ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB...

79
ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN (Skripsi) Oleh GIRI AMIRUL MUKMININ FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAMSEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

(Skripsi)

Oleh

GIRI AMIRUL MUKMININ

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

i

ABSTRAK

ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAMSEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Oleh

GIRI AMIRUL MUKMININ

Karakteristik elektrik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan dapatdiketahui dengan menggunakan elektroda, pasangan elektroda yang digunakanpada penelitian ini adalah elektroda Cu-Zn, dan C-Zn. Pengukuran karakteristikelektrik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan dilakukan denganmenggunakan beban LED 1,2 watt dan saat beban dilepas. Sel elektrolit yangdigunakan terdiri dari 20 sel, yang dirangkai secara seri dengan volume + 200 mlper sel. Arus maksimum (I) menggunakan elektoda Cu-Zn yang dihasilkan airpayau sebesar 1,58 mA; air sungai 0,8 mA; air rawa 0,57 mA; mata air 0,21 mA;dan air hujan 0,11 mA. Elektroda C-Zn menghasilkan arus maksimum (I) yaitu airpayau 1,54 mA; air sungai 0,01 mA; air rawa 0,8 mA; mata air 0,26 mA; dan airhujan 0,09 mA. Jenis air yang mempunyai karakteristik elektrik terbaik adalah airpayau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas cahaya1192 lux dan kedua yaitu air sungai dengan intesitas 121 lux.

Kata Kunci: Elektroda Cu-Zn, elektroda C-Zn, elektroda Cu-Al, karakteristikelektrik, intensitas cahaya.

Page 3: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF ELECTRICAL POTENCY OF NATURAL ELECTROLITEAS A RESOURCE OF ENERGY RESOURCES

By

GIRI AMIRUL MUKMININ

The electrical characteristics of river water, brackish water, swamp water, springwater, and rain water can be determined by using electrodes. The electrode pairsof this research are Cu-Zn and C-Zn electrode. The electrical characteristicsmeasurement of river water, brackish water, swamp water, spring water, and rainwater are connected with a 1,2 watt LED load and without load. The electrolytecell consisted of 20 cell, which were arranged in series with a volume of ±200 mlper cell. The maximum current (I) which were produced by Cu-Zn electrode usingbrackish water is 1,58 mA; river water is 0,8 mA; swamp water is 0,57 mA;spring water is 0,21 mA; and rain water is 0,11 mA. The maximum current (I)which were produced by C-Zn electrode using brackish water is 1,54 mA; riverwater is 0,01 mA; swamp water is 0,8 mA; spring water is 0,26 mA; and rainwater is 0,09 mA. The type of water that has the best electrical characteristic arebrackish water with power of 12,008 mW, with light intensity of 1192 lux andriver water with light intensity of 121 lux.

Keywords: Cu-Zn electrode, Cu-Zn electrode, Cu-Al electrode, electriccharacteristics, light intensity.

Page 4: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAMSEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Oleh

Giri Amirul Mukminin

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan FisikaFakuktas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas
Page 6: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas
Page 7: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas
Page 8: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kel. Beringin Raya Kec. Kemiling

Kota Bandar Lampung pada tanggal 21 September 1994,

anak keempat dari 5 bersaudara pasangan Bapak Drs.

Pramono dan Ibu Sulasi Yuni Astuti S.Pd. Penulis

menyelesaikan pendidikan di SD N 1 Beringin Raya

tahun 2006, SMP N 14 Bandar Lampung tahun 2009,

dan SMA N 7 Bandar Lampung tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis masuk sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam berbagai

organisasi kampus antara lain sebagai Anggota Bidang Sekretariatan HIMAFI

FMIPA Unila tahun 2013/2014, Kepala Bidang DANUS HIMAFI FMIPA Unila

pada tahun 2014/2015.

Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Riset dan

Standardisasi Industri (BARISTAND) Bandar Lampung dan melaksanakan Kerja

Kuliah Nyata (KKN) di Desa Tri Mukti Jaya Kec. Banjar Agung Kab. Tulang

Bawang. Penulis juga aktif sebagai asisten praktikum dalam berbagai mata kuliah

Instrumentasi.

Page 9: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

viii

MOTTO

Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam

-Giri Amirul Mukminin-

“When you want something in life, you just gotta reach outand grab it!“

-Chris McCandless-

he’s not afraid of the dark cause the dark is part of our life

but he’s worry for the dimness, cause the dimness meansyou’re giving up

-Endah and Rhesa-

Page 10: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

ix

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,Aku persembahkan karya ini untuk orang-orang yang

aku cintai dan aku sayangi karena Allah SWT

Kedua Orang Tua dan KeluargaTerimakasih atas segala Do’a dan pengorbanan yang telah diberikan

hingga aku mampu menyelesaikan pendidikan S1.

Bapak-Ibu dosenTerima kasih atas bekal ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang telah

membuka hati dan wawasanku

Para sahabat dan teman-teman seperjuanganTerima kasih atas kebaikan kalian dan kebersamaan yang kita lalui

dan

Almamaterku tercintaUniversitas Lampung

Page 11: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

x

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Segala puji hanya bagi Allah SWT berkat rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Potensi Elektrik Berbagai

Elektrolit Alam Sebagai Sumber Energi Terbarukan” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) di bidang keahlian Instrumentasi Jurusan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Skripsi ini dilaksanakan dari bulan Mei 2017 sampai Juni 2017 bertempat di

Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penekanan skripsi ini adalah desain dan

realisasi alat yang mampu menghasilkan daya listrik dari elektroda Cu-Zn, C-Zn,

Cu-Al, dan elektrolit air sungai, Air payau, air gisting, air rawa, dan air hujan

sebagai sumber energi alternatif berkelanjutan.

Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapan untuk menuju sesuatu yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Bandar Lampung,

Penulis

Page 12: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xi

SANWACANA

Alhamdulillah, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik berkat dorongan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, bapak dan ibu yang selalu memberikan motivasi dan

do’a.

2. Bapak Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. selaku Pembimbing I dan Sekretaris

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan tema

penelitian dan bimbingan serta nasehat untuk menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Pembimbing II dan selaku

Dekan FMIPA Universitas Lampung yang senantiasa memberikan masukan-

masukan serta nasehat untuk menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Drs. Amir Supriyanto, M.Si. selaku Penguji yang telah mengoreksi

kekurangan, memberikan kritik dan saran selama penulisan skripsi.

5. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Fisika dan

Seluruh Dosen serta Staf Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung.

6. Para dosen serta karyawan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung.

7. Paman Agus Edi Susanto sekeluarga, terimakasih atas segala motivasi dan

doa yang telah diberikan.

Page 13: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xii

8. Orang-orang terdekat: Iqbal, Haris, Apri, Jayanti, kakak Dede, Tiwi, Novi,

Mutia, dan Era terimakasih atas do’a, motivasi dan bantuan dalam

penyelesaian skripsi.

9. Terimakasih untuk Putri Rahayu Ningsih, yang telah banyak berperan

membantu kelancaran dan kesuksesan penulis.

10. Teman-teman penyemangat 9 Bit: Tri Sumanzaya, Randha Kentama A, S.Si,

M. Iqbal Yuliansyah, Ma’sum Anshori S.Si, Kuswanto, Irsan S.Si, Jovizal

Aristian S.Si, dan Duwi Hariyanto, S.Si. Terimakasih untuk kalian semua

semoga kita tetap solid dan sukses.

11. Teman-teman seperjuangan mafia 12, Kakak-kakak tingkat, serta adik-adik

tingkat yang telah membantu dan memberikan semangat dalam proses

menyelesaikan tugas akhir.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis selama menyelesaikan tugas akhir.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas segala usaha yang telah

dilakukan oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai dan bermanfaat.

Bandar Lampung, 28 Februari 2018

Penulis

Giri Amirul Mukminin

Page 14: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xiii

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

MOTTO ............................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN.............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

SANWACANA .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

D. Batasan Masalah.................................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

Page 15: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xiv

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 5

1. Penelitian tentang karakteristik elektrik air laut.......................... 5

2. Penelitian Tentang desain dan aplikasi sistem elektrik

berbasis elektrolit air laut ............................................................ 7

3. Penelitian tentang apakah sel bahan bakar mikroba solusi

untuk global krisis energid an lingkungan .................................. 9

4. Penelitian tentang penurunan tegangan pada sel bahan bakar

mikroba (MFC) menggunakan biowaste..................................... 11

5. Penelitian tentang sel bahan bakar mikroba (MFC) dengan

penambahan katalis .................................................................... 15

B. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya........................................ 16

C. Teori Dasar........................................................................................ 17

1. Elektrokimia................................................................................ 17

2. Potensial Sel Volta ...................................................................... 20

3. Sel Galvani .................................................................................. 21

4. Elektroda ..................................................................................... 22

5. Karakteristik tembaga (Cu) ......................................................... 26

6. Karakteristik seng (Zn) ............................................................... 28

7. Karakteristik karcon (C).............................................................. 29

8. Karakteristik aluminium (Al) ...................................................... 31

9. Air ............................................................................................... 32

10. Karakteristik atau Parameter Kualitas Air .................................. 34

11. Air Sungai ................................................................................... 38

12. Air Payau..................................................................................... 40

13. Air Hujan..................................................................................... 41

14. Air Rawa ..................................................................................... 42

15. Refractometer.............................................................................. 44

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 45

B. Alat dan Bahan.................................................................................. 45

Page 16: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xv

C. Prosedur Penelitian............................................................................ 47

D. Desain Media Uji Karakteristik Elektrik........................................... 47

E. Pengujian Karakteristik Elektrik Air Payau, Air Danau, Air Sungai,

Air Rawa, dan Air Hujan ................................................................. 48

F. Diagram Alir Penelitian .................................................................... 49

G. Rencana Data Hasil Pengamatan ...................................................... 50

H. Rencana Grafik Pengamatan ............................................................. 51

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 53

B. Pembahasan....................................................................................... 60

1. Karakteristik air rawa ................................................................... 60

2. Karakteristik mata air .................................................................. 62

3. Karakteristik air hujan .................................................................. 64

4. Elektrolit Air Sungai..................................................................... 66

5. Elektrolit Air Payau ...................................................................... 69

6. Analisis elektrolit air sungai ......................................................... 71

a) Analisis karakteristik air sungai dengan elektroda Cu-Zn...... 71

b) Analisis karakteristik air sungai dengan elektroda C-Zn........ 77

7. Analisis elektrolit air payau ......................................................... 81

a) Analisis karakteristik air payau dengan elektroda Cu-Zn ...... 81

b) Analisis karakteristik air payau dengan elektroda C-Zn ........ 88

8. Perbandingan daya yang dihasilkan ............................................. 95

9. Perbandingan perubahan pH yang terjadi..................................... 97

10. Perbandingan Intensitas Cahay yang Dihasilkan LED 1,2 Watt .. 99

11. Perbandingan Total Disolved Solid (TDS) ................................... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 102

B. Saran.................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman2.1. Metode pengambilan data karakteristik elektrik air laut ...................... 5

2.2. Hasil pengukuran energy listrik Cu-Zn dengan volume 200 ml .......... 6

2.3. Realisasi alat (a) tampak luar (b) tampak dalam ................................... 8

2.4. Diagram skematik Sel Bahan Bakar Mikroba ....................................... 10

2.5 MFC dengan Air dan Lumpur ............................................................... 12

2.6. Microbial Fuel Cell................................................................................ 16

2.7. Sebuah kristal tembaga (Cu).................................................................. 27

2.8. Hand Refractometer .............................................................................. 44

3.1. Media tempat uji karakteristik elektrik air ............................................ 48

3.2. Media tempat uji karakteristik elektrik pada (a)pengukuran tegangansaat beban dilepas , (b) pengukuran tegangan menggunakan beban,dan (c) pengukuran arus air sungai, air payau, air rawa, mata air,dan air hujan .......................................................................................... 48

