ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi...

101
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO KARYA ILMIAH AKHIR NERS IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep. 1006823280 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Transcript of ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi...

Page 1: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN

INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD

LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep.

1006823280

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 2: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN

INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD

LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep.

1006823280

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 3: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 4: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 5: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini. Penulisan KIAN ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas

ilmu Keperawatan Universitas indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa praktik profesi sampai

pada masa penyusunan karya tulis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

2. Ibu Henny Permatasari, SKp., M.Kep, Spp. Kom sebagai koordinator

Praktik klinik keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (PK

KKMP).

3. Ibu Riri Maria, SKp., MANP selaku koordinator Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN)..

4. Ibu Yulia, SKp., M.N., Ph.D. selaku pembimbing penulisan karya ilmiah

akhir yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan KIAN ini.

5. Ibu Ns. Yeane Anastania SKp selaku kepala ruangan dan CI di ruang

rawat Lt 7 Gedung A RSCM yang memberikan bimbingan di lahan

praktik.

6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan secara materi

ataupun dukungan moral dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini,

terutama pada suami saya tercinta Syaiful Anwar, anak saya Hana Rizqi

Mumtaza, mama beserta keluarga di Subang, dan ibu mertua yang

menggantikan tugas saya dalam menjaga anak selama masa perkuliahan.

Jazakallah khoron katsiir.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 6: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

v

7. Adik saya Nurul Febrian yang senantiasa siap membantu saya dalam

proses pembuatan KIA ini dari awal sampai akhir. Jazakallah khoiron

katsiir.

8. Rekan-rekan Program program Ners Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia terutama rekan kelompok yang selalu membantu

dan memahami kondisi saya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut berperan

dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ini.

Akhir kata, saya berharap Allah Subhanahuwata’ala berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah

akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan pelayanan keperawatan di

rumah sakit.

Depok, Juli 2013

Penulis

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 7: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 8: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Iin Muthmainah Suhendar, S.Kep.

Program studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Analisa Praktik Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan pada

Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Intervensi Edukasi

Pada Pasien Rawat Inap IPD Lantai 7 Zona A RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo

Masyarakat perkotaan memiliki risiko relatif lebih tinggi untuk mengalami

penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit gagal jantung dibandingkan dengan

masyarakat rural. Intervensi edukasi pada pasien rawat inap diharapkan dapat

meningkatkan kondisi klinis pasien gagal jantung kongestif. Karya ilmiah akhir

ini bertujuan untuk menganalisa asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gagal

jantung kongestif menurut konsep kesehatan masyarakat perkotaan dan intervensi

edukasi berdasarkan evidence base. Intervensi edukasi diberikan saat pasien pulih

dan saat akan pulang. Edukasi dapat meningkatkan kondisi klinis, meningkatkan

ketaatan terhadap self-care dan dapat menurunkan biaya perawatan pada pasien

gagal jantung.

Kata kunci: Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan; gagal jantung;

edukasi; rawat inap

ABSTRACT

Name : Iin Muthmainah Suhendar

Major : Nursing

Title : Analysis of urban health clinical nursing practice in patient with

congestif heart failure in IPD Room at 7th

floor Zone A RSUP

Cipto Mangunkusumo

Urban community have a higher risk factor of cardiovascular heart disease

include heart failure than rural community. Patient health education intervention

is expected to improve clinical outcomes in patient with congestif heart failure.

This final clinical nursing report aimed to analyze nursing care for patient Mr. S

with congestive heart failure based on urban health concepts and inpatient

education intervention based on existing evidence based. Patient health education

could improve clinical outcomes, increase self care adherence, and reduce

hospitalization cost.

Keywords: urban health nursing; heart failure; inpatient health education

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 9: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………….……ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………................. iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………...vi

ABSTRAK………………………………………………………………...........vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………....viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR SKEMA............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................... 4

1.3 Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 5

2. KONSEP GAGAL JANTUNG................................................................... 6

2.1 Definisi………...................................................................................... 6

2.2 Etiologi dan Faktor Risiko................................................................... 6

2.3 Patofisiologi dan Mekanisme Kompensasi....................................... 12

2.4 Gagal Jantung Dekompensasi.............................................................. 14

2.5 Manifestasi Klinis…............................................................................. 15

2.6 Klasifikasi Gagal Jantung..................................................................... 16

2.7 Pemeriksaan Penunjang…… .............................................................. 17

2.8 Tatalaksana ........................................................................................... 18

2.9 Edukasi dalam Penatalaksanaan Gagal Jantung………….….………. 20

3. TINJAUAN KASUS……............................................................................. 27

3.1 Pengkajian……...................................................................................... 27

3.2 Analisa Data…....................................................................................... 38

3.3 Diagnosa Kaperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah…….……..… 40

3.4 WOC………………………………………………………….…..…….41

4. ANALISIS SITUASI.................................................................................... 42

4.1 Profil RSCM dan JCI…………………………………………………..42

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait KKMP dan

Konsep Kasus Terkait……………………………………………....... 43

4.3 Analisis Salah Satu Intervensi

dengan Konsep dan Penelitian Terkait………………………….……. 48

4.4 Alternatif yang dapat dilakukan.......................................................... 51

5. PENUTUP……………….………………………………………..……........53

5.1 Simpulan……………………………………………………..………...53

5.2 Saran……………………………………………………….…………..54

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……………xiii

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 10: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

ix Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Etiologi Penyakit…………………………………………….……...7

Tabel 2.2. Klasifikasi gagal jantung menurut New York Assosiation of

Chronic Heart Failure……...……………………………………….16

Table 2.3. TopikEedukasi…………………………………………………...…..22

Table 3.1. Hasil pemeriksaan penunjang: hasil laboratorium………..………..35

Table 3.2. Obat yang diresepkan………………................................................37

Table 3.3. Analisa Data…………………………………………………………38

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 11: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

x Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Kerangka teori.................…………………………………………. 26

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 12: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Skema 3.1. WOC Gagal Jantung.............………………………………………41

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 13: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. NCP Gagal Jantung……………...…………................................. xvii

Lampiran 2. Catatan Perkembangan……………………………………….…...xxviii

Lampiran 3. Booklet Gagal Jantung…………………………………………….xxxviii

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 14: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai

oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh

kelainan struktur atau fungsi jantung (Panggabean, 2010). Gagal jantung merupakan

suatu syndrom ketidakmampuan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung

tersebut berasal dari penyakit jantung itu sendiri (cardiac disease) atau beberapa

kasus terjadi akibat kelainan diluar jantung (non-cardiac disease) seperti anemia,

penyakit tiroid, infeksi dll.

Insiden gagal jantung mengalami peningkatan secara konsisten di dunia

walaupun terjadi kemajuan teknologi dalam diagnosis dan penatalaksanaan gagal

jantung. Di Amerika Serikat 5.7 ribu orang menderita gagal jantung, 670.000 kasus

baru di diagnosa setiap tahun. Terdapat data pasien yang menjalani hospitalisasi

sebanyak 1.094.000 pasien dan diperoleh data kejadian rehospitalisasi hampir

sekitar 50% dari total pasien gagal jantung yang pernah menjalani hospitalisasi

sebelumnya (AHA, 2012). American Heart Association memperkirakan biaya yang

dibutuhkan untuk pasien jantung $ 34.4 juta tiap tahun (Heidenreich, 2011). Dengan

demikian gagal jantung merupakan suatu penyakit dengan biaya yang cukup mahal

dan dapat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang dengan angka kejadian

morbiditas yang tinggi dan mortilitas dini yang tinggi pula.

Di Indonesia, secara statistik belum ada prevalensi penyakit gagal jantung

secara khusus. Namun secara umum gagal jantung tergambar dalam data penyakit

jantung. Hal tersebut dikarenakan gagal jantung merupakan suatu sindrom yang

muncul dari berbagai macam penyebab kelainan struktur atau fungsi pada jantung

jantung (Panggabean, 2010). Data riset kesehatan dasar (RISKESDAS) Kementrian

Kesehatan Indonesia menunjukan terdapat 7.2% penduduk Indonesia menderita

penyakit jantung. Sedangkan angka mortalitas di Indonesia yakni sebesar 31,9 %

disebabkan oleh penyakit kardioserebrovaskuler yaitu penyakit jantung, stroke dan

pembuluh darah kapiler (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 15: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

2

Universitas Indonesia

Penyebab dari gagal jantung antara lain disfungsi miokard, endokard,

perikardium, pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup dan gangguan irama

jantung. Di Eropa dan Amerika disfungsi miokard paling sering terjadi akibat

penyakit jantung koroner biasanya akibat infark miokard yang merupakan penyebab

paling sering pada usia < 75 tahun, disusul oleh hipertensi dan diabetes. Sedangkan

di indonesia belum ada data yang pasti ( Ghani, 2010).

Penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes sebagai faktor penyebab

terbesar tejadinya gagal jantung tersebut memiliki faktor risiko penyakit yang dapat

dimodifikasi dan dapat dicegah. Faktor risiko tersebut meningkatkan kerentanan

terhadap terjadinya aterosklerosis koroner terkait pola hidup individu. Faktor risiko

terkait pola hidup meliputi merokok, diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori,

gaya hidup yang kurang aktivitas dan kondisi stres psikologis ( Muttaqin, 2009). Hal

tersebut sesuai dengan data Riskesdas (2007) menunjukkan beberapa faktor risiko

penyakit tidak menular penduduk Indonesia terkait penyakit kardiovaskular meliputi

konsumsi garam berlebihan (24.5%), konsumsi lemak berlebihan (12.8%), kurang

konsumsi sayur dan buah (93.6%), konsumsi makanan siap saji (6.3%), kurang

aktivitas fisik (48.2%), merokok (34.7%), stres emosional (11.6%).

Penelitian terkait data dan informasi kesehatan penyakit tidak menular

Kementerian Kesehatan RI berdasarkan analisa data sekunder Riskesdas 2007

menunjukkan bahwa salah satu sosial determinan yaitu mereka yang tinggal di

daerah urban (perkotaan) memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi

dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah rural (Hatma, 2007). Masalah

urban akan selalu dihubungkan dengan kepadatan penduduk serta konsekuensi

perubahan-perubahan kondisi lingkungan sosial yang kurang sehat. Pola makan

atau diet erat kaitannya dengan hipercholesterolemia. Dimana Lifestyle atau pola

hidup serta kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi derajat

kesehatan seseorang. Pola makan dan lifesyle masyarakat perkotaan yang kurang

sehat tersebut merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular khususnya

penyakit jantung koroner sebagai salah satu penyebab terjadinya penyakit gagal

jantung pada kondisi lanjut di daerah perkotaan.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 16: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

3

Universitas Indonesia

Gagal jantung kronik merupakan salah satu diagnosis perawatan di rumah

sakit yang utama pada usia lanjut dan dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas

yang tinggi Manggioni (2005) dalam Alwi (2012). Prevalensinya meningkat seiring

dengan meningkatnya populasi usia lanjut. Penelitian pada populasi umum

berdasarkan kriteria klinis menunjukkan prevalensinya berkisar antara 0.3-2%,

meningkat lebih dari 10 % pada usia > 65 tahun Murray & Stewart (2000).

Kondisi penyakit gagal jantung merupakan suatu kondisi yang mungkin sulit

untuk dimengerti yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang dan

memerlukan penjelasan yang lebih detail. Tatalaksana penanganan gagal jantung

dilakukan melalui pendekatan multidisiplin dalam managemen program penanganan

gagal jantung yang komprehensif. Program tersebut terbukti dapat meningkatkan

kondisi pasien secara klinis dan menurunkan angka readmisi pasien ke rumah sakit

dengan kondisi gagal jantung dekompensasi akut ataupun kronik (Kasper et al,

2002) dalam Angelidou (2010).

Masalah utama dalam tatalaksana pasien dengan gagal jantung adalah

sebagian besar dari pasien tersebut tidak mendapatkan informasi mengenai kondisi

penyakit yang akan menetap selama hidupnya (Angelidou, 2010). Tidak adekuatnya

informasi yang diberikan dapat memperburuk kondisi gagal jantung pasien.

Penelitian yang dilakukan Britz dan Dunn (2010) dalam Kaawoan (2012)

menyebutkan bahwa sebagian pasien melaporkan bahwa mereka belum

melaksanakan self care secara tepat seperti yang telah diajarkan misalnya mematuhi

pengobatan yang telah diberikan, diet rendah garam, aktivitas fisik yang teratur

sesuai toleransi, pembatasan cairan, monitor berat badan setiap hari, serta mengenal

tanda dan gejala secara dini. Ketidakmampuan melaksanakan self care ini

mengakibatkan gejala yang dirasakan semakin berat dan menjadi penyebab pasien

menjalani hospitalisasi.

Program edukasi yang berpusat pada pasien sangat diperlukan bagi setiap

pasien gagal jantung (Angelidou, 2010). Perawat memiliki peran dan kontribusi

yang besar dalam perawatan pasien dengan gagal jantung baik saat dirawat di rumah

sakit, akan pulang dari rumah sakit dan setelah pulang dari rumah sakit. Salah satu

peran perawat adalah melakukan edukasi. Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 17: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

4

Universitas Indonesia

bahwa edukasi pada pasien gagal jantung bertujuan agar pasien dapat belajar dan

mengerti sehingga dapat mengatur aktivitas dan istirahat sesuai respon individual

serta mengerti dan memahami bagaimana upaya untuk memperlambat

perkembangan penyakit gagal jantung tersebut. Adapun topik edukasi yang

diberikan meliputi topik umum mengenai gagal jantung (pengertian, mengenali

tanda dan gejala, monitoring pribadi terhadap peningkatan berat badan dll),

rekomendasi diet (retriksi garam dan retriksi cairan), perubahan gaya hidup

(berhenti merokok dan minum alkohol), aktivitas dan latihan, serta konseling

pengobatan (Angelidou, 2010).

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Penulisan KIAN ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan program profesi praktik klinik keperawatan masyarakat

perkotaan (PK KKMP) dimana mahasiswa menganalisa kasus kelolaan

klien dengan penyakit gagal jantung sebagai penyakit yang terkait

dengan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat perkotaan yang

kurang sehat.

1.2.2. Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor risiko penyakit

kardiovaskuler pada masyarakat urban.

2. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien

dengan gagal jantung (pengkajian, perumusan diagnosis

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi) melalui

penerapan konsep, teori, teknologi di bidang keperawatan secara

komprehensif

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi intervensi tindakan

keperawatan pada pasien gagal jantung yang mengalami kondisi

sakit kronik dengan upaya meningkatkan self care melalui program

edukasi

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 18: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

5

Universitas Indonesia

4. Mahasiswa mampu menganalisa intervensi edukasi pasien rawat

inap berdasarkan evidence base nursing practice yang sudah ada.

1.3. Manfaat penulisan

1.3.1. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

dalam mengaplikasikan teori PKKMP dalam melakukan Askep pada

masyarakat urban.

1.3.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil KIAN ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan

informasi mengenai intervensi keperawatan edukasi pada pasien rawat

inap dengan penyakit gagal jantung kronik berdasarkan evidence base

nursing practice. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pelaksanaan edukasi oleh perawat dalam pelayanan keperawatan pada

pasien gagal jantung di ruang rawat dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Terpadu

Gedung A 7 RSCM.

1.3.3. Bagi pengembangan ilmu keperawatan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

keperawatan khususnya keperawatan kardiovaskuler tentang upaya

peningkatan pelayanan asuhan keperawatan melalui intervensi edukasi

pada pasien rawat inap sehingga implementasi edukasi lebih efektif

dan efisien.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 19: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

6 Universitas Indonesia

BAB II

KONSEP GAGAL JANTUNG

2.1. Definisi

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa

tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri

penting dari definisi ini adalah gagal didefinisikan relatif terhadap kebutuhan

metabolik tubuh, dan penekanan arti gagal ditujukan pada pompa jantung secara

keseluruhan. (Price & Wilson, 2005; Sabatine 2011).

Gagal jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung memompakan

darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kegagalan

fungsi pompa jantung ini di dalamnya disebabkan oleh berbagai kondisi

kardiovaskuler termasuk di dalamnya hipertensi kronis, Corony Artery Disease

dan valvular disease (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).

Gagal jantung adalah sindrom (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh

sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh

kelainan struktur dan fungsi jantung (Panggabean, 2009).

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko

2.2.1. Etiologi

Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung mencakup

keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau

menurunkan kontraktilitas miokardium (Price & Wilson, 2005), serta dapat

disebabkan oleh dekompensasi pada gagal jantung kronik (Manurung,

2009).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 20: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

7

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Etiologi penyakit gagal jantung

Kelainan Mekanis 1. Peningkatan beban tekanan

- Dari sentral (stenosis aorta)

- Dari peripheral (hipertensi sistemik)

2. Penignkatan beban volume

- Regurgitasi katup – pirau

- Meningkatnya beban awal

3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel

- Stenosis mitral atau trikupsid

4. Tamponade pericardium

5. Restriksi endokardium dan miokardium

6. Aneurisma ventricular

7. Dis-sinergi ventrikel

Kelainan Miokardial Primer

Kardiomiopati

Gangguan neuromuscular Miokarditis

Metabolik (DM)

Keracunan (alkohol, kobalt dll)

Sekunder

Iskemia (penyakit jantung koroner)

Gangguan metabolic

Inflamasi

Penyakit infiltrative (restrictive cardiomiophaty)

Penyakit sistemik

Penyakit paru obstruktif kronis

Obat-obatan yang mendepresi miokard

Gangguan irama

jantung

1. Henti jantung

2. Ventricular fibrilasi

3. Takikardi atau bradikardia yang ekstrim

4. Asinkronik listrik dan gangguan konduksi

Dekompensasi pada

gagal jantung kronik Tidak patuh minum obat

Volume overload

Infeksi, terutama pneumonia

Cerebrovaskular insult

Operasi

Disfungsi renal

Asma/PPOK

Penyalahgunaan obat

Penyalahgunaan alcohol

Sumber: Price dan Lorraine M (2005); Manurung ( 2009).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 21: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

8

Universitas Indonesia

2.2.2. Faktor Risiko Gagal Jantung

Terdapat sejumlah faktor atau kondisi yang dapat meningkatkan

kemungkinan seseorang akan mengalami penyakit kardiovaskular

(cardiovascular disiase, CVD). Tingginya kadar plasma kolesterol,

hipertensi arterial dan kebiasaan merokok merupakan tiga faktor risiko

utama terjadinya CVD di Indonesia (Riskesdas, 2007). Data Riskesdas ini

menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di daerah urban memiliki faktor

risiko kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang

tinggal di daerah rural. Faktor risiko tersebut meliputi tingginya kadar

kolesterol darah, perubahan gaya hidup dan pola makan, obesitas, dan

aktivitas fisik yang kurang pada daerah urban. kadar rata-rata kolesterol

lebih tinggi pada mereka yang tinggal di urban versus rural. Tingginya

kolesterol darah, erat kaitannya dengan dengan pola makan seseorang.

Mereka yang tinggal di daerah urban cenderung akan mengalami

perubahan gaya hidup yaitu perubahan pola makan dengan mengkonsumsi

makanan tinggi lemak dan kaya energi dibandingkan dengan daerah rural,

dimana konsekuensinya akan mempengaruhi kadar kolesterol darah.

Prevalensi obesitas central juga lebih tinggi secara signifikan pada mereka

yang tinggal di daerah urban dibandingkan dengan mereka yang tinggal di

darah rural pada berbagai kondisi sosial. Pola hidup daerah urban

cenderung memiliki hidup yang lebih sedenter, aktivitas fisik kurang

sehingga lebih beresiko untuk menderita obesitas.

Walaupun beberapa faktor risiko seperti usia, jenis kelamin pria, dan

riwayat CVD di keluarga bersifat mutlak, namun faktor lain seperti

merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus, obesitas, dan

inaktivitas fisik, bersifat dapat dimodifikasi (dinamis) untuk

memperbaiki progresivitas CVD. Pendekatan ini telah terbukti dapat

menurunkan kejadian dan keparahan CVD, dan secara khusus di setujui

karena CVD yang nyata bersifat ireversibel (Aaronson & Ward, 2010).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 22: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

9

Universitas Indonesia

a. Faktor Risiko Dinamis

Dislipidemia merupakan suatu kelompok kondisi heterogen yang

di tandai oleh kadar abnormal pada satu atau lebih lipoprotein.

Lipoprotein merupakan partikel dalam darah yang mengandung

kolesterol dan lipid lainnya. Dislipidemia mencakup kadar lipoprotein

berdensitas rendah (low-density lipoprotein, LDL) yang berlebihan

dalam plasma, yang menyebabkan peningkatan kadar kolesterol

plasma, karena LDL mengandung 70% kolesterol total plasma. Bila

kadar kolesterol plasma meningkat, terutama di atas 240 mg/dL (6,2

mmol/L), maka terdapat peningkatan progresif risiko CVD akibat

peningkatan ikutan kadar LDL. LDL memiliki peran utama dalam

menyebabkan aterosklorosis karena LDL dapat di konversi menjadi

bentuk teroksidasi, yang bersifat merusak dinding vaskular (Aaronson

& Ward, 2010).

Hipertensi, didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90

mmHg, terjadi pada ~25% populasi. Hipertensi memacu terjadinya

aterogenesis, kemungkinan dengan merusak endotel dan menyebabkan

efek berbahaya lain pada dinding arteri besar. Hipertensi merusak

pembulu darah otak dan ginjal, sehingga meningkatkan risiko sroke

dan gagal ginjal. Semakin tinggi beban kerja jantung, yang di tambah

dengan tekanan arteri yang meningkat, juga menyebabkan penebalan

dinding ventrikel kiri. Proses ini, disebut hipertrofi ventrikel kiri (left

ventricular hypertrophy, LVH), merupakan penyebab sekaligus

penanda kerusakan kardiovaskular yang lebih serius. LVH menjadi

predisposisi bagi miokardium untuk mengalami aritmia dan iskemia,

dan merupakan kontributor utama terjadinya gagal jantung, infark

miokard, dan kematian mendadak (Aaronson & Ward, 2010; Ghani,

2008).

Inaktivitas fisik menaikan risiko terjadinya CVD melalui

berbagai mekanisme. Kebugaran yang rendah dapat menyebabkan

HDL plasma yang menurun, tingkat tekanan darah yang lebih tinggi,

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 23: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

10

Universitas Indonesia

dan resistensi insulin, serta obesitas itu sendiri merupakan faktor risiko

CVD. Studi menunjukan bahwa tingkat kebugaran yang sedang hingga

tinggi berkaitan dengan penurunan mortalitas CVD setengah kalinya

(Aaronson & Ward, 2010).

Diabetes melitus sudah dikenal sebagai faktor risiko utama

penyakit kardiovaskular (WHO, 2011). Orang dengan diabetes

(diabetisi) kekurangan hormon insulin secara keseluruhan, atau menuju

resisten terhadap kerjanya. Kondisi resistensi insulin yang biasanya

terjadi pada usia dewasa, disebut diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2),

dan di alami oleh 95% pasien diabetik. DM tipe 2 meningkatkan risiko

penyakit kardiovaskuler 2 sampai 4 kali pada populasi secara

keseluruhan (Terzic & Nelson dalam Alwi, 2012). Diabetes

menyebabkan kerusakan progresif terhadap susunan mikrovaskular

maupun arteri yang lebih besar selama bertahun-tahun. Kira-kira 75%

pasien diabetik akhirnya meninggal akibat CVD.

