Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

21
1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar belakang Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan Polio merupakan penyakit yang sangat menular diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam. Virus polio yang secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar atau Wild Polio Virus/WPV memasuki tubuh manusia melalui mulut dengan perantaraan makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio. Dari sini nampak jelas pentingya menjaga kebersihan lingkungan khususnya pengolahan makanan agar tidak terkontaminasi dengan tinja ataupun kotoran lain yang membawa berbagai macam agen penyakit. Virus yang telah masuk melalui mulut akan melewati jalur pencernaan hingga sampai di usus. Virus yang telah berada di dalam usus dapat berkembang biak yang pada gilirannaya akan dikeluarkan kembali oleh orang yang terjangkit melalui tinjanya. Tinja tersebut yang sangat berpotensi menjadi sumber penularan virus kepada orang lain. Polio terutama menyerang kelompok umur tertentu, yaitu anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita). Satu dari 200 orang yang terjangkit polio akhirnya mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan (biasanya pada kakinya) dan diantara

Transcript of Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

Page 1: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang

Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan Polio merupakan penyakit yang sangat

menular diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem syaraf dan dapat

menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam. Virus polio yang

secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar atau Wild Polio Virus/WPV memasuki tubuh

manusia melalui mulut dengan perantaraan makanan yang telah terkontaminasi tinja dari

orang yang sudah terjangkit polio. Dari sini nampak jelas pentingya menjaga kebersihan

lingkungan khususnya pengolahan makanan agar tidak terkontaminasi dengan tinja ataupun

kotoran lain yang membawa berbagai macam agen penyakit.

Virus yang telah masuk melalui mulut akan melewati jalur pencernaan hingga sampai

di usus. Virus yang telah berada di dalam usus dapat berkembang biak yang pada gilirannaya

akan dikeluarkan kembali oleh orang yang terjangkit melalui tinjanya. Tinja tersebut yang

sangat berpotensi menjadi sumber penularan virus kepada orang lain.

Polio terutama menyerang kelompok umur tertentu, yaitu anak-anak berusia di bawah

lima tahun (balita). Satu dari 200 orang yang terjangkit polio akhirnya mengalami

kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan (biasanya pada kakinya) dan diantara kasus

lumpuh tersebut, 5-10% meninggal dunia ketika otot-otot pernapasannya dilumpuhkan oleh

virus tersebut. Polio memang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan

imunisasi. Terdapat suatu vaksin yang aman dan efektif yaitu oral Polio vaksin (OPV). OPV

adalah pelindung yang sangat tepat terhadap polio bagi anak-anak. Diberikan berulang kali,

dan dapat melindungi seorang anak seumur hidupnya.

Polio merebak di Indonesia melalui anak-anak yang belum diimunisasi. Angka rata-

rata dari cakupan imunisasi rutin di Indonesia adalah 70%, yang mengakibatkan sejumlah

besar anak-anak tidak terlindungi dari penyakit ini. Pada kenyataanya angka cakupan

imunisasi rutin tersebut menurun secara perlahan tapi pasti selama beberapa tahun terakhir.

Terdapat beberapa daearah di tanah air yang angka imunitasnya bahkan lebih rendah lagi,

yakni masyarakat yang paling miskin dan paling terpinggirkan. Karena penyakt polio pada

umumnya tidak menunjukkan gejala-gejala apapun, sangatlah mudah bagi penyakit tersebut

Page 2: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

2

untuk beredar dari satu tempat ke tempat lainnya secara diam-diam melalui tubuh para

penderitanya yang tidak menyadari jika dirinya telah terjangkit. Kenyataan ini menunjukkan

betapa pentingnya untuk menjaga angka cakupan imunisasi rutin sebagai pertahanan nasional

yang ampuh terhadap penyakit menular ini.