3.3. Diagram alir penelitian .......................................................................... 49

3.4. Rencana grafik pengukuran dan perhitungan karakteristik air sungai,air payau, air rawa, mata air, dan air hujan terhadap waktu. ................. 51

3.5. Rencana grafik pengukuran TDS air sungai, air payau, airrawa, mata air, dan air hujan ................................................................. 51

3.6. Rencana grafik pengukuran Intensitas cahaya air sungai, air payau, airrawa, mata air, dan air hujan.................................................................. 52

4.1 Tempat pengambilan sempel air payau ................................................. 54

Page 18: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xvii

4.2 Hasil Pengamatan Refraktometer Air Payau (3,3%) ............................ 55

4.3 Tempat pengambilan sempel air sungai ............................................... 56

4.4 Hasil Pengamatan Refraktometer Air Sungai (mendekati 0%)............ 56

4.5 Sel tempat uji karakteristik elektrik air sungai, air payau, air rawa,mata air, dan air hujan.......................................................................... 58

4.6. Rangkaian keseluruhan tempat uji karakteristik elektrik ..................... 59

4.7. Instrumen pengukur keluaran terdiri dari (a) TDS-meter, (b)Lux-meter, (c) pH-meter, dan (d) Multimeter digital. ......................... 59

4.8. Sistem pengukuran keseluruhan........................................................... 60

4.9. Grafik hubungan antara daya terhadap waktu pada saat pengujianelektrolit air rawa ................................................................................. 62

4.10. Grafik hubungan antara daya terhadap waktu pada saat pengujianelektrolit air mata air ............................................................................ 64

4.11. Grafik hubungan antara daya terhadap waktu pada saat pengujianelektrolit air hujan ................................................................................ 66

4.12. Grafik tegangan tanpa beban terhadap waktu yang dihasilkan airsungai menggunakan pasangan elektroda Cu-Zn................................. 73

4.13. Grafik hubungan daya terhadap waktu pada saat pengujian air sungaidengan elektroda Cu-Zn....................................................................... 73

4.14. Hubungan antara iluminasi LED 1,2 watt dan waktu pengujian airsungai dengan elektroda Cu-Zn ........................................................... 75

4.15. Hubungan antara zat padat terlarut dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dengan elektroda Cu-Zn....................................... 76

4.16. Hubungan antara pH terhadap waktu pengujian dengan elektrolit airsungai dengan elektroda Cu-Zn ........................................................... 76

4.17. Grafik hubungan tegangan tanpa beban terhadap waktu pengujian airsungai dengan elektroda C-Zn ............................................................ 77

4.18. Grafik hubungan daya terhadap waktu pada saat pengujian air sungaimenggunakan C-Zn.............................................................................. 79

4.19. Hubungan antara zat padat terlarut dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 80

Page 19: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xviii

4.20. Hubungan antara drajat keasaman dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 81

4.21. Grafik tegangan tanpa beban terhadap waktu yang dihasilkan airpayau menggunakan pasangan elektroda Cu-Zn.................................. 82

4.22. Grafik hubungan antara daya terhadap waktu pada saat pengujian airpayau dengan Cu-Zn ............................................................................ 84

4.23. Hubungan antara iluminasi LED 1,2 watt dan waktu pengujian airpayau dengan elektroda Cu-Zn ............................................................ 86

4.24. Hubungan antara zat padat terlarut dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 97

4.25. Hubungan antara drajat keasaman dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 91

4.26. Grafik Tegangan tanpa beban terhadap waktu yang dihasilkan airpayau menggunakan pasangan elektroda C-Zn.................................... 90

4.27. Grafik hubungan daya terhadap waktu pada saat pengujian air payaudengan Cu-Zn....................................................................................... 91

4.28. Hubungan antara iluminasi LED 1,2 watt dan waktu pengujian airpayau dengan elektroda Cu-Zn ............................................................ 93

4.29. Hubungan antara zat padat terlarut dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 94

4.30. Hubungan antara drajat keasaman dan waktu pengujian denganelektrolit air sungai dan eletroda C-Zn................................................. 94

4.31. Perbandinga daya yang dihasilkan oleh air sungai dan air payau ........ 95

4.32. Perbandingan perubahan tingkat keasaman yang dihasilkan oleh airsungai dan air payau ............................................................................. 97

4.33. Perbandingan perubahan intensitas cahaya yang dihasilkan oleh airsungai dan air payau .............................................................................. 99

4.34. Perbandingan perubahan TDS yang dihasilkan oleh air sungai danair payau ................................................................................................ 100

Page 20: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman2.1 Tegangan yang dihasilkan (micro-volt) menggunakan bio-waste

yang berbeda....................................................................................... 14

2.2 Nilai deret volta ..................................................................................... 23

2.3 Sifat fisis, mekanik dan panas dari tembaga murni ............................... 28

2.4 Klasifikasi padatan di perairan berdasarkan ukuran diameter............... 37

2.5 Ion-ion yang biasa ditemukan di perairan ............................................. 37

3.1 Data pengukuran karakteristik elektrik air sungai, air payau, airrawa, mata air, dan air hujan saat beban dilepas dan saatmenggunakan beban .............................................................................. 50

3.2 Data perhitungan karakteristik elektrik air sungai, air payau, airrawa, mata air, dan air hujan.................................................................. 50

4.1 Data pengukuran elektrolit air rawa dan elektroda Cu-Al..................... 61

4.2 Data pengukuran elektrolit air rawa dan elektroda C-Zn ...................... 61

4.3 Data pengukuran elektrolit air rawa dan elektroda Cu-Zn .................... 61

4.4 Data pengukuran elektrolit air gisting dan elektroda Cu-Al.................. 63

4.5 Data pengukuran elektrolit air gisting dan elektroda C-Zn ................... 63

4.6 Data pengukuran elektrolit air gisting dan elektroda Cu-Zn ................. 63

4.7 Data pengukuran elektrolit air hujan dan elektroda Cu-Al.................... 65

4.8 Data pengukuran elektrolit air hujan dan elektroda C-Zn ..................... 65

4.9 Data pengukuran elektrolit air hujan dan elektroda Cu-Zn ................... 65

4.10 Data pengukuran elektrolit air sungai dan elektroda Cu-Zn.................. 67

Page 21: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

xx

4.11 Data pengukuran elektrolit air sungai dan elektroda C-Zn.................... 68

4.12 Data pengukuran elektrolit air payau dan elektroda Cu-Zn .................. 69

4.13 Data pengukuran elektrolit air payau dan elektroda C-Zn .................... 70

4.14 Karakteristik air sungai dengan elektroda Cu-Zn saat diberi bebanLED 1,2 watt.......................................................................................... 72

4.15 Data pengukuran iluminasi LED pengujian air sungai menggunakanelektroda Cu-Zn..................................................................................... 74

4.16 Karakteristik air sungai dengan elektroda C-Zn saat diberi bebanLED 1,2 watt.......................................................................................... 78

4.17 Karakteristik air payau dengan elektroda Cu-Zn saat diberi bebanLED 1,2 watt.......................................................................................... 83

4.18 Data pengukuran iluminasi LED pengujian air payau menggunakanelektroda Cu-Zn..................................................................................... 85

4.19 Karakteristik air payau dengan elektroda C-Zn saat diberi bebanLED 1,2 watt.......................................................................................... 89

4.20 Data pengukuran iluminasi LED pengujian air payau menggunakanelektroda C-Zn....................................................................................... 92

Page 22: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dunia membutuhkan masukan besar dari sumber

daya alam, khususnya energi, yang dianggap sebagai utama penggerak

pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014, kebutuhan konsumsi energi dunia

naik menjadi sekitar 13 miliar ton minyak, meningkat 22% dibandingkan

dengan tahun 2004 dan 54% dibanding tahun 1994. Permintaan yang

meningkat pesat mempercepat eksploitasi sumber daya energi dari

lingkungan alam, dan akhirnya membawa tantangan berat yaitu kelangkaan

energi dan perubahan iklim. Menurut BP (British Petroleum) sebagai salah

satu perusahan minyak terbesar mengatakan bahwa, cadangan minyak, gas

alam, dan batubara pada akhir 2014 diperkirakan akan akan habis 53, 54 dan

110 tahun kedepan. Konservasi sumber daya energi karena itu telah menjadi

perhatian penting di dunia saat ini (Chen, 2016).

Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan

perkembangan zaman, hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk

dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Berdasarkan data

ketenagalistrikan nasional tahun 2015, total kapasitas pembangkit yang

terpasang adalah sebesar 53.585 MW dengan rincian 70% PLN, 5% private

Page 23: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

2

power utility (PPU) yang merupakan pembangkit terintegrasi, 20%

independent power producer (IPP) yang merupakan listrik swasta, dan 5%

pembangkit ijin operasi non BBM. Permintaan listrik diperkirakan meningkat

dengan laju pertumbuhan 8,8% per tahun. Persentase pemakaian listrik

pergolongan yaitu, rumah tangga 43%, industri 33%, bisnis 18% dan publik

6% (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2015).

Sumber daya listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat berpengaruh di

indonesia. Kebutuhan energi listrik yang cukup besar menyebabkan sumber

energi listrik menjadi terus berkurang untuk ketersediaan generasi mendatang,

oleh karena itu kemajuan teknologi saat ini menjadikan adanya pemanfaatan

sumber daya lain sebagai energi alternatif. Pemanfaatan energi alternatif dari

air sebagai sumber energi listrik menjadi salah satu pilihan. Ditinjau dari

geografis Indonesia, pengembangan pemanfaatan energi air dengan

memanfaatkan air sebagai penghasil energi listrik sangat potensial karena

sumber air yang melimpah dan belum termanfaatkan dengan baik (Kadir,

1995). Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah upaya untuk menghasilkan

sumber energi alternatif. Energi listrik melalui elektrokimia merupakan salah

satu energi listrik alternatif yang dapat dihasilkan dengan memanfaatkan

proses reduksi-oksidasi dimana elektroda negatif (anoda) akan mengalami

reaksi oksidasi sehingga elektron yang berada pada permukaan anoda akan

terlepas dan dibawa oleh ion elektrolit menuju elektroda positif (katoda).

Pada penelitian ini telah dilakukan analisis potensi elektrik dengan berbagai

elektrolit alam yang dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarui. Elektrolit

Page 24: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

3

yang digunakan yaitu air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan

dengan memanfaatkan sepasang elektroda tembaga (Cu), carbon (C),

almunium (Al), dan seng (Zn), elektroda dimasukan pada sebuah media yang

berisi elektrolit tertentu dan volume cairan tertentu. Hasil dari penelitian ini

dapat digunakan sebagai informasi pemilihan terbaik elektrolit sebagai

sumber energi listrik terbarukan untuk lingkungan ramai penduduk dan

daerah lain sebagai energi pengganti konvensional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan membuat media tempat uji karakteristik

elektrik elektrolit yang digunakan.