Terdapat bukti bahwa pasien DM tipe 2 mengalami kerusakan

endotel maupun peningkatan kadar LDL teroksidasi. Kedua efek

tersebut mungkin merupakan akibat dari mekanisme yang terkait

dengan hiperglikemia yang khas pada kondisi ini. Selain itu,

koagulabilitas darah meningkat pada DM tipe 2 karena peningkatan

plsminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) dan peningkatan kemampuan

agregasi trombosit.

Serangkaian faktor risiko kardiovaskular mencakup trigliserida

plasma yang tinggi, HDL plasma yang rendah, hipertensi, peningkatan

glukosa plasma, dan obesitas (terutama abdominal) seringkali berkaitan

satu sama lain. Kombinasi faktor-faktor risiko ini sangat terkait dengan

dan dapat timbul sebagai akibat dari resistensi insulin. Individu dengan

tiga atau lebih faktor-faktor risiko ini dikatakan mengalami sindrom

metabolik.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 24: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

11

Universitas Indonesia

Merokok tembakau menyebabkan CVD dengan menurunkan

kadar HDL, menurunkan koagulabilitas darah, dan merusak endotel,

sehingga memacu terjadinya aterosklerosis. Selain itu, terjadi pula

stimulasi jantung yang diinduksi nikotin serta penurunan kapasitas

darah pengangkut oksigen yang dimediasi oleh karbon monoksida.

Efek ini, bersama dengan peningkatan kejadian spasme koroner,

menentukan tingkatan terjadinya iskemia jantung dan infark miokard

(Aaronson & Ward, 2010).

b. Faktor Risiko Mutlak

Riwayat CVD dalam keluarga

Berbagai survey epidemiologis telah menunjukkan adanya

predisposisi familial terhadap CVD. Hal ini sebagian besar disebabkan

karena banyak faktor risiko CVD (misal hipertensi) memiliki dasar

genetik multifaktorial (akibat gen abnormal multiple yang berinteraksi

dengan pengaruh lingkungan). Pengaruh genetik yang membahayakan

mungkin juga terlibat, karena predisposisi familial tetap ada bila data

epidemiologis di koreksi terhadap faktor risiko yang telah diketahui.

Riwayat keluarga dapat pula mencerminkan gaya hidup yang

menimbulkan stres atau obesitas (Aaronson & Ward, 2010; Muttaqin,

2009).

Jenis kelamin pria

Wanita usia paruh baya mungkin jauh lebih jarang mengalami

CVD dibandingkan pria. Perbedaan ini berkurang secara progresif

setalah menopause, dan ini terjadi terutama disebabkan oleh peran

estrogen. Kerja estrogen yang berpotensi menguntungkan adalah

sebagai antioksidan, menurunkan LDL dan meningkatkan HDL,

menstimulasi ekspresi dan aktivitas oksida nitrat sintase, serta

menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan produksi plasminogen.

Pria memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan wanita

premenopouse (Aaronson & Ward, 2010; Smeltzer & Bare, 2002).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 25: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

12

Universitas Indonesia

2.3. Patofisiologi dan Mekanisme Kompensasi

Patofisiologi gagal jantung diuraikan berdasarkan tipe gagal jantung yang

dibedakan atas gagal jantung kiri dan kanan, gagal jantung akut dan kronis, gagal

jantung sistolik dan diastolik, serta gagal jantung dengan Low output dan Hight

output (Panggabean, 2009; Ignatavisius & Workman, 2010). Sebagian besar

kondisi gagal jantung dimulai dengan kegagalan ventrikel kiri dan dapat

berkembang menjadi kegagalan dua ventrikel. Hal ini terjadi karena kedua

ventrikel jantung terdiri dari dua sistem pompa jantung yang berbeda fungsi satu

sama lain (Ignatavisius & Workman, 2010).

Kagagalan ventrikel kiri terjadi karena ketidakmampuan ventrikel untuk

mengeluarkan isinya secara adekuat sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi,

peningkatan volume akhir diastolik dan peningkatan tekanan intraventrikular pada

akhir diastolik. Hal ini berefek pada atrium kiri dimana terjadi ketidakmampuan

atrium untuk mengosongkan isinya ke dalam ventrikel kiri dan selanjutnya

tekanan pada atrium kiri akan meningkat. Peningkatan ini akan berdampak pada

vena pulmonal yang membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri dan akhirnya

menyebabkan kongesti vaskular pulmonal (Hudak & Gallo, 2010).

Gagal jantung kanan terjadi jika kelainannya melemahkan ventrikel kanan

seperti pada hipertensi pulmonal primer/sekunder, tromboemboli paru kronik

sehingga terjadi kongesti vena sistemik yang menyebabkan edema perifer,

hepatomegali, dan distensi vena jugularis. Tetapi karena perubahan biokimia gagal

jantung terjadi pada miokard kedua ventrikel, maka retensi cairan pada gagal

jantung yang sudah berlangsung bulanan atau tahunan tidak lagi berbeda

(Panggabean, 2009).

Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung

memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan, fatik,

kemampuan aktivitas fisik, menurun dan gejala hipoperfusi lannya. Sedangkan

gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan pengisian

ventrikel. Gagal jantung diastolik terjadi ketika ventrikel kiri tidak dapat

berelaksasi secara adekuat selama fase diastol. Tidak adekuatnya relaksasi

(stiffening) ini mencegah pengisian darah yang cukup oleh ventrikel yang

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 26: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

13

Universitas Indonesia

menjamin kardiak output yang adekuat (Ignatavisous dan Workman, 2010). Pada

gagal jantung diastolik pengisian ventrikel terganggu, umumnya karena dinding

ventrikel kaku akibat fibrosis atau hipertopi (Aaronson & Ward, 2010).

Low output syndrome terjadi bilamana jantung gagal sebagai pompa, yang

mengakibatkan gangguan sirkulasi perifer dan vasokontriksi perifer.

Vasokontriksi dapat terjadi pada kondisi low utput heart failure sedangkan pada

high output heart failure terjadi vasodilatasi yang mengakibatkan peningkatan

stroke volume (Crawford, 2009; Sabatine 2011). Bila curah jantung normal atau

diatas normal namun kebutuhan metabolik tubuh tidak mencukupi, maka hight

output syndrome terjadi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan

metabolik, seperti pada hipertiroidisme, demam, kehamilan, kondisi hiperkinetik

seperti pada kondisi fistula arteriovenous, beri-beri dan penyakit pagets (Udjianti,

2010; Sabatine, 2011).

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan

kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah

jantung normal. Kompensasi pada gagal jantung sistolik terjadi melalui dua

mekanisme utama, yaitu sistem simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron

(RAA). Aktivasi sistem simpatis terjadi sebagai reaksi terhadap penurunan curah

jantung yang dipersepsi oleh baroreseptor. Peningkatan aktivitas simpatis

menyebabkan peningkatan kontraksi otot jantung dan frekuensi denyut jantung

melalui stimulasi reseptor adrenergik ß1 di jantung (Sherwood, 2001).

Akibat dari aktivasi sistem simpatis tersebut terjadi peningkatan curah

jantung sebagai kompensasi terhadap penurunan curah jantung pada gagal jantung

sistolik. Aktivasi sistem RAA dimulai oleh sekresi renin oleh sel jukstaglomerular

di ginjal melalui stimulasi reseptor adrenergik ß1 dan sebagai reaksi terhadap

berkurangnya perfusi ke ginjal. Sekresi renin akan mengahasilkan angiotensin II

yang memiliki dua efek utama yaitu sebagai vasokonstriktor kuat dan sebagai

perangsang produksi aldosteron di korteks adrenal. Efek vasokonstriksi oleh

aktivitas simpatis dan Angiotensin II akan meningkatkan beban awal (preload) dan

beban akhir (afterload) jantung, sedangkan aldosteron menyebabkan retensi air

dan natrium yang akan menambah peningkatan preload jantung. Tekanan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 27: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

14

Universitas Indonesia

pengisian ventrikel (preload) yang meningkat akan meningkatkan curah jantung

(menurut hubungan Frank-Starling) sebagai mekanisme kompensasi (Aaronson &

Ward, 2010).

Mekanisme kompensasi lainnya adalah dilatasi dan hipertropi. Pada

dilatasi sel otot meregang. Peregangan pada sel otot jantung ini berpengaruh

terhadap curah jantung. Hubungan antara curah jantung dan panjangnya sel otot

jantung pada akhir diastolik dikenal dengan hukum Starling, yang menyatakan

bahwa saat akhir diastolik panjang serat meningkat, demikian juga curah jantung.

Terdapat titik dimana regangan sel otot bukan menimbulkan peningkatan curah

jantung tetapi sebaliknya (Hudak & Gallo, 2010). Jantung yang berdilatasi tidak

efisien secara mekanis (Hukum Laplace) (Davey, 2006).

Peningkatan afterload yang menetap (pada hipertensi, stenosis aorta)

menyebabkan penebalan dinding ventrikel karena sel-sel otot bertambah besar

(hipertropi miokard). Walaupun hipertropi memperbaiki kekuatan jantung, namun

ventrikel yang lebih tebal bersifat kurang komplian (fleksibel) dan end diastolic

pressure (EDP) harus meningkat lagi untuk pengisian yang adekuat; hal ini dapat

menyebabkan gagal diastolik. Hipertropi juga menurunkan densitas kapiler,

meningkatkan jarak difusi dan menurunkan cadangan koroner. Oleh karena itu

perfusi menurun saat latihan. Perubahan pada isoform protein kontraktil (miosin,

tropomiosin) juga menurunkan kecepatan kecepatan kontraksi dan kontraktilitas

(Aaronson & Ward, 2010).

2.4. Gagal Jantung Dekompensasi

Mekanisme kompensasi ini tidak berjalan lama, karena dengan berjalannya

waktu, mekanisme kompensasi tersebut justru memperburuk disfungsi miokard.

Dengan tujuan untuk tetap meningkatkan curah jantung yang urang, terjadilah

perubahan-perubahan maladaptif berupa hipertrofi dinding ventrikel (untuk

meningkatkan kontraktilitas miokard) dan ekspansi volume (untuk meningkatkan

tekanan dinding ventrikel sehingga meningakatkan kontraktilitas miokard).

Dilatasi pada ventikel juga akan meningkatkan stres pada ventrikel. Akan tetapi

perubahan-perubahan maladaptif tersebut, terutama perubahan peningkatan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 28: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

15

Universitas Indonesia

dinding ventrikel yang berlebihan, akan menyebabkan apoptosis sel jantung dan

proriferasi jaringan ikat (fibrosis), sehingga kontraktilitas miokard akan menurun.

Proses yang menghasilkan perubahan-perubahan maladaptif dalam struktur dan

fungsi jantung ini disebut proses remodelling jantung. proses remodeling jantung

ini terjadi pada saat dekompensasi gagal jantung. Selain melaui peningkatan stres

hemodinamik pada ventrikel (peningkatan preload dan afterload jantung), aktivasi

sistem neurohormonal endogen tersebut di atas (peningkatan kadar norepinefrin,

epinefrin, angiotensis II, aldosteron, dan lain-lain), sendiri mupun bersama, juga

mempunyai efek toksik langsung pada sel jantung untuk terjadinya remodelling

jantung (dengan mensimulasi terjadinya apoptosis dan fibrosis miokard) (Fuster et

al, 2001; Black & Hawks, 2009; AHA, 2005).

Proses remodeling jantung ini merupakan proses yang progresif, sehingga

akan berjalan terus tanpa perlu ada kerusakan baru/berulang pada jantung. Proses

remodeling jantung yang progresif ini menyebabkan kontraktilitas miokard akan

semakin menurun, sehingga curah jantung akan semakin menurun. Di samping itu

peningkatan afterload juga akan menurunkan curah jantung. Akibatnya terjadi

dekompensasi jantung. Oleh karena itu, pengobatan gagal jantung kronik

ditunjukkan untuk mencegah atau memperlambat remodeling miokard tersebut,

sedangkan pada gagal jantung akut, pengobatan ditunjukkan untuk mengurangi

overload cairan, menurunkan resistensi perifer, dan memperkuat kontraktilitas

miokard (Fuster et al, 2001; AHA, 2005; Black & Hawks, 2009; ).

2.5. Manifestasi Klinis

Manifestasi gagal jantung yang utama adalah (1) sesak napas dan rasa

lelah, yang membatasi kemampuan melakukan kegiatan fisik; dan (2) retensi

cairan, yang menyebebkan kongesti paru da edema perifer (Setiawati & Nafrialdi,

2007). Pada umumnya pasien datang dengan dispneu (sesak napas), meskipun

pada awalnya hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas fisik, keluhan disertai

dengan kelemahan dan kelelahan, dan edema perifer (retensi cairan dalam

jaringan), yang paling sering terlihat sebagai pembengkakan tungkai. Jantung dan

hati membesar, dan CVP yang tinggi menyebabkan distensi vena jugular. Irama

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 29: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

16

Universitas Indonesia

gallop dapat terdengar akibat tekanan pengisian jantung yang tinggi, curah jantung

dan tekanan darah mungkin normal atau menurun (Aaronson & ward, 2010)

Manifestasi klinis gagal jantung dapat digolongkan juga berdasarkan tipe

gagal jantung. Tanda gagal jantung kiri berupa: 1) Penurunan kardiak output

berupa kelelahan, oliguria, angina, konfusi dan gelisah, takikardia dan palpitasi,

bunyi jantung gallop S3 & S4, nadi perifer melemah, pucat dan akral teraba

dingin, dan 2) Tanda kongesti pulmonal meliputi: batuk yang bertambah buruk

pada malam hari (paroxysmal noctural dyspneu, PND), dispneu/sesak, batuk

iritasi dengan sputum pink berbusa, krakels, pernapasan cheyne-stokes, tachipnoe,

orthopneu, edema pulmonal akut pada CXR. Sedangkan manifestasi klinis gagal

jantung kanan adalah kongesti sistemik berupa: distensi vena jugularis,

pembesaran hati dan lien, anorexia dan nausea, edema tungkai yang menetap,

asites, edema anasarka, peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah

karena kelebihan volume cairan atau penurunan tekanan darah karena kegagalan

pompa jantung (Davey, 2006; Black & Hawks, 2009; Ignatavisius & Workman,

2010; Hudak & Gallo, 2010).

2.6. Klasifikasi Gagal jantung

New York Hearth Association (NYHA) membuat gradasi keparahan gagal

jantung dalam 4 kelas fungsional berdasarkan jumlah aktivitas fisik yang

diperlukan untuk menimbulkan gejala-gejalanya.

Tabel 2.2 klasifikasi gagal jantung menurut

New York Association of Chronic heart failure

Kelas Definisi

I

II

Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak menyebabkan

keterbatasan dalam aktivitas fisik. Tidak ada limitasi aktivitas

fisik. Tidak timbul sesak napas, rasa lelah, atau palpitasi dengan

aktivitas fisik biasa.

Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan gangguan

aktivitas fisik ringan. Sedikit limitasi aktivitas fisik. Timbul rasa

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 30: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

17

Universitas Indonesia

III

IV

lelah, palpitasi, dan sesak napas dengan aktivitas fisik biasa,

tetapi nyaman sewaktu istirahat.

Keterbatasan aktifitas fisik sangat terasa pada pasien dengan

penyakit jantung. nyaman pada saat beristirahat tetapi

merasakan gejala walaupun hanya dengan aktivitas minimal.

Pasien dengan penyakit jantung, beraktivitas fisik sangat

terbatas. Gejala dirasakan walaupun saat beristirahat, dan

aktivitas fisik sedikit saja akan memperberat gajala.

Sumber: modifikasi dari Davey (2006); Setiawati & Nafrialdi (2007)

2.7. Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan untuk menemukan penyebab, menilai beratnya penyakit dan

memantau pengobatan (Davey, 2006; RSCM, 2007). Pemeriksaan penunjang

tersebut terdiri dari:

Elektrokardiogram Gambaran EKG pada penderita gagal jantung akut

pada umumnya abnormal. Pemeriksaan EKG digunakan untuk mengetahuai irama

jantung akut, etiologi gagal jantung akut, kondisi jantung seperti sindroma koroner

akut, dan hipertrofi rongga jantung. Aritmia jantung harus dinilai dengan EKG 12

sadapan kemudian dipasang EKG monitor kontinu.

Ekokardiografi Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan untuk evaluasi

perubahan fungsi dan struktur jantung pada gagal jantung akut seperti pada

sindrom koroner akut. Hal penting yang harus dinilai oleh ekokardiografi: fungsi

ventrikel kiri dan kanan, keadaan katup, perikard, komplikasi mekanik dari infark

miokard dan adanya massa di jantung (jarang), tekanan arteri ulmonal, dan curah

jantung.

Biokimiawi Elektrolit, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), dan hematologi

(anemia), kimia darah tes fungsi liver, lipid darah, glukosa dan fungsi tiroid.

Scan Isotop Nuklir Bermanfaat untuk pengukuran fraksi ejeksi yang akurat

(ventrikulografi isotop atau multiple gated acquisition scans [MUGA]) atau

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 31: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

18

Universitas Indonesia

miokardium yang tidak berfungsi (otot jantung masih ada, namun tidak

berkontrkasi akibat stenosis koroner yang hebat pada arteri yang memberi nutrisi,

yang akan berkontraksi bila aliran darah membaik dengan angioplasty

transluminal perkutan [PTCA] atau cangkok bypass arteri koroner [CABG]).

2.8. Tatalaksana

Respons fisiologis pada gagal jantung membentuk dasar rasional untuk

tindakan. Sasaran penatalaksanaan gagal jantung kongestif adalah untuk

menurunkan kerja jantung dengan istirahat, untuk meningkatkan curah jantung dan

kontraktilitas miokard dengan penggunaan obat, dan untuk menurunkan retensi

garam dan air dengan terapi diet dan istirahat ( Hudak & Gallo, 2010; Smeltzer &

Bare 2002).

Terapi gagal jantung dibagi atas terapi non-farmakologik dan terapi

farmakologik (Ghani, 2009; Setiawati dan Nafrialdi, 2007; Davey, 2006).

Terapi Nonfarmakologis

(1) Diet: pasien gagal jantung dengan diabetes, dislipidemia atau obesitas harus

diberi diet yang sesuai untuk menurunkan gula darah, lipid darah atau berat

badannya. Asupan NaCl harus dibatasi menjadi 2-3 g Na/hari, atau <2 g/hari

untuk gagal jantung sedang sampai berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-2

L/hari hanya utnuk gagal jantung berat.

(2) Merokok: harus dihentikan

(3) Aktivitas fisik: olahraga yang teratur seperti berjalan atau bersepeda

dianjurkan untuk pasien gagal jantung yang stabil (NYHA kelas II-III)

dengan intensitas yang nyaman bagi pasien.

(4) Istirahat: dianjurkan untuk gagal jantung akut atau tidak stabil.

(5) Bepergian: hindari tempat-tempat tinggi dan tempat-tempat yang sangat panas

atau lembab, dan gunakan penerbangan-penerbangan pendek.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 32: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

19

Universitas Indonesia

Terapi Farmakologis

Tujuan primer pengobatan adalah mencegah terjadinya gagal jantung

dengan cara mengobati kondisi-kondisi yang menuju terjadinya gagal jantung,

terutama hipertensi dan/atau penyakit arteri koroner. Jika disfungsi miokard sudah

terjadi, tujuan pertama adalah mengobati/menghilangkan penyebab dasarnya, jika

mungki (misalnya iskemia, penyakit tiroid, alkohol, obat). Jika penyebab dasar

tidak dapat dikoreksi, pengobatan ditunjukkan untuk Tujuan (1) adalah tujuan

untuk pengobatan gagal jantung kronik: mencegah memburuknya fungsi jantung,

dengan miokard, sehingga dapat mengurangi mortalitas; diberikan penghambat

ACE dan β-bloker, disamping mengurangi beban kerja jantung dan sedangakna

tujuan (2) adalah tujuan utama pengobatan gagal jantung akut, yaitu untuk

mengurangi gejala-gejala gagal jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup

pasien; diperlukan pengurangan overload cairan dengan diuretic, penurunan

resistensi perifer dengan vasodilator, dan peningkatan kontraktilitas miokard

dengan obat inotropik.

Diuretik, adalah dasar untuk terapi simtomatik. Dosisnya harus cukup

besar untuk menghilangakan edema paru dan/atau perifer. Efek samping utama

adalah hipokalemia (berikan suplemen K+ atau diuretic hemat kalium, seperti

amilorid).

Inhibitor ACE, menghambat perubahan angiotensisn I menjadi

angiotensin II, memotong respon neuroendokrin maladaptive, menimbulkan

vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah. Obat golongan ini memperbaiki

gejala, kualitas hidup, dan prognosis pada gagal jantung yang nyata atau

kerusakan fugsi ventrikel kiri. Obat ini dapat memicu gagal ginjal pada stenosis

arteri renalis bilateral (periksa ureum dan kreatinin). Efek samping lainyang paling

banyak dijumpai adalah batuk kering persisten sebanyak 15%.

Antagonis reseptor angiotensin II, misalnya losartan, mengahambat

angiotensin II dengan antagonism langsung terhadap reseptornya. Efek dan

manfaatnya seperti inhibitor ACE.

Bloker β, seperti bisoprolol, metoprolol, dan karvedilol, sebelumnya

dianggap kontraindikasi pada gagal jantung katekolamin yang tinggi dalam

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 33: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

20

Universitas Indonesia

sirkulasi dan penurunan regulasi reseptor adregenik sangat barbahaya pada gagal

jantung. Bloker β (diberikan hanya pada pasien yang stabil, dengan dosis sangat

rendah, dinaikkan bertahap) membalikkan keadaan ini dan memperbaiki status

fungsional serta prognosis. Menurunkan kegagalan pompa serta kematian

mendadak akibat aritmia.

Antagonis aldosteron, spironolakton, suatu diuretic hemat kalium

(antagonis aldosteron) memperbaiki prognosis pada CHF berat.

Digoksin, saat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal

jantung, sedangakan sedangakan digitoksin dan folia digitalis tidak digunakan

lagi. Efek digoksin pada pengobatan gagal jantung sebagai inotropik positif,

kronotropik negative (mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau

fibrilasi atrium) dan mengurangi aktifasi saraf simpatis.

Antitrombotik, warfarin (antikoagulan oral) diindikasikan pada gagal

jantung dengan fibrilasi atrial, riwayat kejadian tromboembolik sebelumnya, atau

adanya trombus di ventrikel kiri, untuk mencegah stroke atau tromboembolisme.

Antiaritmia, antiaritmia yang digunakan pada gagal jantung hanyalah ß-

bloker dan amiodaron. ß-bloker mengurangi kematian mendadak pada gagal

jantung. Amiodaron digunnakan pada gagal jantung hanya jika desertai dengan

fibrilasi atrial dan dikehendaki ritme sinus. Amiodaron adalah satu-satunya obat

aritmia yang tidak dsertai dengan efek inotropik negatif.

