STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

14
STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU 1. PENDAHULUAN Pada Tugas SIG kali ini akan dibuat studi kasus mengenai area kesesuaian tambak air payau pada wilayah Lombok. Kriteria yang dibutuhkan untuk membangun suatu tambak air payau adalah sebagai berikut : Criteria Range Weight Note Liputan Lahan 1 - 2 10 Area lahan yang cocok untuk pembangungan tambak air payau adalah: 1. Hutan 2. Pertanian Jarak dari jalan 1-3 10 Jarak dari jalan untuk pembangunan tambak adalah semakin jauh dari jalan semakin baik. Sehingga terdiri dari 3 level buffer mulai dari 0 m dengan setiap buffer 1500 m Jarak dari garis pantai 1-3 20 Jarak dari garis pantai untuk pembangunan tambak adalah semakin dekat dengan garis pantai semakin baik. Sehingga terdiri dari 7 level buffer mulai dari 0 m dengan setiap buffer 1000 m - 0 – 5000 m YENI WAHYUNINGSIH 0710960013 ILMU KOMPUTER A

Transcript of STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

Page 1: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

STUDI KASUS

LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

1. PENDAHULUAN

Pada Tugas SIG kali ini akan dibuat studi kasus mengenai area kesesuaian tambak air

payau pada wilayah Lombok. Kriteria yang dibutuhkan untuk membangun suatu tambak air

payau adalah sebagai berikut :

Criteria Range Weight Note

Liputan Lahan 1 - 2 10

Area lahan yang cocok untuk pembangungan tambak

air payau adalah:

1. Hutan

2. Pertanian

Jarak dari jalan 1-3 10

Jarak dari jalan untuk pembangunan tambak adalah

semakin jauh dari jalan semakin baik. Sehingga terdiri

dari 3 level buffer mulai dari 0 m dengan setiap buffer

1500 m

Jarak dari garis pantai 1-3 20

Jarak dari garis pantai untuk pembangunan tambak

adalah semakin dekat dengan garis pantai semakin

baik. Sehingga terdiri dari 7 level buffer mulai dari 0

m dengan setiap buffer 1000 m

- 0 – 5000 m

- 5000 – 6000 m

- 6000 – 70000 m

Kemiringan 0 - 1 Harus Kemiringan lahan area tambak air payau adalah 0-8%

Sumber Air 0 - 1 Better Lebih baik area tambak air payau terdapat sumber air

Area >= 4 ha 0 – 1 Harus Luas area >= 40.000 m2

YENI WAHYUNINGSIH0710960013

ILMU KOMPUTER A

Page 2: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

2. ANALISIS VEKTOR

2.1. Area Studi Kasus

Location : Lombok Island, Indonesia

UTM Zone : 50

Datum : UTM, INT1967

2.2. Data Persiapan

Spatial DataFormat Note

Feature Class File Name

Zone name lookuptable MS Word Lookup table for Landzone

Lahan Polygon Landzone Arc/Info Coverage

Sungai Polygon Rivers Arc/Info Coverage

Sungai kecil Line LinRiver Arc/Info Coverage

Danau Polygon Lakes Arc/Info Coverage

Kemiringan Polygon Slope25 ArcView Shapefile

Garis Pantai Polygon Sealine ArcViewShapefile

Jalan Line Road Arc/Info Coverage

2.3. Proses Analisis Spasial

2.3.1. Data Proses

Spatial DataFormat Note

Feature Class File Name

Area Hutan dan

PertanianPolygon Hutan_agri ArcView Shapefile

Hasil query dari

Landzone.shp

Kemiringan 0-8% Polygon Slope8 ArcView Shapefile Hasil query dari slope25.shp

Jarak dari jalan Polygon BuffRoad ArcView ShapefileMultiple buffer dari road (3

ring, setiap ring = 1500 m)

Jarak dari garis

pantaiPolygon BuffLineSea ArcView Shapefile

Multiple buffer dari road (7

ring, setiap ring = 1000 m)

Page 3: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

2.3.2. Operasi Spasial

1. Query

Query dilakukan untuk mendapatkan area yang lebih spesifik. Dalam peta ini dilakukan

query terhadap beberapa Arc/Info Coverage atau ArcView Themes.

- Query area hutan dan pertanian dari landzone.shp

- Query area dengan kemiringan 0-8% dari slope25.shp

- Query area dengan luas area >=40.000 m2

2. Create Buffer

Buffer dilakukan untuk mendapatkan jarak tertentu dari suatu area. Dalam peta

ini dilakukan beberapa buffer yaitu :

- Create buffer dari Road.shp untuk mendapatkan lokasi dari jalan dengan didapatkan

3 ring yaitu 0 – 1500m, 1500 – 3000m dan 3000 – 4500m

- Create buffer dari SeaLine.shp untuk mendapatkan lokasi dari jarak garis pantai

dengan didapatkan 7 ring, masing – masing dengan jarak 1000m

- Create buffer dari linriver.shp untuk mendapatkan jarak dari suangai kecil sebesar

500m.

3. Themes Union

Union digunakan untuk menggabungkan beberapa themes. Dalam peta ini dilakukan

union terhadap:

- Union lake.shp, river.shp dan buffLinriver.shp untuk mendapatkan waterreource

- Union u_waterresource dan in_land_rose_slope.shp untuk mendapatkan lokasi yang

terdapat sumber air

4. Themes Intersection

Intersection digunakan untuk mendapatkan potongan dari beberapa themes. Dalam

peta ini dilakukan intersection terhadap:

- Intersection dari landzone.shp, slope8.shp, u_waterresource.shp dan sealine.shp

untuk mendapatkan final area.