2. Mengetahui berbagai potensial elektrolit sebagai sumber energi terbarui.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memanfaatkan cairan yang berada di sekitar lingkungan masyarakat

sebagai sumber energi listrik baru dan terbarukan

2. Mengetahui karakteristik elektrik dari setiap elektrolit yang digunakan.

3. Mengetahui besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh setiap elektrolit

yang digunakan.

Page 25: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

4

4. Ditemukannya sumber energi listrik terbarukan untuk membantu

memenuhi kebutuhan energi listrik.

D. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, batasan masalah pada penelitian ini

meliputi.

1. Elektroda yang digunakan terdiri atas sepasang elektroda positif dan

negatif, serta terbuat dari jenis bahan seperti tembaga (Cu), carbon (C),

Almunium (Al), dan seng (Zn).

2. Pengukuran karakteristik elektrik berbagai elektrolit dilakukan pada

rangkaian tanpa beban dan menggunakan beban.

3. Data pengamatan yang diambil/diukur berupa tegangan, arus, daya,

hambatan, zat padat terlarut, dan pH.

4. Jumlah sel/kotak tempat uji karakteristik elektrik air laut dibuat sebanyak

20 sel.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Diketahuinya karakteristik elektrik berbagai bahan cair yang digunakan

agar dapat digunakan sebagai sumber energi listrik terbarukan.

2. Sebagai referensi karakteristik elektrik pada elektrolit yang digunakan

guna peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 26: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian tentang karakteristik elektrik air laut

Penelitian tentang karakteristik elektrik air laut telah dilakukan oleh

Encep Hudaya (2016). Pada penelitian ini digunakan salinitas air laut

sebesar 3,5%, dengan variasi volume air laut 30 ml, 40 ml, 50 ml, 100 ml,

dan 200 ml yang diletakkan pada sel elektrolit yang berjumlah 20 sel.

Pada penelitian ini juga diberikan tiga pasangan elektroda yaitu, C-Zn,

Cu-Al, dan Cu-Zn. Metode pada penelitian ini adalah sistem pengukuran

secara langsung dengan diberi beban dan tanpa beban pada elektroda

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Metode pengambilan data karakteristik elektrik air laut

(Sumber: Hudaya, 2016).

Page 27: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

6

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada saat diberikan beban,

semakin besar volume air laut maka tegangan, arus, dan daya yang

dihasilkan akan semakin besar. Namun tidak terlalu berpengaruh terhadap

tegangan yang dihasilkan pada saat tanpa beban. Pasangan elektroda yang

menghasilkan tegangan terbesar ketika pengukuran tanpa beban

dihasilkan oleh C-Zn sebesar 17,46 V dengan volume air laut 100 ml,

sedangkan saat diberi beban pasangan elektroda Cu-Zn menghasilkan

tegangan terbesar yaitu 4,34 V, arus sebesar 0,620 mA, dan daya listrik

sebesar 2,693 mW dengan volume air laut 200 ml. Pada penelitian ini

juga dilakukan pengukuran lamanya energi yang dihasilkan oleh

pasangan elektroda Cu-Zn dengan volume air laut 200 ml selama 12 jam,

dengan diberikan resistor 1000 Ω dan 5 LED putih. Hasil dari pengujian

ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hasil pengukuran energi listrik Cu-Zn dengan volume 200

ml (Sumber: Hudaya, 2016)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Da

ya

(m

W)

Waktu (jam)

Page 28: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

7

2. Penelitian tentang desain dan aplikasi sistem elektrik berbasis

elektrolit air laut

Penelitian tentang desain dan aplikasi sistem elektrik berbasis elektrolit

air laut oleh jovizal aristian (2016), sebagai sumber energi alternatif

berkelanjutan (sustainable energy) sudah direalisasikan secara nyata

sehingga dapat menghasilkan daya listrik. Rancangan alat terdiri dari sel

elektrolit dan casing. Sel elektrolit merupakan bagian penghasil energi

listrik sedangkan casing merupakan kotak pelindung sel elektrolit. Sel

elektrolit yang dibuat memiliki dimensi panjang 53 cm, lebar 28 cm, dan

tinggi 8 cm. Alat yang dihasilkan dirancang agar dapat dilakukan

pengisian ulang elektrolit, sehingga dibuat saluran pengisian dan

pengosongan elektrolit dalam sistem tertutup, sistem ini bertujuan untuk

mencegah oksigen masuk sehingga mengurangi terjadinya korosi pada

anoda. Realisasi alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.3

(a)

Page 29: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

8

(b)

Gambar 2.3 Realisasi alat (a) tampak luar (b) tampak dalam (Sumber:

Aristian, 2016).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tegangan maksimum yang

dihasilkan alat saat tanpa beban adalah sebesar 32,81 volt untuk pengisian

elektrolit pertama, 23,30 volt untuk pengisian elektrolit kedua, dan 14,60

volt untuk pengisian elektrolit ketiga. Daya listrik maksimum yang

mampu dihasilkan oleh alat adalah sebesar 47,89 mW untuk pengisian

elektrolit pertama, 38,00 mW untuk pengisian elektrolit kedua, dan 20,19

mW volt untuk pengisian elektrolit ketiga. Persentase penurunan rata-rata

daya listrik 24 jam pengujian pertama adalah sebesar 14,24%, 24 jam

pengujian kedua sebesar 10,12%, dan 24 jam pengujian ketiga sebesar

12,62%. Analisis karakteristik elektrik alat menunjukkan bahwa

pengisian elektrolit pertama mampu menyalakan LED 1,2 watt dengan

maksimal selama 11 jam dengan iluminasi LED sebesar 6,57 Lux,

sedangkan pengisian elektrolit kedua dan ketiga hanya mampu selama 2

jam dengan nilai iluminasi masing-masing 8,43 Lux dan 8,00 Lux.

Page 30: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

9

3. Penelitian tentang apakah sel bahan bakar mikroba: solusi untuk

global krisis energi dan lingkungan?

Penelitian ini dilakukan oleh John V. Nwokocha, Nwaulari, J, Nwokocha,

dan Lebe, A. Nnanna sebagai studi membahas kelayakan MFC

(Microbial Fuel Cell) sebagai solusi sumber energi terbarukan, yaitu

dengan menggunakan mikroba yang terdapat pada sebuah elektrolit cair

atau padatan yang dapat menghasilkan eletron yang dapat di manfaatkan

sebagai sumber energi listrik dan dapat di manfaatkan untuk kehidupan

manusia.

Sel bahan bakar mikroba adalah sistem bio-elektrokimia yang

menghasilkan arus listrik dari katalitik mikroba elektrokenida pada

senyawa organik atau logam (Aelterman, 2009; Clauwert, 2007; Cheng,

2007; Min dan Logan, 2004; Morozan, 2007). Dekomposisi mikroba gula

dalam kondisi aerobik menghasilkan karbon dioksida dan air (Scott dan

Murano, 2007).

Proton yang dihasilkan pada anoda juga mengalir ke katoda dengan

menggunakan membran pertukaran proton atau kation. Pengurangan ion

oksigen oleh proton menghasilkan air (Mohan, 2007; Min dan Logan,

2004).

Air yang dihasilkan murni dan dengan demikian prosesnya juga dapat

digunakan untuk remediasi dan pemurnian air juga menghasilkan listrik

Page 31: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

10

(Min dan Logan, 2004; Lee, 2008; Logan, 2006; Scott dan Murano,

2007).

Gambar 2.4 Diagram skematik sel bahan bakar mikroba (Sumber: Kim,

2011)

Berbagai jenis sel bahan bakar mikroba dibedakan terutama pada sumber

substrat mikroba yang digunakan dan mekanisme transfer elektron ke

anoda. Berdasarkan mekanisme transfer elektron ke anoda, ada dua jenis

sel bahan bakar mikroba yaitu sel bahan bakar mediator-mikroba dan sel

bahan bakar mediatorless-mikrobial.

Sel bahan bakar mediator-mikroba adalah sel bahan bakar mikroba yang

menggunakan mediator untuk mentransfer elektron yang dihasilkan dari

metabolisme mikroba karbohidrat rantai kecil ke anoda (Logan, 2006).

Hal ini diperlukan karena kebanyakan bakteri tidak dapat mentransfer

elektron secara langsung ke anoda (Scholz, 2003). Pada katoda, oksidasi

mediator terjadi saat elektron dilepaskan ke oksigen, yang merupakan

akseptor elektron yang lebih kuat (Saito, 2011; Kim, 2011).

Page 32: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

11

Sebaliknya sel bahan bakar mediatorless-mikrobial, di sisi lain,

menggunakan mikroba khusus yang memiliki kemampuan untuk

menyumbangkan elektron ke anoda yang diberikan oksigen (agen

elektrofilik yang lebih kuat) (Scholz et al; 2003; Mohan et al; 2007). Ada

varian sel bahan bakar mikroba mediatorless yang berbeda berkenaan

dengan sumber nutrisi dan jenis inokulum yang digunakan. Mereka

adalah sel bahan bakar mikroba, sel bahan bakar mikro tanah dan sel

bahan bakar mikro pengurangan logam dan sedimen sel bahan bakar

mikroba.

Terlepas dari keterbatasan di atas, teknologi sel bahan bakar mikroba

tetap menjadi pilihan tepat dalam perlombaan menuju pengurangan

global ketergantungan bahan bakar fosil dan energi hijau. Tantangan saat

ini yaitu untuk mendapatkan listrik dari mikroba yang diperbaiki dan

dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan tingkat produksi dan

ketahanan energi, sebagai rancangan sel bahan bakar baru (John. 2012).

4. Penelitian tentang penurunan tegangan pada sel bahan bakar

mikroba (MFC) menggunakan biowaste

Penelitian sel bahan bakar mikroba (MFC) menggunakan limbah

biowaste yang dilakukan oleh Pranab K. Barua dan D. Deka yang

menggunakan elektrolit berupa limbah biowaste yaitu antar lain kotoran

sapi, air hasil saringan, air pencuci nasi, kotoran sapi + lumpur, air bersih

+ lumpur, air pencuci nasi + bubur, kotoran sapi + bubur + vermikompos,

Page 33: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

12

air hasil saringan + lumpur + vermikompos, air pencuci nasi + lumpur +

vermikompos, lumpur, dan lumpur + vermicompost.

Larutan garam, dalam penelitian ini NaCl murni, ditambahkan ke masing-

masing biowaste yang digunakan. Sebagai sampel untuk membuat

campuran elektrik konduktif. Campuran ini ditempatkan di ruang tertutup

untuk menghentikan masuknya oksigen, sehingga memaksa

mikroorganisme untuk menggunakan respirasi anaerob. Elektroda

kemudian ditempatkan pada larutan yang telah dibuat yang bertindak

sebagai anoda. Di ruang kedua MFC ada solusi lain dan elektroda lain.

Elektroda ini, yang disebut katoda bermuatan positif dan setara dengan

wastafel oksigen di ujung rantai transpor elektron, sekarang akan berada

di luar sel biologis.

Solusinya adalah zat pengoksidasi yang akan mengambil elektron di

katoda. Dalam kasus ini, digunakan kalium ferricyanide sebagai zat

pengoksidasi. Kalium ferricyanide ditambahkan ke katoda untuk

menerima elektron. Hal ini sangat reaktif dengan elektroda grafit.

ferricyanide memiliki potensi yang cukup positif dibandingkan dengan

bahan organik di anoda dan membantu menggerakkan aliran elektron.

Dengan penambahan ion ferricyanide, daya dapat ditingkatkan 50-80%

melalui MFC dengan oksigen terlarut. MFC dengan air dan lumpur dapat

dilihat pada Gambar 2.5.

