Analisis Perusahaan PT Telkom mengenai Organizational Culture dan Conflict and Negotiation

7
PERILAKU ORGANISASI “Analisis Perusahaan PT Telkom mengenai Organizational Culture dan Conflict and Negotiation” Disusun oleh Argantha Bima Wisesa 112400241 Arum Yuni Adi Saputri 112400243 Muhammad Fakhri 112400254 Sabila Nur Aulia 112400262 Ufia Fitri Dhuha 112400266 Ulfa Syafira 112400267 Yoku Rikona Tito I.M 112400271 MBTI G MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

description

PT Telkom sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) sendiri juga termasuk bagian dari perusahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No. 52 Tahun 1884. Pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No. 240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965. Kemudian berdasarkan PP No. 15 Tahun 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseoran (Persero).

Transcript of Analisis Perusahaan PT Telkom mengenai Organizational Culture dan Conflict and Negotiation

PERILAKU ORGANISASIAnalisis Perusahaan PT Telkom mengenai Organizational Culture dan Conflict and Negotiation

Disusun olehArgantha Bima Wisesa 112400241 Arum Yuni Adi Saputri 112400243 Muhammad Fakhri 112400254 Sabila Nur Aulia 112400262 Ufia Fitri Dhuha 112400266 Ulfa Syafira 112400267 Yoku Rikona Tito I.M 112400271

MBTI G

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKATELKOM BUSINESS SCHOOLTELKOM UNIVERSITY2013-2014

Latar belakangSudah sewajarnya perusahaan yang besar mengalami peningkatan di setiap periode. Selain telah mengetahui tantangan pada lingkungan bisnis, perusahaan tersebut mampu menjaga keunggulan kompetitifnya. Semua itu tidaklah mungkin berkembang dengan sendirinya. Terdapat faktor- faktor yang memperkuat perusahaan tersebut. Beberapa diantaranya adalah budaya organisasi dan penyelesaian konflik dalam perusahaan tersebut.Budaya organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut oleh anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok-kelompok anggota organisasi (Schwartz dan Davis; 1981) sehingga memberikan karakteristik cara kelompok atau individu bekerjasama untuk menyelesaikan tugasnya (Eldride dan Crombie (1974)). Namun hal itu tidak akan tercapai apabila kelompok atau individu memiliki konflik antara satu dengan yang lainnya. Konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah atau akan memengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi yang bersifat fungsional karena menghasilkan kinerja kelompok, atau juga bisa bersifat disfungsional karena justru menghambat kinerja kelompok.Konflik dapat diselesaikan dengan cara bernegosiasi, yaitu sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya. Atau bisa diartikan mencari jalan tengah untuk menyelesaikan konflik dengan cara pihak yang berkonflik saling memberi keuntungan.

Oleh karena itu, budaya pada perusahaan sangat mempengaruhi perkembangan bisnisnya. Terlebih pada konflik dan penyelesaiannya yang membuat perusahaan tersebut semakin dewasa.

Profil PerusahaanPT Telkom sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) sendiri juga termasuk bagian dari perusahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No. 52 Tahun 1884. Pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No. 240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965. Kemudian berdasarkan PP No. 15 Tahun 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseoran (Persero).

Analisis KasusPT Telkom Indonesia mulai melakukan proses perubahan untuk mengantisipasi tantangan pada lingkungan bisnis dan menjaga keunggulan kompetitif. PT Telkom Indonesia adalah salah satu pelaku perubahan tunggal terbesar dalam sejarah industri telekomunikasi. Perubahan PT Telkom Indonesia menyentuh empat aspek operasi: transformas bisnis, transformasi infrastruktur, dan transformasi sumber daya manusia dan budaya.Transformasi budaya dimulai dengan perubahan identitas brand, yang dicapai melalui perubahan logo. Perubahan ini sejalan dengan perkembangan portofolio bisnis PT Telkom Indonesia TIME. Pernyataan brand positioning TELKOM dalam transformasi ini adalah Life Confident, yang ditunjukkan melalui brand values (Espertise, Empowering, Assured, Progresisive and Heart) dan semboyan PT Telkom Indonesia the world in your hand. Saat ini The Telkom Way merupakan budaya perusahaan yang memiliki harapan mampu memadukan seluruh elemen perusahaan untuk dapat memberikan value terbaik kepada setiap pemangku kepentingan.The Telkom Way ditetapkan sebagai cara bekerja insane TELKOM (as the way Telkom work). Rumusan budaya korporasi terdiri dari:Basic Belief: Commited 2 U. Makna sigkatnya adalah komitmen perusahaan dan seluruh jajarannya utuk selalu memberikan yang terbaik kepada pemangku kepentingan dengan berpegang pada 7 norma etika, yaitu: Kejujuran, Transparansi, Komitmen, Kerjasama, Disiplin, Peduli, dan Tanggung jawab.Corporate Values: Telkoms 5C. Merupakan nilai-nilai utama yang dianut oleh insan Telkom dan merupakan manifestasi dari basic belefs. Nilai-nilai tersebut adalah Commitment to the long ter, Customer first, Caring Meritocracy, Co-creation of win-win partnership, dan Collaborative innovationKey Behavior: 15 Key Behaviors. Standar budaya yang dapat diamati berupa perilaku teladan, yang setidaknya harus dimiliki setiap insan TelkomPT Telkom Tbk menggunakan The Telkom Way 135 sebagai budaya organisasi yang harus disepakati semua karyawannya. Pola 1-3-5 itu sendiri berarti:1(satu) asumsi dasar3(tiga) nilai inti yang mencakup:Customer Value (Nilai Pelanggan)Excellent Services (Pelayanan yang Sempurna)Competent poeple (Orang-orang yang kompeten)5 (lima) merupakan langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yanga terdiri atas:Stretch The GoalsSimplifyInvolve EveryoneQuality is My JobReward the WinersThe Telkom Way 135 merupakan hasil pengalian dari perjalanan PT Telkom dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah. Dikristalisasi serta dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. PT Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135, maka akan tercipta pengendalian cultural yang efektif terhadap cara rasa, cara memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku. Hal ini selaras dengan teori pendekatan dalam mempelajari budaya organisasi atau teori pendekatan Shared Basic Assumption yang di kemukakan oleh Edgar H. Schein.

Penyelesaian KasusDalam menerapkan nilai-nilai strategis itu kepada sekitar 28.000 karyawan PT Telkom tidaklah mudah. Selain butuh waktu, menerapkan budaya organisasi itu tidak bisa langsung, dan akan menimbulkan penolakan. Untuk mengatasi penolakan tersebut, PT Telkom punya tahapan sosialisasi tersendiri, yaitu: Awareness, atau menimbulkan kesadaran dari dalam diri para pegawai untuk memiliki jiwa atau perasaan yang sama dalam memandang perusahaan merekaUnderstand, yaitu para pegawai diberikan pemahaman akan pentingnya memiliki rasa dan pandangan yang sama dalam memperlakukan perusahaanSocialization, yaitu tahapan setelah pegawai dibangkitkan rasa kesadarannya dan mengetiakan esensi mengapa didalam sebuah perusahaan harus memiliki aturan atau kebijakan yang tentunya menyangkut pegawai, maka PT Telkom melakukan gerakan mensosialisasikan The Telkom Way 135.

Kesimpulan dan SaranDari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan PT Telkom dapat menjadi perusahaan besar karena telah mengalami perkembangan budaya dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Daftar PusatakaStephen P. Robbins dan Timothy A. Judge.Perilaku Organisasi. Buku 2. 2008. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.