HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI PUTUSAN...

24
HUKUM YANG HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI DICIPTAKAN MELALUI PUTUSAN PENGADILAN PUTUSAN PENGADILAN

Transcript of HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI PUTUSAN...

HUKUM YANG HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI DICIPTAKAN MELALUI

PUTUSAN PENGADILANPUTUSAN PENGADILAN

PERADILAN PERADILAN dandan PENGADILANPENGADILAN

� PERADILAN: ◦ PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN

PENGADILAN: � PENGADILAN: ◦ LEMBAGA ATAU BADAN YANG BERTUGAS MENERIMA, MEMERIKSA, MENGADILI DAN MENYELESAIKAN SETIAP PERKARA YANG DIAJUKAN KEPADANYA

(I).PUTUSAN HAKIM / PENGADILAN(I).PUTUSAN HAKIM / PENGADILAN

Putusan hakim/pengadilan meliputi:

� Putusan pengadilan (vonis): terjadi sengketa, baik perkara perdata atau pidana.

� Perkara perdata: yang bersengketa adalah penggugat dan � Perkara perdata: yang bersengketa adalah penggugat dan tergugat. Contoh: wanprestasi dalam transaksi utang.

� Perkara pidana: yang bersengketa adalah penuntut umum dan terdakwa. Contoh: pembunuhan, pencurian

� Penetapan pengadilan: tidak terjadi sengketa

� Contoh: penetapan pengangkatan anak

� Putusan pengadilan hanya mengikat para pihak, tidak berlaku umum

◦ Pasal 21 AB (Algemane Bepalingen van Wetgeving): Wetgeving):

� “Hakim tidak dapat memberi putusan yang akan berlaku sebagai peraturan umum”

◦ 1917 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:

� “Kekuatan suatu putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak tidaklah lebih luas daripada sekedar mengenai soalnya perkara”

Kesimpulan:perbedaan antara putusan hakim dengan jenis hukum lain (peraturan perundangan dan kebiasaan) :kebiasaan) :◦ Putusan pengadilan: hanya mengikat pihak

yang berperkara

◦ Peraturan perundangan dan kebiasaan: mengikat umum

YURISPRUDENSIYURISPRUDENSI

� Kansil:

◦ Yurisprudensi adalah putusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar putusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama atau sejenis. Jadi putusan hakim yang tidak diikuti atau dicontoh oleh hakim yang kemudian, bukan dicontoh oleh hakim yang kemudian, bukan yurisprudensi

◦ Yurisprudensi dibagi 2:

� Yurisprudensi tetap: putusan hakim yang terjadi terjadi karena rangkaian putusan serupa dan menjadi dasar bagi pengadilan untuk mengambil putusan

� Yurisprudensi tidak tetap: tidak diikuti oleh hakim berikutnya untuk masalah yang sama

� E. Utrecht:◦ Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan hakim.

◦ Yurisprudensi dibagi 2:� Yurisprudensi tetap: terjadi karena adanya suatu

rangkaian atau rentetan keputusan yang tetap. Ataubeberapa keputusan yang menjadi keputusan yang baku, yaitu keputusan yang menjadi dasar bagi peradilan(standart arresten)(standart arresten)

� Yurisprudensi tidak tetap: putusan pengadilan yang tidakdiikuti hakim lainnya

� Perbedaan Kansil dengan Utrecht:◦ Kansil: putusan hakim yang diikuti hakim

kemudian

◦ Utrecht: Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan hakim.

(2) PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN(2) PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN

Putusan hakim/pengadilan:

1. Putusan yang diikuti oleh hakim yang lain dalam masalah yang sejenis

2. Putusan hakim yang tidak diikuti oleh hakim yang lain

2. Putusan hakim yang tidak diikuti oleh hakim yang lain

AZAS THE BINDING OF PRECEDENT

Putusan hakim/pengadilan yang harus diikuti oleh hakim yang lain dalam masalah yang sejenis

� AZAS THE BINDING OF PRECEDENT:

◦ Diikuti negara Common Law

◦ Amerika, Inggria, Australia

� AZAS KODIFIKASI:

◦ Diikuti negara continental

◦ Perancis, Belanda, Indonesia◦ Perancis, Belanda, Indonesia

Utrecht:Putusan hakim (PT, MA) pada umumnya diikutioleh hakim berikutnya (walau bukan negara yang menganut azas precedent), karena:

1. Faktor Psikologis: Keputusan hakim memilikikekuasaan. Khususnya apabila dibuat oleh pengadilanyang lebih tinggi (PT atau MA), karena lebihyang lebih tinggi (PT atau MA), karena lebihberpengalaman, lebih dihormati.

2. Faktor Praktis: apabila berbeda dengan putusansebelumnya, cenderung akan dibawa kepada hakim yang lebih tinggi

3. Kesesuaian pendapat.Hakim menyetujui isi putusanhakim terdahulu

ASPEK POSITIFASPEK POSITIF

� Menghindari putusan pengadilan yang saling bertentangan

� Menciptakan kepastian hukum

KANSIL:Sumber hukum formal adalah:

1. UU (statue)2. KEBIASAAN (castum)3. KEPUTUSAN HAKIM (yurisprudensi)4. TRAKTAT (treaty)5. PENDAPAT SARJANA HUKUM (doktrin)

HAKIM BERSIFAT PASIFHAKIM BERSIFAT PASIF

&&&&

HAKIM DILARANG HAKIM DILARANG

MENOLAK PERKARAMENOLAK PERKARA

�Pengadilan / hakim Bersifat pasif:

◦Apabila tidak ada tuntutan hak yang diajukan kepada pengadilan, hakim akan bersifat pasif (menunggu sampai perkara itu oleh yang berkepentingan diajukan ke itu oleh yang berkepentingan diajukan ke pengadilan)

◦Hakim tidak mencari-cari perkara yang akan diperiksa

Hakim Hakim dilarangdilarang menolakmenolak memeriksamemeriksaperkaraperkara::

◦ Pasal 22 AB: “bilamana seorang hakim menolak memeriksa suatu perkara dengan alasan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut karena menolak mengadili”maka ia dapat dituntut karena menolak mengadili”

◦ Pasal 14 ayat (1) UU no. 14 Tahun 1970.