Page 34: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

13

Gambar 2.5 MFC dengan air dan lumpur (Sumber: Pranab, 2010).

Penghubung kedua elektroda adalah sebuah kawat dan penghubung

menghubungkan kedua bagian itu adalah jembatan garam. Sebagai ganti

elektroda yang tersedia secara komersial, batang karbon yang di dapat

dari rangkaian sel aki akan digunakan, ujungnya telah disolder ke kabel

tembaga yang melaju dari satu elektroda ke elektroda lainnya.

Penyolderan dilakukan pada suhu leleh 391° C.

Untuk persiapan jembatan garam, larutan air yang mengandung

konsentrasi NaCl 3% dan agar 1,6% dibiarkan mendidih di dalam oven

microwave selama hampir 3 menit. Larutan panas dituangkan ke bagian

pipa PVC digergaji masing-masing dengan panjang 4 inci dengan

menyegel satu ujung dengan polythene. Penyiapannya kemudian

dibiarkan dingin selama hampir 2 jam di dalam filter udara kinerja

efisiensi tinggi. Setelahnya jembatan garam siap digunakan.

Data diambil selama 5 hari. Nilai yang dicatat adalah nilai puncak yang

diamati selama proses pengukuran data. Hal ini dilakukan karena listrik

yang dihasilkan tidak setabil mungkin karena kelemahan sel. Didapatkan

yaitu seperti tertera pada table 2.1 berikut ini.

Page 35: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

14

Tabel 2.1 Tegangan yang dihasilkan (micro-volt) menggunakan bio-

waste yang berbeda (Sumber: Pranab, 2010).

Bio-wastes Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5

Kotoran sapi (250 gm) 147 139 128 116 103

Air ledeng (400 ml) 141 135 125 113 101

Air pencuci nasi (400 ml) 137 129 118 104 98

Kotoran sapi (250 gm) dan

lumpur (5 gm)

189 172 153 138 117

Air ledeng (400 ml) dan

lumpur (5 gm)

185 171 150 134 120

Air pencuci nasi (400 ml)

dan lumpur (5 gm)

190 179 161 145 123

Kotoran sapi (250 gm) dan

vermikompos (2 gm)

159 145 136 123 111

Air ledeng (400 ml), lumpur

(5 gm) dan vermikompost (2

gm)

147 138 126 117 109

Air pencuci nasi (400 ml),

lumpur (5 gm) dan

vermikompos (2 gm)

151 143 136 122 107

lumpur (250 gm) 197 181 169 145 133

lumpur (250 gm) dan

vermikompos (2 gm)

192 174 152 143 129

Didapatkan kesimpulan dari penelitian ini yaitu, baik secara individu

maupun kombinasi, kotoran sapi, air bersih, air pencuci beras, dan bubur,

dapat digunakan dalam sel bahan bakar mikroba untuk menghasilkan

listrik, tegangan yang dihasilkan menurun secara linier berkenaan dengan

waktu. Terkadang campuran biowast benar-benar dapat dihasilkan

bahkan dalam arus ekstraktif yang lebih tinggi daripada komponen

tunggal manapun. Tapi ini tidak selalu benar secara umum. Penambahan

lumpur meningkatkan tegangan yang dihasilkan ke tingkat yang sangat

Page 36: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

15

tinggi. Namun penambahan vermicompost sebenarnya memiliki efek

negatif, dan kehidupan sel menurun setelah penambahan lumpur, tapi

meningkat setelah penambahan vermikompost, dengan kata lain, ketika

komponen menghasilkan produksi tegangan tinggi, akhirnya akan

mengurangi umur sel ini adalah temuan penting yang ingin peneliti catat.

Dengan demikian, untuk mendapatkan voltase yang relatif tinggi

sementara umur sel tidak berkurang, limbah bio yang tepat perlu diisi

ulang pada interval waktu tertentu. Oleh karena itu, fenomena penurunan

voltase jelas kurang penting dalam sel bahan bakar mikroba dibandingkan

dengan sel konvensional lainnya, karena pengisian biowaste

dimungkinkan di MFC.

5. Penelitian tentang sel bahan bakar mikroba (MFC) dengan

penambahan katalis

Penelitian tentang sel bahan bakar mikroba oleh Jia Liu dan

Cumaraswamy Vipulanandan (2017) memanfaatkan mikroba sebagai

mengkatalisis reaksi elektrokimia. Ide awal memanfaatkan mikroba untuk

menghasilkan sumber listrik dan dikaitkan dengan Potter pada tahun 1911

, meskipun Konsep 'listrik hewan' berasal dari abad ke-18, ketika Galvani

bereksperimen dengan kaki katak. Dalam studi ini, nanopartikel logam

(Fe, Ni, dan Fe / Ni) digunakan sebagai katalis katoda untuk

meningkatkan daya

listrik yang dapat dihasilkan oleh microbial fuel cell (MFC). Pada

penelitian ini menggunakan anoda dan katoda berupa serat karbon,

Page 37: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

16

penambahan nanopartokel Fe an Ni diharapkan dapat mempercepat reaksi

elektrokimia. Bentuk microbial fuel cell dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Microbial fuel cell (Sumber: Liu, 2017).

Penambahan nanopartikel Fe 1.5 mg / cm2 ke MFC meningkatkan

produksi listrik lebih dari 500% menjadi 66,4 mW / m3, Mendorong

pertumbuhan bakteri dan produksi biosurfaktan dalam larutan anoda

masing-masing sebesar 132,5% dan 32,0%, dan anoda reduksi impedansi,

impedansi katoda. Untuk pertama kalinya, produksi biosurfacant

(molekul yang memiliki gugus polar dan non polar) di ruang anoda MFC

saat menggunakan nanopartikel Ni sebagai katalis katoda. Dengan

memperbaiki sifat katoda, penelitian ini menunjukkan cara baru

memanipulasi kinerja ruang anoda MFC (Liu, 2017).

B. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian ini penulis mencoba menggunakan elektrolit alam yang ada

disekitar pemukiman penduduk untuk dapat menganalisis potensi elektriknya

Page 38: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

17

yang dapat digunakan sebagai energi terbarui. Untuk dapat menganalisis

potensi eletrik elektroit yang digunakan penulis menggunakan elektroda,

elektroda yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bahan yaitu seng

(Zn) dan tembaga (Cu). Bahan elektroda ini nantinya dibentuk menjadi 20 sel

pasang elektroda agar energi listrik yang didapat tidak terlalu kecil. Elektrolit

yang digunakan merupakan air yang ada di sekitar pemukiman penduduk

yaitu air danau, air sungai, air hujan, air payau, dan air rawa. Analisis elektrik

dari berbagai elektrolit yang digunakan pada penelitian ini dapat diketahui

melalui pengukuran tegangan, arus, daya dan hambatan dalam rangkaian

dengan menggunakan multimeter digital. Pada penelitian ini dilakukan dua

tahap pengukuran yaitu pengukuran karakteristik elektrik air danau, air

sungai, air hujan, air payau, dan air rawa tanpa beban dan pengukuran

karakteristik elektrik air danau, air sungai, air hujan, air payau, dan air rawa

dengan menggunakan beban, beban yang digunakan adalah lampu LED

dengan hambatan tertentu. Hasil dari penelitian analisis elektrik berbagai

elektrolit alam ini nantinya diharapkandapat digunakan sebagai sumber energi

listrik terbarukan.

C. Teori Dasar

1. Elektrokimia

Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang

perpindahan elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik

(elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif.

Page 39: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

18

Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik

sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia

didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit.

Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi dan oksidasi yang

berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa

penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa

pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel

elektrokimia. Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar

sebagai tempat terjadinya serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi

yang dinamakan larutan. Larutan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian

yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan

elektrolit. Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang mengandung

ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik

sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang

dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan

larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian

sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lambat dan energi

yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses elektrokimia tetap terjadi.

Untuk larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron tidak terjadi.

Pada proses elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dimasukkan

pada larutan disebut elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda. Sebagai

contoh sebuah elektroda seng (Zn) yang sudah dimasukkan kedalam

sebuah larutan tembaga (Cu) maka akan mengalami reaksi reduksi dan

reaksi oksidasi sebagai berikut:

Page 40: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

19

Reaksi oksidasi : (1)

Reaksi reduksi : (2)

Pada proses ini zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor,

sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.

Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun

masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia tetapi

terdapat perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai

berikut :

a) Sel Volta

Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi

listrik diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan.

Beberapa literatur menyebutkan juga bahwa sel Volta sama dengan

sel Galvani. Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang bernama

Alessandro Volta dan Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari

penemuan baterai yang berasal dari caian garam. Pada sel Volta

anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan

katoda akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang terhubung

oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi sebagai

pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang

menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus

melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan

elektrolit harus mengikuti kaedah deret Volta.

b) Sel Elektrolisis

Page 41: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

20

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan

sumber energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada

sel elektrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda

memiliki muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik.

Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi, elektrode dan

sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari

baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami

ionisasi menjadi kation dan anion. Kation di katoda akan mengalami

reduksi sedangkan di anoda akan mengalami oksidasi. Salah satu

aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam emas dengan

menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au).

Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar

emasnya sudah berkurang (Ridwan, 2016).

2. Potensial sel volta

Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan

menggunakan voltmeter atau potensiometer. Potensial sel volta dapat

juga dihitung berdasarkan data potensial elektroda positif (katoda) dan

potensial elektroda negatif (anoda).

Eo sel = E

o katoda - E

o anoda (3)

Katoda adalah elektroda yang mempunyai harga Eo lebih besar (lebih

positif), sedangkan anoda adalah yang mempunyai Eo lebih kecil (lebih

negatif) (Dogra, 1990).

Page 42: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

21

3. Sel galvani

Semua reaksi kimia yang disebabkan oleh energi listrik serta reaksi

kimia yang menghasilkan energi listrik dipelajari dalam bidang

elektrokimia. Kita dapat menggunakan kelistrikan sejak Luigi Galvani

pada tahun 1791 menemukan bahwa pada kodok yang segar dapat

bergetar jika dihubungkan dengan dua macam logam bersambungan dan

Alessandro Volta berhasil membuat baterai pertama dengan menyusun

kepingan perak dan kepingan seng serta kertas yang dibasahi larutan

asam (Syukri, 1999).

Sel galvani terdiri atas dua elektroda dan elektrolit, elektroda

dihubungkan oleh penghantar luar yang mengangkut elektron ke dalam

sel atau keluar sel. Elektroda dapat berperan dan bisa juga tidak berperan

dalam reaksi sel. Setiap elektroda dan elektrolit disekitarnya membentuk

setengah sel. Reaksi elektroda adalah setengah reaksi yang berlangsung

dalam setengah sel. Kedua setengah sel dihubungkan dengan jembatan

garam. Arus diangkut oleh ion-ion yang bergerak melalui jembatan

garam. Sel galvani atau sel volta dapat menghasilkan energi listrik

sebagai hasil reaksi kimia yang berlangsung spontan. Cara kerja dari sel

galvani adalah sebagai berikut.

a) Pada anoda terjadi oksidasi dan elektron bergerak menuju elektroda.

Page 43: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

22

b) Elektron mengalir melalui sirkuit luar menuju ke elektroda.

c) Elektron berpindah dari katoda ke zat dalam elektrolit, zat yang

menerima elektron mengalami reduksi (Hiskia,1992).