2.9. Edukasi dalam Penatalaksanaan Gagal Jantung

Pasien pasca rawat di rumah sakit biasanya lebih sering kembali ke klinik

dan rumah sakit akibat kekambuhan episode gagal jantung berulang terutama pada

pasien dengan usia diatas 65 tahun dengan kondisi yang lebih buruk (Stromberg,

2005). Gagal jantung merupakan suatu sindrom dengan kondisi kronis dan

memiliki prognosis yang menurun dan tidak selalu dapat dicegah. Namun

demikian setengah dari penyebab readmisi pasien dapat dicegah. Data di Eropa

menunjukkan bahwa 50 % dari pasien gagal jantung yang pernah dirawat di rumah

sakit mengalami readmisi dalam waktu 6 bulan dan menghabiskan sekitar 70%

dana untuk perawatan (Stromberg, 2005). Hal tersebut tidak hanya menimbulkan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 34: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

21

Universitas Indonesia

masalah psikologis, sosiologis dan finansial tetapi beban fisiologis pasien akan

menjadi lebih serius. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan melibatkan

pasien dalam implementasi program terapi akan memperbaiki kerjasama dan

kepatuhan. Kebanyakan kekambuhan gagal jantung dterjadi karena pasien tidak

mematuhi terapi yang dianjurkan, seperti tidak mampu melaksanakan terapi

pengobatan dengan tepat, melanggar pembatasan diet, tidak mematuhi tindak

lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan dan tidak dapat mengenali

gejala kekambuhan (Smeltzer & Bare, 2002, Sromberg, 2005; Paul, 2008).

2.9.1. Definisi edukasi

Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya

pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya untuk menambah

pengetahuan baru, sikap serta keterampilan melalui penguatan praktik dan

pengalaman tertentu (Smeltzer & Bare, 2005; Potter & Perry, 2009). Salah satu

peran penting perawat dalam tim manajemen gagal jantung adalah sebagai

edukator. Dimana pasien dengan kondisi gagal jantung harus mengerti kondisi

sakitnya, pengobatanya dan mengetahui kapan waktu untuk memeriksakan diri

ke petugas kesehatan. Perawat memiliki peranan penting pada proses edukasi

tersebut sebagai petugas pertama yang mengajarkan dan mengevaluasi

kemampuan self care pasien (Paul, 2008).

2.9.2. Tujuan Edukasi dan self care pada pasien gagal jantung

Tujuan dari edukasi pada pasien gagal jantung adalah membantu pasien

secara aktif berpartisipasi dalam perawatannya sendiri, membuat keputusan

dalam pengobatan dan perubahan perilaku kesehatan sesuai dengan kompetensi

yang harus dimiliki dan dengan rasa percaya diri (Stromberg, 2005). Edukasi

dapa membuat penyakit gagal jantung dan gejala yang muncul dapat ditangani

oleh pasien secara komprehensif. Pengetahuan meningkatkan kontrol dan

memfasilitasi pasien untuk beradaptasi terhadap kondisi sakit gagal jantung yang

bersifat kronis dan pasien memiliki peran dalam perilaku perawatan diri (self

care behaviour) seperti retriksi cairan dan intake garam, latihan, terapi

pengobatan, dan monitoring terjadinya tanda dan gejala perburukan kondisi

gagal jantung (Paul, 2008).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 35: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

22

Universitas Indonesia

Dalam penelitiannya mengenai edukasi yang diberikan oleh perawat

pada saat pasien pulang rawat Koeling et all (2005) membuktikan bahwa edukasi

pada saat pulang rawat meningkatkan kondisi klinis pasien dengan gagal jantung

dengan menurunkan angka readmisi rawat selama follow up 180 hari. Data

laporan follow up padien yang mendapatkan edukasi juga menunjukkan bahwa

melakukan self –care secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa edukasi pada pasien gagal jantung dapat menurunkan angka readmisi

pasien dan menurunkan dana rawat yang signifikan.

Definisi self care menurut Riegel et al (2004) adalah sebuah proses

pengambilan keputusan secara naturalistik terhadap pemilihan tingkah laku

untuk mempertahankan stabilitas fisiologis (self care maintenance) dan respon

terhadap gejala yang dialami (self care management). Self care pada pasien

gagal jantung digambarkan sebagai suatu proses dimana pasien berpartisipasi

secara aktif dalam melakukan managemen gagal jantung baik secara mandiri

maupun dengan bantuan keluarga maupun petugas kesehatan.

2.9.3. Topik edukasi untuk pasien gagal jantung

2.3. Tabel Topik Edukasi

Nasihat umum

- Definisi, tanda dan gejala gagal jantung

- Etiologi

- Monitoring gejala

- Self management tanda dan gejala

- Menimbang berat badan setiap hari

- Rasional terapi

- Ketaatan dalam pengobatan

- Prognosis

Konseling pengobatan - Efek dan efek samping obatserta tanda-tanda keracunan

obat

- Cara penggunaan obat

- Obat-obatan yang harus dihindari seperti hati-hati dalam

penggunaan obat NSAID

- Penggunaan terapi diuretik

Istirahat dan latihan - Istirahat

- Latihan exercise

- Pekerjaan

- Aktivitas fisik sehari-hari

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 36: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

23

Universitas Indonesia

- Aktivitas seksual

- Rehabilitasi

Diet dan kebiasaan sosial - Pembatasan intake sodium

- Retriksi cairan

- Batasi minum alkohol

- Berhenti merokok

- Kurangi kondisi overweight

Vaksinasi Imunisasi Pnemococcal dan influenza

Perjalanan - Penerbangan udara

- Ketinggian, hindari tempat yang panas atau lembab

Sumber: European Society of Cardiology (2001)

Bakang & Akyol (2008) dalam penelitianya mengenai studi eksperimen efek

dari teori adaptasi Roy terhadap model edukasi, latihan dan program dukungan

sosial terhadap pasien gagal jantung dengan menggunakan booklet pada pasien yang

diintervensi menunjukkan bahwa pasien yang diintervensi dan diberikan edukasi

dapat beradaptasi secara baik terhadap kondisi gagal jantung yang dialaminya.

Kualitas hidup pasien meningkat, kapasitas fungsional meningkat dan dukungan

sosial pun meningkat. Dengan demikian Roy adaptation model melalui pemberian

edukasi dapat digunakan perawat dalam merawat pasien dengan kondisi gagal

jantung.

2.9.4. Proses edukasi pasien

Rankin & Stallling (2001) menggambarkan roses edukasi pada pasien menjadi 5

tahap.

1) Pengkajian terhadap pengetahuan pasien sebelumnya, kemampuan belajar

pasien, mispersepsi pengetahuan, pola belajar, perilaku, dan motivasi untuk

belajar. Pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara, dan test. Pengkajian

pengetahuan sebelumnya sangat penting dilakukan, penelitian Ni et al (1999)

dalam Stromberg (2005) menyatakan sebagian besar edukasi diberikan secara

verbal (75%), tertulis (71%) dan melalui tulisan dan verbal (65%). Namun

diantara pasien yang mendapat edukasi hanya 14 % yang mengetahui banyak

informasi mengenai penyakit jantung dan sebagian besar (38%) mengetahui

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 37: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

24

Universitas Indonesia

informasi sedikit bahkan menyatakan tidak ingat kembali apa yang telah

disampaikan.

2) Diagnosa sumber daya pasien dan hambatan dalam proses pengajaran

Intervensi edukasi disesuaikan dengan kondisi yang menghambat pasien

dalam melakukan pembelajaran seperti keterbatasan fungsional dan kognitif,

persepsi yang salah, motivasi yang rendah dan kepercayaan diri yang rendah.

Ketidakpatuhan pasien pada tatalaksana penyakit gagal jantung disebakan oleh

banyak faktor, kemungkinan hambatan dalam partisipasi perawatan mandiri

meliputi kompleknya regimen pengobatan, kerusakan kognitif pasien yang

membuatnya kesulitan dalam mengikuti instruksi yang diberikan serta

kurangnya motivasi dalam melakukan instruksi saat pulang (Paul, 2008).

3) Penentuan rencana dan intervensi edukasi pada pasien sesuai kebutuhan

Pada fase perencanaan ditentukan tipe edukasi yang diberikan, frekuensi

pemberian edukasi, penentuan siapa yang memberikan edukasi dan bagaimana

penyampaian edukasi tersebut diberikan.

4) Proses pemberian edukansi pada pasien sesuai rencana edukasi

5) Evaluasi terhadap edukasi yang telah diberikan.

Evaluasi hasil edukasi yang diberikan tergantung dari target yang ingin

dicapai oleh edukator. Terdapat beberapa alat penilaian yang dapat digunakan

baik untuk menilai penyakit secara umum dan khusus ataupun menilai kualitas

kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup pasien (Stromberg, 2005).

2.9.5. Edukator, setting dan material yang digunakan saat edukasi (Stromberg,

2005; Paul, 2008)

Edukasi dapat diberikan oleh semua tim dalam managemen gagal

jantung, baik oleh dokter, perawat, dietisiant, apoteker, pemberi layanan sosial,

atau fisioterapis. Perawat spesialis gagal jantung yang memberikan edukasi

memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus berdasarkan evidence base

intervensi edukasi. Adapun tempat edukasi mulai dilakukan di rumah sakit pada

saat pasien dirawat, atau pada saat pasien mendapatkan perawatan primer di

masyarakat (Stromberg, 2005). Material/media yang digunakan dapat berupa

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 38: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

25

Universitas Indonesia

verbal, tertulis melalui booklet, buletin, leaflet, brosur dll, serta kombinasi

audiovisual menggunakan video, CD dan program komputer seperti penggunaan

website dll. Edukasi tambahan dapat diberikan melalui konseling melalui sesi

pembelajaran selama satu jam khusus (Paul, 2008) serta telecare dan

telemonitoring sebagi follow up kondisi klien setelah pasien pulang (Louis,

Turner, Gretton & Baksh, 2003).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 39: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

26

Universitas Indonesia

Kelaianan mekanis, kelainan miokard

& gangguan irama jantung

Gangguan kontraktilitas ventrikel Gangguan overload Gangguan preload

GAGAL JANTUNG

Gagal jantung

sistolik

Mekanisme kompensasi

Refleks baroreseptor Pe↓ perfusi ginjal

Vasodilator arteri

Pe↑ retensi perifer

Pe↑ tekanan sistolik

(afterload)

Pe↑ HR

Pe↑ kontraktilitas

otot jantung

Pe↑ Co

(kompensasi)

Pe↑ pelepasan renin

Pe↑ angiotensin

Pe↑ aliran balik vena

Pe↑ tekanan diastolic

akhir ventrikel kiri

(preload)

Pe↑ sekresi

aldosteron

Pe↑ volume

darah

Remodelling Jantung

Mekanisme dekompensasi

Gagal jantung kanan Gagal jantung kiri

Tanda dan gejala

kongesti pulmonal

Tanda dan gejala

kongesti sistemik

Pe↓ kapasistas fungsional

Rehospitalisasi

Self care management

Edukasi

Pe↑ aktivasi simpatis

Pe↓ kontrtaktilitas miokard

2.4. Kerangka Teori

Gagal jantung

diastolik

Sumber: Modifikasi dari Ignatavisius & Workman (2010); Hudak & Gallo (2010); Black & Hawk (2009);

Stromberg (2005); Koelling et. al (2005)

Venokonstriksi

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 40: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

27 Universitas Indonesia

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

3.1.1. Biodata

Nama : Tn. S

Informasi : klien & keluarga

Reliabilitas : 3

Umur : 56 tahun

Tgl lahir : 21-04-1957

Suku bangsa : Betawi

Jenis kelamin : L

Tgl masuk : 12-05-2013 Jam 19.30 WIB dari rumah

Tanggal pengkajian : 15-05-2013

Diagnosa Medis : CHF Fc III, hipertensi grade II, CAD

anterolateral dan DM tipe 2

3.1.2. Riwayat Penyakit

a. Keluhan utama: sesak dan lemah saat beraktivitas

b. Riwayat penyakit sekarang

Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit mengeluh sesak dan lemas

saat beraktivitas, dapat tidur dengan menggunakan 2-3 bantal atau

dalam posisi duduk, kadang-kadang terbangun dari tidur karena sesak.

Nyeri dada kanan seperti ditusuk-tusuk hilang timbul. Namun pada saat

pengkajian di ruangan sudah tidak keluhan nyeri dada. Batuk sesekali

namun tidak ada demam, kadang merasa mual.

c. Riwayat penyakit dahulu

Mengetahui memiliki penyakit hipertensi dan diabetes melitus sejak 3

tahun yang lalu, kontrol tidak teratur dan sudah tidak pernah kontrol

ulang sejak maret 2013. Pernah dirawat di RSCM karena sakit jantung

1 tahun yang lalu. Pernah dilakukan pemeriksaan Echocardiografi

(tahun 2009) dan Catheterisasi jantung (tahun 2011).

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 41: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

28

Universitas Indonesia

d. Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit hipertensi, diabetes melitus, astma dan alergi

disangkal.

e. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan (Pengkajian

terkait PKKMP)

Sebelum sakit klien bekerja sebagai supir angkot atau supir pribadi.

Ekonomi keluarga dibantu juga oleh istri klien yang berjualan makanan

di rumahnya. Kebiasaan merokok sejak klien SD, 1-2 bungkus sehari,

sempat berhenti merokok sejak sakit tahun 2010 namun sesekali

merokok kembali. Pada saat 3 bulan yang lalu sebelum dirawat saat ini

klien merokok kembali dan baru berhenti saat klien di rawat di rumah

sakit sekarang. Klien biasa minum bir 1-2 botol setiap hari setelah

pulang narik angkot, berhenti sejak sakit pertama tahun 2010. Klien

menyenangi minuman dingin dan manis serta suka ngemil saat

mengemudi. Dalam hal makanan klien memiliki hobi makan makanan

bersantan seperti makan nasi uduk atau lontong sayur setiap hari,

minum minuman dingin dan manis hampir setiap hari. Klien

mengatakan sering stres memikirkan 2 anak laki-lakinya yang sering

ikut pergaulan dengan teman-temanya yang tidak baik di lingkungan

tempat tinggalnya. Kedua anak laki-lakinya tersebut sering pulang

malam, sehingga sering membuat klien khawatir.

3.1.3. Pengkajian Tambahan dan Pemeriksaan Fisik

a. Aktivitas/Istirahat

Sebelum dirawat di RS, klien masih mampu melakukan aktivitas harian

sendiri di rumah, sejak klien dirawat aktivitas klien dibantu oleh

keluarga dan perawat. Klien mengalami kelemahan fisik dan masih

merasa sesak saat beraktivitas, dengan kondisi aktivitas ringan di

tempat tidur pun masih terasa lelah dan sesak. Pada saat ini klien

bedrest di tempat tidur. Mobilitas terbatas di tempat tidur, makan di

bantu oleh keluarga, higiene dilakukan di tempat tidur, masih

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 42: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

29

Universitas Indonesia

menggunakan catheter urine. Untuk istirahat tidur, sebelum sakit klien

jarang tidur siang karena bekerja, istirahat tidur malam klien sekitar 6-8

jam sehari. Setelah sakit klien tampak sering tertidur siang ataupun

malam hari, namun sesekali terbangun saat tidur karena klien merasa

sesak.

Pengkajian neuromuscular :

Saat ini kesadaran klien compos mentis, GCS : E4M6V5, tonus otot

normal, postur tubuh tegak, agak membungkuk saat klien merasa

sesak, klien lebih sering berbaring di tempat tidur. Rentang gerak

normal namun tampak lemah dan lelah, tidak terdapat deformitas.

Kekuatan otot : 5555 5555

5555 5555

b. Sirkulasi

TD : Ka : Berbaring : 150/90 mmHg

Nadi perifer : radialis 90 bpm, kualitas kuat, irama reguler

Leher: Distensi vena jugularis 5+3 cmH2O, tidak teraba pembesaran

KGB

Jantung: getaran dan dorongan pada PMI tidak teraba, Bunyi jantung:

BJ I dan BJ II normal, murmur(-), gallop (-)

Ektrimitas Terdapat pitting edema +2 pada tungkai dan mata kaki,

tidak terdapat edema periorbital, tidak terdapat asites. Tidak terdapat

luka pada ekstrimitas, dan tidak ada riwayat penyembuhan luka yang

lama. Terdapat kebas/kesemutan pada ujung tangan dan kaki. akral

hangat, warna kulit sama dengan warna sekitarnya, pengisian kapiler <

3 detik, tidak ada varises, tanda Homan’s tidak ada, tidak ada sianosis

pada kaki dan kelainan pada kuku. Turgor kulit baik, elastis, membran

mukosa warna merah muda, lembab.

c. Pernapasan

Bentuk dada simetris, auskultasi paru vesikuler, ronchi basah halus

bilateral, wheezing (-/-), terdapat keluhan sesak, terasa sesak pada saat

aktivitas ringan, terdapat retraksi dada setelah melakukan aktivitas RR

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 43: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

30

Universitas Indonesia

24 kali/menit, pernapasan cepat dan dangkal, terpasang oksigen 3

lt/menit. Keluhan batuk jarang, warna sputum putih, viskositas kental.

Klien perokok berat 1-2 bungkus sehari, klien sempat berhenti

merokok sejak sakit , namun 3 bulan yang lalu merokok kembali.

d. Integritas Ego

Status hubungan klien menikah memiliki satu orang istri dengan 4

orang anak. Klien mengatakan suka teringat dengan 2 anak laki-lakinya

yang menurut klien nakal, klien mengatakan stres dengan kondisi

anaknya yang sering pulang malam dan sulit diatur. Dalam mengatasi

stres yang dialaminya klien berbagi cerita kekhawatiran klien dengan

anak laki-lakinya dengan istrinya, serta klien berusaha untuk berbicara

dengan anaknya. Pada saat ini klien merasa ingin cepat sembuh dan

pulang kembali ke rumah, klien tidak mau berlama-lama di RS karena

merasa kasihan dengan anak dan istrinya yang harus bolak-balik ke RS.

Terkadang klien merasa tidak berdaya saat kondisi sakitnya sedang

kambuh, klien lebih sering tampak sendiri, dan sesekali tampak

melamun karena teringat anak laki-lakinya yang menurut penuturan

klien suka nakal dan tidak mau menurut pada orang tua.

Masalah finansial, kondisi ekonomi klien dan keluarga pas-pasan,

klien pernah putus berobat karena rujukan rumah sakit yang ditunjuk

oleh penjamin jauh dari rumahnya sehingga diperlukan biaya lebih

untuk kontrol. Selain itu dengan kondisi klien yang sudah tidak

bekerja, istri klien berjualan nasi untuk membantu ekonomi keluarga.

Anak-anak klien sebagian besar sudah bekerja dan sesekali membantu

keuangan keluarga sesuai dengan kebutuhan.

Faktor-faktor budaya dan agama, klien beragama islam, namun

tidak menjalankan ajaran agama secara rutin. Tinggal di wilayah

perkotaan dengan kondisi lingkungan tempat tinggal yang padat dan

penuh stressor, namun tidak ada nilai budaya tertentu yang

bertentangan dengan kesehatan klien. Terdapat perubahan gaya hidup

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 44: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

31

Universitas Indonesia

masyarakat urban yang klien miliki yakni pola hidup yang tidak sehat,

konsumsi rokok dan meminum alkohol setiap hari, kurang aktivitas,

kurang konsumsi sayuran dan konsumsi makanan yang tinggi lemak

dan kalori seperti memiliki kesenangan memakan makanan yang

bersantan setiap hari

Perubahan terakhir, setelah klien sakit (terutama 1 tahun terakhir)

klien sudah tidak bekerja lagi sebagai supir, klien sering berada di

rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari di rumah. Biaya hidup

ditopang oleh istri klien yang berjualan nasi serta dibantu oleh anak-

anak klien yang sudah bekerja. Pada pagi-sore hari klien sendiri di RS

dan pada malam hari terkadang istri dan anak klien bergantian

menunggui klien di RS.

e. Eliminasi

Pola BAB, di rumah klien sering mengalami konstipasi dengan

frekuensi BAB setiap 4-5 hari sekali, menggunakan laxatif dengan

laxadine sirup, namun setelah klien tidak melakukan kontrol (sejak

maret 2013) klien sudah tidak menggunakan laksatif sehingga BAB

keras dan klien selalu mengalami kelelahan dan sesak setiap selesai

BAB. Selama di rawat di RS klien BAB 1-2 hari sekali dengan

menggunakan laxadinine 3x 1 sendok sehari, konsistensi lembek.

Tidak ada perdarahan saat BAB dan tidak ada hemoroid.

Abdomen, simetris, bising usus 8x/mnt, tidak ada nyeri tekan,

abdomen teraba supel, tidak teraba adanya massa pada abdomen.

Perkemihan, menggunakan folley catheter, volume urin banyak warna

kuning jernih dengan menggunakan terapi iv furosemide drip 5

mg/jam. Tidak ada riwayat kesulitan BAK, riwayat penyakit ginjal dan

kandung kemih disangkal.

f. Makanan/Cairan

Klien mendapat diet DM 1700 kkal, tiga kali sehari dengan pola diet

makanan lunak pagi, siang dan sore hari disertai selingan makanan

ringan 2 kali, makanan selingan kadang dimakan, kadang tidak

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 45: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

32

Universitas Indonesia

dimakan. Retriksi cairan 1000 cc/24 jam. Klien datang ke RS (12 mei

2013) dengan keluhan sindrom dispepsia, mengalami mual pada saat

makan dengan porsi makan yang berkurang karena klien merasa sesak

dan lelah pada saat aktivitas ringan. Pada saat pengkajian (13 mei

2013) klien masih merasa mual (kadang-kadang), klien sudah bisa

makan habis 1/2 porsi bubur sumsum dengan kontrol pengobatan

lansoprazole dan domperidon oral. Klien tidak memiliki riwayat alergi

terhadap makanan, kondisi gigi tidak lengkap, tampak caries pada gigi

geraham, tidak ada perdarahan gusi namun fungsi gigi masih optimal,

tidak ada masalah dalam menelan dan mengunyah makanan.

Pengkajian Antropometri Berat badan 60 kg, tinggi badan 160 cm;

IMT 23.43 (normal), pada saat sebelum sakit klien mengalami obesitas

dengan berat badan sekitar 80 -90 kg, namun setelah klien sakit mulai 3

tahun yang lalu berat badan klien berangsur-angsur turun.

g. Higiene

Penampilan umum agak kotor, tercium bau tidak sedap (bau keringat)

saat berada dekat dengan klien, sudah 3 hari belum berganti celana

panjang, klien mengatakan 2 hari dirawat di IGD, belum pernah mandi,

ganti baju ataupun melakukan higiene lainnya selama dirawat di IGD,

di ruang rawat sekarang belum mandi dan belum memiliki peralatan

untuk mandi dan ganti baju karena keluarga belum datang menjenguk.

cara berpakaian rapi, kondisi kulit dan rambut kepala berminyak,

rambut tampak kusut dan acak-acakan (tidak disisir). Klien belum bisa

ke kamar mandi karena masih merasa lemah dan cepat lelah

h. Neurosensori

Status mental Compos mentis, GCS: E4M6V5, orientasi terhadap

orang, waktu dan tempat baik, kooperatif. Terdapat keluhan rasa

pening dan sakit kepala terasa pada saat berubah posisi mendadak atau

setelah melakukan aktivitas.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 46: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

33

Universitas Indonesia

Mata : isokor 2 mm/2 mm, akomodasi pupil (+), refleks berkedip (+),

tidak ada miopi, tidak ada edema periorbital, konjungtiva anemis,

sklera tidak ikterik.