Polio masih terdapat di beberapa negara, namun penyakit ini telah hampir musnah

dari muka bumi. Pada tahun 1988, beberapa negara meluncurkan program Eradikasi Polio

Global untuk menghapus Polio dari buku-buku sejarah. Sejak saat itu, berkat kampanye

imunisasi massal, kasus-kasus polio di seluruh dunia turun drastis lebih dari 99%. Sekitar 20

tahun lalu, 1.000 anak-anak dibuat lumpuh setiap harinya oleh Polio. Tahun lalu, berkat

Program Eradikasi Polio Global hanya 1.266 anak yang menjadi lumpuh selama satu tahun

Indonesia pernah menyandang predikat bebas polio selama 10 tahun sebelum kembali

terjangkit oleh suatu virus liar yang dibawa masuk dari luar negeri ke tanah air. Analisa

teerhadap virus tersebut membuktikan bahwa virus berasal dari Afrika Barat, dimana wabah

polio telah menyebarkannya ke negara-negara yang bebas Polio. Lima Belas negara yang

bebas polio lainnya juga telah terjangkiti wabah ini, termasuk Yaman dan Arab Saudi. Kita

tidak mengetahui kapan persisinya virus tersebut tiba di Indonesia, tetapi jenisnya sangat

mirip dengan virus-virus polio yang ditemukan di Sudan dan Arab Saudi. Sehinga penting

bagi kita untuk mempelajari tenteng perkembangan penyakit ini,guna meningkatkan

pengetehuan kita tentang penyakit Poliomyelitis

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan polio?

2. Bagaimanakah cara untuk menentukan diagnosa pada polio?

3. Bagaimanakah patofisiologi terjadinya polio?

4. Bagaimanakah penatalaksanaan & pencegahan pada polio?

5. Bagaimanakah prognosa pada penderita polio?

1.3. Tujuan

Arti penting penulisan makalah pada pokok bahasan ini diharapkan mencapai

kemampuan-kemampuan di bawah ini :

1. Mengetahui apa itu polio

Page 3: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

3

Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan Polio merupakan penyakit yang

sangat menular diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem syaraf

dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam.

Virus polio yang secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar atau Wild Polio

Virus/WPV memasuki tubuh manusia melalui mulut dengan perantaraan makanan

yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio.

2. Menentukan diagnose untuk polio

Pemeriksaan vital sign : DBN.

Diagnosa laboratorium ditegakkan dengan isolasi virus dari sampel tinja,

sekresi oropharyng dan LCS pada sistem kultur sel dari manusia atau monyet (primate

cells). Diferensiaasi dari virus liar dengan strain virus vaksin dapat dilakukan di

laboratorium khusus. Diagnosa presumtif dibuat dengan adanya peningkatan titer

antibodi empat kali lipat atau lebih, namun neutralizing antibodies spesifik mungkin

sudah muncul begitu kelumpuhan terjadi, sehingga kenaikan titer antibodi yang

bermakna  pada pasangan sera mungkin belum muncul.  Respons antibodi setelah

pemberian imunisasi sama dengan respons antibodi sebagai akibat infeksi virus polio

liar. Oleh karena pemakaian vaksin polio yang berisi virus hidup sangat luas, maka

interpretasi terhadap respons antibodi menjadi sulit apakah karena disebabkan virus

vaksin ataukah virus liar. Kecuali untuk mengesampingkan diagnosa polio pada anak-

anak dengan immunocompetent  namun tidak terbentuk antibodi. 

3. Mengetahui patofisiologi terjadinya polio

Poliovirus memasuki tubuh manusia dapat melalui mulut, kemudian masuk

secara digesti. Jika virus dapat bertahan pada kondisi yang buruk di dalam perut

manusia, maka virus dapat menginfeksi sel pada usus: membrane selaput lender pada

usus. Pada membrane mukosa tersebut virus menginfeksi sel dan bereplikasi.

Pada 1% infeksi, penyebaran virus dari usus ke dalam darah dan sistem saraf

pusat. Virus dapat berpindah dari Peyer's patches ke aliran darah, yang mempunyai

akses langsung ke sistem saraf pusat. Sedangkan cara memasuki sistem saraf adalah

virus langsung melewati saraf lebih baik dan cepat dari pada melewati darah. Jika

virus sudah masuk sekali ke dalam sistem saraf pusat, replikasinya dapat menjadikan

kerusakan sel saraf yang menimbulkan penyakit poliomyelitis.

Page 4: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

4

4. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan polio

I. Penatalaksanaan Medis

1. Poliomielitis aboratif

• Diberikan analgetik dan sedative

• Diet adekuat

• Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas

yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

2. Poliomielitis non paralitik

• Sama seperti aborif

• Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres

hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.