4. Elektroda

Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan

bagian atau media non logam dari sebuah sirkuit misal semikonduktor,

elektrolit atau vakum. Elektroda ditemukan oleh ilmuwan Michael

Faraday, berasal dari bahasa Yunani elektron yang berarti sebuah cara.

Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau

katoda. Anoda didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron datang

dari sel elektrokimia sehingga terjadi oksidasi dan katoda didefinisikan

sebagai elektroda dimana elektron memasuki sel elektrokimia sehingga

terjadi reduksi. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi

sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel

elektrokimia lainnya (Hiskia, 1992).

a) Deret elektrokimia (deret volta)

Deret elektrokimia atau deret volta merupakan urutan logam-logam

berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya. Umumnya

deret volta yang sering dipakai adalah Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al,

Mn, Zn, Cr, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, H, Sb, Bi, Cu, Hg, Ag, Pt, dan Au.

Pada deret volta, unsur logam dengan potensial elektroda lebih

negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial

elektroda yang lebih positif ditempatkan di bagian kanan. Semakin

Page 44: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

23

ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam

semakin reaktif, semakin mudah melepas elektron dan logam

merupakan reduktor yang kuat dan mudah mengalami oksidasi.

Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret

volta, maka logam semakin kurang reaktif, semakin sulit melepas

elektron dan logam merupakan oksidator yang kuat dan mudah

mengalami reduksi, Tabel 2.2 menunjukkan nilai deret volta.

Tabel 2.2 Nilai deret volta (Sumber: Silberberg, 2000).

Reaksi Reduksi Logam Eo

(volt)

Li+ + e

- Li -3.04

K+ + e

- K -2.92

Ba2 + 2e

- Ba -2.90

Ca2+

+ 2e- Ca -2.87

Na+ + e

- Na -2.71

Mg2+

+ 2e- Mg -2.37

Al3+

+ 3e- Al -1.66

Mn2+

+ 2e- Mn -1.18

2H2O + 2e- H2+2OH

- -0.83

Zn2+

+ 2e- Zn -0.76

Cr3+

+ 3e- Cr -0.71

Fe2+

+ 2e- Fe -0.44

Cd2+

+ 2e- Cd -0.40

Co2+

+ 2e- Co -0.28

Ni2+

+ 2e- Ni -0.25

Sn2+

+ 2e- Sn -0.14

Pb2+

+ 2e- Pb -0.13

2H+ + 2e

- H2 0.00

Sn2+

+ 2e- Sn

2+ +0.13

Bi3+

+ 3e- Bi +0.30

Cu2+

+ 2e- Cu +0.34

Ag+ + e

- Ag +0.80

Page 45: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

24

Pt2+

+ 2e- Pt +1.20

Au3+

+ 3e- Au +1.50

b) Jenis-jenis elektroda

1. Anoda

Pada sel Galvani, anoda adalah tempat terjadinya oksidasi,

bermuatan negatif disebabkan oleh reaksi kimia yang spontan

dan elektron akan dilepaskan oleh elektroda. Pada sel elektrolisis,

sumber eksternal tegangan didapat dari luar, sehingga anoda

bermuatan positif apabila dihubungkan dengan katoda. Ion-ion

bermuatan negatif akan mengalir pada anoda untuk dioksidasi

(Dogra,1990).

2. Katoda

Katoda merupakan elektroda tempat terjadinya reduksi berbagai

zat kimia. Katoda bermuatan positif bila dihubungkan dengan

anoda yang terjadi pada sel Galvani. Ion bermuatan positif

mengalir ke elektroda untuk direduksi oleh elektron-elektron

yang datang dari anoda. Pada sel elektrolisis, katoda adalah

elektroda yang bermuatan negatif (anion). Ion-ion bermuatan

positif (kation) mengalir ke elektroda untuk direduksi, dengan

demikian pada sel Galvani elektron bergerak dari anoda ke

katoda (Bird, 1993).

c) Potensial elektroda

Page 46: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

25

Arus listrik yang terjadi pada sel Volta disebabkan elektron mengalir

dari elektroda negatif ke elektroda positif. Hal ini disebabkan karena

perbedaan potensial antara kedua elektroda, misalnya kita mengukur

perbedaan potensial (∆V) antara dua elektroda dengan menggunakan

potensiometer ketika arus listrik yang dihasilkan mengalir sampai

habis, maka akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat

arus listriknya nol yang disebut sebagai potensial sel (E°sel).

Perbedaan potensial yang diamati bervariasi dengan jenis bahan

elektroda dan konsentrasi serta temperatur larutan elektrolit. Sebagai

contoh untuk sel Daniell, bila diukur dengan potensiometer beda

potensial pada suhu 25°C saat konsentrasi ion Zn2+

dan Cu2+

sama

adalah 1,10 volt. Bila elektroda Cu2+

dalam sel Daniell diganti

dengan elektroda Ag/Ag+, potensial sel adalah 1,56 volt. Jadi dengan

berbagai kombinasi elektroda dapat menghasilkan nilai potensial sel

yang sangat bervariasi (Anderson, et al, 2010).

Larutan ion mengalir melalui sepasang elektroda, elektroda positif

akan menarik ion negatif dan elektroda negatif akan menarik ion

positif. Bahan elektroda yang ideal adalah yang memiliki

konduktivitas yang tinggi, luas permukaan spesifik yaitu luas

permukaan per unit berat sebesar mungkin untuk penyerapan (Oren,

2007).

Ketika dua buah konduktor seperti Cu-Zn dan C-Zn, terhubung

melalui larutan dengan konsentrasi pembawa muatan positif dan

Page 47: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

26

negatif tidak seimbang, maka satu jenis pembawa muatan akan

terkumpul pada satu konduktor dan lainnya akan terkumpul pada

konduktor lainnya, sehingga di kedua ujung konduktor tersebut

terdapat beda potensial. Sistem ini dikenal dengan sel Volta.

Mengingat di kedua ujung konduktor terjadi reaksi redoks terus

menerus, maka terjadi pertukaran pembawa muatan dari elektroda ke

larutan elektrolit maupun sebaliknya yaitu dari larutan elektrolit ke

elektroda, menyebabkan aliran pembawa muatan (arus listrik) pada

rangkaian tertutup kedua elektroda tersebut, dengan kata lain gaya

gerak listrik dari sel merupakan hasil perubahan energi kimia melalui

reaksi redoks (Landis, 1909). Energi listrik yang dihasilkan dari sel

volta bergantung pada jenis larutan dan elektroda baik jenis material

maupun modifikasi dimensi elektroda.

5. Karakteristik tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu, berasal dari bahasa latin cuprum dan nomor atom 29.

Bernomor massa 63,54 dan merupakan unsur logam dengan warna

kemerahan. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.

Tembaga mempunyai kekonduksian elektrik yang tinggi diantara semua

logam-logam tulen dalam suhu bilik, hanya perak yang mempunyai

kekonduksian elektrik lebih tinggi dari padanya, apabila dioksidakan

tembaga adalah besi lemah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali

Page 48: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

27

diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa

dan mineral.

Logam ini termasuk logam berat non ferro yaitu logam dan paduan yang

tidak mengandung Fe dan C sebagai unsur dasar serta memiliki sifat

penghantar listrik dan panas yang tinggi, keuletan yang tinggi dan sifat

tahanan korosi yang baik. Produksi tembaga sebagian besar dipakai

sebagai kawat atau bahan untuk menukar panas dalam memanfaatkan

hantaran listrik dan panasnya yang baik. Biasanya digunakan dalam

bentuk paduan, karena dapat dengan mudah membentuk paduan dengan

logam-logam lain diantaranya dengan logam Pb dan logam Sn (Vliet, et

al; 1984). Bentuk kristal tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Sebuah kristal tembaga (Cu) (Van Vliet, et al; 1984).

Struktur kristal tembaga murni adalah face centered cubic (FCC) dan

memiliki titik leleh 1084,62oC. Pada Tabel 2.3 diperlihatkan sifat fisis

mekanik dan sifat panas dari tembaga murni.

Page 49: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

28

Tabel 2.3 Sifat fisis, mekanik dan panas dari tembaga murni (Sumber:

Hammond, 2004).

Tembaga merupakan logam berwarna kuningan seperti emas kuning dan

keras bila tembaga tersebut tidak murni, tembaga mudah ditempa dan

bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis

dan kawat, serta tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang

baik. Tembaga memiliki konduktivitas listrik yang tinggi yaitu sebesar

59,6×106 S/m, oleh karena itu tembaga memiliki konduktivitas termal

yang tinggi atau kedua tertinggi diantara semua logam murni pada suhu

kamar (Hammond, 2004).

6. Karakteristik seng (Zn)

Seng dengan nama kimia Zinc dilambangkan dengan Zn merupakan

salah satu unsur logam berat, Zn mempunyai nomor atom 30 dan

Sifat Fisis Satuan Densitas 8920 kg/m

3

Sifat Mekanik

Kuat tarik 200 N/mm2

Modulus elastisitas 130 Gpa

Brinnel hardness 874 MN m-2

Sifat Panas

Koefisien ekspansi thermal 16,5 x 10-6 K-1

Konduktivitas thermal 400 W/mK

Page 50: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

29

memiliki berat atom 65,39. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat

pada 110-150oC. Seng (Zn) melebur pada 410

oC dan mendidih pada

906oC. Seng dalam pemanasan tinggi akan menimbulkan endapan

seperti pasir. Beberapa unsur kimia seng mirip dengan magnesium, hal

ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu,

keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur

yang melimpah dikerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng

yang paling banyak ditambang adalah seng sulfida (Slamet, 1994).

Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil meneliti sifat-sifat

elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk

mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng, aplikasi lainnya

meliputi penggunaannya pada baterai. Terdapat berbagai jenis senyawa

seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat

(suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada

sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar) dan seng metil

ataupun seng dietil di laboratorium organik. Seng adalah logam yang

memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih kebiruan, pudar bila

terkena uap udara dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau

terang. Seng dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam.

Seng di alam tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk

terikat dengan unsur lain berupa mineral. Mineral yang mengandung

seng di alam bebas antara lain kalamin, franklinite, smitkosonit, willenit

dan zinkit (Widowati dkk, 2008).

Page 51: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

30

7. Karakteristik karbon (C)

Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol

C dan memiliki nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur

golongan 14 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur non logam

dan bervalensi 4, yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang dapat

digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam

isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang

stabil dan 14C yang bersifat radioaktif. Karbon merupakan salah satu

diantara beberapa unsur yang diketahui keberadaannya sejak zaman

kuno. Istilah karbon berasal dari bahasa latin carbo, yang berarti batu

bara (Lide, 2005). Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling

terkenal adalah grafit, intan dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika karbon

bervariasi bergantung pada jenis alotropnya (Haaland, 1976).

Sumber karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapur, dolomit dan

karbon dioksida, sedangkan sumber organik terdapat pada batu bara,

tanah gambut, minyak bumi dan klatrat metana. Karbon dapat

membentuk lebih banyak senyawa dari pada unsur-unsur lainnya,

dengan hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan

sampai sekarang. Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak

bumi dan ke-4 di alam semesta. Karbon terdapat pada semua jenis

makhluk hidup dan pada manusia, karbon merupakan unsur paling

berlimpah kedua sekitar 18,5% setelah oksigen. Keberlimpahan karbon

ini bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan

Page 52: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

31

kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur

dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil

diantara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan acuan dalam

mengukur satuan massa atom. Keistimewaan unsur karbon dibandingkan

dengan unsur golongan IV A yang lain, unsur karbon secara alamiah

mengikat dirinya sendiri dalam rantai, baik dengan ikatan tunggal (C–C),

ikatan rangkap dua (C=C), maupun ikatan rangkap tiga (C≡C). Hal ini

terjadi karena unsur karbon mempunyai energi ikatan yang kuat yaitu

sebesar 356 kJ/mol (Libby, 1952).