Telinga normal, tidak ada tuli konduktif

Hidung: normal, tidak ada epistaksis, tidak ada masalah dengan

penciuman.

Memori yang lama dan baru tidak ada kelainan, tidak ada kelemahan

tubuh tidak ada dan tidak terdapat facial drop

Refleks tendon dalam: fisiologis (bisep, trisep, patella dan achiles)

normal, tidak terdapat refleks patologis babinsky (-/-)

i. Nyeri

Keluhan nyeri : tidak ada

j. Keselamatan

Tidak ada alergi, tidak memiliki penyakit hubungan seksual, tidak

memiliki masalah tulang, sendi dan masalah pada punggung. Fungsi

penglihatan dan pendengaran baik, integritas kulit baik, tidak ada

kemerahan, tidak ada laserasi, tidak ada riwayat demam. Suhu 36.6°C.

k. Interaksi Sosial

Bicara jelas, dapat berkomunikasi dengan perawat, keluarga dan orang

terdekat lainnya. Pola interaksi dengan keluarga baik.

l. Penyuluhan/Pembelajaran

Bahasa dominan Indonesia, melek huruf , tingkat pendidikan SMP,

keyakinan kesehatan yang dilakukan selama dirawat di RS: mematuhi

medikasi dari RS

Riwayat keluhan terakhir sesak dan lelah saat aktivitas

Harapan pasien terhadap perawatan ini: dapat cepat pulih kembali

dan segera pulang ke rumah

Bukti kegagalan untuk perbaikan: klien pernah mengalami dua kali

perawatan di rumah sakit dengan penyakit dan gejala yang sama, klien

datang kembali dirawat yang ke 3 ini dengan kondisi gagal jantung

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 47: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

34

Universitas Indonesia

yang bertambah berat, klien tidak taat dengan diet dan tidak melakukan

kontrol secara teratur

Rencana pasien pulang (Discharge planning)

Lama rawat rawat rata-rata untuk pasien CHF: 4-7 hari

Rencana pulang : paling lambat 1 minggu setelah perawatan

Sumber-sumber , orang : istri, jaminan menggunakan KJS

Antisipasi perubahan pola hidup kondisi umum penyakit gagal

jantung, pengaturan diet, gaya hidup sehat, aktivitas yang dapat

dilakukan di rumah, self care (perawatan mandiri)

Hambatan pembelajaran yang dialami klien berupa kurangnya

motivasi dan kontrol diri, klien mengalami kesulitan dalam mengikuti

anjuran diet dan menghentikan kebiasaan merokok serta kelemahan

dan penurunan kapasitas fisik

Bantuan yang dibutuhkan pemenuhan ADL, pemantauan

kemungkinan terjadinya gejala gagal jantung yang berulang,

pemenuhan diet dan pemantauan penggunaan obat dan efek samping

obat gagal jantung. Media yang digunakan untuk edukasi berupa verbal

dan tulisan berupa booklet. Persiapan dukungan keluarga dalam

perawatan klien di rumah.

m. Pengkajian Tambahan

Fall Morse Scale : 35 (Risiko Jatuh rendah)

1. Riwayat jatuh dalam 3 bln terakhir (tidak) = 0

2. Mempunyai Dx sekunder (iya) = 15

3. Ambulasi: bed rest (iya) = 0

4. Terpasang infuse (iya) = 20

5. Cara berjalan (bed rest) = 0

6. Status mental (orientasi baik) = 0

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 48: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

35

Universitas Indonesia

3.1.4. Hasil Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil Laboratorium

Tabel 3.1. Hasil laboratorium

12 mei 2013 13 mei 2013

Indikator Nilai Nilai Rujukan

Hb 13.4 g/dl 11.7-15.5

Ht 40.3% 33-45

Leukosit 10.2 ribu/ul 5-10

Trombosit 262 ribu/ul 150-440

Eritrosit 2.12 juta/ul 3.8-5.2

Ureum darah 32 mg/dl 20-40

Kreatinin

darah

1.6 mg/dl 0.6-1.5

GDS 272 mg/dl 349 mg/dl 70-140

pH 7.423 7.263 7.35-7.45

pCO2 31.2 mmHg 53.1 mmHg 35-45

pO2 145.4 mmHg 208 mmHg 83-108

HCO3- 20.6 mmol/L 24.2 mmol/L 21-28

Saturasi O2 97.4 % 98.5 % 95-99

BE -2 mmol/L -3.9 mmol/L -2.5-2.5

Natrium 139 mmol/L 135-147

Kalium 3.9 mmol/L 3.10-5.10

Klorida 108 mmol/L 95-108

SGOT 14

SGPT 8

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 49: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

36

Universitas Indonesia

12 mei 2013 13 mei 2013

Indikator Nilai Nilai Rujukan

Keton 0.3

b. EKG (12 Mei 2013)

Sinus rhytm, HR 100x/mnt, gelombang P normal, PR interval 0.16

detik, terdapat perubahan ST, T inverted pada I, aVL, V5-V6, tidak

terdapat bundle branch blok, tidak terdapat hipertropi pada atrium

ataupun ventrikel.

c. Hasil CXR (12 Mei 2013)

Kardiomegali dengan awal bendungan paru, CTR 65%, efusi pleura

kanan.

d. Echocardiografi (September 2009)

LV dilatasi, hipokinetik segmental, fungsi sistolik LV menurun, EF

31%, fungsi diastolik LV normal, katup-katup jantung normal.

Echocardiografi ulang (16 Mei 2013)

Dimensi ruang jantung RA, RV, LA, LV dilatasi

Dinding LV tidak menebal

Analisa segmental: hipokonetik pada anterior, anterolateral pada

segmen basal mid apikal

Katup-katup: MR, TR, AR, moderate

Fungsi sitolik LV: menurun LVEF 25%

Fungsi diastoli LV : abnormal relaksasi

Fungsi sistolik RV menurun : TAPSE 15 mm

e. Catheterisasi Jantung

LMS normal

LAD stenosis 20% LAD proksimal setelah D1, stenosis 30%D1

proksimal, Left circumfleks (LCX) normal, RCA : tourtous distal RCA

Kesimpulan: no significant CAD.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 50: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

37

Universitas Indonesia

3.1.5. Pengobatan

Tabel 3.2. Obat yang diresepkan

Nama

Obat

Dosis Indikasi/tujuan Efek samping

Furosemide Drip 5 mg/jam Diuretik untuk mengatasi

gagal jantung, edema paru

Hipotensi, hipokalemia,

hipomagnesemia,

hiponatremia

Ascardia

(Acetyl-

salicyclic

acid)

1x80 mg

Mengurangi risiko kematian

dan serangan infark miokard

pada pasien dengan MCI dan

TIA berulang akibat

hiperaktivitas trombosit

Iritasi gastrointestinal,

hipoprotrombinemia,

reaksi hipersensitivitas

KSR 3 x 600 mg Pencegahan hipokalemia Mual, muntah, sakit

pinggang dan diare

Amlodipin 1 x 10 mg Obat hipertensi (Ca

antagonis), angina stabil

kronis, angina vasospastik

Hipotensi

Captopril 2 x 12.5 mg Obat hipertensi (ACE

inhibitor)

Hipotensi, batuk,

peningkatan ureum

kreatinin

Lansoprazole 1 x 30 mg Obat penghambat sekresi

asam lambung) Pengobatan

jangka pendek tukak usus,

tukak lambung, dan refluks

esofagus

Mual, nyeri perut,

konstipasi, flatulence

dan diare

Domperidon 3 x 10 mg Antiemetik, stimulasi

peristaltik dan pengosongan

lambung.

Jarang dilaporkan:

kejang saluran cerna,

reaksi ekstrapiramidal,

ruam kulit

Simvastatin 1 x 20 mg Antikolesterol (menghambat

sintesa kolesterol dalam hati,

dengan menghambat enzim

HMG CoA reduktase)

Myopati dan

rhabdomiolisis,

hepatotoksik.

Insulin - GDS< 200 tidak

diberikan insulin

- GDS 201-250

3 iu

- GDS 251-300

6 iu

- GDS 301-350

9 iu

- GDS > 300

12 iu

Meningkatkan transport

glukosa ke dalam sel dan

menghambat konversi

glikogen dan asam amino

menjadi glukosa.

Insulin yang diberikan insulin

aspart (novorapid) dengan

kerja singkat, mulai kerja

dalam 30 menit, puncak 1-3

jam dan bertahan 7-8 jam.

Hipoglikemia, reaksi

alergi, resistensi,

gangguan penglihatan.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 51: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

38

Universitas Indonesia

3.2. Analisa Data

Tabel 3.3. Analisa data

No Data Etiologi Masalah

1 DS:

- Sesak saat beraktivitas ringan

- Klien mengatakan tidur

menggunakan 2-3 bantal

- Klien mengatakan kadang

mengalami sakit kepala pada saat

berubah posisi (bangun tidur)

DO:

- Klien tampak lelah dan pucat

- RR 24x/mnt

- Pernapasan cepat dan dangkal

- Auskultasi: suara napas

vesikuler, ronchi basah halus

bilateral.

- PND (+), DOE (+)

- AGD pH 7. 263, pCO2 53.1,

PO2 208, HCO3 24.3, BE -3.9

(asidosisi respiratorik)

- CXR awal bendungan paru

Edema paru Kerusakan

pertukaran gas

2 DS:

- Sesak dan lelah pada saat

aktivitas ringan

DO:

- Klien tampak mudah lelah dan

sesak

- TD 150/90 mmHg, nadi 90 x/mnt

- Perubahan pola EKG : T inverted

pada I, avL, V5-V6

- JVP 5 + 2 cmH2O

- Terdapat edema pada tungkai,

pitting edema +2

Hasil echocardiografi : EF 31%

turun menjadi 25%, RA,RV,LA,

LV dilatasi, Katup-katup: MR,

TR, AR, moderate

- Hasil catheterisasi jantung: LAD

stenosis 20% LAD proksimal

setelah D1, stenosis 30% D1

proksimal

Gangguan

kontraktilitas

jantung

Penurunan kardiak

output (curah

jantung)

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 52: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

39

Universitas Indonesia

3 DS:

- Sesak saat beraktivitas

- Lemah saat beraktivitas

DO:

- Klien dengan CHF Fc III

- Klien tampak lemah dan lebih

sering tambak berbaring di

tempat tidur

- Tachipnoe dan tachicardia pada

saat melakukan aktivitasaktivitas

- EKG: T inverted pada I, aVL,

V5-V6

Penurunan

curah jantung

Intoleransi

aktivitas

4 DS:

- Klien mengatakan sesak

- Klien mengatakan minum

dibatasi 600-1000 cc/24 jam

DO:

- Klien dengan CHF Fc III dengan

riwayat edema paru

- Retriksi cairan

- Mendapatkan terapi iv

furosemide

- Pitting edema +2 pada tungkai

Overload cairan

dan

penggunaan

diuretik

Kelebihan volume

cairan

5 DS:

- Klien mengatakan kadang-

kadang merasa mual, tidak ada

muntah

- Nafsu makan kadang-kadang

berkurang

- Klien mengatakan mengetahui

menderita sakit diabetes sejak 3

tahun yang lalu

- Klien mengatakan sudah 3 bulan

terakhir tidak kontrol gula darah

DO:

- Porsi makan habis ½ porsi,

makanan selingan kadang

dimakan kadang tidak dimakan

- Nilai GDS saat sliding scale

bervariasi

- Klien mendapatkan terapi insulin

dengan kelipatan 3 unit

- IMT 23.3 (normal)

DM type 2 Risiko

ketidakstabilan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 53: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

40

Universitas Indonesia

6 DS:

- Klien mengatakan tidak pernah

mandi dan belum melakukan

higiene lainnya sejak di rawat di

IGD

- Klien mengatakan belum ke

kamar mandi karena masih lelah

dan lemas

- Klien mengatakan belum ganti

celana karena belum dibawakan

oleh keluarga

DO:

- Klien tampak kurang motivasi

melakukan higiene karena masih

merasa lelah dan lemas

- Kulit dan rambut klien tampak

berminyak

- Tercium bau tidak sedap (bau

keringat) jika berada dekat klien

- Celana panjang klien tampak

tidak diganti sampai dengan hari

ke 3 perawatan

- Rambut tampak kusut dan acak-

acakan (tidak disisir)

Intoleransi

aktivitas

Defisit perawatan

diri

3.3. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

1) Kerusakan pertukaran gas

2) Penurunan curah jantung

3) Kelebihan volume cairan

4) Intoleransi aktivitas

5) Risiko Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

6) Defisit perawatan diri

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 54: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

41

Universitas Indonesia

3.4. Web of Cause (WOC)

Gambar 3.1. WOC Gagal Jantung

3.5. NCP

Terlampir

3.6. Catatan Perkembangan

Terlampir

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 55: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

v WOC Gagal Jantung e.c DM , Hipertensi & CAD DM Hiperglikemia

Nilai GDS

Skala bervariasi,

intake nurisi kurang

Risiko

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

- Stres oksidatif (me↓ aktivitas antioksidan & me↑ gangguan oksidatif)

- Aktivasi protein kinase C (PKC)

- Aktivasi RAGE (hasil dari advance glication and product)

pe↑ permeabilitas vascular, aktivasi prokoagulan & masuknya monosit

yang berperan terhadap kekrusakan vaskular

Disfungsi endotel

EKG: T. invertad I, aVL, V5-V6

Echo: analisa segmental: hipokinetik pada anterior,

anterolateral pada segmen basal mid apikal

- Pe↓ NO (Nitrit Oxide)

- Pe↑ Plasminogen activator inhibitor (PAI-1)

- Pe↓ prostasiklin

Trombosis

Hiperkoagulasi, aktivasi trombosit,

↓ fibrinolisis

Hasil: cathetersasi jantung

stenosis LAD proksimal

dan O1 distal

HYHA FC III

lelah pada aktivitas ringan

Aterosklerosis subklinis

- Pe↓ NO (Nitrit Oxide)

- Endothelin me↑

- Pe↑ angiotensin II

Vasokonstriksi

- Hipertensi

- Perubahan otot polos pembuluh darah

Dislipidemia

Penyempitan lunun arteri, ruptur plak,

thrombosis & spasme arteri

Pe↓ aliran darah koroner

>30 menit Infark miokard

Kerusakan miokardium

Kerusakan yang lama

Kerusakan miokardium berulang

Kehilangan myocyt

Pe↑ tekanan pengisian LV saat latihan

Napas pendek & dangkal | pe↓ CO

Intoleransi aktivitas &

kelemahan

Deficit perawatan diri

Pe↑ afterload Pe↑ beban kerja LV

Hipertrovfi ventrikel kiri

Gagal jantung sistolik

Pe↑ tekanan pengisian LV Pe↑ EDV

Kongesti pulmonal

Pe↓ CO

Ventrikel kiri gagal memompa

Mekanise kompensasi mengalamai kegagalan

(back ward failure)

Pe↑ volume darah sisa

(EDV/preload) LV

Pe↓ kapasitas isi ventrikel

Hipertrofi atrium kiri & terjadi

bendungan darah

(pe↑ tekanan atrium kiri)

Bendungan dan pe↑ tekanan

pada vena pulmonalis

Tekanan hidrostatik melebihi

tekanan osmotik

Kongesti paru = edema paru &

pe↑ wedge pressure

Peningaktan beban sistolik pada

ventrikel kanan

Bendungan dan pe↑ tekanan

pada vena pulmonalis

Ventrikel kanan gagal memompa

Pe↓ CO atrium kanan &

pe↑tekanan akhir diastolic

(bendungan & pe↑ tekanan atrium kanan)

Bendungan vena sistemik

& pe↑ tekanan vena cava

Edema tungkai

Peningaktan JVP

5+2 cmH2O

Kelebihan volume cairan

tubuh

Pe↓ EF

Melebihi batas kompensasi

Dilatasi ventrikel

Echo: RA, RV, LA, RV Dilatasi

Echo: EF 33% ↓ 25%

Forward failure

↓ Stroke volume

Pe↓ CO

Pe↓ Tekanan darah

Mekanisme kompensasi

Pe↓ renal flow

Pe↑ RAA

Retensi Na + H2O

Urine output

Pe↑ volume plasma

Pe↑ ADH

Retensi air

Gangguan pertukaran gas

- CXR: oedema paru

- AGD asidosis respiratorik

- Ronchi basal bilateral

- RR 24x/mnt

Kabiasaan merokok 1-2 bungkus sehari

& konsumsi alcohol 1-2 gelas/hari

Lab kolesterol

LDL= 199mg/dl

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 56: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

42 Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS SITUASI

4.1. Profil RSCM dan JCI

RSCM merupakan pusat rujukan nasional dengan visi menjadi rumah

sakit pendidikan dan pusat rujukan nasional terkemuka di asia pasifik tahun

2014. Adapun misi dari RSCM adalah memberikan pelayanan kesehatan

paripurna dan bermutu serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, menjadi

tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan

pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui manajemen yang dinamis dan akuntabel. Gedung A merupakan suatu

wujud komitmen peningkatan mutu pelayanan rawat inap RSCM dengan

pelayanan terstandarisasi bertaraf internasional Joint Commision Internasional

(JCI).

Dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan, RSCM

menggunakan model praktek keparawatan profesional (MPKP). Model praktik

keperawatan profesional merupakan penataan struktur dan proses sistem

pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga

memungkinkan pemberian asuhan keperawatan profesional (Sitorus, 2006).

MPKP di RSCM memiliki empat komponen yang menjadi karakteristik model

tersebut, yaitu jumlah tenaga, jenis tenaga, standar renpra, dan metode

modifikasi keperawatan primer. Pada aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga

keperawatan sesuai dengan derajat ketergantungan pasien, jenis tenaga

dibedakan menjadi PP dan PA dengan peran dan fungsi masing-masing sesuai

tanggungjawabnya dalam sistem pemberian asuhan keperawatan serta adanya

standar renpra berdasrakan diagnostik medik dan atau sistem tubuh. Melalui

penataan keempat komponen tersebut, hubungan perawat /(PP)-pasien/keluarga

menjadi berkesinambungan sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan

dipertanggunggugatkan. Sifat hubungan ini memfasilitasi pemberian asuhan

keperawatan yang didasarkan pada nilai-nilai profesional (Sitorus, 2011).

Berdasarkan wawancara selama praktik didapatkan data informasi dari perawat

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 57: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

43

Universitas Indonesia

dan kepala ruangan bahwa MPKP sudah diterapkan namun sistem kompensasi

yang dirasakan belum optimal di ruangan.

4.2. Analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan konsep

kasus terkait

Secara teori terdapat empat perilaku beresiko yang dapat diubah

merokok, diet yang tidak sehat, kekurangan kegiatan fisik dan konsumsi alkohol

yang merupakan penyebab kematian utama penyakit tidak menular (Depkes RI,

2012). Tingginya kadar plasma kolesterol, hipertensi arterial dan kebiasaan

merokok merupakan tiga faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular

di Indonesia (Riskesdas, 2007). Data Riskesdas ini menunjukkan bahwa mereka

yang tinggal di daerah urban memiliki faktor risiko kardiovaskular yang lebih

tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah rural. Faktor risiko

tersebut meliputi tingginya kadar kolesterol darah, perubahan gaya hidup dan

pola makan, obesitas, dan aktivitas fisik yang kurang pada daerah urban.

Tingginya kolesterol darah, erat kaitannya dengan dengan pola makan

seseorang. Mereka yang tinggal di daerah urban cenderung akan mengalami

perubahan gaya hidup yaitu perubahan pola makan dengan mengkonsumsi

makanan tinggi lemak dan kaya energi dibandingkan dengan daerah rural,

dimana konsekuensinya akan mempengaruhi kadar kolesterol darah.

Merokok menyebabkan menjadi faktor risiko terjadinya penyakit

kardiovaskular dengan menurunkan kadar HDL, menurunkan koagulabilitas

darah, dan merusak endotel, sehingga memacu terjadinya aterosklerosis. Selain

itu, terjadi pula stimulasi jantung yang diinduksi nikotin serta penurunan

kapasitas darah pengangkut oksigen yang dimediasi oleh karbon monoksida.

Efek ini, bersama dengan peningkatan kejadian spasme koroner, menentukan

tingkatan terjadinya iskemia jantung dan infark miokard (Aaronson & Ward,

2010).

Perokok berat yang menghabiskan lebih dari 20 batang sehari memiliki

risiko terserang diabetes 62% lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak

merokok. Bahkan orang yang telah berhenti merokok pun masih memiliki risiko

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 58: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

44

Universitas Indonesia

23% lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan perokok Norma (2007)

dalam Irawan (2010).

Alkohol dapat menyebabkan gagal jantung sekitar 2-3 % dari kasus.

Alkohol dapat berefek langsung pada jantung akut ataupun gagal jantung yang

disebabkan oleh aritmia. Konsusmsi alkohol yang berlebihan dapat

menyebabkan kardiomiopati dilatasi (Nasution, 2009).

Berdasarkan data Riskesdas (2007) tingkat pengetahuan masyarakat

urban beragam dan berpengaruh beragam pula pada risiko penyakit

cardiovaskular sebagai faktor risiko penyakit tidak menular penduduk di

indonesia. Rata-rata kadar kolesterol pada mereka yang berpendidikan tinggi

dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah tidak menunjukkan perbedaan

yang bermakna. Tetapi pada mereka yang berpendidikan rendah di daerah urban,

rata-rata kadar kolesterol lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan

mereka yang tinggal di daerah rural. Pada penelitian di China dan Turki juga

menunjukkan bahwa kedua faktor sosial determinan ini, yaitu urban dan tingkat

pendidikan rendah ada hubungan yang kuat dengan faktor risiko kardiovaskular

khususnya kadar cholesterol darah ( Hatma, 2012).

Pada kasus kelolaan klien mengalami gagal jantung ec CAD, DM dan

hipertensi dimana terdapat beberapa faktor risiko daerah urban yang klien miliki

yakni hiperkolesterol akibat konsumsi makanan tinggi lemak setiap hari,

merokok dengan kategori perokok berat dengan penggunaan rokok 1-2 bungkus

(> 20 batang) sehari serta konsumsi alkohol 1-2 gelas sehari yang menyebabkan

meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus dan penyakit arteri koroner

yang diderita oleh klien. Tingkat pendidikan klien yang rendah menjadikan gaya

hidup dan perilaku klien yang kurang sehat menjadi faktor penunjang yang kuat

dalam peningkatan kadar kolesterol dan glukosa darah klien. Selain itu kondisi

stresor daerah urban seperti kondisi psikososial daerah urban menjadikan faktor

risiko yang ada semakin bertambah berat.

Klien mengetahui sakit gagal jantung, hipertensi dan diabetes sejak tiga

tahun yang lalu saat pertama kali dirawat di rumah sakit. Secara teori bahwa

komplikasi makrovaskular dari diabetes salah satunya adalah penyakit jantung

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 59: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

45

Universitas Indonesia

koroner. Perilaku yang tidak sehat, merokok dan konsumsi alkohol memperberat

kondisi sakit klien. Tingkat pendidikan klien yang rendah menjadikan klien

tidak menyadari dan melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang di derita.

