan tergugat melakukan PHK secara sepihak terhadap penggugat

tanpa minta izin dari lembaga penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

adalah perbuatan yang bertantangan dengan perundang-undangan

l. Bahwa Perusahaan yang memperkerjakan lebih dari sepuluh orang seharusnya

melindungi pekerjanya melalui Jaminan kesehatan dan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) kepada penggugat

m. Bahwa penggugat melalui kuasanya telah mengajukan surat kepada Kepala

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Inhu, perihal: pengaduan dan

tindak lanjut PHK Sepihak antara penggugat dengan tergugat

n. Bahwa tergugat telah dipanggil secara patut oleh mediator hubungan industrial

Dinakertrans Kab. Inhu namun tidak ada jawaban ataupun hadir sehingga

tidak tercapai kesepakatan antara penggugat dan tergugat. Mediator

Dinakertrans mengeluarkan Surat No. 77/Dinsosnakertrans.04/III/2014

o. Bahwa penggugat melalui kuasanya menyatakan menerima isi anjuran

tersebut, namun tergugat tidak menanggap dan tidak memberikan jawaban

p. Bahwa berbagai upaya yang ditempuh penggugat tidak tercapai kesepakatan,

maka sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, untuk mengajukan

gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada PN Pekanbaru

q. Bahwa tergugat dalam pemberian upah kepada penggugat tidak memenuhi

stadart upah minimum berdasar peraturan Gubernur No. 26 Tahun 2013

mengacu kepada UMK Rengat tahun 2014

r. Bahwa berdasarkan dalil tersebut telah jelas bahwa tindakan tergugat

melakukan PHK secara sepihak bukan karena adanya kesalahan yang

Page 4: Analisis Putusan Phi

dilakukan penggugat. Oleh karena itu adalah pantas dan layak menurut hukum

jika PHI menghukum tergugat untuk membayar uang pesangon dua kali

ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan pasal 156 (3) dan uang

penggantu hak sesuai pasal 156 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

s. Bahwa oleh karena tindakan tergugat melakukan PHK adalah tidak sah dan

bertentangan dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka

patut dan layak jika PHI memerintahkan tergugat membayar upah selama

proses penyelesaian

t. Bahwa khawatir setelah perkara ini diputus tergugat tidak bersedia atau lalai

melaksanaan putusan oleh karenanya patut dan layak menurut hukum apabila

tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsong) kepada

penggugat sebsar lima juta rupiah per hari secara tunai dan sekaligus terhitung

sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum

1.3 Pokok Permohonan

Para penggugat mohon kepada PHI pada PN Pekanbaru agar memberikan putusan

sebagai berikut:

a. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya

b. Menyatakan dan menetapkan hubungan kerja antara penggugat dan tergugat

adalah pekerja menetap

c. Menyatakan PHK yang dilakukan tergugat kepada penggugat adalah tidak sah

dan bertentangan dengan aturan hukum

d. Menghukum dan mewajibkan tergugat untuk membayar sesuai dengan Pasal

156 ayat (2), (3), dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

e. Menghukum tergugat untuk membayar seluruh upah selama proses

penyelesaian Perselisihan

f. Memerintahkan tergugat membayar tunai kepada penggugat sesuai dengan

Pasal 169 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

g. Menghukum tergugat untuk membayar kepada tergugat total keseluruhan

dalam gugatan

h. Menetapkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap tanah dan bangunan

yang terletak di PT. Kurnia Subur sah dan berharga

i. Menghukum tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)

Page 5: Analisis Putusan Phi

j. Menghukum tergugat untuk menanggung biaya yang timbul dalam perkara ini

k. Apabila pengadilan hubungan industrial berpendapat lain, mohon putusan

yang seadil-adilnya

PHI PN Pekanbaru telah memberikan putusan No. 13/G/2014/PHI.PBR

amar putusannya sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian

2. Menyatakan PHK antara penggugat dengan tergugat berdasarkan Pasal

169 ayat (1) huruf d UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Menghukum tergugat membayar hak penggugat secara tunai berdasar

Pasal 169 ayat (2), Pasal 156 ayat (1), (2) dan (3)

4. Menolak gugatan selain dan selebihnya

5. Membebankan biaya perkara pada tergugat

1.4 Keberatan oleh Penggugat Kasasi

a. Bahwa PHI pada PN Pekanbaru telah keliru menerapkan hukum berdasan UU No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

b. Bahwa PHI pada PN Pekanbaru dalam memeriksa perkara a quo tidak menerapkan

asas-asas hukum perdata formal dan telah keliru menafsirkan bukti yang diajukan

tergugat/Pemohon kasasi

1.5 Pertimbangan Mahkamah Agung

Keberatan-keberatan penggugat Kasasi tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

meneliti memori kasasi dan kontra memori kasasi dihubungkan dengan pertimbangan Judex

Facti pada PHI PN Pekanbaru tidak salah menerapkan hukum.

a. Para penggugat dalam usaha PT. Kurnia Subur menyewakan mobil tronton kepada

PT. Riau Bara Harum dan para penggugat mendapat perintah dan upah dari tergugat

b. Bahwa PHK yang dilakukan tergugat dikaitkan dengan dalil bantahan tergugat.