Karbon memiliki berbagai bentuk alotrop yang berbeda-beda, meliputi

intan yang merupakan bahan terkeras di dunia sampai dengan grafit yang

merupakan salah satu bahan terlunak. Karbon juga memiliki afinitas

untuk berikatan dengan atom kecil lainnya, sehingga dapat membentuk

berbagai senyawa dengan atom tersebut. Oleh karena itu karbon dapat

berikatan dengan atom lain, termasuk dengan karbon sendiri yang dapat

membentuk hampir 10 juta jenis senyawa yang berbeda. Karbon juga

memiliki titik lebur dan titik sublimasi yang tertinggi diantara semua

unsur kimia (Watson, 1999).

8. Karakteristik aluminium (Al)

Aluminium memiliki struktur kristal face centred cubic (FCC) dengan

kisi kristal (a) = 4,0413 Å pada temperatur 25oC (Horn, 1967).

Aluminium merupakan logam ringan, dimana memiliki berat 34% dari

Page 53: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

32

besi dengan volume yang sama, 30% lebih berat dengan volume yang

sama dibandingkan dengan tembaga, akan tetapi memiliki berat 1,5

kali dibandingkan dengan magnesium. Aluminium tidak beracun, tidak

merubah warna makanan dan tidak mempunyai rasa maka dari itu

aluminium banyak digunakan sebagai kemasan makanan (Fellers, 1990).

Aluminium mempunyai ketahanan korosi dan hantaran listrik yang baik

serta sifat-sifat lainnya sebagai sifat logam. Untuk menaikkan sifat

mekaniknya, maka secara umum aluminium biasanya dipadu dengan

menambahkan Si, Fe, Cu, Mn, Mg, dan Zn. Si dan Mg ditambahkan

untuk menambah daya tahan terhadap korosi, Fe untuk mencegah

terjadinya penyusutan, Cu untuk menambah kekuatan, dan Mn untuk

memperbaiki mampu bentuk. Elemen-elemen tersebut ditambahkan baik

secara satu-persatu atau bersama-sama. Penggunaan dari aluminium dan

paduannya antara lain untuk peralatan rumah tangga, kemasan makanan

dan minuman, pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi bangunan

rumah, dll (Surdia, 1992).

9. Air

Air diperlukan bagi kehidupan organisme, peranan air bagi kehidupan

semakin meningkat dengan majunya kebudayaan manusia. Kalau air

tersebut digunakan oleh organisme untuk keperluannya, misalnya ikan

maka kualitas airnya harus sesuai dengan air yang dibutuhkan oleh ikan

itu (Wardoyo, 1981).

Page 54: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

33

Air dibedakan menjadi dua yaitu air permukaan dan air tanah. Air

pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan

mudah dilihat oleh mata kita. Air tanah adalah air yang berada di bawar

permukaan tanah.

Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah

banyak digunakan untuk keperluan sehari hari ataupun industri karena

termasuk sumber air selain dari air sungai atau air hujan. Air tanah

ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan

arus berkisar antara 10-10 sampai 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh

porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air

(recharge). Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air

permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal

(residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan

ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal

yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika

mengalami pencemaran (Effendi, 2003). Peraturan pemerintah No.20

tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan

menurut peruntukannya.

Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah:

a) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum

secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b) Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air

minum.

Page 55: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

34

c) Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan

perikanan dan peternakan.

d) Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan

pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga

air (Effendi, 2003).

10. Karakteristik atau parameter kualitas air

Kualitas air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan fisik,

kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk

kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan air

lainnya (Asdak, 1995). Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan

makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air

dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu,

kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,

oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter

biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).

a) Konduktivitas

Konduktivitas atau daya hantar listrik (DHL) merupakan ukuran dari

kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik. Semakin

banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi

pula nilai DHL. Selain itu, bilangan valensi dan konsentrasi ion-ion

terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Asam, basa dan

garam merupakan penghantar listrik yang baik, sedangkan bahan

Page 56: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

35

organik (sukrosa dan benzene) yang tidak dapat mengalami disosiasi

merupakan penghantar listrik yang jelek (Effendi, 2003). Nilai DHL

berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut total (TDS). Hal ini

ditunjukan dengan persamaan (4) (Tebbutt, 1992).

(4)

Keterangan : K = konstanta untuk jenis air tertentu.

Nilai TDS dapat diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan

bilangan 0,55 – 0,75 (Canadian Water Quality Guidelines, 1987).

Nilai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada penentuan

nilai TDS, bahan bahan yang mudah menguap (volatile) tidak

terukur karena melibatkan proses pemanasan (Effendi, 2003).

Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan

konsentrasi ion didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan

dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah

bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar

listrik merupakan kebalikan dari tahanan, sehingga daya hantar

listrik mempunyai satuan ohm. Bila arus listrik dialirkan dalam suatu

larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik

berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda dan berbanding

terbalik dengan jarak kedua elektroda (Bassett. 1994).

Pengukuran nilai konduktivitas dapat diukur menggunakan

konduktometer. Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk

menentukan daya hantar suatu larutan. Prinsip kerja konduktometer

Page 57: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

36

adalah elektroda diberi gaya listrik yang akan menggerakan ion-ion

dalam larutan, ion-ion akan bergerak dari potensial tinggi ke

potensial rendah. Dari pergerakan ion tersebut akan

menghasilkan arus listrik. Semakin banyak ion yang bergerak

maka arus listrik semakin besar sehingga nilai konduktivitas yang

terbaca oleh konduktometer juga semakin besar.

b) TDS (Total Dissolved Solid)

Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved

solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa

senyawa, koloid di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan

apabila diamati setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai

maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh larutnya

partikel tersuspensi didalam air, sedangkan pada musim kemarau air

kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air.

Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat

rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang,

2007).

Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan

tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar

bikarbonat yang merupakan ion utama di perairan telah mengalami

transformasi menjadi karbondioksida, sehingga karbondioksida dan

gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup

dalam nilai padatan total (Boyd, 1988). Padatan yang terdapat di

Page 58: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

37

perairan diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter partikel,

seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.4 klasifikasi padatan di perairan berdasarkan ukuran

diameter (Sumber : Effendi, 2003).

No.

Klasifikasi Padatan Ukuran Diameter (µm) Ukuran Diameter (mm)

1

2

3

Padatan Terlarut

Koloid

Padatan

Tersuspensi

< 10-3

10-3

– 1

> 1

< 10-6

10-6

- 10-3

> 10-3

Padatan Terlarut Total (TDS) adalah bahan-bahan terlarut (diameter

< 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang

berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak

tersaring pada kertas sarng berdiameter 0,45µm (Rao, 1992).

TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion

yang biasanya ditemukan di perairan. Adapun ion-ion yang terdapat

di perairan ditunjukan dalam Tabel 2.5:

Tabel 2.5 Ion-ion yang biasa ditemukan di perairan (Sumber : Todd,

1970).

Major Ion (Ion Utama) (1,0

– 1.000 mg/liter)

Secondary Ion (Ion Sekunder)

(0,01 – 10,0 mg/liter)

Sodium (Na) Kalsium

(Ca) Magnesium (Mg)

Bikarbonat (HCO3)

Sulfat (SO4) Klorida

(Cl)

Besi (Fe)

Strontium (Sr)

Kalium (K)

Karbonat (CO3)

Nitrat (NO3)

Fluorida (F)

Boron (Br)

Silika (SiO2)

Page 59: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

38

Total padatan terlarut merupakan konsentrasi jumlah ion kation

(bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh

karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran

kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat

atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan

dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa

total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk

menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total

dapat mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram, 2010).

Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam

anorganik, dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah

maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut

ataupun padatan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia

penyebab masalah tersebut (Slamet, 1994).

11. Air sungai

Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat

tinggi. Paling sering digunakan oleh manusia seperti untuk irigasi,

transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Karena derajat

pengotorannya begitu tinggi sehingga dalam penggunaan untuk air

minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat

di konsumsi.

Page 60: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

39

Pada daerah hulu sungai umumnya memiliki kualitas air yang jauh lebih

baik, sehingga tidak memerlukan proses rumit dalam pengolahannya

untuk menjadi air minum. Masyarakat yang tinggal di daerah hulu

sungai lebih memilih menggunakan air sungai, dibandingkan dengan air

tanah karena perbedaan kualitas antara keduanya tidak begitu mencolok.

Banyaknya aktivitas domestik dan industri disepanjang sungai serta

adanya dinamika aliran tersebut menimbulkan perubahan kualitas dan

kuantitas sungai secara signifikan. Semakin tinggi aktivitas domestik dan

industri disepanjang sungai, maka akan semakin signifikan terjadi

perubahan kualitas air.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutiara

Rachmaningrum dkk (2015) menyatakan bahwa kandungan air sungai

Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot-Nanjung memiliki konsentrasi

logam berat kadmium di tiga titik sampling yaitu Dayeuhkolot, Cisirung,

dan Nanjung sebesar < 0,006 mg/L. Konsentrasi kadmium yang sangat

kecil ini dapat disebabkan dari sumber kadmium tersebut, yang berasal

dari pelapis logam, PVC/plastik, pupuk phospat, endapan sampah.

Dimana hanya terdapat beberapa industri tersebut di ketiga lokasi. Selain

itu konsentrasi oksigen terlarut di Dayeuhkolot dan Cisirung yaitu 4

mg/L. Nilai pH di setiap segmen yaitu masih berada di bawah 6-9.

Sedangkan konsentrasi TSS dan kekeruhan di Dayeuhkolot, Cisirung,

dan Nanjung ketiganya masih berada di bawah baku mutu yang

ditentukan. Parameter fisika dan kimia yang diteliti tidak terlihat

pengaruhnya terhadap kelarutan logam berat kadmium di segmen

Page 61: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

40

Dayeuhkolot, Cisirung, dan Nanjung. Hal ini dikarenakan konsentrasi

kadmium di ketiga lokasi tersebut sangat rendah dan memiliki nilai yang

sama yaitu < 0,006 mg/L (Rachmaningrum, 2015).

