Manajemen&Pembiayaan Vorez Mw Dikumpul

download Manajemen&Pembiayaan Vorez Mw Dikumpul

of 28

description

manajemen

Transcript of Manajemen&Pembiayaan Vorez Mw Dikumpul

Makalah PribadiManajemen dan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Oleh :

Aprianda Saputra (0810313247)

Preseptor :Dr. dr. Rosfita Rasyid, M.KesProf. Dr. dr. Rizanda M, M.KesBAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu digalakkan. Hal ini telah dijelaskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembanguann nasional.Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Selain ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik, untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu juga ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu dari pemerintah, pendapatan langsung puskesmas maupun dari sumber lain seperti askes.

Berdasarkan data diatas, kita menyadari bahwa pentingnya suatu manajemen dan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya pada akses pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat luas yaitu di Puskesmas1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen dan pembiayaan pelayanan kesehatan di puskesmas secara umum.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui tentang manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban di puskesmas Ambacang Kuranji Mengetahui tentang sumber pendanaan di puskesmas Ambacang Kuranji Mengetahui tentang pembiayaan operasional puskesmas1.3 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang pelaksanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan di puskesmas secara umum.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kuranji Kota Padang yaitu Kelurahan Pasar Ambacang, Karena terletak di Kelurahan tersebutlah maka nama Puskesmaspun diberikan dengan nama yang sama yaitu Puskesmas Ambacang Kuranji yang untuk selanjutnya sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang disebut dengan Puskesmas Ambacang saja, Puskesmas ini pada awalnya merupakan bagian dari Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat terbatas dalam bentuk Puskesmas Pembantu yang berinduk ke Puskesmas Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas Kuranji sendiri.

2.1.1. Geografi

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas - batas wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu :

Utara: Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji.

Timur: Kecamatan Pauh,

Selatan: Kecamatan Pauh dan Lubuk Begalung.

Barat: Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Nanggalo.

Puskesmas Ambacang terletak pada 0 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100 23' 50.14" Lintang Utara dengan Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12 Km2, mewilayahi 4 Kelurahan yaitu : Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah yang umumnya masayarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan ke Kelurahan

Secara sketsa, wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang KuranjiSumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 20112.1.2. Demografi

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang selama tahun 2011 adalah : 46900.Jiwa dengan distribusi kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut:

Kelurahan Pasar ambacang : 16818

Kelurahan anduring

: 13412

Kelurahan lubuk lintah

: 9737

Kelurahan ampang

: 972.1.3 Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang

Tabel 1 Data Ketenagaan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang KuranjiNoJenis KetenagaanPendidikanJumlah

1Dokter UmumS 14

2Dokter GigiS 13

3ApotekerS 1-

4Sarjana Kesehatan MasyarakatS 13

5Perawat AhliS 1-

6Perawat Ahli MadyaD 33

7NutrisionisS 11

8Perawat KesehatanSPK-

9Bidan Ahli MadyaD 311

10BidanSPK ( + )1

11SanitarianD34

12Perawat gigiSPRG1

13Pranata Laboratorium Kes.SMAK1

14Asisten ApotekerSMF3

15SMASLTA

16SopirSLTP1

Jumlah46

Sumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 20112.1.4 Sasaran Pelayanan Kesehatan

Tabel 2 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011

KELURAHANPDDKBAYIBALITABUMILBULINBUTEKIWUSLANSIA

Pasar ambacang15.4613301.6143633466593.3861.144

Anduring12.3911911.2872102765262.700912

Lubuk Lintah8.9512639342102003821.960662

Ampang6.3731366651491432721.396472

PUSKESMAS43.1149194.5001.01115289.4423.190

Sumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011

2.1.5 KONDISI SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PENDUDUK

a. Kondisi Sosial dan Budaya

Suku terbesar yang ada di Kecamatan Kuranji adalah Suku Minang, juga ada beberapa suku lainnya yaitu Jawa dan Batak. Mayoritas agama yang dianut masyarakatnya adalah Islam a. KondisiEkonomi

Mata Pencaharian Penduduk: Tani

: 45% Pegawai Negri

: 20% Buruh

: 5% Swasta

: 2% Lain-lain

: 18%BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISIPuskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian, Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.3.2 MANAJEMEN PUSKESMASPuskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas serta aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upayakesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal, yakni :

Perencanaan,

Pelaksanaan dan Pengendalian

Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

Ketiga fungsi ini harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.A. Perencanaan

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanya fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000 dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan mandiri dan teknologi tepat guna.