Kontrak kerja antara tergugat dengan PT. Riau Bara Harum tidak diperpanjang lagi

c. Tidak ada bukti adanya pemberitahuan tergugat kepada penggugat bahwa kontrak

kerja tergugat dengan pihak lain telah berakhir dimana hal tersebut dapat memberikan

kepastian hukum

d. Tergugat telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 155 ayat (1) UU No. 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Perselisihan PHK ini didasari atas permohonan para

Page 6: Analisis Putusan Phi

penggugat berdasarkan Pasal 169 ayat (1) huruf d UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

e. Alasan kasasi tidak dapat dibenarkan karena putusan Judex Facti sudah tepat dan

benar

1.6 Amar Putusan

a. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasai PT. Kurnia Subur

b. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi

sebesar lima ratus ribu rupiah

1.7 Analisis Putusan

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat terjadi karena sebab-sebab sebagai

berikut:

a. Hubungan kerja yang putus demi hukum

b. Hubungan kerja yang diputuskan oleh pihak buruh

c. Hubungan kerja yang diputuskan oleh (atas kehendak) pihak majikan

d. Hubungan kerja yang diputuskan oleh pengadilan terutama berdasarkan alasan

penting

Menurut Pasal 169 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang tertulis

pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan PHK sebagai berikut:

“Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada

lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam hal pengusaha melakukan

perbuatan sebagai berikut:

a. Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam pekerja/buruh

b. Membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

c. Tidak membayar upah tepat waktu yang telah ditentukan selama tiga bulan berturut-

turut atau lebih

d. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja/buruh

e. Memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan diluar yang

diperjanjikan

Page 7: Analisis Putusan Phi

f. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan

kesusilaan pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada

perjanjian kerja.”

Permohonan PHK yang diajukan oleh pekerja dari PT. Kurnia Subur mempunyai

dasar yakni dalam Pasal 169 ayat (1) huruf d. Hal tersebut dikarenakan bahwa pemberi

kerja tidak memenuhi kewajibannya yakni dengan melakukan PHK secara sepihak dan

diskriminatif sehingga mengakibatkan kerugian pada pekerja dan tidak dibayarkanya

uang pesangon, penghargaan dan lain-lain oleh pemberi kerja.

Mengenai pengakuan bahwa tergugat PT. Kurnia Subur tidak memperkerjakan

penggugat dalam hal ini pekerja yang telah di PHK sebagai pegawai tetap dikarenakan

tidak adanya kontrak kerja maupun lamaran kerja yang diajukan oleh tergugat. Menurut

tergugat Putusan PHI PN Pekanbaru terdapat kesalahan dalam judex facti dan menyalahi

Pasal 1 ayat (15) jo Pasal 50 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yakni,

“Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha denan pekerja/buruh berdasarkan

perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.”

Pengakuan tersebut kemudian dibantahkan oleh Mahkamah Agung dengan melihat bukti-

bukti yang ada, sehingga terdapat hubungan kerja antara Tergugat dengan Penggugat

dengan adanya bukti slip gaji dinilai sudah memenuhi unsur yang terdapat dalam Pasal 1

ayat (15) jo Pasal 50 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Melihat dari itikad dari para pihak bahwa penggugat telah mencoba

menyelesaikan perkara melalui lembaga penyelesaian hubungan industrial dalam hal ini

melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmgrasi Kab. Pekanbaru namun oleh tergugat tidak

ada tanggapan sehingga tidak menemukan kesepakatan antar kedua belah pihak, hal

tersebut yang membuat penggugat mengajukan gugatan kepada PN Pekanbaru.

Judex Facti dalam PN Pekanbaru telah sesuai dalam menilai, menimbang dan

menerapkan hukumnya, sehingga berakibat ditolaknya permohonan kasasi oleh tergugat

yakni PT. Kurnia Subur dan berakibat pada kewajiban untuk penggantian uang pesangon,

uang penghargaan dan lain-lain sesuai dengan Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru atau

sesuai Pasal 169 ayat (2) dan Pasal 156 ayat (1), ayat (2) ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan.

Page 8: Analisis Putusan Phi