3. Poliomielitis paralitik

• Perawatan dirumah sakit

• Istirahat total

• Selama fase akut kebersihan mulut dijaga

• Fisioterafi

• Akupuntur

• Interferon

5. Mengetahui prognosa bagi penderita polio.

Prognosa pada pasien dengan poliomyelitis sesuai dengan penangananan dan

terapi yang cepat dan tepat. Rehabilitasi sebaiknya dilakukan pada pasien yang sudah

sampai tahap kronis. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor gizi, lingkungan dan pola

pengasuhan serta faktor-faktor lainnya.

I.4. Manfaat

1. Selain sebagai tugas mingguan pada blok musculoskeletal minggu pertama, makalah

ini dapat menjadi wacana tentang penyakit pada sistem muskuloskeletal yaitu polio.

2. Dapat dijadikan bahan referensi untuk menggali lebih dalam penelitian-penelitian

selanjutnya.

3. Membantu arah dan proses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

muskuloskeletal.

Page 5: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Etiologi dan Patofisiologi

Poliomielitis disebabkan oleh virus polio yang merupakan suatu enterovirus.

Besarnya 8 – 12 mmu (millimikron). Virus ini tidak tahan panas tetapi dapat hidup terus

dalam suasana dingin. Virus polio dibagi lagi dalam 3 tipe, yaitu: (1) tipe I Brunhilde, (2) tipe

II Lansing, (3) tipe III Leon.

II.2. Manifestasi Klinis

Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:

- Infeksi subklinis

- Non-paralitik

- Paralitik.

95% kasus merupakan infeksi subklinis.

Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta

terbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita

sembuh dari suatu infeksi subklinis.

1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)

- demam ringan

- sakit kepala

- tidak enak badan

- nyeri tenggorokan

- tenggorokan tampak merah

- muntah.

2. poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)

- demam sedang

Page 6: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

6

- sakit kepala

- kaku kuduk

- muntah

- diare

- kelelahan yang luar biasa

- rewel

- nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut

- kejang dan nyeri otot

- nyeri leher

- nyeri leher bagian depan

- kaku kuduk

- nyeri punggung

- nyeri tungkai (otot betis)

- ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri

- kekakuan otot.

3. Poliomielitis paralitik

- demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya

- sakit kepala

- kaku kuduk dan punggung

- kelemahan otot asimetrik

- onsetnya cepat

- segera berkembang menjadi kelumpuhan

- lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena

- perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)

- peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)

- sulit untuk memulai proses berkemih

- sembelit

- perut kembung

- gangguan menelan

- nyeri otot

- kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung

- ngiler

- gangguan pernafasan

Page 7: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

7

- rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi

- refleks Babinski positif.

II.3. Penegakan Diagnosis

Dari anamnesa bisa didapatkan pasien dengan keadaan demam namun perlu

diperhatikan tidak semua pasien mengalami demam. Pemeriksaan fisik yang dilakukan hanya

memeriksa fungsi motorik (neurologis) untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan saraf,

seperti kelumpuhan.

Diagnosa banding dari acute nonparalytic poliomyelitis antara lain berbagai bentuk

meningitis non bakterial akut, meningitis purulenta, abses otak, meningitis tuberkulosa,

leptospirosis, lymphocytic choriomeningitis, infectious mononucleosis, encephalitides,

neurosyphilis dan toxic encephalopathy. 

          Diagnosa laboratorium ditegakkan dengan isolasi virus dari sampel tinja, sekresi

oropharyng dan LCS pada sistem kultur sel dari manusia atau monyet (primate cells).

Diferensiaasi dari virus liar dengan strain virus vaksin dapat dilakukan di laboratorium

khusus. Diagnosa presumtif dibuat dengan adanya peningkatan titer antibodi empat kali lipat

atau lebih, namun neutralizing antibodies spesifik mungkin sudah muncul begitu kelumpuhan

terjadi, sehingga kenaikan titer antibodi yang bermakna  pada pasangan sera mungkin belum

muncul.  Respons antibodi setelah pemberian imunisasi sama dengan respons antibodi

sebagai akibat infeksi virus polio liar. Oleh karena pemakaian vaksin polio yang berisi virus

hidup sangat luas, maka interpretasi terhadap respons antibodi menjadi sulit apakah karena

disebabkan virus vaksin ataukah virus liar. Kecuali untuk mengesampingkan diagnosa polio

pada anak-anak dengan immunocompetent  namun tidak terbentuk antibodi. 