5. Themes Clip

Clip digunakan pada themes u_waterresource dan u_land_road_slope_atr.shp dimana

input themes adalah u_waterresource.shp dan clip themes adalah

6. Themes Dissolve

Proses dissolve akan menggabungkan feature yang berada dalam satu theme

berdasarkan nilai dari attribute yang telah ditentukan. Proses ini akan mengumpulkan

beberapa feature yang mempunyai nilai yang sama pada sebuah attribute yang telah

ditentukan. Pada peta ini dilakukan pada themes final_area_cocok.shp berdasarkan

tingkat kesesuaian.

Page 4: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

7. Penentuan Kesesuaian Lahan

Penentuan kesesuaian lahan berdasarkan bobot akhir dari masing – masing theme di bawah

ini.

Theme Field Name Calculation

buffRoad Rank_jalan

- 1 untuk jarak 0 – 1500m- 2 untuk jarak 1500 – 3000m- 3 untuk jarak 3000 – 4500m

Hutan_agri Rank_land- 1 untuk lahan pertanian- 2 untuk lahan hutan

U_waterresource Rank_waterresource 1 untuk linriver, rivers and lake

buffSeaLine Rank_sea- 1 untuk 6000 – 7000m- 2 untuk 5000 – 6000m- 3 untuk 0 – 5000m

Perhitungan untuk bobot akhir adalah :

Bobot_akhir = (rank_jalan * bobot_jalan) + (rank_land * bobot_land) +

(rank_sea * bobot_sea)

Dimana :

bobot_jalan = 10, bobot_land = 10 dan bobot_sea = 20

Penentuan tingkat kesesuaian lahan adalah berdasarkan hasil bobot_akhir dengan

criteria sebagai berikut :

- Bobot_akhir = 86 – 110, tingkat kesesuaian = sangat sesuai

- Bobot_akhir = 51 – 85, tingkat kesesuaian = sesuai

- Bobot_akhir = 31 – 50, tingkat kesesuaian = kurang sesuai

- Bobot_akhir = 0 – 30, tingkat kesesuaian = tidak sesuai

Page 5: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

3. HASIL

Page 6: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

3. ANALISA RASTER

3.1. DATA PERSIAPAN

Spatial DataFormat Note

Feature Class File Name

Lahan Polygon Landzone ArcView Shapefile

Sungai Polygon Rivers ArcView Shapefile

Watershed Polygon watershed ArcView Shapefile Digunakan sebagai analisis mask

Sungai kecil Line LinRiver ArcView Shapefile

Danau Polygon Lakes ArcView Shapefile

Kemiringan Polygon Slope25 ArcView Shapefile

Garis Pantai Polygon Sealine ArcViewShapefile

Jalan Line Road Arc/Info Coverage

Dari data shapefile tersebut di ubah menjadi data grid menggunakan Theme Convert to Grid

agar bisa dilakukan operasi raster.

3.2. Proses Analisis Spasial

3.2.1. Data Proses

Spatial DataFormat Note

Feature File Name

Area Hutan dan

PertaniangridAgriHutan Grid Hasil query dari gridLandzone

Kemiringan 0-8% gridSlope8 Grid Hasil query dari slope25.shp

Jarak dari jalan gridjalan Grid Hasil query dari Find distance road.shp

Jarak dari garis

pantaigridSealine Grid

Hasil query dari Find distance

sealine.shp

3.2.2. Operasi spasial

a. Operasi +

Dalam analisa raster, combine digunakan untuk menggabungkan 2 theme yang

hasil nantinya berbeda. Dalam tugas ini, operasi ini digunakan untuk:

- Menggabungkan antara hutanBobot + AgriBobot, menghasilkan gridAgriHutan

Page 7: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

- Menggabungkan antara sea5Bobot + sea6Bobot + sea7Bobot, menghasilkan

gridSeaLIne

- Menggabungkan antara road15Bobot + road30Bobot + road45Bobot,

menghasilkan gridjalan

b. Find Distance

Dalam analisa raster, untuk melakukan buffer terhadap road.shp, linriver.shp

dan sealine.shp menggunakan Find Distance. Kemudian hasil dari find distance

di query untuk mendapatkan jarak sesuai dengan criteria yang diinginkan.

c. Query

Untuk melakukan query pada analisa raster digunakan map Query. Dalam tugas

kali ini, map query digunakan untuk :

- Query area hutan dan agri dari gridLandzone

- Query jarak 1500m, 3000m dan 4500m dari distance to road.shp

- Query jarak 5000m, 6000m dan 7000m dari distance to sealine.shp

- Query jarak 500m dari distance to linriver.shp

- Query area slope 8 dari gridslope

d. AND

Untuk melakukan operasi intersection pada analisa raster menggunakan map

calculator dengan menggunakan operasi AND. Dalam tugas kali ini, operasi AND

digunakan untuk mendapatkan hasil GridLandsea yang merupakan hasil irisan

dari gridAgriHutan, gridJalan, gridSeaLine dan gridSlope8.

e. OR

Untuk melakukan operasi union pada analisa raster menggunakan map

calculator dengan menggunakan operasi OR. Dalam tugas kali ini, operasi OR

digunakan untuk:

- Menggabungkan gridRiver, gridLake dan gridLineRiver untuk mendapatkan

gridWater

- Mendapatkan hasil area tambak air payau final dengan menggabungkan

gridLandsea dengan gridWater.

Page 8: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

HASIL ANALISA RASTER

Page 9: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

FLOWCHART ANALISA VEKTOR

Page 10: STUDI KASUS LAHAN KESESUAIAN TAMBAK AIR PAYAU

FLOWCHART ANALISA RASTER