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

1. Perencanaan Upaya Kesehatan WajibJenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan.

Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah :a. Menyusun usulan kegiatanLangkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasiserta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.b. Mengajukan usulan kegiatanLangkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana, dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatanLangkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakuphal-hal sebagai berikut:a. Identifikasi upaya kesehatan pengembanganLangkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada/tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survei Mawas Diri).Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.Tahap Pelaksanaan :

Pengumpulan data cepat berupa data primer yakni yang dikumpulkan langsung dari sumber data atau data sekunder yakni yang berasal dari catatan yang ada.

Pengolahan data

Penyajian data berupa data masalah dan potensiTetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas dengan mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas.Delbeck Technique adalah Perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.Tahap Pelaksanaan :

Pembentukan tim

Menyusun daftar masalah

Menetapkan kriteria penilaian masalah

Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang dimiliki.

Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan yang terpilih dapat lebih dari satu.

Di samping itu identifikasi upaya kesehayan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.b. Menyusun usulan kegiatanLangkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.c. Mengajukan usulan kegiatanLangkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain. Apabila dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatanLangkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencanapelaksanaan yang telah disetujui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart)yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencanapelaksanaan upaya kesehatan wajib.B. Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penetuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya antara Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait dan secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan.

Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Untuk dapat diselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.

b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencanapelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.

c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kendali mutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraan Puskesmas. Kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah yang menyebabkan masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menerapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.Sedangkan kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat.

PemantauanPenyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, yang dibedakan atas dua hal: Telaahan internal, yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku.

Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk. Pertama, kinerja puskesmas yang terdiri dari cakupan (coverage), mutu (quality) dan biaya (cost). Kedua, masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan puskesmas. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan puskesmas. Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Triwulan puskesmas secara lintas sektor.b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapain kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan. Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulanan.b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.C. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat,dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek adminstratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangudangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.3.3 PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMASUntuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yakni:1. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas.

Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2. Pendapatan Puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah

Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.c. Seluruhnya dimanfaatkan langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah.3. Sumber Lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti:a. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.c. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.

Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.BAB IV

PEMBAHASAN

1. Sistem Pembiayaan di puskesmas Ambacang KuranjiPembiayaan Puskesmas Ambacang Kuranji didanai dari 4 sumber dana yaitu :

1. APBD

2. Dana Badan Operasional Kesehatan

3. Jamkesda / Jamkesmas dan Jampersal

4. ASKES

Masing- masing sumber dana tidak bisa membiayai secara tumpang tindih

Dana APBD

Dana yang berasal dari daerah dimana dana ini ditujukan untuk keperluan Puskesmas seperti untuk pembiayaan rekening listrik, telepon, perbaikan-perbaikan lain, alat-alat untuk keperluan imunisasi seperti pemanasan saat imunisasi dan lain lain. Apabila suatu keperluan sudah didanai oleh APBD tidak boleh lagi di danai oleh sumber dana yang lain. Dana APBD diturunkan dalam bentuk baku yaitu sudah ditentukan untuk keperluan apa saja yang dibutuhkan oleh puskesmas setempat dan bila berlebih maka dana tersebut dikembalikan ke kas daerah. Rekening-rekening dan keperluan lainnya digunakan untuk klaim sehingga pembayaran awal dibayar pakai dana dari puskesmas sendiri terlebih dahulu dan bila berkurang biaya ditanggung oleh puskesmas sendiri

Dana BOK

Dana ini difokuskan untuk preventif, promotif dan rehabilitatif. Dana diturunkan dari pusat dan bersifat baku sehingga jumlah dana telah ditentukan tetapi POA ditentukan oleh puskesmas itu sendiri.Dimana sebelum itu dibuat terlebih dahulu SPJ, LPJ dan laporan kerja dan bila sudah sesuai dengan ketentuan daerah setempat baru bias di klaim. POA harus direncanakan di awal-awal tahun dimana program yang dijalankan bersifat prioritas dan tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti pelacakan gizi buruk di Ambacang Kuranji.