II.4. Penanggulangan

Penatalaksanaan Medis

1. Poliomielitis aboratif

- Diberikan analgetk dan sedative

- Diet adekuat

- Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas yang

berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

Page 8: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

8

2. Poliomielitis non paralitik

- Sama seperti aborif

- Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat

selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.

3.Poliomielitis paralitik

- Perawatan dirumah sakit

- Istirahat total

- Selama fase akut kebersihan mulut dijaga

- Fisioterafi

- Akupuntur

- Interferon

Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan

istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.Poliomielitis

paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu

pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis pernapasan.

Fase akut :

Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard

(papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap

tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan tergaggu sehingga

dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah

dan dimiringkan kesalah satu sisi.

Sesudah fase akut :

Kontraktur.atropi,dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy. Tindakan ini dilakukan setelah

2 hari demam hilang.

Page 9: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

9

BAB III

PEMBAHASAN

Poliovirus memasuki tubuh manusia dapat melalui mulut, kemudian masuk secara

digesti. Jika virus dapat bertahan pada kondisi yang bururk di dalam perut manuisa, maka

virus dapat menginfeksi sel pada usus: membrane selaput lender pada usus. Pada membrane

mukosa tersebut virus menginfeksi sel dan bereplikasi.

Pada 1% infeksi, penyebaran virus dari usus ke dalam darah dan sistem saraf pusat.

Virus dapat berpindah dari Peyer's patches ke aliran darah, yang mempunyai akses langsung

ke sistem saraf pusat. Sedangkan cara memasuki sistem saraf adalah virus langsung melewati

saraf lebih baik dan cepat dari pada melewati darah. Jika virus sudah masuk sekali ke dalam

sistem saraf pusat, replikasinya dapat menjadikan kerusakan sel saraf yang menimbulkan

penyakit poliomyelitis.

III.1. Replikasi Virus Polio

1. Attachment/ Absorpsi:

Kapsid dari poliovirus tersusun oleh susunan ikosahedral dari 60 protomer,

masing masing terdiri dari polipeptida VP1, VP2, VP3, and VP4, yang semuanya

berasal dari pembelahan protomer induk yaitu VP0. Virus menempel pada sel inang

penerima, dan mengharuskan interaksi pengikatan dengahn sel inang penerima.

Tempat spesifik pengikatan on poliovirus involves VP1, VP2 and VP3 yang

berinteraksi dengan sel inang reseptor CD155, yang merupakan immunoglobulin.

Penyematan virus merupakan 'dual tropism'; virus menginfeksi dua jenis sel primate

yang mempunyai perbedaan jelas yaitu: lymphoid dan sel epitel di dalam usus dan

sistem saraf.

2. Penetrasi.

RNA masuk ke dalam sitoplasme sel inang melewati membrane sel.

Page 10: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

10

3. Uncoating.

Virus mengalami penyesuaian selama pengikatan untuk menghilangkan VP4

yang nantinya akan dihancurkan. Bagaimanapun juga , 1 dari 200 virus partikel dapat

dengan sukses mentransport RNA ke dalam sitoplasma dengan cukup cepat dimana

itu dapat sintesis dari makromolekul dari virion yang baru.

4. Menghentikan sintesis makromolekul dari sel inang.

Sintesis protein sel inang dan RNA sintesis dicegah. Bertujuan untuk

pembelahan balutan ikatan yang komplek yang merupakan hal wajib bagi semua

mRNA's Eukaryotik selama proses inisialisasi dan translasi. Proses ini berfungsi

untuk membebaskan lebih banyak ribososm untuk mentranslasi genom virus dan

menjamin bahwa sel akan hancur dan mati, yang tujuan akhirnya menghasilakn

kumpulan partikel virus yang baru. Inisisasi ini kira kira 1/2 jam setelah infeksi, dan

dalam 2 jam, penurunan drastis pada sitesi makromolekul selular dapat terjadi.