12. Air payau

Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika

kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5

sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau

Menurut Soedjono (2002), air payau terjadi karena intrusi air asin ke air

tawar, hal ini dikarenakan adanya degradasi lingkungan. Pencemaran air

tawar juga dapat terjadi karena fenomena air pasang naik. Saat air laut

meluap, masuk ke median sungai, kemudian terjadi pendangkalan di

sekitar sungai sehingga air asin ini masuk ke dalam air tanah dangkal

dan menjadi payau. Air dikategorikan sebagai air payau bila

konsentrasinya 0,05 sampai 3% atau menjadi saline bila konsentrasinya

3 sampai 5%. Lebih dari 5% disebut brine. Menurut Soedjono (2002),

berdasarkan kandunga kloridanya, maka air dibedakan menjadi 4 yakni:

atas air :

a. Air tawar (< 1.000 mg/L)

b. Air payau (brackish = 1.000 – 35.000 mg/L)

c. Air asin (saline

d. Brine (berkadar garam tinggi : laut mati)

Page 62: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

41

Selain memiliki kadar garam yang tinggi, air payau juga mengandung

bahan organik alami yang pada umumnya disebut Natural Organic

Matter (NOM) dalam kadar yang tinggi. NOM diindentikkan dengan

senyawa humat yang merupakan golongan senyawa organik alami yang

paling banyak terdapat di lingkungan, baik tanah maupun air. Istilah

senyawa humat tidak mengacu pada golongan senyawa organik murni

tetapi mengacu pada campuran senyawa organik dengan karakteristik

yang beragam. Keragaman karakteristik tersebut timbul sebagai akibat

peranan berbagai faktor yang terlibat dalam proses pembentukkannya di

alam, meliputi senyawa asalnya (prekursor) yang dapat berupa sisa

tanaman maupun hewan, reaksi pembentukan yang melibatkan reaksi

kimia atau biologis, dan kondisi lingkungan proses pembentukan

berlangsung (Simon et al; 1994; Bruchet and Rybacki,1994).

13. Air hujan

Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap

air yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air

akan mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air

yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi

dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke

bumi sudah menguap lagi, ini disebut dengan virga.

Saat terjadinya virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung,

semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga

Page 63: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

42

terjadinya hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat pH yang rendah

sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak

mengandung garam dan zat-zat mineral lainnya.

Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang

udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan

dengan pH mendekati normal. Namun jika proses kodensasi terjadi pada

daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan

industri maka pH air hujan nya akan rendah sehingga sering disebut

dengan istilah hujan asam.

14. Air rawa

Rawa merupakan kawasan lahan rendah yang senatiasa memiliki

kepekaan tergenang air pada kurun waktu tertentu maupun sepanjang

tahun (Kordik dan Tancung, 2005). Sumber air rawa meliputi air hujan,

air luapan akibat rambatan pasang air laut dan air luapan banjir di bagian

hulu. Rawa juaga berhungan langsung dengan sistem ekologi DAS

bagian hulu umumnya dapat dipandang sebagai suatu ekosistem

pedesaan (Sumarwoto, 1982). Ekosistem itu terdiri atas empat ekosistem

utama , yaitu desa, sawa/ladang, sungai dan hutan. Air rawa ditinjau dari

asal usulnya, bahwa air rawa berasal dari air hujanyang jatuh melalui

proses siklus hidrologi, energi panas matahari dan faktor-faktor iklim

lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan

tanah, di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses

Page 64: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

43

evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi dataran yang bergunung-

gunung maupun datar, dan apabila keadaan atmoesfer memungkinkan,

sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air

hujan (Asdak, 2007).

Pada dasarnya kandungan air hujan berasal dari reaksi zat-zat yang ada

di atmosfer dengan butiran air yang melewatinya. Umumnya terdiri dari

99.9 persen massa H2O dan sisanya adalah zat-zat yang ikut tercampur

dengan air hujan, berupa zat padat yang mudah larut dan gas.

Kandungan air hujan sendiri tergantung pada kondisi geologi, jumlah

penduduk, dan aktifitas yang dilakukan oleh manusia di daerah tersebut.

Sehingga kandungan hujan akan berbeda-beda di setiap tempat.

Misalnya, di daerah laut terbuka sampai daerah dekat dengan pantai, air

hujan akan mengandung garam, CO2 dan bersifat asam. Sedangkan air

hujan di darat punya kandungan garam yang jauh lebih sedikit. Apalagi

di kota-kota yang padat penduduk, seperti Jakarta, kemungkinan

kandungan air hujannya berasal dari sisa-sisa polusi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faculty of Physical Education

and Physiotherapy, Institute of Technology, Opole, Polandia, kandungan

unsur kimia di dalam air hujan dapat dijadikan sebuah indikator untuk

memonitor pencemaran lingkungan di suatu tempat.

Jika hujan turun di lingkungan yang bersih, maka massa pengotor di

dalam air hujan pun juga sedikit, tetapi jika hujan turun di daerah yang

lingkungannya tidak bersih, maka akan terdapat banyak massa pengotor

Page 65: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

44

di dalamnya. Pengecekan pH air hujan bisa menjadi salah satu cara,

untuk mengetahui kondisi suatu lingkungan (Erwiandika, 2015).

15. Refractometer

Pringsip kerja refractometer adalah pembiasan, Dasar pembiasan adalah

penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang

berbeda, Karena perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi perubahan

arah sinar. Prinsip pengukuran dengan sinar yang ditransmisikan sinar

kasa/sumber sinar prisma sampel telescope. Bentuk hand refractometer

dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Hand refractometer (sumber: Dogra, 1990)

Pringsip kerja refractometer terdapat 3 bagian yaitu : sampel, prisma dan

papan skala. Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan

dengan sample. Jika sampel adalah larutan berkonsentrasi rendah, maka

sudut refraksi akan lebar. Sehingga di papan skala sinar “a” akan jatuh

pada skala rendah. Jika larutan sampel pekat, maka sudut refraksi akan

kecil. Sehingga di papan skala sinar “b” jatuh pada skala besar.

Refractometer dapat digunakan untuk menentukan salintias atau kadar

garam dalam air dengan satuan ppt atau disimbolkan seperti ini %

(Hidayanto, 2010).

Page 66: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

45

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

bulan Mei 2017 sampai Juni 2017.

B. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini digunakan beberapa alat dan bahan untuk mendukung

proses pengambilan data. Pada penelitian ini, alat-alat yang digunakan adalah:

1. Multimeter digital, digunakan sebagai alat pengukur karakteristik elektrik

air.

2. DTS meter digunakan untuk menentukan kelarutan zat padat air dalam

satuan ppm (mg/L).

3. pH meter untuk mementukan derajat keasaman air.

4. Refractometer untuk menentukan salinitas air.

5. Gergaji besi, digunakan untuk memotong tembaga, seng, dan carbon

dalam pembuatan elektroda.

6. Tang, untuk membentuk bahan elektroda agar dapat digunakan dengan

baik.

Page 67: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

46

7. Gunting, digunakan untuk memotong kabel agar antar media tempat uji

karakteristik elektrik saling terhubung.

8. Gelas ukur, sebagai alat pengukur volume air sungai, air payau, air rawa,

mata air, dan air hujan.

9. Spidol atau pensil, digunakan untuk mencatat data pengamatan dan

keperluan lainnya.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan digunakan sebagai

elektrolit untuk diketahui karakteristik elektriknya, pH, jumlah zat padat

(TDS), dan zat yang terkandung di dalamnya berdasarkan perubahan

warna.

2. Akrilik, untuk membuat media tempat penampungan air sungai, air

payau, air rawa, mata air, dan air hujan.yang akan diuji karakteristik

elektriknya.

3. Tembaga (Cu), seng (Zn), carbon (C), dan almunium (Al) yang

digunakan sebagai elektroda.

4. Perekat, untuk membentuk media tempat penampungan yang akan diuji

karakteristik elektriknya.

5. Kabel dan jepit buaya untuk menghubungkan antar media tempat uji

karakteristik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan.

6. Lampu LED 1,2 watt, digunakan untuk menguji keberadaan karakteristik

elektrik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan.

Page 68: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

47

C. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik air sungai, air payau, air

rawa, mata air, dan air hujan. dengan menggunakan elektroda, elektroda yang

digunakan terdiri dari Tembaga (Cu), Seng (Zn), Almunium (Al) dan Karbon

(C). Pembuatan media tempat uji dibuat dari bahan akrilik yang dibentuk

menjadi kotak persegi (sel) agar dapat digunakan untuk menampung air

sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan yang akan dibandingkan

karakteristik elektriknya.

Data pengamatan akan di ambil setelah eletrolit dan eletroda di tempatkan

pada sel yang sudah dibuat dan dibiarkan selama 24 jam, data yang diambil

terdiri dari data pengamatan karakteristik elektrik air saat beban dilepas (Vbl),

data pengamatan karakteristik elektrik saat menggunakan beban (Vb), data

pengematan zat padat terlarut pada air, dan pH air. Beban yang digunakan

adalah rangkaian LED dengan beban 1,2 watt, pengukuran dilakukan setiap 2

jam selama 3 hari.

D. Desain Media Uji Karakteristik Elektrik

Elektroda yang digunakan berupa Tembaga (Cu), Seng (Zn), Karbon (C), dan

Almunium (Al) dengan ukuran lebar 5 cm dan tinggi 6 cm, sedangkan media

tempat uji karakteristik elektri air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air

hujan (sel) yang digunakan berbentuk kotak balok dengan ukuran panjang 10

cm, lebar 6 cm dan tinggi 6 cm yang berfungsi untuk menampung sempel

yang digunakan.

Page 69: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

48

Gambar 3.1. Media tempat uji karakteristik elektrik air.

E. Pengujian Karakteristik Elektrik Air Sungai, Air Payau, Air Rawa,

Mata Air, dan Air Hujan

Pengujian karakteristik elektrik air payau, air danau, air sungai, air rawa

dan air hujan dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Media tempat uji karakteristik elektrik air pada (a) pengukuran tegangan

saat beban dilepas, (b) pengukuran tegangan menggunakan beban, dan

(c) pengukuran arus air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air

hujan.

(a) (b)

(c)

Page 70: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

49

Akrilik

Media Uji (sel)

Elektrolit

Pengambilan Data

Pembuatan Laporan

F. Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir dari penelitian karakteristik elektrik air sungai, air

payau, air rawa, mata air, dan air hujan sebagai sumber energi listrik

terbarukan dapat dilihat pada gambar 3.5.

- Dipotong sesuai dengan desain.

- Direkatkan hingga membentuk kotak (sel).

- Diberi beberapa pasang elektroda yaitu Tembaga (Cu) - Seng

(Zn), Karbon (C) - Seng (Zn), dan Tembaga (Cu) – Almunium

(Al).

- Dihubungkan dengan kabel penghubung.

- Dirangkai seri hingga 20 sel.

- Di ukur dengan gelas ukur sebesar 200 ml.

- Ditungkan ke dalam media uji (sel) / satu sel.

- Eletrolit dan eletroda yang sudah terpasang pada media uji

(sel) dibiarkan selama 24 jam.

- Diukur menggunakan TDS meter untuk menetukan parameter

kelarutan zat padat dalam elektrolit, pengukuran dilakukan

disetiap 2 jam selama 3 hari.

- Diukur pH meter untuk mementukan

derajat keasaman cairan akhir (pH), pengukuran dilakukan

disetiap 2 jam selama 3 hari.

- Diukur (tegangan saat beban dilepas,

tegangan saat menggunakan beban, dan arus) dari setiap

elektrolit dan disetiap pasang eletroda menggunakan

multimeter digital, pengukuran dilakukan disetiap 2 jam

selama 3 hari.

- Dianalisis untuk menentukan eletrolit

terbaik yang dapat menghantarkan listrik.

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian

Page 71: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

50

G. Rencana Data Hasil Pengamatan

Pada penelitian ini karakteristik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan

air hujan yang akan diperoleh berupa tegangan (V), arus (I), jumlah padatan

yang terlarut dalam cairan, pH cairan, dan zat padat yang terlarut yang dapat

diketahui dengan menggunakan multimeter digital, DTS meter, dan pH meter.