Klien datang ke petugas kesehatan dalam kondisi lanjut dan memerlukan

penanganan secara berkelanjutan pula. Secara ideal kondisi daerah urban

menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap dibandingkan daerah rural, namun

manfaat dari fasilitas kesehatan belum dirasakan optimal oleh seluruh

masyarakat urban. Begitupun yang dirasakan klien, klien sempat mengalami

putus pengobatan dan tidak melakukan kontrol teratur dengan alasan tempat

rujukan jaminan kesehatan yang klien miliki jauh dari tempat tinggal klien.

Namun dengan fasilitas jaminan kesehatan yang baru di Jakarta sekarang ini,

klien dapat berobat dekat dengan tempat tinggalnya. Selain itu ketidakpatuhan

klien terhadap pengobatan dan management program gagal jantung menjadikan

klien mengalami readmisi rawat ke rumah sakit lebih dari tiga kali.

Terapi gagal jantung dibagi atas terapi non-farmakologik dan terapi

farmakologik (Ghani, 2009; Setiawati dan Nafrialdi, 2007; Davey, 2006).

Intervensi yang dilakukan dalam terapi farmakologik meliputi pemantauan

respon terhadap terapi melalui pemantauan hemodinamik dan tanda-tanda vital,

pengukuran intake-output dan balance cairan serta pemantaun terjadinya

kelebihan cairan atau dehidrasi akibat efek samping pemberian terapi.

Sedangkan intervensi terapi non-farmakologik meliputi edukasi kesehatan

mengenai modifikasi gaya hidup. Evaluasi dilakukan setiap hari dalam catatan

perkembangan. Kondisi klien mengalami perbaikan dengan lama hari rawat 7

hari.

Salah satu intervensi dalam managemen adukasi dan perencanaan pulang

pada gagal jantung kongestif adalah pemberian edukasi. Terdapat lima tahap

proses pemberian edukasi pada pasien gagal jantung meliputi pengkajian

kebutuhan edukasi, hambatan dalam proses pembelajaran, penyusunan rencana

edukasi yang akan diberikan, pemberian edukasi dan evaluasi (Rankin &

Stalling, 2001). Pengkajian dilakukan melalui wawancara dengan klien dan

keluarganya. Klien lulusan SMP, tidak memiliki gangguan kognitif, menyatakan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 60: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

46

Universitas Indonesia

dirawat karena penyakit jantung dan mengalami readmisi rawat sebanyak empat

kali. Keluarga mengatakan klien tidak patuh berobat dan kembali merokok

setelah merasa sehat paska rawat sebelumnya. Elemen pengkajian lain berupa

tingkat pengetahuan yang klien miliki sebelumnya. Penelitian Ni et al (1999)

dalam Stromberg (2005) menyatakan sebagian besar edukasi diberikan secara

verbal (75%), tertulis (71%) dan melalui tulisan dan verbal (65%). Namun

diantara pasien yang mendapat edukasi hanya 14 % yang mengetahui banyak

informasi mengenai penyakit jantung dan sebagian besar (38%) mengetahui

informasi sedikit bahkan menyatakan tidak ingat kembali apa yang telah

disampaikan. Klien pernah mendapatkan informasi penyakit jantung pada saat

rawat sebelumnya secara lisan, namun informasi tersebut tidak diterapkan secara

tepat dan klien tidak dapat mengingat kembali sebagian informasi edukasi yang

telah diberikan.

Terdapat beberapa alasan yang menjadi hambatan dalam pembelajaran

meliputi regimen pengobatan yang komplek, kerusakan kognitif terutama akibat

faktor bertambahnya usia dan kurangnya motivasi (Stromberg, 2005). Hambatan

pembelajaran yang dialami klien berupa kurangnya motivasi dan kontrol diri,

klien mengalami kesulitan dalam mengikuti anjuran diet dan menghentikan

kebiasaan merokok serta kelemahan dan penurunan kapasitas fisik. Lansia

dengan usia > 65 tahun memiliki angka readmisi lebih besar dibandingkan

dengan usia lebih muda disebabkan oleh lansia memiliki penyakit penyerta yang

lebih banyak dan memiliki insiden gangguan kognitif yang lebih besar (Paul,

2008). Usia klien 56 tahun masuk ke dalam usia dewasa lanjut, klien tidak

memiliki kerusakan kognitif, namun mengalami readmisi berulang dengan

penyakit penyerta diabetes melitus. Rencana edukasi yang diberikan pada klien

dilakukan secara bertahap setelah pasien stabil sampai klien pulang.

Topik edukasi yang dapat diberikan berdasarkan European society of

cardiology meliputi nasihat umum, konseling pengobatan, pengontrolan diet dan

kebiasaan sosial, aktivitas fisik dan istirahat, vaksinasi serta bagaimana

melakukan traveling (Angelidou, 2010). Informasi edukasi dapat diberikan

secara verbal ataupun tulisan booklet, buletin, program komputer seperti melalui

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 61: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

47

Universitas Indonesia

web dan audio visual berupa video, CD dll (Paul, 2008). Sebagian besar

informasi edukasi diberikan secara verbal baik oleh dokter, perawat, bagian gizi

dan bagian farmasi. Pemberian informasi dengan media yang lain belum tersedia

di ruangan. Topik edukasi mengenai vaksinasi dan traveling juga tidak diberikan

mengingat kondisi klien yang tidak memungkinkan dalam melakukan perjalanan

jauh serta pemberian vaksinasi pnemococal dan influenza yang jarang dilakukan.

Edukasi secara tertulis melalui booklet menjadi solusi tambahan informasi

kesehatan yang diberikan pada klien. Bakang & Akyol (2008) dalam

penelitianya mengenai studi eksperimen efek dari teori adaptasi Roy terhadap

model edukasi, latihan dan program dukungan sosial terhadap pasien gagal

jantung dengan menggunakan booklet pada pasien yang diintervensi

menunjukkan bahwa pasien yang diintervensi dan diberikan edukasi dapat

beradaptasi secara baik terhadap kondisi gagal jantung yang dialaminya.

Kualitas hidup pasien meningkat, kapasitas fungsional meningkat dan dukungan

sosial pun meningkat. Evaluasi dilakukan pada klien dan keluarga pada saat

akan pulang. Klien dan keluarga dapat mengenal informasi mengenai gagal

jantung dan berusaha mentaati anjuran yang telah diberikan. Dengan demikian

diharapkan klien dapat beradaptasi dengan kondisi penyakit jantung yang

dialaminya.

Dalam penelitiannya, Whellan et al (2010) mengidentifikasi prediksi LOS

70.094 pasien yang pulang ke rumah pasca rawat dengan gagal jantung dari 246

rumah sakit yang berpartisipasi dalam penelitian. Analisa meliputi karakteristik

pasien, karakteristik rumah sakit dan evaluasi standar laboratorium meliputi

troponin dan brain natriuretik peptide (BNP). Diperoleh hasil 31.995 pasien

(45.6%) dengan LOS < 4 hari, 26.750 (38,2%) dengan LOS 4-7 hari dan 11.349

(16.2%) dengan LOS > 7 hari. Pasien dengan LOS yang lebih lama memiliki

beberapa komorbiditas dan tingkat keparahan penyakit yang berat pada saat

admisi ke rumah sakit.

Selama praktik 3 minggu di ruang rawat kardiologi lantai 7 RSCM terdapat

10 pasien dengan kondisi gagal jantung NYHA II-III, lama hari rawat berkisar 7

hari dan terdapat klien dengan lama rawat > 7 hari dengan komorbid penyakit

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 62: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

48

Universitas Indonesia

paru, penyakit ginjal, kardiomiopati post partum dan keganasan. Sedangkan

klien kelolaan dirawat dengan lama rawat 7 hari dengan riwayat readmisi

hospitalisasi selama tiga kali sebelum rawat saat ini. Dengan demikian kondisi

gagal jantung merupakan suatu penyakit dengan lama rawat yang singkat namun

memiliki angka readmisi yang tinggi pasca rawat bila tidak melakukan

management yang tepat dalam menangani penyakit gagal jantung tersebut.

Gagal jantung merupakan suatu kondisi kronis dan memerlukan perawatan

secara berkelanjutan. Implementasi terhadap penanganan gagal jantung tidak

hanya berhenti sampai kondisi akut tertangani di rumah sakit saja namun

berkesinambungan sampai kondisi pulang di rumah. Dengan demikian sangat

diperlukan adanya team secara multidisiplin dalam tatalaksana gagal jantung

untuk meningkatkan kualitas hidup jangka panjang dan mempengaruhi

prognosis selanjutnya. Mayoritas populasi dengan kondisi gagal jantung berada

di masyarakat dan diangani oleh tim perawatan primer di komunitas, hanya

sebagian kecil saja yang dirawat dan menjalani readmisi di rumah sakit. Peran

perawat sangat penting menjadi bagian dalam tim tersebut baik sebagai perawat

tersier dalam membuat rencana implementasi penanganan akut di rumah sakit

atau sebagai perawat primer yang berperan di masyarakat. Salah satu peran

penting perawat adalah dalam edukasi klien baik saat klien di rawat di rumah

sakit, saat rawat jalan atau perawatan di rumah (home care).

4.3. Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait

Salah satu intervensi pada team management gagal jantung adalah

pemberian edukasi, penelitian membuktikan bahwa kombinasi intervensi edukasi

pasien dan postdischarge management memberikan dampak positif bagi pasien

gagal jantung kronik dalam menurunkan angka hospitalisasi dan biaya rawat,

namun belum diketahui manfaat edukasi itu sendiri terhadap hasil klinis pasien

dengan gagal jantung kronik (Koeling, et.al, 2005). Pada praktik di ruangan,

edukasi yang dilakukan di ruangan dilakukan secara informal dan belum

dilakukan pada setiap pasien, edukasi diberikan baik oleh dokter, perawat dan

apoteker saat klien akan pulang.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 63: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

49

Universitas Indonesia

Deskripsi penelitian terkait intervensi edukasi pada pasien rawat inap

dilakukan di Rumah Sakit University of Michigan Amerika. Subjek penelitian

direkrut dari pasien rawat di rumah sakit sejak April 2001 sampai dengan Oktober

2002. Kandidat subjek penelitian adalah pasien dengan diagnosis gagal jantung

menurut International clasification of disease 9 th ed (ICD-9) dengan

dokumentasi EF<40%. Desain penelitian menggunakan RCT design, dimana

setelah penandatanganan inform consent, pemilihan pasien yang menerima

informasi standar saat pasien pulang (control group) dan pasien yang diberikan

informasi standar pasien pulang ditambah dengan intervensi edukasi tambahan

(education group) dilakukan secara random menggunakan program komputer.

Jumlah pasien setelah disaring secara acak terdiri dari 223 pasien yang memenuhu

kriteria inklusi, 116 pasien grup kontrol dan 107 pasien grup edukasi.

Informasi standar yang diberikan meliputi rincian pengobatan, dosis dan

cara meminum obat, instruksi diet, instruksi penimbangan berat badan secara

berkala, informasi vaksinasi, aktivitas dan informasi kontrol ulang. Selain itu

terdapat informasi umum mengenai penyakit gagal jantung bagi pasien melalui

booklet yang disediakan rumah sakit bagi pasien rawat inap dengan gagal jantung.

Edukasi dilakukan oleh dokter residen, perawat, dietisian tanpa kualifikasi khusus.

Sedangkan pasien yang mendapatka program edukasi meliputi 60 menit tambahan

waktu edukasi, one-on one teaching (sesi pembelajaran langsung satu pasien) oleh

perawat pemberi edukasi (nurse educator). Nurse educator mendiskusikan lebih

spesifik informasi dasar mengenai gagal jantung seperti penyebab gagal jantung

yang terjadi pada pasien dan rasional terapi yang diberikan. Seperti penyebab

kelebihan volume cairan intravaskular pada gagal jntung dan mekanisme kerja

pemberian terapi diuretik. Pemberian informasi diet juga dilakukan lebih spesifik

seperti penggunaan intake garam kurang dari 2 gr/hari dan pembatasan cairan

kurang dari 2000 cc/24 jam sesuai dengan request dokter. Sesi pemberian

informasi meliputi rasional dari perilaku perawatan diri meliputi monitoring berat

badan secara berkala, berhenti merokok, menghentikan konsumsi alkohol dan

penggunaan obat-obat antiinflamasi steroid dan hal yang perlu dilakukan saat

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 64: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

50

Universitas Indonesia

terjadi perburukan gejala. Selain booklet dari rumah sakit pasien juga

mendapatkan copy panduan pengobatan dan perawatan.

Follow up pasien dilakukan melalui telepon pada hari ke 30, 60, 90 dan

180 setelah pasien pulang. Biaya pengobatan dan perawatan diestimasi

menggunakan Medicare Diagnosis Related group (DRG) menggunakan software

estimasi penggantian biaya berdasarkan ICD-9 untuk diagnosis primer, dan kode

prosedur ICD-9 untuk pasien yang menjalani prosedur tertentu. Biaya intervensi

program edukasi clinical nurse educator diperkirakan memerlukan waktu 2 jam

untuk intervensi, 1 jam untuk untuk menemukan kasus yang sesuai kriteria,

mereview kasus pasien dan mencatat kondisi pasien sebelum melakukan edukasi

serta 1 jam waktu pelaksanaan edukasi dengan perkiraan biaya $50 per jam.

Kemudian data diolah secara statistik menggunakan program komputer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi jumlah hari rawat atau

meninggal selama follow up 180 hari menunjukkan bahwa edukasi menurunkan

jumlah hari rawat di rumah sakit. Jumlah hari rawat grup edukasi (1554 hari;

mean ± SD, 14±36 hari; median 75 persentil, 0 dan 10 hari) sedangkan untuk grup

kontrol (2103 hari; mean±SD, 18±37 hari; median dan 75 persentil, 4 dan 19).

Pasien yang mendapatkan intervensi edukasi juga memiliki resiko readmisi atau

kematian yang lebih rendah dibandingka dengan grup kontrol yaitu (relative risk,

0.65;95% CI, 0.45-0.93; p = 0.018). Hasil laporan pelaksanaan perawatan diri

(self-care practice) selama follow up 30 hari menunjukkan bahwa grup edukasi

memiliki skor yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan grup

kontrol. Selain itu biaya pengobatan dan perawatan, termasuk pehitungan biaya

intervensi, menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan edukasi mengeluarkan

biaya pengobatan dan perawatan yang lebih rendah $ 2823 per pasien

dibandingkan dengan grup kontrol. Pada penelitian disimpulkan bahwa pasien

rawat inap yang mendapatkan discharge edukasi oleh nurse educator memiliki

angka readmisi ke rumah sakit yang lebih rendah dalam 180 hari follow up. Pasien

yang mendapatkan program edukasi juga dilaporkan melakukan ketaatan self care

secara tepat. Hal tersebut meningkatkan hasil klinik yang lebih baik pada pasien

gagal jantung kronik dan menurunkan biaya parawatan secara signifikan.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 65: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

51

Universitas Indonesia

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi perseorangan sebagai

bagian dari intervensi pada pasien rawat inap memiliki peranan yang penting

dalam mempersiapkan klien dalam melakukan perawatan lanjut di rumah. Edukasi

lanjut juga diperlukan secara berkesinambungan saat pasien menjalani rawat jalan.

Selain itu pengawasan dan pemantauan secara berkesinambungan juga di perlukan

dalam upaya optimalisasi manajeman pasien dengan gagal jantung lebih lanjut.

Di ruangan lantai 7 gedung A RSCM pelaksanaan edukasi bagi pasien gagal

jantung belum dirasakan optimal. Format pencatatan untuk perencanaan pulang di

ruangan sudah ada, namun adanya sumber informasi seperti leaflet atau booklet

mengenai penyakit gagal jantung dan penanganan serta informasi mengenai

program perawatan mandiri di ruangan belum tersedia. Selain itu nurse educator

yang berkompeten dibidang edukasi pasien belum dipersiapkan sesara optimal.

Perawat ruangan memiliki peran sebagai nurse educator merangkap sebagai nurse

incharge di ruangan dengan jumlah pasien yang cukup banyak, sehingga waktu

edukasi secara khusus terutama pada saat pasien pulang belum dilakukan secara

khusus. Edukasi secara khusus oleh dokter residen sudah dilakukan pada beberapa

pasien, namun tidak semua pasien mendapatkannya dan tidak semua dokter

melakukannya. Sehingga kondisi-kondisi tersebut menjadi hambatan dalam

pelaksanaan edukasi yang sesui di ruangan.

4.4. Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan

Berdasarkan analisa kondisi ruangan terkait pengelolaan kasus gagal

jantung, discharge planning pasien sangat penting dilakukan sejak awal pasien

datang sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan edukasi pasien untuk manajemen

program penatalaksanaan gagal jantung secara optimal. Penyediaan informasi

mengenai penyakit dan tatalaksana penyakit gagal jantung juga diperlukan dalam

pelaksanaan edukasi pada pasien rawat inap, sehingga penyediaan informasi

melalui booklet atau media lain menjadi salah satu solusi pemberian informasi

umum tersebut sejak pasien dirawat di Rumah Sakit.

Edukasi sejak pasien dirawat yang dilakukan setelah pasien melewati fase

akut yakni pada fase pemulihan gagal jantung sampai pada saat pasien akan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 66: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

52

Universitas Indonesia

pulang. Pemberian edukasi tersebut diharapkan dapat menjadi modal dasar

perawatan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.

Sedangkan terkait aplikasi tindakan edukasi tambahan selain edukasi standar saat

pasien pulang dapat dilakukan jika didukung oleh sistem di rumah sakit dan

ruangan, ketenagaan dengan spesifikasi khusus serta nurse educator yang

dipersiapkan secara khusus sehingga memiliki kompetensi yang sesuai di

bidangnya. Sehingga pelaksanaan edukasi tambahan tersebut dapat berjalan secara

efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada

pelayanan keperawatan khusus cardiovaskuler.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 67: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

53 Universitas Indonesia

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Gagal jantung adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh kelainan

struktur dan fungsi jantung yang ditandai dengan ketidakmampuan jantung

memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan

tubuh. Insiden terjadinya penyakit gagal jantung semakin meningkat seiring

dengan peningkatan medikasi dan teknologi. Terdapat beberapa faktor risiko

penunjang terjadinya penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh perubahan

gaya hidup masyarakat urban yang dapat meningkatkan ataupun memperburuk

kondisi penyakit gagal jantung. Faktor risiko terkait pola hidup pada klien

kelolaan meliputi merokok, diet tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol dan kalori,

gaya hidup yang kurang aktivitas dan kondisi stres emosional. Kondisi klien yang

belum taat melakukan program managemen tatalaksana gagal jantung

menyebabkan klien mengalami readmisi ke rumah sakit yang berulang.

Asuhan keperawatan pada klien Bpk S dengan gagal jantung kronik terdiri

dari pengkajian, analisa data dan penentuan diagnosa, menetapkan intervensi,

melakukan implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi. Diagnosa

keperawatan yang muncul pada bapak S meliputi gangguan pertukaran gas,

penurunan kardiak output, kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, risiko

nutrisi kurang dari kebutuhan, dan defisit perawatan diri. Bpk S menjalani 7 hari

perawatan mulai dari fase akut hingga fase pemulihan. Hal tersebut sesuai dengan

rata-rata lama rawat klien dengan penyakit gagal jantung dalam jurnal penelitian

yang sudah ada.

Edukasi merupakan salah satu intervensi yang sangat penting untuk

suksesnya managemen gagal jantung. Perawat memiliki peran penting dalam

memberikan edukasi terhadap pasien tersebut. Salah satu kunci sukses pada

managemen gagal jantung adalah proses perencanaan pulang saat pasien dirawat

di rumah sakit. Edukasi pada pasien rawat inap dilakukan selama pasien dirawat

setelah pasien melewati kondisi akut sampai saat pasien akan pulang. Evidence

base nursing practice menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan edukasi

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 68: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

54

Universitas Indonesia

tambahan yang diberikan oleh nurse educator pada waktu pasien akan pulang

mengalami penurunan angka rehospitalisasi selama waktu follow up 180 hari.

Pasien yang mendapatkan program edukasi juga melaksanakan self care

(perawatan mandiri) secara tepat sehingga memberikan hasil yang lebih baik

secara klinis dan mengurangi biaya perawatan.

5.2. Saran

1) Bagi pelayanan keperawatan

- Perlu dilakukan pelatihan perawat untuk meningkatkan pengetahuan

tentang penyakit dan managemen tatalaksana penyakit gagal jantung

sehingga menjadi nurse educator yang kompeten.

- Perlu dibuat media edukasi yang memadai dalam proses pelaksanaan

edukasi pada pasien dengan gagal jantung baik untuk edukasi saat pasien

pulang ataupun edukasi tambahan sesuai kebutuhan pasien.

- Mengoptimalkan proses pemberian intervensi edukasi dalam discharge

planning pada pasien gagal jantung rawat inap dengan cara

mengidentifikasi dan mengaplikasikan kebutuhan pasien terhadap edukasi

sehingga edukasi dapat terlaksana secara efektif sesuai kebutuhan.

2) Bagi rumah sakit

Menyediakan ruangan khusus edukasi bagi pasien dan keluarga yang

dilengkapi dengan fasilitas audiovisual serta media edukasi yang lengkap.

3) Bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya

- Diperlukan penerapan evidence base nursing practice intervensi

keperawatan pada kasus kelolaan secara komprehensif.

- Diperlukan follow up penerapan intervensi edukasi terhadap kualitas hidup

pasien sebagai indikator keberhasilan intervensi dan tindak lanjut

perawatan primer di masyarakat.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 69: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P. I., & Ward, J. P. (2010). At a Glance: Sistem Kardiovaskular (3th

Edition ed.). (R. Estikawati, Ed., & d. J. Surapsari, Trans.) Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Alwi, I. (2012). Tatalaksana Holistik Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Interna

Publishing.

AHA. (2005). Guidelines for the diagnosis and treatment of chronic heart failure

in the adult. Circulation sept , 154-235.

American heart Association. (2012). Heart disease and stroke statistic. diunduh

dari http://circ.ahajournals.org/content/125/1/e2/T29.expansion.html.

diakses tanggal 15 juni 2013.

Angelidou, D. (2010). Caring for the Heart Failure Patient: Contemporary

Nursing Intervention. Athens Cardiology , 1-8.

Bakan, G., & Akyol, A. D. (2007). Theory-guide intervention for adaptation to

heart failure. JAN Original Research , 596-608.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical-Surgical Nursing Clinical

Management for Positive Outcomes (8th Edition ed., Vol. II). Missouri:

Saunders.

Crawford, M.H. (2009). Current Diagnose & Treatment Cardiology (3th ed.). Mc.

Graw: Hill Companies, Inc.

Davey, P. (2006). At a Glance Medicine. (A. Rahmalia, Trans.) Jakarta: EMS.

Departemen Kesehatan RI. (2007, Desember). Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Riset Kesehatan Dasar 2007. Retrieved Juni

15, 2013, from kementrian Kesehatan RI:

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/

Departemen Kesehatan RI. (2012). Jendela data dan informasi kesehatan

penyakit tidak menular. Jakarta: Depkes RI.

Doenges, M. E., Moorhouse, M., & Geissler, A. (2000). Rencana Asuhan

Keperawatan (3th ed.). Jakarta: Penerbit EGC.