5. Sintesis komponen virus.

Poliovirus adalah positive- sense single stranded RNA virus, yang artinya

RNA mempunyai polaritas yang sama dengan mRNA. Dengan demikian viral RNA

mampu mengkodekan semua protein yang dibutuhkan selama replikasi dan menulari

dirinya sendiri. Pemain utama dalam replikasi pada virus RNA adalah RNA viral-

polymerase RNA yang dependen. 53 kDa poliovirus polimer, bersama dengan viral

yang lain dan protein inang, membawa hasil replikasi viral ke dalam sitoplasma sel

inang. Sintesis ini berjalan kira kira 2.5 sampai 3 hours setelah infeksi terjadi.

Sintesis protein

Viral RNA mengikat diri kepada ribososm sel inang

Memproses protein

o Berperan seperti mRNA, viral RNA

mentranslasikeseluruhan ke dalam satu polipeptida besar.

o Polipeptida terbelah menjadi RNA polimerasi, protease

enzim dan kapsid protein yang baru.

Sintesis protein

Enzim protease merusak polipeptida besar tadi ke dalam

bagian bagian.

Penyetopan terjadi melalui protease

Page 11: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

11

Sintesis RNA polimerase (-)-strand RNA (strand yang

komplemen pada cetakan RNA)

Pada saat yang tepat, (-)-strand RNA digunakan sebagai

template untuk membuat (+)- sense cetakan dari genom asli

RNA strand ganda (disebut jugakomposisi intermediet

replikatif baik (+)- strand dan (-) -stranded RNA) terbentuk

Formasi genom yang baru terbentuk mengirim pesan kepada

mesin translasi sel, mengarahkan produksi viral protein ke

tingkat yang lebih tinggi.

6. Pemasangan.

RNA baru yang disintesis dikemas di dalam kapsid. Partikel viral terangkai

melalui morfogenesis, dan pembelahan proteolitik dari protein kapsid membentuk

partikel akhir : poliprotein P1 terbelah menjadi protomer yang tersusun oleh VP0, 1,

dan 3, yang bersama – sama bersatu dan membungkus RNA viral. Perangkaian terjadi

4-6 jam setelah infeksi.

7. Pematangan.

Proses pematangan virus melibatkan pengikatan dari VP0 ke dalamVP2 dan

VP4.

8. Pembebasan.

Partikel kemudian dilepaskan dari sel inang melalui proses lisis sel. Proses ini

lebih seperti untuk pemrograman awal yang mengambil alih setelah beberapa waktu

setelah proses protein sintesis dan RNA sintesis pada sel inang berhenti. Partikel virus

yang bebas sekarang dapat menginfeksi sel inang lain. Migrasi ke jaringan saraf akan

menghasilkan suatu penyakit disebut paralytic poliomyelitis. Penghancuran sel akan

terjadi kira - kira 6-10 jam setelah infeksi (Koch, 2005).

Page 12: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

12

Sampai sekarang telah diisolasi 3 strain virus polio yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2

(Lansing), dan tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut. Epidemi

yang luas biasanya disebabkan oleh tipe 1. Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua

desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium kuartener, dll). Virus ini tidak memiliki

amplop lemak sehingga tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus ini

dapat diinaktifasi oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan klorin.

Virus polio menjadi inaktif dengan pemanasan di atas 42 derajat Celcius. Selain itu,

pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktivitas virus polio.

Poliovirus mengandung 2 macam antigen yang dapat dideteksi dengan berebagai

macam reaksi imunologi yaitu Antigen A & H. Untuk poliovirus galur yang dilemahkan

(untuk vaksinasi) maka protein kapsid UP1 dengan satu atau lebih Antigen memegang

peranan penting dalam interaksi dengan Antibodi netralisasi sedang UP2 dan UP3 juga

berinteraksi tetapi kurang kuat dibanding UP1.