◦ Pasal 16 (1) UU 4 Tahun 2004: Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.

Hakim dapat menciptakan hukum/ Judge made law

JUDGE MADE LAWJUDGE MADE LAW

� Menggali dari doktrin: ajaran para ahli hukum yang merupakan wadah atau tempat hakim menemukan ilmu

� Menciptakan hukum sendiri berdasar nilai-nilai keadilankeadilan

� Menciptakan hukum sendiri berdasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat

◦ (Pasal 28 (1) UU 4/2004: Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat)

ContohContoh::

� Operasi transeksual yang diikuti dengan permohonan kepada hakim untuk merubah status hukum

� Penetapan hakim atas permohonan � Penetapan hakim atas permohonan perubahan status: penciptaan hukum

� Apabila diikuti oleh hakim yang lain: penerapan hukum

(3). PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN(3). PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN

� Putusan hakim/pengadilan

1. Putusan hakim yang mencipta hukum, yaitu putusan hakim terhadap hal-hal yang tidak diatur oleh hukum baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulismaupun hukum tidak tertulis

2. Putusan hakim yang menerapkan hukum, yaitu putusan hakim terhadap hal-hal yang diatur oleh hukum

Putusan hakim dalam penerapanhukum berdasar hukum tertulis

dan kebiasaan

Putusan hakim dalam penciptaanhukum

BATASAN MATERI PENCIPTAAN HUKUMBATASAN MATERI PENCIPTAAN HUKUM

� Terbatas pada lingkup hukum perdata

Bagaimana dengan Hukum Pidana?

� AZAS LEGALITAS

◦ Azas Hukum Pidana: nullum delictum nulla poena sine preavia lege poenali (Hakim dilarang mencipta hukum preavia lege poenali (Hakim dilarang mencipta hukum apapila ketentuan pidana dalam UU tidak mengaturnya)

� Pasal 1 ayat 1 KUHPidana: “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali ada ketentuan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan”

◦ Hukum pidana tidak berlaku surut/mundur

◦ Hukum pidana tidak dapat ditafsir secara analogi

� Analogi: menyamakan perbuatan-perbuatan yang secara tidak tegas diatur dalam UU dengan perbuatan yang diatur oleh UU karena kedua perbuatan itu mempunyai hakikat yang sama

� Contoh:

◦ Pasal 1576 KUHPerdata: Jual beli tidak memutuskan hubungan sewa menyewa◦ Pasal 1576 KUHPerdata: Jual beli tidak memutuskan

hubungan sewa menyewa

◦ Qias (hukum Islam):

� Sebagai salah satu sumber hukum Islam

� Tidak terbatas pada hukum perdata

�Hukum pidana dapat ditafsir secara ekstensif:◦ Adalah memperluas tafsir suku kata dalam

UU sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

◦ Contoh:◦ Contoh:

� Tahun 1921 Hoge Raad memperluas pengertian barang pada aliran listrik. Sebelum 1921 barang hanya terbatas pada yang berwujud, sehingga pencurian listrik tidak dapat dipidana.

PENAFSIRAN BERDASAR NILAIPENAFSIRAN BERDASAR NILAI--NILAI YANG HIDUP NILAI YANG HIDUP DALAM MASYARAKATDALAM MASYARAKAT

1. Perbuatan melawan hukum (1365 KUHPerdata):

◦ “Tiap perbuatan pelanggar hukum, yang membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.kerugian tersebut”.

◦ Pada awalnya, terbatas pada perbuatan melanggar UU saja (aliran legisme: hukum dipandang terbatas pada UU, dan di luar UU tidak ada hukum). Pada 31 Januari 1919 Hoge Raad menambahkan perbuatan yang melawan kepatutan dan hak orang lain

2. Pada 26 mei 1939 Raad van Justitie Jakarta: menetapkan janda bukan ahli waris darisuaminya.

◦ Perkembangan: Putusan Mahkamah Agung no. 110/K/Sip/1960 menetapkan janda sebagai ahli warissuami yang meninggal dunia.

3. Jumlah utang yang harus dibayar oleh debitur3. Jumlah utang yang harus dibayar oleh debitursama dengan jumlah uang yang dipinjam. Walaupun terjadi inflasi.

◦ MA dalam putusan sekitar tahun 1955 membebankanrisiko kemerosotan nilai uang dengan ratio 50% : 50%, ditanggung kedua belah pihak denganberpedoman pada nilai emas atau beras

KESIMPULAN:KESIMPULAN:

� YURISPRUDENSI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN DALAM SISTEM HUKUM ADALAH PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN YANG BERSIFAT HAKIM/PENGADILAN YANG BERSIFAT PENCIPTAAN HUKUM DAN TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN TETAP