European Sociaety of Cardiology. (2001). Guidelines for the diagnosis nd

reatment of chronic heart faiure, 27-60.

Fuster, V. et al. (2001). the heart international edition, 10 th edition volume 1.

United States of America: McGraw-Hill Companies.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 70: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xiv Universitas Indonesia

Ghani, A. (2008). Hypertention Current Perspective. Jakarta: Media Crea.

Hatma, R. D. (2012). Sosial Determinan dan Faktor Resiko Kardiovaskular.

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan , 15-22.

Heidenreich, P., Togdon, J., Khavjou, O., Butler, J., Dracup, K., Ezekowitz, M., et

al. (2011). Forescasting the future of cardiovascular disease in the United

State: a policy statement from the American Heart Assosiation. American

Heart Assosiation , 933-944.

Hudak, & Galo. (2010). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik

(Allenedekania; Betty Susanto; dkk. ed., Vol. 1). (M. Ester, Penyunt.)

Jakarta: EGC.

Ignatavicius, D., & Workman, M. (2010). MEdical Surgical Nursing: Critical

Thinking for Collaborative Care (5th ed.). Missouri: Elsevier.

Irawan, Dedi. (2010). Prevalensi dan faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2

di daerah urban di indonesia. Tesis. FKM UI.

Kaawoan, A.Y.A. (2012). Hubungan self care dan depresi dengan kualitas hidup

pasien heart failure di RSUPN Prof. DR R.D Kandou Manado. Tesis.

Diambil pada 7 Juni 2013 dari Http://lib.ui.ac.id

Koelling, t. M., Johnson, M. L., Cody, R. J., & Aaroson, K. D. (2005). Discharge

Education Improves Clinical inn Patien With Chronic Heart Failure.

American Heart Assosiation , 178-185.

Louis, A., Turner, T., Gretton, M., & buks, A. (2003). A systematic review of

telemonitoring for management of heart failure. European Journal of heart

failure. 5: 583-90

Manurung, D. (2009). Gagal Jantung Akut. In A. W. Sudoyo, b. Setiyohadi, I.

Alwi, & M. S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed., pp. 1586-

1595). Jakarta: Interna Publishing.

McMurray JJ. & StewartS. Epidemiology, aetiology, and prognosis of heart

failure. Heart 2000;83:596-602

Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salembs Medika.

Nasution, S.A. (2009). Kardiomiopati. In A. W. Sudoyo, b. Setiyohadi, I. Alwi, &

M. S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed., pp. 1720-1724).

Jakarta: Interna Publishing.

RSCM. (2007). Panduan Pelayanan Medis Departemen Penyakit Dalam. Jakarta:

RSUP. Nasional DR. Cipto Mangunkusumo

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 71: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xv Universitas Indonesia

Panggabean, M. M. (2009). Gagal Jantung. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I.

Alwi, M. S. K., & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed., pp.

1583-1585). Jakarta: Interna Publishing..

Paul, S. (2008). Hospital Discharge Education for Patients With Heart Failure:

What Really Works and What is the Evidence? Critical Care Nurse , 66-

82.

Potter, & Perry. (2009). Fundamental of Nursing. Singapore: Elsevier.

Price, A.S. & Wilson, M.L. (2005). Patofisiologi, Konsep klinis, Proses-Proses

Penyakit (6th

ed., Volume 2). Jakarta: EGC

Riegel, B., Lee, C. S., Dickson, V. V., & Carlson, B. (2010). An Update on the

Self-Care of Heart Failure Index. NIH Public Access , 1-21.

Sabatine, M.S. (2011). Pocket Medicine (4th

ed.). Philadelphia: Lippincot

Williams & Wilkins.

Setiawati, A., & Nafrialdi. (2007). Obat Gagal Jantung. In D. F. Indonesia,

Farmnakologi dan Terapi (5th ed., pp. 299-313). Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (2nd ed.). (B. I.

Santoso, Ed., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: Penerbit Buku kedokteran.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L. (2008). Brunner and Sudddarth's Text

Book of Medical Surgical Nursing. Lippincolt: Wilkam & Wilkins

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L. (2010). Brunner and Sudddarth's Text

Book of Medical Surgical Nursing (11th

ed.). Lippincolt: Wilkam &

Wilkins

Stromberg, A. (2005). The crucial role of patien education in heart failure. he

European Journal of Heart Failure , 363-369.

Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Wakefield, B. J., Boren, S. A., Groves, P. S., & Conn, V. S. (2013). Heart Failure

Care Management Programs: A Review of Study Intervention and Meta-

Analysis of Outcomes. Journal of Cardiovascular Nursing , 8-19.

Whellan et al (2011). Predictor of hospital lenght of stay in heart failure :

findings from get with the guidelines.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 72: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

xvi Universitas Indonesia

http://www.onlinejcf.com/article/S1071-9164%2811%2900149-7/abstract

diunduh tanggal 30 juni 2013 jam 18.00

Wilkinson, J. M., & R.Ahern, N. (2009). Pretice Hall Nursing Diagnosis

Handbook (9thed.). New Jersey: Pearson Education.

World Health Organization. New WHO report: deaths from communicable

diseases on the rise, with developing world hit hardest: non-

communicable diseases a two-punch blow to development. Published April

27, 2011.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 73: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

Lampiran 1

xvii Universitas Indonesia

3.3. Nursing Care Plan (NCP)

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan/sasaran Intervensi Rasional

1. Kerusakan pertukaran

gas yang berhubungan

dengan perembesan

cairan, kongesti paru

sekunder, perubahan

membran kapiler

alveoli, dan retensi

cairan intestisial.

Tujuan:

Dalam waktu 2 x24 jam

tidak ada keluhan sesak atau

terdapat penurunana respon

sesak napas.

Kriteria hasil:

- Secara subjektif klien

manyatakan penurunan

sesak napas

- Secara objekif

didapatkan TTV dalam

batas normal (RR 16-20

kali/menit)

- Tidak ada penggunaan

otot bantu napas

- analisis gas darah dalam

batas normal.

Mandiri

1. Berikan posisi semifowler

2. Pantau status respirasi:

frekuensi napas, kedalaman dan

usaha napas, auskultasi suara

napas kaji adanya ronkhi, krekel

3. Pantau status mental secara

berkala

4. Berikan tambahan O2 3-6

lier/menit

5. Pantau saturasi (oksimetri) PH,

BE, HCO3 (dengan BGA)

6. Koreksi keseimbangan asam

basa

7. Cegah atlektasis dengan melatih

batuk efektif dan napas dalam.

Kolaborasi

8. Pemberian terapi Furosemid

9. Pantau pemeriksaa CXR

1. Untuk meningkatkan ekspansi paru dan

meningkatkan oksigenasi

2. Menyatakan adanya tanda-tanda edema

paru lanjut dan menunjukkan lebih

intervensi lanjut

3. Menunjukkan sttatus oksigenasi di otak

4. Untuk meningkatakan konsentrasi O2

dalam proses pertukaran gas.

5. Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada

jaringan dengan dampak adekuat tidaknya

proses pertukaran gas.

6. Mencegah asidosis yang dapat

memperberat fungsi pernapasan.

7. Kongestif yang berat akan memperburuk

proses pertukaran gas sehingga berdampak

pada timbulnya hipoksia.

8. Membantu mencegah terjadinya retensi

cairan dengan menghambat ADH.

9. Untuk mengetahui perkembangan edema

paru klien

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 74: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xviii Universitas Indonesia

2. Penurunan curah

jantung yang

berhubungan dengan

penurunan

kontraktilitas ventrikel

kiri, perubahan

frekuensi, irama, dan

konduksi elektrikal.

Tujuan:

Dalam waktu 7x24 jam

penurunan curah jantung

dapat teratasi

Kriteria hasil:

- Tanda vital dalam batas

normal: TD 120/80

mmHg, nadi 80-100

x/mnt, RR 20x/mnt

- Nilai CVP normal 0-8

cmH2O

- Distensi vena jugular

berkurang atau hilang

- Sesak hilang atau

berkurang

- Suara napas vesikuler

- Tidak ada asites

- Disritmia terkontrol atau

hilang

- Urin cukup > 0.5-1

cc/kgBB/jam

- Berperan dalam aktivitas

- Tidak terjadi aritma,

denyut jantung dan irama

jantung teratur

- CTR kurang dari 3 detik

Mandiri

1. Monitor tanda-tanda vital.

Observasi tekanan darah

(observasi hipotensi atau

hipertensi) dan frekuensi napas

2. Observasi frekuensi, irama

jantung , monitor terjadinya

disritmia jantung dan lakukan

EKG 12 lead secara rutin setiap

hari jika terjadi disritmia atau

perubahan pada EKG.

3. Auskultasi bunyi jantung,

pantau munculnya BJ S3 dan S4

4. Palpasi nadi perifer

5. Pantau adanya keluaran urin,

catat keluaran dan

kepekatan/konsentrasi urin

1. Hipotensi mengindikasikan penurunan

cardiak output disebabkan penurunan

perfusi arteri koroner. Hipertensi

mengindikasikan kondisi vasokonstriksi

kronik seperti pada kondisi ansietas.

Peningkatan frekuensi napas

mengindikasikan kelelahan atau

peningkatan kongesti paru.

2. Biasany terjadi takikardia meskipun pada

saat istirahat untuk mengompensasi

penurunan kontraktilitas ventrikel, PAT,

PVC, dan AF. Disritmia umum berkenaan

dengan GJK meskipun lainnya juga terjadi

3. S1 dan S2 mungkin lemah karena

menurunya kerja pompa, irama gallop

umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai

aliran darah ke dalam serambi yang

disensi, murmur dapat menunjukkan

inkompetensi/stenosis mitral.

4. Penurunan curah jantung menunjukkan

menurunnya nadi, radial, popliteal, dorsalis

pedis, dan postibial. Nadi mungkin cepat

hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi,

dan pulsus alteran (denyut kuat lain

dengan denyut lemah) mungkin ada.

5. Giinjal berespon untuk menunjukkan curah

jantung dengn menahan ciran dan natrium,

keluaran urin biasanya menurun selama

tiga hari karena perpindahan cairan ke

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 75: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xix Universitas Indonesia

6. Istirahatkan klien dengan tirah

baring optimal

7. Atur posisi tirah baring yang

ideal. Kepala tempat tidur harus

dinaikkan 20 sampai 30 cm (8-

10 inci) atau klien didudukkan

di kursi

8. Observasi perubahan ada

sensorik. Contoh: letargi,

cemas, dan depresi

jaringan tetapi dapat meningkat pada

malam hari sehingga cairan kembali ke

sirkulasi.

6. Melalui inaktivitas, kebutuhan pemompaan

jantung diturunkan.Selain itu, untuk

menurunkan seluruh kebutuhan kerja pada

jantung, tirah baring membantu dalam

menurunkan beban kerja dengan

menurunkan volume intravaskuler melalui

induksi diuresis berbaring.

Istirahat akan mengurangi kerja jantung,

meningkatkan tenaga cadangan jantung,

dan menurunkan tekanan darah. Istirahat t

juga mengurangi kerja otot pernapasan dan

penggunaan oksigen. Frekuensi jantung

menurun yang akan memperpanjang

periode diastole pemulihan, sehingga

memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.

7. Untuk mengurangi kesulitan bernapas dan

mengurangi jumlah darah yang kembali ke

jantung sehingga dapat mengurangi

kongesti paru. Pada posisi ini aliran balik

vena ke jantung (preload) dan paru

berkurang, kongesti paru berkurang, serta

penekanan hepar ke diagfragma menjadi

minimal. Klien yang dapat berrnapas

hanya pada posisi tegak (ortopnea) dapat

didudukkan di sisi tempat tidur

8. Dapat menunjukkan tidak adekuatnya

perfusi serebral sekunder terhadap

penurunan curah jantung.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 76: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xx Universitas Indonesia

9. Berikan istirahat psikologi

dengan lingkungan yang tenang

10. Berikan oksigen tambahan

dengan nasal kanul/masker

sesuai indikasi

11. Hindari manuver dinamik

seperti berjonkok sewaktu

melakukan BAB dan mengepal-

ngepalkan tangan

12. Kolaborasi untuk pemberian

diet jantung : pembatasan

natrium

Kolaborasi

13. Kolaborasi untuk pemberian

obat

a. Inotropik (dopamin,

dobutamin)

b. Diuretik, furosemid (lasix),

9. Stres emosi menghasilkan vasokonstriksi

yang terkait, meningkatakn tekanan darah,

dan meningkatkan frekuensi/kerja jantung.

10. Meningkatakan sediaan oksigen untuk

kebutuhan miokardium guna melawan efek

hipoksia/iskemia.

11. Berjongkok menigkatkan aliran balik vena

dan resistensi arteri sistemik secara

simultan menyebabkan kenaikan volume

sekuncup (stroke volume) dan tekanan

arteri. Peregangan ventrikel kiri yang

bertambah akan meningkatkan beban kerja

jantung secara simultan. Latihan isometrik:

mengepal-ngepalkan tangan (handgrip)

secara terus menerus selama 20-30 detik

meningkatkan resistensi arteri sistemik,

tekanan darah, dan ukuran jantung. Latihan

ini akan meningkatakan beban kerja

jantung.

12. Mengatur diet sehingga kerja dan

ketegangan otot jantung minimal dan

status nutrisi terpelihara, sesuai dengan

selera dan pola makan klien. Pembatasan

natrium dituunjukkan untuk mencegah,

menggatur, dan mengurangi edema seperti

pada hipertensi atau gagal jantung.

a. Untuk meningkatkan kontraktilitas

jantung, efek dari inotropik dosis

sedang- tinggi juga dapat

meningkatkan heart rate

b. Penuruanan preload paling banyak

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 77: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxi Universitas Indonesia

sprironolakton (aldakton)

c. Digoxin (lanoxin)

d. Captropil (capoten),

lisinopril (prinvil), enapril

(vasotec)

e. Antikoagulan, contoh

heparin dosis rendah

warfarin (coumadin)

f. Pemberian cairan IV,

pembatasan jumlah total

sesuai dengan indikasi,

hindari cairan garam

digunakan dalam mengobati pasien

dengan curah jantung relatif normal

ditambah dengan gejala kongesti

.diuretik blok reabsorpsi diuretik,

sehingga memerngaruhi reabsorsi

natrium dan air.

c. Meningkatakn kekuatan kontraksi

miokardium dan memperlambat

frekuensi jantung dengan menurunkan

volume sirkulasi (vasodilator) dan

tahanan vaskular sistemik

(arteriodilator) juga kerja ventrikel.

d. Meningkatkan kekuatan kontraksi

miokardium dan memperlambat

frekuensi jantung dengan menurunkan

konduksi dan memperlambat periode

refraktori angiotensin dalam paru serta

menurunkan vasokontriksi, SVR, dan

TD.

e. Dapat digunakan secara profilaksis

untuk mencegah pembentukan

trombus/emboli pada adanya faktor

risiko seperti statis vena, tirah baring,

disritmia jantung, dan riwayat episode

sebelumnya.

f. Oleh karena adanya penigkatan

tekanan ventrikel kiri, pasien tidak

dapat meneoleransi peningkatan

volume cairan (preload). Pasien juga

mengeluarkan sedikit nattrium yang

menyebabkan retensi cairan dan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 78: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxii Universitas Indonesia

g. Pantau seri EKG dan

perubahan foto dada

meningkatkan kerja miokard

g. Depresi segmen ST dan datarnya

gelombang T dapat terjadi karena

penigkatan kebutuhan oksigen.. Foto

dada dapat menunjukkan pembesaran

jantung dan perubahan kongesti

pulmonal.

3. Kelebihan volume

cairan yang

berhubungan dengan

kelebihan cairan

sistemik, perembesan

cairan interstisial di

sistemik sebagai

dampak sekunder dari

penurunan curah

jantung, gagal jantung

kanan.

Tujuan

Dalam waktu 3x24 jam

tidak terjadi kelebihan

volume cairan sistemik

Kriteria hasil:

- Klien tidak sesak napas

- Edema ekstremitas

berkurang

- Pitting edema (-)

- Produksi urin >600

ml/hr

Intervensi

1. Kaji adanya edema ekstremitas

2. Kaji tekanan darah

3. Kaji distensi vena jugularis

4. Ukur intake dan output

5. Timbang berat badan

6. Beri posisi yang membantu

drainase ekstremitas, lakukan

latihan gerak pasif

1. Curiga gagal kongestif/kelebihan volume

cairan

2. Sebagai salah satu cara untuk mengetahui

peningkatan jumlah cairan yang dapat

diketahui dengan meningkatkan beban

kerja jantung yang dapat diketahui dari

meningkatnya tekanan darah

3. Peningkatan cairan dapat membebani

fungsi ventrikel kanan yang dapat

dipantau melalui pemeriksaan vena

jugularis.

4. Penurunan curah jantung mengakibatkan

gangguan perfusi ginjal, retensi

natrium/air, dan penurunan keluaran urine.

5. Perubahan tiba-tiba berat badan

manunjukkan gangguan keseimbangan

cairan.

6. Meningkatkan venous return dan

mendorong berkurangnya edema perifer.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 79: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxiii Universitas Indonesia

Kolaborasi

7. Berikan diet tanpa garam

8. Retriksi cairan 600-1000 cc/24

jam

9. Berikan diuretic, contoh:

furosemide, sprinolakton,

hidronolakton

10. Pantau data laboratorium

elektrolit kalium.

7. Natrium meningkatkan retensi cairan dan

menigkatkan volume plasma yang

berdampak terhadap peningkatan beban

kerja jantung dan akan membuat

kebutuhan miokard meningkat

8. Mengurangi beban volume cairan di

jantung

9. Diuretic bertujuan untuk menurunkan

volume plasma dan menurunkan retensi

cairan di jaringan sehingga menurunkan

risiko terjadinya edema paru

10. Hipokalemia dapat membatasi keefektifan

terapi.

4. Intoleransi aktivitas

yang berhubungan

dengan

ketidakseimbangan

antara suplai oksigen

ke jaringan dengan

kebutuhan sekunder

dari penurunan curah

jantung.

Tujuan:

Aktivitas klien sehari-hari

terenuhi dan meningkatnya

kemampuan beraktivitas.

Kriteria hasil:

Klien menunjukan

kemampuan beraktivitas

secara bertahap tanpa

gejala-gejala yang berat,

terutama mobilisasi di temat

tidur.

Mandiri

1. Catat frekuensi jantung: irama;

dan perubahan TD, selama dan

sesudah aktivitas.

2. Tingakatkan istirahat, batasi

aktivitas, dan berikan aktivitas

senggang yang tidak berat.

3. Anjurkan klien untuk

menghindari peningkatan

tekanan abdomen, misal:

mengejan saat defekasi.

4. Jelaskan pola peningkatan

bertahap dari tingkat aktivitas.

Contoh: bangun dari kursi, bila

tidak ada nyeri lakukan

ambulasi, kemudian istirahat

1. Respon klien terhadap akitvitas dapat

mengindikasikan adanya penurunan

oksigenasi miokard.

2. Menurunkan kerja miokard/konsumsi

oksigen.

3. Dengan mengejan dapat mengakibatkan

bradikardi, menurunkan curah jantung dan

takikardia, serta peningkatan TD.

4. Aktivitas yang mau memberikan kontrol

jantung, meningkatkan regangan, dan

mencegah aktivitas berlebihan.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 80: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxiv Universitas Indonesia

selama 1 jam setelah makan.

5. Pertahankan klien pada posisi

tirah baring sementara sakit

akut.

6. Tingkatkan klien duduk di kursi

dan tinggikan kaki klien.

7. Pertahankan rentang gerak pasif

selama sakit kritis.

8. Evaluasi tanda vital saat

kemajuan aktivitas terjadi.

9. Berikan waktu istirahat di

antara waktu aktivitas.

10. Pertahankan penambahan O2

sesuai kebutuhan.

11. Monitor respon klien selama

aktivitas, observasi dispnea,

sianosis, kerja dan frekuensi

naas, sertakeluhan subjektif.

Kolaborasi

12. Rujuk dan kolaborasi ke

program rehabilitasi jantung.

5. Untuk mengurangi beban jantung.

6. Untuk meningkatkan venous return.

7. Meningkatkan kontraksi otot sehingga

membantu venous return.

8. Untuk mengetahui fungsi jantung bila

dikaitkan dengan aktivitas.

9. Untuk mendapat cukup resolusi bagi tubuh

dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

10. Untuk meningkatakn oksigenasi jaringan.

11. Melihat dampak dari aktivitas terhadap

fungsi jantung.

12. Meningkatkan jumah oksigen yang ada

untuk pemakaian miokardium sekaligus

mengurangi ketidaknyamanan sampai

dengan iskemia.

5. Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

tidak adekuatnya

produksi insulin

Tujuan

Kebutuhan nutrisi pasien

terpenuhi dalam 3x 24 jam

Kriteria hasil:

- Pasien menungngkapkan

tidak ada mual dan nafsu

makan baik

Mandiri

1. Kaji status nutrisi pasien

2. Timbang berat badan pasien dan

lakukan secara berkala 3 hari

sekali atau sesuai indikasi

3. Ukur Indeks Massa Tubuh

pasien

1. Menentukan kebutuhan nutrisi pasien

2. Berat badan indicator status nutrisi pasien.

Dapat menentukan Basal Massa Indeks

dan merencanakan terapi nutrisi

3. Keutuhan nutrisi tubuh ditentukan juga

oleh BMI

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 81: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxv Universitas Indonesia

- Berat badan pasien

dalam rentang ideal

- Intake makanan sesuai

dengan kebutuhan

tubuh, Indeks Massa

Tubuh (BMI)

- Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

- Nilai Hb dalam batas

normal

- Kadar glukosa tubuh

dalam rentang toleransi

4. Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi status nutrisi

pasien

5. Monitoring gula darah pasien

secara periodic sesuai indikasi

6. Monitor nilai laboratorium yang

terkait dengan status nutrisi

seperti albumin, Hb,

transferring, elektrolit

7. Monitor kadar serum lipid

seperti kolesterol total, low

density lipoprotein (LDL)

kolesterol, high density

lipoprotein (HDL) kolesterol,

dan trigliserida

8. Kaji pengetahuan pasien dan

keluarga tentang diet diabetic

9. Kaji pola makan dan aktivitas

pasien

10. Konsultasikan dengan ahli diet

untuk mengidentifikasi dan

merencanakan keutuhan nutrisi

pasien

11. Libatkan pasien dan keluarga

4. Banyak faktor yang mempengaruhi status

nutrisi sehingga perlu diketahui penyebab

kurang nutrisi dan merencanakan

pemenuhan nutrisi

5. Perubahan kadar gula darah dapat terjadi

setiap saat serta dapat menentukan

perencanaan kebutuhan kaloti

6. Penurunan albumin indikasi penurunan

protein, penurunan Hb indikasi penurunan

eritrosit darah, penurunan transferring

indikasi penurunan serum protein. Kadar

otassium dan sodium menurun pada

malnutrisi

7. Peningkatan kadar lemak dapat

meningkatkan resiko penyakit jantung dan

stroke

8. Pasien DM rentan terjadi komplikasi

sehingga pasiend an keluarga harus

memahami komplikasi akut dan kronik

9. Aktivitas latihan yang rutin membantu

menurunkan komplikasi penyakit jantung

dan menurunkan kadar gula darah

10. Bagaimanapun juga ahli gizi lebih

kompeten dalam penentuan dan

merencanakan kebutuhan nutrisi pasien

11. Keluarga dan pasien merupakan subjek

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 82: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxvi Universitas Indonesia

dalam merencanakan kebutuhan

nutrisi

12. Laksanakan program terapi

seperti pemberian obat

antidiabetik atau insulin

13. Monitoring tanda-tanda adanya

hipoglikemia

14. Berikan pendidikan kesehatan

tentang diet DM, obat-obatan

dan resiko tidak mentaati apa

yang sudah diprogramkan dan

program aktivitas

15. Berikan dukungan yang positif

jika pasien mampu

melaksanakan program nutrisi

dengan benar

dan objek yang dapat menentukan sesuai

dengan sumber daya yang dimiliki dan

memberikan keyakinan rencana program

nutrisi dapat dilaksanakan

12. Pengobatan merupakan bagian yang tidak

tepisahkan dari peningkatan status nutrisi

pasien

13. Pemberian obat antidiiabetik atau insulin

dapat menimbulkan hipoglikemia

14. Pasien kooperatif dalam program

pemulihan status nutrisi

15. Memberikan motivasi dan percaya diri

pasien untuk tetap melaksanakan program

diet.