Data pengamatan pada penelitian ini terdiri dari data pengamatan

karakteristik elektrik air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan

saat beban dilepas (Vbl), data pengamatan karakteristik air sungai, air payau,

air rawa, mata air, dan air hujan sungai tegangan saat menggunakan beban

(Vb), arus (I), data kelarutan zat padat (TDS), dan pH, serta data perhitungan

berupa daya (P) dan hambatan dalam (Rin).

Tabel 3.1 merupakan rancangan tabel data pengamatan karakteristik elektrik

air sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan saat beban dilepas dan

saat menggunakan beban, serta Tabel 3.2 yaitu rancangan tabel data

perhitung.

Tabel 3.1. Data pengukuran karakteristik elektrik air sungai, air payau, air

rawa, mata air, dan air hujan saat beban dilepas dan saat

menggunakan beban. No Pukul Waktu (Jam) Vbl (Volt) Vb(Volt) I(mA) TDS(ppm) pH

1 ….. 1

2 ….. 2

3 ….. 3

… ….. ….

37 37

Tabel 3.2. Data perhitungan karakteristik elektrik air sungai, air payau, air

rawa, mata air, dan air hujan. No Pukul Waktu (Jam) P (mW) Rin (Ohm)

1 ….. 1

2 ….. 2

3 ….. 3

… ….. …

37 …. 37

Page 72: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

51

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

TD

S

Waktu (Jam)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

Vb

l, V

b, I,

P,

Rin

, p

H

waktu

H. Rencana Grafik Pengamatan

Adapun rencana grafik dari penelitian karakteristik elektrik air sungai, air

payau, air rawa, mata air, dan air hujan sebagai sumber energi listrik

terbarukan dapat dilihat pada Gambar 3.4, 3.5, 3.6:

Gambar 3.4 Rencana grafik pengukuran dan perhitungan karakteristik air

sungai, air payau, air rawa, mata air, dan air hujan terhadap

waktu.

Gambar 3.5 Rencana grafik pengukuran TDS air sungai, air payau, air

rawa, mata air, dan air hujan.

Page 73: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

52

02468

101214161820

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

Inte

nsi

tas

waktu

Gambar 3.6 Rencana grafik pengukuran intensitas cahaya air sungai, air

payau, air rawa, mata air, dan air hujan.

Page 74: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

102

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan realisasi hasil penelitian dan analisis yang yang telah dilakukan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Daya terbesar dihasilkan sampel air payau menggunakan elektroda Cu-Zn

dengan jumlah sel 20 yaitu 12,008 mW dengan persentase penurunan

sebesar 3%, pada sempel air sungai daya terbesar menggunaan Cu-Zn

sebesar 5,84 mW dengan persentase penurunan sebesar 4%, pada sempel

air rawa menggunakan pasangan Cu-Zn sebesar 4,13 mW dengan

persentase penurunan 4%, pada sempel mata air menggunakan pasangan

C-Zn sebesar 0,44 mW dengan persentase penurunan 2%, dan pada

sempel air hujan menggunakan pasangan Cu-Zn sebesar 0,79 mW dengan

persentase penurunan daya sebesar 1%.

2. Lamanya waktu percobaan menggunakan berbagai elektrolit alam tidak

mempengaruhi nilai pH dan TDS.

3. Dari elektrolit yang digunakan dapat diketahui bahwa air payau dan air

sungai lebih baik untuk menghasilkan energi listrik di banding dengan air

rawa, mata air, dan air hujan.

Page 75: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

103

4. Dari elektroda yang digunakan dapat dikatakan bahwa menggunakan

pasangan elektroda berubah Cu-Zn lebih baik dibandingkan C-Zn dan Cu-

Al.

B. Saran

Saran dari penelitian yang dapat dilakukan untuk perkembangan riset

selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Memperbanyak sel yang dibuat agar menghasilkan daya yang lebih besar.

2. Menggunakan elektroda yang memiliki jarak lebih jauh dari deret volta

yang diketahui.

3. Menggunakan rangkaian campuran seri dan parallel untuk mendapatkan

nilai daya yang lebih besar.

Page 76: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

DAFTAR PUSTAKA

Aristian, J. 2016. Desain dan Aplikasi Sistem Elektrik Berbasis Elektrolit Air Laut

sebagai Sumber Energi Alternatif Berkelanjutan (Sustainable Energy).

(Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Hal. 46-81.

Anderson, M. A., Cudero, A., and Palma, J. 2010. Capasitive Deionization (CDI)

as an Electrochemical Means of Saving Energy and Delivering Clean

Water. Electrochimica Acta. USA. Vol. 55. No. 12. Hal. 3845-3856.

Asdak, C.2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Bauwer, H. 1978. Groundwater Hydrology. New York: Mc Grow-Hill Book

Company.

Boyd, C. E. 1990. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier

Science Publishing Company Inc. New York. Hal 146-159.

Barua, P. K. and Deka, D. 2010. Electricity Generation from Biowaste Based

Microbial Fuel Cells. Environmental Science and Technology. Vol. 1.

No. 1. Hal. 77-92.

Bagotsky, V. S. 2006. Fundamentals of Electrochemistry.Canada: Inc. All rights

reserved. Hal. 30.

Bird, T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Chen, G. Q. and Wu, X. F. 2016. Energy Overview for Globalized World

Economy: Source, Supply Chain and Sink. Renewable and Sustainable

Energy Reviews. http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2016.11.151. Hal. 735–

749.

Page 77: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Diterjemahkan oleh Umar Mansyur.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Penerbit

UI-Press.

Erwiandika. 2015. Penasaran Dengan Kandungan Air Hujan? Ini Isinya.

http://www.1health.id/id/article/category/sehat-az/penasaran-dengan-

kandungan-air-hujan-ini-isinya.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017

pukul 13.00 WIB.

Elinur. 2010. Perkembangan Konsumsi dan Penyediaan Energi dalam

Perekonomian Indonesia. Journal of Agricultural Economics. Vol. 2.

No. 1. Hal. 98-99.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Fellers, W. O. 1990. Material Science, Testing, and Properties for Technicians.

New Jersey: Prentice Hall Career & Technology.

Hudaya, E. 2016. Analisis Karakteristik Elektrik Air Laut Sebagai Sumber Energi

Listrik Terbarukan. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Hal. 49-87 .

Hiskia, A. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti.

Hammond, C. R. 2004. The Elements, in Handbook of Chemistry and Physics 81st

edition. CRC press.

Haaland, D. 1976. Graphite-Liquid-Vapor Triple Point Pressure and the Density

of Liquid Carbon. Journal of Carbon. Vol. 14. No. 6. Hal. 357.

Kordi, M. G. dan Tancung, A. B. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta. Hal. 208.

Kadir, A. 1995. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi

Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta. Universitas Indonesia.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. Materi Paparan Kementrian

Energi dan Sumber Daya Mineral Rapat Koordinasi Infrastruktur

Ketenagalistrikan. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral.

Kim, J., Han, S., Oh, S., and Park, K. 2011. A Non-Pt Catalyst for Improved

Oxygen Reduction Reaction in Microbial Fuel Cells. Journal of the

Korean Electrochemical Society. Vol. 14. No. 2. Hal. 71–76.

Page 78: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

Logan, B. E., Hamelers, P., Rozendal, R., Schroder, U., Keller, I., Freuguia, S.,

Alterman, P., Verstraete, W., and Rabaey, K. 2006. Microbial Fuel

Cells: Methodology and Technology. Environmental Science and

Technology. Vol. 40. NO.17. Hal. 5181–5192.

Logan, B. E. and Regan, J. M. 2006. Electricity-Producing Bacterial Communities

in Microbial Fuel Cells. Trends in Microbiology. Vol. 14. No.12. Hal.

512–518.

Liu, J. and Vipulanandan, C. 2017. Effects of Fe, Ni, and Fe/Ni Metallic

Nanoparticles on Power Production and Biosurfactant Production from

used Vegetable Oil in the Anode Chamber of a Microbial Fuel Cell.

Department of Civil and Environmental Engineering, College of

Engineering, Southern Illinois University. USA. Vol. 50. No. 9. Hal.

885-890.

Libby, W.F. 1952. Radiocarbon Dating. Chicago: Chicago University Press.

Rachmaningrum, M., Wardhani, E., dan Pharmawati, K. 2015. Konsentrasi

Logam Berat Kadmium (Cd) pada Perairan Sungai Citarum Hulu

Segmen Dayeuhkolot-Nanjung. Jurnal Online Institut Nasional. Vol. 3.

No. 1. Hal. 1-10.

Mohan, V., Roghavalu, S., Srikanth, G., and Sarma, P. 2007. Bioelectricity

Production by Mediatorless Microbial Fuel Cells Under Acidophilic

Conditions Using Wastewater as Substrate Loading Rate. Current

Science. Vol. 92. No. 12. Hal. 1720–1726.

Nwokocha, J. V., Nwaulari, J. N., and Lebe, A. N. 2012. The Microbial Fuel Cell:

The Solution to the Global Energy and Environmental Crises?.

International Journal of Academic Research in Progressive Education

and Development. Vol. 1. No. 1. Hal. 363-374.

Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan. Hal. 59-67.

Ridwan, M. H. 2016. Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 2. No. 1. Hal. 177-179.

Rao, C. S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. New Delhi:

Wiley Eastern Limited.

Maniagasi, R., Tumembouw, S. S., dan Mundeng, Y. 2013. Analisis Kualitas

Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi

Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 1. No. 2. Hal. 29-37.

Sugiono, A. 2014. Outlook Energi Indonesia 2014. Jakarta: PTPSE.

Page 79: ANALISIS POTENSI ELEKTRIK BERBAGAI ELEKTROLIT ALAM …digilib.unila.ac.id/31156/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · payau dengan daya sebesar 12,008 mW, dimana didapatkan intensitas

Scott, K. and Murano, C. 2007. Microbial Fuel Cells Utilizing Carbohydrates.

Journal of Chemical Technology and Biotechnology. Vol. 82. No 1. Hal

92–100.

Scholz, F., Mario, J., and Chaudhuri, S. K. 2003. Bacterial Batteries. Nature

Biotechnology. Vol. 21. No. 10. Hal. 1151-1152.

Silberberg, M. S. 2000. Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change.

New York: Mc Graw Hill Education.

Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Surdia, T. dan Shinroku, S. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik (Cetakan Kedua).

Pradnya Paramita.

Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Medan: FMIPA-UNIMED.

Soedjono, E. 2002. Diktat Kuliah: Pengelolaan Penyediaan Air Bersih. Surabaya:

Institut Teknologi Sepuluh November.

Sumarwoto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung:

IMAGRAPH.

Takeuchi, Yashito. 2006. Pengantar Kimia. Tokyo: Iwanami Shoten.

Tebbutt, T. H. Y. 1992. Organic Geochemistry of Natural Waters. The

Netherlands: Dordrecht.

Todd, D. K. 1970. The Water Encyclopedia. New York: Water Information

Center, Port Washington.

Vliet, V. T. 1984. Rheology and Structure of Milk Protein Gels. Current Opinion

Colloid Interface Science. England: Horwood Ltd.

Widowati, W., Sastiono, A., dan Jusuf, R. 2008. Efek Toksik Logam, Pencegahan

dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Watson, A. 1999. Beaming Into the Dark Corners of the Nuclear Kitchen. Journal

of Science. Vol. 286. No. 5437. Hal. 28-31.

Wardoyo, S. T. H. 1981. Kriteria Kualitas Air untuk Evaluasi Pertanian dan

Perikanan (Training Analisa Dampak Lingkungan PPLH–UND–PSL

IPB). Bogor: PPLHUNDD-PSL IPB.