Poliovirus relatif tahan terhadap bahan asam(pH 3)dan beberapa enzim proteolitik, hal

inilah yang menyebabkan virus ini dapat disebarkan melalui Saluran pencernaan. Selain itu

virus ini jaga tahan terhadap alkohol 70%, lisol 25 %, eter,deoksikholat dan berbagai macam

detergent. Viru ini sensitif terhadap formaldehid 0.3%, HCl 0,1 N, juga bahan halogen

lainnya. Maka daripada itu bahan formaldehid 0.3% merupakan pilihan untuk desinfeksi juga

bisa dengan pemanasan, pengeringan dan cahaya.

Page 13: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

13

Virus polio yang tertelan akan menginfeksi sel-sel di dinding usus. Di sini, virus

memperbanyak diri (bereplikasi). Kemudian virus-virus tersebut masuk ke dalam peredaran

darah. Virus akan terus terbawa aliran darah sampai suatu saat tiba di sumsum tulang

belakang. Sumsum tulang belakang adalah ‘terminal antara’ perjalanan serabut saraf sensorik

(serabut yang menerima rangsang dari kulit, mata, dsb, kemudian meneruskannya ke otak)

dan serabut saraf motorik (yang membawa perintah dari otak ke organ efektor seperti otot).

Bertindak sebagai ‘terminal akhir’ adalah otak.

Entah atas alasan apa, virus polio lebih suka singgah di sumsum tulang belakang

wilayah motorik. Ironisnya, virus polio tidak sekedar singgah, tapi juga merusak sel-sel saraf

motorik di daerah tersebut. Akibatnya perintah (motorik) dari otak tidak dapat sampai ke

organ pelaksana (efektor) yaitu otot atau target organ lainnya seperti diafragma, dll. Keadaan

ini menyebabkan lumpuh layu pada daerah yang dipersarafi oleh saraf motorik yang rusak

tadi. Karena saraf sensoris tidak diganggu, maka semua jenis rasa masih dapat dipindai oleh

otak. Artinya, organ yang lumpuh, jika tergores masih terasa nyeri, jika tersiram air hangat

masih terasa panas.

Page 14: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

14

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

1. Poliomyelitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang menyerang

motor neuron dan secara irreversible dirusak oleh virus.

2. Untuk menegakkan diagnosa pada poliomyelitis bisa dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan isolasi virus dari sampel tinja, sekresi oropharyng dan LCS

pada sistem kultur sel dari manusia atau monyet (primate cells). Diferensiaasi dari

virus liar dengan strain virus vaksin dapat dilakukan di laboratorium khusus.

3. Poliovirus memasuki tubuh manusia dapat melalui mulut, kemudian masuk secara

digesti. Jika virus dapat bertahan pada kondisi yang buruk di dalam perut manusia,

maka virus dapat menginfeksi sel pada usus: membrane selaput lender pada usus.

Pada membrane mukosa tersebut virus menginfeksi sel dan bereplikasi. Jika terus

dibiarkan maka virus terus berkembang dan masuk ke dalam aliran darah sehingga

dapat menginfeksi Sistem Saraf Pusat. Hal inilah yang dapat menyebabkan

kelumpuhan.

4. Poliomyelitis dapat ditatalaksana sesuai dengan klasifikasi polio yang ada. Namun

apabila sudah mencapai tahap kronik seperti polio paralitik maka pasien harus

dirawat inap rumah sakit untuk diberi terapi yang tepat.

5. Prognosa pada pasien dengan poliomyelitis sesuai dengan penangananan dan

terapi yang cepat dan tepat. Rehabilitasi sebaiknya dilakukan pada pasien yang

sudah sampai tahap kronis.

IV.2. Saran

Berhubungan penyakit polio ini merupakan penyakit yang disebabkan virus maka

dapat dicegah secara dini dengan cara imunisasi polio agar antibody kita mengenal lebih

spesifik terhadap virus ini agar di kemudian hari jika kita terpapar virus polio kita

mempunyai perlindungan yang kuat dan terbebas dari penyakit ini.

Page 15: Makalah Poliomyelitis Mw Jadi

15

Mohon maaf sebelumya dalam penyusunan makalah ini apabila masih banyak

terdapat kesalahan, kami sangat senang bila ada tambahan kritik dan saran dalam upaya

perbaikan makalah ini agar kearah yang lebih baik dan berguna bagi kita semua.