6. Defisit perawatan diri Tujuan

Defisit perawatan diri tertasi

dalam waktu 1x24 jam

Kriteria hasil

- Klien mampu

membersihkan tubuh

sendiri dengan bantuan

minimal

- Klien tampak bersih dan

rapi

- Klien melakukan mandi

& hygiene lainnya

Mandiri

1. Tentukan tingkat

ketergantungan klien dalam

melakukan higiene saat ini

2. Bantu klien dalam melakukan

higiene saat klien masih lelah

dan sesak saat melakukan

aktivitas

3. Fasilitasi klien dalam

melakukan hygiene, anjurkan

klien mandi menggunakan

1. Mengidentifikasi kebutuhan intervensi

yang dibutuhkan.

2. Aktivitas fisik dapat meningkatkan

kebutuhan oksigen, meningkatkan

kelelahan, dan dapat meningkatkan rasa

sesak saat kondisi penurunan cardiak

output dan oedema paru masih berat.

3. Membantu klien dalam melakukan

aktifitas hygiene tanpa menimbulkan

kelelahan yang berlebihan.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 83: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxvii Universitas Indonesia

- Tidak tercium bau tak

sedap

- Baju dan celana klien

ganti setiap hari

shower/pancuran.

4. Dukung kemandirian klien

dalam melakukan hygiene

tubuh dan bantu klien hanya

jika diperlukan sesuai

kemampuan.

4. Melakukan hygiene untuk dirinya akan

meningkatkan perasaan harga dirinya.

Kegagalan dapat menyebabkan

keputusasaan dan depresi.

Sumber: Deongoes (2000); Wilkinson & Ahern (2009)

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 84: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

Lampiran 2

xxviii Universitas Indonesia

CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN BPK S DENGAN CHF Fc II-III

Tangal Dx

Keperawatan

Implementasi Evaluasi (SOAP)

15/05/13

Pk 20.00

Kerusakan

pertukaran gas

1. Memberikan posisi semi

fowler

2. Memantau status respirasi,

auskultasi suara napas

3. Memantau status mental

4. Melanjutkan pemberian terapi

oksigen 3 lt/mnt

5. Melatih napas dalam dan

batuk efektif

6. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide 5 mg/jam sesuai

program

S: masih sedikit sesak

O:

- RR 22-24x/mnt, menggunakan NC 3 lt/mnt

- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus

bilateral, wheezing (-/-)

- Kesadaran CM

- Klien dapat melakukan teknik napas dalam

dan batuk efektif dg benar

A: masalah kerusakan pertukaran gas masih

ada

P: lanjutkan intervensi pemantauan status

respirasi dan status mental, pemberian terapi

oksigen dan terapi furosemide

Iin M

15/05/13

Pk 20.00

Penurunan

curah jantung

1. Memonitor tanda-tanda vital

2. Observasi frekuensi dan irama

jantung

3. Auskultasi bunyi jantung

4. Observasi nadi perifer

5. Mengistirahatkan klien

dengan tirah baring optimal

6. Menempatkan posisi tirah

baring dengan posisi semi

fowler

7. Menganjurkan klien untuk

menghindari manuver

haemodinamik seperti

mengedan saat BAB

8. Melakukan pemberian terapi

furosemide, captopril,

amlodipin, dan ascardia

sesuai program

9. Pantau pengeluaran urin

S: masih merasa lemah dan lelah dengan

aktivitas ringan

O:

- TD 120/80 mmHg, HR 90x/mnt, irama

reguler, nadi perifer kuat

- Akral hangat

- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

- Klien masih tampak lemah dan lelah

- Pengeluaran urin: 2000cc/24 jam

A:

masalah penurunan curah jantung masih ada

P:

lanjutkan pemantauan parameter

haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan

pemberian terapi gagal jantung sesuai

program.

Iin M

15/05/13

Pk 20.00

Kelebihan

volume cairan

1. Memantau kondisi edema

ekstrimitas

2. Memantau TTV, distensi vena

jugularis

3. Mengukur intake-output dan

balance cairan

4. Retriksi pemberian cairan

1000cc/24 jam

5. Memberikan posisi kaki

disangga dengan 1 bantal

6. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide drip , dan KSR

oral sesuai program terapi

7. Melakukan pemantauan nilai

lab elektrolit/3 hari

S: masih ada bengkak di kaki

O:

- TD 120/80 mmHg, nadi 90x/mnt,

- Terdapat pitting edema +2 pada tungkai

- JVP 5 + 3 cmH2O

- Intake : 1000 cc/24 jam

- Output : urin: 2000cc/24 jam

IWL: 600 cc/24 jam

- Balance : - 1600cc/24 jam

A: masalah kelebihan volume cairan masih ada

P:

Lanjutkan intervensi pemantauan

kelebihan volume cairan, pemantauan

status hidrasi, perhitungan intake-output

dan balance cairan, pemberian terapi

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 85: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxix Universitas Indonesia

8. Timbang berat badan secara

berkala/3 hari

diuretik dan suplemen elektrolit, dan

pementauan nilai lab elektrolit/3 hari

Iin M

15/05/13

Pk 20.00

Intoleransi

aktivitas

1. Pantau kemempuan aktivitas

klien

2. Mempertahankan kondisi

tirah baring selama klien

mengalami peningkatan

respon lelah saat aktivitas

3. Meningkatkan kemampuan

mobilitas secara bertahap

sesuai kemampuan

4. Melakukan pemantauan

respon klien terhadap

aktivitas ,TD, nadi dan RR

sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas

5. meningkatkan istirahat, batasi

aktivitas saat terdapat

kelelahan yang berambah

6. kolaborasi dengan rehabilitasi

medik

S: masih lelah dan sesak dengan aktivitas

ringan

O:

- klien masih tampak sering terbaring di

tempat tidur, tampak lelah dg aktivitas

ringan di tempat tidur

- terdapat dispneu saat aktivitas di tempat

tidur

- TTV setelah aktivitas TD 10/80 mmHg,

RR 24 x/mnt, nadi 100x/mnt.

A: masalah intoleransi aktivitas masih ada

P:

Pantau kemampuan klien dalam beraktivitas,

tingkatkan aktivitas klien secara bertahap

sesuai kemampuan, kaji respon klien terhadap

aktivitas dan pertahankan kondisi tirah baring

jika masih terdapat lelah dan sesak dg

aktivitas ringan in bed.

Iin M

15/03/13

Pk 20.00

Risiko ketidak

seimbangan

nutrisi: kurang

dari kebutuhan

1. Melakukan identifikasi faktor

yang mempengaruhi status

nutrisi klien

2. Monitoring gula darah klien

secara periodik

3. Melakukan pemantauan pola

makan dan aktivitas klien

4. Monitoring tanda-tanda

hipoglikemia

5. Melakukan pengkajian

pengetahuan klien mengenai

diet diabetes

6. Memberikan terapi insulin

sesuai nilai gula darah dan

nsesuai program terapi

(kelipatan 3)

7. Kolaborasi pemberian diet

DM 1700 kkal.

S: kadang-kadang masih ada mual tetapi tidak

muntah

Klien mengatakan tidak ada pntang

makanan selam di rumah, dan belum

mengetahui mengenai diet diabetes

O:

- Porsi makan klien habis ½ porsi, selingan

habis

- Tidak terdapat tanda-tanda hipoglikemia

- Klien belum memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai diet diabetes

- GDKH pk 06.00 235

11.00 267

16.00 246

A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan masih ada

P: lanjutkan intervensi monitoring porsi

makan, pemantauan GDKH dan pemberian

insulin sesuai program, serta pemantauan

tanda-tanda hipoglikemia.

Iin M

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 86: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxx Universitas Indonesia

15/05/13

Pk 20.00

Defisit

perawatan diri

1. Menentukan tingkat

ketergantungan klien

2. Memfasilitasi klien untuk

melakukan hygiene di tempat

tidur

3. Memotivasi keluarga untuk

membantu klien melakukan

hygiene di tempat tidur

4. Mendukung kemandirian

klien untuk melakukan

hygiene tubuh sesuai

kemampuan

S: masih merasa lelah dan sesak saat

beraktivitas di tempat tidur

O:

- Tingkat kemandirian klien + 2 (semi

ketergantungan dalam melakukan hygiene)

- Klien masih tampak lelah dan sesak , RR

24x/mnt dengan aktivitas di tempat tidur

- Hygiene dibantu keluarga, mandi dengan

lap di tempat tidur

- Klien belum sikat gigi, kerena keluarga

belum membawa perlengkapan oral

hygiene

- Baju dan celana klien masih belum diganti,

karena keluarga belum membawa baju

ganti buat klien

A: masalah defisit perawatan gigi masih ada

P: fasilitasi dan dukung kemampuan klien

dalam melakukan hygiene di kamar mandi

secara bertahap jika kondisi memungkinkan.

Iin M

16/05/13

Pk. 20.00

Kerusakan

pertukaran gas

1. Memantau status respirasi,

auskultasi suara napas

2. Memantau status mental

3. Melanjutkan pemberian terapi

oksigen 3 lt/mnt

4. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide 5 mg/jam sesuai

program

S: masih ada sesak

O:

- RR 20-24x/mnt, menggunakan NC 3 lt/mnt

- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus

bilateral, wheezing (-/-)

- Kesadaran CM

- Batuk (+), sekret (+) warna putih, jumlah

sedikit

A: masalah kerusakan pertukaran gas masih

ada

P: lanjutkan intervensi pemantauan status

respirasi dan status mental, pemberian terapi

oksigen dan terapi furosemide, pantau nilai

saturasi O2

Iin M

16/05/13

Pk 20.00

Penurunan

curah jantung

1. Memonitor tanda-tanda vital

2. Observasi frekuensi dan irama

jantung

3. Auskultasi bunyi jantung

4. Observasi nadi perifer

5. Mengistirahatkan klien

dengan tirah baring optimal

6. Menempatkan posisi tirah

baring dengan posisi semi

fowler

7. Menganjurkan klien untuk

menghindari manuver

haemodinamik seperti

mengedan saat BAB

8. Melakukan pemberian terapi

furosemide, captopril,

amlodipin, dan ascardia

S:merasa lemah lemah dan lelah setelah

selesai pemeriksaan echocardiografi pk 18.300

WIB

O:

- TD 118/77 mmHg, HR 97x/mnt, irama

reguler, nadi perifer kuat, saturasi O2

100%, akral hangat

- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

- Klien masih tampak lebih lemah dan lelah

- Hasil echo: dilatasi RA, RV, LA, LV, EF

menurun menjadi 25 %, TAPSE 15

- Pengeluaran urin urin: 2500cc/24 jam

A:

masalah penurunan curah jantung masih ada

P:

lanjutkan pemantauan parameter

haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 87: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxi Universitas Indonesia

sesuai program

9. Pantau pengeluaran urin

pemberian terapi gagal jantung sesuai

program, mengistrirahatkan klien saat merasa

kelelahan.

Iin M

16/05/13

Pk 20.00

Kelebihan

volume cairan

1. Memantau kondisi edema

ekstrimitas

2. Memantau TTV, distensi vena

jugularis

3. Mengukur intake-output dan

balance cairanan

4. Retriksi volume cair 1000

cc/24 jam

5. Memberikan posisi kaki

disangga dengan 1 bantal

6. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide drip , dan KSR

oral sesuai program terapi

7. Rencana melakukan

pemantauan nilai lab

elektrolit/3 hari

8. Timbang berat badan secara

berkala/per 3 hari

S: bengkak di kaki masih ada

O:

- TD 118/77 mmHg, nadi 97x/mnt,

- Terdapat pitting edema +2 pada tungkai

- JVP 5 + 2 cmH2O

- Intake : 960 cc/24 jam

- Output : urin: 2500cc/24 jam

IWL: 600 cc/24 jam

- Balance : - 2140 cc/24 jam

A: masalah kelebihan volume cairan masih ada

P:

Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan

volume cairan, pemantauan status hidrasi,

perhitungan intake-output dan balance cairan,

pemberian terapi diuretik dan suplemen

elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit

besok, konfirmasi penurunan dosis iv

furosemide drip.

Iin M

16/05/13

Pk 20.00

Intoleransi

aktivitas

1. memantau perkembangan

kemempuan aktivitas klien

2. Mempertahankan kondisi

tirah baring selama klien

mengalami peningkatan

respon lelah saat aktivitas

3. Meningkatkan kemampuan

mobilitas secara bertahap

sesuai kemampuan

4. Melakukan pemantauan

respon klien terhadap

aktivitas ,TD, nadi dan RR

sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas

5. meningkatkan istirahat, batasi

aktivitas saat terdapat

kelelahan yang berambah

6. kolaborasi dengan rehabilitasi

medik

S: sudah bisa duduk, tetapi masih terasa pusing

O:

- klien tampak mulai sering duduk di tempat

tidur, namun sering terlihat tirah baring

kembali saat merasa pusing, masih tampak

lelah dg aktivitas ringan di tempat tidur

- TTV setelah aktivitas TD 125/80 mmHg,

RR4 22x/mnt, nadi 100x/mnt.

A: masalah intoleransi aktivitas masih ada

P:

Pantau perkembangan kemampuan klien dalam

beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien secara

bertahap sesuai kemampuan, kaji respon klien

terhadap aktivitas, tingkatkan kemampuan

aktivitas in bed 1.7 mets.

Iin M

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 88: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxii Universitas Indonesia

16/03/13

Pk 20.00

Risiko ketidak

seimbangan

nutrisi: kurang

dari kebutuhan

1. Melakukan identifikasi faktor

yang mempengaruhi status

kondisi makan klien saat ini

2. Monitoring gula darah klien

secara periodik

3. Melakukan pengkajian

pengetahuan klien mengenai

diet diabetes

4. Memberikan terapi insulin

sesuai nilai gula darah dan

nsesuai program terapi

(kelipatan 3)

.

S: kadang-kadang masih ada mual tetapi

tidak muntah

Setelah diberikan penjelasan mengenai

penyakit DM dan tatalaksanan penyakit

DM, klien mengatakan sudah

O:

- Porsi makan klien habis 2/3 porsi, selingan

habis

- GDS masih belum stabil

- Klien dapat mengulang kembali definisi

DM, tanda dan gejala, penyebab dan 5

pilar tatalaksana DM termasuk pengaturan

diet dengan bantuan perawat

- GDKH pk 06.00 134

11.00 271

16.00 230

A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan masih ada

P: lanjutkan intervensi monitoring porsi

makan, pemantauan GDKH dan pemberian

insulin sesuai program, serta pemantauan

tanda-tanda hipoglikemia.

Iin M

16/05/13

Pk 20.00

Defisit

perawatan diri

1. Memotivasi keluarga untuk

membantu klien melakukan

hygiene di kamar mandi

secara bertahap

2. Mendukung kemandirian

klien untuk melakukan

hygiene tubuh sesuai

kemampuan

S: sudah mandi dengan di lap di tempat tidur

tidak menggunakan sabun, klien mengatakan

akan mandi di kamar mandi jika sudah tidak

terpasang selang kateter

O:

- Klien tampak lebih bersih

- Bau tidak sedap sudah berkurang

- Baju dan celana klien sudah ganti

A: masalah defisit perawatan gigi masih ada

P: fasilitasi dan dukung kemampuan klien

dalam melakukan hygiene di kamar mandi

secara bertahap jika kondisi memungkinkan,

menganjurkan klien mandi menggunakan

shower.

Iin M

17/05/13

Pk. 20.00

Kerusakan

pertukaran gas

1. Memantau status respirasi,

auskultasi suara napas

2. Memantau status mental

3. Melanjutkan pemberian terapi

oksigen 3 lt/mnt

4. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide iv 2x 40 mg

5. Memantau nilai saturasi,

AGD dan CXR ulang

S: sesak sudah berkurang, masih terasa sedikit

sesak saat berjalan di sekitar tempat tidur

O:

- RR 20-22x/mnt, menggunakan NC 2 lt/mnt

- Sat O2 98-100&

- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus

berkurang, wheezing (-/-)

- Kesadaran CM

- Batuk jarang, produksi sputum tidak ada

A: masalah kerusakan pertukaran gas masih ada

P: lanjutkan intervensi pemantauan status

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 89: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxiii Universitas Indonesia

respirasi dan status mental, pemberian terapi

oksigen dan terapi furosemide, pantau nilai

saturasi O2

Iin M

17/05/13

Pk 20.00

Penurunan

curah jantung

1. Memonitor tanda-tanda vital

2. Observasi frekuensi dan irama

jantung

3. Observasi terjadinya hipotensi

orthostatik saat aktivitas

4. Auskultasi bunyi jantung

5. Observasi nadi perifer

6. Melakukan pemberian terapi

furosemide, captopril,

amlodipin, dan ascardia

sesuai program

7. Pantau pengeluaran urin

8. Menganjurkan klien untuk

tidak melakukan valsava

manuver: tidak mengedan saat

BAB

S: lemah dan lelah sudah berkurang, sudah

bisa berjalan di sekitar tempat tidur tanpa rasa

pusing, hanya merasa sedikit sesak.

O:

- TD 153/68 mmHg, HR 86x/mnt, irama

reguler, nadi perifer kuat, saturasi O2 98-

100%, akral hangat

- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

- Klien dapat BAB tanpa mengedan

- Pengeluaran urin urin: 800 cc/24 jam

A:

masalah penurunan curah jantung masih ada

P:

lanjutkan pemantauan parameter

haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan

pemberian terapi gagal jantung sesuai

program, mengistrirahatkan klien saat merasa

kelelahan.

Iin M

17/05/13

Pk 20.00

Kelebihan

volume cairan

1. Memantau kondisi edema

ekstrimitas

2. Memantau TTV, distensi vena

jugularis

3. Mengukur intake-output dan

balance cairanan

4. Retriksi volume cairan 1000

cc/24 jam

5. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide iv 2x 40 mg , dan

KSR oral sesuai program

terapi

6. melakukan pemeriksaan nilai

pemantauan nilai lab elektrolit

7. Melakukan off catheter urin

dan memberikan terapi

furosemide iv (intermitten)

sesuai program terapi

S: bengkak di kaki sudah berkurang

O:

- TD 153/68 mmHg, nadi 86 x/mnt,

- pitting edema +1 pada tungkai

- JVP 5 + 2 cmH2O

- Intake : 1000 cc/24 jam

- Output : urin: 800 cc/24 jam

IWL: 600 cc/24 jam

- Balance : - 400 cc/24 jam

- Hasil lab elektrolit: Na 134 mmol/L,

kalium 3.80 mmol/L, Chlorida 82.7

mmol/L, calsium 7.9 mg/dl.

A: masalah kelebihan volume cairan masih

ada

P:

Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan

volume cairan, pemantauan status hidrasi,

perhitungan intake-output dan balance cairan,

pemberian terapi diuretik dan suplemen

elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit/3

hari

Iin M

17/05/13

Pk 20.00

Intoleransi

aktivitas

1. Memantau perkembangan

kemempuan aktivitas klien

2. Meningkatkan kemampuan

mobilitas secara bertahap

sesuai kemampuan, berjalan

disekitar tempat tidur dan

berjalan ke kamar mandi

S: sudah berjalan di sekitar tempat tidur dan

sudah ke kamar mandi 1x, masih terasa sedikit

lelah dan sedikit sesak setelah berjalan ke

kamar mandi

O:

- TTV sebelum ke kamar mandi TD 145/85

mmHg, nadi 86 x/mnt, RR 18 x/mnt.;

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 90: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxiv Universitas Indonesia

3. Melakukan latihan ROM aktif

bagian ekstrimitas di tempat

tidur

4. Melakukan pemantauan

respon klien terhadap

aktivitas ,TD, nadi dan RR

sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas

5. meningkatkan istirahat, batasi

aktivitas saat terdapat

kelelahan yang berambah

7. kolaborasi dengan rehabilitasi

medik untuk meningkatkan

program latihan

sesudah ke kamar mandi TD 150/90

mmHg, Nadi 100x/mnt, RR 20-22x/mnt.

- Latihan ROM aktif pd ektrimitas

dilakukan dengan baik

A: masalah intoleransi aktivitas masih ada

P:

Pantau perkembangan kemampuan klien dalam

beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien secara

bertahap sesuai kemampuan, kaji respon klien

terhadap aktivitas, tingkatkan kemampuan

aktivitas in bed 1.7 - 2 mets (program

rehabilitasi jantung).

Iin M

17/03/13

Pk 20.00

Risiko ketidak

seimbangan

nutrisi: kurang

dari kebutuhan

1. Memotivasi klien untuk

menghabiskan porsi

makannya

2. Monitoring gula darah klien

secara periodik

3. Memberikan terapi insulin

sesuai nilai gula darah dan

nsesuai program terapi

(kelipatan 3)

4. Memberikan tambahan terapi

glikuidon 3x30 mg sesuai

program terapi dokter

.