ASKES

Dana ini ditujukan untuk pengobatan, bersifat baku dan dibayarkan sesuai kapitasi yaitu sesuai dengan jumlah penduduk yang punya askes di ambacang kuranji dan memakai sistem subsidi silang. Dana ini membiayai jasa dokter, dokter gigi, paramedis, jasa manajemen dan jasa sarana (alat-alat tulis).Jasa obat-obatan tidak termasuk karena obat-obatan sudah di klaim oleh pusat. Jumlah dana yang sudah diturunkan tersebut sudah ditetapkan sehingga untuk pembayaran jasa dana dibagi berdasarkan jumlah tenaga kerja

JamkesmasBerupa pendanaan puskesmas yang berasal dari pusat untuk masyarakat miskin. Kriteria miskin ini ditetapkan mulai dari RT, RW, lurah hingga ke tingkat selanjutnya. Jamkesmas bisa digunakan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit pusat. Keuntungan jamkesmas bagi puskesmas adalah adanya jasa sarana, jasa petugas dan administrasi untuk kegiatan preventif. Jamkesda

Berupa jaminan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu. Masa berlaku jamkesda adalah 1 tahun dan bisa diperpanjang nantinya. Alur rujukan penggunaan jamkesmas ini adalah dari puskesmas ke RSUD dahulu baru bisa ke RSUP M.Djamil tapi tidak bisa ke rumah sakit umum pusat yang berada di daerah lain seperti Jakarta. Jampersal

Jaminan persalinan baik untuk yang mampu maupun yang tidak ampu. Boleh di tempat pelayanan kesehatan seperti bidan praktek swasta untuk melahirkan dengan syarat harus mengikuti kegiatanan seperti KIA dan ante natal care sebelumnya.2. Sistem manajemen di puskesmas Ambacang KuranjiFungsi manajemen puskesmas :

a. Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatanb. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakatc. Pusat pelayanan kesehatan di strata 1 ( perorangan dan masyarakat )Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji :

a. Perencanaan Perencanaan di puskesmas Ambacang Kuranji belum maksimal karena masih dipandu dari atas yaitu DKK. Dalam perencanaan dilakukan penyusunan POA yaitu unsur perencanaan yang wajib dibuat oleh puskesmas dan harus disetujui kepala DKK untuk pencairan anggaran jamkesmasb. PelaksanaanDalam perencanaan nantinya akan diadakan mini lokakarya untuka membahas hasil kegiatan bulan laluc. Pengawasan dan pertanggungjawabanBAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Manajemen pelayanan kesehatan Puskesmas di Indonesia merupakan salah satu cara untuk menciptakan masyarakat Indonesia sehat. Hal ini ditunjang dengan dikeluarkannya Kebijakan Dasar Puskesmas yang melingkupi standar dan pedoman baik teknis, manajemen, dan sumber daya termasuk pembiayaan.

Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Pada perencanaan di puskesmas Ambacang Kuranji masih belum berjalan dengan maksimal karena masih dipandu dari atas yaitu oleh DKK.

Sistem pembiayaan kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat menunjang upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab puskesmas.

Sistem pembiayaan di puskesmas Ambacang Kuranji didapatkan dari :1. APBD

2. Dana Badan Operasional Kesehatan

3. Jamkesda / Jamkesmas dan Jampersal

4. ASKES

5.2 Saran

Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji dalam hal perencanaan agar dapat mandiri dan tidak dipandu lagi dari atas. Dengan adanya kemandirian dalam hal perencanaan diharapkan manajemen dapat berjalan maksimalPembiayaan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas telah dibuat oleh pemerintah agar dapat mendapatkan pengobatan dan pelayanan kesehatan yang memadai guna meningkatkan status kesehatan masyarakat. Oleh karena itu bagi para pihak yang terkait dapat menjalankan tugasnya dengan baik agar program dapat berjalan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA1. Notoadmojo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2003. Ribeka Cipta. Jakarta

2. Undang-Undang No 36 dan 44 tentang Kesehatan dan Rumah Sakit,2009. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri. 3. http://perpustakaan.depkes.go.id Diakses pada tanggal 10 September 2012

4. http://www.babelprov.go.id/content/jaminan-kesehatan-masyarakat di akses pada tanggal 10 September 2012

5. Departemen Kesehatan RI. 2000. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta.6. Depkes RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. 2006. Jakarta : Depkes

7. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.