S: mual sudah berkurang

O:

- Porsi makan klien habis 2/3 sampai habis 1

porsi, selingan habis

- GDKH pk 06.00 158

11.00 353

16.00 221

A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan masih ada

P: lanjutkan intervensi monitoring porsi

makan, pemantauan GDKH sabtu-minggu dan

pemberian insulin dan glikuidon sesuai

program

Iin M

17/05/13

Pk 20.00

Defisit

perawatan diri

1. Memotivasi keluarga untuk

membantu klien melakukan

hygiene di kamar mandi,

dampingi klien saat

melakukan hygiene di kamar

mandi

2. Mendukung kemandirian

klien untuk melakukan

hygiene tubuh sesuai

kemampuan

S: sudah mandi di kamar mandi menggunakan

shower, dan sudah gosok gigi, masih merasa

lelah namun sudah jauh berkurang

dibandingkan sebelumnya

O:

- Klien tampak lebih bersih dan seegar

- Tidak tercium bau tidak sedap

- Baju dan celana klien sudah ganti

- Rambut klien rapi disisir

- Gigi klien tampak lebih bersih

A: masalah defisit perawatan diri teratasi Iin M

18/05/13

Pk. 20.00

Kerusakan

pertukaran gas

1. Memantau status respirasi,

auskultasi suara napas

2. Melanjutkan pemberian terapi

furosemide iv 2x 40 mg

3. Memantau nilai saturasi,

AGD dan CXR ulang

S: sudah tidak ada sesak

O:

- RR 18-20x/mnt, nasal kanul sudah dilepas

- Sat O2 98-100%

- Suara napas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing

(-/-)

- Kesadaran CM

- CXR ulang (18/06/13) : kesan oedema paru

perbaikan, tidak ada effeusi pleura

- AGD (18/05/13) dengan room air pH 7.355

PaO2 125mmHg, PCO2 40 mmHg HCO3 20

mmHg BE -2

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 91: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxv Universitas Indonesia

A: masalah kerusakan pertukaran teratasi

Iin M

18/05/13

Pk 20.00

Penurunan

curah jantung

1. Memonitor tanda-tanda vital

2. Observasi frekuensi dan irama

jantung

3. Auskultasi bunyi jantung

4. Observasi nadi perifer

5. Melakukan pemberian terapi

furosemide, captopril,

amlodipin, dan ascardia

sesuai program

6. Memberikan terapi tambahan

aldactone 1x25mg sesuai

program terapi dokter

7. Pantau pengeluaran urin

S: masih terasa sedikit lemah dan lelah, tapi

jauh lebih baik dari sebelumnya, sudah tidak

ada sesak saat pergi ke kamar mandi

O:

- TD 130/75mmHg, HR 84x/mnt, irama

reguler, nadi perifer kuat, akral hangat

- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

- Pengeluran urin 1000cc/24 jam

A:

masalah penurunan curah jantung masih ada

P:

lanjutkan pemantauan parameter

haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan

pemberian terapi gagal jantung sesuai program

Iin M

18/05/13

Pk 20.00

Kelebihan

volume cairan

1. Memantau kondisi edema

ekstrimitas

2. Memantau TTV, distensi vena

jugularis

3. Mengukur intake-output dan

balance cairanan

4. Retriksi volume cairan 1000

cc/24 jam

5. Memberikan terapi

furosemide oral 2x 40 mg ,

aldactone 1x25mg dan KSR

oral sesuai program terapi

6. Menimbang berat badan klien

7. Memberikan pendidikan

kesehatan persiapan klien

pulang mengenai retriksi

cairan 1000cc/24 jam,

pembatasan intake garam

yang berlebihan, dan timbang

berat badan secara berkala.

S: bengkak di kaki mulai hilang

Klien mengatakan mengerti penjelasan

perawat /

O:

- TD 130/75 mmHg, nadi 84 x/mnt,

- pitting edma (-)

- JVP 5 + 0 cmH2O

- Intake : 1000 cc/24 jam

- Output : urin: 1000 cc/24 jam

IWL: 500 cc/24 jam

- Balance : - 600 cc/24 jam

- BB 60 kg (tetap)

- Klien dapat menyebutkan kembali batasan

cairan 1000cc/24 jam, membatasi

konsumsi garam dan menimbang berat

badan secara berkala.

A: masalah kelebihan volume cairan masih

ada

P:

Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan

volume cairan, pemantauan status hidrasi,

perhitungan intake-output dan balance cairan,

pemberian terapi diuretik dan suplemen

elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit/3

hari

Iin M

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 92: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxvi Universitas Indonesia

18/05/13

Pk 20.00

Intoleransi

aktivitas

1. Memantau perkembangan

kemempuan aktivitas klien

2. Meningkatkan kemampuan

mobilitas secara bertahap

sesuai kemampuan, berjalan

disekitar tempat tidur dan

berjalan ke kamar mandi

3. Melakukan pemantauan

respon klien terhadap

aktivitas ,TD, nadi dan RR

sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas

S: dapat berjalan ke tempat tidur dan berjalan

di sekitar kamar tanpa rasa sesak

O:

- TTV sebelum berjalan di sekitar kamar TD

130/75, nadi 84 x/mnt, RR 16 x/mnt.;

sesudah berjalan di sekitar kamar 130/80

kmmHg, Nadi 96 x/mnt, RR 20x/mnt

- Klien berjalan dengan minimal rasa lelah

A: masalah intoleransi aktivitas masih ada

P:

Pantau perkembangan kemampuan klien

dalam beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien

secara bertahap sesuai kemampuan, kaji

respon klien terhadap aktivitas, tingkatkan

kemampuan aktivitas out of bed 1.7 - 2 mets

sampai berjalan ke luar kamar (5-8 m)

Iin M

18/03/13

Pk 20.00

Risiko ketidak

seimbangan

nutrisi: kurang

dari kebutuhan

1. Memotivasi klien untuk

menghabiskan porsi

makannya

2. Monitoring gula darah klien

secara periodik

3. Memberikan terapi diabetes

glikuidon 3x30 mg sesui

sesuai program terapi

4. Memberikan edukasi klien

persiapan pulang mengenai

kontrol gula darah secara

teratur, dan meminum terapi

obat diabetes secara teratur

serta menghabiskan porsi

makan sesuai anjuran gizi.

S: sudah tidak ada mual, makan habis

O:

- Porsi makan klien habis 2/3 sampai habis 1

porsi, selingan habis

- GDKH pk 06.00 84

11.00 115

16.00 104

A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan teratasi

RTL:

evaluasi ulang edukasi mengenai diet DM,

dan terapi diabetes sebelum klien pulang

Iin M

20/05/13

Pk 15.00

Penurunan

curah jantung

1. Memonitor tanda-tanda vital

2. Observasi frekuensi dan irama

jantung, auskultasi bunyi

jantung, observasi nadi perifer

3. Melakukan pemberian terapi

furosemide, aldactone,

captopril, amlodipin, dan

ascardia sesuai program

4. Pantau pengeluaran urin

5. Memberikan edukasi

mengenai hal-hal yang harus

diperhatikan pada klien gagal

jantung di rumah meliputi

kontrol secara teratur, minum

obat gagal jantung dan

antihipertensi secara rutin,

membatasi konsumsi garam

dan makanan yang banyak

mengandung garam, tidak

mengedan saat BAB

S: tidak ada sesak saat berjalan ke luar

kamar, sedikit merasa lelah

- Klien dan keluarga mengatakan mengerti

penjelasan perawat

- Klien mengatakan 3 hari akan kontrol ke

poli jantung

O:

- TD 110/70 mmHg, HR 80x/mnt, irama

reguler, nadi perifer kuat, akral hangat

- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

- Pengeluran urin 800cc/10 jam

- Klien dan keluarga dapat menjelaskan

kembali hal-hal yang harus diperhatikan

pada klien gagal jantung di rumah dengan

bantuan minimal

A:

Curah jantung optimal dengan terapi gagal

jantung

Klien pulang pukul 16.00

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 93: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

lanjutan

xxxvii Universitas Indonesia

Iin M

20/05/13

Pk 15.00

Kelebihan

volume cairan

1. Memantau kondisi edema

ekstrimitas

2. Memantau TTV, distensi vena

jugularis

3. Mengukur intake-output dan

balance cairanan

4. Retriksi volume cairan 1000

cc/24 jam

5. Memberikan terapi

furosemide oral 2x 40 mg ,

aldactone 1x25mg dan KSR

oral sesuai program terapi

6. Mengevaluasi ulang

pengetahuan klien dan

keluarga tentang retriksi

cairan, penggunaan terapi

diuretik dan pemantauan

penambahan berat badan

secara berkala serta kontrol

secara teratur.

S: bengkak di kaki sudah hilang

Klien dan keluarga mengatakan mengerti

penjelasan perawat

O:

- TD 110/70mmHg, nadi 80x/mnt,

- Tidak terdapat edema pada tungkai

- JVP 5 + 0 cmH2O

- Intake : 600cc/10 jam

- Output : urin: 800cc/10 jam

- Balance : -200 cc/10 jam belum termasuk

IWL

- Klien dan keluarga dapat menyebutkan

kembali batasan cairan 1000cc/24 jam,

membatasi konsumsi garam dan

menimbang berat badan secara berkala di

puskesmas.

A:

masalah kelebihan volume cairan teratasi

dengan retriksi cairan, dan pemberian terapi

diuretik

Klien pulang pkl 16.00

Iin M

20/05/13

Pk 20.00

Intoleransi

aktivitas

1. Memantau perkembangan

kemempuan aktivitas klien

2. Meningkatkan kemampuan

mobilitas secara bertahap

sesuai kemampuan, berjalan

keluar kamar

3. Memberikan edukasi

mengenai aktivitas yang

dilakukan di rumah

ditingkatkan secara bertahap

sesuai kemampuan,,

menghindari aktivitas berat

dan segera beristirahat saat

lelah beraktivitas, mandi

menggunakan shower atau

pancuran.

S: dapat berjalan ke luar kamar tanpa sesak

dan minimal rasa lelah.

Klien dan keluarga mengatakan mengerti

dengan penjelasan perawat mengenai aktivitas

di rumah

O:

- TTV sebelum berjalan ke luar kamar TD

110/70, nadi 80 x/mnt, RR 16 x/mnt.;

sesudah berjalan di sekitar kamar 120/80

kmmHg, Nadi 90 x/mnt, RR 20x/mnt

- Klien berjalan dengan minimal rasa lelah

- Klien dan keluarga dapat menjelaskan

kembali aktivitas di rumah dengan

minimal bantuan

A: masalah intoleransi aktivitas teratasi

Klien pulang pukul 16.00. Iin M

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 94: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

16

Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id

Created by: UY 2013 1

Iin Muthmainah S.

Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 95: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

2

Dear patient,

Jika anda mengalami gagal jantung, anda mungkin akan

sangat bertanya-tanya. Apa yang akan terjadi jika saya

menderita gagal jantung? Bagaimana gagal jantung mem-

pengaruhi hidup saya? Dapatkah gagal jantung disem-

buhkan?

Gagal jantung meruipakan penyakit yang serius.. Tetapi

anda dapat mengatasi gejala agar tetap sehat dan tidak

sering mendatangi rumah sakit karenanya. Buku ini

akan menolong anda untuk mempelajari bagaimana

mengontrol diri anda terhadap gejala gagal jantung. Ter-

dapat uraian tentang diet, latihan dan hidup sehat.

Salam hangat,

Penulis

Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id

15

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………..…

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………..…

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………..…

C a t a t a nC a t a t a nC a t a t a n

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 96: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

14

M e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a n

Terapi lain yang mungkin diresepkan dokter:

Diuretics. Membantu ginjal menurunkan kadar garam dan air dari da-

rah. Diuretic membuat pengeluaran urin lebih banyak. Hal tersebut

membantu menurunkan peningkatan level cairan pada pasien gagal

jantung.

Aldosteron inhibitors. Memblok fungsi aldosteron. Aldosteron meru-

pakan hormon untuk menahan air dan garam dalam tubuh.

Digoxin. Menguatkan pompa jantung dan dapat pula mengontrol

gangguan irama jantung.

Hanya dokter anda yang memberikan pengobatan tepat untuk terapi anda.

Jangan menambah atau menghentikan obat tanpa

sepengetahuan dokter.

3

Dear patient,

Jika anda mengalami gagal jantung, anda mungkin akan

sangat bertanya-tanya. Apa yang akan terjadi jika saya

menderita gagal jantung? Bagaimana gagal jantung mem-

pengaruhi hidup saya? Dapatkah gagal jantung disem-

buhkan?

Gagal jantung meruipakan penyakit yang serius.. Tetapi

anda dapat mengatasi gejala agar tetap sehat dan tidak

sering mendatangi rumah sakit karenanya. Buku ini

akan menolong anda untuk mempelajari bagaimana

mengontrol diri anda terhadap gejala gagal jantung. Ter-

dapat uraian tentang diet, latihan dan hidup sehat.

Salam hangat,

Penulis

Table of contents

Pengantar 4

Gejala Umum Gagal Jantung 6

Kapan Meminta Bantuan? 7

Membatasi Ausupan Garam 8

Membatasi Kolesterol dan Lemak 9

Latihan 10

Perubahan gaya Hidup sehat 11

Self Care 12

Medikasi dan Pengobatan Pilihan 13

Catatan 14

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 97: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

4

Pengan ta rPengan ta rPengan ta r

Apa itu gagal jantung?

Gagal jantung dikenal juga sebagai congestive heart failure ( CHF ) , adalah

kondisi jantung yang tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi

kebutuhan tubuh.

Apa penyebabnya?

Gagal jantung seringkali berkembang akibat adanya beberapa kondisi ter-

tentu yang merusak atau melemahkan jantung, seperti:

Penyakit arteri koroner

Tekanan darah tinggi ( hipertensi )

Kerusakan katup jantung

Kerusakan otot jantung ( k ardiomiopati )

Radang otot jantung ( miokarditis )

Kelainan jantung bawaan

Aritmia jantung ( Irama jantung abnormal )

Penyekit kronis lainnya speerti diabetes, anemia berat, hipertiroidisme,

hipotiridisme, emfisema dan lupus

Adanya virus yang menyerang otot jantung, infeksi berat, reaksi alergi,

pembekuan darah di paru-paru, penggunaan obat tertentu

13

M e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a n

Medikasi dan pengobatan pilihan

Medikasi memegang peranan penting dalam mengobati gagal jantung.

Pengobatan juga mencegah perburukan penyakit.

Pengobatan gagal jantung dapat berbeda satu pasien dengan pasien

lainnya. Dokter akan meresepkan obat berdasarkan penyebab gagal jan-

tung dan tingakat keparahan penyakit gagal jantung anda. Namun

demikina pasien akan mendapatkan terapi berikut ini kecuali pada be-

berapa kondisi pasien tidak mendapatkan terapi tersebut

ACE ( Angiotensin converting enzim ) Inhibitor membantu menu-

runkan tekanan darah, dan membantu menceah perburukan kondisi

gagal jantung.

Angiotensin II reseptor blocker ( ARB ) . Membantu menurunkan te-

kanan darah.

Beta bloker. Mencegah peningkatan kecepatan irama jantung, juga

membantu menurunkan tekanan darah.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 98: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

12

P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )

Self care:

Lakukan program rencana terapi mandiri ( Self-care program ) untuk

gagal jantung

Minum obat sesuai program terapi

Timbang berat badan setiap hari

Diet rendah garam

Monitor tanda dan gejala setiap hari

Berhenti minum alkohol

Kontrol berat badan ( j ika over weight/memiliki penyakit diabetes )

Latihan fisik secara rutin

Berhenti merokok

Mengetahui kapan saatnya konsultasi ke dokter/perawat

Menjadikan program terapi sebagai rencana seumur hidup anda

5

Pengan ta rPengan ta rPengan ta r

Penceahan

Perubahan gaya hidup dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan gagal

jantung, yaitu meliputi:

Hindari merokok dan konsumsi alkohol

Mengontrol kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi ( hipertensi ) ,

kadar lemak tinggi, dan diabetes

Rutin olehraga

Pola makan sehat

Menjaga berat badan yang sehat

Hindari stres

Komplikasi

Berbagai macam komplikasi yang dapat muncul akibat gagal jantung,

diantaranya:

Kerusakan atau gagal ginjal

Gangguan pada katup jantung

Kerusakan hati

Serangan jantung dan stroke

Gagal jantung dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian

Hati-hati

Gagal jantung dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 99: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

6

G e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n gG e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n gG e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n g

Ge ja la umum gaga l j an t ung d ian t a ranya :

Bernapas pendek. Jika terasa sesak saat bernapas, khususnya saat tidak

beraktivitas. Hal ini terjadi karena cairan telah memasuki paru-paru, se-

hingga mengakibatkan sulit bernapas. Kondisi seperti ini biasanya terjadi

lebih buruk saat malam hari. Karena saat berbaring, cairan menumpuk di

paru-paru.

Sering batuk. Jika sering batuk. Dan biasanya batuk lebih sering terjadi saat

malam hari.

Denyut jantung cepat atau detak jantung kencang. Jika jantung terasa ber-

debar lebih cepat dan kencang.

Lelah dan lemas. Jika anda merasa lelah dan lemas, dan anda tidak dapat

bekerja dan melakukan aktivitas rutin. Bahkan aktivitas seperti menaiki

tangga dan membawa barang bawaan pun akan sulit.

Bengkak pada pergelangan kaki, kaki dan/atau perut. Daerah tersebut

adalah daerah yang mungkin terjadi penumpukan cairan. Akibatnya akan

terjadi pembengkakan. Sepatu, cicin, dan pakaian akan terasa lebih sempit.

Pembengkakan ini akan terjadi lebih buruk saat bangun tidur.

Kehilangan nafsu makan dan/atau mual. Jika anda merasa tidak ingin

makan padahal seharusnya anda merasa lapar. Dan jika anda merasakan

sakit perut atau mual.

Berat badan meningkat. Saat terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh,

maka tubuh akan berubah menjadi lebih berat. Sehingga anda harus me-

ngontrol berat badan anda setiap hari.

11

P e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a tP e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a tP e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a t

Anda dapat merubah gaya hidup anda agar dapat tetap sehat. Rubahlah

gaya hidup anda secara perlahan agar menjadi sebuah kebiasaan. Tulis juga

apa yang ingin anda rubah dan tulis apa yang telah anda rubah. Hal in dapat

membantu anda untuk memutuskan bagaimana anda merubah gaya hidup

anda dan dari mana anda ingin merubah gaya hidup anda.

Pantau tanda dan gejala Gagal Jantung

Pantau selalu tanda dan Gejala gagal jantung. Hubungi tenaga kesehatan

jika ditemukan ditemukan tanda dan gejala yang semakin memburuk.

Kurangi Stress

Stress dapat membuat tekanan darah meningkat dan membuat jantung

bekerja lebih keras. Sehingga menimbulkan tanda dan gejala gagal jantung

yang semakin memburuk. Mencoba rileks dan mencegah hal-hal yang dapat

menimbulkan stress merupakan hal yang dapat dilakukan.

Berhenti Meminum Alkohol

Alkohol dapat membuat jantung sulit untuk bekerja. Oleh karena itu tenaga

kesehatan selalu menyarankan kepada penderita gagal jantung untuk ber-

henti meminum alkohol.

Berhenti Merokok

Merokok dapat merusak paru-paru dan jantung sehingga membuat gejala

gagal jantung semakin parah. Dan jauhi tempat dimana terdapat orang yang

merokok.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 100: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

10

L a t i h a nL a t i h a nL a t i h a n

Jantung adalah sebuah otot, dan berlatih atau melakukan aktivitas fisik dapat

membuat jantung anda lebih kuat. Banyak alasan mengapa berlatih menjadi

hal yang baik untuk anda. Berlatih juga dapat dapat membantu anda menu-

runkan berat badan dan menjaga berat badan anda tetap sehat. Selain itu,

dapat menurunkan resiko terjadinya gejala gagal jantung, menurunkan kadar

kolesterol dan tekanan darah. Stress yang dialami dapat diturunkan melalui

latihan yang dilakukan dan memberikan energi lebih banyak. Jika latihan dila-

kukan secara rutin, maka sirkulasi di dalam tubuh anda akan berjalan dengan

baik.

Bagaimana latihan yang dapat dilakukan?

Berjalan, merupakan hal terbaik

Gunakan sepatu dan pakaian yang nyaman

Biasakan berlatih dalam waktu yang sama setiap harinya sehingga men-

jadi sebuah rutinitas

Jangan berlatih saat cuaca sangat panas atau dingin, selesai makan,

atau jika tubuh meresa kurang sehat

Lakukan latihan aktivitas secara bertahap sesuai kemempuan

Jauhi aktivitas seperti mengenggkat beban berat yang dapat membuat

menahan napas

7

K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?

Mintalah bantuan petugas kesehatan saat:

1. Tanda dan gejala emergensi gagal jantung

Cari pertolongan emergensi ke rumah sakit dengan segera jika terjadi:

Nyeri dada >15 menit dan tidak hilang dengan nitroglycerin

Peristen sesak napas atau sesak yang bertambah berat

Saat merasa pusing dan ingin pingsan

2. Tanda dan gejala urgent gagal jantung

Cari pertolongan ke rumah sakit segera jika terjadi:

Peningkatan sesak napas atau terjadi sesak saat istirahat

Sulit istirahat kerena sulit bernapas, seperti tiba-tiba terbangun saat

tidur karena kesulitan bernapas

Memerlukan lebih dari satu bantal saat tidur / memerlukan posisi

duduk saat tidur

Berdebar, merasa terjadi peningkatan irama jantung secara terus

menerus dan membuat rasa pusing.

Batuk berbusa warna pink ( f rothy/pink sputum )

Merasa pusing dan ingin pingsan

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013

Page 101: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung

8

M e m b a t a s i A s u p a n G a r a mM e m b a t a s i A s u p a n G a r a mM e m b a t a s i A s u p a n G a r a m

Penderita gagal jantung membutuhkan makanan dengan kandungan garam

yang rendah, atau sering disebut dengan diet rendah garam. Garam meru-

pakan mineral yang tidak banyak dipergunakan tubuh. Terlalu banyak

mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi akan menahan air

dalam tubuh sehingga jantung harus bekerja lebih keras saat memompakan

darah. Hal ini dapat menimbulkan gejala yang serius.

The American Assosiation menyebutkan bahwa penderita gagal jantung

harus mengkonsumsi makanan dengan kadar garam kurang dari 2000 mg/

hari. Mungkin ini terdengar sangat banyak, tetapi kenyataannya tidak.

1 sendok makan garam, mengandung 2300 mg kandungan sodium. Jadi,

anda harus benar-benar teliti dengan makanan yang dimakan dan diminum.

Hal yang perlu diperhatikan dirumah:

Memasak dengan sedikit garam

Tambahkan lemon pada makanan

yang mengandung kadar garam

tinggi

Gunakan bumbu-bumbuan rendah

garam

Kurangi kadar garam pada makanan

favorit anda

Makan makanan yang masih segar

yang tidak mengandung banyak

garam sebagai pengawet

Jika terdapat makanan dengan

garam yang tinggi rendam

dahulu

Tanyakan dokter untuk

makanan pengganti yang dapat

dimakan

9

M e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a kM e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a kM e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a k

Membatasi Kolesterol:

Kolesterol merupakan minyak seperti lemak. Kolesterol dapat

ditemukan di dalam darah dan sel tubuh. Kolesterol ini dihasilkan oleh hati,

dan banyak diproduksi saat anda memakan makanan seperti daging sapi,

kambing, daging unggas, ikan, dan produk makan instan.

Terlalu banyak makan dengan kolesterol tinggi akan mengakibatkan

tertimbunnya kolesterol di dalam dinding aliran darah. Selanjutnya dapat

menyumbat saluran arteri anda. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit

arteri koroner. Dan mengakibatkan gagal jantung. Jadi, yang harus dilakukan

adalah mengurangi kolesterol dalam diet yang andal lakukan.

Membatasi Lemak

Mulailah tinggalkan lemak jenuh. Lemak jenuh ini paling banyak terdapat

dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging sapi, ayam, babi,

dan susu kotak. Lemak jenuh dapat membuat kolesterol anda meningkat. Hal

ini dapat menyebabkan penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Selain

itu juga dapat menyebabkan jantung anda melemah. Lemak tak jenuh mono-

saturated fats ) berasal dari sayur-sayuran. Lemak ini dapat membuat koles-

terol anda menurun. Monosaturated fats dapat ditemukan di dalam

minyak kacang, alpukat, zaitun, dan macam-macam kacang-kacangan dan

biji-bijian.

Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013